BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sudirman Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stres Definisi Stres Hans Seyle (1936) dikutip dalam American Institute of Stress (2013), mengemukakan bahwa stres adalah respon manusia yang bersifat non spesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya. Sedangkan menurut Siegel dan Lane (1982) dalam Hude (2009), berpendapat bahwa stres sebagai segala sesuatu yang menimbulkan ancaman pada setiap individu dimana individu tersebut merasa tidak mampu mengatasinya. Stres merupakan pengaruh internal atau eksternal yang mengganggu keadaan normal individu. Pengaruh ini mampu mempengaruhi kesehatan dengan menyebabkan gangguan emosi dan menyebabkan berbagai perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis ini meliputi peningkatan denyut jantung, tekanan darah meningkat, dan peningkatan tajam dalam kadar hormon (Middlebrooks dan Audage, 2008). Sementara itu, Taylor (2009) berpendapat bahwa stres adalah pengalaman emosional negatif yang disertai dengan perubahan biokimia, fisiologis, kognitif dan prilaku yang diperkirakan baik untuk mengubah peristiwa stres tersebut. Stres merupakan adanya reaksi fisik dan psikis setiap individu terhadap keadaan tertentu dirasakan mengancam dirinya (Carlson, 2005). Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan adanya reaksi fisik dan psikis dari pengaruh internal maupun eksternal yang berbeda-beda pada setiap individu dan terjadi dalam keadaan tertentu yang mengancam Tipe-tipe Stres Stres dibagi menjadi 3 tipe yaitu stres akut, stres episodik, dan stres kronik. Stres akut merupakan stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang mengalami suatu kejadian. Stres episodik merupakan stres yang terjadi pada saat adanya tantangan dan mempunyai pola tertentu, seperti pada siswa yang akan
2 19 mengikuti ujian akan mengalami stres yang dimulai pada saat pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai sepenuhnya. Stres kronik merupakan stres yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama (American Psychological Association, 2013; Payne dan Hahn, 2002). Menurut Pinel (2009), Stres memiliki efek negatif yang merugikan kesehatan, tetapi kadang-kadang stres dapat memilik efek positif. Stres terbagi atas dua tipe yaitu distress dan eustress. Distress merupakan stres yang merugikan dan memiliki efek negatif terhadap kesehatan kita sedangkan eustress adalah stres positif yang menguntungkan bagi tubuh kita Penyebab Stres Stresor merupakan pengalaman yang menginduksi respon stres serta bersifat psikologis (misalnya, kecemasan karena kehilangan pekerjaan) atau fisik (misalnya, paparan dingin dalam waktu lama) dan menghasilkan pola inti perubahan fisiologis yang serupa (Pinel, 2009) Menurut Branon dan Feist (2007) penyebab stres dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1. Cataclysmic Events Cataclysmic Events merupakan suatu kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi, seperti bencana alam dan perang. 2. Life Events Kejadian-kejadian penting yang dapat mempengaruhi perubahan kehidupan seseorang dapat memicu stres, seperti perceraian, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan. 3. Daily Hassles Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja yang padat, lalu lintas yang macet, dan antrian yang panjang di kasir,loket, atau bank. Stres dapat ditimbulkan oleh faktor eksternal maupun internal dari segi fisiologis (contohnya: infeksi, merasa lapar, terluka), bioekologis (contohnya:
3 20 suhu, polusi), emosional (contohnya: kepercayaan, sikap, persepsi), dan sosial (contohnya: status ekonomi, pekerjaan) (Bendelow, 2009). Besarnya respon stres bukan hanya tergantung pada penyebabnya dan individunya tetapi bergantung juga pada strategi yang diadopsi individu untuk mengatasi stres. Sebagai contoh, di dalam studi terhadap perempuan yang sedang menunggu operasi karena kemungkinan kanker payudara, tingkat stresnya ternyata lebih rendah pada mereka yang telah meyakinkan dirinya sendiri untuk memikirkan masalahnya dengan cara tertentu (Pinel, 2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres Menurut Atkinson dan Hilgard (1996), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres, yaitu: 1. Kemampuan menerka Kemampuan menerka timbulnya kejadian stres, walaupun yang bersangkutan tidak dapat mengontrolnya, biasanya akan mengurangi kerasnya stres. 2. Kontrol atas jangka waktu Kemampuan mengendalikan jangka waktu kejadian yang penuh stres akan mengurangi kerasnya stres. 3. Evaluasi kognitif Kejadian stres yang sama mungkin dihayati secara berbeda oleh dua individu, tergantung pada situasi apa yang berarti kepada seseorang. 4. Perasaan mampu Kepercayaan seseorang atas kemampuannya menangulangi situasi penuh stres merupakan faktor utama dalam menentukan kerasnya stres. 5. Dukungan masyarakat Dukungan emosional dan adanya perhatian orang lain dapat membuat orang tahan menghadapi stres.
4 Patofisiologi Stres Menurut Myers (1996), terdapat tiga fase dalam proses terjadinya stres, yaitu: 1. Pada fase pertama, yaitu reaksi alarm atau peringatan, sistem saraf otonom simpatis diaktifkan oleh stres. Ditandai dengan denyut jantung bertambah cepat dan otot berkontraksi. 2. Pada fase kedua, resistensi, organisme beradaptasi dengan stres melalui berbagai mekanisme yang dimiliki. 3. Jika stresor menetap atau organisme tidak mampu merespon secara efektif, terjadi fase ketiga, yaitu suatu tahap kelelahan yang amat sangat dan mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki atau mati. Dalam proses terjadinya stres dapat dijelaskan dengan pendekatan biologis dan pendekatan psikologis. Menurut pendekatan biologis, stres terjadi akibat lemahnya organ tubuh tertentu. Contohnya, Sistem pernapasan yang lemah sejak lahir dapat memicu seseorang menderita asma. Selain itu, stres terjadi akibat ketidakseimbangan hormon-hormon di dalam tubuh. Tubuh yang menderita stres akan mengalami peningkatan jumlah kortisol dan mengalami perubahan sistem imun sehingga mudah terkena penyakit (Davison, Neale, dan Kring, 2006). Menurut pendekatan psikologis, ancaman fisik akan menimbulkan stres. Namun, manusia menerima lebih dari sekadar ancaman fisik. Semua persepsi tersebut dapat merangsang aktivitas sistem simpatik dan sekresi hormon-hormon stres. Namun, emosi-emosi negatif, seperti kekecewaan, penyesalan, dan kekhawatiran, tidak dapat dilawan atau diabaikan dengan mudah seperti halnya ancaman eksternal, dan juga tidak mudah untuk dihilangkan. Emosi negatif membuat sistem biologis tubuh menjadi tegang dan tubuh selalu berada dalam kondisi darurat. Kadangkala hal ini berlangsung lebih lama dari yang dapat kita tanggung. Orang-orang yang selalu menilai bahwa berbagai pengalaman hidup yang terjadi melebihi kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengalami stres kronik dan berisiko menderita suatu gangguan psikofisiologis (Davison, Neale, dan Kring, 2006).
5 Gejala Klinis Stres Gejala merupakan suatu keadaan yang tidak biasa dan patut diperhatikan. Pada seseorang yang mengalami stres, biasanya pusing kepala, berdebar-debar, gelisah, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan merasa marah sepanjang waktu (Nurhaeni et al, 2010). Menurut David (1997), efek yang ditimbulkan stres terbagi menjadi efek negatif dan efek positif. Efek negatif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.1 sedangkan efek negatif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.1. Efek Negatif dari Stres Mental Fisik Emosional Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi Wajah memerah Irritabilitas meningkat Kreativitas menurun Tangan dingin Disorganisasi Memori memburuk Sesak nafas Konflik Kontrol diri yang buruk Mulut kering Perubahan mood Kesulitan mengambil keputusan Sakit kepala Gangguan tidur Depresi Nafas cepat Frekuensi merokok meningkat Sumber: David (1997) Self-esteem menurun Darah tinggi Konsumsi alkohol, obatobatan, dan makanan yang berlebihan Tabel 2.2. Efek Positif dari Stres Mental Fisik Emosional Kreativitas meningkat Kemampuan berpikir meningkat Kemampuan mengontrol diri Cepat tanggap terhadap lingkungan sekitar Tingkat energi meningkat Stamina meningkat
6 23 Memiliki orientasi kesuksesan yang tinggi Hubungan interpersonal meningkat Fleksibiitas otot dan sendi meningkat Motivasi meningkat Moral meningkat Terbebas dari penyakit yang berhubungan dengan stres Sumber: David (1997) Tahapan Stres Gambaran stres biasanya timbul secara lambat, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali tidak di sadari. Setiap tahapan stres ini memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang dirasakan oleh yang bersangkutan (Nurhaeni et al, 2010). Menurut Robert Van Amberg (1979) dalam Nurhaeni et al (2010), bahwa tahapan stres adalah sebagai berikut: 1. Stres tahap pertama (paling ringan) Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut: a. Semangat bekerja besar. b. Penglihatan tajam, tidak sebagaimana biasanya. c. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang bertambah semangat tanpa disadari bahwa cadangan energinya sedang menipis. 2. Stres tahap kedua Dalam tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan adalah sebagai berikut: a. Merasa letih sewaktu bangun pagi. b. Merasa lelah setelah makan siang. c. Merasa lelah menjelang sore hari.
7 24 d. Terkadang mengalami gangguan pada saluran cerna (gangguan usus, perut gembung), kadang-kadang jantung berdebar-debar. e. Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher). f. Perasaan tidak bisa santai. 3. Stres tahap ketiga Pada tahapan ini keluhan-keluhan keletihan semakin nampak disertai dengan gejala-gejala: a. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin buang air besar). b. Otot-otot terasa lebih tegang. c. Perasaan tegang yang semakin meningkat. d. Gangguan tidur (susah tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi). e. Badan terasa lemas, rasa mau pingsan. 4. Stres tahap keempat Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit. b. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit. c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat. d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini hari. e. Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam. f. Perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan, tidak mengerti mengapa. 5. Stres tahap kelima Tahapan ini merupakan tahapan yang lebih mendalam dari tahap keempat diatas, yaitu: a. Keletihan yang mendalam. b. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana merasa kurang mampu.
8 25 c. Gangguan sistem pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang. d. Perasaan takut dan semakin menjadi, mirip panik. 6. Stres tahap keenam Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala pada tahap ini cukup mengerikan, yaitu: a. Debaran jantung terasa amat keras. b. Sesak nafas. c. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran. d. Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi atau pingsan Dampak Stres pada Sistem Tubuh Menurut American Institute of Stress (2013), stres menimbulkan dampak bagi sistem tubuh antara lain: 1. Sistem saraf Ketika stres fisik maupun psikologis, tubuh akan segera menggunakan sumber energi untuk melawan ancaman yang dirasakan. Dalam apa yang dikenal sebagai respon fight or flight, sistem saraf simpatis akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini akan membuat jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, mengubah proses pencernaan dan meningkatkan kadar glukosa dalam aliran darah. Setelah masa krisis berlalu, sistem tubuh akan kembali normal seperti semula. 2. Sistem respirasi Stres akan meningkatkan pernafasan dengan cepat dan bernapas lebih keras yang dapat menimbulkan serangan panik pada beberapa orang. 3. Sistem endokrin a. Kelenjar adrenal Ketika tubuh mengalami stres, otak akan mengirimkan sinyal dari hipotalamus yang menyebabkan korteks adrenal untuk memproduksi
9 26 hormon kortisol dan medula adrenal untuk menghasilkan hormon epinefrin. b. Hati Ketika hormon kortisol dan epinefrin dilepaskan, hati memproduksi lebih banyak glukosa, dan gula dalam darah inilah yang akan memberikan energi dalam respon fight or flight pada saat darurat. 4. Sistem gastrointestinal a. Esofagus Stres akan merespon kita untuk makan lebih banyak atau lebih sedikit dari yang biasanya kita lakukan. Jika kita makan lebih atau berbeda atau meningkatkan penggunaan tembakau atau alkohol, kita akan mengalami mulas atau refluks asam lambung. b. Lambung Jika mengalami stres yang cukup parah, perut akan terasa mual, muntah, dan sakit. c. Usus Stres dapat mempengaruhi pencernaan, proses penyerapan nutrisi pada usus, dan mempengaruhi seberapa cepat makanan bergerak di dalam tubuh. Hal ini dapat kita rasakan seperti diare dan konstipasi. 5. Sistem muskuloskeletal Stres akan mengakibatkan otot menjadi tegang serta kontraksi dari otot dalam waktu yang lama akan memicu sakit kepala. 6. Sistem kardiovaskular Stres akut akan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan kontraksi kuat dari otot jantung. Stres akut yang berulang terus menerus akan menimbulkan peradangan pada arteri koroner yang akan mengakibatkan serangan jantung. 7. Sistem Reproduksi Pada pria,jumlah kortisol yang meningkat pada saat stres akan mempengaruhi fungsi normal dari sistem reproduksi. Pada keadaan stres
10 27 kronis dapat mengganggu hormon testosteron dan produksi sperma yang bisa menyebabkan impotensi Stres pada Siswa SMA Penyebab Stres pada Siswa SMA Penyebab stres pada siswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya sendiri berupa tugas-tugas sekolah, kursus yang berlebihan, takut gagal atau nilai yang tidak memenuhi harapan dari orang tua maupun diri sendiri, dan perubahan dramatis terhadap lingkungan sekolahnya (Carrier, 2009; Floyd, Mimms, dan Yelding, 2003) Tanda-tanda Stres pada Siswa SMA Ketika seorang siswa kesulitan dalam mengatasi stres maka dia akan cenderung menunjukkan perubahan mood, perilaku, maupun penampilan fisik. Perbahan fisik termasuk ketegangan otot, sakit kepala, sakit perut, sulit tidur, kesulitan makan, dan kekurangan energi. Perubahan emosi termasuk kegelisahan, kecemasan, kehilangan semangat dengan barang yang digunakan untuk dinikmati, kemarahan atau permusuhan terhadap teman sebaya, rasa malu atau penarikan, dan perasaan tak berdaya serta putus asa. Perubahan perilaku termasuk kebiasaan makan makanan yang buruk dan berat badan yang meningkat/ menurun dalam waktu yang singkat (Terzian, Moore, dan Nguyen, 2010) Dampak Stres pada Siswa SMA Dampak stres pada siswa dengan tingkat stres yang lebih tinggi akan menyebabkan siswa depresi, ingin bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan, masalah perubahan perilaku, merokok, dan mengkonsumsi alkohol (Carrier, 2009). Menurut Hawari (2001) dalam Nurhaeni et al (2010), stres dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut, yaitu: 1. Mengganggu perasaan, seperti gelisah, sedih, merasa rendah diri, iri hati, pemarah, bimbang dan ragu serta cemas.
11 28 2. Mengganggu pikiran, seperti tidak dapat berpikir secara jernih, sering lupa, daya pikir rendah, tidak dapat berkonsentrasi, sehingga merasa seolah-olah tidak cerdas, sehingga tidak mampu membuat membuat keputusan secara cepat dan sistematis. 3. Berpengaruh terhadap perilaku, seperti menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain. 4. Memacu beragam penyakit; jenis penyakit yang sering disebut psikosomatik, misalnya maag, sesak nafas, darah tinggi, dan sebagainya. 5. Menimbulkan depresi; depresi adalah suatu gangguan yang berlangsung lama, disertai gejala dan tanda-tanda spesifik yang secara substansial mengganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang merasa sedih yang amat sangat Sutomo I Medan Profil Sutomo I Medan Perguruan Sutomo adalah sekolah swasta di Medan, yang dikelola Yayasan Perguruan Sutomo. Kelompok ini mencakup Sutomo 1 yang terdiri dari Playgroup, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan SMA, dan Sutomo 2 yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA. Diantara keduanya, Sutomo 1 merupakan sekolah yang lebih dominan dan dikenal (SMA Sutomo I, 2013) SMA Sutomo I Medan SMA Sutomo I Medan terletak di jalan Letkol Martinus Lubis No. 7, Medan, Sumatera Utara (SMA Sutomo I, 2013). Berdasarkan Badan Akreditas Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM) pada Propinsi Sumatera Utara (2013), SMA Sutomo I memiliki peringkat akreditasi A dengan nilai 95,30 yang ditetapkan pada tanggal 5 Oktober Dalam SMA Sutomo I (2013), terdapat 3 jenis pembagian kelas, yaitu: 1. Kelas plus
12 29 2. Kelas akselerasi 3. Kelas reguler Kriteria Kelas Plus SMA Sutomo I Medan Berdasarkan syarat pendaftaran calon kelas plus SMA Sutomo I Medan (2013), sebagai berikut: 1. Melalui psikotes Yang berhak mengikuti psikotest adalah siswa yang memiliki rata-rata nilai untuk bidang studi Matematika, IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris pada kelas sebelumnya diatas atau sama dengan 80. Tes psikotes yang diterima dengan nilai diatas atau sama dengan Melalui tes akademis Tes akademis dengan nilai rata-rata nilai untuk bidang studi Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris diatas atau sama dengan 80.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres Menurut American Institute of Stress (2010), tidak ada definisi yang pasti untuk stres karena setiap individu akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang
Lebih terperinciKecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama 2.1.1 Pengertian Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut merupakan manifestasi dari pengalaman stres, suatu respon terprogram kompleks
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi stres Stres dapat memiliki banyak definisi. Perasaan tegang, gelisah, atau khawatir dapat dianggap sebagai stres menurut perspektif orang awam. Secara
Lebih terperinciFAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ
FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ GASTROINTESTINAL Maria Inez Devina Siregar 11.2013.158 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. STRES 2.1.1. Pengertian Stres Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
Lebih terperinciFRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI
FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu membedakan antara frustrasi dan stress Mengerti gejala stress Mampu menjelaskan terjadinya stress Menguraikan cara-cara mengatasi stress
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi
Lebih terperinciEMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi
EMOSI, STRES DAN KESEHATAN Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi unita@ub.ac.id http://www.youtube.com/watch?v=4kbsrxp0wik Respon Perilaku Terhadap Stimuli Emosional Fight vs Flight Fight and Flight Sebagian
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan
LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?
Lebih terperinciKata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.
LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau
Lebih terperinciEMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi
EMOSI, STRES DAN KESEHATAN Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi unita@ub.ac.id http://www.youtube.com/watch?v=4kbsrxp0wik JW Papez mengajukan ide bahwa respon emosional tergantung oleh sistem di forebrain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sedang kita hadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI ANSIETAS
PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. (Stanley Hall dalam Panuju, 2005). Stres yang dialami remaja berkaitan dengan proses perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modernisasi dan globalisasi tidak dapat dihindari lagi oleh setiap negara di dunia. Begitu pula halnya
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF
52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress
PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress
Lebih terperinciKUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciPENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi
PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Amila Millatina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Menurut Durand & Barlow (2006), kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciDITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI
DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI PENGERTIAN Dasar pemikiran: hubungan pikiran/mind dengan tubuh Merupakan bidang kekhususan dalam psikologi klinis yang berfokus pada cara pikiran,
Lebih terperinciApa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?
Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,
Lebih terperinciLembar Persetujuan Responden
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu
Lebih terperinciTEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin
TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir seluruh hidup manusia dikaruniai nikmatnya tidur dan berbagai cara terus dilakukan untuk menciptakan kualitas tidur yang baik dimalam hari. Bagi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker berada pada urutan kelima penyebab kematian di Indonesia. Lebih dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker ginekologi yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di dalam hidup dan situasi seperti ini dapat menimbulkan stres. Lazarus & Folkman (1984) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. STRES. yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan
BAB II PEMBAHASAN A. STRES 1. Pengertian Stres Stres adalah bagian dari kehidupan manusia. Stres dapat menimbulkan penderitaan atau dapat pula menyertai kegembiraan. Stres adalah pengalaman subjektif yang
Lebih terperinciKisi-kisi Mid pelayanan kesehatan
Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Mohon membaca slide untuk menjawab soal Benar dan Salah dan Menjodohkan. Semua yang di tulis di slide berikut ini adalah jawaban untuk pertanyaan essay Sinar matahari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,
Lebih terperinci#### SELAMAT MENGERJAKAN ####
Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan seperti rasa penuh
Lebih terperinciHamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =
Lebih terperinciLampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (51 orang) adalah perempuan. Perempuan lebih mudah merasakan adanya serangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Sebagian besar manusia pernah mengalami kecemasan yang sangat besar atau melampaui akal sehat hingga merasa tidak sanggup menghadapi dan
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal.istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa yang memasuki lingkungan sekolah baru, memiliki harapan dan tuntutan untuk mencapai kesuksesan akademik serta dapat mengatasi hambatan yang ada. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :
Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan, manusia menghabiskan sebagian besar waktu sadar mereka (kurang lebih 85-90%) untuk beraktivitas (Gibney et al., 2009). Menurut World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola makan misalnya makan terlalu banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyebab penyakit. Faktor-faktor fisik dan kimiawi yang bisa menyebabkan stres
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres Stres adalah berbagai faktor fisik, kimiawi, atau emosional yang dapat menyebabkan kegelisahan tubuh atau mental dan bisa menjadi salah satu faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah swasta yang ada di kota Surakarta, dengan berbasis keislaman. SMA Al-Islam 1 Surakarta melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selye sebagai General Adaptation Syndrome ( GAS), suatu gambaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Stres merupakan istilah yang merujuk kepada kondisi lingkungan yang memicu psikopatologi. Stres pertama kali diperkenalkan oleh Hans Selye sebagai General Adaptation Syndrome
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah satu diantaranya diwujudkan dalam aktifitas kerja, oleh karena itu manusia akan selalu
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai akibat dari perkembangan dunia pada masa ini, masalah yang dihadapi masyarakat semakin beragam. Diantaranya adalah masalah lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan.
Lebih terperinciYOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS
YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS Mulyaningrum E-mail : mulyaningrum2001@yahoo.com Abstrak Pada kehidupan modern, terutama di kota, setiap orang menjadi semakin besar peluangnya menghadapi banyak stress.
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN PADA ATLET KARATE
PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN PADA ATLET KARATE Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh: Fahrur Azhar Ghazalba F 100 040 023 FAKULTAS
Lebih terperinciAntisipasi Dampak Stress sekitar
Antisipasi Dampak Stress sekitar PEMILU LEGISLATIF Dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM Anggota PAPDI Perubahan yang mendasar dalam penetapan anggota DPR,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ansietas 2.1.1. Definisi Kecemasan atau ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Sukarmin (2012) gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan
Lebih terperinciPedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan
Lebih terperinci