Setyo Pramono, Syafi i, Arief Rahman Prodi Akuntansi, Universitas Bhayangkara Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Setyo Pramono, Syafi i, Arief Rahman Prodi Akuntansi, Universitas Bhayangkara Surabaya"

Transkripsi

1 ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN PADA YAYASAN BALA KESELAMATAN RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Setyo Pramono, Syafi i, Arief Rahman Prodi Akuntansi, Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK Proses analisis yang dilakukan antara lain menganalisis perhitungan PPh 21 menurut Gross Basic Method dan Gross Up Method. Hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat diketahui bahwa perencanaan pajak yang telah dilakukan oleh Rumah sakit William Booth Surabaya kurang efektif di mana telah menyebabkan Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawan yang harus dipotong dan pajak badan yang harus disetor tidak efektif. Oleh sebab itu, rumah sakit harus memperbaiki perencanaan pajak atas Pajak Penghasilan Pasal 21 agar memperoleh laba yang lebih besar. Kata kunci: PPh Pasal 21, Gross Basic Method dan Gross Up Method optimalisasi pajak terutang. ABSTRACK The analysis process is carried out, among others, to analyze the calculation of income tax 21 Basic Method according to Gross and Gross Up Method. Research results obtained by the author, it is known that the tax planning that has been done by William Booth Hospital Surabaya less effective where it has led to Income Tax Article 21, employees should be cut and the corporate tax that must be paid is not effective. Therefore, hospitals must improve planning tax on income tax under Article 21 in order to obtain greater profits. Keywords: Income Tax Article 21, Gross Basic Method and Gross Up Method optimization of tax payable. PENDAHULUAN Salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan kontraprestasi yang dapat ditunjuk secara langsung guna untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah dan penyelenggaraan negara. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi kemampuan belanja (spending power) dari sektor private, agar tidak terjadi ganguan yang serius terhadap 296

2 jalannya kegiatan pelayanan maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik Upaya untuk menekan beban pajak sekecil mungkin adalah dengan menggunakan perencanaan pajak (tax planning). Pada umumnya perencanaan pajak (tax planning) mengacu kepada proses merekayasa usaha atau transaksi wajib pajak agar hutang pajak berada dalam jumlah minimal, tetapi masih dalam peraturan perpajakan. Perencanaan perpajakan selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi terkena pajak, kalau transaksi terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak dimaksud dapat ditunda pembayarannya dan lain sebagainya. Perencanaan pajak dimaksudkan untuk membayar atau menanggung PPh pasal 21 karyawan. Pengeluaran tersebut dapat diakui sebagai biaya atau pengurang penghasilan bruto perusahaan untuk menentukan penghasilan kena pajak badan perusahaan. Metode yang dapat digunakan adalah metode tunjangan pajak atau metode Gross Up yaitu dengan menambahkan atau memasukkan tunjangan PPh pasal 21 tersebut ke dalam pengahasilan bruto karyawan. Bagi perusahaan, tunjangan PPh pasal 21 tersebut merupakan biaya yang dapat dikurangkan terhadap penghasilan bruto perusahaan dalam menghitung penghasilan kena pajak akhir tahun. Dalam menghitung PPh pasal 21 karyawan, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah berbagai kebijakan terkait dengan jenis pajak penghasilan tersebut. Ini dikarenakan dampak pajak yang ditimbulkan dari setiap kebijakan tersebut berbedabeda, karena aspek pajaknya berbeda maka beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan akan berbeda pula. Pada perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang dipergunakan oleh rumah sakit adalah dengan menggunakan Gross Basic Method. Metode Gross Basic merupakan salah satu perhitungan pajak di mana pajak terutang ditanggung oleh karyawan itu sendiri, dari penerapan penghitungan PPh 21 karyawan dengan menggunakan metode Gross Basic karyawan merasa kesejahteraanya kurang diperhatikan oleh rumah sakit di mana dalam hal tersebut penghasilan karyawan akan berkurang. Kelemahan dari metode tersebut adalah di mana take home pay karyawan akan berkurang dan PPh yang ditanggung karyawan tidak boleh jadi biaya dalam pengurang penghasilan bruto perusahaan. Dan dari perhitungan dengan menggunakan metode tersebut di sini karyawan merasa kurang diperhatikan oleh rumah sakit sehingga 297

3 kinerja karyawan kurang termotivasi untuk bekerja lebih aktif lagi. Metode Gross Up merupakan salah satu upaya perencanaan pajak yang legal dalam peraturan perpajakan. Penerapan metode Gross Up akan menyebabkan penghasilan yang diterima pegawai utuh atau dengan kata lain tetap tidak membayar pajak. Implikasi bagi perusahaan, tunjangan pajak dapat menurunkan pajak penghasilan badan dan otomatis laba yang didapatkan akan semakin besar. Metode Gross Up di mana perusahaan memberikan tunjangan pajak kepada pegawai, kelebihan dari metode ini adalah perusahaan dapat membebankan tunjangan pajak sebagai pengurang laba perusahaan dan dapat menurunkan PPh badan. Dampak selanjutnya gaji pegawai akan tetap utuh karena PPh yang dipotong dari gaji akan sama dengan tunjangan dan karyawan merasa kesejahteraannya telah diperhatikan oleh rumah sakit sehingga karyawan termotivasi dalam bekerja. Kelemahan dari metode ini adalah pengeluaran kas pada perusahaan akan meningkat karena perusahaan menambah biaya untuk tunjangan pegawai. Dengan metode ini pegawai akan mendapatkan take home pay yang lebih besar karena gaji yang diperoleh masih ditambah dengan tunjangan pajak. Pegawai juga tidak lagi harus membayar PPh pasal 21 yang terutang karena jumlah tunjangan pajak yang diperoleh besarnya sama dengan PPh pasal 21 terutang. Bagi perusahaan pemeberian tunjangan ini akan menghindarkan rumah sakit dari koreksi fiskal positif. Karena tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang merupakan salah satu biaya yang boleh dikurangkan untuk mengetahui penghasilan netto perusahaan. Dengan begitu penghasilan kena pajak rumah sakit akan lebih kecil dan akan mengakibatkan pajak yang harus dibayarkan rumah sakit menjadi lebih kecil. Pajak Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk publik savingyang merupakan sumber utama untuk membiayai public Investment (Zain 2009:23). Sedangkan definisi pajak menurut undang-undang perpajakan pasal 1 UU No.6 Tahun 1983 yang kemudian direvisi menjadi UU No.28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan dan diperbaharui lagi menjadi UU No.16 Tahun 2009 pasal 1, di mana pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak 298

4 mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Fungsi pajak Pajak berfungsi sebagai sumber pendapatan negara, yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur kegiatan ekonomi dan sebagai pemerataan pendapatan masyarakat (Resmi 2008:3-4) Jenis jenis pajak Berbagai macam pajak yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, subjek pajak, objek pajak, dan insatansi pemungut (Resmi 2008:7-9). Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak penghasilan 21 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak (Zain 2003:5). Oleh karena itu pajak pengahasilan termasuk salah satu jenis pajak subjektif, subyek pajak akan dikenai pajak apabila dia menerima atau memperoleh penghasilan. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) Sesuai dengan pasal 6 ayat 3 UU PPh No.36 Tahun 2008 kepada orang pribadi wajib pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa PTKP. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015, PTKP pertahun diberikan paling sedikit sebesar: - TK/O, tidak kawin tanpa tanggungan sebesar Rp K/O, kawin belum ada tanggungan sebesar Rp K/1, kawin dengan 1 orang tanggungan sebesar Rp K/2, kawin dengan 2 orang tanggungan sebesar Rp K/3, kawin dengan 3 orang tanggungan sebesar Rp Perencanaan Pajak Pengertian perencanaan pajak yang dikemukakan oleh zain (2003:67) perencanaan pajak adalah merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. 299

5 METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kualitatif menurut Sugiyono (2013:14) metode kualitatif adalah yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana penulisi adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan tringgulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Jenis Data Yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data sekunder dan literatur ilmiah. 1. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung melalui observasi dan wawancara. 2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui buku, melalui pihak lain seperti instansi atau lembaga-lembaga yang terkait, serta teoriteori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian. 3. Literatur ilmiah yang berhubungan dengan tax planning dan pajak penghasilan pasal 21. Sumber data pada penelitian ini Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari Yayasan Bala Keselamatan Rumah Sakit William Booth Surabaya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rumah Sakit akan selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya karena rumah sakit menganggap bahwa karyawan adalah salah satu aset yang harus dijaga dan terus ditingkatkan kesejahteraannya. Diharapkan dengan semakin meningkatnya kesejahteraan hidup maka rumah sakit akan menerima timbal balik yang besar. Namun untuk dapat merealisasikan peningkatan kesejahteraan karyawan, rumah sakit harus dapat mengelolah keuangan rumah sakit dengan baik agar tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dapat tercapai tanpa mengabaikan kesejahteraan karyawan. Untuk itu salah satu cara yang dapat dilaksanakan yaitu melakukan penghematan pajak penghasilan badan dengan usaha pengurangan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 300

6 Upaya yang dapat dilakukan untuk penghematan pajak penghasilan badan adalah perencanaan pajak, salah satunya perencanaan pajak penghasilan pasal 21 yang dimaksudkan untuk menanggung pajak penghasilan pasal 21 agar karyawan menerima penghasilan bersih tanpa dipotong pajak lagi. Gross Up Method adalah menanggung jumlah pajak yang terutang dengan cara memberikan tunjangan pajak. Metode ini menyamakan jumlah pajak yang seharusnya dibayar karyawan dengan jumlah tunjangan pajak yang diberikan Rumah Sakit pada karyawannya. Permasalahan yang sering dihadapi oleh Yayasan Bala Keselamatan Rumah Sakit William Booth Surabaya kurang efektif dalam pelaksanaan perpajakan salah satunya mengenai Pajak Penghasilan,diantaranya adalah: 1. Apakah tax planning yang dilakukan oleh Rumah Sakit sudah tepat, sehingga dapat meminimalkan pembayaran pajak rumah sakit? 2. Bagaimana perbandingan jumlah pajak yang harus dibayar karyawan antara metode yang saat ini digunakan dengan metode Gross Up? 3. Bagaimana dampak antara perhitungan PPh pasal 21 yang ditanggung oleh karyawan dan diberi tunjangan pajak terhadap jumlah pajak yang harus dibayar oleh karyawan dibandingkan dengan metode yang saat ini digunakan rumah sakit sebagai strategi penghematan pembayaran pajak rumah sakit? Pelaksanaan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Rumah Sakit William Booth Surabaya. Pada saat rumah sakit hendak membayar gaji karyawan untuk memotong pajak penghasilan pasal 21 atas gaji karyawannya tersebut. Perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dimulai dengan menghitung penghasilan netto. Penghasilan netto didapat dari jumlah penghasilan bruto yaitu gaji pokok ditambah tunjangan yang dibayar rumah sakit dan ditambah dengan premi asuransi kesehatan dan premi asuransi Kematian yang kemudian dikurangi biaya jabatan, iuran pensiun, iuran JHT yang dibayar sendiri oleh karyawan yang bersangkutan, setelah penghasilan neto sebulan (penghasilan neto sebulan dikalikan 12 yaitu jumlah bulan dalam setahun). Setelah didapat penghasilan neto setahun, kemudian penghasilan meto tersebut dikurangi PTKP sesuai dengan status karyawan yang bersangkutan. Dari hasil pengurangan tersebut didapat Penghasilan 301

7 Kena Pajak (PKP). Atas dasar PKP tersebut, kemudian dihitung PPh pasal 21 setahun yang digunakan sebagai acuan untuk memberikan tunjangan pajak pada karyawan. Tabel 1 Perhitungan pajak penghasilan karyawan setahun Gross Basic Method Tuan E, TK/0 Tahun 2015 (Dalam Rupiah) Uraian PPh pasal 21 penghasilan bruto Reguler gaji pokok ( 12 x ) THR Iuran yang dibayar pemberi kerja BPJS Tenaga Kerja BPJS Kesehatan Penghasilan bruto/tahun Pengurang : biaya jabatan ( 5 % x penghasilan bruto) Iuran yang dibayar pegawai Iuran JHT ( 2% x gaji pokok ) BPJS Tenaga Kerja BPJS Kesehatan Jumlah pengurang Penghasilan Netto/tahun PTKP PKP % x Jumlah PKP PPh pasal 21 atas PKP setahun PPh pasal 21 atas PKP sebulan Dari contoh diatas terlihat jumlah penghasilan Tuan E selama setahun adalah Rp dan jumlah pajak penghasilannya selama setahun dari hasil perhitungan adalah Rp yang ditanggung oleh karyawan. Jadi gaji Tuan S setelah dipotong pajak adalah sebesar Rp Komposisi pegawai dan manajemen yang berjenjang tinggi pada rumah sakit lebih banyak jumlah pegawainnya. Alasan penulis menggunakan contoh perhitungan dengan menggunakan nominal gaji pokok antara Rp sampai dengan Rp adalah ingin memberikan gambaran bahwa bagian pajak memang banyak menghitung jumlah pajak yang rata-rata bergaji pokok sejumlah diatas. Berikut contoh perhitungan apabila rumah sakit menggunakan Gross Up Method. 302

8 Tabel 2 Perhitungan pajak penghasilan karyawan setahun Gross Up Method Tuan E, TK/0 Tahun 2015 (Dalam Rupiah) Uraian PPh pasal 21 penghasilan bruto Reguler gaji pokok (12 x ) THR Tunjangan pajak Iuran yang dibayar pemberi kerja BPJS Tenaga Kerja BPJS Kesehatan Penghasilan bruto/tahun Pengurang : biaya jabatan (5 % x penghasilan bruto) Iuran yang dibayar pegawai BPJS Tenaga Kerja BPJS Kesehatan Jumlah pengurang Penghasilan Netto/tahun PTKP PKP % x Jumlah PKP PPh pasal 21 atas PKP setahun PPh pasal 21 atas PKP sebulan Dari Tabel 2 bila rumah sakit menggunakan Gross Up Method maka jumlah penghasilan Tuan E selama setahun adalah Rp dan jumlah pajak penghasilan dan tunjangan pajak selama setahun adalah sama yaitu sebesar Rp yang akan ditanggung oleh rumah sakit. Jadi, gaji Tuan E selama setahun sebesar Rp , karena tunjangan pajak yang diberikan rumah sakit tidak benar-benar diterima karyawan. Tunjangan pajak tersebut bukan merupakan penambah penghasilan karyawan, tetapi bagi rumah sakit tunjangan tersebut dapat dibebankan. Cara rumah sakit untuk memotivasi karyawanya adalah dengan melakukan perencanaan pajak berupa tunjangan dalam bentuk tunai dan pemberian natura. Berikut penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh rumah sakit baik berupa tunjangan tunai maupun natura. 303

9 INTEPRETASI Usulan Pemecahan Masalah perencanaan pajak penghasilan PPh 21 sebagai upaya untuk mengoptimalkan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pada Yayasan Bala Keselamatan Rumah Sakit William Booth Surabaya 1. Manajemen harus lebih teliti dalam memilih suatu kebijakan mengenai perpajakan termasuk dalam PPh 21 demi kesejahteraan karyawannya. 2. Manajemen harus lebih memperhatikan kesejahteraan karyawannya agar karyawan dapat bekerja lebih aktif lagi. 3. Dalam melakukan perhitungan PPh 21 karyawan pihak manajemen lebih baik menggunakan metode Gross Up dengan begitu karyawan lebih diperhatikan kesejahteraannya oleh Rumah Sakit. Cara rumah sakit untuk memotivasi karyawanya adalah dengan melakukan perencanaan pajak berupa tunjangan dalam bentuk tunai dan pemberian natura. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh rumah sakit dalam bentuk tunjangan-tunjangan, baik dalam bentuk tunai atau natura tentu sangat menguntungkan dari sisi para pegawai. perencanaan pajak dalam bentuk tunjangan tunai yang dilakukan rumah sakit mengakibatkan pajak penghasilan 21 untuk pegawai naik, dan membuat pengeluaran rumah sakit lebih untuk membayar 3 tunjangan tunai tersebut. Tetapi pada keseluruhannya memberikan efek pada penurunan PPh terutang badan. Dengan adanya penerapan perencanaan pajak menyebabkan beban pajak semakin kecil maka PPh yang terutang semakin kecil juga. Sedangkan perencanaan pajak dengan menggunakan Gross Up Method dan pemeberian makan bersama dikantor dan penyediaan mobil untuk transportasi antar jemput karyawan ternyata memberikan penghematan pajak yang paling baik dibandingkan tanpa perencanaan pajak dan dengan perencanaan pajak dalam bentuk tunjangan tunai. Dari hasil perbandingan tabel PPh 21 sebelum dan setelah dilakukan perencanaan pajak, dapat terlihat bahwa setelah perencanaan pajak dilakukan dengan memberikan tunjangan secara tunai, yaitu berupa tunjangan kesehatan, tunjangan makan, dan tunjangan transport maka pengahasilan netto yang diterima karyawan naik, walaupun jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar karyawan ikut naik pula. Penghasilan netto Tuan E dalam setahun naik sebesar Rp atau sekitar 19%. Kenaikan penghasilan netto juga dibarengi dengan kenaikan PPh 21 setahun sebesar Rp 304

10 atau sebesar 46,80%. Walaupun tunjangan tunai membuat jumlah PPh 21 yang harus dibayarkan karyawan lebih besar, tapi hal itu tertutupi dengan kenaikan pengahasilan karyawan. Pemberian tunjangan dalam bentuk tunai tidak hanya berpengaruh pada jumlah PPh 21 untuk gaji saja, tetapi secara menyeluruh berdampak pada pajak pengahasilan terutang rumah sakit. Semua tunjangan yang berbentuk tunai dapat dibebankan sebagai pengurang laba perusahaan, sehingga jumlah pajak terutang yang dibayarkan juga berkurang. Dari hasil analisis di atas, perencanaan pajak dalam bentuk tunjangan tunai yang dilakukan rumah sakit mengakibatkan pajak penghasilan 21 untuk pegawai naik, dan membuat pengeluaran rumah sakit lebih untuk membayar 3 tunjangan tunai tersebut. Tetapi pada keseluruhannya memberikan efek pada penurunan PPh terutang badan. Dengan adanya penerapan perencanaan pajak menyebabkan beban pajak semakin kecil maka PPh yang terutang semakin kecil juga. Sedangkan perencanaan pajak alternatif yang dibuat oleh penulis, yaitu dengan menggunakan Gross Up Method dan pemeberian makan bersama dikantor dan penyediaan mobil untuk transportasi antar jemput karyawan ternyata memberikan penghematan pajak yang paling baik dibandingkan tanpa perencanaan pajak dan dengan perencanaan pajak dalam bentuk tunjangan tunai. SIMPULAN Setelah melakukan penelitian di Rumah Sakit William Booth Surabaya dan berdasarkan pembahasan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa: 1. Penerapan perencanaan pajak pada pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan dengan menggunakan Gross Up Method lebih menguntungkan bagi Rumah Sakit William Booth Surabaya, karena pajak penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan tersebut dapat dibiayakan oleh perusahaan melalui pemberian tunjangan pajak sehingga dapat menjadi unsur pengurang laba bruto fiskal Rumah Sakit William Booth Surabaya. 2. Atas perencanaan pajak penghasilan pasal 21 yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit William Booth Surabaya di dapat keuntungan-keuntungan bagi karyawan Rumah Sakit. Bagi karyawan dengan adanya pemberian tunjangan pajak maka take home pay yang diterima jumlahnya tetap karena tidak perlu dipotong lagi 305

11 untuk membayar pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan yang diterimanya sebagai karyawan sedangkan bagi Rumah Sakit akan dapat menambah unsur biaya dalam pengurang laba fiskal Rumah Sakit sehingga didapat laba fiskal yang kecil dan secara otomatis pajak badan yang dibayar Rumah Sakit juga semakin kecil. 3. Semua perencanaan pajak yang diterapkan oleh Rumah Sakit sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. SARAN Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan maupun hal-hal yang diinformasikan selama penelitian, saran yang dapat diberikan untuk Rumah Sakit William Booth Surabaya adalah: 1. Dalam menentukan metode mana yang akan dipilih, sebaiknya selain memperhatikan jumlah pajak penghasilan badan yang terhutang, Rumah Sakit juga mempertimbangkan jumlah laba setelah pajak agar tidak terjadi kenaikan dalam pembayaran pajak Rumah Sakit, sehingga perencanaan pajak dapat efektif dilaksanakan di dalam Rumah Sakit. 2. Kebijakan yang diambil harus dapat menjalankan perencanaan pajak agar dapat meminimalisasi PPh terutang. Melalui perencanaan pajak pada pemotongan PPh pasal 21 atas gaji karyawan dengan menggunakan metode Gross Up. Dengan metode tersebut rumah sakit dan karyawan tidak dirugikan, terutama karyawan dapat memperoleh keuntungan karena gajinya tidak dipotong. 3. Sebaiknya Rumah Sakit mencari strategi penerapan perencanaan pajak yang lain yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga penerapan perencanaan pajak Rumah Sakit dapat lebih maksimal. Seperti untuk tahun mendatang Rumah Sakit dapat memulai perencanaan pajaknya dengan tidak hanya memberikan benefit in cash dan natura saja untuk dapat meminimalkan pajak terutang yang harus dibayar Rumah Sakit. DAFTAR PUSTAKA Leonardo, Antonius Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan 21 Atas Penghasilan Karyawan pada PT. Libra Emas Permata Medan, 306

12 Mangonting, Yenni TaxPlanning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 1, mei Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Surabaya. Purba, Marisi Andreas, Akuntansi Pajak Penghasilan Berdasarkan IAS No.12 dan PSAK No.46, edisi pertama, cetakan pertama, penerbit graha ilmu, Yogyakarta. Peraturan Menteri Keuangan No.252/PMK.03/2008. Pegawai Tetap. Departemen Keuangan Republik Indonesia. Resmi, Siti Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta Suandy, Erly Perencanaan Pajak. Jakarta.Salemba Empat Undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia No.16 Tahun Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Departemen Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia No.17 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008.Pajak Penghasilan. Departemen Keuangan Republik Indonesia. Undang-undang No.6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang KUP No.28 Tahun Batas Pembayaran Pajak Terutang. Departemen Keuangan Republik Indonesia. Waluyo dan Wirawan B. Illyas, Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Wijaya, Daniar Adi Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Rangka Mengoptimalkan Pajak Penghasilan PPh 21 Karyawan pada PT. Garam Persero. Zain, Mohammad, Manajemen pajak. Salemba Empat. Jakarta. 307

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan salah sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV.

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV. PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV. YUNIKA) Firman Ramadhan, Syafi i, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya peningkatan penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting peranannya bagi kelangsungan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING 1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel yang berjudul Analisis Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS IV.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PPh Pasal 21 PT BPR WS Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen.

Lebih terperinci

ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh :

ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh : ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh : Riza Rizky Fitri (105020307111012) Dosen Pembimbing : Jimmy

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG Nurlela Mohamad S1 Akuntansi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha yang semakin bersaing saat ini, banyak perusahaan yang berusaha semaksimal mungkin untuk bersaing dengan strategi-strategi tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO Meyliza Dalughu Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Samratulangi Manado E-Mail: meylizaherawaty@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global, maka organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan yang terlibat di dalamnya

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014 ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014 Oleh : Santi Endriani * Abstrak Penghasilan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara wajib melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis penerapan perencanaan pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima karyawan dengan menggunakan metode net dan gross up 1. Perencanaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat. Agar

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z) ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z) Nyimas Nisrina Nabilah Yuniadi Mayowan Niken Nindya Hapsari (PS Perpajakan, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan 37 BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Berikut ini akan disajikan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dengan metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN Sesuai dengan ketentuan UU PPh No. 17 tahun 2000, setiap pemberi kerja wajib untuk melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan atas

Lebih terperinci

Ida Farida. Muhamad Alfian. Tribuwana Septi Cempaka

Ida Farida. Muhamad Alfian. Tribuwana Septi Cempaka Analisis Perencanaan Pajak Atas PPh Pasal 21 Yang Ditanggung Institusi Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Gross Up Pada Politeknik Harapan Bersama Tegal Ida Farida idafaridah90@yahoo.com Muhamad Alfian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia membutuhkan sumber dana yang pasti setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran negara. Sumber dana tersebut dapat diperoleh dari pendapatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4, maka dapat disimpulkan: 1. Alternatif perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21 yang paling efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan tersebut diharapkan terus meningkat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaa Negara dari sektor fiskal pemerintah telah membuat berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaa Negara dari sektor fiskal pemerintah telah membuat berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang masalah Pajak mempunyai konstribusi cukup tinggi dalam penerimaan Negara non migas. Pada beberapa tahun terakhir. Dalam dalam rangka meningkatkan penerimaa Negara dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

Lebih terperinci

M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP

M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BOMBANA (SULAWESI TENGGARA) M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Menurut S.I. Djajadiningrat (dalam Siti Resmi, 2011:1), pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

Lebih terperinci

Riyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti ABSTRAK

Riyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti ABSTRAK Hal 35-41 ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN PPH PASAL 21 TERUTANG ANTARA NET BASIS METHODE DENGAN GROSS UP METHODE TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. ABC DI GRESIK Riyanto Utomo, Nur Rahmi Zuliyanti

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan implementasi tax planning pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) untuk meminimalkan pajak penghasilan

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL Fitriani Saragih Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : fitrianisakhmad@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the corporate

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z) ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z) Nyimas Nisrina Nabilah Yuniadi Mayowan Niken Nindya Hapsari (PS Perpajakan, Jurusan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN ANTARA METODE PPH PASAL 21 YANG DITANGGUNG PERUSAHAAN DENGAN METODE GROSS UP PADA PT EXZONE MEDIA INDONESIA

PERBANDINGAN PERHITUNGAN ANTARA METODE PPH PASAL 21 YANG DITANGGUNG PERUSAHAAN DENGAN METODE GROSS UP PADA PT EXZONE MEDIA INDONESIA PERBANDINGAN PERHITUNGAN ANTARA METODE PPH PASAL 21 YANG DITANGGUNG PERUSAHAAN DENGAN METODE GROSS UP PADA PT EXZONE MEDIA INDONESIA Siti Uriva, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni Prodi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah Keramik Kegiatan kewajiban pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan pasal 21 karyawan, dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar bagi negara. Menurut Soemitro (Resmi, 2014:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara pasti memiliki sumber penerimaan yang dapat digunakan untuk menjalankan pembangunan negaranya. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK DALAM OPTIMALISASI PAJAK TERUTANG PADA PT. LIANG YI DEVELOPING INDONESIA

PERENCANAAN PAJAK DALAM OPTIMALISASI PAJAK TERUTANG PADA PT. LIANG YI DEVELOPING INDONESIA PERENCANAAN PAJAK DALAM OPTIMALISASI PAJAK TERUTANG PADA PT. LIANG YI DEVELOPING INDONESIA Vivi Widia, A. Syafi i, H. Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya vivi.widia@ymail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO 1 ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO NUR ENDANG FATRAH KATILI Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M. PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN Mangasi Sinurat, SE, M.Si ABSTRAK Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 dan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-545/PJ/2000 sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI Metta Vanna Citra ( Metta_honeey@yahoo.co.id ) Kardinal ( Kardinal@stie_mdp.ac.id ) Jurusan Akuntansi STIE MDP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pajak menurut Soemitro (Resmi, 2016:1) merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA FISKAL PERUSAHAAN

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA FISKAL PERUSAHAAN BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA FISKAL PERUSAHAAN VI.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PPh Pasal 21 PT. Surya Sukma Suatu sistem manajemen pajak yang efektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Perpajakan 2.2.1. Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Perpajakan Tahun 2007, Pajak didefinisikan sebagai berikut: Pajak adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melangsungkan pelaksanaan pembangunan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO. Oleh: Mutammam

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO. Oleh: Mutammam ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PASAL 21 PADA PT. PRAMBANAN METALINDO Oleh: Mutammam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan sebagai suatu unit usaha yang mempekerjakan karyawankaryawan diwajibkan untuk memotong PPh Pasal 21 terhadap karyawannya. Berdasarkan Undang-undang Perpajakan RI No. 17 Tahun 2000 tentang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG Drs. H. Setiawan, MM, Ak. CA Fakultas Ekonomi UMAHA, Prodi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan 6 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli. Definisi pajak menurut para ahli antara lain : 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA

PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV. LH DI SURABAYA Romadotul Ikhsan, Syafi i, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN PRIMKOKAS (PRIMER KOPERASI KARYAWAN KRAKATAU STEEL) CILEGON

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN PRIMKOKAS (PRIMER KOPERASI KARYAWAN KRAKATAU STEEL) CILEGON PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN PRIMKOKAS (PRIMER KOPERASI KARYAWAN KRAKATAU STEEL) CILEGON Nugrahini Kusumawati 1, Novi Liana 2 1. Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber utama pendanaan pembangunan yang berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan lainnya. Pajak memiliki tujuan menyejahterakan bangsanya

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA IV.1 Evaluasi Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan Sesuai dengan UU PPh no. 17 Tahun 2000, setiap

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan tax planning PPh pasal 21 yang dilakukan oleh PT. X, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. X sebelum melakukan perencanaan

Lebih terperinci

Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN (Studi Pada PT. Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional III Malang). Ayu Ernawati Moch. Dzulkirom AR Devi Farah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pajak merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan dan Pemerintah. Bagi perusahaan pajak merupakan cerminan kinerja perusahaan secara keuangan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Fungsi-fungsi tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Fungsi-fungsi tersebut antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjalankan roda pemerintahannya di Negara Republik Indonesia, pemerintah memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Fungsi-fungsi tersebut antara lain yaitu.

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 PERHITUNGAN PPh PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKANMETODE GROSS UP UNTUK PERENCANAAN PAJAK PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PABRIK GULA LESTARI PATIANROWO NGANJUK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT KALTIM LESTARI UNGGUL

PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT KALTIM LESTARI UNGGUL PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK PADA PT KALTIM LESTARI UNGGUL Andi Kantono 10.11.1001.3408.013 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda andi_kantono@rocketmail.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Soemitro dalam Siti Resmi (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Membayar pajak merupakan kewajiban setiap warga negara. Didalam melakukan pembayaran pajak, perusahaan selalu berkeinginan untuk membayar pajak sekecil mungkin. Perusahaan dapat melakukan penghindaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dampak dari persaingan global adalah perusahaan semakin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam rangka mempertahankan eksistensinya. Untuk itu, banyak perusahaan yang berusaha untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) atas Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap PT RSA dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Badan

Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) atas Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap PT RSA dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Badan Penerapan Perencanaan Pajak (Tax Planning) atas Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap PT RSA dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan Badan Siti Chaezahranni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 155 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dalam Bab IV yang dilakukan pada PT X, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam praktek perpajakan sering terjadi perbedaan antara kepentingan pemerintah dan perusahaan. Bagi pemerintah, pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara, namun bagi perusahaan pajak adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 dalam Mardiasmo (2011: 23) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak. Sebagai salah satu kewajiban dari warga negara, pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipungut dengan ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipungut dengan ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang sampai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak Penghasilan 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan sumber terpenting dalam penerimaan negara dan dipungut dengan ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang sampai dengan Keputusan

Lebih terperinci

PENERAPAN PPH PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKAN NET METHOD DAN GROSS METHOD TERHADAP LAPORAN PAJAK TERHUTANG PADA PT. BERKAT HANJUANG JAYA BANJARMASIN

PENERAPAN PPH PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKAN NET METHOD DAN GROSS METHOD TERHADAP LAPORAN PAJAK TERHUTANG PADA PT. BERKAT HANJUANG JAYA BANJARMASIN PENERAPAN PPH PASAL 21 DENGAN MENGGUNAKAN NET METHOD DAN GROSS METHOD TERHADAP LAPORAN PAJAK TERHUTANG PADA PT. BERKAT HANJUANG JAYA BANJARMASIN Maria Anastasia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus BAB I Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melangsungkan pelaksanaan pembangunan. Membayar pajak merupakan kewajiban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara berkesinambungan oleh pemerintah. Dalam mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur) IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Wanita Jawa Timur) Tyas Titi Alkasari Fransisca Yaningwati Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari pajak. Pajak merupakan hal yang tidak bisa dihindari, karena pada

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI STRATEGI PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PERUSAHAAN

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI STRATEGI PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PERUSAHAAN PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI STRATEGI PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PERUSAHAAN Dhefina Fiorensya Meidy 1) Fadjar Harimurti 2) Dewi Saptantinah Puji Astuti 3) 1, 2,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract 1 Pelaksanaan Pajak dan Exposur Pajak, Studi Kasus pada PT ABC Tahun 2012 Melinda Ardhias Debby Fitriasari Program Studi Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Abstrak Skripsi ini menganalisis pelaksanaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN (Studi pada PT Pembangkit Jawa Bali Services di Sidoarjo)

IMPLEMENTASI TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN (Studi pada PT Pembangkit Jawa Bali Services di Sidoarjo) IMPLEMENTASI TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN (Studi pada PT Pembangkit Jawa Bali Services di Sidoarjo) Rahmad Riefky Rizqianto M. Djudi Mukzam Idris Effendy PS Perpajakan, Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PERENCANAAN PAJAK

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PERENCANAAN PAJAK PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PERENCANAAN PAJAK Hasmin Mahmud Jurusan Akuntansi, Program Studi S1 Akuntansi, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini ada banyak upaya yang dijalankan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang sedang terjadi. Salah satu upaya yang dijalankan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pemasukan terbesar negara. Pengertian pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (undang-undang nomor 16 tahun 2009) pasal 1 ayat

Lebih terperinci

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dengan menyesuaikan laporan PPh Pasal 21 CV. K sesuai dengan undang-undang perpajakan yaitu memasukkan biaya jabatan pada laporan PPh Pasal 21 CV.K

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MENURUT UU NO. 36 TAHUN 2008 SEBUAH KAJIAN INTERPRETIVE PADA KANTOR DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR Magdalena Judika Siringoringo Oloan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Direktorat Jenderal Pajak di Indonesia memberi kepercayaan penuh terhadap wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri seberapa besar jumlah

Lebih terperinci

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT X

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT X JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 19, No. 1a, November 2017, Issue 4, Hlm. 266-273 http://jurnaltsm.id/index.php/jba ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN

Lebih terperinci

Oleh : Wilda Fitria *) Jeni Susyanti **) Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang

Oleh : Wilda Fitria *) Jeni Susyanti **) Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang ANALISIS PENGHITUNGAN PEMOTONGAN, PENGGAJIAN KARYAWAN TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (PPh 21) PADA PERUSAHAAN FARMASI (Studi Kasus di PT. Brataco Chemika Malang) Oleh : Wilda Fitria *) Jeni Susyanti

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 Febriyanti Dewi Nugraheni, dan Adilistiono Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pajak di Indonesia adalah alat fiskal yang sangat penting, terbukti hampir 80% dana yang bersumber dari APBN berasal dari pajak. Pajak merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Beberapa ahli dalam bidang perpajakan memberikan definisi yang berbeda menegenai pajak. Namun demikian, berbagai definisi tersebut pada

Lebih terperinci