BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG 3.1 GEOGRAFI LAMPUNG Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung meliputi areal dataran seluas ,35 Km 2 termasuk 188 pulau yang terletak pada bagian paling ujung Tenggara Pulau Sumatera. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada Bujur Timur; serta antara Lintang Selatan. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu mencapai Ha (28,47 %) dari luas daratan Provinsi Lampung. Selain itu merupakan daerah perkebunan (20,92%); tegalan/ladang (20,50%); daerah pertanian, dan perumahan. Provinsi Lampung terletak di ujung Pulau Sumatera bagian Selatan, yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Sumatera dari arah Pulau Jawa dan pintu terakhir bagi penduduk pulau Sumatera yang hendak bepergian menuju Pulau Jawa. Lampung juga memiliki garis pantai yang terpanjang bila dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Sumatera dan menjadi bagian dari pegunungan bukit barisan di sisi selatan provinsi Lampung. Penduduk Lampung yang heterogen, berbagai suku hidup berdampingan, dengan etnis Lampung sebagai penduduk aslinya. Berdasarkan kondisi topografi, Provinsi Lampung terbagi dalam 5 (lima) satuan ruang, yaitu: (a) daerah topografi berbukit sampai bergunung; (b) 3-1

2 berombak sampai bergelombang; (c) dataran alluvial; (d) dataran rawa pasang surut; (e) daerah aliran sungai (river basin). Di samping itu terdapat 69 buah pulau besar dan kecil. Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri atas lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut (d.p.l). Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolannya berada di Gunung Tanggamus (2.102 m), Gunung Salak (1.570 m), Gunung Pematang Halupan (1.646 m) di Selatan bagian Barat, Gunung Pesagi (2.239 m), Gunung Pugung (1.964 m), Gunung Sebabayan (1.774 m), Gunung Subhanallah (1.623 m) di bagian Barat, Gunung Ratay (1.682 m), dan Gunung Rajabasa (1.281 m) di bagian Selatan, Gunung Punggur (1.877 m), Gunung Haji (1.710 m), dan Gunung Ulu Sabuk (1.713 m) di Lampung Utara, serta Gunung Balau (1.653 m) di Bandar Lampung. Daerah-daerah tersebut sebagian besar masih ditutupi oleh vegetasi hutan primer dan sekunder, tetapi beberapa bagian tertentu sudah terbuka menjadi perladangan atau perkebunan kopi rakyat. Daerah topografi berombak sampai bergelombang memiliki ciri-ciri khusus, terdiri atas bukit-bukit sempit dengan kemiringan antara 8-15% dan ketinggian antara m d.p.l. Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial dengan vegetasi tanaman perkebunan seperti kopi, lada, kakao, kelapa, karet, perkebunan buah-buahan campuran, tanaman perladangan seperti padi, jagung, dan sayur-sayuran. Daerah topografi ini berada di sekitar wilayah Kecamatan Gedong Tataan, Sukoharjo, dan Pulau 3-2

3 Panggung di wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus, serta wilayah Kecamatan Kalirejo dan Bangunrejo di Kabupaten Lampung Tengah. Daerah dataran alluvial merupakan daerah yang sangat luas meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, sebagian Lampung Utara, Way Kanan serta Tulang Bawang, sampai mendekati sebelah Timur, yang merupakan bagian hilir (down stream) dari sungai-sungai besar seperti Way Sekampung, Way Seputih, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian rata-rata daerah ini berkisar antara m dengan kemiringan 0-3%.Pada bagian pantai sebelah Barat terdapat pula dataran alluvial yang menyempit dan memanjang mengikuti arah Bukit Barisan. Daerah dataran rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0,5-1,0 m, yang pengendapan airnya menurut perubahan pasang surut air laut. Daerah ini terletak di sebagian Lampung Timur bagian Timur dan Lampung Selatan Bagian Timur yang dikenal dengan daerah Rawa Sragi, dengan luas areal mencapai Ha. Sebagian lagi terletak di daerah Mesuji dengan luas areal mencapai ha, yang telah dijadikan daerah pemukiman transmigrasimesuji-tulang Bawang, yang sebagian digunakan untuk tanaman padi, jagung, dan tanaman semusim lainnya, sedang sebagian besar di wilayah pesisir sudah berubah menjadi areal tambak rakyat,untuk budidaya udang dan ikan bandeng. Selain itu, terdapat 69 buah pulau-pulau besar dan kecil, di antaranya terdapat 49 buah pulau di Kabupaten Lampung Selatan dengan pulau-pulau terbesar, 3-3

4 yaitu di Pulau Sebesi (2.472 Ha), Pulau Legundi (1.820 Ha), Pulau Sebuku (1.771 Ha), Pulau Rakata (1.343 ha), dan Pulau Sertung dam gugusan kepulauan Krakatau (1.057 Ha), serta Pulau Pahawang (696 Ha). Di Kabupaten Lampung Barat terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Pisang (142 Ha) dan Pulau Butuah (63 Ha).Di Kabupaten Tanggamus terdapat10 pulau dan yang terbesar adalah Pulau Tabuan ( Ha), serta di Kota Bandarlampung sebanyak 1 (satu) buah pulau yaitu Pulau Pasaran (6 Ha). 3.2 PARIWISATA LAMPUNG Objek Wisata Lampung Provinsi Lampung memiliki banyak objek wisata yang tersebar di 15 kabupaten/kota. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 350 objek wisata, yang berupa taman hiburan umum, peninggalan sejarah, objek wisata alam dan tirta, objek wisata budaya, objek wisata religius, objek wisata agro, objek wisata bahari, serta objek wisata buatan. Gambar 3.1. Jumlah Objek Wisata dan Peninggalan Sejarah di Provinsi Lampung, Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung 3-4

5 Dilihat dari sebarannya menurut kabupaten/kota, maka objek wisata tersebut paling banyak terdapat di Kabupaten Tanggamus, yaitu sebanyak 77 objek wisata, diikuti dengan Kabupaten Way Kanan sebanyak 59 objek wisata, serta Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Selatan masingmasing sebanyak 47 dan 37 objek wisata. Sebagian besar objek wisata di Tanggamus berupa objek wisata bahari (pantai) dan objek wisata alam tirta (air terjun), di Kabupaten Way Kanan sebagian besar berupa objek wisata alam, di Kabupaten Lampung Utara didominasi dengan peninggalan sejarah dan panorama alam, sementara objek wisata di Kabupaten Lampung Selatan didominasi dengan wisata bahari (pantai). Selain objek wisata yang telah dipaparkan di atas, Provinsi Lampung juga memiliki pulau-pulau kecil yang berada di 5 wilayah kabupaten/kota, yaitu di Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Barat, dan Kota Bandar Lampung. Tercatat sebanyak 71 pulau kecil berada di perairan Lampung yang sebagian besar terdapat di Lampung Selatan sebanyak 30 pulau kecil, diikuti oleh Pesawaran dengan 23 pulau kecil, dan Tanggamus yang memiliki 15 pulau kecil. Pulau-pulau kecil di atas, selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam, juga dimanfaatkan sebagai wilayah pemukiman, pertanian/perkebunan, budidaya perikanan, wilayah pertahanan dan keamanan, serta ada yang masih berupa hutan. Luasan pulau-pulau tersebut juga bervariasi dengan Pulau yang terluas adalah Pulau Tabuan dengan luas Ha. 3-5

6 Gambar 3.2. Jumlah Pulau-Pulau Kecil menurut Kabupaten/Kota, Lampung Selatan, 30 Pesawaran,23 Tanggamus,15 Bandar Lampung, 1 Lampung Barat, 2 23 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Akomodasi Pariwisata Lampung Fasilitas akomodasi menjadi salah satu faktor keberhasilan pelayanan pariwisata. Akomodasi yang nyaman dan memadai sesuai dengan keinginan wisatawan menjadi nilai lebih untuk daerah kunjungan wisata. Fasilitas akomodasi di Lampung terdiri dari hotel berbintang, hotel non-bintang dan pondok-pondok wisata. Tabel 3.1 menyajikan perkembangan jumlah hotel bintang, melati dan pondok wisata di Provinsi Lampung dari tahun Hotel berbintang sampai tahun 2014 berada di kota Bandar Lampung semuanya. Jumlah hotel non melati pada tahun 2014 juga paling banyak berada di kota Bandar Lampung. Kabupaten Pesisir barat pada tahun 2014 tercatat memiliki jumlah hotel melati terbanyak kedua setelah kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan perkembangan yang baik karena Pesisir Barat merupakan salah satu favorit 3-6

7 tujuan wisata di provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan memiliki jumlah kamar hotel yang terbanyak kedua setelah kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung Selatan yang memiliki banyak tujuan wisata yang favorit juga memiliki akomodasi yang cukup untuk para wisatawan. Tabel 3.1 menunjukkan bahwa perkembangan hotel di provinsi Lampung termasuk pesat. Hotel melati pada tahun 2014 mengalami peningkatan mengalami peningkatan pesat, sejumlah 32 hotel melati baru dibangun dalam kurun waktu 4 tahun. Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Hotel Bintang, Melati, Dan Pondok Wisata Di Provinsi Lampung Sampai Dengan Tahun 2014 LOKASI /KLASIFIKASI Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar BandarLampung Hotel Bintang Hotel melati Pondok Wisata Lampung Selatan Hotel melati Pondok Wisata Lampung Tengah Hotel melati Pondok Wisata Lampung Utara Hotel melati Lampung Barat Hotel melati Pondok Wisata Tanggamus Hotel melati Pondok Wisata Tulang Bawang Hotel melati Pondok Wisata Lampung Timur Hotel melati Pondok Wisata Metro Hotel melati Way Kanan Hotel melati Pringsewu Hotel melati

8 LOKASI /KLASIFIKASI Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Tulang Bawang Barat Hotel melati Mesuji Hotel melati Pesisir Barat Hotel melati Jumlah Hotel merupakan salah satu hal yang sangat penting pada saat berkunjung ke suatu objek wisata di suatu daerah. Peningkatan jumlah wisatawan ke Provinsi Lampung akan meningkatkan minat pengusaha untuk membangun hotel dan penginapan di Lampung. Pada tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 berjumlah 175 meningkat menjadi 262 pada tahun Diperkirakan jumlah penginapan di Provinsi Lampung, baik hotel berbintang ataupun hotel non-bintang dan pondok wisata akan meningkat seiring tingginya peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke provinsi Lampung. Tingginya pertumbuhan pariwisata di Lampung Dengan adanya publikasi yang baik mengenai objek wisata yang ada di Provinsi Lampung, jumlah hotel tersebut diperkirakan akan terus bertambah dengan pesat. Tetapi walaupun pertumbuhan jumlah hotel tersebut meningkat hampir 100 persen, namun dari segi jumlah masih relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah hotel bintang di Sumatera Selatan pada tahun 2012 sebanyak 46 hotel bintang, di Pulau Sumatera terdapat 364 hotel bintang dan di Indonesia secara keseluruhan terdapat hotel bintang. 3-8

9 Jumlah Wisatawan DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Perkembangan Wisatawan di Lampung Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung selama 10 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan. Gambar 3.3 menunjukkan bahwa wisatawan Nusantara meningkat signifikan setiap tahun dalam kurun waktu Peningkatan juga terjadi pada wisatawan mancanegara dengan pertumbuhan yang landai Gambar 3.3 perkembangan Jumlah Wisatawan di Lampung Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan mancanegara Persentase pertumbuhan wisatawan selama 10 tahun terakhir rata-rata 23,5%. Secara persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2009, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010 dan Pada tahun 2013 pertumbuhan wisatawan meningkat menjadi 31,38%, lalu turun menjadi 27,54% dan pertumbuhan di tahun 2015 turun kembali menjadi 24,03%. Tetapi berdasarkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung setiap tahun selalu meningkat dan peningkatan tertinggi jumlah 3-9

10 wisatawan terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah kenaikan sebesar wisatawan. Tabel 3.2. Jumlah Wisatawan di Provinsi LampungTahun Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah Pertumbuhan Total nusantara mancanegara pertumbuhan (%) , ,03 Rata-rata pertumbuhan ,55 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Dari sejumlah wisatawan di atas, sebagian wisatawan menginap di hotel bintang dan non bintang yang terdapat di Provinsi Lampung. Jumlah wisatawan nusantara yang menginap di hotel bintang tercatat sekitar orang wisatawan nusantara pada tahun 2009, dan meningkat menjadi sekitar orang pada tahun Selama 5 tahun dari terjadi kenaikan sebesar 135% jumlah wisatawan nusantara yang menginap di hotel berbintang. Jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel berbintang di provinsi Lampung pada tahun tahun 2009 tercatat berjumlah orang dan meningkat menjadi orang pada tahun Selama 5 tahun terjadi kenaikan sebesar 456% dalam kuran waktu 5 tahun. Kenaikan wisatawan yang menginap di hotel berbintang akan semakin tinggi pada 3-10

11 tahun terakhir mengingat pertambahan hotel berbintang di provinsi Lampung. Tabel 3.3. Jumlah Tamu Yang Berkunjung Ke Provinsi Lampung Pada Hotel Berbintang TAHUN WISATAWAN TOTAL NUSANTARA MANCANEGARA Wisatawan nusantara yang menginap di hotel non bintang pada tahun 2009 tercatat berjumlah orang. Pada tahun 2014 wisatawan nusantara yang menginap di hotel non-bintang menjadi orang. Tabel 3.3 menjelaskan jumlah tamu yang menginap di hotel non-bintang. Tabel 3.4. Jumlah Tamu Yang Berkunjung Ke Provinsi Lampung Pada Hotel Non Bintang TAHUN WISATAWAN NUSANTARA MANCANEGARA TOTAL Wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang pada kurun waktu juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2009, wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang hanya 97 orang. Meningkat tajam dalam kurun waktu 5 tahun, sehingga pada tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang sebanyak

12 Tabel 3.5. Rata rata Lama Menginap Tamu Mancanegara Dan Nusantara Menurut Jenis Hotel Di Provinsi Lampung RATA RATA LAMA TAMU MENGINAP JENIS HOTEL TAHUN MANCA NEGARA (+/-) NUSANTARA (+/-) BINTANG ,55 1,40 1,77 0, ,39-0,16 1,95 0, ,43 0,04 1,69-0, ,12-1,31 1,62-0, ,32 0,20 1,67 0, ,36 0,04 1,73 0,06 NON BINTANG ,48 0,64 1,43 0, ,13-1,35 1,02-0, ,93 2,80 1,35 0, ,93 2,00 1,32-0, ,50-0,43 1,46 0, ,80 0,30 1,86 0,40 Tabel 3.4 menjelaskan rata-rata lama menginap tamu berdasarkan jenis hotel. Tamu mancanegara pada tahun 2014 menginap rata-rata 2,36 hari, sedangkan tamu nusantara menginap rata-rata 1,73 hari di hotel bintang di Lampung. Rata-rata menginap pada tahum 2014 naik 0,04 hari dibandingkan tahun 2013 untuk tamu mancanegara dan naik 0,06 hari untuk nusantara. Untuk hotel non-bintang, pada tahun 2014, rata-rata tamu mancnegara menginap selama 5,80 hari dan tamu nusantara rata-rata 1,86 hari. Ratarata menginap tamu mancanegara di hotel non bintang pada tahun 2014, naik 0,3 hari dibandingkan tahun 2013 dan tamu nusantara naik 0,4 hari dibandingkan tahun Tabel 3.6. Banyaknya Malam Kamar Yang Tersedia Dan Malam Yang Dihuni Pada Hotel bintang Dan Melati Tahun TAHUN MALAM KAMAR YANG TERSEDIA MALAM KAMAR YANG DIHUNI 3-12 % hunian hotel berbanding malam kamar tersedia BINTANG MELATI BINTANG MELATI BINTANG MELATI ,81% 36,00% ,77% 38,61% ,33% 39,47% ,06% 41,33% ,06% 41,33% ,03% 45,09%

13 Tabel 3.5 menjelaskan jumlah malam kamar yang tersedia dari hotel bintang ataupun non-bintang di Provinsi Lampung. Pada periode tahun terjadi peningkatan malam kamar yang tersedia di hotel bintang ataupun non-bintang. Pada tahun 2014 jumlah malam kamar yang tersedia untuk hotel berbintang adalah kamar dan untuk hotel melati/non bintang sebanyak kamar. Banyaknya malam kamar yang tersedia, ternyata belum diimbangi dengan malam kamar yang dihuni selama setahun. Untuk hotel berbintang, rata-rata tingkat hunian makam kamar dari tahun adalah plus minus 50% dan hotel non-bintang plus minus 40% kamar malam yang dihuni dari keseluruhan yang tersedia. Tingkat hunian malam kamar yang baru mencapai 40%-50% menjadi tantangan bagi pelaku pariwisata untuk meningkatkan jumlah tamu di hotelhotel yang berada di Provinsi Lampung. Tingkat hunian yang baru mencapai setengah dari kapasitasnya menandakan adanya waktu saat hunian hotel ramai (peak season) dan ada saat dimana tingkat hunia mengalami saat sepi (low season) Pengeluaran Wisatawan di Lampung Konsumsi wisatawan di suatu daerah merupakan penggerak ekonomi pariwisata daerah tersebut. Hotel, perdagangan cinderamata, rumah makan dan kegiatan penunjang wisata lainnya akan menjadi hidup dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan terhadap produk- 3-13

14 produk tersebut. Selalu yang diharapakan nilai konsumsi ini terus meningkat sehingga ekonomi pariwisata semakin berkembang. Jumlah wisatawan yang terus meningkat dibarengi dengan peningkatan nilai konsumsi wisatawan merupakan kondisi ideal yang sangat diharapkan. Kedua hal tersebut akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi pariwisata daerah yang menjadi tujuan wisata. Peningkatan jumlah wisatawan tanpa dibarengi dengan peningkatan konsumsinya akan kurang bermakna, demikian juga sebaliknya. Jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang mengalami peningkatan mendorong juga peningkatan nilai konsumsi. Tabel 3.6 menunjukkan rata-rata pengeluaran tamu nusantara pada kunjungan ke Lampung pada tahun Selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan pengeluaran /konsumsi wisatawan nusantara, bila pada tahun 2010 rata-rata pengeluaran orang per hari adalah Rp ,00 maka di tahun 2015 pengeluaran per hari adalah Rp ,00. Bila dikalikan dengan rata-rata tinggal di Lampung yang berkisar 1,49 hari pada tahun 2010 dan 1,97 hari pada tahun 2015 maka setiap kunjungan, wisatawan akan mengeluarkan Rp pada tahun 2010 saat berkunjung ke Lampung Rp ,50 per kunjungan pada tahun Pada kurun lima tahun terjadi kenaikan 2 kali lipat pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan nusantara. 3-14

15 Kenaikan jumlah tamu, rata-rata tinggal dan rata-rata pengeluaran per orang dalam setiap kunjungan membuat jumlah pengeluaran / konsumsi wisatawan nusantara di Lampung meningkat drastis. Bila pada tahun 2010 total pengeluaran yang dibelanjakan oleh tamu nusantara adalah 249 milyar rupiah, maka pada tahun 2010 total belanja tamu nusantara di provinsi Lampung adalah 1,4 trilyun rupiah. Jumlah 1,4 trilyun pada tahun 2015 yang dibelanjakan di provinsi Lampung memberikan konstribusi yang baik untuk menggerakkan ekonomi di Lampung. Pada tahun mendatang, bila jumlah wisatawan meningkat dan rata-rata menginap meningkat maka jumlah pengeluaran yang dibelanjakan di provinsi Lampung akan terus meningkat dan dapat menggerakkan ekonomi masayarakat Lampung. Tabel 3.7. Rata-rata Pengeluaran per Orang Tamu Nusantara Tahun TAHUN Rata-rata Pengeluaran Per JUMLAH JUMLAH PENGELUARAN Rata-rata Lama Orang (Rp) TAMU Tinggal (Hari) Per NUSANTARA Per Hari Jumlah (Rp) +/- Kunjungan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,48 Selain wisatawan nusantaran, provinsi Lampung juga dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Tabel 3.7 menunjukkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Provinsi Lampung. Rata-rata pengeluaran per hari saat berkunjung ke Provinsi Lampung pada tahun 2015 adalah $ 94,86. Rata-rata pengeluaran per hari wisatawan mancanegara di tahun

16 hanya meningkat $ 4,38 dibandingkan 5 tahun sebelumnya yang berjumlah $ 90,48 per hari kunjungan wisatawan. Walaupun rata-rata pengeluaran wisatawan hanya meningkat sedikit, tetapu rata-rata lama tinggal wisatawan mananegara di tahun 2015 adalah 7,28 hari yang telah meningkat sebanyak 3,53 hari bila dibandingkan dengan tahun Sehingga, akibat peningkatan lama tinggal di Lampung membuat pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan pada tahun 2015 adalah $ 690,58 meningkat drastis dari tahun 2010 yang hanya $ 339,30 per kunjungan. Total pengeluaran wisatawan mancanegara ke provinsi Lampung meningkat tajam selama 5 tahun terakhir, bila pada tahun 2010 jumlah pengeluaran hanya $ maka pada tahun 2015 jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara adalah 14,9 juta dollar US$. Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara dikarenakan naikkan jumlah wisatawan mancanegara ke Lampung dan naikkan rata-rata lama tinggal di Lampung. Tabel 3.8. Rata-rata Pengeluaran per Orang Tamu Nusantara Tahun TAHUN Rata-rata Pengeluaran Per JUMLAH Rata-rata JUMLAH PENGELUARAN Orang (USD) TAMU Lama Tinggal Per MANCANEGARA (Hari) Per Hari Jumlah (USD) +/- Kunjungan ,75 90,48 339, , ,89 93,19 362, , ,09 94,48 386, , ,50 90,00 495, , ,50 94,00 611, , ,28 94,86 690, ,

17 3.2.5 Perkembangan Usaha Wisata di Lampung Selain adanya peningkatan jumlah hotel dan fasilitas akomodasi lainnya, perkembangan wisata di Lampung juga memberi dampak pada perkembangan bisnis di bidang yang terkait dengan kepariwisataan seperti rumah makan, panti pijat, diskotik, objek wisata, kolam renang dan lain-lain. Jenis usaha yang berkaitan dengan pariwisata tumbuh karena bertambahnya potensi konsumen akibat peningkatan kunjungn ke Lampung. Tabel 3.9. Perkembangan Usaha Pariwisata di Lampung NO JENIS +/- +/- +/- +/- USAHA Jml Jml Jml Jml Jml +/-% % % % % 1 Hotel Bintang , , ,17 2 Hotel Melati 149 0, , , , ,69 3 Pondok wisata , , , ,14 4 Restoran 656 0, , , , ,11 5 Panti Pijat , Diskotik Billiard , ,04 8 Taman Rekreasi , , ,58 9 Kolam Renang 36 2, ,4 48 2, , ,26 10 Padang Golf Karaoke 19 5, , , , ,26 Jumlah Usaha , , , , ,11 Tabel 3.8 menunjukkan perkembangan usaha pariwisata di provinsi Lampung. Jumlah restoran atau rumah makan di provinsi Lampung pada tahun 2015 berjumlah 1191 rumah makan meninggkat bila dibandingkan tahun 2011 yang hanya 656 rumah makan. Objek wisata juga mengalami penambahan, pada tahun 2011 jumlah objek wisata ada 296 buah, meningkat menjadi 353 objek wisata pada tahun Kolam renang pada tahun 2011 berjumlah 36 buah, selama kurun waktu bertambah setiap tahun sehingga pada tahun 2015 terdapat 353 kolam renang di 3-17

18 provinsi Lampung. Secara keseluruhan jumlah bisnis pariwisata berjumlah pada tahun 2015 yang telah meningkat bila dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah bisnis pariwisata Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata Provinsi Lampung Peningkatan jumlah wisatawan yang dibarengi oleh peningkatan jumlah hotel dan penginapan serta bisnis bisnis lain di bidang pariwisata memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata di Provinsi Lampung. Penyerapan tenaga kerja berarti memperkecil tingkat pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Banyak kalangan masyarakat yang memperoleh dampak positif terutama dari segi ekonomi karena berkembangnya pariwisata di Provinsi Lampung. Tabel 3.9 menjelaskan perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata provinsi Lampung. Secara keseluruhan dari 11 jenis usaha pariwisata di provinsi Lampung dapat menyerap tenaga kerja sebanyak tenaga kerja pada tahun Jumlah ini meningkat sebesar 6,84% dari tahun 2014 yang menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Tenaga kerja yang diserap di bisnis pariwisata meningkat terus selama 2011 sampai Kenaikan tenaga kerja ini memberi kontribusi positif bagi kemajuan provinsi Lampung. 3-18

19 Tabel Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata Lampung NO JENIS USAHA SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% 1 Hotel Bintang , , , , ,84 2 Hotel Melati , , , , ,97 3 Pondok wisata 168 0, , , , ,36 4 Restoran , , , , ,45 5 Panti Pijat 158 0, , , , ,00 6 Diskotik 55 0, , , , ,00 7 Billiard 544 0, , , , ,21 8 Taman Rekreasi 521 0, , , , ,10 9 Kolam Renang 174 0, , , , ,09 10 Padang Golf 10 0, , , , ,00 11 Karaoke 126 0, , , , ,45 Jumlah Usaha , , , , ,84 Kontribusi penyerapan tenaga kerja terbesar diberikan oleh bisnis restoran/rumah makan yang menyerap orang tenaga kerja pada tahun Jumlah ini meningkat sebanyak 6,45% dari tahun 2014 yang menyerap tenaga kerja sebanyak orang tenaga kerja. Hotel melati dan hotel bintang memberi kontribusi penyumbang terbesar kedua dan ketiga dalam penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata. Pada tahun 2015 hotel melati memberi kontribusi sebesar orang tenaga kerja dan hotel bintang menyerap orang tenaga kerja. Pada tahun 2015, tenaga kerja di hotel berbintang meningkat 10,84% dibandingkan tahun 2014 yang menyerap orang tenaga kerja. Hotel melati melati pada tahun 2015 meningkat sebesar 2,97% dibandingkan penyerapan tenaga kerja di hotel melati sebesar pada tahun Pondok wisata, taman rekreasi, kolam renang mengalami kenaikan yang lebih dari 10 persen penambahan tenaga kerja yang bekerja di bisnis pariwisata. Pondok wisata naik 13,36% pada tahun 2015, taman rekreasi 3-19

20 penyerapan tenaga kerja naik sebesar 12,10% dan kolam renang penyerapan tenaga kerja naik 12,09% pada tahun Secara keseluruhan hampir semua jenis bisnis pariwisata mengalami kenaikan dalam penyerapan tenaga kerja untuk provinsi Lampung. 3-20

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITMN 4.1 Geografi Propinsi Lampung meliputi areal seluas 35.288,35 krn2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera. Propinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait. 41 III. METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data sekunder yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan pada sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung dengan menggunakan data sekunder yang ditunjang dengan studi kepustakaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari objek penelitian. Menurut

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/07/18/Th.X, 1 Juli 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/01/18/Th.X, 4 Januari 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 52 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu tahun dari periode 2001 sampai dengan tahun 2013.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan diterbitkan oleh lembaga yang berkaitan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang. Provinsi lampung yang beribukota di Bandar Lampung memiliki areal dataran seluas 34623,80 Km 2 termasuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah IV. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Kota Bandar Lampung 1. Geografi Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Untuk menganalisis perbandingan kinerja dua sample (sample tidak bebas) dengan menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan 1. Geografi Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan 55 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS)

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PROVINSI LAMPUNG

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PROVINSI LAMPUNG 22 BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PROVINSI LAMPUNG 4.1 Geografi Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km 2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian ujung tenggara Pulau Sumatera,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/06/18/Th.X, 1 Juni 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/11/18/Th.IX, 2 November 2015 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 62 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Lampung 1. Kondisi Geografi Secara geografis Provinsi Lampung terletak antara 3045' Lintang Selatan dan 103050' 105050' Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan 49 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografi Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada 104 0 18 sampai dengan 105 0 12 Bujur Timur, dan 5 0 05 sampai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia dilewati garis ekuator di beberapa kota yang menyebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia dilewati garis ekuator di beberapa kota yang menyebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki pesona wisata yang menakjubkan. Membentang sepanjang 5.150 km yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil dengan lima

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 A. Gambaran Umum Provinsi Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 Maret 1964. Secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung berada antara 3º45 dan 6º45 Lintang Selatan serta 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah utara berbatasan dengan Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Spasial sebagai keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya. Lokasi yang dimaksud adalah lokasi absolut atau sudah pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Lokasi dan Luas Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5 o 15 sampai dengan 6

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung 61 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh desentralisasi fiskal terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung 2007-2011.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007. 31 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diterbitkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung. Perkembangan Kabupaten Tanggamus dimulai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Kelurahan Sumber Agung secara Administratif masuk dalam Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Letak Kelurahan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, 82,71

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Demografi Desa 1. Letak dan Luas wilayah Desa Talang Mulya merupakan salah satu desa pemekaran dari Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang terletak

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/02/18/Th.XI, 16 Februari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung berupa publikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia karena berperan dalam pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari peranan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Daerah Penelitian Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas) Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis tumbuh secara pesat, dari beberapa sektor bisnis favorit, pariwisata termasuk salah satunya dan hal ini mendorong perkembangan bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan dimana didalamnya setiap

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci