BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. mendapat ASI Eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. mendapat ASI Eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif."

Transkripsi

1 27 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pada penelitian ini, kerangka konseptual yang dipakai menggambarkan tentang perbandingan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, pertumbuhan bayi dapat dilihat dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan dapat dilihat dari motorik, bahasa, dan sosial. Baik atau tidaknya pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat dipengaruhi oleh pemenuhan nutrisi bayi (0 6 bulan) baik yang diberikan ASI eksklusif maupun ASI non eksklusif. Variabel Independen Variabel Dependen ASI Eksklusif Pertumbuhan 1. Berat Badan 2. Panjang Badan 3. Lingkar Kepala Normal ASI Non Eksklusif Perkembangan Tidak Normal 27

2 Hipotesa Ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang diberikan ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1. Pertumbuhan Pertumbuha ASI eksklusif n dan ASI non merupakan eksklusif perubahan dalam aspek fisik yang dapat dilihat melalui berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala pada bayi usia 6 bulan. Alat Ukur Hasil Ukur Skala Timbangan, dan pita pengukur (meteran) Normal Tidak normal Rasio Berat Badan Berat badan bayi usia 6 bulan Timbangan Berat Badan dikatakan normal pada usia 6 bulan apabila 57,5 kg. Panjang badan Panjang badan bayi usia 6 bulan Meteran Panjang badan bayi dikatakan normal pada usia 6 bulan apabila 60 70cm.

3 29 Lingkar Kepala 2 Perkembangan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif Lingkar kepala bayi usia 6 bulan Perkembang an merupakan pematangan inti organ individu atau kemampuan fisik memenuhi fungsi organnya, yang dapat dilihat pada anak usia 6 bulan melalui perkembang an motorik, bahasa, dan sosial. Meteran Lembar Kuesioner yang berisi 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK Lingkar kepala bayi dikatakan normal pada usia 6 bulan apabila cm Perkembanga n dikatakan Normal apabila memenuhi skor 610, Tidak Normal memenuhi skor 05 Ordinal

4 30 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif komparatif, yaitu jenis penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan atau memeriksa dan menguraikan perbedaan variabel pada 2 atau lebih kelompok sampel (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI Non Eksklusif. 4.2 Populasi, sampel dan teknik sampling Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6 bulan yang terdaftar di klinik bersalin ibu Sumiariani. Populasi diambil berdasarkan jumlah bayi usia 6 bulan yang mengikuti posyandu dengan jumlah populasi 30 orang pada bulan SeptemberDesember Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2004). Sampel pada penelitian ini adalah keluarga yang memiliki bayi usia 6 bulan yang 30

5 31 mengikuti posyandu di klinik ibu sumiariani dengan menggunakan total sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dengan kriteria : a. Kriteria inklusi: 1) Bayi yang lahir dengan berat badan normal pada usia 6 bulan yaitu 2,5 3,5 kg 2) Bayi dalam keadaan sehat 3) Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berusia 06 bulan. 4) Bayi yang mengkonsumsi ASI non eksklusif yaitu pemberian ASI tidak secara penuh selama 6 bulan awal tetapi diselingi oleh susu formula dan makanan pendamping ASI. b. Kriteria Eksklusi: 1) Bayi yang memiliki masalah kesehatan bawaan 2) Bayi dengan berat badan lahir rendah. Jumlah sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah 60 orang dengan 30 responden bayi dengan ASI eksklusif dan 30 responden bayi dengan ASI non eksklusif. Namun, karena keterbatasan waktu peneliti, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 orang dengan 15 responden bayi ASI eksklusif dan 15 responden bayi ASI non eksklusif. 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin ibu Sumiariani Medan. Penelitian ini dimulai dari bulan April hingga Juni 2017.

6 Pertimbangan Etik Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika calon responden bersedia diteliti tetapi tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka persetujuan dilakukan secara lisan. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. Kerahasiaan catatan tentang data calon responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan inisial namanya saja untuk menjaga semua kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Datadata yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008). 4.5 Instrumen Penelitian Kuesioner Penelitian A. Kuesioner Data Demografi Data demografi calon responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden. Kuesioner data demografi meliputi identitas orang tua (nama, umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) dan identitas bayi (nama, tanggal lahir, usia, jenis kelamin, masalah kesehatan, berat badan lahir, dan usia kehamilan).

7 33 B. Kuisioner perkembangan bayi menurut KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan perkembangan bayi yang meliputi perkembangan motorik, bahasa dan sosial. Untuk mengetahui perkembangan anak normal atau tidak normal. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak usia 6 bulan. Pertanyaanpertanyaan tersebut berisi jawaban YA dan TIDAK. Jika jumlah jawaban YA sebanyak 610 maka dapat disimpulkan perkembangan anak normal, jika jumlah jawaban YA sebanyak 05 maka dapat disimpulkan perkembangan tidak normal Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Karena penelitian ini melakukan pengukuran yaitu berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang sudah di pakai di Indonesia dan ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan pada kuesioner perkembangan sesuai dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) yang dibuat oleh IDAI dan DEPKES. 4.6 Pengumpulan Data Sumber data berasal dari data sekunder berupa data bayi yang pernah mengikuti posyandu. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan dan mendapatkan persetujuan dari Klinik bersalin ibu Sumiariani untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan surat persetujuan

8 34 peneliti memulai penelitian dengan mengikuti posyandu yang dilaksanakan setiap tanggal 15. Saat melalukan posyandu peneliti bertanya kepada setiap ibu yang membawa anaknya apakah sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti yaitu bayi usia 6 bulan, apabila kriteria tersebut sudah terpenuhi kemudian peneliti bertanya jenis pemberian ASI yang diberikan. Sebelum memulai pengumpulan data terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian yang dilakukan, selanjutnya apabila responden setuju diberikan surat pernyataan persetujuan sebagai responden (informed consent). Setelah menandatangani inform consent maka peneliti memulai pengumpulan data dengan mengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala, dan juga peneliti mengobservasi perkembangan sesuai kuesioner. Proses pengumpulan data dilakukan kurang lebih 10 menit setiap responden. Setelah data terkumpul peneliti mengurutkan data responden menggunakan angka secara sistematis. 4.7 Analisa Data Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data kemudian dilakukan pengolahan Analisa Univariat Pada penelitian ini, metode analisa univariat akan digunakan untuk menganalisa data demografi. Data ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Univariat untuk

9 35 menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah bayi yang mendapat ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif. Variabel dependen yaitu pertumbuhan dan perkembangan bayi Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan ASI Non Eksklusif, maka uji yang digunakan adalah Independent T Test Uji chi square.

10 36 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai perbandingan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI esklusif dengan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif di klinik ibu bersalin bidan Sumiariani Medan Johor dengan jumlah responden sebanyak 30 orang yaitu 15 ASI eksklusif dan 15 ASI non eksklusif Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memaparkan analisa univariat dan juga analisa bivariat, dimana analisa univariat digunakan untuk data karakteristik demografi responden. Analisa bivariat digunakan untuk perbedaan pertumbuhan yaitu berat badan, lingkar kepala, dan perkembangan yaitu motorik, bahasa dan sosial pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI non eksklusif Karakteristik demografi responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan penghasilan, jenis kelamin, masalah kesehatan, usia kehamilan dan berat badan lahir. Dapat dilihat pada tabel

11 37 Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden(n=30) NO Karakteristik Responden ASI Eksklusif ASI Non Eksklusif F % f % 1 Usia ibu tahun 2. >35 tahun ,3 6, ,7 13,3 2. Pendidikan 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT ,0 66,7 13, ,7 6,7 60,0 26,7 3. Pekerjaan 1. Tidak bekerja 2. Bekerja ,7 13, Penghasilan 1. Tidak ada 2. <Rp >Rp ,3 46, ,3 66,7 5. Jenis kelamin bayi 1. Lakilaki 2. Perempuan ,7 53, ,0 40,0 6. Masalah kesehatan 1. Ya 2. tidak Berat badan lahir 1. <2,5 2. 2,53,5 3. >3, ,7 73,3 20, ,3 26,7 8. Usia kehamilan Minngu 2. >36 Minggu ,3 6,7

12 38 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menjelaskan karakteristik responden untuk ASI Eksklusif mayoritas berada pada rentang usia 2035 tahun sebanyak 14 orang (93.3%), Pendidikan terakhir SMA sebanyak 10 orang (66,7%), Tidak bekerja sebanyak 13 orang (86,7%), Penghasilan ratarata kurang dari Rp sebanyak 8 orang (53,3%), jenis kelamin bayi lakilaki sebanyak 7 orang (46,7%), tidak mempunyai masalah kesehatan sebanyak 15 orang (100%), berat badan saat lahir berada pada rentang 2,53,5 sebanyak 11 orang (73,3%) dan usia kehamilan 36 Minggu sebanyak 100 orang (100%). Sedangkan pada responden ASI non eksklusif menjelaskan mayoritas berusia tahun sebanyak 13 orang (86,7%), Pendidikan terakhir SMA sebanyak 9 orang (60%), Tidak bekerja sebanyak 12 orang (80%), Penghasilan ratarata dibawah Rp sebanyak 5 orang (33,3%), jenis kelamin bayi lakilaki sebanyak 9 orang (60%), masalah kesehatan tidak ada sebanyak 15 orang (100%), berat badan saat lahir berada pada rentang 2,53,5 sebanyak 11 orang (73,3%) dan usia kehamilan 36 minggu sebanyak 14 orang (93,3%) Pertumbuhan Bayi Pertumbuhan bayi dilihat dari 3 aspek yaitu, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

13 39 Tabel 5.2 Pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif No Pertumbuhan ASI Eksklusif ASI Non Eksklusif F % F % 1. Berat badan 1. Normal 2. Tidak normal ,7 53, ,3 46, Panjang badan 1. Normal 2. Tidak normal Lingkar kepala 1. Normal 2. Tidak normal ,7 13,3 86,7 13, ,7 33,3 73,3 26,7 Pada tabel 5.2 menjelaskan bahwa dari 15 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif, 7 orang ( 46,7%) memiliki berat badan normal (57,5kg) dan 8 orang (53,3%) memiliki berat badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 57,5 kg. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, 7 orang (53,3%) memiliki berat badan normal (57,5kg) dan 8 orang (46,7%), memiliki berat badan tidak normal. Panjang badan dari tabel memperlihatkan bahwa dari 15 bayi yang diberikan ASI eksklusif, 13 orang (86,7%) memiliki panjang badan normal (60 70cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 6070cm. Sedangkan dari 15 bayi yang diberikan ASI non eksklusif, 10 orang (66,7%) memiliki panjang badan normal (6070cm) dan 5 orang (33,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 6070cm.

14 40 Lingkar kepala dari tabel menunjukkan bahwa dari 15 bayi yang diberikan ASI eksklusif, 13 orang (86,7%) memiliki lingkar kepala normal (40 44cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 4044cm. Sedangkan dari 15 bayi yang diberikan ASI non eksklusif, 11 orang (73.3%) memiliki lingkar kepala normal (4044cm) dan 4 orang (26.7%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 4044cm Perbandingan pertumbuhan bayi yang di berikan ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif. Perbandingan pertumbuhan yang dilihat dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala, untuk mengetahui dapat dilihat normal dan tidak normal ASI eksklusif dan ASI non eksklusif. Tabel 5.3 Perbandingan pertumbuhan ASI eksklusif dan ASI non eksklusif No Pertumbuhan N Mean Std Sig.p Kesimpulan Deviasi 1. Berat badan 1. ASI Eksklusif Berbeda 2. ASI Non Signifikan Eksklusif Panjang badan ASI Eksklusif Tidak 2. ASI Non Berbeda Eksklusif Lingkar kepala Signifikan 1. ASI Eksklusif Tidak 2. ASI Non Berbeda 3. Eksklusif Signifikan

15 41 Berdasarkan tabel 5.3 nilai mean berat badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar dengan standar deviasi sebesar sedangkan berat badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar dengan standar deviasi sebesar terbukti bahwa berat badan ratarata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat badan ratarata bayi ASI non eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sigp) berat badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0.046, lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan ratarata bayi ASI eksklusif adalah berbeda signifikan dari berat badan ratarata bayi ASI eksklusif (p<0.05). Nilai mean panjang badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar dengan standar deviasi sebesar sedangkan panjang badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar dengan standar deviasi sebesar dari nilai diatas dapat kita lihat bahwa panjang badan bayi ASI non eksklusif lebih besar dari panjang badan bayi ASI eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sigp) panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,651 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang badan bayi ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah tidak berbeda signifikan. Nilai mean lingkar kepala bayi ASI eksklusif adalah sebesar 42,133 dengan standar deviasi sebesar 2,531 sedangkan lingkar kepala bayi ASI non eksklusif adalah sebesar dengan standar deviasi sebesar 2.658, dari niali diatas dapat kita lihat bahwa lingkar kepala ratarata bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar kepala ratarata bayi ASI eksklusif. Selanjutnya, nilai probabilitas (sigp) lingkar kepala bayi antara ASI eksklusif dan ASI non

16 42 eksklusif adalah sebesar 0,837 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkar kepala ratarata bayi ASI eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari lingkar kepala ratarata bayi ASI non eksklusif (p>0.05) Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Perkembangan Hubungan antara pemberian ASI dengan perkembangan dapat dianalisis dengan menggunakan uji chisquare dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5.4 Hubungan Antara Pemberian ASI dengan Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan Perkembangan Pemberian ASI Total p Normal Tidak normal value N % N % N % ASI eksklusif ASI non eksklusif Total Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari 15 bayi yang diberi ASI eksklusif, seluruhnya mengalami perkembangan yang normal. Selanjutnya, dari 15 bayi yang diberi ASI non eksklusif, ada 10 orang (66.7%) mengalami perkembangan motorik normal dan 5 orang (33.3%) mengalami perkembangan tidak normal. Selanjutnya, hasil uji chisquare memperlihatkan nilai pvalue = 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan signifikan dengan perkembangan bayi usia 6 bulan.

17 Pembahasan Berdasarkan penjabaran penelitian diatas dapat kita lihat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI Ekslusif dan non eksklusif sebagai berikut Pertumbuhan bayi ditinjau dari pemberian ASI Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Menurut Damayanti (2010) manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi, yang merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena komposisi ASI seimbang dan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan bayi, ASI juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih saying, dalam penelitian ini pertumbuhan bayi jika kita lihat dari pemberian ASI masuk dalam kategori baik, hal ini bisa kita lihat pada table 5.2 diatas dimana pertumbuhan jika kita lihat darai 3 aspek yaitu, berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala jika kita rataratakan berada pada posisi yang normal Perkembangan ditinjau dari pemberian ASI Pengertian perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam penelitian ini perkembangan, hal ini bisa kita lihat pada table 5.4 pada table tersebut bisa kita lihat bahwa perkembangan bayi yang diberikan ASI eksklusif adalah normal dengan persentase sebesar 100%.

18 Perbedaan Pertumbuhan bayi Usia 6 Bulan yang di berikan ASI Eksklusif dan non eksklusif. A. Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberikan ASI Eksklusif Dan Non Eksklusif. Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean berat badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar kg dengan standar deviasi sedangkan berat badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar kg dengan standar deviasi Terbukti bahwa berat badan ratarata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat badan ratarata bayi ASI non eksklusif, hal ini menunjukkan bahwa ASI ekslusif lebih baik dari ASI non eksklusif untuk pertumbuhan bayi pada usia 6 bulan. Selanjutnya, nilai probabilitas (sigp) berat badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,046 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan ratarata bayi ASI Eksklusif adalah berbeda signifikan dari berat badan ratarata bayi ASI eksklusif (p<0.05). Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2008), yang menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif berkisar antara 3,53,9 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa ASI adalah nutrisi yang sangat sesuai dengan kebutuhan bayi yang tidak bisa ditiru oleh manusia sehingga mampu menjamin pesi adalah nutrisi yang sangat sesuai dengan kebutuhan bayi yang tidak bisa ditiru oleh manusia sehingga mampu menjamin perrtumbuhan bayi, kenaikan berat badan ini lebih baik jika dibandingkan dengan kenaikan berat badan bayi yang diberikn MPASI dini yakni berkisar antara 3,03,4 Kg. Pemberian MPASI dini menurunkan konsumsi ASI

19 45 dan menyebabkan gangguan pencernaan atau diare. Hal ini disebabkan oleh sistem imun yang belum sempurna. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, 7 orang ( 46,7%) memiliki berat badan normal (57,5kg) dan 8 orang (53,3%) memiliki berat badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 57,5 kg. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, 8 orang (53,3%) memiliki berat badan normal (57,5 kg) dan 7 orang (46,7%), memiliki berat badan tidak normal. Berat badan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih berat dibandingkan dengan berat Badan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif, bayi yang mendapatkan ASI memiliki berat badan dalam rentang berat badan normal, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif memiliki berat badan berada pada rentang rendah dikarenakan kandungan lemak pada ASI cenderung lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak pada ASI non Eksklusif Sehingga, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih berat dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI non eksklusif. B. Perbedaan panjang badan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI Eksklusif dan non Eksklusif. Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean panjang badan bayi ASI eksklusif adalah sebesar 62,666 cm dengan standar deviasi 4,980 sedangkan panjang badan bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 65,266 cm dengan standar deviasi 6,605. Hal ini menunjukkan bahwa panjang ratarata bayi ASI non eksklusif lebih besar dari panjang badan ratarata bayi ASI eksklusif, hal

20 46 ini menunjukkan bahwa ASI non Ekslusif lebih baik dari ASI eksklusif untuk pertumbuhan bayi pada usia 6 bulan. Selanjutnya, nilai probabilitas (sigp) panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0,651, lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang badan ratarata bayi ASI eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari panjang badan ratarata bayi ASI non eksklusif (p<0.05). Jenis asupan dapat memengaruhi pertumbuhan bayi. Salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan bayi adalah dengan mengukur pertambahan panjang badan bayi. Pada penelitian ini nilai probabilitas (sigp) panjang badan bayi antara ASI eksklusif dan ASI non Eksklusif adalah sebesar 0,651, lebih besar dari 0.05 yang berarti tidak ada hubungan antar jenis ASI dengan panjang badan bayi. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Dewey et al. (1992) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan pada pertambahan panjang bayi yang diberi ASI Ekslusif dengan yang diberi ASI non Ekslusif. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi, 13 orang (86,7%) memiliki panjang badan normal (6070cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 6070cm. Sedangkan dari 15 bayi, 10 orang (66,7%) memiliki panjang badan normal (6070cm) dan 5 orang (33,3%) memiliki panjang badan tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 6070cm. Panjang badan pada bayi akan bertambah 2,5 cm (1 inci) setiap bulan selama 6 bulan pertama dan kemudian melambat selama 6 bulan kedua.

21 47 Pertambahan panjang melonjak dengan cepat, bukan dengan pola lambat dan bertahap. Tinggi ratarata adalah 65 cm pada usia 6 bulan (Wong, 2008). Panjang badan merupakan salah satu ukuran pertumbuhan linear. Ukuran tersebut menyatakan status gizi pada masa lampau. Pertumbuhan panjang badan relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek apabila dibandingkan dengan berat badan (Supariasa et al., 2002). Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Conita, D (2014), yang menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada pertumbuhan tinggi badan antara bayi yang diberikan ASI Eksklusif dan yang ASI non eksklusif. Nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat berbeda dari kandungan nutrisi yang terdapat dalam susu formula ataupun makanan lainnya sehingga menyebabkan terjadi perbedaan tinggi badan antara kelompok ASI Eksklusif dan non eksklusif. Panjang tungkai merupakan komponen dari panjang massa anakanak yang sangat berhubungan erat dengan pola pemberian makan saat bayi. (IDAI dalam Sakartini, 2013). Panjang badan pada bayi yang mendapatkan ASI non eksklusif cenderung lebih cepat bertambah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan asupan ASI eksklusif, namun panjang badan pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sesuai dengan berat badan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki berat badan lebih ideal, artinya panjang badan sesuai dengan berat badan bayi, bayi memiliki berat badan dan panjang badan yang proporsional. Perbedaan tinggi badan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif dan susu formula dapat terlihat pada masa anakanak. Berdasarkan penelitian Martin et al.

22 48 (2002), anak yang pada saat bayinya mendapat ASI secara signifikan lebih tinggi daripada anak yang pada saat bayinya mendapat susu formula. Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, pertumbuhan bayi terlihat normal antara berat badan dan panjang badan sesuai dengan usianya. Berbeda dengan ASI non ekslusif, hal ini dikarenakan ASI non eksklusif merupakan larutan kompleks yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat utama dalam ASI non eksklusif adalah laktosa. Di dalam usus halus laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Produksi enzim laktase pada usus halus bayi kadangkadang belum mencukupi, untungnya laktase terdapat dalam ASI. Sebagian laktosa akan masuk ke usus besar, dimana laktosa ini akan difermentasi oleh flora usus (bakteri baik pada usus) yaitu laktobasili. Bakteri ini akan menciptakan keadaan asam dalam usus yang akan menekan pertumbuhan kuman patogen (kuman yang menyebabkan penyakit) pada usus dan meningkatkan absorpsi (penyerapan) kalsium dan fosfor. ASI eksklusif hanya menyerap kalsium dan fosfor sesuai dengan kebutuhan bayi. Sedangkan ASI non eksklusif tidak. C. Perbedaan lingkar kepala bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif Hasil penelitian menggunakan uji chi square bahwa nilai mean lingkar kepala bayi ASI eksklusif adalah sebesar 42,133 cm dengan standar deviasi 2,531 sedangkan lingkar kepala bayi ASI non eksklusif adalah sebesar 42,733 cm dengan standar deviasi 2,658. Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa

23 49 lingkar kepala ratarata bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar kepala ratarata bayi ASI eksklusif, selanjutnya, nilai probabilitas (sigp) lingkar kepala bayi antara ASI eksklusif dan ASI non eksklusif adalah sebesar 0.837, lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkar kepala ratarata bayi ASI Eksklusif adalah tidak berbeda signifikan dari lingkar kepala ratarata bayi ASI eksklusif (p<0.05). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 15 bayi, 13 orang (86,7%) memiliki lingkar kepala normal (4044cm) dan 2 orang (13,3%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 4044cm. Sedangkan dari 15 bayi, 11 orang (73.3%) memiliki lingkar kepala normal (4044cm) dan 4 orang (26.7%) memiliki lingkar kepala tidak normal, yakni kurang dari atau lebih dari 4044cm. Pertumbuhan lingkar kepala bayi berjalan sangat cepat selama 6 bulan pertama, lingkar kepala bertambah setiap bulannya sekitar 1,5 cm. Ukuran ratarata adalah 43 cm pada usia 6 bulan. Pertambahan ukuran kepala mencerminkan pertumbuhan dan diferensiasi sistem saraf (Wong, 2008). Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2014) menunjukkan bahwa ratarata pertumbuhan lingkar kepala bayi usia 67 bulan yang diberikan ASI non eksklusif adalah 9,829 cm dengan standar deviasi 0,6854, sedangkan ratarata pertumbuhan lingkar kepala bayi usia 67 bulan yang diberikan ASI esklusif adalah 9,657 cm dengan standar deviasi 1,2173.

24 50 Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar kepala dengan panjang badan. Saat lahir, kepala berukuran seperempat bagian dari panjang badan dan setelah dewasa, besar kepala hanya seperdelapan dari panjang badan. Oleh karena itu, lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama sampai umur 23 tahun, kecuali pada keadaan tertentu seperti bentuk kepala yang besar pada anak yang menderita hydrocephalus. Pada dua tahun pertama ini, pertumbuhan otak relatif pesat (Nursalam, 2005). Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir pertumbuhan otak. Berat otak waktu lahir adalah sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun beratnya hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram 75%, dan mencapai 90% pada usia 6 tahun. Pertumbuhan ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti pertumbuhan otak sehingga bila ada hambatan atau gangguan pada pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya juga terhambat (Nursalam, 2005). Komposisi yang terdapat dalam ASI non eksklusif juga sudah lengkap, di dalamnya terkandung AA dan DHA yang telah digembargemborkan produsen susu formula untuk meningkatkan kecerdasan anak. Hal ini perlu diketahui Ibu sebelum hamil, sehingga Ibu lebih siap untuk memberikan tambahan ASI non eksklusif Perbedaan Pekembangan Bayi Usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif. Dari tabel 5.4 di atas dapat kita lihat perbedaan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan non eksklusif, dimana pada ASI eksklusif perkembangan normal sebesar 100 % dan tidak ada perkembangan yang tidak

25 51 normal. Berbeda dengan perkembangan bayi usia 6 bulan yang diberikan ASI non eksklusif dimana perkembangan normal hanya sebesar 66,7 % dan perkembangan tidak normal sebesar 33,3%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah (2012) yang berjudul Hubungan Pemberian susu formula dengan tahap perkembangan bayi usia 06 bulan di RSU Assalam Gemolong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan susu formula sebesar 89,19% mengalami keterlambatan perkembangan, sedangkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 67,57% mengalami tahap perkembangan yang normal. Hal ini juga sesuai dengan teori yang diungkapkan Hanlock (2008) bahwa pengisapan ASI dengan adanya refleks mengisap merupakan stimulan dini terhadap tumbuh kembang anak. Perkembangan anak dapat terganggu oleh kondisi lingkungan atau fisik yang kurang mendukung seperti kurang gizi dan stimulasi dari lingkungan. Berdasarkan datadata penelitian diatas dapat diketahui bahwa ada perbedaan perkembangan bayi usia 06 bulan yang diberi ASI eksklusif dan ASI non eksklusif. Hal ini berarti bayi yang diberi ASI eksklusif mempunyai kemungkinan perkembangan baik sebesar dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI non eksklusif. masa bayi adalah masa pada umur 012 bulan. ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa cairan lain seperti susu formula, madu, air atau makanan padat seperti pisang, bubur, susu, biskuit, dan lainlain selama 6 bulan sejak lahir, karena bayi yang sehat tidak memerlukan makanan tambahan selain ASI sampai 6 bulan setelah itu baru diperkenalkan dengan

26 52 makanan padat, sedangkan ASI tetap diberikan hingga umur 2 tahun (Roesli, 2005). Selain pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif ada jug akebiasaan para orang tua memberikan makanan pendamping ASI. Pemberian MPASI pada bayi dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan pendidikan ibu. Sedangkan dampak pemberian MPASI adalah Krisnatuti dan Yenrina (2002), menambahkan bahwa seorang bayi dibawah umur 4 bulan telah diberi makanan tambahan maka bayi tersebut akan sulit tidur pada malam hari, selain itu bayi juga akan mengalami gangguangangguan lainnya yaitu sakit perut, mencret, atau sembelit (susah buang air besar) infeksi, kurang darah. dan alergi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan perkembangan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi ASI non eksklusif. Hasil penelitian ini didukung juga dengan perkembangan otak merupakan peristiwa sangat kompleks yang dipengaruhi faktor gizi, genetik atau bawaan dan faktor lingkungan. Pertumbuhan ini berlangsung sejak janin berada dalam kandungan dan pada masa setelah lahir. Untuk mendapatkan anak yang berkualitas baik di kemudian hari, orang tua, khususnya ibu, harus mempersiapkan diri sebaikbaiknya. Persiapan itu mencakup sejak perencanaan kehamilan, asupan gizi saat hamil, bersalin, kemudian perawatan dan stimulasi anak setelah dilahirkan. Bayi yang dilahirkan tanpa pemberian gizi yang cukup selama di dalam kandungan bisa mengakibatkan tingkat kecerdasannya bermasalah (Rahmawati, 2007).

27 53 Pemberian susu formula atau makanan pendamping ASI adalah pemberian makanan tambahan atau minuman oleh ibu kepada bayinya baik diberikan ASI atau susu formula. Susu formula untuk bayi biasanya mengandung banyak kasein. Kandungan dadih yang banyak ditujukan untuk menyerupai ASI, sedangkan kandungan kasein dianggap lebih disukai bayi. Meskipun demikian, tidak ada susu formula yang sebanding dengan ASI bagi bayi baru lahir. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%, pada saat yang sama jumlah bayi dibawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun Hanya sejumlah 14% ibu di tanah air yang memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka sampai bayi berusia 6 bulan. Ratarata bayi di Indonesia hanya mendapatkan ASI kurang dari 2 bulan saja. Kurangnya pengetahuan tentang keunggulan dan manfaat ASI, kurangnya pengertian dan keterampilan dalam menyusui, kurang rasa percaya diri serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan, membuat ibu mudah terpengaruh oleh kegiatan produsen susu formula yang sangat gencar melakukan aksi promosi dalam berbagai bentuk untuk memasarkan produk mereka sehingga ibu lebih cenderung memberikan susu formula daripada ASI eksklusif yang dapat membawa manfaat lebih besar untuk tumbuh kembang bayi, sehingga dewasa ini semakin banyak ibu menyusui memberikan susu botol yang sebenarnya merugikan mereka (Soetjiningsih, 2002).

28 Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah saat pengukuran berat badan, panjang badan dan lingkar kepala dan saat pengukuran KPSP berlangsung dengan memberikan pertanyaan terkait dengan perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner, penulis mendapat kesulitan diakibatkan banyak bayi yang rewel dan banyak bergerak akibat menangis sehingga sangat sulit dilakukan pengukuran. Dan keterbatasan waktu penelitian sehingga tidak tercapainya jumlah responden.

29 55 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang perbandingan tumbuh kembang bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif dan ASI non eksklusif, dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada perbedaan signifikan pertumbuhan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif dan ASI non eksklusif, dimana berat badan ratarata bayi ASI eksklusif lebih besar dari berat badan ratarata bayi dan berbeda signifikan.hal ini diindikasikan oleh nilai sigp < Pada penelitian ini panjang badan bayi ASI non eksklusif lebih besar dari panjang badan bayi ASI eksklusif dan tidak berbeda signifikan antara ASI Eksklusif denga ASI non eksklusif, hal ini dapat dilihat dari nilai sigp > Ratarata Lingkar kepala bayi ASI non eksklusif lebih besar dari lingkar kepala ratarata bayi ASI eksklusif ini tidak berbeda signifikan antara ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif, hal ini dapat dilihat dari nilai sigp > Perkembangan normal lebih baik pada ASI eksklusif karena berdasarkan penelitian menunjukkan normal 100%. 55

30 Saran Mengingat pentingnya melakukan pengamatan tentang tumbuh kembang bayi, maka dengan ini disampaikan saransaran sebagai berikut : 1. Kepada Klinik Ibu Sumiariani disarankan untuk terus melakukan promosi kesehatan terutama terkait dengan tumbuh kembang bayi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat dapat lebih ditingkatkan. 2. Kepada ibu bayi usia 6 bulan disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang pentingnya mengawasi tumbuh kembang bayi sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat diawasi sejak dini. 3. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan skala penelitian yang lebih luas dengan menambah jumlah variabel dan sampel penelitian sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat. Dan untuk penilaian pada perkembangan untuk melakukan penelitian setiap itemnya.

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN Endah Purwaningsih 1), Ana Puji Lestari 2) Abstrak : Menurut Survei Demografi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan

Lebih terperinci

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( ) GAMBARAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DAN YANG DIBERIKAN SUSU FORMULA DI KELURAHAN LEBAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH Naili Nur Meifanna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Desilestia Dwi Salmarini¹, Elvine Ivana Kabuhung², Reni Ovilla Yulianti 1 1 Akademi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Sikap Ibu terhadap pembrian ASI Eksklusif 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik yaitu penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat (Hidayat, 2007). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah dilakukan. Variabel independen dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat, data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES Sri Nani Prawiraningrum 1, Agi Erlina 2 dan Rokhani Oktalistiani 3

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul. A. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003) 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, dengan pengukuran variabel bebas dan variabel terikat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI Oleh: Esa Oksila Dintansari, Tri Anasari dan Warni Fridayanti Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif korelasi melelui metode pendekatan Cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan

Lebih terperinci

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-4 Bulan di Desa Jembungan Abstract: (The Relationship of

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti 1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban) PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban) H. Miftahul Munir STIKES NU TUBAN ABSTRAK ASI adalah suatu emulsi lemak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan observasional analitik yaitu mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian jerawat pada siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Morbiditas

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif korelasi, merupakan suatu penelitian yang menguji hubungan dua variabel kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke belakang/masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa peristiwa yang

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa peristiwa yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa peristiwa yang terjadi pada masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Berdasarkan hipotesis yang telah diterapkan, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi karena menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 1 1 Lampiran 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan dan memahami sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena banyak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan sangat penting bagi pertumbuhan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif comparative, yaitu penelitian dengan mengunakan metode studi perbandingan dengan cara membandingkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN Tati Purwani*, Nur Afi Darti** Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. Maas No.3

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN Retno U & Tinah Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Setelah usia

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci