Penyelesaian: x 1. Dik : x 2. =0,8m. K=100 N m. Dit : Q=? Jawab : ΣW =ΣQ. Usaha yang dilakukan pegas : dx x1. = F Pegas.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyelesaian: x 1. Dik : x 2. =0,8m. K=100 N m. Dit : Q=? Jawab : ΣW =ΣQ. Usaha yang dilakukan pegas : dx x1. = F Pegas."

Transkripsi

1 Contoh Soal 4.1 Sebuah pegas diregangkan sejauh 0,8 m dan dihubungkan ke sebuah roda dayung (Gbr 4-2). Roda dayung tersebut kemudian berputar sehingga pegas menjadi tidak teregang lagi. Hitunglah besarnya perpindahan kalor yang diperlukan untuk mengembalikan sistem tersebut kekondisi awalnya,pada konstanta pegas sebesar 100 N/m! Penyelesaian: Dik : x 1 =0 x 2 =0,8m K=100 N m Dit : Q=? Jawab : ΣW =ΣQ Usaha yang dilakukan pegas : x2 W 1 2 = F Pegas dx x1 0,8 Kx dx K ( x 2 2 x 1 2) 1 2 ( 100 N m ) (0,8m2 0 2 ) N m (0,64 m2 ) 50 N m (0,64m2 ) 32N.m Maka, Q 2 1 =W 1 2 =32 N.m

2 32J Keterangan: x panjang renggangan pegas( m) K konstanta pegas(n /m) W usaha(j) Q perpindahan kalor (J) Contoh Soal 4.2 Sebuah kipas 5 hp digunakan untuk memberikan sirkulasi udara dalam suaru ruang besar. Jika ruangan tersebut diasumsikan dengan baik tentukan energi internalnya setelah kipas digunakan selama 1 jam? Dik : P =5 hp ( 1 hp =746 W/hp) =(5 hp) x (746 w/hp) =3730 w T =1 h ( 1 h =3600 s/h) =(1 h) x (3600s/h) =3600 s Dit : U =...? Jawab : Menurut asumsi, Q =0. Dengan PE= KE=0 hukum pertama menjadi W = U. Maka usahanya adalah W = P.t W = P. t W =(-3730 w ) (3600 s) 1, J

3 Tanda negatif yang dihasilkan adalah karena usaha dimasukan kedalam sistem. Akhirnya kenaikan energi internalnya adalah U = W 1, J ) 1, J Contoh Soal 4.3 Suatu volume yang kokoh berisi 6 ft 3 uap yang awalnya memiliki tekanan 400 psia dan tempearatur 900 o F. Perkirakanlah temperatur akhirnya jika 800 Btu kalor ditambahkan. Dik : v=6ft 3 P=400 psia T =900 u 1 =1324 Btu/lbm v 1 =v 2 =1,978 ft 3 /lbm Dari tabel uap C-3E diketahui: Pada 500 psia: v=1,978 ft 3 /lbm u 3 =1459 Btu/lbm T 3 =1221 Dit : T 2? (Q=800 Btu) Jawab : Hukum pertama termodinamika, dengan KE= PE=0, adalah Q W = U. Untuk suatu penampung yang kokoh usaha adalah nol. Jadi, Q= U =m=(u 2 u 1 ) m= V v

4 6 ft 3 1,978 ft 3 /lbm 3,033lbm Energi yang dipindahkan ke volume oleh kalor telah diberikan. Jadi, Q= U =m=(u 2 u 1 ) 800 Btu=3,033 lbm(u Btu/lbm) u Btu/lbm= 800Btu 3,033 lbm u Btu/lbm=263,7 Btu/lbm u 2 =263,7 Btu/lbm+1324 Btu/lbm u 2 =1587,7 Btu/lbm =1588 Btu/lbm T 2 =T 4 ( u u 4 2 u 4 u 3 ) (T T ) 4 3 T 2 =1546 ( 1603 Btu/lbm 1588 Btu/lbm 1603 Btu/lbm 1459 Btu/lbm )( ) T 2 =1546 ( 15 Btu/lbm 144 Btu/lbm ) (325 ) T 2 =1546 (0,104 )(325 ) ,8 1512

5 Contoh Soal 4.4 Sebuah piston bebas gesekan digunakan untuk memberikan tekanan konstan sebesar 400 kpa di dalam sebuah silinder berisi uap yang awalnya berada pada 200 dngan volume 2m 3. Hitunglah temperatur akhirnya jika 3500 kj kalor ditambahkan. Penyelesaian: Diketahui : P 400 kpa=0,4 MPa T V 1 2 m 3 Q 3500kJ Dari tabel C-3: v s1 =0,5342 m 3 /kg u 1 =2647 kj /kg Ditanya : T 2? Dijawab : W selama pergerakan piston W= P dv P (V 2 V 1 ) Mencari m 400 kpa (V 2 V 1 ) m=m 1 =m 2 m= V 1 v s1 2m 3 0,5342 m 3 /kg 3,744 kg Mencari V 2 V 2 =m v s 2

6 3,744kg v s 2 Maka, berdasarkan hukum pertama Q W = U Q P (V 2 V 1 )=(u 2 u 1 ) m 3500 kj 400 kpa (3,744 kgv s2 2m 3 )=(u kJ /kg)3,744 kg Karena v s2 dan u 2 belum diketahui nilainya maka digunakan proses coba-coba dengan menebak v s2 =1,06 m 3 /kg. Maka: 3500 kj 400 kpa (3,744 kgv s2 2m 3 ) (u kj/kg ) 3,744 kg 3500 kj 400 kpa (3,744 kg 1,06 m 3 /kg 2m 3 ) (u kj/kg ) 3,744 kg 3500 kj 400 kpa (1,969 m 3 ) 3,744 kgu ,37 kj 3500 kj 787,6kJ 3,744 kgu ,37kJ 2712,4 kj 3,744 kgu ,37kJ 2712,4 kj +9910,37 kj 3,744 kgu ,77 kj u 2 = 3,744 kg u 2 =3372 kj /kg Berdasarkan tabel uap C-3 dengan P=0,4 MPa nilai u 2 =3372 kj /kg untuk mencari T 2 (T ) maka harus menggunakan interpolasi dengan nilai: T x =600 T y =700 u x =3300,2kJ /kg u y =3477,9 kj /kg Maka, T =T y ( u u y 2 u y u x ) ( T y T x ) 700 ( 3477,9 kj /kg 3372 kj ( ) 3477,9 kj /kg 3300,2 kj /kg)

7 700 ( 105,9 177,7 ) (100 ) , Keterangan: P tekanan (kpa ) T temperature( ) V volume ( m 3 ) Q kalor (kj ) v s u kg m 3 / volume spesifik energi internal spesifik (kj /kg) W usaha (kj ) m massa (kg ) Contoh Soal 4.5 Dengan menggunakan konsep entalpi, selisihkan soal yang diberikan dalam contoh 4.4. Jawab: Diketahui: P 400 kpa=0,4 Mpa T C V 2 m 3 Q 3500 kj Dari Tabel C-3:

8 h 1 = 2860,5 kj /Kg v s = 0,5342 m3 / Kg Ditanya: T 2? Jawab: Mencari h 2 Q = (h 2 h 1 ) m 3500kJ = ( h ,5 kj/ Kg )m 3500kJ = ( h ,5 kj/ Kg ) (3,74 Kg ) m= V v s 2m 3 0,5342 m 3 / Kg 3500 kj 3,74 Kg = h ,5 kj / Kg 936 kj / Kg = h ,5 kj / Kg h 2 = h 2 = 936 kj / Kg+2860,5 kj /Kg 3796,5 kj /Kg Melalui interpolasi dari Tabel C-3 pada P=0,4 MPa dan h=3796,5 kj/ Kg yaitu dengan nilai: h 1 =3702,4 kj /Kg pada T 1 =600 h 2 =3926,5 kj / Kg pada T 2 =700 Maka, T 2 ( h h 1 h 2 h 1 ) ( T 2 T 1 )+T 1 ( 3796,5 kj /Kg 3702,4 kj / Kg 3926,5 kj /Kg 3702,4 kj / Kg ) ( )+600 ( 94,1 kj /Kg 224,1 kj /Kg ) (100 )+600 (0,42 ) (100 )

9 Keterangan: P tekanan( Mpa) T temperatur ( C) V Q M h v s m ( 3) volume kalor (kj) massa(kg) entalpi spesifik (kj / Kg) Kg m 3 / volume spesifik Contoh 4.9 Tentukanlah perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan dari uap dengan kualitas 70 persen dari 200 menjadi 800 kpa, sementara volumenya dijaga konstan pada 2 m 3. Asumsikan proses kuasi-kesetimbangan. Dik : x = 70% P 1 = 200 kpa P 2 = 800 kpa V = 2 m 3 Tabel C2: v f =0,0011m 3 /kg v g =0,8857m 3 /kg

10 u f =504,5 kj /kg u g =2529,5kJ /kg Tabel C3: U 1 =3661 kj /kg U 2 =3476 kj /kg v 1 =0,6181m 3 /kg v 2 =0,5601m 3 /kg Dit : Q? Jawab : Q = m ( u 2 - u 1 ) m = V v = 2m 3 0,0011m 3 /kg+(0,7) (0,8857 0,0011) m 3 /kg = 2 m 3 0,6203m 3 /kg =3,224 kg u 1 =u f +x(u g u f ) u 1 =504,5 kj /kg+ (0,7)(2529,5 504,5)kJ /kg = 1922 kj/kg 1 U 2 U u 2 = v v 1 v 1 v 2 (rumus ekstrapolasi)

11 u 2 = ( 0,6203 m3 /kg 0,6181 m 3 /kg 0,6181 m 3 /kg 0,5601 m 3 /kg ) (3661 kj /kg 3476 kj /kg ) =3668 kj/kg Jadi, Q = m ( u 2 - u 1 ) Q = (3,224 kg)(3668 kj /kg kj /kg ) =5629 kj Keterangan: m = massa (kg) u = Energi (kj/kg) Q = Kalor(kJ) 4.10 Suatu rangkaian piston-silinder berisi 0,02 m 3 udara pada 50 C dan 400 kpa. Kalor ditambahkan sebesar 50 kj dan usaha dilakukan oleh sebuah roda dayung hingga temperatur mencapai 700 C. Jika tekanan di jaga konstan berapakah besarnya usaha oleh roda dayung yang harus ditambahkan ke udara? Asumsikan kalor kalor spesifik konstan. Penyelesaian: Dik : P 400 Kpa = Pa V 0,02 m 3 T 1 50 =273+50=323 K T 2 =700 = = 973 K Q=50 kj

12 tabel B-2 C p =1,00 kj/kg. k R = 287 J/Kg.K Dit : W dayung...? Jawab : Q W dayung =m(h 2 h 1 )=mc p (T 2 T 1 ) m= PV RT ( Pa )(0,02 m 3 ) (287 J /kg.k )(323 K ) = 0, Pa m J /kg = 0,0083 N /m2.m 3 Nm/kg 0,0863 Kg Jadi, W dayung =m Cp (T 2 T 1 ) Q kg.k 650 K 1,00 kj /() 50 kj (0,0863 kg) 6,095 kj Keterangan: V = Volume (m 3 ) T = Temperatur (, K )

13 P R Q W m C p = Tekanan (kpa) = Konstanta udara = Kalor (J) = Usaha (kj) = massa (kg) = Kalor Spesifik (kj/kg.k) 4.11 Hitunglah besarnya usaha yang dibutuhkan untuk menekan udara dalam sebuah silinder berinsulasi dari volume 6ft 3 menjadi volume 1,2 ft 3. Temperatur dan tekanan awalnya masing-masing adalah 50 dan 30 psia. Dik : V 1 =6 ft 3 V 2 =1,2ft 3 T 1 =50 =50+460=510 R P = 30 psia (1 psia = 144 lbf/ft 2, 30 psia = 4320 lbf/ft 2 ) Tabel B-2 R = 53,34 ft lbf /lbm R k = 1,400 C v =0,171 Btu/lbm R Dit : W=...? Jawab : W =m (u 2 u 1 )=mc v (T 2 T 1 )

14 m= PV RT (4320lbf /ft 3 )(6ft 3 ) (53,3 ft lbf /lbm R )(510 R) 0,9535 lbm T 2 =T 1( V k 1 1 V 2 ) 1,4 1 (510 R )( 6ft3 1,2ft ) 3 = 970,9 R W = mc v (T 2 T 1 ) ( 0,9535lbm ) (0,171 Btu/lbm R ) 970,9 R 510 R = -75,1 Btu Keterangan: V = Volume (ft 3 ) T = Temperatur ( ᵒ F, ᵒ R ) P = Tekanan (kpa) R = Konstanta udara (ft.lbf/lbm o R) W m = Usaha (kj) = massa (kg) C V = Volume Spesifik (Btu/lbm o R)

15 4.12 Air mengalir dalam sebuah pipa yang diameternya berubah dari 20 menjadi 40 mm. Jika didalam bagian berdiameter 20 mm air memiliki kecepatan 40 kecepatannya didalam bagian 40 mm. Hitung juga fluks massanya? Dik : d 1 = 20 mm = 0,02 m m s, tentukanlah V 1 = 40 m s d 2 = 40 mm = 0,04 m ρ air =1000 kg m 3 Dit : a) V 2..? Jawab : b) m..? a) A 1.V 1 = A 2. V 2 A 1 = π d2 4 3,14 (0,02 m)2 4 3, m 2 A 2 = π d2 4 3,14 (0,04 m)2 4

16 1, m 2 A 1 V 1 = A 2 V 2 A 1 V 1 A 2 =V 2 s 40 m/ 3, m 2 m 125,6 3 / s 10 4 V 2 = 1, m 2 V 2 =10 m/s Fluks massanya diperoleh sebesar : ṁ=ρ A 1 V 1 = ( 1000 kg m 3 (3, m 2 )(40 m s ) = 12,56 kg s Keterangan: d v = Diameter (m) = Kecepatan (m/s) ṁ = Fluks massa (kg/s) ρ = Massa jenis air (kg/m 3 ) A = Luas (m 2 )

17 4.13 Uap memasuki sebuah katup pengatur pada 8000 kpa dan 300 dan keluar pada tekanan 1600 kpa. Tentukanlah temperatur dan volume spesifik akhir dari uap. Dik : Diketahui: P 1 = 800 kpa =8 mpa P 2 = 1600 kpa =1,6 mpa T 1 = 300, P 2 =201,4 Pada table C-2 h f = 859 kj /kg h fg = 1935,2 kj /kg V f =0,0012 m 3 /kg V g = 0,1238 m 3 /kg h 1 h 2 =2785 kj /kg Dit : a) T 2 =? b) v 2 =? Jawab : T 2 di dapatkan dari table C-2 sebesar 201,4 ᵒC dengan tekanan 1,6 MPa h 2 = h f +x 2 h fg

18 2785 kj /kg = 859 kj /kg+1935,2 kj /kg X kj /kg 2794,2 kj /kg = X 2 0,995 = X 2 Jadi, V = V f +x (V g V f ) = 0,0012 m 3 /kg + 0,995 (0,1238 m 3 /kg 0,0012 m 3 /kg = 0,1232 m 3 /kg Keterangan: P = Tekanan (MPa) T = Temperatur ( o C) v f h f = Volume spesifik (m 3 /kg) = Entalpi spesifik (kj/kg) 4.14 Uap masuk ke dalam sebuah turbinn pada 4000 kpa dan 500 dan keluar seperti ditunjukkan dalam gambar Untuk kecepatan masuk sebesar 200 m/s. Hitunglah keluaran daya turbin tersebut. (a) Abaikanlah perpindahan kalor dan perubahan energi kinetik. (b) Tunjukkan bahwa perubahan energi kinetik dapat diabaikan Dik : P=4000 kpa=4 MPa

19 T 1 =500 d 1 =50mm, r=25mm=0,025 m V 1 =200 m/s Tabel C-3 : P 1 =4 MPa T 1 =500 v 1 =0,08643 m 3 /kg h 1 =3445,3 kj /kg P 2 =80kPa=0,08 MPa d 2 =250 mm, r=125mm=0,125 m Tabel C3: h 2 =2665,7 kj/kg

20 v 2 =2,087m 3 /kg x 2 =1,0 Dit : W T =? Jawab : a) W T =(h 2 h 1 )ṁ ṁ=ρ 1. A 1.V 1 1 V 1. A 1.V 1 (π r 2 1 )(200 m/ s) 0,08643m 3 /kg (3,14 ) ( 0,025m )2 (200 m/s) 0,08643 m 3 /kg (3,14 )(6, m 2 )(200 m/s) 0,08643m 3 /kg = 0,3925 m 3 /s 0,08643m 3 /kg 4,541 kg/s Keluaran daya maksimum: W T =(h 2 h 1 )ṁ W T = (h 2 h 1 )ṁ W T = (2665,7 kj /kg 3445,2 kj /kg) 4,541 kg/s

21 ( 779,5 kj /kg )4541 kg/s 3539,7 kj /s=3,5397 MW Kecepatan keluarnya uap diperoleh sebesar : V 2 = A 1.V 1.ρ 1 A 2.ρ 2 (6, m 2 ) ( 200 m/s 0,08643 m 3 /kg ) (3,14 ) 4,54kg/s 0,023 kg/m 197,39 m/ s Maka perubahan energi kinetiknya adalah : KE=ṁ( V V 1 2 ) s 197,39 m/ 200m/ s 2 s 4,541 kg/

22 s ,2m 2 / ( 2 ) s 4,541 kg/ 2354,9 kg s m2 / s= 2354,9 J /s= 2,35 kj /s 4.15 Tentukanlah kenaikan tekanan maksimum di dalam pompa 10 hp yang ditunjukkan dalam gambar. Kecepatan masuk dari air adalah 30 ft/sec Dik : d 2 =1 1 2 d 1 =1 v = 30 ft/sec

23 hp = 10 hp lbf 550 ft =5500 ftlbf /sec sec ρ=6,24 lbm/ft 3 Dit :P..? Jawab : W s =ṁ ( P 2 P 1 P + V V 1 2 ) V 2 diperoleh dari: ρ 1 A 1 V 1 = ρ 2 A 2 V 2 A 1 V 1 =A 2 V ,5 2 ( 4)V 2 π (4 )(30 ft /sec )= π 23,55 = 1,76 V 2 V 2 =13.38 ft /sec ḿ=ρ A 1 V 1

24 1 2 (30ft /sec ) π ( 62,4 lbm ft 3 ) 10,21lbm/ sec Usaha memiliki nilai negative W s =ṁ ( P 2 P 1 ρ + V V 1 2 ) 32,2 lbm. ft /sec 2.lbf (2) ( P 2 P 1 )lbf /ft 2 + (13, ) ft 2 / sec 2 62,4 lbm/ft 3 ( 10 ) (550 ) ft.lbf sec = lbm ( 10,21 sec ) P 2 P 1 =( 62,4lbm/ft 3 ) [ 5500 ft lbf / sec 10,21lbm/ sec 13, (2) (32,2 ) ] 34,310 lbf ft Udara mengalir melalui sebuah nozel supersonik yang ditunjukkan dalam gambar Kondisi-kondisi masuknya adalah 7 kpa dan 420. Diameter keluar nozel diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh kecepatan keluar sebesar 700 m/s. Hitunglah (a)

25 temperatur keluar, (b) fluks massa dan (c) diameter keluar. Asumsikan aliran adiabatik kuasi kesetimbangan. Dik : P 1 =7kPa=7000 MPa T 1 =420 = =693 K V 1 =400 m/ s V 2 =700 m/s C p =1000J /kg. K R=287 J /kg.k k=1,4 d 1 =200mm=0,2 m r 1 =100mm=0,1m Dit : (a) T 2..? (b) ṁ? (c) d 2...? Jawab: (a) Untuk menentukan temperatur keluar gunakan persamaan energi dengan menggunakan h=c p T

26 V C T = V 2 P 1 2 +C T P 2 T 2 = V V 2 +T 2C 1 p 2 kg.k 1000 J / 2 T 2 = ( 400m/s)2 (700 m/ s) 2 kg m2 /s J/ s 2 kg.m 2 / kg. / m2 /s =255 = =528 K (b) Untuk menentukan fluks massanya, harus mengetahui densitas diposisi masuk. Dari kondisi-kondisi masuk yang diberikan maka, ρ 1 = P 1 R T 1 kg.k 287 J /(693 K ) 7000 MPa s 2 kg.m 2 / 287( kg. K )(693 K ) 7000 kg/m.s kg/m m 2

27 0,03520 kg/m 3 Maka fluks massanya adalah ṁ =ρ 1 A 1 V 1 s 400 m/ (0,03520 kg/m 3 ) (π r 2 ) s 400 m/ 3,14.(0,1 m) 2 (0,03520 kg/m 3 ) 0,4421 kg/ s (c) Menentukan diameter keluarnya gunakan persamaan Cari densitas keluar terlebih dahulu : ρ 2 =ρ 1( T 1/(K 1) 2 T 1 ) ρ 1 A 1 V 1 = ρ 2 A 2 V 2 m 3 0,03520 kg/ ( 528 K 693 K ) 1/(1,4 1) 0,01784 kg/m 3 Jadi, d 2 2 = ρ 1d 2 1.V 1 ρ 2. V 2 s 400 m/ (0,03520 kg/m 3 ) (0,2m ) 2 0, ,488 m 2 = 0,045 m 2 =0,212 m =212 mm Contoh 5.4 Sebuah mesin carnot dioperasikan diantara dua penampung temperatur yang masing-masing diijaga pada Celcius dan 20 0 Celsius. Jika keluaran mesin

28 yang diinginkan adalah 15 KW seperti yang ditunjukkan dalam gambar. 5-11, tentukanlah besarnya perpindahan kalor dari penampung temperatur tinggi terbesarnya perpindahan kalor kepenampung temperatur rendah. Gambar 5.11 Dik : T H = 200 C = 473 K T L = 20 C = 293 K Dit : W = Q H dan 15 kw Q L? Penyelesaian : η= W Q H 1 η=1 T L T H... 2 W Q H =1 T L T H 3

29 Q H = W 1 T L T H = 15kW K = 15kW 1 0,6195 = 15kW =39,42 kw 0, K Q L =Q H W =39,42 kw 15 kw =24,42 kw Keterangan : η = Efisiensi termal (%) T H = Temperatur tinggi pada penampung (K) T L = Temperatur rendah pada penampung (K) W = Usaha (kw) Q H = Perpindahan kalor dari penampung temperature tinggi (kw) Q L = Perpindahan kalor dari penampung temperature rendah (kw) Contoh 5.5 Sebuah unit pendingin mendinginkan sebuah ruangan ke -5 0 C dengan cara membuang energi ke atmosfer pada 20 0 C. Kita ingin menurunkan temperatur didalam ruangan tersebut hingga C. Hitunglah kenaikkan persentase minimum dari usaha yang dibutuhkan, dengan mengasumsikan refrigerator carnot untuk jumlah energi yang dibuang yang samabesarnya. Dik : T H =20 C+273=293 K

30 T L1 = =268 K T L2 = =248 K Dit : % kenaikan W? Penyelesaian : COP R = Q L W 1 COP R = 1 T H T L 1. 2 Q L W = 1 T H T L 1 3 W 1 =Q L( T H T L 1 1) =Q L( 293 K 268 K 1 ) =Q L (1, )=0,0933Q L W 2 =Q L( T H T L 2 1) =Q L( 293 K 248 K 1 ) =Q L (1,181 1)=0,181 Q L W 2 W 1 = 0,181Q 0,0933 Q L L. (100 )= 0,877 Q L. (100 )=94 W 1 0,0933 Q L 0,0933 Q L Keterangan : T H = Temperatur tertinggi (K) T L1 = Temperatur rendah pada kondisi 1 (K)

31 T L2 = Temperatur rendah pada kondisi 2 (K) W 1 = Usaha pada kondisi 1 (kw) W 2 = Usaha pada kondisi 2 (kw) Contoh 5.6 Sebuah mesin carnot dioperasikan dengan udara, dengan menggunakan siklus yang digunakan dalam gambar Tentukanlah efisiensi termal dan keluaran usaha dari setiap siklus operasi. Gambar 5.12 Dik : T H =T 2 =T 3 =500 K T L =T 1 =T 4 =300 K P 1 =80 kpa = Pa v 4 =10 m3 kg

32 R = 287 J kg. K Dit : η? W? Penyelesaian : η=1 T L =1 300 k =1 0,6=0,4atau 40 T H 500 k v 1 = R T = P 1 J kg.k 300 K Pa J kg m3 = =1, Pa kg v 2 =v 1( T 1 1 ( T 2 ) k 1) = ( 1,076 m3 kg )( 300 K 1 (1, K ) ) = ( 1,076 m3 kg ) (0,6)2,5 m3 m3 = ( 1,076 kg ) (0,2789 )=0,300 kg v 3 =v 4( T 4 1 ( T 3 ) k 1) = ( 10 m3 kg )( 300 K 1 (1,4 1) 500 K ) = ( 10 m3 kg ) (0,6)2,5 m3 m3 = ( 10 kg ) (0,2789 )=2,789 kg Q H =W 2 3 Pdv v 3 v 2 R T H v dv

33 v 3 1 RT H v 2 v dv=r T H [ln v ] v 3=RT H ( ln v 3 ln v 2 ) v 2 Q H = R T H ln v 3 v 2 ( 287 m 3 2,789 J kg. K ) (500 K ) ln kg 0,300 m3 kg = ( J kg ) ln 9,297 = ( kg) J 2,229= J kg =319,956 J kj =320 kg kg W=ηQ H =(0,4 ) ( 320 kj kj kg ) =128 kg Keterangan : T 1 = Temperatur rendah pada kondisi 1 (K) T 2 = Temperatur rendah pada kondisi 2 (K) η = Efisiensi termal (%) T H = Temperatur tinggi pada penampung (K) T L = Temperatur rendah pada penampung (K) W = Usaha (kw)

34 Q H = Perpindahan kalor dari penampung temperature tinggi (kw)

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum

Lebih terperinci

Efisiensi Mesin Carnot

Efisiensi Mesin Carnot Efisiensi Mesin Carnot Efisiensi mesin carnot akan dibahasa pada artikel ini. Sebelumnya apakah yang dimaksud dengan siklus carnot? siklus carnot adalah salah satu lingkup dari ilmu thermodinamika, yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER 4.1 Spesifikasi boiler di PT. Kartika Eka Dharma Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan kapasitas 1 ton/ jam,

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 1. Sebuah mesin mobil mampu menghasilkan daya keluaran sebesar 136 hp dengan efisiensi termal 30% bila dipasok dengan bahan bakar yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengumpulan dan penyajian data 4.1.1 Pengumpulan data dan penyajian data Pada tabel 4.1 Check sheet temperatur dan tekanan pompa sirkulasi periode Tabel 4.1 Check Sheet

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch. Tabung vortex menghasilkan separasi udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN ENERGI

KESETIMBANGAN ENERGI KESETIMBANGAN ENERGI Landasan: Hukum I Termodinamika Energi total masuk sistem - Energi total = keluar sistem Perubahan energi total pada sistem E in E out = E system Ė in Ė out = Ė system per unit waktu

Lebih terperinci

II HUKUM THERMODINAMIKA I

II HUKUM THERMODINAMIKA I II HUKUM THERMODINAMIKA I Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan hukum thermodinamika I tentang konservasi energi, serta mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prog. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex menghasilkan

Lebih terperinci

Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut

Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut Termodinamika Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut Usaha sistem terhadap lingkungan Persamaan usaha yang dilakukan gas dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN 5.1 Pemilihan Kompresor Kompresor berfungsi menaikkan tekanan fluida dalam hal ini uap refrigeran dengan temperatur dan tekanan rendah yang keluar dari evaporator

Lebih terperinci

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I

BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I BAB 2 ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I Bab ini hanya akan membahas Sistem Tertutup (Massa Atur). Energi Energi: konsep dasar Termodinamika. Energi: - dapat disimpan, di dalam sistem - dapat diubah bentuknya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1) BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi

Lebih terperinci

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Bab IV Analisa dan Pembahasan Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan refrigeran MC-22. Pengujian kinerja Ac split

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan BAB Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan. Pengenalan Hal-hal yang berkaitan dengan neraca energi : Adiabatis, isothermal, isobarik, dan isokorik merupakan proses yang digunakan dalam menentukan suatu

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

Contoh soal dan pembahasan

Contoh soal dan pembahasan Contoh soal dan pembahasan Soal No. 1 Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m 3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m 3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Bab IV Analisa dan Pembahasan Bab IV Analisa dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kinerja Ac split TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22. Pengujian kinerja Ac split TCL mengunakan refrigeran

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Uraian Singkat Silabus Definisi dan pengertian dasar, sifat-sifat unsur murni, hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup, hukum pertama termodinamika,

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi

Lebih terperinci

Diktat TERMODINAMIKA DASAR

Diktat TERMODINAMIKA DASAR Bab III HUKUM TERMODINAMIKA I : SISTEM TERTUTUP 3. PENDAHULUAN Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini Hukum Termodinamika Usaha dan Kalor Mesin Kalor Mesin Carnot Entropi Hukum Termodinamika Usaha dalam Proses Termodinamika Variabel Keadaan Keadaan Sebuah Sistem Gambaran

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika Termodinamika Energi dan Hukum 1 Termodinamika Energi Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal, mekanik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB VI SIKLUS UDARA TERMODINAMIKA

BAB VI SIKLUS UDARA TERMODINAMIKA BAB VI SIKLUS UDARA ERMODINAMIKA Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika, yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses. Jika operasi

Lebih terperinci

ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * *

ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * * ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * * Abstract This research aim to analyses how far labour capacity or performance from GT-1510

Lebih terperinci

HUKUM KE-1 TERMODINAMIKA

HUKUM KE-1 TERMODINAMIKA HUKUM KE-1 TERMODINAMIKA Soal : 1. Dalam dua percobaan terpisah, suatu gas helium memiliki keadaan awal yang sama (A) dan keadaan akhir yang sama (B) akan tetapi prosesnya berbeda. Percobaan pertama mengikuti

Lebih terperinci

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PENGESAHAN... ii MOTTO.. iv PERSEMBAHAN.. v KATA PENGANTAR.... vi ABSTRAK/ABSTRACT viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR NOTASI..... vii DAFTAR TABEL.. xii DAFTAR GAMBAR... xiii

Lebih terperinci

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN DADANG SUPRIATMAN STT - JAWA BARAT 2013 DAFTAR ISI JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan: ENTROPI PERUBAHAN ENTROPI GAS IDEAL Untuk satu mol atau unit massa suatu fluida yang mengalami proses reversibel dalam sistem tertutup, persamaan untuk hukum pertama termodinamika menjadi: [35] Diferensiasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1 III. LANDASAN TEORI 3.1 Diagram suhu dan konsentrasi Hubungan antara suhu dan konsentrasi pada sistem pendinginan absorpsi dengan fluida kerja ammonia air ditunjukkan oleh Gambar 6 : t P = Pc = P 3 = P

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Properti Termodinamika Refrigeran Untuk menduga sifat-sifat termofisik masing-masing refrigeran dibutuhkan data-data termodinamik yang diambil dari program REFPROP 6.. Sedangkan

Lebih terperinci

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. massa (m ) kg lbm 1 lbm = 0,454 kg. panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m. gaya N lbf 1N=1kg m /s 2. kerja J Btu 1 J = 1 Nm

BAB I KONSEP DASAR. massa (m ) kg lbm 1 lbm = 0,454 kg. panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m. gaya N lbf 1N=1kg m /s 2. kerja J Btu 1 J = 1 Nm Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 1 BAB I KONSEP DASAR PENDAHULUAN Thermodinamika mempelajari energi dan perubahannya. ENERGI : Kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan. Hk. I. Thermodinamika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI Selama percobaan dilakukan beberapa modifikasi atau perbaikan dalam rangka usaha mendapatkan air kondensasi. Semenjak dari memperbaiki kebocoran sampai penggantian

Lebih terperinci

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi

BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi BAB Pengenalan Neraca Energi pada Prses Tanpa Reaksi Knsep Hukum Kekekalan Energi Ttal energi pada sistem dan lingkungan tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan..1 Neraca Energi untuk Sistem Tertutup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR

BAB IV PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR BAB IV PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR 4. Data-Data yang Diperleh Dalam tugas akhir i, data data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Spesifikasi alat : > Material Kndensr : ST 37 > Material Pipa pendg

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur TERMODINAMIKA TEKNIK Modul ke: HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir Fakultas 03TEKNIK Program Studi Teknik Mesin 1 Sistem termodinamika volume atur 2. Sistem volume

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main

Lebih terperinci

ALIRAN GAS SATU DIMENSI PADA KECEPATAN TINGGI

ALIRAN GAS SATU DIMENSI PADA KECEPATAN TINGGI ALIRAN GAS SATU DIMENSI PADA KECEPATAN TINGGI Sub-chapters 8.. The speed of sound 8.. Steady, frictionless, adiabatic, onedimensional flow of a perfect gas 8.3. Nozzle choking 8.4. High-velocity gas flow

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 TERMODINAMIKA. K e l a s. A. Pengertian Termodinamika

FIsika KTSP & K-13 TERMODINAMIKA. K e l a s. A. Pengertian Termodinamika KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI TERMODINAMIKA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian termodinamika.. Memahami perbedaan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada kondensor disistem spray drying ini telah dilaksanakan pada bulan desember 2013 - maret 2014 di Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA

2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dilenyapkan. Energi

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z. 3.1 Diagram Alir Modifikasi BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN Mulai Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z Target Desain Modifikasi Perhitungan Modifikasi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK I

TERMODINAMIKA TEKNIK I DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK I FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2007 DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK I Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem Refrigerasi Kompresi Uap merupakan system yang digunakan untuk mengambil sejumlah panas dari suatu barang atau benda lainnya dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB TERMODINAMIKA V(L)

BAB TERMODINAMIKA V(L) 1 BAB TERMODINAMIKA Contoh 14.1 P (kpa) 300 A B Suatu gas dalam wadah silinder tertutup mengalami proses seperti pada gambar. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas untuk (a) proses AB, (b) proses BC,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR 3. Perhitungan Thermodinamika motor Otto 4 Langkah Dari hasil pengujian motor diatas Dynamometer maka didapat data sebagai berikut: Grafik 2. Data hasilpengujian performance

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex adalah salah

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN 4.1 ANALISA SIMULASI 1 Turbin Boiler 2 Kondensor Air laut masuk Pompa 4 3 Throttling Process T 1 Air Uap Q in 4 W Turbin W Pompa 3 Q out 2 S Tangki Air Destilasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 50 BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Menentukan Titik Suhu Pada Instalasi Water Chiller. Menentukan titik suhu pada instalasi water chiller bertujuan untuk mendapatkan kapasitas suhu air dingin

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian 17 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011, bertempat di Laboratorium Surya, Bagian Teknik Energi Terbarukan, Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 27 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Proses pengujian merupakan suatu proses evaluasi dari mesin atau alat yang bekerja untuk mengetahui berhasil atau tidaknya mesin tersebut berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 17 Steam Turbine Theory PT. Dian Swastatika Sentosa DSS Head Office, 27 Oktober 2008 Outline 1. Pendahuluan 2. Bagan Proses Tenaga Uap 3. Air dan Uap dalam diagram T s dan h s 4. Penggunaan Diagram

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar! Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Fahrenheit C. Henry D. Kelvin E. Reamur 2. Dalam teori kinetik gas ideal, partikel-partikel

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN TERMAL

BAB IV DESAIN TERMAL BAB IV DESAIN TERMAL Rumus-rumus yang digunakan dalam desain ternal di bawah ini di ambil dari buku J.P Holman, Perpindahan Kalor, Penerbit Erlangga, 1994. Rumus yang di ambil dari buku acuan lain akan

Lebih terperinci

Q = ΔU + W.. (9 9) Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan (9-9) tersebut adalah sebagai berikut.

Q = ΔU + W.. (9 9) Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan (9-9) tersebut adalah sebagai berikut. Penerapan Hukum I Termodinamika- Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan memberikan hubungan antara

Lebih terperinci

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008 TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 007/008 Siklus Kompresi Uap Ideal (A Simple Vapor-Compression Refrigeration Cycle) Mempunyai komponen dan proses.. Compressor: mengkompresi uap menjadi uap bertekanan

Lebih terperinci