PT Surya Esa Perkasa Tbk. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM JADWAL PENAWARAN UMUM PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT Surya Esa Perkasa Tbk. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM JADWAL PENAWARAN UMUM PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK"

Transkripsi

1 P R O S P E K T U S JADWAL PENAWARAN UMUM Tanggal Efektif : 20 Jan 2012 Masa Penawaran : Jan 2012 Tanggal Penjatahan : 30 Jan 2012 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 31 Jan 2012 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 31 Jan 2012 Tanggal Pencatatan pada BEI : 1 Feb 2012 BAPEPAM & LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI ATAS EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM PT SURYA ESA PERKASA Tbk. ( PERSEROAN ) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. SAHAM SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat/Head Office Menara Kadin Indonesia Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon: (62-21) ; Faksimili: (62-21) Kantor Cabang/Plant Site Jl. Raya Palembang Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang Sumatera Selatan 30662, Indonesia Telepon: (62-711) ; Faksimili: (62-711) PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM Sebesar (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen) efektif setelah Penawaran Umum dan konversi Mandatory Convertible Bond, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham. Jumlah Penawaran Umum Perdana ini seluruhnya bernilai Rp (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah). Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap Penawaran Umum Perdana saham Perseroan. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT EQUATOR SECURITIES (Terafiliasi) PENJAMIN EMISI EFEK PT Danatama Makmur PT Lautandhana Securindo PT Mega Capital Indonesia PT Panca Global Securities Tbk PT Panin Sekuritas Tbk PT Victoria Sekuritas RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO PASOKAN BAHAN BAKU GAS BUMI. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI. MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA ( KSEI ). Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2012

2 (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut Perseroan ) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( Bapepam & LK ) di Jakarta dengan surat No. 010/CORSEC-SEP/XI/2011 tertanggal 28 November 2011 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No.3608 (selanjutnya disebut UUPM ) dan peraturan pelaksanaannya. Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana ini, direncanakan akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia ( BEI ) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 28 November 2011 apabila memenuhi persyaratan pencatatan efek yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum ini dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan UUPM dan peraturan pelaksanaannya. Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat, keterangan yang disajikan dalam Prospektus ini, sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Republik Indonesia dan kode etik serta norma dan standar profesi masing-masing. Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan para Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Kecuali PT Equator Securities, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang terafiliasi dengan Perseroan, para Penjamin Emisi Efek lainnya menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksananya. Selanjutnya penjelasan secara lengkap mengenai hubungan afiliasi dapat dilihat pada Bab XIII tentang Penjaminan Emisi Efek. PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG, PERATURAN-PERATURAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

3 DAFTAR ISI DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN... RINGKASAN... I. PENAWARAN UMUM... II. III. IV. RENCANA PENGGUNAAN DANA... PERNYATAAN HUTANG... ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN... V. RISIKO USAHA... VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN... VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN... A.. B.. C.. D.. E.. F.. Umum... Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan... Pengawasan dan Pengurusan Perseroan... Sumber Daya Manusia... Keterangan Tentang Anak Perusahaan... Struktur Organisasi Perseroan... G.. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham. Berbentuk Badan Hukum... H.. Hubungan Kepemilikan Serta Pengurusan dan Pengawasan. Antara Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk. Badan Hukum... I.. Keterangan Tentang Transaksi yang dilakukan oleh. Perseroan dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa... J.. K.. L.. Perijinan... Asuransi... Perjanjian Penting dan Ikatan Penting... M.. Perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan dan yang. berhubungan dengan Perseroan... VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA Keunggulan Kompetitif Kegiatan Usaha Kondisi Persaingan dan Prospek Usaha Perseroan Kegiatan Usaha Anak Perusahaan Perseroan Strategi Perseroan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Penelitian dan Pengembangan... i

4 IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING... X. EKUITAS... XI. XII. XIII. XIV. XV. XVI. KEBIJAKAN DIVIDEN... PERPAJAKAN... PENJAMINAN EMISI EFEK... LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL... PENDAPAT DARI SEGI HUKUM... LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN... XVII. LAPORAN PENILAIAN ASET OLEH PENILAI INDEPENDEN... XVIII. ANGGARAN DASAR... XIX. XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM... PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM... ii

5 DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek : berarti perubahan-perubahan dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuan terhadap Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Afiliasi : berarti pihak-pihak yang sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya, yaitu: (a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal; (b) hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut; (c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama; (d) hubungan antara perusahaan dengan satu pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; (e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau (f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. Agen Penjualan : berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran Umum. Anak Perusahaan : berarti perusahaan-perusahaan yang: 1. pemilikan atas saham-sahamnya baik secara langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh Perseroan dalam jumlah setidaknya 50% dari total saham yang dikeluarkan dalam perusahaan yang bersangkutan;dan 2. yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan sesuai dengan Prinsip Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Anggota Bursa : berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 2 UUPM. BAE : berarti Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melaksanakan administrasi saham dalam Penawaran Umum yang ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. No. 130 tanggal 24 November 2011 yang dalam hal ini adalah PT Datindo Entrycom, yang berkedudukan di Jakarta. Bank Kustodian : berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam & LK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam UUPM. Bank Penerima : berarti bank dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek membuka rekening atas namanya yang akan menerima uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan dengan Harga Penawaran sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Bapepam : berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam UUPM. Bapepam & LK : berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. BEI : berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia. BI : berarti singkatan dari Bank Indonesia. iii

6 BPD : berarti singkatan dari Barrels Per Day. Bursa Efek : berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 UUPM, dalam hal ini yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta, atau bursa lain yang akan ditentukan kemudian, dimana Saham ini dicatatkan. Daftar Pemegang Saham : berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan Saham oleh Pemegang Saham dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data-data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI. DPPS : berarti Daftar Pemesanan Pembelian Saham dalam rangka Penawaran Umum Perdana atas Saham Yang Ditawarkan dalam hal ini adalah daftar yang memuat nama-nama pemesan Saham Yang Ditawarkan dan jumlah Saham Yang Ditawarkan yang dipesan yang disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Agen Penjualan dan/atau Penjamin Emisi Efek. Efek : berarti surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Efektif : berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor IX.A.2 Keputusan Ketua Bapepam & LK Nomor Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, yaitu: 1. Atas dasar lewatnya waktu yaitu 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam & LK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang disampaikan Emiten atau yang diminta Bapepam & LK dipenuhi; atau 2. Atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam & LK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan; dengan ketentuan bahwa jangka waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir yang diperiksa Akuntan sebagaimana yang dimuat dalam Prospektus dan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 6 (enam) bulan. FKPS : berarti Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham yang ditawarkan yang merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan atau pembeli Saham yang ditawarkan, yang merupakan tanda bukti kepemilikan atassaham yang Ditawarkan pada Pasar Perdana. FPPS : berarti Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli dalam rangka Penawaran Umum Perdana atas kepemilikan saham Perseroan yang harus dibuat dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen Penjualan dan/atau Penjamin Emisi Efek. Harga Penawaran : berarti harga atas tiap Saham yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum, yaitu sebesar Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah). Hari Bank berarti hari kerja bank, yaitu hari pada saat mana Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta menyelenggarakan kliring antar bank. Hari Bursa : berarti hari di mana Bursa Efek atau badan hukum yang menggantikannya menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan bursa efek tersebut dan bank dapat melakukan kliring. iv

7 Hari Kalender : berarti tiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa. Hari Kerja : berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional atau hari libur lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. JOA : berarti Joint Operation Agreement antara OBP dengan Perseroan Konfirmasi Tertulis berarti surat konfirmasi yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia dan/atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk kepentingan Pemegang Rekening di Pasar Sekunder. KSEI : berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sesuai dengan UUPM. LIU : berarti PT Luwuk Investindo Utama. Manajer Penjatahan : berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang Ditawarkan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK Nomor Kep-691/BL/2011 tanggal tiga puluh Desember dua ribu sebelas ( ), dalam hal ini PT Equator Securities. Masa Penawaran : berarti jangka waktu yang berlangsung paling kurang 1 (satu) Hari Kerja dan paling lama 5 (lima) Hari Kerja. Masyarakat : berarti perorangan maupun badan hukum, baik Warga Negara Indonesia maupun warga negara asing dan badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia. MT : berarti singkatan dari Metrik Ton. OBP : berarti singkatan dari PT Ogspiras Basya Pratama, yang merupakan perusahaan yang mempunyai Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP, dan JOA dengan Perseroan. PAU : berarti singkatan dari PT Panca Amara Utama. Pasar Perdana : berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat selama masa tertentu sebelum Saham yang Ditawarkan tersebut dicatatkan pada BEI. Pemegang Rekening : berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan Peraturan KSEI. Pemegang Saham : berarti Masyarakat yang memiliki manfaat atas Saham yang disimpan dan diadministrasikan dalam: Rekening Efek pada KSEI; atau Rekening Efek pada KSEI melalui Bank Kustodian atau Perusahaan Efek. Pemerintah : berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia. v

8 Penawaran Umum Perdana : berarti penawaran umum saham perdana Perseroan kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan, serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Penjamin Emisi Efek : berarti PT Equator Securities serta pihak-pihak lainnya yang membuat perjanjian dengan Perseroan untuk menjamin penjualan Saham Yang Ditawarkan sesuai dengan bagian penjaminannya masing-masing berdasarkan PPEE. Penjamin Pelaksana Emisi Efek : berarti PT Equator Securities. Penitipan Kolektif : berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI, sebagaimana dimaksud dalam UUPM. Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.2 Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1 Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2 : berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. : berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009, Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. : berarti Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011, Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. Pernyataan Pendaftaran : berarti pernyataan pendaftaran yang diajukan oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana, yang terdiri dari dokumendokumen yang wajib diajukan berikut lampiran-lampirannya kepada Ketua Bapepam & LK termasuk semua perubahan, tambahan serta pembetulannya yang dibuat di kemudian hari guna memenuhi persyaratan Bapepam & LK. Perseroan : berarti PT Surya Esa Perkasa Tbk. berkedudukan di Jakarta Selatan, suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia. Pertamina : berarti PT Pertamina (Persero) yang merupakan offtaker LPG Perseroan. Pertamina EP : berarti PT Pertamina EP yang merupakan pemasok bahan baku gas untuk Perseroan melalui OBP. Perusahaan Asosiasi : berarti perusahaan yang dimiliki oleh Perseroan dengan kepemilikan dibawah 50% dan di atas 20%. Perusahaan Efek : berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan atau manajer investasi. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek (PPEE) : berarti perjanjian antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk. No. 142 tanggal 28 November 2011, sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012, yang keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida S.H., M.H. Notaris di Jakarta. vi

9 Prospektus : berarti dokumen penawaran sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 26 UUPM. Prospektus Awal : berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada Bapepam & LK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang belum dapat ditentukan. Prospektus Ringkas : berarti ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan dan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam jangka waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan dari Bapepam & LK bahwa Perseroan sudah dapat melaksanakan Penawaran Awal. Rekening Efek : berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik pemegang saham yang diadministrasikan di KSEI, atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Rekening Penawaran Umum : berarti rekening yang dibuka atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk menampung dana yang diterima dari investor. RT : berarti singkatan dari PT Ramaduta Teltaka. RUPS : berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para pemegang saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan, UUPT, dan UUPM serta peraturan-peraturan pelaksananya. RUPSLB : berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan, yang diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan dan UUPT dan UUPM serta peraturanperaturan pelaksananya. Saham : berarti seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Saham yang Ditawarkan : berarti saham yang berasal dari portepel dalam jumlah sebesar (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama yang akan ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan. SDM : berarti Sumber Daya Manusia. Tanggal Emisi : berarti tanggal distribusi Saham Yang Ditawarkan ke dalam Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang juga merupakan Tanggal Pembayaran. Tanggal Pembayaran : berarti tanggal pembayaran hasil Penawaran Umum Perdana pada Pasar Perdana yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek termasuk pembayaran atas sisa Saham Yang Ditawarkan yang dibeli sendiri oleh Penjamin Emisi Efek sesuai dengan Bagian Penjaminan, sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Perjanjian Penjaminan Emisi Efek. Tanggal Pencatatan : berarti tanggal pencatatan Saham untuk diperdagangkan di BEI dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. vii

10 Tanggal Pengembalian : berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, atau tanpa melalui Agen Penjualan kepada para pemesan Saham Yang Ditawarkan, dimana Tanggal Pengembalian tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja sesudah tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum Perdana. Tanggal Penjatahan : berarti tanggal terakhir dari masa penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, yaitu selambat-lambatnya pada Hari Kerja kedua setelah tanggal penutupan Masa Penawaran, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan bagi setiap pemesan. TAS : berarti singkatan dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera. UOB : berarti singkatan dari PT Bank UOB Indonesia. UUPM : berarti Undang-Undang No.8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995, Tambahan No.3608, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya. UUPT : berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106 Tahun 2007, Tambahan No viii

11 RINGKASAN Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih terinci dan laporan keuangan konsolidasi serta catatan-catatan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. RIWAYAT SINGKAT Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah Abdul Rasyid, SH., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ( Menkumham ) sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C HT Th.2006 tanggal 09 Mei 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dalam rangka Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Surya Esa Perkasa No. 103 tanggal 19 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM Nomor AHU AH TH 2011 tanggal 24 November Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat. Pada tahun 2011, dalam rangka Penawaran Umum Perdana, Perseroan merubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka dengan cara penawaran dan penjualan saham kepada masyarakat (Penawaran Umum Perdana) melalui Bursa Efek (go public) dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan jumlah Saham Yang Ditawarkan kepada masyarakat. Berdasarkan Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perseroan adalah suatu badan hukum Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas, berkedudukan di Jakarta Selatan. Kantor pusat Perseroan terletak di Menara Kadin Indonesia, Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3, Jakarta Selatan. STRUKTUR PERMODALAN Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp 100) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka % 60,00 40,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dan Portepel ix

12 Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham yang Ditawarkan : Sebesar (dua ratus lima puluh juta) saham Persentase Penawaran Umum : 31,25% (tiga puluh satu koma dua puluh lima persen) atau 25,00% (dua puluh lima persen) efektif setelah konversi MCB Nilai Nominal : Rp 100 (seratus Rupiah) Harga Penawaran : Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) Nilai Emisi : Rp (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) Tanggal Masa Penawaran : Januari 2012 Tanggal Pencatatan di BEI : 1 Februari 2012 Dengan terjualnya seluruh Saham yang Ditawarkan pada Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan modal saham Perseroan sesudah Penawaran Umum Perdana ini, secara proforma menjadi sebagai berikut: Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham Keterangan Sebelum Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Sesudah Penawaran Umum Perdana % % Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat ,00 40, ,25 27,50 31,25 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh , ,00 Saham dalam Portepel Penerbitan Mandatory Convertible Bond: Pada tanggal 28 November 2011, Perseroan telah menandatangani Mandatory Convertible Bond Agreement ( MCB Agreement ) dengan Accion Diversified Strategies Fund SPC ( Accion ) untuk dan atas nama Alpha Segregated Portfolio. Berdasarkan MCB Agreement tersebut, Perseroan menerbitkan Mandatory Convertible Bond kepada Accion pada tanggal 28 November 2011 dalam jumlah sebesar USD ( MCB ) dengan nilai kurs mata uang yang disepakati Rp per USD. Dana hasil penerbitan MCB yang diterima Perseroan adalah dalam mata uang USD dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada UOB dalam mata uang USD. MCB tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru dalam periode terhitung sejak tanggal pencatatan di Bursa Efek sampai dengan tanggal jatuh tempo, yaitu 12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan ( Tanggal Jatuh Tempo ), atau tanggal lain yang disepakati oleh Perseroan dengan pemegang MCB. Jika pencatatan tidak terjadi sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo, maka Perseroan harus membayar kepada pemegang MCB sebesar seluruh nilai MCB dan IRR sebesar 18% per tahun dari nilai nominal MCB, dalam jangka waktu 10 Hari Kerja terhitung sejak Tanggal Jatuh Tempo. Harga konversi per saham adalah sebesar Harga Penawaran sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus, dimana harga tersebut dapat disesuaikan untuk mengakibatkan jumlah saham hasil konversi yang diterima oleh pemegang MCB senilai 20% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh Perseroan setelah Penawaran Umum dan konversi MCB. Jika konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan Harga Penawaran mengakibatkan jumlah saham hasil konversi MCB kurang dari 20%, maka harga konversi tersebut akan disesuaikan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Harga Konversi = Jumlah nilai pokok dalam Rupiah* Jumlah saham yang merupakan 20% dari jumlah saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana *dikonversi dengan nilai tukar Rp per USD Ketentuan Umum MCB Agreement: x

13 a. Persyaratan konversi MCB: i. Terjadinya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek; ii. Seluruh persetujuan, ijin dan wewenang yang diperlukan untuk penerbitan saham baru untuk konversi telah diperoleh; dan iii. Tidak ada pelanggaran terhadap ketentuan MCB Agreement oleh Perseoran, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan dan jaminan MCB Agreement. b. Hal yang dilarang dilakukan oleh Perseroan tanpa persetujuan tertulis dari pemegang MCB: i. Mengajukan atau memulai atau menyetujui usulan untuk melakukan likuidasi, penggabungan, akuisisi, pembubaran atau amalgamasi (atau tindakan atau proses hukum serupa) atas Perseroan atau anak perusahaan yang material; dan ii. Mengubah atau setuju untuk mengubah Anggaran Dasar, termasuk sehubungan dengan permodalan Perseroan atau anak perusahaan yang material, kecuali perubahan tersebut dibuat untuk menjamin pelaksanaan MCB Agreement atau perubahan tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan Penawaran Umum Perdana. c. Perseroan berkewajiban: i. Menjalankan segala kegiatan usahanya sesuai dengan praktek good corporate governance; ii. Setiap saat mematuhi dan melaksanakan dengan tepat waktu seluruh kewajiban berdasarkan MCB Agreement atau perjanjian atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud dalam MCB Agreement dan perjanjian lainnya yang dibuat dengan pihak ketiga lainnya; iii. Memperoleh dan mempertahankan segala persetujuan dan perijinan dari badan pemerintah atau lainnya sebagaimana diperlukan untuk atau sehubungan dengan keberlakuan, pelaksanaan dan dampak yang dimaksudkan dari MCB Agreement dan (dalam kendali Perseroan yang wajar) hak dari pemegang MCB untuk memiliki saham hasil konversi atau pelaksanaan kegiatan usahanya; iv. Memperoleh, sebelum atau setelah penandatanganan MCB Agreement, dan mempertahankan seluruh persetujuan dan perijinan yang diperlukan dari badan pemerintah atau lainnya, termasuk pemegang saham Perseroan, yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan: - Penerbitan MCB berdasarkan ketentuan dari MCB Agreement (termasuk setiap perubahannya dari waktu ke waktu); - Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada peningkatan struktur permodalan sehubungan dengan konversi MCB, dan penerbitan saham konversi berdasarkan ketentuan dalam MCB Agreement; dan - Pengesampingan terhadap hak memesan efek terlebih dahulu yang dimiliki oleh pemegang saham atas saham-saham yang akan dikeluarkan setelah konversi MCB; v. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat atas aset atau kegiatan usahanya; dan vi. Memastikan bahwa modal dasar dan modal yang belum ditempatkan dalam Perseroan cukup untuk mengakomodasi pemegang MCB untuk mengkonversi MCB menjadi saham konversi setelah konversi MCB dilakukan. d. Kejadian Kelalaian Apabila terjadi hal-hal di bawah ini, pemegang MCB, dengan persetujuan lebih dari 75% dari total MCB yang terhutang, dapat memberitahukan kepada Perseroan, bahwa seluruh MCB jatuh tempo dan wajib dibayar: i. Perseroan melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan MCB Agreement, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; ii. Pernyataan dan jaminan Perseroan terbukti tidak benar, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, hal tersebut tidak diperbaiki dalam jangka waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya xi

14 iii. iv. sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; Perseroan dalam keadaan pailit atau insolvensi; Perseroan menghentikan atau terancam untuk menghentikan seluruh atau sebagian besar kegiatan usahanya; v. Repudiasi terhadap MCB Agreement atau MCB; vi. Adanya perkara litigasi, arbitrase atau proses hukum administratif yang membawa dampak negatif yang material terhadap pelaksanaan MCB Agreement; vii. Nasionalisasi atau penyitaan terhadap seluruh atau suatu bagian yang material dari aset Perseroan yang dapat berdampak secara material; viii. Pelaksanaan proses hukum terhadap aset Perseroan yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap Perseroan; ix. Ketidakabsahan MCB Agreement atau MCB; dan x. Pengakhiran MCB Agreement atau MCB. Dengan dikonversinya MCB tersebut, maka susunan modal saham Perseroan sesudah konversi, secara proforma adalah sebagai berikut: Sesudah Penawaran Umum Perdana Sebelum pelaksanaan MCB Jumlah Saham Nilai Sesudah Penawaran Umum Perdana Sesudah pelaksanaan MCB % Jumlah Saham Nilai Keterangan Nominal (Rp) Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat 4. Accion Diversified Strategy Fund ,25 27,50 31, % 33,00 22,00 25,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh , ,00 Saham dalam Portepel Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum Perdana dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini. Penyertaan saham perseroan 20,00 No. Nama Anak Perusahaan Kegiatan Usaha Tanggal Penyertaan Persentase Kepemilikan (%) Status Operasional PT Luwuk Investindo Utama Jasa konsultasi bisnis dan manajemen 3 Agustus ,95 Beroperasi PT Panca Amara Utama Industri 9 Juni ,98* Belum beroperasi * Penyertaan Perseroan di PAU dilakukan secara langsung dan tidak langsung, yaitu melalui LIU. Perseroan memiliki 10,00% saham di PAU secara langsung, dan 49,98% melalui LIU. Rencana Penggunaan Dana Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk: 1. Pengembangan kilang gas Perseroan; dan 2. Pembayaran utang Perseroan kepada UOB. xii

15 RISIKO USAHA Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan 1. Risiko pasokan bahan baku gas bumi; 2. Risiko kebijakan pemerintah; 3. Risiko persaingan dan munculnya pesaing baru; 4. Risiko substitusi produk; 5. Risiko pemasaran; 6. Risiko kebakaran; 7. Risiko sumber daya manusia; dan 8. Risiko bencana alam. Risiko Terkait Indonesia 1. Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat secara negatif mempengaruhi perekonomian yang bisa memberikan dampak negatif yang bersifat material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan; 2. Pertumbuhan otonomi daerah berpotensi menciptakan lingkungan bisnis yang tidak pasti bagi Perseroan dan dapat menambah beban Perseroan; dan 3. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat secara material dan negatif mempengaruhi Perseroan dan harga pasar dari saham yang ditawarkan. Risiko Terkait Investasi Pada Saham Perseroan 1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa yang akan datang; dan 2. Penjualan saham Perseroan di masa yang akan datang dapat berdampak negatif terhadap harga pasar saham Perseroan. Risiko usaha Perseroan selengkapnya dicantumkan pada Bab V dalam Prospektus ini. Ikhtisar Data Keuangan Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Juli 2011, dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang mana seluruh laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Posisi Keuangan (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Juli 31 Desember Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas Jumlah Liabilitas & Ekuitas xiii

16 Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli 31 Desember Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan (1.714) (2.759) (20.778) (3.411) (5.815) Beban Umum dan Administrasi (65.325) (7.905) (31.512) (16.613) (13.720) Penghasilan Bunga Beban bunga dan Keuangan (4.672) (7.409) (12.442) (19.043) (21.114) (Rugi) laba selisih kurs - bersih (3.598) (208) (59) (16.178) (Kerugian) keuntungan lain-lain (95) (171) 65 (2.253) (8.807) Laba sebelum pajak Jumlah Laba Rugi Komprehensif EBITDA Prospek Usaha Produk LPG Perseroan Sejak Pemerintah memberlakukan program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun 2007 lalu, kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat. Selama ini pasokan LPG dari kilang-kilang dalam negeri, baik kilang Pemerintah maupun kilang swasta (yang hanya berjumlah 16) masih kurang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga persaingan di industri ini relatif masih terbuka, bahkan masih diperlukan tambahan LPG impor dengan volume yang masih sangat besar. Melihat kebutuhan LPG dalam negeri yang sangat tinggi dan diprediksi akan terus bertumbuh, Perseroan yakin seluruh hasil produksi LPG-nya akan terus diserap oleh Pertamina. Produk Kondensat Perseroan Jumlah produsen Kondensat dalam negeri masih sangat terbatas, dimana diperkirakan hanya terdapat 2 kilang Kondensat swasta dan 3 kilang Kondensat dari Pertamina yang hampir berkompetisi langsung dengan Perseroan. Berdasarkan hasil tes laboratorium internal Perseroan produk Kondensat Perseroan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kedua kilang swasta tersebut, dimana Kondensat produksi Perseroan lebih ditujukan untuk memasuki pasar menengah keatas dengan harga dan kualitas yang dapat bersaing dengan Kondensat bermerek yang dimiliki Pertamina. Sedangkan produksi Kondensat dari 2 kilang swasta tersebut terutama digunakan hanya sebagai bahan baku Thinner. Dengan kebutuhan Kondensat dalam negeri saat ini jauh lebih besar dari produksi domestik, dan telah tersegmentasinya pasar dari produk Perseroan, Perseroan yakin seluruh produksi Kondensatnya akan terserap oleh pasar. Kebijakan Dividen Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk Saham yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat dengan saham lama, termasuk hak atas pembagian dividen. Perseroan bermaksud membayar dividen berdasarkan kinerja keuangan dan kondisi keuangan dalam jumlah yang setara dengan sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih setiap tahunnya dimulai untuk tahun buku Berdasarkan Perjanjian Kredit dengan UOB, Perseroan diperbolehkan membagi dividen sampai dengan 50% dari keuntungan bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran kredit modal kerja dan bunga, mampu mencapai rasio-rasio keuangan antara lain: Current Ratio minimum 1,10x; Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25x; Debt to EBITDA Ratio maksimum 4,00x; dan Shareholders Networth minimum senilai USD ,- atau setara. xiv

17 i. PENAWARAN UMUM Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana sebesar (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama atau sama dengan 25,00% (dua puluh lima persen) efektif setelah Penawaran Umum dan konversi MCB, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah Penawaran Umum Perdana adalah sebesar Rp (seratus lima puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk mengeluarkan hak suara dalam RUPS yang diselenggarakan oleh Perseroan dan hak atas pembagian dividen. PT Surya Esa Perkasa Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat/Head Office Menara Kadin Indonesia Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon: (62-21) ; Faksimili: (62-21) Kantor Cabang/Plant Site Jl. Raya Palembang Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang Sumatera Selatan 30662, Indonesia Telepon: (62-711) ; Faksimili: (62-711) RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PASOKAN BAHAN BAKU GAS BUMI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI. MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. 1

18 Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah Abdul Rasyid, SH., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C HT Th.2006 tanggal 09 Mei 2006 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH 0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir dalam rangka Penawaran Umum Perdana Perseroan dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Surya Esa Perkasa No. 103 tanggal 19 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM Nomor AHU AH TH 2011 tanggal 24 November Sehubungan dengan konversi MCB menjadi saham baru, berdasarkan keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana. Komposisi modal saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut: Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp 100) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka % 60,00 40,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dan Portepel Perseroan memperoleh Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif dari Bapepam & LK berdasarkan Surat No. S-632/BL/2012 tanggal 20 Januari Dengan terjualnya seluruh Saham yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini, maka susunan permodalan dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana adalah sebagai berikut: Dengan Nilai Nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham Keterangan Modal Saham Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama Sebelum Penawaran Umum Perdana Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Sesudah Penawaran Umum Perdana % % Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat ,00 40, ,25 27,50 31,25 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh , ,00 Saham dalam Portepel Bersamaan dengan saham yang dialokasikan dalam Penawaran Umum Perdana sebesar

19 (dua ratus lima puluh juta) Saham Biasa Atas Nama atau setara dengan 31,25% (tiga puluh satu koma dua puluh lima persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh setelah Penawaran Umum Perdana, Perseroan juga akan mencatatkan seluruh jumlah Saham Biasa atas nama pemegang saham sebelum Penawaran Umum Perdana sejumlah (lima ratus lima puluh juta) saham atau setara dengan 68,75% (enam puluh delapan koma tujuh puluh lima persen). Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI menjadi sejumlah (delapan ratus juta) saham atau setara dengan 100,00% (seratus persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah Penawaran Umum. Selain itu, Perseroan telah menandatangani MCB Agreement dalam jumlah sebesar USD sebagaimana dijelaskan pada sub bab penerbitan MCB. Setelah dilakukannya konversi MCB menjadi saham Perseroan, maka total jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah menjadi sejumlah (satu miliar) saham sebagaimana akan dirinci di bawah ini. Penerbitan MCB: Pada tanggal 28 November 2011, Perseroan telah menandatangani Mandatory Convertible Bond Agreement ( MCB Agreement ) dengan Accion Diversified Strategies Fund SPC ( Accion ) untuk dan atas nama Alpha Segregated Portfolio. Berdasarkan MCB Agreement tersebut, Perseroan menerbitkan Mandatory Convertible Bond kepada Accion pada tanggal 28 November 2011 dalam jumlah sebesar USD ( MCB ) dengan nilai kurs mata uang yang disepakati Rp per USD. Dana hasil penerbitan MCB yang diterima Perseroan adalah dalam mata uang USD dan akan digunakan untuk pembayaran pinjaman kepada UOB dalam mata uang USD. MCB tersebut wajib dikonversi menjadi saham baru dalam periode terhitung sejak tanggal pencatatan di Bursa Efek sampai dengan tanggal jatuh tempo, yaitu 12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan ( Tanggal Jatuh Tempo ), atau tanggal lain yang disepakati oleh Perseroan dengan pemegang MCB. Jika pencatatan tidak terjadi sampai dengan Tanggal Jatuh Tempo, maka Perseroan harus membayar kepada pemegang MCB sebesar seluruh nilai MCB dan IRR sebesar 18% per tahun dari nilai nominal MCB, dalam jangka waktu 10 Hari Kerja terhitung sejak Tanggal Jatuh Tempo. Harga konversi per saham adalah sebesar Harga Penawaran sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus, dimana harga tersebut dapat disesuaikan untuk mengakibatkan jumlah saham hasil konversi yang diterima oleh pemegang MCB senilai 20,00% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh Perseroan setelah Penawaran Umum dan konversi MCB. Jika konversi tersebut dilakukan dengan menggunakan Harga Penawaran mengakibatkan jumlah saham hasil konversi MCB kurang dari 20%, maka harga konversi tersebut akan disesuaikan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Harga Konversi = Jumlah nilai pokok dalam Rupiah* Jumlah saham yang merupakan 20% dari jumlah saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana *dikonversi dengan nilai tukar Rp per USD Ketentuan Umum MCB Agreement: a. Persyaratan konversi MCB: i. Terjadinya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek; ii. Seluruh persetujuan, ijin dan wewenang yang diperlukan untuk penerbitan saham baru untuk konversi telah diperoleh; dan iii. Tidak ada pelanggaran terhadap ketentuan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan dan jaminan MCB Agreement. b. Hal yang dilarang dilakukan oleh Perseroan tanpa persetujuan tertulis dari pemegang MCB: i. Mengajukan atau memulai atau menyetujui usulan untuk melakukan likuidasi, penggabungan, akuisisi, pembubaran atau amalgamasi (atau tindakan atau proses hukum serupa) atas Perseroan atau anak perusahaan yang material; dan ii. Mengubah atau setuju untuk mengubah Anggaran Dasar, termasuk sehubungan dengan permodalan Perseroan atau anak perusahaan yang material, kecuali perubahan tersebut dibuat untuk menjamin pelaksanaan MCB Agreement atau perubahan tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan Penawaran Umum Saham Perdana. 3

20 c. Perseroan berkewajiban: i. Menjalankan segala kegiatan usahanya sesuai dengan praktek good corporate governance; ii. Setiap saat mematuhi dan melaksanakan dengan tepat waktu seluruh kewajiban berdasarkan MCB Agreement atau perjanjian atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud dalam MCB Agreement dan perjanjian lainnya yang dibuat dengan pihak ketiga lainnya; iii. Memperoleh dan mempertahankan segala persetujuan dan perijinan dari badan pemerintah atau lainnya sebagaimana diperlukan untuk atau sehubungan dengan keberlakuan, pelaksanaan dan dampak yang dimaksudkan dari MCB Agreement dan (dalam kendali Perseroan yang wajar) hak dari pemegang MCB untuk memiliki saham hasil konversi atau pelaksanaan kegiatan usahanya; iv. Memperoleh, sebelum atau setelah penandatanganan MCB Agreement, dan mempertahankan seluruh persetujuan dan perijinan yang diperlukan dari badan pemerintah atau lainnya, termasuk pemegang saham Perseroan, yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan: - Penerbitan MCB berdasarkan ketentuan dari MCB Agreement (termasuk setiap perubahannya dari waktu ke waktu); - Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan MCB Agreement oleh Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada peningkatan struktur permodalan sehubungan dengan konversi MCB, dan penerbitan saham konversi berdasarkan ketentuan dalam MCB Agreement; dan - Pengesampingan terhadap hak memesan efek terlebih dahulu yang dimiliki oleh pemegang saham atas saham-saham yang akan dikeluarkan setelah konversi MCB; v. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat atas aset atau kegiatan usahanya; dan vi. Memastikan bahwa modal dasar dan modal yang belum ditempatkan dalam Perseroan cukup untuk mengakomodasi pemegang MCB untuk mengkonversi MCB menjadi saham konversi setelah konversi MCB dilakukan. d. Kejadian Kelalaian Apabila terjadi hal-hal di bawah ini, pemegang MCB, dengan persetujuan lebih dari 75% dari total MCB yang terhutang, dapat memberitahukan kepada Perseroan, bahwa seluruh MCB jatuh tempo dan wajib dibayar: i. Perseroan melanggar kewajiban-kewajibannya berdasarkan MCB Agreement, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; ii. iii. iv. Pernyataan dan jaminan Perseroan tidak benar, dan jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki, hal tersebut tidak diperbaiki dalam jangka waktu 14 hari atau tanggal perpanjangan lainnya sebagaimana disetujui para pihak setelah adanya pemberitahuan pelanggaran oleh pemegang MCB kepada Perseroan; Perseroan dalam keadaan pailit atau insolvensi; Perseroan menghentikan atau terancam untuk menghentikan seluruh atau sebagian besar kegiatan usahanya; v. Repudiasi terhadap MCB Agreement atau MCB; vi. Adanya perkara litigasi, arbitrase atau proses hukum administratif yang membawa dampak negatif yang material terhadap pelaksanaan MCB Agreement; vii. Nasionalisasi atau penyitaan terhadap seluruh atau suatu bagian yang material dari aset Perseroan yang dapat berdampak secara material; viii. Pelaksanaan proses hukum terhadap aset Perseroan yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap Perseroan; ix. Ketidakabsahan MCB Agreement atau MCB; dan x. Pengakhiran MCB Agreement atau MCB. 4

21 MCB ini tidak memiliki peringkat (rating) dan tidak memiliki wali amanat. Accion Diversified Strategies Fund SPC adalah private equity fund yang dikelola oleh Accion Capital Management Pte Ltd ( ACM ) yang merupakan perusahaan pengelola dana (Exempt Fund Manager) di bawah pengawasan Monetary Authority of Singapore dengan total dana kelolaan sekitar USD 6 miliar dan berkedudukan di Singapura. ACM mencari investasi ke dalam perusahaan-perusahaan yang berjangka waktu rata-rata lima tahun. ACM terdiri dari tim profesional dengan banyak pengalaman di perusahaanperusahaan di Asia pada level manajemen senior dan lintas industri yang berbeda serta memiliki rekam jejak yang panjang dalam mengarahkan pertumbuhan perusahaan. ACM beralamat lengkap di 8 Temasek Boulevard, #38-03, Suntec Tower Three, Singapore ACM memiliki susunan kepengurusan sebagai berikut: Partner: 1. Chua Thiam Joo 2. Lim Swee Kwang 3. Pay Cher Wee 4. Melvyn Teo Kian Huat Advisory Board: 1. Cheah Chow Seng 2. Paul Lim Yu Neng 3. Teo Tong Kooi Apabila MCB tersebut ditukarkan menjadi saham-saham Perseroan pada saat Penawaran Umum Perdana, maka susunan modal saham Perseroan sebelum dan sesudah pelaksanaan MCB, secara proforma menjadi sebagai berikut: Keterangan Sesudah Penawaran Umum Perdana Sebelum pelaksanaan MCB Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) Sesudah Penawaran Umum Perdana Sesudah pelaksanaan MCB Nilai % Nominal (Rp) % Jumlah Saham Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera 2. PT Ramaduta Teltaka 3. Masyarakat 4. Accion Diversified Strategies Fund PSC ,25 27,50 31, ,00 22,00 25,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh , ,00 Saham dalam Portepel Pelaksanaan penukaran MCB menjadi saham Perseroan akan mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia. Hak-hak pemegang saham Perseroan antara lain adalah sebagai berikut: untuk menerima dividen; untuk memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan memiliki peringkat yang sama dan sederajat dengan semua pemegang saham. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No. 103 tanggal 19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, pemegang saham Perseroan menyetujui untuk melakukan kapitalisasi laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp ,00 yang 20,00 5

22 merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Setelah kapitalisasi tersebut: a. PT Trinugraha Akraya Sejahtera memiliki sejumlah saham; dan b. PT Ramaduta Teltaka memiliki sejumlah saham. Dengan demikian, sesuai dengan Peraturan Bapepam, saham-saham yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka tidak dapat dialihkan dalam jangka waktu sampai dengan 8 bulan setelah Pernyataan Pendaftaran efektif. Pemegang MCB yang melakukan konversi MCB di bawah harga Penawaran Umum Perdana Saham tidak dapat mengalihkan sahamnya kepada pihak lain dalam jangka waktu sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Perseroan berencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. 6

23 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi saham, akan digunakan Perseroan sebagai berikut: 1. Sekitar 75% akan digunakan untuk pengembangan kilang gas Perseroan. Perseroan berencana melakukan pemutakhiran kilang menggunakan teknologi baru yang telah terpaten, untuk meningkatkan hasil penyulingan LPG hingga 97% dari 65% untuk saat ini. Hal ini akan menambah produksi sebesar 50 MT per hari. Pada intinya hal ini dicapai melalui penurunan temperatur dari gas bumi melalui Coldbox Expander dari saat ini -48 o F ke -108 o F (60 o F lebih dingin dibanding proses saat ini). Calon supplier Perseroan telah melakukan studi kelayakan untuk menguji modifikasi dan penambahan peralatan untuk menambah sistem teknologi baru tersebut pada kilang LPG Perseroan saat ini. Proses pemutakhiran kilang direncanakan akan dilaksanakan pada kuartal kedua tahun Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan calon supplier. Proses desain yang baru utamanya akan membutuhkan tambahan peralatan dan/atau modifikasi: i) Molecular Sieve Unit: kebutuhan utama untuk desain teknologi baru tersebut adalah Molecular Sieve Unit untuk mengurangi tingkat embun/kelembaban dalam gas bumi menjadi lebih rendah dari 1 ppm. Pembuangan embun/kelembaban dari unit glycol saat ini tidak akan cukup untuk memenuhi kriteria proses temperatur rendah; ii) Absorber & Coldbox Expander: Coldbox Expander baru akan dipasang pada hilir dari output lean gas saat ini (yang masih mengandung LPG) untuk menurunkan suhu ke -100 F. Dengan berpindah melalui Coldbox Expander, gas tersebut akan diproses lebih lanjut pada Absorber separator bersuhu sangat rendah yang memisahkan gas dan cairan hidrokarbon terkondensat (penyulingan LPG tambahan) melalui proses cryogenic; iii) Paket pendinginan: tambahan satu paket pendinginan (identik dengan tipe yang ada saat ini) diperlukan untuk menyediakan kapasitas pendinginan 2,5 MMBTU/jam; iv) Kompresor gas: merelokasi kompresor feed gas saat ini ke kompresor lean gas (proses gas di hilir) untuk meningkatkan tekanan lean gas menjadi 600 psi. Modifikasi yang ditawarkan akan membutuhkan satu kompresor gas tambahan yang identik dengan kompresor saat ini; v) Modifikasi tower fraksinasi yang ada: perubahan kecil terhadap tower fraksinasi yang ada untuk menampung tambahan hasil penyulingan LPG; dan vi) Kecocokan teknis untuk peralatan yang ada saat ini: peralatan yang ada saat ini telah dikonfirmasi untuk memiliki kinerja dan kecocokan yang diinginkan dalam kondisi proses yang baru oleh vendor yang bersangkutan. 2. Sekitar 25% akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang pada UOB. Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perseroan dengan PT Ogspiras Basya Pratama menandatangani Loan Agreement and Acknowledgment of Indebtedness terkait dengan pemberian fasilitas kredit kepada Perseroan dalam jumlah tidak melebihi USD Perjanjian ini selanjutnya diubah dari waktu ke waktu, dan terakhir diubah dan dinyatakan kembali dengan Loan Agreement and Acknowledgment of Indebtedness No. 58 tanggal 21 April 2011 yang dibuat di hadapan James Herman Rahardjo S.H., Notaris di Jakarta. Berdasarkan perubahan terakhir tersebut PT Ogspiras Basya Pratama tidak lagi menjadi debitur karena berdasarkan JOA kilang dibangun dan didanai oleh Perseroan. Fasilitas tersebut terdiri dari: i) fasilitas kredit modal kerja dalam jumlah pokok yang tidak melebihi USD Fasilitas kredit modal kerja terdiri dari fasilitas promissory note dalam jumlah tidak melebihi USD dan fasilitas bank garansi dalam jumlah pokok tidak melebihi USD ii) Tingkat suku bunga fasilitas promissory note tersebut di atas adalah sebesar 3,5% per tahun ditambah 3-bulan SIBOR atau 1,5% per tahun ditambah cost of fund Bank dalam USD. Fasilitas promissory note dan bank garansi dikenai biaya provisi (facility fee) sebesar 0,5% per tahun dari jumlah plafon pinjaman. fasilitas kredit investasi dalam jumlah pokok tidak melebihi USD , yang terdiri dari: a. fasilitas term loan 1 dalam jumlah tidak melebihi USD dengan jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 1; b. fasilitas term loan 2 dalam jumlah tidak melebihi USD dengan jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 2; dan 7

24 c. fasilitas term loan 3 dalam jumlah tidak melebihi USD dengan jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal penarikan pertama fasilitas term loan 3. Tingkat suku bunga kredit investasi tersebut di atas adalah sebesar 3,75% per tahun ditambah 3-bulan SIBOR atau 1,5% per tahun ditambah cost of fund Bank dalam USD. Fasilitas kredit investasi dikenai biaya provisi (facility fee) sebesar 1,0% flat yang wajib dibayar selambat-lambatnya sejak pemakaian/penarikan fasilitas term loan 1, 2 dan 3. Tujuan penggunaan fasilitas ini adalah untuk: i) akuisisi 60% saham dalam PT Panca Amara Utama (PAU); ii) membiayai kembali pinjaman pemegang saham Perseroan sebelum TAS dan RT menjadi pemegang saham Perseroan yang dipergunakan oleh Perseroan selama pembangunan proyek; dan iii) membiayai modal kerja dan keperluan pembiayaan umum Perseroan. Fasilitas tersebut di atas dijamin dengan: i) 3 bidang tanah milik Perseroan yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir; ii) mesin dan peralatan Perseroan; iii) tagihan yang dimiliki Perseroan kepada Pertamina; iv) tagihan klaim asuransi; v) off take contracts Perseroan; vi) seluruh saham Perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan; vii) seluruh saham yang dimiliki oleh pemegang saham PT Ogspiras Basya Pratama; viii) jaminan Perseroan yang diberikan oleh (i) PT Surya Kencana Prima, (ii) Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd, dan (iii) Northbrooks Universal Ltd.; dan ix) saham yang dimiliki Perseroan di PT Panca Amara Utama. Sehubungan dengan butir vi dan viii, berdasarkan surat UOB tanggal 5 Oktober 2011, (a) gadai saham dan (b) jaminan Perseroan dari Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. dan Northbrooks Universal Ltd. sudah dilepaskan oleh UOB dan akan digantikan dengan (a) gadai saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka dan (b) jaminan Perseroan dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal 30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 69 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 70 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Ramaduta Teltaka menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. Perseroan dapat melakukan pembayaran kembali dipercepat atas jumlah pokok yang terhutang, baik sebagian maupun seluruhnya tanpa dikenai denda dengan ketentuan sebagai berikut: a. Perseroan wajib memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada UOB dalam jangka waktu 30 hari sebelumnya; 8

25 b. jumlah pembayaran dipercepat minimum sebesar USD 1,000,000; dan c. pembayaran lebih awal untuk melunasi kewajiban pembayaran dari angsuran yang terakhir (inverse order of maturity). Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan dan berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011, jumlah utang bank jangka pendek yang masih terhutang adalah sebesar Rp ,00. Sedangkan jumlah utang bank jangka panjang yang masih terhutang adalah sebesar Rp ,00. Tidak ada hubungan afiliasi antara Perseroan dengan UOB. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam & LK Nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,65% dari nilai Penawaran Umum Perdana yang meliputi: No Uraian Jumlah 1. Biaya Jasa Penjamin Pelaksana Emisi - Management fee 1,75% - Underwriting fee 0,50% - Selling fee 0,50% 2. Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal - Akuntan Publik 0,67% - Konsultan Hukum 0,83% - Notaris 0,05% - Biro Administrasi Efek 0,06% - Penilai Independen 0,06% 3. Biaya Lain-lain - Biaya publikasi iklan, cetakan dan lain-lain 0,23% Jumlah 4,65% Sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.4 Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana ini secara berkala kepada Bapepam & LK dan akan mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut kepada para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Perseroan. Apabila penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana ini akan diubah, maka rencana perubahan tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam & LK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS Perseroan. Penggunaan dana dalam bentuk pembayaran utang ke UOB bukan termasuk dalam definisi Transaksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1. dan Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2. Dalam hal di kemudian hari, dana tersebut akan digunakan untuk transaksi yang mengandung unsur transaksi material, atau benturan kepentingan atau transaksi afiliasi, maka Perseroan akan memenuhi Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.1 atau Peraturan Bapepam & LK No. IX.E.2. 9

26 III. PERNYATAAN HUTANG Pernyataan hutang berikut diambil berdasarkan Laporan Keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan mempunyai kewajiban seluruhnya berjumlah Rp juta dengan perincian lebih lanjut adalah sebagai berikut: KEWAJIBAN Keterangan (dalam Rupiah) Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Utang usaha kepada pihak berelasi Utang lain-lain - Pihak-pihak berelasi - - Pihak ketiga Utang Pajak Biaya yang masih harus dibayar Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun - Utang kepada pihak-pihak berelasi - - Utang bank Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - Utang kepada pihak-pihak berelasi - - Utang bank Imbalan pasca kerja Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Utang Usaha Utang usaha kepada pihak berelasi yang merupakan kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp Utang usaha tersebut seluruhnya adalah utang kepada OBP, pihak berelasi, sehubungan dengan pembelian bahan baku gas. 2. Utang Lain-lain Pada tanggal 31 Juli 2011, saldo utang lain lain adalah sebesar Rp yang seluruhnya merupakan utang lain-lain pihak ketiga, dengan perincian sebagai berikut : Keterangan (dalam Rupiah) Jumlah PT Binasarana Kharismajaya PT Harindo Putra Jaya PT Pertamina Gas (Pertagas) PT Trakindo Utama CV Afzarki Permata Abadi Lain-lain Utang lain-lain pihak ketiga

27 3. Biaya yang masih harus dibayar 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Jasa profesional Bunga Beban pemasaran Bonus Riset dan pengembangan Jasa manajemen Lain-lain Jumlah Utang Pajak Utang pajak pada tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp dengan rincian sebagai berikut: (dalam Rupiah) Keterangan Jumlah Pajak Penghasilan Badan Pajak Penghasilan PPh Pasal 4 ayat PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal Jumlah Utang Pajak Utang Bank Pada tanggal 31 Juli 2011, saldo utang Bank Perseroan adalah sebesar Rp Jumlah tersebut merupakan bagian dari fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari UOB (d/h Bank UOB Buana) dengan jumlah maksimum sebesar USD 43 juta. Rincian utang Bank Perseroan adalah sebagai berikut: Jumlah maksimum fasilitas 31 Juli 2011 Fasilitas yang sudah digunakan US$ US$ Setara dengan Rp Fasilitas kredit modal kerja Fasilitas kredit investasi Fasilitas Term Loan (TL) Fasilitas Term Loan (TL) Fasilitas Term Loan (TL) Jumlah Bagian jangka pendek Fasilitas TL 1 ( ) Fasilitas TL 2 ( ) Jumlah pinjaman bagian jangka pendek ( ) Biaya provisi bank ( ) Jumlah pinjaman bagian jangka panjang - Bersih

28 Fasilitas Kredit Modal Kerja Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan yang terdiri dari fasilitas promes (promissory note) sebesar USD dan fasilitas garansi bank sebesar USD Pada tanggal laporan keuangan, saldo fasilitas tersebut di atas adalah nihil. Fasilitas Kredit Investasi Fasilitas TL1 Fasilitas ini digunakan untuk membiayai akuisisi 60% saham PAU. Fasilitas TL2 Fasilitas ini digunakan untuk membayar kembali utang kepada pemegang saham yang telah digunakan untuk membangun pabrik LPG, mesin dan peralatan yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Bunga kredit Fasilitas TL1 dan TL2 adalah tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,75 % per tahun ditambah 3-Bulan SIBOR (3-Month Singapore Inter Bank Offered Rate) yang berlaku; atau 1,5% per tahun ditambah biaya modal U.S. Dollar yang dikeluarkan oleh Bank UOB. Pembayaran pokok utang Fasilitas TL 1 dan 2 akan dilakukan dengan 20 (dua puluh) jumlah pembayaran yang sama, dimulai pada hari terakhir bulan ketiga setelah penggunaan pertama dari masing-masing Fasilitas TL1 dan 2. Pinjaman dari UOB dijamin dengan aset Perseroan dan pihak-pihak berelasi, antara lain: i. 3 bidang tanah milik Perseroan yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir; ii. bangunan, mesin dan peralatan dengan penyerahan secara fidusia; iii. piutang usaha dengan penyerahan secara fidusia; iv. klaim asuransi dengan penyerahan secara fidusia; v. saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. ( IIPL ) dalam Perseroan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; vi. saham Northbrooks Universal Ltd. ( NUL ) dalam Perseroan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; vii. saham PT Surya Kencana Prima ( SKP ) dalam OBP dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; viii. saham Perseroan dalam PAU dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak ditarik kembali; dan ix. jaminan korporat (corporate guarantee) dari SKP, IIPL dan NUL. Sehubungan dengan butir v, vi dan ix, berdasarkan surat UOB tanggal 5 Oktober 2011, (a) gadai saham dan (b) jaminan korporat dari IIPL dan NUL sudah dilepaskan oleh UOB dan akan digantikan dengan (a) gadai saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka dan (b) jaminan korporat dari PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal 30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 69 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya. Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. 12

29 Berdasarkan Akta Pemberian Jaminan (Borgtocht) Perusahaan No. 70 tanggal 30 November 2011, dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih, S.H., Notaris di Jakarta, PT Ramaduta Teltaka menjamin kewajiban Perseroan apabila Perseroan lalai dalam memenuhi suatu kewajibannya, Atas permintaan pertama dari UOB dan secara tanpa syarat apapun, membayar dengan seketika dan sekaligus lunas kepada UOB, semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau di kemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada UOB. Perjanjian dari fasilitas pinjaman di atas memuat beberapa persyaratan, antara lain, Perseroan harus menjaga rasio keuangan tertentu dan Perseroan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan berikut tanpa persetujuan tertulis dari UOB: i. mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran hutang, membubarkan dan melakukan atau untuk dilakukan penggabungan usaha (merger), akuisisi, peleburan usaha (konsolidasi), pemisahan usaha (spin off); ii. melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru di dalam Perseroan lain, membuat anak perusahaan kecuali untuk rencana atau badan usaha yang sudah diungkapkan dalam Perjanjian ini; iii. menggadaikan saham Perseroan atau efek bersifat utang baik di dalam maupun di pasar modal; iv. mengalihkan hak dan kewajiban Perseroan berdasarkan Perjanjian ini, kecuali kegiatan operasional normal sehari-hari yang wajar; v. mengubah usaha bisnis yang dijalankan saat ini; vi. melakukan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yaitu maksud dan tujuan, penurunan modal dan perubahan kepemilikan saham pengendali; vii. memberikan jaminan Perseroan kepada pihak lain. viii. Canopus Petroleum Inc. (CPI) dan asosiasinya akan menjaga kepemilikan dalam Perseroan secara langsung maupun tidak langsung melalui IIPL dan PT Akraya Internasional akan tetap mengelola manajemen Perseroan; ix. Perseroan boleh membayar dividen hanya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan; x. Initial Public Offering (IPO), listing dan/atau aktivitas penggalangan dana yang telah dapat diperkirakan atas Perseroan dan/atau afiliasinya; dan xi. kontrak gas antara Pertamina dan OBP akan dialihkan ke Perseroan dalam jangka waktu enam (6) bulan setelah tanggal perjanjian pinjaman ditandatangani. Sehubungan dengan butir viii, berdasarkan surat dari UOB tanggal 5 Oktober 2011, UOB, setuju untuk mengubah ketentuan butir viii tersebut menjadi meminta agar Bapak Garibaldi Thohir dan assosiasinya menjaga kepemilikan saham dalam Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui TAS dan PT Akraya International akan melanjutkan menjaga manajemen Perseroan sesuai perjanjian manajemen yang saat ini ada. 5. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumsi penilaian di bawah: Tingkat diskonto per tahun : 8% Tingkat kenaikan gaji per tahun : 15% Tingkat mortalitas : 100% TMI2 Tingkat morbiditas : 5% TMI2 Usia pensiun normal : 55 tahun Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut di atas adalah 5% per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun. 13

30 Jumlah liabilitas yang disajikan di posisi keuangan yang timbul dari obligasi Perseroan sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: (dalam Rupiah) Keterangan Jumlah Nilai kini liabilitas tidak didanai Kerugian aktuarial tidak diamortisasi ( ) Jumlah Saldo awal periode Beban periode berjalan Pembayaran manfaat - Saldo Akhir Periode Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumi penilaian dibawah ini: 31 Juli 31 Desember (Tidak diaudit) Tingkat diskonto per tahun 8,00% 8,75% 8,75% 10,50% 12,00% Tingkat kenaikan gaji per tahun 15,00% 15,00% 15.00% 15,00% 15,00% Tingkat mortalitas 100% TMI2 100% TMI2 100% TMI2 100% TMI2 100% TMI2 Tingkat mordibitas 5% TMI2 5% TMI2 5% TMI2 5% TMI2 5% TMI2 Proporsi pensiun normal 100% 100% 100% 100% 100% Usia pensiun normal 55 tahun 55 tahun 55 tahun 55 tahun 55 tahun Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut di atas adalah 5% per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun. Tanggal laporan penilaian aktuaria terakhir adalah 30 September 2011 untuk periode 31 Juli 2011, yang dilakukan oleh Padma Radya Aktuaria. Periode penilaian dilakukan pada saat pengeluaran laporan keuangan Perseroan yang diaudit. Manajemen Perseroan menyatakan bahwa sejak tanggal laporan auditor independen sampai dengan tanggal Efektif, Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban dan ikatan-ikatan lain yang jumlahnya material selain yang telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam Prospektus ini, kecuali hutang usaha yang muncul dari kegiatan operasional Perseroan. Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aktiva dan kewajiban serta peningkatan hasil operasi di masa yang akan datang, Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan dan jangka waktu sebagaimana mestinya. Sehubungan dengan kewajiban-kewajiban yang telah diungkapkan tersebut di atas, manajemen Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat negative covenants yang dapat merugikan hak-hak Pemegang Saham publik. 14

31 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. 1. Pendahuluan Perseroan berdiri sejak tahun 2006 dengan nama PT Surya Esa Perkasa dan berlokasi di Jakarta, Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat. Berdasarkan data yang diperoleh Perseroan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) c.q. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas ( Ditjen Migas ), saat ini Perseroan adalah pemilik kilang LPG swasta terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi LPG sebesar 113 MT per hari, dan Kondensat 424 bbl per hari. 2. Hasil Kegiatan Usaha Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan berupa Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Laporan Posisi Keuangan Keterangan 31 Juli 31 Desember (dalam jutaan Rupiah) Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas Jumlah Liabilitas & Ekuitas Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 31 Juli 31 Desember Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan (1.714) (2.759) (20.778) (3.411) (5.815) Beban Umum dan Administrasi (65.325) (7.905) (31.512) (16.613) (13.720) Penghasilan Bunga Beban bunga dan Keuangan (4.672) (7.409) (12.442) (19.043) (21.114) (Rugi) laba selisih kurs - bersih (3.598) (208) (59) (16.178) (Kerugian) keuntungan lain-lain (95) (171) 65 (2.253) (8.807) Laba sebelum pajak Jumlah Laba Rugi Komprehensif EBITDA

32 2.1. Penjualan Berikut adalah perincian penjualan Perseroan dari tahun ke tahun. Keterangan 31 Juli 31 Desember (dalam jutaan Rupiah) LPG Kondensat Propana Total Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 41,87% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata LPG pada Juli 2011 sebesar USD 842/MT dibandingkan dengan Juli 2010 sebesar USD 674/MT dan peningkatan harga jual rata-rata Kondensat Juli 2011 sebesar USD 76,45/bbl dibandingkan Juli 2010 sebesar USD 54,63/ bbl. Selain peningkatan harga jual rata-rata, kenaikan penjualan juga disebabkan oleh peningkatan volume penjualan LPG pada Juli 2011 sebesar MT dibandingkan Juli 2010 sebesar MT atau sebesar 17,61% dan peningkatan volume penjualan Kondensat pada Juli 2011 sebesar bbl dibandingkan Juli 2010 sebesar bbl atau sebesar 13,03%. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Perseroan memperoleh kenaikan penjualan sebesar 49,81% atau Rp juta yaitu dari Rp juta di tahun 2009 menjadi Rp juta di tahun Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena peningkatan produksi produk utama Perseroan (LPG dan Kondensat) yang mengakibatkan peningkatan volume penjualan LPG sebesar 21,46% dari MT di tahun 2009 menjadi MT di tahun 2010 dan peningkatan volume penjualan Kondensat sebesar 5,43% dari bbl di tahun 2009 menjadi bbl di tahun Selain itu, juga terjadi peningkatan harga jual rata-rata LPG sebesar 42,49% dari USD 480/MT di tahun 2009 menjadi USD 685/MT di tahun 2010 dan peningkatan harga jual rata-rata Kondensat sebesar 50,95% dari USD 36/bbl di tahun 2009 menjadi USD 54/bbl di tahun Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 13,13% atau Rp juta yaitu dari Rp juta di tahun 2008 menjadi Rp juta di tahun Penurunan ini terutama disebabkan oleh karena penurunan harga jual rata-rata LPG sebesar 35,33% dari USD 743/MT di tahun 2008 menjadi USD 480/MT di tahun 2009 serta penurunan harga jual rata-rata Kondensat sebesar 48,39% dari USD 70/bbl di tahun 2008 menjadi USD 36/bbl di tahun Namun dari sisi produksi terjadi peningkatan, sehingga terjadi kenaikan volume penjualan LPG sebesar 23,23% dari MT di tahun 2008 menjadi MT di tahun 2009 serta kenaikan volume penjualan Kondensat sebesar 39,51% dari bbl di tahun 2008 menjadi bbl di tahun Harga Pokok Penjualan Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Harga pokok penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 8,63% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Peningkatan harga pokok penjualan tersebut tidak sesignifikan peningkatan penjualan karena harga pasokan gas sudah ditetapkan selama lima tahun dalam kontrak, sedangkan harga penjualan berfluktuasi mengikuti harga pasar. Selain itu dengan semakin stabilnya proses produksi kilang Perseroan menyebabkan factory overhead semakin kecil sehingga Perseroan dapat menekan harga pokok penjualan. Laba kotor mengalami peningkatan sebesar 60,16% atau Rp juta dari Rp juta di periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 menjadi Rp juta di tahun Peningkatan signifikan pada 16

33 laba kotor ini terutama disebabkan oleh baik peningkatan volume penjualan maupun harga jual rata-rata seluruh lini produksi. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Harga pokok penjualan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 36,40% atau Rp juta dari Rp juta di tahun 2009 menjadi Rp juta di tahun Peningkatan harga pokok penjualan ini terutama dikarenakan meningkatnya volume penjualan LPG sebesar 21,46% dari MT di tahun 2009 menjadi MT di tahun 2010 dan peningkatan volume penjualan Kondensat sebesar 5,43% dari bbl di tahun 2009 menjadi bbl di tahun Laba kotor mengalami peningkatan sebesar 61,46% atau Rp juta dari Rp juta di tahun 2009 menjadi Rp juta di tahun Peningkatan laba kotor ini terutama disebabkan peningkatan penjualan hampir di seluruh lini produk Perseroan. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Harga pokok penjualan Perseroan mengalami penurunan sebesar 2,06% atau Rp juta dari Rp juta ditahun 2008 menjadi Rp juta di tahun Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya efisiensi pemakaian gas bumi sejalan dengan semakin stabilnya proses produksi Perseroan, walaupun sebenarnya dari sisi volume penjualan LPG terjadi kenaikan sebesar 23,23% dari MT di tahun 2008 menjadi MT di tahun 2009 serta terjadi kenaikan volume penjualan Kondensat sebesar 39,51% dari bbl di tahun 2008 menjadi bbl di tahun Laba kotor mengalami penurunan sebesar 20,89% atau Rp juta dari Rp juta di tahun 2008 menjadi Rp juta di tahun Meskipun penurunan penjualan Perseroan hanya 13,13%, namun penurunan laba kotor jauh lebih besar yaitu 20,89%. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penurunan harga pasar gas dunia, sementara harga pokok penjualan turun relatif kecil (2,06%). Grafik Pertumbuhan Penjualan dan Harga Pokok Penjualan 31 Juli 2011 & 2010, 31 Desember 2010, 2009 & 2008 Penjualan & Harga Pokok Penjualan (Rp miliar) Juli 2010 Juli tahun 1 tahun 7 bulan 7 bulan Penjualan Harga Pokok Penjualan 2.3. Beban Usaha (Beban Penjualan dan Beban Umum Administrasi) Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Jumlah beban penjualan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, menurun sebesar Rp juta atau 37,87% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan mengeluarkan biaya studi pemasaran, dan tidak lagi terjadi di tahun Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 726,38% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2011 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional yang merupakan biaya konsultasi keuangan dalam rangka akuisisi saham PAU dan LIU. 17

34 Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Jumlah beban penjualan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 509,15% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan mengeluarkan biaya studi pemasaran. Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 89,68% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2010 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional yang merupakan biaya technical advisory dalam rangka peningkatan kapasitas produksi kilang. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Jumlah beban penjualan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp juta, menurun sebesar Rp juta atau 41,34% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp juta. Hal ini disebabkan pada tahun 2008 Perseroan masih baru beroperasi dan melakukan aktifitas pemasaran yang lebih intensif dibandingkan pada tahun Jumlah beban umum dan administrasi Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 21,09% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2009 Perseroan mengeluarkan biaya jasa profesional dalam rangka konsultasi hukum Penghasilan Bunga dan Beban bunga dan keuangan Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp 281 juta, meningkat sebesar Rp 239 juta atau 569,04% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp 42 juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2011 Perseroan memperoleh bunga atas deposito. Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, menurun sebesar Rp juta atau 36,94% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada awal tahun 2011 Perseroan sudah tidak lagi memiliki pinjaman bank yang telah dilunasi pada pertengahan tahun Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 362 juta, meningkat sebesar Rp 57 juta atau 18,68% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp 305 juta. Hal ini disebabkan oleh adanya penghasilan bunga deposito pada tahun 2010, dimana pada tahun 2009 Perseroan belum memiliki saldo deposito. Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp juta, menurun sebesar Rp juta atau 34,66% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2009 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada pertengahan tahun 2010 Perseroan telah melunasi seluruh pinjaman bank. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Jumlah penghasilan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 306 juta, meningkat sebesar Rp 181 juta atau 144,80% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp 125 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan pada tahun 2009 yang meningkatkan saldo giro Perseroan. Jumlah beban bunga dan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp juta, menurun sebesar Rp juta atau 9,81% dibandingkan dengan tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sebesar Rp juta. Hal tersebut disebabkan pada tahun 2009 Perseroan melakukan pembayaran kembali sebagian pinjaman banknya. 18

35 2.5. Jumlah Laba Komprehensif Periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 Jumlah laba komprehensif Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 9,62% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Persentase peningkatan laba tersebut relatif tidak sejalan bila dibandingkan peningkatan Penjualan Perseroan sebesar 41,87%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan beban administrasi yang sangat besar yaitu sebesar Rp juta atau % dibandingkan 31 Juli 2010 sebesar Rp juta dikarenakan adanya biaya jasa profesional untuk akuisisi saham. Tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 Pada tahun 2010, Perseroan membukukan jumlah laba komprehensif sebesar Rp juta, atau meningkat sebesar Rp juta atau naik 47,04% dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun 2009 sebesar Rp juta. Kenaikan jumlah laba komprehensif ini yang signifikan ini terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan penjualan sebesar 49,81% atau Rp juta yaitu dari Rp juta di tahun 2009 menjadi Rp juta di tahun 2010, sehubungan dengan peningkatan volume dan harga penjualan untuk produk LPG dan Kondensat. Tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 Selama tahun 2009, jumlah laba komprehensif Perseroan adalah sebesar Rp juta, atau meningkat sebesar Rp juta atau naik 13,52% dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun 2008 sebesar Rp juta. Meningkatnya jumlah laba komprehensif tahun 2009 terutama disebabkan oleh karena adanya penurunan beban lain lain yang cukup signifikan (terkait dengan apresiasi kurs Rupiah terhadap USD dimana Perseroan memiliki posisi liabilitas moneter bersih) sebesar 79,73% atau perubahan sebesar Rp juta dari Rp juta di tahun 2008 menjadi Rp (9.318) juta di tahun Selain itu sebagai tambahan informasi, dari peraturan perpajakan juga terjadi penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan, yaitu dari 30% di tahun 2008 menjadi 28% di tahun 2009 dan menjadi 25% di tahun Grafik Pertumbuhan Jumlah Laba Komprehensif 31 Juli 2011 & 2010, 31 Desember 2010, 2009 & 2008 Laba Komprehensif (Rp miliar) 3. PERTUMBUHAN ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS 3.1. Pertumbuhan Jumlah Aset Pada 31 Juli 2011, Aset Perseroan berjumlah Rp juta. Komposisi terbesar pada aset Perseroan berupa uang muka investasi saham pada LIU, yaitu sebesar Rp juta yang mencapai hampir 55,42% dari total aset Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah Aset Perseroan masing-masing berjumlah Rp juta, Rp juta, dan Rp juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah Aset meningkat signifikan sebesar Rp juta atau 37,79% dibanding dengan akhir tahun 2009 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo kas dan setara kas sebesar Rp juta serta peningkatan saldo piutang usaha sebesar Rp juta. 19

36 Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah Aset menurun sebesar Rp juta atau 10,54% dibanding dengan akhir tahun 2008 yang terutama disebabkan oleh karena adanya penurunan saldo kas dan setara kas sebesar Rp juta serta penurunan saldo bersih aset tetap sebesar Rp juta sejalan dengan adanya beban penyusutan Pertumbuhan Jumlah Liabilitas Pada 31 Juli 2011, Liabilitas Perseroan berjumlah Rp juta. Komposisi terbesar liabilitas Perseroan terutama berasal dari akun utang bank jangka panjang sebesar Rp juta atau 67,10% dari total liabilitas Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, liabilitas Perseroan masing-masing berjumlah Rp juta, Rp juta, dan Rp juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah liabilitas Perseroan relatif tidak berubah dibanding dengan akhir tahun 2009, meskipun terjadi perubahan komposisi yang signifikan pada akun liabilitas jangka pendek dan jangka panjang Perseroan. Pada 31 Desember 2010, liabilitas jangka pendek Perseroan meningkat Rp juta atau 82,47% dan sebaliknya liabilitas jangka panjang Perseroan berkurang sebesar Rp juta atau 95,78% dibandingkan 31 Desember Hal ini disebabkan adanya porsi hutang jangka panjang Perseroan yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah liabilitas Perseroan menurun sebesar Rp juta atau 40,68% dibanding dengan akhir tahun Hal ini terutama disebabkan oleh pelunasan hutang pada akun liabilitas jangka panjang Pertumbuhan Jumlah Ekuitas Pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, jumlah ekuitas Perseroan masing-masing berjumlah Rp juta, Rp juta, Rp juta, dan Rp juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp juta atau 83,99% dibandingkan tanggal 31 Desember 2009 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp juta yang merupakan hasil jumlah laba komprehensif Perseroan pada tahun Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp juta atau 133,21% dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang terutama disebabkan oleh karena adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp juta yang merupakan hasil jumlah laba komprehensif Perseroan pada tahun Grafik Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 & 2008 Neraca Perseroan (Rp miliar) 20

37 4. Likuiditas Rasio 31 Juli 31 Desember Likuiditas 0,82 1,56 1,27 0,83 Likuiditas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang tercermin dari rasio antara aset lancar terhadap kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio tersebut, semakin tinggi kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 0,82x, 1,56x, 1,27x, dan 0,83x. Rasio likuiditas Perseroan selama tiga tahun terakhir terus meningkat dikarenakan adanya peningkatan jumlah aset lancar yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan jumlah kewajiban jangka pendek. Kenaikan jumlah aset lancar terutama diakibatkan karena adanya kenaikan saldo kas dan setara kas serta kenaikan saldo piutang usaha yang cukup signifikan. Hal tersebut menunjukkan kemampuan Perseroan yang semakin baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada 31 Juli 2011 rasio likuiditas Perseroan mengalami penurunan akibat adanya hutang lain-lain atas pembelian saham PAU dan LIU. Pada 31 Desember 2011, rasio likuiditas Perseroan diharapkan akan kembali meningkat, karena adanya rencana Perseroan untuk melakukan pelunasan hutang lain-lain tersebut. 5. Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah Aset (Debt to Asset Ratio) atau rasio Jumlah Kewajiban terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio). Rasio 31 Juli 31 Desember Kewajiban/Aset (x) 0,78 0,40 0,55 0,83 Kewajiban/Ekuitas (x) 3,48 0,66 1,21 4,77 Debt to Asset dan Debt to Equity Ratio Perseroan pada 31 Juli 2011 adalah sebesar 0,78x dan 3,48x. Peningkatan signifikan Debt to Equity Ratio Perseroan pada 31 Juli 2011, disebabkan adanya pinjaman bank. Penurunan Debt to Asset Ratio pada 31 Desember 2010 dibandingkan 31 Desember 2009, terutama diakibatkan oleh penurunan pinjaman pihak ketiga yang disebabkan pelunasan seluruh hutang bank pada tahun Sedangkan penurunan signifikan Debt to Asset Ratio pada 31 Desember 2009 dibandingkan 31 Desember 2008, terutama diakibatkan oleh penurunan saldo hutang bank. Penurunan Debt to Equity Ratio pada 31 Desember 2010 dibandingkan 31 Desember 2009, terutama diakibatkan penurunan pinjaman pihak ketiga yang disebabkan oleh pelunasan seluruh hutang bank serta peningkatan saldo ekuitas pada tahun Sedangkan penurunan signifikan Debt to Equity Ratio pada 31 Desember 2009 dibandingkan 31 Desember 2008, diakibatkan oleh penurunan saldo hutang bank dan peningkatan saldo ekuitas pada tahun Rasio-rasio aktivitas Rasio 31 Juli 31 Desember Inventory Turn Over (x) 7,51 21,12 23,06 29,77 Inventory Days (hari) 27,95 17,05 15,61 12,09 Receivable Days (hari) 43,96 47,15 21,37 14,60 21

38 Rasio Inventory Turn Over pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 7,51x, 21,12x, 23,06x, dan 29,77x. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus menurun secara signifikan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana sebelumnya rata-rata berkisar 21 29x menjadi 7x, yang disebabkan karena terjadinya kenaikan dalam persediaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan persediaan ini disebabkan karena kenaikan dari suku cadang dan perlengkapan pabrik yang naik secara signifikan Rasio Inventory Days (hari persediaan) pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 27,95 hari, 17,05 hari, 15,61 hari, dan 12,09 hari. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus meningkat secara signifikan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana sebelumnya rata-rata berkisar hari menjadi 28 hari. Hal ini disebabkan oleh alasan yang sama dengan penyebab menurunnya rasio Inventory Turn Over, yaitu akibat kenaikan persediaan suku cadang dan perlengkapan pabrik secara signifikan. Rasio Receivable Days (hari piutang) pada 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebesar 43,96 hari, 47,15 hari, 21,37 hari, dan 14,60 hari. Rasio-rasio tersebut memiliki kecenderungan terus meningkat secara signifikan, dimana dari tahun 2008 hingga tahun 2009 rata-rata berkisar hari, menjadi 47 hari dan 44 hari pada tahun 2010 dan Hal ini dikarenakan kenaikan nilai piutang, yang disebabkan adanya peningkatan penjualan Kondensat yang dikirimkan dengan kapal (shipment) yang memiliki syarat pembayaran selama 45 hari. 7. Perkembangan arus kas Berikut adalah ikhtisar laporan arus kas Perseroan pada periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, dan Keterangan 31 Juli 31 Desember (dalam jutaan Rupiah) Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Operasi Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi ( ) (2.336) (6.357) (1.053) (9.100) Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (27.561) (23.943) (53.145) (51.256) (Penurunan) Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas (65.181) (10.186) Kas dan Setara Kas Awal Periode Kas dan Setara Kas Akhir Periode a. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 48,12% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar Rp juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan Perseroan. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp juta, meningkat sebesar Rp juta atau 87,50% dibandingkan 31 Desember 2009 sebesar Rp juta. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan Perseroan serta berkurangnya pembayaran bunga dan beban keuangan. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp juta, menurun sebesar Rp juta atau 65,71% dibandingkan 31 Desember 2008 sebesar Rp juta. Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya penerimaan kas dari pelanggan Perseroan serta masih dalam tahap kompensasi atas pembayaran pajak. 22

39 b. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 adalah sebesar (Rp ) juta, meningkat signifikan sebesar Rp juta atau ,33% dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 sebesar (Rp 2.336) juta yang disebabkan adanya akuisisi PT Luwuk Investindo Utama oleh Perseroan. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar (Rp 6.357) juta, meningkat sebesar Rp juta atau 504,28% dibandingkan 31 Desember 2009 sebesar (Rp 1.053) juta yang disebabkan adanya pembelanjaan modal (capital expenditure) berupa pembelian tanah dan mesin produksi. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar (Rp 1.053) juta, menurun sebesar Rp juta atau 88,43% dibandingkan 31 Desember 2008 sebesar (Rp 9.100) juta. Hal ini disebabkan adanya pembelanjaan modal (capital expenditure) berupa pembelian mesin produksi pada tahun c. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 Perseroan memperoleh kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp juta, dibandingkan dengan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010, dimana Perseroan menggunakan kas bersih untuk aktivitas pendanaan sebesar (Rp ) juta. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada 31 Juli 2011 terutama diperoleh dari pinjaman bank. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar (Rp ) juta, menurun sebesar Rp juta atau 54,95% dibandingkan 31 Desember 2009 sebesar (Rp ) juta. Hal ini disebabkan berkurangnya kewajiban pembayaran utang bank sejalan dengan turunnya saldo pinjaman bank. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebesar (Rp ) juta, meningkat sebesar Rp juta atau 3,69% dibandingkan 31 Desember 2008 sebesar (Rp ) juta. Hal ini disebabkan adanya pelunasan pinjaman bank yang jatuh tempo pada tahun Imbal Hasil Aset dan Imbal Hasil Ekuitas a. Imbal Hasil Aset (Return on Asset) Imbal Hasil Aset ini memberikan indikasi efektifitas Perseroan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Imbal Hasil Aset diukur dengan rasio antara laba (rugi) komprehensif dengan Aset. Imbal hasil Aset Perseroan tanggal 31 Juli 2011 adalah sebesar 15,60%. Sedangkan imbal hasil Aset per tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 27,54%, 25,81%, dan 20,34%. Dilihat dari rasio ini, imbal hasil Aset Perseroan selama tiga tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah laba komprehensif Perseroan dari tahun ke tahun. b. Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity) Imbal Hasil Ekuitas mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham. Imbal Hasil ini diukur dengan rasio antara laba (rugi) komprehensif terhadap modal sendiri. Imbal Hasil Ekuitas pada 31 Juli 2011 adalah sebesar 69,86%. Sedangkan Imbal Hasil Ekuitas pada 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing adalah sebesar 45,65%, 57,12%, dan 117,34%. Dilihat dari rasio ini, imbal hasil pada ekuitas selama tiga tahun terus mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan saldo ekuitas karena peningkatan jumlah laba komprehensif Perseroan dari tahun ke tahun serta belum adanya pembagian dividen kepada pemegang saham. 23

40 9. Pembelanjaan modal (CAPITAL EXPENDITURE) Pada periode tujuh bulan 2011, Perseroan melakukan pembelian mesin dan peralatan pabrik sebesar Rp juta dan peralatan kantor dan perabot sebesar Rp 302 juta. Pada tahun 2010, Perseroan melakukan pembelian tanah sebesar Rp juta yang berlokasi di Jalan Raya Palembang-Indralaya KM 17, perbaikan sarana bangunan kantor sebesar Rp 428 juta, mesin dan peralatan pabrik sebesar Rp juta, serta perlengkapan dan peralatan kantor dan peralatan transportasi sebesar Rp 672 juta. Pada tahun 2009, Perseroan melakukan pembelian mesin dan peralatan pabrik Rp juta, perbaikan bangunan Rp 23 juta, serta perlengkapan, peralatan kantor dan perabot sebesar Rp 223 juta. Pada tahun 2008, Perseroan melakukan pembelanjaan modal terbesar, yaitu untuk mesin dan peralatan pabrik sebesar Rp juta dan peralatan transportasi sebesar Rp 570 juta. Seluruh pembelanjaan modal selama periode tersebut di atas menggunakan dana Perseroan. 10. Estimasi Akuntansi Penting Perseroan mempunyai estimasi akuntansi penting untuk hal-hal di bawah ini, antara lain: Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perseroan mengukur penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Untuk menentukan apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, membuat pertimbangan apakah terdapat bukti objektif atas kejadian kerugian tersebut. Perseroan juga membuat pertimbangan untuk metodologi dan asumsi untuk mengestimasi jumlah dan waktu dari penerimaan kas di masa datang yang ditelaah secara rutin untuk mengurangi selisih antara estimasi kerugian dan kerugian aktual. Penyisihan Keusangan Persediaan Perseroan tidak membuat penyisihan persediaan usang karena Perseroan yakin bahwa seluruh persediaan akan digunakan pada masa mendatang. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perseroan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perseroan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap. Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perseroan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perseroan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan. 11. perubahan EKONOMI penting, PASAR, atau kebijakan pemerintah yang mempengaruhi penjualan Kebijakan Pemerintah yang melakukan konversi pemakaian minyak tanah menjadi gas LPG pada tahun 2007 ikut mempengaruhi prospek usaha Perseroan secara signifikan, dimana sebelumnya perkembangan industri kilang LPG tidak sepesat seperti saat setelah diterapkannya kebijakan tersebut. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah kilang LPG Pemerintah maupun swasta yang menjadi kompetitor Perseroan, dan masing-masing kilang LPG tersebut termasuk Perseroan meningkatkan kapasitas produksinya secara signifikan untuk memenuhi kenaikan permintaan konsumen yang beralih dari minyak tanah ke LPG. 24

41 12. Ikatan-ikatan material Sesuai dengan Laporan Keuangan, Perseroan memiliki beberapa ikatan yang mempengaruhi peningkatan ataupun penurunan likuiditas di masa yang akan datang, antara lain: a. Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perseroan menandatangani JOA dengan OBP. OBP memiliki izin yang diperlukan untuk mengoperasikan rencana kilang LPG untuk produksi LPG (Propana dan Butana), Kondensat, dan OBP memperoleh kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina selama 15 tahun berikutnya atau sampai pengiriman kuantitas jumlah kontrak terpenuhi. Perseroan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan pabrik kilang LPG. Perseroan dan OBP bersama-sama mengoperasikan dan menjalankan bisnis LPG. Kedua pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina dengan OBP akan diproses di kilang LPG Perseroan. JOA telah diubah pada tanggal 20 September 2007 dan 28 Desember Perseroan memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan kelangsungan hubungan kontrak tersebut, karena OBP adalah pihak yang terafiliasi, dimana pemegang saham OBP juga merupakan pemegang saham tidak langsung dari Perseroan. Selain itu di dalam JOA juga secara tegas menyatakan bahwa OBP akan mengupayakan agar Perseroan ditunjuk sebagai pihak dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP. b. Pada tanggal 14 Agustus 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan LPG dengan Pertamina. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan setiap harinya untuk memasok sejumlah 110 MT atau jumlah kontrak tahunan MT; jumlah kuantitas kontrak MT. Perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kuantitas kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya, perjanjian ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 14 Agustus 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun. Perseroan berkeyakinan bahwa perjanjian ini akan terus diperpanjang mengingat kebutuhan akan LPG dalam negeri yang masih tinggi dan diperkirakan masih melebihi kemampuan produksi domestik. c. Pada tanggal 12 Desember 2007, Perseroan juga menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Harindo Putra Jaya yang penjualannya dilakukan dalam U.S. Dollar per barel ICP-SLC yang ditentukan per bulan. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 150 bbl atau jumlah kontrak setahun bbl, jumlah kuantitas kontrak adalah bbl. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kontrak telah terpenuhi. Pada tanggal 13 Desember 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun berdasarkan perjanjian No 124/SEP-CT-HO/XII/10. d. Pada tanggal 21 Juli 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Bumi Putra Maju yang penjualannya dilakukan dalam U.S. Dollar per barel ICP-SLC dan ditentukan secara bulanan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan Kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 100 bbl atau jumlah kontrak tahunan bbl. Jumlah kuantitas kontrak adalah bbl. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai jumlah semua kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya kesepakatan ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perseroan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. 13. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing Pada 31 Juli 2011, Perseroan memiliki kewajiban dalam mata uang asing yaitu sebesar USD 36,39 juta dalam bentuk hutang bank, USD 1,32 juta dalam bentuk biaya yang masih harus dibayar, serta USD 0,61 juta dalam bentuk hutang usaha dan hutang pembelian saham. Namun demikian dari sisi aset, Perseroan memiliki aset lancar dalam mata uang asing, yaitu kas dan setara kas sebesar USD 5,28 juta serta piutang usaha sebesar USD 4,17 juta. Walaupun Perseroan memiliki posisi kewajiban bersih dalam denominasi USD, namun hal tersebut tidak memberikan dampak perubahan nilai tukar mata uang asing yang negatif, mengingat Perseroan juga memiliki sumber pendapatan dalam USD. 14. Kebijakan Makro Ekonomi Serta Faktor Lainnya Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Bidang Industri Pada Umumnya Dan Secara Khusus Terhadap Perseroan a. Kondisi Makro dan Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2011 merupakan tahun penting bagi Indonesia untuk menjadi landasan mencapai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada Bersama Brasil, Rusia, India, dan China 25

42 (BRIC), Indonesia saat ini merupakan negara emerging market dengan potensi perekonomian yang besar. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6% mulai tahun 2011, PDB Indonesia akan senilai Rp triliun (USD 1,4 triliun) pada Dengan PDB sebesar ini, Indonesia akan mulai beranjak menuju maju. Walaupun secara agregat prognosis PDB Indonesia pada tahun 2025 masih jauh di bawah Brasil, Rusia, India, dan China, namun karena beberapa negara maju mengalami pelemahan kinerja ekonomi menyebabkan Indonesia akan mulai masuk ke dalam struktur negara di dunia dengan perekonomian terbesar. Potensi besar ekonomi Indonesia di masa mendatang bisa terjadi karena di beberapa negara maju telah terjadi titik jenuh perekonomian yang terutama disebabkan investasi di dalam negeri mereka sudah tidak bisa memberikan return yang menarik. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia menyebabkan perekonomian dan investasi di Indonesia akan terus memanfaatkan pertumbuhan penduduk tersebut. Pasar yang begitu besar menjadi determinan penting penggerak investasi dan perekonomian. Walaupun pada satu sisi, jumlah penduduk yang begitu besar menjadi masalah tersendiri namun inilah salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia. b. Tren Ekonomi Indonesia 2011 Mempertimbangkan kondisi makro ekonomi selama 2010, baik di Indonesia maupun global membuat kondisi makro ekonomi Indonesia selama 2011 secara umum akan relatif kuat dengan kecenderungan menguat. Namun demikian, masalah politik yang terjadi di beberapa negara kawasan arab selama tiga bulan pertama di 2011 akan memberikan sedikit tekanan terhadap sisi fiskal Indonesia, di mana kenaikan harga minyak mentah dunia akan berpengaruh terhadap sisi belanja APBN. Tekanan harga minyak mentah yang disertai dengan peningkatan harga beberapa komoditas pangan di dalam negeri menyebabkan inflasi akan lebih tinggi daripada yang telah ditargetkan dalam APBN 2011 yang sebesar 5,3%. c. Pertumbuhan Ekonomi Di luar dua variabel tersebut, secara umum kondisi makro ekonomi Indonesia akan mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tumbuh lebih dari 6,3%. Dari sisi permintaan, komposisi pertumbuhan ekonomi masih memiliki tren yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Variabel konsumsi tetap akan memberikan kontribusi terbesar. Sedangkan variabel investasi dan net ekspor akan berada di posisi kedua dan ketiga. Sedangkan dari sisi penawaran, sektor perdagangan akan tetap mendominasi sekaligus mengalami pertumbuhan yang tertinggi. Sektor lainnya, terutama industri dan pertanian diprediksi mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan sektor perdagangan walaupun masih tumbuh jika dibandingkan dengan tahun d. Nilai Tukar Rupiah Untuk nilai tukar, diprediksi sepanjang 2011 Rupiah stabil di kisaran angka Rp per USD. Prediksi nilai tukar Rupiah ini lebih bagus dibandingkan dengan asumsi nilai tukar dalam APBN 2011 yang sebesar Rp per USD. Namun demikian, terdapat beberapa potensi yang membuat nilai tukar ini melemah jauh dari Rp per USD. Pertama, pemulihan ekonomi global, terutama di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Uni Eropa akan menyebabkan dana yang ada di negara berkembang, termasuk di Indonesia akan kembali masuk ke negara-negara maju tersebut. Namun demikian, dilihat dari perbandingan fundamental return, negara-negara maju belum bisa memberikan return yang kompetitif atau lebih besar dari emerging market. Kedua, hedging yang dilakukan oleh beberapa pemain hedge fund besar berpotensi menyebabkan terjadinya capital outflow. e. BI Rate BI rate selama tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan rata-rata BI rate selama 2010, dari 6,75% menjadi 6,00%. Inflasi tahun 2012 diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan inflasi (y-o-y) tahun 2011, namun peningkatan ini tidak akan memberikan tekanan berarti pada keputusan BI untuk meningkatkan BI rate. Selama tahun 2012 diprediksi peningkatan BI rate maksimal hanya sampai 50 basis poin di angka 6,5%. Hal ini diprediksi tidak akan memberikan perbedaan signifikan terhadap fungsi intermediasi perbankan dibandingkan tahun Bahkan karena adanya regulasi baru dari BI tentang penalti bagi perbankan yang tidak bisa menyalurkan LDR lebih dari 78% akan membuat kinerja kredit perbankan akan lebih baik lagi. Namun demikian, hal ini tentu perlu penanganan khusus dari sisi potensi kenaikan NPL-nya. 26

43 f. Investment Outlook Selama 2010, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan utama investasi di dunia. Investasi portofolio di Indonesia selama 2010 merupakan salah satu investasi yang memberikan return tertinggi di dunia. IHSG selama 2010 tumbuh sebesar 46%, di mana per 2 Januari 2010 sebesar dan pada saat penutupan tahun perdagangan 2010 menjadi sebesar Kinerja cemerlang ini menjadikan IHSG merupakan indeks saham yang mengalami pertumbuhan tertinggi di wilayah Asia Pasifik. g. Mempertimbangkan apa yang terjadi selama 2010, diprediksi bahwa selama 2011 IHSG masih akan terus mengalami pertumbuhan. Walaupun demikian, koreksi IHSG yang terjadi selama dua bulan pertama 2010 masih akan terus terjadi sampai dengan Maret atau April Pada kisaran bulan ini, sebagian besar emiten akan mengeluarkan laporan tahunan 2010 dan diprediksi rata-rata kinerja emiten selama tahun 2010 relatif baik. Publikasi emiten ini akan menjadi faktor pendorong terjadinya rebound secara mayoritas saham-saham perusahaan publik di Indonesia. h. Harga minyak mentah Indonesia dan Internasional Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama bulan Agustus 2011 mencapai USD 111,67/bbl atau turun USD 5,48/bbl dari USD 117,15/bbl pada bulan Juli Sementara harga Minas/SLC mencapai USD 114,91/bbl, turun USD 4,12/bbl dari USD 119,03/bbl pada bulan sebelumnya. Penurunan harga minyak sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu memburuknya proyeksi perekonomian AS akibat tingginya hutang sehingga perlu disepakati adanya peningkatan limit hutang pemerintah Federal AS untuk menghindari gagal bayar. Hal ini tercermin dari indikator aktivitas bisnis, baik sektor manufaktur maupun non manufaktur, sehingga tingkat konsumsi individu mengalami penurunan. Selain itu, diturunkannya rating kredit AS oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor s ( S&P ) yang mengindikasikan jatuhnya tingkat kepercayaan atas kemampuan ekonomi AS dan berlarutnya krisis hutang zona Eropa yang mulai menyebar kepada kekuatan utama ekonomi Eropa seperti Prancis, Spanyol dan Italia. Berdasarkan publikasi International Energy Agency ( IEA ) dan Organization of Petroleum Exporting Countries ( OPEC ) bulan Agustus 2011, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menunjukkan penurunan dibandingkan proyeksi sebelumnya IEA merevisi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 1,2 juta bbl per hari atau turun 0,1 juta bbl per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat tingginya harga minyak dan melemahnya proyeksi ekonomi global. Sementara OPEC merevisi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 1,2 juta bbl per hari atau turun 0,15 juta bbl per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya akibat rendahnya tingkat konsumsi BBM selama musim panas di AS (driving season). Faktor lain yang mempengaruhi harga minyak Agustus 2011 adalah meningkatnya pasokan minyak global setelah OPEC mampu meningkatkan produksinya hingga 30 juta bbl per hari pada bulan Juli 2011, khususnya atas usaha peningkatan produksi Arab Saudi dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga disebabkan menurunnya permintaan gasoline di China yang mengindikasikan melambatnya perekonomian China sebagai imbas memburuknya perekonomian global. Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Agustus 2011 dibandingkan Juli 2011: - WTI (Nymex) turun sebesar USD 11,12/bbl dari USD 97,34/bbl menjadi USD 86,22/bbl. - Brent (ICE) turun sebesar USD 7,00/bbl dari USD 116,74/bbl menjadi USD 109,74/bbl. - Tapis (Platts) turun sebesar USD 4,98/bbl dari USD 120,87/bbl menjadi USD 115,89/bbl. - Basket OPEC turun sebesar USD 5,30/bbl dari USD 111,62/bbl menjadi USD 106,32/bbl. 27

44 V. RISIKO USAHA Sebelum melakukan investasi pada saham Perseroan, para calon investor harus memperhatikan bahwa kegiatan usaha Perseroan akan sangat bergantung pada berbagai faktor eksternal yang berada di luar pengendalian Perseroan dan/atau manajemen Perseroan. Sebelum memutuskan kegiatan investasi, para calon investor harus secara hati-hati mempertimbangkan berbagai risiko dan pertimbangan investasi lainnya, termasuk berbagai risiko yang dikemukakan dalam Prospektus ini dan risiko-risiko lainnya yang mungkin belum tercakup. Semua risiko tersebut, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap Perseroan, kinerja usaha dan keuangan Perseroan dan kinerja dan/ atau nilai saham Perseroan. Apabila hal tersebut terjadi, maka harga saham Perseroan di pasar modal dapat menurun dan para investor dapat menghadapi risiko kerugian investasi. Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko yang material bagi Perseroan dan disajikan menurut beberapa kategori risiko Perseroan, yaitu risiko yang dihadapi Perseroan dan Anak Perusahaan secara umum dan risiko-risiko yang dihadapi pada masing-masing Perseroan dan Anak Perusahaan. Penjabaran risiko dari masing-masing kategori tersebut telah dilakukan sesuai dengan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan. Risiko utama yang dihadapi Perseroan dan Anak Perusahaan yang dapat memberikan dampak terbesar terhadap pendapatan dan/atau berpengaruh paling besar terhadap kondisi keuangan atau kelangsungan usaha adalah pasokan bahan baku gas bumi. RISIKO TERKAIT KEGIATAN USAHA PERSEROAN Perseroan menghadapi beberapa risiko-risiko baik yang berasal dari internal Perseroan maupun dari eksternal yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Risiko-risiko tersebut mencakup antara lain: 1. Risiko Pasokan Bahan Baku Gas Bumi Dalam proses produksi kilang LPG, pasokan bahan baku yang dibutuhkan tidak terlepas dari pihak Pertamina EP sehingga produk yang akan dihasilkan tergantung kepada pasokan gas bumi dari Pertamina EP, maupun ketersediaan cadangan dari sumur gas yang dikelola oleh Pertamina EP. Dalam hal, Pertamina EP tidak dapat memberikan pasokan bahan baku bagi Perseroan, maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerja Perseroan, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha Perseroan. 2. Risiko Kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah bisa menyebabkan risiko seperti adanya program konversi dari minyak tanah menjadi LPG atau melakukan program konversi ke sumber energi alternatif yang lainnya. Mengingat gas bumi sebagai sumber daya alam yang pemanfaatannya sangat vital, Pemerintah juga mengatur kebijakan untuk izin pengeksplorasian dan produksinya berdasarkan Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Perubahan kebijakan atau tidak diberikannya izin eksplorasi dan produksi tersebut dapat berakibat langsung pada kelangsungan bidang / kegiatan usaha Perseroan. 3. Risiko Persaingan dan Munculnya Pesaing Baru. Meskipun kompetisi yang terjadi dalam industri kilang LPG dapat dikatakan relatif rendah, dengan adanya program konversi minyak tanah ke LPG mengakibatkan kebutuhan LPG dalam negeri jauh di atas produksinya. Hal ini bisa berpotensi menarik munculnya pemain baru di dalam negeri pada industri sejenis meskipun kilang LPG menuntut nilai investasi yang besar, risiko yang besar dan teknologi yang memadai. 4. Risiko Substitusi Produk Produk pengganti LPG selaku produk utama Perseroan, relatif tidak ada, mengingat LPG saat ini justru sebagai pengganti dari bahan bakar minyak tanah. Namun tidak menutup kemungkinan akan ditemukannya sumber energi alternatif lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti LPG, semisal bio diesel atau bahan bakar nabati. Kemungkinan adanya substitusi produk di kemudian hari, dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. 28

45 5. Risiko Pemasaran Risiko terhadap pemasaran relatif cukup rendah hal ini dimungkinkan karena adanya dukungan dari Pertamina sebagai pembeli utama produk kilang yaitu LPG yang kesemuanya tertuang dalam Perjanjian Jual Beli LPG. Perjanjian antara Perseroan dengan Pertamina tersebut memuat ketentuan mengenai spesifikasi LPG yang harus diserahkan Perseroan kepada Pertamina. Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi spesifikasi dari Pertamina dan Perseroan tidak dapat memperbaiki kondisi tersebut dalam jangka waktu 30 hari setelah adanya pemberitahuan dari Pertamina, perjanjian tersebut dapat dibatalkan oleh Pertamina. 6. Risiko Kebakaran Proses pembuatan produk yang dihasilkan pada kilang LPG sangat mudah terbakar sehingga di lingkungan kilang LPG disyaratkan larangan tidak merokok dan membawa korek api. Meskipun Perseroan telah mengasuransikan pabriknya dengan jumlah asuransi yang sesuai untuk industri sejenis, Perseroan belum tentu dapat memulai kembali usahanya dalam waktu yang singkat, dan karenanya hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan Perseroan. 7. Risiko Sumber Daya Manusia Operasi kilang LPG membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpengalaman mengingat semua peralatan terintegrasi menjadi satu kesatuan. Ketiadaan sumber daya manusia yang berkualitas dapat mempengaruhi pengoperasian kilang LPG dan hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. 8. Risiko Bencana Alam Bencana alam seperti gempa bumi, bahkan meluapnya lumpur akibat ledakan sumur gas dapat terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Risiko ini dapat mempengaruhi kegiatan Perseroan di sekitar daerah bencana tersebut, yang akan mempengaruhi proses produksi, penjualan, dan laba bersih Perseroan. RISIKO TERKAIT INDONESIA 1. Ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia dapat secara negatif mempengaruhi perekonomian yang bisa memberikan dampak negatif yang bersifat material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha Perseroan Sejak tahun 1998, Indonesia telah mengalami perubahan demokrasi, mengakibatkan kejadian politik dan sosial yang menggambarkan dinamika politik di Indonesia. Sebagai negara demokrasi yang relatif baru, secara umum Indonesia menghadapi masalah-masalah sosial-politik yang beragam. Sejak tahun 2000, ribuan orang Indonesia telah berpartisipasi dalam demonstrasi di Jakarta dan kotakota lain di Indonesia baik dalam rangka mendukung atau menentang mantan Presiden Abdurahman Wahid, mantan Presiden Megawati, dan Presiden yang menjabat saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono, serta dalam menanggapi isu-isu tertentu, termasuk pengurangan subsidi BBM, privatisasi aset negara, langkah-langkah anti-korupsi, bailout PT Bank Century Tbk pada tahun 2008, desentralisasi dan otonomi daerah serta kampanye militer yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak. Pada tahun 2004, warga negara Indonesia secara langsung memilih Presiden, Wakil-Presiden dan wakil-wakil di DPR untuk pertama kalinya. Warga negara Indonesia juga mulai secara langsung memilih kepala dan wakil pemerintah daerah. Sangat dimungkinkan bahwa peningkatan aktivitas pemilu akan disertai oleh peningkatan aktivitas politik di Indonesia. Pada bulan April 2009, pemilu diadakan untuk memilih wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (termasuk wakil-wakil nasional, propinsi dan kabupaten). Pemilihan Presiden Indonesia, diadakan pada bulan Juli 2009, dengan hasil terpilihnya kembali Presiden Yudhoyono. Walaupun pada April 2009 dan Juli 2009 pemilihan dilaksanakan dengan damai, kampanye politik di Indonesia dapat membawa tingkat ketidakpastian politik dan sosial. Di masa lalu, politik dan perkembangan sosial di Indonesia tidak dapat diprediksi. Gangguan sosial dan sipil dapat secara langsung atau tidak langsung, material dan secara negatif mempengaruhi bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Perubahan dalam Pemerintahan dan kebijakan Pemerintah mungkin memiliki dampak langsung terhadap bisnis dan harga saham Perseroan. Selain itu, Indonesia telah mengalami beberapa konflik sosial yang diakibatkan oleh masalah ekonomi, dimana pada saat-saat tertentu berubah menjadi kerusuhan 29

46 dan kekerasan. Pada bulan Juni 2001, demonstrasi dan pemogokan telah terjadi paling sedikit di 19 kota setelah Pemerintah memberikan peraturan mengenai peningkatan harga BBM sebesar 30%. Demonstrasi serupa terjadi kembali pada Januari 2003 ketika Pemerintah berusaha menaikkan harga BBM, serta beban listrik dan telepon. Di kedua kasus tersebut, Pemerintah terpaksa mencabut, menunda atau mengurangi secara signifikan rencana kenaikan harga-harga tersebut. Pada bulan Oktober 2005, Pemerintah mengurangi subsidi BBM kepada masyarakat, sehingga menaikkan harga bensin premium sekitar 87,5% menjadi Rp per liter, harga bensin biasa dan solar sekitar 104,8% menjadi Rp per liter, dan harga minyak tanah sekitar 185,7% menjadi Rp per liter, menyebabkan demonstrasi publik yang besar. Harga untuk produk-produk ini terus meningkat. Pada bulan Mei 2008, Pemerintah lebih lanjut menurunkan subsidi BBM kepada masyarakat, yang juga menimbulkan demonstrasi publik. Pemotongan subsidi BBM serupa memberikan kontribusi pada ketidakstabilan politik yang mengarah pada pengunduran diri Presiden Soeharto pada tahun 1998, yang memiliki efek negatif terhadap bisnis di Indonesia. Tidak ada jaminan bahwa perubahan kebijakan Pemerintah dan Pemerintahan di masa yang akan datang tidak akan mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sosial. Gerakan separatis dan bentrokan antara kelompok agama dan etnis juga mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan sipil di wilayah Indonesia. Di propinsi Aceh dan Papua (dahulu Irian Jaya), sering terjadi bentrokan antara pendukung gerakan-gerakan separatis dan militer Indonesia. Di propinsi Maluku dan Kalimantan Barat, bentrokan antara kelompok agama dan kelompok etnis telah mengakibatkan ribuan korban dan pengungsi selama beberapa tahun terakhir. 2. Pertumbuhan otonomi daerah berpotensi menciptakan lingkungan bisnis yang tidak pasti bagi Perseroan dan dapat menambah beban Perseroan Dalam menanggapi kenaikan permintaan dan pernyataan otonomi daerah di pemerintahan daerah Indonesia, Pemerintah baru baru ini mendelegasikan otonomi daerah ke beberapa pemerintahan daerah, memungkinkan pengenaan pajak dan beban lainnya oleh pemerintah daerah sesuai dengan wilayah hukum mereka dimana hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dan investasi pada bisnis tersebut. Peningkatan otonomi daerah dapat meningkatkan peraturan-peraturan pada bisnis Perseroan, membutuhkan restrukturisasi organisasi dan meningkatkan pajak dan beban lain dalam menjalankan kegiatan usaha, semua ini dapat berdampak material dan negatif terhadap bisnis, prospek, kondisi keuangan, dan hasil usaha Perseroan. 3. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat secara material dan negatif mempengaruhi Perseroan dan harga pasar dari saham yang ditawarkan Sejak tahun 1997, sejumlah badan internasional pemeringkat kredit, termasuk Moody s Investors Service, Inc ( Moody s ) dan S&P, menurunkan peringkat utang luar negeri Indonesia dan peringkat kredit dari berbagai instrumen kredit Pemerintah, sebagian besar bank-bank Indonesia dan perusahaan lainnya. Saat ini, peringkat hutang dengan mata uang asing adalah Ba2 oleh Moody s, meningkat dari Ba3 pada tanggal 16 September 2009, BB oleh S&P, meningkat dari BB+ pada tanggal 12 Maret 2010 dan BB+ oleh Fitch Rating Service ( Fitch ), meningkat dari BB pada tanggal 25 Januari 2010, terakhir pada 15 Desember 2011, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade dari BB+ ke BBB- dengan outlook stabil. Peringkat-peringkat ini merefleksikan penilaian atas kemampuan keuangan Pemerintah secara keseluruhan untuk membayar kewajibannya dan kemampuan atau niat Pemerintah untuk memenuhi komitmen finansialnya pada saat jatuh tempo. Tidak ada kepastian yang dapat diberikan bahwa Moody s, S&P, Fitch atau badan internasional pemeringkat kredit lainnya akan tidak lebih lanjut menurunkan peringkat kredit Indonesia atau perusahaan Indonesia lainnya. Setiap penurunan rating Indonesia dapat berdampak buruk pada likuiditas pasar keuangan Indonesia, kemampuan Pemerintah dan perusahaan di Indonesia, termasuk Perseroan, untuk meningkatkan pendanaan tambahan dan tingkat suku bunga dan syarat komersial lainnya dimana tersedianya pendanaan tambahan tersebut dan hal ini dapat berdampak material dan negatif terhadap kinerja keuangan Perseroan. 30

47 RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN 1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi di masa yang akan datang Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi yang disebabkan beberapa faktor, termasuk: prospek bisnis dan kegiatan operasional Perseroan; perbedaan antara kondisi keuangan dan hasil kegiatan usaha yang sebenarnya dibandingkan dengan perkiraan para investor dan analis; perubahan rekomendasi atau persepsi dari para analis terhadap Perseroan atau Indonesia; perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di Indonesia perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di pasar berkembang; penambahan atau pengurangan personel inti; keterlibatan dalam litigasi, dan tingginya fluktuasi harga saham. 2. Penjualan saham Perseroan di masa yang akan datang dapat berdampak negatif terhadap harga pasar saham Perseroan Penjualan saham Perseroan di pasar dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa sejumlah penjualan saham Perseroan akan terjadi di masa yang akan datang, dapat memberikan pengaruh negatif pada harga pasar pada saat itu atau kemampuan Perseroan untuk memperoleh modal dari penawaran umum melalui penerbitan saham atau surat berharga yang berkaitan dengan ekuitas (equity-linked securities) kepada publik. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MENGENAI RISIKO YANG MATERIAL DALAM MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA. 31

48 VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen tertanggal 10 Oktober 2011 atas laporan keuangan periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011, laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan. Berikut adalah kejadian-kejadian penting tersebut: a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham sebagai berikut: saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera sebagaimana tercantum dalam Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta; dan saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Northbrooks Universal Ltd. kepada PT Ramaduta Teltaka sebagaimana tercantum dalam Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta. b. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No 103 tanggal 19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui hal-hal sebagai berikut: Menyetujui perubahan nominal saham Perseroan dari Rp ,00 menjadi Rp 100,00; Menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp ,00 terbagi atas saham. Sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan; Menyetujui kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp ,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp ,00 terbagi atas saham menjadi Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00; Menyetujui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan melalui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar saham, atau jumlah saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan, untuk ditawarkan kepada masyarakat di Indonesia, serta dicatatkan di BEI; Menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bond dalam jumlah USD yang dapat dikonversi menjadi saham baru dalam Perseroan setelah saham Perseroan dicatatkan pada Bursa Efek dan menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya saham setelah IPO untuk pemegang Mandatory Convertible Bond; Mendelegasikan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan Keputusan ini, termasuk untuk menyatakan realisasi atau pelaksanaan pengeluaran atau penerbitan saham dalam rangka IPO Perseroan dan konversi Mandatory Convertible Bond; Menyetujui dan memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada: a) Menetapkan harga penawaran; b) Menetapkan kepastian jumlah saham yang ditawarkan dengan persetujuan Dewan Komisaris; c) Menitipkan saham Perseroan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan 32

49 d) Mencatatkan seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek Indonesia. Menyetujui perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; Menyetujui perubahan nama Perseroan dari sebelumnya bernama PT SURYA ESA PERKASA menjadi PT SURYA ESA PERKASA Tbk ; Menyetujui perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam bentuk dan isi sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan ini dalam rangka menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam & LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei c. Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, dimana para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. d. Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011, pemegang saham LIU menyetujui: 1. Perubahan nama LIU dari sebelumnya PT Luwuk Investindo Utama menjadi PT Sepchem, sehingga merubah pasal 1 ayat 1 anggaran dasar LIU; dan 2. Penerbitan saham baru sejumlah saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari Rp ,00, terbagi atas saham, masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp ,00, terbagi atas saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU. Berdasarkan Tanda Terima Sementara dari BKPM tertanggal 27 Desember 2011, Perseroan sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktus permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham. 33

50 VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN A. Umum Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 7 tertanggal 24 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., MKn, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C HT Th.2006 tanggal 09 Mei 2006, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut: a. Akta Berita Acara No. 13 tanggal 26 Juni 2006 yang dibuat di hadapan Endang Moeliani, S.H., Notaris Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang di Serpong (selanjutnya disebut Akta No. 13/2006 ), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C HT TH.2006 tanggal 29 Agustus 2006, telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1430/RUB0903/XII/2006 tanggal 5 Desember 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76, tanggal 23 September 2011, Tambahan No Berdasarkan Akta No. 13/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari Rp ,00 menjadi Rp ,00. b. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas, S.H., Notaris di Bogor (selanjutnya disebut Akta No. 14/2006 ), yang telah (i) mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W HT TH.2006 tanggal 11 Oktober 2006 dan (ii) dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. W8-HT tanggal 20 Oktober 2006 sehubungan dengan perubahan nama pemegang saham, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan (i) agenda pendaftaran No. 157/RUB0903/II/2007 dan (ii) agenda pendaftaran No. 21/RUB0903/II/2007, keduanya pada tanggal 13 Februari 2007 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 23 September 2011, Tambahan No Berdasarkan Akta No. 14/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui: pengalihan (i) saham Perseroan dari Sugito Waluyo kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. dan (ii) 2 saham Perseroan dari Glenn Timothy Sugita kepada Northbrooks Universal Ltd.; perubahan status Perseroan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing; peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan semula (i) modal dasar: dari Rp ,00 menjadi Rp ,00 (USD ,00); (ii) modal ditempatkan dan modal disetor: dari Rp ,00 menjadi Rp ,00 (USD ,00); perubahan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan; dan perubahan ketentuan Pasal 10 dan 11 anggaran dasar Perseroan tentang Direksi dan Dewan Komisaris. c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 103 tanggal 17 November 2006, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 103/2006 ), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W HT TH2006 tanggal 22 November 2006, serta telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 07/RUB0903/IX/2011 tanggal 28 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No Berdasarkan Akta No. 103/2006, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk: mengubah ketentuan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan; dan mengubah ketentuan Pasal 2 anggaran dasar Perseroan tentang jangka waktu berdirinya Perseroan. d. Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 9 September 2009, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 2/2009 ), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4202/ tanggal 17 Oktober 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78, tanggal 28 September 2010, Tambahan No

51 Berdasarkan Akta No. 2/2009, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk: mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; melakukan penambahan jumlah anggota Direksi dan Komisaris Perseroan masing-masing menjadi 3 anggota; dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. e. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan Anggaran Dasar No. 103 tanggal 19 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 103/2011 ), yang telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Departemen Hukum dan HAM di bawah Nomor AHU AH TH 2011 tanggal 24 November Berdasarkan Akta No. 103/2011, para pemegang saham Perseroan menyetujui: perubahan nominal saham Perseroan dari Rp ,00 menjadi Rp 100,00; peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp ,00 terbagi atas saham. Sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan; kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp ,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp ,00 terbagi atas saham menjadi Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00; Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Perseroan melalui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar saham, atau jumlah saham lainnya sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan, untuk ditawarkan kepada masyarakat di Indonesia, serta dicatatkan di BEI; penerbitan Mandatory Convertible Bond dalam jumlah USD yang dapat dikonversi menjadi saham baru dalam Perseroan setelah saham Perseroan dicatatkan pada Bursa Efek dan menyetujui pengeluaran sebanyak-banyaknya saham setelah IPO untuk pemegang Mandatory Convertible Bond; Mendelegasikan dan memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan Keputusan ini, termasuk untuk menyatakan realisasi atau pelaksanaan pengeluaran atau penerbitan saham dalam rangka IPO Perseroan dan konversi Mandatory Convertible Bond; memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan IPO Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas pada: a) Menetapkan harga penawaran; b) Menetapkan kepastian jumlah saham yang ditawarkan dengan persetujuan Dewan Komisaris; c) Menitipkan saham Perseroan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia; dan d) Mencatatkan seluruh saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada BEI. perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; perubahan nama Perseroan dari sebelumnya bernama PT SURYA ESA PERKASA menjadi PT SURYA ESA PERKASA Tbk ; perubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dalam bentuk dan isi sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan ini dalam rangka (i) menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam & LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008; dan mengubah susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. f. Keputusan Edaran Para Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tertanggal 16 Desember 2011, dimana para pemegang saham Perseroan menyetujui jumlah saham yang akan dikeluarkan untuk konversi MCB yaitu sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam, menjalankan usaha di bidang industri petrokimia, menjalankan usaha jasa perdagangan besar, distributor utama dan ekspor untuk hasil produksi minyak, gas dan petrokimia, melakukan kegiatan di bidang jasa eksplorasi minyak dan gas bumi, hulu dan hilir, menjalankan kegiatan di bidang energi terbarukan, dan menjalankan usaha di bidang gas hilir. 35

52 B. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan Tahun Pada saat pendirian, berdasarkan Akta Pendirian, susunan permodalan Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 Modal Ditempatkan : Rp ,00 Modal Disetor : Rp ,00 Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp ,00. Susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Yanuar ,00 2. Muhamad Untung Kariri ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Sebanyak 50% dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut atau seluruhnya berjumlah Rp ,00 telah disetor penuh dengan uang tunai kepada Perseroan oleh masing-masing pemegang saham. Sedangkan sisanya, disetor penuh dengan uang tunai selambat-lambatnya sampai dengan tanggal pengesahan Akta Pendirian. 2. (i) Berdasarkan Akta Penyimpanan Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 29 tanggal 11 Mei 2006, yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H, Notaris di Jakarta, Muhamad Untung Kariri setuju untuk mengalihkan 624 saham kepada Sugito Walujo. (ii) Berdasarkan Akta Penyimpanan Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 30 tanggal 11 Mei 2006, yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H, Notaris di Jakarta, Muhamad Untung Kariri setuju untuk mengalihkan 1 saham kepada Glenn Timothy Sugita. Pengalihan saham tersebut telah disetujui dan dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 28 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 28/2006 ), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. C-UM tanggal 18 Juli 2006 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus Berdasarkan Akta No. 28/2006, susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Yanuar ,00 2. Sugito Walujo ,92 3. Glenn Timothy Sugita ,08 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Berdasarkan Akta Pemindahan Hak-Hak Atas Saham No. 32 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta, Yanuar setuju untuk mengalihkan 625 saham miliknya kepada Sugito Walujo. Pengalihan saham tersebut telah disetujui oleh pemegang saham Perseroan sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 31 tanggal 11 Mei 2006 yang dibuat dihadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 31/2006 ), yang telah dilaporkan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar No. C-UM tanggal 18 Juli 2006 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus Berdasarkan Akta No. 31/2006 susunan pemegang saham Perseroan pada saat itu adalah sebagai berikut: 36

53 Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Sugito Walujo ,92 2. Glenn Timothy Sugita ,08 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Berdasarkan Akta No. 13/2006, susunan permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 Modal Ditempatkan : Rp ,00 Modal Disetor : Rp ,00 Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp ,00. Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Sugito Walujo ,92 2. Glenn Timothy Sugita ,08 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel (i) Berdasarkan Akta Share Sale and Purchase No. 12 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas, S.H, LL.M, Notaris di Bogor, Glenn Timothy Sugita setuju untuk mengalihkan 2 saham yang dimilikinya kepada Northbrooks Universal Ltd. (ii) Berdasarkan Akta Share Sale and Purchase No. 13 tanggal 25 September 2006, yang dibuat di hadapan Andreas, S.H, LL.M, Notaris di Bogor, Sugito Walujo setuju untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. Berdasarkan Akta No. 14/2006, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan tersebut dan setuju untuk meningkatkan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dengan rincian sebagai berikut (i) modal dasar: dari Rp ,00 menjadi Rp ,00 (USD ,00); (ii) modal ditempatkan dan modal disetor: dari Rp ,00 menjadi Rp ,00 (USD ,00) yang dialokasikan (a) kepada Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd sebanyak saham dan (b) kepada Northbrooks Universal Ltd. sebanyak saham, sehingga susunan permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 (USD ,00) Modal Ditempatkan : Rp ,00 (USD ,00) Modal Disetor : Rp ,00 (USD ,00) Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp ,00. Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd ,00 2. Northbrooks Universal Ltd ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Tahun (i) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H, Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. setuju untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; 37

54 (ii) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Northbrooks Universal Ltd. setuju untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tertanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 65/2011 ), akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH tanggal 25 Oktober 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham tersebut di atas, sehingga susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera ,00 2. PT Ramaduta Teltaka ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Berdasarkan Akta No. 103/2011, sehubungan dengan permodalan Perseroan, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan nilai nominal saham Perseroan dari Rp ,00 menjadi Rp 100,00, (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp ,00 terbagi atas saham, (iii) kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp ,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp ,00 terbagi atas saham menjadi Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 Modal Ditempatkan : Rp ,00 Modal Disetor : Rp ,00 Modal Dasar Perseroan tersebut terbagi atas saham biasa, masing-masing saham memiliki nilai nominal sebesar Rp 100,00. Dengan demikian susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera ,00 2. PT Ramaduta Teltaka ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan tertanggal 30 November 2011, susunan Pemegang Saham Perseroan per tanggal Prospektus ini adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera ,00 2. PT Ramaduta Teltaka ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel

55 Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Trinugraha Akraya Sejahtera dalam Perseroan No. 63 tanggal 30 November 2011, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggadaikan saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. Berdasarkan Akta Gadai Saham PT Ramaduta Teltaka dalam Perseroan No. 65 tanggal 30 November 2011, PT Ramaduta Teltaka menggadaikan saham miliknya dalam Perseroan kepada UOB. C. Pengawasan dan Pengurusan Perseroan Berdasarkan: (i) Akta No. 2/2009, dan (ii) Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 5 tanggal 12 Februari 2010, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta, (iii) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 3 tanggal 6 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta, dan (iv) Akta No. 103/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama/Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen : Dibyo Widodo : Theodore Permadi Rachmat : Rahul Puri : Ida Bagus Rahmadi Supancana Direksi Direktur Utama : Garibaldi Thohir Direktur Eksekutif : Chander Vinod Laroya Direktur Pengembangan Usaha : Ida Bagus Made Putra Jandhana Direktur Keuangan / Corporate Secretary : Isenta Hioe Direktur Teknik (Tidak Terafiliasi) : Mukesh Agrawal Berikut adalah ringkasan profil masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris Dibyo Widodo Komisaris Utama dan Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, usia 65 tahun, lahir di Purwokerto, tanggal 26 Mei Menamatkan pendidikan di Akademi Pendidikan Kepolisian pada tahun 1968 dan menamatkan pendidikan di LEMHANNAS. Setelah menamatkan pendidikannya beliau pernah menjabat di beberapa posisi pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode 1996 sampai Beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Indonesia Prima Property Tbk. sejak 1998 sampai Saat ini, beliau menjabat sebagai Advisor PT Indonesia Prima Property Tbk. sejak tahun 2006, Presiden Komisaris di PT Gajah Tunggal Tbk. sejak tahun 2006, Komisaris PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sejak tahun 2009, dan Komisaris Utama PT Demitra Karsa Perdana sejak Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak Oktober Theodore Permadi Rachmat Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, usia 68 tahun, lahir di Kadipaten, tanggal 15 Desember Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung pada tahun Beliau mengawali karirnya di PT Astra International Tbk. (d/h Astra International Inc) sejak tahun 1969 dan pernah menduduki posisi sebagai Presiden Direktur sampai dengan tahun 2002, dan terakhir menjabat sebagai Presiden Komisaris sampai dengan tahun Pada tahun 1998 beliau mendirikan Triputra Group dan menjabat sebagai Presiden Direktur PT Triputra Investindo Arya sejak Juli Saat ini, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris di PT Adaro Energy Tbk. sejak tahun 2007, dan Anggota Komite Ekonomi Indonesia sejak Mei Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Oktober

56 Rahul Puri Komisaris Warga Negara India, usia 45 tahun, lahir di Hydrabad, India, tanggal 2 Juni Mendapatkan gelar Bachelor of Commerce dari University of Mumbai, India pada tahun 1986 dan mendapatkan gelar Qualified Chartered Accountant dari Institute of Chartered Accountants of India pada tahun Beliau mengawali karirnya sebagai Presiden Trambak Rubber Industries Pvt. Ltd, Nashik, India sejak tahun 1991 sampai dengan 1994, dan selanjutnya menjabat sebagai Senior Manager Business Development PT Indorama Synthetics Tbk. sejak tahun 1994 sampai tahun 1996, Director & General Manager ISIN LANKA (PVT.) LTD. sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, dan Business Head SpunYarns PT Indorama Synthetics Tbk. sejak tahun 2001 sampai dengan tahun Selanjutnya beliau bekerja di Muscat, Oman sebagai Business Head Shanfari Readymix & Crusher LLC, sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2007, sebelum beliau kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Direktur di PT Akraya International sejak tahun Beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Makmur Sejahtera Wisesa (anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk.) sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2009, dan sebagai Komisaris di PT Luwuk Investindo Utama sejak tahun Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Oktober Ida Bagus Rahmadi Supancana Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, usia 53 tahun, lahir di Bandung, tanggal 12 Desember Beliau mendapatkan gelar Sarjana Hukum, Bidang Hukum Internasional dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1983, Magister Hukum, Bidang Hukum dan Kegiatan Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1990, Doktor Ilmu Hukum, Bidang Hukum Udara dan Ruang Angkasa, Universitas Leiden, Belanda Beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Krisna Duta Konsorsium sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 1997, Direktur PT Ramatelindo Perdana Consultant sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2006, Komisaris PT Ramaduta Teltaka sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2008, Direktur PT Wahana Baratama Mining sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, Komisaris PT Tanjung Alam Jaya sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, Senior Partner & Konsultan Hukum Supancana and Partners Law Firm, Advocates and Mediator sejak tahun 2000, Presiden Komisaris Center of Investment Regulation in Indonesia PT Indo Citra Regulatama sejak tahun 2001, Ketua dan Pendiri Pusat Kajian Regulasi (Center for Regulatory Research) sejak tahun 2001, Pendiri & Anggota Dewan Pengawas PT Continuing Legal Education sejak tahun 2010 dan Presiden Komisaris Perseroan sejak September 2009 sampai dengan Oktober Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen sejak Oktober Direksi Garibaldi Thohir Direktur Utama Warga Negara Indonesia, usia 46 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 1 Mei Mendapatkan gelar Bachelor of science dari University of Southern California, Amerika Serikat pada tahun 1988 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Northrop University, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun Menjabat sebagai Direktur Utama PT Trinugraha Thohir sejak tahun 1991, Direktur Utama PT Allied Indo Coal sejak tahun 1992, Direktur Utama PT Padangbara Sukses Makmur sejak tahun 2003, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. sejak tahun 2004, dan Presiden Direktur PT Adaro Indonesia sejak tahun Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance) sejak tahun 2004, Komisaris Utama di PT Jasa Power Indonesia sejak tahun 2008, Komisaris PT Indonesia Bulk Terminal sejak tahun Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak September

57 Chander Vinod Laroya Direktur Eksekutif Warga Negara India, usia 63 tahun, lahir di Philaur, India, tanggal 26 Maret Mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Panjab University, India pada tahun 1971 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Birla Institute of Technology, India pada tahun Beliau menjabat sebagai Direktur pada PT Indorama Synthetics Tbk. sejak 1978 sampai dengan tahun Beliau adalah pendiri dan Presiden Direktur PT Akraya International sejak tahun Beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Makmur Sejahtera Wisesa (anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk.) sejak tahun 2008 sampai Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris di PT Akraya CE sejak Pebruari 2010 dan sebagai Komisaris di PT Akraya Clean Energy sejak Maret Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak Oktober Ida Bagus Made Putra Jandhana Direktur Pengembangan Usaha Warga Negara Indonesia, usia 45 tahun, lahir di Cimahi, tanggal 8 Januari Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Industrial Engineering dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1991 dan mendapatkan gelar Master of Industrial Engineering dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun Beliau saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Putra Dharma Harmoteknik sejak Desember 1996 dan Presiden Direktur di PT Ramaduta Teltaka sejak Januari Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak September Isenta Hioe Direktur Keuangan / Corporate Secretary Warga Negara Indonesia, usia 41 tahun, lahir di Malang, tanggal 7 April Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science in Finance dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1992 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun Beliau memulai karirnya sebagai Analis di Deutsche Morgan Grenfell Securities pada tahun Selanjutnya beliau menjabat sebagai Associate Director - Investment Banking di PT Bahana Securities pada tahun 1996 sampai dengan tahun Selanjutnya beliau menjabat sebagai Senior Manager - Corporate Finance & Investment Banking di PT Pricewaterhouse Coopers Indonesia sejak tahun 2001 sampai dengan Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris di PT Northstar Pacific Capital Sejak tahun 2003 sampai sekarang dan Direktur di PT Northstar Pacific Investasi sejak 2006 sampai Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun Mukesh Agrawal Direktur Teknik (Direktur tidak terafiliasi) Warga Negara India, usia 42 tahun, lahir di Hardwar, India, tanggal 19 September Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science in Physics, Math and Chemistry dari Meerut University, India pada tahun 1988, Master of Science in Physics and Electronics dari IIT Roorkee pada tahun 1990, dan Master of Technology In Instrumentation dari R.E.C. Kurukshetra, India pada tahun Beliau pernah menduduki posisi sebagai Chief Engineer di PT Indorama Technologies sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2002, dan Head of Function Engineering & Maintenance sejak tahun 2002 sampai dengan 2010 di PT Indorama Synthetics Tbk. Selanjutnya beliau menjabat sebagai Tehnical Advisor Perseroan sejak Oktober 2010 sampai Oktober 2011 sebelum menjabat sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan sejak Oktober Berdasarkan Surat Persetujuan Direksi, ditetapkan jumlah Remunerasi Direktur dan Komisaris Perseroan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp Berdasarkan Keputusan Edaran Rapat Direksi tanggal 16 Desember 2011, Perseroan telah menunjuk Corporate Secretary yang pembentukannya berpedoman pada Peraturan Bapepam No. IX.I.4. Corporate Secretary Perseroan saat ini adalah Isenta Hioe. Alamat Corporate Secretary Perseroan adalah sebagai berikut: 41

58 Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon : (62-21) ; Faksimili : (62-21) ; corporate.secretary@sep.co.id Dalam rangka memenuhi persyaratan Bapepam & LK dan BEI, Perseroan merencanakan untuk membentuk Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang berlaku selambat-lambatnya 6 bulan sejak dimulainya pencatatan dan perdagangan saham Perseroan di BEI sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan Perseroan tertanggal 19 Oktober D. Sumber Daya Manusia Perseroan telah memenuhi ketentuan pemenuhan Upah Minimum Regional DKI Jakarta dan Palembang. Upah Minimum Regional DKI Jakarta di tahun 2011 adalah sebesar Rp ,-, sedangkan upah terendah karyawan Perseroan di Kantor Pusat (Jakarta) adalah sebesar Rp ,-. Upah Minimum Regional Propinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp ,-, sedangkan upah terendah karyawan Perseroan di lokasi kilang Palembang adalah sebesar Rp ,-. Untuk menunjang kesejahteraan karyawan, Perseroan juga menyediakan berbagai sarana dan tunjangan yang dapat dinikmati oleh karyawan Perseroan, yang antara lain meliputi: 1. Tunjangan Hari Raya; 2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK); 3. Tunjangan kesehatan, kecelakaan kerja dan jiwa serta medical check up rutin; 4. Asuransi Kesehatan berupa: Medical Scheme, Dental Scheme, Glasses Scheme, dan Maternity Scheme; 5. Car Ownership Program dan Motorcycle Ownership Program; 6. Fasilitas kebugaran; 7. Fasilitas makan siang dan malam bagi karyawan yang disediakan di kantin di plant; 8. Fasilitas Transportasi berupa bus karyawan; 9. Mess Karyawan di kilang Perseroan; dan 10. Fasilitas Komunikasi berupa: pemberian pulsa telepon pada jabatan tertentu. Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang dibuat dan diberlakukan di lingkungan Perseroan untuk mengatur hak dan kewajiban serta hubungan kerja antara Perusahaan (Perseroan) dan karyawannya. Peraturan Perusahaan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 4952/2011 tanggal 4 Agustus 2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Surya Esa Perkasa yang beralamat di Menara Kadin Lantai 16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakarta Selatan dengan jenis usaha pengolahan dan pemurnian gas. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal 4 Agustus 2011 sampai dengan 4 Agustus Untuk kilang gas Perseroan di Palembang, Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang telah mendapatkan pengesahan berdasarkan surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan Ilir Nomor SK/148/TEKTRA.III/2011 tanggal 21 Juli 2011 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT Surya Esa Perkasa yang beralamat di Jl. Raya Palembang-Indralaya Km. 17 Simpang Y Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir dengan jenis usaha pengolahan dan pemurnian gas. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal 20 Juli 2011 sampai dengan 20 Juli Komposisi karyawan Perseroan sejak 31 Desember 2008, 31 Desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2010 menurut umur, jenjang pendidikan, dan jenjang jabatan adalah sebagai berikut: PT Surya Esa Perkasa Tbk. 31 Des Des Des Des 2008 Jenjang Usia Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % % 21 21% 20 19% 23 22% % 40 39% 41 38% 34 33% % 25 25% 20 19% 22 21% % 10 10% 12 11% 9 9% 50 ke atas 4 4% 6 6% 14 13% 16 15% Total % % % % 42

59 PT Surya Esa Perkasa Tbk. 31 Des Des Des Des 2008 Jenjang Pendidikan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % SD 4 4% 3 3% 3 3% 3 3% SMP 3 3% 2 2% 2 2% 2 2% SMU/Setara 41 39% 47 46% 54 50% 56 54% DIPLOMA 18 17% 12 12% 9 8% 7 7% S % 36 35% 37 35% 34 33% S2 1 1% 2 2% 2 2% 2 2% Total % % % % PT Surya Esa Perkasa Tbk. Jenjang Manajemen / Jabatan 31 Des Des Des Des 2008 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Non Staff 54 51% 53 52% 50 47% 47 45% Staff 42 40% 34 33% 41 38% 42 40% SPV 7 7% 7 7% 8 7% 8 8% Manager 3 2% 8 8% 8 7% 7 7% Total % % % % Terdapat tiga karyawan yang memiliki keahlian khusus di bidang teknik pengolahan LPG yang bekerja di kilang Perseroan. Dengan adanya keahlian khusus tersebut apabila pegawai tersebut tidak ada dapat berpotensi mengganggu kelangsungan operasional Perseroan. Perseroan mempekerjakan tiga tenaga kerja asing yang menduduki posisi Direktur dan Komisaris dengan data sebagai berikut: 1. Rahul Puri menjabat sebagai Komisaris, Warga Negara India, telah mendapatkan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) No. 2D41JE0167-J; 2. Chander Vinod Laroya menjabat sebagai Direktur Eksekutif, Warga Negara India, telah memperoleh Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) No. 2D21JE0031-H; dan 3. Mukesh Agrawal menjabat sebagai Direktur Teknik, Warga Negara India, telah mendapatkan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) No. 2C21JE3330AK. Penunjukkan Mukesh Agrawal sebagai Direktur telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No. KEP 21538/PPTK/PTA/2011 tanggal 15 Desember 2012 tentang Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Perseroan. Penunjukkan Rahul Puri sebagai Komisaris telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No /PPTK/PTA/2011 tanggal 23 Desember 2012 tentang Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Perseroan. Pada tanggal Prospektus ini, Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk Chander Vinod Laroya, serta Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk Chander Vinod Laroya dan Mukesh Agrawal sedang dalam proses pengurusan di kantor Departemen Tenaga Kerja. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Kep.110/MEN/1997 Tahun 1997, Tentang Pelaksanaan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang Pada Sektor Pertambangan dan Energi Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, tidak ada pembatasan tenaga kerja asing untuk menduduki posisi direktur. Demi mendukung kinerja dan keselamatan karyawan, Perseroan membekali karyawannya dengan pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaannya, melalui pelatihan rutin dan pengembangan staf baik untuk bagian administrasi maupun operasional yang berada di lapangan (kilang gas). Pelatihan tersebut diberikan baik pada karyawan baru, maupun staf yang ada baik melalui inhouse training maupun outside training. 43

60 Berikut adalah rincian program pelatihan yang dilaksanakan oleh Perseroan: A. Pelatihan untuk karyawan baru dilakukan secara inhouse training No Title Trainer Total Hours 1 Hak & Kewajiban Karyawan serta Struktur Organisasi Perusahaan HRD 1 2 Safety Induction dan Keselamatan Kerja HSE 1 B. Pelatihan untuk pengembangan staf di departemen dilakukan secara in house training dan training outside: 1. Health, Safety and Environment No Title Trainer Location Total Hours 1 Sosialisasi UU No.1 Thn 1970 & Peraturan K3 Disnaker Propinsi Sumsel Site Palembang 7 2 Behaviour Based Safety Indosafe Pratama Site Palembang 7 3 Praktek Penggunaan Fire hydrant A. Riadi Site Palembang 1 4 Tata cara penggunaan APAR & Praktek Wiwin AP Site Palembang 1 5 Sosialisasi penggunaan APAR Co2 Sofwan Site Palembang 1 2. Laboratory No Title Trainer Location Total Hours 1 Dasar - Dasar Analisa di Laboratorium MIGAS 2 3. Operation Good Laboratory Practices Powerindo Yokyakarta 32 Phitagoras Globat Duta Bandung 16 No Title Trainer Location Total Hours 1 Professional Report Writing Powerindo Jokjakarta 32 2 LPG Processing Alexander Kelik Site Palembang Dehydration Unit Alexander Kelik Site Palembang Maintenance No Title Trainer Location Total Hours 1 Pembinaan Pemeriksaan Teknis KPDM Ditjend Katup Pengaman dan Pemutus Cisarua, Bogor 35 Migas Jakarta Segel Migas 2 Crane & Forklift Operator Refreshment & MIGAS Certification E. Keterangan Tentang Anak Perusahaan Alkon Tranindo / MIGAS Jakarta 42 Pada saat Prospektus ini diterbitkan informasi penyertaan Perseroan pada Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: No. Nama Anak Perusahaan 1 PT Luwuk Investindo Utama 2 PT Panca Amara Utama Kegiatan Usaha Tanggal Penyertaan Persentase Kepemilikan (%) Status Operasional Jasa konsultasi bisnis dan manajemen 3 Agustus ,95 Beroperasi Industri 9 Juni ,98* Belum beroperasi Catatan *) 10,00% dilakukan secara langsung dan 49,98% melalui PT Luwuk Investindo Utama 44

61 Berikut ini adalah keterangan singkat Anak Perusahaan: 1. PT Luwuk Investindo Utama ( LIU ) a. Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Perubahannya LIU didirikan dengan nama PT Dinar Investindo Utama berdasarkan Akta Pendirian No. 27 tanggal 25 April 2002, yang dibuat di hadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta Pendirian LIU ), sebagaimana telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusannya No. C HT TH.2002 tanggal 12 Juni 2002 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 137/BH.00.03/VII/2002 tanggal 16 Juli 2002, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 30 Agustus 2002, Tambahan No Anggaran dasar LIU yang dimuat dalam Akta Pendirian LIU tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut: i. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 12 tanggal 9 Agustus 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 12/2006 ), yang telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W HT TH.2006 tanggal 27 Desember 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 10/RUB.09.03/IX/2011 tanggal 29 September 2011 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No Berdasarkan Akta No. 12/2006, pemegang saham LIU telah menyetujui perubahan Anggaran Dasar sebagai berikut: Pasal 1, mengenai nama perusahaan, LIU telah mengganti nama yang semula PT Dinar Investindo Utama menjadi PT Luwuk Investindo Utama; Pasal 4, mengenai perubahan susunan pemegang saham; dan Status LIU dari perusahaan non Penanaman Modal Dalam Negeri/Modal Asing menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing ( PMA ). ii. Akta Keputusan Rapat No. 8 tanggal 15 Desember 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 8/2006 ), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W HT TH.2006 tanggal 27 Desember 2006 dan telah dilaporkan kepada Menkumham sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. W7-HT tanggal 7 Juni 2007 sehubungan dengan perubahan ketentuan pasal 5 ayat (2), pasal 9 ayat (11) dan (12), pasal 10 ayat (2) dan pasal 13 ayat (2), didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 08/RUB.09.03/IX/2011 tanggal 29 September 2011, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 82, tanggal 14 Oktober 2011, Tambahan No Berdasarkan Akta No. 8/2006, pemegang saham LIU telah menyetujui perubahahan Anggaran Dasar sebagai berikut: Menegaskan status LIU yang merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing sebagaimana dijelaskan dalam Akta No. 12/2006 dan surat persetujuan yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) No. 213/V/PMA/2006 tanggal 24 Nopember 2006; Persetujuan pengalihan saham milik Wiwik Suwarno kepada Yunita Triana, yang mengubah ketentuan Pasal 4 sehubungan dengan komposisi pemegang saham; Pasal 2 mengenai jangka waktu berdirinya perusahaan menjadi waktu yang tidak ditentukan; Pasal 3 mengenai maksud dan tujuan perusahaan; Menghapus ketentuan Pasal 5 ayat (2), dan Pasal 9 ayat (11) dan (12) mengenai pembatasan kepemilikan dan pengalihan kepemilikan saham oleh Badan Hukum Indonesia atau individual; dan Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 13 ayat (2) mengenai ketentuan Direksi dan Komisaris. iii. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 40 tanggal 20 Mei 2010, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 40/2010 ), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 2 Juli 2010, dan telah didaftarkan dalam 45

62 Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 2 Juli 2010, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4201/ tanggal 17 Oktober Berdasarkan Akta No. 40/2010, pemegang saham telah menyetujui perubahan Anggaran Dasar LIU untuk disesuaikan dengan UUPT. iv. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 4 tanggal 3 Agustus 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 4/2011 ), yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH tanggal 12 Oktober 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 12 Oktober 2011 sehubungan dengan perubahan ketentuan pasal 7 ayat (5) dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH tanggal 12 Oktober 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 12 Oktober 2011 sehubungan dengan perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Berdasarkan Akta No. 4/2011, pemegang saham telah menyetujui, antara lain: Pengalihan saham dari Wiwik Sukarno kepada Yunita Triana yang terjadi pada tahun 2006, sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 8 tanggal 15 Desember 2006, yang dibuat di hadapan Diah Anggraini, S.H, Notaris di Jakarta; Pengalihan saham atau sama dengan 99% dari saham disetor LIU dari Kore Group Limited kepada PT Surya Esa Perkasa; Pengalihan saham atau sama dengan 1% dari saham yang dimiliki Yunita Triana kepada: - PT Surya Esa Perkasa sebesar saham; - Isenta Hioe sebesar saham. Perubahan susunan Direksi dan Komisaris LIU; dan Menghapus ketentuan Pasal 7 ayat (5) Anggaran Dasar LIU. v. Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011, dimana pemegang saham LIU menyetujui: (i) Perubahan nama LIU dari sebelumnya PT Luwuk Investindo Utama menjadi PT Sepchem, sehingga merubah pasal 1 ayat 1 anggaran dasar LIU; dan (ii) Penerbitan saham baru sejumlah saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari Rp ,00, terbagi atas saham, masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp ,00, terbagi atas saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU. Berdasarkan Tanda Terima Sementara dari BKPM tertanggal 27 Desember 2011, Perseroan sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktus permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham. b. Kegiatan Usaha Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar LIU, maksud dan tujuan LIU adalah berusaha dalam bidang jasa konsultasi manajemen bisnis. c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta No. 4/2011, susunan permodalan dan pemegang saham LIU adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 Modal Ditempatkan : Rp ,00 Modal Disetor : Rp ,00 Modal Dasar LIU terbagi dalam saham, masing-masing saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100,00. 46

63 Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Surya Esa Perkasa ,95 2. Isenta Hioe ,05 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham tertanggal 21 Desember 2011, pemegang saham LIU menyetujui penerbitan saham baru sejumlah saham, yang seluruhnya diambil bagian oleh Perseroan, sehingga setelah penerbitan saham baru tersebut, modal ditempatkan dan disetor LIU akan meningkat dari Rp ,00, terbagi atas saham, masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, menjadi Rp ,00, terbagi atas saham masing-masing bernilai nominal Rp 100,00, sehingga merubah pasal 4 ayat 2 anggaran dasar LIU. Bedasarkan tanda terima sementara BKPM tanggal 27 Desember 2011 Perseroan sedang dalam proses mengajukan persetujuan perubahan nama dan struktur permodalan tersebut ke BKPM. Perubahan nama dan perubahan struktur permodalan tersebut di atas baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari BKPM dan Menkumham. d. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 4/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi LIU adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Rahul Puri Direksi Direktur : Isenta Hioe e. Ikhtisar Data Keuangan Penting Posisi Keuangan Keterangan 31 Juli 31 Des (dalam Rupiah) Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang - - Jumlah Liabilitas Ekuitas Jumlah Liabilitas & Ekuitas Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan 31 Juli (dalam Rupiah) Penghasilan - - Beban Umum dan Administrasi Rugi Sebelum Pajak ( ) - Beban Pajak - - Rugi dan Jumlah Laba Rugi Komprehensif Periode Berjalan ( ) - 2. PT Panca Amara Utama ( PAU ) a. Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Perubahannya PAU didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 13 tanggal 21 Juni 2004, yang dibuat di hadapan Thilma Djohan, S.H, Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta Pendirian PAU ), yang telah 47

64 mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C HT TH.2004 tanggal 1 November 2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 1575/BH.09.03/I/2005 tanggal 18 Januari 2005, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 2 Desember 2005, Tambahan No Anggaran dasar PAU yang dimuat dalam Akta Pendirian PAU tersebut selanjutnya telah mengalami perubahan beberapa kali berdasarkan akta-akta sebagai berikut: i. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 10 tanggal 15 September 2008, yang dibuat di hadapan Rizka Noviarni, S.H., Notaris di Bekasi (selanjutnya disebut Akta No. 10/2008 ), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 dan Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4203/ tanggal 17 Oktober Berdasarkan Akta No. 10/2008, pemegang saham PAU telah menyetujui perubahaan Anggaran Dasar PAU untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. ii. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 9 Juni 2011, yang dibuat di hadapan Etty Roswitha Moelia, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 2/2011 ), sebagaimana telah mendapatkan persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 4 Agustus 2011, dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 4 Agustus 2011 dan Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan berdasarkan surat No. 4203/ tanggal 17 Oktober Berdasarkan Akta No. 2/2011, pemegang saham PAU telah menyetujui sebagai berikut: Perubahan status PAU menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing; Menyetujui dan meratifikasi pengalihan-pengalihan saham yang terjadi sejak pengalihan saham kepada LIU sampai dengan tanggal Akta ini yang belum memperoleh persetujuan dari BKPM; Merubah maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; dan Mengubah ketentuan Anggaran Dasar. b. Kegiatan Usaha Berdasarkan Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar PAU, maksud dan tujuan PAU adalah berusaha dalam bidang industri. c. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Berdasarkan Akta No. 2/2011, susunan permodalan dan pemegang saham PAU adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 Modal Ditempatkan : Rp ,00 Modal Disetor : Rp ,00 Modal Dasar PAU terbagi dalam saham, masing-masing saham dengan harga nominal sebesar Rp ,00. Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. PT Daya Amara Utama PT Luwuk Investindo Utama PT Cakra Unggulan Persada PT Surya Esa Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel

65 d. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 2/2011, komposisi Dewan Komisaris dan Direksi PAU adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Rachmad Deswandy Komisaris : Andre Mirza Hartawan Direksi Presiden Direktur : Garibaldi Thohir Direktur : Harry Zulnardy e. Ikhtisar Data Keuangan Penting Posisi Keuangan Keterangan 31 Juli 31 Des (dalam Rupiah) Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang - - Jumlah Liabilitas Ekuitas Jumlah Liabilitas & Ekuitas Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan 31 Juli (dalam Rupiah) Penghasilan - - Beban Umum dan Administrasi Rugi Sebelum Pajak ( ) - Beban Pajak - - Rugi dan Jumlah Laba Rugi Komprehensif Periode Berjalan ( ) - F. Struktur Organisasi Perseroan DIREKSI PLANT MANAGER HEAD MAINTENANCE & ENGINEERING PLANT SUPERINTENDENT COMMERCIAL HEAD HRD GEN. MAINT ENG. TEAM MAINT. SECR & COMDEV OPS. LAB. HSE LOG. WAREHOUSE FINANCE 49

66 G. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum Keterangan singkat mengenai pemegang saham Perseroan hanya memberikan keterangan mengenai pemegang saham yang berbentuk badan hukum saja. Pada tanggal Laporan Pemeriksaan Hukum, pemegang saham Perseroan yang berbentuk badan hukum, adalah sebagai berikut: a. PT Trinugraha Akraya Sejahtera ( TAS ) 1. Umum TAS adalah suatu badan hukum yang berkedudukan di Jakarta dan didirikan dengan nama PT Trinugraha Akraya Sejahtera, sesuai Akta Pendirian No. 1 tanggal 3 Oktober 2011, yang dibuat dihadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 10 Oktober 2011, dan terdaftar dalam Daftar Perseroan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 10 Oktober 2011 ( Anggaran Dasar TAS ). 2. Kegiatan Usaha Sesuai dengan Anggaran Dasar TAS, kegiatan usaha pokok TAS adalah jasa konsultasi bisnis dan manajemen. 3. Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris TAS Sesuai Anggaran Dasar TAS, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris TAS adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : Garibaldi Thohir Direksi Direktur : Chander Vinod Laroya 4. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Berdasarkan Keputusan Edaran Pemegang Saham TAS tanggal 28 November 2011, struktur permodalan TAS adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 (dua puluh miliar Rupiah) yang terdiri dari (dua puluh juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp 1.000,00 (seribu Rupiah). Modal Ditempatkan dan Modal Disetor : Rp ,00 (lima miliar Rupiah) terdiri dari (lima juta) saham. Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Garibaldi Thohir ,48 2. PT Akraya International ,52 3. Jonathan Chang ,00 4. Theodore Permadi Rachmat ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham dalam Portepel Struktur permodalan tersebut di atas baru akan efektif setelah diperoleh persetujuan dari Menkumham. b. PT Ramaduta Teltaka ( RT ) 1. Umum RT adalah suatu badan hukum yang berkedudukan di Jakarta Timur dan didirikan dengan nama PT Ramaduta Teltaka, sesuai Akta Pendirian No.36 tanggal 11 Juli 1995 yang diubah dengan Akta Pengubahan Atas Akta Pendirian No. 34 tanggal 9 Februari 1996, keduanya 50

67 dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C HT TH.96 tanggal 6 Maret 1996 (selanjutnya disebut sebagai Anggaran Dasar RT ). Anggaran Dasar RT telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 8 tanggal 14 Maret 2008, yang dibuat dihadapan Herlina Pakpahan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 18 April 2008 dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2008 tanggal 18 April 2008 (selanjutnya disebut sebagai Akta No. 8/2008 ). Anggaran Dasar RT terakhir kali diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat No. 16 tanggal 28 September 2010, yang dibuat dihadapan Herlina Pakpahan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 5 November 2010 dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2010 tanggal 5 November 2010 (selanjutnya disebut sebagai Akta No. 16/2010 ). 2. Kegiatan Usaha Sesuai dengan Akta No. 8/2008, kegiatan usaha pokok RT adalah menjalankan usaha dalam bidang penyelenggaraan dan pelayanan jasa telekomunikasi termasuk, pengadaan peralatan elektronik. 3. Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris RT Berdasarkan Akta No. 8/2008, susunan Direksi dan Dewan Komisaris RT adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris : I Gusti Agung Ayu Neny Sulistiani Direksi Direktur : Ida Bagus Made Putra Jandhana 4. Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Sesuai Akta No. 16/2010, struktur permodalan RT adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp ,00 (empat miliar Rupiah) yang terdiri dari (empat puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp ,00 (seratus ribu Rupiah). Modal Ditempatkan dan Modal Disetor : Rp ,00 (empat miliar Rupiah) yang terdiri dari (empat puluh ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp ,00 (seratus ribu Rupiah). Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1. Ida Bagus Made Putra Jandhana ,00 2. I Gusti Agung Ayu Neny Sulistiani ,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham dalam Portepel 0 0 H. Hubungan Kepemilikan Serta Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan merupakan sebuah perusahaan yang berdiri sendiri dan bukan merupakan bagian dari suatu kelompok usaha (Grup) manapun. Berikut ini adalah hubungan kepemilikan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk Badan Hukum dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: 51

68 Struktur Kepemilikan Perseroan dan Anak Perusahaan Keterangan: 1. AI - PT Akraya International 2. TAS - PT Trinugraha Akraya Sejahtera 3. RT - PT Ramaduta Teltaka 4. LIU - PT Luwuk Investindo Utama 5. PAU - PT Panca Amara Utama Hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk badan hukum adalah sebagai berikut: No. Nama Perseroan AI TAS RT LIU PAU 1 Dibyo Widodo KU/KI Theodore Permadi Rachmat WKU Ida Bagus Rahmadi Supancana KI Rahul Puri K D - - K - 5 Garibaldi Thohir DU - K - - PD 6 Chander Vinod Laroya D DU D Ida Bagus Made Putra D - - D - - Jandhana 8 Isenta Hioe D D - 9 Mukesh Agrawal DT Keterangan: KU : Komisaris Utama DU : Direktur Utama WKU : Wakil Komisaris Utama PD : Presiden Direktur KI : Komisaris Independen DT : Direktur Tidak Terafiliasi K : Komisaris D : Direktur I. Keterangan Tentang Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 1. Utang Usaha Kepada Pihak Berelasi Utang usaha kepada pihak berelasi pada 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp Akun ini merupakan utang kepada OBP, pihak berelasi, sehubungan dengan perjanjian kerjasama operasi dengan Perseroan. 52

69 OBP memiliki kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP yang efektif berlaku selama 15 tahun, Perseroan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan bisnis LPG. Kedua pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina oleh OBP akan diproses di kilang LPG Perseroan. 2. Piutang Lain-lain Kepada Pihak Berelasi Piutang lain-lain kepada pihak berelasi pada 31 Juli 2011 adalah sebesar Rp Akun ini merupakan piutang kepada PAU, pihak berelasi, timbul dari pembayaran biaya-biaya dan pembelian aset tetap PAU yang dilakukan oleh Perseroan. 3. Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Pihak Berelasi Northstar Pacific. Pada tanggal 10 Desember 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Northstar Pacific Capital (NPC), dimana NPC harus memberikan layanan tertentu kepada Perseroan yang terdiri dari: i. Memberikan saran Bisnis dan Manajemen untuk operasional dari kilang minyak LPG mini yang terletak di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia ( Proyek ). ii. Memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung operasional perusahaan. iii. Memberikan informasi usaha untuk operasional perusahaan. Sebagai kompensasi, Perseroan akan membayar biaya manajemen kepada NPC sebesar USD 225,000 atau 1% dari turnover tahunan, yang mana yang lebih besar. Perjanjian ini berlaku sampai dengan berakhirnya tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut. Beban yang berhubungan dengan perjanjian tersebut diatas disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi. 4. Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan Pihak Berelasi PT Akraya International. Pada tanggal 27 November 2007, Perseroan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan PT Akraya International ( Akraya ), dimana Akraya harus memberikan layanan tertentu kepada Perseroan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perseroan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini terakhir diubah tanggal 11 Januari 2011, dimana perjanjian ini akan berakhir pada: - Tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina EP berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut; atau - Tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa proses produksi LPG, Kondensat dan Propana Perseroan tidak layak lagi secara komersial atau terdapat keadaan ketidakmampuan untuk mendapatkan gas alam mentah selama periode yang memadai; atau - Tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa eksistensi Perseroan dan Akraya tidak berkelanjutan lagi. PT Akraya International ditunjuk Perseroan sebagai penyedia pengelolaan operasi untuk pemurnian mini LPG dan proses produksi LPG, Kondensat dan Propana. Biaya untuk pengelolaan yang harus dibayar oleh Perseroan sebesar USD 675,000 (bersih dari segala pajak) ditambah dengan PPn; atau 3% dari omset tahunan ditambah PPn, yang mana yang lebih besar. Sifat dan Transaksi dengan Pihak Berelasi a. Salah satu Direktur Perseroan yaitu Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana adalah pemegang saham OBP. b. Wakil Komisaris Utama Perseroan yaitu Bapak Theodore Permadi Rachmat adalah pemegang saham tidak langsung OBP dan pemegang saham tidak langsung Perseroan. c. PAU adalah anak perusahaan Perseroan. d. Salah satu manajemen NPC merupakan salah satu Direktur Perseroan. e. Direktur dan Komisaris Perseroan merupakan anggota Direksi Akraya. J. Perijinan Dalam menjalankan kegiatan dan menunjang aktivitas usahanya, saat ini Perseroan telah memiliki perizinan yang diperlukan, seperti: 53

70 Kantor pusat 1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 0791/1.824/2011 tanggal 7 April 2011 yang dikeluarkan oleh kepala kelurahan Kramat Pela yang berlaku sampai dengan tanggal 7 April 2012 dan Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. Ref. MGT.179/380.01/ 063/III/11/SEP (16) MKI.DL tanggal 30 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Penghuni Menara Kadin Indonesia sampai dengan 29 Maret Keduanya menerangkan bahwa Perseroan berdomisili di Gedung Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Kelurahan Kuningan Timur Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan 12950; 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No tanggal 9 September 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kodya Jakarta Selatan yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Agustus 2016, mengenai domisili Perseroan di Menara Kadin Indonesia Lantai 16, Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Kelurahan Kuningan Timur Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan 12950; 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): PEM-00190/WPJ.07/KP.0203/2006 tanggal 21 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta; dan 4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-00192/WPJ.07/KP.0203/2006 yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta. Kantor Palembang 1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 470/236/SR/2011 tanggal 8 Mei 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Sungai Rambutan yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Mei 2012, mengenai domisili Perseroan di Jalan Raya Palembang Indralaya, Km. 17 Palembang Dusun II, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan; 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No tanggal 8 agustus 2011, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah Industri dan Perdagangan Kabupaten Ogan Ilir yang berlaku sampai dengan tanggal 9 Agustus 2016, mengenai domisili Perseroan di Jalan Raya Palembang Indralaya, Km 17 Palembang Dusun II, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan; 3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 39/IMB/I/2006 tanggal 12 Juli 2006 dan 645/198/DTKK/ IMB/VIII/2007 tanggal 15 Agustus 2007, yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir mengenai izin mendirikan bangunan untuk mendirikan bangunan mesin yang terletak di Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara; 4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Besar No. 122/V/2007 tanggal 23 Oktober 2007 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Oktober 2012, mengenai Pemberian izin tempat usaha besar dengan jenis usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi; dan 5. Izin Gangguan No. 110/V/KEP/2011 tanggal 9 Mei 2011 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir mengenai izin untuk menjalankan usahanya yang berlokasi di Jl. Raya Palembang Indralaya Dusun II, Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara. Izin Gangguan wajib didaftarkan kembali setiap 3 tahun. Sedangkan ijin khusus yang dimiliki Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut: Izin Operasional 1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No K/10/ MEM/2008 tanggal 2 Juni 2008 tentang Izin Usaha Pengolahan Gas Bumi ( IUP Gas Bumi ) yang dikeluarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) dengan kode izin , yang berlaku sampai dengan bulan Desember 2022; 2. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) Pemegang API-T Nomor /DAGLU/ XII/2006 tanggal 11 Desember 2006 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia, dengan masa berlaku sejak 8 Desember 2006 sampai dengan 8 Desember 2011; 54

71 3. Angka Pengenal Importir Umum ( API-U ) No P tanggal 19 Januari 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, yang berlaku selama importir masih menjalankan kegiatan usahanya; 4. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri No. 114/KEP/PELH/2009 tanggal 17 September 2009 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir, yang berlaku 5 tahun sejak tanggal 17 September 2009 sampai dengan 17 September 2014; dan 5. Pemberian Izin Lokasi untuk Pembangunan Tambahan Fasilitas Pendukung Bagi Keberadaan kilang LPG seluas ± m² No. 102/KEP/I/2011 tanggal 8 Februari 2011 yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir, yang berlaku selama 3 tahun. Perizinan Penanaman Modal 1. Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri/ Penanaman Modal Asing (NON PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 167/V/PMA/2006 tanggal 8 September 2006, yang dikeluarkan oleh BKPM. Berdasarkan surat persetujuan tersebut, peserta penanaman modal usaha patungan ini terdiri dari Peserta Asing, yaitu: Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (Singapura) dan Northbrooks Universal Ltd. (British Virgin Islands); 2. Rekomendasi Persetujuan Penanaman Modal Asing No /24/DJM.O/2006 tanggal 31 Oktober 2006 yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM Ditjen Migas; 3. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal No. 361/II/PMA/2006 tanggal 10 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; 4. Angka Pengenal Importir Terbatas ( APIT ) dalam rangka Penanaman Modal Asing No. 630/APIT/2006/PMA tanggal 23 November 2006 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; 5. Keputusan Kepala BKPM No. 670/1/IU/I/PMA/PERDAGANGAN/PERTAMBANGAN/ 2011 tanggal 29 September 2011 sebagaimana direvisi dengan Surat Ralat Alamat Kantor Pusat dan Lokasi Proyek No. 235/B.2/A.8/2011 tanggal 27 Oktober Berdasarkan Keputusan Kepala BKPM, Perseroan mendapatkan izin usaha perusahaan penanaman modal asing yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya; 6. Surat Persetujuan Perubahan Penyertaan Dalam Modal Perseroan No. 2573/A-8/2011 tanggal 13 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM; dan 7. Surat Persetujuan Perubahan Penyertaan Dalam Modal Perseroan No. 2709/A-8/2011 tanggal 27 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala BKPM. K. Asuransi Perseroan telah mengasuransikan tanah dan bangunan, berikut mesin-mesin yang ada di pabrik Perseroan di Simpang Y, Palembang, Sumatra Selatan dengan beberapa perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk., PT Asuransi Central Asia, PT Tugu Kresna Pratama, PT Kurnia Insurance Indonesia, PT Asuransi Samsung Tugu, dan PT MAA General Assurance. Asuransi tersebut berlaku terhitung sejak 10 September 2011 sampai dengan 10 September Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan seluruh perusahaan asuransi tersebut di atas. Berikut ini adalah rincian nilai pertanggungan asuransi Perseroan: Asuransi untuk kerugian material - Bangunan di kilang LPG Perseroan sebesar USD Persediaan barang jadi dan suku cadang serta perlengkapan kilang sebesar USD Mesin-mesin kilang sebesar USD Asuransi terhadap gangguan bisnis - Pada laba kotor sebesar USD

72 L. Perjanjian Penting dan Ikatan Penting No Nama Perjanjian Pihak Deskripsi Singkat Jangka waktu 1. Perjanjian Jual Beli Kondensat No. 001/SEP-CT/ VII/11 tanggal 21 Juli 2011 antara PT Surya Esa Perkasa dengan PT Bumi Putra Maju yang dibuat di bawah tangan Perseroan (penjual) dengan PT Bumi Putra Maju (pembeli) Perseroan bersedia menjual Kondensat kepada PT Bumi Putra Maju, dengan harga jual ditetapkan dalam satuan USD per bbl dengan acuan harga ICP/ SLC yang ditentukan setiap bulan. 3 tahun sejak ditandatangani 2. Perjanjian Jual Beli Liquified Petroleum Gas (LPG) No. 001/SEP-CT- HO/VIII/07 tanggal 14 Agustus 2007 diubah dengan Amandemen Harga Jual LPG dan Jangka Waktu Perjanjian atas Perjanjian Jual Beli Liquified Petroleum Gas (LPG) No. 090/SEP-AM- PTM/IX/2010 tanggal 1 September Perjanjian Jual Beli Gas Untuk Kebutuhan kilang LPG Palembang, Sumatera Selatan No. 063/C00000/ 2005-S1 atau No / OBP-DIR/ PJBG/I/05 tanggal 17 Januari 2005 Perseroan (penjual) dengan PT Pertamina (Persero) (pembeli) PT Pertamina EP (penjual) dengan PT Ogspiras Basya Pratama (pembeli) Perseroan bersedia untuk menyalurkan dan menjual LPG kepada Pertamina sebesar MT per tahun dengan total Jumlah Penyerahan LPG selama berlakunya Perjanjian ini sebesar MT dengan ketentuan harga ditetapkan dalam satuan USD per MT sebesar: CP Aramco α. PT Ogspiras Basya Pratama akan membeli gas bumi dari Pertamina EP untuk memenuhi kebutuhan kilang LPG milik PT Ogspiras Basya Pratama di Palembang, Sumatera Selatan. 6 tahun sejak Tanggal Dimulai atau telah terpenuhinya Jumlah Penyerahan LPG sebesar MT, mana yang lebih dahulu tercapai 15 tahun sejak tanggal 28 Juli 2007 atau telah terpenuhinya Jumlah Kontrak Keseluruhan Feed Gas sebesar 297,00 BCF, mana yang lebih dulu tercapai 56

73 No Nama Perjanjian Pihak Deskripsi Singkat Jangka waktu 4. Perjanjian Kondensat No. 019/SEP-SMS/ II/2011 tanggal 14 Februari tahun sejak tanggal penandatanganan 5. Perjanjian Jual Beli Kondensat Periode No. 124/SEP-CT- HO/XII/10 tanggal 13 Desember Perjanjian Sewa Jasa Terminal No. 050/ BMT-SEP/2010 tanggal 1 September 2010 Perseroan (Penjual), dan PT Surya Mandala Sakti (Pembeli), dengan penerima (consignee) adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Perseroan (Penjual), dan PT Harindo Putra Jaya (Pembeli) PT Bumimerak Terminalindo (yang menyewakan) dengan Perseroan (penyewa) Perseroan akan menjual Kondensat ex kilang LPG Perseroan, dengan kualitas yang sama seperti pengiriman terakhir ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. PT Surya Mandala Sakti selaku Pembeli harus menanggung asuransi setelah pembuatan dari tanki pantai ke kapal. Pembayaran dilakukan dengan penerbitan Bank garansi dalam denominasi Rupiah sebesar Rp ,00 melalui bank lokal terkemuka yang berlaku selama 1 tahun. Perseroan akan menjual Kondensat yang berasal dari kilang LPG Perseroan kepada PT Harindo Putra Jaya dengan total keseluruhan bbl. PT Bumimerak Terminalindo menyewakan tanki berukuran 1 x kilo liter Steel Tank kepada Perseroan untuk tempat penyimpanan atas komoditas tertentu milik Perseroan dan kemudian memberikan jasa tertentu kepada Perseroan sehubungan dengan tempat penyimpanan tersebut. Perseroan dikenakan biaya sewa sebesar USD setiap bulan. 3 tahun sejak tanggal dimulai atau telah terpenuhinya Jumlah Kontrak Keseluruhan 2 tahun sejak 15 September 2010 dan berakhir pada 14 September

74 No Nama Perjanjian Pihak Deskripsi Singkat Jangka waktu 7. Perjanjian Sewa Menyewa Unit PT Kalindo Deka Griya (yang PT Kalindo Deka Griya setuju untuk 36 bulan, terhitung sejak Kantor Menara Kadin menyewakan) dengan menyewakan 1 Februari 2011 Indonesia No. 016D/ DEV-M2000/XII/2010 tanggal 31 Desember 2010 Perseroan (penyewa) sebagian dari ruangan kantor yang berlokasi di Lantai 16 Menara Kadin Indonesia dengan total area 189 m 2. sampai dengan 31 Januari Perjanjian untuk Memberikan Jasa Manajemen Pendukung dan Jasa Tambahan tanggal 10 Desember 2008 PT Northstar Pacific Capital (pemberi jasa) dengan Perseroan (pengguna jasa) Perseroan menggunakan Jasa Manajemen dan Jasa Tambahan dari PT Northstar Pacific Capital yang terdiri dari: a. Jasa Manajemen Pendukung: - Memberikan saran Bisnis dan Manajemen untuk operasional dari kilang minyak LPG mini yang terletak di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. - Memberikan - - sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung operasional Perseroan. Memberikan informasi usaha untuk operasional Perseroan. USD atau 1% dari turnover tahunan, yang mana yang lebih besar. b. Jasa Tambahan: - Terkait dengan persyaratan khusus per kejadian. Selama Perjanjian Jual Beli Gas untuk kebutuhan kilang LPG Palembang, Sumatera Selatan No. 063/ C00000/2005-S1 atau No / OBP-DIR/ PJBG/ I/05 tanggal 17 Januari 2005 masih berlaku 58

75 No Nama Perjanjian Pihak Deskripsi Singkat Jangka waktu 9. Perjanjian Pemberian Jasa Pengelolaan dan Jasa Tambahan tanggal 11 Januari 2011 PT Akraya International (penyedia jasa) dengan Perseroan (pengguna jasa) 10. Perjanjian Jasa Pemasaran 11. Customer Support Agreement No. 009/ CSA-2/PC-P22/I/2011 tanggal 28 Januari Joint Operation Agreement tanggal 11 Oktober 2006 sebagaimana Telah Diubah Beberapa Kali dan Telah Dinyatakan Kembali terakhir dengan Amendment And Restatement Of The Joint Operation Agreement tanggal 18 April 2011 Yayasan Indonesia Cerdas Bersatu (YICB) dengan Perseroan Perseroan dengan PT Trakindo Utama Perseroan dengan OBP PT Akraya International ditunjuk Perseroan sebagai penyedia pengelolaan operasi untuk pemurnian mini LPG dan proses produksi LPG, Kondensat dan Propana. Biaya untuk pengelolaan yang harus dibayar oleh Perseroan sebesar USD 675,000 (bersih dari segala pajak) ditambah dengan PPn; atau 3% dari omset tahunan ditambah PPn, yang mana yang lebih besar. Selama Perjanjian Jual Beli Gas Untuk Kebutuhan kilang LPG Palembang, Sumatera Selatan No. 063/C00000/ 2005-S1 atau No /OBP- DIR/PJBG/I/05 tanggal 17 Januari 2005 masih berlaku YICB bertanggung 1 Agustus 2010 jawab untuk sampai dengan memberikan bantuan 31 Desember 2014 dalam memasarkan produk kilang LPG Perseroan. PT Trakindo Utama akan menyediakan jasa supervisi dan suku cadang peralatan operasional Perseroan OBP akan membeli bahan baku gas murni dari Pertamina EP dan kemudian menjual dengan harga yang sama dengan bahan baku gas murni kepada Perseroan untuk memproduksi LPG, Kondensat dan Propana di Pabrik LPG. Berlaku sejak 1 Februari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011* Berlaku selama perizinan yang dimiliki oleh OBP untuk mengoperasikan pabrik LPG dan menjual LPG, Kondensat dan Propana ( Perizinan ) masih berlaku dan selama Perjanjian antara Pertamina EP dan OBP tertanggal 17 Januari 2005 masih berlaku dan mengikat OBP dan Pertamina EP, kecuali Perjanjian ini diakhiri lebih awal. 59

76 * Berdasarkan Surat Perseroan No. 007/SEP-M-AHP/I/12 tanggal 13 Januari 2012, Perseroan menyatakan bahwa perpanjangan Customer Support Agreement no. 009/CSA-2/PC-P22/I/2011 tanggal 28 Januari 2011 untuk periode tahun 2012 sedang dalam proses final review. M. Perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan dan yang berhubungan dengan Perseroan Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mempunyai perkara di pengadilan Republik Indonesia dan tidak terdapat sengketa/tuntutan hukum/tindakan hukum lainnya terhadap Perseroan, Anak Perusahaan maupun termasuk Komisaris dan/atau Direksi Perseroan selain yang telah diungkapkan di Prospektus ini. 60

77 VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA 1. UMUM Perseroan berdiri sejak tahun 2006 dengan nama PT Surya Esa Perkasa dan berlokasi di Jakarta, Indonesia. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah melakukan pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan produk LPG (Propana dan Butana) dan Kondensat. Pada tahun 2006 Perseroan memulai pembangunan kilang, dan instalasi fasiliitas pengolahan gas bumi di Palembang. Kilang LPG tersebut selesai dibangun pada tahun 2007, dan memulai uji coba produksi secara komersial pada September Sejak Juli sampai Desember 2007, kilang LPG Perseroan hanya mampu menghasilkan sekitar MT LPG dan bbl Kondensat. Seiring dengan berjalannya waktu, Perseroan mampu meningkatkan efisiensi proses dan output produksinya, sehingga pada tahun 2010, Perseroan berhasil memproduksi MT LPG dan bbl Kondensat. Saat ini Perseroan adalah pemilik kilang LPG dan fasilitas produksi LPG swasta terbesar kedua di Indonesia, dengan produksi LPG 113 MT per hari, dan Kondensat 424 bbl per hari. Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan kegiatan usaha Perseroan mencakup: a. menjalankan usaha-usaha di bidang pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam menjadi produk turunannya, terutama LPG, Kondensat dan Propana; b. melakukan pembangunan kilang pengolahan minyak dan gas alam; c. menjalankan usaha di bidang distribusi dan perdagangan minyak dan gas, LPG, Kondensat dan Propana meliputi perdagangan impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal dan interinsulair; d. menerima pengangkatan sebagai distributor untuk produk minyak dan gas, LPG, Kondensat dan Propana dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri; e. mengolah industri petrokimia; f. melakukan investasi di bidang fasilitas penyimpanan minyak dan gas bumi dan produk-produk turunan dari minyak dan gas bumi, seperti LPG, LNG, minyak, Kondensat, dan lain-lain; g. melakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi hulu dan hilir; h. melakukan kegiatan di bidang energi terbarukan; dan i. melakukan kegiatan di bidang minyak dan gas hilir. Dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memiliki visi untuk menjadi perusahaan terdepan dalam bidang produksi LPG dan Kondensat di Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut, Perseroan mendukung misi Pemerintah untuk mengkonversi pemakaian sumber energi yang lebih mahal ke pemakaian LPG. 1. Keunggulan Kompetitif a. Kapasitas Produksi yang Tinggi Saat ini Perseroan memiliki kapasitas produksi yang tinggi dan merupakan kilang LPG swasta terbesar kedua di Indonesia. b. Kontrak Pasokan Gas yang Panjang Berdasarkan JOA antara Perseroan dengan PT Ogspiras Basya Pratama, Perseroan akan mendapatkan kepastian untuk memperoleh feed gas sampai dengan tahun c. Kontrak Penjualan Gas dengan Pelanggan yang Terjamin Saat ini Perseroan memiliki kontrak dengan Pertamina dan kemungkinan besar terus diperpanjang, terutama mengingat di kemudian hari terdapat kemungkinanpasokan LPG dari kilang-kilang domestik masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengikuti kontrak pasokan gas dari Pertamina EP. Hal ini lebih menjamin pendapatan Perseroan di masa depan. d. Tim Manajemen yang Berpengalaman dalam Pengelolaan Kilang Pengolahan Gas dan Industri Kimia Tim manajemen Perseroan memiliki keahlian teknis dan operasional sehingga mampu beroperasi secara efisien dan mengoptimalkan kapasitas produksi 10% s/d 25% di atas desain kapasitasnya. 61

78 2. Kegiatan Usaha Produk Perseroan memiliki kilang LPG yang merupakan usaha hilir dalam industri minyak dan gas bumi. Perseroan melakukan penyulingan dan pemurnian gas bumi guna mengambil senyawa hidrokarbon yang utamanya berkarbon tiga (C 3 ) yaitu Propana, dan berkarbon empat (C 4 ) yaitu Butana, dan sisanya berkarbon lima atau lebih (C 5 sampai dengan C 7, atau disebut Kondensat). Adapun produk akhir yang dijual Perseroan adalah: a. LPG (liquified petroleum gas): LPG adalah gas minyak bumi yang dicairkan yang merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas bumi, komponennya didominasi Propana (C 3 ) dan Butana (C 4 ). Penggunaan utamanya di Indonesia adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas) untuk rumah, pusat perbelanjaan dan perhotelan, bahan bakar kendaraan bermotor, serta digunakan untuk industri konstruksi seperti steel workshop sebagai bahan bakar las. b. Propana: Propana adalah senyawa alkana berkarbon tiga (C 3 ) yang berwujud gas hasil turunan penyulingan gas bumi. Propana merupakan penyusun utama LPG yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan bakar atau pengganti Freon yang lebih ramah lingkungan. c. Kondensat: Kondensat adalah senyawa alkana berkarbon lima (C 5 ) atau lebih, yang merupakan produk sampingan dari hasil penyulingan gas bumi dalam bentuk cairan. Kegunaan utama Kondensat di pasar dalam negeri, adalah sebagai bahan baku Thinner, lem, ban kendaraan. Selain itu, dapat digunakan sebagai Light Naphtha yang merupakan bahan pengurai (cracker) untuk pembuatan polyethylene. Berikut adalah data penjualan produk Perseroan selama 5 tahun terakhir: (dalam Rupiah) Produk 2007* ** LPG Propana Kondensat 1 st grade nd grade Total *2007 dari Juli sampai dengan Desember **2011 sampai dengan Juli Seluruh produk akhir hasil ekstraksi gas bumi tersebut, telah memenuhi standar dan kualitas yang diminta oleh pelanggan Perseroan dan sesuai dengan regulasi. Misalnya untuk LPG, produk LPG Perseroan harus memenuhi standar Pertamina berdasarkan ketentuan Kementerian ESDM. Berikut adalah standar kualitas dari produk Perseroan: Sesuai dengan keputusan Ditjen Migas No. 25K/36/DDJM/1990 LPG: 0.8% volume etana 97.2% volume C 3 /C 4 2.0% volume C 5 + RVP** (maks) 145 Psig Tidak terdapat air PROPANA: 98.5% kemurnian volume Tidak terdapat air Sumber: Keputusan Ditjen Migas No. 25K/36/DDJM/1990 *SG = Specific Gravity (rasio kerapatan massa) **RVP = Raid Vapor Pressure (tekanan uap mutlak) Kualitas produk LPG akan terus dimonitor dan dievaluasi oleh Pertamina setiap 6 bulan. 62

79 Kontrol Kualitas Internal Perseroan memiliki departemen Quality Control yang dikepalai oleh Supervisor Laboratorium dan dibantu 4 orang staf Analis Laboratorium serta seorang Administrasi Laboratorium yang juga merangkap sebagai staf analis. Target standar kualitas LPG yang digunakan adalah mengacu dari standar kualitas produksi LPG yang sudah ditetapkan oleh Ditjen Migas pada tanggal 11 November Adapun standar tersebut adalah sebagai berikut: No Sifat-sifat Unit Batasan Metode Uji Minimum Maksimum ASTM Lain 1 Specific Gravity pada 60/60 o F D Vapour pressure 100 o F Psig D Weathering test pada 36 o F % vol 95 - D Copper corrosion, 1 jam/100 o F - ASTM No. 1 D Total Sulfur* grains/1000 cuft - 15 D Kandungan air Tidak terdapat air - Visual 7 Komposisi : D C 2 % vol C 3 dan C 4 % vol 97 - C 5 + (C 5 dan yang lebih berat) % vol Ethyl atau Buthyl Merkaptan tambahan ml/1000ag Sumber: Ditjen Migas *keterangan: Untuk analisa kandungan sulfur dilakukan pada Pertamina Refinery Unit III (Plaju) selama 3 bulan sekali Berikut adalah peralatan yang digunakan Perseroan untuk menganalisa kualitas LPG: NO. Peralatan Analisa 1 Gas Chromatography Komposisi C 2, C 3 +C 4, C Waterbath for Vapour Pressure analysis Vapour Pressure 3 Waterbath for Copper Strip analysis Copper Strip analysis 4 Weathering Tube 100 ml Weathering Test 5 Pressure Hydrometer Cylinder Specific Gravity Selain itu Perseroan juga telah menerapkan sistem kontrol kualitas pada tiap tahapan sebagai berikut: a. Kontrol produk pada upstream storage LPG Dilakukan sebanyak 1 kali per 4 jam atau 6 kali per 24 Jam. Hasil dari sistem ini akan disampaikan ke shift supervisor sebagai kontrol awal untuk produk LPG. b. Kontrol Produk pada system storage LPG Dilakukan sebelum proses loading LPG ke truk tanki. Hasil ini sebagai kontrol produk akhir LPG dan hasilnya akan dibuatkan sertifikat LPG yang akan disampaikan kepada konsumen. c. Kontrol Analisa Komparasi LPG Pihak ketiga. Produk LPG akan dianalisa di Pertamina RU III (Plaju) sebanyak 1 kali selama 3 bulan. Perseroan melakukan kerjasama dengan Pertamina RU III sebagai counter check dari produk LPG tersebut terhadap hasil analisa peralatan kromatografi gas Perseroan. Pemasok Perseroan mendapatkan sumber pasokan gas bumi murni dari Pertamina EP, melalui JOA dengan OBP. Pertamina EP menyalurkan gas bumi dari sumur gas Lembak dan jalur pipa gas Cambai. Pertamina EP juga mengalirkan gas untuk PT Pupuk Sriwijaya dan beberapa pembangkit tenaga listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) ( PLN ), dan industri lain yang juga terletak di daerah Simpang Y setelah kilang LPG Perseroan. 63

80 Berikut adalah penjelasan mengenai JOA antara Perseroan dan OBP: Sifat hubungan antara OBP dan Perseroan adalah terafiliasi. Hubungan afiliasi tersebut terkait dengan: 40% saham dalam OBP dimiliki oleh Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana yang juga merupakan pemegang 44% saham dalam RT, dimana RT merupakan pemilik 40% saham dalam Perseroan. Selain hal tersebut, Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana juga menjabat sebagai Direktur Perseroan; 60% saham dalam OBP dimiliki oleh PT. Surya Kencana Prima ( SKP ). Bapak Theodore Permadi Rachmat yang merupakan Wakil Komisaris Utama Perseroan memiliki 50% saham SKP. Selain itu, Bapak Theodore Permadi Rachmat merupakan pemegang 14% saham dalam TAS, dimana TAS merupakan pemilik 60% dalam Perseroan. Bapak Theodore Permadi Rachmat juga menjabat sebagai Komisaris SKP dan juga Wakil Komisaris Utama Perseroan; Perseroan memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan kelangsungan hubungan kontrak tersebut, karena OBP adalah pihak yang terafiliasi, dimana Pemegang Saham OBP juga merupakan pemegang saham tidak langsung dari Perseroan. Selain itu di dalam JOA juga secara tegas menyatakan bahwa OBP akan mengupayakan agar Perseroan ditunjuk sebagai pihak dalam Perjanjian Jual Beli Gas dengan Pertamina EP. Fasilitas Produksi Lokasi kilang LPG milik Perseroan terletak di Jl. Raya Palembang Indralaya Km. 17 Simpang Y, Palembang, Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan ilir, Sumatera Selatan. Luas kilang LPG dan fasilitas pendukungnya adalah 2,66 hektar. Berikut adalah peta lokasi kilang LPG Perseroan: Lokasi Kilang LPG Perseroan KILANG LPG Sumber: Perseroan Informasi pendirian kilang LPG Perseroan adalah sebagai berikut: Process Licensor : Presson Enerflex CANADA Tahun dibangun : Masa uji coba : Juli - Agustus 2007 Produksi komersial : sejak September 2007 Civil, M&E dan Commissioning Contractor : PT Rekayasa Industri Sumber Feed Gas : Jalur pipa Gas Lembak / Cambai, Pertamina EP Lean Gas Return : Jalur pipa Pertamina EP 64

81 Kilang LPG Perseroan dibangun pada tahun 2006 berdasarkan desain dari Presson Enerflex Canada sebagai Process Licensor, dan pembangunannya dilakukan oleh PT Rekayasa Industri. Pembangunan kilang LPG telah memperoleh izin dari Ditjen Migas dan telah disertai dengan UPL dan UKL. Seluruh bangunan telah dirancang menurut standar yang mempertimbangkan segala segi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Kilang LPG Perseroan efektif memulai uji coba operasinya pada Juli 2007, selama 2 bulan sampai dimulai produksi komersialnya pada September Desain kapasitas kilang LPG Perseroan adalah sebagai berikut: Feed Gas : 60 MMSCFD* Jenis Produk LPG : 110 MTPD Propana : 9,5 MTPD** Kondensat : 227 BPD*** Keterangan: * MMSCFD: Million Standard Cubic Feet per Day adalah satuan untuk menunjukkan laju alir gas bumi per hari ** Metric tons per day atau metrik ton per hari *** Barrels per day atau barel per hari Kapasitas kilang LPG Perseroan dirancang untuk menerima aliran gas bumi murni (feed gas) dari jalur pipa Pertamina EP sebesar 60 MMSCFD (sesuai kontrak bypass pipa dari Pertamina EP) dan selanjutnya akan mengembalikan gas yang tidak terproses (lean gas) melalui jalur pipa Pertamina EP. Kilang Perseroan memiliki kapasitas produksi LPG sebesar 110 MT per hari, Propana 9,5 MT per hari (Total LPG + Propana adalah 119,5 MT per hari), dan Kondensat sebesar 227 bbl per hari. Berikut adalah data produksi Perseroan sejak September 2007 sampai dengan Juli 2011: (in 000 MT) Sep - Des 2007 Produksi LPG Jan - Juli bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 7 bulan (in 000 bbl) Sep - Des 2007 Produksi Kondensat Jan - Juli bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 7 bulan Sumber: Perseroan Kinerja kilang LPG Perseroan terus mengalami peningkatan, di mana sejak beroperasi penuh pada tahun 2008, kilang LPG Perseroan hanya mampu memproduksi MT LPG per tahun, namun pada tahun 2010 sudah mencapai MT per tahun. Sama halnya dengan produksi Kondensat, dimana sejak beroperasi penuh pada tahun 2008, kilang LPG Perseroan hanya mampu memproduksi bbl per tahun, namun pada tahun 2010 sudah mencapai bbl per tahun. Dari data di atas, pertumbuhan rata rata (CAGR) produksi LPG per tahun sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 mencapai 22,59%. Sedangkan pertumbuhan rata rata produksi Kondensat per tahun sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 mencapai 16,64%. Sedangkan metode penentuan persediaan mengacu pada kapasitas tanki penyimpanan baik LPG maupun Kondensat. Untuk LPG kapasitas penyimpanan mencapai 600 MT sehingga apabila produksi LPG mencapai 113 MT per hari, tanki cukup menampung LPG selama 5,3 hari. Pengambilan LPG dilakukan setiap hari sehingga kondisi persediaan selalu dalam posisi aman. Untuk Kondensat kapasitas penyimpanan mencapai bbl sehingga apabila produksi Kondensat mencapai 424 bbl per hari, tanki cukup menampung Kondensat selama 7,08 hari. Pengambilan 65

82 Kondensat dilakukan setiap hari sehingga kondisi persediaan selalu dalam posisi aman. Kilang LPG Perseroan memiliki fasilitas sebagai berikut: a. Bangunan Kantor b. Area Produksi/penyulingan yang terdiri atas Generator Ruang Kontrol Hot Oil System Dehydration Unit Gas Suction Scrubber Feed Gas Compressor Refrigerant Compressor Contactor Fractionation Tower Kolam untuk sistem hidran c. Area Penyimpanan Tanki LPG Tanki Kondensat Tanki Propana d. Area Stasiun Pengisian Keseluruhan fasilitas kilang di atas telah memenuhi standar kualitas proses produksi yang ketat, kebersihan dan estetika, serta keamanan yang tinggi sehingga tercapai kondisi zero accident sejak awal produksi sampai dengan saat ini. Salah satu sarana penunjang keamanan produksi, ditempatkan kolam air yang cukup besar pada area produksi, sebagai sistem hidran untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran. Penjelasan atas fasilitas dan mesin yang telah disebutkan di atas akan dibahas pada sub bagian proses produksi di Prospektus ini. Proses Produksi Pada dasarnya proses penyulingan gas bumi adalah melakukan pemisahan berbagai senyawa hidrokarbon yang terdapat dari gas bumi dan membuang air, minyak, serta senyawa yang tidak diinginkan agar diperoleh gas yang memenuhi standar dan kualitas untuk dikonsumsi. Sederhananya proses penyulingan gas pada kilang LPG Perseroan dapat dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu: - Pemisahan minyak (Kondensat 2 nd grade) - Pemisahan cairan - Pemisahan gas bumi cair Berikut adalah alur proses penyulingan gas yang dilakukan Perseroan: Proses Produksi Pada Kilang LPG Perseroan TO PERTAMINA EP SALES GAS LEAN GAS PROPANA FEED GAS SCRUBBER PRESSURIZE SYSTEM DEWATERING SYSTEM COOLING SYSTEM FRACTIONATION SYSTEM LPG KONDENSET 2 ND GRADE WATER TEG DHU Dehydration Unit METHASOL REFRIGERANT SYSTEM PROPANA KONDENSET 1 ST GRADE SUMUR GAS LEMBAK & CAMBAI SEPARATOR - PUSRI - PLN - PERTAMINA Sumber: Perseroan 66

83 a. Pemisahan minyak (Kondensat 2 nd grade) Pertama kali feed gas yang dialirkan oleh Pertamina EP akan diteruskan ke Gas Suction Scrubber, dimana mesin scrubber ini berguna untuk memisahkan partikel-partikel besar kotoran, seperti pasir dan minyak yang berpengaruh besar terhadap kemurnian gas. Dari proses di Gas Suction Scrubber ini sudah dihasilkan produk Kondensat 2 nd grade. b. Pemisahan cairan Seteleh dipisahkan dari air dan heavy Kondensat (Kondensat 2 nd grade), gas dialirkan ke Pressurizer System untuk dinaikkan tekanannya menggunakan Feed Gas Compressor. Selanjutnya gas dialirkan ke Dewatering System, dimana di sistem ini air yang terikut dalam gas akan diserap melalui Dehydration Unit dengan mempertemukan gas dengan TEG (triethylene glycol) di Contactor. Partikel TEG yang bersifat sebagai adsorbent akan menyerap air sehingga air akan berpisah dengan gas. Setelah Dewatering System, gas menuju Cooling System dimana tekanan gas diturunkan menggunakan JT valve untuk mendapatkan temperatur yang lebih rendah akibat Joule Thomson effect. c. Pemisahan gas bumi cair Gas yang sudah dipisahkan dengan air tersebut selanjutnya dialirkan ke Cooling System. Pada Cooling System ini Methanol diinjeksikan ke dalam pipa agar sisa air yang masih terkandung dalam gas tidak membeku. Selanjutnya gas bumi akan didinginkan sampai temperature -57 o F di Low Temperature Separator yang merupakan bagian dari Cooling System. Dari proses ini, terjadi pemisahan gas bumi dengan gas bumi cair, dimana senyawa hidrokarbon yang lebih ringan seperti Metana (C 1 ) dan Etana (C 2 ), berpisah dengan gas yang lebih berat karena hidrokarbon ringan flashing menjadi gas. Gas C 1 dan C 2 tersebut selanjutnya dikeluarkan dari Low Temperature Separator untuk dikembalikan ke pipa Pertamina EP. Selanjutnya senyawa hidrokarbon C 3, C 4, dan Kondensat (atau disebut gas bumi cair) akan dialirkan ke Fractionation System. Disinilah gas bumi cair tersebut akan kembali dipisahkan menjadi komponen penyusun utamanya melalui proses fraksinasi. Proses fraksinasi dilakukandengan memanaskan senyawa hidrokarbon, sehingga senyawa hidrokarbon yang dipanaskan akan berpisah berdasarkan titik didih mereka yang berbeda. Dari proses fraksinasi ini diperolehlah Propana, LPG, dan Kondensat 1 st grade. Hasil fraksinasi tersebut akan disimpan pada tanki penyimpanan masing-masing, untuk selanjutnya dialirkan ke Filling Station pada saat loading ke truk-truk tanki dari pihak pengangkut yang ditunjuk oleh Pertamina maupun pelanggan Perseroan. Kilang LPG perseroan memiliki kapasitas penyimpanan 600 MT yang terdiri dari 4 unit LPG Storage Tank dengan kapasitas masing-masing 150 MT yang memiliki ketahanan operasi kurang lebih 5-6 hari. Loading Station LPG yang ada sebanyak 2 unit dengan loading speed untuk 18 MT LPG adalah 75 menit. Penjualan dan Pengangkutan a. Produk LPG dan Propana Hasil akhir LPG Perseroan seluruhnya dipasarkan lewat Pertamina divisi Gas Domestik, yang seluruhnya ditujukan untuk pasar domestik. Pengangkutan produk LPG Perseroan dilakukan oleh SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk LPG) milik swasta yang ditunjuk oleh Pertamina. Propana tidak diproduksi dan dijual secara rutin oleh Perseroan dan diproduksi hanya pada saat ada permintaan khusus, karena Propana yang dihasilkan oleh kilang Perseroan di-blend untuk LPG. Propana yang dapat diproduksi Perseroan memiliki spesifikasi khusus yang berbeda dengan yang dibutuhkan oleh pasar pada umumnya. Pembeli utama Propana Perseroan hanya PT Harindo Mitra Gas yang bergerak di bidang gas. Berikut adalah data penjualan LPG dan Propana Perseroan: (dalam MT) Keterangan * LPG ke Pertamina Propana ke PT Harindo Mitra Gas *sampai dengan bulan Juli

84 Mekanisme penjualan LPG mengacu kepada Perjanjian Jual Beli LPG dengan Pertamina yang berlaku selama 6 tahun (2007 s/d 2013), dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut: 1. Invoice dibuat setelah satu bulan pengambilan; dan 2. Pembayaran dilakukan Pertamina setelah 20 hari kalender dari tanggal invoice. Penentuan harga jual yang ditetapkan Perseroan, akan berpatokan pada standar harga LPG internasional, yaitu CP Aramco (contract price Arab Saudi) dalam satuan USD per MT. Hal tersebut dikarenakan Arab Saudi adalah pemasok utama untuk LPG. b. Produk Kondensat Kondensat Perseroan terdiri dari 2 jenis yaitu Kondensat 1 st grade dan Kondensat 2 nd grade. Sejak 2010, 100% Kondensat Perseroan dipasarkan melalui distributor lokal atau jasa agen untuk kebutuhan dalam negeri. Untuk penjualan Kondensat untuk pasar lokal, Perseroan melakukan penjualan Kondensat kepada distributor dan user (via truk dari kilang LPG Perseroan). Perseroan juga melakukan penjualan kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. melalui jasa agen. Pengiriman kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. tersebut, dilakukan dengan bulk shipping dari storage tank Perseroan yang disewa Perseroan di wilayah Merak. Kondensat 1 st grade Perseroan, terutama dijual kepada PT Lantana Makmur, PT Harindo Putra Jaya, PT Bumi Putra Maju (kesemuanya bergerak sebagai produsen Thinner dan Solvent), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (produsen polyethylene), melalui PT Surya Mandala Sakti dan Sojitz Pte. Ltd. (eksportir Singapura). Kondensat 2 nd grade Perseroan dijual kepada pelanggan utama Perseroan yang bergerak sebagai produsen Thinner dan Solvent, yaitu PT Rhio Chende Karya dan PT Bumi Putra Maju. Berikut adalah data penjualan Kondensat 1 st grade dan 2 nd grade Perseroan: (dalam bbl) Pembeli Kondensat 1 st grade PT Harindo Putra Jaya PT Bumi Putra Maju Sojitz Pte Ltd PT Chandra Asri Petrochemical Tbk PT Lantana Makmur PT Rhio Chende Karya Total (dalam bbl) Pembeli Kondensat 2 nd grade PT Rhio Chende Karya PT Bumi Putra Maju Total Sumber: Perseroan Mekanisme penjualan Kondensat mengacu kepada kontrak dengan masing masing pembeli dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut: 1. Pembayaran dimuka untuk penjualan retail (via truk). 2. Untuk penjualan ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. mengunakan Jaminan Bank senilai invoice dan pembayaran kredit 30 hari kalender dari tanggal pengapalan. 3. Untuk penjualan ekspor mengunakan Standby Letter of Credit senilai invoice dan pembayaran kredit 15 hari kalender dari tanggal pengapalan. 4. Sejak 2010, Perseroan tidak lagi melakukan ekspor karena Pemerintah tidak lagi mengeluarkan ijin ekspor untuk Kondensat. Untuk penjualan dalam negeri (retail), harga jual Perseroan mengacu kepada harga ICP/SLC (Indonesian Crude Price / Sumatera Light Crude). Perhitungan harga jual ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan ekspor, mengacu kepada harga Naphtha MOP Singapore. 68

85 Pengangkutan produk Kondensat Perseroan untuk pasar lokal dilakukan oleh dua offtaker utama Perseroan yaitu PT Harindo Putra Jaya dan PT Bumi Putra Maju. Setiap pengapalan Kondensat ke PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. dan ekspor berkapasitas bbl (1.200 MT). 2. Tinjauan Industri Gas Dalam Negeri a. Gambaran Umum Gas Bumi Gas bumi terdiri dari beberapa jenis gas hidrokarbon. Selain dari Propana dan butana komponen utama adalah Metana (C 1 ) dan Etana (C 2 ). Berikut adalah tabel jenis gas atau senyawa hidrokarbon yang terdapat pada gas bumi: Penyusun Struktur Kimia % tipikal gas Metana C % Etana C % Propana C 3 1-6% Butana C % Pentana C % Karbon dioksida CO 2 0-8% Oksigen O % Nitrogen N 2 0-5% Hidrogen Sulfat H 2 S 0-5% Rare gases A, He, Ne, Xe trace Sumber: Gas bumi dapat ditemukan di bawah lapisan bumi, seringkali bersama dengan cadangan minyak. Saat tiba di permukaan, gas ini dipisahkan dari minyak atau air yang mungkin ada di dalam deposit tersebut. Proses ini memurnikan gas dengan membuang gas lain yang ada seperti Propana dan Butana, serta kandungan air. Energi yang dihasilkan oleh gas bumi diukur dengan kalori. Kandungan energi ini tidak seragam karena dihasilkan dari beberapa sumur gas yang berbeda. Kalori gas bumi di Indonesia paling rendah adalah Kkal /m 3 sementara yang tertinggi mencapai Kkal /m 3. Gas bumi yang didistribusikan di wilayah Banten, Karawang, Bogor, Jakarta memiliki kalori sebesar Kkal /m 3, sementara gas bumi yang didistribusikan di wilayah Cirebon memiliki kalori terendah yakni Kkal/m 3. b. Cadangan dan Produksi Gas Bumi Indonesia Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data 1 Januari 2010 mencapai 157,14 TSCF dan produksi per tahun mencapai 3,4 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 46,21 tahun. Cadangan gas ini diperkirakan belum akan bertambah kecuali ditemukan cadangan potensial baru. Cadangan besar terakhir yang ditemukan adalah cadangan di lapangan Tangguh. Tidak adanya cadangan potensial ini mempengaruhi aktivitas pengeboran pengembangan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam tiga tahun terakhir, aktivitas pengeboran untuk pengembangan lapangan gas bumi di Indonesia relatif nihil. Pengeboran pengembangan mencapai kaki pada tahun Produksi gas bumi Indonesia beberapa tahun terakhir cenderung tetap. Tingkat produksi ratarata adalah sekitar 3,4 miliar TSCF (trillion standard cubic feet). Produksi gas dihasilkan dari produksi Pertamina, Pertamina Joint Operating Body (JOB), Pertamina Technical Assistance Contract (TAC) dan Pertamina Joint Operating Body - Production Sharing Contract (JOB-PSC), serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) / Production Sharing Contract (PSC). Tingkat produksi gas sebagian besar dihasilkan dari Kontrak Kerja Sama (KKS) / Production Sharing Contract (PSC) yakni sekitar 3,05 TSCF, diikuti oleh produksi Pertamina sekitar 350 MSCF. Produksi oleh Pertamina JOB dan Pertamina TAC tidak terlalu signifikan yakni masing-masing sekitar 31 juta MSCF pada tahun Produksi gas bumi tahun 2010 melalui KKKS rata-rata mencapai sekitar 88% dari produksi total sementara produksi oleh Pertamina sekitar 10%. Produksi oleh Pertamina JOB dan Pertamina TAC rata-rata masing-masing sekitar 0,9%. 69

86 c. Pemanfaatan Gas Bumi Gas bumi dipakai pada beberapa sektor. Penggunaan gas bumi di Indonesia antara lain untuk penggunaan pada sumur gas sendiri untuk keperluan pembangkit listrik, industri pupuk, pengilangan (seperti ethylene dan LPG), LNG (Liquified Natural Gas), heating dan lain-lain. Berdasarkan data Ditjen Migas tahun 2010 pemanfaatan gas bumi sebagian besar diproses menjadi LNG yakni 1,4 TSCF per tahunnya, sementara untuk pasar dalam negeri (lokal) digunakan untuk pupuk MMSCF, refinery MMSCF, LPG dan Kondensat MMSCF dan industri lainnya MMSCF. d. Ekspor Gas Bumi Sebagian produksi gas bumi Indonesia dilempar ke pasar ekspor dan sisanya untuk kebutuhan domestik. Ekspor gas Indonesia selama ini adalah ke Singapura, Jepang, China, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. Ekspor sebagian besar dilakukan dalam bentuk LNG melalui kapal, sementara sisanya melalui jaringan pipa transmisi. Selama ini, porsi untuk ekspor lebih besar daripada volume untuk pasar domestik. Secara akumulatif dalam kontrak jual beli gas dari tahun 2003 hingga 2007, alokasi domestik mencapai MMSCFD atau 48% dan ekspor MMSCFD atau 52%. Sejak tahun 2009 persentase ekspor gas bumi sudah mulai mengecil dibandingkan sebelumnya. Pada tahun 2009 ekspor kurang dari 50% yakni sebesar 46,08% dari total produksi dengan volume mencapai MMSCFD. Ekspor gas dalam bentuk LNG cenderung turun dari tahun ke tahun, sementara ekspor melalui pipa cenderung meningkat. Pada tahun 2007 ekspor LNG turun sebesar 8,5% menjadi MMSCFD. Penurunan juga terjadi pada tahun 2008 namun lebih kecil yaitu sebesar 0,8% menjadi MMSCFD. Pada tahun 2009, hingga bulan Oktober tercatat ekspor LNG sebesar MMSCFD. Jika dihitung rata-rata bulanan maka volume ekspor sebesar MMSCFD ini lebih kecil dari tahun sebelumnya yang mencapai MMSCFD. Sementara itu, volume ekspor gas melalui pipa memiliki tren meningkat. Ekspor gas dilakukan melalui pipa transmisi Grissik Singapura. Volume ekspor gas bumi melalui pipa fluktuatif dalam beberapa tahun namun menunjukkan tren meningkat. Pada tahun 2007 volume ekspor mencapai MMSCFD. Pada tahun 2008 volume ekspor menurun 20% menjadi MMSCFD. Ekspor melonjak tajam pada tahun 2009, dimana hingga bulan Oktober telah mencapai MMSCFD atau 24% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada tahun-tahun mendatang diperkirakan volume gas untuk ekspor akan lebih kecil lagi seiring dengan berkurangnya komitmen gas untuk luar negeri setelah tahun Beberapa kontrak penjualan ekspor gas ke luar negeri dilakukan secara jangka panjang dengan sistem kontrak. Saat ini sejumlah kontrak ekspor jangka panjang masih berlangsung dan beberapa kontrak baru juga akan mulai realisasi pengirimannya dalam tahun ini. Menurut rencana pemerintah akan membatasi kontrak ekspor gas baru dan akan mengalihkan alokasi untuk kebutuhan domestik pada tahun e. Kebutuhan Gas Domestik Secara garis besar pemanfaatan gas bumi di pasar domestik dibagi atas 3 kelompok yaitu : Gas Bumi untuk Pembangkit Listrik Sebagian besar digunakan oleh PLN sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik untuk PLTG dan PLTGU yang meliputi wilayah Sumatera dan Jawa. Gas Bumi sebagai Bahan Bakar Gas bumi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada produksi migas yakni untuk artificial lifting (komponen produksi lifting minyak bumi) oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ( PGN ) dan PT Chevron Pacific Indonesia. Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar juga dilakukan pada industri menengah maupun berat, seperti industri keramik dan kaca, serta industri tekstil. Sisanya adalah pemakaian gas bumi sebagai bahan bakar dalam bentuk LPG, pada skala kecil dan menengah seperti pada industri perhotelan, rumah tangga, dan kendaraan. 70

87 Gas bumi sebagai bahan baku Sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pada industri pupuk oleh Pupuk Sriwijaya I sampai IV di Palembang dan Pupuk Kujang di Jawa Barat. Selain itu gas bumi juga digunakan pada industri Petrokimia, besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan. Rata-rata kebutuhan gas bumi domestik per tahun pada tahun 2009 hingga 2010 adalah 5.557,6 MMSCFD. Wilayah Sumatera Bagian Tengah, Selatan dan Jawa Bagian Barat merupakan wilayah dengan kebutuhan terbesar dengan rata-rata kebutuhan per tahun dari tahun 2009 hingga 2014 sebesar 2.994,7 MMSCFD. Wilayah Jawa Bagian Timur menjadi yang kedua terbesar kebutuhannya dengan rata-rata sebesar 843,8 MMSCFD per tahun yang didominasi oleh pengggunaan untuk listrik PLN pada PLTGU Gresik. Selain listrik, kebutuhan juga datang dari pabrik milik PT Petrokimia Gresik sebagai bahan baku dan PGN sebagai bahan bakar. Kebutuhan gas yang dimaksud di atas adalah kebutuhan terkontrak ditambah kebutuhan yang mendapat komitmen. Kebutuhan domestik ini belum seluruhnya terjamin pasokannya karena volume gas terkontrak masih di bawah volume kebutuhan. Sebagian dari kebutuhan ini baru mendapatkan komitmen pasokan dari produsen. f. Penyerap Gas Terbesar Domestik Secara sektoral, kelistrikan menjadi sektor dengan kebutuhan gas domestik terbesar. Kebutuhan rata-rata pada tahun 2009 hingga 2014 mencapai 2.130,7 MMSCFD. Kebutuhan untuk sektor listrik akan menurun pada tahun 2012 sampai 2014 karena penurunan kebutuhan terkontrak lebih besar dari kenaikan kebutuhan yang mendapat komitmen di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Jawa Bagian Timur. Kebutuhan gas sebagai bahan bakar merupakan sektor terbesar kedua dengan rata-rata kebutuhan 1385,5 MMSCFD. Kebutuhan terkontrak turun lebih besar dari kenaikan kebutuhan yang mendapat komitmen di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Jawa Bagian Tengah mulai Industri pupuk dan petrokimia dengan kebutuhan rata-rata sebesar 1.145,6 MMSCFD adalah sektor dengan kebutuhan terbesar ketiga. Kebutuhan ini relatif tetap karena tidak ada ekspansi pada industri ini. 3. Kondisi Persaingan dan Prospek Usaha Perseroan LPG Sejak Pemerintah memberlakukan program konversi Minyak Tanah ke LPG pada tahun 2007 lalu, kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat. Selama ini pasokan LPG dari kilang-kilang dalam negeri baik kilang Pemerintah maupun kilang swasta (yang hanya berjumlah 16) saat ini masih kurang daripada kebutuhan dalam negeri,sehingga persaingan di industri ini relatif masih terbuka, bahkan masih diperlukan tambahan LPG impor dengan volume yang masih sangat besar. Berikut adalah data dan proyeksi produksi dan penjualan LPG dalam negeri: (dalam MT per tahun) Tahun Produksi Domestik Impor Penjualan F F F F F F

88 Penjualan dan Produksi LPG 3.3 (juta MT) F 2012F 2013F 2014F 2015F 2016F Produksi Domestik Penjualan Sumber: data Kementerian ESDM Melihat kebutuhan LPG dalam negeri yang sangat tinggi dan diprediksi akan terus bertumbuh, Perseroan yakin seluruh hasil produksi LPG-nya akan terus diserap oleh Pertamina. Seluruh distribusi LPG di Indonesia diatur oleh Pertamina divisi Gas Domestik, dimana Perseroan juga menyuplai LPG tersebut melalui ikatan kontrak jual beli selama 6 tahun (2007 s/d 2013). Meskipun kontrak jual beli tersebut akan ditinjau setiap 3 tahun sekali, kemungkinan besar Perseroan akan terus mendapatkan perpanjangan kontrak, mengingat Perseroan masih terikat kontrak pasokan gas dari Pertamina EP hingga tahun Kondensat Kebutuhan Kondensat dalam negeri sangat besar dan lebih besar lagi adalah konsumsi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. sendiri yang mengunakan Light Naphtha sebanyak MT per hari setara dengan bbl per hari dibandingkan dengan kapasitas produksi Perseroan sebesar 400 bbl per hari (hanya sekitar 0,94% kebutuhan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.). Berikut adalah data kebutuhan Kondensat dalam negeri: (dalam bbl per bulan) Tahun Produksi Kebutuhan Domestik PT Chandra Asri Kebutuhan Ekspor Domestik Petrochemical Tbk > > F > F > F > F > F > F > Sumber: data Kementerian ESDM Jumlah Produsen Kondensat dalam negeri masih sangat terbatas. Saat ini Perseroan memperkirakan hanya terdapat 2 kilang Kondensat swasta dan 3 kilang Kondensat dari Pertamina yang hampir berkompetisi langsung dengan Perseroan. Kedua kilang swasta tersebut memproduksi Kondensat dengan kualitas di bawah Kondensat Perseroan, yang utamanya hanya dapat digunakan sebagai bahan baku Thinner. Dengan menjual Kondensat yang lebih murah dari Perseroan, kedua kilang tersebut diperkirakan hanya akan dapat memasuki pasar Thinner low end, sedangkan Kondensat produksi Perseroan lebih ditujukan untuk memasuki pasar menengah ke atas dengan harga dan kualitas yang dapat bersaing dengan Kondensat bermerek yang dimiliki Pertamina. Dari data Kementerian ESDM di atas dan jumlah produsen yang masih terbatas, dapat disimpulkan kebutuhan Kondensat dalam negeri saat ini jauh lebih besar dari produksi domestik, sehingga Perseroan yakin seluruh produksi Kondensatnya akan terserap oleh pasar. 4. Kegiatan Usaha Anak Perusahaan Perseroan Perseroan adalah pemegang saham utama PAU dengan komposisi 10% kepemilikan saham secara langsung dan 49,98% kepemilikan saham secara tidak langsung melalui LIU. 72

89 PAU PAU bergerak di industri kimia dasar dan berencana untuk memproduksi amoniak yang merupakan bahan baku pupuk dan industri kimia lainnya. PAU telah mendapat alokasi gas bumi sebagai bahan baku amoniak berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No K/15/MEM/2010 tanggal 31 Desember Sumber gas bumi tersebut berasal dari wilayah kerja blok Senoro-Toili yang dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi ( JOB ). Saat ini PAU sedang dalam tahap akhir negosiasi dengan JOB terkait dengan syarat-syarat dan ketentuan Pokok-Pokok Perjanjian Jual Beli Gas. PAU telah membebaskan lahan seluas 160 hektar di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. PAU telah memperoleh persetujuan AMDAL dan telah melakukan studi kelayakan, bathymetry dan topografi. Produksi komersial diperkirakan pada kuartal kedua Total biaya proyek diperkirakan ± USD 700 juta. Prospek Usaha Industri Amoniak Peningkatan produksi yang substansial di sektor pertanian dan perkebunan telah mempengaruhi permintaan multi compound fertilizer. Pemerintah saat ini juga sedang memperkuat pasokan pangan nasional dengan meningkatkan produksi pupuk. Selain itu dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan yang signifikan pada sektor industri pertambangan di Indonesia telah mendorong peningkatan permintaan amonium nitrat. Hal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan permintaan amoniak secara signifikan. Oleh karena itu, dari sisi pasokan-permintaan, pembangunan pabrik amoniak di Indonesia sangat prospektif. 5. Strategi Perseroan i. Menjaga kualitas produk dan menjaga hubungan baik dengan Offtaker. ii. Memberikan jaminan supply yang konsisten kepada pembeli/offtaker dengan harga bersaing dan kualitas produk yang prima iii. Memperkuat brand image terutama terhadap produk Kondensat yang diproduksi Perseroan sehingga produk Perseroan memperoleh posisi yang lebih baik di pasar dan meningkatkan harga jualnya. iv. Meningkatkan efisiensi kilang LPG terhadap feed gas sehingga mengoptimalkan ekstraksi LPG dan Kondensat v. Memaksimalkan utilisasi kilang pada umumnya dan mengurangi downtime (mematikan mesin produksi). Hal ini dilakukan dengan pengoperasian dan perawatan kilang pada standar yang tinggi sehingga mesin dapat beroperasi non-stop tanpa mengalami kerusakan. vi. Mengaplikasikan proses upgrade dan mengembangkan teknologi baru secara berkelanjutan. vii. Menjaga dan meningkatkan kemampuan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan rutin, mengingat industri gas memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal. viii. Perseroan melakukan diversifikasi usaha terkait dengan energi terbarukan dan produk gas hilir lainnya. 6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Manajemen Perseroan menaruh perhatian yang besar terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup dalam upaya menunjang program industri yang berwawasan lingkungan hidup. Sebagai bentuk komitmen Perseroan, Perseroan menjalankan kegiatan usahanya berusaha sebaik mungkin untuk dapat mengikuti semua persyaratan yang ditentukan oleh Pemerintah berkenaan dengan penanggulangan dampak lingkungan, salah satu bentuknya adalah dengan memenuhi ketentuan sehubungan penyusunan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). Penyusunan dokuman UKL-UPL berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL dan UPL, sedangkan penetapan kriterianya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi AMDAL, dimana kegiatan kilang LPG hanya wajib dilengkapi kajian UKL-UPL. Tolok ukur yang menyatakan ukuran besaran dampak juga selalu mengacu kepada ketentuan peraturan yang berlaku. Dalam pelaksanaan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, Perseroan menggunakan pendekatan teknologi, pendekatan institusional dan pendekatan sosial. Terkait dengan pendekatan teknologi, dalam mengantisipasi penurunan kualitas air permukaan dari kegiatan Perseoran, dibuat drainase permanen dan kedap air dalam lokasi pabrik dengan sistem terbuka serta membuat kolam penampungan dan pengolahan limbah cair (bak kontrol) 73

90 serta membuat bak pemisahan oli dan air limbah (oil catcher) yang kedap air. Dalam pendekatan institusional, Perseroan membentuk kelembagaan internal seperti pembentukan struktur organisasi yang menempatkan bagian lingkungan dan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ), pelatihan karyawan dalam bidang lingkungan melalui kerjasama dengan instansi pemerintah. Pendekatan sosial ekonomi adalah merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Perseroan dalam upaya menjaga keharmonisan antara Perseroan dengan masyarakat sekitar lokasi, yang dalam kaitan ini rekrutmen tenaga kerja diupayakan sedapat mungkin dari masyarakat lokal untuk tenaga kerja tertentu. Secara umum proses pengolahan yang ada di kilang yang dikelola Perseroan tidak menghasilkan limbah. Limbah yang ada berupa oli bekas yang secara reguler berasal dari penggantian oli mesin dan bukan dari hasil proses produksi. Oli bekas yang termasuk dalam Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 ) disimpan dalam drum-drum dan secara berkala diambil oleh pihak pengumpul limbah B3 yang telah memiliki izin resmi. 7. Penelitian dan Pengembangan Perseroan memiliki visi untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja operasionalnya. Hal ini terbukti melalui perkembangan produksi baik LPG maupun Kondensat yang terus meningkat dari tahun ke tahun di mana sejak beroperasi penuh pada tahun 2008 baru bisa memproduksi LPG sebesar MT dan Kondensat sebesar bbl meningkat pada tahun 2010 menjadi MT LPG dan bbl Kondensat. Peningkatan produksi terjadi disebabkan adanya peningkatan kinerja dari sisi operasi dan engineering serta adanya penambahan dan penggantian beberapa peralatan. Guna mendukung hal tersebut Perseroan terus melakukan evaluasi metode produksi, maupun penelitian dan penyerapan proses maupun teknologi baru secara berkala. Proyek penelitian dan pengembangan yang sudah pernah dilakukan Perseroan adalah uji coba penggunaan Kondensat sebagai bahan bakar boiler substitusi solar, bekerja sama dengan Lemigas dengan menggunakan fasilitas mereka. Dari hasil uji coba berhasil mendapatkan campuran 20% Kondensat dengan 80% solar memberikan kinerja (dari sisi waktu operasi dan konsumsi bahan bakar) yang hampir sama dibandingkan solar murni 100% sebagai bahan bakar boiler. Untuk ke depannya, penemuan tersebut dapat memberikan manfaat untuk menggantikan bahan bakar solar yang suatu saat bisa menjadi produk bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan (dengan kadar emisi CO 2 lebih kecil 21% dari solar). Dengan produk hasil uji coba ini, Perseroan berpotensi untuk menciptakan pasar energi alternatif baru. 8. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Dalam melakukan kegiatan usahanya, Perseroan tidak melupakan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar kilang gas Perseroan. Hal ini dilakukan sebagai imbal balik maupun kompensasi Perseroan sebagai perusahaan yang tidak hanya berfokus pada kegiatan usahanya, namun juga tetap memiliki visi untuk menjaga lingkungan dan mensejahterakan masyarakat di sekitar kilang gas Perseroan beroperasi. Program-progam kepedulian masyarakat yang dilakukan Perseroan memiliki beragam bentuk seperti: bakti sosial, sumbangan terhadap korban bencana alam, pengobatan gratis, bantuan fasilitas pendidikan dan fasilitas sosial, serta program penghijauan di lingkungan sekitar kilang gas Perseroan. 74

91 IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009, 2008, dan 2007 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Untuk laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2006 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Dedy Zeinirwan Santosa dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Laporan Posisi Keuangan Keterangan 31 Juli 31 Desember (dalam jutaan Rupiah) Aset Lancar Aset Tidak Lancar Jumlah Aset Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas Ekuitas (7.583) Jumlah Liabilitas & Ekuitas Laporan Laba Rugi Komprehensif Keterangan 31 Juli 31 Desember (dalam jutaan Rupiah) Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Penjualan (1.714) (20.778) (3.411) (5.815) 0 0 Beban Umum dan Administrasi (65.325) (31.512) (16.613) (13.720) (17.804) (4.815) Penghasilan Bunga Beban Keuangan (4.672) (12.442) (19.043) (21.114) (6.658) (560) (Rugi) laba selisih kurs - bersih (3.598) (59) (16.178) (6.428) 262 (Kerugian) keuntungan lain-lain (95) 65 (2.253) (8.807) (573) 0 Laba (Rugi) sebelum pajak (18.525) (5.091) Laba (Rugi) Komprehensif (12.392) (5.091) EBITDA (4.808) 75

92 Rasio-rasio Keterangan 31 Juli 31 Desember Rasio Pertumbuhan (%) Penjualan *NA 49,81-13,13 607, Harga Pokok Penjualan NA 36,40-2,06 373, Laba Bersih NA 47,04 13,52 514,10-143,46 - Aset NA 37,79-10,54 16,41 308,63 - Liabilitas NA -0,28-40,68-7,01 365,09 - Ekuitas NA 83,99 133,21 676,70-257,68 - Rasio Kinerja dan Operasional (%) Laba (rugi) kotor terhadap penjualan 72,82 57,70 53,53 58,78 38,38 - Laba (rugi) sebelum pajak terhadap penjualan 41,36 36,93 39,35 31,28-55,02 - Laba (rugi) Komprehensif terhadap penjualan 30,97 27,63 28,15 21,54-36,81 - Laba (rugi) Komprehensif terhadap aset 15,60 27,54 25,81 20,34-5,72-9,60 Laba (rugi) Komprehensif terhadap ekuitas 69,86 45,65 57,12 117,34 163,42-105,84 Rasio Likuiditas & Solvabilitas (x) Aktiva lancar / Kewajiban Lancar 0,82 1,56 1,27 0,83 0,29 0,92 Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset 0,78 0,40 0,55 0,83 1,03 0,91 Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas 3,48 0,66 1,21 4,77-29,58 10,03 Rasio Aktivitas Inventory Turn Over (x) 7,51 21,12 23,06 29,77 20,41 0 Inventory Days (hari) 27,95 17,05 15,61 12,09 17,64 27,95 Receivable Days (hari) 43,96 47,15 21,37 14,60 61,39 43,96 * NA = rasio tersebut tidak diperbandingkan, yang disebabkan periode laporan keuangan terakhir tidak mencakup 1 (satu) tahun buku. 76

93 X. EKUITAS Pembahasan berikut ini disajikan berdasarkan laporan keuangan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. modal disetor Saldo laba (Defisit) tidak ditentukan penggunaannya (dalam Rupiah) Jumlah ekuitas Saldo per 31 Des Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Des Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Des Laba komprehensif periode berjalan Dividen tunai - ( ) ( ) Saldo per 31 Juli Pada tanggal laporan keuangan tertanggal 10 Oktober 2011, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Disetor (Rp) % 1. Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd ,00 2. Northbrooks Universal Ltd ,00 Jumlah ,00 (i) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 66 tanggal 14 Oktober 2011, yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H, Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. setuju untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; (ii) Berdasarkan Akta Pengalihan Saham No. 67 tanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, Northbrooks Universal Ltd. setuju untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada PT Ramaduta Teltaka. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 65 tertanggal 14 Oktober 2011 yang dibuat di hadapan Jimmy Tanal, S.H., Notaris pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta (selanjutnya disebut Akta No. 65/2011 ), akta mana telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH tanggal 25 Oktober 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan di Depkumham No. AHU AH Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui pengalihan saham tersebut di atas, sehingga susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Disetor (Rp) % 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera ,00 2. PT Ramaduta Teltaka ,00 Jumlah ,00 Berdasarkan Akta No. 103/2011, sehubungan dengan permodalan Perseroan, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui (i) perubahan nominal saham Perseroan dari Rp ,00 menjadi Rp 100,00, (ii) peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00 menjadi Rp ,00 terbagi atas saham, (iii) kapitalisasi dari laba ditahan Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 sebesar Rp ,00 yang merupakan 47,01% dari laba ditahan yang akan menjadi setoran modal ditempatkan dan disetor Perseroan dengan pembagian yang proporsional dengan kepemilikan saham dari pemegang saham. Dengan demikian, setelah kapitalisasi tersebut modal ditempatkan Perseroan berubah dari semula Rp ,00 terbagi atas saham menjadi 77

94 Rp ,00 terbagi atas saham dengan nilai nominal Rp 100,00, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Jumlah Disetor (Rp) % 1. PT Trinugraha Akraya Sejahtera ,00 2. PT Ramaduta Teltaka ,00 Jumlah ,00 Seandainya perubahan struktur permodalan Perseroan dari Penawaran Umum Perdana kepada Masyarakat sebanyak (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah). Setiap saham terjadi pada tanggal 31 Juli 2011, maka struktur ekuitas Perseroan secara proforma pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut: (dalam Rupiah) Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Agio saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas Posisi ekuitas menurut laporan keuangan per tanggal 31 Juli Penawaran Umum Perdana kepada Masyarakat sebesar Saham Biasa Atas Nama baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham, dengan harga penawaran Rp 610 setiap saham Proforma ekuitas pada tanggal 31 Juli

95 XI. KEBIJAKAN DIVIDEN Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham biasa atas nama yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk hak atas pembagian dividen. Sesuai dengan Hukum Indonesia, pengumuman mengenai pembagian dividen dibuat berdasarkan keputusan pemegang saham dalam RUPS tahunan berdasarkan usulan dari Direksi. Perseroan dapat membagikan dividen pada tahun tertentu hanya jika Perseroan memiliki saldo laba positif. Sebelum berakhirnya tahun buku, dividen interim dapat diberikan selama kebijakan tersebut diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan dividen interim tidak menyebabkan kekayaan bersih menjadi lebih kecil daripada modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib. Pembagian tersebut ditentukan oleh Direksi setelah disetujui oleh Komisaris. Jika setelah tahun buku berakhir, Perseroan mengalami kerugian, dividen interim yang dibagikan harus dikembalikan kepada Perseroan oleh para pemegang saham. Komisaris dan Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng jika dividen interim tidak dikembalikan. Setelah Penawaran Umum, Perseroan berencana untuk membayar dividen sampai dengan sebesar 30% dari keuntungan bersih konsolidasi, setelah menyisihkan semua cadangan wajib. Besarnya dividen akan memperhatikan arus kas dan rencana investasi Perseroan, dan juga sesuai dengan batasan peraturan dan persyaratan lainnya dimulai untuk tahun buku Keputusan pembagian dividen adalah pernyataan saat ini dan tidak mengikat secara hukum disebabkan keputusan pembagian dividen dapat diubah oleh Direksi tergantung kepada persetujuan RUPS. Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen, dividen tersebut akan dibayar dalam Rupiah. Pemegang saham pada tanggal pencatatan yang berlaku berhak atas sejumlah penuh dividen yang disetujui, dan dapat dikenai pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia, jika ada. Dividen yang diterima oleh pemegang saham asing akan dikenai pajak penghasilan Indonesia. Berdasarkan Perjanjian Kredit dengan UOB, Perseroan diperbolehkan membagi dividen sampai dengan 50% dari keuntungan bersih setelah pajak apabila Perseroan telah memenuhi seluruh kewajiban pembayaran kredit modal kerja dan bunga, mampu mencapai rasio-rasio keuangan antara lain: Current Ratio minimum 1,10x Debt Service Coverage Ratio minimum 1,25x Debt to EBITDA Ratio maksimum 4,00x Shareholders Networth minimum senilai USD ,- atau setara 79

96 XII. PERPAJAKAN PERPAJAKAN UNTUK PEMEGANG SAHAM Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), selanjutnya disebut sebagai UU PPh pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk antara lain dividen. Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi: 1. Dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan 2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen minimal 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun luar negeri, firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan objek pajak. Pasal 23 ayat (1) huruf a UU PPh menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) dari pada tarif pajak yang seharusnya dikenakan. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud oleh pasal 23 pada ayat (1), antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c). Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf f, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan, akan dikecualikan dari objek pajak apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini: 1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Sedangkan berdasarkan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan. 80

97 Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Indonesia, dengan memenuhi Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-03/ PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Pengenaan pajak tarif pajak tersebut akan dilakukan oleh pihak yang wajib membayarkan dividen dimaksud. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud bersifat final. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Pebruari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal: Pelaksanaan pemungutan PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut : 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut pajak penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; 2. Pemilik saham Pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat penawaran umum perdana. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham pada saat penawaran umum perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh perseroan atas nama pemilik saham Pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Yang dimaksud dengan Pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam anggaran dasar perseroan Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam & LK dalam rangka penawaran umum perdana menjadi efektif; 3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 UU PPh. Oleh karena itu, pemilik saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggara Bursa Efek. Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang mungkin timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana ini. PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERSEROAN Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak. 81

98 XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK PT Surya Esa Perkasa Tbk. 1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 142 tanggal 28 November 2011 dan Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 09 tanggal 17 Januari 2012 (selanjutnya disebut Perjanjian ) yang keduanya dibuat di hadapan Andalia Farida, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah ini, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan Perseroan kepada masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari emisi yang berjumlah sebesar (dua ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama, dan mengikatkan diri untuk membeli Saham Yang Ditawarkan yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran dengan Harga Penawaran. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam Perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan Perjanjian tersebut. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjaminan Emisi Efek dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut: Nama Para Penjamin Emisi Efek Porsi Penjaminan Saham Persentase (%) Penjamin Pelaksana Emisi Efek: PT Equator Securities ,56 Para Penjamin Emisi Efek PT Danatama Makmur ,06 PT Lautandhana Securindo ,20 PT Mega Capital Indonesia ,06 PT Panca Global Securities Tbk ,00 PT Panin Sekuritas Tbk ,06 PT Victoria Sekuritas ,06 Sub total ,44 Total ,00 Kecuali PT Equator Securities yang mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, Para Penjamin Emisi Efek lainnya tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Bentuk hubungan afiliasi yang ada antara PT Equator Securities adalah bahwa salah satu pemegang saham PT Equator Securities juga merupakan pemegang saham tidak langsung Perseroan. 2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi pemegang saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. 82

99 Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp 610 (enam ratus sepuluh Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor dengan pertimbangan berbagai faktor yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan; Kinerja keuangan Perseroan; Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan keterangan mengenai industri properti di Indonesia; Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang; Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder. 3. Pembatalan Penawaran Umum Perdana Setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, Perseroan dapat membatalkan Penawaran Umum Perdana ini berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan Bapepam & LK No. IX.A.2. 83

100 XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berpartisipasi dalam rangka Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: 1. Akuntan Publik : Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan Wisma Antara Lantai 12 Jl. Medan Merdeka Selatan No.17 Jakarta Pusat Telp : , , Fax : , Nomor Ikatan Akuntan Indonesia: 1020 Nomor STTD: 305/PM/STTD-AP/2002 Berdasarkan Surat Penawaran yang telah disetujui oleh Perseroan No 104/09/11/GA/HA tanggal 14 September Fungsi utama Akuntan Publik dalam rangka Penawaran Umum Saham ini adalah untuk melaksanakan audit laporan keuangan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan Akuntan Publik merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Akuntan Publik bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan berdasarkan audit yang dilakukan. Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Berlian Laju Tanker Tbk.; PT Bank Pan Indonesia Tbk.; PT Media Nusantara Citra Tbk.; PT Gajah Tunggal Tbk.; PT Polychem Indonesia Tbk.; PT Mitra Adiperkasa Tbk.; PT Radiant Utama Interinsco Tbk.; PT Barito Pacific Tbk.; PT Metrodata Electronic Tbk.; dan PT Mulia Industrindo Tbk. 2. Konsultan Hukum : Assegaf Hamzah & Partners Menara Rajawali, Lantai 16 Jl. Mega Kuningan Lot 5.1 Jakarta Indonesia Telp. : Fax : Nomor HKHPM : Nomor STTD : 43/BL/STTD-KH/2007 tanggal 13 September 2007 Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/ SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011 Tugas dan tanggung jawab Konsultan Hukum dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu yang disampaikan oleh Perseroan kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan dan penelitian hukum tersebut telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri, serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum, sebagaimana diharuskan dalam rangka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan yang berhubungan dengan Penawaran Umum. 84

101 Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.; PT Berau Coal Energy Tbk.; PT Summit Oto Finance; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.; dan PT Tower Bersama Tbk. 3. Notaris Kantor Notaris Andalia Farida, S.H., M.H. Jl. Dr. Samratulangi 39 pav Jakarta Pusat Telp. : Fax. : Nomor STTD : 715/PM/STTD-N/2004 Nomor Asosiasi: Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/ SEP/2011, tertanggal 25 Agustus 2011 Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum antara lain ini adalah membuat akta otentik atas: (a) Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum. (b) Perjanjian Penjaminan Emisi Efek antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek. (c) Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham antara Perseroan dan Biro Administrasi Efek. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT ABM Investama Tbk. dan PT Atlas Resources Energy Tbk. 4. Penilai Independen : KJPP Hendra Gunawan dan Rekan World Trade Centre,10 th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Indonesia Telp. : Fax : Tergabung dalam keanggotaan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) dan Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia (GAPPI) Nomor STTD: 28/PM/STTD-P/A/2006 Penunjukkan berdasarkan kontrak No.Ref 1146 tanggal 25 Agustus Tugas dan tanggung jawab Penilai Independen dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia serta Kode Etik Penilai Indonesia dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi pemeriksaan fisik secara langsung di masing-masing lokasi, dan penganalisaan data untuk menentukan nilai pasar aset tetap Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Agung Podomoro Land Tbk; PT Greenwood Sejahtera Tbk; PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. 5. Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Puri Datindo Wisma Sudirman Jl. Jenderal Sudirman Kav. 34 Jakarta 10220, Telp : Fax : Nomor STTD : Kep 16/PM/1991 tanggal 19 April 1995 Terdaftar pada Anggota Asosiasi Biro Administrasi Efek (ABI) Berdasarkan Surat Penunjukan PT Surya Esa Perkasa Nomor : IPO-001/ SEP/2011, tertanggal 25 Agustus

102 Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa DPPS dan FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham. Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham yang Ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Penjamin Emisi, mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai peraturan yang berlaku. Keterlibatan dalam proses penawaran umum antara lain dengan emiten: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.; PT Apexindo Pratama Duta Tbk.; PT Asahimas Flat Glass Tbk.; PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.; dan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana ini menyatakan tidak ada hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. 86

103 XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM PT Surya Esa Perkasa Tbk. Berikut ini adalah salinan Pendapat dari Segi Hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Perseroan, dalam rangka Penawaran Umum saham melalui Prospektus ini, yang telah disusun oleh Konsultan Hukum Assegaf Hamzah & Partners. 87

104 Halaman ini sengaja dikosongkan 88

105 DAFTAR ISI 89

106 90

107 91

108 92

109 93

110 94

111 95

112 96

113 97

114 98

115 99

116 100

117 101

118 102

119 103

120 104

121 105

122 106

123 107

124 108

125 109

126 110

127 XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Berikut ini adalah salinan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010, dan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang diikhtisarkan dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang perlu diungkapkan dalam prospektus ini. 111

128 Halaman ini sengaja dikosongkan 112

129 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 113

130 114

131 115

132 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 ASET PT Surya Esa Perkasa Tbk. 31 Desember Catatan 31 Juli Rp Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas dan setara kas 5 46,945,960, ,126,849,924 59,908,306,398 70,094,445,945 Piutang usaha 6 35,477,991,893 64,478,530,589 16,737,337,913 7,836,742,472 Piutang lain-lain 7 Pihak berelasi 29 1,463,982, Pihak ketiga 2,225,375,947 2,680,800,987 2,388,385,837 1,222,646,304 Persediaan 8 8,623,721,421 8,646,236,369 3,775,326,547 4,562,396,702 Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka 124,979, Biaya dibayar dimuka 9 1,858,757, ,829,071 1,627,187,058 1,600,305,655 Jumlah Aset Lancar 96,720,769, ,830,246,940 84,436,543,753 85,316,537,078 ASET TIDAK LANCAR Investasi saham 10 5,113,800, Uang muka investasi saham ,641,960, Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp , Rp , Rp dan Rp masingmasing pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan ,208,042, ,419,071, ,644,099, ,243,722,849 Aset pajak tangguhan 26 1,020,092, ,060, ,543, ,956,007 Aset lain-lain 186,140, ,360,000 1,259,115, ,122,071 Jumlah Aset Tidak Lancar 377,170,034, ,199,491, ,292,758, ,009,800,927 JUMLAH ASET 473,890,804, ,029,738, ,729,301, ,326,338,005 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha kepada pihak berelasi 13,29 4,786,945,934 6,067,023,440 4,287,851,072 4,267,914,020 Utang lain-lain 14 Pihak berelasi ,804,706,400 4,432,078,200 Pihak ketiga 6,160,861,524 1,285,044,062 2,119,800,252 1,565,468,352 Utang pajak 16 29,965,044,775 11,116,153,060 12,207,723,041 20,234,358,299 Biaya yang masih harus dibayar 17 14,161,865,364 39,859,702,182 9,858,266,935 15,466,026,349 Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang kepada pihak-pihak berelasi 15,29-62,640,576,130 9,576,748,200 - Utang bank 18 62,618,880,000-24,440,000,000 56,940,000,000 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 117,693,597, ,968,498,874 66,295,095, ,905,845,220 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang kepada pihak-pihak berelasi 15, ,913,343,200 76,288,987,260 Utang bank ,973,401, ,470,000,000 Imbalan pasca kerja 27 3,384,592,220 2,423,053,166 1,535,995, ,742,234 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 250,357,994,190 2,423,053,166 57,449,338, ,688,729,494 Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp per saham Modal dasar saham Modal ditempatkan dan disetor saham 19 9,900,000,000 9,900,000,000 9,900,000,000 9,900,000,000 Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya 95,939,212, ,738,186,410 92,084,866,952 33,831,763,291 Jumlah Ekuitas 105,839,212, ,638,186, ,984,866,952 43,731,763,291 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 473,890,804, ,029,738, ,729,301, ,326,338,005 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. 116

133 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk (Tujuh bulan Catatan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp PENJUALAN 21,30 238,748,486, ,281,474, ,021,605, ,937,831, ,211,939,121 BEBAN POKOK PENJUALAN 22,29,30 64,883,238,362 59,726,480, ,152,033,205 96,154,851,003 98,181,425,439 LABA KOTOR 173,865,248, ,554,994, ,869,571, ,782,980, ,030,513,682 Beban penjualan 23 (1,714,392,630) (2,759,342,592) (20,778,003,706) (3,410,836,569) (5,815,340,949) Beban umum dan administrasi 24 (65,324,592,594) (7,904,807,701) (31,511,842,099) (16,613,259,268) (13,719,668,480) Penghasilan bunga 281,686,544 41,828, ,048, ,815, ,801,517 Beban bunga dan keuangan 25 (4,671,901,358) (7,408,993,412) (12,441,973,518) (19,042,809,035) (21,113,478,545) (Rugi) laba selisih kurs - bersih (3,598,691,147) (208,291,251) (59,674,874) 11,671,690,204 (16,178,021,095) (Kerugian) keuntungan lain-lain 30g (95,215,999) (170,420,715) 65,758,505 (2,253,100,777) (8,806,845,989) Jumlah (75,123,107,184) (18,410,027,137) (64,363,687,268) (29,342,499,883) (65,508,553,541) LABA SEBELUM PAJAK 98,742,141,422 90,144,967, ,505,884,648 81,440,480,758 74,521,960,141 BEBAN PAJAK - BERSIH 26 (24,808,115,235) (22,697,982,729) (28,852,565,190) (23,187,377,097) (23,206,760,554) LABA DAN JUMLAH LABA RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN 73,934,026,187 67,446,984,299 85,653,319,458 58,253,103,661 51,315,199,587 LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh) , , , , ,335 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. 117

134 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk. Saldo laba (Defisit) tidak ditentukan Jumlah Catatan Modal disetor penggunaannya ekuitas Rp Rp Rp Saldo per 1 Januari ,581,600,000 (17,483,436,296) (7,901,836,296) Pembayaran modal ditempatkan ,400, ,400,000 Laba komprehensif tahun berjalan - 51,315,199,587 51,315,199,587 Saldo per 31 Desember ,900,000,000 33,831,763,291 43,731,763,291 Laba komprehensif tahun berjalan - 58,253,103,661 58,253,103,661 Saldo per 31 Desember ,900,000,000 92,084,866, ,984,866,952 Laba komprehensif periode berjalan (tidak diaudit) - 67,446,984,299 67,446,984,299 Saldo per 31 Juli 2010 (tidak diaudit) Saldo per 31 Desember ,900,000, ,531,851, ,431,851,251 9,900,000,000 92,084,866, ,984,866,952 Laba komprehensif tahun berjalan - 85,653,319,458 85,653,319,458 Saldo per 31 Desember ,900,000, ,738,186, ,638,186,410 Laba komprehensif periode berjalan - 73,934,026,187 73,934,026,187 Dividen tunai 20 - (155,733,000,000) (155,733,000,000) Saldo per 31 Juli ,900,000,000 95,939,212, ,839,212,597 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. 118

135 PT SURYA ESA PERKASA LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 PT Surya Esa Perkasa Tbk (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 267,749,025, ,596,183, ,280,412, ,037,236, ,859,219,423 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (137,860,803,134) (70,326,648,324) (134,031,081,189) (103,615,017,246) (96,014,606,231) Kas dihasilkan dari aktivitas operasi 129,888,222,530 98,269,535, ,249,331,256 94,422,218, ,844,613,192 Pembayaran bunga dan beban keuangan (6,195,434,681) (7,408,993,412) (17,745,154,352) (19,042,809,035) (22,627,192,767) (Pembayaran) penerimaan pajak (22,863,841,734) (22,787,212,563) (27,985,511,769) (31,367,599,898) 5,146,889,644 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 100,828,946,115 68,073,329,066 82,518,665,135 44,011,810, ,364,310,069 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga 281,686,544 41,828, ,048, ,815, ,801,517 Uang muka investasi (262,641,960,000) Pembelian aset tetap (1,568,646,592) (2,378,232,938) (6,718,770,033) (1,358,465,133) (9,224,836,349) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (263,928,920,048) (2,336,404,344) (6,356,721,609) (1,052,649,571) (9,100,034,832) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) utang bank 313,556,400,000 - (23,943,400,000) (53,145,300,000) (51,574,900,000) Penerimaan modal disetor ,400,000 Pembayaran pinjaman jangka panjang dari pihak berelasi (59,735,315,220) (27,561,229,440) Pembayaran dividen (155,902,000,000) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 97,919,084,780 (27,561,229,440) (23,943,400,000) (53,145,300,000) (51,256,500,000) (PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (65,180,889,153) 38,175,695,282 52,218,543,526 (10,186,139,547) 68,007,775,237 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 112,126,849,924 59,908,306,398 59,908,306,398 70,094,445,945 2,086,670,708 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 46,945,960,771 98,084,001, ,126,849,924 59,908,306,398 70,094,445,945 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Penambahan investasi saham melalui utang lain-lain 5,113,800, Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. 119

136 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1. UMUM PT Surya Esa Perkasa ("Perusahaan") didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 7 tanggal 24 Maret 2006 dari Hasbullah Abdul Rasyid S.H., M.kn, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C HT Th.2006 tanggal 9 Mei Pengumuman akta pendirian Perusahaan masih dalam proses. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 5 tanggal 12 Pebruari 2010 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, S.H., notaris di Jakarta, tentang perubahan komposisi manajemen Perusahaan. Akta perubahan ini telah diberitahukan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH tanggal 9 Maret Perusahaan beralamat di lantai 16 Menara Kadin, Jl. HR Rasuna Said, Block X-5, Kav. 2-3, Jakarta Selatan, 12950, Indonesia dengan pabrik berlokasi di Simpang Y, Palembang, Sumatera Selatan. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur, perdagangan, ekspor, impor, pendistribusian Elpiji (Liquid Natural Gas), Kondensat (Condensate) dan Propana (Propane), dan kegiatan yang berhubungan. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada bulan September Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata masing-masing 106 karyawan dan 102 karyawan untuk periode yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010 dan 118 karyawan, 93 karyawan, 60 karyawan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Juli 2011 berdasarkan keputusan pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris : : : Bapak Ida Bagus Rahmadi Supancana Bapak Kanishk Laroya Bapak Deepak Khullar Direktur Utama : Bapak Garibaldi Thohir Direktur : Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana : Bapak Isenta 2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REvISI a. Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Institut Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari Penerapan standar-standar baru dan standar revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan dan tahun sebelumnya. PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan Standar revisi ini telah mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan, termasuk revisi judul laporan keuangan. 120

137 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Sebagai hasil dari adopsi standar yang direvisi ini, Perusahaan menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas. Semua perubahan nonpemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya, pengungkapan tambahan dibuat sehubungan dengan manajemen modal, pertimbangan akuntansi yang kritikal dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi. PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim Standar ini mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dengan laporan posisi keuangan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya. Laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan dari tahun buku sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya. Laporan keuangan interim ini telah disusun sesuai dengan standar revisi ini. PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK ini mensyaratkan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan intern mengenai komponen Perusahaan yang direview secara teratur oleh pengambil keputusan operasional agar dapat mengalokasikan sumber daya ke segmen dan menilai kinerjanya. Perusahaan menetapkan bahwa segmen operasi yang dilaporkan berdasarkan PSAK revisi telah disajikan dalam catatan laporan keuangan. PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan. Perusahaan telah mengevaluasi hubungan pihak-pihak berelasi dan mengungkapkan sesuai dengan standar revisi ini. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK revisi yang berlaku efektif pada periode berjalan, namun tidak berdampak material atau tidak relevan terhadap Perusahaan: PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 121

138 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi: Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 28 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Kerugian PSAK 33 (revisi 2010), Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Jiwa PSAK 45 (revisi 2010), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 56 (revisi 2010), Laba per Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian jasa konsesi ISAK 18, Bantuan Pemerintah Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan pendekatan penyajian kembali dalam PSAK 63 ISAK 20, Pajak Penghasilan Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya. ISAK 21, Perjanjian kontrak real estate ISAK 22, Perjanjian konsesi jasa: pengungkapan ISAK 23, Sewa operasi: insentif ISAK 24, Evaluasi subtansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards). 122

139 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan tersebut mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. b. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan dan praktek akuntansi di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah Indonesia (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah Indonesia (Rp). Transaksitransaksi selama periode berjalan dalam mata uang selain Rupiah Indonesia dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Rupiah Indonesia disesuaikan dengan kurs pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba komprehensif rugi periode berjalan. d. Transaksi Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. a) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: 1) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; 2) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau 3) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: 1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). 2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). 3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. 123

140 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. 6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). 7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan. e. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi. Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. 124

141 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Bukti obyektif penurunan nilai dari pinjaman yang diberikan dan piutang termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Piutang yang dinilai tidak diturunkan secara individual tetapi penurunan nilainya dilakukan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang. Jumlah kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat piutang dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghentian pengakuan aset keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. 125

142 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Liabilitas keuangan Utang usaha, utang lain-lain dan utang bank pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. g. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. h. Kas dan Setara Kas Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. i. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan barang jadi mencakup biaya pembelian, biaya konversi dan biaya-biaya lain yang timbul yang membawa persediaan ke lokasi dan kondisi yang sekarang. Biaya perolehan suku cadang dihitung dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya perolehan barang jadi dihitung dengan menggunakan rata-rata aktual biaya produksi. Penilaian biaya persediaan dilakukan secara periodik berdasarkan umur persediaan, asumsi penggunaan persediaan mendatang dalam proses produksi, permintaan pelanggan dan kondisi pasar. Sebagai hasil dari penilaian tersebut, nilai persediaan dapat diturunkan ke biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. j. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. k. Investasi Saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif atau nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal, maka penyertaan diukur dengan biaya perolehan (metode biaya). l. Aset Tetap Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif, dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. 126

143 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset tetap berikut ini: Tahun Bangunan 10 Pabrik elpiji, mesin dan peralatan 8 Peralatan transportasi 5 Perlengkapan, peralatan dan perabot kantor 4 Perbaikan bangunan yang disewa 3 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif. m. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Bila nilai tercatat suatu aset non-keuangan melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai. n. Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika persyaratan sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan tersebut; dan Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. 127

144 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pendapatan bunga Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai. Beban Beban diakui pada saat terjadinya. p. Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. q. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan bersih di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. r. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. s. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. 128

145 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk, yang mana hampir sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di periode sebelumnya. 4. PERTIMBANGAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam penerapan kebijakan akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan, manajemen belum membuat pertimbangan kritis yang mempunyai efek yang signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari yang sudah dijelaskan dibawah ini. Sumber Utama Estimasi Ketidakpastian Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan mengukur penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Untuk menentukan apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, manajemen membuat pertimbangan apakah terdapat bukti objektif atas kejadian kerugian tersebut. Manajemen juga membuat pertimbangan untuk metodologi dan asumsi untuk mengestimasi jumlah dan waktu dari penerimaan kas di masa datang yang ditelaah secara rutin untuk mengurangi selisih antara estimasi kerugian dan kerugian akrual. Penyisihan Keusangan Persediaan Perusahaan tidak membuat penyisihan persediaan usang karena Perusahaan yakin bahwa seluruh persediaan akan digunakan pada masa mendatang. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. 129

146 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap. Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset tetap selama periode berjalan. Nilai tercatat aset tetap adalah sebesar Rp , Rp , Rp dan Rp masing-masing pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Catatan 12). Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perusahaan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan. Liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebesar Rp , Rp , Rp , Rp masing-masing pada tanggal 31 Juli 2011, 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Catatan 27). 5. KAS DAN SETARA KAS 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Kas Rupiah US Dollar Bank Rupiah PT Bank Mega Indonesia Tbk - Jakarta PT Bank UOB Indonesia - Jakarta (sebelumnya "PT Bank UOB Buana") PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Palembang US Dollar PT Bank UOB Indonesia - Jakarta (sebelumnya "PT Bank UOB Buana") PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Jakarta Deposito berjangka Rupiah PT Bank Mega Indonesia Tbk - Jakarta US Dollar PT Bank UOB Indonesia - Jakarta (sebelumnya "PT Bank UOB Buana") Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah 6,75% 6,75% - - US Dollar - 1,00% - - Sampai dengan tahun 2010, beberapa rekening bank dalam mata uang US Dollar yang ditempatkan di PT Bank UOB Indonesia, Jakarta dijadikan sebagai jaminan utang bank (Catatan 18). Tetapi tidak ada pembatasan untuk menggunakan dana Perusahaan dalam rekening tersebut. 130

147 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 6. PIUTANG USAHA 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp a. Berdasarkan Pelanggan Pihak ketiga PT Pertamina (Persero) ["Pertamina"] PT Surya Mandala Sakti PT Bumi Putra Maju Lain-lain Jumlah b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 sampai dengan 30 hari sampai dengan 60 hari sampai dengan 90 hari sampai dengan 120 hari Di atas 120 hari Jumlah c. Berdasarkan Mata Uang US Dollar Piutang usaha dari Pertamina merupakan hasil penjualan elpiji. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Elpiji yang ditandatangani tanggal 14 Agustus 2007, semua elpiji hasil produksi Perusahaan dijual kepada Pertamina. Semua piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 18). Tidak ada penyisihan piutang ragu-ragu karena Perusahaan yakin bahwa semua piutang usaha akan tertagih. 7. PIUTANG LAIN-LAIN 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp a. Berdasarkan Debitur Pihak berelasi (Catatan 29) PT Panca Amara Utama (PAU) Pihak ketiga: Uang muka kepada pemasok Uang jaminan Lain-lain Jumlah Pihak Ketiga Jumlah b. Berdasarkan Mata Uang US Dolar Rupiah Jumlah Piutang kepada PAU, pihak berelasi, timbul dari pembayaran biaya-biaya dan pembelian aset tetap PAU yang dilakukan oleh Perusahaan. 131

148 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 8. PERSEDIAAN 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Barang jadi Elpiji Kondensat Propana Suku cadang dan perlengkapan pabrik Jumlah Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan untuk persediaan usang tidak diperlukan. Pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009, dan 2008, seluruh persediaan diasuransikan terhadap segala risiko kepada PT Tridharma Proteksi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar U.S. Dollar (US$) 1 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 9. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Jasa manajemen (Catatan 30) Sewa Asuransi Biaya fasilitas kredit bank (Catatan 18) Lain-lain Total Biaya fasilitas pinjaman bank merupakan biaya yang dibayarkan kepada PT Bank UOB Indonesia sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh dari bank tersebut (Catatan 18). Biaya fasilitas pinjaman ini akan diamortisasi sepanjang masa fasilitas pinjaman tersebut. 10. INvESTASI SAHAM Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan investasi dalam bentuk saham PAU dengan kepemilikan 10% yang diakui sebesar biaya perolehan. PAU berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang perindustrian, perdagangan dan pertambangan petrokimia, kimia, minyak pelumas, gas dan elpiji. Utang yang timbul atas pembelian saham dari PT Binasarana Kharismajaja, dicatat sebagai utang lain-lain (Catatan 14). 132

149 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 11. UANG MUKA INvESTASI SAHAM Pada tanggal 21 Juli 2011, Perusahaan dan Bpk. Isenta Hioe ( Pembeli ) bersama-sama dengan PT Luwuk Investasi Utama (LIU), Kore Group Limited (KGL), Ny. Yunita Triana (YT), pemegang saham LIU atau Penjual menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat. Berdasarkan perjanjian tersebut KGL dan YT setuju untuk menjual seluruh saham mereka di LIU masing-masing sebanyak lembar saham dan lembar saham kepada Perusahaan sebanyak lembar saham dan kepada Bpk. Isenta Hioe sebanyak lembar saham ( Transaksi ) yang masing-masing mencerminkan 99,95% dan 0,05% dari jumlah modal disetor LIU. Transaksi Dimaksud harus memenuhi kondisi bersyarat berikut: Kewajiban bagi Pembeli untuk melakukan pembelian saham LIU seperti dimaksud dalam Perjanjian tunduk pada kondisi-kondisi dibawah ini, yang mana bergantung pada kondisi yang dipenuhi oleh Penjual atau terjadinya pengesampingan secara keseluruhan ataupun sebagian (sejauh diijinkan oleh hukum dan jika mampu diabaikan), setiap saat oleh Pembeli dengan pemberitahuan tertulis kepada Penjual pada saat ataupun sebelum tanggal penutupan (closing date) mengingat bahwa Pembeli dan Penjual dapat melanjutkan ke proses Penutupan (closing) ketika Kondisi tersebut telah dipenuhi atau dikesampingkan: i) Setiap pernyataan dan jaminan Penjual sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Perjanjian ini adalah benar, tepat dan akurat dalam semua hal yang material; ii) Seluruh persetujuan dan perijinan Penjual yang diperlukan untuk penyempurnaan Transaksi termasuk tetapi tidak terbatas pada persetujuan perusahaan atau persetujuan pasangan (sebagaimana terdapat dalam Skedul 4 Perjanjian ini) sebagaimana yang mungkin berlaku, harus telah diperoleh dan akan terus berlaku sampai dengan Penutupan (closing); iii) Seluruh persetujuan, perijinan dan tindakan, pemenuhan dengan dan pemberitahuan kepada Badan Pemerintah yang mungkin diperlukan untuk mengijinkan Penjual melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menyempurnakan Transaksi, termasuk tetapi tidak terbatas pada pengumuman Transaksi dalam surat kabar sesuai dengan Hukum Perusahaan dan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), harus sudah diperoleh terlebih dahulu, dibuat atau diberikan, dan selanjutnya akan terus berlaku sampai dengan Penutupan (closing) dan tidak akan tunduk pada kondisi atau keterbatasan yang dapat mempengaruhi Transaksi; iv) Pembeli telah melakukan uji tuntas terhadap atas aspek keuangan LIU, hukum, operasional, dan pajak yang akan selesai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Pembeli diberikan akses penuh untuk data dan informasi yang diperlukan oleh Pembeli sehubungan dengan pelaksanaan uji tuntas dan pelaksanaan uji tuntas yang dilakukan oleh Pembeli terhadap LIU yang mengungkapkan tidak ada masalah yang material terkait dengan aspek hukum, operasional dan pajak keuangan LIU dan hasil uji tuntas tersebut yang dapat diterima oleh Pembeli; v) Setiap dan semua masalah yang timbul dan diidentifikasi sebagai hasil dari uji tuntas yang dilakukan oleh Pembeli pada LIU harus telah diselesaikan untuk kepentingan Pembeli; vi) Penyerahan surat pengunduran diri kepada Pembeli dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris LIU ditunjuk oleh Penjual yang efektif pada Penutupan dalam bentuk dan substansi yang disetujui oleh Pembeli; vii) Pengiriman kepada Pembeli yang sah dan kuasa yang mengikat dari Penjual kepada Pembeli untuk tujuan pelaksanaan semua dokumen yang berkaitan dengan Penutupan (closing) dari Transaksi, yang menjadi efektif pada tanggal penyerahan dan dalam bentuk dan substansi sebagaimana disetujui oleh Pembeli; viii) Transaksi tidak harus diakhiri sesuai dengan persyaratan Perjanjian; 133

150 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) ix) LIU telah memperoleh lzin Usaha Tetap dari BKPM; x) Bukti bahwa saham milik YT dalam LIU telah disetujui oleh BKPM dan pengalihan saham tersebut telah disempurnakan; dan xi) Kondisi lain untuk mendapatkan sertifikasi setelah uji tuntas selesai. Kewajiban Penjual untuk menjual saham yang dijual sebagaimana dimaksudkan dalam Perjanjian tunduk dan bergantung pada Kondisi berikut, yang mana merupakan syarat sampai dipenuhi oleh Pembeli atau terjadinya pengesampingan secara keseluruhan ataupun sebagian (sepanjang diijinkan oleh hukum dan jika mampu diabaikan), setiap saat oleh Penjual dengan pemberitahuan tertulis kepada Pembeli, pada atau sebelum Tanggal Penutupan (closing date), mengingat bahwa Para Pihak dapat melanjutkan ke proses Penutupan ketika Kondisi tersebut telah dipenuhi atau dikesampingkan: i) Setiap pernyataan dan jaminan dari Pembeli yang ditentukan dalam Pasal 4 dari Perjanjian ini adalah benar, tepat dan akurat dalam semua hal yang material; ii) Seluruh persetujuan korporasi dan persetujuan dari Pembeli yang diperlukan oleh Pembeli untuk menyempurnakan Transaksi ini telah diperoleh dan terus berlaku hingga Penutupan; iii) Seluruh persetujuan, perijinan dan tindakan, pemenuhan dengan dan pemberitahuan kepada Badan Pemerintah yang mungkin diperlukan untuk mengijinkan Penjual melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menyempurnakan Transaksi, harus sudah diperoleh terlebih dahulu, dibuat atau diberikan, dan selanjutnya akan terus berlaku sampai dengan Penutupan dan tidak akan tunduk pada kondisi atau keterbatasan yang dapat mempengaruhi Transaksi. iv) Transaksi tidak harus telah diakhiri sesuai dengan persyaratan Perjanjian. v) Tunduk pada ketentuan Pasal 6, apabila Kondisi dalam Pasal 2.3 tidak dipenuhi oleh Pembeli dan/atau Penjual kecuali dikesampingkan oleh mereka masing-masing pada atau sebelum Long Stop Date atau tanggal lainnya sebagaimana dapat disetujui secara tertulis oleh Para Pihak, Penjual atau Pembeli dapat, masing-masing atas kebijakannya sendiri, mengakhiri Perjanjian sesuai dengan ketentuan Pasal 6, dan Penjual atau Pembeli tidak memiliki tuntutan terhadap pihak lainnya. vi) Hingga waktu tersebut, apabila ada, dalam hal Perjanjian ini diakhiri sesuai dengan Pasal 6, Penjual tidak dapat secara langsung maupun tidak langsung meminta, memulai, atau mengajukan penyelidikan atau usulan dari, diskusi atau negosiasi dengan, memberikan informasi non-publik kepada, atau mempertimbangkan manfaat dari setiap penyelidikan yang tidak diminta atau usulan dari, setiap orang (selain Pembeli) yang berkaitan dengan setiap transaksi yang melibatkan penjualan bisnis atau aset-aset (selain dalam usaha sehari-hari) dari Perusahaan, atau modal saham Perusahaan, atau merger, konsolidasi, kombinasi usaha atau transaksi serupa yang melibatkan Perusahaan. Jual beli saham LIU tersebut akan dilakukan dalam jangka waktu 90 hari setelah penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat. Pada tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan membayar uang muka sebesar Rp untuk pembelian saham LIU tersebut diatas. Transaksi jual beli saham tersebut dilakukan tanggal 3 Agustus 2011 (Catatan 33). 134

151 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 12. ASET TETAP 1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan 31 Juli 2011 Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat Januari 2010 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2010 Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat

152 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2009 Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat Januari 2008 Penambahan Pengurangan 31 Januari 2008 Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan: Tanah Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan Perbaikan bangunan yang disewa Pabrik elpiji, mesin dan peralatan Perlengkapan, peralatan kantor dan perabot Peralatan transportasi Jumlah Jumlah Tercatat Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 31 Juli 31 Juli 31 Desember (Tujuh bulan) (Tujuh bulan) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Beban pokok penjualan (Catatan 22) Beban umum dan administrasi (Catatan 24) Jumlah

153 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan dengan Hak Guna Bangunan (HGB) untuk periode 13 sampai 20 tahun yang berakhir pada tahun 2017 sampai dengan Manajemen berpendapat bahwa tidak akan ada kesulitan dalam perpanjangan HGB karena properti diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan. Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (Catatan 18). Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap segala risiko kepada PT Tridharma Proteksi dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 7,52 milliar dan US$ 25,5 juta pada tanggal 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010 dan 2009 dan jumlah pertanggungan sebesar Rp 6,57 milliar dan US$ 25,5 juta pada tanggal 31 Desember Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. 13. UTANG USAHA KEPADA PIHAK BERELASI Akun ini merupakan utang kepada PT Ogspiras Basya Pratama (OBP), pihak berelasi, sehubungan dengan pembelian bahan baku gas. OBP memiliki kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina, Badan Usaha Milik Negara, yang efektif berlaku selama 15 tahun sejak aliran pertama pasokan bahan baku gas dan setelah selesai menjalankan tes atau setelah pengiriman seluruh volume kontrak. 14. UTANG LAIN-LAIN 31 Juli Desember Rp Rp Rp Rp a. Berdasarkan Kreditur Pihak berelasi (Catatan 29) Northbrooks Universal Ltd. (NUL) Pihak ketiga PT Binasarana Kharismajaya (Catatan 10) PT Harindo Putra Jaya PT Pertamina Gas (Pertagas) PT Trakindo Utama CV Afzarki Permata Abadi PT Mulya Adhi Paramita RS R.K. Charitas Palembang PT Bumimerak Terminalindo CV Permata PT Mitra Asmoco Utama Lain-lain Jumlah pihak ketiga Jumlah b. Berdasarkan Mata Uang US Dollar Rupiah Jumlah

154 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 15. UTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Indonesia Infrastructure Pte. Ltd. ("IIPL") NUL Jumlah Bagian jangka pendek - ( ) ( ) - Pinjaman jangka panjang - bersih Pinjaman dari IIPL Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, maka pinjaman tidak dikenakan bunga, tetapi sebaliknya, tingkat bunga 15% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman tersebut sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan suku bunga akan dinaikkan dari 15% menjadi 18% per tahun apabila Perusahaan gagal membayar penuh pinjaman pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pada tanggal 16 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan sebesar US$ untuk Tranche A dan US$ untuk Tranche B. Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, maka pinjaman tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga dinaikkan dari 17% menjadi 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan IIPL, dimana IIPL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ Menurut perjanjian pinjaman, pinjaman akan dikenakan suku bunga 15% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%). Pinjaman akan jatuh tempo pada 31 Desember 2012 dan peningkatan suku bunga dari 15% sampai 18% per tahun akan dikenakan jika Perusahaan gagal membayar pinjaman secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pinjaman dari NUL Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga pinjaman dinaikkan dari 17% sampai 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar pinjaman secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. 138

155 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pada tanggal 15 Januari 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ Menurut perjanjian pinjaman, jika pinjaman tersebut dilunasi pada atau sebelum tanggal 15 Januari 2008, tidak akan dikenakan bunga, tetapi jika sebaliknya, tingkat bunga 17% per tahun (setelah dipotong pajak dengan tarif maksimum 10%) akan dikenakan atas pinjaman sejak dari tanggal penarikan aktual. Pinjaman tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2010 dan suku bunga pinjaman dinaikkan dari 17% sampai 20% per tahun karena Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan NUL, dimana NUL setuju untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan dengan jumlah maksimum sebesar US$ Menurut perjanjian, pinjaman itu dikenakan bunga sebesar 15% per tahun (setelah dipotong pajak penghasilan dengan tarif paling tinggi 10%). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo tanggal 31 Desember 2012, dan suku bunga pinjamana akan dinaikkan dari 15% menjadi 18% apabila Perusahaan gagal untuk membayar secara penuh pada tanggal jatuh tempo tersebut. Berdasarkan perjanjian pinjaman, jika pinjaman Perusahaan kepada UOB telah dibayar lunas dan kepentingan yang dijaminkan telah dibebaskan seluruhnya oleh UOB, Perusahaan akan membebani atau menjaminkan semua aset yang saat ini dibebani atau dijaminkan kepada UOB untuk kepentingan pemegang saham, untuk menjamin pembayaran tepat waktu dari pinjaman dan pemenuhan kewajiban-kewajiban Perusahaan berdasarkan perjanjian pinjaman. Pinjaman tersebut diatas disubordinasikan selama utang bank jangka panjang. Pada tahun 2011, semua pinjaman dari pihak-pihak berelasi tersebut telah dilunasi. 16. UTANG PAJAK 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Pajak penghasilan badan (Catatan 26) Pajak penghasilan Pasal 4(2) Pasal Pasal Pasal Pasal Pajak Pertambahan Nilai - bersih Jumlah

156 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 17. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Jasa profesional Bunga Beban pemasaran Bonus Riset dan pengembangan Jasa manajemen Lain-lain Jumlah UTANG BANK 2011 Pada tanggal 14 April 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dan modal kerja dari PT Bank UOB Indonesia ( Bank UOB ) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 43 juta, terdiri dari: Jumlah maksimum fasilitas 31 Juli 2011 Fasilitas yang sudah digunakan US$ US$ Setara dengan Rp Fasilitas kredit modal kerja Fasilitas kredit investasi Fasilitas Term Loan (TL) Fasilitas Term Loan (TL) Fasilitas Term Loan (TL) Jumlah Bagian jangka pendek Fasilitas TL 1 ( ) Fasilitas TL 2 ( ) Jumlah pinjaman bagian jangka pendek ( ) Biaya provisi bank ( ) Jumlah pinjaman bagian jangka panjang - Bersih Fasilitas Kredit Modal Kerja Fasilitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perusahaan yang terdiri dari fasilitas promes (promissory note) sebesar US$ dan fasilitas garansi bank sebesar US$ Pada tanggal pelaporan, saldo fasilitas tersebut di atas adalah nihil. Fasilitas Kredit Investasi Fasilitas TL1 Fasilitas ini digunakan untuk membiayai akuisisi 60% saham PAU. 140

157 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Fasilitas TL2 Fasilitas ini digunakan untuk membayar kembali utang kepada pemegang saham yang telah digunakan untuk membangun pabrik elpiji, mesin dan peralatan yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Bunga kredit Fasilitas TL1 dan TL2 adalah tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,75 persen per tahun ditambah 3-Bulan SIBOR (3-Month Singapore Inter Bank Offered Rate) yang berlaku; atau 1,5% per tahun ditambah biaya modal U.S. Dollar yang dikeluarkan oleh Bank UOB. Pembayaran pokok utang Fasilitas TL 1 dan 2 akan dilakukan dengan 20 (duapuluh) jumlah pembayaran yang sama, dimulai pada hari terakhir bulan ketiga setelah penggunaan pertama dari masing-masing Fasilitas TL1 dan 2. Pinjaman dari Bank UOB dijamin dengan aset Perusahaan dan pihak-pihak berelasi, antara lain: beberapa sertifikat tanah; bangunan, mesin dan peralatan dengan penyerahan secara fidusia; piutang usaha dengan penyerahan secara fidusia; klaim asuransi dengan penyerahan secara fidusia; saham Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. ("IIPL") dalam Perusahaan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; saham Northbrooks Universal Ltd. ("NUL") dalam Perusahaan dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; saham PT Surya Kencana Prima ("SKP") dalam OBP dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak dapat ditarik kembali; saham Perusahaan dalam PAU dengan kuasa untuk menjual saham yang tidak ditarik kembali; dan jaminan korporat (corporate guarantee) dari SKP. Perjanjian dari fasilitas pinjaman di atas memuat beberapa persyaratan, antara lain, Perusahaan harus menjaga rasio keuangan tertentu dan Perusahaan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan berikut tanpa persetujuan tertulis dari Bank UOB: mengajukan permohonan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran hutang, membubarkan dan melakukan atau untuk dilakukan penggabungan usaha (merger), akuisisi, peleburan usaha (konsolidasi), pemisahan usaha (spin off); melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru di dalam perusahaan lain, membuat anak perusahaan kecuali untuk rencana atau badan usaha yang sudah diungkapkan dalam Perjanjian ini; menggadaikan saham Perusahaan atau efek bersifat utang baik di dalam maupun di pasar modal; mengalihkan hak dan kewajiban Perusahaan berdasarkan Perjanjian ini, kecuali kegiatan operasional normal sehari-hari yang wajar; mengubah usaha bisnis yang dijalankan saat ini; melakukan perubahan anggaran dasar yang memerlukan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yaitu maksud dan tujuan, penurunan modal dan perubahan kepemilikan saham pengendali; memberikan jaminan perusahaan kepada pihak lain. Canopus Petroleum Inc. (CPI) dan asosiasinya akan menjaga kepemilikan dalam perusahaan secara langsung maupun tidak langsung melalui IIPL dan PT Akraya Internasional akan tetap mengelola managemen Perusahaan; Perusahaan boleh membayar dividen hanya sampai dengan 50% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan; dan kontrak gas antara Pertamina dan OBP akan dialihkan ke Perusahaan dalam jangka waktu enam (6) bulan setelah tanggal perjanjian pinjaman ditandatangani. 141

158 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Sehubungan dengan perubahan kepemilikan saham di Perusahaan, Bank UOB setuju untuk melepaskan jaminan gadai saham milik IIPL dan NUL menjadi jaminan gadai saham milik PT Trinugraha Akraya Sejahtera dan PT Ramaduta Teltaka, para pemegang saham baru Perusahaan (Catatan 33). Bank UOB juga meminta agar Bapak Garibaldi Thohir dan asosiasinya menjaga kepemilikan saham dalam Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui calon pemegang saham baru Perusahaan dan PT Akraya International akan tetap sebagai manajemen Perusahaan sesuai perjanjian manajemen yang berlaku saat ini. Setiap perubahan hal tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari Bank UOB dan 2008 Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan dan OBP (Peminjam) menandatangani Perjanjian Pinjaman dan Pengakuan Utang dengan Akta No. 29 dengan Bank UOB, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar US$ 16 juta yang ditujukan untuk pembiayaan Proyek Pabrik elpiji dan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo pinjaman bank terdiri dari: 31 Desember Rp Rp Pinjaman jangka panjang Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Pinjaman - Bersih Pinjaman bank dikenakan bunga sebesar bunga SIBOR tiga bulan ditambah 3,5% per tahun. Pinjaman bank dibayar dalam 10 angsuran triwulanan sebesar US$ dimulai pada 25 Maret 2008 sampai dengan 30 April Pinjaman tersebut di atas dijamin dengan, baik yang ada sekarang maupun masa yang akan datang: a. Tanah dan segala aksesi dan aksesoris; b. Pabrik elpiji, mesin dan peralatan; c. Piutang usaha; d. Rekening Dollar Amerika Serikat di Bank UOB; e. Klaim asuransi atas bangunan, pabrik elpiji, mesin dan peralatan; f. Seluruh saham Perusahaan, dan g. Hak dari kontrak off-take. Selama jangka waktu pinjaman bank, Perusahaan tidak akan, tanpa persetujuan tertulis dari Bank UOB, melakukan hal berikut ini: a. melakukan atau mengijinkan merger, konsolidasi atau reorganisasi yang secara substansial mengubah pemegang saham atau kepemilikan; b. menjual semua atau salah satu aset yang ada sekarang dan akan datang; melakukan tindakan yang menimbulkan utang lainnya; c. memperpanjang pinjaman kecuali yang diberikan dalam kegiatan bisnis dan untuk karyawan; d. membuat investasi tertentu; e. mengumumkan, membayar atau membagikan dividen; f. melakukan perjanjian sewa pembiayaan; g. membayar utang selain utang kepada Bank UOB dan yang timbul dalam kegiatan normal dari bisnis; dan h. menjadikan sebagai jaminan atau agunan semua surat berharga yang diberikan kepada Bank UOB. 142

159 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) CPI dan asosiasinya, pemilik dari IIPL, diharuskan untuk mempertahankan kepemilikan saham minimal 60% atas Perusahaan dan Perusahaan harus menjaga rasio utang terhadap modal maksimum sebesar 2,5 kali. Pada tahun 2010, seluruh saldo utang Bank UOB ini telah dilunasi. 19. MODAL SAHAM 31 Juli 2011 dan 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 Jumlah Persentase Jumlah modal Nama Pemegang Saham saham kepemilikan disetor % Rp Indonesia Infrastructure Group Pte. Ltd. (IIPL) Northbrooks Universal Ltd. (NUL) Jumlah Seluruh saham diatas dijadikan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 18). Sesuai dengan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Oktober 2011, sejak tanggal tersebut terdapat perubahan susunan pemegang saham Perusahaan (Catatan 33). 20. DIvIDEN TUNAI Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 5 April 2011, pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai sebesar US$ Pembayaran dividen dilakukan pada tanggal 12 April Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan tanggal 24 Juni 2011, pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai interim sebesar US$ Pembayaran dividen dilakukan pada tanggal 27 Juni PENJUALAN (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Elpiji (Catatan 30) Kondensat (Catatan 30) Propana Jumlah penjualan

160 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Rincian pelanggan dengan transaksi lebih dari 10% dari jumlah penjualan: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Elpiji (Catatan 30) PT Pertamina (Persero) Kondensat (Catatan 30) PT Surya Mandala Sakti PT Bumi Putera Maju PT Harindo Putera Jaya BEBAN POKOK PENJUALAN (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Bahan baku yang digunakan (Catatan 29 dan 30) Tenaga kerja langsung Overhead pabrik Jumlah biaya produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Akhir tahun ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah beban pokok penjualan Rincian overhead pabrik adalah sebagai berikut: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Penyusutan (Catatan 12) Suku cadang dan perlengkapan pabrik Transportasi dan akomodasi Tenaga kerja tidak langsung Sewa peralatan Perbaikan dan pemeliharaan Beban kantor Asuransi Penelitian dan Pengembangan Lain-lain Jumlah Semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dibeli dari OBP (Catatan 30). 23. BEBAN PENJUALAN Akun ini merupakan beban promosi dan distribusi produk Perusahaan. 144

161 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Biaya jasa profesional Biaya jasa manajemen (Catatan 30) Gaji dan tunjangan Transportasi dan akomodasi Sewa Penyusutan (Catatan 12) Beban kantor Biaya jasa hukum dan lisensi Utilitas, perbaikan, dan pemeliharaan Donasi dan kontribusi Lain-lain Jumlah Biaya jasa profesional sebesar US$ merupakan biaya konsultasi keuangan dalam rangka akuisisi saham PAU dan LIU. 25. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Bunga atas pinjaman: Pinjaman dari pihak-pihak berelasi Pinjaman bank Amortisasi biaya fasilitas pinjaman Beban garansi bank Biaya bank Jumlah PAJAK PENGHASILAN Beban pajak terdiri dari: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Pajak kini Pajak tangguhan ( ) ( ) ( ) ( ) Jumlah

162 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif Perbedaan temporer: Imbalan pasca kerja Bonus Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal ( ) ( ) Jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Beban dalam bentuk kenikmatan Donasi dan kontribusi Representasi dan hiburan Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Lain - lain ( ) Jumlah Laba kena pajak sebelum akumulasi rugi fiskal Akumulasi rugi fiskal ( ) Laba kena pajak Perhitungan beban pajak kini dan utang pajak adalah sebagai berikut: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Beban pajak kini: 25% x Rp untuk periode 31 Juli % x Rp untuk periode 31 Juli % x Rp untuk tahun % x Rp untuk tahun % x Rp tahun % x Rp tahun % x Rp tahun Jumlah Dikurangi pembayaran pajak dimuka Pasal Pasal Jumlah pajak dibayar dimuka Hutang pajak penghasilan badan

163 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pajak Tangguhan Rincian dari aset pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut: Dikreditkan pada laba 1 Januari periode berjalan 31 Juli 2011 (Tujuh bulan) 2011 Rp Rp Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Bonus Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal Jumlah Dikreditkan (dibebankan) pada laba periode berjalan 1 Januari (Tujuh bulan - 31 Juli 2010 tidak diaudit) 2010 Rp Rp Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal ( ) Jumlah Dikreditkan 1 Januari pada tahun 31 Desember 2010 berjalan 2010 Rp Rp Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal Jumlah Dikreditkan 1 Januari pada tahun 31 Desember 2009 berjalan 2009 Rp Rp Rp Liabilitas imbalan pasca kerja Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal Jumlah Dikreditkan Penyesuaian (dibebankan) karena 1 Januari pada tahun perubahan 31 Desember 2008 berjalan tarif pajak 2008 Rp Rp Rp Rp Akumulasi rugi fiskal ( ) - - Kewajiban imbalan pasca kerja ( ) Perbedaan nilai bersih aset tetap menurut komersial dan fiskal ( ) ( ) Jumlah ( ) ( )

164 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Rekonsiliasi antara beban pajak Perusahaan menurut laporan laba rugi komprehensif dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif Pajak penghasilan dengan tarif pajak efektif Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Penyesuaian pajak tangguhan atas perubahan tarif pajak Beban pajak IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan undang-undang No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja adalah 92, 93, 76, dan 60 karyawan masing-masing untuk tahun 2011, 2010, 2009, dan Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Efek dari pengurangan karyawan ( ) Pengakuan kerugian (keuntungan) aktuarial - ( ) ( ) ( ) Jumlah Jumlah liabilitas yang disajikan di laporan posisi keuangan yang timbul dari obligasi Perusahaan sehubungan imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Nilai kini liabilitas tidak didanai Keuntungan (kerugian) aktuarial tidak diamortisasi ( ) ( ) ( ) Jumlah

165 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 31 Juli 31 Desember Rp Rp Rp Rp Saldo awal periode Beban periode berjalan Pembayaran manfaat - ( ) - - Saldo akhir periode Biaya sehubungan dengan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen menggunakan asumi penilaian dibawah ini: 31 Juli 31 Desember (Tidak diaudit) Tingkat diskonto per tahun 8,00% 8,75% 8,75% 10,50% 12,00% Tingkat kenaikan gaji per tahun 15,00% 15,00% 15.00% 15,00% 15,00% Tingkat mortalitas 100% TMI2 100% TMI2 100% TMI2 100% TMI2 100% TMI2 Tingkat mordibitas 5% TMI2 5% TMI2 5% TMI2 5% TMI2 5% TMI2 Proporsi pensiun normal 100% 100% 100% 100% 100% Usia pensiun normal 55 tahun 55 tahun 55 tahun 55 tahun 55 tahun Asumsi tingkat pengunduran diri yang digunakan untuk periode-periode tersebut diatas adalah 5% per tahun sampai usia 30 tahun, kemudian berkurang secara berangsur-angsur sampai 0% pada usia 55 tahun. 28. LABA PER SAHAM DASAR 31 Juli 31 Desember (Tujuh bulan (Tujuh bulan) tidak diaudit) (Satu tahun) (Satu tahun) (Satu tahun) Rp Rp Rp Rp Rp Laba dan jumlah laba rugi komprehensif periode berjalan Jumlah saham Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar Laba per saham dasar (dalam Rp pen SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI Sifat Hubungan Pihak Berelasi a. IIPL dan NUL adalah pemegang saham Perusahaan. b. Northstar Pacific Capital (NPC) mempunyai manajemen yang sama dengan Perusahaan. c. Sejak 8 Nopember 2010, satu direktur Perusahaan adalah pemegang saham OBP. d. SKP adalah salah satu pemegang saham OBP. e. PT Akraya International adalah pihak pengelola manajemen Perusahaan

166 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Transaksi dengan Pihak Berelasi Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak antara lain, sebagai berikut: a. Pada tahun 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan NPC, dimana NPC harus memberikan layanan tertentu kepada Perusahaan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya manajemen kepada NPC. Perjanjian ini telah berubah beberapa kali, yang terakhir tanggal 10 Desember 2008 dimana perjanjian ini akan berlaku sampai dengan berakhirnya kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina (Catatan 30a) atau pada tanggal tertentu sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian. Beban yang berhubungan dengan perjanjian tersebut diatas disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 24). b. IIPL and NUL adalah penjamin Perusahaan untuk pinjaman yang diperoleh dari UOB (Catatan 18). c. Jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Direksi dan Komisaris Perusahaan untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2011 dan 2010 dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 455 juta, nihil, Rp 325 juta, nihil dan nihil. d. Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 7 dan KOMITMEN a. Pada tanggal 11 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi ("JOA") dengan OBP. OBP memiliki izin yang diperlukan untuk mengoperasikan rencana kilang elpiji untuk produksi elpiji, kondensat, dan propana, dan OBP memperoleh kontrak pasokan bahan baku gas dari Pertamina selama 15 tahun berikutnya atau sampai pengiriman kuantitas jumlah kontrak terpenuhi. Perusahaan memiliki semua sumber daya yang diperlukan dan pendanaan untuk membangun, memiliki dan menjalankan pabrik kilang elpiji. Perusahaan dan OBP bersama-sama mengoperasikan dan menjalankan bisnis elpiji. Kedua pihak sepakat bahwa bahan baku gas yang dibeli dari Pertamina dengan OBP akan diproses di pabrik elpiji Perusahaan. JOA telah diubah pada tanggal 20 September 2007 dan 28 Desember Perusahaan membeli semua bahan baku dari OBP, pihak berelasi. Pada tanggal 18 April 2011, JOA diamandemen dengan beberapa perubahan berikut, antara lain: a. Perusahaan bertanggung-jawab untuk: pengadaan mesin dan peralatan pemrosesan elpiji; menyediakan dana untuk mendukung operasi pabrik elpiji termasuk menyediakan modal kerja dan belanja modal (capital expenditure); secara keseluruhan mensupervisi, mengelola dan mengarahkan Kerjasama Operasi, termasuk untuk menjual dan mengelola penjualan elpiji dan kondensat; b. OBP bertanggung-jawab untuk: menjalankan semua kewajiban sehubungan dengan Kontrak dengan Pertamina; apabila memungkinkan, menyerahkan kontrak dengan Pertamina kepada Perusahaan; dan mendapatkan lisensi dan perijinan yang diperlukan untuk membangun, memelihara dan mengoperasikan pabrik elpiji. 150

167 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Pada tanggal 14 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Elpiji dengan Pertamina di mana pendahulunya akan menjual Elpiji pada harga yang disepakati. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan setiap harinya untuk memasok sejumlah 110 MT atau jumlah kontrak tahunan MT; jumlah kuantitas kontrak MT. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kuantitas kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya, perjanjian ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perusahaan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. Pada tanggal 14 Agustus 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun. c. Pada tanggal 12 Desember 2007, Perusahaan juga menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Harindo Putra Jaya dimana pendahulunya akan memenuhi kondensat dari pabrik elpiji dalam U.S. Dollar per barel ICP SLC yang ditentukan per bulan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 150 barrel ("bbls") atau jumlah kontrak setahun bbls, jumlah kuantitas kontrak adalah bbls. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai semua jumlah kontrak telah terpenuhi. Pada tanggal 13 Desember 2010, perjanjian ini telah diperpanjang selama 3 tahun berdasarkan perjanjian No 124/SEP-CT-HO/XII/10. d. Pada tanggal 1 Oktober 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian untuk Jasa Pendukung Pemasaran dengan Yayasan Indonesia Cerdas Bersatu, dimana yang terakhir akan menyediakan layanan dukungan pemasaran tertentu sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian tersebut sampai 14 Agustus Sebagai kompensasi, yang terakhir berhak mendapat biaya tetap dalam dukungan pemasaran seperti yang dinyatakan dalam perjanjian. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember e. Pada tanggal 27 Nopember 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jasa Manajemen dan Pengolahan Layanan Tambahan dengan PT Akraya International ("Akraya"), dimana Akraya harus memberikan layanan tertentu kepada Perusahaan sebagaimana tercantum dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini terakhir dirubah tanggal 11 Januari 2011, dimana Perjanjian ini akan berakhir pada: tanggal dimana kontrak pasokan bahan baku gas dengan Pertamina berakhir dengan atau tanpa perpanjangan kontrak tersebut; atau tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa proses produksi elpiji, kondensat dan propana Perusahaan tidak layak lagi secara komersial atau terdapat keadaan ketidakmampuan untuk medapatkan gas alam mentah selama periode yang memadai; atau tanggal dimana terdapat keyakinan yang memadai bahwa eksistensi dari Perusahaan dan Akraya tidak berkelanjutan lagi. Perjanjian diatas akan tetap berlaku walaupun terjadi perubahan pemegang saham atau transfer usaha (business transfer) Perusahaan kepada entitas lain. Sehubungan dengan Perjanjian tersebut di atas, Perusahaan mengadakan perjanjian lain dengan Akraya pada tanggal 5 Desember 2008, dimana yang terakhir akan menyediakan jasa tertentu untuk memperkuat pemasaran kondensat, meningkatkan operasi dan memulai proyek baru bagi Perusahaan. Sebagai kompensasi, Perusahaan akan membayar biaya yang ditentukan kepada manajemen Akraya. Perjanjian ini memiliki jangka waktu satu tahun terhitung pada tanggal 1 Januari Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember

168 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Sehubungan dengan perubahan Perjanjian antara Perusahaan dengan Akraya tanggal 11 Januari 2011, Perusahaan menyetujui Akraya untuk menyediakan Sumberdaya (Resource) sebagai Proyek Manajer yang bertanggung jawab untuk: meningkatkan dan mengoptimalisasikan operasi Perusahaan; menciptakan antar muka (interface) yang proaktif antara tim Pabrik dan teknologi atau pemasok peralatan; memperkuat pemasaran kondensat untuk mengoptimalkan keuntungan; dan memulai proyek-proyek baru. Biaya yang berhubungan dengan perjanjian tersebut di atas dijelaskan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 24). f. Pada tanggal 21 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penjualan Kondensat dengan PT Bumi Putra Maju dimana pendahulu akan memenuhi kondensat dari pabrik elpiji untuk dalam U.S. Dollar per barel ICP SLC ditentukan bulanan. Harga per bulan yang dikenakan adalah harga pasokan kondensat selama bulan sebelumnya. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan diharuskan untuk memasok setiap hari sejumlah 100 barrel ("bbls") atau jumlah kontrak tahunan bbls. Jumlah kontrak bbls. Perjanjian ini berlaku selama tiga (3) tahun mulai dari tanggal efektif atau sampai jumlah semua kontrak telah terpenuhi. Selanjutnya kesepakatan ini dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis oleh Perusahaan dalam waktu enam (6) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini. g. Pada bulan Oktober 2005, OBP dan PT Asia Star Indonesia ( ASI ) menandatangani Kontrak Pembelian dan Penjualan elpiji yang berasal dari pabrik elpiji, Palembang Sumatera Selatan untuk jangka waktu lima (5) tahun sejak aliran pertama pasokan bahan baku gas dan setelah selesai menjalankan tes atau setelah pengiriman seluruh volume kontrak. Kemudian, tanggal 20 Agustus 2007, OBP dan Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasi (PKO) sebagaimana diperbaharui dengan PKO tanggal 19 September 2006, dimana OBP dan Perusahaan secara bersama-sama mengoperasikan segala kegiatan pabrik elpiji, Palembang Sumatera Selatan. Pada tanggal 19 Pebruari 2009, ASI mengirim surat kepada Menteri Sumber Daya dan Mineral, yang antara lain menerangkan bahwa telah terjadi pelanggaran kontrak antara OBP dan ASI dan kesepakatan atas penyelesaian pelanggaran kontrak belum tercapai antara ASI, OBP dan Perusahaan. Pada tanggal 21 Mei, 2008, kesepakatan atas penyelesaian pelanggaran kontrak disetujui dan Perusahaan membayar US$ atas pemutusan Kontrak Pembelian dan Penjualan elpiji. h. Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruang kantor untuk masa tiga tahun dengan PT Kalindo Deka Griya. Perjanjian ini terakhir diperpanjang untuk masa tiga (3) tahun sampai 31 Maret KONSENTRASI RISIKO Seperti dijelaskan dalam Catatan 30a, Perusahaan membeli semua bahan baku dari OBP, yang memiliki kontrak pasokan gas alam mentah dengan Pertamina, Badan Usaha Milik Negara. Saat ini, tidak ada sumber lain dari gas alam mentah yang dekat lokasi pabrik elpiji Perusahaan. Gangguan pasokan gas alam mentah dapat menyebabkan keterlambatan dalam pembuatan elpiji, propana dan kondensat dan kemungkinan kerugian penjualan, yang akan berdampak buruk pada hasil operasi. Selanjutnya, pemutusan kontrak tersebut dengan Pertamina dapat mengakibatkan penghentian bisnis Perusahaan. 152

169 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 32. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga dan risiko likuiditas. i. Manajemen risiko mata uang asing Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing adalah penjualan, pembelian dari persediaan dan pinjaman. Perusahaan mengelola eksposur mata uang asing dengan mencocokkan, sedapat mungkin, penerimaan dan pembayaran pada setiap mata uang individu. Eksposur mata uang asing pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 34. ii. Manajemen risiko kredit Risiko kredit mengacu pada risiko dimana pihak rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat pada rekening bank, deposito berjangka dan piutang usaha. Perusahaan menempatkan saldo bank dan deposito berjangka pada institusi keuangan yang layak dan terpercaya. Piutang usaha dilakukan dengan pihak ketiga terpercaya dan pihak berelasi. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit. iii. Manajemen risiko likuiditas Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan. Perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan. b. Nilai wajar instrumen keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya. c. Nilai wajar instrumen keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan telah mendekati nilai wajarnya. 153

170 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 33. PERISTIWA-PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN a. Berdasarkan Akta Notaris No. 6 tanggal 3 Agustus 2011 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, SH, notaris di Jakarta, YT menjual lembar saham yang dimilikinya di LIU masing-masing sebanyak lembar saham kepada Perusahaan dan lembar saham kepada Bpk. Isenta Hioe. b. Berdasarkan Akta Notaris No. 7 tanggal 3 Agustus 2011 dari Ny. Etty Roswitha Moelia, SH, notaris di Jakarta, KGL menjual lembar saham yang dimilikinya di LIU kepada Perusahaan. c. Berdasarkan Surat Keputusan Edaran Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Oktober 2011, para pemegang saham Perusahaan menyetujui: pengalihan (lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham Perusahaan atau sama dengan 60% (enam puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perusahaan dari IIPL kepada PT Trinugraha Akraya Sejahtera; dan pengalihan (tiga puluh sembilan ribu enam ratus) saham Perusahaan atau sama dengan 40% (empat puluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor dalam Perusahaan dari NUL kepada PT Ramaduta Teltaka. Dengan demikian, susunan pemegang saham Perusahaan akan berubah menjadi sebagai berikut: Jumlah Persentase Jumlah modal Nama Pemegang Saham saham kepemilikan disetor % Rp PT Trinugraha Akraya Sejahtera PT Ramaduta Teltaka Jumlah ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Juli 2011, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang Amerika Serikat (US$), sebagai berikut: 31 Juli 2011 Jumlah dalam Setara dengan U.S. Dollars Rupiah Aset Moneter Kas dan setara kas Piutang usaha Jumlah Aset Moneter Liabilitas Moneter Utang usaha Utang lain-lain Utang bank Biaya yang harus dibayar Jumlah Liabilities Moneter Liabilitas Moneter Bersih ( ) ( ) 154

171 PT SURYA ESA PERKASA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 JULI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT PT Surya DAN Esa Perkasa 31 DESEMBER Tbk. 2010, 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Kurs konversi untuk US$ ke Rupiah yang digunakan oleh Perusahaan pada tanggal 31 Juli 2011 serta kurs yang berlaku pada tanggal 10 Oktober 2011 masing-masing adalah Rp dan Rp per US$ 1. Apabila kurs tanggal 10 Oktober 2011 digunakan untuk mengkonversi liabilitas moneter bersih per tanggal 31 Juli 2011, maka Perusahaan akan mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah tanggung tanggung jawab manajemen Perusahaan. Laporan keuangan dari halaman 2 sampai dengan 41 ini telah disetujui dan disahkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 10 Oktober ******** 155

172 Halaman ini sengaja dikosongkan 156

173 XVII. LAPORAN PENILAIAN ASET OLEH PENILAI INDEPENDEN 157

174 Halaman ini sengaja dikosongkan 158

175 LAPORAN EKSEKUTIF RINGKAS DARI KILANG LPG LEMBAK TERLETAK DI JALAN RAYA PALEMBANG INDRALAYA KM. 17 SIMPANG Y, KELURAHAN SUNGAI RAMBUTAN, KECAMATAN INDRALAYA, KABUPATEN OGAN ILIR, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN SERTA FURNITUR, PERALATAN KANTOR DAN KENDARAAN TERLETAK DI MENARA KADIN, LANTAI 16 JALAN HR. RASUNA SAID BLOK X 5 KAvELING 2 3 KUNINGAN, JAKARTA SELATAN 31 JULI 2011 UNTUK PT. SURYA ESA PERKASA 159

KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN NAMUN

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI DALAM

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA.

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA. JADWAL Tanggal Efektif : 16 Maret 2018 Awal Perdagangan Waran Seri I : 27 Maret 2018 Masa Penawaran Umum : 19-20 Maret 2018 Akhir Perdagangan Waran Seri I Tanggal Penjatahan : 22 Maret 2018 - Pasar Reguler

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DIKETIK OLEH MKN2012. Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut :

DIKETIK OLEH MKN2012. Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut : SOAL UTS PERMBUATAN AKTA PERSEROAN TERBUKA 2011 VERSI TERJAWAB Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut : 1. Perseroan Terbuka yang telah mencatatkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan

Lebih terperinci

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK.

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK. PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK TERKAIT RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

PT PARAMITA BANGUN SARANA TBK

PT PARAMITA BANGUN SARANA TBK Tanggal Efektif 16 September 2016 Tanggal Distribusi Saham 27 September 2016 Masa Penawaran Umum 19 21 September 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan 27 September 2016 Tanggal Penjatahan 23 September

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami

Lebih terperinci

INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAM Sehubungan dengan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Provident Agro Tbk ( Perseroan )

INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAM Sehubungan dengan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Provident Agro Tbk ( Perseroan ) INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAM Sehubungan dengan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Persetujuan atas rencana pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. Prospektus Penawaran Umum Perdana Saham PT Mega Manunggal Property Tbk. Tahun PT MEGA MANUNGGAL PROPERTY Tbk.

PROSPEKTUS. Prospektus Penawaran Umum Perdana Saham PT Mega Manunggal Property Tbk. Tahun PT MEGA MANUNGGAL PROPERTY Tbk. JADWAL Tanggal Efektif : 4 Juni 2015 Masa Penawaran Umum Saham Perdana : 8 dan 9 Juni 2015 Tanggal Penjatahan : 10 Juni 2015 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 11 Juni 2015 Tanggal Distribusi Saham

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENJAMINAN EMISI EFEK PENAWARAN UMUM PT

PERJANJIAN PENJAMINAN EMISI EFEK PENAWARAN UMUM PT 1 Draft PERJANJIAN PENJAMINAN EMISI EFEK PENAWARAN UMUM PT -Nomor : -Pada hari ini,, tanggal -Hadir dihadapan saya, -Menurut keterangan mereka dalam hal ini masing-masing bertindak dalam jabatannya tersebut

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 32/POJK.04/2015

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia F / +62 21 2965 1222 www.nacounsels.com

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Lebih terperinci

PT JAYA TRISHINDO Tbk

PT JAYA TRISHINDO Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI INFORMASI INI MERUPAKAN PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN DARI KETERBUKAAN INFORMASI YANG TELAH DITERBITKAN PADA SITUS WEB PT JAYA TRISHINDO TBK

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- /BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan )

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan ) 1 KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Informasi ini dibuat dan ditujukan kepada para

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan )

KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka memenuhi Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-105/BL/2010, tanggal 13 April 2010, Lampiran

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 Peraturan Nomor IX.J.1 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Efek yang dapat dicatatkan di BEI (go public) dapat berupa: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saham Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap. DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN Anggaran Dasar Lama NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini

Lebih terperinci

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. ( Perseroan ) SERTA JADWAL DAN TATA CARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI

Lebih terperinci

SAHAM SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA. PT Global Teleshop Tbk

SAHAM SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA. PT Global Teleshop Tbk JADWAL PENAWARAN UMUM Tanggal Efektif : 28 Juni 2012 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 9 Juli 2012 Masa Penawaran : 2 4 Juli 2012 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 9 Juli 2012 Tanggal Penjatahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT AGUNG PODOMORO LAND TBK.

PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT AGUNG PODOMORO LAND TBK. PEMBERITAHUAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT AGUNG PODOMORO LAND TBK. Untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

PROSPEKTUS RINGKAS. Kegiatan Usaha Utama: Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi

PROSPEKTUS RINGKAS. Kegiatan Usaha Utama: Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas bumi PROSPEKTUS RINGKAS OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. DUTA INTIDAYA. PT DUTA INTIDAYA TBK. KARET SEMANGGI, SETIABUDI PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

PROSPEKTUS. DUTA INTIDAYA. PT DUTA INTIDAYA TBK. KARET SEMANGGI, SETIABUDI PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM PROSPEKTUS.. PT TBK. KARET SEMANGGI, SETIABUDI PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM PPRROOSSPPEEKKTTUUSS Tanggal Efektif : 15 Juni 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 27 Juni 2016 Tanggal Distribusi Saham

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

PROSPEKTUS PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

PROSPEKTUS PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM PROSPEKTUS Tanggal Efektif : 29 Januari 2016 Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 10 Februari 2016 Masa Penawaran Umum : 2 4 Februari 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 10 Februari 2016

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GOLD Tbk, suatu perseroan terbatas terbuka yang dan berkedudukan di Jakarta Selatan (selanjutnya

GOLD Tbk, suatu perseroan terbatas terbuka yang dan berkedudukan di Jakarta Selatan (selanjutnya -menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak ---- ----------- dalam kedudukan mereka masing-masing, berturut-turut ---- ---- selaku Presiden Direktur dan Direktur PT MERDEKA COPPER GOLD Tbk, suatu

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.A.7 : TANGGUNG JAWAB MANAJER PENJATAHAN DALAM RANGKA PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM

PERATURAN NOMOR IX.A.7 : TANGGUNG JAWAB MANAJER PENJATAHAN DALAM RANGKA PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM PERATURAN NOMOR IX.A.7 : TANGGUNG JAWAB MANAJER PENJATAHAN DALAM RANGKA PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM 1. Penawaran Umum Penawaran Umum dapat merupakan Penawaran Umum kepada masyarakat

Lebih terperinci

PROSPEKTUS AWAL PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK.

PROSPEKTUS AWAL PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. PROSPEKTUS AWAL Masa Penawaran Awal : 3-8 Desember 2015 Perkiraan Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 23 Desember 2015 Perkiraan Tanggal Efektif : 16 Desember 2015 Perkiraan Tanggal Pengembalian

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. ABM INVESTAMA Tbk. (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ), berkedudukan di Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka cabang,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Kep-00113/BEI/11-2015 Perihal Peraturan Nomor I-R tentang Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor

Lebih terperinci

Prospektus Penawaran Umum Perdana Saham PT Graha Layar Prima Tbk

Prospektus Penawaran Umum Perdana Saham PT Graha Layar Prima Tbk JADWAL Tanggal Efektif : 28 Maret 2014 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 8 April 2014 Masa Penawaran Umum : 2 4 April 2014 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 8 April 2014 Tanggal

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Peraturan Bapepam PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-13/PM/1997,

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK Berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia ( Perseroan ) Kegiatan Usaha:

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA PT MAP BOGA ADIPERKASA Tbk. TAHUN PT MAP BOGA ADIPERKASA Tbk.

PROSPEKTUS. PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA PT MAP BOGA ADIPERKASA Tbk. TAHUN PT MAP BOGA ADIPERKASA Tbk. PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA PT MAP BOGA ADIPERKASA Tbk. TAHUN 2017 PROSPEKTUS JADWAL Tanggal Efektif : 14 Juni 2017 Masa Penawaran Umum Saham Perdana : 15-16 Juni 2017 Tanggal Penjatahan : 19 Juni 2017

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini bernama PT DUTA INTIDAYA Tbk, selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Perseroan ), berkedudukan di Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk, (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ) berkedudukan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk.

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (selanjutnya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham PENAWARAN UMUM Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebanyak 766.000.000 (tujuh ratus enam puluh enam juta) saham baru atas nama atau sebanyak 35,00% (tiga puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM KETUA BADAN

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk DAFTAR ISI Halaman Pasal 1 Nama dan Tempat Kedudukan... 1 Pasal 2 Jangka

Lebih terperinci