BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Irwan Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi banyak terjadi di negara berkembang yang mempunyai kondisi sosial ekonomi rendah. Salah satu penyakit infeksi tersebut adalah penyakit kusta. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M-leprae), yang dapat menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional (Depkes RI, 2006). Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga, termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan, pengertian, dan kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya (Fitra Ariyanta, 2013). Menurut Blum dalam Notoadmojo (2007) lingkungan merupakan faktor penyumbang terbesar kejadian penyakit, kemudian perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit kusta, dimana lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan bakteri Mycobaterium leprae yang dapat menyebabkan penyakit kusta. Di Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru sebanyak kasus, angka penemuan kasus baru tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-3 di dunia setelah India dan Brazil. Data tahun 2013 menunjukkan 83,42% dari kasus baru merupakan kasus MB (Multi Basiler), 10,05% kasus cacat tingkat 2, dan 11,88% kasus anak. Tingginya proporsi kasus MB, cacat tingkat 2 dan anak di Indonesia menunjukkan masih 1
2 berlangsungnya penularan dan masih tingginya penemuan kasus baru (WHO, 2013 dalam Depkses RI, 2015). Faktor terjadinya penularan penyakit kusta yang terus berlangsung merupakan penyebab masih tinggnya penderita kusta yang tidak mendapat pengobatan (Goulart et al, 2008). Sampai saat ini masih terdapat 14 provinsi di Indonesia yang endemis tinggi kusta dengan angka prevalensi lebih dari 1 kasus per penduduk. Hampir semua Provinsi endemis tinggi kusta terkonsentrasi di Indonesia bagian timur (Depkes RI, 2015). Salah satu Provinsi di Indonesia bagian timur dengan kasus kusta cukup tinggi adalah Provinsi Papua Barat, pada tahun 2015 jumlah penderita sebanyak 929 penderita dengan Prevalensi Rate: 10,66/ penduduk diantara kasus baru 717 (Case Detection Rate : 82,27/ ). dengan kasus anak masih sangat tinggi 31% (221 kasus anak). Penyakit Kusta di Papua Barat masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, ini menunjukkan penularan kusta masih sangat tinggi di Provinsi Papua Barat. Sampai saat ini prevalensi kusta di Papua Barat di atas rata-rata nasional 2 per penduduk. Angka itu pun melebihi prevalensi yang ditetapkan badan kesehatan dunia, 1 penderita dalam penduduk (Dinkes Provinsi Papua Barat, 2015). Kabupaten Manokwari merupakan Kabupaten yang berada di Provinsi Papua Barat yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak, pada tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari sebanyak 154,296 jiwa, di banding Kabupaten lain yang berada di Provinsi Papua Barat. Wilayah Kabupaten Manokwari merupakan daerah dataran tinggi pegunungan yang hampir mendominasi sebagian besar wilayah di Kabupaten Manokwari, dan merupakan daerah yang rawan gempa bumi. oleh karena itu kondisi bangunan rumah di Kabupaten Manokwari yang merupakan tempat tinggal penduduk cenderung menggunakan atap yang terbuat dari bahan seng dan dinding dari bahan tembok dan papan (BPS Kabupaten Manokwari 2015). Kabupaten Manokwari memiliki angka kejadian kusta sangat tinggi dari 11 Kabupaten/Kota di Papua Barat. Berdasarkan Data Program Kusta Dinkes Kabupaten Manokwari pada tahun , jumlah penderita kusta di Manokwari ditemukan 130 kasus baru, jumlah kasus baru anak sebanyak 36 kasus 2
3 diantara kasus baru sebanyak 28 % kasus anak pada tahun 2014 dan kemudian pada tahun 2015 ditemukan 262 kasus baru, jumlah kasus baru anak sebanyak 104 (40 % diantara kasus baru anak). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari tahun Diwilayah Kabupaten Manokwari dengan angka penderita kusta anak yang cukup tinggi yaitu di Daerah Distrik Pasir Putih, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pasir Putih. Distrik Pasir Putih terletak sekitar 5 km dari pusat kota Manokwari dan merupakan wilayah terkecil dengan luas wilayah adalah km², mempunyai 6 desa/kelurahan yang merupakan wilayah kerja puskesmas pasir putih dengan jumlah penduduk yaitu jiwa. Secara umum areal di sekitar lokasi rumah penduduk merupakan kawasan pantai yang banyak digunakan sebagai tempat tinggal penduduk (daerah pemukiman) dan jalan umum, sehingga kondisi tanah di lokasi merupakan tanah berpasir dan rata, tetapi 100 meter dari pantai sudah merupakan areal perbukitan (tanah) dan kondisi bangunan rumah di daerah Distrik pasir putih masih bersifat semi permanen dan permanen (BPS Kabupaten Manokwari, 2014). Distrik pasir putih merupakan wilayah kerja puskesmas pasir putih yang mempunyai kasus kusta anak yang cukup tinggi dengan jumlah kasus baru kusta pada anak tertinggi pada tahun 2015 sebanyak 48 kasus (55% ) yaitu kusta anak PB sebanyak 23 kasus dan kusta anak MB sebanyak 25 kasus (Dinkes Manokwari, 2015). Tingginya Proporsi penderita kusta anak diantara kasus baru kusta yang di temukan menunjukkan tingginya penularan kusta di masyarakat tersebut (Agusni, 2001) Kusta telah diketahui sebagai masalah kesehatan yang penting pada kelompok usia anak-anak (Wardhana et al, 1990). Anak-anak adalah kelompok berisiko tinggi dalam keluarga dan masyarakat dimana terdapat penderita kusta yang masih menular, karena kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kontak dengan penderita yang banyak mengandung Mycobacterium leprae (Virendra et al, 1993). Tingginya proporsi penderita kusta anak berumur dibawah 15 tahun diantara kasus baru kusta yang ditemukan menunjukkan tingginya penularan kusta 3
4 di masyarakat. Sehingga beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya (Depkes RI, 2015). Penelitian epidemiologi kusta pada anak dapat menyumbang wacana tentang aspek transmisi penyakit ini. Anak-anak merupakan kelompok berisiko tinggi tertular kusta dalam keluarga dan masyarakat karena imunitas, pengetahuan, dan status gizi yang masih kurang (Agusni, 2001). Penelitian Iswahyudi (2012), menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penularan kusta pada anak yaitu imunitas, usia, jenis kelamin, status ekonomi keluarga, pengetahuan orangtua, status gizi, sanitasi rumah, kepadatan penduduk, kontak lama dengan penderita kusta, kebersihan diri serta penggunaan air. Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian kusta pada anak adalah faktor risiko lingkungan serta perilaku anak. Penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2014) membuktikan bahwa faktor risiko lingkungan seperti kepadatan hunian berhubungan dengan penyakit kusta. Selain itu, perilaku penderita kusta seperti kebersihan individu juga berhubungan dengan penyakit kusta. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Awaludin (2004) menunjukkan bahwa faktor risiko lingkungan yakni lama tinggal di daerah endemik kusta selama lebih dari lima tahun serta kontak dengan penderita kusta multibasiler berperpengaruh terhadap kejadian kusta pada anak. Peneltian Patmawati dan Nurjazuliand Onny Setiani (2015) menunjukkan bahwa kondisi lingkungan, yakni luas ventilasi, intensitas pencahayaan, kelembaban, kepadatan hunian dan frekuensi mengganti alas tidur merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kusta. Angka prevalensi kusta pada anak dapat digunakan sebagai tolak ukur derajat endemisitas kusta di suatu daerah. Jika ditemukan anak sebagai penderita kusta, maka orangtua dapat dimintai keterangan, seperti onset dan perjalanan penyakit serta kemungkinan paparan lingkungan (Agusni, 2010). Blum (dalam Norlatifah et al. 2010) mengatakan bahwa lingkungan merupakan faktor penyumbang terbesar kejadian penyakit, kemudian perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Lingkungan dapat menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bakteri, termasuk bakteri kusta (Mycobacterium). 4
5 Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik rumah merupakan bagian dari lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Rumah yang menjadi tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan seperti ventilasi dan kelembaban rumah yang baik,kepadatan hunian sesuai dengan luas rumah yang di tempati dan lantai rumah yang terbuat bukan dari tanah (Norlatifah et al. 2010). Kepadatan penghuni dalam satu tempat tinggal akan memberikan pengaruh bagi para penghuninya. Bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, terutama kusta maka penderita akan banyak kontak dengan non penderita dan dapat menularkan penyakit kusta ke anggota keluarga yang lain. seorang penderita rata-rata dapat menularkan dua sampai tiga orang di dalam rumahnya (Adwan et al. 2014). Selain kepadatan hunian, kebersihan perorangan yang buruk juga dapat memberikan kontribusi yang berarti pada kejadian penyakit kusta. Tingkat pengetahuan seseorang tentang penyakit kusta akan sejalan dengan perilaku Hygiene dalam kehidupan sehari-harinya. Perilaku Hygiene memiliki hubungan yang bermakna pada penularan penyakit kusta (Manyullei & Syamsuar 2012). Mengingat kejadian kusta pada anak masih tinggi di Distrik Pasir Putih Kabupaten Manokwari, serta belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor lingkungan dan kejadian kusta pada anak diwilayah kerja Puskesmas Pasir Putih, maka berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil judul tentang Hubungan faktor risiko lingkungan dengan kejadian kusta pada anak diwilayah Puskesmas Pasir Putih Kabupaten Manokwari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdahulu, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan faktor risiko lingkungan (riwayat kontak, kepadatan hunian, kelembaban, ventilasi rumah, jenis lantai dan dinding rumah) dengan kejadian kusta anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih Kabupaten Manokwari. 5
6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dan yang dominan berhubungan faktor risiko lingkungan dengan kejadian kusta pada anak di wilayah kerja Puskesmas Pasir Putih Kabupaten Manokwari. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan riwayat kontak anak (kontak serumah, kontak tetangga dan kontak sosial) dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskemas Pasir Putih b. Mengetahui hubungan kepadatan hunian (rumah dan kamar) dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih. c. Mengetahui hubungan kelembaban rumah dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih. d. Mengetahui hubungan Jenis lantai rumah dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih e. Mengetahui hubungan ventilasi rumah dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih. f. Mengetahui hubungan Jenis dinding rumah dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tentang upaya mengurangi kejadian kusta pada anak terutama pada faktor risiko lingkungan fisik rumah yang dapat memicu kejadian kusta pada anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti antara lain untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang pencegahan kusta pada anak dengan menjaga sanitasi lingkungan. 6
7 b. Bagi Instansi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi terkait, seperti : 1. Dinas Kesehatan, khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari dalam menetapkan dan menentukan program kebijakan upaya pencegahan dan pengobatan penyakit kusta guna mencegah kejadian kusta pada anak. 2. Dinas Pekerjaan umum dan kalangan pengembangan perumahan dalam mengupayakan/perbaikan rumah masyarakat agar menjadi perumahan yang sehat dan terjangkau oleh masyarakat. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan faktor risiko lingkungan dengan kejadian kusta pada anak belum pernah dilakukan di Kelurahan Pasir Putih Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Mengingat keterbatasan penulis dalam kepustakaan, tidak menutup kemungkinan bahwa variabel dan teknik pengukuran yang diteliti sama dengan peneliti lain. Penelitian yang serupa dan hampir sama yang pernah dilakukan adalah : 1. Awaludin (2004) melakukan penelitian dengan judul beberapa faktor risiko kontak dengan penderita kusta dan lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian kusta pada anak di puskesmas wilayah kabupaten brebes. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan case control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang pengaruh terhadap kejadian kusta pada anak adalah lama tinggal di daerah endemik kusta > = 5 tahun OR 32,1 (95%CI:3,9-266,3), kontak dengan penderita kusta OR 30,3 (95%CI:3,9-233,9) dan kelompok umur tahun OR 7,1 (95%CI:1,1-45,2). Perbedaan pada penelitian ini dengan yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini adalah pada penelitian yang dilakukan awaludin adalah meneliti tentang beberapa faktor risiko kontak dengan penderita kusta, tipe kusta, lama tinggal di daerah endimk kusta, umur, riwayat vaksinasi BCG, kepadatan penghuni dan karakteristik orang tua (variabel bebas) yang berpengaruh pada kejadian kusta 7
8 pada anak dan mengambil lokasi penelitian di wilayah puskesmas kabupaten brebes, sementara pada penelitian ini meneliti hanya ke faktor risiko lingkungan (variabel bebas) yaitu riwayat kontak (serumah, tetangga dan sosial) dan kondisi fisik rumah dengan kejadian kusta pada anak dan mengambil lokasi di wilayah puskesmas pasir putih Kabupaten Manokwari. 2. Santos et al (2016) melakukan penelitian dengan judul Leprosy in children and adolescents under 15 years old in an urban centre in Brazil. Jenis penelitian ini menggambarkan distribusi intra-urban kasus kusta pada penduduk berusia di bawah 15 tahun di Salvador, Bahia, Brazil dan mengidentifikasi lingkungan yang menjadi penyebab timbul kuman Mycobacterium leprae.variabel yang diteliti yaitu jenis kelamin, kelompok umur (0-14 tahun), tipe kusta, bentuk klinis kusta, jenis kontak (serumah dan tetangga) dan lingkungan (lama tinggal di endemis kusta) lingkungan (kontak dengan teman-teman dekat), dengan rancangan penelitian yaitu case control. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa dari 157 lingkungan dari Salvador, 44 (28,6%) diberitahu penyebab kasus kusta, Bentuk klinis kusta menular ditemukan pada 40% kasus. 52,6% terinfeksi kusta melalui kontak serumah dan 25% dalam lingkungan social, danlebih dari 90% dari kasus kusta yaitu lama tinggal di Salvador (daerah endemis kusta) selama lebih dari lima tahun. 3. Setiani (2014) melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan rancangan case control. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepadatan hunian (p=0,000, OR=7,22), lama kontak (p=0,000, OR=6,3), dan kebersihan individu (p=0,001, OR=6,44) dengan penyakit kusta. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini adalah pada penelitian Lia Setiani meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan (kepadatan hunian, lama kontak dan perilaku) dengan kajadian kusta dan mengambil lokasi penelitian di wilayah kerja puskesmas kabunan Kabupaten Pemalang, sementara pada penelitian ini meneliti hanya ke faktor risiko lingkungan yaitu riwayat kontak (serumah, 8
9 tetangga dan sosial) dan kondisi fisik rumah dengan kejadian kusta pada anak dan mengambil lokasi di wilayah puskesmas pasir putih Kabupaten Manokwari. 9
BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat (Kemenkes, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis saja tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang utamanya menyerang saraf tepi, dan kulit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kusta atau disebut juga Morbus Hansen (MH) merupakan infeksi kronik pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit ini adalah saraf
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan merupakan penyakit yang proses kejadiannya atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, berakar
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penyakit kusta disebut juga penyakit lepra atau Morbus Hansen merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. (1) Kusta adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae, ditemukan pertama kali oleh sarjana dari Norwegia GH
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah sosial, ekonomi, budaya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi (Depkes, 2007). Para penderita kusta akan cenderung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memproleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi
Lebih terperinciVolume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:
PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO KEJADIAN PENYAKIT KUSTA (MORBUS HANSEN) Riska Ratnawati (Prodi Kesehatan Masyarakat, Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular menahun yang menimbulkan masalah yang sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis saja tetapi
Lebih terperincimelebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan luas wilayah 337,80 KM 2, dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) terutama menyerang kulit dan saraf tepi. Penularan dapat terjadi dengan cara kontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama dua minggu atau lebih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus hansen merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kusta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan penyakit menular langsung yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae)
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO TINGKAT KECACATAN PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO TINGKAT KECACATAN PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia, setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari jalan trans sulawesi. Wilayah Puskesmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penderita kusta (lepra) di Indonesia dewasa ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini merupakan penyakit ringan,
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KONDISI HUNIAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR
FAKTOR RISIKO KONDISI HUNIAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR Risk Factors for Occupancy Condition of Occurrence of Disease Leprosy in Makassar Lisdawanti Adwan, Rismayanti, Wahiduddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati menyebabkan setiap orang yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit penyebab masalah kesehatan masyarakat terutama di negara tropis dan sub tropis yang sedang berkembang. Pertumbuhan penduduk yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini merupakan penyebab kematian ke dua setelah HIV. [1]
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perifer sebagai aktivitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia masih banyak penderita penyakit kusta, penyakit kusta masih menjadi momok di masyarakat bila tidak ditangani secara cepat dan tepat maka penyakit ini akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebesar 19%, yang merupakan urutan kedua penyebab kematian balita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas, salah satunya adalah pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kuman kusta Mycobacterium leprae (M. leprae) yang dapat menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh kuman kusta Mycobacterium leprae (M. leprae) yang dapat menyerang hampir semua organ tubuh terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terhadap penyakit menular masih tetap dirasakan, terutama oleh penduduk di negara yang sedang berkembang. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih menghadapi beberapa penyakit menular baru sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan gangguan kesehatan pada jutaan orang setiap tahunnya dan merupakan peringkat kedua
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT KUSTA 1. Pengertian Umum. Epidemiologi kusta adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat kejadian, penyebaran dan faktor yang mempengaruhi sekelompok manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan masalah kesehatan penyakit kusta juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 Disusun untuk Memenuhi salah Satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Penatalaksanaan kasus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh
Lebih terperinciHIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT
HIGEIA 1 (2) (2017) HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia KARAKTERISTIK KONDISI FISIK RUMAH DAN PERSONAL HYGIENE PENDERITA KUSTA DAN SEKITARNYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia
Lebih terperinciHealthy Tadulako Journal (Ahmad Tarmisi, Adhar Arifuddin, Herawanto: 23-33) 23
ANALISIS RISIKO HIGH ENDEMIS DI DESA AIR PANAS KECAMATAN PARIGI BARAT KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ahmad Tarmisi 1, Adhar Arifuddin 1, Herawanto 1 1. Bagian Epidemiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kusta adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya menyerang kulit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mycobacterium tuberculosis. Penyakit menular Tuberkulosis masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit menular Tuberkulosis masih menjadi perhatian dunia dan hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah adalah tempat hunian atau berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan dan panas) serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA menyebabkan empat dari
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecacingan merupakan penyakit infeksi disebabkan oleh parasit cacing yang dapat membahayakan kesehatan. Penyakit kecacingan yang sering menginfeksi dan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. 2
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis limfatik adalah penyalit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk dan berdampak pada kerusakan sistem limfe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Malaria masih menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Menurut laporan WHO, kejadian malaria di dunia telah mengalami penurunan. Sebanyak 57 negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti oleh masyarakat,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KONDISI RUMAH PENDERITA KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TURIKALE DAN MANDAI KABUPATEN MAROS
KARAKTERISTIK KONDISI RUMAH PENDERITA KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TURIKALE DAN MANDAI KABUPATEN MAROS CHARACTERISTIC OF THE HOUSE CONDITION OF LEPROSY PATIENTS IN THE WORK AREA OF TURIKALE AND MANDAI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan global di seluruh dunia dan sering terjadi di negara tropis dan sub tropis, terutama di daerah perkotaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aspek Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Penularan TB tergantung dari lamanya kuman TB berada dalam suatu ruangan, konsentrasi kuman TB di udara serta lamanya menghirup udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Kemenkes RI, 2014). TB saat ini masih menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada balita (Kartasasmita, 2010). Terdapat 15 negara dengan prediksi kasus
Lebih terperinciVIDIYANITA SEPTIAN KARISTYA PUTRI J
ANALISIS SPASIAL PERSEBARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : VIDIYANITA SEPTIAN KARISTYA PUTRI J 410 100 038 PROGRAM STUDI KESEHATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR. Risk Factors of Disease Leprosy in Makassar
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR Risk Factors of Disease Leprosy in Makassar Dwi Ningrum Apriani, Rismayanti, Wahiduddin Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah dasar fundamental bagi pembangunan manusia. Tanpa memandang status sosial semua orang menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama dalam kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis merupakan salah satu penyakit tertua dan paling melemahkan yang dikenal dunia. Filariasis limfatik diidentifikasikan sebagai penyebab kecacatan menetap dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia karena Mycobacterieum tuberculosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Pada
Lebih terperinci