BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2000). Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak (Supartini, 2004). Hospitalisasi juga dapat diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab anak dirawat di rumah sakit (Steven, 1999). 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap di Rumah Sakit: a.perkembangan usia Reaksi anak terhadap sakit berbeda-beda sesuai tingkat perkembangan anak (Supartini, 2000). Pada anak usia sekolah reaksi perpisahan adalah kecemasan karena berpisah dengan orang tua dan kelompok sosialnya. Pasien anak usia sekolah umumnya takut pada dokter dan perawat

2 8 (Ngastiyah, 2005) b.pola asuh keluarga. Pola asuh keluarga yang terlalu protektif dan selalu memanjakan anak juga dapat mempengaruhi reaksi takut dan cemas anak dirawat di rumah sakit. Beda dengan keluarga yang suka memandirikan anak untuk aktivitas sehari-hari anak akan lebih kooperatif bila dirumah sakit. c.keluarga. Keluarga yang terlalu khawatir atau stres anaknya yang dirawat di rumah sakit akan menyebabkan anak menjadi semakin stres dan takut. d.pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya Apabila anak pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan dirawat di rumah sakit sebelumnya akan menyebabkan anak takut dan trauma. Sebaliknya apabila anak dirawat di rumah sakit mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter (Supartini, 2004). e.support system yang tersedia Anak mencari dukungan yang ada dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan minta dukungan kepada orang terdekat dengannya misalnya orang tua atau saudaranya. Perilaku ini biasanya ditandai dengan permintaan anak untuk ditunggui selama dirawat di rumah sakit, didampingi saat dilakukan treatment padanya, minta dipeluk saat merasa takut dan cemas bahkan saat merasa kesakitan.

3 9 f.ketrampilan koping dalam menangani stressor. Apabila mekanisme koping anak baik dalam menerima dia harus dirawat di rumah sakit akan lebih kooperatif anak tersebut dalam menjalani perawatan di rumah sakit. 2.Reaksi Anak Usia Sekolah Terhadap Stres akibat Sakit dan dirawat di Rumah Sakit berdasarkan Tahap Perkembangan Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika anak dirawat di rumah sakit, anak akan mudah mengalami krisis karena anak stres akibat perubahan baik pada status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan (Nur Salam, Susilaningrum & Utami, 2005). Akibat dari hospitalisasi akan berbeda-beda pada anak bersifat individual dan sangat tergantung pada tahapan perkembangan anak. Anak usia sekolah telah dapat menerima keadaan masuk rumah sakit dengan sedikit ketakutan. Ada beberapa diantaranya akan menolak masuk rumah sakit dan secara terbuka menangis tidak mau dirawat. Reaksi yang timbul tergantung pada tingkat kecerdasan dan bagaimana kondisi penderitaan anak. Sebagian besar mampu untuk mengerti alasan masuk rumah sakit dan di sini kembali ketulusan dari orang tua merupakan hal yang penting (Sacharin, 1996). Walaupun demikian anak tetap

4 10 membutuhkan perlindungan dari keluarga. Akan tetapi dalam keadaan sakit, kondisi tersebut mengakibatkan anak harus beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, sehingga menimbulkan reaksi pada anak seperti: menolak makan, menangis kuat-kuat, sering bertanya kapan orang tua kembali, tidak kooperatif terhadap aktivitas sehari-hari, kehilangan kontrol terjadi pada anak karena adanya pembatasan aktivitas sehari-hari dan karena kehilangan kekuatan diri (Gunarso, 1995). Anak pada usia sekolah membayangkan dirawat di rumah sakit merupakan suatu hukuman, dipisahkan, merasa tidak aman dan kemandiriannya terlambat (Wong, 2000). Anak akan berespon dengan fungsi tubuh misalnya: ketika mereka melihat seseorang dengan gangguan penglihatan atau keadaan fisik cacat. Mereka menjadi ingin tahu dan bingung, anak bertanya kenapa orang itu, mengapa berada di rumah sakit, apa yang terjadi dengan orang itu, mengapa, berbagai macam pertanyaan dilontarkan oleh karena anak tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Pada usia ini anak merasa takut bila mengalami perlukaan, anak akan menganggap bahwa tindakan dan proses itu mengancam integritas tubuhnya. Anak bereaksi dengan agresif ekspresif verbal dan dependensi (Wong, 2000). Disamping itu anak juga akan menangis, bingung khususnya bila keluar darah. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa disuntik, mengukur tekanan darah, mengukur suhu melalui anus dan beberapa prosedur tindakan lainnya tidak akan menimbulkan sakit dan mengalami luka pada tubuh.

5 11 Anak usia sekolah sebagian besar sudah mampu dan mengerti bahasa yang sedemikian komplek, memberikan penjelasan dengan interpretasi bagaimana keadaan yang mengganggu dan menakutkan (Wong, 2000). Hal ini dapat dikurangi dengan cara bermain. Bermain juga merupakan hal penting sebagai media komunikasi anak dan rumah sakit anak khususnya di ruang anak menyediakan tempat bermain, baik pada setiap bangsal atau ruang bermain sentral, dibawah pengawasan perawat (Ngastiyah, 2005). Reaksi anak usia sekolah terhadap perpisahan adalah kecemasan karena berpisah dengan keluarga dan kelompok sosialnya. Reaksi kehilangan kontrol anak merasa takut dan khawatir serta mengalami kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan nyeri dengan menggigit bibir dan memegang sesuatu yang erat (Wong, 2000). Anak harus mengatasi berbagai sumber stress seperti rasa sakit, lingkungan rumah sakit, aturan- aturan dokter serta treatment yang diberikan. Proses perawatan yang sering kali membutuhkan waktu lama akhirnya menjadikan anak berusaha mengembangkan perilaku atau strategi dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Perilaku ini menjadi salah satu cara yang dikembangkan anak untuk beradaptasi terhadap penyakitnya.

6 12 Beberapa perilaku itu antara lain: a.penolakan (avoidence) Perilaku dimana anak berusaha menghindari dari situasi yang membuatnya rasa tertekan. Anak berusaha menolak treatment yang diberikan, seperti tidak mau suntik, tidak mau dipasang infus, menolak minum obat, bersikap tidak kooperatif kepada petugas medis. b.mengalihkan perhatian (distraction) Anak berusaha mengalihkan perhatian dari pikiran atau sumber yang membuatnya tertekan. Perilaku yang dilakukan anak misalnya: membaca buku cerita saat dirumah sakit, menonton televisi saat dipasang infus, atau bermain mainan yang disukai. c.berupaya aktif (active) Anak berusaha mencari jalan keluar dengan melakukan sesuatu secara aktif. Perilaku yang sering dilakukan misalnya: menanyakan tentang kondisi sakitnya kepada tenaga medis atau orang tuanya, bersikap kooperatif terhadap petugas medis, minum obat secara teratur, beristirahat sesuai dengan peraturan yang diberikan. d.mencari dukungan (support seeking) Anak mencari dukungan dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan meminta dukungan orang yang dekat dengannya, misalnya orang tua atau saudaranya. Perilaku ini biasanya ditandai dengan permintaan anak untuk ditemani selama dirawat di rumah sakit, didampingi saat

7 13 dilakukan treatment padanya, minta dipeluk saat merasa kesakitan. Beberapa perilaku diatas akan memberikan dampak positif, sehingga mempercepat proses kesembuhan, namun beberapa diantaranya justru berdampak negatif. Perilaku-perilaku ini biasanya dipelajari dari proses meniru (modeling). Dalam proses modeling menginterpretasikan, menilai dan merespon situasi yang penuh tekanan dengan melihat dan meniru orang tuanya. Orang tua sebagai orang terdekat merupakan faktor terpenting yang akan membantu anak memilih perilaku yang berdampak negatif atau positif. Selama proses sakit orang tua harus menjadi model bagi anaknya agar anak dapat mempelajari sikap positif terhadap pengobatannya di rumah sakit. Menurut Wahyunin (2007) terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana menyenangkan bagi anak yang dirawat di rumah sakit yaitu: a.memberikan dukungan. Dukungan positif dapat berupa menjaga anak saat dirawat dirumah sakit, mendampingi anak saat diperiksa petugas medis, atau memberikan beberapa treatment, yang tidak kalah penting memberi sentuhan lembut, seperti pelukan atau mengelus saat anak mengalami kesakitan.

8 14 b.bersikap optimis dan tidak menampakkan kecemasan didepan anak. Orang tua yang menampakkan wajah ceria, meski beban yang ditanggungnya cukup berat, akan membuat anak bersikap tabah dan ceria dalam menghadapi kondisi sakitnya. c.menanamkan pengertian bahwa proses pengobatan dan perawatan di rumah sakit adalah proses menuju kesembuhan. Memberi pengertian pada anak bahwa dokter atau petugas lainnya (perawat) adalah orang orang yang menolongnya untuk sembuh, meskipun kadang mereka membuat anak merasa sakit. Persepsi positif anak terhadap petugas medis akan meningkatkan sikap kooperatif anak terhadap proses pengobatan yang telah dijalaninya. d.bersikap kooperatif terhadap petugas medis. Orang tua perlu membina hubungan yang baik kepada petugas medis. Mengusahakan untuk bertanya yang jelas terhadap proses pengobatan yang diberikan kepada anaknya. Menanyakan berapa kali suatu treatment yang harus diberikan, waktu yang dibutuhkan, perkiraan biaya yang harus dikeluarkan, serta efek dari proses treatment tersebut bagi kondisi fisik anaknya. e.menjelaskan penyakit yang diderita anak. Menyampaikan dengan jelas kepada anak berapa waktu yang dibutuhkan untuk proses pengobatannya, namun tidak membuat anak menjadi ketakutan dan cemas. Mengatakan bahwa proses yang dilakukan sangat penting untuk kesembuhannya.

9 15 f.menciptakan suasana menyenangkan saat anak dirawat di rumah sakit. Membawakan anak mainan yang disukai atau membacakan anak cerita-cerita yang menarik. Jika anak mampu, dapat juga diberikan buku menggambar atau mewarnai. g.meminta anak berdoa. Mengajarkan kepada anak berdoa agar cepat sembuh. 3.Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah. Kecemasan adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita berbuat sesuatu yang fungsinya mengingatkan adanya bahaya yang datang (Hatta, Kecemasan. http: //darentana multiply.com/journal/item/1. Diambil 02 Desember 2006). Kecemasan juga dapat diartikan rasa khawatir takut tidak jelas sebabnya (Gunarso, 1995). Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian sesuatu yang berbahaya, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart & Sundeen, 1995). Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan, orang menggunakan alat ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) yaitu kurang dari 12 = tidak ada kecemasan, = cemas ringan, = cemas sedang, = cemas berat, = panik (Hawari, 2001). Tingkat kecemasan dapat dibagi menjadi empat meliputi: a.cemas Ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan

10 16 lahan persepsinya. Pada anak usia sekolah cemas ringan dapat berupa: b.cemas Sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal yang lain. c.cemas Berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain d.cemas Berat sekali (Panik), berhubungan dengan terpengarah ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional (Stuart & Sundeen, 1995). RENTANG RESPONS ANSIETAS Respon adaptif Respon maladaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik Gambar 2.1 Rentang Respon Ansietas

11 17 Gejala klinis cemas yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan tersebut antara lain: 1)Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung 2)Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut 3)Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang 4)Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan 5)Gangguan konsentrasi dan daya ingat 6)Keluhan keluhan somatik, misalnya: rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (Tinitus), berdebar debar, sesak napas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala (Hawari, 2001). Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan timbulnya kecemasan. Menurut Stuart & Sundeen (1995) pada anak akan muncul beberapa respon yang meliputi: a)respon fisiologis 1.Kardiovaskuler : palpitasi, tekanan darah meningkat, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun. 2.Pernafasan : napas cepat dan pendek, napas dangkal, dan terengahengah. 3.Gastrointestinal : nafsu makan turun, tidak nyaman pada perut, mual,

12 18 dan diare. 4.Neuromuskular : tremor, gugup, gelisah, insomnia dan pusing. 5.Traktus uranius : sering berkemih. 6.Kulit : keringat dingin, gatal, wajah kemerahan. b)respon perilaku Respon perilaku yang muncul adalah gelisah, tremor, ketegangan fisik, reaksi kaget, gugup, bicara cepat, menghindar, menarik diri dari hubungan interpersonal dan melarikan diri masalah. c)respon kognitif Respon kognitif yang muncul adalah perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berfikir, kesadaran diri meningkat, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan, menurunnya lapang persepsi dan kreatifitas, bingung, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, dan takut cidera atau kematian. d)respon afektif Adapun respon afektif yang sering muncul adalah tidak sabar, tegang, ketakutan, waspada dan gugup. Kecemasan atau ansietas dapat ditimbulkan dari bahaya luar, mungkin juga bahaya dari luar dalam diri anak, dan pada umumnya ancaman itu samar-samar. Bahaya dari dalam, timbul bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya misal pikiran, perasaan, keinginan dan

13 19 dorongan. Kecemasan yang dapat timbul pada anak usia sekolah antara lain: adanya perpisahan dengan orang tua dan teman sebaya, adanya lingkungan yang asing bagi anak atau lingkungan baru, adanya pembatasan dan hukuman (pikiran, hilangnya kasih sayang orang tua), perubahan citra diri (body image) dan integritas (membisu, kehilangan identitas diri), immobilisasi, kehilangan kontrol ketrampilan yang lalu, cidera tubuh dan nyeri (Pearce, 2000). 4.Ketakutan pada anak usia sekolah. Ketakutan adalah rasa khawatir, yang jelas sebabnya atau obyeknya (Pearce, 2000). Rasa takut disebabkan oleh adanya ancaman sehingga anak akan menghindari diri dan sebagainya. Ketakutan terhadap orang yang tidak dikenal menjadi jelas ketika disadari bahwa anak tidak mau didekati oleh orang lain, ada beberapa anak tetap malu dan gelisah dalam pergaulan, tetapi bagi anak yang tidak malu tidak merasa gelisah. Setiap anak akan mengalami berbagai bentuk ketakutan pada tahap perkembangan yang berbeda yaitu ketakutan pada orang asing / orang yang tidak dikenal, binatang, gelap, badai, dan makhluk khayalan yang menakutkan (Pearce, 2000). Ketakutan yang timbul bila anak dipisahkan dari orang tua disebut kegelisahan berpisah. Perpisahan umumnya tidak begitu menggelisahkan untuk anak usia sekolah. Menurut Wong (2000) perpisahan yang lama akan mengakibatkan timbulnya serangkaian kelakuan emosional yang dapat

14 20 dikenali, sebagai berikut: 1)Tahap protes (protest) Pada tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat-kuat, menjerit, memanggil orang tuanya atau menggunakan tingkah laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang asing / lain. 2)Tahap putus asa (despair) Pada tahap ini anak akan tampak tenang, tidak aktif, menarik diri, menangis berkurang, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, sedih dan apatis. 3)Tahap menolak (denial / detachment) Pada tahap ini anak secara samar-samar anak menerima perpisahan, membina hubungan dangkal dengan orang lain serta terlihat menyukai lingkungan. Setelah masa perpisahan tersebut, anak juga menunjukkan pola kelakuan yang khas berupa marah, menghindari, dan menghampiri, yang dapat terjadi dalam kesempatan apapun. Perilaku marah dan menghindar merusak kebahagiaan dalam keluarga dan menimbulkan dalam diri orang tua kecuali mereka menyadari bahwa hal ini normal saja (Wong, 2000). Untuk mencegah atau mengurangi ketakutan pada anak akibat hospitalisasi diperlukan dan penanganan yang serius dengan mengurangi dampak psikologis yaitu dengan cara menurunkan dampak dari perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol

15 21 perawatan anak, mencegah dan mengurangi cedera dan nyeri, tidak melakukan kekerasan pada anak dan memodifikasi lingkungan rumah sakit. Perlu diketahui oleh perawat bahwa dalam mengkaji reaksi anak akibat hospitalisasi harus cermat, mengingat reaksi yang ditimbulkan oleh anak berbeda-beda antara yang satu dengan anak yang lainnya (Supartini, 2000). 5.Intervensi keperawatan dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak akibat mengalami perpisahan dengan orang tua dan teman. a.atur jadwal kunjungan untuk memberikan kesempatan anak agar dapat berinteraksi dengan teman atau kelompok bermain, b.libatkan orang tua untuk senantiasa menemani anak. c.kenali perilaku perpisahan sebagai perilaku normal. d.berikan support melalui kehadiran fisik (orang tua dan teman). e.pertahankan kontak anak dengan orang tua dan teman. f.ajak anak untuk mengingat dan membicarakan tentang orang tua. g.bantu orang tua memahami perilaku cemas akibat perpisahan dan saranakan juga untuk memberikan support pada anak. h.jelaskan pada anak ketika orang tua pergi dan kapan akan kembali. i.sertakan benda-benda kesayangan yang biasa dipakai di rumah di dalam kamar anak (mainan, boneka) (Wong, 2000).

16 22 6.Intervensi keperawatan dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak akibat anak berada di lingkungan yang asing atau tidak dikenal. a.ciptakan suasana yang hangat yang dapat diterima baik oleh anak maupun oleh orang tua. b.jelaskan pada anak mengapa mereka harus dirawat / tinggal di rumah sakit. c.fasilitasi bermain dengan boneka / mobil mobilan merupakan cara lain dalam memperkenalkan rumah sakit (Wong, 2000). 7.Intervensi keperawatan dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak akibat anak mengalami perlukaan karena prosedur medik / keperawatan yang menyakitkan. a.beri penjelasan pada anak yang disesuaikan dengan tahap perkembangan secara singkat, sederhana dilakukan sesaat sebelum prosedur dikerjakan. b.berikan fasilitas boneka atau maianan kesayangan anak dapat digunakan untuk membantu dalam menjelaskan prosedur yang dikerjakan. c.persiapkan anak untuk menghadapi prosedur sesuai dengan tingkat pemahaman d.libatkan orang tua dan biarkan hadir sebelum dilakukan prosedur. e.jawab setiap pertanyaan dan jelaskan tujuan dari setiap tindakan yang

17 23 dilakukan. f.berikan pelukan dan sentuhan rasa nyaman diperlukan setelah prosedur yang menyakitkan. g.batasi penggunaan restrain gunakan seperlunya. h.hargai kebutuhan anak akan privasi (Wong, 2000). B.Anak usia sekolah Anak usia sekolah adalah anak usia sekolah dasar yang kira-kira berusia 6-12 tahun (Potter, 2005). Karena pada masa itu anak dihadapkan pada figur autoritas baru, guru, dan juga aturan baru serta batasan baru. Mereka harus bekerja dan bermain secara kooperatif dalam kelompok besar anak-anak dari berbagai latar budaya. Anak usia sekolah harus memenuhi tantangan perkembangan ketrampilan kognitif yang meningkatkan pemikirannya dan memungkinkan mereka untuk belajar menulis dan memanipulasi angka. Ketika anak usia sekolah sakit dan harus dirawat di rumah sakit akan menimbulkan reaksi cemas dan takut karena mereka harus berpisah dengan keluarga dan kelompok sosialnya. Reaksi kehilangan kontrol anak merasa takut mengalami kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan nyeri dengan menggigit bibir dan memegang sesuatu dengan erat (Supartini, 2004). Sakit dan dirawat di rumah sakit pada anak usia sekolah menyebabkan mengalami cemas karena tidak bisa masuk sekolah, cemas kehilangan kelompok sosialnya, cemas dari adanya nyeri, cemas kehilangan orang tuanya dan takut terhadap lingkungan asing, takut pada perawat dan dokter yang akan menambah

18 24 masalah kesehatan psikososial dan fisiknya dalam tumbuh kembang. C. Pendekatan perawat Pendekatan perawat adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perawat untuk dapat membantu mengatasi masalah klien, khususnya membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kecemasan dan ketakutan pada anak akibat hospitalisasi. Dimana perawat membutuhkan suatu pemahaman untuk dapat melakukan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan klien khususnya saat berada di rumah sakit (Supartini, 2004). Dalam melakukan pendekatan peran perawat sangat penting dalam proses meminimalkan dampak dari hospitalisasi. Perawat harus mampu memahami kebutuhan anak seperti: perawat harus dapat membawa suasana bermain kedalam ruang anak, perawat berusaha melibatkan keluarga untuk ikut berperan serta dalam perawatan anak, perawat harus melibatkan aktivitas kelompok dan teman untuk mengunjungi klien yang sedang sakit di rumah sakit (Ngastiyah, 2005). Pendekatan tersebut meliputi pendekatan akibat respon yang timbul ketika anak mengalami kecemasan dan ketakutan pada lingkungan asing, perpisahan dengan orang tua, sibling dan teman dan perlukaan karena tindakan medis atau keperawatan yang menyakitkan pada anak usia sekolah (Ngastiyah, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat dalam melakukan pendekatan pada anak di rumah sakit menurut Patmawati (2007) meliputi: 1.Usia Usia perawat yang lebih tua dan lebih dewasa dan bisa menjadi pengganti orang tua anak (ibu) di rumah sakit akan membuat anak merasa nyaman

19 25 bersama perawat di rumah sakit. 2.Jenis kelamin Perawat perempuan mungkin lebih bersifat keibuan dibanding dengan perawat laki-laki membuat anak merasa nyaman bila bersama perawat perempuan. 3.Kemampuan berkomunikasi Perawat harus mampu dan terampil dalam melakukan komunikasi terapeutik pada anak dengan baik agar anak dapat kooperatif dengan perawat dan dalam menjalani perawatan selama di rumah sakit. 4.Status emosional perawat Perawat yang mempunyai sifat sabar dalam menghadapi pasien anak dan mengerti keadaan anak yang sakit akan membuat anak mudah didekati dan tidak merasa takut, cemas pada perawat, namun apabila perawat yang emosional tinggi dan pemarah, tidak sabar membuat anak merasa takut dan stress bila perawat terus bersamanya. 5.Lingkungan rumah sakit Lingkungan rumah sakit, khususnya ruang anak yang dapat mendukung seperti: dinding yang bergambar, tempat tidur yang tidak monoton memakai sprei putih terus atau berwarna - warni, banyak mainan anak-anak akan membuat anak merasa dirawat di rumah sendiri. Menurut Stuart & Sundeen (1995) karakteristik lingkungan anak di rumah sakit yang dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan adalah : a. Ada lingkungan bermain Lingkungan bermain bagi anak di rumah sakit sangat disenangi karena

20 26 dapat digunakan sarana sosialisasi dengan anak yang lain yang sedang dirawat di rumah sakit, di samping itu agar tumbuh kembang si anak tidak terhambat. b. Lingkungan yang menggambarkan suasana pendidikan Agar anak tidak merasa takut ketinggalan pelajaran di sekolah karena tidak bisa masuk sekolah dan anak anak tetap merasa nyaman dalam perawatannya sehingga diperlukan lingkungan anak yang menggambarkan suasana pendidikan seperti: ada alat tulis menulis, buku gambar, papan tulis kecil, penggaris, dinding ruang yang bergambar anak sekolah. c. Lingkungan yang memberikan rasa nyaman Anak yang sakit membutuhkan lingkungan rumah sakit yang nyaman dari keramaian dan bising, ruang yang berventilasi, tempat yang tertata rapi sehingga anak akan merasakan kenyamanan di rumah sakit. d. Lingkungan yang memberikan kebebasan untuk bergerak Masa masa anak yaitu masa senang bermain sehingga diperlukan ruang perawatan anak yang luas agar anak bebas bergerak dalam bermain di ruang bermain anak, sehingga tidak terjadi injury atau tidak mencederai pada anak. Adapun cara pendekatan perawat yang dapat dilakukan oleh perawat meliputi: 1)Komunikasi terapeutik pada anak & memberi informasi yang baik pada anak Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan anak usia sekolah perawat harus tetap memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yang berupa menggunakan kata sederhana yang lebih spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui

21 27 (Hidayat, 2005). Dalam melakukan pendekatan pada anak dapat berupa memberi informasi yang baik pada anak informasi yang baik tersebut dengan cara menjelaskan prosedur atau tindakan yang akan diberikan pada anak usia sekolah dan fungsi alat yang digunakan serta efek yang terjadi saat dilakukan tindakan medis karena pada usia sekolah keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi (Nursalam, Susilaningrum, 2005). 2) Hubungan yang terapeutik. Perawat dalam melakukan pendekatan pada anak harus menjalin hubungan yang terapeutik, karena anak bukan miniatur orang dewasa. Anak mempunyai dunia sendiri, sudah bisa berfikir sehingga perawat harus dapat menjalin rasa saling percaya (trust) dalam merawat anak yang sedang sakit. Apabila terjadi hubungan yang terapeutik antara perawat dan anak akan memudahkan perawat dalam mendekati anak yang sakit (Supartini, 2004). 3) Melibatkan orang tua anak Orang tua merupakan orang yang dekat dengan anak, sehingga perawat dalam merawat anak harus dekat dengan orang tua anak (Hidayat, 2005). Perawat harus dapat berkomunikasi pada orang tua anak, orang tua anak dilibatkan juga dalam tindakan keperawatan maupun orang tua suruh menemani anak di rumah sakit (rooming in), dan apabila orang tua mau pergi atau bekerja seharusnya ada anggota keluarga yang menemani anak (Supartini, 2004) & (Nursalam, Susilaningrum & Utami,2005).

22 28 4) Memodifikasi ruang anak di rumah sakit & ruang bermain. Perawat harus dapat memanfaatkan sarana dan pra sarana yang ada di rumah sakit untuk mengatasi anak yang cemas dan takut. Ruang anak harus ada gambar gambar, buku cerita, buku gambar, dinding bergambar yang dapat membantu anak dalam memodifikasi ruang anak selain ada ruang terapi bermain (Ngastiyah, 2005). Ruang anak juga harus memenuhi kriteria seperti nyaman, bebas bergerak untuk anak, memberikan suasana seperti di lingkungan rumah, dan menciptakan suasana yang berpendidikan. Dinding ruangan anak yang bergambar dapat menjadi salah satu cara pendekatan perawat pada anak usia sekolah. Perawat dalam melakukan cara pendekatan pada anak usia sekolah juga dapat dengan adanya ruang bermain. Perawat dalam memberikan permainan pada anak usia sekolah harus memiliki pengetahuan tentang jenis alat permainan dan kegunaan dari permainan yang diberikan, sabar dalam bermain, tidak memaksakan pada anak, mampu mengkaji kebutuhan bermain seperti kapan harus dimulai dan kapan harus berhenti, memberi masukan kesempatan untuk mandiri. Alat permainan pada anak usia sekolah bisa dengan alat permainan yang edukatif seperti buku gambar, buku cerita, majalah, radio, tape dan televisi (Hidayat, 2005).

23 29 D. Peran perawat anak Peran perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga antara lain: 1.Family advocacy Kemampuan perawat untuk melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban pasien atau keluarga dapat terlaksana dengan seimbang dalam dalam hal memperoleh pelayanan kesehatan. Contoh: Kewajiban perawat untuk memberikan suatu informasi tentang tujuan dan manfaat, serta efek samping pengobatan atau tindakan keperawatan. 2.Health educator. Perawat berperan untuk mendidik individu, keluarga, masyarakat lewat penyuluhan kesehatan. 3.Therapeutic Perawat bertanggung jawab atas pengelolaan, pengobatan, pada pasien yang menjadi tanggung jawab serta pelaksanaan askep di ruangannya. 4.Communicator / mediator Peran ini nampak dimana perawat menjadi perantara antara pasien dengan tim kesehatan lainnya 5.Support Perawat berusaha untuk memberikan dukungan (nasehat) pada pasien / keluarga, misalnya berusaha menjadi pendengar yang baik bagi pasien atau keluarganya.

24 30 6.Research Sebagai peneliti perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk mutu pelayanan dan pendidikan kesehatan. E.Kerangka Teori dan Pertanyaan Penelitian 1. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat dalam melakukan pendekatan : - Usia - Jenis kelamin - Kemampuan berkomunikasi - Status emosional perawat - Lingkungan rumah sakit Dirawat di rumah sakit Hopitalisasi Kecemasan dan ketakutan Cara pendekatan perawat : Komunikasi terapeutik pada anak & memberi informasi yang baik Hubungan yang terapeutik Melibatkan orang tua anak Memodifikasi ruang anak & ruang bermain dan dinding ruang anak yang bergambar. Gambar 2.1 Kerangka Teori

25 31 2.Pertanyaan Penelitian a. Bagaimana cara pendekatan perawat pada anak usia sekolah yang dirawat untuk meminimalkan hospitalisasi. b. Bagaimana pendekatan perawat dalam melibatkan orang tua anak ketika anak mengalami cemas dan takut. c. Bagaimana pendekatan perawat dalam memodifikasi lingkungan yang asing untuk meminimalkan respon hospitalisasi pada anak usia sekolah. F.Definisi Konseptual Salah satu unsur yang membantu dalam pelaksanaan proses pengumpulan data pada suatu penelitian adalah definisi konseptual meliputi: 1.Pendekatan perawat Pendekatan perawat adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perawat membantu mengatasi masalah klien, khususnya membantu menyelesaikan masalah kecemasan dan ketakutan pada klien akibat hospitalisasi. 2.Hospitalisasi. Hospitalisasi adalah suatu keadaan anak yang mengalami cemas dan takut karena lingkungan yang asing di rumah sakit. 3.Kecemasan. Kecemasan adalah sebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu yang fungsinya mengingatkan adanya bahaya datang. Kecemasan juga dapat diartikan rasa khawatir, takut yang tidak jelas

26 32 sebabnya. 4.Ketakutan Ketakutan adalah rasa khawatir, yang jelas sebabnya atau obyeknya. Anak yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan mengalami reaksi hospitalisasi yang berupa ketakutan yang dapat menimbulkan stres pada anak. 5.Anak usia sekolah Anak usia sekolah adalah anak yang berumur antara 6-12 tahun. G.Penelitian Terkait Artikel yang ditulis oleh Novi Fitriyah (2002) peran perawat dalam mengatasi masalah psikologis krisis perpisahan pada anak usia 1-3 tahun terhadap pengaruh hospitalisasi di RSSA Malang diketahui bahwa peran perawat baik 62,5 %, fase anak mengalami putus asa 18,7%. Penelitian yang dilakukan oleh Harjono Suparto yang berjudul Mewarnai Gambar Sebagai Metoda Penyuluhan untuk anak: Studi Pendahuluan pada program pemulihan anak sakit IRNA anak RSUD Dr Soetomo disebutkan bahwa menggambar merupakan terapi permainan kreatif untuk mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak usia sekolah, serta penelitian yang dilakukan Fitri Ardiningsih (2005) hubungan antara dukungan informasional dengan kecemasan perpisahan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di RSUD Cilacap diketahui ada 36,7 % dukungan informasi baik, dan 53,3 % dukungan informasi kurang baik, banyak responden mengatakan kecemasan perpisahan akibat hospitalisasi masih tinggi 43,3 %, dan yang tidak

27 33 mengalami kecemasan perpisahan ada 3,3 %. Menurut pengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan sehingga peneliti tertarik ingin melakukan Study Fenomenologi untuk mengetahui pendekatan perawat dalam mengatasi kecemasan dan ketakutan pada anak usia sekolah akibat hospitalisasi, yang meliputi: 1.Pendekatan perawat pada anak. 2.Pendekatan perawat pada orang tua 3.Pendekatan perawat untuk memodifikasi dimana anak mengalami kecemasan dan ketakutan akibat berada di lingkungan asing, akibat mengalami perpisahan dengan orang tua, teman, dan akibat mengalami luka pada tubuh karena prosedur medik atau keperawatan yang menyakitkan di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga Friedman (1992) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hospitalisasi Pada anak 2.1.1 Konsep Hospitalisasi Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Purwanto, 1998). Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Discharge Planning 2.1.1 Definisi Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan asuhan

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Pada saat anak dirawat di Rumah Sakit banyak hal yang baru dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Anak tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Saat anak dirawat di rumah sakit banyak hal yang baru dan juga asing yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Anak 2.1.Pengertian Anak Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya, anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, gelisah yang dapat menimbulkan ketegangan fisik yang tinggi. Hal ini ditimbulkan sebagai reaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Cemas merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun. 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anak Anak merupakan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep guided imagery 2.1.1 Definisi guided imagery Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak. Hal ini memberi konsekuensi pada masalah kesehatan anak antara lain masalah

Lebih terperinci

mendalam (insight) (Suparyo, 2010) : (1) Identifikasi, anak mengidentifikasi

mendalam (insight) (Suparyo, 2010) : (1) Identifikasi, anak mengidentifikasi BAB II TINJAUAN TEORI 1. Biblioterapi 1.1 Defenisi Biblioterapi merupakan tehnik komunikasi yang kreatif dengan anak. Biblioterapi juga diartikan menggunakan buku dalam proses terapeutik dan suportif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. xiv xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan anak pada masa balita sangat berkaitan erat dengan tingkat kesehatannya pada masa bayi baru lahir. Dengan demikian, derajat kesehatan anak tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak jika anak di rawat dirumah sakit. Anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan/dalam keadaan sakit. Keluarga juga merupakan salah satu indikator dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Atraumatic Care 1.1 Definisi atraumatic care Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personel, dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak 2.1.1. Pengertian Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan secara intensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengancam bagi setiap orang, terutama bagi anak yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit dan menjalani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi dapat menyebabkan kejadian yang traumatik dan stres yang dialami oleh anak dan orang tua, dimana anak harus tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan terapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah tunas bangsa, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu anak perlu mendapat kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia 1-3 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut harus dijaga kelangsungannya dengan upaya stimulasi

Lebih terperinci

HOSPITALISASI. NS. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep

HOSPITALISASI. NS. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep HOSPITALISASI NS. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep HOSPITALISASI KRISIS STRES (PRBHN STATUS KESEHATAN) KETERBATASAN MEKANISME KOPING PENGERTIAN Hospitalisasi proses karena suatu alasan yg terencana atau darurat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan makhluk rentan dan tergantung yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu, aktif, serta penuh harapan. Masa anak-anak suatu awal kehidupan untuk masa-masa berikutnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,

Lebih terperinci

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan   ABSTRAK ATRAUMATIC CARE MENURUNKAN KECEMASAN HOSPITALISASI PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSU dr. SOEGIRI LAMONGAN (The Atraumatic Care Reduce Anxiety Hospitalization Preschool Children in Anggrek Room

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi. Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah manusia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari awal kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu yang sedang

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 1 Juli sampai 1 Agustus 213. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan makhluk yang unik, yang tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Anak memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL 98 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2. (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL CHILD ANXIETY TODDLER VIEWS FROM THE HOSPITAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Ada beberapa pengertian tentang kecemasan, diantaranya disampaikan oleh Kaplan dan Saddok (1997) kecemasan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden 46 47 48 49 Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth : Bapak/Ibu/saudara/i Di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (S1-Keperawatan) akan melakukan

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan oleh Frued untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau proses pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii

Lebih terperinci