BAHAN DAN METODE. Bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. Bahan"

Transkripsi

1 15 BAHAN DAN METODE Bahan Model Populasi Hipotetik Pada penelitian ini akan digunakan pendekatan simulasi untuk mengevaluasi efektivitas algoritma TwoStep Cluster, sebagai mana dinyatakan pada tujuan penelitian. Data bangkitan yang akan digunakan didasarkan pada 5 model data hipotetik, yang dipandang dapat mewakili situasi yang mungkin muncul atau dapat dijadikan rujukan untuk generalisasi berbagai situasi di populasi. Kelima model tersebut adalah : P1 : Populasi yang homogen (1 gerombol), yaitu dapat ditafsirkan bahwa tidak terdapat struktur kelas (gerombol) pada populasi yang dianalisis. Dalam kasus pemasaran, beberapa produk-produk masal (misal minuman ringan/soft drink ) tidak tersegmen, karena preferensi atas produk tersebut tidak terkait dengan kelas sosial ekonomi, gaya hidup, atau demografi. P2 : Populasi yang dibentuk dari 2 gerombol yang memiliki sifat hampir mirip (overlap) atau tidak terpisah secara tegas. Contoh pada kasus pemasaran adalah segmentasi preferensi antara kelompok laki-laki dan perempuan pada kelompok umur muda (15-24 tahun) untuk berbagai jenis produk non kosmetik atau model pakaian. P3 : Populasi yang dibentuk dari 2 gerombol yang terpisah secara tegas (mutually exclusive). Pada penerapan bidang pemasaran, sangat umum dijumpai pemisahan kelas atas (upper class atau high end) dan kelas bawah (lower class atau low end) yang memiliki ciri dan/atau preferensi yang sangat berbeda, sejalan dengan sumber daya (kelas sosial dan ekonomi) dan gaya hidup yang dimiliki.

2 16 P4 : Populasi yang dibentuk dari 3 gerombol yang terpisah secara tegas. Sama pada kasus di atas (P3), namun populasi yang dianalisis tersegmen menjadi kelompok kelas atas (upper), menengah (middle), dan kelas bawah (lower). P5 : Populasi yang dibentuk dari 5 gerombol yang terdiri dari 3 gerombol yang terbedakan secara tegas, dan 2 gerombol lainnya tumpang tindih satu dengan lainnya serta dengan gerombol lain. Pada bidang pemasaran, segmentasi berdasarkan psikografik atau gaya hidup cukup umum dijump ai pemisahan yang tidak nyata pada beberapa kelompok dan pada kelompok lainnya terdapat perbedaan yang nyata. Model Komposisi Peubah yang Dianalisis Selain model-model populasi hipotetik di atas, pada penelitian ini akan dievaluasi pengaruh jenis peubah yang terlibat dalam proses penggerombolan. Untuk membatasi lingkup penelitian, ditetapkan banyaknya peubah yang terlibat adalah 14. Dalam prakteknya, berdasarkan pengalaman penulis di bidang riset pemasaran, atribut preferensi produk yang diukur untuk tujuan segmentasi umumnya tidak lebih dari 10. Pada segmentasi konsumen berdasarkan psikografik, sangat umum digunakan 14 dimensi nilai (value), sedangkan pada segmentasi berdasarkan sosio - demografik peubah-peubah yang umum digunakan adalah (1) kelompok umur, (2) pendidikan tertinggi, (3) kelas rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan, (4) kelas rata-rata pendapatan rumah tangga per bulan, (5) status perkawinan, (6) status pekerjaan, (7) gender, (8) ukuran keluarga, dan (9) kepemilikan barang-barang tahan lama di rumah tangga. Kelompok peubah yang akan dievaluasi adalah : V1 : Kumpulan peubah yang semuanya merupakan peubah kuantitatif (numerik, dengan skala kontinu atau interval). Kasus ini sangat jarang dijumpai pada bidang pemasaran, namun sangat umum ditemukan di bidang pertanian secara luas, bidang ekonomi dan keuangan, atau bidang kesehatan.

3 17 V2: Kumpulan peubah yang semuanya merupakan peubah kategorik (nominal atau ordinal yang diperlakukan sebagai nominal). Kasus ini paling banyak dijumpai pada bidang pemasaran, ilmu-ilmu sosial, manajemen, dan politik. V3 : Kumpulan peubah yang terdiri dari sebagian kecil (4) peubah kuantitatif, dan sisanya (10) merupakan peubah kategorik. Pada bidang pemasaran dan ilmuilmu sosial kasus seperti ini mulai mendapat perhatian. V4 : Kumpulan peubah yang terdiri dari sebagian besar (10) merupakan peubah kuantitatif, dan sisanya (4) merupakan peubah kategorik. Pada bidang pertanian dan ekonomi keterlibatan peubah-peubah yang tidak dapat dikuantifikasi, saat ini mulai mendapat perhatian. Data Hipotetik Faktor lain yang dipandang berpengaruh terhadap data bangkitan yang akan digunakan adalah ukuran contoh secara total (banyaknya data). Pada penelitian ini akan dievaluasi kemungkinan ukuran data relatif kecil (500), sedang (2.000), besar (5.000) dan sangat besar (10.000). Dengan demikian, model data bangkitan yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan fungsi dari : 5 Model hipotetik segmentasi di populasi. 4 Komposisi jenis peubah yang terlibat dalam analisis. 4 Ukuran data. Dengan menggunakan rancangan faktorial lengkap, untuk mengkombinasikan berbagai kemungkinan dari masing-masing parameter yang dievaluasi maka dibangkitkan 80(5x4x4) data hipotetik untuk dianalisis. Masing-masing kombinasi akan diulang sebanyak 100 kali, sehingga diperlukan gugus data hipotetik yang dibangkitkan melalui simulasi pada percobaan ini untuk dianalisis. Berdasarkan hasil pembangkitan rancangan faktorial lengkap, diperoleh 80 kombinasi model untuk data hipotetik yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

4 18 Tabel 1. Kombinasi parameter model data hipotetik yang akan d ibangkitkan. Komposisi jenis peubah Ukuran data (N) Komposisi jenis peubah Ukuran data (N) No Model Segmentasi No Model Segmentasi 1 P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P1 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P2 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P3 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P4 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V P5 V

5 19 Metode Metode Pembangkitan Data Data hipotetik dibangkitkan dari sebaran normal dengan nilai tengah m dan ragam=1. Lebih lanjut diasumsikan bahwa antar peubah-peubah yang terlibat dalam analisis saling bebas stokastik, dengan sebaran yang sama. Dengan demikian, peubah-peubah yang terlibat dalam analisis menyebar normal, bebas stokastik, identik (normally independently identically distributed), N(m,1). Nilai tengah untuk masingmasing model segmentasi yang dievaluasi dinyatakan sebagai berikut : P1 : Tidak terdapat struktur kelas (gerombol), yaitu populasi dengan 1 gerombol. m (x i ) = 0,00 ; i = 1,2,3,..., N (ukuran data) Gambar 2. Sebaran populasi tunggal, N (0,1)

6 20 P 2: Populasi yang dibentuk dari 2 gerombol dengan jarak antar gerombol relatif kecil (pemisahan tidak tegas) Gerombol 1 : m (x 1i ) = -0,50 ; i = 1,2,3,..., n1 (catatan : n1=n/2) Gerombol 2 : m (x 2i ) = +0,50 ; i = 1,2,3,..., n2 (catatan : n2=n/2) N(-0.5,1) N(0.5,1) Gambar 3. Sebaran model 2 populasi dengan pemisahan tidak tegas P3 : Populasi yang dibetuk dari 2 gerombol dengan jarak antar gerombol relatif besar (pemisahan antar gerombol tegas) Gerombol 1 : m (x 1i ) = -3,00 ; i = 1,2,3,..., n1 (catatan : n1=n/2) Gerombol 2 : m (x 2i ) =+3,00 ; i = 1,2,3,..., n2 (catatan : n2=n/2) N(-3,1) N(3,1) Gambar 4. Sebaran model 2 populasi dengan pemisahan yang tegas

7 21 P4 : Populasi yang dibentuk dari 3 gerombol dengan jarak antar gerombol cukup besar (pemisahan secara tegas) Gerombol 1 : m (x 1i ) = -4,00 ; i = 1,2,3,..., n1 (catatan : n1=n/4) Gerombol 2 : m (x 2i ) = 0,00 ; i = 1,2,3,..., n2 (catatan : n2=n/2) Gerombol 3 : m (x 3i ) = +4,00 ; i = 1,2,3,..., n3 (catatan : n3=n/4) N(-4,1) N(0,1) N(4,1) Gambar 5. Sebaran model 3 populasi dengan pemisahan yang tegas Penyebaran banyaknya data pada masing-masing (ukuran gerombol) ditetapkan tidak seimbang, tetapi proporsional dan menyebar secara simetrik. Pada kasus ini, ukuran contoh masing-masing gerombol adalah 25%, 50%, dan 25% dari jumlah keseluruhan data yang dicobakan. P5 : Populasi yang dibentuk dari 3 gerombol dengan jarak antar gerombol cukup besar dan 2 gerombol lainnya terletak diantara 3 gerombol lain serta tumpang tindih terhadap gerombol lain. Gerombol 1 : m (x 1i ) = -4,00 ; i = 1,2,3,..., n1 (catatan : n1=15% dari N) Gerombol 2 : m (x 2i ) = -1,00 ; i = 1,2,3,..., n2 (catatan : n2= 10% dari N) Gerombol 3 : m (x 3i ) = 0,00 ; i = 1,2,3,..., n3 (catatan : n3= 50% dari N) Gerombol 4 : m (x 4i ) = +1,00 ; i = 1,2,3,..., n4 (catatan : n4= 10% dari N) Gerombol 5 : m (x 5i ) = +4,00 ; i = 1,2,3,..., n5 (catatan : n5= 15% dari N)

8 N(-4,1) N(0,1) N(4,1) N(-1.0,1) N(1.0,1) Gambar 6. Sebaran model 5 populasi dengan 3 gerombol terpisah secara tegas dan 2 gerombol saling tumpang tindih dengan lainnya. Seperti pada kasus sebelumnya, ukuran contoh pada masing-masing gerombol ditetapkan menyebar secara simetrik, sehingga pada kasus ini ukuran contoh masingmasing gerombol adalah 10%, 15%, 50%, 15% dan 10% dari jumlah keseluruhan data yang dicobakan. Data hipotetik peubah kategorik akan dibentuk dari pembangkitan dengan menggunakan aturan pada peubah kuantitatif. Transformasi peubah kuantitatif menjadi kategorik dilakukan dengan mengikuti aturan sebagai berikut : Peubah Biner dengan p 1 = 0,5 y i = 1 jika x i < m(x i ) y i = 0 jika x i > m(x i ) dengan x i adalah data bangkitan pada peubah kuantitatif dan m(x i ) adalah nilai tengah gerombol.

9 23 Prosedur Pembangkitan Data Pembangkitan data untuk masing-masing kasus yang dievaluasi, dilakukan dengan menggunakan bantuan paket program statistika MINITAB versi 13. Pada masing-masing kasus, pemba ngkitan 14 peubah kriteria penggerombolan dilakukan secara serentak (bersamaan), karena nilai tengah dan ragam untuk masing-masing peubah sama dan saling bebas stokastik satu dengan lainnya. Proses pembangkitan data dengan menggunakan perintah pada MINITAB, misal untuk kasus populasi P4, V1, dengan ukuran data 500, adalah sebagai berikut : 1. Memasukkan parameter populasi hipotetik MTB> LET K1=125 MTB> LET K2=250 MTB> LET K3=-4.0 MTB> LET K4=0.0 MTB> LET K5= Makro membangkitkan data masing-masing gerombol hipotetik MTB>SET C1 K1 (1) END. MTB>RANDOM K1 C2-C15; NORMAL K MTB> SET C16 K2 (2) END. MTB> RANDOM K2 C17-C30; NORMAL K MTB>SET C31 K1 (3) END.

10 24 MTB>RANDOM K1 C32-C45; NORMAL K Makro menggabungkan data dari setiap gerombol bangkitan MTB> STACK C1 C16 C31 C1 MTB> STACK C2 C17 C32 C2 MTB> STACK C3 C18 C33 C3 MTB> STACK C4 C19 C34 C4 MTB> STACK C5 C20 C35 C5 MTB> STACK C6 C21 C36 C6 MTB> STACK C7 C22 C37 C7 MTB> STACK C8 C23 C38 C8 MTB> STACK C9 C24 C39 C9 MTB> STACK C10 C25 C40 C10 MTB> STACK C11 C26 C41 C11 MTB> STACK C12 C27 C42 C12 MTB> STACK C13 C28 C43 C13 MTB> STACK C14 C29 C44 C14 MTB> STACK C15 C30 C45 C15 Konversi data kontinu menjadi data biner dilakukan dengan menggunakan paket program SPSS V Hal ini dilakukan karena pengolahan data hasil pembangkitan, konversi, dan analisis TwoStep Cluster dapat dilakukan pada paket program yang sama. Opsi Penanganan Pencilan dan Tanpa Penanganan Pencilan Sebagaimana disarankan oleh Bacher, Wenzig, dan Vogler (2004), untuk menghindarkan adanya bias akibat pencilan, penggunaan opsi penanganan pencilan (fraction of noise) sebesar 5% dibandingkan dengan pengolahan data tanpa penanganan opsi pencilan. Kotak pilihan penggunaan opsi penanganan pencilan atau

11 25 tanpa penanganan pencilan ditampilkan pada lampiran 1.gambar 6. Pada penelitian ini, akan dibandingkan hasil penggerombolan TwoStep Cluster antara penggunaan opsi penanganan pencilan dengan tanpa penanganan pencilan. Metode Analisis Fokus penelitian ini adalah mengevaluasi keakuratan algoritma TwoStep Cluster dalam mendeteksi banyaknya gerombol dan ukuran masing-masing gerombol pada gugus data dari populasi yang dianalisis. Analisis yang akan dilakukan adalah : 1. Mengukur tingkat keakuratan algoritma TwoStep Cluster dalam mendeteksi banyaknya gerombol sebenarnya. Pada penelitian ini, tingkat keakuratan didefinisikan sebagai persentase jumlah percobaan (run) yang menghasilkan banyaknya gerombol yang sama dengan populasi data hipotetik (dipandang sebagai banyaknya gerombol sebenarnya). A = Σ Xi / N (14) dengan Xi bernilai 1 bila banyaknya gerombol yang dihasilkan dari algoritma TwoStep Cluster sama dengan banyaknya gerombol sebenarnya di dalam populasi (pada penelitian ini diketahui) dan 0 selainnya. N adalah banyaknya ulangan percobaan, pada penelitian ini sama dengan Analisis berikutnya adalah menelusuri kesesuaian sebaran ukuran gerombol yang dihasilkan dari algoritma TwoStep Cluster dengan sebaran ukuran gerombol sebenarnya pada populasi. Kesesuaian sebaran ukuran gerombol diuji dengan menggunakan uji khi-kuadrat sebagai berikut : Ho : Sebaran ukuran gerombol hasil TwoStep Cluster = sebaran gerombol populasi. H1 : Sebaran ukuran gerombol hasil TwoStep Cluster? sebaran gerombol populasi

12 26 Pada taraf nyata (a) sebesar 30%, dapat didefinisikan tingkat kesesuaian sebaran ukuran gerombol hasil algoritma TwoStep Cluster dengan ukuran gerombol sebenarnya, yaitu : K = S Yi / N (15) dengan Yi bernilai 1 bila hasil uji khi-kuadrat (pada taraf nyata tertentu) menghasilkan kesimpulan Terima Ho ; dan 0 bila Tolak Ho. N adalah banyaknya ulangan percobaan, pada penelitian ini sama dengan Tingkat salah klasifikasi dari anggota gerombol. Salah klasifikasi dari hasil penggerombolan, pada penelitian ini didefinisikan sebagai total persentase semua individu (objek) yang berasal dari suatu gerombol namun teridentifikasi sebagai anggota gerombol lain pada proses penggerombolan, dalam hal ini adalah hasil penggerombolan SPSS TwoStep Cluster. Hasil Penggerombolan Keanggotaan pada populasi yang sebenarnya Populasi 1 Populasi 2 Gerombol 1 n 1 n 2 Gerombol 2 n 3 n 4 Salah klasifikasi pada 2 populasi (geromb ol) adalah (n2+n3)/(n1+n2+n3+n4) Prosedur dan Pelaksanaan Percobaan 1. Membangkitkan gugus data hipotetik untuk setiap kombinasi struktur populasi, komposisi jenis peubah, dan ukuran data yang tercantum pada Tabel 1. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 100 kali. Dengan demikian akan dibangkitkan sebanyak gugus data untuk dianalisis. Data hipotetik diperoleh dengan menggunakan prosedur yang telah dipaparkan pada bagian metode pembangkitan data, sedangkan pembangkitan data sebaran Ν(m,1) dilakukan dengan menggunakan alat bantu perangkat

13 27 lunak (software) statistika yang tersedia, dalam hal ini peneliti menggunakan Minitab versi Pada setiap gugus data bangkitan yang akan digunakan sebagai bahan simulasi, akan ditambahkan peubah (kolom atau field) yang menunjukkan indeks asal populasi. 2. Setiap gugus data yang terbentuk akan digerombolkan dengan menggunakan prosedur SPSS TwoStep Cluster. Pada SPSS versi 11.5 tersedia pada modul Analyze -> Clasify. Pilihan menu dasar (basic option) yang digunakan adalah : Distance Measure : Log-likelihood Number of clusters : Determined Automatically, Maximum : 15 Clustering Criterion : BIC Sesuai dengan saran dari Bacher, Wenzig, dan Vogler (2004), pada menu Options, akan dilakukan pilihan pada kotak Outlier Treatment dengan memberi check box pada kotak Use noise handling dan mengisi pada kotak Percentage bilangan 5 (artinya 5%) dan dicobakan pula tanpa pencilan. Pada menu Output akan dipilih Statistik-statistik : a. Deskripsi setiap gerombol (Descriptives by cluster) untuk data kuantitatif. b. Sebaran frekuensi setiap gerombol (Cluster frequencies) untuk data kategorik. c. Informasi BIC, dan d. Simpan data keanggotaan gerombol (Create cluster membership variable). 3. Hasil penggerombolan TwoStep Cluster, khususnya banyaknya gerombol yang terbentuk dan profil masing-masing gerombol, termasuk ukuran gerombol, akan dicatat kemudian dimasukkan sebagai data yang akan dianalisis pada pengolahan selanjutnya. 4. Setelah semua (8.000) gugus data hipotetik terolah dan statistik-statistik yang dihasilkan dicatat sesuai untuk masing-masing kombinasi perlakuan, tahap selanjutnya dilakukan analisis sebagaimana pada persamaan (13), dan menguji kesesuaian sebaran ukuran gerombol serta salah klasifikasi penggerombolan.

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis cluster merupakan salah satu alat yang penting dalam pengolahan data statistik untuk melakukan analisis data. Analisis cluster merupakan seperangkat metodologi

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Two Step Clustering untuk Data Campuran. Two Step Clustering Analysis for Combination Data

Penggunaan Analisis Two Step Clustering untuk Data Campuran. Two Step Clustering Analysis for Combination Data Penggunaan Analisis Two Step Clustering untuk Data Campuran Charles E. Mongi 1 1 PS Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, charlesmongi@ymail.com Abstrak Penggerombolan adalah proses mengelompokkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING. Lathifaturrahmah

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING. Lathifaturrahmah JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 1 Juli Desember 2014, h. 39-62 PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING Abstrak Analisis gerombol merupakan salah satu metode peubah

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar STK511 Analisis Statistika Pertemuan 2 Review Statistika Dasar Statistika Populasi Sampling Pendugaan Contoh Deskriptif Tingkat Keyakinan Statistika Deskriptif vs Statistika Inferensia Ilmu Peluang Parameter

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan

SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan 45 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Metode TwoStep Cluster menghasilkan gerombol yang sama dengan populasi sebenarnya apabila semua peubah kriteria penggerombolan bersifat kontinu; kecuali pada situasi data

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh STK 211 Metode statistika Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Apa yang disajikan dan diringkas? --> PEUBAH Univariate vs Bivariate vs Multivariate

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA DESKRIPTIF 1 Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistika untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistika inferensia

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

STATISTIKA INFERENSIAL IM TIRTA

STATISTIKA INFERENSIAL IM TIRTA STATISTIKA INFERENSIAL IM TIRTA RASIONAL Kondisi riil pengolahan informasi (Data): Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak memungkinkan mengumpulkan dan mengolah seluruh informasi yang ada di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiono dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis (2009)

Lebih terperinci

STATISTIKA INFERENSIAL

STATISTIKA INFERENSIAL STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL Kondisi riil pengolahan informasi (Data): Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenagatidak memungkinkan mengumpulkan dan mengolah seluruh informasi yang ada di masyarakat

Lebih terperinci

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik 6 UJI NONPARAMETRIK Bab ini membahas: Uji Chi-Kuadrat. Uji Dua Sampel Independen. Uji Beberapa Sampel Independen. Uji Dua Sampel Berkaitan. D iperlukannya uji Statistik NonParametrik mengingat bahwa suatu

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E LOGO STATISTIK DESKRIPTIF Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data menyajikan data menganalisis data dengan metode tertentu menginterpretasikan hasil analisis KEGUNAAN? Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Analisis cluster

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif STK 211 Metode statistika Materi 2 Statistika Deskriptif 1 Statistika Deskriptif Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Penyajian data dapat dilakukan

Lebih terperinci

Statistika Deskriptif

Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif Materi 2 - STK511 AnalisisStatistika September 26, 2017 Sep, 2017 1 Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Apa yang disajikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Pra Pemilu 2009 Karakteristik responden berdasarkan peubah demografi yang diamati terdapat pada Gambar 3 sampai Gambar 6. Pada Gambar 3 dapat diketahui

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada obyek wisata pemandian air panas alam CV Alam Sibayak yang berlokasi di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kusuma Agrowisata yang terletak di Jalan Abdul Gani Atas Batu, Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Sugiyono (2014, hlm. 3&6) mengemukakan secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF

STATISTIK DESKRIPTIF BAB 5 STATISTIK DESKRIPTIF Salah satu statistik yang secara sadar maupun tidak, sering digunakan dalam berbagai bidang adalah statistik deskriptif. Pada bagian ini akan dipelajari beberapa contoh kasus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). Lalu bagan Shewhart dapat dibentuk dengan rumus sebagai berikut: simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). p = Rata-rata proporsi produk cacat n = Ukuran contoh yang diambil UCL = Batas

Lebih terperinci

Memulai SPSS dan Mengelola File

Memulai SPSS dan Mengelola File MODUL 1 Memulai SPSS dan Mengelola File A. MEMULAI SPSS Untuk memulai SPSS for Windows langkah yang harus dilakukan adalah: Klik menu Start Programs SPSS for Windows SPSS for Windows. Kemudian akan ditampilkan

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22 Isram Rasal ST, MMSI, MSc Statistika Statistika Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik DAFTAR ISI PERNYATAAN... iii PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR ALGORITMA... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii INTISARI... xviii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK

BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK BAB 7 STATISTIK NON-PARAMETRIK Salah satu bagian penting dalam ilmu statistika adalah persoalan inferensi yaitu penarikan lesimpulan secara statistik. Dua hal pokok yang menjadi pembicaraan dalam statistik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UKURAN JARAK LOG-LIKELIHOOD DAN EUCLIDEAN PADA PEMBENTUKAN GEROMBOL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TWO STEP CLUSTER NUR MILA SARI

PERBANDINGAN UKURAN JARAK LOG-LIKELIHOOD DAN EUCLIDEAN PADA PEMBENTUKAN GEROMBOL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TWO STEP CLUSTER NUR MILA SARI PERBANDINGAN UKURAN JARAK LOG-LIKELIHOOD DAN EUCLIDEAN PADA PEMBENTUKAN GEROMBOL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS TWO STEP CLUSTER NUR MILA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Mendesain Tabel Statistik Secara Profesional

Mendesain Tabel Statistik Secara Profesional Mendesain Tabel Statistik Secara Profesional Tabel adalah salah satu output statistik deskriptif yang sering digunakan dalam praktik. Selain karena praktis, tampilan tabel juga mempunyai keunggulan jika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol L A M P I R A N 9 Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol Kategori Peubah Peubah Keterangan (satuan) Tipe Peubah Keterangan Umum Desa/Kelurahan X 1 Letak geografis desa/kelurahan

Lebih terperinci

.: Analisis Gerombol - Bagian 1 :.

.: Analisis Gerombol - Bagian 1 :. seri tulisan data mining.: Analisis Gerombol - Bagian 1 :. Konsep Dasar Bagus Sartono bagusco@gmail.com May 15, 2016 Abstract Pada seri tulisan ini akan dipaparkan beberapa hal dasar dan umum mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI JARAK MAHALANOBIS

BAB IV APLIKASI JARAK MAHALANOBIS BAB IV Aplikasi Jarak Mahalanobis 42 BAB IV APLIKASI JARAK MAHALANOBIS 4.1 Pendeteksian Outlier k Teknologi pendeteksian outlier dengan menggunakan jarak Mahalanobis merupakan teknologi paling awal dalam

Lebih terperinci

VI. PEMBAHASAN. dengan metode kemungkinan maksimum, tetapi terhadap

VI. PEMBAHASAN. dengan metode kemungkinan maksimum, tetapi terhadap 89 VI. PEMBAHASAN Pada analisis yang menggunakan pendekatan model acak satu faktor (model persamaan 4.1), metode kuadrat terkecil secara umum memberikan hasil dugaan yang berbeda dengan metode kemungkinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka dibutuhkan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana atau rancangan yang dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengklasifikasian merupakan salah satu metode statistika untuk mengelompok atau menglasifikasi suatu data yang disusun secara sistematis. Masalah klasifikasi sering

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TWOSTEP CLUSTER PADA UKURAN DATA BERBEDA Studi Kasus: Data Potensi Desa 2006 untuk Wilayah Jawa Barat NURSHAUMI FITRIANI HAKIM

APLIKASI METODE TWOSTEP CLUSTER PADA UKURAN DATA BERBEDA Studi Kasus: Data Potensi Desa 2006 untuk Wilayah Jawa Barat NURSHAUMI FITRIANI HAKIM APLIKASI METODE TWOSTEP CLUSTER PADA UKURAN DATA BERBEDA Studi Kasus: Data Potensi Desa 2006 untuk Wilayah Jawa Barat NURSHAUMI FITRIANI HAKIM DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Uji Kebaikan Suai Khi-Kuadrat (Chi-Square Goodness of Fit Test) Uji kebaikan suai khi-kuadrat merupakan uji yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah contoh yang terpilih mewakili populasi atau tidak.

Lebih terperinci

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik Uji t dengan 2 kelompok Uji t Tidak Berpasangan Uji t dikembangkan oleh William Sealy Gosset. Dalam artikel publikasinya, ia menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2002, p11) jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang memiliki hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ANALISIS DATA EKSPLORATIF

PRAKTIKUM ANALISIS DATA EKSPLORATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS DATA EKSPLORATIF Oleh: GEMPUR SAFAR (10877) PROGRAM STUDI STATISTIKA Asisten SIGIT SAMAPTAAJI BAGUS PRAMULYA Dosen Dra. SRIHARYATMI KARTIKO, M.Sc. LABORATORIUM KOMPUTASI MATEMATIKA

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Siklus Pengambilan Keputusan

Siklus Pengambilan Keputusan Siklus Pengambilan Keputusan Masalah ROI Metode Analisis Kebijakan / Strategi Sample Data Validasi P-Value / Parameter Output SPSS Hipotesa Uji Hipotesis Teori Keputusan Definisi-Definisi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis konjoin merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk baik berupa barang atau

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

MODUL UJI NON PARAMETRIK (CHI-SQUARE/X 2 )

MODUL UJI NON PARAMETRIK (CHI-SQUARE/X 2 ) MODUL UJI NON PARAMETRIK (CHI-SQUARE/X 2 ) Tujuan Praktikum: Membantu mahasiswa memahami materi Distribusi Chi Square Pengambilan keputusan dari suatu kasus dengan menggunakan kaidah dan syarat Distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID) adalah merupakan suatu kasus khusus dari algoritma pendeteksian interaksi otomatis yang biasa disebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

K O R E L A S I. Referensi :

K O R E L A S I. Referensi : K O R E L A S I Referensi : Korelasi ANALISIS KORELASI: Merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kriteria,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

UJI NONPARAMETRIK (CHI SQUARE / X2)

UJI NONPARAMETRIK (CHI SQUARE / X2) UJI NONPARAMETRIK (CHI SQUARE / X2) 5 92 Objektif Mahasiswa dapat menghitung uji parametik dan uji nonparametric Mahasiswa dapat menguji ada atau tidaknya interdependensi antara variable kuantitatif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KURVA PADA DISTRIBUSI UNIFORM DAN DISTRIBUSI BINOMIAL

PERBANDINGAN KURVA PADA DISTRIBUSI UNIFORM DAN DISTRIBUSI BINOMIAL Statistika, Vol., No., Mei PERBANDINGAN KURVA PADA DISTRIBUSI UNIFORM DAN DISTRIBUSI BINOMIAL Moh. Yamin Darsyah, Dwi Haryo Ismunarti Program Studi S Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Kedung

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS

PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS Untuk melakukan analisa data dengan menggunakan program SPSS, langkah awal yang harus dilakukan adalah memasukkan data dalam sheet SPSS. Ada dua jenis sheet dalam SPSS, yaitu

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF. Wenny Maulina, S.Si., M.Si

STATISTIKA DESKRIPTIF. Wenny Maulina, S.Si., M.Si STATISTIKA DESKRIPTIF Wenny Maulina, S.Si., M.Si Statistika Deskripsi Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami. Teknik Penyajian Data Tabel Gambar

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal

Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal Salah satu ciri utama sehingga sebuah data harus diproses dengan metode nonparametrik adalah jika tipe data tersebut semuanya adalah data nominal atau

Lebih terperinci

Sri Indra Maiyanti, Endro Setyo Cahyono, Weni Winata. Universitas Sriwijaya

Sri Indra Maiyanti, Endro Setyo Cahyono, Weni Winata. Universitas Sriwijaya APLIKASI METODE TWO STEP CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKKAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA (STUDI KASUS : MAHASISWA ANGKATAN 2010) Sri Indra Maiyanti, Endro Setyo

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama atau kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB IV SEGMENTASI PASAR

BAB IV SEGMENTASI PASAR BAB IV SEGMENTASI PASAR Pendahuluan Organisasi yang menjual ke pasar konsumen dan pasar industri mengakui bahwa mereka tidak dapat menarik semua pembeli di pasar tersebut, atau tidak dapat menarik pembeli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 3) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

faktornya berbeda, misalnya 2 taraf untuk faktor A dan 3 taraf untuk 2x2x3 maksudnya percobaan faktorial yang terdiri dari 3 faktor dengan taraf

faktornya berbeda, misalnya 2 taraf untuk faktor A dan 3 taraf untuk 2x2x3 maksudnya percobaan faktorial yang terdiri dari 3 faktor dengan taraf RANCANGAN FAKTORIAL faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan dengan menggunakan f faktor dengan t taraf untuk setiap

Lebih terperinci

PEREDUKSIAN PEUBAH PADA METODE TWO STEP CLUSTER (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat) RANI KARLINA

PEREDUKSIAN PEUBAH PADA METODE TWO STEP CLUSTER (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat) RANI KARLINA PEREDUKSIAN PEUBAH PADA METODE TWO STEP CLUSTER (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat) RANI KARLINA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif BAB I Pengertian Dasar dalam Statistika A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif 1. Pengertian Statistika Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan,

Lebih terperinci

TIPE DATA DAN EKSPLORASI DATA MENGGUNAKAN WEKA DAN R

TIPE DATA DAN EKSPLORASI DATA MENGGUNAKAN WEKA DAN R Modul Praktikum Data Mining 2016 PERTEMUAN 3 TIPE DATA DAN EKSPLORASI DATA MENGGUNAKAN WEKA DAN R TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa akan dapat memahami Tipe data, Eksplorasi Data, Statistika ringkasan, Visualisasi

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan penelitian tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat

Lebih terperinci

BAB III Riset Pemasaran

BAB III Riset Pemasaran BAB III Riset Pemasaran Riset pemasaran atau marketing research adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

Instruksi. Deskripsi Kasus

Instruksi. Deskripsi Kasus NIM : Jenis Kelamin : Laki laki / Perempuan Umur : Semester : Instruksi Dalam kasus yang diuraikan di bawah ini anda diminta untuk berperan dalam posisi manajer perusahaan yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Manfaat Penelitian... 11

Lebih terperinci

PENGANTAR & STATISTIKA DESKRIPTIF. Utriweni Mukhaiyar

PENGANTAR & STATISTIKA DESKRIPTIF. Utriweni Mukhaiyar PENGANTAR & STATISTIKA DESKRIPTIF BI5106 Analisis Biostatistik Utriweni Mukhaiyar 2 Ilustrasi Berikut adalah data produksi panas bumi di 25 titik pengeboran (ton/jam): 77.71 44.24 60.00 89.54 85.64 60.00

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian yang dilakukan oleh (Chen, Sain, & Guo, 2012) berfokus untuk mengetahui pola penjualan, pelanggan mana yang paling berharga, pelanggan mana yang

Lebih terperinci

PENGERTIAN STATISTIK. NO Tahun Jumlah / / / APAKAH INI STATISTIK?

PENGERTIAN STATISTIK. NO Tahun Jumlah / / / APAKAH INI STATISTIK? PENGERTIAN STATISTIK NO Tahun Jumlah 1. 2. 3. 2000 /2001 2001/ 2002 2002 / 2003 15.556 29.008 34.825 APAKAH INI STATISTIK? PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA Statistika Ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan,

Lebih terperinci

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji 132 PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM 133 BAB 6 ANALISIS MULTIVARIAT Uji statistik multivariat digunakan untuk menguji

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Penyajian Data Statistik

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Penyajian Data Statistik Penyajian Data Statistik Pada penulisan kedua tentang Statistika Elementer ini, penulis akan memberikan bahasan mengenai Penyajian Data Statistik kepada para pembaca untuk mengetahui bentuk penyajian data

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat wisata yang ada di Bogor, diantaranya yaitu kebun raya Bogor, taman wisata mekarsari, taman matahari, dan taman safari

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Keadaan Internal Kebun Raya Bogor A. Geografi B. Demografi C. Perilaku D. Psikografi Analisis Deskriptif Analisis Cluster berdasarkan AIO Segmentasi

Lebih terperinci

MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER

MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER Tujuan dari praktikum modul 1 ini, agar mahasiswa mampu : 1. Mengenali karakteristik missing value.. Memberikan perlakuan atau solusi pemecahan terhadap

Lebih terperinci

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik) UJI CHI SQUAR (Uji data kategorik) A. Pendahuluan Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELETIAN

BAB III METODE PENELETIAN 35 BAB III METODE PENELETIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung yang beralamatkan di Jalan Soekarno Hatta (Riung Bandung) Kota Bandung, pada tes Uji Kompetensi

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS CLUSTER DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST

KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS CLUSTER DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST LAPORAN PENELITIAN BIDANG ILMU KELOMPOK TINGKAT LANJUT KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS CLUSTER DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST Oleh: Drs. Timbul Pardede, M.Si Drs. Budi Prasetyo, M.Si FAKULTAS

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o Uji Beda: ANOVA ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o o Menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM I METODE STATISTIKA II PENGUJIAN HIPOTESIS INDEPENDENT DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RAGAM

LAPORAN PRAKTIKUM I METODE STATISTIKA II PENGUJIAN HIPOTESIS INDEPENDENT DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RAGAM LAPORAN PRAKTIKUM I METODE STATISTIKA II PENGUJIAN HIPOTESIS INDEPENDENT DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RAGAM Oleh : Nama : Ivan Prima Harlis NIM : 125090501111017 Asisten I : Candra Dian F Asisten II : Putri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis korelasi. Analisis korelasi merupakan bentuk dari penelitian deskriptif. Penelitian

Lebih terperinci

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan Skala Pengukuran Nominal (dapat dikelompokkan, tidak punya urutan) Ordinal (dapat dikelompokkan, dapat diurutkan, jarak antar nilai tidak tetap sehingga tidak dapat dijumlahkan) Interval (dapat dikelompokkan,

Lebih terperinci