III. METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan"

Transkripsi

1 38 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel petani sertifikasi dilakukan secara sensus karena jumlah petani sertifikasi hanya 30 petani. Jumlah sampel untuk petani nonsertifikasi sebanyak 30 petani, penentuan jumlah sampel petani sertifikasi dan nonsertifikasi mengacu pada teori Gay dan Diehl (1992) yang menyatakan bila suatu penelitian merupakan penelitian kausal perbandingan maka sampel yang digunakan adalah 30 subjek per kelompok. Pemilihan sampel petani nonsertifikasi dilakukan secara purposive sampling berdasarkan umur tanaman kopi dan luas lahan yang dimiliki petani. Petani nonsertifikasi yang dijadikan sampel adalah petani yang memiliki luas lahan antara 0,25-3 ha dan tanaman kopi berumur 5-53 tahun. Jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 60 petani dan sebuah agroindustri pengolahan kopi organik milik Gapoktan Hulu Hilir. B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

2 39 Sertifikasi Organik merupakan proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses produksi dilakukan secara organik (budidaya tanaman dan pemeliharaan) atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada sesuai dengan prinsip dan kaidah pertanian organik. Pertanian Organik merupakan sistem usahatani pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis untuk menjaga kelestarian lingkungan. Menurut IFOAM pertanian organik memiliki empat prinsip utama yaitu prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan. INOFICE (Indonesian organic farm certification) merupakan lembaga sertifikasi organik yang berada di bawah naungan Yayasan Peduli Organik Madani. Pelaksanaan sertifikasi organik INOFICE mengacu pada SNI mengenai sistem pertanian organik. SNI merupakan standar mengenai sistem pertanian organik yang menjadi acuan pertanian organik di Indonesia. Standar ini mencakup tata cara usahatani, penggunaan input produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan pengemasan serta tata cara sertifikasi produk organik oleh lembaga sertifikasi organik. Manfaat Sertifikasi merupakan manfaat yang dirasakan dari adanya sertifikasi yang berupa peningkatan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial kopi. Manfaat dalam aspek ekonomi diukur dari peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, pendapatan, nilai tambah pengolahan kopi serta praktik kopi yang berkelanjutan

3 40 secara ekonomi, sedangkan untuk aspek lingkungan dan sosial dilihat dari praktik budidaya kopi secara organik yang berkelanjutan secara lingkungan dan sosial. Manfaat sertifikasi dari aspek ekonomi adalah manfaat dari adanya sertifikasi yang dirasakan petani ditinjau dari aspek ekonomi. Manfaat ekonomi ini diukur melalui peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, pendapatan serta nilai tambah pengolahan kopi. Jika produktivitas, efisiensi biaya dan pendapatan petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka sertifikasi INOFICE memberikan manfaat bagi petani. Manfaat sertifikasi dari aspek ekonomi juga dihitung dari penilaian praktik kopi yang berkelanjutan secara ekonomi. Indikator yang digunakan mengacu pada SNI dan Jaker PO indonesia yaitu keadilan transaksi yang mencakup (1) pihak yang menentukan harga kopi, (2) lembaga pemasaran yang bekerja sama dengan petani (3) penentuan harga kopi berdasarkan mutu/grade dan (4) keterbukaan untuk negosiasi harga/tawar-menawar. Pengukuran indikator menggunakan skor 1-3 yaitu skor (1) jika tidak sesuai prinsip, (2) kurang sesuai prinsip dan (3) sesuai prinsip. Nilai indikator yang diperoleh diuji dengan uji Mann Whitney. Manfaat sertifikasi dari aspek lingkungan ditinjau dari perbandingan praktik usahatani kopi organik dan anorganik. Pengukuran praktik usahatani kopi mengacu pada prinsip-prinsip pertanian organik yang ada dalam SNI yang diklasifikasikan dalam skor 1-3, yaitu tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai dengan prinsip. Indikator-indikator yang digunakan dalam penilaian aspek

4 41 lingkungan adalah (1) manajemen ekosistem, (2) konservasi tanah dan air, (3) tata cara produksi, (5) penggunaan dan pembuatan input pertanian organik, (6) pemanenan dan penyimpanan. Nilai indikator yang diperoleh diuji menggunakan uji beda Mann Whitney-U Test. Manfaat Sosial adalah manfaat dari segi kehidupan sosial masyarakat (dimensi sosial). Pengukuran manfaat dalam aspek sosial mengacu pada prinsip-prinsip pertanian organik yang ada dalam SNI , Jaringan Kerja Pertanian Organik Indonesia (Jaker PO Indonesia) dan IFOAM basic standard Indikator pengukuran dalam aspek sosial antaralain (1) kesehatan petani, (2) kearifan lokal, (3) keadilan sosial, (4) kebebasan berkumpul dan berorganisasi, (5) kesetaraan gender dan tidak bertindak diskriminasi. Pengukuran indikator menggunakan skor 1-3, yaitu tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai dengan prinsip. Nilai indikator yang diperoleh diuji dengan uji beda Mann Whitney-U Test. Produktivitas usahatani kopi adalah perbandingan antara hasil produksi kopi terhadap luas lahan usahatani kopi. Satuan yang digunakan untuk mengukur produktivitas usahatani kopi adalah kilogram per hektar (kg/ha). Produktivitas Lahan merupakan perbandingan penerimaan lahan terhadap harga kopi dan disetarakan dengan luas lahan. Produktivitas lahan diukur dalam satuan kilogram per hektar (kg/ha).

5 42 Efisiensi biaya kopi diukur dengan menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram kopi. Satuan yang digunakan untuk mengukur efisiensi biaya adalah rupiah per kilogram (Rp/kg). Efisiensi biaya lahan merupakan perbandingan total biaya pada lahan dengan produktivitas lahan. Efisiensi biaya lahan dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg). Pendapatan usahatani kopi merupakan selisih antara total penerimaan kopi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam kopi selama satu tahun. Pendapatan usahatani kopi diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun). Pendapatan lahan merupakan selisih antara total penerimaan lahan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk lahan selama satu tahun. Satuan yang digunakan untuk mengukur pendapatan lahan adalah rupiah per tahun (Rp/tahun). Nilai Tambah merupakan selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Nilai tambah diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). Faktor konversi yang menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari satu satuan input. Faktor koefesien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknnya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input. C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten

6 43 Lampung Barat merupakan daerah yang telah mendapat sertifikasi kopi organik dari INOFICE yaitu di Kecamatan Air Hitam dan merupakan sentra utama penghasil kopi di Provinsi Lampung. Luas areal, volume produksi dan produktivitas kopi per kecamatan di Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi per kecamatan Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013 No Kecamatan Luas Areal (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) 1 Sumberjaya ,862 2 Kebun Tebu ,888 3 Gedung Surian ,909 4 Air Hitam ,935 5 Way Tenong ,887 6 Sekincau ,948 7 Pagar Dewa ,909 8 Batu Ketulis ,901 9 Suoh , Bandar Negeri Suoh , Belalau , Batu Brak , Balik Bukit , Sukau , Lumbok Seminung ,662 Total Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat 2014a Produktivitas kopi di Kecamatan Air Hitam pada tahun 2013 adalah sebesar 0,935 ton/ha. Kecamatan Air Hitam merupakan daerah dengan produktivitas kopi tertinggi ketiga di Lampung Barat setelah Kecamatan Sukau dan Sekincau. Gapoktan di Kecamatan Air Hitam yang telah telah mendapat sertifikasi organik dari INOFICE adalah Gapoktan Hulu Hilir yang berada di Pekon Gunung Terang. Gapoktan Hulu Hilir mendapat sertifikasi organik dari INOFICE sejak tahun 2012, dengan jumlah petani yang tersertifikasi sebesar 30 petani.

7 44 D. Jenis Dan Metode Pengambilan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh langsung dari petani. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan adalah wawancara dengan bantuan kuisioner untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian serta pengamatan langsung daerah penelitian. Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang mendukung penelitian ini seperti Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat, BPD AEKI Lampung dan lembaga serta instansi lainnya. E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menjawab keempat tujuan dalam penelitian dengan uji statistik, sedangkan penjabaran hasil penelitian dari manfaat sertifikasi dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan menggunakan metode deskriptif kualitatif. 1. Metode Analisis Manfaat Ekonomi Manfaat sertifikasi kopi organik dalam aspek ekonomi ditinjau dari peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, pendapatan usahatani dan nilai tambah pengolahan kopi organik. Penghitungan produktivitas, efisiensi biaya dan pendapatan

8 45 dilakukan dengan analisis usahatani yang diuji dengan uji beda t. Uji beda t dilakukan untuk menguji Hipotesis 1a. a. Produktivitas Usahatani Produktivitas kopi menggambarkan kemampuan lahan dalam memberikan manfaat terhadap aktivitas pada lahan tersebut. Perhitungan produktivitas kopi dapat dilakukan dengan rumus : Produktivitas = Jumla produksi kopi (Kg) Luas laan usa a tani kopi (a)...(1) Produksi yang digunakan untuk menghitung produktivitas adalah rata-rata produksi kopi selama dua tahun terakhir yang dihasilkan petani mengingat sertifikasi organik INOFICE baru berjalan selama dua tahun. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara produktivitas kopi petani sertifikasi dan nonsertifikasi, maka dilakukan uji beda t-test dua sampel. Uji beda t dilakukan untuk menguji Hipotesis 1a. Rumus uji beda yang digunakan yaitu (Sugiyono, 2007): Keterangan : t itung = x 1 x 2 S1 2 n 1 +S22 n 2.(2) x 1 = rata rata produktivitas kopi petani sertifikasi x 2 = rata rata produktivitas kopi petani nonsertifikasi S 1 = standar deviasi produktivitas kopi petani sertifikasi S 2 = standar deviasi produktivitas kopi petani nonsertifikasi Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : μ1 = μ2 artinya tidak ada perbedaan antara produktivitas kopi petani sertifikasi dan petani nonsertifikasi.

9 46 H1 : μ1 > μ2 artinya produktivitas kopi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi. Uji beda t dilakukan satu arah menggunakan SPSS 16 sebagai alat bantu perhitungan. Cara pengambilan keputusan dalam uji beda t terlebih dahulu dengan uji f untuk melihat homogenitas varian dari populasi. Jika signifikan F hit > 0,05 maka varian populasi kedua kelompok sama dan uji t yang digunakan yaitu uji t variance assumed, sebaliknya jika signifikasn F hitung < 0,05 maka varian kedua populasi tidak sama dan uji t yang digunakan yaitu uji t variance not assumed. Kriteria pengambilan keputusan t hitung yaitu jika t hitung > t tabel maka tolak Ho artinya produktivitas kopi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi. Jika t hitung < t tabel maka terima Ho artinya produktivitas kopi petani sertifikasi dan nonsertifikasi sama atau tidak berbeda nyata. Jika produktivitas kopi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka terdapat manfaat yang diperoleh dari program sertifikasi INOFICE. Praktik usahatani kopi secara organik akan mempengaruhi kesuburan dan produktivitas lahan sehingga selain produktivitas usahatani kopi maka perlu dihitung produktivitas lahan petani sertifikasi dan petani nonsertifikasi. Produktivitas lahan merupakan perbandingan penerimaan lahan terhadap harga kopi dan disetarakan dengan luas lahan. Penerimaan lahan merupakan penjumlahan keseluruhan penerimaan tanaman yang ada dilahan yaitu penerimaan tanaman kopi, penerimaan tanaman tumpang sari dan penerimaan tanaman naungan. Rumus perhitungan produktivitas lahan adalah sebagai berikut : Produktivitas laan = Penerimaan laan Rp :Harga kopi (Rp/Kg) Lua s laan (Ha).(3)

10 47 Produktivitas lahan untuk petani sertifikasi dan nonsertifikasi diuji dengan menggunakan uji beda t-test dua sampel pada Persamaan 2. Jika produktivitas lahan petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka sertifikasi INOFICE telah memberikan manfaat. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : μ1 = μ2 artinya tidak ada perbedaan antara produktivitas lahan petani kopi sertifikasi dan petani nonsertifikasi. H1 : μ1 > μ2 artinya produktivitas lahan petani kopi sertifikasi lebih tinggi dibanding petani non sertifikasi. b. Efisiensi Biaya Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi dalam kegiatan produksi. Biaya dalam terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Efisiensi merupakan suatu keadaan dimana tercapainya perbandingan terbaik untuk suatu usaha pemanfaatan sumber daya dengan hasil yang diperoleh. Efisiensi biaya akan memberikan petani keuntungan yang lebih optimal. Perhitungan efisiensi biaya kopi dilakukan untuk melihat besarnya biaya korbanan (opportunity cost) yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram kopi. Efisien tidaknya pengeluaran biaya bergantung pada besarnya biaya untuk menghasilkan satu kilogram kopi. Semakin kecil biaya yang diperlukan untuk menghasilkan satu kilogram kopi maka semakin besar efisiensi biaya yang diperoleh. Perhitungan efisiensi biaya dilakukan dengan rumus: Efisiensi biaya kopi = Total biaya usa atani kopi (Rp) Total produksi kopi (Kg) (4)

11 48 Efisiensi biaya kopi antara petani sertifikasi dan nonsertifikasi selanjutnya diuji dengan uji beda untuk melihat ada tidaknya perbedaan. Jika efisiensi biaya petani sertifikasi lebih tinggi maka program sertifikasi memberikan manfaat bagi petani. Pengujian tersebut menggunakan rumus pada Persamaan 2. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : μ1 = μ2 artinya tidak ada perbedaan antara efisiensi biaya kopi petani sertifikasi dan petani nonsertifikasi. H1 : μ1 > μ2 artinya efisiensi biaya kopi petani sertifikasi lebih tinggi dibanding petani non sertifikasi. Usahatani kopi sering dilakukan dengan sistem tumpang sari dan naungan, sehingga perlu dilakukan penghitungan efisiensi biaya lahan untuk melihat apakah biaya yang dikeluarkan untuk pada lahan sudah efisien. Efisiensi biaya lahan merupakan perbandingan total biaya lahan dengan produktivitas lahan. Sama seperti efisiensi biaya kopi, semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka semakin tinggi efisiensi biaya lahan. Penghitungan efisiensi biaya dilakukan dengan rumus: Efisiensi biaya laan = Total biaya usa atani laan (Rp) Produktivitas laan (Kg)...(5) Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara efisiensi biaya lahan antara petani sertifikasi dan nonsertifikasi maka dilakukan uji beda, jika efisiensi biaya lahan petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka sertifikasi memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : μ1 = μ2 artinya tidak ada perbedaan antara efisiensi biaya lahan petani sertifikasi dan petani nonsertifikasi.

12 49 H1 : μ1 > μ2 artinya efisiensi biaya lahan petani sertifikasi lebih tinggi dibanding petani nonsertifikasi. c. Pendapatan Pendapatan kopi merupakan selisih penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk kopi. Pendapatan lahan merupakan selisih penerimaan lahan dengan biaya pada lahan tersebut. Perhitungan pendapatan dapat dilakukan dengan rumus (Soekartawi, 1990): π = ΣYi. Pyi ΣXi. Pxi BTT.(6) Keterangan: π = pendapatan lahan(rp) Yi = hasil produksi (tanaman kopi, tanaman naungan, tanaman tumpang sari (kg)) Pyi = harga output (tanaman kopi, tanaman naungan, tanaman tumpang sari (Rp)) Xi = faktor produksi (i = 1, 2, 3,...n) Pxi = harga faktor produksi ke-i (Rp) BTT = biaya tetap total (Rp) Pendapatan dan biaya yang dihitung dalam pendapatan lahan ini adalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama dua tahun terakhir. Pendapatan lahan meliputi seluruh penerimaan dan biaya dari yang dilakukan pada lahan baik kopi, tanaman tumpang sari dan tanaman penaung. Dalam analisis pendapatan suatu menguntungkan atau tidak dapat dilihat dari nilai R/C (return cost ratio), yaitu rasio total penerimaan terhadap total biaya. Persamaan untuk analisis R/C adalah sebagai berikut: R C = TR TC (7)

13 50 dimana, R/C = Return cost ratio TR TC = Total revenue (Rp) = Total cost (Rp) Usahatani dikatakan menguntungkan jika nilai R/C >1, namun jika nilai R/C < 1 maka tidak menguntungkan. berada pada situasi impas atau tidak menguntungkan dan tidak merugikan jika nilai R/C = 1 atau biasa disebut break event point. Pendapatan lahan untuk masing-masing kelompok kemudian diuji dengan uji beda. Jika pendapatan petani sertifikasi lebih tinggi maka terdapat manfaat yang diperoleh petani dari program sertifikasi. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : μ1 = μ2 artinya tidak ada perbedaan antara pendapatan petani sertifikasi dan petani nonsertifikasi. H1 : μ1 > μ2 artinya pendapatan petani sertifikasi lebih tinggi dibanding petani nonsertifikasi. Hipotesis tersebut diuji dengan t-test dua sampel, menggunakan rumus pada persamaan 2. Jika pendapatan petani usahatani kopi petani sertifikasi lebih tinggi maka ada manfaat dari adanya program sertifikasi. d. Analisis Nilai Tambah Biji kopi organik yang dihasilkan oleh petani sebagian besar dijual ke pedagang/tengkulak dan sebagian lagi dijual kepada gapoktan untuk diolah menjadi kopi bubuk organik. Pengolahan kopi menjadi kopi bubuk organik akan memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. Pengolahan biji kopi menjadi

14 51 kopi bubuk organik akan memberikan harga jual yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang diterima. Nilai tambah merupakan penambahan nilai suatu produk akibat adanya pengolahan. Perhitungan nilai menggunakan analisis nilai tambah metode Hayami dan tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis nilai tambah metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input, Harga 1 Output/ total produksi (Kg / periode) A 2 Input bahan baku (Kg / periode) B 3 Input Tenaga kerja (HOK / periode) C 4 Faktor konversi (1) / (2) D = A / B 5 Koefesien tenaga kerja (3) / (2) E = C / B 6 Harga produk ( Rp / Kg) F 7 Upah rata-rata tenaga kerja per HOK ( Rp /HOK) G Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku ( Rp / Kg) H 9 Sumbangan input lain ( Rp / Kg) I 10 Nilai produk ( 4 ) x ( 6 ) ( Rp / Kg) J = D X F 11 a. Nilai tambah ( 10 ) - ( 8 ) ( 9 ) ( Rp / Kg) K = J-H-I b. Rasio nilai tambah (11a) / (10 ) ( % ) L % = ( K / J ) % 12 a. Pendapatan Tenaga kerja ( Rp / Kg) M = E x G b. Imbalan tenaga kerja (12a) / (11a) ( % ) N % = ( M / K ) % 13 a. Keuntungan (11a) ( 12a) ( Rp / Kg) O = K M b. Tingkat keuntungan (13a) / (10 ) ( % ) P % = ( O/ J ) % 14 Balas Jasa Untuk Faktor produksi Marjin ( 10 ) - ( 8 ) ( Rp / Kg) Q = J H a. Pendapatan tenaga kerja (12a) / (14 ) ( % ) R % = ( M / Q ) % b. Sumbangan input lain ( 9 ) / (14 ) ( % ) S % = ( I / Q ) % c. Keuntungan perusahaan (13a) / (14 ) ( % ) T % = ( O / Q ) % Sumber: Hayami dalam Maharani (2013) e. Penilaian Praktik Usahatani Kopi yang Berkelanjutan Secara Ekonomi Penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah program sertfikasi memberikan manfaat berupa kemudahan dalam pemasaran dan keadilan dalam proses transaksi. Indikator yang digunakan mengacu pada SNI dan Jaker

15 52 PO indonesia yaitu keadilan transaksi yang mencakup (1) pihak yang menentukan harga kopi, (2) lembaga pemasaran yang bekerja sama dengan petani, (3) penentuan harga kopi berdasarkan mutu/grade, (4) keterbukaan untuk negosiasi harga/tawar-menawar. Pengukuran indikator menggunakan skor 1-3 yaitu tidak sesuai prinsip, kurang sesuai prinsip, dan sesuai prinsip. Nilai indikator yang diperoleh akan dianalisis dengan uji Mann Whitney.. Indikator penilaian praktik yang berkelanjutan secara ekonomi tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Indikator penilaian praktik kopi yang berkelanjutan secara ekonomi No Indikator Skor Penilaian Keadilan dalam proses transaksi 1 Pihak yang menentukan harga kopi Lembaga pemasaran yang bekerja sama dengan petani Penentuan harga kopi berdasarkan mutu/grade kopi Penentuan harga dilakukan melalui proses tawarmenawar/negosiasi harga (1) Pihak pembeli (2) Mengikuti harga pasar (3) Pihak pembeli dan petani (1) Tidak ada (2) Hanya koperasi/eksportir atau lembaga sertifikasi (3) Koperasi, eksportir dan lembaga sertifikasi (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya selalu (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya selalu Ketentuan skor penilaian adalah sebagai berikut: 1) Skor 1 bila pernyataan tidak sesuai dengan indikator 2) Skor 2 bila pernyataan sedikit sesuai dengan indikator 3) Skor 3 bila pernyataan sesuai dengan indikator Sebelum dilakukan analisis terhadap indikator-indikator diatas maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen-instrumen yang ada dalam penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumeninstrumen yang digunakan untuk mengukur suatu penelitian dapat benar-benar

16 53 mengukur dan menggambarkan apa yang ingin diteliti. Suatu penelitian dikatakan mampu menggambarkan fenomena yang ingin diukur jika nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi. Menurut Singarimbun (1995) sebelum dilakukan analisis lebih dalam maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuisioner yang diisi 30 responden pertama. Alat bantu yang digunakan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas adalah program SPSS 16. Pengujian validitas kuesioner dengan menggunakan metode analisis faktor. Menurut Sekaran (2006) analisis faktor diketahui dengan menghitung analisis data reduction factor dengan melihat extraction method (principal component analysis) dan Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequency serta Barlett s Test of Sphericity yang ada dalam program SPSS 16. Instrumen dinyatakan valid, jika nilai Keiser Meyer Olkin (KMO) berada diatas 0,5 dan nilai extraction diatas 0,4 (Malhotra, 2002). Reliabilitas merupakan nilai yang menunjukkan konsistensi suata alat pengukur dalam mengukur fenomena yang sama. Menurut Ghozali (2006) kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Penelitian ini dilakukan dengan satu kali wawancara terhadap responden, sehingga uji reliabilitas yang digunakan adalah uji tes tunggal. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas (α) atau r hitung > 0,6. Perhitungan nilai reliabilitas dapat digunakan dengan rumus Cronbach-Alpha yaitu: α = k k 1 1 σi 2 σt 2.(8)

17 54 Keterangan α k Σσi 2 σt 2 = koefisien reliabilitas alpha = jumlah indikator = jumlah varians bulir = varians total Indikator-indikator manfaat ekonomi yang telah diuji validitas dan reliabilitas kemudian dianalisis dengan metode statistik nonparametrik. Menurut Siegel (1992) metode tes statistik non parametrik sering disebut sebagai metode bebas sebaran (free distribution), yaitu tidak menetapkan syarat bahwa observasiobservasinya harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal. Manfaat sertifikasi dalam aspek lingkungan petani sertifikasi dan nonsertifikasi diuji dengan Uji Mann-Whitney untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nyata antara rata-rata dua populasi yang distribusinya sama melalui dua sampel yang independen yang diambil dari kedua populasi. Uji Mann Whitney dilakukan untuk menguji Hipotesis 1b, Hipotesis 2 dan Hipotesis 3. Jika rata-rata skor praktik budidaya kopi yang berkelanjutan secara ekonomi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka sertifikasi INOFICE memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis penelitian dalam tujuan ini adalah: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi tidak berbeda. H1 : μ1 > μ2 artinya rata-rata manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi.

18 55 Kemudian, untuk mengetahui hipotesis mana yang akan dipilih, dilakukan uji z dengan rumus (Siegel, 1992): z = U n 1n 2 2 n 1 n 2 n 1+n (9) U 1 = n 1 n 2 + n 1 n U 2 = n 1 n 2 + n 2 n R 1.(10) R 2.(11) Keterangan U 1 = jumlah peringkat sertifikasi U 2 = jumlah peringkat non sertifikasi R 1 = Jumlah ranking sertifikasi R 2 = Jumlah ranking non-sertifikasi n 1 = jumlah petani sertifikasi n 2 = jumlah petani non-sertifikasi Dari hasil perhitungan dipilih nilai U yang paling kecil diantara keduanya dan dilakukan perhitungan untuk mencari besarnya nilai z. Uji Mann-Whitney U test dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 dengan uji satu arah menggunakan selang kepercayaan (α) sebesar 5% (Z 0,05 = 1,645). Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika Z hitung > Z tabel maka tolak Ho artinya manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi, sebaliknya jika Z hitung < Z tabel maka terima Ho artinya manfaat ekonomi yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi sama saja.

19 56 2. Metode Analisis Manfaat Lingkungan Penilaian manfaat aspek lingkungan ini dilakukan melalui praktik kopi secara organik. Indikator yang digunakan dalam penilaian manfaat sertifikasi dalam aspek lingkungan mengacu pada SNI yang manajemen ekosistem, konservasi tanah dan air, tata cara produksi, penggunaan dan pembuatan input pertanian organik serta pemanenan dan penyimpanan. Pengukuran indikator menggunakan skala likert, skala dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai dengan prinsip. Indikator-indikator penilaian manfaat lingkungan yang digunakan tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Indikator penilaian praktik kopi yang berkelanjutan secara lingkungan No Indikator Skor Penilaian 1 2 Manajemen Ekosistem Macam-macam tanaman naungan yang ditanam di lahan Jumlah tanaman naungan yang ditanam di lahan Konservasi Tanah dan air 3 Cara membersihkan rumput dikebun Daur ulang sisa-sisa hasil panen (daun, kulit kopi dll) untuk menjadi pupuk organik Pembuatan parit, tanggul, guludan, lubang angin, terasering atau penanaman mengikuti kontur untuk mencegah erosi Tempat membuang air dari sisa penggunaan herbisida atau pestisida dan input lainnya 7 Cara mengelola sampah dedaunan 8 9 Tempat membuang sampah plastik, botol dll yang ada dilahan Tata cara produksi Lama masa konversi lahan untuk tanaman tahunan 3 tahun sebelum panen pertama (1) Tidak ada (2) Satu jenis (3) Bermacam-macam (1) pohon per ha (2) pohon per ha (3) pohon per ha (1) Disemprot dengan herbisida kimia (2) Disemprot dan dikoret (3) Dikoret lalu dikomposkan (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya selalu (1) Tidak ada (2) Hanya ada terasering atau tanggul (3) Ada, terasering atau tanggul, lubang angin dll (1) Di sungai (2) Tidak tentu (3) Di lubang khusus pembuangan limbah (1) Dibakar (2) Dibiarkan saja (3) Ditimbun dalam tanah (1) Di sungai atau dibakar (2) Dibiarkan saja (3) Ditimbun dalam tanah atau didaur ulang (1) Tidak dikonversi, (2) 1-2 tahun, (3) 3 tahun.

20 57 Lanjutan Tabel 6. No Indikator Skor Penilaian Lahan organik dan konvensional memiliki pembatas yang jelas berupa zona penyangga (buffer zone) Kesuburan dan aktivitas biologi tanah harus dipelihara atau ditingkatkan dengan : a. Sumber bahan penyubur tanah berasal dari mikroba, tumbuhan dan hewan organik b. Penggunaan pupuk organik (pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang) pada lahan Hama, penyakit dan gulma harus dikendalikan dengan cara-cara berikut : a. Pengendalian mekanis dengan penggunaan perangkap, penghalang, cahaya dan suara. b. Pengedalian hama, penyakit, dan gulma menggunakan pestisida nabati c. Pelestarian musuh alami (parasit, predator, patogen dan serangga) d. Ekosistem yang beragam (tumpang sari, buffer zone, dan agroforestry ) e. Penggunaan mulsa dan penyiangan Jarak zona pembatas terhadap permukiman dan sumber air atau sungai Pembersihan semua peralatan yang digunakan sebelum digunakan pada lahan organik Penggunaan dan Pembuatan Input Produksi Pertanian Organik Benih/bibit kopi berasal dari tanaman kopi organik Penggunaan bahan kimia sintetik (pupuk dan pestisida kimia) dalam proses produksi kopi Pemanenan dan Penyimpanan 17 Cara pemanenan kopi 18 Cara penjemuran kopi 19 Pembersihan alat-alat pengolahan 20 Tempat penyimpanan kopi (1) Tidak ada pembatas (2) Pembatas menggunakan tanaman usahatani yang langsung berbatasan dengan lahan anorganik (3) Ada pembatas berupa jenis tanaman lain (buffer zone). (1) Tidak menggunakan (2) Kadang-kadang menggunakan (3) Iya menggunakan (1) Tidak menggunakan (2) Kadang-kadang menggunakan (3) Iya selalu menggunakan (1) Menggunakan pestisida dan herbisida kimia (2) Kadang-kadang, menerapkan salah satu cara pengendalian HPT bergantian dengan pengendalian HPT dengan bahan kimia (3) Menerapkan salah satu/kombinasi cara-cara pengendalian gulma secara organik (1) 0-15 m (2) m (3) > 30 m (1) Tidak pernah dibersihkan (2) Kadang-kadang dibersihkan (3) Selalu dibersihkan (1) Benih/bibit kopi yang berasal dari tanaman kopi transgenik (GMO) (2) Benih/bibit kopi yang berasal dari usahatani secara anorganik atau semiorganik (3) Benih/bibit kopi yang berasal dari usahatani secara organik. (1) Iya selalu (2) Kadang-kadang menggunakan (3) Tidak menggunakan (1) Tidak dipilih-pilih (hijau dan merah) (2) Dipilih, biji yang hampir merah (3) Dipilih, hanya biji yang merah saja (1) Di tanah tanpa alas (2) Di tanah dengan alas (terpal) (3) Di lantai semen (1) Tidak dibersihkan (2) Kadang-kadang dibersihkan (3) Selalu dibersihkan (1) Di teras rumah (2) Di dalam rumah (tidak tentu) (3) Di tempat khusus dalam rumah

21 58 Ketentuan skor penilaian adalah sebagai berikut: 1) Skor 1 bila pernyataan tidak sesuai dengan indikator 2) Skor 2 bila pernyataan sedikit sesuai dengan indikator 3) Skor 3 bila pernyataan sesuai dengan indikator Indikator-indikator manfaat lingkungan dianalisis dengan metode yang sama dengan indikator manfaat ekonomi yaitu uji Mann Whitney dan terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitas. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji Hipotesis 2. Jika rata-rata skor praktik budidaya kopi yang berkelanjutan lingkungan petani sertifikasi lebih tinggi maka sertifikasi INOFICE memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis pengujian yang digunakan yaitu: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata manfaat lingkungan yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi tidak berbeda. H1 : μ1 > μ2 artinya rata-rata manfaat lingkungan yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dibanding petani nonsertifikasi. 3. Metode Analisis Manfaat Sosial Manfaat sertifikasi dalam aspek sosial diukur dengan menggunakan indikatorindikator kepedulian sosial prinsip pertanian organik yang mengacu pada SNI , IFOAM basic standard 2005 dan Jaker PO Indonesia (Jaringan kerja pertanian organik Indonesia). Indikator-indikator ini digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan kopi organik dari segi sosial. Indikator untuk mengukur praktik kopi organik yang dapat diterima secara sosial tersaji pada Tabel 7.

22 59 Tabel 7. Indikator penilaian praktik kopi yang dapat diterima secara sosial No Indikator Skor Kesehatan Petani 1 Penggunaan Alat-alat pelindung ketika pemupukan dan penyemprotan Penyimpanan peralatan pelindung diri yang bersamaan dengan penyimpanan bahan kimia (pupuk, pestisida,dll). Tempat penyimpanan pupuk dan pestisida Jarak penyimpanan pupuk dan pestisida dari sumber air atau sumur Tempat membersihkan diri dan mencuci pakaian setelah melakukan pemupukan dan penyemprotan pestisida Kearifan Lokal Mengadakan musyawarah/diskusi mengenai permasalahan dalam usahatani kopi Iuran rutin untuk kegiatan kelompok tani dan bantuan bagi kelompok tani yang membutuhkan (1) Tidak menggunakan pelindung (2) Menggunakan sebagian alat pelindung (misal topi/sepatu) (3) Menggunakan masker, sepatu, pakaian tertutup dan topi (1) Selalu (2) Kadang-kadang (3) Tidak pernah (1) Di kebun (2) Di dalam rumah (tidak tentu) (3) Di tempat khusus dalam rumah (1) 0-15 m (2) m (3) >30 m (1) Di sungai (2) Di kamar mandi rumah (3) Di kamar mandi khusus di kebun (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya, selalu (1)Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya selalu Pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan bagi petani dari kelompok tani bekerja sama dengan lembaga sertifikasi Penanaman kopi dengan pola tumpang sari dan tanaman naungan Iuran rutin untuk kegiatan kelompok tani dan bantuan bagi kelompok tani yang membutuhkan Pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan bagi petani dari kelompok tani bekerja sama dengan lembaga sertifikasi Penanaman kopi dengan pola tumpang sari dan tanaman naungan Status dan kepemilikan lahan yang digunakan untuk kopi. Keadilan Sosial Pertimbangan dalam melilih pekerja Penentuan jam istirahat bagi pekerja Cara penentuan upah bagi pekerja (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya, selalu (1) Tidak melakukan (2) Kadang-kadang melakukan (3) Iya selalu melakukan (1)Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya selalu (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Iya, selalu (4) Tidak melakukan (5) Kadang-kadang melakukan (6) Iya selalu melakukan (1) Sedang dalam sengketa (2) Lahan bebas sengketa namun tidak memiliki sertifikat (3) Lahan bebas sengketa dan memiliki sertifikat (1) SARA (suku, ras dan agama) (2) Tidak ada (3) Potensi kerja (rajin, kuat, disiplin) (1) Pemilik kebun yang menentukan (2) Mengikuti jam istirahat yang berlaku di daerah tersebut (3) Kesepakatan petani dan pekerja (1) Petani yang menentukan (2) Mengikuti upah yang berlaku di daerah tersebut (3) Kesepakatan petani dan pekerja

23 60 Lanjutan Tabel 7. No Indikator Skor Kebebasan berkumpul dan berorganisasi 14 Lembaga atau organisasi apa saja yang diikuti petani Keaktifan petani dalam kegiatan dan perkumpulan organisasi yang diikuti Keaktifan petani dalam mengikuti penyuluhan oleh penyuluh/tokoh desa/perusahaan Kesetaraan Gender dan tidak bertindak diskriminati Pemilihan pekerja didasarkan pada jenis kelamin (gender) (1) Tidak mengikuti organisasi (2) Hanya mengikuti kelompok tani (3)Mengikuti kelompok tani dan kelompok atau organisasi lainnya yang ada di desa (arisan, pengajian, dan lain sebagainya). (1) Tidak aktif/ tidak pernah hadir (2) Cukup aktif/kadang-kadang hadir (3) Aktif/selalu hadir (1) Tidak pernah (2) Kadang-kadang (3) Selalu mengikuti (1) Iya selalu (2) Kadang-kadang (3) Tidak pernah 18 Perbandingan jumlah pekerja pria dan wanita (1) Tidak ada pekerja wanita, semua pekerja pria (2) Penggunaan pekerja wanita dibatasi, lebih banyak pekerja pria (3) Jumlah pekerja pria dan wanita berimbang/tidak dibatasi Ketentuan skor penilaian adalah sebagai berikut: 1) Skor 1 bila pernyataan tidak sesuai dengan indikator 2) Skor 2 bila pernyataan kurang sesuai dengan indikator 3) Skor 3 bila pernyataan sesuai dengan indikator Metode analisis data yang digunakan pada tujuan ketiga ini sama dengan metode yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua yaitu uji Mann-Whitney. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji Hipotesis 3 dalam penelitian. Jika rata-rata skor praktik budidaya kopi yang berkelanjutan sosial petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka program sertifikasi memberikan manfaat bagi petani. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata manfaat sosial yang diterima petani sertifikasi dan nonsertifikasi tidak berbeda. H1 : μ1 > μ2 artinya rata-rata manfaat sosial yang diterima petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi.

24 61 4. Metode Analisis Manfaat Sertifikasi Terhadap keberlanjutan Usahatani Kopi Penilaian manfaat ekonomi, manfaat lingkungan dan manfaat sosial kemudian dibandingkan untuk melihat keberlanjutan usahatani kopi yang dilakukan petani sertifikasi maupun petani nonsertifikasi. Hasil skor penilaian manfaat ekonomi, lingkungan dan manfaat sosial diklasifikasikan untuk mengetahui tingkat keberlanjutan kopi secara ekonomi, lingkungan dan secara sosial. Keberlanjutan kopi secara ekonomi, lingkungan dan sosial dihitung dengan indeks keberlanjutan. Indeks keberlanjutan mencerminkan tingkat keberlanjutan masing-masing petani. Pengukuran indeks keberlanjutan dihitung dengan rumus sebagai berikut: Indeks keberlanjutan = skor yang diperole skor maksimum x 100 %...(12) Hasil persentase indeks keberlanjutan diklasifikasikan menurut Thamrin et al. (2007) yang mana status keberlanjutan terbagi menjadi empat kategori yaitu nilai indeks 0-25 persen berarti tidak keberlanjutan (buruk), nilai indeks 25,1-50 persen berarti kurang berkelanjutan (kurang), nilai indeks 50,1-75 persen berarti cukup berkelanjutan (cukup) dan nilai indeks persen yang berarti berkelanjutan (baik). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan indeks keberlanjutan multidimensi (ekonomi, lingkungan dan sosial) petani sertifikasi dan nonsertifikasi maka dilakukan uji beda t. Uji beda t dilakukan untuk menguji Hipotesis 4 dalam penelitian. Jika rata-rata nilai indeks keberlanjutan multidimensi petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka terdapat manfaat program sertifikasi bagi keberlanjutan usahatani kopi organik. Jika rata-rata indeks keberlanjutan usahatani petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi maka program sertifikasi telah memberikan manfaat bagi

25 62 keberlanjutan usahatani kopi organik. Uji beda t menggunakan Persamaan 2 dengan hipotesis: H0 : μ1 = μ2 artinya rata-rata indeks keberlanjutan petani sertifikasi sama dengan petani nonsertifikasi. H1 : μ1 > μ2 artinya rata-rata indeks keberlanjutan petani sertifikasi lebih tinggi dari petani nonsertifikasi.

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat dibentuk pada tanggal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan

METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil. 35 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, 44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di 40 III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di lapangan dan menggunakan kuisioner, dengan populasi petani kopi di Kabupaten Lampung Barat. Secara rinci

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu. 37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang 46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 ANALISIS MANFAAT SERTIFIKASI INDONESIAN ORGANIC FARM CERTIFICATION (INOFICE) TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHATANI KOPI ORGANIK DI KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Analyze of Indonesian Organic

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 42 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Usahatani adalah suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif, III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif, yaitu salah satu metode penelitian dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul Modifikasi

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul Modifikasi 38 III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul Modifikasi Gaya Hidup Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Konsumsi

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan sistem jajar legowo di Kabupaten Bantul menggunakan metode dekriptif analisis. Metode deskriptif bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Merode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis 30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi tersebut adalah salah satu lokasi pengembangan pertanian porduktif

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT

V. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT V. GMBRN UMUM KOMODITS KOPI LMPUNG BRT 5.1 Perkembangan Komoditas Kopi di Lampung Barat 5.1.1 Luas real Potensi pengembangan usaha perkebunan di suatu daerah sangat tergantung kepada ketersediaan lahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk menggali fakta- fakta di lapangan kemudian dianalisis dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian

METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian 43 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dikarenakan menjelaskan peristiwa dengan menginterpretasikan berdasarkan data yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, dan metode kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, 82,71

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran 21 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran dalam penelitian. Konsep dasar dan definisi operasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) DI DESA SUKOMAKMUR KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Rini Utami Sari, Istiko Agus Wicaksono dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau 32 II. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang

III. METODE PENELITIAN. Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang digunakanuntukmenggambarkansecarakejadian, keadaan, kelompok,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif analisis yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup banyak

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup banyak 14 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Usahatani Kopi Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia baik oleh rakyat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk mengggambarkan sifat sesuatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Awalnya aren merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK Lampung Selatan merupakan salah satu sentra produksi jagung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Refa ul Khairiyakh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRACT This research aimed to determine farm income and feasibility of papaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu Kajian dilakukan terhadap usahatani beberapa petani sawah irigasi di desa Citarik kecamatan Tirta Mulya Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi terutama didasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini didasarkan pada kerangka pemikiran bahwa penerapan Internal Control System (ICS) pada Gapoktan Simpatik memerlukan evaluasi sebagai informasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Non Organik Biaya Produksi Sarana Produksi Biaya Produksi Produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam pembahasannya lebih banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, input yang digunakan, penerimaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode 46 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI

PT MUTUAGUNG LESTARI Bagian 1. Informasi Umum Nama : Nama Kebun : Jenis Tanaman : Alamat : Kota : Propinsi : Kode Pos : Negara : Tanggal : Telepon : Fax : Email : Ruang lingkup tanaman yang akan disertifikasi Jumlah petani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif karena dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis. Dalam pembahasannyan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang berpusat pada pemecahan masalah masalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si rahmaniah_nia44@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar dari tahun ke

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang 50 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, dalam pembahasannya lebih ditekankan pada biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, input yang digunakan, penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertanian Organik Ada dua pemahaman umum tentang pertanian organik menurut Las,dkk (2006)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Nambakan Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN (Studi Kasus di Kecamatan Banjar Kota Banjar) Oleh: Ani Sulistiani 1,

Lebih terperinci