BAB 1 PENDAHULUAN. masa Hindia Belanda) yang pekerjanya sebagai pembantu pada keluarga-keluarga

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Kampung Kampung adalah kawasan yang ditinggali oleh masyarakat atau pribumi (pada masa Hindia Belanda) yang pekerjanya sebagai pembantu pada keluarga-keluarga Eropa atau Tionghoa dan sedikit dari mereka yang masuk di sektor formal sebagai pegawai rendahan di kantor pemerintah atau swasta. (Mahatmanta, 2005: 28) Menurut Lukman Ali et, al. (1995: 438), kampung memiliki pengertian sebagai berikut: 1. Kelompok rumah yang merupakan bagian kota ( biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah) 2. Desa: dusun; 3. Kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu, dibawah Kecamatan; 4. terbelakang (belum modern); berkaitan dengan kebiasan di kampung: kolot Kampung Bratang RT 7 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo Gambar 1 Kampung Bratang Sumber: Dokumentasi pribadi,2004 Stren : Tepi 1

2 Kampung Bratang RT 07 RW 11 kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo terletak di bantaran kali Surabaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Streen Kali Surabaya. Adapun bentuk kampung tersebut adalah linier. Kampung tersebut muncul dengan sepontan pada tahun 1960-an (komunitas Streen/tepian Kali Surabaya 2004) Evaluasi arsitektural Kampung Bratang RT 07 RW 11 kelurahan Ngagelrejo Kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo memiliki pola bangunan yang liner memanjang di bantaran sungai ( kali Surabaya). Keadaan kampung Bratang terbelah oleh tanggul yang sekarang telah berubah fungsi sebagai jalan setapak, pemukiman yang terletak di selatan tanggul atau yang berada di tepi sungai banyak yang memperlebar bangunannya dengan papan dengan disangga kayu yang terletak diatas sungai, maka hal tersebut sangat berbahaya dan menciptakan lingkungan yang kurang baik karena pada bawah rumah atau tepi sungai jadi kotor karena banyak sampah baik dari rumah tangga yang dibuang ke sungai atau sampah yang meyangkut pada tiang penyangga rumah. Untuk akses ke kampung Bratang sangat mudah karena letaknya yang berdekatan dengan jalan besar dan ditengah kota. Pola sirkulasi di kampung Bratang RT 07 RW 11 sangat mudah karena letak atau struktur pemukimannya berbentuk linier namun tetap saja ada permasalahan sirkulasi yaitu sempitnya jalan utama karena hanya memanfaatkan tanggul sebagai jalan., karena sirkulasi yang berbentuk linier memberi kesan yang mudah dan jelas. Banyak gang / jalan kecil yang terbentuk dari jarak antar bangunan yang dimanfaatkan sebagai jalan tembus dengan kondisi yang gelap dan pengap. Rumah yang saling berhimpitan dan tidak teratur menciptakan ruang-ruang yang gelap 2

3 diantara masa bangunan banyak bangunan yang kurang sinar matahari, sehingga menjadi pengap dan lembab. Fasilitas umum yang terdapat di kampung Bratang yang berupa, KM/WC umum, sumur air bersih, dan kamar mandi atau WC di atas sungai. Saat ini bisa dikatakan sangat tidak layak karena kurang bersih dan salurannya yang kurang baik, sehingga kurang sehat. Maka penataan kembali sangat perlu, seperti: Pembuatan jalan inspeksi di tepi sungai yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. open space (ruang terbuka) di tepi sungai, Pembuatan fasilitas umum seperti KM/WC yang lebih baik, Dengan mengubah rumah-rumah yang membelakangi sungai menjadi menghadap ke sungai. Hal tersebut dilakukan agar kebersihan lingkungan di tepi sungai terjaga karena diharapkan dengan menghadapkan rumah ke sungai membuat penduduk enggan membuang sampah dan lebih menjaga kebersihan lingkungan dan tepi sungai Penataan Kampung Menurut Lukman All et, al. (1995: 1014), penataan memiliki arti proses, cara, perbuatan menata: penyusunan. Program perbaikan kampung pada awalnya merupakan program perbaikan kondisi lingkungan fisik di tengah kota, dan secara bertahap diharapkan masyarakat akan memperbaiki rumahnya masing-masing. Program perbaikan kampung di Indonesia dimulai di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1960-an. Program tersebut di jakarta terkenal dengan nama Proyek Muhammad Husni Thamrin dan di Surabaya dikenal dengan nama Proyek WR Supratman (Dharmodjo, 1999: 2). Komponen-komponen yang diutamakan dalam perbaikan fisik dan lingkungan di kampung terdiri dari empat jenis, yaitu (Dharmodjo,1999: 6): 1. jalan setapak dengan lebar 0,5 M 1 M dan secara konstruktif tidak dapat dilalui kendaraan. 2. selokan dengan lebar 0,1 M 0,25 M. 3. persampahan seperti bak sampah dan gerobak. 4. MCK umum. 3

4 1.2. Rumusan masalah Bagaimana menata Kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo di Surabaya agar ruang luar menjadi sarana menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik Tujuan Menata Kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo di Surabaya agar menjadi kampung yang memiliki kualitas lingkungan yang lebih baik 1.4. Sasaran 1. melakukan studi tentang penataan kampung 2. melakukan studi tentang Kampung Brtang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo di Surabaya 3. melakukan studi tentang ruang luar 1.5. Lingkup 1. Penataan kampung dibatasi pada penataan kampung di tepi sungi. 2. kampung Bratang dibatasi pada Kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo di Surabaya. 3. Pemanfaatan ruang luar sebagai sarana Menciptakan Lingkungan yang lebih baik dibatasi pada lingkungan kampung Bratng Rt 07 Rw Metodologi 1. Wawancara Wawancara ditujukan kepada pengelola dan penghuni kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo. 2. Kuisioner Kuisioner disebar kepada penghuni kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo. 3. Observasi Pengamatan langsung terhadap lingkungan kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo. 4. Studi pustaka 4

5 Mempelajari buku-buku tentang penataan kampung dan pemanfaatan ruang luar sebagai sarana menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik 5. Studi banding Melakukan studi banding atau pengamatan kampung sejenis yang ada di kota Surabaya ( Kampung Gunung Sari I) dan Kota Yogyakarta (Kampung Code). Serta dari pustaka-pustaka. 1. Metode kuantitatif Metode nalisa atau temuan-temuan dari pencarian data yang dikomunikasikan dengan angka dan menghasilkan data-data yang diperlukan untuk mendukung kelayakan untuk dasar dari penataan kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo di Surabaya. 2. Metode Kualitatif Data data kuantitatif yang didapat dapt menentukan penataan kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo di Surabaya 1.7. Metode penataan Metode penataan menggunakan pemanfaatan ruang luar sebagai sarana meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN KAMPUNG BRATANG RT 07 RW 11 KELURAHAN NGAGELREJO KECAMATAN WONOKROMO DI SURABAYA 5

6 Mengungkapkan potensi dan permasalahan arsitektural kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo serta fasilitas-fasilitas yang telah tersedia. BAB 3 TINAJAUAN TEORITIS PENATAAN KAMPUNG Mengungkapkan teori-teori penataan kampung terutama kampung di tepi sungai. BAB 4 TINJAUAN TEORITIS PEMANFAATAN RUANG LUAR SEBAGAI SARANA MENCIPTAKAN KUALITAS LINGKUNGAN YANG LEBIH BAIK Mengungkapkan teori-teori pemanfaatan ruang luar sebagai sarana menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik BAB 5 ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PENATAAN KAMPUNG BRATANG RT 07 RW 11 KELURAHAN NGAGELREJO KECAMATAN WONOKROMO DI BANTARAN KALI SURABAYA DI SURABAYA Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan penataan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada Kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo dengan konsep pemanfaatan ruang luar sebagai sarana meningkatkan kulitas lingkungan menjadi lebih baik. BAB 6 KONSEP PERENCANAAN DAN PENATAAN KAMPUNG BRATANG RT 07 RW 11 KELURAHAN NGAGELREJO DI BANTARAN KALI SURABAYA DI SURABAYA Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan dalam rancangan fisik arsitektural di Kampung Bratang RT 07 RW 11 Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo. 6