KATA PENGANTAR. Syukur alhamdulilah, tahun ini buku DATA DEMOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIAL BUDAYA KOTA MADIUN 2017 dapat diselesaikan dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Syukur alhamdulilah, tahun ini buku DATA DEMOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIAL BUDAYA KOTA MADIUN 2017 dapat diselesaikan dengan"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah, tahun ini buku DATA DEMOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIAL BUDAYA KOTA MADIUN 2017 dapat diselesaikan dengan baik. Dalam publikasi ini disajikan data-data demografi, ekonomi, dan sosial budaya diantaranya mengenai data penduduk, ketenagakerjaan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan indikator lainnya. Publikasi ini disajikan secara kuantitatif sehingga dapat memberi gambaran mengenai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Madiun. Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung dalam publikasi ini, disampaikan terima kasih. Saran perbaikan selalu diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Semoga publikasi ini bermanfaat. Madiun, Juli 2017

3 Daftar Isi DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v I. Gambaran Umum Letak Geografi Topografi Wilayah... 2 II. Demografi Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk Struktur dan Komposisi Penduduk Kepadatan PenduAngka Beban Tanggungan (ABT)... 7 III. Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi PDRB Per Kapita Inflasi Pengeluaran Penduduk Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun 2017 ii

4 Daftar Isi IV. Sosial Budaya Pendidikan Angka Buta Huruf (ABH) Angka Partisipasi Sekolah Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Fasilitas Pendidikan Kesehatan Angka Kematian Bayi Angka Harapan Hidup Fasilitas Kesehatan Jumlah Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Medis Penolong Persalinan Pemberian ASI Keluhan Kesehatan Keluarga Berencana Umur Kawin Pertama Kemiskinan Perumahan Agama V. Penutup VI. Lampiran Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun 2017 iii

5 Daftar Tabel DAFTAR TABEL Tabel 1 Luas Wilayah Kota Madiun Menurut Kecamatan.. 2 Tabel 2 JumlahPenduduk Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun Tabel 3 Jumlah Penduduk Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun Tabel 4 PDRB ADHB dan ADHK Kota MadiunTahun (JutaRupiah).. 11 Tabel 5 DistribusiPersentase PDRB ADHB Kota MadiunTahun Tabel 6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota di Wilayah Karesidenan MadiunTahun Tabel 7 InflasiBeberapa Kota Inflasi di JawaTimurTahun Tabel 8 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Makanan dan Non Makanan Kota MadiunTahun Tabel 9 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Makanan dan Non Makanan di Wilayah Karesidenan MadiunTahun Tabel10 APS Penduduk Kota MadiunTahun Tabel 11 APS Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun Tabel 12 EYS, MYS dan Indeks Pendidikan Kota Madiun Tahun Tabel 13 Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/ Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun 2017 iv

6 Daftar Tabel Tabel 14 Perentase Penduduk Kota Madiun Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun Tabel 15 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru Kota Madiun Tahun Tabel 16 Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Madiun Tahun Tabel 17 AHH dan Indeks Kesehatan Kota Madiun Tahun Tabel 18 AHH dan Indeks Kesehatan Kabupaten/ Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun Tabel 19 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Madiun Tahun Tabel 20 Jumlah Tenaga Medis Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Madiun Tahun Tabel 21 Jumlah Tenaga Keperawatan Puskesmas Menurut Kecamatan di Kota Madiun Tahun Tabel 22 Persentase Anak Usia 0-23 Bulan Menurut Jenis Kelamin dan Lama Pemberian ASI Tahun Tabel 23 Persentase Penduduk Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin dan Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Tahun Tabel 24 Persentase Penduduk Kota Madiun yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Tahun Tabel 25 Persentase Penduduk Menurut Alasan Tidak Berobat Jalan Tahun Tabel 26 Persentase Penduduk Menurut Tempat Berobat yang Dikunjungi Selama Satu Bulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin Tahun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun 2017 v

7 Daftar Tabel Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif di Kota Madiun Tahun Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan Kota Madiun Tahun Persentase Perempuan Usia 10 Tahun keatas yang Pernah Kawin Menurut Umur Kawin Pertama.. 55 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Madiun Tahun Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/ Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun (000) Persentase Tempat Tinggal Menurut Fasilitas Tempat Tinggal Kota Madiun Tahun Jumlah Penduduk Kota Madiun Menurut Kecamatandan Agama Tahun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun 2017 vi

8 Daftar Gambar DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Piramida Penduduk Kota Madiun Tahun Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Madiun Tahun Gambar 3 PDRB per Kapita Kota Madiun Tahun (Juta Rupiah) 17 Gambar 4 Perkembangan Inflasi Kota Madiun Tahun Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 Gambar 14 (Persen) 18 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Kota Madiun Tahun Angka Buta Huruf Kabupaten/ Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun Persentase Persalinan Menurut Tenaga Penolong Persalinan Terakhir Kota Madiun Tahun Persentase Penduduk Menggunakan Jaminan Kesehatan untuk Berobat Jalan Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan yang Ditempati Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Atap Rumah Terluas Kota Madiun Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Dinding Terluas Kota Madiun Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah Kota Madiun Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Kota Madiun Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Tempat Buang Air Besar Kota Madiun Tahun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun 2017 vii

9 I GAMBARAN UMUM

10 Gambaran Umum GAMBARAN UMUM 1.1 Letak Geografis Kota Madiun merupakan bagian dari 38 kabupaten/kota yang berada di dalam teritorial pemerintahan Provinsi Jawa Timur. Kota Madiun berada di bagian Barat Provinsi Jawa Timur, yang secara astronomis terletak antara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Berdasarkan letak geografi, Kota Madiun berada di tengah-tengah Kabupaten Madiun dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: Utara : Kecamatan Madiun (Kabupaten Madiun) Selatan : Kecamatan Geger (Kabupaten Madiun) Barat : Kecamatan Jiwan (Kabupaten Madiun) Timur : Kecamatan Wungu (Kabupaten Madiun) Kota Madiun terletak sekitar 172 km sebelah Barat Kota Surabaya atau sekitar 114 Km sebelah Timur Kota Surakarta. Salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo mengalir di kota ini yaitu Bengawan Madiun. Propinsi Laut Jawa Laut Jawa Selat Samudra Selat Madura Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

11 Gambaran Umum 1.2 Topografi Secara umum topografi wilayah tidak berbukit (dataran) dan kontur tanahnya stabil, sehingga wilayahnya cocok dijadikan sebagai pusat bisnis/ perdagangan/ industri. Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut Letaknya yang berada di tengahtengah wilayah Surabaya dan Yogyakarta yang merupakan salah satu kota yang dilalui alat transportasi bus antar provinsi, angkutan berat dan kereta api. Letaknya yang strategis menjadikan wilayah Kota Madiun sering mendapat julukan sebagai Kota Gadis (perdagangan, pendidikan dan industri), Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel. 1.3 Wilayah Luas wilayah Kota Madiun sekitar 33,23 km² atau 0,072 persen dari total luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota Madiun terbagi atas 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman dan Kecamatan Kartoharjo. Dari ketiga kecamatan tersebut, Kecamatan Taman memiliki wilayah terluas yaitu sekitar 12,46 Km 2 (37,50 persen), disusul dengan Kecamatan Kartoharjo (32,29 persen) dan Kecamatan Manguharjo (30,21 persen). Tabel 1 Luas Wilayah Kota Madiun Menurut Kecamatan Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Luas Wilayah ( % ) Jumlah kelurahan (1) (2) (3) (4) Manguharjo 10,04 30,21 9 Taman 12,46 37,50 9 Kartoharjo 10,73 32,29 9 Kota Madiun 33,23 100,00 27 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

12 II DEMOGRAFI

13 Demografi DEMOGRAFI Demografi/kependudukan meliputi ukuran, struktur dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian serta migrasi. Dalam melaksanakan pembangunan manusia, penduduk adalah central dari modal dasar dan sasaran pembangunan, sehingga data tentang kependudukan menjadi sangat vital dalam penentuan kebijakan pembangunan yang berorientasikan manusia sebagai sasaran utamanya. Selain itu data kependudukan juga sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, karena penduduk merupakan obyek sekaligus subyek pembangunan. Fungsi obyek bermakna penduduk menjadi target dan sasaran pembangunan yang dilakukan oleh penduduk. Fungsi subyek bermakna penduduk adalah pelaku tunggal dari sebuah pembangunan. Kedua fungsi tadi diharapkan berjalan seiring dan sejalan secara integral. 2.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia, hal ini akan menjadi potensi daerah dalam pembangunan. Sebaliknya, bila meningkatnya jumlah penduduk tidak diiringi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik akan menjadi beban dalam pembangunan daerah. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

14 Demografi Jumlah penduduk Kota Madiun Tahun 2016 sebesar jiwa, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2015 jumlah penduduk Kota Madiun sebesar jiwa. Bila dilihat menurut jenis kelamin, penduduk Kota Madiun didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak jiwa atau sebesar 51,03 persen, sedangkan penduduk laki-laki sebesar jiwa atau sebesar 48,97 persen. Tabel 2 Jumlah Penduduk Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2016 Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Manguharjo Taman Kartoharjo Jumlah Sumber : Dinas Dukcapil Kota Madiun 2.2 Pertumbuhan Penduduk Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan rata-rata pertumbuhan per tahun pada periode/waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dengan persentase. Rumus untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah: dimana: r = angka pertumbuhan penduduk Pt = jumlah penduduk pada tahun akhir P0 = jumlah penduduk pada tahun awal N = lamanya waktu antara Pt dan P0 Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

15 Demografi Pertumbuhan penduduk Kota Madiun Tahun 2016 sebesar 0,86 persen. Pertumbuhan ini akibat pertambahan jumlah penduduk tahun 2016 dibandingkan dengan tahun Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan wilayah dalam memberikan daya tampung dan daya dukung terhadap penduduk yang ada. Tingkat kepadatan penduduk dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tingkat kepadatan penduduk menghasilkan rata-rata jumlah penduduk per km 2. Makin besar jumlah penduduk pada setiap km 2 yang bertempat tinggal di suatu daerah maka semakin padat penduduknya. Kepadatan penduduk Kota Madiun tahun 2016 sebesar jiwa/km 2, yang artinya setiap 1 Km 2 di Kota Madiun dihuni oleh sekitar jiwa. Kepadatan penduduk tahun 2016 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebesar jiwa/km Struktur dan Komposisi Penduduk Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan penduduk secara lebih khusus, biasa dilihat dari struktur/komposisi penduduk. Struktur atau komposisi penduduk yang biasa dilakukan dilakukan menurut jenis kelamin dan umur. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

16 Demografi a. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin Ukuran yang biasa digunakan untuk membandingkan antara komposisi penduduk laki-laki dan perempuan dikenal dengan sex rasio. Perbandingan dapat dilakukan terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan atau menurut kelompok umur tertentu. Rumus sex rasio adalah: Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan Kota Madiun lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Jumlah penduduk perempuan sekitar 51,03 persen, sedangkan sisanya sebesar 48,97 persen adalah penduduk laki-laki. Sex rasio tahun 2016 sebesar 95,95. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat penduduk laki-laki. b. Komposisi penduduk menurut umur Komposisi penduduk menurut umur dapat digunakan untuk menggambarkan piramida penduduk. Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

17 Demografi Gambar 1 Piramida Penduduk Kota Madiun Tahun 2016 Penduduk Kota Madiun mempunyai komposisi yang hampir seimbang untuk setiap golongan umur. Hal menarik yang bisa dilihat dari piramida penduduk Kota Madiun adalah pada usia 60 tahun ke atas. Pada usia ini jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Hal ini menandakan bahwa angka harapan hidup penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-laki. 2.4 Angka Beban Tanggungan (ABT) Informasi komposisi penduduk menurut umur digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan pemerintah daerah. Bila struktur umur mengarah pada kelompok usia muda, maka arah pembangunan akan ditujukan pada bidang kesehatan ibu dan anak, pendidikan dan pengendalian kelahiran. Sedangkan bila struktur umur mengarah pada kelompok usia tua, maka program pemerintah akan diarahkan pada bidang jaminan hari tua. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

18 Demografi Berdasarkan kelompok umurnya, penduduk Kota Madiun tahun 2016 sebagian besar berada pada range usia tahun yaitu sebesar jiwa. Kelompok usia ini merupakan kelompok usia produktif, sehingga kondisi seperti ini akan sangat mendukung tercapainya sasarab pembangunan karena sumber daya manusia yang produktif sebagai modal dasar pembangunan banyak tersedia. Komposisi penduduk menurut umur juga sering dipakai untuk menghitung angka beban tanggungan (ABT) atau dependency ratio. Rumus yang digunakan adalah: Angka beban tanggungan Kota Madiun tahun 2016 sebesar 42,08. Angka ini berarti setiap 100 orang usia produkstif (15-64 tahun) menanggung sekitar orang non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Semakin rendah angka beban tanggungan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena beban yang ditanggung semakin berkurang. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

19 Tabel 3 Jumlah Penduduk Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2016 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Jumlah Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

20 III EKONOMI

21 Ekonomi EKONOMI 3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, penggunaan dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil). PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: 1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

22 Ekonomi 2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. 3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. 4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. 5. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara. Tabel 4 PDRB ADHB dan ADHK Kota Madiun Tahun (Juta Rupiah) Tahun ADHB ADHK (1) (2) (3) , , , , , , , , , ,1 Sumber : BPS Kota Madiun Nilai PDRB Kota Madiun dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2012, PDRB Kota Madiun atas dasar harga berlaku sebesar 7,53 trilyun rupiah Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

23 Ekonomi Nilai PDRB Kota Madiun dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2012, PDRB Kota Madiun atas dasar harga berlaku sebesar 7,53 trilyun rupian dan terus mengalami kenaikan mencapai 11,18 trilyun rupiah tahun Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2012 sebesar 6,94 trilyun rupiah dan terus mengalami kenaikan hingga mencapai 8,95 trilyun rupiah. 3.2 Struktur Ekonomi Peranan atau kontribusi masing-masing kategori menunjukkan struktur perekonomian yang terbentuk di suatu daerah. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukkan besarnya peranan masing-masing kategori dalam kemampuan menciptakan nilai tambah sehingga bisa menggambarkan ciri khas ekonomi, andalan, potensi, hasil pembangunan ataupun perubahan kebijakan publik dari pemerintah daerah. Hal tersebut menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonominya. Apabila struktur ekonomi ini disajikan dari waktu ke waktu maka dapat dilihat perubahan struktur perekonomian yang terjadi. Pergeseran struktur ekonomi ini sering dipakai sebagai indikator untuk menunjukkan adanya suatu proses pembangunan. Struktur ekonomi suatu wilayah biasa disajikan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

24 Ekonomi Struktur lapangan usaha masyarakat Kota Madiun tetap bertumpu pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Hal ini dapat terlihat dari besarnya peranan lapangan usaha kategori ini terhadap total PDRB yang memberikan sumbangan terbesar selama tahun yang berkisar antara 24,41-24,97 persen. Peranan lapangan usaha terbesar kedua yaitu kategori industri pengolahan yang memberikan peranan pada tahun berkisar antara 16,06-16,62 persen. kemudian disusul dengan kategori informasi dan komunikasi, kategori jasa keuangan dan asuransi, jasa pendidikan serta kategori konstruksi. Sementara peranan lapangan usaha kategori yang lain, kontribusinya di bawah 5 persen. Tabel. 5 Distribusi Persentase PDRB ADHB Kota Madiun Tahun Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 1,09 1,03 1,00 0,96 0,91 2. Pertambangan dan Penggalian 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 3. Industri Pengolahan 16,62 16,32 16,18 16,06 16,16 4. Pengadaan listrik dan gas 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 5. Pengadaan air, pengelolaan sampah 0,24 0,24 0,23 0,22 0,22 6. Konstruksi 6,85 6,78 6,65 6,52 6,42 7. Perdagangan besar dan eceran 24,41 24,97 24,92 24,82 24,96 8. Transportasi dan pergudangan 2,81 2,89 3,05 3,15 3,22 9. Penyediaan akomodasi dan makan minum 4,60 4,52 4,51 4,56 4, Informasi dan komunikasi 14,08 13,89 13,73 13,68 13, Jasa keuangan dan asuransi 9,40 9,87 10,23 10,37 10, Real estate 2,57 2,59 2,57 2,69 2, Jasa perusahaan 0,68 0,67 0,67 0,68 0, Administrasi pemerintahan 3,82 3,55 3,32 3,23 3, Jasa pendidikan 7,65 7,67 7,87 7,88 7, Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,21 1,20 1,24 1,29 1, Jasa-lainnya 3,87 3,71 3,73 3,79 3,70 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

25 Ekonomi 3.3 Pertumbuhan Ekonomi Nilai pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari komponen-komponen pembentuknya yang dapat diamati secara kategorial. Pertumbuhan ekonomi kategorial adalah pertumbuhan ekonomi secara total yang mencerminkan nilai pertumbuhan rata-rata tertimbang dari seluruh kegiatan ekonomi yang membentuknya dengan penimbang masing-masing nilai tambah bruto atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kota Madiun selama tahun relatif stabil dengan nilai diatas 5 persen. Tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Kota Madiun sebesar 5,90 persen mengalami sedikit perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebsar 6,15 persen. Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Kota Madiun Tahun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

26 Ekonomi Bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Wilayah Karesidenan Madiun, pertumbuhan ekonomi Kota Madiun selama tahun merupakan yang tertinggi. Pertumbuhan terbesar kedua tahun 2016 adalah Kabupaten Magetan yaitu sebesar 5,31 persen. Disusul dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun yang masing-masing sebesar 5,29 persen dan 5,27 persen. Pertumbuhan ekonomi terkecil tahun 2016 adalah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ngawi yaitu sebesar 5,21 persen. Secara umum, pertumbuhan kabupaten/kota di Wilayah Kresidenan Madiun masih berada diatas lima persen. Tabel 6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Pacitan 6,33 5,87 5,21 5,10 5,21 Kabupaten Ponorogo 5,98 5,14 5,21 5,25 5,29 Kabupaten Madiun 6,12 5,67 5,34 5,26 5,27 Kabupaten Magetan 5,79 5,85 5,10 5,17 5,31 Kabupaten Ngawi 6,63 5,50 5,82 5,08 5,21 Kota Madiun 6,83 7,68 6,62 6,15 5,90 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

27 Ekonomi 3.4 PDRB Per Kapita Total nilai PDRB atas dasar harga berlaku suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, maka akan dihasilkan PDRB Per kapita. PDRB Per kapita menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Dengan demikian besar kecilnya nilai PDRB per kapita ditentukan oleh besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan suatu daerah dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut. Berdasarkan gambar dibawah tampak bahwa PDRB per kapita Kota Madiun selama lima tahun terakhir selalu meningkat. Dari 43,71 juta tahun 2012 terus meningkat mencapai 68,69 juta di tahun Hal ini menunjukkan, bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Kota Madiun dari tahun ke tahun semakin membaik. Hal yang pelu diingat bahwa indikator PDRB per kapita masih banyak mengandung kelemahan dalam analisis tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah. Indikator ini tidak memberikan gambaran riil pendapatan asli masyarakat karena belum memperhitungkan pendapatan yang keluar (transfer out) dari luar daerah. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

28 Ekonomi Gambar 3 PDRB per Kapita Kota Madiun Tahun (Juta Rupiah) 3.5 INFLASI Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan suatu indeks yang menggambarkan perkembangan harga beberapa barang/jasa yang terjadi setelah tahun dasar. Sedangkan secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Perkembangan harga barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup masyarakat. Tingkat inflasi yang berfluktuasi tinggi menggambarkan besarnya ketidakpastian nilai uang, tingkat produksi, distribusi dan arah perkembangan ekonomi, sehingga dapat membahayakan perekonomian secara keseluruhan. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

29 Ekonomi Sebaliknya inflasi yang rendah juga tidak menguntungkan perekonomian karena menggambarkan rendahnya daya beli dan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang pada gilirannya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, kestabilan/pengendalian inflasi perlu dijaga agar pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Gambar 4 Perkembangan Inflasi Kota Madiun Tahun (Persen) Dari perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2016 dengan tahun dasar tahun 2012, tingkat inflasi Kota Madiun sebesar 2,25 persen.laju inflasi selama tahun angkanya berada dibawah dua digit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa inflasi dan kondisi perekonomian Kota Madiun masih terkendali. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

30 Ekonomi Kota Madiun merupakan salah satu kota inflasi nasional di Jawa Timur. Tingkat inflasi dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK). Dari perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2016 dengan tahun dasar tahun 2016, tingkat inflasi Kota Madiun sebesar 2,25 persen. Jika dibandingkan dengan 8 kota inflasi di Provinsi Jawa Timur, inflasi Kota Madiun menempati posisi keenam. Inflasi Kota Madiun tahun 2016 masih berada di bawah inflasi Jawa Timur (2,74 persen) dan inflasi nasional (3,02 persen). Inflasi pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,5 poin persen jika dibandingkan dengan tahun 2015 dengan nilai inflasi sebesar 2,75 persen. Tabel 7 Inflasi Beberapa Kota Inflasi di Jawa Timur Tahun Kabupaten/Kota (1) (2) (3) Kota Surabaya 3,43 3,22 Kota Malang 3,32 2,62 Kota Kediri 1,71 1,30 Kabupaten Jember 2,31 1,93 Kabupaten Banyuwangi 2,15 1,91 Kabupaten Sumenep 2,62 2,19 Kota Probolinggo 2,11 1,53 Kota Madiun 2,75 2,25 Jawa Timur 3,08 2,74 Nasional 3,35 3,02 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

31 Ekonomi 3.6 Pengeluaran Penduduk Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kesejahteraan penduduk adalah tingkat pendapatan. Besarnya pendapatan dapat dilihat melalui pendekatan pengeluaran. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pengeluaran per kapita riil Kota Madiun tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar yaitu 3,08 persen. Bila dilihat menurut golongan pengeluaran per kapita, pengeluaran penduduk Kota Madiun terbesar berada pada golongan pengeluaran satu juta dan keatas yaitu sebesar 52,53 persen disusul dengan pengeluaran per kapita antara lima ratus ribu rupiah sampai dengan dibawah tujuh ratus lima puluh ribu rupiah sebesar 20,40 persen. Gambar 5 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Kota Madiun Tahun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun Ekonomi

32 Bila dilihat menurut kelompok makana dan non makanan, selama tahun pengeluaran rata-rata per kapita lebih banyak untuk pengeluaran non makanan. Tahun 2016 jumlah pengeluaran makanan sebesar rupiah atau sebesar 38,15 persen. Sedangkan sisanya sebesar 61,85 persen dengan rata-rata pengeluaran sebulan sebesar rupiah. Tabel. 8 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Makanan dan Non MakananKota Madiun Tahun Kelompok Pengeluaran (1) (2) (3) (4) (5) (6) Makanan Non Makanan Jumlah Sumber : BPS Kota Madiun Perkembangan tingkat kesejahteraan juga dapat dilihat dari besarnya pengeluaran non makanan. Semakin tinggi pengeluaran non makanan. Semakin tinggi pengeluaran non makanan dapat menjadi indikasi adanya perbaikan tingkat kesejahteraan. Bila dilihat pada tabel dibawah, selama tahun pengeluaran makanan lebih kecil daripada pengeluaran non makanan. Hal ini menggambarkan bahwa secara umum penduduk Kota Madiun sejahtera. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

33 Ekonomi Tabel. 9 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Makanan dan Non Makanan di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun 2016 Pengeluaran (Rupiah) Persentase Kabupaten/Kota Makanan Non Makanan Jumlah Makanan Non Makanan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten Pacitan ,47 47,53 100,00 Kabupaten Ponorogo ,71 53,29 100,00 Kabupaten Madiun ,56 50,44 100,00 Kabupaten Magetan ,06 52,94 100,00 Kabupaten Ngawi ,40 43,60 100,00 Kota Madiun ,15 61,85 100,00 Bila dibandingkan dengan Kabupaten lain di Wilayah Karesidenan Madiun, rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Kota Madiun jauh lebih besar dibandingkan dengan daerah lain. Rata-rata pengeluaran per kapita terendah di Wilayah Karesidenan Madiun adalah Kabupaten Ngawi yaitu sebesar rupiah. Dilihat dari kelompok makanan dan non makanan, rata-rata pengeluaran per kapita Kota Madiun baik makanan maupun non makanan merupakan yang terbesar. Untuk kelompok makanan rata-rata pengeluaran per kapita terkecil adalah Kabupaten Ponorogo, sedangkan untuk kelompok non makanan rata-rata pengeluaran per kapita terkecil adalah Kabupaten Ngawi. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

34 Ekonomi Rata-rata pengeluaran per kapita di Wilayah Karesidenan Madiun didominasi oleh pengeluaran kelompok non makanan yaitu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan dan Kota Madiun dengan persentase masing-masing sebesar 53,29 persen; 50,44 persen; 52,94 persen dan 61,85 persen. Hanya Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ngawi saja yang persentase pengeluaran makanan lebih besar daripada pengeluaran non makanan dengan persentase masing-masing sebesar 52,47 persen dan 56,40 persen. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

35 IV SOSIAL BUDAYA

36 Sosial Budaya SOSIAL BUDAYA 4.1 Pendidikan Jika tidak ingin tertinggal dengan bangsa lain maka kategori pendidikan harus dinomorsatukan, sebab kategori pendidikan berkaitan erat dengan kualitas SDM. Selain itu pendidikan juga berkorelasi dengan kemiskinan. Artinya semakin baik mutu pendidikan maka kualitas SDM akan semakin baik pula dan hal ini dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Namun peningkatan pendidikan bukan tanpa kendala. Masalah muatan kurikulum yang kurang memenuhi kebutuhan dunia kerja maupun akademis dan mutu tenaga pengajar atau pendidik yang masih kurang dari yang diharapkan menjadi masalah dalam peningkatan pendidikan. Selain itu biaya pendidikan terkadang terasa terlalu mahal untuk murid yang berasal dari golongan ekonomi tertentu. Hal tersebut merupakan masalah dalam dunia pendidikan kita. Untuk melihat tingkat keberhasilan pemerintah dalam upayanya membangun kualitas SDM serta untuk melihat tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap program yang telah dijalankan pemerintah di bidang pendidikan maka digunakan beberapa indikator pendidikan, indikator pendidikan yang sering dipakai antara lain sebagai berikut : Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

37 Sosial Budaya - Angka Buta Huruf (ABH) - Angka Partisipasi Sekolah (APS) - Angka Harapan Lama Sekolah - Rata-rata lama sekolah - Tingkat pendidikan yang ditamatkan Angka Buta Huruf Perkembangan informasi yang kian mengglobal hanya dapat diakses dengan budaya baca tulis. Angka Buta Huruf (ABH) merupakan indikator yang paling mendasar dalam bidang pendidikan karena angka ini menunjukkan kemampuan baca tulis orang dewasa (10 tahun ke atas). Artinya ABH juga menunjukkan kemampuan orang dewasa dalam mendapatkan informasi berupa tulisan. Angka Buta Huruf (ABH) diperoleh dari jumlah penduduk yang tidak bisa baca tulis (baik huruf latin dan huruf lainnya) pada suatu kelompok umur (10 tahun ke atas maupun tahun) dibagi jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut kali 100. Semakin tinggi ABH menunjukkan semakin banyak penduduk yang tidak bisa baca tulis, artinya semakin banyak penduduk yang tidak mampu mengakses perkembangan informasi, hal ini mengindikasikan kualitas SDM yang rendah. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

38 Sosial Budaya Gambar. 6 Angka Buta Huruf Kabupaten/Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun 2016 ABH Kota Madiun tahun 2016 sebesar 3,60 persen. Dengan kata lain, sebesar 96,40 persen penduduk Kota Madiun telah dapat membaca dan menulis. Bila dibandingkan dengan beberapa daerah di Wilayah Karesidenan Madiun (Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan), ABH Kota Madiun merupakan yang paling rendah. Hal ini menandakan kualitas SDM Kota Madiun lebih bagus dibandingkan dengan daerah lain di Wilayah Karesidenan Madiun Angka Partisipasi Sekolah Indikator ini mengukur proporsi anak sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak yang menerima pendidikan pada jenjang tertentu. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

39 Sosial Budaya Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai. Semakin tinggi APS berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Tabel 10 APS Penduduk Kota Madiun Tahun Uraian (1) (2) (3) (4) (5) APS Penduduk Usia ,00 100,00 100,00 100,00 APS Penduduk Usia ,00 100,00 100,00 100,00 APS Penduduk Usia ,70 81,73 87,77 86,49 APS Penduduk Usia ,74 26,67 38,10 34,69 Sumber : BPS Kota Madiun Nilai ideal APS adalah 100. Berkaitan dengan program wajib belajar 9 tahun maka APS penduduk usia 7-12 tahun dan tahun atau setingkat dengan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Kota Madiun mencapai angka 100. APS Kota Madiun pada usia 7-12 tahun dan tahun telah mencapai 100 persen, kondisi tersebut menandakan bahwa program wajar 9 tahun telah berhasil diwujudkan. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

40 Sosial Budaya Tabel 11 APS Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun 2016 APS Penduduk Usia Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) Kabupaten Pacitan 100,00 96,04 68,71 15,13 Kabupaten Ponorogo 100,00 99,50 83,53 31,86 Kabupaten Madiun 98,44 98,23 80,25 22,17 Kabupaten Magetan 98,81 98,87 88,50 28,11 Kabupaten Ngawi 100,00 98,75 75,19 18,06 Kota Madiun 100,00 100,00 86,49 34,69 Sumber : BPS Kota Madiun Bila dilihat dalam wilayah Karesidenan Madiun, APS 7-12 tahun yang mencapai 100 meliputi Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi dan Kota Madiun. Sudah selayaknya kalau APS penduduk pada jenjang pendidikan yang paling rendah ini dapat terjaga perkembangannya. Sedangkan untuk APS penduduk usia tahun, hanya Kota Madiun yang telah mencapai angka 100. Tahun 2016, APS penduduk usia terendah adalah Kabupaten Pacitan yaitu sebesar 96,04. Tak bisa dipungkiri bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin banyak biaya yang diperlukan. Tak heran jika angka partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan semakin rendah. Apalagi perbandingan APS penduduk usia 7-12 tahun dan tahun dengan APS penduduk usia tahun selama ini masih agak tertinggal. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

41 Sosial Budaya APS penduduk usia tahun di wilayah Karesidenan Madiun tahun 2016 berkisar antara 68,71-86,49 persen. APS Kota Madiun tersebut merupakan yang tertinggi di wilayah Karesidenan Madiun. Sedangkan untuk APS penduduk usia tahun semakin menurun. APS penduduk usia tahun di wilayah Karesidenan Madiun tahun 2016 berkisar antara 15,13-34,69. Sama halnya dengan APS penduduk usia tahun, APS penduduk usia Kota Madiun juga merupakan yang tertinggi di wilayah Karesidenan Madiun yaitu sebesar 34, Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah Indikator pendidikan yang merepresentasikan dimensi pengetahuan dalam IPM adalah harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Kedua indikator ini dapat dimaknai sebagai ukuran kualitas sumber daya manusia. Angka harapan lama sekolah menggambarkan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Sementara indikator rata-rata lama sekolah menggambarkan ratarata jumlah tahun yang dijalani oleh penduduk usia 25 tahun keatas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal. Derajat pendidikan suatu daerah dapat dilihat dari rata-rata lama sekolah penduduknya. Pendidikan ditempuh secara berjenjang dan selama waktu tertentu. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah penduduk suatu daerah, maka dapat diartikan semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk daerah tersebut dan diyakini memiliki sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

42 Sosial Budaya Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah selama periode selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 naik sebesar 0,13 tahun, yaitu dari 14,06 tahun di tahun 2015 menjadi 14,19 tahun di tahun Artinya bahwa setiap anak usia 7 tahun di Kota Madiun mempunyai harapan lamanya mengenyam pendidikan sekitar 14,19 tahun atau hampir sampai perguruan tinggi tahun kedua. Indikator pendidikan lainnya yang merupakan komponen IPM adalah ratarata lama sekolah. Kondisi rata-rata lama sekolah pada tahun 2016 mencapai 11,09 tahun, berarti penduduk mengenyam pendidikan selama 11 sampai 12 tahun (setara dengan kelas 2 atau 3 SLTA). Program Wajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah sudah terlampaui dan sudah selayaknya kalau dilanjutkan menjadi wajar 12 tahun atau lulus tingkat SLTA. Tahun Tabel 12 EYS, MYS dan Indeks Pendidikan Kota Madiun Tahun Angka Harapan Lama Sekolah Angka Rata-rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan (1) (2) (3) (4) ,56 10,68 0, ,33 10,86 0, ,64 10,90 0, ,06 11,08 0, ,19 11,09 0,76 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

43 Sosial Budaya Selama 5 tahun terakhir, MYS naik sebesar 0,41 tahun, setiap tahun ratarata naik 0,08 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa tidak mudah bagi pemerintah untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk. Untuk itu diperlukan peran maupun partisipasi, baik dari pemerintah dan masyarakat untuk mendorong penduduk bersekolah setinggi-tingginya. Semakin tinggi rata-rata tingkat pendidikan, akan semakin tinggi pula kualitas manusianya. Secara umum, kenaikan kedua indikator pendidikan tersebut menyebabkan naiknya indeks pendidikan, yaitu dari 0,70 tahun 2012 menjadi 0,76 tahun Angka harapan lama sekolah adalah lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan dapat dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Jika dibandingkan dengan daerah lain di Wilayah Karesidenan Madiun, tahun 2016 angka harapan lama sekolah Kota Madiun merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 14,19 tahun. Sedangkan harapan lama sekolah Kabupaten Pacitan merupakan yang terendah yaitu sebesar 12,19 tahun. Tabel 13 Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun 2016 Kabupaten/Kota Harapan Lama Sekolah (EYS) Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Indeks Pendidikan (1) (2) (3) (4) Kabupaten Pacitan 12,19 6,89 0,57 Kabupaten Ponorogo 13,69 6,97 0,61 Kabupaten Madiun 13,11 7,00 0,60 Kabupaten Magetan 13,71 7,66 0,64 Kabupaten Ngawi 12,65 6,54 0,57 Kota Madiun 14,19 11,09 0,76 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

44 Sosial Budaya Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yg telah dihabiskan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani. Jika dibandingkan dengan daerah lain di Wilayah Karesidenan Madiun, angka rata-rata lama sekolah tahun 2016 Kota Madiun merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 11,09 tahun jauh meninggalkan daerah lainnya yang mempunyai nilai rata-rata lama sekolah yang berkisar antara 6,54-7,66 tahun. Jika dikonversikan dengan jenjang pendidikan yang sesuai dengan waktu 11 tahun, maka dapat dikatakan bahwa penduduk Kota Madiun rata-rata bersekolah hingga kelas 2 SLTA, lebih tinggi dari daerah lain di Wilayah Karesidenan Madiun yang kurang lebih hanya sampai kelas 1 SLTP. Meski belum terlalu tinggi namun jenjang sekolah rata-rata Kota Madiun telah sedikit melampaui target pendidikan dasar 9 tahun. Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah merupakan komponen penghitung angka indeks pendidikan. Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah Kota Madiun merupakan yang tertinggi di Wilayah Karesidenan Madiun sehingga angka indeks pendidikan Kota Madiun juga merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan wilayah lain di Karesidenan Madiun. Indeks pendidikan Kota Madiun sebesar 0,76 sedangkan indeks pendidikan Kabupaten/Kota lain di Wilayah Karesidenan Madiun masih dibawah 0,64 dengan indeks pendidikan terendah adalah Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ngawi yang sebesar 0,57. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

45 Sosial Budaya Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tingkat pendidikan penduduk menentukan kualitas SDM suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan menjadi potensi daerah dalam pembangunan, sebaliknya SDM yang rendah akan menghambat proses pembangunan daerah. Berdasarkan pendidikan yang ditamatkan, sebesar 45,80 persen penduduk Kota Madiun masih berpendidikan rendah (tidak punya ijazah SD dan Tamat SD sederajat). Sisanya 54,20 persen telah berpendidikan tamat SLTP ke atas. Hanya sekitar 16,89 persen penduduk Kota Madiun telah berpendidikan setara perguruan tinggi (D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3). Bila dilihat menurut jenis kelamin, penduduk dengan pendidikan rendah (tidak punya ijazah/tamat SD sederajat) baik laki-laki maupun perempuan memiliki persentase yang hampir sama yaitu sebesar 45,81 persen untuk lakilaki dan 45,79 persen untuk perempuan. Demikian juga untuk penduduk dengan pendidikan SLTP keatas juga memiliki persentase yang hampir sama yaitu 54,18 persen untuk laki-laki dan 54,19 persen untuk perempuan. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

46 Sosial Budaya Tabel 14 Persentase Penduduk Kota Madiun Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2016 Pendidikan yang Ditamatkan Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Tidak punya 4,77 9,36 7,16 ijazah SD SD sederajat 41,04 36,43 38,64 SMP sederajat 9,23 8,13 8,66 SMA sederajat 29,21 28,14 28,65 D1/D2/D3 2,61 4,39 3,53 D4/S1 10,31 12,57 11,49 S2/S3 2,83 0,98 1,87 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Madiun Fasilitas Pendidikan Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang mendukung, jumlah sekolah serta tenaga pendidik yang berkualitas. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu beban mengajar guru. Kualitas mengajar guru yang baik akan memberikan dampak terhadap kualitas ilmu pengetahuan yang mampu ditangkap oleh siswa. Jumlah sekolah di Kota Madiun tahun 2016 sebanyak 157 sekolah dengan terbanyak berada pada jenjang pendidikan dasar yaitu SD/MI yang berjumlah 84 sekolah. Sedangkan jumlah murid di sekolah Kota Madiun pada tahun 2016 berjumlah siswa dengan murid terbanyak pada jenjang pendidikan SD/MI dengan murid sebanyak siswa. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

47 Sosial Budaya Jumlah guru di sekolah Kota Madiun tahun 2016 sebanyak orang dengan terbanyak berada pada jenjang pendidikan SMA/MA dengan jumlah guru sebanyak orang. Rasio murid-guru akan menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Semakin tinggi rasio berarti semakin banyak murid yang menjadi beban seorang guru. Tahun 2016 rasio murid-guru sebesar 13. yang artinya tiap satu orang guru mengajar 13 murid. Rasio murid-guru tertinggi terjadi pada jenjang pendidikan dasar yaitu 17 untuk SD dan 18 untuk MI. Tabel 15 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid-Guru Kota Madiun Tahun 2016 Jenjang Pendidikan Sekolah Murid Guru Rasio Murid-Guru (1) (2) (3) (4) (5) SD MI SMP MTs SMA MA Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

48 Sosial Budaya 4.2 KESEHATAN Jika indikator-indikator pendidikan seperti yang disebutkan diatas digunakan untuk melihat tingkat pembangunan intelektual masyarakat, maka indikator kesehatan dipakai untuk melihat kualitas fisiknya. Bagaimanapun kualitas fisik sumber daya manusia menentukan kekuatan suatu daerah. Beberapa indikator kesehatan yang sering dipergunakan untuk melihat derajat kesehatan masyarakat pada suatu daerah antara lain: - Angka Kematian Bayi (AKB) - Angka Harapan Hidup (AHH) - Penolong persalinan - Penolong Persalinan Selain indikator-indikator tersebut masih ada data-data penunjang yang memperjelas gambaran mengenai tingkat kesehatan masyarakat, antara lain data mengenai : - Jumlah fasilitas kesehatan - Jumlah tenaga kesehatan - Lama pemberian ASI - Penduduk dengan Keluhan Kesehatan Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

49 Sosial Budaya Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan erat kaitannya den gan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama (0-11 bulan). Kematian bayi diukur dengan menghitung jumlah AKB di suatu wilayah yang dimaksud. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per kelahiran hidup (KH). AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. AKB merefleksikan faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi terjadinya kematian bayi seperti diare, infeksi saluran nafas, status gizi dan kondisi prenatal seperti tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan secara umum tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

50 Sosial Budaya Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, AKB secara umum ada 2 macam, yaitu AKB endogen dan AKB eksogen. AKB endogen atau AKB neo natal yaitu kematian bayi pada bulan pertama setelah dilahirkan yang pada umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa bayi sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat pada saat kehamilan seperti usia ibu pada saat persalinan dan asupan gizi pada saat ibu sedang hamil. Sementara itu AKB eksogen atau post neo natal adalah kematian bayi setelah berusia 1 bulan sampai menjelang 1 tahun yang disebabkan oleh faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar seperti penolong persalinan, pemberian ASI ekslusif, imunisasi, pemberian asupan gizi pada bayi. Tabel 16 Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin Tahun Tahun Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) ,63 5,79 6, ,51 3,92 7,29 Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun AKB Kota Madiun tahun 2016 sebesar 7,29/1.000 kelahiran hidup, ini artinya pada tahun 2016 diantara 1000 kelahiran hidup di Kota Madiun ada 7-8 bayi yang meninggal dunia sebelum usia tepat 1 tahun. Angka ini sedikit mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 6,75/1.000 kelahiran hidup. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

51 Sosial Budaya Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Indikator ini sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk di bidang kesehatan. Idealnya AHH dihitung berdasarkan angka kematian menurut umur atau disebut Age Specific Death Rate (ASDR). Datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian. Namun sistem registrasi penduduk di Indonesia termasuk Kota Madiun belum memungkinkan, sehingga untuk menghitung AHH digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpack Lite. Kegunaan AHH adalah sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. AHH yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan seperti kampanye kecukupan gizi terutama pada bayi, termasuk pemberian imunisasi dan posyandu. Tabel 17 AHH dan Indeks Kesehatan Kota Madiun Tahun Tahun AHH Indeks Kesehatan (1) (2) (3) ,33 0, ,38 0, ,41 0, ,41 0, ,44 0,81 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

52 Sosial Budaya Selama tahun perkembangan AHH Kota Madiun terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2012 AHH penduduk Kota Madiun 72,33 tahun dan sampai dengan tahun 2016 naik sebesar 0,11 tahun, sehingga angka harapan hidup penduduk menjadi 72,44 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penduduk Kota Madiun mampu bertahan hidup dari lahir sampai dengan berumur 72 tahun. Sedangkan indeks kesehatan Kota Madiun tahun memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 0,81. AHH tertinggi di Wilayah Karesidenan Madiun tahun 2016 adalah Kota Madiun yaitu sebesar 72,44 sedangkan AHH terendah adalah Kabupaten Madiun dengan nilai AHH sebesar 70,55. Seiring dengan besarnya nilai AHH, indeks kesehatan tertinggi adalah Kota Madiun dengan nilai sebesar 0,81 dan indeks kesehatan terendah adalah Kabupaten Madiun dengan nilai sebesar 0,78. Tabel 18 AHH dan Indeks Kesehatan Kabupaten/Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun 2016 Kabupaten/Kota AHH Indeks Kesehatan (1) (2) (3) Kabupaten Pacitan 71,18 0,79 Kabupaten Ponorogo 72,18 0,80 Kabupaten Madiun 70,55 0,78 Kabupaten Magetan 72,09 0,80 Kabupaten Ngawi 71,63 0,79 Kota Madiun 72,44 0,81 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

53 Sosial Budaya Fasilitas Kesehatan Jumlah Fasilitas Kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan secara langsung maupun tidak langsung akan mampu meningkatkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dalam rangka menunjang pembangunan di bidang kesehatan, disediakan beberapa fasilitas kesehatan di Kota Madiun. Tahun 2016, jumlah rumah sakit yang ada di Kota Madiun sebanyak 8 unit baik itu rumah sakit pemerintah maupun swasta dengan jumlah rumah sakit terbanyak berada di Kecamatan Manguharjo yaitu sebanyak 4 unit. Sedangan penyelenggara upaya kesehatan yang menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas yaitu Puskesmas di Kota Madiun sebanyak 6 unit. Tabel 19 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Madiun Tahun 2016 Kecamatan Rumah Sakit Puskesma s Posyandu Posyandu Poskesdes Manguharjo Taman Kartoharjo Kota Madiun Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

54 Sosial Budaya Jumlah fasilitas kesehatan terbanyak di Kota Madiun adalah Posyandu dengan jumlah 270 unit dan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Taman. Untuk fasilitas kesehatan Posbindu dan Poskesdes di Kota Madiun tahun 2016 ada sebanyak 62 unit dan 27 unit Jumlah Tenaga Medis Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kota Madiun telah memadai. Dengan jumlah fasilitas kesehatan yang memadai harus diikuti dengan jumlah tenaga medis yang memadai juga agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Pelayanan kesehatan di Kota Madiun didukung oleh tenaga kesehatan seperti dokter 235 orang, bidan 258 orang, perawat 905 orang, ahli kesehatan masyarakat 18 orang, apoteker 24 orang, ahli gizi sebanyak 52 orang, analis kesehatan sebanyak 64 orang dan ahli rontgen 27 orang. Tabel 20 Jumlah Tenaga Medis Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Madiun Tahun 2016 Unit Kerja Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis (1) (2) (3) (4) (5) Puskesmas Rumah Sakit Sarana Pelayanan Kesehatan Lain Kota Madiun Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

55 Sosial Budaya Sebanyak 69,38 persen tenaga medis terutama dokter paling terdapat di rumah sakit. Hanya sekitar 8,14 persen saja jumlah dokter yang ada di Puskesmas. Doketer yang bertugas di Puskesmas dibantu juga dengan tenaga keperawatan lainnya yaitu bidan, perawat dan perawat gigi. Jumlah bidan yang ada di Puskesmas di Kota Madiun tahun 2016 berjumlah 45 orang dengan jumlah perawat terbanyak berada di Puskesmas yang ada di Kecamatn Taman. Sedangkan jumlah perawat dan perawat gigi yang ada di Puskesmas di Kota Madiun masing-masing berjumlah 49 0rang dan 16 orang. Jumlah perawat terbanyak berada di Puskesmas di Kecamatan Kartoharjo. Tabel 21 Jumlah Tenaga Keperawatan Puskesmas Menurut Kecamatan di Kota Madiun Tahun 2016 Kecamatan Bidan Perawat Perawat Gigi (1) (2) (3) (4) Manguharjo Taman Kartoharjo Kota Madiun Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun Penolong Persalinan Proses kelahiran adalah proses lahirnya janin usia 5 bulan ke atas dari dalam kandungan ke luar dunia, dimulai dengan tanda-tanda kelahiran, lahirnya bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

56 Sosial Budaya Penolong persalinan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keselamatan bayi dan ibu melahirkan. Penolong persalinan adalah salah satu faktor penyebab kematian bayi kala lahir. Penolong persalinan disini ada dua yaitu penolong pertama persalinan dan penolong terakhir persalinan. Dalam hal ini hanya akan dibahas penolong terakhir persalinan. Penolong persalinan terakhir di Kota Madiun tahun 2016 telah menggunakan tenaga medis yaitu dokter kandungan, bidan dan perawat. Penolong kelahiran terbesar tahun 2016 adalah dokter kandungan yaitu sebesar 52,78 persen, disusul dengan perawat sebesar 38,21 persen dan bidan sebesar 9,01 persen. Gambar 7 Persentase Persalinan Menurut Tenaga Penolong Persalinan Terakhir Kota Madiun Tahun Dokter Kandungan Bidan Perawat Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

57 Sosial Budaya Pemberian ASI Salah satu upaya untuk menekan kekurangan gizi pada balita adalah dengan memberikan ASI ekslusif. Air Susu Ibu adalah cairan formula tersehat untuk bayi yang mengandung nutrisi stabil (terbentuk dari nutrisi yang mengalir di darah sang ibu), kadar lemak, gula, air dan protein yang dosisnya tepat sesuai dengan kebutuhan balita. Di dalam ASI terdapat zat yang membentuk kekebalan tubuh bayi bernama kolostrum dan akan keluar pada saat awal kelahiran bayi. Zat ini merupakan antibodi yang sangat bagus untuk kekebalan. WHO menganjurkan agar para ibu menyususi balitanya secara eksklusif sampai umur 6 bulan (sebelum diberikannya makanan tambahan) atau maksimal 2 tahun. ASI bisa mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit dan alergi. Selain itu bayi yang diberi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

58 Sosial Budaya Tabel 22 Persentase Anak Usia 0-23 Bulan Menurut Jenis Kelamin dan Lama Pemberian ASI Tahun 2016 Jenis Kelamin Lama Pemberian ASI (bulan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Laki-laki 44,09 32,01 18,25 0,00 5,65 Perempuan 65,63 14,25 12,86 0,00 7,27 Total 52,64 24,96 16,11 0,00 6,29 Sumber : BPS Kota Madiun Sedemikian besar manfaat ASI bagi kesehatan jasmani dan perkembangan mental dan spiritual anak. Namun sayang sebagian besar bayi di Kota Madiun mendapat ASI kurang dari 2 tahun hanya sekitar 1-6 bulan saja dengan persentase sebesar 52,64 persen. Seperti daerah perkotaan pada umumnya di mana penduduk perempuan banyak yang bekerja, yang mau tak mau usahanya dalam memberi ASI kepada bayinya menemui kendala. Namun tak sedikit juga kaum ibu yang kurang mempunyai kesadaran akan pentingnya ASI bagi kesehatan jasmani dan mental anaknya Keluhan Kesehatan Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan diperlukan peran aktif semua pihak, baik penyedia layanan kesehatan, masyarakat dan pemerintah. Kesehatan merupakan anugerah yang harus kita syukuri, dengan badan yang sehat kita dapat melakukan aktivitas apapun. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

59 Sosial Budaya Setiap orang pasti pernah mengalami gangguan kesehatan/keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan disini adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala maupun karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas ataupun keluhan lainnya. Selama tahun 2016, sebesar 37,76 persen penduduk Kota Madiun mengalami keluhan kesehatan. Bila dilihat menurut jenis kelamin, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan lebih banyak penduduk perempuan daripada penduduk laki-laki. Dari total penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, sebanyak 54,06 persen memilih untuk berobat jalan, sedangkan sisanya cenderung memilih untuk mengobati sendiri misalnya dengan membeli obat tanpa resep. Tabel 23 Persentase Penduduk Kota Madiun Menurut Jenis Kelamin dan Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Tahun 2016 Jenis Kelamin Ya Mengalami Keluhan Kesehatan Tidak (1) (2) (3) Laki-laki 37,00 63,00 Perempuan 38,48 61,52 Total 37,76 62,24 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

60 Sosial Budaya Berobat jalan adalah upaya anggota rumah tangga yang mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatanmodern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah anggota rumah tangga. Selama tahun 2016, diantara penduduk yang mengalami gangguan kesehatan, sebesar 54,06 persen melakukan berobat jalan. Bila dilihat dari jenis kelaminya, ternyata penduduk yang banyak berobat jalan adalah penduduk perempuan yaitu sebesar 57,92 persen sedangan penduduk laki-laki yang berobat jalan sebesar 49,77 persen. Tabel 24 Persentase Penduduk Kota Madiun yang Berobat Jalan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 Jenis Kelamin Mengalami Keluhan Kesehatan Ya Tidak (1) (2) (3) Laki-laki 37,00 63,00 Perempuan 38,48 61,52 Total 37,76 62,24 Sumber : BPS Kota Madiun Sekarang ini telah ada fasilitas yang disediakan yang bias digunakan oleh penduduk untuk berobat jalan yaitu menggunakan jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan disini adalah program bantuan social untuk pelayanan kesehatan. Menurut UU no. 40 tahun 2014 tentang system jaminan sosial nasional, jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

61 Sosial Budaya Diantara penduduk yang berobat jalan sebagian besar, sebagian besar penduduk Kota Madiun telah menggunakan jaminan kesehatan dalam melakukan obat jalan. Tahun 2016, sebesar 74,44 persen penduduk telah menggunakan jaminan kesehatan dalam berobat jalan. Bila dilihat menurut jenis kelamin, tenyata penduduk perempuan yang mengunakan jaminan kesehatan lebih banyak 1,33 poin persen dibandingkan dengan penduduk lakilaki. Penduduk perempuan yang berobat jalan menggunakan jaminan kesehatan sebesar 75,02 persen sedangkan penduduk laki-laki sebesar 73,69 persen. Gambar 8 Persentase Penduduk Menggunakan Jaminan Kesehatan untuk Berobat Jalan Tahun Laki-laki Perempuan Total Meskipun mengalami keluhan kesehatan, ternyata tidak semua penduduk melakukan obat jalan. Ada beberapa alas an yang menyebabkan penduduk tidak melakukan berobat jalan diantaranya tidak punya biaya, waktu tunggu pelayanan yang lama dan memilih untuk mengobati sendiri. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

62 Sosial Budaya Penduduk yang tidak melakukan berobat jalan ternyata yang menjadi alasan yang paling banyak adalah mereka memilih untuk mengobati sendiri. Mengobati sendiri disini adalah upaya anggota rumah tangga/keluarga dengan melakukan pengobatan sendiri (tanpa dating ke tempat fasilitas kesehatan atau memanggil dokter/petugas kesehatan ke rumahnya) agar sembuh atau lebih ringan keluhan kesehatannya, missal dengan cara minum obat modern, jamu, kerokan, kompres, pijat dan lainnya. Pada tahun 2016, penduduk yang mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialaminya sebesar 80,61 persen. Nilai ini jauh bila dibandingkan dengan alasan lainnya diantaranya merasa tidak perlu sebesar 15,26 persen. Bahkan alasan tidak berobat jalan karena tidak punya biaya dan waktu tunggu lama tidak sampai satu persen yaitu masing-masing sebesar 0,51 persen dan 0,43 persen. Tabel 25 Persentase Penduduk menurut Alasan Tidak Berobat Jalan Tahun 2016 Alasan tidak Berobat jalan Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Tidak punya biaya berobat 0,49 0,53 0,51 Waktu tunggu pelayanan lama 0,00 0,89 0,43 Mengobati sendiri 81,32 79,86 80,61 Merasa tidak perlu 14,93 15,61 15,26 Lainnya 3,26 3,11 3,19 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

63 Sosial Budaya Terdapat banyak fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Madiun untuk melakukan berobat jalan, diantaranya rumah sakit, praktek dokter/bidan, klinik, Puskesmas/Pustu, Poskesdes, Polindes, Posyandu dan Balai pengobatan. Diantara fasilitas tempat berobat yang ada, ternyata Puskesmas/ Pustu menjadi pilihan terbanyak penduduk Kota Madiun untuk berobat jalan. Tahun 2016, penduduk yang berobat jalan di Puskesmas/ Pustu sebesar 39,41 persen disusul dengan berobat ke praktek dokter/ bidan sebesar 30,37 persen. Tabel 26 Persentase Penduduk Menurut Tempat Berobat yang Dikunjungi Selama Satu Bulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 Alasan tidak Berobat jalan Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) RS Pemerintah 20,34 14,85 17,25 RS Swasta 8,57 7,90 8,19 Praktek dokter/bidan 30,34 30,39 30,37 Klinik/prakterk dokter bersama 7,60 5,92 6,65 Puskesmas/Pustu 37,33 41,03 39,41 UKBM (Poskesdes, Polindes, Posyandu, Balai 0,82 0,00 0,36 Pengobatan) Praktek pengobatan tradisional/alternative 0,94 1,92 1,49 Lainnya 3,15 1,70 2,33 Sumber : BPS Kota Madiun Berobat ke rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta ternyata menjadi pilihan ketiga penduduk Kota Madiun untuk berobat jalan. Tahun 2016, jumlah penduduk yang berobat jalan di rumah sakit sebesar 25,44 persen dengan komposisi penduduk yang berobat jalan di rumah sakit pemerintah sebesar 17,25 persen, sedangkan penduduk yang berobat di rumah sakit swasta sebesar 8,19 persen. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

64 Sosial Budaya Selain di rumah sakit, penduduk Kota Madiun juga berobat ke praktek dokter/bidan. Tahun 2016, penduduk yang berobat di klinik dokter/bidan sebesar 6,65 persen. Ternyata masih ada penduduk yang berobat di praktek pengobatan tradisional/alternative dengan persentase kurang dari dua persen Keluarga Berencana Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi dewasa ini bukan hanya semata untuk menunda atau membuat kehamilan lebih terencana, namun lebih lanjut juga bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan anak. Dengan penggunaan alat kontrasepsi maka kehamilan dapat diatur sehingga jumlah kelahiran pun dapat dibatasi. Dengan pembatasan kelahiran maka kesehatan reproduksi wanita dapat lebih terjaga, selain itu juga turut mengurangi angka kematian ibu pada saat persalinan. Dengan pembatasan jumlah anak yang dilahirkan ibu dapat cukup memberi perhatian pada kesehatan fisik dan mental putra-putrinya. Tabel 27 Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif di Kota Madiun Tahun 2016 Kecamatan Jumlah PUS Jumlah Peserta KB Baru Jumlah Peserta KB Aktif (1) (2) (3) (4) Manguharjo Taman Kartoharjo Kota Madiun Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

65 Sosial Budaya Pada umumnya pengguna alat kontrasepsi adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Tahun 2016, jumlah pasangan usia subur di Kota Madiun sebanyak PUS. Terdapat jumlah peserta KB baru tahun Sebanyak peserta KB aktif tahun Jumlah peserta KB aktif Kota Madiun mencapai 81,19 persen dari jumlah pasangan usia subur di Kota Madiun. Secara umum kesadaran pasangan usia subur untuk menggunakan kontrasepsi telah cukup tinggi. Metode kontrasepsi yang digunakan ada 2 yaitu metode kontrasepsi jangka panjang dan metode kontrasepsi non jangka panjang. Metode kontrasepsi jangka panjang meliputi IUD, MOP, MOW dan Implan. Sedangkan metode kontrasepsi non jangka panjang meliputi kondom, suntik dan pil. Dari kedua jenis metode kontrasepsi tersebut, yang paling banyak digunakan adalah metode kontrasepsi non jangka panjang yaitu penggunaan suntik. Penggunaan kontrasepsi dengan metode kontrasepsi jangka panjang terbesar adalah IUD dan MOW. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

66 Sosial Budaya Tabel 28 Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif Menurut Kecamatan Kota Madiun Tahun 2016 Metode Kontrasepsi Kecamatan Manguharjo Taman Kartoharjo Kota Madiun (1) (2) (3) (4) (5) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) IUD MOP MOW Implan Non MJKP Kondom Suntik Pil Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun 4.3 Umur Kawin Pertama Persentase wanita kawin usia di bawah 17 tahun berpengaruh positif pada Angka Kematian Ibu (AKI) pada saat persalinan dan Angka Kematian Bayi (AKB). Karena diyakini wanita usia di bawah 17 tahun beresiko ketika melahirkan. Oleh karena itu semakin tinggi persentase wanita kawin usia di bawah 17 tahun, semakin tinggi pula AKI dan AKB. Dengan demikian AKB maupun AKI berpengaruh negatif terhadap AHH. Semakin tinggi persentase wanita kawin di bawah 17 tahun, semakin mengurangi AHH. Padahal AHH sebagai salah satu indikator kesehatan diharapkan terus naik. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

67 Sosial Budaya Persentase wanita kawin di bawah 17 tahun di Kota Madiun tahun 2016 hanya sekitar 10,25 persen dan merupakan yang terkecil dibandingkan dengan kelompok usia umur perkawinan pertama lainnya. Hal ini menandakan semakin mengertinya perempuan Kota Madiun untuk tidak menikah di usia muda, karena usia dibawah 17 tahun merupakan usia yang masih produktif untuk sekolah. Pembinaan untuk menunda perkawinan sangat diperlukan, paling tidak agar dapat menyelesaikan pendidikan minimal pendidikan 12 tahun atau lulus tingkat SLTA. Penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas, sebagian besar menikah untuk pertama kali pada umur tahun. Pada usia ini sebenarnya adalah usia untuk sekolah pada jenjang perguruan tinggi, tetapi ternyata banyak wanita yang menikah pada kelompok umur ini dan karena pada umur ini juga merupakan umur yang ideal dan cukup matang bagi wanita untuk menikah. Meskipun demikian ternyata sebesar 29,46 persen perempuan Kota Madiun menikah pada usia diatas 25 tahun yaitu sebesar 22,35 persen. Secara umum, rata-rata usia perkawinan perempuan Kota Madiun yaitu pada usia tahun. Tabel 29 Persentase penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur kawin pertama Kelompok Pengeluaran < Rata2 usia perkawinan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kota Madiun 10,25 12,31 47,98 29,46 22,35 Sumber : BPS Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

68 Sosial Budaya 4.4 Kemiskinan Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas kemampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Pengentasan kemiskinan selalu menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan oleh Pemerintah. Berbagai upaya nyata di berbagai bidang telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Pemerintah Kabupaten/Kota demi tercapainya upaya pengentasan kemiskinan. Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat maupun daerah. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

69 Sosial Budaya Tabel 30 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Madiun Tahun Tahun Garis Kemiskinan (Rupiah) Jumlah Penduduk Miskin Persentase (1) (2) (3) (4) , , , , ,16 Sumber : BPS Kota Madiun Dari tabel diatas diperoleh gambaran bahwa persentase penduduk miskin di Kota Madiun selama tahun menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin Kota Madiun sebesar orang, terus menurun menjadi orang tahun Tetapi tahun , jumlah penduduk miskin Kota Madiun mengalami kenaikan menjadi orang di tahun 2015 dan orang tahun Kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan garis kemiskinan akibat pengaruh inflasi. Garis kemiskian Kota Madiun tahun selalu mengalami kenaikan. Tahun 2011 angka garis kemiskinan Kota Madiun sebesar rupiah terus naik menjadi rupiah di tahun Meskipun berbagai program telah dilaksanakan oleh pemerintah, namun demikian berbagai kendala di lapangan masih kerap dihadapi baik dari sisi pengelolaan maupun ketidaktepatan sasaran. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

70 Sosial Budaya Oleh sebab itu koordinasi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan demi tercapainya upaya pengentasan kemiskinan. Dari sisi kelembagaan, pemerintah bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan program kebijakan. Sedangkan dari masyarakat diperlukan kesadaran untuk senantiasa peduli terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara meningkatkan kualitas dan produktivitasnya. Tabel 31 Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Wilayah Karesidenan Madiun Tahun (000) Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Pacitan 94,50 91,70 88,90 92,08 85,53 Kabupaten Ponorogo 101,40 103,00 99,90 103,22 102,06 Kabupaten Madiun 91,80 83,70 81,20 84,74 85,97 Kabupaten Magetan 71,80 76,30 74,00 71,16 69,24 Kabupaten Ngawi 131,70 127,50 123,20 129,32 126,65 Kota Madiun 9,30 8,70 8,50 8,55 9,05 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Bila dibandingkan dengan wilayah lain di Karesidenan Madiun, jumlah penduduk miskin di Kota Madiun merupakan yang terkecil. Hal ni dikarenakan wilayah Kota Madiun yang relative kecil dan jumlah penduduk yang lebih sedikit dibandingkan dengan kabupaten lain di Karesidenan Madiun. Selama tahun , jumlah penduduk miskin terbanyak terdapat di Kabupaten Ngawi yang berkisar antara 126,65-131,70 ribu orang. Disusul dengan Kabupaten Ponorogo yang berkisar antara 99,90-103,22 ribu orang. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

71 Sosial Budaya 4.5 Perumahan Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah mendapatkan rumah dan lingkungan yang nyaman. Arti Fisik perumahan dalam konteks yang diperluas disebut permukiman yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individuindividu yang biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas pendukungnya. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh, hidup, berinteraksi, perlindungan dari gangguan dan fungsi lainnya bagi penghuninya. Dengan demikian semakin tinggi status sosial ekonomi, keadaan rumah semakin lengkap dan bermutu baik. Lengkap artinya fasilitas yang dimiliki rumah tersebut seperti listrik, telepon, air dan jaringan drainase serta sistem pembuangan kotoran semuanya tersedia. Kondisi perumahan juga bisa menentukan status sosial ekonomi di masyarakat, dan lebih luas lagi dapat menggambarkan tingkat sosial ekonomi suatu masyarakat di wilayah tertentu. Kondisi perumahan dapat diukur dari dua aspek yaitu kualitas bangunan tempat tinggal dan fasilitas tempat tinggal. Dalam bahasan ini akan disampaikan analisa kondisi perumahan di Kota Madiun sebagai pendukung untuk menggambarkan tingkat sosial ekonomi masyarakat Kota Madiun. Dalam arti secara umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan sebagai tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu. Kualitas dan kondisi bangunan rumah dapat menjadi indikator kesejahteraan, serta kesehatan bagi penghuninya. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

72 Sosial Budaya Fasilitas tempat tinggal merupakan sarana yang melengkapi bangunan rumah yang ideal sehingga menjadikan nyaman dan sehat bagi penghuninya. Fasilitas rumah yang sangat penting bagi kesehatan diantaranya : jenis penerangan, penggunaan air bersih dan tempat buang air besar. Dari sisi kualitasnya dapat dilihat dari atap terluas, dinding terluas dan lantai terluas. Jenis lantai rumah merupakan ukuran lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan kualitas bangunan tempat tinggal. Menurut kesehatan, bangunan dengan jenis lantai yang terbuat bukan tanah lebih baik dibandingkan bangunan dengan lantai tanah. Karena lantai tanah bisa menjadi media yang subur bagi timbulnya kuman penyakit dan media penularan bagi jenis penyakit tertentu. Dari segi ekonomi, rumah yang berlantai tanah dapat menggambarkan tingkat ekonomi penghuninya lebih rendah dibandingkan penghuni rumah yang berlantai bukan tanah. Persentase jumlah rumah tangga di Kota Madiun yang berlantai bukan tanah mencapai 98,86 persen di tahun Secara umum gambaran rumah penduduk di Kota Madiun merupakan milik sendiri dan telah baratap genteng. Selain itu lantainya sudah bukan tanah lagi dengan dinding terluas adalah tembok. Hampir semua rumah juga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar. Untuk penerangan juga telah menggunakan listrik. Sehingga dapat dikatakan bahwa rumah penduduk di Kota Madiun sudah layak dan memenuhi syarat untuk ditempati. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

73 Sosial Budaya Status kepemilikan rumah yang ditempati menentukan juga kondisi perekonomian suatu rumah tangga. Orang yang mapan secara ekonomi tentu akan berpikir untuk memiliki rumah sendiri karena merupakan kebutuhan papan yang harus dipenuhi. Status rumah yang ditempati dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya terdiri dari milik sendiri, kontrak, sewa,rumah dinas, bebas sewa milik orang lain atau rumah milikorang tua/sanak/saudara. Tabel 32 Persentase Tempat Tinggal Menurut Fasilitas Tempat Tinggal Kota Madiun Tahun 2016 Kondisi Tempat Tinggal Persentase (1) (2) Penguasaan bangunan Milik sendiri 65,69 Bukan milik sendiri 34,31 Atap terluas Genting 94,43 Bukan genting 5,57 Dinding terluas Tembok 99,15 Bukan tembok 0,85 Lantai terluas Bukan tanah 98,86 tanah 1,14 Tempat buang air besar Ada 99,51 Tidak ada 0,49 Sumber penerangan Listrik 99,88 Sumber : BPS Kota Madiun Bukan Listrik 0,12 Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

74 Sosial Budaya Tahun 2016, sebesar 65,69 persen rumah tangga di Kota Madiun telah memiliki rumah sendiri. Milik sendiri disini adalah tempat tinggal yang betulbetul sudah milik kepala rumah tangga atau salah satu angota rumah tangga. Sekitar 15,82 persen rumah tangga di Kota Madiun masih kontrak/sewa dan 15,72 persen rumah tangga menempati rumah dengan bebas sewa. Bebas sewa disini jika rumah tangga menempati rumah yang diperoleh dari pihak lain (bukan family/orang tua) dan ditempati/didiami oleh anggota rumah tangga tanpa mengeluarkan pembayaran apapun. Gambar 9 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan yang Ditempati Kota Madiun Tahun 2016 Milik Sendiri Kontrak/sewa Bebas Sewa Dinas Lainnya Atap rumah merupakan bagian rumah yang melindungi kita dari panas, dingin dan hujan. Menurut atap rumah terluas, tahun 2016 rumah di Kota Madiun telah beratap genteng yaitu sebesar 94,43 persen. Disusul dengan rumah dengan atap beton sebesar 3,37 persen. Hanya sekitar 1,83 persen saja rumah beratapkan beton. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

75 Sosial Budaya Gambar 10 Persentase Rumah Tangga Menurut Atap Rumah Terluas Kota Madiun Tahun 2016 Dilihat pada gambar di bawah, rumah di Kota Madiun hampir semuanya telah berdinding tembok. Tahun 2016, rumah dengan dinding terluas tembok adalah sebesar 99,15 persen. Sedangkan sisanya berdinding kayu dan bambu dengan masing-masing sebesar 0,51 persen dan 0,34 persen. Gambar 11 Persentase Rumah Tangga Menurut Dinding Terluas Kota Madiun Tahun 2016 Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

76 Sosial Budaya Beberapa ukuran yang dapat diamati untuk menggambarkan kualitas tempat tinggal adalah : luas lantai hunian per kapita, jenis lantai, jenis dinding dan jenis atap. Luas lantai per kapita penting digunakan sebagai ukuran kualitas perumahan, karena hal ini menggambarkan berapa luas ruangan ratarata yang dapat dinikmati setiap orang yang berada di dalamnya. Semakin besar luas lantai perkapita suatu rumah, semakin baik bagi kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Sebagian besar rumah tangga di Kota Madiun memiliki rumah dengan luas lantai yang berkisar m 2 yang sebesar 36,27 persen. Disusul dengan rumah dengan luas lantai lebih dari 150 m 2 yang sebesar 23,30 persen. Hanya sekitar 7,42 persen rumah tangga di Kota Madiun memiliki rumah dengan luas lantai dibawah 20 persen. Gambar 12 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah Kota Madiun Tahun < Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

77 Sosial Budaya Kebutuhan akan air minum yang bersih dan higienis merupakan syarat mutlak untuk kesehatan manusia. Penggunaan air yang tidak bersih dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, antara lain: kholera, disentri, typus dan penyakit kulit. Sumber air minum rumah tangga di Kota Madiun adalah air kemasan, air isi ulang, ledeng meteran, sumur bor/pompa dan sumur terlindung. Selama tahun 2016, rumah tangga di Kota Madiun sebagian besar menggunakan air kemasan bermerk untuk penggunaan air minumnya. Penggunaan sumber air minum terbesar kedua adalah menggunakan air isi ulang yaitu sebesar 25,93 persen disusul dengan penggunaan air ledeng yang sebesar 17,16 persen. Sekitar 16,28 persen rumah tangga menggunakan sumur bor/pompa dan sumur terlindeng sebagai sumber penggunaan air minumnya. Secara umum dapatdikatakan bahwa masyarakat Kota Madiun sudah menikmati air bersih sebagai sumber air minumnya. Gambar 13 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Kota Madiun Tahun Air kemasan Air isi ulang Ledeng Sumur Sumur bermerk meteran bor/pompa terlindung 5.21 Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

78 Sosial Budaya Fasilitas lain yang juga penting untuk dimiliki rumah tangga adalah adanya tempat buang air besar. Hampir semua rumah tangga di Kota Madiun telah memiliki fasilitas tempat buang air besar baik itu yang digunakan oleh anggota rumah tangga sendiri, digunakan bersama dengan angora rumah tangga lain ataupun rumah tangga yang menggunakan MCK umum. Hanya sekitar 0,49 persen saja rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar. Gambar 14 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Tempat Buang Air Besar Kota Madiun Tahun Digunakan hanya ART sendiri Digunakan bersama ART Rumah Tangga lain tertentu MCK umum Tidak ada fasilitas Tahun 2016, rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang besar sendiri sebesar 81,32 persen. Sedangkan fasilitas penggunaan tempat buang air besar yang digunakan bersama dengan rumah tangga tertentu sebesar 17,63 persen. Rumah tangga yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar di MCK umum hanya sebesar 0,56 persen. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

79 Sosial Budaya 4.6 Agama Kota Madiun terdapat 5 agama yang paling banyak dianut diantaranya Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Meskipun dengan agama yang berbeda-beda tetapi kerukunan antar umat beragama berjalan dengan baik. Antar pemeluk agama saling menghormati dan menghargai kepercayaan yang dianut oleh umat agama lain. Sebagian besar penduduk Kota Madiun beragama Islam yaitu sebesar orang ata sebesar 90,57 persen dari total penduduk Kota Madiun. Pemeluk agama terbesar kedua yaitu Protestan yaitu sebesar orang atau sebesar 5,86 persen. Pemeluk agama Katolik sebesar orang atau sekitar 3,08 persen. Sedangkan pemeluk agama Hindu dan Budha tidak sampai satu persen yaitu masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,36 persen. Tabel 33 Jumlah Penduduk Kota Madiun Menurut Kecamatan dan Agama Tahun 2016 Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Manguharjo Taman Kartoharjo Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

80 Sosial Budaya 4.6 Agama Kota Madiun terdapat 5 agama yang paling banyak dianut diantaranya Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Meskipun dengan agama yang berbeda-beda tetapi kerukunan antar umat beragama berjalan dengan baik. Antar pemeluk agama saling menghormati dan menghargai kepercayaan yang dianut oleh umat agama lain. Sebagian besar penduduk Kota Madiun beragama Islam yaitu sebesar orang ata sebesar 90,57 persen dari total penduduk Kota Madiun. Pemeluk agama terbesar kedua yaitu Protestan yaitu sebesar orang atau sebesar 5,86 persen. Pemeluk agama Katolik sebesar orang atau sekitar 3,08 persen. Sedangkan pemeluk agama Hindu dan Budha tidak sampai satu persen yaitu masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,36 persen. Tabel 33 Jumlah Penduduk Kota Madiun Menurut Kecamatan dan Agama Tahun 2016 Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Manguharjo Taman Kartoharjo Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

81 V PENUTUP

82 Penutup PENUTUP Kota Madiun, secara geografis memiliki letak yang cukup strategis dengan kondisi topografi tanah datar yang dilalui aliran sungai Madiun dengan kontur tanah yang stabil. Saat ini Kota Madiun memiliki sarana prasarana yang cukup memadai seperti akomodasi, transportasi, serta pusat-pusat ekonomi. Sebagai wilayah pengembangan Jawa Timur bagian Barat, Kota Madiun mempunyai arah pembangunan yang dikenal dengan istilah KOTA GADIS yang merupakan kepanjangan dari Madiun Kota perdagangan, Pendidikan, dan Industri. Potensi ekonomi Kota Madiun sangat mengandalkan pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran. Jika dibandingkan besaran nilai secara absolut antar kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur, Kota Madiun termasuk dalam kategori memiliki pertumbuhanekonomi yang tinggi. Pendapatan per kapita juga terus mengalami kenaikan. Angka inflasi cenderung stabil bahkan cenderung menurun. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan kestabilan inflasi akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi sumber daya manusia di kota Madiun, sebagai salah satu modal pembangunan mengindikasikan jumlah angkatan kerja yang cukup tinggi utamanya pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi, hanya bisa didapatkan apabila manusia tersebut memiliki jenjang pendidikan yang tinggi. Sebesar 22,72 persen penduduk Kota Madiun tamat sekolah sampai dengan tingkat SMU sederajat. Dalam rangka menunjang pembangunan di bidang kesehatan, Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

83 Penutup disediakan beberapa fasilitas kesehatan di Kota Madiun. Selama lima tahun terakhir angka harapan hidup sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat terus meningkat. Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan juga mendorong usaha masyarakat untuk melakukan pengobatan secara medis. Selain itu kebijakan pemerintah Kota Madiun dalam pengendalian jumlah penduduk dengan pencanangan program KB cukup berhasil. Dengan slogan 2 anak lebih baik akan mewujudkan keluarga kecil yang sejahtera. Kondisi keamanan, politik, sosial budaya dan pemerintahan yang stabil dan kondusif merupakan potensi yang baik bagi perkembangan Kota Madiun. Dengan prospek perekonomian yang terus membaik, diharapkan Kota Madiun selalu dapat menjaga stabilitas kondisi yang telah ada diantara besarnya tantangan daya saing yang juga semakin besar sehingga dapat tercapai visi Terwujudnya Kota Madiun yang Lebih Maju dan Sejahtera. Data Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya Kota Madiun Tahun

84 VI LAMPIRAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 1.371,78 Km2, penggunaan wilayah Ponorogo sebagaian besar untuk area ke hutanan yaitu

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 No. 09/09/12.77/Th.XII, 1 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 No. 01/08/12.77/Th.XVII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2016 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN LANGKAT No. 01/11/1213/Th. IX, 1 Nopember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH A. Kondisi Umum Daerah 1. Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT PUSAT STATISTIK STATISTIK KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN No. 01/11/1215/Thn.2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi kabupaten Humbang

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur dapat dielaborasi kedalam tiga fokus utama, yaitu Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemertaan Ekonomi, Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

https://binjaikota.bps.go.id

https://binjaikota.bps.go.id BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah Data capaian IPM Kabupaten Temanggung tahun 2013 belum dapat dihitung karena akan dihitung secara nasional dan akan diketahui pada Semester II tahun 2014. Sedangkan data lain pembentuk IPM diperoleh dari

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN DAIRI No. 01/10/1210/Th. IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi tahun 2015, diukur berdasarkan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 41 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat 1 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Jawa Tengah terletak antara 5º 4 dan 8º 3 Lintang Selatan dan antara 108º 30 dan 111º 30

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan dan Sasaran... 3 I.3 Sumber Data... 4 I.4 Sistematika

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016 Pertanian, Kehutanan, dan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Konstruksi Perdagangan Besar dan Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 03/09/Th. VIII, 13 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2015 MENCAPAI 4,86 PERSEN Tahukah Anda? RIlis PDRB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 No. 11/02/15/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 4,21 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Kabupaten Kulonprogo dengan ibu kotanya berada di Kota Wates memiliki luas wilayah 598.627.512 ha (586,28 km 2 ), terdiri dari 12 kecamatan 87 desa,

Lebih terperinci

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014 GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN 2013 Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014 Statistik Dasar UU NO. 16 TAHUN 1997 (TENTANG STATISTIK) Statistik yang pemanfaatannya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii i DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan dan Sasaran... 3 I.3 Sumber Data... 4 I.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II Metodologi...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015 BPS KOTA TANJUNGBALAI No. 01/10/1272/Th.XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungbalai Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan Daerah Sebagian besar pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di Priangan Timur berada di Kota Tasikmalaya. Wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB Wilayah BARLINGMASCAKEB terdiri atas Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN WALIKOTA MADIUN

KATA SAMBUTAN WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan dan ridho-nya bahwa buku "ANALISIS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk

Lebih terperinci