BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai
|
|
- Hadi Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan garapan pengajaran di sekolah dasar yang memegang peranan penting, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa akan mengalami kesulitan dikemudian hari. Siswa yang tidak memiliki ketidakmampuan membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Hal tersebut akan berdampak pada kemajuan belajarnya yang lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Membaca itu adalah aktifitas yang menjemukan bagi sebagian orang, membaca merupakan hal yang mudah dan semua orang bisa, namun yang sulit adalah memahami, mengolah kata dan menyerap makna yang terkandung didalam sebuah susunan kata-kata yang dibaca. Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Menurut Moh. Amin (1985:12) yang dimaksud dengan kecerdasan dibawah rata-rata ialah apabila perkembangan umur kecerdasan (Mental Age, disingkat MA) seseorang terbelakang atau dibawah pertumbuhan usianya (Chronological Age, disingkat CA). Anak tunagrahita ringan mempunyai IQ dibawah rata-rata, yaitu antara Kurangnya kecerdasan berakibat pada
2 2 hambatan dan kesulitan dalam menerima pelajaran seperti membaca karena itu berkaitan dalam hal perkembangan inteligensi. Oleh karena itu dalam memberikan pelajaran bahasa khususnya membaca kepada anak tunagrahita dibutuhkan pendekatan khusus sesuai dengan perkembangan pembelajaran yang dapat membantu mereka agar dapat lebih mudah mengerti pelajaran yang disampaikan oleh pengajar khususnya membaca. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 6 orang siswa sekolah dasar kelas dua di SPLB-C YPLB Bandung, 4 siswa diantaranya sudah menguasai abjad, seorang siswa menguasai sebagian abjad dan seorang siswa lagi belum menguasai abjad. Hal ini dikarenakan hambatan intelektual yang dialami oleh mereka baik dalam mengingat huruf-huruf atau kata-kata yang diajarkan maupun dalam membedakan antar huruf. Rendahnya kemampuan bernalar anak tunagrahita juga sebagai faktor yang menimbulkan banyaknya kegagalan dalam belajar membaca. Membaca pada dasarnya merupakan proses sensoris, Ahmad Slamet dan Vismaia (2003) mengungkapkan apapun yang dapat kita katakan tentang membaca, tidak dapat dipisahkan dari kenyataan bahwa awalnya membaca merupakan proses sensoris, dimana isyarat dan rangsangan untuk kegiatan membaca itu masuk melalui pintu yang disebut sensor visual dan auditori. Menurut Rochyadi, E (2008:189) diyakini bahwa persepsi penglihatan (visual) memiliki pengaruh kuat sebagai prasyarat terhadap keterampilan membaca. Pandangan ini dibangun atas asumsi bahwa persoalan membaca lebih menyangkut kepada masalah lambang atau symbol bahasa (alphabet), Oleh karena itu,
3 3 penekanan utama dalam membentuk kesiapan belajar membaca, lebih difokuskan kepada persoalan persepsi visual. Dalam pandangan yang berbeda, diyakini bahwa membaca itu lebih merupakan persoalan bahasa, dan bahasa itu sendiri merupakan persoalan bunyi dimana prosesnya dilalui lewat sensori auditoris. Jika kita merujuk kepada paham ini maka persoalan yang harus dibangun di dalam kesiapan belajar membaca tidak disandarkan kepada proses persepsi visual, melainkan lebih menyangkut kepada proses auditory yaitu kesadaran akan bunyi bahasa atau yang disebut kesadaran linguistik. Bryant, dkk (1989) mengungkapkan bahwa kesadaran linguistik pada anak sekolah dasar merupakan salah satu perolehan peningkatan keterampilan membaca yang dapat menjadi prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan membaca. Hasil penelitian itu menemukan bahwa pelatihan kesadaran fonologis yang diberikan selama pengajaran membaca dapat mengembangkan keterampilan membaca anak, (Bradley & Brryant; 1983, Cunningham; 1990, Hatcher, Hulme & Ellis; 1994). Bagi penulis, antara symbol dan bunyi dalam aktivitas membaca merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan harus dipersepsi secara bersamaan. Dalam aktivitas membaca, symbol (huruf) itu harus dibunyikan, dan setiap apa yang akan dibunyikan harus sesuai dengan symbol yang ditampilkan. Oleh karena itu, menjadi sangat dimungkinkan aspek visual dan auditory itulah yang memberi dukungan kuat atas keberhasilan anak tunagrahita dalam hal membaca, sebab kedua aspek itu nyata-nyata memiliki pengaruh positif terhadap keterampilan membaca seseorang.
4 4 Atas dasar inilah maka penulis terdorong untuk mencoba mengungkapkan masalah keterampilan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan dengan metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut. Proses belajar membaca ini melatih indera penglihatan, indera pendengaran dan terutama merangsang terjalinnya hubungan antar sel-sel otak. Metode Glenn Doman yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu sarana bimbingan agar kemampuan membaca anak dapat berkembang baik. Metode membaca yang dikemukakan oleh Glenn Doman menekankan pada kemampuan penginderaan dimana anak distimulasi dengan kata-kata yang memiliki warna dan ukuran yang menarik perhatian dan penginderaan anak. Metode pembelajaran membaca Glenn Doman meliputi tujuh tahap pembelajaran. Tujuh tahap pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan penglihatan (pengenalan 5 kata yang ada di sekeliling dan akrab dengan anak, diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya). 2. Kata-kata diri (terdiri dari 5 kata-kata anggota badannya sendiri). 3. Kata-kata rumah (terdiri dari 5 kata yang meliputi kata-kata benda yang dimiliki keluarga, benda milik anak itu sendiri dan perbuatan yang sering dilakukan anak). 4. Susunan kata-kata dalam kalimat.
5 5 5. Susunan kata-kata dan kalimat. 6. Membaca buku yang sebenarnya; dan 7. Pengenalan abjad. Ciri khas aktivitas metode Glenn Doman yaitu kata-katanya di tulis dengan huruf yang besar hingga kecil dan berwarna, dibacakan dan diperlihatkan secara berulang-ulang. Metode Glenn Doman tidak mengajarkan huruf-huruf terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar anak tidak melakukan proses membaca dengan cara mengeja huruf menjadi sebuah kata akan tetapi membaca kata yang jelas memiliki suatu makna. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Metode Glenn Doman Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi yang terjadi dalam membaca permulaan. Adapun masalah-masalah tersebut sebagai berikut: 1. Siswa masih belum terampil dalam membaca permulaan. 2. Tidak digunakannya metode pengajaran khusus yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan membaca menyebabkan kemampuan membaca anak menjadi tidak berkembang.
6 6 3. Perlunya suatu media pembelajaran khusus sebagai alat bantu mengajar yang sesuai dengan metode yang akan digunakan dalam meningkatkan minat belajar siswa. 4. Pengunaan metode Glenn Doman dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca karena metode ini sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah yang akan diteliti, agar dalam pelaksanaannya tidak terlalu meluas dan dapat fokus pada suatu masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan 2. Penggunaan metode Glenn Doman sebagai metode membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan D. Rumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan di teliti, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode Glenn Doman memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan?
7 7 Rumusan masalah ini difokuskan pada pertanyaan penelitian berikut: a. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? b. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? E. Variabel Penelitian 1. Definisi konsep variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman merupakan suatu sarana bimbingan agar kemampuan membaca anak dapat berkembang baik. Metode Glenn Doman sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut, dimana anak distimulasi dengan kata-kata yang memiliki warna dan ukuran yang menarik perhatian dan penginderaan anak. Proses belajar membaca ini melatih indera penglihatan, indera pendengaran dan terutama merangsang terjalinnya hubungan antar sel-sel otak. Variable terikat (target behavior) kemampuan membaca permulaan. Kemampuan membaca permulaan ini meliputi tujuh tahap pembelajaran yaitu perbedaan penglihatan (diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda
8 8 dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya), kata-kata diri, kata-kata rumah, susunan kata-kata dalam kalimat, susunan kata-kata dan kalimat, membaca buku yang sebenarnya dan pengenalan abjad. 2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut. Pengembangan pembelajaran dengan metode Glenn Doman adalah rancangan pembelajaran membaca dengan tujuan merangsang aktivitas siswa dengan menggunakan permainan kartu kata. Melalui kartu kata tersebut siswa dikenalkan dengan sejumlah kata-kata mengenal perbedaan penglihatan (diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya), kata-kata diri, kata-kata rumah, susunan kata-kata dalam kalimat, susunan kata-kata dan kalimat, membaca buku yang sebenarnya dan pengenalan abjad melalui langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan teori Glenn Doman. Dari pengenalan kata-kata tersebut anak dapat terstimulasi untuk memperoleh kata sebanyak-banyaknya dan dapat membacanya.
9 9 b. Variabel terikat Variabel terikat disebut juga target behavior yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu kemampuan membaca permulaan dengan tujuh tahapan pembelajaran yaitu perbedaan penglihatan (diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya), kata-kata diri, kata-kata rumah, susunan kata-kata dalam kalimat, susunan kata-kata dan kalimat, membaca buku yang sebenarnya dan pengenalan abjad. Tujuh tahap pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: a) Perbedaan penglihatan (pengenalan 5 kata yang ada di sekeliling dan akrab dengan anak, diantara kata-kata ini harus ada namanama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya). b) Kata-kata diri (terdiri dari 5 kata-kata anggota badannya sendiri). c) Kata-kata rumah (terdiri dari 5 kata yang meliputi kata-kata benda yang dimiliki keluarga, benda milik anak itu sendiri dan perbuatan yang sering dilakukan anak). d) Susunan kata-kata dalam kalimat. e) Susunan kata-kata dan kalimat. f) Membaca buku yang sebenarnya; dan
10 10 g) Pengenalan abjad. F. Hipotesis Menurut Sudjana (2002:219) bahwa hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Metode Glenn Doman memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengaruh metode Glenn Doman terhadap kemampuan membaca pada anak tunagrahita ringan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? b. Kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? c. Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan melalui metode Glenn Doman.
11 11 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami prinsip-prinsip dalam penerapan membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan. b. Kegunaan Praktis Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya: 1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi guru-guru di SPLB-C YPLB Bandung dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa tunagrahita ringan. 2) Dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam menggali permasalahan mengenai strategi pembelajaran bagi siswa tunagrahita dalam kemampuan membaca permulaan. 3) Dapat membandingkan dengan metode yang selama ini dipakai dan bisa menerapkan metode ini.
BAB I PENDAHULUAN Desi Nurdianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Pemerintah No. 72 (Amin, 1995: 11) menyebutkan bahwa anak tunagrahita adalah Anak-anak dalam kelompok dibawah normal dan atau lebih lamban daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut Paud merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunagrahita merupakan anak dengan kebutuhan khusus yang memiliki intelegensi jelas-jelas berada dibawah rata-rata yang disertai dengan kurangnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neti Asmiati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Membaca merupakan pintu gerbang pengetahuan, dengan membaca seseorang akan mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan. Informasi yang diperoleh dari membaca
Lebih terperinciPengaruh Kesadaran Linguistik dan Kesadaran Persepsi Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunagrahita
Pengaruh Kesadaran Linguistik dan Kesadaran Persepsi Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Endang Rochyadi Sekolah Pascasarjana Prodi Pengembangan Kurikulum UPI Abstrak: Kajian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tunarungu kelas satu SDLB sebanyak enam orang belum mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diperoleh data bahwa siswa tunarungu kelas satu SDLB sebanyak enam orang belum mempunyai keterampilan membaca permulaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pendidikan menjadi sarana penting dalam upaya menciptakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan menjadi sarana penting dalam upaya menciptakan generasi unggul melalui peningkatan kualitas pendidikan formal dengan cara membangun pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari membaca mempunyai makna yang. penting. Membaca bukan saja sekedar memandangi lambang-lambang tertulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari membaca mempunyai makna yang penting. Membaca bukan saja sekedar memandangi lambang-lambang tertulis saja tetapi merupakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sebagai pintu gerbang pengetahuan. Seseorang dengan kemampuan membacanya bisa mendapatkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan juga menjadi hak setiap individu tanpa terkecuali seperti dijelaskan dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kaliwedi Kabupaten Cirebon dapat disimpulkan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan permainan pohon kata untuk meningkatkan kemampuan membaca dini melalui menghubungkan gambar dengan kata-kata
Lebih terperinciPENGARUH KESADARAN LINGUISTIK DAN KESADARAN PERSEPSI VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA. Oleh : Endang Rochyadi PLB FIP UPI
PENGARUH KESADARAN LINGUISTIK DAN KESADARAN PERSEPSI VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA Oleh : Endang Rochyadi PLB FIP UPI Abstrak Kajian ini untuk melihat faktor-faktor esensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita perlu diberikan pelajaran yang sama seperti anak-anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunagrahita perlu diberikan pelajaran yang sama seperti anak-anak pada umumnya sesuai dengan kemampuan dan tingkat kecerdasan yang dimilikinya. Meskipun
Lebih terperinciJASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016
Hubungan Persepsi Visual Terhadap Mental Age Dan Membaca Kata Anak Tunagrahita Astria, Endang Rochyadi, Prodi Pendidikan Khusus Sekolah Pascana Universitas Pendidikan Indonesia Astria@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, pendidikan dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan zaman yang berkembang semakin pesat. Masalah pendidikan di Indonesia mulai mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Salah satu keterampilan yang penting dan harus dikuasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang berhak mendapatkan pendidikan khusus. Pernyataan ini sesuai dengan UU No.20 tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang sangat menguntungkan
Lebih terperinciHAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin
HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK Mohamad Sugiarmin PERSEPSI Proses mental yg menginterpretasikan dan memberi arti pd obyek yg ditangkap atau diamati oleh indera. Ketepatan persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
Lebih terperinciadanya perkembangan ilmu pengetahuan Mengingat pentingnya membaca bagi
Riset* Pengaruh LatihanKesadaran Persepsi Visual * Pengaruh Latihan Kesadaran Persepsi Visual terhadap Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kasih Ibu dan SLB YJS III Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau prasekolah sangat pesat. Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menangani anak usia 4-6 tahun. Menurut para ahli, usia ini disebut juga usiaemas (golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan mendasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ali Murtadho Fudholy, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan luar biasa adalah bentuk layanan pendidikan yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk anak tunagrahita ringan. Banyak istilah yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusti Mustika, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal
Lebih terperinci2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Kesanggupan seseorang dalam membaca atau menangkap makna
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG
A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B merupakan salah satu rentang umur pada anak usia dini, yaitu usia 5 sampai 6 tahun. Masa ini memiliki peluang perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggarannya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD Pertiwi Laboro Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Bahasa merupakan saran yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bermain merupakan aktivitas yang penting dilakukan oleh anak-anak. Sebab dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Moeslichatoen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dialami oleh siswa sebagai peserta didik, untuk menentukan berhasil atau tidaknya
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang ini pendidian merupakan hal perlu diperhatikan, karena pendidikan dirasakan sangat penting dan dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ika Kustika, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya bahasa memiliki peran sentral dalam semua aspek perkembangan, baik dalam aspek perkembangan intelektual, sosial maupun emosional. Menurut Nida (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat atau gerak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembentukan karakter manusia yang perlu ditempu sejak dini, baik itu melalui lembaga formal maupun non formal. Pendidikan juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lia Afrilia,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hambatan anak tunarungu dalam membaca permulaan terjadi pada YC. Subjek YC mengalami katunarunguan yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan bahasa dan bicara.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam rentang kehidupan manusia, memiliki peran yang strategis. Manusia melalui usaha sadarnya berupaya untuk mengembangkan segenap potensi yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
88 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh dari metode multisensori dalam meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarah pada arti yang sama yaitu mereka yang kecerdasannya dibawah rata-rata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak istilah yang digunakan untuk anak tunagrahita ringan, namun semua mengarah pada arti yang sama yaitu mereka yang kecerdasannya dibawah rata-rata sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun,dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Luar Biasa merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu anak tunagrahita. Anak tunagrahita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan metode pembelajaran ada berbagai metode yang dilakukan oleh para pendidik. Diantaranya adalah metode bermain peran. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia kecil yang mempunyai rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika merupakan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap pembelajaran awal agar siswa dapat belajar memecahkan masalah. Bantuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fokus pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca, tanpa memiliki keterampilan membaca yang memadai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Setelah data hasil penelitian lapangan terkumpul yaitu tentang penggunaan games puzzle untuk melatih daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berperan penting bagi manusia adalah pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau cirri-ciri mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca menjadi bagian dari kehidupan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asni Asyani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak berusia 0-6 tahun. Anak usia dini berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat (Slamet,
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi
Modul ke: BAHASA INDONESIA Membaca untuk Menulis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara. Pendidikan di Indonesia telah memasuki tahap pembaruan dimana pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tematik 2.1.1 Pengertian Tematik Menurut Hadi Subroto (2000:9), pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini dalam perjalanan umur manusia merupakan periode penting bagi pembentukan otak, intelegensi, kepribadian, memori, dan aspek perkembangan yang lain.
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI RA PERWANIDA 1 SIMO KABUPATEN BOYOLALI
PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI RA PERWANIDA 1 SIMO KABUPATEN BOYOLALI Skripsi S1 Disusun Oleh : EKO SULISTYOWARNI A520085057 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuna grahita Ringan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna grahita adalah kata lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika mempunyai peran penting dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Pelajaran matematika diberikan untuk membekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan manusia dalam pergaulan sehari-hari dalam mencapai tujuan sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat utama yang diandalkan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pergaulan serta komunikasi dengan sesamanya. Keberhasilan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi. berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Suyanto (2007: 05), ilmu pengetahuan merupakan sarana yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi berguna bagi diri sendiri maupun orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami gangguan dalam. kecerdasan yang rendah. Gangguan perkembangan tersebut akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan mental, gangguan tersebut diakibatkan karena tingkat kecerdasan yang rendah. Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan meliputi rencana dan proses yang akan menentukan hasil yang ingin di capai sebagaimana termasuk dalam UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 ayat (1) tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arifin dan Hadi (2009: 1) menjelaskan bahwa bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa negara, seperti tercantum dalam Pasal 36, Undang- Undang Dasar 1945.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan sebagai suatu bentuk tanggung jawab atas peningkatan kualitas anak Indonesia.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratih Dwi Lestari,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan individu untuk saling menyampaikan dan menerima pesan. Pesan yang dimaksud akan sampai jika bahasa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari manusia. Melalui bahasa, manusia dapat menjalin komunikasi satu sama lain dengan lancar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi
Lebih terperinci: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa
Judul : Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa Nama Penulis : Widad Nabilah Yusuf (209000274) Pendahuluan Soemantri (2006) mengatakan tunagrahita memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa bertahan hidup secara sendiri. Fungsi dari manusia sebagai makhluk sosial yaitu membutuhkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Istilah tunarungu berasal dari dua kata yaitu tuna dan rungu. Tuna berarti
BAB II KAJIAN TEORITIS A. KONSEP DASAR ANAK TUNARUNGU 1. Pengertian Anak Tunarungu Istilah tunarungu berasal dari dua kata yaitu tuna dan rungu. Tuna berarti kekurangan atau ketidakmampuan dan rungu berarti
Lebih terperinci2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap individu pasti memiliki potensi tidak terkecuali pada siswa tunagrahita. Siswa tunagrahita memiliki potensi yang dapat dikembangkan, tetapi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mengembangkan dirinya dengan mengadakan interaksi dengan orang lain melalui bahasa. Melalui bahasa diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinci2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia dan untuk itu setiap warga Negara termasuk anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan yang bermutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena melalui bahasa manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini tidak selalu tumbuh dan berkembang secara normal. Ada diantara anak-anak tersebut yang mengalami hambatan, kelambatan,
Lebih terperinci