PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR (Studi tahun 2012, 2013, 2014, 2015)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR (Studi tahun 2012, 2013, 2014, 2015)"

Transkripsi

1 EXECUTIVE SUMMARRY PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR (Studi tahun 2012, 2013, 2014, 2015) Oleh : Ana Ratna Wulan*; Hendriastuti; Tri Wibowo; Bakir Haryanto** *FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia; **Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan A. Pendahuluan Penilaian proses dan hasil belajar di kelas pada hakekatnya memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi pengembangan dan fungsi akuntabilitas (Reynolds el al., 2010). Pada konteks pengembangan peserta didik, memiliki peran sebagai continous improvement. Dalam hal ini rangkaian umpan balik yang bermakna diberikan berdasarkan hasil untuk mengembangkan potensi peserta didik. Di sisi lain, proses dan hasil tersebut perlu dipertanggungjawabkan dengan baik kepada para pengguna layanan pendidikan. Oleh sebab itu, kemampuan dalam melaksanakan secara valid, obyektif, berkesinambungan dan terbuka menjadi prasyarat yang harus dimiliki oleh pendidik dalam melaksanakan di kelas. Hasil studi pendahuluan menemukan bahwa kemampuan pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan di kelas secara umum masih kurang (Wulan et al., 2012). Sebagian pendidik belum mampu merencanakan dan melaksanakan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Pada umumnya para pendidik belum memiliki kemampuan dalam menilai keterampilan dan sikap sesuai matapelajaran yang diampunya. Komitmen sebagian pendidik terhadap etika dalam juga ditemukan masih lemah. Hasil studi tersebut masih sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang masih lemahnya kompetensi sebagian besar pendidik dalam merencanakan serta melaksanakan (Corebima, 1999; Morgan, 2004; Wulan, 2007; Wulan et al., 2011). Peran pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan dengan baik telah diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 58. Berdasarkan undang-undang tersebut, oleh pendidik dilakukan dalam rangka memantau proses belajar, kemajuan belajar peserta didik, serta memantau 1

2 perbaikan hasil belajar. Sejalan dengan hal tersebut, National Research Council/NRC (2000) mengemukakan bahwa proses dan hasil belajar merupakan kemampuan penting yang dituntut dalam kompetensi pendidik (guru). Secara umum menurut Popham (2011) seorang pendidik perlu memiliki kemampuan dalam sebagai berikut: 1) merencanakan perangkat ; 2) melaksanakan dan mengelola proses ; 3) menafsirkan data hasil ; serta 4) menindaklanjuti hasil. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan menunjukkan tentang perlunya suatu bentuk pembinaan yang lebih tepat sasaran. Studi yang dilakukan oleh Wulan et al. (2015) telah melibatkan sejumlah stakeholder pendidikan yaitu Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota, serta para guru setiap level jabatan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa program pembinaan dan pelatihan guru dalam belum tepat sasaran. Lembaga pembina guru pada level in-service belum memiliki acuan standar kompetensi dalam membina kompetensi guru dalam tersebut. Dengan demikian sangat sukar dilakukan penjenjangan berdasarkan kemampuan dalam pelatihan. Hal tersebut menyebabkan adanya ketidaksesuaian antara konten pelatihan dengan kebutuhan guru. Seluruh guru (pada level kompetensi dan jenjang pengalaman apapun) secara umum mendapat materi pelatihan yang sama. Penyebab utama lemahnya pengembangan kompetensi pendidik dalam (classroom assessment) terutama disebabkan karena kita belum memiliki standar kompetensi minimal yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan. Kita juga belum memiliki data existing standard guru dalam yang dipetakan berdasarkan kondisi nyata di sekolah. Kita belum mempunyai standar literasi asesmen yang dipetakan bertolak dari existing standard tersebut. Padahal apabila standar tersebut telah dimiliki, maka akan lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan guru dalam secara berjenjang dan berkesinambungan. Berdasarkan latar belakang tersebut, rangkaian penelitian tahun selanjutnya dilakukan untuk mengembangkan standar kompetensi pendidik dalam melaksanakan. Penelitian ini merupakan kerja sama antara Universitas Pendidikan Indonesia dengan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Rangkaian penelitian tersebut sepenuhnya dibiayai oleh Puspendik, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Rangkaian penelitian diawali dengan kajian dan benchmarking terhadap berbagai pustaka/literatur. Kajian awal dilakukan terhadap peraturan perundangan yang berlaku yaitu Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 dan Permendikbud Nomor 66 Tahun Benchmarking dilakukan terhadap Literasi Asesmen Guru di Amerika (Airasian, 2001). Berdasarkan kajian pustaka dan benchmarking yang telah dilakukan, disusun suatu framework kompetensi pendidik dalam proses dan hasil belajar yaitu sebagai berikut: 1) Memilih metode yang sesuai: 2) Mengembangkan metode-metode ; 3) melaksanakan, memberikan skor, serta menafsirkan hasil ; 4) Menggunakan hasil bagi mengambil ; 5) Menggunakan hasil asesmen untuk (grading); 6) mengomunikasikan hasil ; 7) mengenali praktek-praktek yang 2

3 tidak etis. Berdasarkan framework tersebut akan dikembangkan standar kompetensi pendidik dalam yang sesuai kebutuhan di Indonesia. yang sesuai kebutuhan adalah yang dapat menjembatani antara standar nyata yang ada di lapangan (existing standard) dengan standar ideal yang diharapkan. Dengan demikian standar tersebut diharapkan secara rasional dapat dicapai oleh para pendidik di Indonesia. kompetensi tersebut semestinya dapat memetakan kemampuan guru yang diharapkan untuk setiap level kemampuan, baik guru pemula, guru dalam pengembangan karir (guru madya), dan guru profesional. Level kemampuan tersebut sangat diperlukan bagi pembinaan serta pengembangan para guru pemula dan guru madya untuk mencapai level kemampuan yang lebih baik (profesional). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan standar kemampuan pendidik (recommended standard) dalam menilai untuk tiga level kemampuan pendidik (guru) yaitu: guru pemula, guru dalam pengembangan (guru madya), dan guru profesional. Tujuan ini selanjutnya mengalami pengembangan sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia menjadi empat level kemampuan pendidik berdasarkan jabatan yaitu: guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi bagi penyusunan kebijakan serta program penyiapan dan pengembangan kompetensi guru, baik pra-jabatan maupun dalam jabatan. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian yang dilaksanakan dari tahun 2012 hingga tahun 2015 (empat tahun penelitian). Sebelum rangkaian penelitian dilaksanakan, dilakukan kajian terhadap standar kemampuan pendidik dalam berdasarkan literatur. Selanjutnya disusun suatu framework kompetensi ideal berdasarkan Penilaian Pendidikan yang berlaku di Indonesia dan benchmarking terhadap Literasi Asesmen Guru di Amerika (Airasian, 2001). Dalam hal ini kajian terhadap literatur lainnya dilakukan untuk melengkapi framework kompetensi (Jacobs & Chase, 1992; Airasian, 1991; Doran et al., 1993; Marzano et al., 1994; Stiggins, 1994; Popham, 1995; Suskie, 2009; Reynolds et al., 2010; Popham, 2011; NSTA dan AETS 1998; NRC, 2000). Framewor kompetensi yang dihasilkan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai acuan atau standar ideal. Secara umum terdapat tiga tahap studi yang menjadi bagian dari grand design penelitian. Penelitian tahap pertama dilaksanakan tahun 2012 dan 2013 sebagai studi pemetaan dan pengembangan awal standar. Berdasarkan hasil studi tersebut diperoleh suatu draf existing standard. Penelitian tahap kedua dilakukan pada tahun 2014 untuk melengkapi standar yang belum terpetakan. Berdasarkan studi tersebut diperoleh existing standard yang lebih lengkap. Berdasarkan existing standard tersebut kemudian disusun draf standar berdasarkan standar ideal dengan bertolak dari existing standar tersebut. Penelitian tahap ketiga dilakukan pada tahun 2015 untuk memvalidasi standar baik secara logis maupun secara empiris dengan melibatkan para pakar dan stakeholders. Kegiatan Seminar Nasional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian untuk mendapatkan masukan secara luas dari para pakar dan stakeholders pendidikan. Seluruh masukan dan saran tersebut digunakan bagi penyempurnaan standar sebagai bagian dari grand design penelitian. Grand 3

4 design dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Grand design Penelitian Sampel dan Tempat Penelitian Penelitian tahun 2012 dilakukan dengan melibatkan orang guru Sekolah Dasar (SD), orang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian dilaksanakan di tiga provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Penelitian tahun 2013 melibatkan 452 orang guru SD, 833 orang guru SMP dan 755 orang guru SMA. Penelitian dilaksanakan di enam provinsi yaitu Bengkulu, Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Banten. Penelitian tahun 2014 melibatkan 744 orang guru SD, 1021 orang guru SMP, dan 1174 orang guru SMA. Penelitian dilaksanakan di delapan provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Penelitian terakhir tahun 2015 ditujukan untuk validasi logis dan empiris melibatkan stakeholders dan pemangku kebijakan di daerah. Penelitian ini melibatkan 120 responden yang berasal dari enam provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat; Sulawesi Tenggara; Banten; Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta; dan Maluku Utara. Responden tersebut berasal dari unsur: Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota, serta para guru setiap level jabatan. Penelitian tahun 2015 ini juga melibatkan sejumlah pakar dan serta para pemangku kebijakan. Sejumlah pakar dan pemangku kebijakan telah membahas standar yang dihasilkan melalui kegiatan Focus Group Discussion di Jakarta. Jumlah para ahli dan praktisi yang memberikan judgement/ pertimbangan terhadap standar yang dikembangkan masih akan terus bertambah seiring dengan rangkaian kegiatan forum ilmiah yang terus dilaksanakan. Kegiatan seminar nasional ini menjadi salah satu sarana dari rangkaian studi ini untuk memperoleh lebih banyak masukan bagi penyempurnaan standar. 2. Instrumen Penelitian 4

5 Instrumen penelitian yang digunakan meliputi seperangkat soal tes pilihan ganda dan angket/kuesioner guru. Sejumlah 45 soal tes pilihan ganda digunakan. Soal-soal yang digunakan tersebut merupakan soal yang telah diuji kualitasnya baik secara logis maupun empiris. Analisis IRT (Item Response Theory) menggunakan Rasch Model dengan bantuan software Quest dilakukan untuk pengujian empiris kualitas butir soal. Dalam hal ini soal-soal yang memiliki nilai Infit Meansquare yang berada di luar rentang batas penerimaan yaitu 0.77 dan 1.30 di-drop. Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di provinsi Nusa Tenggara Barat, Bali dan Kepulauan Riau. Sampel penelitian yang terlibat untuk ujicoba tersebut meliputi 110 orang guru SD, 144 orang guru SMP, dan 140 orang guru SMA. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, instrumen tersebut dikembangkan dari seperangkat indikator yang mengacu pada framework kompetensi sebagai hasil kajian berbagai literatur. Kompetensi yang diujikan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Memilih metode yang sesuai: 2) Mengembangkan metodemetode ; 3) Melaksanakan, memberikan skor, serta menafsirkan hasil ; 4) Menggunakan hasil bagi mengambil ; 5) Menggunakan hasil asesmen untuk (grading); 6) Mengomunikasikan hasil ; 7) Mengenali praktek-praktek yang tidak etis. Untuk studi tahun 2015 digunakan empat jenis kuesioner validasi standar untuk masing-masing jenjang jabatan pendidik yaitu guru pertama,guru muda, guru madya, dan guru utama. Selain dari itu untuk studi tahun 2015 digunakan juga instrumen panduan FGD yang digunakan untuk validasi standar oleh para stakeholder di daerah, para pakar serta para pemangku kebijakan. 3. Analisis Data Analisis data diawali dengan menggabungkan data tes tahun 2014 dan data tes sebelumnya dalam satu skala pengukuran. Analisis dilakukan dengan menggunakan concurrent calibration data dengan menggunakan sofware quest. Selanjutnya analisis dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a. Memetakan tingkat kemampuan subjek/sampel penelitian, dengan kriteria menggunakan ukuran presentil sebagai berikut: Nilai persentil lebih hari 70% dikategorikan kelompok kemampuan tinggi (guru profesional); Nilai persentil antara 30 70% dikategorikan ke dalam kelompok kemampuan sedang (guru madya); sementara itu nilai persentil kurang dari 30% dikategorikan ke dalam kelompok kemampuan rendah (guru pemula). b. Mengelompokan capaian subjek pada setiap tingkat kemampuan berdasarkan indikator instrumen. Dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Soal dijawab benar oleh > 80% subjek = ketercapaian sangat tinggi 2) Soal dijawab benar oleh 60-80% subjek = ketercapaian tinggi 3) Soal dijawab benar oleh 40-60% subjek = ketercapaian sedang 4) Soal dijawab benar oleh < 40% subjek = ketercapaian rendah c. Menyusun existing standard berdasarkan pemetaan ketercapaian indikator dan sub indikator untuk setiap standar 5

6 d. Melakukan professional judgement untuk menyusun recommended standard bagi kepentingan studi tahun 2015 berdasarkan existing standard dan ideal standard. Professional judgement dan validasi logis juga dilakukan untuk penyesuaian standar dengan aturan yang berlaku terkait jenjang jabatan guru yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16 tahun Kegiatan tersebut dilakukan secara hati-hati melalui serangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan sejumlah pakar. Berdasarkan hasil validasi logis tersebut diperoleh standar kompetensi pendidik dalam untuk empat jenjang jabatan yaitu guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. e. Memetakan indikator yang perlu divalidasi pada recommended standard secara logis dan empiris oleh para stakeholder di daerah. f. Merekap dan menganalisis data hasil focus Group Discussion (FGD) para pakar dan para pemangku kebijakan. g. Merekap dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif hasil seluruh kegiatan validasi dari studi tahun 2015 untuk menentukan revised standard C. Pengembangan Kompetensi Pendidik dalam Penilaian Pada bagian ini akan dikemukakan setiap tahapan pengembangan standar mulai dari pemetaan existing standard hingga diperoleh suatu recommended standard. Hasil penelitian akan disajikan berupa cuplikan dalam beberapa tabel. Studi awal dalam hal ini memetakan kompetensi pendidik pada tiga level (pemula, madya dan profesional). Setiap standar dipetakan berdasarkan ketercapaian indikator dan diperjelas dengan capaian subindikator setiap standar. Pengambilan data pada tahun 2012 dan 2013 telah memetakan ketercapaian standar kompetensi secara umum. Hasil pengambilan data tahun 2012 dan 2013 tersebut disajikan dalam bentuk persentil ketercapaian untuk setiap indikator. Cuplikan data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Capaian Kemampuan Penilaian Didasarkan Pengambilan Data Tahun 2012 dan 2013 Komptenesi 1. Memilih metode Indikator 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi yang akan dilaksanakan 1.2 Mengidentifikasi metode tertentu Persen Ketercapaian (%) Pemula Madya Profesional

7 Indikator 1.3 Menentukan metode berdasarkan kekuatan dan kelemahan metode-metode Persen Ketercapaian (%) Menjelaskan kekuatan dan kelemahan tes 1.5 Menentukan metode sesuai dengan pengalaman belajar. 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar 1.7 Menjelaskan tujuan Mengembangkan metodemetode 3. Menyelenggarakan, memberikan skor 2.1 Merumuskan indikator yang tepat untuk menilai kompetensi tertentu 2.2 Menguraikan kriteria tugas kinerja yang baik 2.3 Menjelaskan strategi penyusunan rubrik 2.4 Menerapkan strategi non tes (kinerja) Menyusun perangkat yang tepat untuk mengukur kemampuan tertentu. 3.1 Menjelaskan pelaksanaan tes Menerapkan prinsip penting dalam pengembangan rubrik hasil karya 3.5 Menjelaskan langkah pengembangan tes 3.6. Menjelaskan analisis kualitas butir soal 3.7 Menentukan kualitas butir soal Menggunakan hasil untuk 5. Mengg unakan asesm en 3.8 Mengambil dalam memperbaiki kualitas butir soal Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas 4.2 Menjelaskan implikasi dari pencapaian KKM 4.3 Menjelaskan cara pelaksanaan remedial berdasarkan hasil Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana 4.5 Menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi masalah yang fair pada tugas dalam Menggunakan dasar pembobotan Menentukan dasar pembobotan

8 Indikator 5.4 Menjelaskan dasar penentuan nilai kepada orangtua secara otentik 5.5 Menghindari kesalahan prosedur dalam seperti menggunakan sebagai hukuman 5.6 Mengambil tentang melalui informasi hasil kelas melalui beragam informasi Persen Ketercapaian (%) Mengkomunikasikan hasil penelitian 7. Mengenali praktek -praktek yang tidak etis 6.1 Mengkomunikasikan hasil harian 6.2 Mengkomunikasikan umpan balik yang bermakna bagi perbaikan 6.3 Membandingkan dua strategi 6.4 Menggunakan laporan hasil bagi pengambilan 7.1 Mengidentifikasi cara-cara penginformasian hasil tes yang fair dan etis 7.2 Menjelaskan praktek-praktek yang tidak etis 7.3 Memiliki tanggung jawab legal dan etika dalam mengumpulkan informasi asesmen Data telah dipresentasikan oleh: Wulan & Haryanto (2014) Keterangan : = ketercapaian rendah/sedang = ketercapaian tinggi = ketercapaian sangat tinggi Berdasarkan studi tahun 2012 dan 2013 diperoleh gambaran ketercapaian standar kompetensi secara umum. Berdasarkan hasil analisis pada data penelitian tersebut dapat dipetakan draf existing standard sebagaimana disajikan oleh Tabel 2. Tabel 2. Draf Existing d Berdasarkan Capaian Kemampuan Penilaian menurut Penelitian Tahun 2012 dan 2013 Indikator pada Setiap Kelompok Guru Komptenesi Pemula Madya Profesional 8

9 1.Memilih metode 1.7 Menjelaskan tujuan Indikator pada Setiap Kelompok Guru 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaa t bagi pengambilan yang akan dilaksanakan 1.7 Menjelaskan tujuan 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi pengambilan yang akan dilaksanakan 1.2 Mengidentifikasi metode tertentu 1.7 Menjelaskan tujuan 2.Mengembangkan metode-metode 2.2 Menguraikan kriteria tugas kinerja yang baik 2.1 Merumuskan indikator yang tepat untuk menilai kompetensi tertentu 2.2 Menguraikan kriteria tugas kinerja yang baik 2.3 Menjelaskan strategi penyusunan rubrik 2.4 Menerapkan strategi non tes (kinerja) 2.1 Merumuskan indikator yang tepat untuk menilai kompetensi tertentu 2.2 Menguraikan kriteria tugas kinerja yang baik 2.3 Menjelaskan strategi penyusunan rubrik 2.4 Menerapkan strategi non tes (kinerja) 2.5 Menyusun perangkat yang tepat untuk mengukur kemampuan tertentu. 3.Menyelenggaraka n, memberikan skor 3. 4 Menerapkan prinsip penting dalam pengembangan rubrik hasil karya 3.7 Menentukan kualitas butir soal 3.1 Menjelaskan pelaksanaan tes 3. 4 Menerapkan prinsip penting dalam pengembangan rubrik hasil karya 3.7 Menentukan kualitas butir soal 3.1 Menjelaskan pelaksanaan tes 3. 4 Menerapkan prinsip penting dalam pengembangan rubrik hasil karya 3.6. Menjelaskan analisis kualitas butir soal 3.7 Menentukan kualitas butir soal 9

10 4.Menggunakan hasil untuk pengambilan 5.Menggunakan asesmen dalam (grading) 5.1 Menentukan dasar pembobotan yang fair pada tugas 5.4 Menjelaskan dasar penentuan nilai kepada orangtua secara otentik Indikator pada Setiap Kelompok Guru 4.1 Mengidentifikasi 4.1 Mengidentifikasi dasar pengambilan dasar pengambilan dalam dalam berbasis berbasis kelas kelas 4.2 Menjelaskan 4.2 Menjelaskan implikasi dari implikasi dari pencapaian KKM pencapaian KKM 4.3 Menjelaskan cara 4.3 Menjelaskan cara pelaksanaan pelaksanaan remedial remedial berdasarkan hasil berdasarkan hasil 4.4 Menggunakan 4.4 Menggunakan informasi hasil informasi hasil asesmen untuk asesmen untuk menyusun rencana menyusun rencana 5.1 Menentukan dasar pembobotan yang fair pada tugas 5.4 Menjelaskan dasar penentuan nilai kepada orangtua secara otentik 5.1 Menentukan dasar pembobotan yang fair pada tugas 5.4 Menjelaskan dasar penentuan nilai kepada orangtua secara otentik 6.Mengkomunikasik an hasil penelitian 6.4 Menggunakan laporan hasil bagi pengambilan 6.2 Mengkomunikasika n umpan balik yang bermakna bagi perbaikan 6.3 Membandingkan dua strategi 6.4 Menggunakan laporan hasil bagi pengambilan 6.2 Mengkomunikasikan umpan balik yang bermakna bagi perbaikan 6.3 Membandingkan dua strategi 6.4 Menggunakan laporan hasil bagi pengambilan 10

11 7.Mengenali praktek -praktek yang tidak etis 7.1 Mengidentifikasi cara-cara penginformasian hasil tes yang fair dan etis 7.3 Memiliki tanggung jawab legal dan etika dalam mengumpulkan informasi asesmen Indikator pada Setiap Kelompok Guru 7.1 Mengidentifikasi cara-cara penginformasian hasil tes yang fair dan etis 7.2 Menjelaskan praktek-praktek yang tidak etis 7.3 Memiliki tanggung jawab legal dan etika dalam mengumpulkan informasi asesmen Data telah dipresentasikan oleh: Wulan & Haryanto (2014) 7.1 Mengidentifikasi cara -cara penginformasian hasil tes yang fair dan etis 7.2 Menjelaskan praktekpraktek yang tidak etis 7.3 Memiliki tanggung jawab legal dan etika dalam mengumpulkan informasi asesmen Berdasarkan hasil yang dipresentasikan pada Tabel 2 tersebut, ditemukan masih terdapat beberapa kelemahan pada existing standard yang diperoleh. Kelemahan tersebut antara lain adalah standar tersebut belum dapat membedakan secara spesifik kemampuan pada ketiga kelompok pendidik. Peta indikator kemampuan pada standar yang dihasilkan juga belum sepenuhnya bersifat hierarkis di antara kelompok guru pemula, madya, dan profesional. Berdasarkan hasil studi tersebut, terdapat sejumlah capaian indikator yang masih perlu diklarifikasi dan dilengkapi lebih lanjut. Penelitian pada tahap selanjutnya perlu diorientasikan pada pemetaan yang lebih spesifik untuk setiap indikator pada setiap level kompetensi pendidik. Penelitian pada tahun 2014 dilakukan sebagai upaya untuk memetakan standar secara lebih terperinci pada setiap level kompetensi pendidik. Dalam hal ini dilakukan pengembangan indikator menjadi sejumlah sub indikator yang kemudian dikembangkan menjadi pokok uji pada studi tersebut. Penelitian tahun 2014 tersebut dapat melengkapi data studi tahun 2012 dan Berdasarkan ketiga hasil penelitian (studi) tersebut diperoleh existing standard yang lebih spesifik dan lebih terperinci. Cuplikan data pemetaan ketercapaian indikator pada pengambilan data tahun 2014 disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Cuplikan Rekap Capaian Kemampuan Penilaian Berdasarkan Penelitian Tahun 2014 Kompetensi Indikator Sub. Indikator Pemula Madya Profesional 1. Memilih metode 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfa at bagi pengambilan yang akan dilaksanakan 1.3 Menentukan metode berdasarkan Menjelaskan hubungan antara hasil belajar dan proses Menentukan dasar pertimbangan utama dalam

12 Kompetensi Indikator Sub. Indikator Pemula Madya Profesional kekuatan dan kelemahan metodemetode 1.4 Menjelaskan kekuatan dan kelemahan tes 1.5 Menentukan metode sesuai dengan pengalaman belajar. memiliki metode yang sesuai Menentukan metode yang sesuai untuk menilai kompetensi pengetahuan tertentu Menentukan metode yang sesuai untuk menilai kompetensi sikap tertentu Memilih strategi yang relevan dengan tujuan Menentukan metode yang sesuai untuk menggambarkan perkembangan hasil belajar Mengidentifikasi kekuatan/kelemaha n tes uraian/open ended Mengidentifikasi kekuatan/kelemaha n tes obyektif/pilihan ganda Mengidentifikasi kekuatan/keterbata san bentuk tes tertentu dalam mengukur kompetensi Mengidentifikasi kekuatan/kelebihan bentuk tes uraian/open ended Memilih strategi yang sesuai dengan pengalaman belajar Menentukan metode yang sesuai dengan pengalaman belajar Merencanakan Merencanakan

13 Kompetensi Indikator Sub. Indikator Pemula Madya Profesional 4. Menggunakan hasil untuk pengambilan 5. Menggunakan asesmen dalam (grading) 6. Men gko muni kasik an untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar 4.5 Menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi masalah 5.3 Menggunakan dasar pembobotan 5.6 Mengambil tentang melalui informasi hasil kelas melalui beragam informasi 6.1 Mengkomunikasikan hasil harian strategi berdasarkan kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Menggunakan data hasil untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki Menggunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar Menggunakan pembobotan dalam menentukan nilai akhir Mempertimbangkan dasar pembobotan dalam Menjelaskan peran pembobotan dalam dan pengambilan Mengambil yang tepat berdasarkan data hasil Menentukan sumber informasi yang sesuai bagi pengambilan yang tepat dalam Mengkomunikasika n hasil sumatif yang efektif

14 Kompetensi Indikator Sub. Indikator Pemula Madya Profesional kepada dan orangtua Mengkomunikasika n hasil sumatif yang efektif kepada dan orangtua Mengkomunikasika n hasil formatif yang efektif kepada untuk memperbaiki proses Data telah dipresentasikan oleh: Wulan & Haryanto (2014) Keterangan : = ketercapaian rendah/sedang = ketercapaian tinggi = ketercapaian sangat tinggi Berdasarkan hasil analisis terhadap gabungan data yang diperoleh pada tiga tahun penelitian ( ) dapat disusun suatu existing standard sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Cuplikan Existing standard berdasarkan Capaian Kemampuan Penilaian menurut penelitian Tahun 2012, 2013, dan 2014 Pemula Madya Profesional 1. Memilih metode 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaa t bagi pengambilan yang akan dilaksanakan Menentukan dasar utama pemilihan metode asesmen yang bermanfaat bagi pengambilan 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi pengambilan yang akan dilaksanakan Menentukan dasar utama pemilihan metode asesmen yang bermanfaat bagi pengambilan Data telah dipresentasikan oleh: Wulan & Haryanto (2014) 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi pengambilan yang akan dilaksanakan Menentukan dasar utama pemilihan metode asesmen yang bermanfaat bagi pengambilan Menjelaskan hubungan antara hasil belajar dan proses Berdasarkan existing standard yang telah berhasil dipetakan pada penelitian selama tiga tahun ( ) serta kajian benchmarking (Jacobs & Chase, 1992; Airasian, 1991; Doran et al., 1993; Marzano et al., 1994; Stiggins, 1994; Popham, 1995; 14

15 Suskie, 2009; Reynolds et al., 2010; Popham, 2011; NSTA dan AETS 1998; NRC, 2000), maka dilakukan analisis untuk menyusun recommended standard. Adapun cara penyusunan standar tersebut telah dipresentasikan dalam forum ilmiah sebelumnya (Wulan & Haryanto, 2014) sebagai berikut. Pertama, mempertahankan setiap subindikator yang telah dicapai pada existing standard untuk setiap level kemampuan guru. Kedua, menambahkan sub-sub indikator yang belum tercapai pada penelitian (existing standard ) berdasarkan pertimbangan logis untuk kelompok kemampuan guru yang dipandang sesuai. Penempatan subindikator yang direkomendasikan tersebut dilaksanakan dengan penuh pertimbangan secara hatihati dengan bertolak dari taraf kemampuan nyata (riil) yang telah dicapai oleh setiap level pendidik. Ketiga, menambahkan beberapa subindikator baru yang belum diujikan pada penelitian namun dipandang penting untuk dikuasai guru pada level tertentu. Tabel 5 menyajikan beberapa cuplikan dari sebagian recommended standard pada standar kompetensi yang telah disusun. Tabel 5. Contoh Recommended d 1 Memilih Metode Penilaian Pemula Madya Profesional 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi yang akan dilaksanakan Menjelaskan hubungan antara hasil belajar dan proses Menentukan dasar utama pemilihan metode asesmen yang bermanfaat bagi 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi yang akan dilaksanakan Menjelaskan hubungan antara hasil belajar dan proses Menentukan dasar utama pemilihan metode asesmen yang bermanfaat bagi Memilih metode asesmen yang paling sesuai untuk tertentu 1.1 Memilih metode asesmen yang berguna/bermanfaat bagi yang akan dilaksanakan Menjelaskan hubungan antara hasil belajar dan proses Menentukan dasar utama pemilihan metode asesmen yang bermanfaat bagi Memilih metode asesmen yang paling sesuai untuk tertentu Mempertimbangkan metode asesmen yang paling efektif bagi pengembilan 1.5. Menentukan metode sesuai dengan pengalaman belajar. Memilih strategi yang sesuai dengan pengalaman belajar 1.5 Menentukan metode sesuai dengan pengalaman belajar. Memilih strategi yang sesuai dengan pengalaman belajar Menentukan metode yang paling sesuai dengan pengalaman belajar 1.5 Menentukan metode sesuai dengan pengalaman belajar. Memilih strategi yang sesuai dengan pengalaman belajar Menentukan metode yang paling sesuai dengan pengalaman belajar Memilih metode terbaik 15

16 Pemula Madya Profesional 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu Merencanakan strategi berdasarkan kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik Data telah dipresentasikan oleh: Wulan & Haryanto (2014) berdasarkan hasil analisis terhadap pengalaman belajar 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu Merencanakan strategi berdasarkan kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik Merencanakan strategi terbaik berdasarkan hasil analisis kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik Tabel 6. Contoh Recommended d 4 Menggunakan Hasil Penilaian untuk Pengambilan Keputusan Pemula Madya Profesional 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi dasar keberhasilan belajar dalam berbasis kelas 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi dasar keberhasilan belajar dalam berbasis kelas Menentukan dasar dalam berbasis kelas 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi dasar keberhasilan belajar dalam berbasis kelas Menentukan dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi yang paling tepat dan akuntabel tentang keberhasilan belajar dalam berbasis kelas 4.2 Menjelaskan implikasi dari pencapaian KKM Menjelaskan kriteria KKM Menjelaskan pentingnya 4.2 Menjelaskan implikasi dari pencapaian KKM Menjelaskan kriteria KKM Menjelaskan pentingnya pencapaian KKM 4.2 Menjelaskan implikasi dari pencapaian KKM Menjelaskan kriteria KKM Menjelaskan pentingnya pencapaian KKM 16

17 Pemula Madya Profesional pencapaian KKM 4.4 Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana Menjelaskan implikasi dari pencapaian KKM 4.4 Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana Menggunakan informasi hasil asesmen untuk diagnosis kesulitan belajar Menjelaskan implikasi dari pencapaian KKM Menjelaskan faktor-faktor yang terkait dengan pencapaian KKM berdasarkan data 4.4 Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana Menggunakan informasi hasil asesmen untuk menyusun rencana Menggunakan informasi hasil asesmen untuk diagnosis kesulitan belajar Menggunakan informasi hasil asesmen untuk pengembangan strategi asesmen yang lebih efektif 4.5 Menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi masalah Menggunakan data hasil untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki 4.5 Menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi masalah Menggunakan data hasil untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki Menggunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar Data telah dipresentasikan oleh: Wulan & Haryanto (2014) 4.5 Menggunakan hasil asesmen untuk mengidentifikasi masalah Menggunakan data hasil untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki Menggunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar Menggunakan hasil asesmen untuk mendiagnosis masalah di kelas Keterangan : Subindikator yang ditulis normal merupakan subindikator yang telah terpetakan pada existing standard berdasarkan hasil penelitian tahun 2012, 2013, dan Subindikator yang dimiringkan merupakan subindikator yang belum tercapai pada existing standard. namun ditambahkan karena penting untuk dikuasai oleh level pendidik tersebut Subindikator yang digarisbawahi merupakan subindikator yang ditambahkan dari ideal standard berdasarkan benchmarking dan pertimbangan logis terhadap existing standard Berdasarkan hasil sosialiasi recommended standard pada stakeholders pendidikan di kegiatan seminar tahun 2014, diperoleh saran bagi penyesuaian standar ke dalam empat level jabatan guru sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun Empat level jabatan pendidik tersebut meliputi level Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama. Berdasarkan saran stakeholders tersebut dilakukan kajian lanjutan serta logical judgement untuk memetakan kemampuan guru ke dalam empat level jabatan. Rangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para pakar dilakukan untuk memvalidasi secara logis pengembangan standar tersebut. Tabel 7 dan Tabel 8 mengemukakan hasil recommended standard yang baru. Berdasarkan validasi logis dan empiris oleh stakeholders di daerah pada penelitian tahun 2015, diperoleh hasil bahwa seluruh indikator standar yang 17

18 direkomendasikan, dapat diterima oleh responden yang terlibat dalam kegiatan validasi. Tabel 7. Recommended 1 Merencanakan Penilaian untuk Melihat Kemajuan dan Pencapaian Belajar Siswa Guru Pertama Guru Muda Guru Madya Guru Utama 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu Merencanakan strategi berdasarkan kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu Merencanakan strategi berdasarkan kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik 1.6 Merencanakan untuk melihat kemajuan dan pencapaian belajar Merencanakan yang sesuai dengan target kompetensi yang akan dinilai Merencanakan yang sesuai untuk metode tertentu Merencanakan strategi berdasarkan kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik Merencanakan strategi terbaik berdasarkan hasil analisis kompetensi yang dinilai dan pengalaman belajar peserta didik Tabel 8. Recommended 4 Mengidentifikasi Dasar Pengambilan Keputusan dalam Penilaian Berbasis Kelas Guru Pertama Guru Muda Guru Madya Guru Utama 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi dasar keberhasilan belajar dalam berbasis kelas 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi dasar keberhasilan belajar dalam berbasis kelas Menentukan dasar dalam berbasis kelas 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifik asi dasar pengambilan keberhasilan belajar dalam berbasis kelas Menentukan dasar pengambilan dalam berbasis kelas Mengidentifik asi yang paling tepat dan akuntabel tentang keberhasilan belajar dalam berbasis kelas 4.1 Mengidentifikasi dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi dasar keberhasilan belajar dalam berbasis kelas Menentukan dasar dalam berbasis kelas Mengidentifikasi yang paling tepat dan akuntabel tentang keberhasilan belajar dalam berbasis kelas Keterangan : a. Subindikator yang ditulis normal/biasa adalah subindikator yang telah terpetakan pada existing standard hasil survey. b. Subindikator yang dimiringkan adalah subindikator yang belum tercapai pada existing standard dari perangkat subindikator yang diujikan. Subindikator tersebut penting untuk dikuasai oleh level guru tersebut c. Subindikator yang digarisbawahi adalah subindikator yang ditambahkan dari ideal standard berdasarkan benchmarking dan pertimbangan logis terhadap existing standard b dan c disepakati/disetujui oleh para stakeholder pada studi validasi standar di enam Provinsi Reviu standar pada tahun 2015 oleh sejumlah pakar melalui kegiatan Focus 18

19 Group Discussion (FGD) telah menghasilkan beberapa rekomendasi penting antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, masih perlu penyelarasan antara peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia dengan pemberlakuan standar yang dihasilkan. Kedua, masih diperlukan adaptasi standar terhadap peraturan-peraturan terkait lainnya yang berlaku di Indonesia. Ketiga, standar ini masih perlu dikaji dalam empat dimensi pokok yaitu: dimensi pengetahuan, dimensi kemahiran, dimensi pengalaman yang diperlukan, serta role of conduct. Keempat, disarankan studi lanjutan bagi penyusunan performance indicator untuk setiap standar yang telah dihasilkan. D. Penutup dan Rekomendasi Penelitian ini telah menghasilkan suatu recommended standard kemampuan pendidik dalam. yang dipetakan tersebut meliputi rincian kemampuan dalam proses dan hasil belajar yang perlu dikuasai oleh pendidik untuk setiap level jabatan yaitu guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. Rangkaian validasi logis melalui kegiatan-kegiatan ilmiah (forum diskusi, FGD, dan seminar) masih perlu dilakukan untuk penyempurnaan standar ini agar dapat dihasilkan suatu standar final. Para ahli pada studi terakhir di tahun 2015 telah menyarankan tentang masih perlunya penyelarasan antara standar yang dihasilkan dengan peraturan perundangan yang terkait. Selain dari itu, masih diperlukan penelaahan secara menyeluruh terhadap standar pada setiap dimensi yang terkait agar tidak ada satu pun aspek yang terlewatkan sebelum standar diberlakukan. yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan antara lain untuk beberapa kepentingan sebagai berikut. Pertama, sebagai panduan LPTK dalam menyiapkan kompetensi lulusan pada pre-service level. Kedua, sebagai dasar penyusunan program bagi institusi yang terkait dengan pelatihan dan pengembangan profesi guru (LPMP, Dinas Pendidikan, dan sebagainya). Ketiga, dapat dijadikan sebagai acuan pengambilan kebijakan untuk sertifikasi guru dalam jabatan. Keempat, dapat dipergunakan sebagai standar literasi asesmen pendidik secara nasional yang digunakan untuk berbagai keperluan lainnya. 19

20 Daftar Pustaka Airasian, P.W. (1991). Classroom Assessment. New York: McGraw-hill Inc. Airasian, P.W. (2001). Classroom Assessment: Concept and applications. Boston: McGraw Hill Published. Corebima, D. (1999). Proses Hasil Pembelajaran MIPA di SD, SMP, dan SMU: Perkembangan Siswa Tidak Dikelola secara Terencana. Makalah Seminar Pendidikan Matematika dan Sains JICA, Bandung, 11 Agustus. Doran, L.D. Lawrenz, F., Helgeson, S. (1993). Research on Assessment in Science. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York : Macmillan Publishing Company. Jacobs & Chase. (1992). Developing and Using Test Effectively. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. Marzano, R.J., Pickering, D., McTighe, J. (1994). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development. Morgan, B.M. (2004). Research-Based Instructional Strategies: Preservice Teacher Observations of Inservice teacher Use. National Forum Journal, July, 2/2004 NRC (National Research Council). (2000). Inquiry and The National Science Education ds: A Guide for Teaching and Learning. Washington : National Academy Press NSTA (National Science Teacher Association) & AETS. (1998). ds for Science Teacher Preparation. Permendikbud/Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 66 tahun 2013 tentang Penilaian Pendidikan. Permendiknas/ Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 20 tahun 2007 tentang Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know. Oxford: Pergamon Press. Popham, W.J. (2011). Classroom Assessment. Boston: Pearson. Reynolds, C.R., Livingston, R.B., Wilson, V., (2010). Measurement and Assessment in Education. New Jersey: Pearson Education, Inc. Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing Company. 20

21 Suskie, L. (2009). Assessing Student Learning: a common sense guide. San Fransisco: Jossey-Bass. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wulan, A.R. (2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI. Wulan, A.R., Malihah, E., Kaniawati, I., Nurlaelah, E., Mulyadi, A., Nahadi, Lukmana, I., Sastromiharjo, A., Yani, A. (2011). Analisis Peta Kompetensi Hasil Ujian Nasional dan Model Pengembangan Mutu Pendidikan SMA di Jawa Barat (Survey di Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kota Tasikmalaya). Laporan Penelitian. Direktorat Pendidikan Tinggi. Wulan, A.R., Haryanto, B., Hendriastuti, A., Kaniawati, I, Utari,S., Yulianeta (2012). Studi Pemetaan Kemampuan Guru dalam Penilaian Pembelajaran (Studi Penilaian Hasil belajar Tenaga Pendidik SD, SMP, SMA). Laporan Penelitian. Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud. Wulan, A.R., & Haryanto, B., (2014). Studi Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran (Studi Penilaian Hasil Belajar Tenaga Pendidik SD, SMP, SMA). Makalah Seminar Nasional Hasil Penelitian. Puspendik Balitbang Kemdikbud. Wulan, A.R., Hendriastuti, A., Wibowo, T., (2015). Pengembangan Kompetensi Penilaian Pendidik: Studi Validasi Kompetensi dalam Penilaian. Laporan Penelitian. Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud. 21

Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran

Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran Studi Pengembangan Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran (Studi tahun 2012,2013,2014, dan tahun 2015) Oleh : Ana Ratna Wulan; Hendriastuti; Tri Wibowo; Bakir Haryanto Pusat Penilaian Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN Abstrak Ana Ratna Wulan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Studi deskriptif telah dilakukan di Jurusan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN Oleh Dr. Suprananto, M.Ed. (Kepala Bidang Penilaian Akademik Puspendik Balitbang Kemdikbud) Disampaikan pada Seminar

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA

PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA Makalah disusun untuk Lingkungan Terbatas FPMIPA & Program Pascasarjana Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman NIP 130780 132 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2003 1 PENILAIAN HASIL

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI

TEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI TEKNIK-TEKNIK ASESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI Abstrak Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Telah dilakukan penelitian tentang teknik-teknik asesmen

Lebih terperinci

SKENARIO BARU BAGI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI INDONESIA

SKENARIO BARU BAGI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI INDONESIA SKENARIO BARU BAGI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI INDONESIA Dr. Ana Ratna Wulan (FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Asesmen kinerja telah direkomendasikan oleh para

Lebih terperinci

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Nahadi 1 dan Liliasari 2 ( 1 Mahasiswa SPS UPI, 2 Dosen SPS UPI) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK ASSESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI DI FPMIPA UPI

TEKNIK-TEKNIK ASSESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI DI FPMIPA UPI Teknik-teknik Assesmen.(Ana Ratna W) 97 TEKNIK-TEKNIK ASSESMEN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PENDIDIKAN GURU BIOLOGI DI FPMIPA UPI ASSESSMENT TECHNIQUES DEVELOPED IN BIOLOGY TEACHER EDUCATION IN FPMIPA UPI Oleh:

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI A. Identitas Matakuliah 1. Matakuliah : Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Biologi 2. Sandi : PBIO605 3. SKS/JS : 3 sks/5

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN Oleh : Nahadi dan Liliasari *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan program pembelajaran dan efektivitasnya

Lebih terperinci

praktikum sebagai sarana mempelajari konsep biologi (Kertodirekso et al., 1986).

praktikum sebagai sarana mempelajari konsep biologi (Kertodirekso et al., 1986). Latar Belakang Masalah Kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA sangat berperan dalam mengembangkan keterampilan proses siswa. Akan tetapi ternyata hasil penelitian Anggraeni (2001), menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran serta memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Suharsimi Arikunto (2004, hlm.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program yang secara efektif dapat membekali kemampuan calon

Lebih terperinci

MODEL ASESMEN UNTUK DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD DAN SMP

MODEL ASESMEN UNTUK DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD DAN SMP MODEL ASESMEN UNTUK DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SD DAN SMP Ana Ratna Wulan, Elah Nurlaelah, Khaerudin Kurniawan, Setiya Utari, dan Fajri Nur Yusuf Pengajar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),

Lebih terperinci

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah

SILABUS. Pertemuan ke-2 Pertemuan ini membahas dan mendiskusikan tentang peranan formatif asesmen dan sumatif asesmen pada proses pembelajaran sejarah UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kode Mata Kuliah : SJ 503 SKS/Semester : 2/5

Lebih terperinci

SILABUS. : Penilaian &Evaluasi Pembelajaran Sains/

SILABUS. : Penilaian &Evaluasi Pembelajaran Sains/ KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA Alamat: Karangmalang, Yogyakarta Kode Pos 55281 Telp: (0274) 586168, Pswt. 229 & 285; (0274) 550835, 520326 Faxs:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kode Mata Kuliah : SJ 503 SKS/Semester

Lebih terperinci

Mengacu pada seluruh Ranah Sikap Capaian Pembelajaran Lulusan

Mengacu pada seluruh Ranah Sikap Capaian Pembelajaran Lulusan RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI BERTARAF INTERNASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG A. Identitas Matakuliah 1. Matakuliah : Asesmen Pembelajaran

Lebih terperinci

NI WAYAN PUTU MEIKAPASA. Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Mataram.

NI WAYAN PUTU MEIKAPASA. Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Mataram. PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 6 BANDUNG NI WAYAN PUTU MEIKAPASA

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BB III. METODE PENELITIN Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method dengan mengacu pada Cresswell (1994). Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dominan dan kualitatif kurang

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,

Lebih terperinci

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG Evaluasi Pembelajaran Fisika Untuk Guru-guru MTs-DEPAG I. Deskripsi Mata kuliah ini difokuskan untuk lebih memantapkan guru Fisika MTs agar lebih kompeten dalam merencanakan, membuat dan menganalisis asesmen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu, keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa calon guru ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu, keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa calon guru ini akan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan riset merupakan keterampilan yang sangat diperlukan oleh mahasiswa calon guru untuk menyelesaikan tugas akhirnya yakni penulisan skripsi.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A, Cece. Wijaya, (1991) Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda karya

DAFTAR PUSTAKA. A, Cece. Wijaya, (1991) Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda karya DAFTAR PUSTAKA A, Cece. Wijaya, (1991) Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda karya Airasian, P.W.(1994). Classroom Assessment.International Edition. New York : Mc.Graw

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN ASESMEN MAHASISWA CALON GURU KIMIA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI

PENINGKATAN KEMAMPUAN ASESMEN MAHASISWA CALON GURU KIMIA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI PENINGKATAN KEMAMPUAN ASESMEN MAHASISWA CALON GURU KIMIA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI Nahadi 1, Liliasari 2 1 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP 21-187 PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP Development Learning Asesmen Of 2013 Curriculum In Photosynthesis Concept For Junior High School

Lebih terperinci

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, L.W. (1996). The Effective Teacher Study Guide and Reading. Mc Graw Hill: International Edition.

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, L.W. (1996). The Effective Teacher Study Guide and Reading. Mc Graw Hill: International Edition. DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W. (1996). The Effective Teacher Study Guide and Reading. Mc Graw Hill: International Edition. Afif, Abdul. (2010). Penilaian Portofolio.[Online]. Tersedia;http://afifabdul.blogspot.com/2010/12/penilaian-portofolio.html.

Lebih terperinci

PENILAIAN PORTOFOLIO. Nuryani Y. Rustaman *FPMlPA & PPS Universitas Pendidikan Indonesia

PENILAIAN PORTOFOLIO. Nuryani Y. Rustaman *FPMlPA & PPS Universitas Pendidikan Indonesia PENILAIAN PORTOFOLIO Nuryani Y. Rustaman *FPMlPA & PPS Universitas Pendidikan Indonesia Penggunaan portofolio dalam penilaian hasil belajar sudah banyak digunakan di negara-negara lain dalam berbagai mata

Lebih terperinci

Hubungan antara Nilai Mata Kuliah Pedagogi, Nilai Portfolio dan Penilaian Stakeholder pada Calon Guru Biologi

Hubungan antara Nilai Mata Kuliah Pedagogi, Nilai Portfolio dan Penilaian Stakeholder pada Calon Guru Biologi Makalah Penelitian dengan Judul Hubungan antara Nilai Mata Kuliah Pedagogi, Nilai Portfolio dan Penilaian Stakeholder pada Calon Guru Biologi Oleh : Dr. Nancy Susianna, M.Pd nancysusianna@yahoo.com Telah

Lebih terperinci

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA Sehat Simatupang, Togi Tampubolon dan Erniwati Halawa Jurusan Fisika

Lebih terperinci

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG

PELATIHANAN PENYUSUNAN ASESMEN OTENTIK KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU PENGAMPU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI KABUPATEN BULELENG I Gede Sudirtha. (2017 Pelatihanan Penyusunan Asesmen Otentik Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru Pengampu Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri Kabupaten Buleleng. International Journal of Community Service

Lebih terperinci

Ana Ratna Wulan STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA (FPMIPA, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)

Ana Ratna Wulan STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA (FPMIPA, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA) STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA Ana Ratna Wulan (FPMIPA, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA) A. PENDAHULUAN Tes merupakan suatu alat evaluasi yang selama ini umum digunakan untuk

Lebih terperinci

PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional. Peningkatan

Lebih terperinci

Pengembangan Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

Pengembangan Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Pengembangan Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Nahadi 1 dan Liliasari 2 ( 1 Mahasiswa SPS UPI, 2 Dosen SPS UPI) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran (IPA) Di Sekolah Dasar. *Nuryani Y. Rustaman & **Andrian Rustaman

Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran (IPA) Di Sekolah Dasar. *Nuryani Y. Rustaman & **Andrian Rustaman Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran (IPA) Di Sekolah Dasar *Nuryani Y. Rustaman & **Andrian Rustaman *FPMIPA & PPS Universitas Pendidikan Indonesia ** Pusat Kurikulum - Balitbangdiknas Pendahuluan Sejak

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN GURU MELALUI PELATIHAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN TES DENGAN BANTUAN SOFWARE TAP ABSTRAK

PEMBERDAYAAN GURU MELALUI PELATIHAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN TES DENGAN BANTUAN SOFWARE TAP ABSTRAK PEMBERDAYAAN GURU MELALUI PELATIHAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN TES DENGAN BANTUAN SOFWARE TAP Oleh : Mansyur, Akbar Iskandar Universitas Negeri Makassar, STMIK AKBA Email: mansyurunm@gmail.com, Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL EVALUASI BERBASIS KOMPETENSI MATAKULIAH MENGGAMBAR TEKNIK MESIN

MODEL EVALUASI BERBASIS KOMPETENSI MATAKULIAH MENGGAMBAR TEKNIK MESIN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 23 MODEL EVALUASI BERBASIS KOMPETENSI MATAKULIAH MENGGAMBAR TEKNIK MESIN Oleh: Basuki Dosen Teknik Malang Email: basuki@um.ac.id Abstrak. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 5 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Matematika Kode Mata Kuliah : PMA 8207 SKS : 2 Dosen : Dr. Jailani Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011

ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 Fahmi Peneliti Muda di Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud E-mail: ffahmi6@gmail.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Alamat: Karangmalang Yogyakarta 55281 Telepon : 0274 586168 Psw. 229, 550836 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi Menjelaskan karakteristik Bidang Studi Biologi Kemampuan Prasyarat Merumuskan Tujuan Pembelajaran Membedakan berbagai Jenjang Berfikir Menjelaskan

Lebih terperinci

Oleh : Ana Ratna Wulan (FPMIPA UPI)

Oleh : Ana Ratna Wulan (FPMIPA UPI) PENGGUNAAN ASESMEN BERVARIASI PADA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS DAILY LIFE DAN HAND ON (Alternatif penilaian pada Pembelajaran Biologi SMU Menyongsong implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi))

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga

Lebih terperinci

KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI

KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI Drs.MUDJIHARTONO,M.Pd 2 SILABI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR) JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KONTEKS DAN ASESMENNYA YANG DIKEMBANGKAN OLEH MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR

ANALISIS PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KONTEKS DAN ASESMENNYA YANG DIKEMBANGKAN OLEH MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 ANALISIS PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Keywords: kemampuan inkuiri, guru yang tersertifikasi.

Keywords: kemampuan inkuiri, guru yang tersertifikasi. ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI GURU YANG SUDAH TERSERTIFIKASI DAN BELUM TERSERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN SAINS SD Oleh: Ramdhan Witarsa ABSTRAK Pembelajaran sains yang sesuai dengan tuntutan kurikulum adalah

Lebih terperinci

Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran

Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI Oleh: Badrun Kartowagiran PASCASARJANA UNY ====================== 2013 MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI ABSTRAK Oleh: Badrun Kartowagiran,

Lebih terperinci

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A

P MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA KOMPETENSI DASAR YANG DIHARAPKAN Memahami standar penilaian BSNP Memahami konsep dasar penilaian pembelajaran Memahami aspek-aspek penilaian Memahami teknik penilaian (tes-nontes)

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBEKALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA

PROGRAM PEMBEKALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA PROGRAM PEMBEKALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA Nahadi 1 & Liliasari 1 ( 1 Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Kemampuan guru kimia dalam assessment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di beberapa lokasi di Kota Bandung. Pemilihan lokasi berdasarkan pada tempat pelaksanaan pendampingan pengembangan

Lebih terperinci

EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN UJI POTENSI DAN UJI KELAYAKAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM. PERTEMUAN 1 Oleh: Prof. Dr. Yetti Supriyati, MPd.

EVALUASI PROGRAM. PERTEMUAN 1 Oleh: Prof. Dr. Yetti Supriyati, MPd. EVALUASI PROGRAM PERTEMUAN 1 Oleh: Prof. Dr. Yetti Supriyati, MPd. 1 Interrelation among concept : Doran, Lawrenz & Helgenson (1995) EVALUATION TESTING MEASUREMENT ASSESSMENT Evaluation: to evaluate the

Lebih terperinci

KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI

KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI KODE MK POR 587 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI 12 Drs.Mudjihartono,M.Pd 13 SILABI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR) JURUSAN

Lebih terperinci

Silabus Evaluasi Pembelajaran Fisika FI 462

Silabus Evaluasi Pembelajaran Fisika FI 462 Silabus Evaluasi Pembelajaran Fisika FI 462 1. Identitas Matakuliah Nama mata kuliah : Evaluasi Pembelajaran Fisika Nomor kode : FI462 Jumlah sks : 2 sks Semester : 6 Kelompok mata kuliah : Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI?

BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI? Laksana, Dasna (07). Journal of Education Technology. Vol.. (4) pp. 4-0 BAGAIMANA MELAKUKAN PENILAIAN PROSES PADA PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI? Dek Ngurah Laba Laksana STKIP Citra Bakti, NTT laba.laksana@citrabakti.ac.id

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN ESENSI KONSEP EVALUASI, ASESMEN, TES, DAN PENGUKURAN

PENGERTIAN DAN ESENSI KONSEP EVALUASI, ASESMEN, TES, DAN PENGUKURAN PENGERTIAN DAN ESENSI KONSEP EVALUASI, ASESMEN, TES, DAN PENGUKURAN Oleh : Ana Ratna Wulan FPMIPA Universitass Pendidikan Indonesia ABSTRAK Istilah evaluasi dan asesmen seringkali dipertukarkan, namun

Lebih terperinci

Semester : 6 Kelompok mata kuliah : MKKP Program studi/program : Pendidikan Fisika/S-1

Semester : 6 Kelompok mata kuliah : MKKP Program studi/program : Pendidikan Fisika/S-1 Evaluasi Pembelajaran Fisika I. Deskripsi Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib yang perkuliahannya merupakan lanjutan dari kemampuan yang telah dikembangkan dalam perkuliahan Statistika Dasar dan Mata

Lebih terperinci

Evaluasi Pembelajaran Fisika

Evaluasi Pembelajaran Fisika I. Deskripsi Evaluasi Pembelajaran Fisika Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib yang perkuliahannya merupakan lanjutan dari kemampuan yang telah dikembangkan dalam perkuliahan Statistika Dasar dan Mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengembangan dan validasi (Development and Validation Method). Metode pengembangan dan validasi digunakan untuk menilai

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI

PANDUAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI PANDUAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI PROYEK PENGEMBANGAN EMPAT UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT UNGGULAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING BANGSA Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,

Lebih terperinci

SILABUS EVALUASI PEMBELAJARAN. Diperiksa Oleh : Dr. H. Saefudin, M.Si. (Ketua Program Studi Pend. Biologi)

SILABUS EVALUASI PEMBELAJARAN. Diperiksa Oleh : Dr. H. Saefudin, M.Si. (Ketua Program Studi Pend. Biologi) FPMIPA SILABUS EVALUASI PEMBELAJARAN No. Dok. : FPMIPA-BI-SL-04 Revisi : 00 Tanggal : 2 Agustus 2010 Halaman : 1 dari 3 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Prof.Dr. Hj. Nuryani Rustaman, MPd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA DALAM MENGINTEGRASIKAN PEMBELAJARAN MATHEMATICAL LITERACY

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA DALAM MENGINTEGRASIKAN PEMBELAJARAN MATHEMATICAL LITERACY 1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI GURU MATEMATIKA DALAM MENGINTEGRASIKAN PEMBELAJARAN MATHEMATICAL LITERACY KE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KURIKULUM 2013 Nurcholif Diah Sri Lestari FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR ULANGAN HARIAN BIOLOGI KELAS XI IPA 3 SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MENGGUNAKAN KORELASI POINT BISERIAL

ANALISIS BUTIR ULANGAN HARIAN BIOLOGI KELAS XI IPA 3 SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MENGGUNAKAN KORELASI POINT BISERIAL ANALISIS BUTIR ULANGAN HARIAN BIOLOGI KELAS XI IPA 3 SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MENGGUNAKAN KORELASI POINT BISERIAL Risya Pramana Situmorang 1, Andriyani Dea 2, Susanti Pudjihastuti 3, Lenni Oktarina

Lebih terperinci

KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE Yenny Anwar Universitas Sriwijaya Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk melihat kesiapan mahasiswa calon

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Proses pembelajaran adalah kegiatan yang diterima oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan, baik secara

Lebih terperinci

Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi

Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi Penilaian Opini Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi Bahrul Hayat, Ph.D* ) R Pendahuluan endahnya

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian di lapangan pada bab IV,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian di lapangan pada bab IV, BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian di lapangan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kondisi Obyektif Dampak Pelatihan yang Diikuti

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATA KULIAH

DESKRIPSI MATA KULIAH DESKRIPSI MATA KULIAH FI462 Evaluasi Pembelajaran Fisika: S-1, 2 SKS, Semester 6 Mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika merupakan mata kuliah wajib yang perkuliahannya merupakan lanjutan dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. Menurut Trowbridge et.al (1973) : Sains adalah batang tubuh dari pengetahuan dan suatu proses. Batang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak

KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU. Abstrak KEMAMPUAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN KIMIA MAHASISWA CALON GURU Nahadi 1 ( 1 Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara. Guru sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR 1 Musriadi 2 Rubiah 1&2 Dosen Fakultas Keguruan dan Pendidikan, Universitas Serambi Mekkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki sumber daya manusia yang cerdas serta terampil. Hal ini dapat terwujud melalui generasi

Lebih terperinci

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS 3-030 ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS Suciati Sudarisman Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS E-mail: suciati.sudarisman@yahoo.com

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.298, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. LPMP. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif tetapi juga ranah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RUBRIK ASESMEN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI MAHASISWA MERENCANAKAN PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN RUBRIK ASESMEN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI MAHASISWA MERENCANAKAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN RUBRIK ASESMEN UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI MAHASISWA MERENCANAKAN PRAKTIKUM Ajat Sudrajat, Anna Permanasari Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan 20221 E-mail:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian 126 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan normanorma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan normanorma kepada generasi berikutnya. Tanggung jawab guru dapat berupa tanggung jawab moral, tanggung

Lebih terperinci

Penerapan asesmen kinerja dalam menilai Literasi kuantitatif siswa pada konsep ekosistem

Penerapan asesmen kinerja dalam menilai Literasi kuantitatif siswa pada konsep ekosistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dengan daya saing yang tinggi masih menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut sesuai dengan hasil studi Trends in International Mathematics

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS. Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS. Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Referensi Fetherston, T. (2007). Becoming an Effective Teacher. Australia: Nelson Australia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 39 menyatakan pengawasan pada pendidikan formal dilakukan

Lebih terperinci

MODEL PERKULIAHAN INDUKTIF PADA MATAKULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN CALON GURU DALAM MEMAHAMI KONSEP-KONSEP PENILAIAN

MODEL PERKULIAHAN INDUKTIF PADA MATAKULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN CALON GURU DALAM MEMAHAMI KONSEP-KONSEP PENILAIAN MODEL PERKULIAHAN INDUKTIF PADA MATAKULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN CALON GURU DALAM MEMAHAMI KONSEP-KONSEP PENILAIAN OLEH : ANDRIAN RUSTAMAN DKK. TIM PENGAJAR MATAKULIAH EVALUASI

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P-50 IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA KELAS X PADA EVALUASI MATERI SIFAT-SIFAT BILANGAN BERPANGKAT DENGAN PANGKAT BILANGAN BULAT DI SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Kholida Agustin 1 dan Yulia Linguistika 2 1,2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di Sekolah Dasar yang memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian intelektual anak. Umumnya

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH EVALUASI OLAHRAGA

SILABUS MATAKULIAH EVALUASI OLAHRAGA SILABUS MATAKULIAH EVALUASI OLAHRAGA 1. Identitas Mata Kuliah: Nama Mata Kuliah : Evaluasi Olahraga Kode Mata Kuliah : Jumlah SKS : 2 SKS Semester : 4 Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jumlah

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs Risnawati, Wahyunur Mardianita, Ruzi Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd.

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd. EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd. Silabi Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Kimia Nama mata kuliah : Evaluasi Pembelajaran Kimia Nomor kode : KI501 Jumlah sks : 2 sks Semester : 4

Lebih terperinci