Perancangan Modul Pengering Ikan Putaran Rak Vertikal Berbasis Mikrokontroller
|
|
- Bambang Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perancangan Modul Pengering Ikan Putaran Rak Vertikal Berbasis Mikrokontroller Irnanda Priyadi #1, Reza Satria Rinaldi #2, Mensi Alexander #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan W.R. Supratman Kandang Limun - Bengkulu #1 Irnanda_P@unib.ac.id or Irnanda2016@gmail.com Abstrak Pengeringan hasil laut terutama ikan umumnya masih dilakukan dengan cara tradisonal atau menggunakan teknologi yang sederhana. Modul pengering yang digunakan masih tergantung pada kondisi cuaca sehingga hanya dapat digunakan terbatas pada siang hari saat matahari bersinar. Penggunaan modul pengering yang tidak terkontrol dengan baik akan berdampak terhadap kualitas produk ikan yang dihasilkan. Penelitian ini merancang sebuah modul atau alat pengering ikan berbasis kendali mikrokontroller yang akan mengontrol variabel-variabel pengeringan ikan agar tetap konstan menggunakan sel surya dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi utama. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa proses pengeringan ikan dengan menggunakan modul alat pengering dapat menghasilkan nilai kadar air ikan mencapai 31,9% menggunakan deteksi sensor kelembaban dan 25,5% melalui uji laboratorium terhadap kandungan kadar air dengan lama pengeringan sekitar 5,5 jam. Kata kunci modul pengering, kendali mikrokontroller, mesin pengering ikan, aplikasi sel surya, putaran rak vertikal I. PENDAHULUAN Pemanfaatan energi matahari memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan di Indonesia menggantikan sumber energi fosil yang tidak ramah lingkungan dan ketersediaannya semakin lama semakin menipis. Berdasarkan data letak strategis negara Indonesia di sekitar garis khatulistiwa (bidang datar ekuator) menyebabkan sebagian besar wilayah di Indonesia mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun sehingga memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan energi matahari menjadi sumber energi thermal. Indonesia yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi lautan juga memiliki sumber daya alam yang berlimpah, terutama dari hasil laut. Usaha pengolahan hasil laut terutama ikan idealnya dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi sehingga ikan dapat bertahan lama. Tetapi hampir di setiap kampung nelayan terutama di kampung- kampung nelayan yang jauh dari sentuhan teknologi dan tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, pengolahan ikan masih dilakukan dengan cara sederhana. Teknologi pengering ikan yang biasa digunakan masih tergantung pada kondisi cuaca sehingga hanya dapat digunakan terbatas pada siang hari saat matahari bersinar. Metode pengeringan seperti ini yang tidak dapat mengendalikan kondisi thermal pada proses pengeringan akan menyebabkan variabel-variabel yang berpengaruh dalam pengeringan ikan tidak dapat terjaga konstan. Sehingga akan berdampak terhadap rendahnya kualitas produk ikan yang dihasilkan. Karena itu perlu diupayakan metode pengeringan lain yang dapat mengontrol variabelvariabel tersebut agar tetap konstan. Paper ini membahas rancang bangun modul pengering ikan menggunakan teknologi sel surya berbasis kendali mikrokontroller. II. STUDI PUSTAKA A. Teknologi Pengering Ikan Ikan merupakan sumber protein hewani mengandung bakteri dan enzim yang dapat mudah busuk jika tidak dilakukan proses pengawetan. Proses pengawetan ikan akan dapat memberikan nilai tambah pada ikan sebelum diolah menjadi sumber bahan makanan lain [1]. Proses pengawetan ikan yang umum dilakukan adalah dengan cara pengeringan. Proses pengeringan ikan pada prinsipnya adalah proses mengurangi kadar air dalam ikan untuk menghambat proses pembusukan pada ikan. Menurut [2], beberapa variabel yang penting dikendalikan dalam proses pengeringan ikan adalah : temperatur, kelembaban dan laju aliran udara. Variabel-variabel ini akan berpengaruh terhadap produk ikan yang dihasilkan dan lama waktu pengeringan. Salah satu bentuk teknologi pengering ikan yang banyak dikembangkan adalah teknologi pengering surya. Menurut [3], pengering surya mempunyai beberapa keuntungan antara lain : sederhana, biaya rendah dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Waktu proses pengeringan dengan pengering surya dapat berkurang sebanyak 65% dibanding pengeringan tradisional. Sistem pengering surya yang pernah dibuat mengunakan kolektor surya plat datar, ruang pengering dan fan untuk mengalirkan udara diberi nama solar dryer indirrect system with forced ventilation open circuit yang dapat 91
2 mengeringkan 15 kg ikan dari kadar air 60% wb menjadi 25% wb. [4]. Penelitian pendahuluan tentang desain box pengering yang pernah dilakukan adalah untuk mengeringkan pisang menjadi pisang salai. Hasil rancangan alat pengering menunjukkan proses pengeringan pisang salai akan berlangsung selama 3 hari hingga kadar kelembaban mencapai 20%. [5]. B. Pengontrol Parameter Pengering Dalam bidang teknologi aplikasi, sistem instrumentasi yang berbasis mikrokontroller telah dipergunakan secara luas karena merupakan bagian dari proses kontrol. Suhu (thermal) dan kelembaban merupakan salah satu besaran fisis yang sering dipakai sebagai parameter suatu sistem kontrol baik hanya untuk sistem monitoring saja atau untuk proses pengendalian lebih lanjut. Dalam sistem pengontrolan parameter pengering pada modul pengering dapat digunakan mikrokontroller Arduino Mega C. Sensor Suhu dan Kelembaban SHT11 Sensor SHT11 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu dan kelembaban menjadi besaran elektris tegangan. Sensor SHT11 merupakan sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban dengan range -40 sampai derajat Celcius atau -40 sampai derajat Fahrenheit, dan 0 sampai 100 %RH. Ada dua pin yang digunakan pada SHT11 untuk berkomunikasi dengan mikrokontroller, yaitu pin SCK dan pin DATA. Pin SCK berfungsi untuk mensinkronisasikan komunikasi antara SHT11 dan mikrokontroler, sedangkan pin DATA berfungsi untuk mentransfer data in dan out pada SHT11. Rangkaian skematik sensor SHT11 ini sebagai berikut: difokuskan pada perancangan sistem kendali pemanas buatan (on-off heater) untuk menjaga suhu ruang pengering agar tetap konstan meskipun tanpa adanya sinar matahari. Pada tahapan rancangan desain modul pengering bahan yang akan dipilih untuk modul box pengering menggunakan bahan stainless yang memiliki nilai konduktivitas termal tinggi, ringan dan tahan karat. Penentuan dimensi box pengering disesuaikan dengan ukuran panggangan ikan bagian dalam box pengering. Penentuan banyaknya jumlah lajur panggangan ikan disesuaikan dengan kapasitas ikan yang akan dikeringkan. Panggangan ikan dirancang dapat berputar pada porosnya secara otomatis untuk membolak balik produk ikan yang akan dikeringkan sehingga diharapkan penyebaran panasnya merata. Rancangan, dimensi dan spesifikasi alat pengering ikan sebagai berikut : (a) (b) Gambar 2.1. Rangkaian Skematik Sensor SHT11 III. METODE PENELITIAN Rancangan desain modul pengering terdiri dari rancangan sistem kendali motor dc sebagai penggerak pemanggang ikan, sistem kendali penyimpanan keluaran listrik dari panel sel surya ke baterai, sistem kendali inverter sebagai alat konversi listrik DC dari baterai ke listrik AC untuk aplikasi beberapa komponen modul pengering dan sistem kendali beberapa parameter pengeringan (suhu, kelembaban dan laju aliran udara). Selanjutnya rancangan desain modul pengering juga akan (c) 92
3 No Komponen Spesifikasi Alat Modul Pengering Ikan Terkontrol 1 Panel surya Daya 200 WP 2 Baterai 12 Volt, 50 Amper 3 Mikrokontroler ARDUINO Mega Sensor SHT 11 5 Inverter Daya 1000 Watt 6 Daya pemanas 300 Watt 7 Motor Pemutar Rak Lapisan ruang 8 pengering (d) (e) Gambar 3.1. Rancangan Modul Pengering Keterangan Gambar : (a) Dimensi Box Pengering Ikan (b) Dimensi Pemanggang Ikan (c) Dimensi Box Pengendali (d) Dimensi Tiang Panel Surya (e) Gambar Sistem Keseluruhan Modul Pengering TABEL I SPESIFIKASI MODUL ALAT PENGERING IKAN Motor DC seri Giant Torque Plat stainless Pada rancangan tempat pemanggang/ pengering ikan dalam box pengering, pemanggang ikan dibuat tiga lajur yang masing-masing lajur berkapasitas 5 s.d. 7 kg berat ikan. Setiap lajur dikopel dengan sebuah gear sentrik untuk memutar poros panggangan menggunakan motor DC arus searah rating torka mencapai 100 kg. Penggunaan gear didasarkan pertimbangan untuk kemudahan pengembangan modul pengering bila suatu saat kapasitas ikan dalam modul pengering diperbesar. Caranya dengan merancang sistem gear baru yang dikopel dengan sistem gear lama. Pada rancangan kendali suhu dan kelembaban digunakan sensor SHT 11 untuk mendeteksi nilai besaran suhu dan kelembaban ruang pengering. Selanjutnya komponen yang berperan untuk menaikkan atau menurunkan nilai besaran suhu dan kelembaban disaat sensor membaca tidak sesuai set point (nilai referensi) adalah pemanas (heater) dan kipas (exhaust fan). Pemanas yang digunakan dalam rancangan modul pengering ini sebanyak 1 unit kapasitas 300 watt untuk beban penuh dengan sumber AC. Sedangkan kipas yang digunakan sebanyak 4 unit dengan kapasitas suplai tegangan 12 volt DC. Pemanas diletakkan dibagian tengah modul pengering agar dapat memberikan suplai panas merata ke seluruh sisi ruang modul pengering. Sedangkan empat buah kipas diletakkan dibagian empat sudut modul pengering agar sirkulasi panas disemua sisi ruang modul pengering tetap terjaga sesuai dengan suhu referensi. Untuk meningkatkan efisiensi modul alat pengering, pada bagian atas modul box pengering dipasang kaca hitam sehingga pada siang hari bila panas berlebih modul pengering dapat berfungsi sebagai kolektor. Disaat modul pengering berfungsi sebagai kolektor maka secara otomatis sistem kendali heater akan di off-kan dan suplai energi yang dicadangkan untuk heater akan dialihkan untuk mem-back up sistem pengering di sore atau malam hari saat matahari tidak bersinar. Namun ketika fungsi kolektor tidak berjalan maka kendali sistem otomatis parameter pengeringan tetap akan berjalan seperti semula. Berikutnya dilakukan beberapa jenis pengujian untuk mengetahui keberhasilan rancangan modul alat pengering. Pengujian yang dilakukan diantaranya pengujian pada masing- masing blok sistem, pengujian sistem pengering secara keseluruhan serta pengujian hasil produk di laboratorium. Pengujian masingmasing blok sistem dilakukan untuk melihat sejauh mana peran masing- masing blok untuk mendukung performance sistem secara keseluruhan. Selanjutnya pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan performance modul alat pengering ikan yang telah dirancang secara teknis. Sedangkan pengujian lab dilakukan untuk mendapatkan perbandingan kualitas produk ikan yang dihasilkan terhadap kualitas ikan yang dijual 93
4 dipasaran. Pengujian blok sistem meliputi : Pengujian Blok Energi (panel surya+aki) Pengujian Kinerja Sensor SHT11 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban Pengujian Kinerja Heater dan Exhaust Fan Pengujian sistem secara keseluruhan meliputi pengujian kinerja modul alat pengering pada saat mengeringkan ikan. Sedangkan pengujian lab meliputi pengujian kandungan kadar air dari produk ikan yang dihasilkan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Blok Energi (panel surya+aki) a. Menggunakan Panel Surya 200 WP sekitar 4 jam TABEL II DATA PENGISIAN BATEREI PANEL SURYA 200 WP No Waktu Tegangan (Volt) 1 09:15 11, :15 12, :15 12, :15 13, :15 13,24 b. Menggunakan Panel Surya 150 WP sekitar 5 jam TABEL III DATA PENGISIAN BATEREI PANEL SURYA 150 WP No Waktu Tegangan (Volt) 1 11:00 11,7 2 12:05 11,8 3 13:00 12,0 4 14:00 12,1 5 15:05 12,1 6 16:10 12,2 c. Menggunakan Panel Surya 100 WP sekitar 6 jam TABEL IV DATA PENGISIAN BATEREI PANEL SURYA 100 WP No Waktu Tegangan (Volt) 1 10:00 11, :00 12, :00 12,90 Pengujian Kinerja Sensor SHT11 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban TABEL V PERBANDINGAN PENGUKURAN SUHU No SHT 11 Suhu Termometer C 33 0 C 2. 33,22 0 C 33 0 C 3. 33,25 0 C 33 0 C TABEL VI PERBANDINGAN PENGUKURAN KELEMBABAN No SHT 11 Kelembaban Hygrometer 1. 65,90% 70,5% 2. 65,78% 70% 3. 65,79% 70% Pengujian Kinerja Heater dan Exhaust Fan TABEL VII HASIL PENGUJIAN KINERJA HEATER DAN EXHAUST FAN Waktu Suhu ( 0 C) Kelembaban (%) Set point Kondisi Kipas Kondisi Heater ,19 65, C Off Menyala ,08 53, C Off Menyala ,05 51, C Off Menyala ,47 50, C Off Menyala ,08 49, C Off Menyala Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan secara bertahap. Tahap awal pengambilan data dilakukan pada malam hari untuk melihat kemampuan panel surya 200 WP mensupport kebutuhan energi sistem modul pengering secara keseluruhan kecuali komponen pemanas (heater) saat bekerja tanpa panas matahari. Dari hasil pengujian saat mengeringkan ikan bleberan diperoleh data sebagai berikut : TABEL VIII HASIL PENGUJIAN MODUL PENGERING DI MALAM HARI No. Jam Temp ( C) Hmd (%) Tegangan Baterei (volt) Ket. Motor ,2 69,3 11,94 On ,3 67,1 11,91 On ,6 54,1 11,93 Off ,2 59,3 11,90 On ,1 47,2 11,90 Off ,4 50,4 11,88 On ,4 50,8 11,87 On ,6 43,1 11,87 Off ,9 43,9 11,83 On ,7 39,1 11,84 Off ,0 37,2 11,78 On ,1 31,9 11,56 Off Tabel diatas menunjukkan bahwa suplai energi dari baterei kondisi penuh mampu mensupport kebutuhan seluruh energi sistem modul 94
5 pengering dimalam hari kecuali komponen pemanas (heater) yang membutuhkan kapasitas energi cukup besar. Komponen-komponen sistem yang mampu di-support oleh baterei antara lain 4 buah kipas (exhaust fan), kerja sensor SHT11, display LCD dan motor pemutar rak pemanggang. Sedangkan komponen pemanas (heater) saat pengujian dilakukan masih di-support oleh suplai listrik PLN. Hasil Pengujian Laboratorium terhadap kandungan kadar air yang dihasilkan oleh modul pengering ikan yang dirancang sebagai berikut : TABEL IX HASIL UJI LABORATORIUM TERHADAP PARAMETER KADAR AIR No. Jenis Ikan Bleberan Kadar Air (%) 1 Sebelum Dikeringkan (basah) 75,77 2 Sesudah Dikeringkan (kering) 25,50 dengan modul pengering V. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil deteksi komponen sensor kelembaban modul pengering dapat menurunkan kelembaban ikan yang dikeringkan dari 69,3% (ikan basah) menjadi 31,9% (ikan kering) dengan lama pengeringan 5,5 jam. 2. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium terhadap kandungan kadar air ikan yang dikeringkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul alat pengering dapat menghasilkan nilai kadar air ikan sebesar 25,5% dengan lama pengeringan 5,5 jam. DAFTAR PUSTAKA [1] E. Zulman. Making-Up of Fish Added Value at Fisherman Society through Processing Practice of Fish Nugget. Jurnal Ilmiah Pengembangan dan Penerapan Ipteks. Dharma Rafflesia. Vol.1 No1, Dec 2006, p [2] K. Abdullah. Fish Drying Using Solar Energy, Lectures and Workshop Exercises on Drying of Agricultural and Marine Products. ASEAN SCNCER, pp [3] Braguy, S. et al., Fish Drying : An Adaptable Technology, Sustainable Fisheries Livelihoods Programme Bulletins, publ/131.htm [4] Handoyo, E., A., Kristanto, P., Alwi, S., makalah jurnal : Desain Dan Pengujian Sistem Pengering Ikan Bertenaga Surya, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra [5] I. Priyadi, D. Suryadi, dan Z. Efendi. Pengembangan Teknologi Tepat Guna: Penggunaan Kolektor Sel Surya Sebagai Teknologi Pengering Hasil Panen, Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun I, Universitas Bengkulu, Bengkulu
6
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER
DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER Teguh Prasetyo Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang, Bangkalan, Madura, Indonesia e-mail: tyo_teguhprasetyo@yahoo.com ABSTRAK Dalam suatu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER
KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER Endri Yani* & Suryadi Fajrin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masih banyak petani di Indonesia terutama petani padi masih menggunakan cara konvensional dalam memanfaatkan hasil paska panen. Hal ini dapat
Lebih terperinciPERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN
PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN Triadi desmanto, S.T 1 *, Ir. NH Kresna, M.T. 1, Mirzazoni, ST, M.T 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem kendali memegang peranan penting untuk membantu pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan pengendali
Lebih terperinciTujuan dari proyek akhir ini adalah merencanakan, membuat dan menganalisa hasil alat sebagai pengembangan sistem kontrol suhu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era ini menjadi faktor penting dan tidak dapat terpisahkan dalam usaha untuk peningkatan teknologi serta kesejahteraan
Lebih terperinciUJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET
UJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET ABSTRAK Diini Fithriani *), Luthfi Assadad dan Zaenal Arifin **) Telah dilakukan uji perfomansi terhadap
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO
RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO Intan Erlita Dewanti *, Jaenal Arifin, Danny Kurnianto Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi, STT Telematika Telkom JL.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suhu atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di permukaan Bumi sebagai panas, sejuk atau dingin. Bumi menerima panas dari penyinaran matahari berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada proses pengecatan terdapat sebuah proses yang penting yaitu proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada proses pengecatan terdapat sebuah proses yang penting yaitu proses pengeringan. Untuk mendapatkan hasil cat yang mengkilap dan tahan lama, pada mulanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh: MUHAMMAD ARDHI HIDAYAT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA : STUDI PARAMETER TEKNOLOGI HYBRID KOLEKTOR SEL SURYA SEBAGAI TEKNOLOGI PENGERING HASIL PANEN ABSTRAK
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA : STUDI PARAMETER TEKNOLOGI HYBRID KOLEKTOR SEL SURYA SEBAGAI TEKNOLOGI PENGERING HASIL PANEN Irnanda Priyadi Staf Pengajar Teknik Elektro Universitas Bengkulu ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian, hasil pengujian dan analisis tentang hasil pengujian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari adalah salah satu fenomena alam yang memiliki manfaat bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi. Intensitas radiasi matahari merupakan salah satu fenomena fisis
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat diperbaharui dan ada
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PENETAS TELUR AYAM BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DILENGKAPI UPS
RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PENETAS TELUR AYAM BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DILENGKAPI UPS KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi ini memberi peluang dan tantangan dalam usaha
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI
BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa setiap modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum perawatan tanaman adalah bertujuan agar tanaman tumbuh dengan baik dan memperoleh hasil panen yang memuaskan. Agar tanaman tumbuh dengan baik harus diperhatikan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat
III. MEODE PENELIIAN A. Waktu dan empat Penelitian dilakukan di Laboratorium Energi Surya Leuwikopo, serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen eknik Pertanian, Fakultas eknologi
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung sistem secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik yang dihasilkan saat ini di Indonesia, sebagian besar berasal dari pengolahan sumber daya alam tambang yang tidak dapat diperbaharui dimana saat ini
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER
BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER 3.1 Deskripsi Plant Sistem solar tracker yang penulis buat adalah sistem yang bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari pada
Lebih terperinciJurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X
RANCANG BANGUN PENJEMUR DAN PENGERING PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Adnan Feriska, [2] Dedi Triyanto [1][2] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciPENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL
TUGAS AKHIR PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH
NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan terhadap penyediaan energi listrik terus mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya di pedesaan ayam kampung dipelihara oleh masyarakat secara ala kadarnya yaitu telur dierami oleh induknya secara langsung sehingga perkembangbiakan ayam
Lebih terperinciPENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)
PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB
No. 31 Vol. Thn. XVI April 9 ISSN: 854-8471 PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB Endri Yani Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembang pesatnya teknologi saat ini memberi peluang kepada peternak unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi belum seperti saat
Lebih terperinciALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT
ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT Oleh : M. Yahya Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Padang Abstrak Provinsi Sumatera Barat memiliki luas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier
Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier Irnanda Priyadi #1, Khairul Amri Rosa #2, Rian Novriansyah #3 #1,2,3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bengkulu Jalan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok Diagram Alat Blok Diagram alat merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan alat, karena dari blok diagram inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian secara
Lebih terperinciII. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review
Perbandingan Penggunaan Motor DC Dengan AC Sebagai Penggerak Pompa Air Yang Disuplai Oleh Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Agus Teja Ariawan* Tjok. Indra. P, I. W. Arta. Wijaya. Jurusan Teknik
Lebih terperinciRibuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi
PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL Nama: Heru Nugraha. E-mail: benjamin_hometown@yahoo.com Dosen Pembimbing 1: Prof. Busono Soerowirdjo., Ph.D. E-mail: busonos@gmail.com Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat dan analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukanya pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang
Lebih terperinciSMART LIGHTING LED. SUTONO Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
bidang TEKNIK SMART LIGHTING LED SUTONO Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Smart Lighting LED adalah sebuah teknologi penerangan jalan yang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum
Lebih terperinciKarakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas
Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Azridjal Aziz Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino
E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 2 Juni 215 Rancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino I.M. Benny P.W. 1, Ida Bgs Alit Swamardika 2, I Wyn Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciPROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.
PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin. Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani Abstrak Penyediaan tenaga listrik untuk meningkatkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendingin merupakan suatu kebutuhan bagi manusia,sebagai pendingin ruangan, penggunaan AC (AirConditioner) mulai meningkat secara signifikan. Ini merupakan salah satu
Lebih terperinciANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR
TUGAS AKHIR ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN
Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram alur penelitian Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram alur penelitian 23 24 3.1.1. Penjelasan blok diagram 1. Perancangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada
III. METODOLOGI PENELITIAN Alat pengering ini menggunakan sistem hibrida yang mempunyai dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Saat cuaca cerah pengeringan menggunakan sumber panas dari kolektor
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan
Lebih terperinciGambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian
Lebih terperinciSTUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN
STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015
10 2 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015 di Laboratorium Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan
Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Solar Cell Dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya Prasetyo Iswahyudi Indah Masluchah
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL
KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA BOPTN PERANCANGAN ALAT PENJEJAK MATAHARI PADA APLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA TIM PENELITI
B 14 LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA BOPTN PERANCANGAN ALAT PENJEJAK MATAHARI PADA APLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA TIM PENELITI lmanda Priyadi, S.T., M.T. (NIP. 197604102003121001) Reza
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel
BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012
1 2 3 4 Pengaruh Konveksi Paksa Terhadap Unjuk Kerja Ruang Pengering Pada Alat Pengering Kakao Tenaga Surya Pelat Bersirip Longitudinal Harmen 1* dan A. Muhilal 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah research and development, dimana metode tersebut biasa dipakai untuk menghasilkan sebuah produk inovasi yang belum
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. MEODOLOGI PENELIIAN A. EMPA DAN WAKU PENELIIAN Penelitian ini dilakukan di Lab. E, Lab. Egrotronika dan Lab. Surya Departemen eknik Mesin dan Biosistem IPB, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan
Lebih terperinciPEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR
PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER
BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER Konsep dasar dari alat pengering cengkeh berbasis mikrokontroler ini terdiri dari dua komponen mendasar yang saling berkaitan. Komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran, pemantauan, dan tampilan nilai suhu adalah bagian sistem yang seringkali dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam
Lebih terperinciRobot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya
Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya Indar Sugiarto, Dharmawan Anugrah, Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Email: indi@petra.ac.id,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab
18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab DAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah membutuhkan peranan energi untuk dapat berkembang dengan baik, khususnya energi listrik. Dapat diketahui bahwa listrik sangat bermanfaat
Lebih terperinciDiajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :
PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51
PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51
LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 Oleh : PRIYO UTOMO NIM. 011903102002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN
NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split
BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL
RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16
RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Dipolma 3 Oleh : DEDDI
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI MEDAN
RANCANG BANGUN SEPEDA LISTRIK DENGAN SISTEM PENGISIAN BATERAI HYBRID LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 oleh : JULIANTO SINAGA PANCA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan air panas pada saat ini sangat tinggi. Tidak hanya konsumen rumah tangga yang memerlukan air panas ini, melainkan juga rumah sakit, perhotelan, industri,
Lebih terperinci