EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA
|
|
- Doddy Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dan harus dirancang secara sistematis dan seksama berdasarkan pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan sarana serta prasarana pembelajaran. Dalam kaitannya dengan hal diatas, guru dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Situasi tersebut harus diupayakan untuk semua mata pelajaran. Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal. Untuk membuat siswa menyenangi suatu mata pelajaran yang diajarkan. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu modern dan memiliki berbagai peranan penting dalam berbagai disiplin, dan memajukan daya pikir manusia. Matematika perlu diberikan sejak pendidikan dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis dan kreatif. Sehubungan dengan fungsi matematika sebagai mata pelajaran yang dapat membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan penalaran adalah logika matematika. Logika Matematika merupakan salah satu pelajaran penalaran yang wajib diajarkan pada kelas X semester genap, pada salah satu kompetensi dasarnya adalah mendiskripsikan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi, yang di nyatakan dalam bentuk tabel kebenaran, disinilah letak persoalan bagi siswa yaitu siswa merasa sulit untuk melengkapi tabel kebenaran, dan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sejumlah siswa kelas X (pada waktu itu), rata-rata mereka mengatakan hal yang senada yaitu kurang paham dan sulit dalam melengkapi tabel kebenaran. Terlepas dari hasil wawancara dan juga nilai siswa, peneliti menyadari bahwa pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, apabila pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, untuk itulah EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 1
2 diperlukan sarana bantu belajar berupa alat peraga yang dapat membantu proses pembelajaran siswa. Alat peraga merupakan bagian dari media belajar, dimana media belajar sendiri merupakan semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses pembelajaran, baik yang berwujud perangkat lunak maupun perangkat keras. Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan mengambil judul Efek Alat Peraga Pipa Logika Matematika untuk Mengajarkan Logika Matematika di SMA SWASTA ERIA MEDAN. EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 2
3 BAB II LANDASAN TEORI LOGIKA MATEMATIKA Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran, dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih. a. PERNYATAAN Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran benar saja atau salah saja dan tidak kedua-duanya. Istilah-istilah lain dari pernyataan adalah kalimat matematika tertutup, kalimat tertutup, kalimat deklaratif, statement atau proposisi. b. PERNYATAAN TUNGGAL DAN MAJEMUK Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan, kalimat juga dibedakan pula atas pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan tunggal atau pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat pernyataan lain atau sebagai bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk dapat merupakan kalimat baru yang diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa pernyataan tunggal. Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat baru yang merupakan pernyataan majemuk, sedangkan EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 3
4 tiap pernyataan bagian dari pernyataan majemuk disebut komponenkomponen pernyataan majemuk. Komponen-komponen dari pernyataan majemuk itu tidak selamanya harus pernyataan tunggal, tetapi mungkin saja pernyataan majemuk. Namun yang terpenting adalah bagaimana menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk. Untuk menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk dapat dipakai kata gabung atau kata perangkai yang disebut operasioperasi logika matematika. Contoh: 1. Jakarta adalah ibukota negara RI 2. Merah putih adalah bendera negara RI 3. 2 adalah bilangan prima yang genap 4. Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan itu genap c. OPERASI LOGIKA Adapun operasi-operasi yang dapat membentuk pernyataan majemuk adalah 1. Negasi atau ingkaran, dengan kata perangkai tidaklah benar, simbol ~ 2. Konjungsi, dengan kata perangkai dan, simbol 3. Disjungsi, dengan kata perangkai atau, simbol 4. Implikasi, dengan kata perangkai Jika, maka.., simbol 5. Biimplikasi, dengan kata perangkai.jika dan hanya jika., simbol EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 4
5 Contoh pernyataan majemuk: 1. Bunga mawar berwarna merah dan bunga melati berwarna putih 2. Ani dan Ana anak kembar 3. Cuaca hari ini mendung atau cerah 2 4. Jika x = 0 maka x x 5. Suatu segitiga dikatakan segitiga sama sisi jika dan hanya jika ketiga sudutnya sama d. TABEL KEBENARAN 1. Operasi Negasi Operasi negasi atau ingkaran adalah operasi yang dikenakan hanya pada sebuah pernyataan. Operasi negasi dilambangkan ~ Jika p adalah pernyataan tunggal, maka ~p adalah pernyataan majemuk. Negasi dari suatu pernyataan yang bernilai benar adalah salah dan negasi dari suatu pernyataan yang bernilai salah adalah benar. Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang Berlawanan. Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb: p B ~ p S S B Contoh: p : Jakarta ibukota negara Republik Indonesia ~ p : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 5
6 2. Operasi Konjungsi Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai dan disebut konjungsi. Operasi konjungsi dilambangkan dengan. Definisi: Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponenkomponennya bernilai benar, dan bernilai salah jika salah satu dari komponennya bernilai salah. Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb: p q p q B B B B S S S B S S S S 3. Operasi Disjungsi Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi. Operasi disjungsi dilambangkan dengan. Definisi: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar jika paling sedikit salah satu komponennya bernilai benar, sedangkan disjungsi eksklusif bernilai benar jika paling sedikit komponennya bernilai benar tetapi tidak kedua-duanya. Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb: Disjungsi Inklusif: Disjungsi Eksklusif: p q p q p q p q B B B B B S B S B B S B S B B S B B S S S S S S EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 6
7 4. Operasi Implikasi Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai Jika. maka.. disebut implikasi. Operasi implikasi dilambangkan dengan Definisi: Sebuah pernyataan implikasi hanya salah jika antesedennya benar dan konsekwennya salah, dalam kemungkinan lainnya implikasi bernilai benar. Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb: p q p q B B B B S S S B B S S B 5. Operasi Bi-implikasi Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai jika dan hanya jika disebut biimplikasi. Operasi biimplikasi dilambangkan dengan. Definisi: Sebuah pernyataan biimplikasi bernilai benar jika komponenkoponennya mempunyai nilai kebenaran sama, dan jika komponen-koponennya mempunyai nilai kebenaran tidak sama maka biimplikasi bernilai salah. Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb: p q p q B B B B S S S B S S S B EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 7
8 6. BUKTI KEABSAHAN ARGUMEN Bukti keabsahan argumen dapat melalui: 1. Tabel Kebenaran 2. Aturan Penyimpulan Untuk argumen sederhana atau argumen yang premis-premisnya hanya sedikit bukti keabsahan argumen dapat menggunakan tabel kebenaran, namun untuk argumen yang premis-premisnya kompleks harus menggunakan aturan-aturan yang ada pada logika diantaranya aturan penyimpulan. Contoh: Buktikan keabsahan argumen p q 2. ~ q / ~p a b 2. c d 3. ( ~b v ~d ) ( ~a v ~b )/ ~a v ~c Bukti: Soal no. 1 menggunakan tabel kebenaran p q ~p ~q p q [( p q) ~q] [(p q) ~q] ~p B B S S B S B B S S B S S B S B B S B S B S S B B B B B EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 8
9 Karena dari tabel kebenaran di atas menunjukkan tautologi, maka argumen sah Soal no. 2 menggunakan aturan penyimpulan 1. a b 2. c d 3. ( ~b v ~d ) ( ~a v ~b )/ ~a v ~c 4. ( a b ) ( c d ) 1,2 Conj 5. ( ~b v ~d ) 3, Simpl 6. ~ a v ~c 4,5 DD Soal: Buktikan keabsahan argumen: 1. e ( f ~g) 2. ( f v g ) h 3. e / h 7. ATURAN PENYIMPULAN 1. Modus Ponens (MP) p q p / q 2. Modus Tolens (MT) p q ~q / ~p 3. Hypothetical Syllogisme (HS) p q q r / p r 4. Disjunctive Syllogisme (DS) p v q ~ p / q 5. Constructive Dillema (CD) ( p q ) ( r s ) p v r / q v s EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 9
10 6. Destructive Dillema (DD) ( p q ) ( r s ) ~ q v ~ s / ~p v ~r 7. Conjunction (Conj) p q / p q 8. Simplification (Simpl) p q p 9. Addition ( Add) p p v q EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 10
11 Alat Peraga Pipa Logika A. Manfaat Alat Peraga Pipa Logika adalah menunjukan nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan dengan operasi konjungsi, disjungi, implikasi dan biimplikasi. B. Alat dan bahan : 1. Triplek 2. Pipa Paralon 3. Penggaris 4. Cutter 5. Kuas 6. Kertas Lipat 7. Spidol Plastik 8. Botol 9. Lem 10. Selotip 11. Gergaji 12. Gergaji Pipa Paralon 13. Kelereng 14. Paku Pinus 15. Kertas Kado EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 11
12 C. Cara Pembuatan Alat Peraga Pipa Logika 1. Siapkan alat dan bahan 2. Potong triplek menjadi persegi panjang menggunakan gergaji 3. Tempelkan kertas kado dan kertas lipat dengan lem. Gunakan kuas untuk meratakan lem pada triplek 4. Potonglah pipa paralon dengan gergaji pipa paralon dengan panjang sekitar 15 cm 5. Tempelkan potongan pipa paralon pada triplek 6. Gunting sebagian botol plastic menggunakan cutter 7. Tempelkan potongan botol tersebut pada triplek 8. Buatlah sekat dari kertas kado 9. Buatlah angka 1 sampai 8, kemudian tempelkan pada pipa paralon 10. Buatlah keterangan konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi. Selain itu, buat P, Q,A,B. Kemudian tempelkan pada triplek menggunakan paku pinus 11. Buatlah keterangan benar dan salah, kemudian tempelkan pada triplek dibawah botol D. Cara Penggunaan Pipa Logika Penggunaan Pipa Logika untuk Konjungsi ( Dan ) : 1. Gunakan Pipa nomor 1,3,dan 8 2. Nonaktifkan pipa antara 1 dan 2, serta 5 dan 8 menggunakan sekat yang telah dibuat. 3. Letakkan keterangan P diantara pipa nomor 1 dan 3, sedangkan keterangan Q diantara pipa nomor 3 dan 8 4. Jika pernyataan bernilai benar, biarkan pipa terbuka. Namun jika pernyataan bernilai salah, tutuplah pipa tersebut dengan sekat. 5. Buktikan pernyataan berikut pada pipa logika. Jika kelereng sampai pada botol, maka pernyataan tersebut bernilai benar. P Q P ^ Q B B B B S S S B S S S S EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 12
13 Penggunaan Pipa Logika untuk Disjungsi ( Atau ) : 1. Gunakan Pipa nomor 1,2,3,4,5 dan 7 2. Nonaktifkan pipa 6 dan 8 menggunakan sekat yang telah dibuat. 3. Letakkan keterangan P disebelah kanan pipa nomor 1, sedangkan keterangan Q disebelah kiri pipa nomor 1 4. Jika pernyataan bernilai benar, biarkan pipa terbuka. Namun jika pernyataan bernilai salah, tutuplah pipa tersebut dengan sekat. 5. Buktikan pernyataan berikut pada pipa logika. Jika kelereng sampai pada botol, maka pernyataan tersebut bernilai benar P Q P v Q B B B B S B S B B S S S Penggunaan Pipa Logika untuk Implikasi ( jika maka ) : 1. Gunakan Pipa nomor 1,2,3,4,5 dan 7 2. Nonaktifkan pipa 6 dan 8 menggunakan sekat yang telah dibuat 3. Letakkan keterangan A disebelah kanan pipa nomor 1, sedangkan keterangan B disebelah kiri pipa nomor 1 4. Letakkan keterangan P diantara pipa nomor 2 dan 3, sedangkan keterangan Q diantara pipa nomor 4 dan 5 5. Apabila nilai P bernilai benar, maka sekat B yang ditutup. Sedangkan apabila nilai P bernilai salah, sekat A yang ditutup. 6. Apabila Q bernilai benar, biarkan pipa terbuka. Sedangkan apabila Q bernilai salah, maka tutup pipa antara nomor 4 dan 7 dengan sekat. 7. Buktikan pernyataan berikut pada pipa logika. Jika kelereng sampai pada botol, maka pernyataan tersebut bernilai benar EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 13
14 P Q P Q B B B B S S S B B S S B Penggunaan Pipa Logika untuk Biimplikasi ( Jika dan hanya jika ) : 1. Untuk biimplikasi, semua pipa digunakan 2. Letak pernyataan sama dengan implikasi 3. Untuk biimplikasi, semua botol plastik digunakan. Untuk botol A memiliki nilai kebenaran benar, untuk botol B memiliki kebenaran benar/salah. Untuk botol C memiliki nilai kebenaran salah nilai 4. Apabila pernyataan P bernilai benar, maka sekat B yang ditutup.sedangkan apabila P bernilai salah, maka sekat A yang ditutup 5. Apabila pernyataan Q bernilai salah,,maka pipa antara nomor 3 dan 8 serta 2 dan 6 ditutup dengan sekat. Sedangkan apabila Q bernilai benar, maka biarkan pipa tersebut terbuka 6. Buktikan pernyataan berikut pada pipa logika. Jika kelereng sampai pada botol A maka bernilai benar, jika kelereng sampai pada botol B maka bernilai benar/salah, jika kelereng sampai pada botol C maka bernilai salah. P Q P Q B B B B S S S B S S S B EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 14
15 BAB III METODE SURVEY 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA SWASTA ERIA MEDAN yang berada di Jalan Sisingamangaraja No Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Oktober sampai 14 November pada semester I (Ganjil) pada Tahun Pelajaran 2017/ Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan SMA MIA 2 SWASTA ERIA MEDAN Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa XI MIA 1 sebanyak 35 siswa dan dengan jumlah siswa SMA MIA 2 sebanyak 35 siswa. 4. Teknik Pengambilan Data Tes Suharsimi Arikunto (2013:67) menyatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara aturanaturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk uraian bebas, yaitu untuk meneliti ketuntasan belajar matematika siswa. EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 15
16 5. Instrumen Survey 1. Selidiki apakah pernyataan di bawah ini tautologi, kontradiksi atau kontingensi a. ( p v q ) ( ~ p r ) b. [( p q ) ( q p )] ( p q ) 2. Selidiki apakah pernyataan di bawah ini implikasi logis, ekwivalen logis atau tidak kedua-duanya a. [( p q ) r] [( p ~q ) v r] b. [( p q ) r] ( p v q ) 3. Buktikan keabsahan argumen di bawah ini! a.. j k b. j v ( k v ~l ) 4. Ubahlah kalimat di bawah ini ke dalam notasi logika! a. Tidak semua bunga mawar berwarna merah (B(x), M(x)) b. Semua mahasiswa baru harus mendaftar ulang (M(x), U(x)) c. Ada bilangan prima yang genap (P(x), G(x)) d. Beberapa tamu yang datang pejabat negara (T(x), P(x)) Teknik Instrumen Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan penyajian data melalui tabel distribusi frekuensi histogram, rata-rata dan simpangan baku. Sedangkan pada analisis inferensial digunakan pada pengujian hipotesis statistik. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, pada kelompok-kelompok data dilakukan pengujian normalitas, untuk kebutuhan uji normalitas ini digunakan teknik analisis Liliefors, sedangkan pada analisis uji Homogenitas digunakan teknik analisis uji Bartlett. Pengujian hipotesis statistik digunakan teknik ANAVA (analisis varians) yakni dengan membandingkan angka pada nilai koefisien Fhitung dengan Ftabel pada setiap faktor [strategi pembelajaran(a) dan kemampuan siswa (B)] dan menganalisis interaksi antar faktor tersebut (A x B) 2. apabila dari pengujian tersebut menunjukkan adanya interaksi antara A x B, maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan pengujian Tuckey, dengan maksud untuk mengetahui tingkat kebermaknaan dari interaksi tersebut. EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 16
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 11. Deskripsi Hasil Belajar Siswa dengan Pipa Logika Matematika dan Hasil Belajar Siswa secara tradisional pada Kemampuan Tinggi dan Rendah Sumber Statistik A1 A2 Jumlah n = 12 n = 12 n = 24 ΣX = 880 ΣX = 735 ΣX = 1615 B1 ΣX 2 = ΣX 2 = ΣX 2 = Sd = 10,941 Sd = 12,271 Sd = 12,936 Var = 119,697 Var = 150,568 Var = 167,346 Mean = 73,333 Mean = 61,250 Mean = 67,292 n = 12 n = 12 n = 24 ΣX = 735 ΣX = 695 ΣX = 1430 B2 ΣX 2 = ΣX 2 = ΣX 2 = Sd = 9,324 Sd = 9,643 Sd = 9,431 Var = 86,932 Var = 92,992 Var = 88,949 Mean = 61,250 Mean = 57,917 Mean = 59,583 n = 24 n = 24 n = 48 ΣX = 1615 ΣX = 1430 ΣX = 3045 Jumlah ΣX 2 = ΣX 2 = ΣX 2 = Sd = 11,701 Sd = 10,926 Sd = 11,184 Var = 136,911 Var = 119,384 Var = 128,148 Mean = 67,292 Mean = 59,583 Mean = 63,438 Keterangan: A 1 = Kelompok siswa yang diberikan Alat peraga pipa logika sebagai kelas eksperimen A. A 2 B 1 B 2 = Kelompok siswa yang diberikan dengan tradisional sebagai kelas eksperimen B (pembanding). = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi. = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan rendah. EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 17
18 a. Deskripsi Hasil Belajar Siswa dengan alat peraga pipa logika dan dengan pembelajaran tradisional Berkemampuan Tinggi dan Rendah pada Masing-masing Sub-Kelompok (Sel). 1) Hasil Belajar Siswa dengan Pipa Logika Matematika yang Berkemampuan Tinggi (A1B1) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar dengan alat peraga pipa logika matematika pada kelompok yang memiliki kemampuan tinggi dapat diuraikan sebagai berikut: nilai rata-rata hitung (X) sebesar 73,333; Standar Deviasi (SD) = 10,941; Nilai maksimum = 90; dan nilai minimum = 55 dengan rentangan nilai (Range) = 35. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar dengan alat peraga pipa logika matematika yang Berkemampuan Tinggi (A1B1) No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut (A1B1) Relatif (%) Kumulatif (%) 1 52,5-60,5 2 16,667 16, ,5-68,5 2 16,667 33, ,5-76,5 3 25,000 58, ,5-84,5 2 16,667 75, ,5-92,5 3 25, Jumlah ) Hasil Belajar Siswa dengan Papan logika yang Berkemampuan Tinggi (A2B1) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar dengan tradisional pada kelompok yang memiliki kemampuan tinggi dapat diuraikan sebagai berikut: nilai rata-rata hitung (X) sebesar 61,250; Standar Deviasi (SD) = 12,271; Nilai maksimum = 80; dan nilai minimum = 45 dengan rentangan nilai (Range) = 35. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar dengan tradisional yang Berkemampuan Tinggi (A2B1) No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut (A1B1) Relatif (%) Kumulatif (%) 1 42,5-50,5 4 33,333 33, ,5-58,5 1 8,333 41, ,5-66,5 3 25,000 66, ,5-74,5 1 8,333 74, ,5-82,5 3 25, Jumlah EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 18
19 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa dengan Pipa Logika Matematika Berkemampuan Rendah (A1B2) No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Absolut (A2B1) Relatif (%) Kumulatif (%) 1 42,5-49,5 1 8,333 8, ,5-56,5 3 25,000 33, ,5-63,5 1 8,333 41, ,5-70,5 6 50,000 91, ,5-77,5 1 8, Jumlah yang Tabel 15. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa dengan Papan Logika yang Berkemampuan Rendah (A2B2) No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi (A2B1) Absolut Relatif (%) Kumulatif (%) 1 42,5-48,5 3 25,000 25, ,5-54,5 1 8,333 33, ,5-60,5 3 25,000 58, ,5-66,5 3 25,000 83, ,5-72,5 2 16, Jumlah Tabel 18. Distribusi Frekuensi Data Hasil belajar siswa dengan Pipa Logika Matematika pembelajaran tradisional pada kemampuan tinggi (B1) No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi (A2) Absolut Relatif (%) Kumulatif (%) 1 43,5-51,5 4 16,667 16, ,5-59,5 2 8,333 25, ,5-67,5 6 25,000 50, ,5-75,5 6 25,000 75, ,5-83,5 3 12,500 87, ,5-91,5 3 12, Jumlah dan Tabel 19. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa dengan Pipa Logika Matematika pembelajaran tradisional berkemampuan rendah (B2) No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi (A2) Absolut Relatif (%) Kumulatif (%) 1 42,5-48,5 4 16,667 16, ,5-54,5 3 12,500 29, ,5-60,5 5 20,833 50, ,5-66,5 7 29,167 79, ,5-72,5 4 16,667 95, ,5-78,5 1 4, Jumlah dan EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 19
20 Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Lilliefors. Kelompok nf Lo Lt Kesimpulan A 1B 1 8 0,081 0,242 H 0 : Diterima, Normal A 1B 2 7 0,155 0,242 H 0 : Diterima, Normal A 2B 1 8 0,180 0,242 H 0 : Diterima, Normal A 2B 2 7 0,159 0,242 H 0 : Diterima, Normal A ,143 0,181 H 0 : Diterima, Normal A 2 8 0,180 0,181 H 0 : Diterima, Normal B ,082 0,181 H 0 : Diterima, Normal B 2 7 0,136 0,181 H 0 : Diterima, Normal Keterangan: A 1B 1 A 2B 1 A 1B 2 A 2B 2 = Hasil belajar siswa dengan ppa logika dan berkemampuan tinggi = Hasil belajar siswa dengan pembelajaran tradsional dan berkemampuan tinggi = Hasil belajar siswa dengan ppa logika dan berkemampuan rendah. = Hasil belajar siswa dengan pembelajaran tradsional dan berkemampuan rendah. PEMBAHASAN Temuan hipotesis pertama memberikan kesimpulan bahwa: hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran alat peraga pipa logika lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran tradisional pada materi logika matematika di kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2. Hal ini terlihat bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga pipa logika memiliki hasil belajar yang lebih tinggi nilainya daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran tradisional. Temuan Hipotesis kedua memberikan kesimpulan bahwa: bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe alat peraga pipa logika lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran papan logika pada materi logika matematika. Hal ini terlihat bahwa siswa yang memiliki kemampuan tinggi yang diajar dengan menggunakan alat peraga pipa logika lebih bersemangat dan termotivasi untuk belajar secara kompetitif sehingga siswa yang diajar dengan alat peraga pipa logika memiliki hasil belajar yang lebih tinggi nilainya daripada siswa yang diajar denganpapan logika. Karena papan logika yang monoton dan membuat siswa menjadi pasif dalam belajar dan berdiskusi EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 20
21 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan pipa logika lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran tradisional pada materi logika matematika di kelas XI. 2. Bagi siswa yang memilki kemampuan tinggi, hasil belajar siswa yang diajar dengan pipa logika lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran tradisional pada materi logika matematika di kelas XI. 3. Bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah, hasil belajar siswa yang diajar dengan pipa logika tidak lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran tradisional pada materi logika matematika di kelas XI. 4. Banyak guru guru pada tingkat SMA jarang menggunakan alat peraga dikarenakan efektif pada kelas berkemampuan tinggi, sedangkan banyak guru yang mengeluh dikarenakan banyak siswa yang berkemampuan rendah dibandingkan kemampuan tinggi. Sehingga gguru hanya berfokus pada teori yang di dalam buku. B. SARAN Bagi Siswa. Penggunaan alat peraga logika matematika dapat membantu proses pemahaman materi, meningkatkan aktifitas dalam belajar dan dapat menjadikan kegiatan belajar yang menyenangkan. Bagi Guru dan Peneliti yang lain. Alat peraga logika matematika, dapat digunakan sebagai alat peraga alternatif untuk mengajarkan logika matematika, dan alat peraga yang dikembangkan peneliti pada saat ini hanya sampai dua pernyataan, akan lebih baik lagi bila peneliti yang lain mendesainnya lebih dari dua pernyataan dengan materi yang lebih luas. Bagi Sekolah. Alat peraga logika matematika dapat menjadi salah satu sarana dalam pelajaran matematika disekolah. EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 21
22 LAMPIRAN EFEK ALAT PERAGA PIPA LOGIKA MATEMATIKA UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA di SMA SWASTA ERIA MEDAN Page 22
LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN
LOGIKA MATEMATIKA I. PENDAHULUAN Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan
Lebih terperinciLogika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.
Logika Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si. Logika Matematika Kalimat Terbuka dan Tertutup Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Semoga kamu
Lebih terperinciLOGIKA. Arum Handini Primandari
LOGIKA Arum Handini Primandari LOGIKA MATEMATIKA KALIMAT TERBUKA DAN TERTUTUP Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak mengandung nilai kebenaran Contoh: Apakah kamu tahu pencipta lagu PPAP? Semoga ujian
Lebih terperinciBAB 6 LOGIKA MATEMATIKA
A 6 LOGIKA MATEMATIKA A RINGKAAN MATERI 1. Pengertian Logika adalah suatu metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran (bentuk pemikiran yang masuk akal). Pernyataan adalah kalimat yang hanya
Lebih terperinciBAB IV LOGIKA A. Pernyataan B. Operasi uner
BAB IV LOGIKA A. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat matematika tertutup yang benar atau yang salah, tetapi tidak kedua-duanya pada saat yang bersamaan. Pernyataan biasa dilambangkan dengan p, q, r,...
Lebih terperinciLogika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012
Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 yang diharapkan Dasar: Menggunakan logika matematika. Indikator Esensial: 1 Mengidentifikasi suatu tautologi 2 Menentukan ingkaran suatu pernyataan
Lebih terperinciMatematika Industri I
LOGIKA MATEMATIKA TIP FTP - UB Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai kebenaran dari proposisi Tautologi Ekuivalen Kontradiksi Kuantor Validitas pembuktian Pokok Bahasan Proposisi dan negasinya Nilai
Lebih terperinciBAB I LOGIKA MATEMATIKA
BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA)
LOGIKA MATEMATIKA (Pendalaman Materi SMA) Disampaikan Pada MGMP Matematika SMA Provinsi Bengkulu Tahun Ajaran 2007/2008 Oleh: Supama Widyaiswara LPMP Bengkulu DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X
LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) LOGIKA MATEMATIKA Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana 37 Logika Matematika Kompetensi
Lebih terperinciBAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA
1 BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA DI SUSUN OLEH : DRS. ABD. SALAM,MM KELAS X BM & PAR SMK NEGERI 1 SURABAYA LOGIKA MATEMATIKA Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang
Lebih terperinciModul Matematika X Semester 2 Logika Matematika
Modul Matematika X Semester 2 Logika Matematika Oleh : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 2014 2015 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. 24 Bandung LOGIKA MATEMATIKA A. Standar Kompetensi : Menggunakan
Lebih terperinciUnit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan
Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan
Lebih terperinci1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi
1.3 Pembuktian 1.3.1 Tautologi dan Kontradiksi Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi yang membentuknya disebut toutologi, sedangkan proposisi yang selalu bernilai salah
Lebih terperinciNAMA LAMBANG KATA PERNYATAAN LOGIKANYA PENGHUBUNG
LOGIKA MATEMATIKA A. PERNYATAAN DAN KALIMAT TERBUKA Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar dan salah). 1. Gadis itu cantik. 2. Bersihkan lantai itu. 3. Pernyataan/kalimat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom
LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal
Lebih terperinciBAB I DASAR-DASAR LOGIKA
BAB I DASAR-DASAR LOGIKA 11 Pendahuluan Logika adalah suatu displin yang berhubungan dengan metode berpikir Pada tingkat dasar, logika memberikan aturan-aturan dan teknik-teknik untuk menentukan apakah
Lebih terperinciLOGIKA Matematika Industri I
LOGIKA TIP FTP UB Pokok Bahasan Pengertian Logika Pernyataan Matematika Nilai Kebenaran Operasi Uner Operasi Biner Tabel kebenaran Pernyataan Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen Pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciLogika. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Logika Drs. Sukirman, M.Pd. L PENDAHULUAN ogika merupakan salah satu bidang ilmu yang mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah, baik yang bersifat deduktif
Lebih terperinciPusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1
2. ALJABAR LOGIKA 2.1 Pernyataan / Proposisi Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya. Contoh 1 : P = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki
Lebih terperinciPERNYATAAN (PROPOSISI)
Logika Gambaran Umum Logika : - Logika Pernyataan membicarakan tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk yang berupa kalimat deklaratif. - Logika Predikat menelaah
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B
LOGIKA MATEMATIKA A. Pernyataan, kalimat terbuka, dan ingkaran pernyataan. 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya. a. Hasil kali
Lebih terperinciI. PERNYATAAN DAN NEGASINYA
1 I. PERNYATAAN DAN NEGASINYA A. Pernyataan. Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus keduanya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditunjukkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA. d. 6 + a > -4 e. 7 adalah faktor dari 63. c. 4 x 6 2. Tentukan variabel dan himpunan penyelesaian dari: a.
LOGIKA MATEMATIKA A. Definisi 1). Pernyataan Pernyataan adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Air laut rasanya asin, adalah bilangan prima, urabaya
Lebih terperinciB. Proposisi (Pernyataan) yaitu kalimat yang mempunyai nilai salah atau benar tetapi tidak sekaligus keduanya
A. emesta Pembicaraan yaitu himpunan semua objek yang dibicarakan a. 1 + 1 = 2 Jika semesta pembicaraannya adalah himpunan bilangan bulat, himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan asli. b. x 2 1 = 0
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu
Lebih terperinciPENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Unit 6 PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Wahyudi Pendahuluan U nit ini membahas tentang penalaran induktif dan deduktif yang berisi penarikan kesimpulan dan penalaran indukti deduktif. Dalam penalaran induktif
Lebih terperinci6. LOGIKA MATEMATIKA
6. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan
Lebih terperinciINGKARAN DARI PERNYATAAN
HAND-OUT Student Name : Subject : Matematika Wajib Grade/Class : / Toic : Logika Matematika Date : Teacher(s) : Mr. Daniel Kristanto Semester : 2 Parent s Signature : LOGIKA MATEMATIKA Kalimat logika matematika
Lebih terperinciARGUMEN DAN METODE DEDUKSI
KELOMPOK II NASIRAH, S.Pd SYAMSIR SAINUDDIN, S.Pd IKRAMUDDIN, S.Pd HARDYANTI, S.Pd ARIFUDDIN, S.Pd ARGUMEN DAN METODE DEDUKSI Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik
Lebih terperinciUnit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.
Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA Clara Ika Sari Budhayanti Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan baik di bidang aritmatika, aljabar, geometri dan pengukuran,
Lebih terperinciA. Pengertian Logika B. Pernyataan C. Nilai Kebenaran
HAND OUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Pengantar Dasar Matematika ub Materi : Pernyataan, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, iimplikasi Pertemuan : 1 URAIAN POKOK PERKULIAHAN LOGIKA A. Pengertian Logika
Lebih terperinci5. 1 Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)
Sumber: Art and Gallery Standar Kompetensi 5. Menerapkan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor Kompetensi Dasar 5. 1 Mendeskripsikan
Lebih terperinciLOGIKA. Logika Nilai kebenaran pernyataan majemuk Ingkaran suatu pernyataan Penarikan kesimpulan. A. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Ingkaran.
LOGIKA Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG Eni Yulianti 1) Zulkardi 2) dan Rusdy A Siroj 3) Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika
RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Ketapang Mata Pelajaran : Matematika Kelas : X Semester : 2 Materi Pokok : Logika Matematika Alokasi Waktu : 1 x 40 menit (1 pertemuan)
Lebih terperinciLogika Matematika. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI
Logika Matematika 1. Pengertian Logika 2. Pernyataan Matematika 3. Nilai Kebenaran 4. Operasi Uner 5. Operasi Biner 6. Tabel kebenaran Pernyataan 7. Tautologi, Kontradiksi dan Kontingen 8. Pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciKONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks
KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks Agenda 2 Pengantar Logika Kalimat pernyataan (deklaratif) Jenis-jenis pernyataan Nilai kebenaran Variabel dan konstanta Kalimat
Lebih terperinciLogika Proposisi 1. Definisi 1. (Proposisi) Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.
Logika Proposisi 1 I. Logika Proposisi Logika adalah bagian dari matematika, tetapi pada saat yang sama juga merupakan bahasa matematika. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada kepercayaan bahwa
Lebih terperinciMahdhivan Syafwan. PAM 123 Pengantar Matematika
Mahdhivan Syafwan PAM 123 Pengantar Matematika APAKAH LOGIKA ITU PENTING? http://hukum.kompasiana.com/2012/03/31/dpr-menunda-sementara-kenaikan-bbm-bersubsidi-451248.html Pasal 7 Ayat 6 : Harga jual eceran
Lebih terperinci50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.
50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
Lebih terperinciPilihlah jawaban yang paling tepat!
Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Terdapat 0 anggota klub bola voli. Akan dibentuk Tim Voli yang terdiri dari 6 orang. Banyaknya variasi Tim Bola Voli yang dapat di susun ada A. 0 B. 200 20 22 E. 20
Lebih terperinciBAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN
BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi
Lebih terperinciRUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)
RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI (Minggu ke-5 dan 6) 1 1 Rumus-rumus tautologi Rumus 1.1 (Komutatif) 1. p q q p 2. p q q p Bukti: p q p q q p T T T T T F F F F T F F F F F F 2 Rumus 1.2 (Distributif) 1. p (q r) (p
Lebih terperinciRUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN
RUMUS LOGIKA MATEMATIKA DAN TABEL KEBENARAN Updated by Admin of Bahan Belajar Logika matematika merupakan salah satu materi pelajaran matematika dan cabang logika yang mengandung kajian matematis logika.
Lebih terperinciB. Proposisi (Pernyataan) yaitu kalimat yang mempunyai nilai salah atau benar tetapi tidak sekaligus keduanya
A. emesta Pembicaraan yaitu himpunan semua objek yang dibicarakan a. 1 + 1 = 2 Jika semesta pembicaraannya adalah himpunan bilangan bulat, himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan asli. b. x 2 1 = 0
Lebih terperinciJadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting
LOGIKA MATEMATIKA Logika Matematika - Pernyataan, Nilai Kebenaran, dan Kalimat Terbuka - Pernyataan Majemuk - Konvers, Invers, dan Kontraposisi - Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial - Ingkaran dari
Lebih terperinciPernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
LOGIKA MATEMATIKA 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Pernyataan dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya p, q, r dan seterusnya.
Lebih terperinciLogika & Himpunan 2013 LOGIKA MATEMATIKA. Oleh NUR INSANI, M.SC. Disadur dari BUDIHARTI, S.Si.
LOGIKA MATEMATIKA Oleh NUR INSANI, M.SC Disadur dari BUDIHARTI, S.Si. Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-kaidah penalaran yang absah/valid. Ada dua macam penalaran, yaitu: penalaran
Lebih terperinciBAB 4 PROPOSISI. 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran
BAB 4 PROPOSISI 1. Pernyataan dan Nilai Kebenaran Ilmu logika adalah berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen-argumen) dan hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah memberikan
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA. Modul Matematika By : Syaiful Hamzah Nasution
LOGIKA MATEMATIKA Logika matematika mempunyai peranan mendasar dalam perkembangan teknologi computer. Karena logika digunakan dalam berbagai aspek di bidang computer seperti pemrograman, ersitektur computer,
Lebih terperinciSilabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen
NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : XI STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan logika matematka dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor KODE KOMPETENSI
Lebih terperinci51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.
51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang
Lebih terperinci4. LOGIKA MATEMATIKA
4. LOGIKA MATEMATIKA A. Negasi (Ingkaran) Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran suatu pernyataan. ~ p : tidak p p ~ p B S S B B. Operator Logika 1) Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan
Lebih terperinciB. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
49. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Teknologi Kerumahtanggaan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang
Lebih terperinciSILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.
SILABUS Nama Sekolah : SMA NEGERI 6 PONTIANAK Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : X Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Lebih terperinciLOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd
Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi
Lebih terperinciMODUL LOGIKA MATEMATIKA
PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODUL LOGIKA MATEMATIKA AUTHOR: Navel Mangelep UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA KATA PENGANTAR Salah satu penunjang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 05/2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 05/2 Nama Sekolah : SMK Diponegoro Lebaksiu Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (1 x pertemuan) Standar Kompetensi Kompetensi
Lebih terperinciLogika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012
Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 Cara menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu dengan membagi beberapa bagian (kolom). Nilai kebenarannya
Lebih terperinciBAB III DASAR DASAR LOGIKA
BAB III DASAR DASAR LOGIKA 1. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya. Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi : a. 2
Lebih terperinciKRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Sekolah : SMA/MA... Kelas : X Semester : I (SATU) KKM
Lebih terperinciLogika Matematika. ILFA STEPHANE, M.Si. September Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang
ILFA STEPHANE, M.Si September 2012 Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang Definisi 1 Logika adalah usaha dalam memutuskan ya atau tidaknya (whether or not) suatu keputusan yang sah. Oleh karena
Lebih terperinciDasar Logika Matematika
Dasar Logika Matematika Pertemuan 1: Brainstorming Perhatikan kedudukan himpunan titik-titik yang berderet kemudian tentukan himpunan titik-titik berikutnya sesuai dengan pola.? Pengantar Dasar Logika
Lebih terperinciMATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi)
MATEMATIKA DASAR (Ekivalensi dan Kuantifikasi) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Ekivalensi dan Kuantifikasi Jember, 2015 1 / 20
Lebih terperinciLOGIKA. Kegiatan Belajar Mengajar 1
Kegiatan elajar Mengajar 1 LOGIKA Zainuddin Akina Kegiatan belajar mengajar 1 ini akan membahas tentang logika. esuai dengan kebutuhan maka kegiatan belajar mengajar 1 ini mencakup dua pokok bahasan, yaitu
Lebih terperinciModul ke: Logika Matematika. Proposisi & Kuantor. Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO. Program Studi SISTEM INFORMASI.
Modul ke: 5 Logika Matematika Proposisi & Kuantor Fakultas FASILKOM BAGUS PRIAMBODO Program Studi SISTEM INFORMASI http://www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kalkulus Proposisi Konjungsi Disjungsi
Lebih terperinciARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN
1 RGUMEN DN METODE PENRIKN KESIMPULN rgumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan pernyataan penarikan kesimpulan (inferensi). rgumen terdiri dari pernyataanpernyataan yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh sebab
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X / 2 Pertemuan ke : 1,2 Alokasi Waktu : 5 x 45 menit Standar Kompetensi : Menerapkan logika matematika dalam pemecahan
Lebih terperinciPERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN
PERNYATAAN MAJEMUK & NILAI KEBENARAN 1. Pernyataan Majemuk Perhatikan pernyataan hari ini hujan dan aku berjalan-jalan. Pernyataan tersebut terdiri dari dua pernyataan pokok/tunggal (prime sentence), yaitu
Lebih terperinciLOGIKA SIMBOLIK. Bagian II. September 2005 Pengantar Dasar Matematika 1
LOGIKA IMOLIK agian II eptember 2005 Pengantar Dasar Matematika 1 LOGIKA Realitas Kalimat/ Pernyataan Logis LOGIKA eptember 2005 Pengantar Dasar Matematika 2 Apakah logika itu? Logika: Ilmu untuk berpikir
Lebih terperinciSilogisme Hipotesis Ekspresi Jika A maka B. Jika B maka C. Diperoleh, jika A maka C
MSH1B3 Logika Matematika Dosen: Aniq A Rohmawati, M.Si Kalkulus Proposisi [Definisi] Metode yang digunakan untuk meninjau nilai kebenaran suatu proposisi atau kalimat Jika Anda belajar di Tel-U maka Anda
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Matematika tidak dapat terlepas dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik saat mempelajari matematika itu sendiri maupun mata kuliah lainnya. Mata kuliah Pengantar
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
125 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) JENJANG PENDIDIKAN : SMA KELAS : X MATA PELAJARAN : MATEMATIKA POKOK BAHASAN : LOGIKA MATEMATIKA ALOKASI WAKTU : 2 x 45 MENIT PERTEMUAN KE- : 1 STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM SEMESTER Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X / 1 Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 275 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN
BAB I TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi juga dapat diterapkan
Lebih terperinciKISI - KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011
YAYASAN INSAN INDONESIA MANDIRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK WIJAYA PUTRA Kompetensi Keahlian : Akuntansi, Multimedia, Teknik Kendaraan Ringan STATUS : TERAKREDITASI A Jalan Raya Benowo 1-3, (031) 7413061,
Lebih terperinciPROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1
PROPOSISI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1 Logika Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan (statements). Proposisi Pernyataan atau kalimat
Lebih terperinciPETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.
Doc Logika Matematika PGSD Maulana 1 PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321 BOBOT SKS : 2 (DUA) TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 PROGRAM : PGSD S-1 KELAS SEMESTER : GANJIL
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014
LOGIKA MATEMATIKA Menuju TKD 2014 A. PERNYATAAN MAJEMUK Jenis-jenis pernyataan majemuk: 1. Konjungsi (^ = dan ) A: Hari ini Jowoki kampanye B: Hari ini Jowoki Umroh Konjungsi (A ^ B): Hari ini Jowoki kampanye
Lebih terperinciMODUL 3 OPERATOR LOGIKA
STMIK STIKOM BALIKPAPAN 1 MODUL 3 OPERATOR LOGIKA 1. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Operator Logika 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok : 1. Operator Logika Konjungsi 2. Operator Logika Disjungsi
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT
MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB IX LOGIKA MATEMATIKA Dr. Djadir, M.Pd. Dr. Ilham Minggi, M.Si Ja faruddin,s.pd.,m.pd. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si Sahlan Sidjara,
Lebih terperinciMAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA : NURHIDAYAT NIM : DBC
MAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA Nama : NURHIDAYAT NIM : DC 113 055 JURUAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTA TEKNIK UNIVERITA PALANGKA RAYA 2013 A I PENGERTIAN Logika adalah dasar dan alat berpikir
Lebih terperinciSILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.
SILABUS Nama Sekolah : SMA PGRI 1 AMLAPURA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : X Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Lebih terperinciVARIASI MODEL SILOGISME UNTUK PENGAMBILAN KESIMPULAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
98 VARIASI MODEL SILOGISME UNTUK PENGAMBILAN KESIMPULAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Elly s Mersina Mursidik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP
Lebih terperinci37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinci7. Himpunan penyelesaian dari 2(x 3) 4(2x + 3) adalah... a. x -1 c. X 1 e. x -3 b. x 1 d. x -3
. 4% uang Ani diberikan kepada adiknya dan 5% dari uang tersebut untuk membayar rekening listrik dan 5% untuk membayar rekening telpon, sisa uang Ani adalah Rp 4.,. Berapakah jumlah uang Ani a. Rp 4.,
Lebih terperinci08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan
08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinci41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)
41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA
PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA 1.1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya
Lebih terperinciCerdik Matematika. Bambang Triatma. Matematika. Cerdik Pustaka [Type the phone number] [Type the fax number]
Cerdik Matematika Bambang Triatma 2011 Matematika Cerdik Pustaka e-mail: kombucha2000@yahoo.co.uk [Type the phone number] [Type the fax number] 1. Himpunan Cerdik Matematika 2011 Himpunan adalah kumpulan
Lebih terperinciNEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3)
NEGASI KALIMAT DAN KALIMAT MAJEMUK (Minggu ke-3) 1 1 Kata Penghubung Kalimat 1. Konjungsi: menggunakan kata penghubung: dan 2. Disjungsi: menggunakan kata penghubung: atau 3. Implikasi: menggunakan kata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam Malik No. 12 Medan. Penelitian ini pelaksanaannya pada Tahun Pelajaran 2013/2014,
Lebih terperinciMateri 4: Logika. I Nyoman Kusuma Wardana. STMIK STIKOM Bali
Materi 4: Logika I Nyoman Kusuma Wardana STMIK STIKOM Bali Logika merupakan dasar dr semua penalaran (reasoning). Penalaran didasarkan pada hubungan antara pernyataan-pernyataan (statements). Dalam Logika
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa
22 BAB II LOGIKA MATEMATIKA Talisadika Maifa A. PENDAHULUAN Pembahasan mengenai logika sudah ada sejak lama bahkan sebelum manusia mengenal istilah logika itu sendiri. Menilik kembali kepada sejarahnya,
Lebih terperinci