KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA"

Transkripsi

1 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA Sakirman Dosen STAIN Jurai Siwo Metro sakirman87@gmail.com Abstrak Penentuan awal bulan hijriyah di Indonesia kerap kali menimbulkan perbedaan, utamanya pada bulan-bulan yang sarat dengan ibdah masa seperti Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijah. Hal tersebut ditengarai adanya berbagai macam kriteria penentuan awal bulan hijriyah, salah satunya adalah kriteria ijtima. Ijtima menjadi acuan penting dalam penentuan awal bulan hijriyah, hal ini dikarenakan berakhirnya bulan dipengaruhi oleh posisi matahari, bulan, dan bumi yang berada pada satu garis atau satu bidang yang tegak lurus bidang ekliptika (bulan berada diantara matahari dan bumi), kejadian ini berlangsung pada saat fase bulan mati ke bulan mati berikutnya. Dalam kajian ini, penulis akan menyoroti kriteria ijtima dalam penentuan awal bulan hijriyah di Indonesia dalam berbagai pendekatan, baik konsep syar i maupun astronomi. Kata Kunci : Ijtima Awal Bulan Hijriyah, Pendahuluan Pada dasarnya cara atau sistem penetapan awal bulan kamariyah dapat diklasifikasikan ke dalam dua sistem, yaitu sistem rukyat dan sistem hisab. Sistem rukyat maupun hisab mempunyai sasaran yang sama, yaitu hilal. Oleh karena itu, inti tujuan dari dilakukannya penentuan awal bulan baik melalui rukyat ataupun hisab ialah memburu hilal. Sistem rukyah yaitu melihat hilal dengan mata telanjang atau dengan menggunakan alat bantu lain yang dilakukan setiap akhir bulan (tanggal 29 bulan kamariyah) menjelang pada saat matahari mulai tenggelam. Jika hilal berhasil dirukyat, sejak malam itu sudah ditetapkan tanggal satu bulan baru. Tetapi, jika tidak berhasil dirukyat, maka malam itu dan keesokkan harinya masih merupakan bulan yang sedang berjalan sehingga umur bulan tersebut disempurnakan 30 hari, atau istilah yang Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

2 Sakirman populer disebut adalah Istikmal. 1 Sedangkan yang dimaksud sistem hisab adalah cara menentukan awal bulan kamariah dengan menggunakan perhitungan berdasarkan peredaran benda-benda langit, yaitu bumi dan matahari. Sistem ini dapat memperkirakan awal bulan jauh sebelum terjadi karena tidak tergantung pada munculnya hilal pada saat matahari terbenam menjelang masuk tanggal satu bulan baru. Rukyat dan hisab pada hakekatnya adalah cara instrumen untuk mengetahui kapan pergantian bulan, dari bulan lama (yang sedang berlangsung) ke bulan baru berikutnya (bulan yang akan datang), itu terjadi. Rukyat maupun hisab semata-mata tidak dapat menjawab pertanyaan kapan bulan kamariyah itu berganti sepanjang konsep bulan baru itu belum dijawab, itulah sebabnya, maka termasuk hal yang mendasar, adalah bagaiman kita dapat mengetahui konsp bulan baru kamariyah itu berlangsung. Bulan baru adalah suatu proses atau fenomena dimana pada saat matahari terbenam setelah terjadi Ijtima bulan sudah mengejar atau melewati matahari, atau dengan pernyataan lain yang mudah dikenali adalah, fenomena dimana setelah terjadi Ijtima matahari lebih dulu terbenam dari pada bulan. Menegtahui saat terjadinya Ijtima sangat penting dalam penentuan awal bulan kamariyah setiap bulannya. Sekalipun hanya sebagian kecil para ahli yang menetapkan tanggal dan bulan kamariyah yang berdasarkan ijtima qabla al-ghurub, namun semua sepakat bahwa peristiwa ijtima merupakan batas penentuan secara astronomis antara bulan kamariyah yang sedang berlangsung ke bulan kamariyah berikutnya. Oleh karena itu, para ahli astronomi umumnya menyebut ijtima atau konjungsi (Conjuction) atau New Moon sebagai konsep dalam penentuan awal bulan baru kamariyah. Pembahasan Pengertian Ijtima Dalam Ensiklopedi Hisab Rukyat kata ijtima disebut juga dengan istilah iqtiran yaitu pertemuan atau berkumpulnya (berimpitnya) dua benda 1 Yaitu penyempurnaan bilangan bulan hijriyah menjadi tiga puluh hari (khususnya Sya ban, Ramadlan, dan Syawwal). Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Bila hilal tertutup awan atasmu maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya ban menjadi tiga puluh. Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

3 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA yang berjalan secara aktif. 2 Dalam redasksi lain, Ilyasyahri Nawawi memberikan definisi ijtima yaitu berkumpulnya matahari dan bulan pada 3.دائرة البروج satu bujur astronomi Muhyiddin Khazin, memeberikan elaborasi tentang ijtima dalam bukunya Ilmu Falak; Teori dan Praktek bahwa, kata Ijtima disebut juga Iqtiran yaitu bersama atau kumpul, yakni posisi matahari dan bulan berada pada satu bujur astronomi yang sama. Dalam istilah astronomi kata Ijtima dikenal juga dengan nama Conjunction (konjungsi) atau new moon. 4 Dalam buku Almanak Hisab Rukyat Departemen Agama, kata ijtima yang disebut juga dengan istilah iqtiran, yaitu apabila matahari dan bulan berada pada bujur astronomi دوائر البروج yang sama. Dalam dunia astronomi, ijtima dikenal juga dengan istilah konjungsi (conjuction). Oleh para ahli hisab, Ijtima dijadikan pedoman untuk menentukan masuknya bulan baru kamariyah, sehingga dalam ilmu hisab ijtima disebut juga dengan.إجتماع النيرين 5 Bila dikaitkan dengan bulan baru kamariah, ijtima adalah suatu peristiwa saat bulan baru dan matahari terletak pada posisi garis bujur yang sama, bila dilihat dari arah timur ataupun arah barat. Berdasarkan pengertian di atas, sedikit menggarisbawahi, bahwa ijtima adalah suatu istilah dalam ilmu falak, istilah itu diambil dari bahasa Arab yang mempunyai arti berkumpul, istilah lain untuk pengertian yang sama adalah iqtiran, dalam bahasa Indonesia istilah ini dikenal pula dengan sebutan konjungsi yang diambil dari bahasa Inggris conjunction. 6 Dalam prosesnya, ijtima adalah suatu peristiwa saat bulan dan matahari terletak pada posisi garis bujur yang sama, bila dilihat dari arah timur ataupun arah barat. Fenomena ijtima terjadi pada saat matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis atau satu bidang yang tegak lurus bidang ekliptika (bulan berada diantara matahari dan bumi), kejadian ini berlangsung pada saat fase bulan mati. Kita tahu perjalanan matahari lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan bulan setiap harinya. Keduanya setiap saat kita saksikan dari bumi bergerak dari arah timur menuju arah barat dengan kecepatan yang 2 Ibid., Ilyasyahri Nawawi, Hisab Falak (Bandungsari, Ngaringan Grobongan Jawa Tengah: PP Al-Ma ruf), 43 4 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak, Teori dan Praktek cet. ke-ii (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005), Badan Hisab & Rukyat Dep. Agama, Almanak Hisab Rukyat (Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1998), Bagian Proyek Pembinaan Administrasi Hukum dan Peradilan Agama, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah dengan Ilmu Ukur Bola (Jakarta:, 1983), 3. Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

4 Sakirman berbeda. Proses ijtima bisa kita ibaratkan dengan dua buah jarum jam yang terus-menerus bergerak berputar mengelilingi piringan jam tersebut. Karena kecepatan kedua jarum ini tidak sama maka suatu ketika pasti keduanya akan mengalami peristiwa yaitu bertemunya kedua jarum jam tersebut pada posisi yang sama pada suatu waktu dan tempat tertentu. Peristiwa yang sama juga pasti dialami oleh dua makhluk yang kita sebutkan di atas, yaitu Bulan dan Matahari. Peristiwa terjadinya fenomena yang hanya memerlukan waktu sepersekian detik ini dikenal dengan sebutan ijtima, muhaq, iqtiran, konjungsi, bulan mati, atau new moon. Sebenarnya bila diteliti, ternyata jarak antara kedua benda planet itu berkisar sekitar 50 derajat. Dalam keadaan ijtima pada hakikatnya masih ada bagian bulan yang mendapat pantulan sinar dari matahari, yaitu bagian yang menghadap bumi. Namun kadang kala, karena sangat tipis, hal ini tidak dilihat dari bumi, karena bulan yang sedang berijtima itu berdekatan letaknya dengan matahari. Kondisi ini dipengaruhi oleh peredaran masingmasing planet pada orbitnya. Bumi dan bulan beredar pada porosnya dari arah barat ke timur. 7 Dalil Syar i a. Qur an al-baqarah: 189 ي س أ ل ون ك ع ن ا ل ه ل ة ق ل ه ي م و اق يت ل لن اس و ال ح ج و ل ي س ال ب ر ب أ ن ت أ ت وا ال ب ي وت م ن ظ ه ور ه ا و ل ك ن ال ب ر م ن ات ق ى و أ ت وا ال ب ي وت م ن أ ب و اب ه ا و ات ق وا للا ل ع ل ك م ت ف ل ح ون Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumahrumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah 7 Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

5 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. b. Hadits إنا أمة أمية, ال نكتب وال نحسب, 8 عشرين, ومرة ثالثين الشهر هكذا و هكذا يعني مرة تسعة و Artinya: Kami adalah ummat yang ummi, tidak dapat menulis dan tidak dapat menghitung (tidak tahu ilmu hisab). Bulan adalah sekian dan sekian, maksudnya ada yang 29 hari dan ada yang 30 hari. c. Pendapat Ulama ف إ ن اج ت م اع الش م س و ال ق م ر ال ذ ي ه و ت ح اذ يه م ا ال ك ائ ن ق ب ل ال ه ال ل : أ م ر خ ف ي ال ي ع ر ف إال ب ح س اب ي ن ف ر د ب ه ب ع ض الن اس م ع ت ع ب و ت ض ي يع ز م ان ك ث ير و اش ت غ ال ع م ا ي ع ن ي الن اس و م ا ال ب د ل ه م ن ه و ر ب م ا و ق ع ف يه ال غ ل ط و اال خ ت ال ف. و ك ذ ل ك ك و ن الش م س ح اذ ت ال ب ر ج ال ف ال ن ي أ و ال ف ال ن ي ه ذ ا أ م ر ال ي د ر ك ب ا ل ب ص ار. و إ ن م ا ي د ر ك ب ال ح س اب ال خ ف ي ال خ اص ال م ش ك ل ال ذ ي ق د ي غ ل ط ف يه و إ ن م ا ي ع ل م ذ ل ك ب ا ل ح س اس ت ق ر يب ا 9 Artinya: bahwasanya berkumpulnya (konjungsi) matahari dan bulan keduanya terjadi sebelum hilal (tanggal), karena hilal adalah sesuatu yang tipis pada saat munculnya, maka tidak dapat diketahui kecuali dengan hisab, akan tetapi hanya sedikit orang memahami hisab, karena hisab merupakan sesuatu pekerjaan yang menyita waktu dan merepotkan manusia, dan masih memungkinkan terjadinya kesalahan dan perbedaan di dalamnya. Sebagaimana juga adanya matahari yang dekat dengan sesuatu yang tidak diketahui dengan penglihatan, ini hanya dapat diketahui dengan hisab, namun meskipun menggunakan hisab yang lebih kompleks, masih terdapat kesalahan di dalamnya, dan ini hanya diketahui dengan berdasarkan perkiraan saja. 8 HR. Bukhari & Muslim 9 مجموعة فتاوى ابن تيمية: الجزء رقم : 44 الصفحة رقم: 641 Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

6 Sakirman Macam- macam Kriteria Ijtima Setidaknya ada dua aliran besar dalam menetapkan awal bulan kamariyah dengan menggunakan sistem hisab hakiki. 10 Pertama, aliran yang berpegang pada ijtima semata. Kedua, aliran yang berpegang pada posisi hilal di atas ufuk. a. Aliran Ijtima Semata Aliran ini menetapkan bahwa awal bulan kamariyah itu mulai masuk ketika terjadinya ijtima. Para pengikut aliran ini mengemukakan adagium yang terkenal إجتماع النيرين إسبتوا بين الشهرين bertemunya dua benda yang bersinar (matahari dan bulan) merupakan pemisah di antara dua bulan. Kriteria awal Bulan (New-Moon) yang ditetapkan oleh aliran ijtima semata ini sama sekali tidak memperhatikan rukyah. Artinya tidak mempermasalahkan hilal dapat dilihat atau tidak. Dengan kata lain, aliran ini semata-mata hanya berpegang pada astronomi murni. Dalam astronomi dikatakan bahwa bulan baru itu terjadi sejak saat matahari dan bulan dalam keadaan ijtima. Jadi menurut aliran ini ijtima merupakan pemisah antara dua bulan kamariyah yang berurutan. Waktu yang berlangsung sebelum terjadinya ijtima termasuk bulan sebelumnya. Sedangkan waktu yang berlangsung sesudah Ijtima termasuk bulan baru. Dalam wilayah empirik, jarang sekali ditemukan yang secara murni memegang kriteria ini. Ketika menentukan awal bulan kamariyah, aliran ini biasanya memadukan saat ijtima tersebut dengan fenomena alam lain, sehingga kriteria tersebut di atas menjadi berkembang dan akomodatif. Fenomena alam yang dihubungkan denagan saat ijtima itu tidak hanya satu, sehingga aliran ijtima semata ini terbagi lagi dalam sub-sub aliran yang lebih kecil lagi. b. Ijtima Qabla al-ghurub Aliran ini mengaitkan saat ijtima dengan saat terbenam matahari. Mereka membuat kriteria jika ijtima terjadi sebelum terbenam matahari maka malam hari itu sudah dianggap bulan baru (new moon), sedangkan jika ijtima terjadi setelah terbenam matahari maka malam itu dan keesokan harinya ditetapkan sebagai hari terakhir dari bulan yang sedang berlangsung. 10 Sistem hisab yang didasarkan pada peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya. Menurut sistem ini umur tiap bulan tidaklah konstan dan juga tidak beraturan, melainkan tergantung posisi hilal setiap awal Bulan. Artinya boleh jadi dua bulan berturut-berturut umurnya 29 hari atau 30 hari. Lihat Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia; Studi atas Pemikiran Saadoe ddin Djambek (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

7 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA Aliran ini menetapkan bahwa pergantian hari atau tanggal terjadi pada saat ghurub (terbenam) matahari. Hal ini didasarkan pada al-qur an surat Yaasin ayat: 40 ال الش م س ي ن ب غ ي ل ه ا أ ن ت د ر ك ال ق م ر و ال الل ي ل س اب ق الن ه ار و ك ل ف ي ف ل ك ي س ب ح ون Artinya; Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya والاليل سابق الهار Para ahli hisab memahami bahwa ungkapan menunjukkan bahwa permulaan hari atau tanggal adalah saat terbenam mahari, yakni saat bergantinya siang menjadi malam. Pendapat para ahli hisab ini diperaktekkan juga dengan praktek rukyah yang dilakukan oleh para sahabat pada masa Rasulullah saw. Mereka melakukan rukyah pada saat terbenam matahari. Ini menunjukkan bahwa pergantian hari dan tanggal adalah pada saat terbenam matahari. 11 Aliran ini sama sekali tidak mempersoalkan rukyat juga tidak memperhitungkan posisi hilal dari ufuk. Asalkan sebelum matahari terbenam sudah terjadi ijtima meskipun hilal masih di bawah ufuk maka malam hari itu berarti sudah masuk Bulan baru. Dengan demikian, menurut aliran ini, ijtima adalah pemisah di antara dua bulan kamariyah. Namun karena hari menurut Islam dimulai sejak terbenam matahari, maka jika ijtima terjadi sebelum terbenam matahari, malam itu sudah dianggap masuk bulan baru, dan jika ijtima terjadi setelah terbenam matahari maka malam itu masih merupakan bagian akhir dari bulan yang sedang berlangsung. c. Ijtima Qabla al-fajr Beberapa orang ahli hisab mensinyalir adanya pendapat yang menetapkan bahwa permulaan bulan kamariyah ditentukan pada saat ijtima dan terbit fajar. Pendapat ini didasarkan atas pemahaman terhadap firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 187 أ ح ل ل ك م ل ي ل ة الص ي ام الر ف ث إ ل ى ن س ائ ك م ه ن ل ب اس ل ك م و أ ن ت م ل ب اس ل ه ن ع ل م للا أ ن ك م ك ن ت م ت خ ت ان ون أ ن ف س ك م ف ت اب ع ل ي ك م و ع ف ا ع ن ك م ف ا ل ن ب اش ر وه ن و اب ت غ وا م ا ك ت ب للا ل ك م و ك ل وا و اش ر ب وا ح ت ى ي ت ب ي ن ل ك م ال خ ي ط ا ل ب ي ض م ن ال خ ي ط ا ل س و د م ن ال ف ج ر ث م أ ت م وا الص ي ام إ ل ى الل ي ل و ال ت ب اش ر وه ن و أ ن ت م ع اك ف ون ف ي ال م س اج د ت ل ك ح د ود للا ف ال ت ق ر ب وه ا ك ذ ل ك ي ب ي ن للا آ ي ات ه ل لن اس ل ع ل ه م ي ت ق و ن 11 Ibid., 43. Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

8 Sakirman Artinya; Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. Mereka menetapkan kriteria bahwa apabila ijtima terjadi sebelum terbit fajar maka sejak terbit fajar itu sudah masuk bulan baru dan apabila ijtima terjadi sesudah terbit fajar maka hari sesudah terbit fajar itu masih termasuk hari yang terakhir dari bulan yang sedang berlangsung. Mereka juga berpendapat bahwa saat Ijtima tidak ada sangkut pautnya dengan terbenam matahari. 12 d. Ijtima dan Terbit Matahri Kriteria awal bulan menurut aliran ini adalah apabila Ijtima terjadi di siang hari maka siang itu, yakni sejak terbit Matahari tersebut maka malamnya sudah termasuk bulan baru. Akan tetapi sebaliknya jika ijtima terjadi di malam hari maka awal bulan dimulai pada siang hari berikutnya. 13 e. Ijtima dan Tengah Hari Kriteria awal bulan menurut kriteria ini adalah apabila ijtima terjadi sebelum tengah hari (zawal) maka hari itu sudah termasuk bulan baru. Akan tetapi jika ijtima terjadi sesudah tengah hari maka hari itu masih masuk bulan yang sedang berlangsung. 14 f. Ijtima dan Tengah Malam Kriteria awal bulan menurut aliran ini adalah apabila ijtima terjadi sebelum tengah malam maka sejak tengah malam itu sudah masuk awal Bulan. Akan tetapi bila ijtima terjadi sesudah tengah malam maka malam itu masih termasuk bulan yang sedang berlangsung dan awal bulan (new 12 Ibid., Ibid. 14 Ibid., Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

9 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA moon) ditetapkan mulai tengah malam berikutnya. 15 g. Ijtima dan Posisi Hilal di atas Ufuk Para penganut aliran ini mengatakan bahwa awal bulan kamariyah dimulai sejak saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima dan hilal pada saat itu sudah berada di atas ufuk. Dengan demikian, secara umum kriteria yang dijadikan dasar untuk menetapkan awal bulan kamariyah oleh para penganut aliran ini adalah: Pertama, awal bulan kamariyah dimulai sejak saat terbenam matahari setelah terjadi Ijtima. Kedua, hilal sudah berada di atas ufuk pada saat matahari terbenam. 16 Menurut aliran ini, awal bulan kamariyah dimulai sejak terbenam matahari sama persis dengan aliran ijtima qabla al-ghurub. Akan tetapi ada perbedaan yang cukup menonjol dalam menetapkan kedudukan bulan di atas ufuk. Pada ijtima qabla al-ghurub sama sekali tidak memperhatikan dan memperhitungkan kedudukan hilal di atas ufuk pada saat terbenam matahari (sunset). Sedangkan ijtima dan posisi hilal di atas ufuk selalu memperhatikan kedudukan hilal di atas ufuk. Tegasnya, walaupun ijtima terjadi sebelum terbenam matahari, pada saat terbenam matahari tersebut belum dapat ditentukan sebagai awal bulan kamariyah sebelum diketahui posisi hilal di atas ufuk pada saat terbenam matahari itu. Apabila pada saat terbenam matahari itu hilal sudah berada di atas ufuk, maka sejak saat itu masuk bulan baru kamariyah, sebaliknya jika pada saat itu hilal masih berada di bawah ufuk maka saat itu masih dianggap sebagai hari terakhir dari bulan kamariyah yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, yang menjadi standar adalah ijtima qabla alghurub dan posisi hilal di atas ufuk. Aliran ini kemudian terbagi lagi menjadi tiga cabang. Masingmasing memberikan interpretasi yang berbeda terhadap kriteria posisi hilal di atas ufuk. h. Ijtima dan Ufuk Hakiki Awal bulan kamariyah menurut aliran ini dimulai saat terbenam matahari setelah terjadi Ijtima dan pada saat itu hilal sudah berada di atas ufuk hakiki (true horizon). Adapun dari ufuk hakiki adalah lingkaran bola langit yang bidangnya melalui titik pusat bumi dan tegak lurus pada garis vertikal dari si peninjau. Sedangkan posisi atau kedudukan hilal pada ufuk adalah posisi atau kedudukan titik pusat bulan pada ufuk hakiki. Jelasnya, menurut aliran ini awal bulan kamariyah dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi Ijtima dan pada saat itu titik pusat bulan sudah 15 Ibid. 16 Ibid., 30. Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

10 Sakirman berada di atas ufuk hakiki. 17 i. Ijtima dan Ufuk Hissi Awal bulan kamariyah menurut aliran ini dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi Ijtima dan pada saat itu hilal sudah berada di atas ufuk hissi (astronomical horizon). Adapun pengertian dari ufuk hissi adalah lingkaran pada bola yang bidangnya melalui permukaan bumi tempat si pengamat dan tegak lurus pada garis vertikal dari si pengamat tersebut. Ufuk hissi dikenal juga dengan istilah horison semu atau astronomical horizon. Bidang ufuk hissi ini sejajar dengan bidang ufuk hakiki, perbedaannya dengan ufuk hakiki terletak pada beda lihat (parallax). 18 Jelasnya, menurut aliran ini, awal bulan kamariyah dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima dan pada saat itu titik pusat Bulan berada pada ufuk hissi. j. Ijtima dan Imkan al-rukyat Awal bulan kamariyah menurut aliran ini dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima dan pada saat itu hilal sudah diperhitungkan untuk dapat dirukyat, sehingga diharapkan awal bulan kamariyah yang dihitung sesuai dengan penampakkan hilal sebenarnya (actual sighting). Jadi yang menjadi acuan adalah penentuan kriteria visibilitas hilal untuk dapat dirukyat. 19 Para ahli hisab yang mendukung aliran ini masih berbeda pendapat dalam menetapkan kriteria visibilitas hilal untuk dirukyat. Di kalangan mereka ada yang hanya menetapkan ketinggian hilal saja dan ada pula yang menambah kriteria lain, yakni angular distance (sudut pandang/jarak busur) antara Bulan dan Matahari. Kedua kriteria tersebut digunakan secara 17 Ibid., Parallaks adalah perbedaan arah sebuah benda langit dipandang dari titik pusat bumi dan dari tempat pengamatan di permukaan bumi. Nama lengkapnya adalah Geocentric Equatorial Parallax. Lihat Abdur Rachim. Ilmu Falak, Cet. Ke- I (Yogyakarta: Liberty, 1983), 35. Dalam Ensiklopedi Hisab Rukyat, Parallax (Ikhtilaf al-mandar) adalah beda lihat, sudut yang terjadi antara dua garis yang ditarik dari benda langit ketitik pusat bumi dan garis yang ditarik dari benda langit ke mata si peninjau. Beda lihat itu berubah-ubah setiap saat. Harga yang terbesar terjadi ketika benda langit berada di kaki langit dan harga terkecil ketika benda langit berada di zenit. Besarnya parallax tergantung juga kepada jarak antara benda langit dan bumi. Makin besar jaraknya makin kecil harga parallaxnya. Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Susiknan Azhari, Pembaharuan..., Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

11 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA kumulatif. Konferensi Internasional tentang penentuan awal bulan kamariyah yang diselenggarakan di Turki pada tahun 1978 menetapkan bahwa untuk dapat terlihatnya hilal (cresent visibility) ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu ketinggian hilal di atas ufuk tidak kurang dari 05 derajat dan angular distance antara hilal dan matahari 07 derajat sampai 08 derajat. 20 k. Ijtima dalam Penentuan Awal Bulan di Indonesia Sebagaimana diketahui bahwa perjalanan waktu-waktu di bumi ini ditandai dengan peredaran benda-benda langit, terutama matahari dan bulan. Hal ini secara teologis telah dinyatakan oleh Allah swt dalam al- Qur an surat Yunus: 4. ه و ال ذ ي ج ع ل الش م س ض ي اء و ال ق م ر ن ور ا و ق د ر ه م ن از ل ل ت ع ل م وا ع د د الس ن ين و ال ح س اب م ا خ ل ق للا ذ ل ك إ ال ب ال ح ق ي ف ص ل ا ل ي ات ل ق و م ي ع ل م و ن Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Oleh karena itu, di antara benda-benda langit yang dianggap paling penting menurut ahli falak (astronomi) adalah matahari, bumi dan bulan. Peredaran ketiga benda langit tersebut penting untuk pedoman menentukan awal bulan, bilangan tahun, waktu shalat, dan lain sebagainya. Peredaran bulan mengelilingi bumi menjadi kaedah penyusunan bulan kamariyah sedangkan peredaran bumi mengelilingi matahari menjadi dasar penentuan bulan Syamsiyah dan waktu-waktu shalat. Pada dasarnya, bulan mempunyai dua gerakan yang penting, yaitu rotasi dan revolusi bulan. Rotasi bulan adalah peredaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Satu kali berotasi bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali berevolusi mengelilingi bumi. Oleh karena waktu berotasi dan berevolusi sama maka permukaan bulan yang menghadap bumi relatif tetap. Adanya sedikit perubahan pada permukaan 20 Ibid., 36. Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

12 Sakirman bulan karena adanya gerak angguk bulan pada porosnya. 21 Dalam lintasan bulan terdapat rasi-rasi (gugusan bintang) atau manzilah-manzilah. Bulan melintasi manzilah-manzilah tersebut pada suatu saat berada persis antara bumi dan matahari yaitu saat ijtma. Maka seluruh bagian bulan tidak menerima sinar matahari dan sedang menghadap ke bumi. Akibatnya, saat itu bulan tidak tampak dari bumi yang diistilahkan dengan muhaq atau bulan mati. Begitu bulan bergerak, maka ada bagian bulan yang kelihatan sangat kecil menerima sinar matahari terlihat dari bumi berbentuk sabit (hilal). 22 Periode ijtima ke ijtima berikutnya disebut sebagai periode bulan sinodis (syahr iqtirani), masa antar dua ijtima inilah yang sering disebut sebagai usia bulan yang hakiki. Dalam al-qur an, Allah swt menegaskan bahwa jumlah bulan dalam satu tahun terdapat 12 bulan, sebagai berikut: إ ن ع د ة الش ه ور ع ن د للا اث ن ا ع ش ر ش ه ر ا ف ي ك ت اب للا ي و م خ ل ق الس م او ات و ا ل ر ض م ن ه ا أ ر ب ع ة ح ر م ذ ل ك الد ين ال ق ي م ف ال ت ظ ل م وا ف يه ن أ ن ف س ك م و ق ات ل وا ال م ش ر ك ين ك اف ة ك م ا ي ق ات ل ون ك م ك اف ة و اع ل م وا أ ن للا م ع ال م ت ق ين Artinya; Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) 21 Gerak revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. 1 kali putaran peneuh revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit. Periode waktu tersebut dikenal dengan waktu bulan sideris (sideris month) yang disebut juga syahr nujumi. Akan tetapi waktu yang digunakan untuk dasar dan pedoman penentuan bulan dan tahun kamariyah bukan waktu bulan sideris, melainkan waktu bulan Sinodis (synodic month) disebut juga syahr iqtirani, yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar (iqtiran) antara matahari, bulan dan bumi ke posisi sejajar berikutnya. Waktu iqtiran ini ditempuh berkisar antara lama rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29, hari atau 29,531 hari. Lihat Moh Murtadho, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN Malang Press, 2008), Ada beberapa sistem atau metode dalam melakukan perhitungan waktu terjadinya Ijtima. Di antaranya adalah metode yang dipedomani oleh Departemen Agama RI yang dikenal dengan Hisab sistem Kontemporer, dimana perhitungannya menggunakan data dari buku Ephemeris Hisab Rukyat yang diterbitkan setiap tahun. Di beberapa tempat atau Pondok Pesantren sudah akrab dengan Hisab yang datanya diambil dari kitab klasik seperti Sullam a-lnayyirain, Badi ah al-mitsal, Fath al-rauf al-mannan, Khulashah al-wafiyah, Risalah al-qamarain, Nurul Anwar atau Ittifaq dzat al-bain, dan sebagainya. 132 Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

13 KRITERIA IJTIMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH DI INDONESIA agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria ijtima dalam penentuan awal bulan hijriyah di Indonesia sarat dengan konsepsi astronomi. Kemudian muncul paradigma awal bulan kamariyah berdasarkan persepsi yang berbeda-beda. Awal bulan hijriyah menurut ahli hisab adalah adanya hilal di atas ufuk pada saat matahari terbenam, sedangkan ahli rukyat memberi ketentuan adanya hilal di atas ufuk pada waktu matahari terbenam dan dapat dirukyat. Adapun pakar astronomi menyatakan bahwa awal bulan hijriyah terjadi sejak terjadinya konjungsi (ijtima al-hilal) segaris antara matahari dan bulan. Dengan demikian, awal bulan hijriyah itu terjadi dengan beberapa indikator yang meliputi sudah terjadi ijtima, hilal berada di atas ufuk saat matahari terbenam dan hilal tersebut dapat dilihat bagi yang menggunakan sistem rukyat. Daftar Pustaka Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) , Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia; Studi atas Pemikiran Saadoe ddin Djambek (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Badan Hisab & Rukyat Dep. Agama, Almanak Hisab Rukyat, Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Fathurrohman, Oman, Hisab Awal Bulan Qamariyah, Modul Pelatihan Hisab Rukyat (Yogyakarta: Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2007). Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak; Teori dan Praktek, cet. ke-ii (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005). Murtadho, Moh, Ilmu Falak Praktis (Malang: UIN Malang Press, 2008). Nawawi, Ilyasyahri, Hisab Falak, (Grobogan: PP Al-Ma ruf, t.t.). Proyek Pembinaan Administrasi Hukum dan Peradilan Agama; Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah dengan Ilmu Ukur Bola Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April

14 Sakirman (Jakarta, 1983). Rachim, Abdur, Ilmu Falak, Cet. Ke-I (Yogyakarta: Liberty, 1983). Lampiran: Contoh Ijtim Akhir Bulan yang bernilai positif Keterangan: Ternamnya matahari lebiha dahulu dari pada bulan, hal tersebut yang menjadilkan penanggalan awal bulan Hijriyah positif, tidak ada perbedaan, karena lebih dari 2 derajat (Imkanurrukyah empat mazhab) Contoh Ijtima yang menimbulkan perselisihan antar Umat karena Imkanurukyah belum mencapai 2 derajat Contoh ijtima negatif, antar mazhab tidak ada perselisihan 134 Al-Ahwal, Vol. 5, No. 1 April 2013

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh: AL-HADIS KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-hadis dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-hadis INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H PENGAJIAN RAMADAN 1432 H PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA, 5-7 RAMADAN 1432 H/ 5-7 AGUSTUS 2011 M Oleh: OMAN FATHUROHMAN SW. KONSEP AWAL BULAN

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJUdul Hilal dan Imka>n Rukyah Perbedaan dalam hisab rukyah serta implikasinya telah banyak menyita pikiran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

http://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: SYARIAH - IBADAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi Syariah dan Rukun Islam Menganalisis fungsi masing-masing unsur dari Rukun Islam bagi kehidupan umat Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri KOMPETENSI DASAR: 1. Menganalisis agama Islam sebagai agama yang fitri 2. Mengidentifikasi ciri-ciri yang menjadi karakterstik agama Islam sebagai agama yang fitri INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai

Lebih terperinci

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

ISLAM dan DEMOKRASI (1) ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan penanggalan yang digunakan oleh umat Islam pada khususnya untuk menentukan pergantian bulan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

KHUTBAH GERHANA MATAHARI

KHUTBAH GERHANA MATAHARI KHUTBAH GERHANA MATAHARI Khotbah I ا ل ح م د ل له ر ب ال ع ال م ي ن ا ل ذ ي خ ل ق ا لا ن س ان خ ل ي ف ة ف ي ا لا ر ض و ال ذ ي ج ع ل ك ل ش ي ي إ ع ت ب ار ا ل ل م ت ق ي ن و ج ع ل ف ى ق ل و ب ال م س ل م ي

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 18-06-2017 23 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Bersedekah Al-Bukhari 1341-1343, 1345, 1349, 1350, 1353 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب 7 Aliran yang menolak sunah/hadis rasul Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada Tanggal 16 Ramadhan 1403 H. bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1983 M., setelah : Memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Qamariah sangat penting artinya bagi segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan dengan perhitungan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 31-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Membatalkan Puasa Al-Bukhari 1797, 1800, 1815 Tirmidzi 652-653 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

PENGERTIAN TENTANG PUASA

PENGERTIAN TENTANG PUASA PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA Penanya: Ferry al-firdaus, Dayeuhmanggung Rt. 01 / RW 05 Kec. Cilawu Garut Pertanyaan: Mohon penjelasan

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح د ث ي ن ي ون س ب ن ع ب ي د ا ل ع ل ى أ خ ب ر ن اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ي ن ع م ر و أ ن أ ب ي ون س ح د ث ه ع ن أ ي ب ه ر ي ر ة ع ن

Lebih terperinci

Bacaan Tahlil Lengkap

Bacaan Tahlil Lengkap Bacaan Tahlil Lengkap (oleh Caraspot.com) 1. Kalimat Pembuka (bebas) 2. Khususan Al-Fatihah إلى ح ض ر ة الن بي ال م ص ط ف ى مح مد ص ل ى االله ع ل ي ه و س ل م (ا ل ف اتح ة) ثم إلى ح ض ر ة إ خ و ان ه م ن

Lebih terperinci

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan. Qunut Nazilah ا لل ه م اه د ن ا ف ي من ه د ي ت و ع اف ن ا ت و ل ي ت ف ي م ن ع اف ي ت و ت و ل ن ا ف ي م ن Ya Allah, berilah aku hidayat sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan, Berilah aku kesihatan

Lebih terperinci

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah

Lebih terperinci

PERAYAAN NATAL BERSAMA

PERAYAAN NATAL BERSAMA BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 5 PERAYAAN NATAL BERSAMA Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : Menimbang : 1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 24-06-2017 29 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Syawal Muslim 1984, Abu Dawud 2071 Tirmidzi 676, 692 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan,

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan, Syawal, ataupun Zulhijah, akhir-akhir ini sering meruncing perbedannya yang berakibat sering berbedanya

Lebih terperinci

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah. Khutbah Pertama Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah. Mari pada kesempatan yang berharga ini kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita memohon agar Allah SWT. menghidupkan kita dalam ketakwaan

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ Oleh: رحمه اهلل Imam Ibnu Katsir Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. www.ibnumajjah.wordpress.com سورة الطارق TAFSIR SURAT ATH - THAARIQ (Yang Datang di Malam Hari)

Lebih terperinci

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an: Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA ب س م الل ه الر ح م ن الر ح يم إ ن ال ح م د ل ل ه ن ح م د ه و ن س ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع وذ ب اهلل م ن ش ر و ر أ ن ف س ن ا و م ن س ي ئ ات أ ع م ال ن ا م ن ي

Lebih terperinci

Al Qur an dan Ilmu Kimia

Al Qur an dan Ilmu Kimia Al Qur an dan Ilmu Kimia Al-Qur an dan Ilmu Kimia Al-Qur an diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah. Al- Qur an bukan buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam

Lebih terperinci

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT 40 KRITERIA MASLAHAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT SULIT Pendidikan Islam Kertas 2 SET 2 2015 1 jam BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA ================================== SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2015 PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS

Lebih terperinci

SHOLAT DAN ROKA AT YANG -BENAR SESUAI AL QUR AN

SHOLAT DAN ROKA AT YANG -BENAR SESUAI AL QUR AN المصدر SHOLAT DAN ROKA AT YANG -BENAR SESUAI AL QUR AN Dengan nama Allah page 1 / 84 Yang Maha Pengasih lagi Maha Terpuji Pertanyaan : Bagaimana sholat yang benar dan jumlah roka at berdasarkan Al-Qur'an?

Lebih terperinci

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendapatkan pertanyaan dari majalah SuaraAisyiyah berkenaan dengan hukum menyekolahkan anak di sekolah

Lebih terperinci

PENGANTAR EDISI PRAKTIS

PENGANTAR EDISI PRAKTIS PENGANTAR EDISI PRAKTIS Buku ini merupakan Edisi Praktis dari buku kami MANASIK HAJI & UMRAH. Isinya insyaallah tidak berbeda, namun di sini hanya menyajikan hal-hal praktis saja yang bersangkutpaut dengn

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi المصدر Hollow Earth/Rongga Bumi (Bumi dengan dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenam matahari) Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi page 1 / 18 dengan dua tempat matahari

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) ب س م اهلل الر ح م ن الر ح ي م ا لس ال م ع ل ي ك م و ر ح م ة اهلل و ب ر ك ات ه MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) HOW TO MANAGE OUR SELF TO BE A GOOD MOSLEM Motto : Menterjemahkan Bahasa Al-Qur an ke dalam Bahasa

Lebih terperinci

LATIHAN MENERJEMAHKAN ANGKA DARI SATUAN SAMPAI JUTAAN

LATIHAN MENERJEMAHKAN ANGKA DARI SATUAN SAMPAI JUTAAN LATIHAN MENERJEMAHKAN ANGKA DARI SATUAN SAMPAI JUTAAN Latihan 01 TERJEMAHKAN KE BAHASA ARAB 1. Saya memiliki 1 buah rumah 2. Pedagang itu memiliki 2 buah mobil 3. Saya melihat 5 siswa yang sedang berangkat

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc. Amalan Setelah Ramadhan Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc. ا ن ال ح م د ل له ن ح م د ه و ن س ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب الله م ن ش ر و ر ا ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات ا ع م ال ن ا م ن ي ه

Lebih terperinci

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M Qawa id Fiqhiyah ال ع د ل ف ال ع ب اد ات م ن أ ك ب م ق اص د الش ار ع Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat Publication: 1436 H_2014 M ال ع د ل ف ال ع ب اد ا ت م ن أ ك ب م ق اص

Lebih terperinci

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1 Kajian Bahasa Arab KMMI 06-01-2012/12 Shafar 1433 H 1 ا ل م ب ت د ا و ال خ ب ر (Mubtada dan Khobar) Penjelasan: Mubtada adalah isim marfu yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) Khobar adalah sesuatu

Lebih terperinci

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK 31 PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK Majelis Ulama Indonesia, setelah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A ب اب ا لذ ك ر و الد ع اء Hadits No. 1567 Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah berfirman: Aku selalu bersama hamba-ku selama ia mengingat-ku dan kedua bibirnya

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

MEMULIAKAN BULAN MUHARRAM 1,2

MEMULIAKAN BULAN MUHARRAM 1,2 MEMULIAKAN BULAN MUHARRAM 1,2 KHUTBAH PERTAMA: إ ن ا ل م د هلل ن م د ه و ن س ت ع ي ن و و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب اهلل م ن ش ر و ر أ ن ف س ن ا و س ي ئ ات أ ع م ال ن ا م ن ي ه د ه اهلل ف ال م ض ل ل و و

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1437 H/ 2016 M SUMPAH PALSU SEBAB MASUK NERAKA Disalin dari Majalah As-Sunnah, Edisi 07 Thn.XIX_1437H/2015M Download

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT : MEMBATALKAN PUASA HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum ل م ط اخل ي ب ت ي وا حىت ارش وا و و ي ض الا ج ر ف د م ن ال س و ط الا ي م ن اخل Makan minumlah

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya

Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya PERBAIKAN KEADAAN UMAT URGENSI DAN CARA MEWUJUDKANNYA Oleh Syaikh Shalih Fauzan al-fauzan hafizhahullah[1] Sesungguhnya perbaikan keadaan umat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Allah memberi sebuah kelebihan dengan memberi

Lebih terperinci

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban: MAHRAM Pertanyaan Dari: Mirman Lasyahouza Dafinsyu, syahboy93@gmail.com, SMA Muhammadiyah Bangkinang (disidangkan pada hari Jum at, 9 Jumadilakhir 1432 H / 13 Mei 2011 M) Pertanyaan: Assalamu alaikum w.w.

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan

Lebih terperinci

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? Publication : 1436 H_2015 M Apa Pedomanmu dalam Beribadah Kepada Allah Ta'ala? Disalin dari Majalah as-sunnah Ed.05 Thn.XIX_1436H/2015M e-book ini didownload

Lebih terperinci

<المصدر> ] لمتابعة رابط المشاركة. ikuti postingan asal keterangan ini. الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani.

<المصدر> ] لمتابعة رابط المشاركة. ikuti postingan asal keterangan ini. الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani. ] لمتابعة رابط المشاركة الا صلي ة للبيان [ ikuti postingan asal keterangan ini الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani page 1 / 40 1433-07 - 30 ه 2012-06 - 20 م 03:56 صباحا

Lebih terperinci

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي KUMPULAN 20-AN DALIL PENTING UNTUK PEMULA --- 1. Perintah mentauhidkan Allah dan meninggalkan syirik: و اع ب د وا اللهه و ل ت ش ر ك وا ب ه ش ي ئ ا Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-nya

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1 SEKOLAH : SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang MATA PELAJARAN : Bahasa Arab KELAS / SEMESTER : VII / Gasal ALOKASI WAKTU : 2 jam

Lebih terperinci

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi Publication: 1439 H_2018 M TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH Oleh: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi Terjemah: Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia mempunyai tujuan yang sangat mulia, yaitu menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun. Manusia juga diberi pedoman

Lebih terperinci

Lailatul Qadar. Surah Al Qadr 97 : 1-5

Lailatul Qadar. Surah Al Qadr 97 : 1-5 Lailatul Qadar Surah Al Qadr 97 : 1-5 }1{ }2{ إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر و م ا أ د ر اك م ا ل ي ل ة ال ق د ر ل ي ل ة ال ق د ر خ ي ر م ن أ ل ف ش ه ر }3{ ت ن ز ل ال م ل ئ ك ة و الر وح ف يه ا

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH Pertanyaan Dari: H. Mufti Muhammadi, muftimuhammadi@yahoo.co.id, SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun (Disidangkan pada hari

Lebih terperinci