UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PAIR CHECK

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PAIR CHECK Dwika Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar matematika dengan metode Pair Check. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kepil tahun pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode pembelajaran Pair Check dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Ditunjukkan dengan perolehan rerata persentase siswa sangat mandiri dan mandiri pada pra siklus mencapai 29% dan meningkat pada siklus I menjadi 67%. Kemudian dari siklus I meningkat menjadi 93% pada siklus II. Diwujudkan dengan siswa mampu untuk fokus, mampu mengikuti dengan tekun, mulai mengerjakan sendiri soal yang diberikan guru tanpa menunggu teman lain mengerjakan, mulai bisa mengerjakan sendiri soal yang diberikan guru, mulai mampu menilai sendiri jawaban yang dikerjakan, disiplin, sebagian besar siswa mampu untuk tidak mencontek, berani mengutarakan pendapat, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, dan baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dari peningkatan kemandirian belajar siswa, diikuti juga peningkatan rerata prestasi belajar pada siklus I 40,83 meningkat menjadi 76,46 pada siklus II. Kata kunci: Kemandirian belajar, metode Pair Check PENDAHULUAN Tujuan utama sekolah adalah menciptakan manusia yang berkompeten dalam berbagai bidang sehingga sekolah menerapkan standar belajar yang tinggi dan diharapkan akan menciptakan keluaran-keluaran yang mempunyai kompetensi dan skill yang tinggi. Kompetensi-kompetensi tersebut harus dimiliki karena saat ini tantangan masa depan yang semakin keras, biaya pendidikan semakin mahal, persaingan semakin kuat akan membuat siswa semakin terdorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh tanpa bantuan atau dengan bantuan orang lain sehingga akan tumbuh dalam diri siswa kemandirian terutama kemandirian dalam belajar. Belajar mandiri merupakan belajar paling mudah dan murah, terjangkau untuk semua kalangan baik siswa yang mampu atau tidak mampu karena belajar mandiri dapat dilakukan dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Dengan adanya 184

2 kemandirian yang tumbuh dalam diri siswa, siswa menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan masa yang akan datang. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP, pada saat proses pembelajaran matematika siswa mengalami beberapa masalah. Siswa kurang bekerjasama, kepercayaan diri siswa kurang, kurang termotivasi, tanggung jawab sebagai siswa juga masih kurang, siswa masih belum bisa belajar dengan kemauan sendiri, inisiatif sendiri, dan dalam mengejakan tugas masih bergantung dengan teman lain, serta saat proses pembelajaran siswa masih pasif dan cenderung tidak tertarik untuk belajar. hal tersebut mengakibatkan kemandirian belajar siswa masih rendah. Mohammad Asrori (2009: 128) menjelaskan bahwa kemandirian berasal dari kata dasar diri, maka pembahasan mengenai kemandirian ini tidak dapat dilepaskan dari pemabahasan mengenai perkembangan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut dengan istilah self karena diri itu merupakan inti dari kemandirian. Kemandirian belajar berpusat pada diri pembelajar sendiri sebagai subjek belajar. Sehingga dalam belajar mandiri, pembelajar harus memiliki motif dari dalam diri seperti pendapat Haris Mudjiman (2011: 1), belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Karena subjek kemandirian belajar merupakan pembelajar itu sendiri maka siswa harus menyadari pentingnya belajar dan pentingnya mempelajari suatu kompetensi guna kemajuan diri sendiri seperti yang dikemukakan oleh Barnadib dalam Eti Nurhayati (2011: 131) berpendapat bahwa kemandirian mencakup perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi masalah sendiri, mempunyai rasa percaya diri yang kuat, dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa menggantungkan diri terhadap bantuan orang lain. Untuk indikator kemandirian belajar yaitu: 1) memiliki motif untuk menguasai kompetensi, 2) mempunyai inisiatif sendiri dalam memecahkan masalah, 3) tidak bergantung terhadap orang lain, 4) memiliki kesiapan belajar, 5) mempunyai rasa percaya diri yang kuat, 6) bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Dengan Metode Pair Check 185

3 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan penelitian secara kuantitatif yang didukung dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP N 3 Kepil tahun pelajaran 2015/2016, sebanyak 24 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses dan peningkatan kemandirian belajar siswa menggunakan metodel Pair Check. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Februari Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas menurut Kemmis & McTaggart dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2010: 16) yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, catatan lapangan, tes prestasi belajar, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar tes, lembar catatan lapangan. Analisis data yang dilakukan bersifat analisi deskriptif dengan teknik persentase kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan bentuk persentase. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) rerata persentase siswa yang memiliki kemandirian belajar yaitu dengan klasifikasi sangat mandiri dan mandiri mencapai 70%, 2) rata-rata tes prestasi belajar siswa mencapai 75. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa meningkat dengan diterapkannya motode pembelajaran Pair Check yang dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi dari pra siklus meningkat saat siklus I, kemudian meningkat lagi saat siklus II. Persentase hasil observasi kemandirian belajar siswa pada pra siklus 29%. Kemudian rerata persentase kemandirian belajar siklus I sebesar 67% dan meningkat menjadi 93% pada siklus II. Diwujudkan dengan siswa mampu untuk fokus saat pembelajaran, mampu mengikuti dengan tekun saat pembelajaran, sudah mulai mengerjakan sendiri soal yang diberikan guru tanpa menunggu teman lain mengerjakan, sudah mulai bisa mengerjakan sendiri soal yang diberikan guru, sudah mulai mampu dalam menilai sendiri jawaban yang dikerjakan, sudah disiplin, siswa mampu menyiapkan terlebih dahulu peralatan pembelajaran, sebagian besar siswa 186

4 sudah mampu untuk tidak mencontek, berani mengutarakan pendapat, mampu tepat waktu dalam mengumpulkann tugas, dan siswa baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Peningkatan tersebut diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika mengalami peningkatan yaitu pada sikluss I sebesar 40,83 meningkat menjadi 76,46 pada siklus II. Berikut grafik data hasil analisis kemandirian belajar dan prestasi belajar matematika siswa: Analisis Kemandirian Belajar Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II rerata persentase siswa sangat mandiri dan mandiri rerata prestasi belajar Dari hasil pengamatan kemandirian belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator yang ingin dicapai. Masih ada kekurangan disebabkan karena waktu yang berkurang setiap jam pembelajaran. Karena berkurangnya jam tersebut, peneliti tidak sempat untuk membahas materi yang dilakukan. Masih ada siswa yang mencontek pekerjaan tim lain dan masih kurang dalam pengetahuan tentang materi yang diajarkan. Banyak siswa yang belum paham materi sehingga pembelajaran tidak begitu baik. Siswa masih banyak yang mengganggu tim lain. Siswa juga masih sering bercanda di dalam kelas, sering mengobrol di dalam kelas. Tetapi siswa memiliki keberanian untuk bertanya jika memang tidak tahu. Siswa juga senang dalam pembelajaran. Tidak terlihat ada beban di pikiran siswa karena memang kegiatan pembelajaran dilakukan dengan santai, tidak tegang tetapi disiplin. Hasil ini ditunjukkan dari hasil observasi kemandirian belajar siswa pada siklus I yaitu rerata persentase siswa sangat mendiri dan mandiri mencapai 67% yang berarti bahwa indikator keberhasilan penelitian ini belum tercapai. Kelemahan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan membentuk tim baru yang berbeda dengan tim sebelumnya, guru lebih aktif untuk memberikan arahan jika memang siswa belum bisa, mengurangi soal yang diberikan kepada partner agar pembelajaran dan pembahasan lebih efektif dan bisa fokus kepada keberhasilan Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Dengan Metode Pair Check 187

5 dan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Setelah dilakukan perbaikan, pada siklus II terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa. Partner lebih tenang dalam mengerjakan dan pelatih juga masih bisa dalam mengecek jawaban partner. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan dan lebih aktif dalam mengumpulkan informasi untuk menyelesaiakan soal tersebut. Saat pemabahasan siswa juga lebih baik dalam merespon dan banyak siswa yang tidak malu-malu untuk bertanya. Siswa juga sudah mepunyai kesadaran bahwa masing-masing tim saling bersaing untuk mengerjakan soal dengan baik demi keberhasilan tim. Dari hasil analisis tersebut terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Kemandirian belajar yang dimaksud adalah siswa yang sudah mencapai klasifikasi siswa sangat mandiri dan mandiri. SIMPULAN DAN SARAN Kemandirian belajar meningkat dengan diterapkannya metode Pair Check saat proses pembelajaran. Dimana siswa yang mencapai klasifikasi sangat mandiri dan mandiri meningkat. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa sudah dapat terpenuhi. Hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa yang diikuti dengan peningkatan prestasi belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II. DAFTAR PUSTAKA Eti Nurhayati Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Haris Mudjiman Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mohammad Asrori Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suharsimi Arikunto, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 188