TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI WAKAF PRODUKTIF PADA BADAN WAKAF UANG (BWU) MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI WAKAF PRODUKTIF PADA BADAN WAKAF UANG (BWU) MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI WAKAF PRODUKTIF PADA BADAN WAKAF UANG (BWU) MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT OLEH SABRINA TULUS LYADI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi D III Akuntansi KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI PADANG 2017

2 TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI WAKAF PRODUKTIF PADA BADAN WAKAF UANG (BWU) MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT OLEH SABRINA TULUS LYADI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi D III Akuntansi KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI PADANG 2017

3 HALAMAN PENGESAHAN Saya menyatatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Pada Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat telah melalui proses bimbingan yang layak, dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk diajukan guna mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md). Pembimbing I Eliyanora, SE., M.Ak., Ak NIP Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir berjudul Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Pada Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat telah ditulis menurut standar penulisan karya ilmiah dan menurut pendapat saya telah memenuhi syarat untuk diajukan guna mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md). Pembimbing II Desi Handayani, SE., M.Ak., Ak NIP Tugas Akhir ini diajukan kepada jurusan Akuntansi dan telah memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md). Ketua Jurusan Sukartini, SE., M.Kom., Ak NIP

4 BERITA ACARA SIDANG Tugas Akhir yang berjudul Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Pada Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat telah dipertanggungjawabkan/disidangkan di depan tim penguji dan dinyatakan LULUS pada hari Rabu tanggal 27 September Ketua Tim Penguji Sekretaris Elfitri Santi, SE., M.Kom., Ak NIP Eliyanora, SE., M.Ak., Ak NIP Anggota 1 Anggota 2 Fera Sriyunianti, SE., M.Si NIP Randy Heriyanto, S.ST., M.Sc NIP. -

5 POLITEKNIK NEGERI PADANG PERNYATAAN TENTANG HAK CIPTA DAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR 2017 Sabrina Tulus Lyadi. Hak cipta pada penulis. SISTEM AKUNTANSI WAKAF PRODUKTIF PADA BADAN WAKAF UANG (BWU) MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT Tidak diperkenankan untuk memproduksi sebagian atau seluruh isi Tugas Akhir ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta. Penggunaan Tugas Akhir ini diatur sebagai berikut : 1. Pengutipan oleh penulis lain dalam tulisannya harus mencantumkan Tugas Akhir ini sebagai sumber referensi. 2. Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Ruang referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk menyimpan salinan Tugas Akhir ini baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy. 3. Jika diperlukan, Perpustakaan Politeknik Negeri Padang dan Ruang referensi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang mempunyai hak untuk memperbanyak Tugas Akhir ini demi kepentingan akademis. Padang, Oktober 2017 Dinyatakan oleh Sabrina Tulus Lyadi, A.Md

6 Alhamdulillahi Rabbil Alamin,

7

8

9 SABRINA TULUS LYADI No. Alumni BIODATA : a). Tempat/Tanggal Lahir: Lubuk Alung, 6 Oktober 1996 b). Nama Orang Tua: Mulyadi Salmegi dan Susi Lawati c). Jurusan: Akuntansi d). Program Studi: D III Akuntansi e). No BP: f). Tgl. Lulus: 27 September 2017 g). Predikat Lulus: Dengan Pujian h). IPK: 3,85 i). Lama Studi: 3 Tahun 0 bulan j). Alamat Orang Tua: Singguling II, Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman. SISTEM AKUNTANSI WAKAF PRODUKTIF PADA BADAN WAKAF UANG MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT Tugas Akhir oleh: Sabrina Tulus Lyadi Pembimbing 1. Eliyanora, SE. M.Ak., Ak. 2. Desi Handayani, SE. M.Ak., Ak. ABSTRAK Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat merupakan lembaga pengelolaan wakaf berupa wakaf tunai atau wakaf uang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi sistem akuntansi penerimaan kas dan sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan beberapa kelemahan terkait dengan penjelasan sistem akuntansi diatas dan pencatatannya. Dalam tugas akhir ini penulis memberikan rekomendasi perbaikan sistem akuntansi wakaf produktif yang telah memenuhi unsurunsur sistem pengendalian interen. Penulis merekomendasikan perbaikan dokumen, catatan, laporan dan prosedur untuk memudahkan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam kegiatan pengelolaan wakaf. Penulis juga merancangkan sistem akuntansi untuk wakaf produktif Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat yang sedang dalam proses perencanaan pembuatannya yang sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian interen. Kata kunci: sistem akuntansi, flowchart, sistem pengendalian interen Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 27 September Abstrak telah disetujui oleh penguji. Tanda Tangan Nama Terang Elfitri Santi, SE., M.Kom, Ak Eliyanora, SE.,M.Ak., Ak Fera Sriyunianti, SE., M.Si Randy Heriyanto, S.ST., M.Sc Mengetahui: Ketua Jurusan Sukartini, SE., M.Kom., Ak NIP Tanda Tangan Alumnus telah mendaftar: Petugas Nomor Alumnus: Nama: Tanda Tangan

10

11 KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, akhirnya penulisan tugas akhir dengan judul Sistem Akuntansi Wakaf Produktif pada Badan Wakaf Uang Sumatera Barat dapat terselesaikan. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. Dalam pembuatan dan penulisan tugas akhir ini, tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga tugas akhir ini terselesaikan dengan baik. 2. Bapak Ir. Aidil Zamri, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang. 3. Ibu Sukartini, S.E., M.Kom., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. 4. Ibu Eka Rosalina S.E., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi D3 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang. 5. Ibu Eliyanora, S.E., M.Ak., Ak selaku dosen pembimbing 1 (satu) yang telah memberikan arahan dan masukkan dalam penyusunan tugas akhir ini. 6. Ibu Desi Handayani, SE., M.,Ak.Ak selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang telah memberikan arahan dan masukkan dalam penyusunan tugas akhir ini. 7. Bapak/Ibu staf pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Bapak Bakhtiar M.Ag selaku Pembina Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat beserta seluruh pengurus. 9. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. i

12 Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan, namun hal ini adalah langkah awal menuju kesuksesan. Untuk itu penulis menerima kritik dan masukkan dari semua pihak untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pembaca khususnya bagi Penulis sendiri. Padang, September 2017 Sabrina Tulus Lyadi ii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA SIDANG TUGAS AKHIR PERNYATAAN TENTANG HAK CIPTA HALAMAN DEDIKASI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB SATU PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN MANFAAT PENELITIAN METODE PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN... 8 BAB DUA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM AKUNTANSI TUJUAN SISTEM AKUNTANSI UNSUR-UNSUR SISTEM AKUNTANSI POKOK PENGGAMBARAN SISTEM AKUNTANSI DALAM BENTUK SIMBOL SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGERTIAN WAKAF TUJUAN WAKAF UNSUR WAKAF DASAR HUKUM WAKAF JENIS HARTA WAKAF WAKAF UANG WAKAF UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM iii

14 2.13 BENTUK-BENTUK INVESTASI WAKAF UANG BAB TIGA GAMBARAN UMUM ORGANISASI 3.1 SEJARAH BWU MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT KEGIATAN BWU MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT STRUKTUR ORGANISASI BWU MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT BAB EMPAT PEMBAHASAN 4.1 URAIAN MASALAH SISTEM AKUNTANSI YANG DITERAPKAN SAAT INI Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Tabungan dan Deposito Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Unit Usaha Berkah Yang Bergerak Dibidang Pengadaan ANALISIS MASALAH PEMECAHAN MASALAH Perbaikan Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Peracangan Sistem Akuntansi Wakaf Produktif BAB LIMA PENUTUP 5.1 KESIMPULAN SARAN DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN iv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.1 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash Gambar 4.2 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash (lanjutan) Gambar 4.3 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash (lanjutan) Gambar 4.4 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan Gambar 4.5: Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.6 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.7: Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.8 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.9 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.10 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Berjangka Gambar 4.11 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Berjangka (lanjutan) Gambar 4.12 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Via Transfer Gambar 4.13 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Via Transfer (lanjutan) Gambar 4.14 : Flowchart Penerimaan Wakaf Produktif Via Transfer (lanjutan) Gambar 4.15 : Flowchart Penerimaan Kas Wakaf Produktif Bagi Hasil Bank Gambar 4.16 : Flowchart Pencairan Wakaf Berjangka Gambar 4.17 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Operasional 110 Gambar 4.18 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Operasional (lanjutan) Gambar 4.19 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Operasional (lanjutan) Gambar 4.20 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Operasional (lanjutan) Gambar 4.21 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Program Keummatan Gambar 4.22 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Program v

16 Keummatan (lanjutan) Gambar 4.23 : Flowchart Pengeluaran Kas Wakaf Produktif Untuk Unit Usaha Berkah Gambar 4.24 : Flowchart Penerimaan Kas Unit Usaha Berkah Gambar 4.25 : Flowchart Penerimaan Kas Unit Usaha Berkah (lanjutan) Gambar 4.26 : Flowchart Pengeluaran Kas Unit Usaha Berkah Gambar 4.27 : Usulan Form Transaksi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.28 : Usulan Buku Besar BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.29 : Perbaikan Format Kuitansi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.30 : Perbaikan Format Slip Gaji BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.31 : Perbaikan Format Bukti Kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.32 : Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Cash. 146 Gambar 4.33 : Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Pecahan Gambar 4.34 : Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Berjangka Gambar 4.35 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash Gambar 4.36 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash (lanjutan) Gambar 4.37 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan 171 Gambar 4.38 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.39 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.40 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.41 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.42 : Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) Gambar 4.43 : Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Berjangka Gambar 4.44 : Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen vi

17 Berjangka (lanjutan) Gambar 4.45 : Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf via Transfer Gambar 4.46 : Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf via Transfer (lanjutan) Gambar 4.47 : Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf via Transfer (lanjutan) Gambar 4.48 : Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Bagi Hasil Bank Gambar 4.49 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pencairan Wakaf Berjangka Gambar 4.50 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pencairan Wakaf Berjangka (lanjutan) Gambar 4.51 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional Gambar 4.52 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional (lanjutan) Gambar 4.53 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional (lanjutan) Gambar 4.54 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional (lanjutan) Gambar 4.55 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Klinik Ahmad Dahlan Gambar 4.56 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Klinik Ahmad Dahlan (lanjutan) Gambar 4.57 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan Gambar 4.58 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan (lanjutan) Gambar 4.59 : Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan (lanjutan) Gambar 4.60 : Usulan Kuitansi Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.61 : Usulan Daftar Pembeli Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.62 : Usulan Buku Kas Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.63 : Usulan Laporan Keuntungan Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat vii

18 Gambar 4.64 : Usulan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Usaha Perkebunan Tebu Gambar 4.65 : Usulan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Usaha Perkebunan Tebu (lanjutan) Gambar 4.66 : Usulan Slip Upah Buruh Usaha Perkebunan Tebu Gambar 4.67 : Usulan Buku Kas Usaha Perkebunan Tebu Gambar 4.68 : Usulan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Usaha Perkebunan Tebu Gambar 4.69 : Usulan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Usaha Perkebunan Tebu (lanjutan) Gambar 4.70 : Usulan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Usaha Perkebunan Tebu (lanjutan) viii

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang Lampiran 2 : Kuitansi Wakaf Lampiran 3 : Sertifikat Wakaf Uang Lampiran 4 : Slip Setoran Lampiran 5 : Bilyet Deposito Lampiran 6 : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar Lampiran 7 : Buku Kas Harian Kolektor Lampiran 8 : Buku Kas Lampiran 9 : Buku Tabungan Bank Nagari Syariah Lampiran 10 : Buku Tabungan Bank Bukopin Syariah Lampiran 11 : Buku Tabungan Bank Mandiri Syariah Lampiran 12 : Buku Tabungan BMT Syariah Lampiran 13 : Laporan Penghimpunan Wakaf Lampiran 14 : Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Lampiran 15 : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Lampiran 16 : Daftar Autodebet Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 17 : Daftar Autodebet BMT Syariah Lampiran 18 : Laporan Bagi Hasil Bank Lampiran 19 : Laporan Penerimaan Bagi Hasil Investasi Dana Wakaf Lampiran 20 : Bukti Kas Lampiran 21 : Bon Kontan Lampiran 22 : Slip Gaji Lampiran 23 : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Lampiran 24 : Kuitansi Pengeluaran Kas Lampiran 25 : Buku Besar Lampiran 26 : Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan Lampiran 27 : Nota Tagihan Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan Lampiran 28 : Laporan Keuntungan Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan Lampiran 29 : Buku Kas Unit Usaha Berkah Lampiran 30 : Buku Tabungan Unit Usaha Berkah di BMT Syariah Lampiran 31 : Kotak Wakaf Lampiran 32 : Dokumentasi menghitung uang wakaf dari kotak penitipan wakaf Lampiran 33 : Dokumentasi wawancara dengan pengurus Lampiran 34 : Dokumentansi penjemputan wakaf produktif segmen pecahan Lampiran 35 : Dokumentansi pengunjungan lahan perkebunan tebu Lampiran 36 : Usulan Form Bukti Transaksi Lampiran 37 : Usulan Buku Besar BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 38 : Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakif Segmen Cash Lampiran 39 : Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakif Segmen Pecahan Lampiran40 : Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakif Segmen Berjangka Lampiran 41 : Usulan Laporan Posisi Keuangan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 42 : Usulan Laporan Aktivitas BWU Muhammadiyah Sumatera ix

20 Barat Lampiran 43 : Usulan Laporan Arus Kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 44 : Usulan perbaikan kuitansi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 45 : Usulan perbaikan slip gaji BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 46 : Usulan perbaikan bukti kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 47 : Usulan Kuitansi Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 48 : Usulan Daftar Pembeli Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 49 : Laporan Keuntungan Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 50 : Usulan Buku Kas Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 51 : Usulan Slip Upah Buruh Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat x

21 BAB SATU PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perekonomian Islam, terdapat beberapa kegiatan yang bertujuan untuk kemakmuran ummat Muslim salah satu diantaranya yaitu wakaf. Pada umumnya wakaf dikenal sebagai merelakan tanah yang dimiliki untuk tujuan umum sosial keummatan seperti pembangunan masjid, rumah sakit, dan sekolah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat pada umumnya terutama masyarakat yang memiliki penghasilan rata-rata belum tertarik dengan wakaf, dikarenakan mereka berpikir bahwa untuk melakukan wakaf perlu biaya yang sangat tinggi dibandingkan infaq, shadaqah, dan zakat. Menurut peraturan Badan Wakaf Indonesia nomor 4 tahun 2010 dalam pasal 1 tentang pedoman pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. Peran wakaf di masa lalu sangat luas untuk mendorong kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan berkembangnya lembaga wakaf di Indonesia saat ini telah menunjukkan kepedulian masyarakat mengenai wakaf. Kepercayaan yang besar dari masyarakat kepada lembaga wakaf, menjadikan lembaga wakaf menjadi salah satu lembaga yang perlu diperhatikan. Perkembangan lembaga wakaf di Indonesia ini juga dapat dilihat dengan 1

22 terbentuknya badan pengelola wakaf bergerak berupa uang. Dengan adanya wakaf uang, dana wakaf yang terkumpul lebih leluasa digunakan kedalam usaha-usaha produktif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut peraturan Badan Wakaf Indonesia nomor 2 tahun 2010 dalam pasal 1 tentang tata cara pendaftaran nazhir wakaf uang, wakaf uang adalah wakaf berupa uang dalam bentuk rupiah yang dapat dikelola secara produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk mauquf alaih (pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan harta benda wakaf sesuai pernyataan kehendak wakif yang dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf). Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat yang terletak di Jalan Bundo Kanduang No. 1 Padang pada lantai dasar Masjid Taqwa Muhammadiyah merupakan salah satu lembaga wakaf yang cukup aktif. Sejak beberapa tahun terakhir Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat ini sudah mengelola wakaf tunai/wakaf uang untuk diproduktifkan. Hanya saja wakaf uang yang sudah terkumpul saat ini baru diinvestasikan dalam bentuk tabungan dan deposito di bank. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya sumber daya yang akan mengelola agar wakaf tersebut lebih produktif dan memberikan peningkatan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Pendapatan yang berasal dari bagi hasil simpanan di bank digunakan untuk biaya operasional dan program keummatan, serta untuk menambah modal Unit Usaha Berkah yang bergerak dibidang pengadaan. Unit Usaha Berkah (UUB) merupakan satu-satunya usaha yang produktif yang dikelola BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Hanya saja usaha ini masih dalam skala kecil dan tidak bersifat rutin karena pengadaan yang dilakukan hanya untuk memenuhi permintaan dilingkungan lembaga 2

23 Muhammadiyah Sumatera Barat, misalnya pengadaan konsumsi untuk berbagai kegiatan internal yang dilakukan oleh Muhammadiyah Sumatera Barat. Untuk mengelola aset wakaf uang menjadi lebih produktif, maka tentunya suatu badan wakaf memerlukan perencanaan yang matang. Salah satu usaha yang sedang dalam proses perencanaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat saat ini adalah Usaha Perkebunan Tebu di Matur Kabupaten Agam. Selain memerlukan perencanaan yang matang tentu perlu didukung oleh sistem akuntansi yang memadai untuk membantu dalam mengontrol dan memudahkan pengelolaan wakaf. Dengan adanya sistem akuntansi yang memadai, maka jalannya prosedur perwakafan yang ada akan tampak jelas dan lebih terkontrol sehingga mengurangi resiko adanya penyelewengan pihak-pihak tertentu. Jadi pihak wakif (orang yang berwakaf) pun dapat mengetahui jalan pengelolaan aset yang diwakafkan tersebut, sehingga menambah kepercayaan dari pihak wakif untuk mewakafkan hartanya pada BWU tersebut. Hal ini dikarenakan wakif berhak untuk mengetahui bagaimana penggunaan harta yang telah diwakafkan pada sebuah lembaga wakaf. Selama ini BWU Muhammadiyah Sumatera Barat sudah memiliki sistem akuntansi dalam mengelola wakaf produktifnya. Hanya saja sistem akuntansi yang dijalankan masih memiliki beberapa kelemahan baik dari segi prosedur, dokumen maupun catatan sehingga perlu disempurnakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern. Oleh karena itu, penulis ingin merekomendasikan perbaikan pada sistem akuntansi wakaf produktif yang sudah ada serta merancangkan sistem akuntansi untuk wakaf produktif yang sedang dalam perencanaan. Maka Penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai Sistem 3

24 Akuntansi Wakaf Produktif Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat ini dalam bentuk Tugas Akhir. 4

25 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini yakni: a. Bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat? b. Bagaimana sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: a. Untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. b. Untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: a. Bidang Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kajian teoritis yang berkaitan dengan sistem akuntansi wakaf produkif pada lembaga pengelola wakaf. Diharapkan penelitian ini dapat membuka kemungkinan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan sejenis. 5

26 Penelitian ini juga sebagai tambahan informasi dan referensi yang dapat digunakan para mahasiswa dan akhirnya dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Serta diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai sistem akuntansi wakaf produktif pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. b. Bidang Praktik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat tentang sistem akuntansi wakaf produktif. 1.5 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembahasan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode berikut: 1. Wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interwiee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. pewawancara mengacu pada pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Berkaitan dengan tugas akhir ini maka wawancara dilakukan langsung dengan pihak-pihak yang terkait seperti bendahara, sekretaris, kolektor, bagian administrasi, ketua, dan pimpinan/pembina/ BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 6

27 2. Observasi. Peneliti melakukan proses observasi dengan cara mengamati proses kerja (prosedur) terkait sistem akuntansi penerimaan kas dan sistem akuntansi pengeluaran kas mengenai wakaf produktif yang terjadi pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat ataupun hal-hal yang dianggap berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pada dokumen-dokumen terkait sistem akuntansi wakaf produktif yang ada pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat seperti formulir isian kesediaan berwakaf uang, buku kas harian kolektor, buku kas bendahara, laporan penghimpunan wakaf, dan dokumen lainnya. c. Literatur Review. Merupakan teknik pengumpulan data dengan membaca, mempelajari serta menelaah beberapa sumber tertulis dari buku-buku bacaan, artikel, jurnal, hasil-hasil seminar dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian Metode Analisis Data Penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu melakukan analisis terhadap seluruh data/informasi yang penulis dapatkan di lapangan dengan melihat kelemahan dari unsur-unsur sistem yang ada, membandingkan dengan teori untuk selanjutnya dibuatkan rekomendasi perbaikannya dan untuk unsur-unsur sistem yang belum ada akan dirancangkan. 7

28 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Agar penulisan laporan ini lebih sistematis dan terarah, maka pembahasan mengenai Sistem Akuntansi Wakaf Produktif Pada Muhammadiyah Sumatera Barat dibagi menjadi: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab satu Penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab dua menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan isi tugas akhir ini yang meliputi pengertian sistem, fungsi yang terkait, dokumen dan catatan yang digunakan, unsur pengendalian intern. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab tiga penulis membahas mengenai sejarah berdirinya perusahaan, ruang lingkup produksi, struktur organisasi dan deskirpsi jabatan, proses produksi serta kondisi perusahaan saat ini. BAB IV PEMBAHASAN Bab empat membahas tentang uraian permasalahan, analisa dan pemecahan masalah yang terdiri dari perancangan sistem, unsur SPI yang digunakan, fungsi yang harus di tambah atau dikurangi, dokumen dan catatan yang diperlukan. 8

29 BAB V PENUTUP Bab lima ini berisikan kesimpulan dan saran terhadap organisasi berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. 9

30 BAB DUA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM AKUNTANSI Sebelum mengenal lebih jauh, berikut ini adalah penjelasan mengenai sistem akuntansi dalam suatu entitas. Menurut Hall (2007 : 6), sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Sedangkan menurut Mulyadi (2016 : 2), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut: a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Menurut Mulyadi (2016 : 3), sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sedangkan menurut Sujarweni (2015 : 3), sistem akuntansi merupakan kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah 10

31 berupa formulir, catatan, laporan, prosedur serta cara untuk mengolah data mengenai usaha perusahaan untuk menghasilkan informasi-informasi yang akurat. 2.2 TUJUAN SISTEM AKUNTANSI Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi (2016 : 15-16) adalah: 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. Ada kalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketetapan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan audit internal. Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu organisasi, hal ini ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga dapat di pertanggungjawabkan dengan baik. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan. 11

32 2.3 UNSUR-UNSUR SISTEM AKUNTANSI POKOK Menurut Mulyadi (2016 : 3), unsur-unsur sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, buku pembantu, serta laporan. Adapun unsur-unsur pokok dari sistem akuntansi akan diuraikan pada bagian berikut ini: Formulir Menurut Mulyadi (2016 : 3) formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentansikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Semakin berkembangnya zaman pemakaian formulir elektronik sangat bermanfaat dan sudah menjadi sangat umum (Mulyadi, 2016 : 59). Selain itu, Sujarweni (2015 : 32), mengatakan bahwa formulir adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat terjadinya transaksi ekonomi di perusahaan. Menurut Mulyadi (2016 : 60) manfaat dari penggunaan formulir elektronik tersebut adalah sebagai berikut: a. Tidak pernah kehabisan formulir. Jika perusahaan menggunakan formulir kertas, operasi bisnis dapat terhenti jika perusahaan kehabisan formulir. b. Tidak pernah ketinggalan zaman. Formulir elektronik mudah sekali disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan peraturan. c. Ketidakefisienan formulir dapat dihindari. Penggunaan formulir elektronik memungkinkan dengan segera penyesuaian isi dan format formulir untuk 12

33 memenuhi perubahan keadaan sehingga memungkinkan penyediaan formulir tepat sesuai dengan kebutuhan pemakai. d. Tidak dimungkinkan penggunaan formulir yang salah. Dengan formulir elektronik, pengendalian formulir dapat dilakukan dengan penentuan pemakaian formulir tertentu hanya terbatas pada orang yang memiliki password. e. Kecepatan pengisian formulir. Kecepatan pengisian formulir elektronik jauh melebihi kecepatan pengisian formulir kertas. f. Penangkapan data dilakukan sekali. Dengan menggunakan formulir kertas, data direkam dalam formulir, kemudian orang lain harus membaca data dari formulir untuk keperluan pemasukan data ke dalam sistem informasi. Dengan menggunakan formulir elektronik, duplikasi penangkapan dan pemasukan data ke dalam sistem informasi tidak akan terjadi. g. Tidak ada data yang mengambang. Dengan formulir elektronik, data dimasukkan dan dikirimkan dari suatu tempat ketempat lain secara elektronik sehingga tidak ada data yang mengambang. h. Kemudahan dalam pengelolaan formulir. Dengan penggunaan formulir elektronik, perancangan, pengelolaan, dan pengisian setiap formulir dapat dilakukan melalui sistem yang terintegritas. Menurut Sujarweni (2015 : 36-37) manfaat formulir dalam suatu perusahaan adalah: 1. Memberi perintah untuk mengerjakan sesuatu. 2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan. 3. Memberikan informasi 13

34 4. Menetapkan tanggung jawab dari transaksi bisnis perusahaan yang dicatat dalam formulir, siapa yang bertanggung jawab dalam faktur tersebut adalah yang memberikan tanda tangan atau paraf. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa formulir sangat bermanfaat untuk keberlangsungan perusahaan. Namun demikian, dalam pembuatan formulir perlu di perhatikan prinsip dasar pembuatan formulir. Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip perancangan formulir menurut Mulyadi (2016 : 64) : a. Sedapat mungkin manfaatkan tembusan atau copy formulir. b. Hindari duplikasi dalam pengumpulan data. c. Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas mungkin. d. Masukkanlah unsur internal check dalam merancang formulir. e. Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang akan digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar. f. Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi. g. Beri nomor untuk identifikasi formulir. h. Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan formulir, jika formulir lebar digunakan, untuk memperkecil kemungkinan salah pengisian. i. Cetaklah garis pada formulir, jika formulir tersebut akan diisi dengan tulisan tangan. Jika pengisian formulir akan dilakukan dengan mesin ketik, garis tidak perlu dicetak, karena mesin ketik akan mengatur spasi sendiri, dan juga jika bergaris, pengisian formulir dengan mesin ketik akan memakan waktu yang lama. j. Cantumkan nomor urut tercetak. 14

35 k. Rancanglah formulir tertentu sedemikian rupa sehingga pengisi hanya membubuhkan tanda i, atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak, untuk menghemat waktu pengisiannya. l. Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai, atau dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai, atau cetaklah dengan kertas tanpa karbon (carbonless paper). m. Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut blokblok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait Jurnal Seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2016 : 3), jurnal merupakan catatan akuntansi yang diselenggarakan dalam proses akuntansi seperti mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi satu transaksi pun yang tidak dicatat. Sedangakan menurut Sujarweni (2015: 39), jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi secara kronologis yang memuat nama bersama sarannya ke rekening (rekening debet maupun kredit). Menurut Ardana dan Lukman (2016 : 277), jurnal dapat dibedakan atas: a. Jurnal umum Jurnal umum adalah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi lain yang tidak dapat dicatat pada jurnal khusus. 15

36 b. Jurnal khusus Jurnal khusus adalah jurnal yang telah dipecah dan dibedakan secara terpisah untuk mencatat transaksi-transaksi yang sejenis. Menurut Mulyadi (2016 : 81), berikut adalah alasan mengapa jurnal dibedakan atas dua bagian yaitu: a. Untuk mengumpulkan dan menggolongkan transaksi yang sama yang frekuensi terjadinya tinggi. b. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan ke dalam buku besar dan untuk menggolongkan transaksi yang dicatat. c. Untuk memungkinkan pengerjaan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan oleh beberapa orang. d. Untuk menciptakan pengendalian internal. Seperti yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2016 : 81-83), dalam pembuatan rancangan jurnal, harus memiliki prinsip-prinsip dasar yang melandasi dalam rancangan jurnal, yakni sebagai berikut: a. Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang memadai sehingga kemungkinan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam mencatat dengan segera transaksi keuangan yang terjadi. b. Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian. c. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci, harus digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan 16

37 (posting) jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan di dalam buku besar. d. Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan dalam buku besar, yang akan menerima jumlah yang akan dibukukan dari jurnal. e. Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka yang akan di ringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar. f. Sebisa mungkin jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga pekerjaan menyalin informasi dari dokumen sumbernya dibuat sangat minimum. g. Harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber tertentu dengan jurnal sehingga pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat ditentukan. Adapun beberapa jenis jurnal menurut Mulyadi (2016 : 84-85) adalah: a. Jurnal penjualan. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai. b. Jurnal pembelian. Jurnal pembelian ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian kredit. c. Jurnal penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas baik dalam penjualan tunai maupun penerimaan piutang. d. Jurnal pengeluaran kas. Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas. e. Jurnal umum. Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus. 17

38 2.3.3 Buku besar dan Buku Pembantu Menurut Mulyadi (2016 : 95), buku besar (general ledger) merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Dalam setiap rekening buku besar terdapat kolom tanggal, keterangan, referensi, debit dan kredit. Menurut Sujarweni (2015 : 58), buku besar adalah akun-akun atau rekening-rekening yang dikelompokkan dan berdasarkan akun yang sudah dikelompokkan tadi dilakukan penjumlahan nilai uangnya. Menurut Ardana dan Lukman (2016 : 286) buku pembantu (subsidiary ledgers) adalah perincian lebih lanjut dari suatu akun kontrol buku besar tertentu. Menurut Ardana dan Lukman (2016 : 284) tujuan dari buku besar adalah untuk menggolongkan-golongkan transaksi ke dalam masing-masing kode dan nama akun sesuai dengan pedoman daftar akun yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan posting atau pemindahan ke dalam buku besar dan buku pembantu memerlukan 4 tahap sebagai berikut: a. Pembuatan rekapitulasi jurnal. b. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi. c. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan. d. Pengembalian rekening ke dalam arsip pada urutannya semula Laporan Akuntansi Menurut Ardana dan Lukman (2016 : 291) laporan akuntansi (accounting report) atau lebih dikenal sebagai laporan keuangan merupakan blok output dalam sistem akuntansi. Kualitas sistem akuntansi sangat ditentukan oleh kualitas dari laporan akuntansi yang dihasilkan oleh rancangan sistem akuntansi tersebut. Ukuran/indikator dari kualitas laporan akuntansi dilihat dari keterandalan (realibility) dan relevansi 18

39 (relevance) atas laporan keuangan tersebut. Keterandalan dilihat dari sejauh mana laporan akuntansi yang dihasilkan telah disusun secara cermat, lengkap, dan bebas dari salah saji yang material. Relevansi mencerminkan seberapa besar manfaat dan ketepatan waktu penyajian laporan akuntansi tersebut bagi para pemakainya. 2.4 PENGGAMBARAN SISTEM AKUNTANSI DALAM BENTUK SIMBOL Bagan alir sistem menggambarkan hubungan di antara elemen-elemen kunci di dalam sistem, misalnya: sumber input, program/proses dan produk dari sistem komputer (output). Bagan alir sistem dimulai dengan pengidentifikasian data dan media pemasukan data serta media penyimpanannya, kemudian dimasukkan ke dalam suatu sistem untuk proses pengolahan, dan selanjutnya digambarkan hasil pengolahan (output) dan media output tersebut. Seperti yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2016 : 47-49), sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. Berikut penjelasan simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing. Simbol Keterangan Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Dokumen dan tembusannya. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. 19

40 Simbol Keterangan Catatan. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir. Penghubung pada halaman yang sama (on-page connector). Dalam menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut. Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum didalam simbol tersebut. 20

41 Simbol Keterangan Penghubung pada halaman yang berbeda (off-page connector). Jika untuk menggambarkan bagan alir suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan yang lainnya. Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti: menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan, memeriksa dan berbagai jenis kegiatan klerikal yang lain. Keterangan, komentar. Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir. 21

42 Simbol Keterangan Arsip sementara. Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen, seperti almari arsip dan kotak arsip. Terdapat dua tipe arsip dokumen: arsip sementara dan arsip permanen. Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut ini: A = menurut abjad N = menurut nomor urut T = kronologis, menurut tanggal Arsip permanen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang 22

43 Simbol Keterangan bersangkutan. On-line computer process. Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara online. Nama program ditulis didalam simbol. Keying (typing, verifying). Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui online terminal. Pita magnetik (magnetic tape). Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik. Nama arsip ditulis didalam simbol. On-line storage. Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory komputer) 23

44 Simbol Keterangan Keputusan. Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis didalam simbol. Garis alir (Flowline). Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah dan ke kanan. Jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan. Persimpangan garis alir. Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut. Pertemuan garis alir. Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya. 24

45 Simbol Keterangan Mulai/berakhir (terminal). Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi. Dari Pemasok Masuk ke sistem. Karena kegiatan diluar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk ke sistem yang digambarkan dalam bagan alir. Keluar ke sistem lain. Karena kegiatan di luar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk Ke sistem Penjualan menggambarkan keluar ke sistem lain. 25

46 2.5 SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern adalah suatu proses yang diberlakukan oleh dewan direksi, manajemen, dan aparat lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori sebagai berikut: (a) efektivitas dan efisiensi operasi, (b) keandalan laporan keuangan, dan (c) ketaatan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku (Ardana dan Lukman, 2016: 76)). Menurut Mulyadi (2016 : 129), Sistem pengendalian intern (SPI) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer. Sedangkan menurut Sujarweni (2016 : 69), sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dibuat untuk memberi jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada dalam perusahaan. Menurut Hall (2007 : 181), mengatakan bahwa sistem pengendalian intern (internal control) memiliki tujuan untuk adalah: 1. Menjaga aktiva perusahaan. 2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi. 3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan. 4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Seperti yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2016 : ), sistem pengendalian intern harus memiliki unsur-unsur yakni: 26

47 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatankegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak 27

48 diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Menurut Mulyadi (2016 : ), adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah: a. Penggunaan formulir bernomor urut yang tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang. Karena formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya transaksi. b. Pemeriksaan mendadak (suprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga indenpedensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari. e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan 28

49 akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut. g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsurunsur sistem pengendalian intern yang lain, agar efektif dalam menjalankan tugasnya. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting, jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mencapai tujuan pengendalian intern suatu perusahaan, maka diperlukan prinsip-prinsip dari pengendalian intern tersebut. Ardana dan Lukman (2016 : 80) mengemukakan beberapa prinsip pengendalian intern sebagai berikut: 1. Menetapkan Tanggung Jawab Salah satu prinsip pengendalian internal adalah adanya penunjukkan pejabat khusus yang bertanggung jawab atas setiap tugas yang ada. Kontrol akan lebih aktif, jika setiap tugas tertentu ditetapkan satu pejabat khusus yang bertanggung jawab. 2. Pemisahan Tugas Prinsip pemisahan tugas merupakan salah satu prinsip penting dalam proses pengendalian internal. Prinsip ini setidak-tidaknya diterapkan untuk dua hal: 29

50 i. Beberapa orang ditugaskan secara terpisah untuk melaksanakan satu rangkaian kegiatan. ii. Pemisahan fungsi pencatatan (akuntansi) dengan fungsi penyimpanan aset (kasir, petugas gudang), dan fungsi otorisasi transaksi. 3. Prosedur Dokumentasi Dokumentasi berarti membuat kebijakan, prosedur, sistem, instruksi kerja, panduan, dan sejenisnya dalam bentuk deskripsi tertulis dalam bentuk teks, gambar, atau bagan alir (flowchart). Dokumentasi prosedur menjelaskan suatu mekanisme, proses, atau tahapan-tahapan yang melewati beberapa orang, atau bagian tentang bagaimana dokumen transaksi disiapkan, dibuat, dan diperiksa oleh, serta didistribusikan ke berbagai pihak termasuk ke bagian akuntansi untuk proses pencatatan akuntansi. 4. Kendali Secara Fisik, Elektronik, dan Mekanik Pengamanan aset perusahaan secara fisik dengan memanfaatkan teknologi peralatan baik yang bersifat mekanis maupun elektronis sudah semkin banyak digunakan oleh berbagai instansi pemerintah dan perusahaan. 5. Verifikasi Internal Yang Bersifat Indenpenden Sistem pengendalian internal yang efektif juga akan banyak memanfaatkan fungsi verifikasi yang dilakukan oleh petugas/pejabat internal yang bersifat independen atas suatu aktivitas atau operasi tertentu. Petugas independen adalah petugas yang tidak mempunyai kepentingan atas aktivitas atau operasi tertentu. 6. Sistem dan Alat Kontrol Lainnya Beberapa sistem dan alat kontrol lainnya yang juga banyak digunakan antara lain: rotasi atau mutase petugas, mengecek referensi dari pihak mantan atasan karyawan yang bersangkutan pada saat melakukan proses rekrutmen, 30

51 mengasuransikan petugas (misalnya kasir) dalam bentuk asuransi perlindungan atas penyalahgunaan asset perusahaan, dan sebagainya. 2.6 PENGERTIAN WAKAF Setelah penulis menjelaskan tentang sistem akuntansi, selanjutnya penulis akan membahas mengenai wakaf secara umum maupun wakaf uang. Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa yang berarti habasa (menahan). Dan al-man u, (menghalangi). Dalam merumuskan definisi wakaf, di kalangan para ulama fiqh terjadi perbedaan pendapat. Abu Hanifah merumuskan defenisi wakaf dengan menahan benda milik orang yang berwakaf dan menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan (Rozalinda, 2015 : 223). Berdasarkan defenisi ini, Abu Hanifah menyatakan bahwa akad wakaf bersifat tidak mengikat (ghairu lazim) dalam pengertian orang yang berwakaf dapat saja menarik kembali wakafnya dan menjualnya. Ini berarti wakaf menurut Abu Hanifah tidak melepaskan hak kepemilikan wakif secara mutlak dari benda yang telah diwakafkannya (Rozalinda, 2015 : 223). Wakaf bersifat mengikat menurut Abu Hanifah dalam keadaan: 1. Apabila ada keputusan hakim yang menyatakan wakaf itu bersifat mengikat 2. Peruntukkan wakaf adalah untuk masjid. 3. Wakaf itu dikaitkan dengan kematian wakif. Wakaf adalah salah satu perangkat kelembagaan Islami untuk mendorong pembelanjaan sukarela bagi masyarakat miskin dan juga untuk memenuhi beberapa sebab sosial lainnya dan perangkat untuk mentransfer kepemilikkan pribadi ke kepemilikan kolektif (bukan kepemilikan publik) untuk kepentingan sosial (Ibrahim, 31

52 2009 : 27). Menurut Peraturan Badan Wakaf Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf pasal 1 (2015 : 217), wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. 2.7 TUJUAN WAKAF Dari beberapa definisi wakaf di atas, dapat disimpulkan bahwa wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2004 pasal 5 tentang wakaf (dalam Peraturan Badan Wakaf Indonesia, 2015 : 6) berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. 2.8 UNSUR WAKAF Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2004 pasal 5 tentang wakaf, ada beberapa unsur wakaf yang mesti dipenuhi dalam berwakaf, yaitu: 1. Orang yang berwakaf (al-waqif). Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. Wakif meliputi: (1) Perseorangan, (2) Organisasi, dan (3) Badan Hukum. 32

53 2. Nazhir Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelolah dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Nazhir meliputi: (1) Perseorangan, (2) Organisasi, dan (3) Badan Hukum. 3. Benda yang diwakafkan (al-mauquf). Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jagnka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh Wakif. 4. Peruntukkan harta benda wakaf. 5. Lafadz atau ikrar wakaf (sighah). Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya. 6. Jangka waktu wakaf. 2.9 DASAR HUKUM WAKAF a. Menurut Al-Quran Secara umum tidak terdapat ayat Al-Quran yang menerangkan konsep wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang infaq fi sabilillah. Di antara ayat-ayat tersebut antara lain: Hai orang-orang yang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. (Q.S. al-baqarah (2): 267) 33

54 Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. al-baqarah (2): 261). b. Menurut Hukum Dalam konteks negara Indonesia, amalan wakaf sudah dilaksanakan oleh masyarakat Muslim Indonesia sejak sebelum merdeka. Oleh karena itu pihak pemerintah telah menetapkan Undang-undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia, yaitu Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Untuk melengkapi Undang-Undang tersebut, pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan Undang-undang nomor 41 tahun JENIS HARTA WAKAF Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 16 tentang wakaf (dalam Peraturan Badan Wakaf Indonesia, 2015 : 9-10) menyatakan: 1) Harta benda wakaf terdiri dari: a. Benda tidak bergerak Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: i. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar. 34

55 ii. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah. iii. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah. iv. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. v. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Benda bergerak. Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi: i. Uang. ii. Logam mulia. iii. Surat berharga. iv. Kendaraan. v. Hak atas kekayaan intelektual. vi. Hak sewa. vii. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku WAKAF UANG Menurut Peraturan Badan Wakaf Indonesia Pasal 1 Nomor 01 Tahun 2009 tentang pedoman pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf bergerak berupa uang, wakaf harta benda bergerak yang selanjutnya disebut wakaf uang adalah wakaf berupa uang yang dapat dikelola secara produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk Mauquf alaih. Mauquf alaih adalah pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan 35

56 Uang wakaf sesuai pernyataan kehendak wakif yang dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf WAKAF UANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM Di negara Mesir, Turki, Bangladesh masalah wakaf uang sudah lama dikaji dan dikembangkan. Bahkan, pada periode Mamluk wakaf uang sudah dikenal. Kenyataan ini menunjukkan wakaf uang merupakan instrumen keuangan umat yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sebenarnya masalah wakaf uang sudah diperbincangkan oleh para ulama klasik. Namun, dikalangan mereka terjadi perbedaan pendapat tentang sah atau tidaknya wakaf uang tersebut (Rozalinda, 2015 : 225) Perbedaan pendapat tersebut beranjak dari persyaratan mauquf (benda wakaf). Bagi ulama yang menyatakan, benda wakaf hanya dibolehkan terhadap benda tidak bergerak menyatakkan tidak sah mewakafkan benda yang bisa lenyap atau habis dengan proses pemanfaatan, seperti uang, lilin, makanan, dan minuman maupun harum-haruman. Jalaluddin al-mahally membolehkan mewakafkan benda tidak bergerak, seperti tanah begitu juga benda bergerak yang dibolehkan memanfaatkannya (Rozalinda, 2015 : 225). Syafi iyah berpendapat, boleh mewakafkan benda bergerak, seperti hewan, disamping benda tidak bergerak, seperti tanah. Namun, mereka menyatakan, tidak boleh mewakafkan dinar dan dirham karena dinar dan diham akan lenyap dengan membelanjakannya dan sulit akan mengekalkan zatnya. Ibn Qudamah dalam kitabnya al-mughni meriwayatkan, sebagian besar ulama tidak memperbolehkan wakaf uang (dinar dan dirham) dengan alasan uang akan lenyap ketika dibayarkan sehingga tidak ada lagi wujudnya. Di samping itu, uang juga tidak dapat disewakan karena menyewakan uang akan fungsi uang sebagai alat tukar (Rozalinda, 2015: 225). 36

57 Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, masalah wakaf uang dituangkan secara khusus dalam bagian kesepuluh, yaitu wakaf benda berupa uang yang terdapat pada pasal Dalam pasal 28 dinyatakan, wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh menteri. Pada pasal 29 diuraikan bahwa wakaf benda bergerak berupa uang dilaksanakan oleh wakif dengan pernyataan kehendak wakif yang dilakukan secara tertulis. Kemudian, akan diterbitkan dalam bentuk Sertifikat Wakaf Uang yang disampaikan oleh lembaga keuangan syariah kepada wakif dan nazhir sebagai bukti penyerahan benda wakaf. Menurut Rozalinda (2015 : 227) wakaf tunai kembali dipopulerkan oleh M.A. Mannan dengan mendirikan sebuah badan dengan bernama SIBL (Social Investmen Bank Limited) di Bangladesh. SIBL memperkenalkan produk Sertifikat Wakaf Tunai (Cash Waqf Certificate) yang pertama kali dalam sejarah perbankan. SIBL menggalang dana dari masyarakat dengan membuka rekening deposito wakaf tunai, dengan tujuan: 1. Menjadikan perbankan sebagai fasilitator untuk menciptakan wakaf tunai dan membantu dalam pengelolaan wakaf. 2. Membantu memobilisasi tabungan masyarakat. 3. Meningkatkan investasi sosial dan mentrasformasikan tabungan masyarakat menjadi modal. 4. Memberikan manfaat kepada masyarakat luas terutama golongan miskin dengan menggunakan sumber-sumber yang diambilnya dari golongan kaya. 37

58 5. Menciptakan kesadaran di antara orang kaya tentang tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat. 6. Membantu mengembangkan social capital market. 7. Membantu usaha-usaha pembangunan bangsa secara umum dengan membuat hubungan yang unik antara jaminan social dan kesejahteraan masyarakat (Rozalinda, 2015: 228) BENTUK-BENTUK INVESTASI WAKAF UANG Menurut Rozalinda (2015 : 228), cara pengembangan wakaf adalah dengan cara menyewakannya. Terkait dengan berkembangnya wakaf uang dizaman sekarang, pengelolaan wakaf uang adalah dengan jalan menginvestasikannya, baik dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), sewa (ijarah), maupun murabahah. Berikut akan diuraikan bentuk-bentuk investasi yang dapat dilakukan nazhir wakaf terhadap wakaf tunai: 1. Investasi Mudharabah Investasi Mudharabah merupakan salah satu alternatif yang ditawarkan oleh produk keuangan syariah guna mengembangkan harta wakaf. Salah satu contoh yang dapat dilakukan oleh pengelola wakaf dengan sistem ini adalah membangkitkan sektor usaha kecil dan menengah dengan memberikan modal usaha kepada petani, pedagang kecil dan menengah (UKM). Dalam hal ini mengelola wakaf uang (nazhir) berperan sebagai shahibul mal yang menyediakan modal 100% dari usaha/proyek dengan sistem bagi hasil nanti. Sementara itu, pengusaha, atau petani adalah sebagai mudharib yang memutarkan dana wakaf tersebut. Hasil 38

59 keuntungan yang diperoleh dibagi bersama antara pengusaha/petani dengan shahibul mal, yakni nazir wakaf. 2. Investasi Musyarakah Investasi ini hampir sama dengan investasi mudharabah. Hanya saja pada investasi musyarakah ini risiko yang ditanggung oleh pengelola wakaf lebih sedikit karena modal ditanggung secara bersama oleh pemilik modal. Investasi ini memberi peluang bagi pengelola wakaf untuk menyertakan modalnya pada sektor usaha kecil menengah yang dianggap memiliki kelayakan usaha. Namun, kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya. 3. Investasi Ijarah (sewa-menyewa) Salah satu contoh yang dapat dilakukan dengan sistem investasi ijarah adalah mendayagunakan tanah wakaf yang ada. Dalam hal ini, pengelola wakaf menyediakan dana untuk mendirikan bangunan di atas tanah wakaf, seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, apartemen, dan lain-lain. Kemudian, pengelola harta wakaf menyewakan gedung tersebut. 4. Investasi Murabahah Dalam investasi murabahah, pengelola wakaf berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) yang membeli peralatan dan material yang diperlukan melalui suatu kontrak murabahah. Melalui investasi ini, pengelola wakaf dapat mengambil keuntungan dari selisih harga pembelian dan penjualan. Dari investasi ini, pengelola wakaf dapat membantu pengusaha-pengusaha kecil yang membutuhkan alat-alat produksi. 39

60 BAB TIGA GAMBARAN UMUM ORGANISASI 3.1 SEJARAH ORGANISASI Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat berdiri pada bulan April 2011, pada awalnya badan wakaf ini disebut dengan Badan Pengelola Gerakan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat pada periode kepemimpinan Setelah itu, pada periode kepemimpinan Badan Pengelola Gerakan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat diubah menjadi Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. Saat ini kantor badan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat berlokasi di lantai dasar Masjid Taqwa Muhammadiyah. Badan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat dibina oleh Bapak Bakhtiar M.Ag yang dilatarbelakangi dari peristiwa gempa di Sumatera Barat. Pada pasca peristiwa gempa tersebut, Muhammadiyah Sumatera Barat tidak dapat memberikan bantuan dana kepada masyarakat karena Muhammadiyah Sumatera Barat tidak memiliki dana dalam bentuk kas untuk membantu warga yang terkena musibah. Karena kejadian tersebut, Muhammadiyah Sumatera Barat mencoba menghimpun dan mengelola wakaf dalam bentuk uang untuk keperluan umat baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun memberikan solusi dalam berbagai persoalan kehidupan umat. Selain itu, Muhammadiyah Sumatera Barat mencoba menghimpun dan mengelola wakaf dalam bentuk uang agar wakaf dari para wakif lebih mudah dikelola menjadi wakaf yang produktif. 40

61 3.2 KEGIATAN BADAN WAKAF UANG MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT Badan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat ini beroperasi setiap hari senin sampai hari kamis mulai pukul WIB sampai WIB. Saat ini wakaf uang yang dijalankan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat ada melalui 3 (tiga) cara, yaitu: a) wakif yang langsung datang ke kantor Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat, b) ada juga yang dijemput oleh kolektor/nazhir, c) maupun melalui via transfer. Hasil penghimpunan wakaf ini dalam jumlah tertentu diinvestasikan pada salah satu lembaga keuangan syariah. Kemudian hasil dari investasi didistribusikan untuk pembiayaan program keummatan seperti perbaikan sarana ibadah dan dakwah, beasiswa, layanan kesehatan gratis, dakwah daerah terpencil dan aksi kemanusiaan serta pemberdayaan ekonomi yang produktif. Tetapi program yang saat ini baru berjalan pada badan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah berobat gratis pada klinik Ahmad Dahlan. Bentuk segmen wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat ada 3 (tiga) macam, yaitu: 1. Segmen Cash Segmen cash yaitu wakaf uang yang diterima dari wakif untuk satu kali pembayaran. 2. Segmen Pecahan Segmen pecahan yaitu wakaf uang yang diterima secara rutin setiap hari atau setiap minggu ataupun bulanan. Dalam hal ini wakif berwakaf dengan cara mencicil dalam jumlah tertentu secara berkesinambungan. 41

62 3. Segmen Berjangka Segmen berjangka adalah wakaf uang yang diterima hanya dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu tertentu yang diserahkan oleh wakif kepada pengurus BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Setelah batas waktunya habis uang dapat diambil kembali oleh wakif. Misalnya wakif menitipkan uangnya sebesar 10 juta selama lima tahun, maka BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dapat menggunakan uang tersebut selama lima tahun, dalam hal ini BWU Muhamamdiyah Sumatera Barat menggunakan uang tersebut untuk investasikan dalam bentuk deposito, lalu saat jangka waktunya tiba, maka pokok uang yang 10 juta tersebut dikembalikan ke wakif. Saat ini wakaf produktif yang ada pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat ada 2, yaitu: 1. Wakaf Produktif Tabungan dan Deposito Wakaf produktif tabungan dan deposito ini maksudnya adalah wakaf yang diproduktifkan melalui simpanan tabungan dan deposito di bank dengan menerima bagi hasil bank setiap bulannya. 2. Wakaf Produktif Unit Usaha Berkah Yang Bergerak Dibidang Pengadaan Wakaf produktif Unit Usaha Berkah yang bergerak dibidang pengadaan ini maksudnya wakaf yang dikelola dalam bentuk usaha pengadaan seperti konsumsi, seminar kit, spanduk, dan pengadaan kecil-kecilan lainnya. Saat ini pengadaan yang dilakukan masih dalam lingkup internal Muhammadiyah Sumatera Barat saja. 42

63 Dalam meningkatkan penghimpunan wakaf Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: a. Kerjasama dengan beberapa bank. Sebelumnya sudah ada kerjasama antara BWU dengan beberapa bank yaitu BPD Syariah, Nagari Syariah, Mandiri Syariah, Bukopin Syariah, dan BMT AT Taqwa. b. Gerakan 1000 kotak wakaf Gerakan seribu kotak wakaf ini bertujuan untuk memperbesar penghimpunan wakaf. Dengan adanya kotak wakaf ini, seluruh anggota keluarga bisa pula ikut berwakaf. Dengan adanya kotak wakaf yang diletakkan pada rumah tiaptiap warga Muhammadiyah, diharapkan penghimpunan wakaf semakin meningkat. 3.3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN WAKAF UANG MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT Dalam hal operasional badan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat juga mempunyai struktur organisasi tersendiri. Berikut ini struktur organisasi dan kedudukan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Periode , yaitu: 43

64 Pembina Bakhtiar M.Ag Ketua Drs. H. Rustam Wakil Ketua Drs. H. Muslim Hamid, M.HI. Muhayatul, SE Hendri Novigator, S.Psi.I Zulfadli, S.T Sekretaris Iman Sabri, S. Th.I Bendahara Nurhasanah, S.Pd Gambar 3.2: Sruktur Organisasi Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Periode Adapun tugas dan fungsi dari struktur organisasi Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah sebagai berikut: 1. Pembina Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas untuk bergerak mengembangkan kegiatan wakaf uang, mengawasi serta melindungi harta benda wakaf. 2. Ketua Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat 44

65 Bertugas bertanggungjawab penuh terhadap perjalanan wakaf uang, memimpin rapat intern, membuka jaringan luar, dan koordinasi dengan wakil ketua yang ada. 3. Wakil ketua Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas mengontrol dan membantu pekerjaan ketua, menggantikan peran ketua saat tidak ada. 4. Sekretaris Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas terhadap administrasi wakaf uang, mengontrol pekerjaan wakil sekretaris. Bertanggungjawab dalam kegiatan surat masuk dan surat keluar. 5. Wakil sekretaris Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Berperan dalam surat menyurat, menyimpab surat menyurat atau mengarsip, mengagendakan rapat rutin. 6. Bendahara Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas terhadap keuangan, bertanggungjawab dari segi pelaporan dana wakaf, mencatat dan mendokumentasikan kegiatan yang berhubungan dengan akuntansi. 7. Divisi penghimpunan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas menghimpun dana dari masyarakat, mengelola dana wakaf dari pewakaf itu sendiri. 8. Divisi program dan pengembangan usaha Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas untuk menjalankan program yang telah dibuat dari pengumpulan dana wakaf uang, membuat program yang bermanfaat seperti program-program keummatan dan pemberdayaan masyarakat. 45

66 9. Divisi sosialisasi, publikasi, dan distribusi Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Bertugas untuk mensosialisasikan serta memplubikasikan wakaf uang di organisasi, sekolah-sekolah, serta ditengah masyarakat. 46

67 BAB EMPAT PEMBAHASAN 4.1 URAIAN MASALAH Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pengelolaan wakaf yang berupa wakaf tunai atau wakaf uang. Tujuan pembentukkan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat ini adalah supaya wakaf uang dapat dikelola secara ekonomis dengan syarat nilai pokok wakafnya yang tetap. Pada wakaf produktif BWU Muhammadiyah Sumatera Barat masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu: 1. Pencatatan masih dilakukan secara manual dan semi manual dalam transaksi wakaf produktif. Bendahara masih menggunakan catatan manual berupa buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas, serta pembuatan buku besar untuk yang masih dibuat secara manual dengan memasukan data dari buku kas menggunakan Ms. Excell. 2. Dari segi dokumen yang digunakan dalam wakaf produktif BWU Muhammadiyah Sumatera Barat masih terdapat dokumen yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip perancangan dokumen. Dokumen tersebut seperti kuitansi, bukti kas keluar, dan slip gaji. 3. Dalam pembuatan laporan daftar wakif dan jumlah wakaf, Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat masih menggabungkan laporan tersebut untuk semua segmen wakafnya. Hal ini membuat pengecekkan wakaf segmen 47

68 pecahan yang jumlahnya telah mencapai satu juta dan pengecekkan jatuh tempo wakaf berjangka menjadi tidak praktis. 4. Dalam pembuatan sertifikat wakaf untuk segmen pecahan, BWU Muhammadiyah Sumatera Barat tidak menentukan jumlah minimal wakaf uang untuk menerbitkan sertifikat sebagai penghargaan kepada wakif. Ada yang dibuat pada saat sudah mencapai Rp , dan ada juga yang dibuat saat jumlah wakaf dari wakif telah mencapai Rp dan lainnya. Wakaf uang dapat diterima secara tunai dan juga via transfer ke rekening tabungan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Pengelolaan wakaf uang di BWU Muhammadiyah Sumatera Barat ini dilakukan secara central atau terpusat, jadi setiap unit usaha yang dikelola oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat melaporkan keuntungan yang diperoleh ke BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, dana wakaf yang diterima disimpan dalam rekening tabungan di lembaga keuangan syariah sampai pada jumlah tertentu, kemudian wakaf di rekening tabungan tersebut akan diinvestasikan ke BMT Syariah dalam bentuk deposito tanpa mengurangi nilai dari dana wakaf. Kemudian setiap bulan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat mendapatkan nisbah atau bagi hasil dari simpanan tabungan dan deposito tersebut. Pendapatan dari bagi hasil bank tersebut digunakan untuk biaya operasional dan program keummatan, serta untuk menambah modal Unit Usaha Berkah yang bergerak dibidang pengadaan. Unit Usaha Berkah (UUB) merupakan satu-satunya usaha yang produktif yang dikelola BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Hanya saja usaha ini masih dalam skala kecil dan tidak bersifat rutin karena pengadaan yang dilakukan hanya untuk memenuhi permintaan dilingkungan lembaga 48

69 Muhammadiyah Sumatera Barat, misalnya pengadaan konsumsi untuk berbagai kegiatan internal yang dilakukan oleh Muhammadiyah Sumatera Barat. Untuk lebih memproduktifkan wakaf uang yang sudah terkumpul, saat ini BWU Muhammadiyah Sumatera Barat sedang dalam proses pembuatan usaha baru dibidang perkebunan tebu di Matur Kabupaten Agam, dimana usaha perkebunan tebu ini akan dibiayai dari pendapatan bagi hasil bank dan juga dari keuntungan unit usaha berkah yang bergerak dibidang usaha pengadaan. Asumsinya perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat akan dikelola secara langsung oleh pengurus dari BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, hal ini karena jika perkebunan tebu tersebut diserahkan pengelolaannya pada pihak lain terdapat kekhawatiran dana wakaf yang diinvestasikan berkurang hasilnya. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas wakaf produktif pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Untuk lebih jelasnya, terlebih dahulu penulis akan menguraikan sistem akuntansi wakaf produktif yang sedang diterapkan oleh Badan Wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat saat ini. 4.2 SISTEM AKUNTANSI YANG DITERAPKAN Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas mengenai sistem akuntansi penerimaan kas dan sistem akuntasi pengeluaran kas wakaf produktif. Berikut akan penulis uraikan satu per satu: 49

70 4.2.1 Wakaf Produktif Tabungan dan Deposito Sistem akuntansi penerimaan kas Sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif tabungan dan deposito BWU Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari prosedur penerimaan wakaf secara tunai dan transfer, serta prosedur penerimaan bagi hasil bank. Penerimaan wakaf secara tunai dan transfer tersebut berasal dari wakaf uang diwakafkan oleh wakif, sedangkan penerimaan kas dari bagi hasil bank berasal dari pendapatan bagi hasil atas simpanan tabungan dan deposito di bank Penerimaan wakaf produktif secara tunai Penerimaan wakaf produktif secara tunai maksudnya adalah wakif mewakafkan uangnya langsung secara tunai pada Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat. Prosedur dari sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai terdiri dari tiga macam bentuk wakaf uang yaitu wakaf cash, wakaf pecahan, dan wakaf berjangka akan penulis uraikan dengan penjelasan sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Administrasi Administrasi bertanggung jawab dalam membuat laporan daftar wakif dan jumlah wakaf, dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang untuk wakif yang sudah berwakaf sampai 1 (satu) juta rupiah atau lebih. 50

71 2. Kolektor Kolektor bertanggung jawab untuk menjemput dana wakaf ke tempat wakif dan tempat penitipan kotak wakaf, menerima dana wakaf, bertanggung jawab untuk mencatat penerimaan dana wakaf ke catatan manual kolektor (buku kas harian kolektor), menyerahkan buku kas harian kolektor ke bendahara, dan menyetor wakaf segmen pecahan ke bank. 3. Bendahara Bendahara bertanggung jawab dalam menerima wakaf uang segmen cash dan berjangka, menyetorkan uang dari segmen wakaf cash dan berjangka ke bank, serta bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat. 4. Sekretaris Sekretaris bertugas dalam memberikan persetujuan dan instruksi kepada bagian administrasi untuk mempersiapkan sertifikat wakaf, serta bertugas dalam mengotorisasi terhadap sertifikat wakaf. 5. Ketua Ketua memiliki tanggung jawab dalam memberikan otorisasi terhadap sertifikat wakaf uang, serta otorisasi terhadap laporan penghimpunan wakaf yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring atas laporan dana wakaf yang dikumpulkan. 51

72 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai adalah: 1. Daftar wakif 2. Total dana wakaf uang 3. Sertifikat yang dikeluarkan 4. Daftar wakif dari masing-masing bentuk wakaf Dokumen yang Digunakan Dokumen atau bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang. Dokumen ini berisi tentang data-data wakif yang akan berwakaf uang melalui Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. Informasi yang terdapat pada dokumen tersebut adalah: nama, tempat tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, alamat, no. hp atau , tanggal melakukan wakaf uang, dan keterangan bentuk-bentuk wakaf yang ada dokumen tersebut (lampiran 1). 2. Kuitansi Kuitansi adalah tanda bukti penerimaan wakaf uang dari wakif (lampiran 2). 52

73 3. Sertifikat Sertifikat ini berisi informasi tentang data wakif yaitu nama, alamat, dan jumlah wakaf. Dokumen ini diserahkan kepada wakif yang telah berwakaf mencapai jumlah satu juta rupiah ataupun lebih dari satu juta rupiah (lampiran 3). 4. Slip Setoran Slip setoran ini berasal dari pihak bank rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat yang digunakan oleh bendahara untuk mengecek dana wakaf yang telah disetor ke bank (lampiran 4). 5. Bilyet Deposito Bilyet deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5). 6. Buku Agenda Surat Masuk dan Keluar Buku agenda surat masuk dan keluar adalah sebagai pencatatan oleh bagian administrasi mengenai sertifikat yang dikeluarkan untuk wakif yang wakafnya mencapai satu juta rupiah atau lebih (lampiran 6) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 53

74 1. Buku Kas Harian Kolektor Catatan ini merupakan buku kas harian wakaf yang dicatat oleh kolektor sebagai pembukuan atas dana wakaf yang diperoleh dari wakif (lampiran 7). 2. Buku Kas Buku kas harian ini merupakan catatan dari bendahara setelah adanya penerimaan dana wakaf yang diterima dari wakif (lampiran 8). 3. Buku Tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Laporan Penghimpunan Wakaf Laporan ini digunakan untuk merekap atau melaporkan semua penerimaan dana wakaf uang (lampiran 13). 2. Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Laporan ini merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat daftar wakif dan jumlah wakaf dengan merekap buku kas harian kolektor dan buku kas bendahara untuk dilaporkan setiap bulan oleh bagian Administrasi ke 54

75 bendahara. Catatan ini berguna untuk menggambarkan wakif yang berhak mendapatkan sertifikat wakaf uang (lampiran 14). 3. Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Laporan ini merupakan rekapan laporan penghimpunan wakaf (LPW) selama satu tahun (lampiran 15) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: a. Wakaf cash 1. Bendahara meminta wakif untuk mengisi formulir isian kesediaan berwakaf uang serta meminta wakif untuk mengotorisasi formulir tersebut. 2. Bendahara menerima wakaf uang secara tunai dari wakif. 3. Kemudian bendahara mengisi kuitansi dan mengotorisasi kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif untuk menandatangani kuitansi tersebut. 4. Kuitansi lembar 1 diserahkan pada wakif, sedangkan kuitansi lembar 2 dan lembar 3 beserta Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang diarsipkan sementara oleh bendahara. 5. Sampai dengan nominal tertentu (minimal RP ), bendahara menyetorkan wakaf tersebut ke rekening tabungan di BMT Syariah dan menerima slip setoran. 55

76 6. Kuitansi lembar 2 dan lembar 3 serta slip setoran dibukukan oleh bendahara kedalam buku kas. 7. Bendahara mengarsipkan slip setoran, kuitansi lembar 2 dan 3 berdasarkan tanggal. Kemudian formulir isian kesediaan berwakaf uang diserahkan oleh bendahara ke bagian administrasi. 8. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf berdasarkan formulir isian kesediaan berwakaf uang menggunakan Ms. Excell. Bagian administrasi mengarsipkan formulir isian kesediaan berwakaf uang. 9. Jika jumlah wakaf segmen cash mencapai satu juta rupiah atau lebih dari wakif, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas instruksi dari sekretaris. 10. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut kepada sekretaris. 11. Sekretaris menandatangani dokumen sertifikat wakaf dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 12. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, kemudian ketua menyerahkan sertifikat kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk ditandatangani. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 13. Bagian Administrasi melakukan pencatatan sertifikat kedalam agenda surat masuk dan keluar. 14. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui bagian administrasi. 15. Setiap tiga bulan sekali, bendahara membuat laporan penghimpunan wakaf perbulan menggunakan Ms. Excell. 56

77 16. Bendahara mencetak laporan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 17. Ketua mengotorisasi laporan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 18. Bendahara memeriksa dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah secara periodik. 19. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito. 20. Bendahara mengarsipkan buku tabungan, bilyet deposito dan slip penyetoran deposito berdasarkan tanggal. 21. Setiap akhir tahun bendahara membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf berdasarkan laporan penghimpunan wakaf perbulan. 22. Bendahara mencetak laporan perkembangan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 23. Ketua mengotorisasi laporan perkembangan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 57

78 b. Wakaf pecahan i. Wakaf pecahan yang dijemput ke perorangan 1. Kolektor datang ke tempat wakif, jika wakif itu baru pertamakali berwakaf maka kolektor meminta wakif untuk mengisi formulir isian kesediaan berwakaf uang terlebih dahulu, serta meminta wakif untuk menandatangani formulir tersebut. 2. Kolektor menerima uang wakaf secara tunai dari wakif. 3. Kolektor mengisi kuitansi dan menandatangani kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif untuk menandatangani kuitansi tersebut. 4. Kuitansi lembar 1 diserahkan kepada wakif, sedangkan kuitansi lembar 2 dan 3 dibawa oleh kolektor. 5. Kuintansi lembar 2 dibukukan oleh kolektor kedalam buku kas harian kolektor, kemudian kolektor mengarsipkan kuitansi lembar 2 berdasarkan tanggal. 6. Sampai dengan nominal tertentu (minimal Rp ), kolektor menyetorkan wakaf uang yang diperoleh ke rekening tabungan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat di BMT Syariah dan menerima slip setoran bank. 7. Setiap bulan kolektor menfotokopikan buku kas harian kolektor. 8. Kemudian kolektor menyerahkan buku kas harian kolektor beserta slip setoran, kuitansi lembar 3 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang ke bendahara. 9. Bendahara menghitung jumlah penerimaan wakaf kolektor berdasarkan buku kas harian kolektor dan mencocokannya dengan kuitansi serta 58

79 slip setoran bank. Kemudian bendahara menandatangani buku kas harian kolektor sebagai tanda terima dari kolektor. 10. Buku kas harian kolektor copy-an diserahkan kembali ke kolektor dan diarsipkan oleh kolektor berdasarkan tanggal. 11. Slip setoran, kuitansi lembar 3, dan buku kas harian kolektor dibukukan oleh bendahara kedalam buku kas. 12. Bendahara melakukan pengarsipan kuitansi lembar 3, dan slip setoran. 13. Setelah itu buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diserahkan ke bagian administrasi. 14. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf berdasarkan buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang menggunakan Ms. Excell. 15. Kemudian bagian administrasi mengarsipkan buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang berdasarkan tanggal. 16. Bagian administrasi mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya. Jika jumlah wakaf segmen pecahan mencapai satu juta rupiah atau lebih dari wakif, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas instruksi dari sekretaris. 17. Kemudian bagian administrasi menyerahkan Sertifikat wakaf uang tersebut kepada sekretaris. 18. Sekretaris menandatangani dokumen sertifikat wakaf dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 19. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, kemudian ketua menyerahkan sertifikat kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera 59

80 Barat untuk ditandatangani. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 20. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat kedalam agenda surat masuk dan keluar. 21. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui kolektor. 22. Setiap tiga bulan sekali, bendahara membuat laporan penghimpunan wakaf perbulan menggunakan Ms. Excell. 23. Bendahara mencetak laporan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 24. Ketua mengotorisasi laporan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 25. Bendahara memeriksa dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah secara periodik. 26. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito. 27. Bendahara mengarsipkan buku tabungan, bilyet deposito, dan slip penyetoran deposito berdasarkan tanggal. 28. Setiap akhir tahun bendahara membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf berdasarkan laporan penghimpunan wakaf perbulan. 60

81 29. Bendahara mencetak laporan perkembangan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 30. Ketua mengotorisasi laporan perkembangan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. ii. Wakaf pecahan melalui penitipan kotak wakaf 1. Kolektor menjemput wakaf uang pada kotak wakaf yang titipkan dirumah wakif setelah dikabari oleh pihak wakif, dan menjemput kotak wakaf yang dititipkan pada toko dan perkantoran rutin setiap 2 (dua) bulan sekali. 2. Kolektor menerima uang dari kotak wakaf. 3. Kolektor mengisi kuitansi dan menandatangani kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif atau pengelola toko untuk menandatangani kuitansi. 4. Kuitansi lembar 1 diserahkan kepada wakif atau pengelola toko, sedangkan kuitansi lembar 2 dan 3 dibawa oleh kolektor. 5. Kuitansi lembar 2 dibukukan oleh kolektor kedalam buku kas harian kolektor, kemudian diarsipkan oleh kolektor. 6. Kolektor menyetorkan wakaf uang yang diperoleh ke rekening tabungan di BMT Syariah dan menerima slip setoran bank. 7. Setiap bulan kolektor menfotokopikan buku kas harian kolektor. 61

82 8. Kemudian kolektor menyerahkan buku kas harian kolektor beserta slip setoran, kuitansi lembar 3 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang ke bendahara. 9. Bendahara menghitung jumlah penerimaan wakaf kolektor berdasarkan buku kas harian kolektor dan mencocokannya dengan kuitansi serta slip setoran bank. Kemudian bendahara menandatangani buku kas harian kolektor sebagai tanda terima dari kolektor. 10. Buku kas harian kolektor copy-an diserahkan kembali ke kolektor dan diarsipkan oleh kolektor berdasarkan tanggal. 11. Slip setoran, kuitansi lembar 3, dan buku kas harian kolektor dibukukan oleh bendahara ke dalam buku kas. 12. Bendahara melakukan pengarsipan kuitansi lembar 3, dan slip setoran. 13. Setelah itu buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diserahkan ke bagian administrasi. 14. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf berdasarkan buku kas harian kolektor menggunakan Ms. Excell. 15. Bagian administrasi mengarsipkan buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang berdasarkan tanggal. 16. Bagian administrasi mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya. Jika jumlah wakaf segmen pecahan sudah mencapai satu juta rupiah atau lebih dari wakif, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas instruksi dari sekretaris. 17. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut kepada sekretaris. 62

83 18. Sekretaris menandatangani dokumen sertifikat wakaf dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 19. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, kemudian ketua menyerahkan sertifikat kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk ditandatangani. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 20. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat kedalam agenda surat masuk dan keluar. 21. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif/pengelola toko melalui kolektor. 22. Setiap tiga bulan sekali, bendahara membuat laporan penghimpunan wakaf perbulan menggunakan Ms. Excell. 23. Bendahara mencetak laporan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 24. Ketua mengotorisasi laporan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 25. Bendahara memeriksa dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah secara periodik. 26. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito. 63

84 27. Bendahara mengarsipkan buku tabungan, bilyet deposito, dan slip penyetoran deposito berdasarkan tanggal. 28. Setiap akhir tahun bendahara membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf berdasarkan laporan penghimpunan wakaf perbulan. 29. Bendahara mencetak laporan perkembangan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 30. Ketua mengotorisasi laporan perkembangan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. c. Wakaf berjangka 1. Bendahara meminta wakif untuk mengisi formulir isian kesediaan berwakaf uang serta meminta wakif untuk mengotorisasi formulir tersebut. 2. Bendahara menerima wakaf uang secara tunai dari wakif. 3. Kemudian bendahara mengisi dan mengotorisasi kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif untuk menandatangani kuitansi tersebut. 4. Kuitansi yang lembar 1 diserahkan pada wakif, sedangkan kuitansi lembar 2 dan lembar 3 dibukukan oleh bendahara ke dalam buku kas. 64

85 5. Bendahara mengarsipkan kuitansi lembar 2 dan 3 berdasarkan tanggal, sedangkan formulir isian kesediaan berwakaf uang diserahkan oleh bendahara ke bagian administrasi. 6. Bendahara langsung menyetorkan wakaf berjangka tersebut dalam bentuk deposito dan menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito. 7. Bendahara melakukan pengarsipan bilyet deposito dan slip penyetoran deposito berdasarkan tanggal. 8. Bagian administrasi membuat laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya berdasarkan formulir isian kesediaan berwakaf uang menggunakan Ms. Excell. 9. Bagian administrasi mengarsipkan formulir isian kesediaan berwakaf uang berdasarkan tanggal. 10. Karena wakaf berjangka yang diterima selalu lebih dari satu juta rupiah, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris. 11. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut kepada sekretaris. 12. Sekretaris memberikan otorisasi pada dokumen sertifikat wakaf dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 13. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, menyerahkan sertifikat kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk diotorisasi. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 14. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat. 65

86 15. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui bagian administrasi. 16. Setiap tiga bulan, bendahara membuat laporan penghimpunan wakaf perbulannya menggunakan Ms. Excell. 17. Bendahara mencetak laporan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 18. Ketua mengotorisasi laporan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 19. Setiap akhir tahun bendahara membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf berdasarkan laporan penghimpunan wakaf perbulan. 20. Bendahara mencetak laporan perkembangan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 21. Ketua mengotorisasi laporan perkembangan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 66

87 1. Organisasi a. Fungsi penerimaan wakaf uang dan pencatatan terpisah dengan fungsi persetujuan sertifikat wakaf uang. b. Fungsi penerimaan wakaf uang segmen pecahan terpisah dengan fungsi pencatatan. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Formulir isian kesediaan berwakaf uang diotorisasi oleh wakif. b. Kuitansi diotorisasi oleh bendahara atau kolektor, dan wakif. c. Sertifikat wakaf diotorisasi oleh ketua dan sekretaris serta Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat. d. Laporan penghimpunan wakaf diotorisasi oleh bendahara dan ketua. e. Bendahara mencatat penerimaan wakaf uang segmen cash dan berjangka ke buku kas berdasarkan slip setoran dan kuitansi lembar 3. f. Bendahara mencatat penerimaan wakaf uang segmen pecahan ke buku kas berdasarkan buku kas harian kolektor dan kuitansi lembar 3. g. Kolektor mencatat penerimaan wakaf uang segmen pecahan ke buku kas harian kolektor berdasarkan kuitansi lembar 2. h. Bagian administrasi merekap penerimaan wakaf uang dari buku kas bendahara dan buku kas harian kolektor serta formulir isian kesediaan berwakaf uang ke laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya. 3. Praktik yang Sehat a. Setiap bagian yang terlibat dalam sistem penerimaan kas wakaf uang tunai harus bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Antara bagian yang satu sama dan yang lain harus menjalin hubungan baik. 67

88 b. Dana wakaf yang diterima oleh kolektor dan bendahara selalu disetorkan ke bank. c. Setiap wakaf yang telah mencapai jumlah satu juta atau lebih dibuatkan sertifikat yang dilaporkan kepada sekretaris dan ketua serta pimpinan Muhammadiyah. d. Setiap memperoleh dana dari wakaf berjangka bendahara langsung mendepositokan uang tersebut ke lembaga keuangan syariah. e. Setiap saldo wakaf di rekening tabungan sudah mencapai sepuluh juta bendahara langsung melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. f. Adanya laporan penghimpunan wakaf dan laporan perkembangan penghimpunan wakaf yang diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 68

89 Penggambaran Flowchart 1) Wakaf cash Bendahara mulai Meminta wakif mengisi formulir KBU Saat wakif datang Menyetorkan uang ke rek tabungan di bank BMT Syariah Sampai nominal tertentu (min Rp ) Meminta wakif menandatangani formulir KBU SS KW 2 3 FKBU FIKBU Buku Kas Menerima wakaf uang secara tunai FIKBU Mengisi kuitansi sebanyak 3 rangkap dan mengotorisasinya SS KW 2 3 Meminta wakif mengotorisasi kuitansi T 1 FIKBU 3 2 KW 1 wakif T Keterangan: FKBU : Formulir Isian Kesediaan berwakaf uang SS : Slip Setoran KW : Kuitansi Gambar 4.1: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen cash 69

90 Bendahara Setiap 3 bulan 6 Setiap akhir tahun Secara Periodik Buku Kas Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan LPW Membuat laporan penghimpunan wakaf Jika saldo di rek. tab BMT Syariah sudah 10 juta Membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf BTBS LPW Mencetak laporan LPW dan mengotorisasin ya Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito SPD LPPW Mencetak laporan LPPW dan mengotorisasi nya LPW BD LPPW BTBS 5 T Keterangan: BD : Bilyet Deposito SPD : Slip Penyetoran Deposito BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf 7 Gambar 4.2: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen cash (lanjutan) 70

91 Bagian Administrasi Sekretarsi Ketua FIKBU Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya menggunakan Ms.Excell Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Mengotorisasi dokumen Mengotorisasi dokumen Daftar wakif & jumlah wakafnya ASMSK Serifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW FIKBU Sertifikat WU 3 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat T Jika jumlah wakaf wakif Sertifkat WU 6 selesai Melaporkan kepada sekretaris mencapai 1 juta atau lebih 4 Mempersiapkan sertifikat wakaf uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Keterangan: SWU : Sertifikat Wakaf Uang ASMSK: Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf Uang LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Uang Sertifikat WU 2 Gambar 4.3: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen cash (lanjutan) 71

92 2) Wakaf pecahan i. Wakaf pecahan yang dijemput ke perorangan Kolektor mulai FIKBU Datang ke tempat wakif KW 2 3 Iya Wakif baru Tidak T Sampai nominal tertentu (min Rp ) Meminta wakif mengisi formulir KBU Menyetorkan wakaf ke bank SS Meminta wakif menandatangani formulir KBU Setiap bulan FKBU Memfotokopikan BKHK untuk bendahara FIKBU KW 3 Menerima wakaf uang secara tunai SS Mengisi kuitansi sebanyak 3 rangkap dan mengotorisasinya BKHK copy-an BKHK Meminta wakif mengotorisasi kuitansi FIKBU 2 3 BKHK copy-an Sertifikat WU KW 1 BKHK wakif T wakif Keterangan: FIKBU : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang KW : Kuitansi BKHK : Buku Kas Harian Kolektor SS : Slip Setoran SWU : Sertifikat Wakaf Uang Gambar 4.4: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen pecahan 72

93 Bendahara 1 Setiap 3 bulan 9 Setiap akhir tahun Secara Periodik KW 3 FIKBU SS Buku Kas Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan LPW BKHK Copy-an BKHK Membuat laporan penghimpunan wakaf Jika saldo di rek. tab BMT Syariah sudah 10 juta Membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf Menghitung penerimaan wakaf dari kolektor dan mencocokannya BKHK dengan SS dan KW Menandatanga ni BKHK KW 3 LPW Mencetak laporan LPW dan mengotorisasin ya BTBS Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito SPD LPPW Mencetak laporan LPPW dan mengotorisasi nya SS FIKBU LPW BD LPPW BKHK BTBS BKHK Copy-an Buku Kas 8 T 10 2 BKHK SS KW 3 FIKBU T Keterangan: FKBU : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang KW : Kuitansi SS : Slip Setoran SPD : Slip Penyetoran Deposito LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf BKHK : Buku Kas Harian Kolektor 3 Gambar 4.5: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen pecahan (lanjutan) 73

94 Bagian Administrasi Sekretarsi Ketua FIKBU Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW BKHK Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya menggunakan Ms.Excell Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Mengotorisasi dokumen Mengotorisasi dokumen Daftar wakif & jumlah wakafnya ASMSK Serifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW FIKBU Sertifikat WU 5 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat BKHK T 7 Sertifkat WU 9 selesai Mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya Jika jumlah wakaf 6 Melaporkan kepada sekretaris Mempersiapkan sertifikat wakaf uang mencapai 1 juta atau lebih Keterangan: SWU : Sertifikat Wakaf Uang ASMSK: Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf Uang LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Sertifikat WU 4 Gambar 4.6: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen pecahan (lanjutan) 74

95 ii. Wakaf pecahan melalui penitipan kotak wakaf Kolektor mulai 3 KW 2 Datang ke tempat wakif kotak wakif dirumah wakif dijemput jika sudah dikabari, kotak wakaf di toko/kantor dijemput setiap 2 bulan T Sampai nominal tertentu (min Rp ) Menerima uang dari kotak wakaf Menyetorkan wakaf ke bank Mengisi kuitansi 3 rangkap dan mengotorisasinya Meminta wakif/ pengelola toko mengotorisasi kuitansi Memfotokopikan BKHK untuk bendahara KW 3 Setiap bulan FIKBU KW SS BKHK Wakif/pengelola toko BKHK BKHK copy-an Keterangan: FIKBU: Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang KW: Kuitansi BKHK: Buku Kas Harian Kolektor SS: Slip Setoran SWU: Sertifikat Wakaf Uang BKHK copy-an T Sertifikat WU Wakif/pengelola toko Gambar 4.7: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen pecahan (lanjutan) 75

96 Bendahara 1 Setiap 3 bulan 9 Setiap akhir tahun Secara Periodik KW 3 FIKBU SS Buku Kas Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan LPW BKHK Copy-an BKHK Membuat laporan penghimpunan wakaf Jika saldo di rek. tab BMT Syariah sudah 10 juta Membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf Menghitung penerimaan wakaf dari kolektor dan mencocokannya BKHK dengan SS dan KW Menandatanga ni BKHK KW 3 LPW Mencetak laporan LPW dan mengotorisasin ya BTBS Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito SPD LPPW Mencetak laporan LPPW dan mengotorisasi nya SS FIKBU LPW BTBS BD LPPW BKHK BKHK Copy-an Buku Kas 8 T 10 2 BKHK SS KW 3 FIKBU T Keterangan: FKBU : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang KW : Kuitansi SS : Slip Setoran SPD : Slip Penyetoran Deposito LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf BKHK : Buku Kas Harian Kolektor 3 Gambar 4.8: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen pecahan (lanjutan) 76

97 Bagian Administrasi Sekretarsi Ketua FIKBU Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW BKHK Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya menggunakan Ms.Excell Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Mengotorisasi dokumen Mengotorisasi dokumen Daftar wakif & jumlah wakafnya ASMSK Serifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW FIKBU Sertifikat WU 5 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat BKHK T 7 Sertifkat WU 9 selesai Mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya Jika jumlah wakaf 6 Melaporkan kepada sekretaris Mempersiapkan sertifikat wakaf uang mencapai 1 juta atau lebih Keterangan: SWU : Sertifikat Wakaf Uang ASMSK: Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf Uang LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Sertifikat WU 4 Gambar 4.9: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen pecahan (lanjutan) 77

98 3) Wakaf berjangka Bendahara mulai Setiap 3 bulan Setiap akhir tahun FIKBU Meminta wakif mengisi formulir KBU 3 Buku Kas LPW Meminta wakif menandatangani formulir KBU FKBU KW 1 wakif 2 Buku Kas FIKBU Membuat laporan penghimpunan wakaf Membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf Menerima wakaf uang secara tunai LPW LPPW Mengisi kuitansi 3 rangkap dan mengotorisasinya Meminta wakif mengotorisasi kuitansi T Menyetorkan wakaf berjangka tersebut dalam bentuk deposito Mencetak laporan LPW dan mengotorisasin ya LPW Mencetak laporan LPPW dan mengotorisasi nya LPPW Keterangan: KW : Kuitansi FIKBU : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang BD : Bilyet Deposito SPD : Slip Penyetoran Deposito BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf SPD BD T 5 6 Gambar 4.10: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen berjangka 78

99 Bagian Administrasi Sekretarsi Ketua FIKBU Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya menggunakan Ms.Excell Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Mengotorisasi dokumen Mengotorisasi dokumen Daftar wakif & jumlah wakafnya ASMSK Serifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW FIKBU Sertifikat WU 3 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat T wakif Wakaf berjangka selalu Sertifkat WU 6 selesai Melaporkan kepada sekretaris lebih dari 1 juta 4 Mempersiapkan sertifikat wakaf uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Keterangan: SWU : Sertifikat Wakaf Uang ASMSK: Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf Uang LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Uang Sertifikat WU 2 Gambar 4.11: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif segmen berjangka (lanjutan) 79

100 Penerimaan wakaf produktif via transfer Seperti penjelasan sebelumnya, selain wakaf produktif dapat diterima secara tunai wakaf uang juga dapat juga diterima oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat melalui transfer ke rekening BWU Muhammadiyah Sumatera Barat oleh wakif. Prosedur dari sistem akuntansi wakaf produktif via transfer yaitu: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif melalui transfer adalah: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab dalam menyimpan dokumen para wakif, mengecek saldo tabungan di bank, serta bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Kolektor Kolektor bertanggung jawab membuat daftar wakif autodebet UMSB dan BMT Syariah sebagai pengganti kuitansi. 3. Administrasi Administrasi bertanggung jawab dalam menginput data wakif yang menyetor wakaf kedalam laporan daftar wakif dan jumlah wakaf, dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang untuk wakif yang sudah berwakaf sampai 1 (satu) juta rupiah atau lebih. 80

101 4. Sekretaris Sekretaris bertugas dalam memberikan instruksi kepada bagian administrasi untuk mempersiapkan sertifikat wakaf, serta bertugas dalam mengotorisasi terhadap sertifikat wakaf. 5. Ketua Ketua bertanggung jawab serta memberikan otorisasi terhadap laporan penghimpunan wakaf yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring atas laporan dana wakaf yang dikumpulkan Informasi yang dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penerimaaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Jumlah wakaf dibeberapa lembaga keuangan syariah 2. Total dana wakaf uang via transfer setiap bulan 3. Jumlah dana wakaf yang diinvestasikan 4. Konfirmasi dari wakif Dokumen yang Digunakan Dokumen atau bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 81

102 1. Daftar Wakif Autodebet UMSB (Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat) Dokumen ini merupakan rincian data wakif (dosen) yang bersedia berwakaf secara autodebet melalui pemotongan gaji setiap bulan yang dibuat oleh kolektor sebagai pengganti kuitansi (lampiran 16). 2. Daftar Wakif Autodebet BMT Syariah Dokumen ini merupakan rincian data wakif (pimpinan/karyawan) yang setuju berwakaf secara autodebet melalui pemotongan gaji setiap bulan yang dibuat oleh kolektor sebagai pengganti kuitansi (lampiran 17). 3. Bilyet Deposito Bilyet deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Buku Tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12). 82

103 2. Buku Kas Buku kas ini merupakan catatan dari bendahara setelah adanya penerimaan dana wakaf yang diterima dari wakif (lampiran 8) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Laporan ini merupakan laporan untuk mencatatkan daftar wakif dan jumlah wakaf (lampiran 14). 2. Laporan Penghimpunan Wakaf Laporan ini digunakan untuk merekap atau melaporkan semua penerimaan dana wakaf uang (lampiran 13). 3. Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Laporan ini merupakan rekapan laporan penghimpunan wakaf (LPW) selama satu tahun (lampiran 15) Langkah-Langkah Teknik Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak buku tabungan dan mengecek saldo 83

104 2. Bendahara menghitung jumlah wakaf uang yang ditransfer oleh wakif. Kemudian bendahara mencatat jumlah transferan wakaf uang per bank ke buku kas. 3. Bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan di bank Mandiri Syariah, bank Nagari Syariah, BPD Syariah, dan bank Bukopin Syariah ke rekening tabungan di BMT Syariah. Kemudian buku tabungan diarsipkan oleh bendahara. 4. Kolektor membuat dan mencetak daftar wakif autodebet UMSB, serta daftar wakif autodebet BMT Syariah sebanyak 2 (dua) rangkap sebagai pengganti kuitansi. Kemudian kolektor meminta bendahara atau pihak penanggungjawab dari UMSB dan BMT untuk menandatangani dokumen tersebut. Kemudian dokumen tersebut diotorisasi oleh kolektor. Dokumen lembar 1 diserahkan ke pihak UMSB dan BMT Syariah, sedangkan lembar 2 di bawa oleh kolektor. 5. Kolektor menyerahkan daftar wakif autodebet UMSB lembar 2, serta daftar wakif autodebet BMT Syariah lembar 2 ke bendahara. 6. Lalu bendahara mengecek dan memeriksa daftar wakif autodebet tersebut dan menyerahkan dokumen tersebut ke bagian administrasi untuk diinputkan kedalam laporan daftar wakif dan jumlah wakaf. 7. Bagian administrasi mengupdate daftar wakif dan jumlah wakaf menggunakan Ms. Excell berdasarkan daftar wakif autodebet UMSB dan BMT Syariah serta konfirmasi dari wakif. 8. Daftar wakif autodebet UMSB dan BMT Syariah diarsipkan oleh bagian administrasi. 84

105 9. Bagian administrasi mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya, jika jumlah wakaf dari wakif yang autodebet dan yang konfirmasi setelah transfer sudah mencapai satu juta rupiah atau lebih, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris. 10. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut ke sekretaris. 11. Sekretaris memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 12. Ketua memberikan otorisasi sertifikat wakaf uang, dan menyerahkan sertifikat ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk diotorisasi. Sertifikat diserahkan kembali kebagian administrasi. 13. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat kedalam buku daftar penerima sertifikat. 14. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui kolektor. 15. Setiap tiga bulan, bendahara membuat laporan penghimpunan wakaf (LPW) perbulannya pada Ms.Excell. Selanjutnya dokumen tersebut dicetak dan diotorisasi oleh bendahara dan ketua. Dokumen tersebut diserahkan ke ketua. 16. Ketua mengotorisasi laporan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggung jawaban atas pengumpulan dana wakaf oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 17. Bendahara memeriksa dana wakaf direkening tabungan BMT Syariah secara periodik. 85

106 18. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito wakaf. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito. 19. Bendahara akan mengarsipkan buku tabungan dan bilyet deposito serta slip penyetoran deposito berdasarkan tanggal. 20. Setiap akhir tahun bendahara membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf berdasarkan laporan penghimpunan wakaf perbulan. 21. Bendahara mencetak laporan perkembangan penghimpunan wakaf, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 22. Ketua mengotorisasi laporan perkembangan penghimpunan wakaf yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Organisasi a. Fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi persetujuan laporan. b. Fungsi pencatatan pengeluaran sertifikat terpisah dengan fungsi persetujuan sertifikat. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 86

107 a. Ketua mengotorisasi laporan penghimpunan wakaf. b. Pembuatan buku kas berdasarkan rekening tabungan yang telah dicetak. c. Pembuatan daftar wakif dan jumlah wakaf berdasarkan dokumen sumber yaitu daftar wakif autodebet UMSB dan BMT Syariah serta konfirmasi dari wakif. 3. Praktik yang Sehat a. Laporan penghimpunan wakaf dan laporan perkembangan penghimpunan wakaf dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring pengelolaan dana wakaf uang. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 87

108 Penggambaran Flowchart Bendahara mulai 2 Setiap 3 bulan 9 Setiap akhir tahun Mencetak buku tabungan dan mengecek saldo BT Menghitung jumlah wakaf uang yang ditransfer oleh wakif BK Setiap akhir bulan DWAB 2 DWAU 2 Mengecek dan memeriksa dokumen 3 Buku Kas Membuat laporan penghimpunan wakaf LPW Mencetak laporan LPW dan mengotorisasin ya Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan BTBS Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito BD Secara Periodik Jika saldo di rek. tab BMT Syariah sudah 10 juta LPW Membuat laporan perkembangan penghimpunan wakaf LPPW Mencetak laporan LPPW dan mengotorisasi nya Melakukan pemindahbukuan dari Rek. Tab.di bank lain ke Rek. Tab. Di BMT Syariah LPW 8 BTBS SPD T LPPW 10 BT 1 T Keterangan: DWAB : Daftar Wakif Autodebet BMT Syariah DWAU : Daftar Wakif Autodebet UMSB LPW : Laporan Penghimpunan Wakaf BT : Buku Tabungan SPD : Slip Penyetoran Deposito BD : Bilyet Deposito LPPW : Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf Gambar 4.12: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer 88

109 Kolektor 1 7 Membuat dan mencetak daftar wakif autodebet sebagai pengganti kuitansi dan mengotorisasinya Sertifikat WU DWAB 1 2 DWAU 1 2 wakif Meminta bendahara UMBS & Pimpinan BMT Syariah untuk menandatangani daftar autodebet DWAB DWAU 1 Bendahara UMSB/ Pimpinan BMT Syariah 2 Keterangan: DRDWBN DWDJWBU DWDJWBS SWU : Daftar Rincian Data Wakif Bank Nagari : Daftar Wakif dan Jumlah Wakafnya oleh Bendahara UMSB : Daftar Wakif dan Jumlah Wakafnya oleh BMT Syariah : Sertifikat Wakaf Uang Gambar 4.13: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer (lanjutan) 89

110 Bagian Administrasi Sekretarsi Ketua DWAU 2 DWAB 2 Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW Ditambah konfirmasi transfer dari wakif Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakaf menggunakan Ms. Excell Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Mengotorisasi dokumen Mengotorisasi dokumen Daftar wakif & jumlah wakaf ASMSK Serifikat WU Sertifikat WU LPW LPPW DWAU 2 DWAB 2 Sertifikat WU 5 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya T Jika jumlah wakaf 7 Sertifkat WU 6 9 selesai mencapai 1 juta Melaporkan kepada sekretaris mempersiapkan sertifikat wakaf uang Sertifikat WU Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Keterangan: BK DRDWBN DWDJWBU UMSB DWDJWBS Syariah ASMSK SWU : Buku Kas : Daftar Rincian Data Wakif Bank Nagari : Daftar Wakif dan Jumlah Wakafnya oleh Bendahara : Daftar Wakif dan Jumlah Wakafnya oleh BMT : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar : Sertifikat Wakaf Uang 4 Gambar 4.14: Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer (lanjutan) 90

111 Penarikan bagi hasil bank (nisbah bank) Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab dalam mengecek saldo tabungan di rekening tabungan, serta bertanggung jawab dalam pembuatan laporan bagi hasil bank. 2. Ketua Ketua bertanggung jawab dalam mengotorisasi laporan perolehan bagi hasil bank Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank adalah: 1. Total bagi hasil bank masing-masing bank Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 91

112 1. Slip Bagi Hasil Bank Dokumen ini berasal dari pihak bank yang diberikan saat menarik uang bagi hasil bank Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Buku tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Laporan Bagi Hasil Bank Catatan ini merupakan laporan yang merincikan perolehan bagi hasil bank pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat selama tiga bulan (lampiran 18) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 92

113 1. Setiap bulan bendahara mengecek dan menarik bagi hasil bank simpanan tabungan dan deposito tersebut dari BMT Syariah dengan menandatangani slip penarikan bagi hasil bank. 2. Bendahara melakukan pengarsipan slip penarikan bagi hasil bank dan buku tabungan serta bilyet deposito. 3. Setiap tiga bulan, bendahara membuat laporan bagi hasil bank menggunakan Ms. Excell berdasarkan slip penarikan bagi hasil bank. 4. Bendahara mencetak laporan bagi hasil bank, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 5. Ketua mengotorisasi laporan bagi hasil bank yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Pembuatan laporan bagi hasil bank berdasarkan dokumen sumber yaitu slip penarikan bagi hasil bank. 93

114 3. Praktik yang Sehat a. Laporan bagi hasil bank dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring pengelolaan dana wakaf uang. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 94

115 Penggambaran Flowchart Bendahara Ketua mulai 1 Setiap bulan (tanggal 20-an) Mengambil buku tabungan dan bilyet deposito yang diarsipkan LBHB BT Mengotorisasi dokumen BD Menarik uang bagi hasil investasi bank (tabungan dan deposito) LBHB Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Menerima slip bagi hasil bank Selesai SBHB BT BD Sekali 3 Bulan T Keterangan: BD : Bilyet Deposito BT : Buku Tabungan (semua) LBHB : Laporan Bagi Hasil Bank SBHB : Slip Bagi Hasil Bank Membuat laporan perolehan bagi hasil investasi bank LPBHB Mencetak laporan perolehan bagi hasil bank dan mengotorisasi nya LBHB 1 Gambar 4.15: Sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif bagi hasil bank 95

116 Sistem akuntansi pengeluaran kas Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif tabungan dan deposito BWU Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari prosedur pencairan wakaf berjangka, prosedur pengeluaran kas untuk operasional, prosedur pengeluaran kas untuk program keummatan, dan prosedur pengeluaran kas untuk unit usaha berkah (UUB). Pengeluaran kas wakaf produktif tabungan dan deposito tersebut berasal dari kas yang diperoleh dari bagi hasil deposito yang digunakan untuk operasional, program keummatan dan untuk memodali unit usaha berkah Pencairan wakaf berjangka Wakaf berjangka merupakan uang yang diterima hanya dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu tertentu yang diserahkan oleh wakif kepada kolektor. Setelah batas waktunya habis uang dapat diambil kembali oleh wakif. Untuk itu penulis membuatkan sistem akuntansi pengeluaran pencairan wakaf berjangka Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab mengeluarkan uang, menyimpan dokumen pengeluaran serta terhadap dana wakaf berjangka yang didepositokan sampai batas waktu tertentu dan sampai dikembalikan kepada wakif, serta bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 96

117 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Wakaf berjangka yang telah jatuh tempo. 2. Total wakaf berjangka yang harus dikembalikan Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bukti Kas Keluar Dokumen ini digunakan sebagai bukti bahwa wakaf uang berjangka telah dikembalikan kepada wakif yang menitipkannya dan sebagai bukti pembayaran klaim pengobatan gratis dari klinik Ahmad Dahlan (pihak eksternal) (lampiran 20). 2. Bilyet Deposito Bilyet deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 97

118 1. Buku tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Catatan ini merupakan laporan untuk mencatatkan daftar wakif dan jumlah wakaf (lampiran 14) Langkah-langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bagian administrasi mengecek wakaf berjangka yang jatuh tempo di daftar wakif dan jumlah wakafnya pada Ms. Excell dan melaporkannya ke bendahara. 2. Bendahara mencairkan wakaf berjangka yang didepositokan dengan membawa bilyet deposito. 3. Bendahara menyimpan uang sampai dana wakaf diberikan ke wakif. 4. Saat diberikan kepada wakif dana wakaf, bendahara mengisi dan mengotorisasi bukti kas sebanyak 2 rangkap. 98

119 5. Bukti kas lembar 1 diserahkan kepada wakif beserta uang, sedangkan lembar 2 diarsip oleh bendahara. 6. Bendahara memberitahukan pada bagian administrasi bahwa transaksi pengembalian wakaf berjangka telah dilakukan. 7. Bagian administrasi lalu mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Organisasi a. Fungsi pengecekkan wakaf berjangka yang sudah jatuh tempo terpisah dengan fungsi pencairan deposito. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Adanya otorisasi bukti kas oleh bendahara dan wakif yang menerima pengembalian wakaf berjangka. b. Adanya bukti bilyet deposito yang dijadikan panduan dalam mencairkan deposito. 3. Praktik yang Sehat a. Adanya dokumen bukti kas sebagai arsip atas pengembalian dana wakaf berjangka oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 99

120 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 100

121 Penggambaran Flowchart B. Administrasi Bendahara Mulai 2 1 Mengecek wakaf berjangka yang akan jatuh tempo Mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf Mencairkan wakaf berjangka yang didepositokan DWDJW BD DWDJW Melaporkan wakaf berjangka yang akan jatuh tempo ke bendahara 1 Secara lisan selesai Menyimpan uang wakaf berjangka sampai dijemput oleh wakif Mengisi dan mengotorisasi bukti kas Saat wakif datang 2 BKK 1 T Beserta uang Keterangan: BKK DWDJW BD : Bukti Kas Keluar : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf : Bilyet Deposito wakif Memberitahu bagian administrasi bahwa pengembalian wakaf berjangka telah dilakukan 2 Gambar 4.16: Sistem akuntansi pencairan wakaf produktif segmen berjangka 101

122 Pengeluaran kas wakaf produktif untuk biaya operasional Pengeluaran wakaf uang untuk operasional ini diantaranya adalah gaji karyawan, ATK, perlengkapan, transportasi, serta biaya operasional lain terkait dengan aktivitas nazhir dalam mengelola wakaf uang. Biaya-biaya yang berhubungan dengan peralatan dan BHP di tangguhkan dahulu oleh bendahara dengan dokumen atau bukti atas pengeluaran kas seperti bon kontan, nota, faktur, dan kuitansi. Prosedur dari sistem akuntansi untuk operasional adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang, mendistribusikan bagi hasil bank, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan, unit usaha berkah dan biaya operasional, serta bertanggung jawab membuat laporan penggunaan bagi hasil. 2. Ketua Ketua bertanggung jawab memberikan otorisasi kuitansi, serta otorisasi terhadap laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola. 102

123 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Jumlah pengeluaran perhari 2. Total pengeluaran rutin perbulan. 3. Jumlah gaji nazhir. 4. Jumlah pengeluaran dari penggunaan bagi hasil bank Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bon Kontan Bon kontan adalah dokumen yang berasal dari pihak ketiga yang diberikan kepada pihak BWU Muhmmadiyah Sumatera Barat setelah melakukan pembelian barang yang dibutuhkan (lampiran 21). 2. Slip Gaji Slip gaji merupakan dokumen untuk pembayaran gaji nazhir dalam menjalankan wakaf uang. Slip gaji ini berisi informasi seperti: nama nazhir, bulan dan tanggal gajian, jumlah gaji termasuk juga bonus dan uang transport (lampiran 22). 3. Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang. Dokumen ini berisi tentang data-data wakif yang akan berwakaf uang melalui Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. Informasi 103

124 yang terdapat pada dokumen tersebut adalah: nama, tempat tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, alamat, no. hp atau , tanggal melakukan wakaf uang, dan keterangan bentuk-bentuk wakaf yang ada dokumen tersebut (lampiran 1). 4. Kuitansi Pengeluaran Kas Kuitansi ini adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat total dari masing-masing akun pada buku besar (lampiran 24) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Buku Kas Catatan ini merupakan buku yang digunakan untuk mencatat pengeluaran wakaf produktif yang terjadi di Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 8). 2. Buku Besar Buku besar digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas dari kegiatan wakaf uang, setiap transaksi dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai dengan nama akun (lampiran 25). 3. Buku Kas Harian Kolektor Catatan ini merupakan buku kas harian wakaf yang dicatat oleh kolektor sebagai pembukuan atas dana wakaf yang diperoleh dari wakif (lampiran 7). 104

125 Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank (LPBHB) Dokumen ini adalah laporan penggunaan dari bagi hasil bank yang digunakan untuk program keummatan, pemodalan usaha, dan biaya operasional (lampiran 23) Langkah-langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: i. Untuk pembayaran gaji nazhir 1. Bendahara menghitung fee nazhir dari buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang. 2. Bendahara mengisi slip gaji karyawan berdasarkan kesepakatan diawal kerja. 3. Bendahara meminta tanda tangan nazhir pada slip gaji. 4. Bendahara melakukan pembayaran sejumlah uang berdasarkan slip gaji. 5. Bendahara membukukan transaksi pengeluaran ke dalam buku kas. 6. Bendahara mengarsipkan buku kas harian kolektor dan formulir berdasarkan tanggal. 7. Bendahara membuat buku besar menggunakan Ms. Excell. 105

126 8. Bendahara membuat, mengotorisasi, dan mencetak kuitansi pengeluaran kas berdasarkan slip gaji. 9. Kuitansi dan slip gaji dilaporkan kepada ketua. 10. Ketua melakukan otorisasi terhadap dokumen kuitansi dan memeriksa antara dokumen pendukung slip gaji dengan dokumen kuitansi. Dokumen tersebut diserahkan kembali kepada bendahara. 11. Bendahara melakukan pengarsipan permanen pada slip gaji, sedangkan pada kuitansi diarsipkan sementara berdasarkan tanggal. 12. Setiap 3 bulan sekali, bendahara membuat laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) menggunakan Ms. Excell berdasarkan kuitansi dan bendahara mengotorisasi dokumen tersebut. Dokumen tersebut diserahkan ke ketua. Dokumen kuitansi diarsipkan oleh bendahara berdasarkan tanggal. 13. Ketua mengotorisasi laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan triwulan dana wakaf oleh Badan Wakaf Uang. ii. Untuk pembayaran biaya operasional lainnya 1. Bagian yang membutuhkan barang meminta izin lisan kepada ketua untuk melakukan pembelian barang. 2. Bagian yang membutuhkan barang membeli barang dan membayarkan sejumlah uang dan menerima bukti pembayaran berupa bon kontan/faktur/nota pembelian. Dokumen tersebut diserahkan ke bendahara. 106

127 3. Bendahara memeriksa bukti pengeluaran kas dari dokumen yang diterima berupa bon kontan/faktur/nota pembelian. 4. Bendahara membayarkan sejumlah uang kepada pihak yang membeli barang. 5. Bon kontan/faktur/nota pembelian dibukukan kedalam buku kas oleh bendahara. Sedangkan dokumen bon kontan/faktur/nota pembelian diarsipkan oleh bendahara berdasarkan tanggal. 6. Bendahara membuat buku besar menggunakan Ms. Excell. 7. Setiap akhir bulan, bendahara membuat, mengotorisasi, dan mencetak kuitansi pengeluaran kas berdasarkan bon kontan/faktur/nota pembelian. 8. Kuitansi dan bon kontan/faktur/nota pembelian diserahkan kepada ketua. 9. Ketua melakukan otorisasi terhadap dokumen kuitansi dan memeriksa dokumen pendukung antara dokumen kuitansi dan bon kontan/faktur/nota pembelian. Dokumen tersebut diserahkan kembali kepada bendahara. 10. Bendahara melakukan pengarsipan permanen pada bon kontan/faktur/nota pembelian, sedangkan pada kuitansi diarsipkan sementara berdasarkan tanggal. 11. Setiap 3 bulan sekali, bendahara membuat laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) pada Ms. Excell berdasarkan kuitansi dan bendahara mengotorisasi dokumen tersebut. Dokumen tersebut diserahkan ke ketua. Dokumen kuitansi diarsip oleh bendahara berdasarkan tanggal. 107

128 12. Ketua mengotorisasi laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan triwulan dana wakaf oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Organisasi a. Fungsi pengeluaran kas dan pencatatan terpisah dengan fungsi pembelian barang. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Adanya bukti tanda tangan pada dokumen slip gaji oleh penerima gaji. b. Kuitansi dari semua pengeluaran kas diotorisasi oleh ketua dan bendahara. c. Adanya otorisasi pada laporan penggunaan bagi hasil bank oleh ketua dan sekretaris. 3. Praktik yang Sehat a. Pengeluaran untuk gaji nazhir sesuai dengan kesepakatan di awal terima kerja. b. Setiap pengeluaran yang terjadi pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dilaporkan kepada ketua Badan Wakaf Uang. 108

129 c. Pemberian gaji nazhir dilakukan dengan adanya bukti slip gaji untuk tiap bulan. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 109

130 Penggambaran Flowchart i. Pembayaran Gaji Nazhir Bendahara mulai 2 SG BKHK FIKBU BKHK FIKBU Kuitansi SG menghitung fee nazhir dari buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang Mengisi slip gaji karyawan BK Membuat buku besar menggunakan Ms. Excell T T Membuat Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Setiap 3 bulan BB SG LPBHB BB Meminta tanda tangan nazhir pada slip gaji SG Setiap akhir bulan LPBHB SG Membuat, mengotorisasi, dan mencetak kuitansi pengeluaran kas 3 Melakukan pembayaran sejumlah uang BK Kuitansi SG 1 Keterangan: BKHK : Buku Kas Harian Kolektor FIKBU : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang SG : Slip Gaji BK : Buku Kas LPBHB : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Gambar 4.17: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk operasional 110

131 Ketua 1 3 Kuitansi LPBHB SG Melakukan otorisasi terhadap dokumen kuitansi Memeriksa antara dokumen pendukung slip gaji dengan dokumen kuitansi Mengotorisasi laporan LPBHB Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Kuitansi Selesai SG 2 Keterangan: SG : Slip Gaji LPBHB : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Gambar 4.18: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk operasional (lanjutan) 111

132 ii. Pembayaran Operasional Lainnya Pihak yang memerlukan barang Bendahara Mulai 1 Setiap akhir bulan 3 Meminta izin lisan kepada ketua untuk melakukan pembelian barang Membeli barang dan membayarkan sejumlah uang dan menerima bukti pembayaran Bon Kontan/Faktur/ Nota Bon Kontan/Faktur/ Nota Memeriksa nota pembelian dan membayarkan sejumlah uang kepada pihak yang membeli barang Bon Kontan/Faktur/ Nota T Bon Kontan/Faktur/ Nota Membuat, mengotorisasi, dan mencetak kuitansi pengeluaran kas Kuitansi Bon Kontan/Faktur/ Nota Kuitansi Bon Kontan/Faktur/ Nota T Membuat Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Setiap 3 bulan 1 BK 2 LPBHB LPBHB BB BB Keterangan: NP : Nota Pembelian BK : Buku Kas LPBHB : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Gambar 4.19: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk operasional (lanjutan) 4 112

133 Ketua 2 4 Kuitansi LPBHB Bon Kontan/Faktur/ Nota Melakukan otorisasi terhadap dokumen kuitansi Memeriksa antara dokumen pendukung slip gaji dengan dokumen kuitansi Mengotorisasi laporan LPBHB Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Kuitansi Selesai Bon Kontan/Faktur/ Nota 3 Keterangan: LPBHB : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Gambar 4.20: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk operasional (lanjutan) 113

134 Pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab mengeluarkan uang bagi hasil bank, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan klinik Ahmad Dahlan, bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat, serta bertanggung jawab membuat laporan penggunaan bagi hasil bank. 2. Ketua Bertanggung jawab mengotorisasi laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan adalah: 1. Jumlah pengeluaran klaim klinik Ahmad Dahlan 2. Jumlah pasien dan penyakitnya 114

135 Dokumen yang Digunakan Dokumen atau bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bukti Kas Keluar Dokumen ini digunakan sebagai bukti bahwa wakaf uang berjangka telah dikembalikan kepada wakif yang menitipkannya dan sebagai bukti pembayaran klaim pengobatan gratis dari klinik Ahmad Dahlan (pihak eksternal) (lampiran 20). 2. Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan Bukti yang didapat dari klinik Ahmad Dahlan untuk bendahara sebagai bukti pengeluaran untuk biaya berobat gratis yang menjadi tanggungan dari program keummatan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 26). 3. Kuitansi Pengeluaran Kas Kuitansi ini adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat total dari masing-masing akun pada buku besar (lampiran 24) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 115

136 1. Buku Kas Catatan ini merupakan catatan untuk mencatat pengeluaran kas untuk operasional, program keummatan, dan unit usaha berkah (lampiran 8). 2. Buku Besar Buku besar digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas dari kegiatan wakaf uang, setiap transaksi dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai dengan nama akun (lampiran 25) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank (LPBHB) Dokumen ini adalah laporan penggunaan dari bagi hasil bank yang digunakan untuk program keummatan, pemodalan usaha, dan biaya operasional (lampiran 23) Langkah-langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara menerima bukti klaim dari klinik Ahmad Dahlan. 2. Bendahara mengisi dan mengotorisasi bukti kas untuk pembayaran klaim klinik Ahmad Dahlan. 116

137 3. Bendahara menyerahkan sejumlah uang dan meminta tanda tangan kepada pihak klinik Ahmad Dahlan. 4. Bukti kas lembar 1 diserahkan kepada pihak klinik Ahmad Dahlan. Sedangkan bukti kas lembar 2 dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (BKKAD) dicatat oleh bendahara kedalam buku kas. 5. Bukti kas lembar 2 dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan diarsip oleh bendahara berdasarkan tanggal. 6. Bendahara membuat buku besar menggunakan Ms. Excell. 7. Setiap akhir bulan, bendahara membuat, mengotorisasi, dan mencetak kuitansi pengeluaran kas berdasarkan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (BKKAD). 8. Kuitansi dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (BKKAD) diserahkan kepada ketua. 9. Ketua melakukan otorisasi terhadap dokumen kuitansi dan memeriksa dokumen pendukung antara bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (BKKAD) dengan dokumen kuitansi. Dokumen tersebut diserahkan kembali kepada bendahara. 10. Bendahara melakukan pengarsipan permanen pada bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (BKKAD), sedangkan pada kuitansi diarsipkan sementara berdasarkan tanggal. 11. Setiap 3 (tiga) bulan sekali, bendahara membuat laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) menggunakan Ms. Excell berdasarkan kuitansi dan bendahara mengotorisasi laporan tersebut. Dokumen tersebut diserahkan ke ketua. Dokumen kuitansi diarsipkan oleh bendahara berdasarkan tanggal. 117

138 12. Ketua mengotorisasi laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan triwulan dana wakaf oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Organisasi a. Fungsi pengeluaran kas dan pencatatan terpisah dengan fungsi persetujuan laporan. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Adanya bukti tanda tangan pada dokumen bukti klaim klinik Ahmad Dahlan. b. Kuitansi dari semua pengeluaran kas diotorisasi oleh ketua dan bendahara. c. Bukti kas diotorisasi oleh pihak klinik Ahmad Dahlan dan bendahara. d. Pencatatan pengeluaran kas kedalam buku kas oleh bendahara berdasarkan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan dan bukti kas. e. Adanya otorisasi pada laporan penggunaan bagi hasil bank oleh ketua dan sekretaris. 118

139 3. Praktik yang Sehat a. Adanya keputusan BWU Muhammadiyah bahwa pengeluaran kas untuk program keummatan klinik Ahmad Dahlan hanya ditanggung maksimal sebanyak dua juta empat ratus ribu rupiah setiap bulannya. b. Penyaluran dana wakaf dilakukan dengan menggunakan bukti kas yang diberikan pihak eksternal. c. Membuat laporan penyaluran dana wakaf oleh bendahara yang dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring pengelolaan dana wakaf. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 119

140 Pengambaran Flowchart Bendahara Mulai 2 Menerima bukti klaim klinik Ahmad Dahlan BKKAD Dari pihak klinik BK Membuat buku besar menggunakan Ms. Excell Kuitansi BKKAD T Mengisi dan mengotorisasi bukti kas untuk pembayaran klaim klinik Ahmad Dahlan BKKAD BB BB Setiap akhir bulan Membuat Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Setiap 3 bulan 2 BKKAD LPBHB BKK 1 Beserta uang BK Membuat, mengotorisasi, dan mencetak kuitansi pengeluaran kas LPBHB BKKAD Klinik Ahmad Dahlan BKK 2 Kuitansi 3 BKKAD T 1 Keterangan: BKKAD: Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan BK : Buku Kas BKK : Bukti Kas Keluar LPBHB : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Gambar 4.21: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan 120

141 Ketua 1 3 Kuitansi LPBHB BKKAD Melakukan otorisasi terhadap dokumen kuitansi Memeriksa antara dokumen pendukung slip gaji dengan dokumen kuitansi Mengotorisasi laporan LPBHB Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Kuitansi BKKAD Selesai 2 Keterangan: BKKAD LPBHB : Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank Gambar 4.22: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan (lanjutan) 121

142 Pengeluaran kas untuk unit usaha berkah bidang pengadaan Unit Usaha Berkah (UUB) bidang pengadaan merupakan bentuk usaha kecilkecilan yang dikelola oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Unit usaha berkah ini sudah dijalankan selama setahun dan usaha ini dimodali dari pendapatan bagi hasil bank Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Pengurus Pengurus bertanggung jawab untuk melaporkan adanya pesanan untuk unit usaha berkah bidang pengadaan yang memelurkan dana bagi hasil bank pada bendahara. 2. Bendahara Bendahara bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang, mendistribusikan bagi hasil deposito, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan, unit usaha berkah dan biaya operasional, serta bertanggung jawab membuat laporan penggunaan bagi hasil. 3. Ketua Ketua bertanggung jawab memberikan otorisasi terhadap laporan penggunaan bagi hasil bank (LPBHB) yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola. 122

143 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan adalah: 1. Total biaya pembelian bahan untuk pesanan Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang kebun tebu Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 1. Saat ada pesanan, pengurus mengajukan pinjaman dana bagi hasil bank untuk unit usaha berkah ke bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Kemudian bendahara menyetujui pinjaman dan menyerahkan uang pinjaman ke pengurus. 3. Saat sudah pengurus sudah menerima pembayaran dari pemesan, bendahara menerima kembali pinjaman dari pengurus Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang kebun tebu Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 123

144 1. Organisasi 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 3. Praktik yang Sehat a. Saat sudah menerima pembayaran dari pemesan, pengurus langsung mengganti uang yang dipinjam dari dana bagi hasil bank BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya. a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 124

145 Penggambaran Flowchart Pengurus Bendahara Mulai 1 Saat UUB telah menerima pembayaran Mengajukan pinjaman dana untuk unit usaha berkah. Saat ada pesanan Menyetujui pinjaman dan memberikan uang pinjaman ke pengurus Menerima kembali uang yang dipinjam oleh pengurus Uang pinjaman selesai 1 Pengurus Gambar 4.23: Sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk unit usaha berkah bidang pengadaan. 125

146 4.2.2 Wakaf Produktif Unit Usaha Berkah Sistem akuntansi penerimaan kas Sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif unit usaha berkah dibidang pengadaan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat berasal dari keuntungan yang didapatkan unit usaha berkah dibidang pengadaan Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Pengurus Pengurus bertanggung jawab dalam mengurus jalannya unit usaha berkah, menerima orderan pemesan, membuat tagihan biaya, dan mencatat keuntungan unit usaha berkah, serta bertanggungjawab melaporkan keuntungan unit usaha berkah kepada bendahara. 2. Bagian Pengemasan Bagian pengolahan bertanggungjawab dalam mempersiapkan pesanan sesuai dengan permintaan pemesan, dan bertanggungjawab untuk mengantar pesanan ke tempat acara, bertanggungjawab dalam mengirimkan tagihan ke pemesan, serta menyerahkan uang tagihan ke pengurus. 3. Bagian Pembelian Bendahara bertanggung jawab dalam membeli barang yang akan dikemas sesuai pesanan, mencatat keuntungan unit usaha berkah kedalam laporan 126

147 perolehan bagi hasil investasi dana wakaf Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan adalah: 1. Data pemesan dan jumlah pesanan 2. Total biaya tagihan 3. Keuntungan usaha Dokumen yang Digunakan Dokumen atau bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Cash Bon/Nota Pembelian Cash bon ini adalah tanda bukti pembelian barang yang dibeli dari pemasok (lampiran 21). 2. Kuitansi Uang Muka Kuitansi ini adalah tanda bukti penerimaan kas dari uang muka pemesan atas penerimaan orderan unit usaha berkah bidang pengadaan. 127

148 3. Nota Tagihan Nota tagihan berisi rincian total biaya atas orderan pemesan yang ditagihkan kepada pemesan oleh unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 27) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif unit usaha berkah dibidang pengadaan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Buku Kas Unit Usaha Berkah Buku ini berisi rincian data pemesan beserta pesanannya dan juga digunakan untuk mencatat uang muka dari pemesan dan untuk mencatat pengeluaran kas yang terjadi akibat adanya pesanan (lampiran 29). 2. Buku Tabungan Unit Usaha Berkah Buku tabungan ini adalah bukti simpanan uang hasil pendapatan unit usaha berkah bidang pengadaan dari pengurus yang menyetorkan uang tagihan tersebut (lampiran 30) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif unit usaha berkah dibidang pengadaan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 128

149 1. Laporan Perolehan Keuntungan Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan Laporan ini merupakan laporan yang berisi rincian keuntungan yang didapatkan dari orderan pemesan pada unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat selama tiga bulan (lampiran 28). 2. Laporan Perolehan Bagi Hasil Investasi Dana Wakaf Laporan ini merupakan laporan yang merincikan perolehan hasil investasi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 19). 3. Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank (LPBHB) Dokumen ini adalah laporan penggunaan dari bagi hasil bank yang digunakan untuk program keummatan, pemodalan usaha, dan biaya operasional (lampiran 23) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 1. Pemesan mendatangi kantor BWU Muhammadiyah Sumatera Barat atau bagian pengurus menerima orderan dari pemesan via telepon. 2. Pengurus menerima uang muka dari pemesan. Lalu pengurus mengisi kuitansi uang muka sebanyak 2 rangkap dan meminta pemesan untuk menandatanganinya. 3. Kuitansi uang muka lembar 1 diserahkan ke pemesan, sedangkan kuitansi uang muka lembar 2 dicatat oleh pengurus kedalam buku kas beserta data 129

150 pemesan dan orderan. Lalu kuitansi rangkap 2 di arsipkan berdasarkan tanggal. 4. Bagian pengurus melaporkan orderan ke bendahara BWU untuk mengajukan pinjaman. 5. Setelah mendapatkan pinjaman, pengurus melakukan pembelian dan menerima nota pembelian. Nota pembelian diarsipkan oleh pengurus berdasarkan tanggal. 6. Pengurus menghitung total biaya atas orderan berdasarkan nota pembelian dan kuitansi uang muka lembar 2, dan mengisi nota tagihan sebanyak 2 rangkap. Pengurus menyerahkan nota tagihan ke bagian pengemasan. 7. Bagian pengemasan mengantarkan orderan ke acara yang bersangkutan dan memberikan nota tagihan ke pemesan dan menerima uang tagihan dan meminta pemesan untuk menandatangani nota tagihan tersebut. 8. Nota tagihan lembar 1 diserahkan ke pemesan dan menerima uang tagihan, sedangkan nota tagihan lembar 2 di serahkan ke pengurus oleh bagian pengemasan beserta uang tagihan. 9. Pengurus membuat laporan keuntungan usaha berdasarkan buku kas dan nota tagihan. 10. Pengurus menyetorkan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan ke rekening tabungan unit usaha berkah dengan membawa buku tabungan. 11. Pengurus mengarsipkan buku tabungan, kuitansi uang muka lembar 2, dan nota tagihan lembar 2 berdasarkan tanggal. 12. Setiap akhir tahun, pengurus melaporkan total keuntungan unit usaha berkah selama setahun ke bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dengan menyerahkan laporan keuntungan unit usaha berkah. 130

151 13. Bendahara membuat laporan perolehan bagi hasil investasi dana wakaf dan laporan penggunaan bagi hasil bank menggunakan Ms. Excell, lalu bendahara mencetak dan mengotorisasinya. 14. Laporan keuntungan unit usaha berkah diserahkan kembali ke pengurus, sedangkan laporan perolehan bagi hasil investasi dana wakaf dan laporan penggunaan bagi hasil bank di serahkan ke ketua 15. Ketua mengotorisasi laporan perolehan bagi hasil investasi dana wakaf dan laporan penggunaan bagi hasil bank yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas perolehan bagi hasil investasi dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif unit usaha berkah pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi a. Fungsi pembelian barang orderan terpisah dengan fungsi pengemasan orderan. b. Fungsi penagihan biaya terpisah dengan fungsi pencatatan. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Kuitansi uang muka diotorisasi oleh pemesan. b. Kuitansi tagihan diotorisasi oleh pemesan. 131

152 c. Laporan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan diotorisasi oleh pengurus. d. Pembuatan laporan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan berdasarkan kuitansi pembelian dan kuitansi tagihan. e. Pembuatan laporan bagi hasil investasi dana wakaf berdasarkan dokumen sumber yaitu laporan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan. 3. Praktik yang Sehat a. Setiap pembelian barang orderan yang dilakukan dilengkapi dengan bukti nota pembelian. b. Setiap penerimaan dari transaksi unit usaha berkah bidang pengadaan disetor ke bank oleh pengurus. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 132

153 Penggambaran Flowchart Pengurus mulai Saat menerima uang pinjaman 3 Setiap akhir tahun Saat pemesan datang/ Menerima orderan dari pemesan Menerima uang muka dari pemesan Mengisi kuitansi uang muka 3 rangkap dan meminta pemesan untuk menandatanganin ya menelpon Melakukan pembelian NP Menghitung total biaya atas orderan NP NT 2 Membuat laporan keuntungan UUB NT 2 LKUUB Beserta uang tagihan Menghitung total keuntungan unit usaha berkah selama setahun LKUUB Melaporkan ke bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat jumlah keuntungannya KUM 1 2 KUM 2 T LKUUB pemesan BK Mengisi nota tagihan 2 rangkap T Menyetorkan uang tagihan orderan ke rekening tabungan unit usaha berkah 4 SS KUM NT 1 BT T 2 T LKUUB Melaporkan orderan ke bendahara untuk mengajukan pinjaman Keterangan: BK : Buku Kas NT : Nota Tagihan SS : Slip Setoran LKUUB : Laporan Keuntungan Unit Usaha Berkah LPBHDW : Laporan Perolehan Bagi Hasil Dana Wakaf KUM : Kuitansi Uang Muka BT : Buku Tabungan NP : Nota Pembelian T Gambar 4.24: Sistem akuntansi penerimaan kas unit usaha berkah bidang pengadaan. 133

154 Bagian Pengemasan Bendahara BWU Ketua BWU LKUUB LPBHB LPBHDW NT 1 Mengantarkan orderan ke acara yang bersangkutan Membuat laporan perolehan bagi hasil investasi dana wakaf menggunakan Ms. Excell Mengotorisasi dokumen Menyerahkan nota tagihan ke pemesan LPBHDW & LPBHB LPBHB LPBHDW Menerima uang tagihan dari pemesan Mencetak dan mengotorisasi LPBHDW & LPBHB Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat LPBHB NT 1 2 LPBHDW Selesai 3 Beserta uang tagihan LKUUB 5 6 Keterangan: NT : Nota Tagihan LPBHB : Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank LKUUB : Laporan Keuntungan Unit Usaha Berkah LPBHDW : Laporan Perolehan Bagi Hasil Dana Wakaf pemesan Gambar 4.25: Sistem akuntansi penerimaan kas unit usaha berkah bidang pengadaan (lanjutan) 134

155 Sistem akuntansi pengeluaran kas Unit usaha berkah bidang pengadaan merupakan bentuk usaha kecil-kecilan yang dikelola oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Unit usaha berkah ini sudah dijalankan selama setahun dan usaha ini dimodali dari pendapatan bagi hasil bank Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif investasi unit usaha berkah bidang pengadaan Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Pengurus Pengurus bertanggung jawab untuk melaporkan adanya pesanan untuk unit usaha berkah bidang pengadaan yang memelurkan dana bagi hasil bank pada bendahara. 2. Bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Bendahara bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang, mendistribusikan bagi hasil deposito, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan, unit usaha berkah dan biaya operasional, serta bertanggung jawab membuat laporan penggunaan bagi hasil. 3. Bagian pengemasan Bagian pengemasan bertanggung jawab untuk menjemput bahan yang sudah dibeli oleh bendahara di tempat pemasok. 135

156 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Total biaya pembelian bahan dan pengeluaran operasional untuk pesanan Dokumen yang Digunakan Dokumen bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Cash Bon/Nota Pembelian Dokumen ini adalah dokumen yang berasal dari pihak ketiga yang diberikan kepada pihak BWU Muhmmadiyah Sumatera Barat setelah melakukan pembelian barang yang dibutuhkan (lampiran 21) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 136

157 1. Buku kas unit usaha berkah Catatan ini merupakan catatan untuk mencatat pengeluaran kas unit usaha berkah bidang pengadaan (lampiran 29) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 1. Pengurus menerima konfirmasi dari bagian pengemasan mengenai pengeluaran kas untuk biaya operasional berupa nota pembelian dan bukti pengeluaran kas lainnya. 2. Pengurus menghitung total biaya dan biaya operasional lainnya berdasarkan nota pembelian bahan. 3. Saat sudah menerima pembayaran dari pemesan, pengurus langsung mengganti uang pinjaman bagi hasil bank ke bendahara dan membayar pengeluaran operasional lainnya. 4. Pengurus mencatat pengeluaran kas ke buku kas unit usaha berkah bidang pengadaan berdasarkan nota pembelian/bukti pengeluaran kas lainnya Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif investasi unit usaha berkah bidang kebun tebu Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 137

158 1. Organisasi 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Pencatatan pengeluaran kas oleh pengurus berdasarkan nota pembelian dan konfirmasi bagian terkait. 3. Praktik yang Sehat a. Saat sudah menerima pembayaran dari pemesan, pengurus langsung mengganti uang yang dipinjam dari dana bagi hasil bank BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 138

159 Pengambaran Flowchart Pengurus Mulai Beserta konfirmasi bagian terkait NP Menghitung total biaya dan biaya operasional lainnya berdasarkan nota pembelian bahan Saat sudah menerima pembayaran Mengganti uang pinjaman bagi hasil bank ke bendahara BWU dan membayar pengeluaran operasional lainnya NP BK T Selesai Keterangan: BK : Buku Kas NP : Nota Pembelian Gambar 4.26: Sistem akuntansi pengeluaran kas unit usaha berkah bidang pengadaan 139

160 4.3 ANALISIS MASALAH Berdasarkan uraian masalah yang telah penulis jelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam sistem akuntansi wakaf produktif pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat tersebut, yaitu: 1. Transaksi wakaf produktif yang terjadi pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dicatat secara manual dan semi manual, seperti pada wakaf produktif tabungan dan deposito dimana bendahara masih mencatat transaksi yang terjadi secara manual pada buku kas. Jadi catatan akuntansi wakaf produktif yang ada pada BWU Muhammadiyah belum sepenuhnya sesuai dengan akuntansi, selain karena pencatatannya yang masih manual, BWU Muhammadiyah Sumatera Barat pun hanya melakukan pencatatan transaksi pada buku kas dan mempostingnya pada buku besar menggunakan Ms. Excell. Yang dimaksud dengan buku besar pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah buku yang memuat kumpulan beberapa transaksi yang terdiri dari gaji karyawan, program pengobatan gratis, dan transportasi. Buku besar ini berbeda dengan buku besar dalam akuntansi. Oleh karena itu penulis menyarankan agar BWU Muhammadiyah Sumatera Barat melakukan pencatatan secara akuntansi mulai dari pembuatan jurnal, buku besar, hingga menghasilkan laporan keuangan dengan menggunakan komputer. Hal ini sejalan dengan kondisi yang terjadi saat ini di BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, dimana mereka juga sedang melakukan perancangan aplikasi akuntansi berbasis database dengan mengacu pada PSAK 45. Dengan aplikasi akuntansi 140

161 berbasis database tersebut, semua transaksi dinputkan kedalam form bukti transaski yang pada akhirnya menghasilkan informasi keuangan. Gambar 4.27: Usulan Form Transaksi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Gambar 4.28: Usulan Buku Besar BWU Muhammadiyah Sumatera Barat 141

162 2. Dokumen pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat belum sesuai dengan prinsip-prinsip perancangan dokumen dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perancangan dokumen. Dokumen-dokumen tersebut adalah: 1. Kuitansi Kuitansi digunakan oleh bendahara/kolektor sebagai bukti penerimaan wakaf uang yang diterima dari wakif yang mewakafkan uangnya pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Tetapi pada kuitansi tersebut tidak terdapat nomor urut tercetak. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip perancangan formulir. Jadi penulis menyarankan pada kuitansi tersebut dibuat nomor urut tercetak sehingga jumlah kuitansi yang digunakan dapat dikontrol oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat agar tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu. Gambar 4.29: Usulan Perbaikan Format Kuitansi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat 142

163 2. Slip Gaji Slip gaji digunakan sebagai bukti pembayaran gaji karyawan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Tetapi pada dokumen tersebut tidak terdapat nama dokumen. Hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip perancangan formulir. Oleh karena itu penulis menyarankan agar dokumen tersebut ditulis nama Slip Gaji BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Selain itu, pada kolom otorisasi, sebaiknya pihak-pihak yang membubuhkan otorisasi dalam slip gaji disesuaikan dengan nama jabatan yang ada dalam struktur organisasi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Sehingga nama bagian personalia dan pembukuan diganti menjadi ketua dan bendahara. Agar slip gaji tersebut valid sebaiknya pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk mengotorisasi benar-benar membubuhkan tanda tangannya ataupun paraf pada kolom yang disediakan. Gambar 4.30: Usulan Perbaikan Format Slip Gaji BWU Muhammadiyah Sumatera Barat 143

164 3. Bukti Kas Keluar Bukti kas keluar digunakan sebagai bukti pengembalian wakaf berjangka, dan bukti pembayaran klaim program klinik Ahmad Dahlan pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Bukti kas keluar ini tidak diberi logo atau identitas perusahaan dan juga tidak terdapat nomor urut tercetak, jadi penulis menyarankan agar pada dokumen ini dicantumkan identitas perusahaan berupa logo dan nama perusahaan serta nomor urut tercetak. Hal ini karena bukti kas keluar tersebut digunakan untuk pihak luar/ pihak ketiga dari BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dan perlunya kontrol terhadap jumlah bukti kas keluar yang sebenarnya digunakan. Dan pada kolom otorisasi dokumen tersebut, pihak yang tercantum dikolom otorisasi tersebut tidak terdapat dalam struktur organisasi BWU Muhamamdiyah Sumatera Barat. Penulis menyarankan agar pada kolom otorisasi tersebut dicantumkan kolom otorisasi untuk pihakpihak yang terkait, seperti ketua, bendahara, dan pihak ketiga yang menerima bukti kas tersebut. Penulis juga menyarankan agar pemakaian bukti kas keluar digunakan untuk semua pengeluaran kas yang terjadi di BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 144

165 Gambar 4.31: Usulan Perbaikan Format Bukti Kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat 3. Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat memerlukan laporan daftar wakif dan jumlah wakaf khusus untuk wakaf cash, pecahan dan wakaf berjangka. Sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini di BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, dimana meraka juga sedang melakukan perancangan aplikasi berbasis database, sehingga pembuatan laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya juga menggunakan aplikasi database. Pembuatan daftar wakif dan jumlah wakaf khusus untuk wakaf cash, pecahan, dan berjangka ini untuk memudahkan pihak administrasi mengecek wakif yang wakafnya sudah mencapai satu juta pada segmen pecahan dan juga berjangka dan mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya tersebut jika ada penambahan dan juga penghentian wakif, serta memudahkan bagian administrasi mengecek wakaf berjangka yang akan jatuh tempo. 145

166 Gambar 4.32: Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Cash Gambar 4.33: Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Pecahan Gambar 4.34: Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Berjangka 146

167 4. Untuk pembuatan sertifikat khususnya segmen pecahan, sebaiknya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat menentukan jumlah minimal wakaf uang untuk penerbitan sertifikat wakaf sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Badan Wakaf Indonesia nomor 2 tahun 2009 pasal 3 tentang pedoman penerimaan wakaf uang, bahwa sertifikat untuk wakaf uang dapat diterbitkan jika nominal wakafnya minimal satu juta rupiah. Hal ini dilakukan supaya pembuatan sertifikat dapat dikontrol lebih baik dan agar adanya konsistensi dalam pengelolaan wakaf produktif tersebut. Hal ini karena pada pembuatan setifikat wakaf BWU Muhammadiyah Sumatera Barat ada yang dibuat pada saat sudah mencapai Rp , dan ada juga yang dibuat saat jumlah wakaf dari wakif telah mencapai Rp dan lainnya. 5. Sebagai lembaga yang mengelola dana wakaf, maka BWU Muhammadiyah Sumatera Barat haruslah transparan dan accountable sejalan dalam menjalankan tanggung jawabnya. Laporan yang dibuat oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat sebaiknya tidak hanya terkait mengenai penghimpunan dan penggunaan serta hasil dari wakaf produktif itu saja, tetapi BWU Muhammadiyah sebaiknya juga membuat laporan lainnya yang melaporkan progress setiap bulannya jika BWU Muhammadiyah Sumatera Barat menanamkan wakaf itu kedalam investasi yang lain. Jika BWU Muhammadiyah Sumatera Barat sudah memiliki beberapa program nantinya, sebaiknya mereka menghimpun dan membuat laporan dana wakaf itu per masing-masing program. Jadi setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif, baik laporan secara hardcopy (melalui papan 147

168 pengumuman, brosur, dan buku) atau softcopy (melalui halaman web BWU, sms atau via ). 6. Pada perencanaan pembuatan usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, pengelolaan perkebunan tebu tersebut diasumsikan akan dikelola secara langsung oleh pengurus dari BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang dibutuhkan oleh BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dalam perancangan sistem akuntansi untuk usaha perkebunan tebu tersebut agar usaha memproduktifkan wakaf melalui usaha perkebunan tebu dapat berjalan dengan baik, yaitu: 1. BWU Muhammadiyah Sumatera Barat membutuhkan sebuah perencanaan prosedur yang jelas untuk keberlangsungan usaha berkah bidang kebun tebu tersebut. 2. BWU Muhammadiyah Sumatera Barat membutuhkan sebuah perancangan dokumen dan catatan yang nanti dapat digunakan dalam transaksi dan jalannya unit usaha berkah bidang kebun tebu. 3. BWU Muhammadiyah Sumatera Barat membutuhkan sebuah pengendalian intern yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dalam sebuah organisasi atau unit usaha. 4.4 PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan uraian dan analisis masalah diatas, maka penulis merekomendasikan agar sistem akuntansi wakaf produktif yang dijalankan saat ini pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dapat diperbaiki sesuai dengan prinsipprinsip pengendalian intern yang baik dalam prosedur, dokumen ataupun lainnya. 148

169 Dan untuk pembuatan usaha perkebunan tebu penulis merekomendasikan untuk merancangkan sistem akuntansi penerimaan kas dan sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah kebun tebu pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern baik dalam prosedur, dokumen, maupun catatan. Berikut ini adalah rekomendasi penulis atas perbaikan dan perancangan sistem tersebut Perbaikan Sistem Akuntansi Berikut penulis uraikan usulan pernaikan untuk sistem akuntansi wakaf produktif pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, yaitu: Wakaf produktif tabungan dan deposito Sistem akuntansi penerimaan kas Pada bagian ini penulis akan menguraikan perbaikan sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif tabungan dan deposito baik wakaf secara tunai, maupun melalui transfer, serta pendapatan bagi hasil bank Penerimaan wakaf produktif secara tunai Sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai terdiri dari tiga macam bentuk wakaf uang yaitu wakaf cash, wakaf pecahan, dan wakaf berjangka. Perbaikan sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 149

170 1. Administrasi Administrasi bertanggung jawab dalam membuat laporan daftar wakif dan jumlah wakaf, dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang untuk wakif yang sudah berwakaf mencapai 1 (satu) juta rupiah. 2. Kolektor Kolektor bertanggung jawab untuk menjemput dana wakaf ke tempat wakif dan tempat penitipan kotak wakaf, menerima dana wakaf, bertanggung jawab untuk mencatat penerimaan dana wakaf ke catatan manual kolektor (buku kas harian kolektor), menyerahkan buku kas harian kolektor ke bendahara, dan menyetor wakaf uang ke bank. 3. Bendahara Bendahara bertanggung jawab dalam menerima wakaf uang segmen cash dan berjangka, menyetorkan uang dari segmen wakaf cash dan berjangka ke bank, serta bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumatera Barat. 4. Sekretaris Sekretaris bertugas dalam memberikan persetujuan dan instruksi kepada bagian administrasi untuk mempersiapkan sertifikat wakaf, serta bertugas dalam mengotorisasi terhadap sertifikat wakaf. 5. Ketua Ketua memiliki tanggung jawab dalam memberikan otorisasi terhadap sertifikat wakaf uang, serta otorisasi terhadap laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang nantinya laporan tersebut akan 150

171 diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring atas laporan dana wakaf yang dikumpulkan Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai adalah: 1. Daftar wakif 2. Total dana wakaf uang 3. Sertifikat yang dikeluarkan 4. Daftar wakif dari masing-masing bentuk wakaf Dokumen yang Digunakan Dokumen dalam artian bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang. Dokumen ini berisi tentang data-data wakif yang akan berwakaf uang melalui Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. Informasi yang terdapat pada dokumen tersebut adalah: nama, tempat tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, alamat, no. hp atau , tanggal melakukan wakaf uang, dan keterangan bentuk-bentuk wakaf yang ada dokumen tersebut (lampiran 1). 151

172 2. Kuitansi Wakaf Kuitansi adalah tanda bukti penerimaan wakaf uang yang diberikan wakif kepada bendahara atau kolektor (lampiran 44). 3. Sertifikat Wakaf Sertifikat ini berisi informasi tentang data wakif yaitu nama, alamat, dan jumlah wakaf. Dokumen ini diserahkan kepada wakif yang telah berwakaf mencapai jumlah satu juta rupiah (lampiran 3). 4. Slip Setoran Slip setoran ini berasal dari pihak bank rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat yang digunakan oleh bendahara untuk mengecek dana wakaf yang telah disetor (lampiran 4). 5. Bilyet Deposito Bilyet deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan atau menginvestasikan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5). 6. Agenda Surat Masuk dan Keluar Buku agenda surat masuk dan keluar adalah sebagai pencatatan oleh bagian administrasi mengenai sertifikat yang dikeluarkan dari dana wakaf yang diperoleh mencapai satu juta rupiah atau lebih (lampiran 6) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 152

173 1. Buku Kas Harian Kolektor Catatan ini merupakan buku kas harian wakaf yang dicatat oleh kolektor sebagai pembukuan atas dana wakaf yang diperoleh dari wakif (lampiran 7). 2. Buku Tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12). 3. Buku Besar Buku besar merupakan kumpulan akun-akun beserta saldonya yang ada dalam aplikasi akuntansi berbasis database (lampiran 37). 4. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi penerimaan wakaf dan penerimaan kas dari wakaf produktif lainnya dalam aplikasi akuntansi berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah kuitansi, slip setoran, bilyet deposito, dan slip penyetoran deposito (lampiran 36). Bendahara menginput transaksi penerimaan kas tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: a. Jurnal penerimaan wakaf cash dan pecahan D Tabungan - Wakaf di BMT xxx K Pendapatan wakaf uang xxx 153

174 b. Jurnal penerimaan wakaf berjangka D Deposito Wakaf Temporer xxx K Pendapatan Wakaf Temporer xxx c. Saat bendahara melakukan pemindahbukuan dari tabungan ke deposito D Deposito Wakaf xxx K Tabungan Wakaf di BMT xxx Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Cash, Pecahan dan Berjangka Laporan ini merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat daftar wakif dan jumlah wakaf dengan merekap buku kas harian kolektor dan buku kas bendahara untuk dilaporkan setiap bulan oleh bagian Administrasi ke bendahara. Catatan ini berguna untuk menggambarkan wakif yang berhak mendapatkan sertifikat wakaf uang (lampiran 38, 39, dan 40). 154

175 3. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: a. Wakaf cash 1. Bendahara meminta wakif untuk mengisi formulir isian kesediaan berwakaf uang serta meminta wakif untuk mengotorisasi formulir tersebut. 2. Bendahara menerima wakaf uang secara tunai dari wakif. 3. Kemudian bendahara mengisi kuitansi dan mengotorisasi kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif untuk mengotorisasi kuitansi tersebut. 155

176 4. Kuitansi lembar 1 diserahkan pada wakif, sedangkan kuitansi lembar 2 dan lembar 3 beserta Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang diarsipkan sementara oleh bendahara. 5. Sampai dengan nominal tertentu (minimal Rp ), bendahara menyetorkan wakaf cash ke rekening tabungan di BMT Syariah dan menerima slip setoran bank. 6. Kuitansi lembar 3 serta slip setoran diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 7. Bendahara mengarsipkan slip setoran, serta kuitansi lembar 3 berdasarkan tanggal. Kemudian bendahara menyerahkan kuitansi lembar 3 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang ke bagian administrasi. 8. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen cash berdasarkan kuitansi lembar 2 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang menggunakan komputer dengan aplikasi akuntansi berbasis database. 9. Bagian administrasi mengarsipkan kuitansi lembar 2 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang berdasarkan tanggal. 10. Jika terdapat jumlah wakaf cash yang mencapai satu juta rupiah, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas instruksi dari sekretaris. 11. Kemudian bagian administrasi menyerahkan Sertifikat wakaf uang tersebut kepada sekretaris. 12. Sekretaris menandatangani dokumen sertifikat wakaf dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 156

177 13. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, kemudian ketua menyerahkan sertifkat kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk ditandatangani. Kemudian sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 14. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat kedalam agenda surat masuk dan keluar. Kemudian diarsipkan oleh bagian administrasi. 15. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui bagian administrasi. 16. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 17. Ketua mengotorisasi laporan-laporan tersebut yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 18. Bendahara memeriksa dana wakaf direkening tabungan BMT Syariah secara periodik. 19. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, maka bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito dari bank. 20. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan ke rekening deposito wakaf kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi 157

178 berbasis database berdasarkan bilyet deposito, slip penyetoran deposito, dan buku tabungan. 21. Bendahara akan mengarsipkan buku tabungan, slip penyetoran deposito, dan bilyet deposito berdasarkan tanggal. b. Wakaf pecahan i. Wakaf pecahan yang dijemput ke perorangan 1. Kolektor datang ke tempat wakif, jika wakif itu baru pertamakali berwakaf maka kolektor meminta wakif untuk mengisi dan mengotorisasi formulir Isian kesediaan berwakaf uang terlebih dahulu. 2. Kolektor menerima uang wakaf secara tunai dari wakif. 3. Kolektor mengisi kuitansi dan menandatangani kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif untuk menandatangani kuitansi tersebut. 4. Kuitansi lembar 1 diserahkan kepada wakif, sedangkan kuitansi lembar 2 dan 3 dibawa oleh kolektor. 5. Kuitansi lembar 2 dan 3 serta formulir isian kesediaan berwakaf uang dibukukan oleh kolektor kedalam buku kas harian kolektor, kemudian kolektor mengarsipkan kuitansi lembar 2 berdasarkan tanggal. 6. Sampai nominal tertentu (minimal Rp ), kolektor menyetorkan wakaf uang yang diperoleh ke rekening tabungan di BMT Syariah, dan menerima slip setoran bank. 7. Setiap bulan kolektor menfotokopikan buku kas harian kolektor. 8. Kemudian kolektor menyerahkan buku kas harian kolektor beserta slip setoran, kuitansi lembar 3 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang ke bendahara. 158

179 9. Bendahara menghitung jumlah penerimaan wakaf kolektor berdasarkan buku kas harian kolektor dan mencocokkannya dengan kuitansi serta slip setoran bank. Kemudian bendahara menandatangani buku kas harian kolektor sebagai tanda terima dari kolektor. Kemudian buku kas harian kolektor yang copy-an diserahkan kembali kepada kolektor. 10. Buku kas harian kolektor, kuitansi lembar 3 dan slip setoran diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 11. Bendahara melakukan pengarsipan kuitansi lembar 3 dan slip setoran berdasarkan tanggal. 12. Setelah itu buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diserahkan ke bagian administrasi oleh bendahara. 13. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen pecahan menggunakan aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang. 14. Buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diarsipkan oleh bagian administrasi berdasarkan tanggal. 15. Bagian administrasi mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen pecahan. Jika terdapat jumlah wakaf mencapai satu juta rupiah, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris. 16. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut ke sekretaris. 159

180 17. Sekretaris memberikan otorisasi pada dokumen sertifikat wakaf uang dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 18. Ketua memberikan otorisasi sertifikat wakaf uang, kemudian menyerahkan sertifikat tersebut ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk diotorisasi. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 19. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat ke dalam buku agenda surat masuk dan keluar. Kemudian diarsipkan oleh bagian administrasi. 20. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui kolektor. 21. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 22. Ketua mengotorisasi laporan-laporan tersebut yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 23. Bendahara memeriksa dana wakaf direkening tabungan BMT Syariah secara periodik. 24. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, maka bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito dari bank. 160

181 25. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan ke rekening deposito wakaf kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bilyet deposito, slip penyetoran deposito, dan buku tabungan. 26. Bendahara mengarsipkan buku tabungan, slip penyetoran deposito, dan bilyet deposito berdasarkan tanggal. ii. Wakaf pecahan melalui penitipan kotak wakaf 1. Kolektor menjemput wakaf uang pada kotak wakaf yang titipkan dirumah wakif setelah dikabari oleh pihak wakif, dan menjemput kotak wakaf yang dititipkan pada toko dan perkantoran dijemput secara rutin setiap 2 (dua) bulan sekali. 2. Kolektor menerima uang dari kotak wakaf. 3. Kolektor mengisi kuitansi dan menandatangani kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif atau pengelola toko untuk menandatangani kuitansi. 4. Kuitansi lembar 1 diserahkan kepada wakif atau pengelola toko, sedangkan kuitansi lembar 2 dan lembar 3 dibawa oleh kolektor. 5. Kuintansi lembar 2 dan 3 dibukukan oleh kolektor kedalam buku kas harian kolektor, kemudian kuitansi lembar 2 diarsipkan oleh kolektor berdasarkan tanggal. 6. Kolektor menyetorkan wakaf uang yang diperoleh ke rekening tabungan di BMT Syariah dan menerima slip setoran bank. 7. Setiap bulan kolektor menfotokopikan buku kas harian kolektor. 161

182 8. Kemudian kolektor menyerahkan buku kas harian kolektor beserta slip setoran, kuitansi lembar 3 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang ke bendahara. 9. Bendahara menghitung jumlah penerimaan wakaf kolektor berdasarkan buku kas harian kolektor dan mencocokkannya dengan kuitansi serta slip setoran bank. Kemudian bendahara menandatangani buku kas harian kolektor sebagai tanda terima dari kolektor. Kemudian buku kas harian kolektor yang copy-an diserahkan kembali kepada kolektor. 10. Buku kas harian kolektor, kuitansi lembar 3 dan slip setoran diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 11. Bendahara melakukan pengarsipan kuitansi lembar 3 dan slip setoran berdasarkan tanggal. 12. Setelah itu buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diserahkan ke bagian administrasi oleh bendahara. 13. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen pecahan menggunakan aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang. 14. Buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diarsipkan oleh bagian administrasi berdasarkan tanggal. 15. Bagian administrasi mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen pecahan. Jika terdapat jumlah wakaf mencapai satu juta rupiah, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan 162

183 mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris. 16. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut ke sekretaris. 17. Sekretaris memberikan otorisasi pada dokumen sertifikat wakaf uang dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 18. Ketua memberikan otorisasi sertifikat wakaf uang, kemudian menyerahkan sertifikat tersebut ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk diotorisasi. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 19. Bagian Administrasi melakukan pencatatan sertifikat ke dalam buku agenda surat masuk dan keluar. Kemudian diarsipkan oleh bagian administrasi. 20. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif/pengelola toko melalui kolektor. 21. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 22. Ketua mengotorisasi laporan-laporan tersebut yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 23. Bendahara memeriksa dana wakaf direkening tabungan BMT Syariah secara periodik. 163

184 24. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, maka bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito dari bank. 25. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan ke rekening deposito wakaf kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bilyet deposito, slip penyetoran deposito, dan buku tabungan. 26. Bendahara mengarsipkan buku tabungan, slip penyetoran deposito, dan bilyet deposito berdasarkan tanggal. c. Wakaf berjangka 1. Bendahara meminta wakif untuk mengisi formulir isian kesediaan berwakaf uang serta meminta wakif untuk mengotorisasi formulir tersebut. 2. Bendahara menerima wakaf berjangka secara tunai dari wakif. 3. Kemudian bendahara mengisi kuitansi dan mengotorisasi kuitansi sebanyak 3 rangkap, dan meminta wakif untuk menandatangani kuitansi tersebut. 4. Kuitansi yang lembar 1 diserahkan pada wakif, sedangkan kuitansi lembar 2 dan lembar 3 beserta Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang diarsipkan oleh bendahara. 164

185 5. Bendahara langsung menyetorkan wakaf berjangka tersebut dalam bentuk deposito dan menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito. 6. Bilyet deposito dan slip penyetoran deposito diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 7. Bendahara melakukan pengarsipan bilyet deposito dan slip penyetoran deposito berdasarkan tanggal. 8. Bendahara menyerahkankan kuitansi lembar 2 dan formulir Isian kesediaan berwakaf uang ke bagian administrasi. 9. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen berjangka. Kemudian kuitansi lembar 2 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang diarsipkan oleh bagian administrasi. 10. Karena jumlah wakaf berjangka selalu lebih dari satu juta rupiah, maka bagian administrasi melaporkan kepada sekretaris dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris. 11. Kemudian bagian administrasi menyerahkan Sertifikat wakaf uang tersebut ke sekretaris. 12. Sekretaris memberikan otorisasi pada dokumen sertifikat wakaf dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 13. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, kemudian ketua menyerahkannya ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk diotorisasi. Sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 14. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat. Kemudian diarsipkan oleh bagian administrasi. 165

186 15. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui bagian administrasi. 16. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 17. Ketua mengotorisasi laporan-laporan tersebut yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif secara tunai pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi a. Fungsi penerimaan wakaf segmen pecahan terpisah dengan fungsi pencatatan. b. Fungsi penerimaan wakaf dan pencatatan wakaf terpisah dengan fungsi persetujuan sertifikat wakaf uang. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang diotorisasi oleh wakif. b. Kuitansi diotorisasi oleh bendahara/kolektor, dan wakif. c. Sertifikat diotorisasi oleh ketua dan sekretaris serta Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat. 166

187 d. Laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas diotorisasi oleh Bendahara dan Ketua. e. Bendahara menginputkan penerimaan wakaf kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan kuitansi dan slip setoran. f. Bendahara menginputkan pendepositoan wakaf berjangka kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bilyet deposito dan slip setoran deposito. g. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan ke rekening deposito kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bilyet deposito, slip setoran deposito, serta buku tabungan. h. Kolektor mencatat penerimaan wakaf uang segmen pecahan ke buku kas harian kolektor berdasarkan kuitansi rangkap 2. i. Bagian administrasi mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf berdasarkan kuitansi rangkap 3 dan formulir isian kesediaan berwakaf uang. 3. Praktik yang Sehat a. Setiap bagian yang terlibat dalam sistem penerimaan kas wakaf secara tunai harus bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Antara bagian yang satu sama dan yang lain harus menjalin hubungan baik. b. Dana wakaf yang diterima oleh kolektor dan bendahara/pengurus lainnya selalu disetorkan ke bank. c. Bendahara mencocokan buku kas harian kolektor dengan kuitansi dan slip setoran bank. 167

188 d. Setiap wakaf yang telah mencapai jumlah satu juta dibuatkan sertifikat yang dilaporkan kepada sekretaris dan ketua serta Pimpinan Muhammadiyah. e. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. f. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. g. Setiap memperoleh dana dari wakaf berjangka bendahara bersama ketua langsung mendepositokan uang tersebut kelembaga keuangan syariah. h. Setiap saldo wakaf segmen cash dan pecahan di rekening tabungan sudah mencapai sepuluh juta atau lebih langsung didepositokan oleh bendahara. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 168

189 Penggambaran Flowchart a. Wakaf Cash Bendahara mulai Meminta wakif mengisi formulir KBU Meminta wakif menandatangani formulir KBU Saat wakif datang SS KW 3 Input Proses (Database) Setiap akhir Bulan Proses (Database) BB LK 6 Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan Secara Periodik Jika saldo di rek tab BMT sudah 10 juta FKBU BTBS Menerima wakaf uang secara tunai Mengisi kuitansi sebanyak 3 rangkap dan mengotorisasinya Meminta wakif mengotorisasi kuitansi FIKBU KW 2 3 BB SS LK LPK Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LA LAK Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito BD SPD KW 1 wakif 2 FIKBU 3 Menyetorkan uang ke rek tabungan di bank BMT Syariah Sampai nominal tertentu (min Rp ) T 1 5 Keterangan: FKBU : Formulir Isian Kesediaan berwakaf uang SS : Slip Setoran KW : Kuitansi BD : Bilyet Deposito SPD : Slip Penyetoran Deposito BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah BB : Buku Besar LK : Laporan Keuangan LPK : Laporan Posisi Keuangan LA : Laporan Aktivitas LAK : Laporan Arus Kas BTBS Input Proses (Database) BB LK T Selesai Gambar 4.35: Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash 169

190 Bagian Administrasi Sekretaris Ketua LAK FIKBU KW 2 Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPK LA Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya segmen cash Input Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat ASMSK mengotorisasi sertifikat WU Serifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Sertifikat WU LPK LA Mengotor isasi laporan LAK Proses (Database) Sertifikat WU 3 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat LDW DJSC wakif T Sertifkat WU 6 KW 2 FIKBU 4 T Jika jumlah wakaf cash mencapai 1 juta Melaporkan kepada sekretaris Mempersiapkan sertifikat wakaf uang Keterangan: DWDJWSC Cash SWU ASMSK : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen : Sertifikat Wakaf Uang : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Sertifikat WU 2 Gambar 4.36: Perbaikan Sistem Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Cash (lanjutan) 170

191 b. Wakaf Pecahan i. Wakaf pecahan yang dijemput ke perorangan Kolektor mulai FIKBU Datang ke tempat wakif KW 2 3 Iya Wakif baru Tidak T Sampai nominal tertentu (min Rp ) Meminta wakif mengisi formulir KBU Menyetorkan wakaf ke bank SS Meminta wakif menandatangani formulir KBU Setiap bulan FKBU Memfotokopikan BKHK untuk bendahara FIKBU KW 3 Menerima wakaf uang secara tunai SS Mengisi kuitansi sebanyak 3 rangkap dan mengotorisasinya BKHK copy-an BKHK Meminta wakif mengotorisasi kuitansi FIKBU 2 3 BKHK copy-an Sertifikat WU KW 1 BKHK wakif T wakif Keterangan: FIKBU : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang KW : Kuitansi BKHK : Buku Kas Harian Kolektor SS : Slip Setoran SWU : Sertifikat Wakaf Uang Gambar 4.37: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan 171

192 Bendahara 1 Setiap akhir Bulan 9 Secara Periodik SS FIKBU KW 3 Proses (Database) Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan BKHK Copy-an BKHK BB LK Jika saldo di rek tab BMT sudah 10 juta Menghitung penerimaan wakaf dari kolektor dan mencocokannya BKHK dengan SS dan KW Menandatangani BKHK Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LAK BTBS Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito LPK LA SPD SS KW 3 BD BKHK BTBS BKHK Copy-an Input 8 Input T 2 Proses (Database) Proses (Database) Selesai BB LK BKHK FIKBU KW 3 SS 3 T BB LK Keterangan: FKBU : Formulir Isian Kesediaan berwakaf uang SS : Slip Setoran KW : Kuitansi BD : Bilyet Deposito SPD : Slip Penyetoran Deposito BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah BKHK : Buku Kas Harian Kolektor BB : Buku Besar LK : Laporan Keuangan LPK : Laporan Posisi Keuangan LA : Laporan Aktivitas LAK : Laporan Arus Kas Gambar 4.38: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) 172

193 Bagian Administrasi Sekretaris Ketua BKHK FIKBU Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPK LA LAK Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya segmen pecahan Input Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU Serifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Sertifikat WU LA Mengotorisasi laporan LAK Proses (Database) LDW DJSP FIKBU Sertifikat WU 7 ASMSK T 5 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Sertifkat WU LPK Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat 9 BKHK 6 Mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya T Jika jumlah wakaf Keterangan: DWDJWSP BKHK ASMSK SWU : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Pecahan : Buku Kas Harian Kolektor : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar : Sertifikat Wakaf Uang mencapai 1 juta Melaporkan kepada sekretaris mempersiapkan sertifikat wakaf uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Sertifikat WU 4 Gambar 4.39: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) 173

194 ii. Wakaf pecahan yang dititipkan melalui kotak wakaf Kolektor mulai 3 KW 2 Datang ke tempat wakif kotak wakif dirumah wakif dijemput jika sudah dikabari, kotak wakaf di toko/kantor dijemput setiap 2 bulan T Sampai nominal tertentu (min Rp ) Menerima uang dari kotak wakaf Menyetorkan wakaf ke bank Mengisi kuitansi 3 rangkap dan mengotorisasinya Meminta wakif/ pengelola toko mengotorisasi kuitansi Memfotokopikan BKHK untuk bendahara KW 3 Setiap bulan FIKBU KW SS BKHK Wakif/pengelola toko BKHK BKHK copy-an Keterangan: FIKBU: Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang KW: Kuitansi BKHK: Buku Kas Harian Kolektor SS: Slip Setoran SWU: Sertifikat Wakaf Uang BKHK copy-an T Sertifikat WU Wakif/pengelola toko Gambar 4.40: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) 174

195 Bendahara 1 Setiap akhir Bulan 9 Secara Periodik SS FIKBU KW 3 Proses (Database) Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan BKHK Copy-an BKHK BB LK Jika saldo di rek tab BMT sudah 10 juta Menghitung penerimaan wakaf dari kolektor dan mencocokannya BKHK dengan SS dan KW Menandatangani BKHK Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LAK BTBS Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito LPK LA SPD SS KW 3 BD BKHK BTBS BKHK Copy-an Input 8 Input T 2 Proses (Database) Proses (Database) Selesai BB LK BKHK FIKBU KW 3 SS 3 T BB LK Keterangan: FKBU : Formulir Isian Kesediaan berwakaf uang SS : Slip Setoran KW : Kuitansi BD : Bilyet Deposito SPD : Slip Penyetoran Deposito BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah BKHK : Buku Kas Harian Kolektor BB : Buku Besar LK : Laporan Keuangan LPK : Laporan Posisi Keuangan LA : Laporan Aktivitas LAK : Laporan Arus Kas Gambar 4.41: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) 175

196 Bagian Administrasi Sekretaris Ketua BKHK FIKBU Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPK LA LAK Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya segmen pecahan Input Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU Serifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Sertifikat WU LA Mengotorisasi laporan LAK Proses (Database) LDW DJSP FIKBU Sertifikat WU 7 ASMSK T 5 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Sertifkat WU LPK Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat 9 BKHK 6 Mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya T Jika jumlah wakaf Keterangan: DWDJWSP BKHK ASMSK SWU : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Pecahan : Buku Kas Harian Kolektor : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar : Sertifikat Wakaf Uang mencapai 1 juta Melaporkan kepada sekretaris mempersiapkan sertifikat wakaf uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Sertifikat WU 4 Gambar 4.42: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Pecahan (lanjutan) 176

197 c. Wakaf Berjangka Bendahara mulai Setiap akhir Bulan 3 Meminta wakif mengisi formulir KBU Meminta wakif menandatangani formulir KBU KW 1 FIKBU 2 T Proses (Database) BB LK FKBU Menerima wakaf uang secara tunai 1 wakif Menyetorkan wakaf berjangka tersebut dalam bentuk deposito Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua Mengisi kuitansi 3 rangkap dan mengotorisasinya BD SPD LA LAK Meminta wakif mengotorisasi kuitansi Input T LPK Keterangan: BB : Buku Besar FKBU : Formulir Isian Kesediaan berwakaf uang BD : Bilyet Deposito SPD : Slip Penyetoran Deposito KW : Kuitansi LK : Laporan Keuangan LPK : Laporan Posisi Keuangan LA : Laporan Aktivitas LAK : Laporan Arus Kas Proses (Database) BB LK 5 Gambar 4.43: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Berjangka 177

198 Bagian Administrasi Sekretaris Ketua KW 2 Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LA LAK FIKBU LPK Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakafnya segmen cash Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat mengotorisasi sertifikat WU Serifikat WU mengotorisasi sertifikat WU Mengotor isasi laporan Input ASMSK Sertifikat WU LA LAK Proses (Database) Sertifikat WU 3 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat LPK LDW DJSB wakif T Sertifkat WU Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat KW 2 selesai FIKBU 4 T Jumlah wakaf berjangka selalu lebih dari 1 juta Melaporkan kepada sekretaris Mempersiapkan sertifikat wakaf uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Keterangan: DWDJWSB SWU ASMSK : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Berjangka : Sertifikat Wakaf Uang : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar Sertifikat WU 2 Gambar 4.44: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf Produktif Segmen Berjangka (lanjutan) 178

199 Penerimaan wakaf produktif via transfer Perbaikan sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif melalui transfer adalah: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab dalam menyimpan dokumen para wakif, mengecek saldo tabungan di bank, serta bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Kolektor Kolektor bertanggung jawab menjemput dokumen Daftar rincian data wakif oleh Bank Nagari dan serta bertanggung jawab membuat daftar wakif yang autodebet sebagai pengganti kuitansi. 3. Administrasi Administrasi bertanggung jawab dalam menginput data wakif yang menyetor wakaf, dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang untuk wakif yang sudah berwakaf sampai 1 (satu) juta rupiah atau lebih. 4. Sekretaris Sekretaris bertugas dalam memberikan instruksi kepada bagian administrasi untuk mempersiapkan sertifikat wakaf, serta bertugas dalam mengotorisasi terhadap sertifikat wakaf. 179

200 5. Ketua Ketua bertanggung jawab dalam memberikan otorisasi terhadap laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring atas laporan dana wakaf yang dikumpulkan Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penerimaaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Jumlah wakaf dibeberapa lembaga keuangan syariah. 2. Total dana wakaf uang via transfer setiap bulan. 3. Jumlah dana wakaf yang diinvestasikan. 4. Konfirmasi dari wakif Dokumen yang Digunakan Dokumen dalam artian bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Daftar Wakif Autodebet UMSB Dokumen ini merupakan rincian data wakif (dosen) yang bersedia berwakaf secara autodebet melalui pemotongan gaji setiap bulan yang dibuat oleh kolektor sebagai pengganti kuitansi (lampiran 16). 180

201 2. Daftar Wakif Autodebet BMT Syariah Dokumen ini merupakan rincian data wakif (pimpinan/karyawan) yang bersedia berwakaf secara autodebet melalui pemotongan gaji setiap bulan yang dibuat oleh kolektor sebagai pengganti kuitansi (lampiran 17). 3. Bilyet Deposito Bilyet deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan atau menginvestasikan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Buku Tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12). 2. Buku Besar Buku besar merupakan kumpulan akun-akun beserta saldonya yang ada dalam aplikasi akuntansi berbasis database (lampiran 37). 3. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi penerimaan wakaf dan penerimaan kas dari wakaf produktif lainnya dalam aplikasi akuntansi 181

202 berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah buku tabungan, bilyet deposito, dan slip penyetoran deposito (lampiran 36). Bendahara menginput transaksi penerimaan kas via transfer tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: a. Saat menerima wakaf secara transfer D Tab Wakaf di BMT/Mandiri/Bukopin/Nagari xxx K Pendapatan Wakaf Uang xxx b. Saat pemindahan saldo dari rekening tabungan bank lain ke rekening tabungan BMT Syariah D Tab Wakaf di BMT xxx K Tab Wakaf di Bank Mandiri Syariah xxx K Tab Wakaf di Bank Nagari Syariah xxx K Tab Wakaf di Bank Bukopin Syariah xxx K Tab Wakaf di Bank BPD Syariah xxx c. Saat pemindahbukuan dari rekening tabungan BMT Syariah ke rekening deposito D Deposito Wakaf xxx K Tab Wakaf di BMT xxx Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 182

203 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Cash, Pecahan dan Berjangka Laporan ini merupakan laporan yang digunakan untuk mencatat daftar wakif dan jumlah wakaf dengan merekap buku kas harian kolektor dan buku kas bendahara untuk dilaporkan setiap bulan oleh bagian Administrasi ke bendahara. Catatan ini berguna untuk menggambarkan wakif yang berhak mendapatkan sertifikat wakaf uang (lampiran 38, 39, dan 40). 3. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43). 183

204 Langkah-Langkah Teknik Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak buku tabungan dan mengecek saldo tabungan. 2. Bendahara menghitung jumlah wakaf uang yang ditransfer oleh wakif. Bendahara mencatat jumlah transfer wakaf uang perbank kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 3. Bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan di bank Mandiri Syariah, bank Nagari Syariah, bank BPD Syariah dan bank Bukopin syariah ke rekening tabungan yaitu di BMT Syariah. 4. Bendahara menginputkan transaksi tersebut kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan buku tabungan. 5. Buku tabungan diarsipkan oleh bendahara berdasarkan tanggal. 6. Kolektor membuat daftar wakif autodebet UMSB, serta daftar wakif autodebet BMT Syariah sebanyak 2 (dua) rangkap sebagai pengganti kuitansi. Kemudian kolektor meminta pihak penanggungjawab dari UMSB dan BMT untuk menandatangani dokumen tersebut. Kemudian dokumen tersebut diotorisasi oleh kolektor. Dokumen lembar 1 diserahkan ke pihak UMSB dan BMT Syariah, sedangkan lembar 2 di arsipkan oleh kolektor. 7. Kolektor menyerahkan daftar wakif autodebet UMSB lembar 2 serta daftar wakif autodebet BMT Syariah ke bendahara lembar 2 ke bendahara. 184

205 8. Lalu bendahara memeriksa dan menyerahkan dokumen tersebut ke bagian Administrasi untuk diinputkan kedalam laporan daftar wakif dan jumlah wakaf pecahan. 9. Bagian Administrasi mengupdate daftar wakif dan jumlah wakaf segmen pecahan menggunakan aplikasi database berdasarkan daftar wakif autodebet UMSB dan BMT Syariah serta konfirmasi dari wakif. 10. Jika jumlah wakaf dari wakif yang autodebet dan dari wakif yang konfirmasi setelah transfer sudah mencapai satu juta rupiah, maka bagian administrasi melaporkan kepada bendahara dan mempersiapkan sertifikat wakaf uang atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris. 11. Kemudian bagian administrasi menyerahkan sertifikat wakaf uang tersebut ke sekretaris. 12. Sekretaris memberikan otorisasi pada dokumen sertifikat wakaf uang bagi wakif yang berwakaf mencapai satu juta rupiah dan menyerahkan sertifikat kepada ketua. 13. Ketua memberikan otorisasi pada sertifikat wakaf uang, kemudian ketua menyerahkan sertifikat kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk diotorisasi. Kemudian sertifikat diserahkan kembali ke bagian administrasi. 14. Bagian administrasi melakukan pencatatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat. Kemudian diarsipkan oleh bagian administrasi. 15. Setelah itu sertifikat diserahkan kepada wakif melalui kolektor. 16. Setiap akhir bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 185

206 17. Ketua mengotorisasi laporan-laporan tersebut yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 18. Bendahara memeriksa dana wakaf direkening tabungan BMT Syariah secara periodik. 19. Jika dana wakaf di rekening tabungan BMT Syariah sudah mencapai 10 (sepuluh) juta rupiah, maka bendahara melakukan pemindahbukuan dari rekening tabungan menjadi rekening deposito. Bendahara menerima bilyet deposito dan slip penyetoran deposito dari bank. 20. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan ke rekening deposito wakaf kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bilyet deposito, slip penyetoran deposito, dan buku tabungan. 21. Bendahara mengarsipkan buku tabungan, slip penyetoran deposito, dan bilyet deposito berdasarkan tanggal Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penerimaan wakaf produktif via transfer adalah: 1. Organisasi a. Fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi pembuatan daftar wakif autodebet. 186

207 b. Fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi persetujuan sertifikat. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Daftar wakif autodebet UMSB dan BMT Syariah diotorisasi oleh kolektor. b. Laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas diotorisasi oleh bendahara dan ketua. c. Bendahara menginputkan penerimaan wakaf via transfer kedalam form bukti transaksi database berdasarkan rekening tabungan yang telah dicetak. d. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan bank lain ke rekening tabungan BMT Syariah kedalam form bukti transaksi database berdasarkan rekening tabungan dan slip setoran bank. e. Bendahara menginputkan pemindahbukuan dari rekening tabungan ke rekening deposito wakaf kedalam form bukti transaksi database berdasarkan rekening tabungan dan slip setoran bank. f. Pembuatan daftar wakif dan jumlah wakaf berdasarkan dokumen sumber yaitu daftar wakif autodebet UMSB serta konfirmasi dari wakif. 3. Praktik yang Sehat a. Setiap wakaf yang telah mencapai jumlah satu juta dibuatkan sertifikat yang dilaporkan kepada sekretaris dan ketua serta Pimpinan Muhammadiyah. b. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. 187

208 c. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. d. Setiap saldo wakaf di rekening tabungan sudah mencapai sepuluh juta atau lebih langsung didepositokan oleh bendahara. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya. a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 188

209 Penggambaran Flowchart Bendahara mulai Mencetak buku tabungan dan mengecek saldo Setiap akhir bulan Melakukan pemindahbukuan dari Rek. Tab.di bank lain ke Rek. Tab. Di BMT Syariah BT 2 DWAB 2 DWAU 2 Setiap akhir Bulan Proses (Database) BB LK 8 Memeriksa dana wakaf di rek.tabungan Secara Periodik Jika saldo di rek tab BMT sudah 10 juta BT Menghitung jumlah wakaf uang yang ditransfer oleh wakif Input Input Proses (Database) BB LK Mengecek dan memeriksa dokumen 3 LPK Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LA LAK BTBS Melakukan pemindahbukuan dari rek.tabungan menjadi rek. deposito SPD Proses (Database) 1 BTBS BD BB LK Keterangan: BB BD SPD LPK LA LAK BT DWAU DWAB : Buku Besar : Bilyet Deposito : Slip Penyetoran Deposito : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas : Buku Tabungan : Daftar Wakif Autodebet UMSB : Daftar Wakif Autodebet BMT Syariah 7 Input Proses (Database) BB LK T Selesai Gambar 4.45: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf via Transfer 189

210 Kolektor 1 8 Membuat daftar wakif autodebet sebagai pengganti kuitansi dan mengotorisasinya Sertifikat WU DWAB 1 2 DWAU 1 2 wakif Meminta bendahara UMBS & Pimpinan BMT Syariah untuk menandatangani daftar autodebet DWAB DWAU 1 Bendahara UMSB/ Pimpinan BMT Syariah 2 Keterangan: DRDWBN DWDJWBU DWDJWBS SWU : Daftar Rincian Data Wakif Bank Nagari : Daftar Wakif dan Jumlah Wakafnya oleh Bendahara UMSB : Daftar Wakif dan Jumlah Wakafnya oleh BMT Syariah : Sertifikat Wakaf Uang Gambar 4.46: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf via Transfer (lanjutan) 190

211 Bagian Administrasi Sekretaris Ketua DWAB 2 DWAU 2 Sertifikat WU Sertifikat WU Sertifikat WU LPK LA LAK Mengupdate daftar wakif dan jumlah wakaf pecahan Input Ditambah konfirmasi transfer dari wakif Mencatat pembuatan sertifikat ke dalam buku daftar penerima sertifikat Mengotorisasi sertifikat WU Serifikat WU Mengotorisasi sertifikat WU Sertifikat WU LA Mengotorisasi laporan LAK ASMSK LPK Proses (Database) LDW DJSP Sertifikat WU wakif T 5 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Sertifkat WU Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat 8 DWAB 2 DWAU 2 6 Mengecek laporan daftar wakif dan jumlah wakafnya T Jika jumlah wakaf mencapai 1 juta Keterangan: BK DWAU DWAB ASMSK SWU : Buku Kas : Daftar wakif autodebet UMSB : Daftar wakif autodebet BMT Syariah : Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar : Sertifikat Wakaf Uang Melaporkan kepada sekretaris mempersiapkan sertifikat wakaf uang Atas persetujuan dan instruksi dari sekretaris Sertifikat WU 4 Gambar 4.47: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Wakaf via Transfer (lanjutan) 191

212 Penarikan bagi hasil bank (nisbah tabungan dan deposito) Perbaikan sistem akuntansi penerimaan kas dari bagi hasil bank adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab dalam mengecek saldo tabungan di rekening tabungan, menarik uang ditabungan untuk disetorkan dalam satu rekening tabungan di BMT Syariah, menyetorkan wakaf uang ke deposito menarik uang bagi hasil deposito, serta bertanggung jawab dalam pembuatan laporan. 2. Ketua Ketua bertanggung jawab dalam mengotorisasi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank adalah: 1. Total bagi hasil bank masing-masing bank. 192

213 Dokumen yang Digunakan Dokumen atau bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Bilyet Deposito Bilyet Deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan atau menginvestasikan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5). 2. Slip Penarikan Bagi Hasil Bank Dokumen ini berasal dari pihak Bank yang diberikan saat menarik uang bagi hasil bank, dokumen ini digunakan oleh bendahara sebagai dokumen sumber laporan perolehan bagi hasil investasi dana wakaf Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Buku Besar Buku besar digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas dari kegiatan wakaf uang, setiap transaksi dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai dengan nama akun (lampiran 37). 2. Buku Tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke 193

214 rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12). 3. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi penerimaan wakaf dan penerimaan kas dari wakaf produktif lainnya dalam aplikasi akuntansi berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah buku tabungan, slip penarikan bagi hasil bank, bilyet deposito, dan slip penyetoran deposito (lampiran 36). Bendahara menginput transaksi penerimaan kas tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: b. Saat penerimaan bagi hasil D Tab Wakaf Uang di BMT/Mandiri/Nagari/Bukopin xxx D Beban Administrasi xxx K Nisbah Bagi Hasil di BMT/Mandiri/Nagari/Bukopin xxx c. Saat penarikan bagi hasil D Kas BWU xxx K Tab Wakaf uang di BMT/Mandiri/Nagari/Bukopin xxx Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 194

215 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 1. Setiap bulan bendahara akan mengecek dan menarik uang bagi hasil bank simpanan tabungan dan deposito tersebut dan menerima slip penarikan bagi hasil bank. 195

216 2. Slip penarikan bagi hasil bank diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 3. Bendahara melakukan pengarsipan slip penarikan bagi hasil bank. 4. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 5. Ketua mengotorisasi laporan perolehan bagi hasil bank yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penarikan bagi hasil bank pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi a. Fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi persetujuan laporan. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Bendahara menginputkan penerimaan pendapatan bagi hasil bank kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan buku tabungan dan slip penarikan bagi hasil bank. b. Laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas diotorisasi oleh bendahara dan ketua. 196

217 3. Praktik yang Sehat a. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. b. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 197

218 Penggambaran Flowchart Bendahara Ketua mulai Setiap bulan 1 Setiap bulan (tanggal 20-an) Mengambil buku tabungan dan bilyet deposito yang diarsipkan Mencetak laporan dan mengotorisa sinya Proses (Database) LPK LA LAK BD BT BB LK Mengotorisasi laporan Menarik uang bagi hasil investasi bank (tabungan dan deposito) LA LAT LPK LA LAK LPK SPBHB Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Input 1 Selesai Proses (Database) BB LK Keterangan: BB : Buku Besar LK : Laporan Keuangan LPK : Laporan Posisi Keuangan LA : Laporan Aktivitas LAT : Laporan Arus Kas BD : Bilyet Deposito BT : Buku Tabungan (semua) BTBS : Buku Tabungan BMT Syariah SPBHB : Slip Penarikan Bagi Hasil Bank Gambar 4.48: Perbaikan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Bagi Hasil Bank 198

219 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Perbaikan sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif tabungan dan deposito akan penulis uraikan sebagai berikut: Pencairan wakaf berjangka Perbaikan sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab mengeluarkan uang, menyimpan dokumen pengeluaran serta terhadap dana wakaf berjangka yang didepositokan sampai batas waktu tertentu dan sampai dikembalikan kepada wakif, serta bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Ketua Ketua bertanggung jawab dalam mengotorisasi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 199

220 1. Wakaf berjangka yang telah jatuh tempo. 2. Total wakaf berjangka yang harus dikembalikan Dokumen yang Digunakan Dokumen atau bukti transaksi yang digunakan dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bukti Kas Keluar Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas untu biaya operasional dan pengembalian wakaf uang berjangka kepada wakif yang menitipkannya dan sebagai bukti pembayaran klaim pengobatan gratis dari klinik Ahmad Dahlan (lampiran 46). 2. Slip Setoran Slip setoran ini berasal dari pihak bank rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat yang digunakan oleh bendahara untuk mengecek dana wakaf yang telah disetor (lampiran 4). 3. Bilyet Deposito Bilyet deposito adalah dokumen yang berasal dari pihak bank yang digunakan oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendepositokan atau menginvestasikan dana wakaf uang yang terkumpul (lampiran 5) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 200

221 1. Buku tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang baik yang disetorkan oleh bendahara maupun kolektor atau dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 9, 10, 11, 12). 2. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas wakaf produktif dalam aplikasi akuntansi berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah bukti kas dan slip penarikan deposito (lampiran 36). Bendahara menginput transaksi pengeluaran kas tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: D Aset bersih temporer xxx 3. Buku besar K Deposito wakaf temporer xxx Buku besar merupakan kumpulan akun-akun beserta saldonya yang ada dalam aplikasi akuntansi berbasis database (lampiran 37) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi 201

222 mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43). 4. Laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen berjangka Catatan ini merupakan laporan untuk mencatatkan daftar wakif dan jumlah wakaf (lampiran 40) Langkah-langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bagian administrasi mengecek daftar wakif yang jatuh tempo pada laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen berjangka dan melaporkannya kepada bendahara secara lisan. 202

223 2. Bendahara mencairkan deposito dengan membawa bilyet deposito. Kemudian bendahara menyetorkan wakaf berjangka tersebut ke rekening tabungan wakif dan menerima slip setoran. Bendahara mengarsipkan sementara slip setoran. 3. Saat wakif datang, bendahara mengisi dan mengotorisasi bukti kas sebanyak 2 rangkap dan menyerahkan bukti kas tersebut kepada ketua. 4. Ketua memeriksa dan mengotorisasi bukti kas tersebut dan mengembalikan bukti kas kepada bendahara. 5. Bukti kas lembar 1 diserahkan kepada wakif beserta uang wakaf berjangka, sedangkan bukti kas lembar 2 dan slip setoran diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. 6. Bendahara mengarsipkan bukti kas lembar 2 dan slip setoran berdasarkan tanggal dan memberitahukan bagian administrasi secara lisan bahwa wakaf berjangka telah dikembalikan kepada wakif. 7. Bagian administrasi lalu mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf segmen berjangka. 8. Setiap bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 9. Ketua mengotorisasi laporan perolehan bagi hasil bank yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 203

224 Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pencairan wakaf berjangka pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Organisasi a. Fungsi pengecekkan wakaf berjangka yang sudah jatuh tempo terpisah dengan fungsi pencairan deposito. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Adanya otorisasi bukti kas oleh bendahara, ketua, dan orang yang menerima pengembalian wakaf berjangka. b. Adanya bukti bilyet deposito yang dijadikan panduan dalam mencairkan deposito. c. Bendahara menginputkan transaksi pencairan wakaf berjangka kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bilyet deposito dan slip setoran. d. Laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas diotorisasi oleh bendahara dan ketua. 3. Praktik yang Sehat a. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. b. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. 204

225 c. Adanya pengawasan saat mencairkan deposito oleh ketua ke lembaga keuangan syariah. d. Pengembalian wakaf uang berjangka melalai transfer ke rekening tabungan wakif yang bersangkutan oleh bendahara. e. Adanya dokumen bukti kas sebagai arsip atas pengembalian dana wakaf berjangka oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 205

226 Penggambaran Flowchart Bagian Administrasi Ketua mulai mengecek wakaf berjangka yang akan jatuh tempo Mengupdate laporan daftar wakif dan jumlah wakaf BKK 1 2 LPK LA LAK Proses (Database) LDWD JSB Proses (Database) LDWD JSB Mengecek dan mengotorisasi Bukti kas Mengotorisasi laporan LAK Melaporkan wakaf berjangka yang akan jatuh tempo ke bendahara Secara Lisan 5 BKK 1 2 LPK LA Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Menghubungi pihak wakif yang wakafnya jatuh tempo via tlp 1 Keterangan: DWDJWSB LPK LA LAK : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Berjangka : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas 3 Selesai Gambar 4.49: Perbaikan Sistem Akuntansi Pencairan Wakaf Berjangka 206

227 Bendahara Mencairkan deposito wakaf berjangka dengan membawa bilyet deposito BKK 1 SS 2 Setiap akhir Bulan BD Beserta uang Proses (Database) Menyetorkan wakaf berjangka ke rekening wakif yang bersangkutan wakif Input Proses (Database) BB LK SS BB LK Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua T Mengisi dan mengotorisasi bukti kas Saat wakif datang SS BKK 2 T LPK LA LAK 2 Memberitahu bagian administrasi bahwa pengembalian wakaf berjangka telah dilakukan Secara Lisan 6 BKK Keterangan: BK DWDJB BD BB LK LPK LA LAK : Bukti Kas : Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf Segmen Berjangka : Bilyet Deposito : Buku Besar : Laporan Keuangan : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Gambar 4.50: Perbaikan Sistem Akuntansi Pencairan Wakaf Berjangka (lanjutan) 207

228 Pengeluaran kas wakaf produktif untuk biaya operasional Perbaikan sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk biaya operasional adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang, mendistribusikan bagi hasil deposito, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan, unit usaha berkah dan biaya operasional, serta bertanggung jawab membuat laporan. 2. Ketua Ketua bertanggung jawab memberikan otorisasi terhadap laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Jumlah pengeluaran perhari 2. Total pengeluaran rutin perbulan. 208

229 3. Jumlah gaji nazhir. 4. Jumlah pengeluaran dari penggunaan bagi hasil bank Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bon Kontan Bon kontan adalah dokumen yang berasal dari pihak ketiga yang diberikan kepada pihak BWU Muhmmadiyah Sumatera Barat setelah melakukan pembelian barang yang dibutuhkan (lampiran 21). 2. Bukti Kas Keluar Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas untu biaya operasional dan pengembalian wakaf uang berjangka kepada wakif yang menitipkannya dan sebagai bukti pembayaran klaim pengobatan gratis dari klinik Ahmad Dahlan (lampiran 46). 3. Slip Gaji Slip gaji merupakan dokumen untuk pembayaran gaji nazhir dalam menjalankan wakaf uang. Slip gaji ini berisi informasi seperti: nama nazhir, bulan dan tanggal gajian, jumlah gaji termasuk juga bonus dan uang transport (lampiran 45). 4. Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang. Dokumen ini berisi tentang data-data wakif yang akan berwakaf uang melalui Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. Informasi yang terdapat pada dokumen tersebut adalah: nama, tempat tanggal lahir, 209

230 pekerjaan, jabatan, alamat, no. hp atau , tanggal melakukan wakaf uang, dan keterangan bentuk-bentuk wakaf yang ada dokumen tersebut (lampiran 1) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Buku Besar Buku besar digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas dari kegiatan wakaf uang, setiap transaksi dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai dengan nama akun (lampiran 36). 2. Buku Kas Harian Kolektor Catatan ini merupakan buku kas harian wakaf yang dicatat oleh kolektor sebagai pembukuan atas dana wakaf yang diperoleh dari wakif (lampiran 7). 3. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas wakaf produktif dalam aplikasi akuntansi berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah nota pembelian dan slip gaji (lampiran 36). Bendahara menginput transaksi pengeluaran kas tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: a. Untuk pembayaran gaji nazhir D Beban Gaji xxx K Kas BWU xxx 210

231 b. Untuk operasional lainnya D Beban Lain-lain xxx K Kas BWU xxx Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhasmmadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43). 211

232 Langkah-langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: i. Untuk pembayaran gaji nazhir 1. Bendahara menghitung fee nazhir dari buku kas harian kolektor dan formulir isian kesediaan berwakaf uang. 2. Bendahara mengisi slip gaji nazhir dan bukti kas keluar sebanyak 2 rangkap berdasarkan kesepakatan diawal kerja. Bendahara mengotorisasi slip gaji tersebut. 3. Slip gaji dan bukti kas keluar diserahkan oleh bendahara kepada ketua. 4. Ketua mengecek slip gaji dan bukti kas keluar serta mengotorisasinya, kemudian slip gaji dan bukti kas keluar diserahkan kembali ke bendahara. 5. Bendahara meminta nazhir menandatangani slip gaji dan bukti kas keluar. 6. Bukti kas keluar lembar 1 diserahkan kepada nazhir beserta gaji, sedangkan slip gaji dan bukti kas keluar lembar 2 diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. Kemudian dokumen tersebut diserahkan ke ketua oleh bendahara. 7. Bendahara mengarsipkan slip gaji dan bukti kas lembar 2, buku kas harian kolektor dan formulir berdasarkan tanggal. 212

233 8. Setiap bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 9. Ketua mengotorisasi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. ii. Untuk pembayaran biaya operasional lainnya 1. Bagian yang membutuhkan barang meminta izin lisan kepada ketua untuk melakukan pembelian barang. 2. Bagian yang membutuhkan barang membeli barang dan membayarkan sejumlah uang dan menerima bukti pembayaran berupa bon kontan/faktur/nota pembelian. Dokumen tersebut diserahkan ke bendahara. 3. Bendahara memeriksa bukti pengeluaran kas dari dokumen yang diterima berupa bon kontan/faktur/nota pembelian. 4. Bendahara mengisi dan mengotorisasi bukti kas keluar sebanyak 2 rangkap. Kemudian bukti kas keluar diserahkan kepada ketua oleh bendahara. 5. Ketua memeriksa dan mengotorisasi bukti kas keluar. Kemudian bukti kas keluar diserahkan kembali kepada bendahara. 6. Bendahara meminta pihak yang membeli barang menandatangani bukti kas keluar. 213

234 7. Bendahara menyerahkan bukti kas keluar lembar 1 kepada pihak yang membeli barang beserta uang. Sedangkan bukti kas keluar lembar 2 dan bon kontan/faktur/nota pembelian diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. Kemudian bon kontan/faktur/nota pembelian dan bukti kas keluar lembar 2 diarsipkan oleh bendahara berdasarkan tanggal. 8. Setiap bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 9. Ketua mengotorisasi laporan perolehan bagi hasil bank yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk biaya operasional pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Organisasi a. Fungsi pengeluaran kas dan pencatatan terpisah dengan fungsi pembelian barang. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Bendahara menginputkan transaksi pengeluaran kas untuk biaya gaji karyawan dan biaya operasional lainnya kedalam form bukti transaksi 214

235 aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan slip gaji dan nota pembelian/faktur/bon kontan dan bukti kas keluar. b. Adanya bukti tanda tangan pada dokumen slip gaji dan bukti kas keluar oleh penerima gaji, bendahara dan ketua. c. Adanya otorisasi pada laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas oleh bendahara dan ketua. 3. Praktik yang Sehat a. Pengeluaran untuk gaji nazhir sesuai dengan kesepakatan di awal terima kerja. b. Setiap pengeluaran yang terjadi pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dilaporkan kepada ketua Badan Wakaf Uang. c. Pemberian gaji nazhir dilakukan dengan adanya bukti slip gaji. d. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. e. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 215

236 Penggambaran Flowchart i. Pembayaran Gaji Nazhir Bendahara mulai 2 Setiap akhir Bulan Menghitung fee nazhir SG Proses (Database) 2 FIKBU BKK 1 BB LK BKHK Meminta tanda tangan nazhir pada slip gaji dan bukti kas keluar. Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua Mengisi slip gaji karyawan dan bukti kas keluar dan mengotorirasinya SG Berdasarkan kesepakatan diawal kerja BKK 1 SG 2 Input LPK LA LAK 2 BKK 1 Nazhir Beserta gaji Proses (Database) 3 Keterangan: BKHK FIKBU SG BK BB LK LPK LA LAK 1 : Buku Kas Harian Kolektor : Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang : Slip Gaji : Buku Kas : Buku Besar : Laporan Keuangan : Laporan Posisi Keuangan FIKBU : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas BKHK BB SG 2 LK T Gambar 4.51: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional 216

237 Ketua 1 3 SG 2 LPK LA LAK BKK 1 Mengecek dan mengotorisasi terhadap dokumen slip gaji dan bukti kas keluar Mengotorisasi laporan SG LA LAK 2 LPK BKK 1 2 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Keterangan: SG LPK LA LAK Selesai : Slip Gaji : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Gambar 4.52: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional (lanjutan) 217

238 ii. Pembayaran Operasional Lainnya Pengurus Bendahara Mulai 1 2 Setiap akhir Bulan Meminta izin lisan kepada ketua untuk melakukan pembelian barang Bon Kontan/Faktur/ Nota BKK 1 2 Proses (Database) BB LK Membeli barang dan membayarkan sejumlah uang dan menerima bukti pembayaran Bon Kontan/Faktur/ Nota Memeriksa buki pengeluaran kas Mengisi slip gaji karyawan dan bukti kas keluar dan mengotorirasinya BKK 1 2 Meminta pihak yang membeli barang menandatangani bukti kas keluar Bon Kontan/Faktur/ Nota BKK 1 2 Input Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LPK LA LAK 1 1 Proses (Database) 3 Beserta uang Keterangan: NP BK BB LK LPK LA LAK : Nota Pembelian : Buku Kas : Buku Besar : Laporan Keuangan : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Kepada pihak yang membeli barang BB Bon Kontan/Faktur/ Nota BKK 2 LK T Gambar 4.53: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional (lanjutan) 218

239 Ketua LAK BKK 1 LPK LA Mengecek dan mengotorisasi terhadap dokumen slip gaji dan bukti kas keluar Mengotorisasi laporan 2 BKK 1 LA LAK 2 LPK LPK LA LAK : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Selesai Gambar 4.54: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Biaya Operasional (lanjutan) 219

240 Pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan Perbaikan sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara Bendahara bertanggung jawab mengeluarkan uang bagi hasil bank, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan klinik Ahmad Dahlan, bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan mengenai wakaf uang pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat, serta bertanggung jawab membuat laporan. 2. Ketua Bertanggung jawab mengotorisasi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola. 220

241 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan adalah: 1. Jumlah pengeluaran klaim klinik Ahmad Dahlan 2. Jumlah pasien dan penyakitnya Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bukti Kas Keluar Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas untu biaya operasional dan pengembalian wakaf uang berjangka kepada wakif yang menitipkannya dan sebagai bukti pembayaran klaim pengobatan gratis dari klinik Ahmad Dahlan (lampiran 46). 2. Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan Bukti yang didapat dari klinik Ahmad Dahlan untuk bendahara sebagai bukti pengeluaran untuk biaya berobat gratis yang menjadi tanggungan dari program keummatan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat (lampiran 26). 221

242 Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas wakaf produktif dalam aplikasi akuntansi berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah bukti kas dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (lampiran 36). Bendahara menginput transaksi pengeluaran kas tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: D Beban Program Pengobatan Gratis xxx K Kas BWU xxx 2. Buku Besar Buku besar merupakan kumpulan akun-akun beserta saldonya yang ada dalam aplikasi akuntansi berbasis database (lampiran 37) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi 222

243 mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43) Langkah-langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Bendahara menerima bukti klaim dari klinik Ahmad Dahlan. 2. Bendahara mengisi dan mengotorisasi bukti kas sebanyak 2 rangkap untuk pembayaran klaim klinik Ahmad Dahlan. 3. Bukti kas dan bukti klaim tersebut diserahkan kepada ketua. 223

244 4. Ketua memeriksa bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (BKKAD) dan mecocokannya dengan bukti kas. Ketua mengotorisasi bukti kas tersebut dan dokumen tersebut dikembalikan ke bendahara. 5. Bendahara menyerahkan sejumlah uang dan meminta tanda tangan kepada pihak klinik Ahmad Dahlan. 6. Bukti kas lembar 1 diserahkan kepada pihak klinik Ahmad Dahlan beserta uang. Sedangkan bukti kas lembar 2 dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan diinputkan oleh bendahara kedalam form bukti transaski aplikasi akuntansi berbasis database. 7. Bendahara mengarsipkan bukti kas lembar 2 dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan berdasarkan tanggal. 8. Setiap bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 9. Ketua mengotorisasi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk program keummatan berobat gratis klinik Ahmad Dahlan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 224

245 1. Organisasi a. Fungsi pengeluaran kas dan pencatatan terpisah dengan fungsi persetujuan bukti pengeluaran kas dan laporan. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Bendahara menginputkan transaksi pengeluaran kas untuk program pengobatan gratis kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan bukti kas dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan. b. Bukti kas diotorisasi oleh pihak klinik Ahmad Dahlan, bendahara dan ketua. c. Adanya otorisasi pada laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas oleh ketua dan sekretaris. 3. Praktik yang Sehat a. Adanya keputusan BWU Muhammadiyah bahwa pengeluaran kas untuk program keummatan klinik Ahmad Dahlan hanya ditanggung maksimal sebanyak dua juta empat ratus ribu rupiah setiap bulannya. b. Penyaluran wakaf produktif dilakukan dengan menggunakan bukti kas yang diberikan pihak eksternal. c. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. d. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. 225

246 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 226

247 Pengambaran Flowchart Bendahara Mulai 2 Setiap akhir Bulan Menerima bukti klaim klinik Ahmad Dahlan Dari pihak klinik BKKAD 2 Proses (Database) BKKAD BKK 1 Input BB LK Mengisi dan mengotorisasi bukti kas keluar untuk pembayaran klaim klinik Ahmad Dahlan Beserta uang Klinik Ahmad Dahlan Proses (Database) Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua BB LK 2 LAK BKK 1 BKKAD LPK LA BKKAD BKK 2 1 Keterangan: BKKAD BK BB LK LPK LA LAK : Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan : Bukti Kas : Buku Besar : Laporan Keuangan : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas T 3 Gambar 4.55: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Klinik Ahmad Dahlan 227

248 Ketua 1 3 BKK 1 BKKAD 2 LPK LA LAK Memeriksa bukti kas Kas dan mencocokan nya dengan bukti klaim Melakukan otorisasi terhadap dokumen bukti kas LPK LA Mengotorisasi laporan LAK 2 Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat BKK 1 BKKAD Selesai 2 Keterangan: BKKAD BK LPK LA LAK : Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan : Bukti Kas : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Gambar 4.56: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Klinik Ahmad Dahlan (lanjutan) 228

249 Pengeluaran kas untuk unit usaha berkah bidang pengadaan Perbaikan sistem akuntansi pengeluaran kas untuk unit usaha berkah bidang pengadaan adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Pengurus Pengurus bertanggung jawab untuk melaporkan adanya pesanan untuk unit usaha berkah bidang pengadaan yang memelurkan dana bagi hasil bank pada bendahara. 2. Bendahara Bendahara bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang, mendistribusikan bagi hasil deposito, menyimpan dokumen pengeluaran program keummatan, unit usaha berkah dan biaya operasional, serta bertanggung jawab membuat laporan. 3. Ketua Ketua bertanggung jawab memberikan otorisasi kuitansi, serta otorisasi terhadpa laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola. 229

250 Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan adalah: a. Total biaya pembelian bahan untuk pesanan Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Cash bon/nota Pembelian Dokumen ini adalah dokumen yang berasal dari pihak ketiga yang diberikan kepada pihak BWU Muhmmadiyah Sumatera Barat setelah melakukan pembelian barang yang dibutuhkan (lampiran 21) Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang pengadaan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Form Bukti Transaksi Form ini digunakan untuk menginputkan transaksi pengeluaran kas wakaf produktif dalam aplikasi akuntansi berbasis database. Dokumen yang dijadikan sebagai dokumen sumber adalah bukti kas dan bukti klaim klinik Ahmad Dahlan (lampiran 36). 230

251 Bendahara menginput transaksi pengeluaran kas tersebut pada Form Bukti Transaksi Database dengan jurnal: a. Saat menyerahkan pinjaman pada unit usaha berkah bidang pengadaan. D Kas BWU xxx K Piutang Unit Usaha Berkah xxx K Pendapatan Unit Usaha Berkah xxx b. Saat menerima kembali penggantian pinjaman dari unit usaha berkah bidang pengadaan. D Piutang Unit Usaha Berkah xxx K Kas BWU xxx 2. Buku Besar Buku besar merupakan kumpulan akun-akun beserta saldonya yang ada dalam aplikasi akuntansi berbasis database (lampiran 37) Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas untuk unit usaha berkah bidang pengadaan pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat: 1. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset bersih wakaf produktif dan infromasi 231

252 mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu (lampiran 41). 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas digunakan untuk menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan wakaf produktif dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersamaan dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para wakif, masyarakat dan pihak-pihak lainnya (lampiran 42). 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas digunakan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran wakaf produktif dalam suatu periode (lampiran 43) Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang kebun tebu Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 1. Saat ada pesanan, pengurus mengajukan pinjaman untuk unit usaha berkah bidang pengadaan kepada bendahara. 2. Bendahara menyetujui pinjaman untuk unit usaha berkah dan mengeluarkan sejumlah uang pinjaman pada pengurus. 232

253 3. Bendahara menginputkan transaksi tersebut kedalam form aplikasi akuntansi berbasis database. 4. Saat unit usaha berkah bidang pengadaan sudah menerima pembayaran dari pemesan, pengurus mengembalikan uang pinjaman ke bendahara. 5. Bendahara menerima pengembalian uang pinjaman dari pengurus dan menerima laporan pendapatan bersih unit usaha berkah dan menerima laporan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan. 6. Bendahara menginputkan penerimaan pinjaman dan laporan pendapatan tersebut kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan pengembalian pinjaman dan laporan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan. 7. Bendahara menyerahkan kembali laporan keuntungan unit usaha berkah bidang pengadaan kepada pengurus. 8. Setiap bulan, bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas, kemudian diotorisasi oleh bendahara. Dokumen ini diserahkan ke ketua. 9. Ketua mengotorisasi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 233

254 Sistem Pengendalian Interen Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang kebun tebu Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Bendahara menginputkan transaksi pengeluaran kas untuk pinjaman unit usaha berkah bidang pengadaan kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan uang yang dibayarkan kepada pengurus. b. Bendahara menginputkan transaksi penerimaan kas untuk pengembalian pinjaman unit usaha berkah bidang pengadaan dan pencatatan pendapatan unit usaha berkah kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database berdasarkan uang yang dibayarkan pada pengurus. 3. Praktik yang Sehat a. Saat sudah menerima pembayaran dari pemesan, bendahara langsung mendapatkan pengembalian pinjaman dan pelaporan pendapatan unit usaha berkah bidang pengadaan ke BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. b. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas langsung di setiap bulan yang bersangkutan dan diserahkan ke Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk monitoring laporan pengelolaan dana wakaf. c. Setiap bulannya BWU Muhammadiyah Sumatera Barat intens memberikan laporan kepada masyarakat dan pewakif. 234

255 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya. a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 235

256 Penggambaran Flowchart Pengurus Mulai 2 Saat ada pesanan Saat menerima pembayaran Mengajukan pinjaman dana atau permintaan dana bagi hasil bank untuk biaya atas pesanan tersebut ke bendahara BWU 1 Mengembalikan pinjaman uang ke bendahara Meenyerahkan laporan keuntungan UUB LKUUB 3 Keterangan: LKUUB : Laporan Keuntungan Unit Usaha Berkah Gambar 4.57: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan 236

257 Bendahara 1 3 Setiap akhir Bulan Beserta uang Menyetujui pinjaman dari pengurus dan memberikan sejumlah uang LKUUB pinjaman Proses (Database) BB LA Input Proses (Database) Input Proses (database) Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LA LAK BB LK BB LK LPK 2 LKUUB 4 Pengurus Keterangan: BB LKUUB LK LPK LA LAT : Buku Besar : Laporan Keuntungan Unit Usaha Berkah : Laporan Keuangan : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Gambar 4.58: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan (lanjutan) 237

258 Ketua 4 LAK LA LPK Mengotorisasi laporan LA LAK LPK Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat Selesai Keterangan: LPK LA LAT : Laporan Posisi Keuangan : Laporan Aktivitas : Laporan Arus Kas Gambar 4.59: Perbaikan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas untuk Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan (lanjutan) 238

259 4.4.1 Perancangan Sistem Akuntansi Berikut akan penulis uraikan usulan perancangan untuk sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas dari wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat yang sedang dalam proses pembuatan/penggarapan Wakaf Produktif Usaha Perkebunan Tebu Sistem akuntansi penerimaan kas Perancangan sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif perkebunan tebu adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Bagian Pengurus Bagian Pengurus bertanggung jawab dalam mengurus jalannya usaha perkebunan tebu, serta bertanggungjawab mencatat penerimaan dan pengeluaran kas serta melaporkan keuntungan unit usaha berkah kepada bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Bagian Pengawasan Bagian pengawasan bertanggungjawab mengawasi jalannya perkebunan tebu dan mencari customer/pengapul. 3. Bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Bendahara BWU bertanggungjawab dalam membuat laporan bagi hasil investasi wakaf uang berdasarkan laporan keuntungan kebun tebu dan 239

260 mengotorisasinya, serta bertanggung jawab melaporkan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas ke ketua Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu adalah: 1. Jumlah Tebu yang siap panen 2. Data pembeli dan jumlah yang dibeli 3. Keuntungan yang diterima Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Kuitansi Kuitansi adalah tanda bukti penerimaan kas dari wakaf uang yang diberikan wakif kepada bendahara atau kolektor. 240

261 Gambar 4.60: Usulan Kuitansi Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat 2. Daftar Pembeli Daftar pembeli ini berisi rincian data pembeli panen tebu yang dibuat oleh pengurus. Gambar 4.61: Usulan Daftar Pembeli Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat 241

262 Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Buku Tabungan Buku tabungan ini adalah bukti simpanan wakaf uang dari bendahara atau kolektor yang menyetorkan dana wakaf maupun dari wakif yang mentransfer wakaf ke rekening Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Buku Kas Buku ini berisi rincian penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama proses perkebunan. Gambar 4.62: Usulan Buku Kas Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Laporan yang Digunakan Laporan yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 242

263 1. Laporan Keuntungan Usaha Perkebunan Tebu Laporan ini merupakan laporan mengenai total keuntungan yang diperoleh dari penjualan usaha perkebunan tebu. Gambar 4.63: Usulan Laporan Keuntungan Usaha Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: 1. Pengurus mengajukan pinjaman dana ke BWU Muhammadiyah untuk memodali usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dan menandatangani surat perjanjian pengembalian pinjaman dengan materai. 2. Saat pinjaman disetujui, pengurus menerima uang pinjaman, kemudian mencatatat penerimaan pinjaman tersebut kedalam buku kas. Kemudian 243

264 uang tersebut disimpan ke bank oleh pengurus. Kemudian pengurus mengarsipkan buku tabungan berdasarkan tanggal. 3. Saat sudah memasuki masa panen, bagian pengawas menginstruksikan bagian pengolahan lahan untuk memanen tebu yang sudah matang. 4. Bagian pengawas mencari pembeli tebu atau pengapul. Saat sudah mendapat pembeli, bagian pengawas melapor ke bagian pengurus. 5. Pembeli tebu datang ke perkebunan untuk melakukan transaksi pembelian tebu dengan pengurus. 6. Pengurus mencatat data si pembeli ke dalam daftar pembeli. 7. Saat pembeli datang ke perkebunan, pembeli menyerahkan uang pembelian tebu kepada pengurus. Pengurus mengisi kuitansi sebanyak 3 rangkap dan meminta pembeli untuk menandatangani kuitansi tersebut. Kuitansi lembar 1 diberikan ke si pembeli, sedangkan kuitansi lembar 2 dan 3 dicatat kedalam buku kas. Kemudian bendahara mengarsipkan kuitansi lembar 2 dan Pengurus menyetorkan keuntungan penjualan tebu ke rekening tabungan unit usaha berkah bidang perkebunan tebu. Kemudian pengurus mengarsipkan buku tabungan berdasarkan tanggal. 9. Setiap transaksi penjualan selesai dilakukan, pengurus membuat, dan mencetak laporan keuntungan usaha perkebunan tebu menggunakan Ms. Excell dan mengotorisasinya. 10. Pengurus melaporkan dan menyerahkan laporan keuntungan kebun tebu serta kuitansi lembar 3 ke bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 244

265 11. Keuntungan penjualan tebu dicatat oleh Bendahara BWU Muhammadiyah Sumater Barat kedalam form bukti transaksi aplikasi akuntansi berbasis database. Laporan keuntungan perkebunan tebu dan kuitansi lembar 3 diarsipkan oleh bendahara. 12. Bendahara mencetak laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas serta mengotorisasinya. Laporan tersebut diserahkan ke ketua. 13. Ketua mengotorisasi laporan-laporan tersebut yang telah diterima dari bendahara. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan kepada ketua Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pertanggungjawaban atas pengumpulan dana wakaf uang dan bagi hasil investasi wakaf uang oleh Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi penerimaan kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi a. Fungsi penjualan dengan fungsi pengolahan lahan terpisah. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Kuitansi penjualan diotorisasi oleh pembeli dan pengurus. b. Laporan keuntungan unit usaha perkebunan tebu diotorisasi oleh pengurus dan bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 245

266 3. Praktik yang Sehat a. Setiap bagian yang terlibat dalam sistem penerimaan kas wakaf produktif unit usaha berkah bidang perkebunan tebu harus bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Antara bagian yang satu sama dan yang lain harus menjalin hubungan baik. b. Setiap kas yang diterima dari pinjaman dan keuntungan penjualan tebu di setor ke bank oleh pengurus. c. Adanya Laporan keuntungan usaha perkebunan tebu yang diserahkan ke Bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat untuk pelaporan pengelolaan usaha. 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya. a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 246

267 Penggambaran Flowchart Pengurus Mulai Mengajukan pinjaman dana ke BWU Muhammadiyah untuk memodali usaha Menandatangani surat perjanjian pengembalian pinjaman dengan materai Menyimpan uang pinjaman ke bank BT SS T 2 Mencatat data si pembeli ke dalam daftar pembeli Menerima uang pembelian tebu Saat pembeli datang ke perkebunan Setiap transaksi penjualan selesai BK Membuat dan mencetak laporan keuntungan usaha perkebunan tebu dengan Ms. Excell dan mengotorisasinya Menerima uang pinjaman Mencatat penerimaan pinjaman pada Buku Kas BK 1 KW 1 Mengisi kuitansi 3 rangkap dan meminta pembeli untuk menandatangani kuitansi tersebut 2 3 BK LKUPT LKUPT Melaporkan laporan keuntungan kebun tebu ke bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat pembeli Keterangan: BT : Buku Tabungan SS : Slip Setoran KW : Kuitansi BK : Buku Kas LKUPT : Laporan Keuntungan Usaha Perkebunan Tebu Menyetorkan keuntungan penjualan tebu ke rekening tabungan BT SS T LKUPT KW 3 3 Gambar 4.64: Usulan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Usaha Perkebunan Tebu 247

268 Pengawas Bendahara BWU Ketua BWU Saat musim panen LKUPT LAK LA Menginstruksikan bagian pengolahan lahan untuk memanen tebu yang sudah matang KW 3 Input T LPK Mengotorisasi laporan Mencari pembeli tebu atau pengapul Proses (Database) LAK Saat sudah mendapat pembeli, melapor ke bagian pengurus 2 BB LK Mencetak dan mengotorisasi laporan dan menyerahkannya ke ketua LPK LA Ketua Muhammadiyah Sumatera Barat LAK LPK LA Selesai 4 Keterangan: LKUPT LPBHDW : Laporan Keuntungan Usaha Perkebunan Tebu : Laporan Perolehan Bagi Hasil Dana Wakaf Gambar 4.65: Usulan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Usaha Perkebunan Tebu (lanjutan) 248

269 Sistem akuntansi pengeluaran kas Perancangan sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif perkebunan tebu adalah sebagai berikut: Bagian yang Terlibat Bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Bagian Pengurus Bagian Pengurus bertanggung jawab dalam mengurus jalannya usaha perkebunan tebu, serta bertanggungjawab mengeluarkan uang untuk operasional dan upah buruh dalam proses perkebunan tebu dan mencatat pengeluaran kas. 2. Bagian Pengawas Bagian pengawas bertanggungjawab dalam mengecek dan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan selama berkebun. 3. Bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Bendahara BWU bertanggungjawab dalam membuat laporan bagi hasil investasi wakaf uang berdasarkan laporan keuntungan kebun tebu dan mengotorisasinya, serta bertanggung jawab melaporkan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas ke ketua. 4. Ketua BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Ketua bertanggung jawab memberikan otorisasi kuitansi, serta otorisasi terhadap laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas yang nantinya laporan tersebut akan diserahkan kepada ketua 249

270 Muhammadiyah Sumatera Barat untuk memonitoring atas laporan dana wakaf yang dikelola Informasi yang Dibutuhkan Informasi yang dibutuhkan oleh pengurus Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Total pengeluaran rutin perbulan 2. Total pengeluaran setahun Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Kuitansi Pembayaran Sewa Dokumen ini merupakan bukti dari pemilik lahan atas pembayaran sewa yang dilakukan. 2. Nota Pembelian/ Bon Kontan Bon kontan adalah dokumen yang berasal dari pihak ketiga yang diberikan kepada pihak usaha perkebunan tebu BWU Muhmmadiyah Sumatera Barat setelah melakukan pembelian barang yang dibutuhkan. 250

271 3. Slip Upah Buruh Dokumen ini berisi rincian upah dari buruh yang bekerja di perkebunan yang dibuat oleh bendahara. Gambar 4.66: Usulan Slip Upah Buruh Usaha Perkebunan Tebu Catatan yang Digunakan Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Buku Kas Buku ini berisi rincian penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama proses perkebunan. Gambar 4.67: Usulan Buku Kas Usaha Perkebunan Tebu 251

272 Langkah-Langkah Teknis Operasional Langkah-langkah teknis operasional dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat terdiri dari: i. Pengeluaran untuk biaya operasional 1. Jika ada bahan yang dibutuhkan untuk perkebunan atau tiba waktu pembayaran sewa lahan, bagian pengawas melaporkan ke bagian pengurus. 2. Bagian pengurus menyerahkan sejumlah uang untuk melakukan pembelian barang dan untuk pembayaran sewa lahan ke bagian pengawas. 3. Bagian pengawas membeli bahan yang dibutuhkan dan membayarkan sewa ke pemilik lahan serta menerima bukti pembelian berupa nota pembelian/ kuitansi serta menyerahkan nota pembelian/ kuitansi tersebut ke bagian pengurus. 4. Nota pembelian/ kuitansi tersebut dicatat oleh pengurus kedalam buku kas. Kemudian nota pembelian diarsipkan oleh pengurus. ii. Pengeluaran untuk upah buruh 1. Setiap tanggal perjanjian pembayaran upah yang disepakti di awal kegiatan usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah sumatera barat, pengurus membuat slip upah buruh dan mengotorisasinya. 2. Slip upah ditandatangani oleh buruh dan bagian pengurus menginstruksikan bagian pengawas untuk menyerahkan upah ke masing-masing buruh. 252

273 3. Kemudian slip upah tersebut diserahkan kembali ke pengurus. 4. Slip upah tersebut dibukukan oleh pengurus kedalam buku kas. iii. Pembayaran Pinjaman 1. Saat panen tebu telah selesai dilakukan, sesuai perjanjian dengan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat, pengurus membayarkan uang pinjaman ke bendahara BWU Muhammadiyah Sumatera Barat. 2. Kemudian transaksi tersebut dicatat oleh pengurus kedalam buku kas Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian interen dalam sistem akuntansi pengeluaran kas pengeluaran kas wakaf produktif usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat adalah: 1. Organisasi a. Fungsi pengeluaran kas terpisah dengan fungsi pencatatan. 2. Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a. Adanya bukti tanda tangan pada dokumen slip upah oleh penerima upah dan pengurus. b. Pembuatan jurnal pengeluaran kas berdasarkan slip upah buruh, nota pembelian, dan kuitansi pembayaran sewa. 3. Praktik yang Sehat a. Setiap panen dan penjualan tebu selesai dilakukan pengurus langsung membayar pinjaman pada BWU Muhammadiyah Sumatera Barat dan langsung membayarkan sewa lahan ke pemilik lahan. 253

274 4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya a. Karyawan yang mengisi jabatan sebagai kepala pada masing-masingmasing bidang sesuai dengan kriteria dan persyaratan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat. 254

275 Penggambaran Flowchart i. Untuk biaya operasional lainnya Pengawas Pengurus Mulai Melapor ke pengurus tentang bahan yang dibutuhkan untuk dibeli Atau pembayaran sewa lahan Membeli bahan yang dibutuhkan dan membayar sewa lahan dan menerima bukti pembelian/ kuitansi Menyerahkan uang pembelian dan uang sewa lahan ke bagian pengawas NP/KW 1 NP/KW Mencatat pengeluaran kas pada buku kas 2 3 BK Keterangan: BK : Buku Kas NP : Nota Pembelian KW : Kuitansi SUB : Slip Upah Buruh Selesai Gambar 4.68: Usulan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Usaha Perkebunan Tebu 255

276 ii. Untuk pembayaran upah Pengurus Pengawas Mulai 2 1 Sesuai tgl kesepakatan Beserta upah Membuat slip upah buruh SUB SUB SUB BK Menyerahkan Upah Buruh dan meminta buruh untuk menandatangani slip upah buruh Mengotorisasi SUB Selesai SUB SUB 2 Beserta upah Keterangan: BK : Buku Kas SUB : Slip Upah Buruh 1 Gambar 4.69: Usulan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Usaha Perkebunan Tebu (lanjutan) 256

277 iii. Untuk bayar pinjaman Pengurus Mulai Saat selesai penjualan Membayar pinjaman uang dari BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Mencatat pengembalian pinjaman tersebut pada buku kas BK selesai Keterangan: BK : Buku Kas Gambar 4.70: Usulan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Usaha Perkebunan Tebu (lanjutan) 257

278 BAB LIMA PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari uraian yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya, maka dalam sistem akuntansi penerimaan kas dan sistem akuntansi pengeluaran kas wakaf produktif pada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat dapat Penulis ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem akuntansi meliputi formulir, dokumen, catatan, dan laporan, serta prosedur yang diperlukan untuk menghasilkan suatu informasi keuangan yang berguna bagi manajemen organisasi tersebut. 2. Sistem pengendalian intern untuk sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas wakaf produktif perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi agar seluruh kegiatan berjalan sesuai dan tepat sasaran dalam menghasilkan informasi keuangan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Sistem pengendalian intern untuk sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas wakaf produktif belum berjalan dengan baik karena pengendalian intern terhadap dokumen masih lemah dan pelaksanaan beberapa prosedur masih dilakukan oleh fungsi yang sama. 258

279 5.2 SARAN Adapun saran yang dapat Penulis berikan kepada Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat adalah sebagai berikut : 1. Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat sebaiknya memperbaiki sistem akuntansi wakaf produktif sesuai dengan yang telah penulis rekomendasikan guna menjadikan Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat sebagai lembaga pengelola wakaf yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern. 2. Agar dokumen-dokumen yang digunakan dalam setiap kegiatan di Badan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatera Barat sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern dan prinsip-prinsip perancangan dokumen, sebaiknya format pada dokumen-dokumen tersebut diperbaiki sebagaimana Penulis merekomendasikan. 3. Agar usaha perkebunan tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat yang sedang dalam proses pembuatan dan penggarapan, sebaiknya dokumen yang digunakan dan sistem akuntansinya dilakukan sesuai yang telah penulis rancangkan guna menjadikan usaha tersebut berjalan baik dan lancar serta sesuai dengan prinsip pengendalian interen. 259

280 DAFTAR REFERENSI Ardana, I Cenik dan Lukman, Hendro Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Mitra Wacana Media. Badan Wakaf Indonesia Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf. Jakarta. Badan Wakaf Indonesia Dasar Hukum Wakaf. ( tentang-wakaf/mengenal-wakaf/dasar-hukum-wakaf.html [online]. Diakses 14 Juni 2017) Badan Wakaf Indonesia Syarat dan Rukun Wakaf. ( tentang-wakaf/mengenal-wakaf/syarat-a-rukun-wakaf.html [online]. Diakses 14 Juni 2017). Hall, James A Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Ibrahim, Shahul Hameed Mohamed Accounting And Auditing For Islamic Financial Institutions. Malaysia : IIUM Pers. Mulyadi Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Qur an Qur an Terjemahan. Solo: Tiga Serangkai. Rozalinda Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers. Sujarweni, V.Wiratna Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

281 LAMPIRAN

282 Lampiran 1: Formulir Isian Kesediaan Berwakaf Uang

283 Lampiran 2: Kuitansi Wakaf

284 Lampiran 3: Sertifikat Wakaf Uang

285 Lampiran 4: Slip Setoran Lampiran 5: Bilyet Deposito

286 Lampiran 6: Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar

287 Lampiran 7: Buku Kas Harian Kolektor

288 Lampiran 8: Buku Kas

289 Lampiran 9: Buku Tabungan Bank Nagari Syariah

290 Lampiran 10: Buku Tabungan Bank Bukopin Syariah

291 Lampiran 11: Buku Tabungan Bank Mandiri Syariah

292 Lampiran 12: Buku Tabungan BMT Syariah

293 Lampiran 13: Laporan Penghimpunan Wakaf

294 Lampiran 14: Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakaf

295 Lampiran 15: Laporan Perkembangan Penghimpunan Wakaf

296 Lampiran 16: Daftar Autodebet Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

297 Lampiran 17: Daftar Autodebet BMT Syariah

298 Lampiran 18: Laporan Bagi Hasil Bank

299 Lampiran 19: Laporan Penerimaan Bagi Hasil Investasi Dana Wakaf Lampiran 20: Bukti Kas

300 Lampiran 21: Bon Kontan

301 Lampiran 22: Slip Gaji

302 Lampiran 23: Laporan Penggunaan Bagi Hasil Bank

303 Lampiran 24: Kuitansi Pengeluaran Kas

304 Lampiran 25: Buku Besar

305 Lampiran 26: Bukti Klaim Klinik Ahmad Dahlan

306 Lampiran 27: Nota Tagihan Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan

307 Lampiran 28: Laporan Keuntungan Unit Usaha Berkah Bidang Pengadaan

308 Lampiran 29: Buku Kas Unit Usaha Berkah

309 Lampiran 30: Buku Tabungan Unit Usaha Berkah di BMT Syariah

310 Lampiran 31: Kotak Wakaf

311 Lampiran 32: Dokumentasi proses menghitung uang wakaf dari kotak penitipan wakaf

312 Lampiran 33: Dokumentasi wawancara dengan pengurus BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

313

314 Lampiran 34: Dokumentansi penjemputan wakaf produktif segmen pecahan oleh kolektor

315

316 Lampiran 35: Dokumentansi pengunjungan lahan perkebunan tebu

317

318 Lampiran 36: Usulan Form Bukti Transaksi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 37: Usulan Buku Besar BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

319 Lampiran 38: Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakif Segmen Cash Lampiran 39: Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakif Segmen Pecahan

320 Lampiran 40: Usulan Laporan Daftar Wakif dan Jumlah Wakif Segmen Berjangka Lampiran 41: Usulan Laporan Posisi Keuangan BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

321 Lampiran 42: Usulan Laporan Aktivitas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

322 Lampiran 43: Usulan Laporan Arus Kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

323 Lampiran 44: Usulan perbaikan kuitansi BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 45: Usulan perbaikan slip gaji BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 46: Usulan perbaikan bukti kas BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

324 Lampiran 47: Usulan Kuitansi Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat Lampiran 48: Usulan Daftar Pembeli Perkebunan Tebu BWU Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Studi pustaka tentang pengertian sistem akuntansi dijumpai beberapa pengertian oleh beberapa ahli yaitu menurut Widjajanto (001:4),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001: 2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Secara umum peranan sistem pada perusahaan sangatlah penting untuk menunjang kemajuan suatu perusahaan, jika sistemnya tertata dengan baik dan benar, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Pada umumnya kegiatan pokok perusahaan terdiri dari desain dan pengembangan produk pengelohan bahan baku menjadi produk barang jadi, dan penjulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pada dasarnya sistem merupakan suatu prosedur yang saling berhubungan, yang dibuat menurut pola secara terpadu untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Mulyadi (008:5) adalah, suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakanm kegiatan

Lebih terperinci

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1 L-1 Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan Formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan di tengah simbol.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rangkaian unsur dalam suatu sistem: INPUT PROSES OUTPUT. * Siswa Lulus * Tenaga Pengajar * Sarjana Siap Pakai Seleksi * Gedung

BAB 1 PENDAHULUAN. Rangkaian unsur dalam suatu sistem: INPUT PROSES OUTPUT. * Siswa Lulus * Tenaga Pengajar * Sarjana Siap Pakai Seleksi * Gedung BAB 1 PENDAHULUAN PENGERTIAN SISTEM Sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat, pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM) Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 kriteria UMKM adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi dan Ruang Lingkupnya 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi erat kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan terutama dengan kehidupan kita sehari-hari maupun dunia usaha,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN INPUT PROSES OUTPUT. * Siswa Lulus * Tenaga Pengajar * Sarjana Siap Pakai Seleksi * Gedung

BAB 1 PENDAHULUAN INPUT PROSES OUTPUT. * Siswa Lulus * Tenaga Pengajar * Sarjana Siap Pakai Seleksi * Gedung BAB 1 PENDAHULUAN PENGERTIAN SISTEM Sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat, pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem & Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart)

LAMPIRAN. Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart) L LAMPIRAN Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart) suatu sistem, namun dalam buku karangan Mulyadi (200, p60-63) dipilihkan satu cara yang sekarang secara luas digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PADA CV. MITRA KARYA OLEH SYIFA MUZDALIFAH

PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PADA CV. MITRA KARYA OLEH SYIFA MUZDALIFAH PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PADA CV. MITRA KARYA OLEH SYIFA MUZDALIFAH 400706 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN AKUNTANSI 07 PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II DASAR TEORI. yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk 10 BAB II DASAR TEORI A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001: 2), sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Setiap sistem diciptakan untuk menagani sesuatu berulang kali atau sesuatu yang secara rutin terjadi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi (SIA) sangat dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Karena peranan SIA yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat dibutuhkan oleh perusahan karena dengan membuat sistem akuntansi ini akan mempermudah pembuatan laporan keuangan yang cepat dan akurat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana kita ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam operasi perusahaan. Keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik (SAK ETAP) No.11 tahun 2013, pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam melakukan analisis terhadap permasalahan tentang pengadaan investasi bidang material, diperlukan pemahaman-pemahaman terhadap sejumlah teori yang mendukung terhadap aktifitas-aktifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART

LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART L1 LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART Berikut adalah simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing yang terdapat dalam sebuah bagan alir dokumen (Document Flowchart) : Simbol Nama Keterangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KEGIATAN. Selatan beralamat di jalan Jln.Ade Irma Nasution. Rivai No. 14 Palembang,

BAB III LAPORAN KEGIATAN. Selatan beralamat di jalan Jln.Ade Irma Nasution. Rivai No. 14 Palembang, BAB III LAPORAN KEGIATAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lakukan pada kantor pemerintah Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan beralamat di jalan Jln.Ade Irma Nasution. Rivai No. 14 Palembang,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perusahaan merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), perusahaan turut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Clowor Distro Semarang adalah usaha usaha bersama 4 orang yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan 5 II.LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Intern Berdirinya sebuah perusahaan harus disertai dengan terbentuknya manajemen yang handal dan dapat menjamin lancarnya operasional, baik itu pengamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem dan Definisi Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat diperlukan oleh perusahaan dan tidak terlepas dari prosedur prosedur yang saling

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

APPENDIX. Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk

APPENDIX. Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk A.1 APPENDIX DIAGRAM ALIR DOKUMEN (Document Flowchart) Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem, Prosedur, Sistem Akuntansi.. Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian sistem menurut beberpara para ahli diantaranya Mulyadi (0:5) mengatakan bahwa sistem adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian sistem informasi akuntansi perlu diketahui defenisi sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini maka setiap perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan untuk merencanakan, menyusun,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) 88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) Daftar pertanyaan untuk wawancara ini berisi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan siklus penggajian dan pembelian di SMA

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Proses Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan Penilaian Sebelum Penendatanganan Monitoring Atas Pembiayaan Persetujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1. Penjualan 1. Pengertian Penjualan Kotler (2006:457) mengemukakan bahwa penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual

Lebih terperinci

FORM. MANUAL FORM. KOMPU- TER

FORM. MANUAL FORM. KOMPU- TER Formulir FORM. MANUAL FORM. KOMPU- TER FORM. MANUAL secarik kertas (phisik) yang memiliki ruangruang untuk diisi merupakan dokumen untuk menangkap atau mencatat/merekam data transaksi juga sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Elder (2013) akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi Informasi keuangan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang

Lebih terperinci

FORMULIR. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

FORMULIR. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA FORMULIR Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi formulir. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Sugiono (2012:54) : Penelitian deskriptif digunakan untuk membuat suatu

Lebih terperinci