HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WATES KULON PROGO SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WATES KULON PROGO SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WATES KULON PROGO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: INDAH SUPPLYANTI GARAGA PAGALLA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Hubungan Penambahan Berat Badan Interdialitik Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo. Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr.,m.kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3. Miftafu Darussalam, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku pembimbing yang telah memberikan semangat, bimbingan, arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku penguji yang sudah memberikan bimbingan, saran dan pendapat dalam hasil skripsi ini. 5. Direktur RSUD Wates Kulon Progo yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini berguna bagi semua Yogyakarta, Juni 2017 iv Indah Supplyanti GP

5 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN. ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTARGAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix INTISARI x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus... 5 D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktisi... 6 E. Keaslian Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal Ginjal Kronik Definisi Klasifikasi Etiologi Patofisiologi v

6 5. Penatalaksanaan Stadium B. Hemodialisis Definisi Jenis Dialisis Prinsip-prinsip Hemodialisis Manfaat Hemodialisis Komplikasi Hemodialisis Indikasi Hemodialisis.17 C. Interdialytic Weight Gain (IDWG) Definisi Mekanisme Terjadinya IDWG Pengukuran IDWG Klasifikasi IDWG Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi IDWG Komplikasi IDWG D. Tekanan Darah Definisi Determinan Tekanan Darah Jenis Ukuran Tekanan Darah Klasifikasi Tekanan Darah Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah Tekanan Darah Post Hemodialisis Tekanan Darah Pasien Hemodialisis.. 27 E. Kerangka Teori.29 F. Kerangka Konsep G. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu vi

7 C. Populasi dan Sampel D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Alat dan Metode Pengumpulan Data G. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data H. Etika Penelitian I. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 43 B. Pembahasan.. 47 C. Keterbatasan Penelitian 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.. 54 B. Saran 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik Tabel 2.2 Klasifikasi Kenaikan Berat Badan Tabel 3.1 Klasifikasi Tekanan Darah Tabel 3.2 Definisi Operasional Tabel 3.3 Nilai Kriteria Hubungan Korelasi Tabel 3.4 Karakteristik Responden Penelitian Pasien Hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo.. 44 Tabel 3.5 Analisis Deskriptif Statistik Penambahan Berat Badan Interdialitik Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo Tabel 3.6 Hubungan Penambahan Berat Badan Interdialitik dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo. 46 viii

9 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Rencana Jadwal Penelitian Lembar Data Karakteristik Responden Lembar Pengambilan Data Penambahan Berat Badan Interdialitik Lembar Pengambilan Data Tekanan Darah Hasil Penelitian (komputerisasi) Lembar Bimbingan Konsultasi Surat Ijin Studi Pendahuluan Surat Ijin Penelitian Surat Ethical Clearence x

11 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WATES KULON PROGO Indah Supplyanti Garaga Pagalla¹ Miftafu Darussalam² INTISARI Latar Belakang: Salah satu masalah yang paling sering dihadapi pasien hemodialisis adalah peningkatan volume cairan diantara dua waktu dialysis yang ditandai dengan penambahan berat badan interdialitik. Gangguan hemodinamik saat hemodialisa juga bisa berupa peningkatan tekanan darah, dan sekitar 5-15% dari pasien yang menjalani hemodialisa reguler tekanan darahnya justru meningkat. Tujuan: Mengetahui hubungan penambahan berat badan interdialitik( Interdialytic Weight Gain) dengan tekanan darah pada pasien hemodialisis di Unit Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, menggunakan rancangan cross serctional. Populasi dalam penelitian ini adalah yang menjalani hemodialisa berjumlah 80 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling dan jumlah sampel yang dapat didapatkan 47 responden. Analisa data statistik menggunakan uji Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil: Karakteristik responden diketahui bahwa sebagian besar responden dengan umur tahun, berjenis kelamin laki-laki, dan berpendidikan SMP. Lama menjalani hemodialisa sebagian besar >1 tahun. Analisa data didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah pada pasien hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo dengan nilai p value (>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah pada pasien hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo. Kata Kunci: Penambahan berat badan interdialitik, Tekanan Darah, Hemodialisa ¹Mahasiswa Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogykarta ²Dosen Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. xi

12 THE CORRELATION BETWEEN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN AND THE BLOOD PRESSURE OF HEMODIALYSIS PATIENTS IN RSUD WATES KULON PROGO Indah Supplyanti Garaga Pagalla¹, Miftafu Darussalam² ABSTRACT Background: One of common had by hemodialysis patient is the increasing of liquid volume between the two dialysis times. The symptom is the interdialytic weight gain. The hemodynamic when hemodialysis can be in a form of blood pressure, and around 5-15% of the patients who having regular hemodialysis, their blood pressure increase. Objective: To know the correlation between interdialytic weight gain and blood pressure of hemodialysis patients in Dialysis Unit in RSUD Wates Kulon Progo. Methods: The type of the research is an analytic observational research, using cross-sectional design. The population are 80 patients with hemodialysis, gathered by using purposive sampling technique. The number of the sample are 47 respondents. The statistic analytic data uses Spearman Rank test with confidence level is 95% (α=0,05). Results: Most of the respondent is male people around years old with educational background from Junior High School graduate. Most of them have had the hemodialysis for >1 year. From the data analysis, it can be found that there is no correlation between the interdialytic weight gain and the blood pressure of hemodialysis patients in RSUD Wates Kulon Progo with p value (>0,05) Conclusion: There is no correlation between interdialytic weigh gain and the blood pressure of hemodialysis patients in RSUD Wates Kulon Progo. Keywords: Interdialytic Weight Gain, Blood Pressure, Hemodialysis. ¹Student of Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta ²Lecture of Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta. xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi yang dimiliki oleh bangsa untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Salah satu upaya kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular dengan cara mengembangkan dan memperkuat program pencegahan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular. Berbagai jenis penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit ginjal kronik, penyakit-penyakit tersebut sudah menggantikan penyakit menular (commicable disease) sebagai masalah kesehatan masyarakat utama (Maris dan Maryanti, 2013 ). Pada tahun 2008 penyakit tidak menular di dunia sebesar 63%. Tahun 2010 penyakit tidak menular sejumlah 73% dari jumlah kematian dan 60% dari jumlah beban penyakit global. Kematian akibat penyakit tidak menular diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia dengan peningkatan terbesar akan terjadi di negara miskin pada tahun 2030 (Irianto, 2014). Salah satu penyakit tidak menular antara lain penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif. Pada umumnya penyakit ginjal kronis berakhir dengan gagal ginjal, yaitu suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel dan memerlukan terapi pengganti fungsi ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009). 1

14 2 World Health Organization (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat 50% ditahun Data menunjukkan bahwa setiap tahun orang Amerika menjalani hemodialysis karena gangguan ginjal kronis artinya dalam satu juta orang Amerika adalah pasien dialysis ( Wisyastuti, 2014). Di Indonesia angka kejadian gagal ginjal kronik pada tahun 2010 sebanyak 8.034, pada tahun 2011 terdapat pasien yang baru menjalani HD dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan pasien yang menjalani HD sebanyak orang sehingga secara keseluruhan terdapat pasien yang baru menjalani HD (Dinkes, 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar pada Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 menunjukkan angka prevalensi penyakit gagal ginjal kronik terbagi atas beberapa kabupaten diantaranya: Kabupaten Sleman sebesar 0,1%, Kabupetan Bantul 0,2%, Kabupaten Gunung Kidul 0,5%, Kulon Progo 0,3% dan Kota Yogyakarta 0,5% (Riskesdas, 2013). Pada umunya penyakit ginjal kronik berakhir dengan gagal ginjal, dimana ditandai dengan penurunan fungsi ginjal dan memerlukan terapi pengganti fungsi ginjal yang permanen berupa dialysis ( Hemodialisa dan Peritoneal Dialisis) atau transplantasi ginjal (Utami, 2011). Salah satu terapi pengganti gagal ginjal kronik adalah hemodialisis. Hemodialisis (HD) adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialiser dengan tujuan menggantikan fungsi ginjal sehingga dapat memperpanjang kelangsungan hidup. Meskipun dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas, hemodialisa (HD) tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Pasien tetap akan mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi (Smeltzer & Bare, 2008).

15 3 Salah satu masalah yang paling sering dihadapi pasien adalah peningkatan volume cairan diantara dua waktu dialisis yang dimanifestasi dengan penambahan berat badan interdialtik. Penambahan berat badan interdialtik (Interdialytic Weigh Gain) adalah selisih berat badan predialisis dengan berat badan pascadialisis sesi sebelumnya (Liani, 2016). Interdialytic Weight Gain (IDWG) berhubungan erat dengan masukan cairan pada pasien, pembatasan cairan merupakan salah satu terapi yang diberikan bagi pasien penyakit ginjal kronis untuk pencegahan dan terapi terhadap kormobid yang dapat memperburuk keadaan pasien (Lolyta, 2011). Tujuan dilakukan hemodialisis salah satunya adalah untuk membantu memperbaiki komposisi cairan tubuh sehingga mencapai keseimbangan cairan yang diharapkan. Walaupun demikian dalam menjalani hemodialisis pasien harus tetap melakukan pembatasan atau pengelolaan cairan dan diet, namun masalah kelebihan cairan yang dialami pasien tidak hanya diperoleh dari masukan cairan yang berlebihan akan tetapi juga dapat berasal dari makanan yang mengandung kadar air tinggi (Perkins, et all, 2006 dalam Suryarinilsih, 2010). Penambahan berat badan di antara dua waktu dialisis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: lingkungan, gizi, perilaku, fisiologis, dan psikologis (Hwang, Wang, dan Chien, 2007). Terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan antara dua waktu dialisis akan dapat menimbulkan berbagai masalah baru bagi pasien diantaranya adalah hipertensi, hipotensi, ganguan fungsi fisik, sesak nafas, edema pulmonal yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kegawatandarurat hemodialisis, meningkatkan risiko dilatasi dan hipertropi ventrikuler dan gagal jantung (Smeltzer dan Bare, 2002 dalam Suryarinilsih, 2010). Menurut penelitian Lolyta, Ismonah, Solechan (2011), untuk riwayat keluarga, diet dan penambahan berat badan interdialitik (IDWG) memiliki pengaruh yang signifikan dengan tekanan darah klien yang menjalani hemodialysis (p<0,05).komplikasi yang sering terjadi pada

16 4 penderita yang menjalani hemodialisa adalah gangguan hemodinamik (Landry dan Oliver, 2006). Tekanan darah umumnya menurun dengan dilakukannya ultrafiltrasi (UF) atau penarikan cairan saat hemodialisa (HD). Gangguan hemodinamik saat hemodialisa juga bisa berupa peningkatan tekanan darah dan dilaporkan sekitar 5-15% dari pasien yang menjalani hemodialisa regular tekanan darahnya justru meningkat saat hemodialisa. Kondisi ini disebut hipertensi intradialitik (HID) atau interdialytic hypertension (Agarwal and Light, 2010). Pada pasien dengan gagal ginjal biasanya dengan tekanan darah yang rendah, saat hemodialisa juga terjadi peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah pada pasien ini tidak mencapai level hipertensi seperti pada pasien yang tidak gagal jantung. Peningkatan tekanan darah ini juga meningkatkan risiko kematian dengan peningkatan 10 mmhg walaupun tekanan darah sistolik pra HD <120 mmhg (Ingrid et all, 2009). Jumlah cairan yang ditentukan untuk setiap harinya berbeda bagi setiap pasien tergantung fungsi ginjal, adanya edema dan haluaran urine pasien (Istanti, 2014). Pendidikan asupan cairan pada kelompok kecil pasien yang menjalani hemodialisa dapat menurunkan berat badan interdialytic dan tekanan darah sistole (Oshavandi dkk, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di RSUD Wates Kulon Progo pada tanggal 10 Desember 2016, diperoleh data sebagai berikut: RSUD Wates Kulon Progo memiliki Unit Hemodialisa dengan fasilitas 8 mesin dialyzer dan 15 tenaga medis perawat. Pasien yang menjalani hemodialisa sepanjang tahun 2016 sebanyak 80 pasien. Kunjungan pasien per hari untuk menjalani hemodialisa sebanyak 24 pasien. Selain itu peneliti melakukan wawancara kepada 3 pasien yang menjalani hemodialisa. Ketiga pasien tersebut mengatakan mengalami peningkatan berat badan interdialitik. Ny.D mengalami peningkatan berat badan interdialitik 0,5 kg, Ny.M 1 kg, Tn.P 4kg dan tekanan darah pada

17 5 saat intradialisis mengalami peningkatan tekanan darah dan ada yang mengalami penurunan tekanan darah. Selain wawancara yang dilakukan pada pasien, peneliti juga melakukan wawancara kepada perawat diruang Unit Dialisis. Perawat mengatakan bahwa rata-rata pasien yang menjalani hemodialisa mengalami peningkatan berat badan interdialitik. Beberapa dari pasien yang mengalami peningkatan berat badan yang cukup besar sehingga mengalami hipotensi dan ada yang mengalami peningkatan berat badan cukup besar mengalami hipertensi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara penambahan berat badan interdialisis (interdialytic weight gain) dengan tekanan darah pada pasien hemodialysis di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan oleh penulis, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan penambahan berat badan interdialitik (interdialytic weight gain) dengan tekanan darah pada pasien hemodialisa di Unit Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo. 2. Tujuan Khusus a) Diketahui karakteristik responden dengan pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialysis di Unit Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo. b) Diketahui angka penambahan berat badan interdialitik pada pasien yang menjalani hemodialysis rutin di Unit Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo.

18 6 c) Diketahui angka tekanan darah pada pasien yang menjalani hemodialysis rutin di Unit Dialisis Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis Peneliti ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan data untuk pengembangan ilmu keperawatan medical bedah khususnya mengenai penambahan berat badan interdialitik di unit hemodialysis. 2. Manfaat secara praktis a) Bagi Institusi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan Rumah Sakit dapat mengetahui penambahan berat badan interdialitik dan tekanan darah pada pasien hemodialysis sehingga rumah sakit dapat mengontrol terjadi penambahan berat badan interdialitik yang berlebih kepada pasien untuk mencegah terjadinya hipertensi intradialitik. b) Bagi Pasien Hemodialisa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pasien hemodialysis mengenai efek hemodialisa terhadap perubahan berat badan terkait tekanan darah selama menjalani hemodialysis. E. Keasliaan Penelitian Beberapa penelitian dibidang kesehatan yang terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Yuni Permatasari Istanti (2014), dengan judul Hubungan Antara Masukan Cairan dengan Interdialytic Weight Gains (IDWG) Pada Pasien Chronic Kidney Disease di Unit Dialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan cairan dan IDWG pada penyakit Gagal Ginjal Kronik pasien yang menjalani hemodialisis.

19 7 Jenis Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah menggunakan total sampling. Hasil analisis antara masukan cairan dengan IDWG pada pasien CKD diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara masukan cairan dengan IDWG (r=0,541, p value=0,000). Arah hubungan adalah positif dimana semakin banyak masukan cairan responden maka IDWG juga akan meningkat. Persamaan dari penelitian sebelumnya adalah variabel terikat yaitu penambahan berat badan interdialytic (IDWG) sedangkan perbedaan dari ini adalah terletak di variabel bebas. Peneliti sebelumnya variabel bebas masukan cairan. 2. Widiyanto, Hadi, Wibowo (2013), dengan judul Korelasi Positif Perubahan Berat Badan Interdialisis dengan Perubahan Tekanan Darah Pasien Post Hemodialisa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan berat badan interdialisis dengan perubahan tekanan darah pasien post hemodialisa. Penelitian ini menggunakan metode survey (observasional) dengan desain penelitian menggunakan rancangan survei cohort. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan Paired T- Test, Spearman Rank Test dan Chi Square. Hasil uji statistik menunjukkan p value 0,050 terdapat hubungan yang signifikan dengan arah+ positif dan hipotesis penelitian ini diterima. Kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara perubahan berat badan interdialisis dengan perubahan tekanan darah.. Persamaan dari penelitian ini adalah menggunakan variabel bebas yaitu Perubahan berat badan interdialitik dan perbedaan dari penelitian ini adalah uji statistik, desain penelitian dan variabel terikat Peneliti menggunakan Uji Korelasi Product Moment, desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan variabel terikat yaitu tekanan darah intradialitik.

20 8 3. Lolyta, Ismonah, Solechan (2011), dengan judul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah Hemodialisis Pada Klien Gagal Ginjal Kronik di RS Telogorejo Semarang. Tujuan penenelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah hemodialysis pada klien dengan gagal ginjal kronik di RS Telogorejo Semarang. Desain penelitian ini adalah explanatory, jumlah sampel 48 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, penggunaan obat antihipertensi, dan UFR dengan tekanan darah klien yang menjalani hemodialysis (p>0,05). Sedangkan untuk riwayat keluarga, diet dan IDWG memiliki pengaruh yang signifikan dengan tekanan darah klien yang menjalani hemodialysis (p<0,05). Persamaan dari penelitian ini adalah terletak di variabel terikat yaitu tekanan darah pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialysis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak di variabel bebas yaitu penambahan berat badan interdialitik pada pasien hemodialysis. Dan desain penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional.

21 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo merupakan Rumah Sakit Tipe B yang berdiri sejak tahun 1983 yang saat ini berstatus Negeri berlokasi di jalan Tentara Pelajar Km.1, No.05, Dusun Beji, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Unit Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo memilik kapasitas yang memadai yang terdiri dari 8 tempat tidur dengan 8 mesin dialyzer dan memiliki jadwal rutin 3x/sehari untuk hemodialisis. Dimulai pada pukul WIB untuk sesi pertama, untuk sesi kedua dimulai pada pukul WIB dan untuk sesi ketiga pukul WIB. Pelayanan hemodialisa dilakukan selama 13,5 jam setiap hari dengan 3 shift kecuali hari minggu, dan mampu melayani rata-rata 24 pasien perhari dengan 15 perawat. Sebelum dilakukan proses hemodialisis pasien terlebih dahulu diukur berat badan dan tanda-tanda vital sebelum di mulai hemodialisis. Setelah itu perawat memprogram mesin hemodialisis sesuai yang telah ditentukan sebelumnya. Selama proses hemodialisis berlangsung, kegiatan pasien di ruang hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo bermacam-macam, ada yang berbicara kepada sesama yang menjalani hemodialisis, ada yang makan makanan ringan sambil menonton televisi, dan kebanyakan pasien tidur saat menjalani hemodialisis. Setelah proses hemodialisis selesai, perawat mengobservasi tanda-tanda vital sebelum pasien diizinkan pulang.

22 44 2. Analisis Hasil Penelitian a. Analisis Univariat Hasil analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dari subjek penelitian sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Gambaran karakteristik penelitian disajikan didalam tabel sebagai berikut: 1) Karakteristik responden Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di Unit RSUD Wates Karakteristik Pasien Frekuensi (n) Persentase (%) Usia tahun 1 2,1 % tahun 7 14,9 % tahun 9 19,1 % tahun 15 31,9 % tahun 12 25,5 % >65 tahun 3 6,4 % Jenis Kelamin Laki-laki 24 51,1 % Perempuan 23 48,9 % Pendidikan SD 10 21,3 % SMP 25 53,2 % SMA 24 25,5 % Lama Menjalani Hemodialisa >1 tahun 43 91,5 % <1 tahun 4 8,5 % Total % Sumber: Data Sekunder (2017).

23 45 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa menurut usia paling banyak adalah tahun sebanyak 15 pasien (31,9%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 24 pasien (51,1%). Pendidikan terakhir terbanyak adalah SMP yaitu 25 pasien (53,2 %). Lama menjalani hemodialisis paling banyak adalah >1 tahun yaitu 43 pasien (91,5%). 2) Analisis Deskriptif Statistik Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Statistik Penambahan Berat Badan dengan Tekanan Darah di Unit Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo (n=47) No Variabel Mean Median Min- SD 95% CI Maks 1 IDWG ,5-7, TD sistolik TD diastolic Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan rata-rata IDWG responden adalah 2,7 kg, median 2,5 kg dan standar deviasi 1,18 kg. Berat badan terendah 0,5 kg dan berat badan tertinggi 7 kg. Dari hasil estimasi interval sebesar 95% diyakini bahwa rata-rata berat badan interdialitik responden adalah 2,36 kg. Untuk rata-rata tekanan darah sistolik responden adalah mmhg, median 145,00 mmhg, dan standar deviasi 121,78 mmhg. Tekanan darah sistolik terendah 97 mmhg dan tekanan darah tertinggi 182 mmhg. Dari hasil estimasi interval sebesar 95% diyakini bahwa rata-rata tekanan darah sistolik adalah 138,18 mmhg. Sedangkan untuk rata-rata tekanan darah diastolik responden adalah 90,32 mmhg, median 93,00 mmhg, dan standar deviasi 12,441 mmhg. Tekanan darah diastolic terendah 64 mmhg dan tekanan darah tertinggi 115 mmhg. Dari hasil estimasi interval sebesar 95% diyakini bahwa rata-rata tekanan darah diastolik adalah 86,67 mmhg.

24 46 b. Analisis Bivariat Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu penambahan berat badan interdialitik dengan variabel terikat tekanan darah. Penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah merupakan data rasio dan dilakukan uji sebaran data menggunakan Shapiro Wilk (n<50) untuk menentukan uji paramerik atau nonparametric. Hasil uji Shapiro Wilk penambahan berat badan interdialitik diperoleh p value <0,05 yang berarti data tidak berdistribusi normal. Alternatif uji statistic yang digunakan adalah Spearman Rank karena data yang digunakan tidak normal. 1) Hubungan penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan sistolik dan diastolik. Tabel 4.3 Hubungan penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah sistolik Tekanan Darah Spearman s rho Correlation Sign N Coefficient (2-failed) Sistolik Penambahan berat 0,042 0, badan interdialitik Diastolik Penambahan berat 0,087 0, badan interdialitik Hasil analisis statistic menggunakan uji Spearman Rank diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah sistolik (p=0,779) dan tekanan darah diastolic (p=0,561).

25 47 B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan hasil analisis penelitian dilihat dari tabel 4.1 menunjukkan jumlah responden berdasarkan karakteristik usia, diperoleh data jumlah pasien yang berusai 17 tahun sampai dengan > 65 tahun. Sebagian besar karakteristik responden adalah tahun yaitu 31,9 % dan yaitu 25,5 % serta yang paling sedikit adalah usia tahun yaitu 2,1 %. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa fungsi renal akan berubah bersama dengan pertambahan usia. Sesudah usia 40 tahun akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus secara progresif hingga mencapai usia 70 tahun kurang lebih 50% dari normalnya. Salah satu fungsi tubulus yaitu kemampuan reabsorpsi dan pemekatan akan berkurang bersamaan dengan peningkatan usia (Brunner & Suddarth, 2008). Tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa mayoritas pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah laki-laki yaitu 51,1%, sedangkan responden perempuan sebanyak 48,9%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurcahyati (2011) bahwa mayoritas jenis kelamin pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah laki-laki dengan presentase 52,6% dan perempuan sebesar 47,4%. Berbeda dengan penelitian oleh Kusumawardani (2010) yang menyatakan bahwa pasien yang paling banyak menderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 67,3%. Pasien laki-laki yang lebih banyak bila dibandingkan perempuan kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah faktor pekerjaan. Pekerjaan laki-laki lebih berat daripada perempuan, yang terkadang membuat laki-laki mengkonsumsi minuman suplemen yang berlebihan (Istanti, 2014).

26 48 Pembentukan batu ginjal lebih banyak diderita oleh laki-laki karena saluran kemih pada laki-laki lebih panjang sehingga pengendapan zat pembentuk batu lebih banyak daripada perempuan. Pembesaran prostat pada laki-laki dapat menyebabkan terjadinya obstruksi dan infeksi yang dapat berkembang menjadi gagal ginjal. Laki-laki juga lebih banyak mempunyai kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti merokok, minum kopi, alkohol, dan minuman suplemen yang dapat memicu terjadinya penyakit sistemik yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal (Brunner & Suddarth, 2008). Pada dasarnya setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun perempuan tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan. Namun, berbagai literature tidak ada yang menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan patokan untuk menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal kronis (Nurcahyati, 2011). Sebagian besar responden yang menjalani hemodialisis berpendidikan SMP sebanyak 25 orang (53,2%), pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka kemampuan serta pemahaman tentang gagal ginjal akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Taluta, Mulyadi, dan Hamel (2014) yang mendapatkan hasil responden terbanyak dengan pendidikan SMP sebesar 50%. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gultom (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan dasar utama untuk keberhasilan pengobatan. Pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang mengenai gagal ginjal kronik dan efek samping yang terjadi apabila melakukan terapi hemodialisis, seseorang yang tidak memiliki cukup pengetahuan kemungkinan akan merasakan tekanan pada saat menjalani hemodialisa. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

27 49 informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang diperoleh semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Sebagian besar pasien yang lama menjalani hemodialisis adalah >1 tahun sebanyak 43 pasien (91,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian Nurchayati (2011) yang mengungkapkan bahwa hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal. Seseorang yang divonis menderita gagal ginjal harus menjalani terapi penganti ginjal seumur hidup, dan salah satu pilihannya adalah hemodialisa. 2. Penambahan Berat Badan Interdialitik Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata penambahan berat badan interdialitik pasien hemodialisis di Unit Dialisis RSUD Wates adalah 2,7 kg dengan nilai minimum 0,5 kg, maksimum 7 kg. Artinya bahwa rata-rata penambahan berat badan interdialitik pasien hemodialisis di RSUD Wates adalah lebih dari batas normal. Nilai normal IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah 1,0 kg-1,5kg atau kurang dari 3% berat badan kering (Istanti, 2014). Dari 47 responden yang mengalami peningkatn berat badan interdialitik yang melebihi batas normal ada 36 responden dan 11 orang respoden memiliki IDWG dalam batas normal. Salah satu masalah yang paling sering dihadapi pasien hemodialisis adalah peningkatan volume cairan diantara dua waktu dialysis yang dimanifestasikan dengan penambahan berat badan (Suryarinilsih, 2010). Tujuan dilakukan hemodialisis salah satunya adalah untuk membantu memperbaiki komposisi cairan dalam tubuh. Walaupun demikian dalam menjalani hemodialisis pasien harus tetap melakukan pembatasan cairan. Manajemen pembatasan asupan cairan dan makanan akan berdampak terhadap penambahan berat badan interdialitik diantara dua waktu dialysis. Dampak yang timbul apabila IDWG yang berlebihan pada pasien dapat

28 50 menimbulkan masalah, diantaranya adalah hipotensi dan hipertensi yang semakin berat, sesak nafas, gangguan fungsi fisik (Istanti, 2014). Juan (2005), mengatakan bahwa semakin besar Interdialytic Weight Gains (IDWG), semakin buruk prognosis jangka panjang serta mengakibatkan tekanan darah yang tinggi waktu predialisis. Riyanto (2011) mengatakan bahwa komplikasi yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah penambahan berat badan diantara dua waktu hemodialisis (IDWG) yang disebabkan oleh ketidakmampuan fungsi ekskresi ginjal, sehingga berapapun jumlah cairan yang diasup pasien, penambahan berat badan akan selalu ada. Dan peningkatan berat badan yang ideal diantara dua waktu hemodialisis adalah 1,5 kg dengan nilai normal IDWG kurang dari 3% berat badan kering (Price &Wilson 2005, Istanti 2014). 3. Tekanan Darah Rata-rata tekanan darah sistolik pasien hemodialisis adalah 144,57 mmhg dengan rentang Rerata tekanan darah diastolic pasien hemodialisis adalah 90,32 mmhg dengan rentang Berdasarkan rerata tekanan darah sistolik >140 mmhg dan tekanan darah diastolic >90 mmhg menunjukkan tekanan darah pasien hemodialisis di Unit Dialisis RSUD Wates Kulon Progo cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Tekanan darah pada usia dewasa mempunyai risiko mengalami peningkatan tekanan darah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah antara lain jenis kelamin dan faktor genetik (Black & Hawks, 2010). Berdasarkan hasil penelitian, jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,1 % dan perempuan 48,9 %. Wanita umumnya mengalami penurunan tekanan darah daripada laki-laki diusia yang sama hal ini cenderung akibat variasi hormone. Faktor genetik mempunyai pengaruh terhadap tekanan darah karena seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi, apabila orangtuanya

29 51 menderita hipertensi akan mempunyai risiko lebih besar mengalami hipertensi diusia muda (Kozier, 2010). Hipertensi secara umum dapat didefiniskan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmhg (Palmer, 2007). Wiryowidago (2007) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang yang berada pada tingkatan diatas normal, jadi tekanan darah tinggi tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, perlu adanya deteksi dini terhadap penyakit hipertensi yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Rosta, 2011). Black and Hawks (2006), menyatakan bahwa ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian peningkatan tekanan darah. Faktor risiko ini diklasifikasikan menjadi faktor yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, genetic dan etnis. Seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi, beberapa gennya akan berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan yang akan meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang orang tuanya menderita hipertensi akan mempunyai risiko lebih besar mengalami peningkatan tekanan darah diusia muda. Jenis kelamin dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah seseorang (Black & Hawks, 2006). 4. Hubungan Penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah pasien hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji analisis statistic Spearman Rank pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan p-value untuk penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah sistolik 0,779 sedangkan p-value

30 52 penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah diastolik 0,561 dimana kedua p-value >0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan secara statistic antara penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik di Unit Dialisis RSUD Wates Kulon Progo. Hal ini sejalan dengan penelitian Sulistini (2012), dengan judul Hubungan Antara Tekanan Darah Pre Hemodialisis dan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Penambahan Berat Badan Interdialitik di Ruang Hemodialisis RS. Moh. Hoesin Palembang yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara tekanan darah pre hemodialisis dengan penambahan berat badan interdialitik. Pada penelitian Sulistini (2012) hasil uji analisis korelasi dan regresi menunjukkan bahwa p value untuk tekanan darah sistole sebesar 0,805 dan p value untuk tekanan darah diastole sebesar 0,169 mmhg dimana p value (>0,05). Hal ini sejalan dengan pernyataan Mustikasari (2017), bahwa Interdialytic Weight Gains (IDWG) yang erat kaitannya dengan cairan berlebih dan merupakan precursor tingginya tekanan darah predialisis. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lolyta (2012) dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Hemodialisis pada Klien Gagal Ginjal Kronis suatu studi di RS Telogorejo Semarang dengan rancangan Explanatory yang menyatakan bahwa Interdialytic Weight Gains (IDWG) memiliki pengaruhyang signifikan terhadap tekanan darah hemodialisis pada klien dengan gagal ginjal kronik (pvalue <0,05). Membandingkan penelitian sebelumnya dengan teori yang ada, bahwa tekanan darah bukan hanya akibat dari penambahan berat badan saja, namun banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi tekanan darah itu sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi IDWG dan tekanan darah diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama hemodialisa.

31 53 Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang dapat dialami oleh semua orang sesuai etiologinya. Rentang usia pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates adalah 25 tahun sampai >65 tahun. Berdasarkan karakteristik usia, sebagian besar pasien yang menjalani hemodialisis adalah tahun. Fungsi renal akan berubah dengan pertambahan usia. Sesudah usia 40 tahun terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus secara progresif hingga usia 70 tahun (Smeltzer & Bare, 2008). Selain itu usia juga dapat mempengaruhi tekanan darah karena semakin menua usia seseorang, maka elastisitas arteri mengalami penurunan dan arteri lebih kaku dan kurang mampu merespon tekanan darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Kozier, 2010). Selain usia, jenis kelamin juga merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi penambahan berat badan interdialitik dan tekanan darah. Sebagian besar pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates adalah laki-laki. Menurut penelitian Worden (2007), air total tubuh laki-laki membentuk 60% dari berat badannya, sedangkan air total tubuh perempuan membentuk 50% dari berat badannya. Air total tubuh akan memberikan penambahan berat badan yang meningkat lebih cepat sehingga terkait hal tersebut, maka penambahan berat badan interdialitik pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Selain itu jenis kelamin juga tidak hanya mempengaruhi penambahan berat badan interdialitik, tetapi juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Menurut penelitian Prasetyaningrum (2014), bahwa laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki kemungkinan beresiko terkena hipertensi. Namun laki-laki lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan perempuan pada saat usia <45 tahun, tetapi pada saat usai >45 tahun perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi dikarenakan faktor hormonal. Tingkat pendidikan juga merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi pembatasan asupan cairan, karena semakin tinggi

32 54 pendidikan seseorang, kesadaran untuk mencari pengobatan dan perawatan akan masalah kesehatan yang dialami juga semakin tinggi. Sebagian besar tingkat pendidikan pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Wates adalah SMP. Tingkat pendidikan yang rendah dan kurang pengetahuan tentang gagal ginjal kronik terutama Interdialytic Weigh Gain (IDWG) karena kurangnya informasi dari petugas kesehatan dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah tidak memungkinkan untuk mendapatkan infromasi dari sumber lain (Istanti, 2014). Tingkat pendidikan juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi tekanan darah karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang yaitu kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan aktivitas fisik (Anggara & Prayitno, 2015). Pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates adalah sebagian besar menjalani hemodialisis >1 tahun. Penelitian Sapri (2004) menyatakan bahwa lamanya menjalani hemodialisa (>1 tahun) mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, kepatuhan, pembatasan asupan cairan. Setiap pasien memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam meningkatkan pengetahuan dan sikapnya. Semakin lama pasien menjalani terapi HD maka akan banyak pengetahuan yang diperoleh dan bersikap positif terhadap kepatuhan diet dan cairan. Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Suslistini (2013), semakin lama penderita menjalani hemodialisis maka akan sering terpapar oleh efek samping hemodialisis baik akut maupun kronis dan penambahan berat badan interdialitik merupakan salah satu efek tersebut. Pasien yang menjalani HD >1 tahun mengalami kerusakan ginjal yang berat sehingga pengganti ginjal seumur hidup adalah hemodialisa. Pada pasien gagal ginjal kronik, aktivitas renin angiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan aldosterone yang dapat memacu tekanan darah sehingga mengalami peningkatan tekanan darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan rata-rata tekanan darah

33 55 sistolik pada pasien HD di RSUD Wates adalah 144,57 mmhg dan rata-rata tekanan darah sistolik 90,32 mmhg. Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar (Ramayulis, 2010). Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan ekstraseluler menyebabkan volume darah yang berdampak pada timbulnya hipertensi atau peningkatan tekanan darah (Sutanto, 2010). Kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung kalium mengakibatkan jumlah natrium menumpuk dan meningkatkan risiko hipertensi (Junaedi dkk, 2013). Sebagian besar kasus hipertensi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika kedua orangtua memiliki riwayat hipertensi, maka anaknya berisiko terkena hipertensi, terutama hipertensi primer. Hal ini terjadi karena adanya gen yang menuruan pada dirinya (Sutanto, 2010). Jadi dari berbagai teori dan penelitian sebelumnya, peneliti menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah pada pasien hemodialisis di RSUD Wates. C. Keterbatasan Penelitian Peneliti dalam melakukan penelitian telah berusaha secara maksimal, namun tentunya penelitian ini masih belum sempurna karena dalam penelitian ini peneliti memeiliki keterbatasan penelitian diantaranya adalah 1) Peneliti tidak bisa mengendalikan faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah yaitu merokok, minum alkohol, konsumsi garam 2) Peneliti tidak melihat dari waktu lama menjalani hemodialisa 3) Peneliti tidak bisa melakukan apersepsi dengan semua perawat yang ada diruangan HD karena keterbatasan tenaga dan waktu.

34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah pada pasien hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo dapat disimpulkan bahwa: 1) Karakteristik responden pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis menurut usia paling banyak adalah tahun sebanyak 15 pasien (31,9%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 24 pasien (51,1%). Pendidikan terakhir terbanyak adalah SMP yaitu 25 pasien (53,2%). Lama menjalani HD paling banyak adalah >1 tahun yaitu 43 pasien (91,5%). 2) Angka kejadian penambahan berat badan interdialitik rata-rata adalah 2,7 kg. Berat badan terendah 0,5 kg dan berat badan tertinggi 7,0 kg. 3) Angka kejadian tekanan darah yang menjalani hemodialisis rata-rata tekanan darah sistolik 144,57 mmhg dan tekanan darah diastolic 90,32 mmhg. 4) Tidak ada hubungan antara penambahan berat badan interdialitik dengan tekanan darah pada pasien hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo. B. Saran 1) Bagi Institusi Rumah Sakit Diharapkan Rumah Sakit dapat mengetahui penambahan berat badan interdialitik dan tekanan darah pada pasien hemodialisis sehingga dapat mengontrol terjadi penambahan berat badan interdialitik yang berlebihan 56

35 57 2) Bagi Pasien Hemodialisa Diharapkan dapat menjadi informasi bagi pasien hemodialisis mengenai efek hemodialisa terhadap perubahan berat badan terkait tekanan darah selama menjadi hemodialisa. Agar Interdialytic Weight Gain (IDWG) tidak meningkat, diharapkan pasien hemodialisa membatasi cairan. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengendalikan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dan selanjutnya dapat meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Interdialytic Weight Gain (IDWG).

36 DAFTAR PUSTAKA Alam dan Hadibroto. (2008), Gagal Ginjal Edisi 1, Gramedia, Jakarta, Hal Anggara & Prayitno. 2013), Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikurang Barat, Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol.5 No.1 Arnold, T. L. (2007), Predicting Fluid Adherence In Hemodialysis Patient, Di unduh tanggal 16 Maret Agarwal, R., and Light, R.P. (2010), Intradialytic Hypertension is a Marker of Volume Excess, Nephrol Dial Transplant, 25(10): Beiber, S. D & Himmelfarb, J. (2013), Hemodialysis, Philadelphia, Black, J.M, Hawks J.H. (2006), Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive Outcomes, (8th Edition), WB. Saunders Company, Philadelpia. Brunner & Suddarth. (2008), Keperawatan Medikal Bedah, (edisi 8), EGC, Jakarta. Darmojo. (2006), Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Daugirdas, J. T., Blake, P. G., & Ing, T. S. (2007), Handbook of Dialysis, 4 th Ed, Lippincott Williams Wilkins, Philadelphia. Dharma, Kelana.K. (2011), Etodologi Penelitian Keperawatan, Trans Media, Jakarta. Info DINKES. (2013), Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Yogyakarta. Ferendi. (2008), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Perawatan Hemodialisis, Diakses tanggal 15 Februari Hwang, J., Wang, C.T., & Chien, C.C. (2007), Effect of climatic temperature on fluid gain in hemodialysis patients with different degrees of overhydration Blood Purification, 25(5-6), Istanti, Y. P. (2009), Faktor-faktor yang Berkontribusi Terhadap Interdialytic Weight Gains (IDWG) pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta., Jurnal Universitas Indonesia, Di akses tanggal 14 Februari (2014), Hubungan Antara Masukan Cairan dengan Interdialytic Weight Gain Pada Pasien Chronic Kidney Disease di Unit Hemodialisis

37 RS PKU Muhammmadiyah Yogyakarta, Jurnal Profesi, Vol.10, Diakses September 2013-Februari 2014 Irianto, K. (2014), Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis, ALFABETA, Jakarta. Kozier, Erb., Berman., Snyder. (2010), Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik, Volume: 1, Edisi: 7, EGC, Jakarta. Kusumo, Arlis W. (2010), Perbedaan Penyebab Gagal Ginjal Antara Usia Tua dan Muda pada Penderita Ginjal Kronik Stadium V yang Menjalani Hemodialisis di RSUD DR. Moewardi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Kusumawardani, Y. (2010), Hubungan Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik Pasien Gagal Ginjal Kronis, Naskah Publikasi, Universitas Muhamadiyah Semarang, Semarang Lolyta, R., Ismonah dan Solechan. (2011), Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Hemodialisis pada Klien Gagal Ginjal Kronik, 17 April Liani, N.A. (2016), Hubungan Penambahan Berat Badan Interdialisis dengan Hipertensi Intradialisis Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSD DR. Soebandi, Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember. Maris, V.N & Maryanti, S. (2013), Gambaran Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa, Diakses Januari Muttaqin, A., dan Sari, Kumala. (2011), Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan, Salemba Medika, Jakarta. Musyawir, Junaidi dan Suryani. (2012), Pengaruh Tindakan Hemodialisa Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Penyakit Ginjal di bagian Hemodialisis RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Volume 1, No 4. Mustikasari, I. (2017), Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Kenaikan Interdialytic Weight Gain Pasien Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati, Vol.XV, Diakses 1 Februari Nursalam, dan Fransisca, K. (2009, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan, Salemba Medika, Jakarta. Notoadmojo, S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Nursalam. (2008), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta

38 . (2013), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Nurcahyati, S. (2011), Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RS Islam Fatimah.Cilacap, FIK UI, Depok. Palmer & William. (2007), Tekanan Darah Tinggi, Erlangga, Jakarta. Prasetyaningrum, Y. I. (2014), Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti, FMedia, Jakarta. Riset Kesehatan Dasar. (2013), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sapri, A. (2004), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asupan Cairan Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD dr.h. Abdul Moeloek Lampung, Diakses 15 Februari Sulistini, R., Sari dan Hamid. (2013), Hubungan Antara Tekanan Darah Pre Hemodialisis dan Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Penambahan Berat Badan Interdialitik di Ruang Hemodialisis Rs. Moh. Hoesin, Palembang. Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Alfabeta, Bandung. Sujarweni, V.W. (2014), Metodologi Penelitian Keperawatan, Gava Media, Yogyakarta. Setiawan & Saryono. (2010), Metodologi Penelitian Kebidanan, Nuhamedika, Jakarta. Sudoyo, A. W., Setiyobudi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta Syamsudin. (2011), Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal, Salemba Medika, Jakarta Syaifuddin. (2009), Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta. Smeltzer & Bare. (2008), Keperawatan Medical Bedah vol 2, EGC, Jakarta... (2008), Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Linppincott William & Wilkins, Philadelphia. Suwitra, K. (2009), Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A. W., Setiyobudi, B., Alwi, I., Simadibarata. (2009), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing, Jakarta.

39 Suryarinilsih, Yosi. (2010), Hubungan Penambahan Berat Badan Antara Dua Waktu Dialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa di Rumah sakit Sakit Dr. M. Djamil Padang, Di Akses tanggal 4 mei Wiryowidago, S. (2007), Tanaman Obat Untuk Jantung, Darah Tinggi & Kolesterol, PT Argomedia Pusaka, Jakarta Wallace, M. (2008), Essentials of Gerontological Nursing, Springer Publishing Company, New York.

40

41

42

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik hampir selalu bersifat asimtomatik pada stadium awal. Definisi dari penyakit ginjal kronik yang paling diterima adalah dari Kidney Disease:

Lebih terperinci

BERAT BADAN PASIEN DIALISIS

BERAT BADAN PASIEN DIALISIS BERAT BADAN PASIEN DIALISIS Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan menjadi indikator terpenting pada pasien yang menjalani dialisis. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik merupakan perkembangan dari gagal ginjal akut yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun. Gagal Ginjal Kronik menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan irreversible. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal berperan sangat penting bagi sistem pengeluaran (ekskresi) manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini penyakit gagal ginjal kronis menduduki peringkat ke- 12 tertinggi angka kematian atau angka ke-17 angka kecacatan diseluruh dunia, serta sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) disebut sebagai penyakit renal tahap akhir yang merupakan gangguan fungsi renal yang progesif dan irreversibel dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada masalah medik, ekonomi dan sosial yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah usaha yang diarahkan agar setiap penduduk dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Upaya tersebut sampai saat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh : Atik Nur Shoumah G2A009025 PROGRAM

Lebih terperinci

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal bagi tubuh, sehingga tubuh tidak mampu untuk mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Roni Ferdi Dosen Akper Al-Maarif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik adalah kondisi jangka panjang ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan normal dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit ginjal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai peran penting dalam sistem ekskresi dan sekresi pada tubuh manusia. Apabila ginjal gagal melakukan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penyakit memiliki pengaruh terhadap individu dan lingkungan. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh penyakit pada sistem otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat selama ini menganggap penyakit yang banyak mengakibatkan kematian adalah jantung dan kanker. Sebenarnya penyakit gagal ginjal juga dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan medis dan keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang racun dan produk sisa dari darah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan pendekatan potong lintang, yaitu observasi dan pengukuran pada variabel bebas (faktor risiko)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan, sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme tubuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi ekskresi, fungsi pengaturan dan fungsi hormonal dari ginjal sebagai kegagalan sistem sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. Hal ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr. HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr. MOEWARDI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu merubah gaya hidup manusia yang semakin konsumtif dan menyukai sesuatu yang cepat, praktis serta ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan dunia hingga saat ini, karena jumlah penderita terus meningkat serta menimbulkan morbiditas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel. Penyakit ini digolongkan dalam penyakit terminal yaitu penyakit yang tidak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Irma Mustikasari, Erika Dewi Noorratri STIKES Aisyiyah Surakarta irmamustika_sari25@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PENDERITA HIPERTENSI DALAM PERAWATAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SKRIPSI Diajukan Oleh : ARLIS WICAK KUSUMO J 500060025

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Unit II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Unit II BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta yang terletak di Jalan Wates, Gamping, Sleman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diet gagal ginjal adalah diet atau pengaturan pola makan yang dijalani oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet tersebut dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : MEGAWATI SATYANINGRUM 070201076

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Desease/ESRD) merupakan gangguan penurunan fungsi ginjal yang progresif serta irreversible

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan

Lebih terperinci

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi merupakan penyakit umum yang terjadi di masyarakat, seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai tanda gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemodialisis (HD) merupakan tindakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi ginjal. Tindakan ini rutin dilakukan pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH PRE HEMODIALISIS DAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DI RUANG HEMODIALISIS RS

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH PRE HEMODIALISIS DAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DI RUANG HEMODIALISIS RS HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH PRE HEMODIALISIS DAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DI RUANG HEMODIALISIS RS. MOH. HOESIN PALEMBANG Rumentalia Sulistini, Indah Permata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang cukup berat dan terjadi perlahan dalam waktu yang lama (menahun) disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel. Pada suatu derajat tertentu, penyakit ini membutuhkan

Lebih terperinci

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA KLIEN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2016 Setiawan Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik yang selanjutnya disebut CKD (chronic kidney disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi penderita akan meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah

Lebih terperinci

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi utama, yaitu mempertahankan homeostatis dalam tubuh. Ginjal mempertahankan homeostatis dengan cara mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Karena ginjal memiiki peran vital dalam mempertahankan homeostasis, gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multipel. Semua

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal Ginjal Kronik merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting mengingat selain insidens dan pravelensinya yang semakin meningkat, pengobatan pengganti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemamouan tubuh gagal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Cronik Kidney Disease (CKD) merupakan perkembangan dari gagal ginjal dan hasil akhir destruksi jaringan gradual yang progresif

Lebih terperinci

HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1. Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI

HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1. Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1 Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI Latar Belakang: Pada pasien gagal ginjal kronik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG Hera Hastuti 1, Intan Adi Tyastuti 2 1. Prodi S1 Keperawatan dan Ners Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu permasalahan dibidang nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali tanpa keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai suatu proses patofisiologi yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional ginjal ini masih menjadi permasalahan serius di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control. Rancangan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control. Rancangan dapat diilustrasikan sebagai berikut : 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA Desitasari 1, Gamya Tri Utami 2, Misrawati 3 Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada manusia, fungsi kesejahteraan dan keselamatan untuk mempertahankan volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan nasional yang berlangsung beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pergeseran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Sunaryo

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Tabel 4.2. Data Profil Tekanan Darah Intradialisis Pasien Variabel Nilai Rerata (mmhg) Minimal (mmhg)

BAB 4 HASIL. Tabel 4.2. Data Profil Tekanan Darah Intradialisis Pasien Variabel Nilai Rerata (mmhg) Minimal (mmhg) BAB 4 HASIL 4.1. Data Umum Dalam penelitian ini disertakan 108 pasien hemodialisis kronik dengan karakteristik seperti yang ditampilkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Demogragis dan Lama HD Pasien Variabel

Lebih terperinci