: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK"

Transkripsi

1 Judul Nama : Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu : I Kadek Edi Wirya Berata Nim : ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional salah satunya adalah ekspor. Dengan melakukan ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional, salah satu komoditi yang diekspor adalah kakao. Kakao Indonesia sempat mengalami peningkatan maupun penurunan (fluktuasi). Penelitian ini bertujuan yang pertama untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi terhadap ekspor kakao Indonesia secara simultan. Kedua, untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi terhadap ekspor kakao secara parsial. Ketiga, untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap ekspor kakao Indionesia kurun waktu Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari beberapa uraian dari buku, artikel, skripsi dan jurnal serta melalui intansi yang terkait. Kemudian data diolah dengan teknik analisis regresi linier berganda yang sebelumnya dilengkapi dengan uji asumsi klasik. Hasil uji dengan SPSS memperoleh hasil luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ekspor kakao. Secara parsial luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kakao, jumlah produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kakao, kurs dollar Amerika serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao, inflasi tidak berpengaruh signifikan dengan ekspor kakao. Dengan R 2 sebesar 0,968 ini berarti sebesar 96,8 persen. Kata kunci : ekspor, luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, inflasi

2

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALISTAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii xi xii xiii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Perdagangan Internasional Teori Ekspor Konsep Luas Lahan Teori Produksi Teori Kurs Dollar Amerika Serikat Teori Inflasi Hubungan Luas Lahan Dengan Ekspor Hubungan Jumlah Produksi Dengan Ekspor Hubungan Kurs Dollar Amerika Serikat Dengan Ekspor Hubungan Inflasi Dengan Ekspor Hipotesis METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Obyek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis Data... 34

4 3.6.2 Sumber Data Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Regresi Linier Berganda ) Uji Normalitas ) Uji Autokolerasi ) Uji Multikolinearitas ) Uji Heteroskedastisitas Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan Uji Signifikan Koefisien Regresi Secara Parsial Pengaruh Dominan BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah dan Deskripsi Data Hasil Penelitian Gambaran Umum Wilayah Negara Indonesia Gambaran Umum Komoditi Kakao Theobrema cacao L Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Regresi Linier Berganda ) Uji Normalitas ) Uji Autokolerasi )Uji Multikolinearitas ) Uji Heteroskedastisitas Uji Koefisien Regresi Secara Simultan Uji Keofisien Regresi Secara Parsial ) Pengujian Pengaruh Luas Lahan (X1) Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu (Y) ) Pengujian Pengaruh Jumlah Produksi (X2) Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu (Y) ) Pengujian Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat (X3) Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu (Y) ) Pengujian Pengaruh Inflasi (X4) Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu

5 (Y) Variabel Bebas yang Berpengaruh Dominan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN... 69

6 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 4.1 hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Uji Durbin Watson Hasil Uji Multikoleniaritas Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Standardized Coefficient Beta... 61

7 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Grafik Volume dan Nilai Ekspor Kakao Indonesia Grafik Luas Lahan Kakao Indonesia Grafik Produksi Kakao Indonesia Grafik Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat Grafik Laju Inflasi Indonesia Kerangka Konsep Daerah Pengujian Autokolerasi dengan Uji Durbin-Waston Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X Daerah Pengujian Autokolerasi dengan Uji Durbin-Waston... 53

8 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Data Yag Diolah Regresi Linear Berganda Uji Normalitas Uji Autokolerasi Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Tabel F Tabel t Tabel Statistik d dari Durbin Waston α = 0,

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya agar dapat hidup makmur dan sejahtera (Adlin, 2008). Setiap negara tidak dapat menghasilkan semua barang dan jasa yang dibutuhkan oleh rakyatnya itu sendiri. Selain itu, juga disebabkan adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki, iklim, letak geografis, jumlah penduduk, pengetahuan dan teknologi. Alasan-alasan inilah yang menyebabkan munculnya perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara serta kegiatan impor dan ekspor (Ambar, 2013). Setiap negara membutuhkan kerja sama yang dilakukan untuk menunjukan perekonomiannya, hubungan yang dimaksud dapat berupa hubungan dagang antara negara satu dengan negara lainnya (Thagavi et al, 2012). Dalam arus globalisasi ekonomi perdagangan terus berkembang memberikan pengaruh serta hambatan terhadap aktivitas perdagangan yang harus dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Perdagangan internasional terdiri dari kegiatan ekspor dan impor, bila nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor, menunjukkan majunya perekonomian suatu negara baik dari segi kegiatan perdagangan internasional maupun dari sumbangannya terhadap pembiayaan pembangunan 1

10 (Djojohadikusumo, 1995:110). Terjalinnya perekonomian dalam negeri dan luar negeri menjadikan hubungan yang saling berpengaruh antara satu negara dengan negara lainnya. Kegiatan yang biasa dilakukan di dalam perdagangan internasional yaitu kegiatan ekspor dan kegiatan impor. Menurut (Amornkitvikaia et all, 2012) berpendapat bahwa kinerja ekspor yang kuat sebagai salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan jumlah ekspor tidak saja mempengaruhi peningkatan penerimaan devisa negara tetapi juga untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta meningkatkan produksi nyata (riil) yang dihasilkan dalam negeri, kondisi tersebut mempunyai dampak terhadap perluasan kesempatan kerja (Boediono, 1993:10). Impor adalah kegiatan membeli barang dan jasa dari luar negri ke dalam negeri. Walaupun kegiatan ekspor dan impor memberi dampak positif dan negatif bagi pembangunan suatu negara, akan tetapi kegiatan ekspor yang memberikan nilai tambah dibandingkan kegiatan impor. Kegiatan impor dalam jangka panjang akan berdampak pada devisa negara. Proses globalisasi telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan antar negara. Hubungan saling ketergantungan dalam sistem perekonomian ekonomi nasional cenderung menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi global (Halwani, 2005). Di tengah persaingan pasar dunia yang ketat, Indonesia menghadapi tantangan dalam upaya untuk mencari dan mengembangkan sisi potensial yang dimiliki, yaitu peningkatan potensi berbagai jenis ekspor (Anggraini, 2006). Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan dan kendala bagi Indonesia. Persaingan dalam 2

11 perdagangan global merupakan tantangan karena dengan adanya persaingan menyebabkan Indonesia harus meningkatkan kualitas produk atau meningkatkan produktivitas agar produk Indonesia mampu untuk memenangkan persaingan tersebut. Suatu negara yang kelebihan sumber daya alam dan kekurangan sumber dana akan melakukan hubungan dengan negara lain yang mempunyai kelebihan sumber dana dan kekurangan sumber daya alam, dan sebaliknya (Rudy, 2008). Indonesia merupakan negara agraris salah satu yang menonjol dari Indonesia adalah sektor perkebunannya. Salah satu komoditas yang menonjol dalam sektor perkebunannnya yaitu komoditi kakao. Kakao adalah salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan. Komoditi kakao secara konsisten berperan sebagai sumber devisa negara yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam struktur perekonomian Indonesia (Arsyad dll, 2011). Komoditas kakao merupakan penyumbang ketiga terbesar ekspor nasional. Tanaman kakao ini ternyata sangat cocok dengan iklim Indonesia dan mempunyai potensi peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao. Indonesia, saat ini merupakan negara ketiga pemasok produk kakao terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana (Ragimun, 2012). Perkembangan devisa dari kakao Indonesia yang cukup berarti, menjadikan kakao salah satu komoditi penting bagi perdagangan internasional. Meskipun demikian, perkebunan kakao Indonesia masih menghadapi masalah kompleks antara lain produktifitas kebun masih rendah akibat serangan hama penggerak buah kakao (PBK), mutu produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk 3

12 mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agri bisnis kakao (secretariat jendral, 2007). Terlihat pada Grafik 1.1 bahwa volume ekspor kakao Indonesia Kurun waktu mengalami fluktuasi dua puluh tahun terakhir. Dari tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 terus mengalami peningkatan dengan jumlah ton dengan nilai US$ Namun pada tahun 1997 terjadi penurunan hingga mencapai ton dengan nilai US$ Pada tahun 2000 Kakao mengalami peningkatan hingga mencapai ton dengan nilai yang menurun mencapai US$ namun berbeda dengan tahun 1997, karena pada tahun 2000 mutu kakao menurun dimana beberapa faktor penyebabnya adalah penggunaan bibit tanaman yang kurang baik, teknologi budidaya yang kurang optimal, umur tanaman yang sudah tua, serta masalah serangan hama penyakit. Harga yang diterima petani Indonesia dari hasil penjualan kakao termasuk paling rendah di pasar internasional. Apabila mutu kakao Indonesia perbaiki akan menghasilkan devisa yg besar. Ekspor terus mengalami lonjakan kenaikan dan penurunan puncaknya pada tahun 2006 tingkat ekspor paling tinggi hingga mencapai dengan nilai US$ Namun tingakat ekspor paling rendah pada tahun 1994 dengan jumlah ton dengan nilai US$

13 Grafik 1.1 Volume dan Nilai Ekspor Kakao Indonesia Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan, 2015 Untuk dapat menstabilkan nilai ekspor agar tidak adanya penurunan, selain dilakukannya peningkatan mutu kakao, harus dilakukannya peningkatan luas lahan. Bila dilihat dari luas lahan, luas perkebunan kakao di Indonesia terus meningkat sepanjang 20 tahun terakhir. Keberhasilan perluasan areal dan peningkatan produksi tersebut telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading pada tahun Dilihat dari Grafik 1.2 luas lahan kakao pada tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 total luas lahan kakao mencapai hektar. Yang didominasi oleh perkebunan rakyat mencapai , namun perkebunan besar negara mengalami penurunan mencapai hektar dan perkebunan besar swasta mencapai Perkembangan luas lahan dapat di lihat pada Grafik 1.2 5

14 Grafik 1.2 Luas Lahan Kakao di Indonesia Luas Lahan (ha/ratusan ribu) PR PBN PBS Total Keterangan : PR :Perkebunan Rakyat, PBN :Perkebunan Besar Negara, PBS : Perkebunan Besar Swasta. Sumber : Direktorat Jendera Perkembunanan Indonesia, Berdasarkan Grafik 1.2 dapat dilihat luas lahan kakao mengalami peningkatan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2012 dengan total yang didominasi oleh perkebunan rakyat pada tahun 2012 mencapai hektar, namun perkebunan besar negara mengalami penurunan hingga mencapai hektar dan perkebunan besar swasta pun mengalami penurunan hingga mencapai hektar. Terakhir pada tahun 2013 perkebunan rakyat mengalami penurunan mencapai hektar, perkebunan besar negara pun mengalami penurunan mencapai hektar dan perkebunan besar swasta juga mengalami penurunan hingga mencapai hektar. Luas lahan paling luas adalah pada tahun 2012 dengan total hektar yang di dominasi oleh perkebunan rakyat yang mencapai namun berbeda dengan perkebunan besar negara 6

15 dan perkebunan besar swasta yang mengalami penurunan. Luas lahan yang rendah yaitu pada tahun 1997 dengan total mencapai hektar. Penurunan luas lahan dikarenakan adanya alih fungsi lahan keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik menurut (Irawan, 2005). Selain luas lahan yang mendorong meningkatnya nilai ekspor kakao Indonesia adalah jumlah produksinya. Untuk memperoleh hasil produksi yang layak perlu di tingkatkan perawatan dan pemeliharaan tanaman kakao selain itu tanaman kakao tergantung pada faktor-faktor pembatas dan produksi antara lain faktor lahan yaitu tinggi tempat, jenis tanah, dan iklim (rubiyo dan siswanto, 2012: 40). Bila dilihat dari produksi kakao dari tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 trus mengalami peningkatan yang totalnya mencapai ton yang di dominansi oleh perkebunan rakyat dengan jumlah ton namun perkebunan besar negara mengalami penurunan dengan jumlah ton dan perkebunan besar swasta dengan jumlah ton. Dan pada tahun 1997 mengalami penurunan mencapai ton. Semua produksi perkebunan mengalami penurunan termasuk perkebunan rakyat dengan jumlah ton, perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta juga mengalami penurunan. 7

16 Grafik 1.3 Produksi Kakao Indonesia Keterangan : PR :Perkebunan Rakyat, PBN :Perkebunan Besar Negara, PBS : Perkebunan Besar Swasta Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan, 2015 Berdasarkan Grafik 1.3 Perkebunan rakyat terus mengalami peningkatan sampai tahun 2006 hingga mencapai ton, pekebunan besar Negara juga mengalami peningkatan dan penurunan produksi hingga mencapai perkebunan besar swasta pun mengalami penurunan dan peningkatan produksi mencapai ton. Puncaknya produksi paling rendah yaitu pada tahun 1994 dengan total ton dengan jumlah produksi perkebunan rakyat mencapai ton, perkebunan besar negara mencapai ton dan perkebunan besar swasta mencapai ton. Tingkat produksi paling tinggi yaitu pada tahun 2010 dengan total jumlah produksi ton dengan jumlah produksi perkebunan rakyat mencapai ton, perkebunan besar negara mencapai dan perkebunan besar swasta mencapai jumlah produksi sebesar Dari Grafik 1.3 bisa dilihat produksi kakao mengalami kenaikan dan penurunan 8

17 yang signifikan di sebabkan oleh iklim kerena curah hujan diatas 4500 mm kurang baik untuk tanaman kakao karena dalam kodisi seperti itu akan mendorong kelembaban yang tinggi sehingga dapat menyebabakan berkembangnya penyakit busuk buah yang merupakan penyakit utama dari tanaman kakao serta kurangnya perawatan dan pemeliharaan kebun dan produktif karena sudah berumur tua (rubiyo dan siswanto, 2012: 41). Grafik 1.3 bisa dilihat produksi tidak stabil terus terjadi peningkatan dan penurunan, faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu tingkat nilai tukar yang dapat mendorong peningkatan volume dan nilai ekspor kakao Indonesia. Kurs valuta asing merupakan faktor penting dalam menentukan apakah barang-barang dinegara lain lebih murah atau lebih mahal dari barang-barang yang diproduksi didalam negeri (Sadono,2008:397). Nilai Tukar (kurs) diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Secara luas diakui bahwa stabilitas dalam nilai tukar menjamin stabilitas makro ekonomi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi positif (Khan dkk,288). Pada penelitian ini menggunakan kurs dollar Amerika Serikat sebagai mata uang dunia. Berdasarkan Grafik 1.3 dan 1.1 antara produksi didalam negeri dibandingkan dengan yang diekspor menunjukkan jumlah yang berbeda, perbedaan ini disebabkan oleh penggunaan produksi didalam negeri. Berdasarkan Grafik 1.4 perkebangan kurs dollar Amerika Serikat periode bisa dilihat pada tahun 1994 sampai dengan tahun 1998 kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika melemah sebesar Rp8.025 per US$ dengan persentase 127,84 persen. Kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika kembali menguat pada tahun 1999 sebesar Rp

18 per US$ dengan persentase (11,53) persen. Kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika Serikat kembali melemah pada tahun 2000 sampai dengan 2001 sebesar Rp per US$ dengan persentase 8,39 persen. Namun pada tahun 2002 sampai tahun 2003 kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika Serikat kembali menguat sebesar Rp dengan persentase (5,31) persen. Grafik 1.4 Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat Periode Sumber : Bank Indonesia, (Data Diolah) Dilihat pada Grafik 1.4 dapat diketahui perkembangan nilai kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika Serikat mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 sampai 2007 kurs rupiah terhadap dollar lebih stabil walaupun pada tahun 2008 meningkat sebesar 16,25 persen yang diakibatkan terjadinya krisis global. Walapun demikian setelah tahun 2008 kurs rupiah tehadap dollar mengalami penguatan yaitu pada tahun 2009 menurun menurun 14,15 persen dan 2010 menurun sebesar 4,01 persen. Namun akibiat dari adanya krisis global dalam perekonomian dunia nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah kembali secara beturut-turut pada tahun 2011 meningkat sebesar 0,5 persen, pada 10

19 tahun 2012 mingkat sebesar 3,7 persen dan puncaknya pada tahun 2013 kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika Serikat paling tinggi meingkat sebesar 29,5 persen. Selain kurs Dollar amerika serikat inflasi juga mempengaruhi tingkat volume ekspor suatu negara. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang yang terjadi secara terus-menerus. Jika inflasi yang terjadi pada suatu negara terus mengalami peningkatan akan menyebabkan kenaikan harga barang didalam negeri (Prathama rahardja dan mandala manurung,2008). Grafik 1.5 menunjukkan laju inflasi Indonesia. Grafik 1.5 Laju Inflasi Indonesia Tahun Sumber : Laporan tahunan Bank Indonesia Berdasarkan Grafik 1.5 dapat dilihat inflasi mengalami fluktuasi dari tahun 1994 sampai 2013 yang telah tercatat dalam publikasi Bank Indonesia. Pada tahun 1994 sampai tahun 1996 tingkat inflasi mengalami penurunan dengan tingkat inflasi mencapai 6.50 persen. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 dengan tingkat inflasi sebesar persen dan tingkat inflasi terendah terjadi 11

20 pada tahun 1999 dengan tingkat inflasi sebesar 2.00 persen. Hal itu di sebabkan krisis moneter yang melanda Indonesia sehingga lanju inflasi terus melonjak. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang telah diuraikan maka menjadi masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi secara simultan terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ? 2. Bagaimanakah pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi secara parsial terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ? 3. Variabel bebas manakah diantara luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi yang berpengaruh dominan terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi secara simultan terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ? 12

21 2. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi secara parsial terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ? 3. Untuk mengetahui variabel yang dominan diantara luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ? 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar AS dan inflasi terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu ) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk para akedemisi maupun para pemerhati ekonomi agar dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan pengaruh luas lahan, jumlah produk, kurs dollar AS dan inflasi terhadap ekspor kakao Indonesia kurun waktu

22 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan bab secara sistematis, sehingga antara bab yang satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini akan menguraikan hal-hal yang menyangkut pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini membahas teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan ekspor, luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi. Pada bab ini juga dibahas mengenai teori perdagangan internasional, teori ekspor, konsep luas lahan, teori produksi, teori kurs valuta asing, teori inflasi serta hubungan anatara variabel bebas dan variabel terikat. Pada bab ini juga dibahas rumusan hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari rumusan masalah yang sesuai dengan landasan teori. Bab III Metode Penelitian Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian baik dalam mencari data maupun menganalisa data. Bab ini terdiri dari uraian tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional 14

23 variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah Negara Indonesia, gambaran umum komoditi kakao, deskripsi hasil analisis uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini memuat kesimpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dipandang perlu dan relevan atas simpulan yang dikemukakan. 15

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PERNYATAAN ORISINALITAS... Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk memenuhi tujuan pemerintah yaitu mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.

Lebih terperinci

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali. Judul Nama : Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,Inflasi dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Ekspor Anyaman Provinsi Bali : I Putu Agus Sudarma Nim : 1206105080 ABSTRAK Ekspor merupakan kegiatan transaksi

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Tujuannya adalah untuk menciptakan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum masalah yang dihadapi masyarakat adalah mengenai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia terbatas dari segi kuantitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan dan Manfaat

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN PRODUKSI TERHADAP EKSPOR VANILI DI PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI

PENGARUH HARGA, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN PRODUKSI TERHADAP EKSPOR VANILI DI PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI PENGARUH HARGA, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN PRODUKSI TERHADAP EKSPOR VANILI DI PROVINSI BALI TAHUN 1991-2013 SKRIPSI Oleh: PUTU MAYA WIDYA CHANDRAYANI NIM: 1206105055 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Banyak keuntungan yang

Lebih terperinci

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak Judul Nama : Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode 1984-2014 : Ni Luh Gede Ari Luwihadi Nim : 1206105074 Abstrak Pada saat perekonomian Indonesia mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan menjadi sasaran utama pembangunan bagi

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

:Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM :

:Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM : Judul :Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun 2000-2015. Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM : 1215151017 Abstrak Pembangunan ekonomi yang terjadi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang ikut serta dalam kerjasama internasional, maka dari itu perekonomian Indonesia tidak lepas dari yang namanya ekspor dan impor.

Lebih terperinci

PERNYATAAN ORISINILITAS...

PERNYATAAN ORISINILITAS... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINILITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PRODUK OLAHAN KAYU DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PRODUK OLAHAN KAYU DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PRODUK OLAHAN KAYU DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI Oleh : LUH KETUT PRAMI GAYATRI NIM : 1206105037 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia selalu berusaha untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. Pembangunan ekonomi dilaksanakan

Lebih terperinci

Analisis impor Indonesia dari Cina

Analisis impor Indonesia dari Cina Analisis impor Indonesia dari Cina Febrian Deni Saputra Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak adanya batas antar negara di dunia serta nampaknya setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidup adalah salah satu alasan agar setiap individu maupun kelompok melakukan aktivitas bekerja dan mendapatkan hasil sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus dengan memanfaatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kegiatan yang terpenting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional adalah kegiatan untuk memperdagangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian, memiliki peran yang cukup penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Perkebunan teh merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Nama : Ni Kadek Sumita Dewik NIM : 1215151016 ABSTRAK Koperasi merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa negara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi global tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang meningkat diiringi dengan perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, dan perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar

Lebih terperinci

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia sektor perdagangan internasional mempunyai peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada sektor perdagangan

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI KAKAO

OUTLOOK KOMODITI KAKAO ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI KAKAO 2014 OUTLOOK KOMODITI KAKAO Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

Lebih terperinci

VOLUME EKSPOR KOMODITAS PISANG INDONESIA PERIODE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SKRIPSI. Oleh : KUKUH DWI SAPUTRO NIM :

VOLUME EKSPOR KOMODITAS PISANG INDONESIA PERIODE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SKRIPSI. Oleh : KUKUH DWI SAPUTRO NIM : VOLUME EKSPOR KOMODITAS PISANG INDONESIA PERIODE 1989-2013 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SKRIPSI Oleh : KUKUH DWI SAPUTRO NIM : 1106105012 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Arus globalisasi ekonomi dan proses liberalisasi perdagangan merupakan kenyataan yang saat ini semakin berkembang dari segi globalisasi produksi sampai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) Nama : Alfiyandi Yusda NPM : 18212374 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Muhamad Yunanto, MM FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting bagi keberlangsungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN 6.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PTPN Analisis regresi berganda dengan metode OLS didasarkan pada beberapa asumsi yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur perekonomian bercorak agraris yang rentan terhadap goncangan kestabilan kegiatan perekonomian.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA PERIODE TAHUN SKRIPSI

DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA PERIODE TAHUN SKRIPSI PENGARUH CADANGAN DEVISA, PRODUK DOMESTIK BRUTO dan KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1994-2013 SKRIPSI oleh : FITRI KURNIAWATI NIM : 1115151024

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

Skripsi. Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar IDR-USD dan. Perubahan Inflasi terhadap Return Indeks Sektor

Skripsi. Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar IDR-USD dan. Perubahan Inflasi terhadap Return Indeks Sektor Skripsi Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar IDR-USD dan Perubahan Inflasi terhadap Return Indeks Sektor Manufaktur pada Krisis Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2004-2013 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING PERNYATAAN PROGRAM SARJANA ABSTRAK.... iii ABSTRACT.... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN.... xx BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan perekonomian di negara lain dan dunia secara umum, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, PRODUKSI, LUAS LAHAN DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP VOLUME EKSPOR TEH INDONESIA SERTA DAYA SAINGNYA PERIODE

PENGARUH HARGA, PRODUKSI, LUAS LAHAN DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP VOLUME EKSPOR TEH INDONESIA SERTA DAYA SAINGNYA PERIODE PENGARUH HARGA, PRODUKSI, LUAS LAHAN DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP VOLUME EKSPOR TEH INDONESIA SERTA DAYA SAINGNYA PERIODE 2000-2012 SKRIPSI Oleh: NI WAYAN GITA WARDANI NIM: 1006105018 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah PENDAHULUAN Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin ketat, ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Halaman Tulisan Jurnal ( Judul dan Abstraksi ) ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh : Candra Mustika,SE,Msi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi Judul : Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Nama : Sangga Yoga Wismantara NIM : 1315251131 Abstrak Pasar modal memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI UNTUK MENGUJI NILAI TUKAR DOLLAR AMERIKA, YEN, EURO, POUNDSTERLING TERHADAP RUPIAH BERDASARKAN PARITAS DAYA BELI

ANALISIS INFLASI UNTUK MENGUJI NILAI TUKAR DOLLAR AMERIKA, YEN, EURO, POUNDSTERLING TERHADAP RUPIAH BERDASARKAN PARITAS DAYA BELI ANALISIS INFLASI UNTUK MENGUJI NILAI TUKAR DOLLAR AMERIKA, YEN, EURO, POUNDSTERLING TERHADAP RUPIAH BERDASARKAN PARITAS DAYA BELI (PERIODE DESEMBER 1998-DESEMBER 2005) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab V. GAMBARAN UMUM 5.1. Prospek Kakao Indonesia Indonesia telah mampu berkontribusi dan menempati posisi ketiga dalam perolehan devisa senilai 668 juta dolar AS dari ekspor kakao sebesar ± 480 272 ton pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam yang dapat diandalkan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa antara masyarakat di suatu negara dengan masyarakat di negara lain. Indonesia termasuk salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, INFLASI DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TERHADAP NILAI EKSPOR MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, INFLASI DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TERHADAP NILAI EKSPOR MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, INFLASI DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TERHADAP NILAI EKSPOR MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh : DESAK PUTU EMMEI JULIANTARI NIM : 1215151028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci