PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA"

Transkripsi

1 PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu kewenangan Bank Indonesia adalah menentukan keaslian uang rupiah yang diragukan keasliannya; b. bahwa masyarakat dapat meminta klarifikasi dari Bank Indonesia atas uang rupiah yang diragukan keasliannya; c. bahwa Bank Indonesia perlu meningkatkan layanan kepada masyarakat yang meminta klarifikasi atas uang rupiah yang diragukan keasliannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya; Mengingat : Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/7/PBI/2012 tentang Pengelolaan Uang Rupiah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5323);

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Uang Rupiah adalah rupiah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai mata uang. 2. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan dan bank umum syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan syariah. 3. Aplikasi Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center, yang selanjutnya disebut Aplikasi BI-CAC adalah sistem informasi yang digunakan untuk melakukan pencatatan, pengklasifikasian, dan analisis Uang Rupiah yang diragukan keasliannya yang diterima dari hasil permintaan klarifikasi oleh masyarakat. 4. Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah yang selanjutnya disingkat PJPUR adalah penyelenggara jasa pengolahan uang rupiah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggara jasa pengolahan uang rupiah. Pasal 2 Masyarakat dapat meminta klarifikasi kepada Bank Indonesia tentang Uang Rupiah yang diragukan keasliannya.

3 Pasal 3 (1) Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi: a. Bank; b. PJPUR; dan c. pihak selain Bank dan PJPUR. (2) Pihak selain Bank dan PJPUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas: a. perseorangan; b. badan hukum; dan c. lembaga yang melakukan fungsi penyelidikan dan penyidikan. BAB II CARA MEMPERLAKUKAN UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA Pasal 4 Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, yang menerima atau menemukan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dari nasabah dalam kegiatan layanan kas (front office) harus: a. menahan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya; b. mencatat identitas lengkap nasabah yang menyerahkan, menyetorkan, dan/atau menukarkan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya; c. memberikan tanda terima atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada nasabah; d. menginformasikan kepada nasabah bahwa: 1. Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tidak dikembalikan untuk keperluan permintaan klarifikasi kepada Bank Indonesia; 2. apabila Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dinyatakan asli oleh Bank Indonesia maka nasabah akan memperoleh penggantian sebesar nilai nominal; dan/atau

4 3. apabila Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dinyatakan tidak asli oleh Bank Indonesia maka Uang Rupiah tersebut tidak dikembalikan oleh Bank Indonesia; e. menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya; f. menjaga agar Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tidak diedarkan kembali; dan g. meminta klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada kantor Bank Indonesia terdekat. Pasal 5 Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, yang menerima atau menemukan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dari kegiatan pengolahan Uang Rupiah atau dari PJPUR (back office) harus: a. menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya; b. menjaga agar Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tidak diedarkan kembali; c. menjaga agar Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tidak disetorkan kepada Bank Indonesia; dan d. meminta klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada kantor Bank Indonesia terdekat. Pasal 6 PJPUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b yang menemukan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya harus: a. menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya; b. menjaga agar Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tidak disetorkan kepada Bank Indonesia; c. melaporkan kepada Bank atau pihak lain pemberi pekerjaan mengenai penemuan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya, dalam hal Uang Rupiah tersebut milik Bank atau pihak lain; dan

5 d. dalam hal pemilik Uang Rupiah tersebut adalah Bank atau pihak lain maka PJPUR harus menyerahkan fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada Bank atau pihak lain, atau meminta klarifikasi kepada kantor Bank Indonesia terdekat atas persetujuan Bank atau pihak lain. Pasal 7 Pihak selain Bank dan PJPUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c yang menemukan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya harus: a. menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya; b. menjaga agar Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tidak diedarkan kembali; dan c. meminta klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada kantor Bank Indonesia terdekat. BAB III PERMINTAAN KLARIFIKASI OLEH BANK ATAU PJPUR Bagian Kesatu Aplikasi BI-CAC Pasal 8 (1) Bank Indonesia menyediakan Aplikasi BI-CAC kepada Bank dan PJPUR untuk permintaan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. (2) Bank dan PJPUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. seluruh jaringan kantor Bank, kecuali: 1. kantor kas; dan 2. jaringan kantor Bank yang tidak melakukan fungsi operasional; dan b. kantor pusat PJPUR dan kantor cabang PJPUR yang melakukan kegiatan pengolahan Uang Rupiah.

6 (3) Bank dan/atau PJPUR menggunakan Aplikasi BI-CAC dengan tata cara pengoperasian mengacu pada Pedoman Permintaan Klarifikasi sebagaimana tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini. Bagian Kedua Permintaan Klarifikasi melalui Aplikasi BI-CAC Pasal 9 (1) Bank atau PJPUR mengajukan permintaan klarifikasi kepada Bank Indonesia dengan cara mengisi data Uang Rupiah yang diragukan keasliannya yang dimintakan klarifikasi melalui Aplikasi BI-CAC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). (2) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat informasi nasabah atau pengguna jasa, macam Uang Rupiah, pecahan Uang Rupiah, tahun emisi, jumlah lembar atau keping, nomor seri, dan jumlah nominal. (3) Bank atau PJPUR mencetak surat dan formulir permintaan klarifikasi dari Aplikasi BI-CAC sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 10 (1) Bank atau PJPUR harus menyerahkan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya secara langsung ke kantor Bank Indonesia terdekat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1). (2) Penyerahan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan surat dan formulir permintaan klarifikasi dari Aplikasi BI-CAC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3).

7 (3) Bank atau PJPUR harus menyusun Uang Rupiah yang diragukan keasliannya yang diserahkan kepada Bank Indonesia sesuai dengan rincian dalam formulir permintaan klarifikasi dari Aplikasi BI-CAC. Pasal 11 (1) Bank Indonesia memberikan salinan tanda terima Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada Bank atau PJPUR, sebagaimana contoh tanda terima yang tercantum pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini. (2) Dalam hal terdapat perbedaan antara Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dengan rincian dalam bukti permintaan klarifikasi dari Aplikasi BI-CAC maka Bank Indonesia dapat melakukan penyesuaian rincian tersebut sesuai dengan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya yang diterima dari Bank atau PJPUR. (3) Dalam hal terdapat penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka Bank Indonesia memberikan salinan tanda terima Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sesuai rincian yang disesuaikan kepada Bank dan/atau PJPUR. Pasal 12 (1) Dalam hal Bank atau PJPUR menyerahkan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya melampaui jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) maka dilakukan tata cara sebagai berikut: a. Bank Indonesia tetap menerima Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dimaksud dan memberikan salinan tanda terima sementara kepada Bank atau PJPUR, sebagaimana contoh tanda terima sementara pada Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini; dan

8 b. Bank atau PJPUR harus mengajukan kembali permintaan klarifikasi Uang Rupiah yang diragukan keasliannya melalui Aplikasi BI-CAC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) sesuai rincian sebagaimana tercantum dalam lampiran tanda terima sementara pada Lampiran III. (2) Pengajuan kembali permintaan klarifikasi melalui Aplikasi BI-CAC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal tanda terima sementara. (3) Tanda terima sementara dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki kedudukan yang sama dengan tanda terima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) sepanjang tanda terima tersebut belum diterbitkan. (4) Dalam hal Bank atau PJPUR akan mengajukan permintaan klarifikasi lain selama jangka waktu pengajuan kembali permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka pengajuan permintaan klarifikasi tersebut dilakukan dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) BAB IV PERMINTAAN KLARIFIKASI OLEH PIHAK SELAIN BANK DAN PJPUR Pasal 13 (1) Pihak selain Bank dan PJPUR mengajukan permintaan klarifikasi secara langsung atau tidak langsung kepada Bank Indonesia. (2) Dalam hal pihak selain Bank dan PJPUR mengajukan permintaan klarifikasi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pihak selain Bank dan PJPUR mengisi dan menandatangani formulir permintaan klarifikasi sebagaimana contoh yang tercantum dalam

9 Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini; dan b. pihak selain Bank dan PJPUR menyerahkan formulir permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a beserta dengan fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada Bank Indonesia. (3) Bank Indonesia memberikan salinan tanda terima Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada pihak selain Bank dan PJPUR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1). (4) Dalam hal terdapat perbedaan antara Uang Rupiah yang diragukan keasliannya dengan rincian dalam formulir permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka Bank Indonesia dapat melakukan penyesuaian rincian tersebut sesuai dengan yang diterima dari pihak selain Bank dan PJPUR. (5) Dalam hal terdapat penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) maka Bank Indonesia memberikan salinan tanda terima Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sesuai rincian yang telah disesuaikan kepada pihak selain Bank dan PJPUR. Pasal 14 (1) Dalam hal pihak selain Bank dan PJPUR mengajukan permintaan klarifikasi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) maka dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pihak selain Bank dan PJPUR mengisi dan menandatangani formulir permintaan klarifikasi sesuai rincian Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a; b. pihak selain Bank dan PJPUR mengirimkan formulir permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a beserta fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada Bank Indonesia dengan

10 menggunakan jasa pengiriman secara tercatat atau penyedia jasa pengiriman barang; c. pihak selain Bank dan PJPUR menyusun fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sesuai rincian dalam formulir permintaan klarifikasi dan memasukkannya ke dalam kemasan tertutup; d. pengiriman fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya beserta formulir permintaan klarifikasi ditujukan ke alamat kantor Bank Indonesia terdekat. (2) Bank Indonesia menerima formulir permintaan klarifikasi dari pihak selain Bank dan PJPUR serta mencatat jumlah fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sesuai dengan jumlah yang diterima dari pihak selain Bank dan PJPUR tersebut. (3) Segala risiko yang terjadi terhadap fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya selama dalam proses pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi tanggung jawab pihak selain Bank dan PJPUR. (4) Bank Indonesia menyampaikan salinan tanda terima permintaan klarifikasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II kepada pihak selain Bank dan PJPUR bersamaan dengan penyampaian klarifikasi. BAB V PENELITIAN ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA Bagian Kesatu Penelitian dan Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya Pasal 15 (1) Bank Indonesia melakukan penelitian terhadap fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya yang dimintakan klarifikasi oleh masyarakat.

11 (2) Berdasarkan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia memberikan klarifikasi dengan menyatakan: a. Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sebagai Uang Rupiah asli; atau b. Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sebagai Uang Rupiah tidak asli. Pasal 16 (1) Bank Indonesia menyampaikan klarifikasi kepada masyarakat yang mengajukan permintaan klarifikasi paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak: a. tanggal tanda terima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1); b. tanggal Bank atau PJPUR mengajukan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2); c. tanggal tanda terima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3); atau d. tanggal diterimanya formulir permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2). (2) Bank Indonesia dapat memperpanjang jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memberitahukan kepada masyarakat yang mengajukan permintaan klarifikasi. (3) Penyampaian klarifikasi kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pemberitahuan perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui: a. Aplikasi BI-CAC kepada Bank atau PJPUR; atau b. surat dan/atau surat elektronik kepada pihak selain Bank dan PJPUR.

12 Pasal 17 (1) Dalam hal Uang Rupiah yang diragukan keasliannya merupakan milik nasabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Bank harus memberitahukan klarifikasi dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) kepada nasabah tersebut. (2) Dalam hal Uang Rupiah yang diragukan keasliannya merupakan milik Bank atau pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, PJPUR harus memberitahukan klarifikasi dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) kepada Bank atau pihak lain tersebut. Bagian Kedua Uang Rupiah yang Dinyatakan Asli Pasal 18 (1) Bank Indonesia memberikan penggantian atas Uang Rupiah yang dinyatakan asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a sebesar nilai nominal Uang Rupiah tersebut. (2) Dalam hal Uang Rupiah yang dinyatakan asli dalam kondisi lusuh, cacat, atau rusak maka penggantian mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penukaran uang rupiah. (3) Bank Indonesia melakukan penggantian Uang Rupiah yang dinyatakan asli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dengan cara: a. mengkredit ke rekening giro Bank yang berada di Bank Indonesia, dalam hal pihak yang meminta klarifikasi adalah Bank. b. tunai atau mengkredit ke rekening Bank yang ditunjuk, dalam hal pihak yang meminta klarifikasi merupakan: 1. PJPUR; atau 2. pihak selain Bank dan PJPUR.

13 Pasal 19 (1) Bank menyampaikan penggantian atas Uang Rupiah yang dinyatakan asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) kepada nasabah dengan cara: a. tunai; atau b. mengkredit rekening simpanan nasabah pada Bank tersebut dengan terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari nasabah. (2) Dalam hal penggantian dilakukan dengan cara tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a maka Bank memberikan Uang Rupiah yang masih layak edar kepada nasabah. (3) PJPUR menyampaikan penggantian atas Uang Rupiah yang dinyatakan asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) kepada Bank atau pihak lain dengan cara: a. tunai; b. transfer ke rekening Bank, dalam hal pengguna jasa PJPUR berupa Bank; atau c. transfer ke rekening Bank yang ditunjuk oleh pihak lain, dalam hal pengguna jasa PJPUR berupa pihak lain. Pasal 20 Dalam hal PJPUR atau pihak selain Bank dan PJPUR tidak dapat dihubungi oleh Bank Indonesia selama jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal konfirmasi pertama atau PJPUR atau pihak selain Bank dan PJPUR tidak diketahui keberadaannya maka Bank Indonesia mengalihkan penyelesaian Uang Rupiah penggantian tersebut kepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14 Bagian Ketiga Uang Rupiah yang Dinyatakan Tidak Asli Pasal 21 Bank Indonesia tidak memberikan penggantian atas Uang Rupiah yang dinyatakan tidak asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b. Pasal 22 Terhadap Uang Rupiah yang dinyatakan tidak asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 maka Bank Indonesia melakukan langkah sebagai berikut: a. tidak mengembalikan Uang Rupiah tidak asli kepada pihak yang mengajukan permintaan klarifikasi; b. menatausahakan Uang Rupiah tidak asli; c. melakukan klasifikasi terhadap Uang Rupiah tidak asli; d. memberikan tanda terhadap Uang Rupiah tidak asli; dan e. menyerahkan Uang Rupiah tidak asli yang telah diberikan tanda sebagaimana dimaksud dalam huruf d kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pasal 23 (1) Penyerahan Uang Rupiah tidak asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf e dilakukan setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya. (2) Dalam hal tanggal 15 (lima belas) jatuh pada hari libur maka penyerahan Uang Rupiah tidak asli dilakukan pada hari kerja berikutnya. (3) Penyerahan Uang Rupiah tidak asli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berita acara serah terima yang ditandatangani oleh pegawai Bank Indonesia dan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

15 Pasal 24 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a dan huruf d serta Pasal 23 tidak berlaku apabila permintaan klarifikasi Uang Rupiah yang diragukan keasliannya diajukan oleh lembaga yang melakukan fungsi penyelidikan dan penyidikan. BAB VI KETENTUAN LAIN - LAIN Pasal 25 Ketentuan mengenai tata cara klarifikasi terhadap Uang Rupiah yang diragukan keasliannya, untuk pembawaan Uang Rupiah masuk ke dalam wilayah pabean Republik Indonesia tunduk pada Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini. Pasal 26 Ketentuan mengenai klarifikasi Uang Rupiah yang diragukan keasliannya bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri tunduk pada Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini. Pasal 27 Dalam hal terjadi gangguan Aplikasi BI-CAC yang menyebabkan Aplikasi BI-CAC tidak dapat digunakan maka: a. permintaan klarifikasi yang disampaikan oleh Bank atau PJPUR dilakukan secara langsung dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2); dan/atau b. Bank Indonesia menyampaikan klarifikasi kepada Bank atau PJPUR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui surat dan/atau surat elektronik.

16 Pasal 28 (1) Pihak selain Bank dan PJPUR dapat mengajukan permintaan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya pada kegiatan kas keliling Bank Indonesia. (2) Permintaan klarifikasi oleh pihak selain Bank dan PJPUR dilakukan dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2). BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 (1) Bank atau PJPUR mengajukan permintaan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya melalui Aplikasi BI-CAC mulai tanggal 15 Januari (2) Bank atau PJPUR masih dapat mengajukan permintaan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tanpa melalui Aplikasi BI-CAC sampai dengan tanggal 13 April (3) Permintaan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara langsung dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2). BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Pada saat Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku: a. Bab III angka 3 sampai dengan angka 6 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/22/DLN tanggal 10 Mei 2004 perihal Persyaratan dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Keluar atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia; dan

17 b. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/28/DPU tanggal 24 November 2016 perihal Tata Cara Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 31 Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 15 Desember Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan penempatan Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 November 2017 ANGGOTA DEWAN GUBERNUR, TTD SUGENG

18 PENJELASAN ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA I. UMUM Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang mengamanatkan kepada Bank Indonesia sebagai lembaga yang berwenang menentukan keaslian Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Sehubungan dengan kewenangan tersebut maka masyarakat yang terdiri atas Bank, PJPUR, dan pihak selain Bank dan PJPUR dapat meminta klarifikasi dari Bank Indonesia atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Guna meningkatkan layanan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada Bank atau PJPUR maka Bank Indonesia telah menyediakan Aplikasi BI-CAC. Dengan demikian, tata cara klarifikasi mulai dari permintaan, penerimaan, pemrosesan, penelitian, sampai dengan pemberitahuan klarifikasi dilakukan dengan Aplikasi BI-CAC. Penggunaan Aplikasi BI-CAC merupakan upaya Bank Indonesia dalam penguatan aspek governance, transparansi, kecepatan layanan, dan keakuratan data terkait Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Bank Indonesia juga meningkatkan layanan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya kepada masyarakat yang merupakan pihak selain Bank dan PJPUR dengan cara mengajukan permintaan klarifikasi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini, permintaan klarifikasi secara tidak langsung dilakukan dengan mengirimkan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya melalui jasa

19 pengiriman kepada Bank Indonesia. Selain itu, masyarakat juga dapat mengajukan permintaan klarifikasi secara langsung pada kegiatan kas keliling Bank Indonesia. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Huruf b Termasuk pengertian badan hukum yaitu: a. lembaga yang memiliki fungsi dan tugas di bidang bea dan cukai yang menyampaikan permintaan klarifikasi atas Uang Rupiah yang diragukan keasliannya sehubungan dengan pembawaan Uang Rupiah masuk ke dalam wilayah pabean Republik Indonesia; b. bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah. Huruf c Lembaga yang melakukan fungsi penyelidikan dan penyidikan antara lain Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia. Pasal 4 Huruf a Huruf b

20 Huruf c Huruf d Huruf e Menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya antara lain tidak merusak fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tersebut seperti tidak merobek, memotong, dan mencoret-coret. Huruf f Huruf g Pasal 5 Huruf a Menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya antara lain tidak merusak fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tersebut seperti tidak merobek, memotong, dan mencoret-coret. Huruf b Huruf c Huruf d Pasal 6 Huruf a Menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya antara lain tidak merusak fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tersebut seperti tidak merobek, memotong, dan mencoret-coret. Huruf b

21 Huruf c Yang dimaksud dengan pihak lain adalah pengguna jasa PJPUR selain Bank. Huruf d Pasal 7 Huruf a Menjaga kondisi fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya antara lain tidak merusak fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya tersebut seperti tidak merobek, memotong, dan mencoret-coret. Huruf b Huruf c Pasal 8 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Angka 1 Angka 2 Jaringan kantor Bank yang tidak melakukan fungsi operasional adalah kantor Bank yang tidak menerima Uang Rupiah dari nasabah dan/atau melakukan pengolahan Uang Rupiah. Huruf b Ayat (3)

22 Pasal 9 Ayat (1) Permintaan klarifikasi kepada Bank Indonesia dalam Aplikasi BI-CAC termasuk mengisi data kantor Bank Indonesia terdekat yang dituju. Ayat (2) Ayat (3) Bukti permintaan klarifikasi dari Aplikasi BI-CAC digunakan sebagai dokumen penyerahan Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Pasal 10 Ayat (1) Contoh: Kantor Bank atau PJPUR yang berdomisili di Karawang, Jawa Barat mengajukan permintaan klarifikasi kepada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta meskipun secara geografis berada di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat yang berkedudukan di Bandung. Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan menyusun Uang Rupiah yang diragukan keasliannya antara lain menyusun sesuai dengan urutan pecahan dari pecahan besar ke pecahan kecil dan nomor urut data dalam bukti permintaan klarifikasi dari Aplikasi BI-CAC. Pasal 11 Pasal 12

23 Pasal 13 Ayat (1) Yang dimaksud dengan secara langsung adalah pihak selain Bank dan PJPUR datang langsung ke kantor Bank Indonesia untuk mengajukan permintaan klarifikasi Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Termasuk dalam pihak selain Bank dan PJPUR yaitu kuasa atau wakil dari pihak selain Bank dan PJPUR. Yang dimaksud dengan secara tidak langsung adalah pihak selain Bank dan PJPUR menggunakan jasa pengiriman secara tercatat atau penyedia jasa pengiriman barang dalam mengajukan permintaan klarifikasi Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Pasal 14 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan kemasan tertutup antara lain amplop dan boks. Huruf d Yang dimaksud dengan alamat kantor Bank Indonesia adalah alamat sebagaimana tercantum dalam laman resmi Bank Indonesia. Ayat (2)

24 Ayat (3) Ayat (4) Pasal 15 Ayat (1) Yang dimaksud dengan penelitian adalah pemeriksaan secara teliti terhadap fisik Uang Rupiah yang diragukan keasliannya. Ayat (2) Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan Uang Rupiah yang masih layak edar adalah Uang Rupiah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Ayat (3) Pasal 20 Yang dimaksud dengan pihak yang berwenang adalah pihak yang memiliki fungsi dan tugas mengurus harta peninggalan.

25 Pasal 21 Bank Indonesia tidak memberikan penggantian atas Uang Rupiah yang dinyatakan tidak asli dengan pertimbangan bahwa benda tersebut bukan merupakan Uang Rupiah. Pasal 22 Pasal 23 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Huruf a Huruf b Penyampaian klarifikasi kepada Bank atau PJPUR melalui surat dan/atau surat elektronik sepanjang Aplikasi BI-CAC masih mengalami gangguan. Pasal 28

26 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31

No. 18/28/DPU Jakarta, 24 November 2016 Oktober Perihal : Tata Cara Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya

No. 18/28/DPU Jakarta, 24 November 2016 Oktober Perihal : Tata Cara Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya No. 18/28/DPU Jakarta, 24 November 2016 Oktober 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Klarifikasi atas Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/7/PBI/2012

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERMINTAAN KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA MELALUI APLIKASI BI CAC

PEDOMAN PERMINTAAN KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA MELALUI APLIKASI BI CAC LAMPIRAN I PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TANGGAL 30 NOVEMBER 2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA PEDOMAN PERMINTAAN KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank

SURAT EDARAN. Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank No.6/49/DPU Jakarta, 14 Desember 2004 SURAT EDARAN Perihal : Permintaan Klarifikasi oleh Masyarakat dan Bank atas Uang yang Diragukan Keasliannya dan Laporan Penemuan Uang Palsu oleh Bank Sehubungan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/19/PADG/2017 TENTANG PENYETORAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH OLEH BANK DI BANK INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/19/PADG/2017 TENTANG PENYETORAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH OLEH BANK DI BANK INDONESIA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/19/PADG/2017 TENTANG PENYETORAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH OLEH BANK DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-U

2017, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-U No.21, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. 2016. Dimusnahkan. PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/1/PBI/2017 TENTANG JUMLAH DAN NILAI NOMINAL UANG RUPIAH YANG DIMUSNAHKAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/10/PBI/2013 TENTANG JUMLAH DAN NILAI NOMINAL UANG RUPIAH YANG DIMUSNAHKAN TAHUN 2011 DAN TAHUN 2012

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/10/PBI/2013 TENTANG JUMLAH DAN NILAI NOMINAL UANG RUPIAH YANG DIMUSNAHKAN TAHUN 2011 DAN TAHUN 2012 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/10/PBI/2013 TENTANG JUMLAH DAN NILAI NOMINAL UANG RUPIAH YANG DIMUSNAHKAN TAHUN 2011 DAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT 1 No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana melalui

Lebih terperinci

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.13/ 9 /DPU Jakarta, 5 April 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/14/PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN, PENGEDARAN, PENCABUTAN DAN PENARIKAN, SERTA PEMUSNAHAN UANG RUPIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/14/PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN, PENGEDARAN, PENCABUTAN DAN PENARIKAN, SERTA PEMUSNAHAN UANG RUPIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/14/PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN, PENGEDARAN, PENCABUTAN DAN PENARIKAN, SERTA PEMUSNAHAN UANG RUPIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu tugas Bank

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.177, 2016 PERBANKAN. BI. Rupiah. Pengolahan. Penyelenggara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5923). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Dimusnahkan. Jumlah. Nilai Nominal. PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/1/PBI/2015 TENTANG JUMLAH DAN NILAI NOMINAL UANG RUPIAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/15/PADG/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN, PENYAMPAIAN INFORMASI, DAN PEMANTAUAN PENYELENGGARA TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t No.94, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Daerah Pabean Indonesia. Asing. Uang Kertas. Pembawaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6050) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 17 / PBI/2000 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN SERTA PENCABUTAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 17 / PBI/2000 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN SERTA PENCABUTAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 17 / PBI/2000 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN SERTA PENCABUTAN DAN PENARIKAN UANG RUPIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung

Lebih terperinci

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA 1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna pengelolaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/10/PBI/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/14/PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN, PENGEDARAN, PENCABUTAN DAN PENARIKAN, SERTA PEMUSNAHAN UANG RUPIAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, 2 PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/21/PADG/2017 TENTANG PENYEDIAAN PREFUND DALAM PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara kesatuan negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2014 PERBANKAN. BI. Perlindungan Konsumen. Sistem Pebayaran. Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5498) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong terpeliharanya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 7 /PBI/2012 TENTANG PENGELOLAAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 7 /PBI/2012 TENTANG PENGELOLAAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 7 /PBI/2012 TENTANG PENGELOLAAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.190, 2012 PERBANKAN. BI. Bank Umum. Laporan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5349) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/

Lebih terperinci

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim No.1872, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PPATK. Penyedia Jasa Keuangan. Penghentian Sementara dan Penundaan Transaksi. Pencabutan. PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA No. 10/10/DASP Jakarta, 5 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem Bank Indonesia Real

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

No.18/32/DPSP Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N

No.18/32/DPSP Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N No.18/32/DPSP Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Bilyet Giro Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/41/PBI/2016 tentang Bilyet Giro (Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

No. 6/ 22 /DLN Jakarta, 10 Mei 2004 S U R A T E D A R A N

No. 6/ 22 /DLN Jakarta, 10 Mei 2004 S U R A T E D A R A N No. 6/ 22 /DLN Jakarta, 10 Mei 2004 S U R A T E D A R A N Perihal : Persyaratan Dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Ke luar Atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 33 /PBI/2008 TENTANG PENCABUTAN DAN PENARIKAN DARI PEREDARAN UANG KERTAS PECAHAN 10.000 (SEPULUH RIBU) RUPIAH TAHUN EMISI 1998, 20.000 (DUA PULUH RIBU) RUPIAH TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent No.570, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PMK.04/2017 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 12 /PBI/2012 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka efektivitas pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/2/PBI/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/7/PBI/2017 TENTANG PEMBAWAAN UANG KERTAS ASING KE DALAM DAN KE LUAR DAERAH PABEAN INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.129, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Devisa. Bank. Nasabah. Lalu Lintas. Pemantauan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5897) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu

Lebih terperinci

No.9/ 37 /DPU Jakarta, 27 Desember 2007 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.9/ 37 /DPU Jakarta, 27 Desember 2007 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.9/ 37 /DPU Jakarta, 27 Desember 2007 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia Menunjuk Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat.

Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat. No. 15/20/DKBU Jakarta, 22 Mei 2013 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat. Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/51/PBI/2005

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.93, 2017 KEUANGAN OJK. Informasi Keuangan. Sistem Layanan. Debitur. Pelaporan. Permintaan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.03/2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.03/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN UNTUK

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 TENTANG LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

No.6/ 25 /DPU Jakarta, 30 Juni 2004 SURAT EDARAN. Perihal : Penukaran Uang Rupiah

No.6/ 25 /DPU Jakarta, 30 Juni 2004 SURAT EDARAN. Perihal : Penukaran Uang Rupiah No.6/ 25 /DPU Jakarta, 30 Juni 2004 SURAT EDARAN Perihal : Penukaran Uang Rupiah Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/14/PBI/2004 tanggal 22 Juni 2004 tentang Pengeluaran, Pengedaran,

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang Kelas II (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

2017, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang Kelas II (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor No.34, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Balai Lelang. Pejabat Lelang. Kelas II. Jaminan Penawaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.06/2016 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

No.16/ 6 /DPU Jakarta, 17 April 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Bank Indonesia Sistem Informasi

No.16/ 6 /DPU Jakarta, 17 April 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Bank Indonesia Sistem Informasi No.16/ 6 /DPU Jakarta, 17 April 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Bank Indonesia Sistem Informasi Layanan Kas Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.285, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Devisa. Ekspor. Penerimaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5383) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2012 PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Sistem Pembayaran. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5381) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang No.82, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Konvensional. Jangka Pendek. Likuiditas. Pinjaman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6044) PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.106, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5885). PERATURAN BANK

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperlancar transaksi

Lebih terperinci

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia te

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia te No.36, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Prinsip Syariah. Lindung Nilai. Transaksi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5850) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran

Lebih terperinci

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 3/16/DPBPR Jakarta, 18 Juli 2001 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/43/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/29/PBI/2006 TENTANG DAFTAR HITAM NASIONAL PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.03/2017 TENTANG KREDIT ATAU PEMBIAYAAN KEPADA PERUSAHAAN EFEK DAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN DENGAN AGUNAN SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

No. 4/1/DPBPR Jakarta, 24 Januari 2002 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 4/1/DPBPR Jakarta, 24 Januari 2002 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 4/1/DPBPR Jakarta, 24 Januari 2002 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Penetapan Status Bank Perkreditan Rakyat Dalam Pengawasan Khusus Dan Pembekuan Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 37 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 37 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 03/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENGAWASAN HARTA TAMBAHAN DALAM RANGKA PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 03/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENGAWASAN HARTA TAMBAHAN DALAM RANGKA PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 03/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENGAWASAN HARTA TAMBAHAN DALAM RANGKA PENGAMPUNAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13 / 21 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemantauan kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan dan kelangsungan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 20 /PBI/2009 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 20 /PBI/2009 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 20 /PBI/2009 TENTANG TINDAK LANJUT PENANGANAN TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM STATUS PENGAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penyelesaian pengaduan nasabah merupakan salah satu bentuk peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/41/PBI/2016 TENTANG BILYET GIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/41/PBI/2016 TENTANG BILYET GIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/41/PBI/2016 TENTANG BILYET GIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat pembayaran nontunai berbasis warkat yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN -1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN Menimbang DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. Penempatan, Uang Daerah, deposito, Bank Umum.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. Penempatan, Uang Daerah, deposito, Bank Umum. No.65,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. Penempatan, Uang Daerah, deposito, Bank Umum. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal: Penyelesaian Pengaduan Nasabah

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal: Penyelesaian Pengaduan Nasabah No. 7/24/DPNP Jakarta, 18 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal: Penyelesaian Pengaduan Nasabah --------------------------------------------- Sesuai dengan Peraturan Bank

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah No.50, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Pasar Uang. Sertifikat Deposito. Transaksi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6034) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Transaksi. Lindung Nilai. Bank Umum. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5451) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini: LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 28 /BC/2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG CUKAI...(1).... Nomor :. (2)... Lampiran :.(3)... Perihal : Permohonan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/18/PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/8/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

2016, No Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan menjadi Undang-Undang; c. bahwa Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nom

2016, No Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan menjadi Undang-Undang; c. bahwa Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nom No.1277, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LPS. Peserta Penjaminan Simpanan. Laporan Bank Umum. PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN BANK UMUM PESERTA PENJAMINAN SIMPANAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

No.10/8/DPU Jakarta, 28 Februari 2008 SURAT EDARAN

No.10/8/DPU Jakarta, 28 Februari 2008 SURAT EDARAN No.10/8/DPU Jakarta, 28 Februari 2008 SURAT EDARAN Perihal : Penukaran Uang Rupiah Menunjuk Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/14/PBI/2004 tentang Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan serta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

Lebih terperinci

2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran

2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran No.153, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Kredit. Bank Umum. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5713). PERATURAN

Lebih terperinci

No. 17/10/DKMP Jakarta, 29 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 17/10/DKMP Jakarta, 29 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA No. 17/10/DKMP Jakarta, 29 Mei 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA Perihal : Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip

Lebih terperinci