Sistem usaha tani kelapa monokultur dengan hasil utama
|
|
- Sugiarto Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNIK PEMUPUKAN BUATAN DAN KOMPOS PADA TANAMAN SELA JAGUNG DI ANTARA KELAPA Ruskandi 1 Sistem usaha tani kelapa monokultur dengan hasil utama kopra atau kelapa butiran tidak mampu lagi memberikan pendapatan yang layak bagi petani. Menurut Akuba dan Allorerung (1997), pengusahaan kelapa Dalam secara monokultur rata-rata hanya menghasilkan 1,2 ton kopra/ha/tahun dengan pendapatan kotor Rp /tahun. Kelapa merupakan tanaman yang tidak efisien dalam memanfaatkan lahan. Akar tanaman kelapa hanya menggunakan daerah lingkaran batang dengan radius 1,5 m-2,0 m (+ 4 m 2 ), sehingga lahan di luar luasan tersebut dapat digunakan untuk usaha tani tanaman sela. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai tambah atau pendapatan petani kelapa adalah dengan menanam tanaman sela. Jenis tanaman sela yang prospektif dan mempunyai arti strategis diusahakan di antara tanaman kelapa antara lain adalah jagung. Di Makariki, Maluku, pola tanam kelapa + jagung dapat meningkatkan pendapatan petani Rp (Mokodongan et al. 1992). Menurut Ruskandi (2003), penanaman jagung di antara tegakan kelapa dapat memberikan pendapatan Rp untuk satu musim tanam. Penggunaan pupuk buatan untuk tanaman jagung di bawah kelapa sangat berpengaruh karena responsnya cepat dan lebih praktis, tetapi dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan dampak yang merugikan baik pada lahan maupun tanaman. Penggunaan pupuk buatan NPK secara terusmenerus dapat menipiskan unsur-unsur mikro Zn, Fe, Cu, Mg, Mo, dan Br yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, produktivitas menurun, dan tanaman rentan terhadap hama/penyakit (Tandon 1990). Selain itu, harga pupuk semakin mahal dan sulit untuk diperoleh terutama pada daerah-daerah yang sarana angkutannya terbatas. Penggunaan pupuk organik dapat menjadi alternatif untuk mengurangi berbagai dampak pupuk buatan, antara lain dengan memanfaatkan limbah sisa panen tanaman sela dengan cara mendaur ulang menjadi kompos. Saefudin et al. (2003) mengemukakan bahwa penggunaan kompos limbah kebun berpotensi dapat mengurangi atau menyubstitusi 1 Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan, Pakuwon, Parungkuda, Sukabumi 43157, Telp. (0266) penggunaan pupuk buatan sampai dengan 50% selain dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Menurut Ruskandi dan Setiawan (2003), kadar unsur makro limbah padi mengandung N 0,82%, P 0,50% dan K 1,63% serta limbah jagung mengandung N 0,92%, P 0,29%, dan K 1,39%. Kandungan N, P, dan K pada limbah padi dan jagung tersebut bila dimanfaatkan akan mengurangi penggunaan pupuk buatan (anorganik). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hasil dan nilai ekonomi tanaman sela jagung di antara kelapa dengan pemberian pupuk buatan 25% dari takaran rekomendasi ditambah kompos limbah kebun serta pemberian kompos tanpa pupuk buatan. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Kampung Ciherang, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Cikalong, Tasikmalaya, Jawa Barat pada bulan Oktober 2004 sampai Januari Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 50 m dpl dengan jenis tanah Podsolik dan tipe iklim B1 (Oldeman). Bahan tanaman yang digunakan adalah jagung hibrida Pioneer 15. Jagung ditanam di antara pohon kelapa Dalam jenis lokal Tasikmalaya (di luar daerah bobokor kelapa + 2 m x 2 m). Ukuran plot adalah 17 m x 17 m. Pupuk buatan yang digunakan adalah urea, SP-36, dan KCl dengan takaran 25% dari takaran rekomendasi (urea 450 kg, SP kg, dan KCl 100 kg/ha). Kaptan dan limbah yang dikomposkan diberikan sama pada tiap plot, yaitu kaptan 1,25 t/ha dan kompos 2 t/ha. Jenis limbah yang dikomposkan adalah sisa tanaman padi dan jagung dengan menggunakan dekomposer EM 4. Hamapenyakit dikendalikan dengan menggunakan insektisida karbofuran 3% dan klorpirifos 200 g/l. Bahan dan alat pembantu lainnya adalah alat tulis, meteran, timbangan, ember plastik, bak plastik, sabit, golok, karung goni untuk menutup kompos, dan ajir yang diberi nomor. Percobaan menggunakan dua perlakuan yaitu: (1) penanaman jagung dengan pemberian kompos dari limbah jagung dan padi 2 t/ha ditambah pupuk buatan 25% dari takaran rekomendasi dan (2) penanaman jagung dengan pemberian kompos dari limbah yang sama 2 t/ha tanpa pupuk buatan. Tiap-tiap perlakuan diulang tiga kali. Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2,
2 Penyiapan Kompos Sisa-sisa (limbah) padi dan jagung yang akan dibuat kompos dibabat menggunakan sabit lalu dikumpulkan dan diangkut ke lokasi pembuatan kompos. Selanjutnya limbah dipotongpotong/dicacah 2-5 cm menggunakan golok lalu ditimbang untuk mengetahui bobot limbah yang akan dikomposkan dan takaran dekomposer EM4 yang diperlukan. Limbah yang telah dicacah dicampur merata kemudian ditambahkan EM4. Setiap 100 kg ditambahkan 500 cc EM4 dan air 50 liter sebagai pelarut. Kebutuhan kompos adalah 327,6 kg untuk percobaan enam plot dengan luas m 2 sehingga limbah yang diperlukan adalah 400 kg serta 2 liter EM4 dan 200 liter air, karena setelah dikomposkan terjadi penyusutan hingga 22,2%. Dekomposer EM4 dan air dicampur pada bak plastik dan diaduk merata. Selanjutnya, limbah yang telah dipotongpotong dicelupkan sedikit demi sedikit agar terkena larutan secara merata, kemudian ditumpuk dan ditutup rapat dengan karung goni. Pengomposan dilakukan selama satu bulan. Setiap minggu kompos dibolak-balik sambil diberi air untuk menjaga kelembapan dan agar suhu dalam tumpukan kompos tidak terlalu tinggi (70 o C) (Sutanto 2002). Persiapan Tanam Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman kemudian dilakukan pencangkulan di luar daerah bobokor kelapa dengan kedalamam cm. Selanjutnya, dibuat plot/petak percobaan ukuran 17 m x 17 m sebanyak enam plot. Luas satu plot setelah dikurangi daerah bobokor empat pohon kelapa adalah 273 m 2. Parit untuk pembuangan air dibuat di antara petak percobaan dengan kedalaman + 20 cm dan lebar 40 cm. Lahan yang sudah diolah lalu diberi kapur pada 2 minggu sebelum tanam (MST) dan kompos pada 1 MST. Takaran kapur dan kompos tiap plot adalah sama, yaitu kapur kg dan kompos kg/ha. Penanaman Penanaman jagung dilaksanakan pada akhir Oktober 2004 dengan cara ditugal dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm. Benih ditanam satu biji tiap lubang dengan kedalaman 5 cm. Penanaman dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk dasar. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman jagung meliputi penyulaman yang dilakukan 5 hari setelah tanam (HST), penyiangan untuk membersihkan gulma, serta pengguludan untuk memperkokoh batang dan memperbaiki drainase. Penyiangan dan pengguludan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 3 dan 6 MST. Pengendalian hama dan penyakit dengan klorpirifos 200 g/l dengan dosis 2 cc/l air dilakukan saat tanaman berumur 5, 15, 30, 45, dan 60 HST dan berikutnya sesuai kondisi pertanaman. Urea diberikan tiga kali, yaitu 1/3 takaran saat tanam, 1/3 takaran saat tanaman berumur 3 minggu, dan 1/3 takaran sisanya pada 6 minggu setelah tanam. Pupuk SP- 36 dan KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam. Pupuk dicampur kemudian diberikan dengan cara ditugal di sebelah kiri dan kanan lubang dengan jarak 7 cm dan kedalaman lubang 5-10 cm, kemudian lubang ditutup. Pemupukan berikutnya dilakukan seperti pemupukan pertama pada jarak 15 cm dari tanaman. Pengamatan dilakukan pada umur 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 HST. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan vegetatif dan hasil serta komponen hasil jagung. Pertumbuhan vegetatif tanaman jagung meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan hasil dan komponen hasil meliputi panjang tongkol isi, lingkar tongkol, bobot basah brangkasan, bobot kering brangkasan, bobot kering biji, dan hasil pipilan kering. Pengamatan dilakukan pada 15 tanaman contoh setiap plot yang dipilih secara acak sederhana. Tanaman contoh diberi tanda menggunakan ajir yang diberi nomor. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai daun teratas. Jumlah daun dihitung seluruh daun yang masih hijau. Panjang tongkol diukur dari pangkal hingga ujung tongkol isi, sedangkan lingkar tongkol diukur di tengah-tengah tongkol. Bobot brangkasan basah ditimbang seluruhnya dari hasil contoh brangkasan. Biji kering ditimbang setelah dikeringkan sampai bobot konstan. Hasil tiap hektar dihitung dari rata-rata bobot contoh tiap plot dikalikan luas areal tiap ha. Panen dilakukan pada umur 105 HST pada saat biji jagung sudah kering dan keras. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Vegetatif Hasil pengamatan rata-rata pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman dan jumlah daun) tanaman jagung umur HST disajikan pada Tabel 1. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung yang dipupuk dengan pupuk buatan takaran 25% ditambah kompos limbah kebun lebih tinggi 1,35-7,03% dibanding pemberian kompos yang sama tetapi tanpa menggunakan pupuk buatan. Hal ini diduga karena pupuk buatan dapat lebih melengkapi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan 74 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005
3 tanaman jagung. Menurut Cahyono (1995), unsur N berfungsi mempercepat pertumbuhan vegetatif pada tanaman muda, sedangkan P untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar. Akar tanaman yang baik dapat menyerap unsur hara lebih banyak sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. Selanjutnya unsur K dapat meningkatkan pembentukan hijau daun dan karbohidrat pada buah serta meningkatkan kualitas buah. Penambahan kompos limbah kebun, menurut Sutanto (2002), dapat mempengaruhi sifat fisik tanah dan jika digunakan secara terus-menerus dapat meningkatkan kesuburan tanah, walaupun kandungan unsur hara pada umumnya rendah dan bervariasi. Hasil yang sama terjadi pada jumlah daun. Jumlah daun tanaman jagung yang diberi pupuk buatan takaran 25% ditambah kompos berkisar 0,28-4,90%, lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jagung yang hanya diberi kompos tetapi tanpa pupuk buatan. Pertumbuhan tanaman jagung yang diberi pupuk buatan takaran 25% ditambah kompos limbah kebun meningkat lebih cepat pada umur HST, yaitu berkisar 36,35-60,50 cm atau 33,02-54,40%. Pada umur HST, kenaikannya relatif lambat, yaitu sekitar 7,35 cm atau 3,85%. Hal ini kemungkinan disebabkan sebagian makanan yang diserap tanaman digunakan untuk pembentukan biji. Untuk tanaman jagung yang hanya diberi kompos tetapi tanpa pupuk buatan, kenaikan pertumbuhannya lebih besar terjadi pada umur HST, berkisar 34,01-58,40 cm atau 31,37-53,08%, sedangkan pada pertumbuhan selanjutnya (60-90 HST) lebih lambat. Hasil dan Komponen Hasil Hasil dan komponen hasil jagung yang diberi pupuk buatan dengan takaran 25% ditambah kompos dan yang hanya diberi kompos disajikan pada Tabel 2. Jagung yang diberi Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif tanaman sela jagung hibrida Pioneer 15 di antara kelapa dengan dua perlakuan pupuk yang berbeda, Kecamatan Cikalong, Tasikmalaya, 2005 Pertumbuhan Umur (HST) Tinggi tanaman (cm) Pupuk buatan kompos limbah kebun 2 t/ha 30,47 66,82 123,05 183,55 190,90 198,25 Kompos limbah kebun 2 t/ha 30,06 64,07 114,40 172,80 181,45 186,15 Perbedaan (%) 1,35 4,12 7,03 5,86 4,90 6,10 Jumlah daun (helai) Pupuk buatan kompos limbah kebun 2 t/ha 4,37 7,15 9,39 10,94 11,48 10,10 Kompos limbah kebun 2 t/ha 4,39 6,94 8,93 10,59 11,11 9,88 Perbedaan (%) 0,28 2,94 4,90 3,20 3,22 2,18 Keterangan: HST = hari setelah tanam Takaran rekomendasi: urea 450 kg, SP kg, KCl 100 kg/ha Tabel 2. Hasil dan komponen hasil tanaman sela jagung hibrida Pioneer 15 di antara kelapa dengan dua perlakuan pupuk yang berbeda Penanaman Panjang Lingkar Bobot Bobot kering (g) Hasil* tongkol tongkol brangkasan (kg/ha) (cm) (cm) basah (g) Brangkasan Biji Pupuk buatan akaran pupuk kompos limbah kebun 2 t/ha 14,15 13,65 153,35 86,39 59, Kompos limbah kebun 13,27 13,44 133,85 75,13 51, ,5 Perbedaan (%) 6,22 1,54 12,72 13,03 13,67 12,77 *Pipilan kering Takaran rekomendasi: urea 450 kg, SP kg, KCl 100 kg/ha Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2,
4 pupuk buatan 25% ditambah kompos memiliki tongkol lebih panjang 0,88 cm (6,22%) dan lingkar tongkol lebih besar 0,21 cm (1,54%) dibanding jagung yang hanya diberi kompos tetapi tanpa pupuk buatan. Bobot brangkasan basah dan bobot kering tongkol tanaman yang diberi pupuk buatan 25% masing-masing lebih berat 19,5 g (12,72%) dan 13,74 (13,03%) serta bobot biji tiap tongkol lebih berat 8,67 g (13,67%). Hasil jagung pipilan kering dari tanaman yang diberi pupuk buatan ditambah kompos adalah 54,6 kg/plot, lebih berat 14,95 g (12,78%). Potensi hasil per hektar juga lebih besar yaitu 547,5 kg (12,77%) dibandingkan dengan hasil jagung yang hanya diberi kompos. Perbedaan pertumbuhan maupun hasil dan komponen hasil disebabkan adanya kombinasi atau campuran antara pupuk buatan dengan kompos. Walaupun pupuk buatan yang digunakan hanya 25% dari takaran rekomendasi, penanaman jagung dengan pemupukan rendah ditambah pemberian kompos limbah kebun dapat memberikan tambahan pendapatan. Hasil jagung yang diberi pupuk buatan 25% dan kompos berkisar kg/ha, sedangkan yang hanya diberi kompos 3.738,5 kg/ha, sehingga ada perbedaan hasil 547,5 kg/ha (Tabel 3). Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian pupuk buatan saja akan menambah input tetapi hasil akhir secara ekonomi lebih menguntungkan Rp KESIMPULAN DAN SARAN Penanaman jagung sebagai tanaman sela di antara kelapa dengan pemberian pupuk buatan 25% dari takaran rekomendasi ditambah kompos limbah kebun dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman 1,35-7,05%, jumlah daun 0,28-4,90%, produksi 12,77%, dan pendapatan Rp diibandingkan dengan tanaman jagung yang hanya diberi kompos dengan jumlah yang sama yaitu 2 t/ha. Hasil percobaan ini diharapkan dapat diterapkan oleh petani kelapa untuk meningkatkan penghasilan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Kepala Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan serta Ir. Saefudin atas bantuan dan bimbingan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengamatan sampai pada penulisan. DAFTAR PUSTAKA Akuba, R.H. dan D. Allorerung, Konsep sistem usaha pertanian berbasis kelapa di beberapa daerah sentra produksi kelapa di Indonesia. Warta Puslitbangtri 3(2): 4-8. Tabel 3. Analisis usaha tani jagung di antara kelapa menggunakan pupuk buatan 25% ditambah kompos dan hanya dengan kompos limbah kebun luas satu hektar, Tasikmalaya 2004 Uraian Takaran 25% Takaran 0% (Rp) (Rp) Biaya produksi A. Upah tenaga kerja Pengolahan tanah Pengapuran Pemberian kompos limbah kebun Penanaman/pemupukan dasar Penyulaman Pemupukan susulan Penyiangan dan pengguludan Pengendalian hama penyakit Panen Pascapanen (kupas, merontok, jenur) Jumlah (A) B. Bahan Benih jagung Pupuk buatan Kompos limbah kebun Kapur Obat-obatan: Karbofuran Klorpirifos Jumlah (B) C. Lain-lain Sewa alat dan angkut Jumlah (C) Penerimaan kotor Hasil jagung (kg) Penerimaan Penerimaan bersih Keterangan: Harga jagung pipilan kering di Tasikmalaya bulan Februari 2004 adalah Rp1.200/kg. Cahyono, B Pisang: Budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius, Yogyakarta. 88 hlm. Mokodongan, N.M., C.M. Polnaja, Y. Sophian, dan Y. Hutapea Pendapatan usaha tani kelapa dengan tanaman sela palawija dan buah-buahan di Kebun Percobaan Makariki, Maluku Tengah. Buletin Balai Penelitian Kelapa 17: Ruskandi Prospek usaha tani jagung sebagai tanaman sela di antara tegakan kelapa. Buletin Teknik Pertanian 8(2): Ruskandi dan O. Setiawan Kadar hara makro berbagai jenis limbah tanaman sela pada pola tanam kelapa. Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm Saefudin, D.D. Tarigans, D. Pranowo, M. Herman, H.T. Luntungan, B. Sudjarmoko, G. Indriati, A. Sunarya, Ruskandi, 76 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005
5 dan Yunardi Penelitian penggunaan limbah kebun pada polatanam kelapa melalui pengomposan. Laporan Tengah Tahun Bagian Proyek Penelitian dan Pengembangan Tanaman Kelapa dan Palma Pakuwon. Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan, Sukabumi. 23 hlm. Sutanto, R Pupuk organik: potensi biomassa dan proses pengomposan. Kanisius, Yogyakarta. hlm Tandon, H.L.S Where rice devours the land. Ceres 126: Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2,
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga bulan Mei 2010 di rumah kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Kampus Dramaga, Bogor dan Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,
20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan Desember 2014 sampai dengan Febuari 2015. 3.2 Bahan dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan
22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciKADAR HARAMAKRO BERBAGAI JENIS LIMBAH TANAMAN SELAPADAPOLATANAM KELAPA RINGKASAN
KADAR HARAMAKRO BERBAGAI JENIS LIMBAH TANAMAN SELAPADAPOLATANAM KELAPA Ruskandi dan Odih Setiawan Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan Jl. Raya Pakuwon km.2 Parungkuda, Sukabumi 43357 Peningkatan produktivitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian
11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada kemiringan lahan 15 %. Tanah Latosol Darmaga/Typic Dystrudepts (Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm) dipilih sebagai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori
TEKNIK PENGAMATAN PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK MAJEMUK DAN TUNGGAL PADA BEBERAPA VARIETAS KENTANG Engkos Koswara 1 Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori dan mineral yang penting bagi pemenuhan
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pada ketinggian tempat
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
7 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2012 di kebun percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga, Bogor. Analisis tanah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Miranti Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, dari sejak bulan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Sempakata Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar
1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
9 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan percobaan lapang yang dilakukan di ebun Percobaan University Farm Cikabayan Darmaga IPB, sedangkan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk
12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini merupakan penelitian jangka panjang yang telah berlangsung sejak tahun 1987. Pola tanam yang diterapkan adalah serealia (jagung dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinciPercobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah
Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada
27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk merupakan faktor yang penting dalam budidaya jagung manis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk
BAHAN DAN METODE 9 Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2007 sampai Juni 2007 di rumah kaca Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca berukuran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA
PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilakukan mulai Desember 2006 sampai dengan Desember 2007. Percobaan dilaksanakan di dua tempat. Percobaan lapang dilakukan di kebun percobaan Sustainable Agriculture
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciCiparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2009 di kebun Parungaleng, Cijayanti, Bogor dan Laboratorium Fisika, Laboratorium
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciKebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,
Robi'in: Pengujian daya hasil jagung bersari bebas di lokasi Prima Tani Kabupaten Probolinggo 45 Buletin Teknik Pertanian Vol. 14, No. 2, 2009: 45-49 TEKNIK PENGUJIAN DAYA HASIL JAGUNG BERSARI BEBAS (KOMPOSIT)
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kec. Natar Kab. Lampung Selatan dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada bulan April 2012 sampai
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan
I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinci