BAB III DIPLOMASI LINGGARJATI DAN RENVILLE SERTA PENGARUHNYA DI SURAKARTA. A. Pengaruh Perjanjian Linggarjati di Surakarta
|
|
- Hadian Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 35 BAB III DIPLOMASI LINGGARJATI DAN RENVILLE SERTA PENGARUHNYA DI SURAKARTA A. Pengaruh Perjanjian Linggarjati di Surakarta 1. Latar Belakang Perjanjian Linggarjati Tentara Sekutu mulai masuk ke Indonesia untuk melucuti Jepang pada 23 Agustus Pada tanggal 20 Oktober Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Bethell mulai memasuki Pulau Jawa, tepatnya Semarang. Maksud kedatangan Sekutu adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik oleh Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro. Beliau menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedangkan Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Pasukan Sekutu tidak hanya mendarat di Semarang, di Medan, Palembang, Bandung, Surabaya, pasukan Sekutu juga berdatangan. Kedatangan pasukan Sekutu dianggap sebagai ancaman sehingga menimbulkan konflik di berbagai daerah. Ketika terjadi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Jenderal Bethel menegaskan bahwa pasukannya di Jawa Tengah tidak akan ikut campur. 1 Pasukan Sekutu yang sebelumnya mendarat di Semarang, ketika sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah 1 Aan Ratmanto, KRONIK TNI Tentara Nasional Indonesia , (Yogyakarta: Mata Padi Presindo, 2013), hlm. 30.
2 36 dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran. 2 Pasukan Sekutu kemudian mundur ke arah Ambarawa. Setibanya di Ambarawa pasukan Sekutu mengalami berbagai perlawanan dari beberapa Kompi pasukan TKR yang ada di dalam kota. Kedudukan pasukan Sekutu sempat terdesak, untuk menambah kekuatan pasukan Sekutu menggunakan tenaga pasukan Jepang yang menjadi tawanannya. Mengetahui keadaan tersebut, Kolonel Sudirman yang menjabat sebagai pimpinan Divisi V memerintahkan Letnan Kolonel Isdiman untuk membantu menyerang Sekutu di Ambarawa. Letnan Kolonel Isdiman gugur dalam suatu pertempuran dengan Sekutu, maka Kolonel Sudirman turun langsung ke medan pertempuran. Bergabungnya Kolonel Sudirman menambah semangat juang pasukan yang bertempur hingga dapat direbutnya benteng Sekutu di banyubiru pada 5 Desember 1945 dan lapangan terbang Kalibanteng pada 9 Desember 1945 sehingga putuslah kekuatan udara Sekutu. Direbutnya pusat pertahanan Sekutu menginspirasi Kolonel Sudirman untuk melakukan suatu serangan umum untuk mengusir Sekutu dari Ambarawa. Kolonel Sudirman mengundang komandan TKR yang berada di Wilayahnya untuk mempersiapkan penyerangan terhadap Sekutu. Ditetapkanlah tanggal 12 Desember 1945 pukul pagi sebagai waktu penyerangan. Diawali dengan pengintaian dan pembagian tugas selanjutnya dilakukanlah serangan terhadap kedudukan pasukan Sekutu di Ambarawa. Luas Kota Ambarawa yang tidak terlalu besar menyebabkan pertempuran sengit terjadi di berbagai penjuru kota. 2 Yanuar Ridho N.A.Y.P., Peranan Kolonel Gatot Subroto Pada Masa Darurat Militer Di Surakarta Tahun ,Skripsi, (Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, 2013), hlm. 42.
3 37 Para prajurtit TKR mampu menguasai berbagai kantor penting seperti gedung pemerintahan, setasiun kereta api, pemancar radio, pusat tenaga listrik, persimpangan jalan dan pusat lalu lintas kota. Keadaan tersebut membuat Sekutu yang diboncengi NICA terdesak dan mundur ke Semarang. 3 Pasca terjadinya peristiwa Palagan Ambarawa pihak Sekutu menggelar konferensi di Jakarta untuk menarik pasukan-pasukan di beberapa daerah terutama Surabaya, namun Belanda (NICA) dapat membujuk Inggris agar menunda hal tersebut untuk sementara waktu. Selanjutnya Sekutu dan NICA melanjutkan aksinya di beberapa wilayah seperti terjadinya pertempuran Medan. Belanda juga mendaratkan pasukannya ke Tanjung Priok hal ini melatarbelakangi berpindahnya Ibukota ke Yogyakarta. Pada bulan Februari 1946 diadaan perundingan awal antara Belanda dengan Indonesia atas desakan Inggris, hal tersebut terus berlanjut hingga diadakan perundingan di Hooge Veluwe, Belanda pada April 1946 namun tidak ada hasil yang dicapai. Perundingan genjatan senjata tidak mengalami kemajuan hingga akhir tahun 1946 tepatnya bulan Oktober atas prakarsa diplomat Inggris, Lord Killeran. 4 Meskipun ketegangan dan pertempuran terkadang masih terjadi namun proses perundingan terus berjalan. Pada tanggal November 1946 diadakanlah perundingan Linggarjati antara delegasi Indonesia yang salah satu wakilnya dalah Perdana Menteri Sutan Syahrir dan delegasi Belanda yang dipimpin oleh Prof. Schermerhourn. Sebagai penengah adalah Lord Killeran dari Inggris. suatu hal penting yang dicapai dalam perundingan ini adalah pengakuan de facto Belanda atas Republik Indonesia di Wilayah Jawa, Madura dan Sumatera. Hasil lainnya adalah pembentukan Negara 3 Medan Juang Ambarawa, Arsip Koleksi Dinas Sejarah TNI AD. 4 Aan Ratmanto, Op.Cit., hlm. 65.
4 38 Republik Indonesia Serikat Serta pembentukan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Ratu Belanda Pengaruh Perjanjian Linggarjati di Surakarta Hasil dari perjanjian Linggarjati memang Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto, namun dalam kenyataannya posisi Indonesia juga dirugikan. Pihak Indonesia dianggap terlalu mengalah kepada Belanda. Hasil yang didapatkan melalui jalur diplomasi ini tidak membuat pemuda pemuda di Surakarta puas. Jalur diplomasi dianggap hanya strategi Belanda untuk kembali berkuasa. 6 Semangat juang pemuda yang masih membara seperti ingin dilampiaskan kepada Belanda yang mengusik kemerdekaan Indonesia. Pada waktu itu seorang pemuda akan merasa malu bila tidak ikut berperang. 7 Pemerintah juga telah mengumumkan adanya perjanjian damai sehingga menghimbau untuk menghentikan tembak menembak. Kebutuhan hidup pada waktu itu sangat sulit didapatkan, hal ini akibat dari adanya blokade Belanda. Blokade tersebut mendapatkan tentangan dari berbagai negara, salah satunya adalah India. Bantuan-bantuan yang masuk tetaplah ada namun tidaklah banyak. 8 Orang-orang luar wilayah Surakarta juga banyak yang berdatangan ke Surakarta. Penduduk dari luar itu antara lain dari Salatiga, Boyolali, Semarang dan daerahdaerah lainnya. Tujuan kedatangan mereka selain ada yang ingin mengungsi juga ada yang datang untuk berdagang, namun tingkat kriminalitas di Surakarta 5 Radik Utoyo Sudirjo, Album Perang Kemerdekaan , (Jakarta: Badan Penerbit Almanak R.I/BP Alda, 1983), hlm Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus 2016.
5 39 memang tinggi pada saat itu. 9 Ditambah lagi dengan maraknya peredaran uang palsu, kondisi ini menunjukkan lemahnya kontrol terhadap peredaran uang palsu di Surakarta. 10 Meski perundingan dilakukan pada akhir 1946 namun naskah perjanjian Linggarjati baru ditandatangani pada 25 Maret 1947., dan sekitar dua bulan kemudian pada tanggal 27 Mei 1947 Belanda mengirimkan nota ultimatum kepada Indonesia. Nota ultimatum tersebut memuat beberapa tuntutan yaitu : membentuk pemerintahan ad interim bersama, mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisa bersama, Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah pendudukan Belanda, menyelenggarakan ketertiban dan keamanan bersama di seluruh wilayah Indonesia dan menyelenggarakan peninjauan bersama atas impor dan ekspor. Ultimatum ini harus dijawab dalam tempo 14 hari. Pemerintah Indonesia menjawab nota ultimatum tersebut yakni : setuju membuat pemerintahan peralihan dan mempersiapkan penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pemerintah Federal Nasional, kedudukan de facto Indonesia tidak boleh diganggu, menyusun badan pusat pembagian makanan untuk seluruh rakyat Indonesia, kewajiban mengurus ketertiban dan keamanan adalah urusan Polisis Republik Indonesia sendiri, perdagangan ekspor dan impor dijalankan menurut petunjuk pemerintahan peralihan, dan mengenai penyelenggaraan perjanjian Linggarjati diurus oleh kedua delegasi yang dijalankan pemerintahan peralihan. Perdana menteri Syahrir kemudian memberikan pidato pada 19 Juni 1947 yang menyatakan pengakuan secara de jure 9 Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September Julianto Ibrahim, Bandit dan Pejuang di Simpang Bengawan., Kriminalitas dan Kekerasan Masa Revolusi di Surakarta, (Wonogiri: Bina Citra Pustaka, 2004), hlm. 133.
6 40 terhadap Belanda. Pidato ini membuat posisi Syahrir goyah disusul beberapa hari kemudian Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Mook kembali mengultimatum agar pihak Republik Indonesia segera memenuhi segala tuntutan Belanda. Akhirnya karena kondisi politik yang memanas Perdana Menteri Syahrir menyerahkan mandatnya kembali kepada Presiden Sukarno dan selanjutnya digantikan Amir Syarifudin. 11 Situasi tidak segera membaik, justru terdengar kabar bahwa Belanda akan melakukan serangan terhadap Indonesia setelah perintah Jenderal Spoor salah satu pimpinan militer Belanda tersebar. Belanda dikabarkan sedang melakukan persiapan-persiapan untuk melakukan penyerangan. Kabar tersebut segera tersebar, Jendral Sudirman yang saat itu telah diangkat menjadi Panglima Besar Angkatan Perang segera memerintahkan pasukan TNI dan seluruh rakyat Indonesia agar selalu waspada dan bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi dan bersiap melawan dengan sebaik-baiknya apabila Belanda benar-benar menyerang. Surakarta yang pada waktu itu juga menjadi pusat perjuangan turut bersiap menghadapi serangan. Golongan pelajar yang tergabung dalam tentara pelajar juga turut mempersiapkan diri, selain bersekolah diadakan pula latihanlatihan dasar kemiliteran. 12 Latihan kemiliteran sebenarnya bukan hal baru untuk para pelajar. Semasa Jepang masih berkuasa Jepang juga melatih para pelajar. Jepang pada waktu itu memberikan pelatihan dasar militer berupa kedisiplinan dan latihan fisik. Sehingga pemuda-pemuda pada waktu itu kuat dan berani, tidak semua yang ditinggalkan Jepang buruk Aan Ratmanto, Op.Cit., hlm Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September 2016.
7 41 Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi militer pertamanya. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Belanda hendak merusak kemerdekaan Indonesia dengan ingin berkuasa kembali di Indonesia. Jendral Spoor, kepala staff Koninklijk Nederlandschi Indisch Leger (KNIL) memerintahkan komandan Brigade Tijger, Kolonel Van Langen untuk merebut kota penting di Jawa Tengah yaitu Surakarta, Magelang dan Salatiga. Brigade Tijger yang berada di Semarang selanjutnya akan melancarkan serangan ke arah tenggara yang merupakan wilayah operasi Divisi IV/ Panembahan Senopati. Pergerakan pasukan Van Langen tidaklah mudah meskipun telah mandapat bantuan serangan dari udara. Gangguan dari pasukan TNI dan juga medan berat berupa pegunan dan persawahan menghambat laju Brigade Tijger. Keputusan Pasukan Belanda untuk melakukan langkah terobosan dari Semarang ke arah selatan ternyata sudah mulai terhambat di sekitar Srondol akibat ranjau darat yang disebar oleh pasukan TNI. 14 Brigade Tijger tidak pernah menduga bahwa lawan mereka ternyata adalah pasukan profesional dengan kemampuan bertempur yang baik dan terorganisir, bukan hanya ekstrimis yang bertempur dengan senjata rampasan. Perlawanan pasukan TNI, Tentara Pelajar dan semua elemen lainnya sangat hebat, meskipun kalah dalam hal persenjataan, karena senjata dari pihak Indonesia hanya seadanya. 15 Keputusan pemindahan Batalyon II Resimen 26 dari Pacitan ke Sumowono pada Bulan Mei sangat tepat. Anggota pasukan yang sebelumnya sudah sering melakukan latihan perang secara intensif serta penggemblengan mental dan fisik, setidaknya membuat mereka lebih siap dalam menghadapi serangan Belanda. Hal itu terbukti saat Brigade Tijger tidak pernah 14 Julius Pour., Op.Cit. hlm Wawancara dengan Sudiyono, tanggal 12 Agustus 2016.
8 42 berhasil sampai ke wilayah Surakarta dan tidak mampu menembus pertahanan Batalyon II Resimen 26 Divisi IV/ Panembahan Senopati. Akurasi tembakan pasukan TNI sangat bagus, terarah pada setiap gerakan. Keuletan mereka juga sangat tinggi, mampu memberikan perlawanan secara terus-menerus. 16 Pada tanggal 4 agustus kesepakatan gencatan senjata tercapai, Panglima Besar Jenderal Jenderal Sudirman memerintahkan segala permusuhan, namun harus tetap waspada dengan kemungkinan yang mungkin terjadi. Keberadaan Batalyon II Resimen 26 Divisi IV/ Panembahan Senopati yang ditempatkan di Sumowono selanjutnya ditarik ke daerah Klaten, penempatan di Klaten tidak lama karena kembali dipindahkan ke Surakarta. Tujuannya adalah untuk merebut sebagian wilayah Boyolali dan menjaga di wilayah perbatasan Surakarta dan Semarang. Selain pasukan TNI Tentara Pelajar juga dikirimkan untuk berjaga di Srondol, selain menjaga keamanan juga mencegah Belanda menyusup. 17 Selain Srondol juga ada yang ditempatkan di daerah Tlawah sekitar Semarang. Pasukan diangkut menggunakan kereta dari Stasiun Gundih menuju Semarang, namun pada saat itu posisi gerbong berada di depan dan lokomotif berada di belakang. Strategi ini dilakukan apabila Belanda tiba tiba menyerang maka lokomotif akan lebih cepat menarik kereta untuk mundur. Pasukan yang dikirimkan pun juga mengalami banyak kendala. Terkadang kesulitan bahan makanan hingga ada yang memakan daging babi hutan dan monyet. Semua dilakukan untuk bertahan demi menjaga keamanan. Selain itu tak jarang juga yang terkena penyakit kulit. Peristiwa Agresi I Belanda menyebabkan semakin banyaknya pengungsi yang 16 Julius Pour., Op.Cit. hlm Wawancara dengan Gio Sarjoko, tanggal 23 Agustus 2016., Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September 2016.
9 43 berdatangan ke wilayah Surakarta. 18 Agresi militer belanda mengundang reaksi dan kecaman dari dunia. PBB menyerukan gencatan senjata dan membentuk KTN (Komisi Tiga Negara) sebagai komisi jasa baik yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Belgia yang bertugas sebagai pengawas gencatan senjata. B. Gejolak Akibat Perjanjian Renville di Surakarta Desakan internasional dan perundingan yang berlarut-larut akhirnya perjanjian perdamaian ditandatangani di atas kapal USS Renville, kapal milik Amerika Serikat pada 17 Januari Isi perjanjian Renville diantaranya adalah mengenai pengaturan garis batas demarkasi antara wilayah Indonesia dengan wilayah yang telah diduduki Belanda. Keputusan penandatanganan Perjanjian Renville mengakibatkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin, yang kemudian digantikan oleh Kabinet Hatta. Jatuhnya kabinet Amir adalah karena ketidakpuasan dalam Perjanjian Renville. Sementara itu kelompok oposisi yang beraliran kiri bergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang terdiri dari Partai Komunis Indonesia (PKI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), Partai Buruh dan partai sosialis. Sebaliknya, partai dan organisasi yang mendukung pemerintah bergabung dalam Gerakan Revolusi Rakyat (GRR). Gencatan senjata memang tercapai, namun terkadang masih terjadi kontak senjata di perbatasan wilayah. Masa-masa gencatan senjata ini juga dimanfaatkan pelajar untuk kembali bersekolah, didalam satu kelas mungkin terdapat teman yang berusia lebih tua ataupun muda, karena memang masa perang tidak memungkinkan untuk 18 Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September 2016.
10 44 bersekolah, sehingga harus berbagi. 19 Para pelajar yang bersekolah tidak semua kembali ke rumah masing-masing ada yang tinggal bersama-sama dengan yang lain di Asrama agar mudah untuk berkomunikasi dan melakukan koordinasi Pertentangan Program Reorganisasi dan Rasionalisasi Di Surakarta Salah satu program setelah menjabat. Kabinet Hatta mencanangkan program Reorganisasi dan Rasionalisasi atau dikenal juga dengan Re-Ra. Tujuan Re-Ra adalah menata Rasio pasukan dan senjata, karena tidak semua kesatuan setiap personelnya bisa mendapat senjata. Program ini mendapat tentangan, karena pada saat itu jumlah pejuang yang ingen berjuang mempertahankan kemerdekaan tidak sedikit jumlahnya, meskipun ada pula yang ingin ikut berjuang daripada menganggur. Selain itu juga ada alasan kesetiaan terhadap pimpinan yang menjadi panutan dalam berjuang. Penolakan terhadap program Re-Ra juga datang dari Divisi IV/Panembahan Senopati. Kolonel Sutarto yang saat itu menjadi Komandan Divisi Istimewa X yang membawahi resimen 26 dan 27 Divisi IV/Panembahan Senopati secara tegas menolak program tersebut. Kolonel Soetarto bahkan menggelar parade pasukan besar besaran pada peringatan 40 Tahun berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei Parade tersebut dianggap sebagai unjuk kekuatan dan kekompakan dari pasukan Kolonel Soetarto. 21 Pada awal bulan Mei Soetarto dan pasukannya dinyatakan non-aktif dan diwajibkan untuk melapor ke Markas Besar di Yogyakarta, hal ini didasarkan pada peraturan Re-Ra. Penolakan Kolonel Soetarto mengakibatkan Divisi 19 Wawancara dengan Kuswanto, tanggal 28 Agustus Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus Julius Pour., Op.Cit. hlm. 75.
11 45 IV/Panembahan Senopati tidak jadi digabungkan dengan divisi lain melainkan dirubah menjadi Komando Pertempuran Panembahan Senopati (KPPS). Kesatuan lain yang terdapat di wilayah Jawa Tengah adalah Divisi II/Pangeran Diponegoro yang merupakan penggabungan Divisi II/Sunan Gunung Djati dengan Divisi III/Pangeran Diponegoro, pemimpinnya adalah Kolonel Bambang Soegeng. Divisi II memiliki empat Brigade, Brigade I dipimpin oleh Letnan Kolonel Sapari yang kemudian digantikan Letnan kolonel Moch. Bachroen. Brigade II Letnan Kolonel Pranoto Brigade III Letnan Kolonel Soeharto dan Brigade IV letnan Kolonel Martono. KPPS dibawah pimpinan Kolonel Soetarto terbagi menjadi 5 Brigade. Secara berturut-turut, Brigade V dipimpin Letnan Kolonel Soeadi Soeromihardjo, Brigade VI dipimpin kolonel Slamet Soediarto, Brigade VII Letnan kolonel Ahmad Yadau, Brigade VIII Letnan kolonel Iskandar dan Brigade IX Letnan kolonel Soejoto. Brigade V sendiri memiliki empat batalyon tempur. Batalyon 13 dipimpin oleh Mayor Soedigdo, Batalyon 14 dipimpin Mayor Slamet Riyadi, Batalyon 15 Mayor Soenitioso, dan Batalyon 16 Mayor Soeharto Goegoet. 22 Pada tanggal 29 Mei 1948 Gubernur Daerah Istimewa Surakarta, Letnan Jendral Wikana dilengserkan. Hal ini dilakukan karena wilayah Daerah Istimewa Surakarta sudah tidak ada lagi. Pelengseran Wikana dianggap sebagai aksi pemerintah untuk membersihkan golongan kiri, mengingat Wikana adalah salah satu pimpinan PKI. Setelah lengsernya Wikana dibentuklah Komando Militer Kota (KMK) yang dipimpin Mayor Achmadi. Dua bulan setelah melakukan parade bersama pasukannya, tepatnya tanggal 2 Juli 1948 Kolonel Soetarto 22 Ibid., hlm. 72.
12 46 ditembak dan terbunuh. Sebagai pengganti Kolonel Soetarto ditunjuklah Kolonel Soeadi Soeromihardjo yang sebelumnya menjabat Komandan Brigade V. Posisi komandan Brigade V kemudian diisi oleh Mayor Slamet Riyadi yang sebelumnya menjabat Komandan Batalyon 14. Selain itu Slamet Riyadi juga ditetapkan sebagai Komandan Komando Pertempuran Daerah Surakarta. Kolonel Sutarto ditembak di depan rumahnya sepulang dari kantor. Pembunuhan tersebut tidak terungkap hingga menimbulkan berbagai spekulasi Hijrah Divisi Siliwangi Dan Konflik Militer di Surakarta Salah satu kesepakatan yang dicapai dalam Perjanjian Renville adalah pengosongan wilayah Jawa Barat dari kekuatan-kekuatan militer, yang berarti Divisi Siliwangi harus berpindah ke luar wilayah Jawa Barat. Berbeda dengan keadaan di Jawa Tengah yang hanya sebagian wilayah yang dikuasai oleh Belanda, di Jawa Barat anggota Divisi Siliwangi hidup berkantong-kantong di luar kota yang dikuasai Belanda. Jumlah pasukan Divisi Siliwangi yang hijrah cukup banyak. Para pasukan Divisi Siliwangi dalam hijrahnya ada yang diangkut menggunakan kapal dari Cirebon, ada yang menggunakan kereta api ada pula yang berjalan kaki menuju wilayah yang ditentukan. 24 Peristiwa hijrahnya Divisi Siliwangi juga menimbulkan permasalahan tersendiri karena pada waktu itu Surakarta penuh dengan berbagai macam organisasi, pejuang dan pengungsi, serta adanya orang-orang pro Belanda yang menyamar sebagai pasukan hijrah. Pasukan Siliwangi disebut sebagai Kesatuan Reserve Umum (KRU) karena berada diluar daerah operasinya Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September 2016.
13 47 Pasukan pasukan Siliwangi yang hijrah dari Jawa barat sebagian besar ditempatkan di Yogyakarta dan Magelang dan dapat digerakkan atas perintah langsung dari Panglima Besar, dan sebagian lagi ditempatkan di Surakarta, yaitu Brigade Siliwangi II dibawah pimpinan Letnan Kolonel Sadikin. Di Surakarta mereka tidak mempunyai mess dan tempat singgah maka oleh Markas Besar, pasukan Siliwangi ini ditempatkan tersebar di kota Surakarta sekitarnya dan ditempatkan di beberapa pabrik pabrik gula. Di pabrik gula Tasikmadu ada Batalyon I Sunan Gunung Jati pimpinan Mayor Rukman, Batalyon II Taruma Nagara di bawah pimpinan Mayor Sentot Iskandardinata ditempatkan di Delanggu, Batalyon III Prabu Kian Santang pimpinan Mayor Sambas Atmadinata ditempatkan di Sragen dan Batalyon IV Taji Malela pimpinan Mayor Umar Wirahadikusuma ditempatkan di pabrik gula Colomadu. Brigade II Siliwangi sendiri di Surakarta tidak dapat mengadakan latihan fisik dan lain lain akibat dari banyak persoalan yang timbul yang di hembuskan oleh FDR (Front Demokrasi Rakyat) bahwa Siliwangi adalah pasukan yang selalu kalah. 26 Meskipun TNI sudah dibentuk namun masih ada persaingan-persaingan antar badan keamanan yang dulunya terbentuk karena ideologi, ikatan sosial dan solidarisme tertentu. Solidarisme dan fanatisme kelompok yang begitu kuat seringkali menimbulkan benturan kepentingan dengan kelompok-kelompok lain yang juga mempunyai solidaritas kuat. 27 Adanya kelompok-kelompok seperti itu menimbulkan kekacauan dan gangguan keamanan di Surakarta. Kelompok pengacau yang meresahkan salah satunya adalah kelompok Mardjoeki. Mardjoeki adalah anggota Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI), meskipun 26 Yanuar Ridho N.A.Y.P., Op.Cit., hlm Julianto Ibrahim., Op.Cit., hlm. 117.
14 48 berpangkat Letnan Kolonel dan memiliki pasukan namun Mardjoeki melakukan tindakan-tindakan pelanggaran disiplin, pencurian dan tindakan kriminal lainnya. Pasukan Mardjoeki ini dalam pemenuhan kebutuhannya bertindak semena-mena terhadap rakyat. Mereka mengambil segala yang mereka inginkan tanpa membayar atau menggantinya. 28 Aksi pasukan Mardjoeki sering dilakukan pada malam hari dengan melakukan penggedoran-penggedoran. Selain mengambil bahan makanan juga pakaian dan perhiasan. 29 Menanggapi hal itu turun perintah dari kementrian pertahanan untuk melakukan pembersihan di Surakarta. 30 Berdasarkan perintah tersebut Letnan Kolonel Soeadi menetapkan Mayor Slamet Riyadi sebagai pelaksana. Dalam menghadapi masalah ini, Slamet Riyadi menemui dan mengadakan koordinasi dengan Achmadi pimpinan Tentara Pelajar Surakarta untuk mengatur siasat penumpasan pengacauan-pengacauan tersebut. 31 Secara serentak setelah dilakukan koordinasi Pasukan TNI dan Tentara Pelajar (TP) menyerang markas eks BPRI yang dipimpin Mardjoeki. Kontak senjata tidak berlangsung lama, anak buah Letkol Mardjoeki banyak yang menyerang. Seorang pejuang TP bernama Gadjah Soeranto gugur dalam peristiwa itu, sedangkan Letkol Mardjoeki berhasil melarikan diri. Pengejaran segera dilakukan guna menangkap Letkol Mardjoeki. Mardjoeki kemudian tertangkap di daerah Pasar Legi tanpa perlawanan. Slamet Riyadi kemudian memerintahkan agar Mardjoeki dibawa dengan sepeda motor ke daerah Panasan dan atas 28 Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus Wawancara dengan Sunaryo, tanggal 14 September Gerakan Pembersihan di Solo, Arsip Delegasi indonesia. No. 500, Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. 31 Keluarga Besar SA/CSA dan Mantan Perwira Brigade V Divisi II, Mengenang Ignatius Slamet Riyadi, (Jakarta: Keluarga Besar SA/CSA, 1996), hlm. 53.
15 49 kesalahannya yang telah diketahui dan dirasakan masyarakat Surakarta, Mardjoeki akhirnya dieksekusi tembak mati di Panasan. 32 Tindakan eksekusi itu menimbulkan reaksi keras dari Wakil Presiden Mohammad Hatta. Wakil Presiden marah atas tindakan tersebut, dan berpesan agar Slamet Riyadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan mengingat BPRI merupakan salah satu unsur TNI. Bung Hatta berpesan agar lain kali Slamet Riyadi lebih berhati-hati. Kasus Letkol Mardjoeku dianggap selesai BPRI pusat yang sebelumnya tidak terima akhirnya memahami keputusan hukuman Mardjoeki, mengingat banyaknya kejahatan yang diperbuat Mardjoeki. 33 Ditengah situasi yang memanas pada tanggal 2 Juli 1948, Kolonel Soetarto selaku panglima KPPS (Komando Pertempuran Panembahan Senopati), ditembak oleh orang yang tidak dikenal di depan rumahnya di Timuran. Dimata lawan lawannya Kolonel Soetarto dikenal dekat dengan FDR. FDR berusaha sekeras kerasnya untuk mempengaruhi dan membuat kesan bahwa Kolonel Soetarto telah berpihak kepadanya. Reaksi terbunuhnya Kolonel Soetarto segera meluas di lingkungan KPPS, kemudian timbul desas desus bahwa Kolonel Soetarto ditembak oleh Siliwangi karena di tempat perkara ditemukan emblem tentara Siliwangi. Kemudian Mayor Achmadi selaku KMK ( Komando Militer Kota ) datang ke markas Siliwangi dengan membawa barang bukti. Dengan melalui diskusi yang cukup alot, akhirnya Mayor Achmadi mau menerima alasan Letnan Kolonel Omon selaku Kepala Staf Brigade yang mengatakan bahwa tidak mungkin seorang pembunuh tokoh penting meninggalkan jejak. KPPS akhirnya 32 Ibid. 33 Ibid., hlm. 54
16 50 bisa menerima bahwa pembunuhan Kolonel Soetarto adalah pembunuhan yang berlatar belakang politik. 34 Kondisi Surakarta semakin mencekam dengan memanasnya hubungaan tentara hijrah Divisi Siliwangi dengan KPPS. Suasana yang mencekam berusaha diredakan pemerintah pusat dengan mengadakan pameran pembangunan memperingati tiga tahun proklamasi dan pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON). Acara yang diadakan tersebut berjalan kurang lancar. Pameran pembangunan yang diadakan di Sriwedari justru terbakar, muncul dugaan adanya sabotase dalam acara tersebut. Beberapa hari setelah kebakaran yang menghanguskan pameran pembangunan di Taman Sriwedari, Pekan Olahraga Nasional dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 9 September 1948 di Stadion Sriwedari. Insiden kembali terjadi satu hari setelah PON usai. KRU Siliwangi yang berada di daerah Srambatan disergap oleh pasukan KPPS yang masuk dalam Resimen Yadau. Insiden ini disebabkan adanya penculikan terhadap anggota KPPS di sekitar Srambatan yang merupakan markas dari KRU Siliwangi. Letnan Kolonel Soeadi memberi ultimatum agar Siliwangi membebaskan anggota KPPS yang diculik. Pada waktu itu Slamet Riyadi selaku komandan Batalyon V sudah bersiap apabila sewaktu-waktu mendapat perintah menyerang. Keadaan bertambah rumit setelah Dr. Moewardi diculik dan terjadi bentrok antara Barisan Banteng yang dibantu Pasukan Siliwangi dengan Pesindo yang diduga pelaku penculikan Pramoedya Ananta Toer, kronik revolusi Indonesia jilid IV- 1948, (Jakarta: Gramedia, 2003), hlm Wawancara dengan Sudiyono, tanggal 12 Agustus 2016.
17 51 Panglima Besar Jenderal Soedirman yang mendapat berita mengenai peristiwa tersebut segera menuju Surakarta untuk meredakan suasana. Jenderal Soedirman memanggil masing-masing pimpinan kesatuan yaitu Letnan Kolonel Soeadi dan Letnan Kolonel Sadikin untuk berunding dan membahas masalah yang sedang terjadi. Kedatangan Jenderal Soedirman ditambah dengan adanya perundingan yang mempertemukan kedua pimpinan membuat suasana kembali tenang. Presiden Sukarno kemuadian menetapkan Surakarta, Semarang dan Madiun sebagai daerah militer dan menetapkan Kolonel Gatot Soebroto sebagai Gubernur Militer. Presiden Soekarno juga menetapkan Kolonel Bambang Soegeng sebagai Kepala Staf Pertahanan Jawa Tengah dan Moeljanto sebagai wakil jaksa Agung. 36 Permasalahan antara KPPS dengan Divisi Siliwangi sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh kesalahpahaman, dan juga ada pihakpihak yang sengaja ingin membuat situasi tidak aman yaitu pihak yang berhaluan kiri salah satunya PKI. Berhubung banyak pejuang pada waktu itu yang masih berusia muda maka masih wajar bila terjadi cekcok atau salah paham, namun diluar itu banyak juga yang saling berteman dengan Divisi Siliwangi Menumpas Pemberontakan PKI Madiun Pada tanggal 18 September 1948 PKI telah mengadakan perampasan kekuasaan di Madiun dan mendirikan pemerintahan di bawah pimpinan Muso. Pukul pagi tanggal 18 September 1948, Madiun sudah dikuasai oleh 36 Pengumuman Pemerintah, Arsip Kementrian Pertahanan. No. 1433, Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. 37 Wawancara dengan Djoko Ramelan, tanggal 10 Agustus 2016., Wawancara dengan Sudiyono, tanggal 12 Agustus 2016.
18 52 pemberontak. 38 Gedung-gedung penting telah berhasil dikuasai dan pasukan TNI serta aparat keamanan yang dianggap tidak sepaham, dilucuti dan ditahan. Peristiwa Madiun dianggap memiliki kaitan dengan peristiwa kekacauan di Surakarta. Yadau dan Soejoto merupakan TLRI (Tentara Laut Republik Indonesia) yang pasukannya termasuk dalam pasukan tambahan KPPS telah dibubarkan dan dipecat dari tentara karena terdapat indikasi bahwa mereka beraliran kiri dan sering memancing bentrokan dengan Divisi Siliwangi. Panglima Besar jenderal Sudirman yang menenangkan situasi di Surakarta juga menekankan bahwa peristiwa bentrok dan kekacauan di Surakarta disebabkan hasutan-hasutan dari PKI. Pelantikan Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer dianggap keputusan yang tepat, karena Markas Besar Angkatan Perang (MBAP) Indonesia memiliki perwira terpercaya di garis depan. Salah satu kesulitan untuk menumpas PKI adalah beranekaragamnya pasukan atau tentara pada waktu itu. Sebab itu, tugas pertama Gubernur Militer Surakarta ialah menentukan dahulu manakah pasukan atau tentara pemerintah dan mana pasukan pemberontak PKI. 39 Slamet Riyadi mendapat instruksi dari Kolonel Gatot Soebroto untuk mencegah Mayor Soedigdo yang berada di Wonogiri bergabung dengan PKI Musso. Selain mendapatkan misi menyadarkan Mayor Soedigdo, Mayor Slamet Riyadi juga mendapat tugas khusus yaitu menemui Letnan Kolonel Soeadi Soeromihardjo. Tugas menemui pimpinannya tersebut guna menjelaskan situasi dan kondisi Surakarta yang sebenarnya, sehingga tidak 38 Julius Pour., Op.Cit. hlm Keluarga Besar SA/CSA dan Mantan Perwira Brigade V Divisi II, Op.Cit., hlm. 56.
19 53 terpengaruh hasutan PKI. Mayor Digdo berhasil ditemui dan diajak kembali. Slamet Riyadi kemudian menempatkan Mayor Soedigdo bersama pasukannya ke salah satu markas di daerah Paras, Boyolali. Tugas kedua untuk menemui Letnan Kolonel Soeadi juga berhasil dilakukan, setelah mendapat info dari Mayor Soedigdo mengenai lokasi Letnan Kolonel Soeadi kemudian menyampaikan seputar peristiwa yang sebenarnya terjadi. Letnan Kolonel Soeadi mengerti dan berjanji memenuhi himbauan Gubernur Militer. 40 Keberhasilan Mayor Slamet Riyadi ini menyebabkan pasukan pemberontak di Madiun gagal mendapatkan bantuan militer. Operasi menumpas pemberontakan di Madiun selanjutnya digelar dengan dipimpin langsung oleh Gubernur Militer Kolonel Gatot Subroto. Operasi tersebut menggunakan empat kelompok pasukan. Kelompok pasukan pertama dalah kelompok pasukan Siliwangi, terdiri dari delapan batalyon dan dipimpin oleh Letnan Kolonel Sadikin. Kelompok kedua adalah Brigade V/Panembahan Senopati dibawah pimpinan Mayor Slamet Riyadi. Kelompok pasukan ketiga adalah Tentara Pelajar yang dipimpin Mayor Achmadi dan kelompok ke empat adalah pasukan yang dipimpin dari Banyumas yang dipimpin Mayor Soerono Reksodimedjo. Sementara itu, di Jawa Timur Gubernur Militer kolonel Soengkono menugaskan Brigade Surachmad untuk melakukan operasi penyerbuan Madiun dari arah timur. 41 Usaha pemberantasan PKI terus dilakukan, termasuk dengan penerangan kepada masyarakat melalui RRI dan pamflet lewat udara. Penerangan dilakukan untuk mencegah meluasnya propaganda PKI. Jenderal 40 Ibid., hlm Julius Pour., Op.Cit. hlm. 102.
20 54 Sudirman menekankan upaya pemberantasan pemberontakan PKI lebih ditujukan untuk menangkap dan mengadili para tokoh intelektualnya, bukan untuk menyeret anak buah serta massa pengikutnya. Pendekatan kekeluargaan lebih ditekankan kepada pasukan yang mungkin masih bisa diajak kembali membela Indonesia. 42 Pada Tanggal 30 September 1948 pusat kota Madiun berhasil direbut namun, pasukan komunis berhasil melarikan diri. Dalam usaha pelarian tersebut Musso tewas tertembak, sementara Amir Syarifuddin dan petinggi lainnya berhasil tertangkap. Slamet Riyadi dalam operasi penumpasan pemberontakan PKI Madiun berhasil menangkap tiga perwira komunis, yaitu Letnan Jenderal Sukono Djojopratiknjo, Letnan Kolonel Syamsudin musanif dan Mayor Soewitojo. Para tahanan politik ini nantinya dieksekusi pada saat Belanda melancarkan Agresi Militer ke dua, hal itu dikarenakan keadaan darurat mengingat Belanda bisa menyerang sewaktu waktu Wawancara dengan Sudiyono, tanggal 12 Agustus Julius Pour., Op.Cit. hlm. 110.
penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciPemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI
Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciPERISTIWA SETELAH PROKLAMASI
PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI
Lebih terperinciB A B III KEADAAN AWAL MERDEKA
B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasca Indonesia merdeka, Belanda masih berupaya untuk kembali menguasai Indonesia. Begitu pula pimpinan sekutu, Laksamana Mountbatten secara resmi memerintahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinciPETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946
BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan
Lebih terperinciSEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13
Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BERBAGAI DAERAH II SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis
Lebih terperinciMultimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :
Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.
Lebih terperinciBAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan
BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan
Lebih terperincitanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.
2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan
Lebih terperinciDari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.
Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka
Lebih terperinciPROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI
www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )
58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciBAB IV KONFLIK MILITER DI SURAKARTA TAHUN 1948
BAB IV KONFLIK MILITER DI SURAKARTA TAHUN 1948 A. Latar Belakang Periode awal tahun 1948 hingg menjelang Agresi Militer Belanda jilid II, dunia militer Republik Indonesia mengalami permasalahan yang amat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak sudah yang telah dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak sekali peristiwa yang dialami
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.
Lebih terperinciBAB II PROKLAMASI 1945 DAN PENGARUHNYA DI SURAKARTA. A. Kondisi Surakarta Pasca Proklamasi 1945
17 BAB II PROKLAMASI 1945 DAN PENGARUHNYA DI SURAKARTA A. Kondisi Surakarta Pasca Proklamasi 1945 1. Respon Masyarakat Surakarta Terhadap Proklamasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi Bangsa
Lebih terperinciBAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN
BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.
BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih
Lebih terperinciGERAKAN TENTARA : TENTARA PELAJAR DI SIDOBUNDER
GERAKAN TENTARA 1947-1948: TENTARA PELAJAR DI SIDOBUNDER DAN PASUKAN SILIWANGI DI SURAKARTA Oleh: Danar Widiyanta dan Djumarwan 1 Abstrak Dalam periode Revolusi Fisik Indonesia, militer dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Page1 BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA I. Perjuangan Bersenjata Setelah Perang Pasifik, Indonesia ditangani oleh Pasukan Sekutu yang bernama Allied Forces
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya
Lebih terperinciBAB IV KONFLIK MILITER DI SURAKARTA TAHUN A. Serangan Terhadap Markas Siliwangi di Surakarta
BAB IV KONFLIK MILITER DI SURAKARTA TAHUN 1948 A. Serangan Terhadap Markas Siliwangi di Surakarta Konflik militer di Surakarta secara luas dilihat dari kebesaran nama Divisi Siliwangi dan Divisi Panembahan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun
Lebih terperinciPASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)
PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **) Pembuka Hari Jum at Legi, tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamirkan kemerdekaanya oleh Soekarno dan Moh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak
Lebih terperinciMateri Sejarah Kelas XII IPS
2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia
Lebih terperinciPenyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.
Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciLampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
LAMPIRAN 70 71 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis
Lebih terperinciLATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)
Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode E) Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Preanger Stelsel mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 10 Agustus 1945 draft penyerahan tanpa syarat Jepang kepada Sekutu disusun dan direkam, selain mencantumkan penyerahan tanpa syarat Jepang terhadap Sekutu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku
Lebih terperinciKONFLIK MILITER DIVISI SILIWANGI DENGAN DIVISI PANEMBAHAN SENOPATI DI SURAKARTA TAHUN 1948 RINGKASAN SKRIPSI
KONFLIK MILITER DIVISI SILIWANGI DENGAN DIVISI PANEMBAHAN SENOPATI DI SURAKARTA TAHUN 1948 RINGKASAN SKRIPSI Oleh : Hery Setya Adi 10407141012 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH KEBUMEN DAN SURAKARTA PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN
BAB II KONDISI WILAYAH KEBUMEN DAN SURAKARTA PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN A. Kondisi Wilayah Sidobunder, Kebumen Asal nama kebumen berdasarkan cerita dari masyarakat, menyatakan bahwa nama kebumen diambil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dengan Divisi Panembahan Senopati di Surakarta Tahun 1948 ini mencakup
BAB V KESIMPULAN Penelitian dan penulisan mengenai Konflik Militer Divisi Siliwangi dengan Divisi Panembahan Senopati di Surakarta Tahun 1948 ini mencakup banyak aspek yang terkait, baik sebagai faktor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa mengenal lelah. Terlebih-lebih mereka mengalami penderitaan yang amat sangat dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi lahir di Surakarta, 26 Juli
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi lahir di Surakarta, 26 Juli 1927 dan meninggal di Ambon, 4 November 1950 pada umur 23 tahun adalah seorang tentara Indonesia.
Lebih terperinciSilahkan Baca Tragedi PKI Ini
Silahkan Baca Tragedi PKI Ini Nusantarapos,- Apakah Pantas Soeharto Diampuni?, Ada seorang ahli sejarah yang sempat meneliti tentang kejadian yang menimpa bangsa kita di tahun 1965, mengatakan bahwa di
Lebih terperinciUsaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai
2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda
Lebih terperinciMengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965
Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah telah mencatatkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah telah mencatatkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dari masa ke masa dengan pemaparan tempat, waktu, tokoh, sebab akibat, dan bagaimana sebuah peristiwa
Lebih terperinciPergolakan dan pemberontakan dalam negri yang mengancam disintegrasi bangsa TUGAS
SMAN 1 CIGUGUR Jl.Sukamulya no 12 Cigugur Kuningan Tlp. 0232873840 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI EVALUASI Pergolakan dan pemberontakan dalam negri yang mengancam
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Mendidik dan pendidikan adalah 2 hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik ialah kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menandai akhir Perang Dunia II. Dalam situasi demikian, tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno
Lebih terperinci3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik antara
Lebih terperinciIni Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI
Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki
Lebih terperinciPEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965
PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 1. LATAR BELAKANG GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI. Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah
Lebih terperinciAKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA
AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan
Lebih terperinciSurat-Surat Buat Dewi
Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar : 1. Menganalisis Perjuangan sejak Proklamasi hingga Lahirnya 1.1. Menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Reorganisasi dan Rasionalisasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) 1948-1950: Dari Pembentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 serta Uni Sovyet menyatakan perang terhadap Jepang seraya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini
BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda
Lebih terperinciKeterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65
Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI KABINET HATTA I DALAM MENJALANKAN PEMERINTAHAN UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN INTERNASIONAL
BAB IV STRATEGI KABINET HATTA I DALAM MENJALANKAN PEMERINTAHAN UNTUK MENDAPATKAN PENGAKUAN INTERNASIONAL A. Hasil Program Kerja Kabinet Hatta I Masa kerja Kabinet Hatta I dimulai pada tanggal 29 Januari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian
Lebih terperinciPEMERINTAH DARURAT MILITER SURAKARTA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA TAHUN
PEMERINTAH DARURAT MILITER SURAKARTA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA TAHUN 1948-1950 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Sejarah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan
Lebih terperinciPada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:
Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang
BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak
Lebih terperinciBAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)
BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 2.1.1 Data Literatur 2.1.2 Artikel Lestariningsih, Amurwani
Lebih terperinciLAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI
L1 LAMPIRAN Hasil wawancara Person Purnawirawan TNI Tanggal wawancara 31 Oktober 2012 Jam wawancara 12.00-13.00 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana struktur organisasinya?
Lebih terperinciMODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA
MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : MAKNA PROKLAMASI DAN KEHIDUPAN SOSIAL MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.
Lebih terperinciPANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita
Lebih terperinci