Pengaruh Curcumin Terhadap Kadar Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) dan Leukotrien B-4 (LTB-4) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Curcumin Terhadap Kadar Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) dan Leukotrien B-4 (LTB-4) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2"

Transkripsi

1 Pengaruh Curcumin Terhadap Kadar Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) dan Leukotrien B-4 (LTB-4) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Fahruddinn Kamal, Sugiarto, Bambang Purwanto Sub Bagian Endokrinologi dan Metabolik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta Abstrak Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 adalah insiden kardiovaskuler yang didasari oleh proses aterosklerosis. Peningkatan Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) dan peningkatan Leukotrien B-4 (LTB-4) berhubungan dengan aktivasi platelet yang selanjutnya berkembang menjadi plak arteriosklerotik. Curcumin menekan pada jalur aktivasi NF-ĸB sehingga mempunyai sifat anti inflamasi Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi Curcumin terhadap Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) dan Leukotrien B-4 (LTB-4) pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang menjalani terapi di poliklinik rawat jalan. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan randomisasi, sampel 30 orang, dibagi menjadi kelompok kontrol diberikan plasebo dan perlakuan diberikan curcumin 2 x 500 mg/hari peroral selama 45 hari. Analisis statistik menggunakan SPSS 22 for windows. Karakteristik penelitian yang berupa variabel kualitatif, uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Chi Square. Uji beda dua rerata menggunakan uji parametrik (uji t) jika data variabel berdistribusi normal atau uji non parametrik (Mann-Whitney / Wilcoxon Signed Rank Test). Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan pemberian curcumin 2 x 500 mg/hari peroral peroral jika dibandingkan placebo secara bermakna menurunkan kadar Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) (183,29±51,60 vs 246,23±102,12; p = 0,037), dan menurunkan Leukotrien B-4 (LTB-4) (198,17±106,09 vs 910,56±1223,49 ; p = 0,006). Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian suplementasi curcumin dapat menurunkan kadar Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sicam-1) dan menurunkan kadar Leukotrien B-4 (LTB-4) pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang menjalani terapi di poliklinik rawat jalan. Kata kunci: Curcumin, Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1, Leukotrien B-4, Diabetes Mellitus tipe 2 commit to user 1

2 2 Pendahuluan Hiperglikemia meningkatkan Penyebab utama morbiditas dan ekspresi cyclooxygenase-2 mrna dan mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus siklooksigenase-1 mrna. Produksi tipe 2 adalah insiden kardiovaskuler yang prostanoids vasokonstriktor meningkat didasari oleh proses aterosklerosis. termasuk Leukotrien B4(LTB-4), dan juga Peningkatan Agregasi platelet pada pasien terjadi penghambatan siklooksigenase dan diabetes mellitus dianggap sebagai Prostaglandin Antagonis reseptor kontributor utama terjadinya aterosklerosis. H2/thromboxane A2 untuk kembali dalam Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan keadaan relaksasi (Cosentino et al., 2003). protrombosis dengan peningkatan aktivasi Curcumin, sebuah komponen utama platelet dan protein koagulasi dan dari kunyit, Warna kuning dari kunyit penurunan aktivitas fibrinolisis. sebagian besar disebabkan oleh adanya Trombositopati diabetik mengacu kepada curcuminoid polifenolik, yang membentuk perbedaan fungsi platelet antara individu sekitar 3% sampai 5% dari sebagian besar penderita diabetes dan bukan penderita sediaan kunyit. Ekstrak alkohol dari kunyit diabetes. Platelet dari pasien diabetes mengandung tiga curcuminoid, yaitu memperlihatkan agregasi platelet yang curcumin (yang juga disebut sebagai meningkat pada awal perjalanan penyakit curcumin I atau diferuloymethana), yang mendahului komplikasi desmetoksicurcumin (curcumin II), dan kardiovaskuler. Platelet dari subyek bisdesmetoksicurcumin (curcumin III) diabetes memperlihatkan fitur abnormal (Purusotam dan Natasa. 2011). tertentu yang membuat keadaan lebih Curcumin mampu menghambat cenderung kepada episode thrombosis induksi pelepasan gen COX-2 dan COX-1dan terkait dengan komplikasi mikro dan penghambatan terhadap tromboxan/txa2 makrovaskuler (Saboor, 2012). (Gupta, 2009).Salah satu mekanisme yang Hiperagregasi platelet dalam respon terlibat dalam penurunan COX-2 adalah terhadap glukosa diakui pada tahun penghambatan aktivtas senyawa kompleks Peningkatan agregasi (kumpulan) platelet IkK yang bertanggung jawab atas fosforilasi dalam respon terhadap Adenosine IkB dan selanjutnya mengaktivasi faktor diphosphate (ADP), thrombin, kolagen, asam transkripsi NF-kB (Guntur, 2008). Curcumin arachidonat dan epinephrine terlihat pada juga menghambat pelepasan molekul adhesi pasien penderita diabetes mellitus jika (sicam-1, svcam-1 dan E-selectin) yang dibandingkan dengan individu yang bukan diinduksi oleh TNF-α pada sel-sel penderita diabetes. (Knobler et al., 2008). endothelium vena umbilical manusia (Gupta Platelet yang diaktivasi melepaskan, 2009). faktor mitogenik dan kemotaktis seperti Peningkatan agregasi trombosit yang faktor pertumbuhan yang diperoleh dari dipicu oleh hiperglikemia melalui jalur platelet, yang mengubah faktor inflamasi dan ROS bisa diketahui dengan pertumbuhan Vascular endothelial growth adanya beberapa marker yang dihasilkan factor (VEGF), faktor pertumbuhan dari asam arakhidonat, seperti COX-2 dan Fibroblast growth factors-b(bfgf), faktor COX-1, PGE 2, TXA2, PGI2, PGD2, dari jalur pertumbuhan epidermal yang berasal dari lypooxigenase berupa 5 HPETE, Leukotriene. platelet-derived epidermal growth factor Ada juga marker yang dihasilkan oleh (PDEGF) dan Insulin-like growth factor-1 makrofag seperti sicam-1, svcam-1 dan E- (IGF-1). platelet Factor-4 (PF-4), plasminogen selectin. (Gupta, 2009). activator inhibitor-1 (PAI-1). Faktor von Penelitian tentang pengaruh curcumin pada Willebrand, β-thromboglobulin, fibrinogen, peningkatan adhesi dan agregasi trombosit fibronectin dan thrombospondin juga ( sebagai pemicu aterosklerosis ) pada secara signifikan dilepaskan pada aktivasi pasien Diabetes Mellitus belum pernah platelet. Karena masuknya glukosa ke dalam dilakukan, sehingga peneliti berkeinginan platelet tidak tergantung kepada insulin, untuk meneliti efek curcumin terhadap maka konsentrasi glukosa didalam platelet peningkatan adhesi dan agregasi trombosit, mencerminkan konsentrasi ekstraseluler commit to di user mana dinilai kadar sicam-1, dan LTB4 (Langer dan Knobler, 2008). sebagai parameter penelitian.

3 3 Metode Penelitian uji t sampel berpasangan bila distribusi Jenis penelitian ini adalah uji klinis dengan data normal (bila tidak normal digunakan randomized double blind controlled trial, uji wilcoxon). dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Hasil Penelitian dan Pembahasan November 2014sampai Maret Karakteristik dasar subyek penelitian dan Melibatkan 32 pasien DM tipe 2 dengan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 1. kriteria inklusi usia tahun, HbA1c Berdasarkan data tersebut tampak bahwa 7%, telah menderita DM lebih dari 5 tahun karakteristik dasar subyek penelitian pada dan menandatangani informed consent. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Kriteria eksklusi: riwayat AMI kurang dari 3 adalah homogen. bulan, menderita CHF, riwayat bedah/trauma kurang dari 3 bulan, Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian menderita penyakit hati/ginjal/keganasan, Parameter Curcumin Placebo Uji beda merokok, pemakaian obat anti koagulan Umur 54,60 ±5,00 55,87 ± 4,60 p=0.305 Jenis dan konsumsi antilipidemia serta Kelamin p=0,0833 antitrombotik satu bulan sebelum Laki-laki 56,2 % 60,0 % penelitian. Perempuan 43,8 % 40,0 % Pasien dibagi menjadi dua kelompok BMI 25,27 ± 2,46 25,99 ± 3,81 p = 0,534 TD atas 140,31± l5,l 123,67 ± 8,96 p = 0,001 menggunakan metode simple random TD bawah 85,63±6,29 80,00 ± 5,35 p = 0,019 sampling dengan Open Epi versi 2.3 menjadi HbA1C (%) 8,64±1,70 8,63±1,77 p = 0,863 kelompok kontrol sebanyak 16 pasien yang GDP 146,62±28,48 147±29,03 p = 0,829 diberikan plasebo dan kelompok perlakuan (mg/dl) GD2PP 224,69±41,23 225,88±46 p = 0,612 sebanyak 16 pasien yang diberikan (mg/dl) curcumin 100 mg/hari. Plasebo dan simvastatin diminum jam tiap Hasil pengujian beda 2 mean hari selama 45 hari. Selama penelitian variabel sicam-1 dan LTB-4 sebelum dan berlangsung, regimen terapi pasien tidak sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dirubah dan dikontrol tiap dua minggu menunjukkan hasil pengujian yang tidak untuk menilai ketaatan minum obat serta signifikan pada derajat signifikansi 5 persen mencari efek samping yang mungkin (p>0,05). Dengan demikian berarti variabel timbul. kada sicam-1 dan LTB-4 pada kelompok Pemeriksaan kadar sicam-1 dan kontrol tidak mengalami perubahan setelah LTB-4 menggunakan metode ELISA dengan adanya perlakuan (Tabel 2). kit: human tissue factor chromogenic activity, Assaypro LLC; CT1002b dan kit: Tabel 2. Perbandingan Kadar sicam-1 dan human PAI-1 actibind, Technoclone GmbH; LTB-4 Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada TC16075 kemudian dibaca dengan alat Kelompok Kontrol Microplate Reader 680 series. Proses pengambilan dan pemrosesan sampel darah serta pembacaan hasil dilakukan oleh Laboratorium Klinik Prodia. Data disajikan dalam bentuk mean ± SD kemudian dianalisis menggunakan SPSS 17 for windows dengan nilai p < 0,05 dianggap signifikan secara statistik. Selanjutnya pada pengujian beda 2 Digunakan uji beda mean. Untuk mean sampel berpasangan variabel kadar mengetahui beda mean antara kelompok sicam-1 sebelum dan sesudah perlakuan simvastatin dan plasebo sebelum dan pada kelompok sampel perlakuan sesudah perlakuan digunakan uji t sampel pemberian curcumin menunjukkan hasil tidak berpasangan bila distribusi data pengujian yang signifikan pada derajat normal (bila tidak normal digunakan uji signifikansi sebesar 5 persen (p<0,05), dan mann whitney). Untuk mengetahui beda variabel LTB-4 juga menunjukkan hasil commit to user mean antara sebelum dengan sesudah perlakuan dalam satu kelompok digunakan pengujian yang signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p<0,05). Hal itu dapat

4 4 diartikan bahwa setelah mendapatkan perlakuan, variabel kadar sicam-1 berubah mengalami penurunan secara meyakinkan dan variabel LTB-4 juga dinyatakan mengalami penurunan secara meyakinkan (Tabel 3). Hasil pengujian beda 2 mean variabel delta sicam-1 dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann Whitney menunjukkan adanya perbedaan rata-rata delta sicam-1 yang signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p<0,05). Hal itu berarti bahwa mean deltasicam-1 pada kelompok kontrol dan perlakuan berbeda secara meyakinkan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa dengan adanya perlakuan pemberian simvastatin benar-benar ada kecenderungan kuat dapat menurunkan kadar sicam-1 (Tabel 4). Tabel 3. Perbandingan Kadar sicam-1 dan LTB-4 Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Perlakuan Hasil pengujian beda 2 mean variabel delta LTB-4 menggunakan uji beda 2 mean dengan uji t sampel indepent menunjukkan adanya perbedaan rata-rata delta LTB-4 secara tidak meyakinkan pada derajat signifikansi sebesar 5 persen (p>0,05) (Tabel 4). Tabel 4. Perbandingan Delta sicam-1 dan Delta LTB-4 pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Pengaruh diabetes terhadap vaskulatur cukup luas karena diabetes tidak hanya mempengaruhi sel-sel endothelium dan otot polos, tetapi juga platelet, lipoprotein, produksi dan fungsi zat vasoaktif lokal, faktor pembekuan, commit to (Violi user et al., 2013; Undas et al., 2014). trigliserida, serta respon arteri lokal terhadap hipoksia dan pembentukan pembuluh kolateral baru. Pathogenesis aterosklerosis diabetik tidak hanya melibatkan pengaruh langsung dari hiperglikemia kronis, tetapi juga resistensi insulin, produksi asam lemak bebas nonesterifikasi (NEFA), dislipidemia, hiperkoagulabilitas, dan gangguan respon terhadap luka (Shrikhande dkk., 2010). Hiperglikemia meningkatkan produksi reaktif oksigen spesies (ROS) sebagai konsekuensi dari disfungsi mitokondria, yang nantinya meningkatkan pembentukan luka aterosklerosis dengan peningkatan protein kinase C (PKC), aktivasi jalur heksosamine dan polilol, dan penumpukkan produk akhir glikasi stadium lanjut (AGE) dengan peningkatan reseptor RAGE (Giaccodan Brownlee, 2010). Reaktif oksigen spesies (ROS) meningkatkan aterosklerosis dengan menghambat sintase enos, yang selanjutnya meningkatkan produksi ROS lain, terutama anodasuperoksida (O2-), superoksida pada awalnya bereaksi dengan NO untuk membentuk peroksinitrit (ONOO-), sebuah oksidan kuat yang akan mengaktifkan jalur lipooksigenase yang menurunkan derivatederivat leukotrien, salah satunya adalah leukotrien B4 (Zou, 2004). Pada dinding pembuluh, produksi ROS yang tergantung kepada protein kinase-c (PKC) juga berpartisipasi dalam proses aterosklerosis dengan memicu inflamasi vaskuler. ROS mengakibatkan kenaikan dan translokasi intisel sub unit NFserta transkripsi gen pro-inflamasi seperti protein kemoatraktan monosit-1 (MCP-1), E/P selectin, vaskuler cell adhesi molekul-1 (VCAM-1), endothelium leukosit adhesi molekul-1 (ELAM-1), platelet cell adhesi molekul (PECAM) dan intraseluler cell adhesi molekul-1 (ICAM-1) yang memudahkan pelekatan monosit, platelet,pada endothelium vaskuler, rolling dan diapedesis pada endothelium dengan pembentukan sel-sel busa (Kouroedov dkk., 2004). Sehingga kerusakan yang terjadi di tingkat jaringan vaskuler bisa dideteksi melalui tingkat molekuler (sicam-1 dan LTB-4) dengan pemeriksaan imunologik memakai metode ELISAsignaling pathway. Pengaruh Curcumin terhadap kadar sicam-1 pada pasien DM Tipe 2

5 5 Penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian juga karena kemampuannya untuk kelompok Curcumin memiliki memodulasi system kekebalan (Zidi, 2010). kecenderungan penurunan rata-rata sicam- 2. Pengaruh Curcumin terhadap 1 dibandingkan kelompok kontrol secara kadar LTB- 4 pada pasien DM Tipe 2. meyakinkan, dan pemberian Curcumin Penelitian ini menunjukkan, dapat menurunkan kadar sicam-1 pada DM kelompok perlakuan memiliki Tipe 2. Hasil ini sejalan dengan review kecenderungan peningkatan rata-rata LTB- 4 penelitian purusutomdkk (2011),pemberian dibandingkan kelompok control secara Curcumin terbukti sebagai anti-oksidan meyakinkan, dan pemberian curcumin disamping sitoproteksi (Purusotam dan secara bermakna dapat menurunkan kadar Natasa, 2011). Penggunaan Curcumin secara LTB-4 pada pasien DM Tipe 2. Hasil ini bermakna menurunkan ekspresi NFsehingga sesuai dengan penelitian Gupta dkk, bahwa didapatkan penurunan terhadap curcumin mampu menghambat induksi Sitokin pro-inflamasi termasuk kadar gula pelepasan gen COX-2 dan COX-1, darah pada pasien pre Diabetes (ADA, menunjukkan sebuah penghambatan 2012).Sifat anti-oksidasi dan anti-inflamasi produksi LTB- 4 yang kuat (Purusotam dan dari kurkumin, mampu menurunkan Natasa, 2011). Hasil penelitian pada berbagai pelepasan sitokin pro-inflamasi penderita sepsis, didapatkan penurunan seperti tumor factor nekrosis (TNF-α), yang COX-2 dengan penghambatan aktivitas paling mungkin melalui inaktivasi factor senyawa kompleks pengisyaratan IkK yang transkripsi nuclear (intisel), factor intisel bertanggung jawab atas fosforilasi IkB dan (NF)- menghambat aktivasi NF-kB (Guntur, 2008). mengurangi kadar nitrit di dalam usus Telah ditunjukkan bahwa Curcumin (kolon) dan menurunkan siklooksigenase mampu menghambat induksi pelepasan gen (COX)-2, pelepasan sintase oksida nitrat COX-2 pada sel epitelium oral (mulut) dan (inos) yang dapat ditimbulkan dan aktivasi usus besar. Curcumin menunjukkan sebuah protein kinase yang diaktivasi dengan penghambatan produksi LTB-4 yang kuat mitogen p38 (MPAK) (Strimpakos, 2008). yang ditimbulkan secara kimiawi di dalam Enzim-enzim anti-oksidan seperti sel-sel usus besar (kolon). Dalam sebuah superoksida dismutase (SOD), katalase penelitian pada jalur-jalur sel karsinoma (CAT) dan glutathione peroxidase (GPX), usus besar yang dilakukan (Lev-Ari dkk., bersama-sama dengan system non 2006). Konsentrasi Curcumin yang berbeda, enzimatis seperti glutathione dan vitamin mengakibatkan penghambatan sintesa LTB- (A, C, dan E) melawan reaksi yang 4, penurunan kadar protein COX-2, dan berlebihan dari radikal bebas. Selain itu, Salah satu mekanisme yang dilibatkan molekul-molekul seperti polifenol untuk penurunan COX-2 adalah (curcumin), ubiquinol-10, glukosadan penghambatan aktivtas senyawa kompleks albumin, serta mineral, seperti selenium pengisyaratan IkK yang bertanggung jawab dan zinc, juga dapat melawan aktivitas atas fosforilasi IkB dan selanjutnya aktivasi radikal bebas (Finkel, 2000). factor transkripsi NF-kB (Guntur, 2008). Curcumin sebagai anti-oksidan yang Terpisah dari peran-peran yang terkenal kuat karena kemampuannya untuk dari COX-2, penelitian-penelitian menangkap ROS secara langsung (seperti selanjutnya mengungkapkan bahwa isozim radikal O2-, OH-, NO- danonoo-) dan zat COX-1 juga memainkan peran dalam anti inflamasi dengan menurunkan kadar inflamasi sesungguhnya keseimbangan sitokin pro-inflamasi dan factor transkripsi. antara produk metabolism katalisis COX-1 Selain itu, data telah memberikan wawasan dan COX-2 tampak penting pada fungsi yang menarik tentang kemungkinan fisiologis dan respon terhadap inflamasi. imunomodulasi Curcumin. Hal ini dapat Curcumin dan beberapa analognya tampak memodulasi aktivasi sel-t, sel-b, makrofag, menghambat transkripsi COX-1. Selain itu neutrofil, sel pembunuh alami (NK), dan selsel juga dikatakan bahwa bahwa curcumin dendrite. Bukti-bukti molekul menghambat pelepasan molekul adhesi mengungkapkan bahwa efek positif yang commit to (sicam-1, user svcam-1 dan E-selectin) yang dilaporkannya disebabkan oleh efek antioksidatif diinduksi oleh TNF-α (Gupta, 2009). dan efek anti inflamasi langsung,

6 6 Kesimpulan 1. Curcumin menurunkan kadar sicam-1 (soluble Intra Cellulare Adhesive molecule 1) pada pasien DM tipe Simvastatin tidak berpengaruh terhadap kadar LTB-4 (Leukotrien B4) pada pasien DM tipe 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka masih diperlukan adanya penelitian lebih lanjut dengan melibatkan center yang lebih banyak dengan sampel yang lebih banyak serta multi ras yang melibatkan beberapa variabel lain Daftar Pustaka Accord Study Group, Gerstein HC, Miller ME, Genuth S, Ismail-Beigi F, Buse JB, dkk Long-term effects of intensive glucose lowering on cardiovascular outcomes. N Engl J Med;364(9): American Diabetes Association Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care;37(Suppl.1):S81 S90. American Diabetes Association Fast facts Data and Statistics about of diabetes mellitus. Diabetes Care;58(Suppl.1):S28 S39. American Diabetes Association Curcumin Extract for Prevention of Type 2 Diabetes. Diabetes Care;35(Suppl.1): Ara ntzazu A, Miguel AI, Manuel F, Juan MR Prostanoid signal transduction and gene expression in the endothelium: Role in cardiovascular diseases. Cardiovascular Research;70: Alison G, Joshua A. Beckman, Schmidt AM, Mark A CreagerAdvanced Glycation End Products: Sparking the Development of Diabetic VascularInjury. Circulation;114: Arata T, Wolfgang M. Kuebler Endothelium platelet interactions in inflammatory lung disease commit to user Vascular Pharmacology. 49;46; Anna MW dan Maria HB Soluble intercellular adhesion molecule-1 (sicam1). Eur. Cytokine Netw.15;(2): Albertini JP, Valensi P, Lormeau B, Aurousseau MH, Ferriere F, Attal JR dkk. Elevated concentration of soluble E-Selectin and Vascular Cell Adhesion Molecule-1 in NIDDM. Diabetes Care J 2008:21(6); Aggarwal BB Advances in experimental medicine and biology. In: Surh YJ, Shishodia S. (Editors). The Molecular Target and Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease. New York, USA. Springer;5:Pp Aggarwal BB, Kumar A, Bharti AC Anticancer potential of curcumin: Preclinical and clinical studies. Anticancer Res;2: Aaron NH, Richard M, Breyer Pharmacology and signaling of prostaglandin receptors: Multiple roles in inflammation and immune modulation. J Pharmacology & Therapeutics;103: Beckman JA, Creager MA, Libby P Diabetes and atherosclerosis: epidemiology, pathophysiology, and management. JAMA;287(19): Brownlee M The pathobiology of diabetic complications: a unifying mechanism. Diabetes;54(6): Bharat B. Aggarwal, Kumar A, Manoj S. Aggarwal, Shishir S dkk Curcumin Derived from Turmeric (Curcuma longa): a Spice for All Seasons. Phytopharmaceuticals in Cancer Chemoprevention. CRC Press.Pp Basnet P, Tho I, Skalko N. Curcumin, A Wonder Drug of 21st Century: Liposomal Delivery System Targeting Vaginal Inflammation. 5th International Congress on Complementary Medicine Research, Tromso, Norway, May

7 7 Bambang P Kajian ekspresi TGF-Β1, MMP-9, kolagen tipe-i, kolagen tipe- IV, glomerulosklerosis, interstisial fibrosis, albuminuri pada kejadian nefrotoksik doxorubicin dan nefroprotektif pentoxifylin dengan hewan coba mencit galur swiss jantan. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya. Cosentino F, Eto M, Paolis P, Van LB, Bachschmid M, Ullrich V dkk High glucose causes upregulation of cyclooxygenase-2 and alters prostanoid profile in human endothelial cells: role of protein kinase C and reactive oxygen species. Circulation;107: Carr ME Diabetes Mellitus. A hypercoagulable state. J diabetes complications;15: Charlotte L, I-CAM signaling in endothelial cells. Pharmacol Rep. 6: Chen L, Yang G, Grosser T Prostanoids and inflammatory pain. Prostaglandins Other Lipid Mediat;38: Chattopadhyay I, Biswas K, Bandyopadhyay U, Banerjee RK Turmeric and curcumin, Biological actions and applications. Curr. Sci;87: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas). Dahlan MS, Menggunakan rumus besar sampel secara benar. Dalam : Dewi J (ed). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. Edisi 2. Pp: Eric OL ICAM-1 getting a grip on leukocyte adhesion. J Immunol. 186: Faxon DP, Fuster V, Libby P, Beckman JA, Hiatt WR, Thompson RWdkk American Heart Association. Atherosclerotic vascular disease conference: commit to user Writing Group III: pathophysiology. Circulation;109(21): Finkel, T dan Holbrook, N.J Oxidants, oxidative stress and the biology of ageing. Nature;408: Gao Y, Lu B, Sun ML, Hou ZH, Yu FF, Cao HL, dkk Comparison of atherosclerotic plaque by computed tomography angiography in patients with and without diabetes mellitus and with known or suspected coronary artery disease. Am J Cardiol;108(6): Gawaz M, Langer H, May AE Platelets in inflammation and atherogenesis. J Clin Invest;115(3): Gresele P, Guglielmini G, De Angelis M, Ciferri S, Ciofetta M, Falcinelli E, dkk Acute, short-term hyperglycemia enhances shear stress-induced platelet activation in patients with type II diabetes mellitus. J Am Coll Cardiol;41: Guntur AH Imunologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Sepsis. Dalam Diding HP (Editor). A. Guntur H. Steroid Dosis Rendah pada Penatalaksanaan Sepsis, Edisi 1. UNS Press Surakarta, h Guntur AH Supportive Treatment Sepsis and Immunocompromised. Solo Sepsis Simposium. Guntur AH Perananan Imunonutrisi pada Critical Illness. Simposium peralmuni. Guntur AH Imunopatobilogi Sepsis dan Penatalaksanaannya. Presentasi pengukuhan guru besar. FK UNS. Juli Gupta B dan Ghosh B Curcuma longa inhibits TNF-alpha induced expression ofadhesion molecules on human umbilical vein endothelial cells. Int J Immunopharmacol;21: Giacco F dan Brownlee M Oxidative stress and diabetic complications. Circ Res; 107: Gomez I, Foudi N, Longrois L, Norel X The role of prostaglandin E2 in human vascular inflammation. Prostaglandins, Leukotrienes and

8 8 Essential Fatty Acids. Elsevier;89: Henri MH, Spronk, Julian I, Borissoff, Cate HT New Insights into Modulation of Thrombin Formation. Curr Atheroscler Rep.15:363. Hink U, Li H, Mollnau H, Oelze M, Matheis E, Hartmann M, dkk Mechanisms underlying endothelial dysfunction in diabetes mellitus. Circ Res;88:E14 E22. Harun SR, Sukman P, Imran C, Sudigdo S Uji Klinis,. Dalam Sudigdo S dan Sofyan I (editor). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 4, Sagung Seto. Jakarta, h International Diabetes Federation IDF Diabetes Atlas 6th ed. IDF. Brussels. Jeffrey J, Siracuse, Elliot L, Chaikof The Pathogenesis of Diabetic Atherosclerosis, In: G.V. Shrikhande and J.F. McKinsey (editors.). Diabetes and Peripheral Vascular Disease: Diagnosis and Management, Contemporary Diabetes. New York. Springer Business Media;1:Pp Jian X dan Ming HZ Molecular Insights and Therapeutic Targets for Diabetic Endothelial Dysfunction. A H Association. J Circulation;120: Knobler H, Savion N, Shenkman B, Kotev- Emeth S, Varon D Shearinduced platelet adhesion and aggregation on subendothelium are increased in diabetic patients. Thromb Res;90: Kumar B, Gupta SK, Srinivasan BP, Nag TC, Srivastava S Hesperetin rescues retinal oxidative stress, neuroin flammation and apoptosis in diabetic. Microvasc Res 87: Klein L Response from the activation of various cytokines in the inflammatory response. In: E.J Topol, (editors). Textbook of Kohli K, Ali J, Ansari MJ, Raheman Z Curcumin: A natural antiinflammatory agent. Indian J Pharmacol.37;3: Krysiak R, Kobielusz, Gembala I, Okopien B. (2010). Recurrent pregnancyinduced diabetes insipidus in a woman with hemochromatosis. Endocr J, 57(12), Kouroedov A, Eto M, Joch H, Volpe M, Luscher TF, Cosentino F dkk Selective inhibition of protein kinase cbeta2 prevents acute effects of high glucose on vascular cell adhesion molecule-1 expression in human endothelial cells. Circulation;110: Louis G. Licari DV, Kovacic JP Thrombin physiology and pathophysiology. J Vet Emerg Crit Care;19(1): Lawrence T, Derek A, Willoughby, Derek W, Gilroy Anti-inflammatory lipid Mediators and insights into the Resolution of inflammation. William Harvey Research Institute;(2): Lev-Ari, S.; Maimon, Y.; Strier, L.; Kazanov, D.; Arber, N Downregulation of prostaglandin E2 by curcumin is correlated with inhibition of cell growth and induction of apoptosis in human colon carcinoma cell lines. J. Soc. Integr. Oncol;4: Mark A. Creager, Thomas F. Lüscher Diabetes and Vascular Disease: Pathophysiology, Clinical Consequences, and Medical Therapy Part I. Circulation;108: Maroon DJ Acute hyperglycemia increase cardiovascular risk through a variety of mechanisms. In: Fuster V, (editors). Hurst s the Heart, 13th ed. Mc Graw-Hill;2:Pp Meurs I, Van Eck M, Van Berkel TJ High-density lipoprotein: key molecule in cholesterol efflux and the prevention of atherosclerosis. Curr Pharm Des 16: Cardiovascular Medicine, 3rd commit to Madsen user C, Li Q, Freund B, Feather D, Edition. Ohio: Lippincott Abramov R, Chen K dkk Williams.Pp Loss of insulin signaling in

9 9 vascular endothelial cells accelerates atherosclerosis in apolipoprotein e null mice. Cell Metab;11: Mohan S, Ahmad AS, Glushakov AV, Chamber C, Sylvain D Putative role of prostaglandin receptor in intracerebral hemorrhage. Frontiers in Neurology, Stroke. 3;145:1-10. Node, K dan Inoue T Post Prandial Hyperglycemia as an Etiological Factor in Vascular Failure. Cardiovascular Diabetology;88(7): Nathan DM, Cleary PA, Backlund JY, Genuth SM, Lachin JM, Orchard TJ, dkk Diabetes Control and Complications Trial/Epidemiology of Diabetes Interventions and Complications (DCCT/EDIC) Study Research Group. Intensive diabetes treatment and cardiovascular disease in patients with type 1 diabetes. N Engl J Med;353(25): Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Konsensus Diagnosis dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia: pb.perkeni;hal Pitocco D, Tesauro M, Alessandro R, Ghirlanda G, Cardillo C Oxidative stress in diabetes: implications for vascular and other complications. Int J Mol Sci;14: Paneni F, Joshua A, Beckman, Mark A, Creager, Cosentino F dkk Diabetes and vascular disease: pathophysiology, clinical consequences, and medical therapy: part I. European Heart Journal;34: Philipp VH dan Christian W Platelets as Immune Cells: Bridging Inflammation and Cardiovascular DiseaseCirc Res;100: Preetha A, Sherin GT, Ajaikumar BK, Chitra S Biological activities of curcumin and its analogues (Congeners) made by man and Mother. Nature biochemical commit to user pharmacology Elsevier;76: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI, 2010 Purusotam B dan Natasa S Curcumin: An Anti-Inflammatory Molecule from a Curry Spice on the Path to Cancer Treatment. Molecules;16: Rutter MK dan Nesto RW Blood pressure, lipids and glucose in type 2 diabetes: How low should we go? Re-discovering personalized care. Eur Heart J;32: Saboor M, Moinuddin, Samina Ilyas Platelets structural, functional and metabolic alterations in diabetes mellitus. Institute of Haematology, Baqai Medical University, Karachi, Pakistan. Pak J Physiol;8(2): Saunders The fibrinolytic system, illustrating various plasminogen activators and inhibitors. J elseviers micro vascular;58: Santjaka A Tehnik sampling. Dalam : Sigit H, Abay F (eds). Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Edisi 1. pp: Shrikhande GV, Scali ST, da Silva CG, Damrauer SM, Csizmadia E, Putheti P, dkk O- glycosylation regulates ubiquitination and degradation of the anti-in fl ammatory protein A20 to accelerate atherosclerosis in diabetic ApoE-null mice. PLoS One;5(12):e Strimpakos, A.S dan Sharma, R.A Curcumin: Preventative and therapeutic properties in laboratory studies and clinical trials. Antioxid. Redox Sign. 10; Sastroasmoro S dan Ismael S Dasardasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-4. CV. Sagung Seto. Jakarta. Indonesia. Tang WH, Kathleen A, Martin, John H Aldose reductase, oxidative stress, and diabetic mellitus. Frontiers in Pharmacology.

10 10 Experimental Pharmacology and Zidi, I.; Mestri, S.; Bartegi, A.; Ben Drug Discovery;3:1-87. Amor, N TNF-α and its inhibitors in Tang WH, Jeremiah S, Scott G, Gleim S, cancer. Med. Oncol; 27: Febbo CD, Porreca dkk Glucose and collagen regulate human platelet activity through aldose reductase induction of thromboxane. J Clin Invest. 2011;121(11): Tjokroprawiro A Diabetes Mellitus. Dalam: Hendromartono, Sutjahjo A, Pranoto A, Murtiwi S, Soebagijo AS, Wibisono S. (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Cet. 1. Surabaya: Airlangga University Press.xviii, hlm UK Prospective Diabetes Study (UKPDS) Group Statistics on in patients with type 2 diabetes (UKPDS 33). Lancet;352: Versteeg HH, Heemskerk JWM, Levi M, Reitsma PH New fundamentals in hemostasis. Physiol Rev;93(1): Vareed SK, Kakarala M, Ruffin MT, Crowell JA, Normolle DP, Djuric Z dkk Pharmacokinetics of curcumin conjugate metabolites in healthy human subjects. Cancer Epidemiol. Biomarker. Prev;17: Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H Global prevalence of diabetes; estimates for the year 2000 and projection for Diab Care;27: Wright, E, J.L Bacon, L.C Glass Oxidative Stress in Type 2 Diabetes: The Role of Fasting and Postprandial Glycaemia. Int J Clin Pract;60(3): Zatalia SR dan Sanusi H The role of antioxidants in the pathophysiology, complications, and management of diabetes mellitus. Acta Med Indones 45: Zhou H, Beevers CS, Huang S The targets of curcumin. Curr. Drug Targets;12: Zou MH, Cohen R, Ullrich V Peroxynitrite and vaskular endothelial dysfunction in commit to user diabetes mellitus. Endothelium;11(2):89 97.

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 adalah insiden kardiovaskuler yang didasari oleh proses aterosklerosis. Peningkatan Agregasi

Lebih terperinci

BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN. Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. 1. Populasisasaran:Pasien DM tipe 2.

BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN. Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. 1. Populasisasaran:Pasien DM tipe 2. BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode Randomized Double Blind Controlled Trial. 4.. Tempat Bagian Ilmu Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker paru dan tumor ganas lainnya, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan kardiovaskular.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World health organization ( WHO ) telah mengumumkan bahwa prevalensi diabetes mellitus ( DM) akan meningkat di seluruh dunia pada millenium ketiga ini, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard akut (IMA) dan merupakan salah satu faktor risiko kematian dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi diabetes melitus (DM) tipe 2 di berbagai penjuru dunia. WHO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 tahun ini bertambah 2 kali lipat. Penderita DM mempunyai resiko terhadap penyakit kardiovaskular 2 sampai 5

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dismutase Oral (SOD) terhadap kadar Glicated Albumin (GA) dan high sentitif c-

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dismutase Oral (SOD) terhadap kadar Glicated Albumin (GA) dan high sentitif c- BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil peneltian 5.1.1 Proses Analisis Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh Super Oxide Dismutase Oral (SOD) terhadap kadar Glicated Albumin

Lebih terperinci

TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF. Diding HP. Departemen Biokimia FK-UNS

TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF. Diding HP. Departemen Biokimia FK-UNS TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF Diding HP Departemen Biokimia FK-UNS 1 Latar belakang Pengobatan komplementer penggunaan CAM bersama dengan pengobatan konvensional (akupunktur

Lebih terperinci

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menjadi 7.7 % pada tahun 2030 ( Deshpande et al., 2008 ; Ramachandran et

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menjadi 7.7 % pada tahun 2030 ( Deshpande et al., 2008 ; Ramachandran et BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan global pada saat ini. Prevalensi global diabetes pada orang dewasa diperkirakan meningkat dari 6,4 % pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian dilakukan pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Selama bulan September 2015 hingga Oktober 2015 diambil

Lebih terperinci

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka konseptual VIRUS SEL KUFFER SIMVASTATIN NFkβ IL 6 TNF α IL 1β TGF β1 HEPATOSIT CRP FIBROSIS ECM D I S F U N G S I E N D O T E L KOLAGEN E SELEKTIN inos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di negara yang sedang berkembang diprediksikan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi insulin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah pasien yang terus meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan kerja insulin dan/atau sekresi insulin (Forbes & Cooper, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan kerja insulin dan/atau sekresi insulin (Forbes & Cooper, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus tipe 2 adalah suatu kelompok kondisi metabolik yang heterogen dan kompleks ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat kerusakan kerja insulin

Lebih terperinci

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

ABSTRAK... 1 ABSTRACT DAFTAR ISI ABSTRAK... 1 ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep F. Hipotesis... 36

D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep F. Hipotesis... 36 vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SINGKATAN... x INTISARI... xi ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan RI, rerata prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dari 1,1 pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik subyek penelitian Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling pada penderita dengan stenosis jantung koroner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Data World Heart Organization menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang menjadi ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa

Lebih terperinci

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi BAB V HEMOSTASIS Definisi Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health Organizaton (WHO) pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 4 juta orang, jumlah tersebut diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma metabolik adalah sekumpulan gejala akibat resistensi insulin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma metabolik adalah sekumpulan gejala akibat resistensi insulin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindroma metabolik adalah sekumpulan gejala akibat resistensi insulin disertai abnormalitas fungsi dan deposisi lemak. Sindroma metabolik menjadi faktor risiko penyakit

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah diatas kadar normal atau disebut sebagai hiperglikemia (ADA, 2011). Kenaikan kadar gula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit secara epidemiologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau lebih dikenal dengan sebutan kencing manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karateristik hiperglikemia. DM terjadi karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang korelasi antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia merupakan manifestasi penyakit diabetes mellitus (DM). Pada saat ini prevalensinya makin meningkat di negara maju. Penyakit ini menempati peringkat empat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global,

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global, BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global, jumlah penderita DM

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2). 53 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik, progresif dengan hiperglikemia sebagai tanda utama karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular utama di sebagian wilayah Indonesia seperti di Maluku Utara, Papua Barat, dan Sumatera Utara. World Malaria Report - 2008,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adhesi intraperitoneum paska laparotomi merupakan masalah bagi dokter

BAB I PENDAHULUAN. Adhesi intraperitoneum paska laparotomi merupakan masalah bagi dokter BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Adhesi intraperitoneum paska laparotomi merupakan masalah bagi dokter bedah. Adhesi menimbulkan morbiditas bagi pasien berupa obstruksi intestinal, sehingga sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi hiperurisemia pada populasi manusia cukup tinggi. Studi di Amerika tahun 2011 menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 21,2% pada pria dan 21,6%

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP AKTIVASI Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) PADA AORTA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Lilis Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) merupakan salah satu kasus kegawatan dibidang gastroenterologi yang saat ini masih menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan. berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross

BAB I PENDAHULUAN. Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan. berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sel Leydig merupakan sel berbentuk poligonal dan berukuran besar, terletak di interstisial testis (Ross & Pawlina, 2011). Machluf et al. (2003) menyatakan bahwa sel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan endokrin yang sekarang banyak dijumpai (Adeghate, et al., 2006). Setiap tahun jumlah penderita DM semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Intensive Care Unit (ICU). Tingginya biaya perawatan,

Lebih terperinci

KORELASI NILAI GLYCATED HAEMOGLOBIN DAN KADAR SOLUABLE INTERCELLULAR ADHESION MOLECULE-1 PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS

KORELASI NILAI GLYCATED HAEMOGLOBIN DAN KADAR SOLUABLE INTERCELLULAR ADHESION MOLECULE-1 PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS KORELASI NILAI GLYCATED HAEMOGLOBIN DAN KADAR SOLUABLE INTERCELLULAR ADHESION MOLECULE-1 PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah suatu kelompok berbagai macam kelainan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. 14 Gejala khasnya adalah poliuri, polifagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulcerative Colitis (UC) termasuk dalam golongan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD). Keadaan ini sering berlangsung kronis sehingga dapat mengarah pada keganasan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian (Stirban et al., 2012). Merokok telah menjadi gaya hidup tidak sehat hampir di seluruh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah 1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. DM merupakan penyakit kelainan sistem endokrin utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. 1,2 Hiperglikemia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. 1,2 Hiperglikemia merupakan 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik akibat defisiensi insulin atau defisiensi kerja insulin, yang ditandai dengan perubahan metabolisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan kurangnya sekresi insulin, kurangnya sensitivitas insulin

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA Tommy Wibowo, 2013, Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia sekarang mengalami penderitaan akibat dampak epidemik dari berbagai penyakit penyakit akut dan kronik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma tajam, tumpul, panas ataupun dingin. Luka merupakan suatu keadaan patologis yang dapat menganggu

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan. penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan. penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi dan sepsis termasuk salah satu dari penyebab kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem imun yang distimulasi oleh mikroba atau bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan,

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM. 73 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Uji pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM. Agar diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus ( DM ) merupakan gangguan kesehatan yang ditandai oleh keadaan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin ( Powers, 2005 ). DM merupakan salah

Lebih terperinci

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dengan memilih makan yang siap saji menjadi pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. Masyarakat kita, umumnya diperkotaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam proses spermatogenesis dan pembentukan karakteristik seksual

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang hubungan antara kadar asam urat serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) adalah sindroma gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan insulin dan menurunnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah kondisi berlebihnya berat badan akibat banyaknya lemak pada tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), di sekitar organ tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Berdasarkan penelitian epidemiologi, Word Healty Organitation (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes mellitus di atas umur 20 tahun berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi klinis dari penyakit jantung iskemik. Penyakit jantung iskemik adalah sebuah kondisi dimana aliran darah dan oksigen

Lebih terperinci

Bab 2 Metode Penelitian

Bab 2 Metode Penelitian 16 Bab 2 Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan uji, subyek uji dan desain penelitian. 2.1 Sediaan uji Sedian uji yang digunakan adalah kapsul 560 mg yang mengandung 200 mg ekstrak

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Hasil 4. 1. 1. Karakteristik Subjek Penelitian Tujuan khusus penelitian ini adalah menganalisis fungsi VEGF 121 rekombinan sebagai terapi preeklamsia, terutama ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian ke-11. Pada 1986 kondisi naik menjadi peringkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia yang terjadi karena adanya suatu kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme dari karbohidrat, protein dan lemak yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian DM (Diabetes mellitus) merupakan kelainan metabolik terjadi ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi karbohidrat akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap tahun, dimana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT GALUR SWISS-WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Elizabeth Tanuwijaya, 2007. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan penyakit kronis di Indonesia pada beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan, apabila dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, dimana pada suatu derajat sehingga memerlukan terapi pengganti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi pada tahun 2030 jumlah penyandang diabetes mellitus di dunia mencapai 388 juta dan di Indonesia mencapai sekitar 21,3 juta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK 1 GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 Putu Ugi Sugandha 1, AA Wiradewi Lestari 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulkus diabetikum (UD) adalah luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan oleh adanya komplikasi kronik berupa mikroangiopati dan makroangiopati akibat

Lebih terperinci