BAB I PENDAHULUAN. valuta asing cukup krusial untuk dipelajari. Untuk itu, pasar valuta asing yang efisien
|
|
- Djaja Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbasis pada perdagangan. Peranan pasar valuta asing cukup krusial untuk dipelajari. Untuk itu, pasar valuta asing yang efisien sangatlah dibutuhkan dalam perekonomian Indonesia. Menurut Hallwood dan MacDonald (dalam Mabakeng dan Sheefeni, 2014a) pasar yang efisien adalah pasar yang memiliki kategori semua informasi yang tersedia di pasar digunakan secara sempurna, semua partisipan di pasar tidak dapat meraih abnormal profit termasuk spekulan, tidak ada intervensi pemerintah, baik Covered Interest Parity maupun Uncovered Interest Parity berlaku sepanjang waktu, serta dalam pasar yang efisien forward exchange rate sama dengan expected spot rate. Mengacu pada hipotesis pasar efisien, pasar yang tidak efisien menyebabkan volatilitas yang berlebihan dan volatilitas yang berlebihan ini akan membahayakan perekonomian rill karena meningkatkan biaya di pelaku pasar sehingga pasar kurang efisien dalam hal alokasi sumber daya. Ketepatan alokasi sumber daya akan membantu meminimalisir diperlukannya intervensi pemerintah. Seiring perkembangan teknologi tentunya berpengaruh positif terhadap pelaku pasar valuta asing dalam mengakses data serta informasi yang ada di seluruh dunia. Hal ini seharusnya sejalan dengan hipotesis pasar yang efisien yang menyatakan 1
2 bahwa harga yang terjadi di pasar merefleksikan keseluruhan informasi yang relevan dan tersedia secara bebas tanpa biaya. Apabila pasar valuta asing sudah efisien maka tidak ada kesempatan bagi para spekulan untuk meraih keuntungan abnormal. Mabakeng dan Sheefeni (2014a) membedakan tingkat efisiensi pasar ke dalam tiga tingkat, yaitu efisiensi tingkat lemah, semi kuat dan kuat. Pembagian tingkat efisiensi pasar ini berlandaskan tingkat informasi yang dicerminkan oleh harga yang terjadi di pasar. Efisiensi pasar tingkat lemah mengandung keseluruhan informasi yang ada pada periode sebelumnya. Selanjutnya, efisiensi pasar tingkat semi kuat dianggap merangkum keseluruhan informasi publik yang ada di pasar. Tingkat yang paling tinggi adalah efisiensi pasar tingkat kuat. Efisiensi pasar tingkat kuat merangkum keseluruhan informasi baik pada periode sebelumnya, informasi publik maupun informasi privat. Kemajuan teknologi dalam akses data dan informasi diharapkan berbanding lurus dengan peningkatan efisiensi pasar, dalam hal ini pasar valuta asing Indonesia. Pasar valuta asing di Indonesia dinilai masih sangat dangkal dengan nilai transaksi yang cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yaitu hanya sekitar $4,2 milyar hingga $5 milyar. Perbandingan ini dapat dilihat melalui transaksi valuta asing Malaysia bernilai $11 milyar, kemudian Thailand sebesar $13 milyar dan terpaut jauh dengan Singapura yang nilai transaksinya mencapai $300 milyar per hari. Pasar yang dangkal ini ditakutkan rentan terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Hal ini dapat dilihat dari krisis yang 2
3 terjadi di Indonesia mulai dari krisis moneter tahun 1997 hinggal krisis global tahun Goncangan eksternal yang berasal dari Thailand bath maupun tekanan pasar keuangan AS secara cepat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia dan menyebabkan volatilitas yang berlebihan. Bank Indonesia berupaya melakukan pendalaman pasar valuta asing dalam rangka menjaga stabilitas keuangan negara. Dalam laporannya, Bank Indonesia menyatakan bahwa pendalaman diperlukan karena pasar valuta asing Indonesia cenderung masih dangkal. Pasar valuta asing yang dangkal rentan terhadap kegiatan yang mengganggu stabilitas nilai tukar, terutama mengacu pada keberadaan kejutan maupun kegiatan spekulan. Upaya ini dilakukan Bank Indonesia dengan menerbitkan Buku Biru Pasar Keuangan yang berbasis pada instrumen dan investor, perbaikan infrastuktur, regulasi dan standarisasi, dukungan kelembagaan, serta edukasi dan sosialisasi. Program yang ditempuh juga berbagai macam seperti menjamin keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing, meningkatkan kredibilitas pasar valuta asing dengan mengeluarkan code of conduct pasar valuta asing Indonesia, maupun memperbaharui regulasi yang berkaitan transaksi pasar valuta asing antara bank dan pihak asing. Keseluruhan upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas, membangun infrastruktur pasar yang kuat serta peningkatan efisiensi pasar valuta asing. Menurut Laporan Kajian Stabilitas Keuangan 2015, kondisi perekonomian Indonesia tengah berada dalam ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian ini 3
4 berasal dari belum jelasnya arah kebijakan moneter AS, pertumbuhan perekonomian AS yang dinilai belum maksimal, serta kebijakan quantitative easing yang masih dilakukan oleh European Central Bank dan Bank of Japan. Di sisi lain, kawasan emerging market mengalami pelemahan ekonomi dipicu oleh pelemahan perekonomian Tiongkok. Ketidakseimbangan ini menyebabkan pasar valuta Indonesia rentan terhadap tekanan-tekanan baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Penelitian efisiensi pasar valuta asing Indonesia sangatlah menarik mengingat sejarah krisis yang dialami Indonesia dan ketidakpastian global yang tengah berlangsung. Efisiensi pasar sangat dibutuhkan negara yang berorientasi pada perdagangan dan cenderung menjadi pelarian modal-modal sementara para investor. Mengetahui tingkat efisiensi pasar valuta asing dapat menjadi langkah utama dalam menentukan proporsi intervensi maupun dasar dari prediksi pergerakan nilai tukar. Penelitian ini diharapkan berguna baik untuk pengambilan keputusan pembuat kebijakan (otoritas moneter) maupun pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor dan pelaku pasar valuta asing lainnya. 1.2 Keaslian Riset Dalam penelitian ini mata uang yang digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (IDRUSD), Yuan China (IDRCNY) serta nilai tukar rupiah terhadap Yen Jepang (IDRJPY). Ketiga negara ini memiliki nilai ekspor yang besar 4
5 terhadap Indonesia. China, Amerika Serikat dan Jepang masih tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2015 ke Amerika Serikat mencapai $ 1,2 miliar, China $ 1,09 miliar dan ke Jepang $ 1,01 miliar. Pada periode Januari-Oktober 2015, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan rasio 11,51 persen bernilai $ 12,8 miliar, diikuti China dengan rasio 9,88 persen bernilai $ 11 miliar, dan Jepang dengan rasio 9,79 persen bernilai $ 10,9 miliar 1. Pemilihan ketiga variabel ini juga didukung dengan hasil laporan Bank For International Settlement (BIS). Dilaporkan bahwa dolar Amerika merupakan mata uang dominan dalam perputaran valuta asing yaitu sebesar 87 persen. Menurunnya share Euro sebesar 33 persen digantikan oleh Yen Jepang yang meningkat secara signifikan pada periode penelitian. Selanjutnya Yuan China yang masuk ke dalam daftar 10 mata uang yang paling sering diperdagangkan 2. Analisis mengenai efisiensi pasar mulai berkembang mengingat peranannya cukup besar dalam pengambilan keputusan di pasar valuta asing. Perkembangan ini juga didukung oleh semakin besarnya transaksi valuta asing dunia dan juga anggapan bahwa mata uang merupakan aset yang dapat diperdagangkan. Bashir, et al (2014) meneliti efisiensi pasar valuta asing Pakistan dengan mengestimasi hubungan antara 1 Wiyanti, Sri. Amerika Serikat & China masih jadi negara tujuan ekspor terbesar RI pada 15 November Diaskes 20 Agustus Bank For International Settlements Trienniel Central Bank Survey. Foreign Exchange Turnover in April 2013: Preliminary Global Results. Switzerland Monetary and Economic Department 5
6 nilai tukar spot dengan forward exchange rate. Mata uang Pakistan dikaitkan dengan beberapa mata uang lainnya yaitu Australian dolar (AUD), Swiss franc (CHF), dan Euro (EUR). Hasil dari penelitian ini adalah hipotesis pasar yang efisien tidak berlaku di Pakistan karena forward exchange rate tidak secara lengkap menjelaskan keseluruhan informasi yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar valuta asing di Pakistan masih dapat meraih keuntungan melalui kegiatan spekulasi karena pasar yang belum efisien. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wickremasinghe (2004) pada pasar valuta asing Sri Lanka selama periode nilai tukar mengambang. Hasil penelitian ini cukup membingungkan pasalnya uji akar unit yang dilakukan mendukung keberadaan efisiensi pasar tingkat lemah namun uji kointegrasi yang dilakukan menunjukkan adanya penolakan terhadap efisiensi pasar tingkat semi kuat. Di sisi lain, Mabakeng dan Sheefeni (2014a, 2014b) melakukan dua kali penelitian terhadap pasar valuta asing Namibia. Penelitian ini menggunakan tahapan uji stasioneritas, kointegrasi, kausalitas serta uji inovasi. Hasil kedua penelitian tersebut memberikan dukungan bagi efisiensi tingkat lemah maupun efisiensi tingkat semi kuat di pasar valuta Asing di Namibia. Agacer, et al (2015) yang menggunakan beberapa uji ekonometrika dengan membangun model melalui substitusi Purchasing Power Parity, Fisher Effect, Interest Rate Parity, dan Covered Interest parity di pasar valuta asing Amerika terhadap Canadian dolar, British pound, dan French Franc menemukan bahwa forward exchange rate bukan merupakan prediktor yang tidak bias terhadap future spot rate. Kemudian Chien, et al (2014) menggunakan recrusive 6
7 co-integration untuk menganalisis beberapa Negara ASEAN dan menemukan pasar yang efisien pada penelitiannya terhadap Singapura dan Indonesia, sedangkan pasar valuta asing Thailand dan Filipina tidak efisien. Penelitian ini mengadopsi tahapan estimasi yang digunakan mengkombinasikan dua penelitian Mabakeng dan Sheefeni (2014a, 2014b). Penelitian ini mengkombinasikan tahapan estimasi yang digunakan oleh Mabakeng dan Sheefeni sehingga mampu menguji efisiensi pasar valuta asing Indonesia baik uji efisiensi pasar tingkat lemah maupun semi-kuat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan data nilai tukar harian. Periode yang digunakan juga relatif panjang yaitu Januari 2008 hingga Mei Ukuran sampel yang besar diharapkan dapat mengatasi permasalahan uji Augmented Dickey Fuller yang memiliki signifikansi uji rendah apabila sampel berukuran kecil. 7
8 Tabel 1.1. Keasilian Data No. Penulis Variabel Alat Analisis Ringkasan Hasil 1 Chien, et al. (2014). Recursive Co-Integration Analysis of Foreign Exchange Market Stability: An Application for ASEAN Countries. International Journal of Science Commerce and Humanities. 2 Bashir, et al (2014). The Efficiency of Foreign Exchange Markets in Pakistan An Empirical Analysis. 3 Agacer, et all (2015). Several Econometric Tests of Exchange Rate Efficiency for a Few European Countries. Nilai tukar spot dan onemonth forward rate dari empat negara (Singapura, Thailand, Filipina dan Indonesia) Nilai tukar spot Rupee dan one-month forward rate terhadap AUD, CHF, EURO, JPY dan USD Nilai tukar spot dan forward rates USD terhadap Canadian dolar, British pound, dan French Franc. Recursive Integration Regresi OLS forward rate terhadap nilai tukar spot saat ini. OLS. Regresi antara nilai tukar spot, forward rate dengan memasukkan risk premium. Kointegrasi terlihat mulai tahun 2000 pada pasar valuta asing singapura. Sebaliknya, Kointegrasi justru tidak terlihat di Indonesia sampai tahun 2008 alasannya masih rendahnya keterbukaan dan liberalisasi keuangan. Dapat disimpulkan bahwa hingga tahun 2008 pasar Indonesia tergolong pasar yang efisien. Dua negara lainnya (Filipina dan Thailand memiliki pasar valuta asing yang tidak efisien. Mendukung keberadaan efisiensi tingkat lemah Forward exchange rate bukan prediktor yang tidak bias bagi future spot rate. 4 Mabakeng dan Sheefeni Nilai tukar spot 1. Uji unit root Variabel yang diteliti tidak stasioner 8
9 (2014a). Examining the Weak-Form Efficiency in Foreign Exchange Rate Market in Namibia. 5 Mabakeng dan Sheefeni. (2014). Investigating the Semi-strong Efficiency in Namibia s Foreign Exchange Market. Global Journal of Contemporary Research in Accounting, Auditing, and Business Ethics (GJCRA). Volume 1. Namibian dolar terhadap GBP, USD, dan EURO. Nilai tukar spot Namibian dolar terhadap GBP, USD dan EURO 1. Uji Stasioneritas 2. Kointegrasi 3. Kausalitas mengimplikasikan adanya efisiensi tingkat lemah.data runtut waktu Namibian dolar mengikuti pola random walk. Dengan kata lain, nilai tukar pada periode sebelumnya tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai tukar periode saat ini. Menemukan adanya bukti terkait efisiensi tingkat semi kuat pada pasar valuta asing Namibia. Hal ini dibuktikan melalui ada tidak stasionernya data pada level serta tidak ditemukannya kointegrasi antara variabel yang diteliti. Kesimpulannya, harga pasar pada periode sebelumnya tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga pasar saat ini maupun harga pasar pada periode selanjutnya, serta pergerakan salah satu nilai tukar tidak dapat diprediksi melalui pergerakan nilai tukar yang lainnya. 9
10 1.3 Masalah Penelitian Dalam pasar yang efisien, keseluruhan informasi diterima oleh pelaku pasar secara lengkap dan tanpa biaya. Informasi lengkap dan tanpa biaya ini menghasilkan pasar yang harga keseimbangannya menjelaskan keseluruhan harga pasar. Apabila pasar valuta asing Indonesia belum efisien tentunya harga di pasar belum menunjukkan keseluruhan informasi yang ada tersebut. Pasar yang tidak efisien memberikan peluang keuntungan abnormal bagi para pelaku pasar. Aktivitas yang bertujuan memaksimalkan keuntungan ini seringkali menyebabkan volatilitas yang berlebihan. Untuk itu, pasar yang tidak efisien memerlukan intervensi pemerintah untuk menjadi kestabilan perekonomian. Sebaliknya, Apabila pasar efisien dan harga yang terjadi mencerminkan keseluruhan informasi yang ada tentunya mengurangi perlunya peran pemerintah. Pasar yang efisien akan terus menemukan keseimbangan baru dengan cepat sesuai dengan pergerakan informasi yang di dapatkan. Stabilitas nilai tukar sangat dipengaruhi oleh efisiensi pasar valuta asing Indonesia. Stabilitas nilai tukar ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang baik serta mendorong kenyamanan kegiatan ekspor-impor Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian terkait tingkat efisiensi pasar di Indonesia sangatlah menarik. Mengetahui kadar efisiensi pasar valuta asing suatu negara dapat menjadi takaran yang baik bagi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam pasar valuta asing. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1) Berada pada tingkat efisiensi apakah pasar valuta asing di Indonesia? 10
11 2) Apakah intervensi diperlukan dalam pasar valuta asing Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat efisiensi pasar valuta asing di Indonesia berdasarkan derajat penyerapan informasi yang tercermin pada nilai tukar rupiah. 1.6 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan ini diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan bagi para pelaku pasar valuta asing Indonesia dalam pengambilan keputusan sesuai dengan tingkat efisiensi pasar yang berlaku di Indonesia. Penelitian dengan menggunakan tahapan estimasi yang mudah juga diharapkan dapat mudah dimengeri. Penggunaan data harian diharapkan meningkatkan kepekaan terhadap keterkaitan nilai tukar maupun besaran respon dalam tempo yang lebih cepat dibandingkan data bulanan. Hal ini diharapkan dapat menjadi refrensi pemilihan penggunaan informasi yang tepat menyesuaikan kadar efisiensi pasar valuta asing Indonesi. 1.7 Sistematika Penulisan 1) BAB I Bab 1 dalam penulisan skripsi ini berisikan komponen latar belakang di antaranya diskusi empiris, keaslian penulisan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, serta tujuan dan manfaat penelitian 11
12 2) BAB II Bab 2 membahas tinjauan pustaka penulisan skripsi yang berisikan landasan konsep dan landasan empiris yang digunakan. 3) BAB III Bab 3 mengulas metode penelitian, hasil penelitian dari tahapan estimasi yang dilakukan serta diskusi terkait hasil yang diperoleh. 4) BAB IV Bab 4 merupakan penutup penulisan skripsi yang berisikan kesimpulan dan saran penulis. 12
Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13
Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pasar bebas, globalisasi, tuntutan ekonomi maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas perdagangan international
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama ini telah diketahui bahwa di pasar saham dan pasar lainnya sering kali terjadi anomali-anomali yang termasuk di dalamnya adalah Weekday Effect yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir ini (1993-2012) Indonesia mengalamai dua kali krisis keuangan, yang pertama terjadi pada tahun 1998 yang pada saat itu nilai tukar rupiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods di awal tahun 1970an, berbagai negara industri telah melakukan reformasi rezim nilai tukar nominal tetap mereka menjadi nilai tukar
Lebih terperinciSkripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI
Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE
SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis and Management mengatakan we invest to make money. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa
Lebih terperinciMEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA
MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai
Lebih terperinciSEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?
Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui di setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain, sehingga dalam melakukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian global pada tahun 2013 mengalami pelemahan dari tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2013 sebesar 0,1% dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang
Lebih terperinciKondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar
Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar Mater 5 Andri Helmi M, S.E., M.M. Pengantar Kita akan mempelajari hubungan penting paritas internasional yang memiliki pengaruh besar bagi penentuan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
sebelumnya juga negatif. Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh hari sebelumnya terhadap Day of the Week Effect. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik
Lebih terperinciP A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :
P A S A R U A N G Sekelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang), yang umumnya berkualitas tinggi diperjual-belikan. Fungsi Pasar Uang : Merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,
Lebih terperinciMengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro
Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah
Lebih terperinciIndeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN
1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang
III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%
1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis berkembang melampaui batas batas negara. Kegiatan perdagangan, investasi dan permodalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciKuliah II Manajemen Keuangan Internasional
Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional Pasar Valuta Asing/Devisa The Foreign Exchange Market By : Pedro Ximenes ST,MM Pengertian Pasar Devisa/Valas Pasar Valuta Asing/Devisa. Pengertian : Pasar valuta
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu aset tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang akan memberikan imbal hasil di masa yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam ilmu keuangan, kurs adalah sebuah nilai yang merefleksikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam ilmu keuangan, kurs adalah sebuah nilai yang merefleksikan suatu mata uang yang dapat ditukarkan dengan mata uang lain (O Sullivan, Sheffrin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat
Lebih terperinci1 Universitas indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa pertanyaan menggelitik dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pelarian modal yang terjadi di suatu Negara cukup menarik perhatian untuk dicermati oleh
Lebih terperinciTANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21
TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI
Lebih terperinciANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI
ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI Di ajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbedaan nilai tukar suatu mata uang negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000:129). Kurs merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era teknologi dan informasi perkembangan berita semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi dan informasi perkembangan berita semakin pesat dimana berbagai pihak yang membutuhkan informasi dapat mengakses informasi tersebut dengan mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari tahun 1876 sampai 1913, tingkat kurs ditentukan oleh standar emas
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas tentang : 1. Latar belakang, 2. Identifikasi masalah, 3. Tujuan penelitian, 4. Asumsi, 5. Kegunaan penelitian, dan 6. Sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pembangunan ekonomi internasional yang semakin terkait dan adanya interdependensi antar negara, arus perdagangan barang juga mengalami perkembangan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dampak globalisasi di bidang ekonomi memungkinkan adanya hubungan saling terkait dan saling memengaruhi antara pasar modal di dunia. Dampak globalisasi di bidang ekonomi diikuti
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pesat pasar keuangan global di masa sekarang semakin cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi direspon oleh pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Foreign Exchange (forex) saat ini berkembang pesat sebagai salah satu model investasi yang menggiurkan, karena forex trading memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perjalanan perbankan yang diawali dari kemelut moneter sejak. pertengahan tahun 1997 lalu telah mengakibatkan terjadinya perubahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan perbankan yang diawali dari kemelut moneter sejak pertengahan tahun 1997 lalu telah mengakibatkan terjadinya perubahan fundamental pada peta perbankan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks bursa saham yang terdapat di beberapa negara yang berada di kawasan ASEAN, yaitu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah menyebabkan terjadinya hubungan interdependen diantara pasar saham yang berada di seluruh dunia, perubahan yang terjadi di satu pasar modal dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy yang sedang berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi. Ekonomi Indonesia relatif cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang
Lebih terperinciMateri Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka menjadi konsumsi dan simpanan (saving). Seiring dengan perkembangan zaman, pola pengeluaran masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka inilah yang membawa suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IHSG yang mencatat pergerakan saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga mencerminkan pasar modal yang tengah mengalami peningkatan
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN MEMUTUSKAN :
JENIS : KEPUTUSAN NOMOR : 50/KM.11/2014 TANGGAL : 25 NOPEMBER 2014 26 NOPEMBER 2014 SAMPAI DENGAN 02 DESEMBER 2014 UNTUK TANGGAL 26 NOPEMBER 2014 SAMPAI DENGAN 02 DESEMBER 2014 Mewah, Bea Keluar, dan Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan perekonomian di negara lain dan dunia secara umum, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciKondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KAJIAN SINGKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciIkhtisar Perekonomian Mingguan
18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap hubungan kerjasama antar negara. Hal ini disebabkan oleh sumber daya dan faktor produksi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius
Lebih terperinciPilihan Sistem Nilai Tukar dan Pengendalian Arus Modal
Pilihan Sistem Nilai Tukar dan Pengendalian Arus Modal Bobby Hamzar Rafinus Pendahuluan Kegundahan akan terjadinya krisis kedua sempat timbul dalam beberapa bulan terakhir setelah ada kecenderungan nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia menyebabkan beberapa instrumen keuangan seperti saham, obligasi, hingga derivatif menjadi sarana untuk melakukan investasi. Tidak hanya
Lebih terperinci