Seminar Nasional Kewirausahaan & Inovasi Bisnis VI
|
|
- Yuliani Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU SUMATRA (Survei Terhadap Penangkar Burung Murai Batu Sumatra di Kota Bandung) Fadhlan Ridhwana Sujana Universitas Widyatama, Bandung, Jawa Barat. Fadhlan.ridhwana@widyatama.ac.id ABSTRAK Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat, berbagai bidang usaha banyak dilirik oleh para pelaku usaha di Indonesia, antara lain; bidang otomotif, kuliner, fashion, flora fauna, dll. Bidang usaha flora fauna menjadi suatu pilihan bagi para pelaku usaha untuk melaksanakan kegiatan bisnisnya, salah satunya dengan menangkarkan burung Murai Batu Sumatra. Hal ini dikarenakan burung Murai Batu Sumatra yang mempunyai ciri khas suara merdu dan ekor yang panjang ini masih diminati banyak penghobi. Hampir punahnya burung Murai Batu Sumatra di hutan karena penangkapan liar dan adanya regulasi baru dalam lomba burung yaitu harus melombakan burung hasil penangkaran menjadi alasan bahwa menangkarkan burung Murai Batu Sumatra merupakan peluang usaha yang cukup menguntungkan. Akan tetapi pada saat menangkarkan burung Murai Batu Sumatra tentu banyak hal yang harus diperhatikan antara lain kualitas produk yang dihasilkan dan resiko bisnis, sehingga diperlukan studi kelayakan bisnis dalam menangkarkan burung Murai Batu Sumatra ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan bisnis penangkaran Murai Batu Sumatra agar dapat menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan dan pelaksanaan bisnis. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literature. Penelitian ini menggunakan Metode ROI dan Analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian dari aspek kualitas, aspek pemasaran dan aspek teknis bahwa menangkarkan burung Murai Batu Sumatra merupakan suatu bisnis yang layak dijalankan dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar dalam jangka panjang. Kata Kunci : Studi Kelayakan Bisnis, Murai Batu Sumatra. Analysis of Business Feasibility Study of Breeding White Rumped Shama Birds (A Survey on White Rumped Shama Bird Breeder in Bandung) Fadhlan Ridhwana Sujana Widyatama University, Bandung, West Java. Fadhlan.ridhwana@widyatama.ac.id ABSTRACT The current development of business is very rapid, various business sectors are squinted by many businesses in Indonesia, among others; automotive, culinary, fashion, flora and fauna, etc. The business sectors of flora and fauna become an option for businesses to carry out its business activities, one of them is White Rumped Shama bird farm. It is because White Rumped Shama birds which have characteristics of melodious voice and long tail are still in demand of hobbyists. The near-extinction of White Rumped Shama birds in the forests of Sumatra is due to illegal arrests and the new regulation of bird contest namely holding 166
2 a contest of bird catch is reason that breeding White Rumped Shama birds is business opportunity which quite profitable. At the time of breeding White Rumped Shama birds, however, there is certainly a lot of things that must be considered including the quality of the products and the business risks, so that it needs business feasibility study in breeding White Rumped Shama birds. This study aims to examine the business feasibility of breeding White Rumped Shama in order to avoid the risk of losses, facilitate the business plan and execution. The data collection techniques are observation, interview, documentary and literature study. This study uses ROI method and SWOT Analysis. Based on the results from the quality, marketing, and technical aspects found that breeding White Rumped Shama birds is a business that is feasible and has the potential to generate great profits in the long term. Keywords : Business Feasibility Study, White Rumped Shama. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat, berbagai bidang usaha banyak dilirik oleh para pelaku usaha di Indonesia, antara lain ; bidang otomotif, kuliner, fashion, flora fauna, dll. Bidang usaha flora fauna menjadi suatu pilihan bagi para pelaku usaha untuk melaksanakan kegiatan bisnisnya, salah satunya dengan menangkarkan burung Murai Batu Sumatra. Hal ini dikarenakan burung Murai Batu Sumatra yang mempunyai ciri khas suara merdu dan ekor yang panjang ini masih diminati banyak penghobi. Burung murai batu Sumatra merupakan salah satu jenis burung yang istimewa dan sangat populer di kalangan penggemar burung berkicau. Di Indonesia pecinta burung murai batu Sumatra sangat banyak yaitu sekitar penggemar burung murai batu dan di Kota Bandung penggemar burung murai batu Sumatra sekitar orang (Sumber: KPMBI 2016 & AMBB 2016). Banyaknya penggemar burung Murai Batu Sumatra inilah yang menjadikan pasar yang menjanjikan bagi para pengusaha untuk mencoba menangkarkan burung murai batu Sumatra. Selain itu hampir punahnya burung Murai Batu Sumatra di hutan karena penangkapan liar dan adanya regulasi baru dalam lomba burung yaitu harus melombakan burung hasil penangkaran menjadi alasan kuat untuk menjalankan usaha ini. Menangkarkan burung murai batu Sumatra selain dapat menyalurkan hobi juga dapat menghasilkan keuntungan dari bisnis ini. Perawatan yang relatif mudah dan juga kemudahan burung murai batu Sumatra untuk diternakan menjadikan para penggemar murai burung terutama pemula banyak yang memelihara burung murai batu Sumatra dan mencoba menangkarkannya. Akan tetapi segi kualitas burung jarang diperhatikan oleh para penggemar pemula bahkan penggemar yang telah lama menyukai burung ini. Dalam menangkarkan burung murai batu Sumatra para penangkar harus dapat mengcetak burung sesuai dengan standar loba burung berkicau, inilah yang disebut dengan burung murai batu Sumatra berkualitas. Dalam tulisan Wulan Susanti ( pakem penilaian di dalam lomba burung berkicau dapat dijadikan acuan antara lain : 1. Suara Suara burung anda bagus dan tembakannya juga rajin belum tentu bisa jadi juara karena tentu saja suara dengan irama yang tidak beraturan tidak akan dinilai baik oleh para pengadil lapangan. Suara yang dinilai oleh juri di lapangan kontes biasanya meliputi irama, volume, dan mutu suara. 167
3 2. Gaya Gaya lebih tertuju pada penampilan burung, setiap burung punya gaya tarung yang berbeda masing-masing mempunyai gaya dan juga ciri khas yang berbeda. Untuk murai batu gaya yang biasanya menjadi poin plus itu gaya yang energik dari satu tenggeran ke tenggeran lain sambil menggerakan seluruh tubuhnya termasuk juga ekor yang naik turun. 3. Kestabilan Kestabilan adalah saat burung murai batu anda berkicau dari awal digantang hingga akan beres penilaian dan tentunya dengan variasi suara yang dikeluarkan lebih banyak. 4. Tidak nakal Murai batu saat dikonteskan tidak nakal, nakal artinya lompat sana-sini naik turun tenggeran. Standar atau pakem penilaian tersebut perlu diperhatikan dalam mencetak burung murai batu Sumatra berkualitas lomba. Dalam menangkarkan burung murai batu Sumatra pun tentu tidaklah mudah tetapi banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari ketidakstabilan kondisi ekonomi yang mengakibatkan fluktuatifnya harga pakan burung dan juga sulitnya mendapatkan indukan burung murai batu yang berkualitas menjadikan penangkaran burung murai batu Sumatra sebagai tantangan bisnis. Kondisi di masa yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan dalam memulai bisnis ini, dimana pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu bisnis terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu bisnis yang akan dijalankan Maka dari itu situasi seperti inilah yang membuat penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang Analisis Studi Kelayakan Bisnis Penangkaran Burung Murai Batu Sumatra Rumusan Masalah 1. Bagaimana Gambaran Bisnis Penangkaran Murai Batu di Kota Bandung dari berbagai aspek. 2. Bagaimana Analisis Studi Kelayakan Bisnis Penangkaran Burung Murai Batu Sumatra di Kota Bandung. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Gambaran Bisnis Penangkaran Murai Batu di Kota Bandung dari berbagai aspek 2. Untuk Mengetahui Kelayakan Bisnis Penangkaran Burung Murai Batu Sumatra di Kota Bandung TINJAUAN LITERATUR Studi kelayakan bisnis Studi kelayakan bisnis (Danang Sunyoto, 2014) adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu aspek hukum, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan organisasi, dimana semua itu digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan. 168
4 Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Husein Umar, 2005). Pengertian studi kelayakan bisnis ditinjau dari susunan katanya sebagai berikut : Studi: Mempunyai arti kata untuk mencari tahu sesuatu melalui pembelajaran tertentu. Kelayakan: Mempunyai arti kata yang sesuai atau baik, dalam hal ini karena berkaitan dengan usaha maka dapat pula diartikan sebagai laba. Proyek: Merupakan suatu kegiatan yang bersifat merubah sesuatu atau membuat sesuatu sehingga bisa bersifat sosial dan jangka panjang. Bisnis atau usaha: Merupakan kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mendapatkan laba dari kegiatan tersebut. Pentingnya studi kelayakan bisnis Studi kelayakan bisnis penting untuk dilaksanakan baik pada yang baru akan dijalankan maupun kepada pengembangan dari usaha yang telah ada. Hal ini dikarenakan dalam melakukan suatu proyek bisnis digunakan masukan-masukan berupa sumber daya maupun sumber dana. Sumber daya dan sumber dana yang digunakan ini jumlahnya terbatas. Agar tidak terjadi pemborosan maka perlu dilakukan penelitian apakah proyek bisnis yang akan dilaksanakan akan menguntungkan atau tidak. Para Pihak yang memerlukan Studi Kelayakan Bisnis Berkas studi kelayakan bisnis yang telah dinyatakan layak untuk direalisasikan, dibutuhkan oleh banyak pihak yang memerlukannya sebagai bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentingannya. Dapat saja terjadi suatu proyek bisnis yang telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan pada akhirnya tidak dapat dilaksanakan. Misalnya, pengambil keputusan akhir menolak, bukan saja karena laporan tadi merupakan hasil rekayasa atau tidak objektif, tetapi dapat saja karena adanya intervensi pihak lain yang merasa kepentingannya tidak dipenuhi. Terlepas dari kenyataan di atas, pihak-pihak yang membutuhkan laporan SKB dapat dijelaskan sbb: 1. Pihak Investor Jika hasil studi kelayakan bisnis yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan, pendanaannya dapat mulai dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan. 2. Pihak Kreditor Pendanaan proyek dapat juga diperoleh dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat terebut termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak. 3. Pihak Manajemen Perusahaan Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan. Terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam 169
5 rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat Studi kelayakan bisnis yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun pemerintah secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara, penggalakan ekspor non migas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi ataupun keringan pajak. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Sebab bagi penanam modal, studi kelayakan merupakan gambaran tentang usaha atau proyek yang akan dikerjakan dan melalui studi kelayakan, mereka akan dapat mengetahui prospek perusahaan dan kemungkinan-kemungkinan yang akan diterima. (Danang Sunyoto, 2014) Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Berikut ini tahapan studi kelayakan bisnis secara umum (Danang Sunyoto, 2014): 1. Penemuan Ide Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilkan produk yang laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. 2. Tahap Penelitian Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. 3. Tahap Evaluasi Proyek Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak Setelah dipilih usulan proyek yang akan direalisasikan, perlu dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain 5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis Setelah dipilih usulan proyek yang akan direalisasikan, perlu dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain. 6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek, mulai dari 170
6 pemimpin proyek sampai pada tingkat yang paling bawah, harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek yang terdapat dalam studi kelayakan bisnis antara lain (Danang Sunyoto, 2014): 1. Aspek Pemasaran dan Pasar 2. Aspek Perilaku Konsumen 3. Aspek Sumber Daya Manusia 4. Aspek Organisasi 5. Aspek Akuntansi 6. Aspek Manajemen Operasional dan Teknologi 7. Aspek Keuangan 8. Aspek Hukum 9. Aspek Politik, Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Hidup. METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Return of Invesment (ROI) dan metode analisis SWOT. Objek dalam penelitian ini adalah para penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah para penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung berjumlah 15 penangkar. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 10 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. (Suharsimi Arikunto, 2002) Data sekunder diperoleh dari pihak lain dan sumber umum (buku teks, ensiklopedi, internet, majalah, surat kabar, jurnal, bulletin). 1. Adapun yang menjadi sumber data primer penelitian ini adalah berupa wawancara dan observasi terhadap penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung 2. Sumber data sekunder, merupakan data yang diperoleh oleh peneliti tidak secara langsung dari objek penelitian, yang sifatnya membantu dan memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam hal ini peneliti merupakan tangan kedua yang memanfaatkan data yang sebelumnya telah diolah oleh pihak lain. Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan literature penangkar burung murai batu Sumatra di Kota Bandung. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Aspek Pemasaran Menangkarkan burung murai batu Sumatra merupakan usaha yang menjanjikan. Aspek pemasaran pun tidak diragukan karena di Kota Bandung permintaan akan burung murai batu Sumatra yang berkualitas masih sangat tinggi. Penggemar yang mencapai 6000 orang di Kota Bandung merupakan potensi pasar yang luas. Bahkan penangkar bisa menjual ke luar kota bahkan luar provinsi. 171
7 Penangkarpun dapat melakukan promosi di berbagai media mulai dari media sosial, di arena lomba, surat kabar, majalah bahkan dari mulut ke mulut. Analisis SWOT Peluang Pangsa Pasar yang luas Banyaknya penggemar MB Sumatra Masih Sedikitnya Penangkar MB Sumatra Ancaman Kekuatan pesaing baru. Harga pakan yang mahal fluktuatif Perubahan cuaca yang menyebabkan burung MB Sumatra sakit Kekuatan Kualitas burung MB Sumatra yang baik. Harga yang relatif terjangkau Pengetahuan penangkaran yang baik S+O Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen Terus-menerus meningkatkan kualitas MB Sumatra Menjaga Kestabilan harga MB Sumatra S+T Menghasilkan MB Sumatra silangan baru yang lebih unggul dari pesaing. Menetapkan harga yang rendah untuk mencegah dari ancaman pendatang baru. Menjaga kesehatan burung MB Sumatra Kelemahan Kurangnya pengalaman. Lahan yang terbatas Fasilitas kurang W+O Melakukan Promosi Memaksimalkan lahan untuk pengembangan bisnis penangkaran MB Sumatra Meningkatkan fasilitas penangkaran W+T Mempertahankan kualitas produk Menyiasati perubahan harga pakan Melakukan diferensiasi produk MB Sumatra yang lebih tahan cuaca ditunjang dengan fasilitas yang lebih baik - Aspek Sumber Daya Manusia Dari segi SDM tentu penangkar haruslah memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang kualitas burung murai batu Sumatra. Mulai dari asal daerah dan juga karakter yang dimiliki oleh indukan burung. Selain itu pegawai atau perawat burung haruslah orang yang mempunyai ketekunan, kesabaran serta pengetahuan bagaimana cara merawat burung indukan dan burung anakan sampai siap jual. Aspek Operasional dan Teknologi Segi operasional dalam menangkarkan burung murai batu Sumatra tentu harus diperhatikan mulai dari ketersediaan bahan baku pakan dan juga vitamin, kandang ternak burung murai batu Sumatra yang sesuai standar, peralatan untuk menyimpan pakan, tempat bertelur sampai tempat pemandian burung. Sedangkan dari segi teknologi 172
8 digunakannya alat tetas telor yang membuat efisiensi dalam beternak murai batu Sumatra ini dan juga meminimalisir resiko kegagalan produksi. - Aspek Keuangan Analisis Usaha penangkaran burung murai batu Sumatra : Biaya Investasi No Uraian Jumlah 1 Kandang Ternak (10 x Rp ,-) Rp ,- 2 Peralatan Rp ,- 3 Indukan 10 pasang Rp ,- 4 Sangkar Pembesaran Rp ,- 5 Sangkar Umbaran Rp ,- Total Rp ,- Biaya Operasional Produksi Biaya Tetap No Uraian Jumlah 1 Penyusutan Indukan 10 pasang Rp ,- 2 Penyusutan Kandang Ternak Rp ,- 3 Penyusutan Peralatan Rp ,- 4 Penyusutan Sangkar Pembesaran Rp ,- 5 Penyusutan Sangkar Umbaran Rp ,- 6 Gaji Tenaga Kerja ( 12 x Rp ,-) Rp ,- Total Rp ,- Biaya Tidak Tetap No Uraian Jumlah 1 Pakan ternak (10 kandang x Rp ,-) Rp ,- 2 Vitamin (10 kandang x Rp ,-) Rp ,- 3 Listrik Rp Total Rp ,- TOTAL BIAYA Rp ,- Total Harta Investasi + Total Biaya = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Hasil Usaha Satu pasang indukan burung murai batu dalam setahun produksi 3 kali, sekali produksi 3 ekor anak dengan rata-rata 2 anak jantan dan 1 anak betina. Anak jantan dijual dengan harga Rp ,- per ekor dan anak betina dijual dengan harga Rp ,- per ekor. Jadi sekali produksi dalam sepasang indukan menghasilkan Rp ,- Hasil Usaha = 10 pasang x 3 kali produksi x Rp ,- = Rp ,- Laba bersih = (Rp ,-) (Rp ,-) = Rp ,- Metode Return of Investment (ROI) ROI = (Laba Usaha : Total Harta) x 100 % ROI = (Rp ,- : ,-) x 100 % = 49,66 % / Tahun 173
9 Berarti total harta yang diinvestasikan untuk usaha selama setahun menghasilkan laba sebesar 49,66% dari total hartanya, sehingga usaha penangkaran murai batu Sumatra ini layak untuk dilaksanakan. - Aspek Ekonomi dan Lingkungan Hidup Penangkaran burung murai batu Sumatra dapat meningkatkan perekonomian pelaku usaha dikarenakan bisnis ini cukup menguntungkan dan juga perekonomian Indonesia. Dari segi lingkungan hidup tentu dengan adanya penangkaran atau budidaya burung murai batu Sumatra ini dapat melestarikan kelangsungan hidup murai batu Sumatra yang saat ini populasi di hutan Sumatra sudah semakin memprihatinkan dikarenakan penangkapan liar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Usaha penangkaran burung murai batu Sumatra merupakan bisnis yang menjanjikan, pangsa pasar yang luas dan untuk menjaga kelestarian burung khas pulau Sumatra ini tetap terjaga. Bisnis ini pun layak untuk dilakukan dikarenakan dapat memberikan keuntungan yang besar dengan menghasilkan laba sebesar 49,66%. Saran Bisnis penangkaran murai batu Sumatra sebaiknya dikembangkan oleh para pelaku bisnis di bidang ini. Pengembangan kualitas dan cara menangkarkan burung ini haruslah diperhatikan dalam berbagai aspek kelayakan bisnisnya. Walaupun bisnis ini cukup menjanjikan dan layak dilaksanakan namun memproduksi murai batu Sumatra dengan silangan bibit unggul diperlukan untuk menciptakan varian baru dan tentunya lebih berkualitas lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Kesebelas, Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sunyoto, Danang. (2014). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: CAPS. Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo persada. Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. [Diakses pada tanggal 1 maret 2016] [Diakses pada tanggal 1 maret 2016] 174
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kelestarian alam fauna dengan beragam jenis salah satunya yaitu burung. Para penghobi burung berkicau mungkin sudah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan pemanasan global dan penggunaan mesin-mesin, yang tidak ramah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerusakan lingkungan pemanasan global dan penggunaan mesin-mesin, yang tidak ramah lingkungan berakibatkan manusia banyak mengidap penyakit, disadari ataupun
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BISNIS PEMBESARAN MURAI BATU SEBAGAI SARANA MENUJU MAHASISWA MANDIRI BIDANG KEGIATAN: PKM-K.
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BISNIS PEMBESARAN MURAI BATU SEBAGAI SARANA MENUJU MAHASISWA MANDIRI BIDANG KEGIATAN: PKM-K Diusulkan oleh: Ayas Abidun Bachtiar C0212011 2012 (Ketua Kelompok) Amirulloh
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN
TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA USAHA
PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,
Lebih terperinciPROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN DOMBA ANAM Farm
PROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN DOMBA ANAM Farm RINGKASAN EKSEKUTIF Usaha peternakan domba merupakan usaha yang berbasis pada potensi lokal Indonesia. Usaha ini cukup menguntungkan karena ditunjang dengan faktor-faktor
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL
1 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Profitability Analysis of Livestock Broiler Business with Partnership Pattern in the
Lebih terperinciBAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN
BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN PRODUCTION SHARING IN BROILER PARTNERSHIP IN PT. X IN MAROS REGENCY, SOUTH SULAWESI PROVINCE Mathina Ranggadatu¹,
Lebih terperinciBUSINESS PLAN. Afifudin, SE., M.SA.,Ak
WORKSHOP DAN PELATIHAN RINTISAN PENGEMBANGAN ENTREPRENEUR DI PERGURUAN TINGGI ISLAM SWASTA Tgl. 20 s/d 24 Desember 2012 BUSINESS PLAN Afifudin, SE., M.SA.,Ak Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unisma Malang
Lebih terperinciAnalisis Biaya dan keuntungan...simon pardede
ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Simon Pardede* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PERANCANGAN BISNIS USAHA PETERNAKAN BURUNG LOVEBIRD
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PERANCANGAN BISNIS USAHA PETERNAKAN BURUNG LOVEBIRD Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang) Riki Suharda*), Lily Fauzia**), Emalisa**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Perkiraan Jumlah Burung yang dipelihara (dalam ribuan ekor) Sumber: Burung Berkicau (2010)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini burung telah menjadi hewan kesayangan baik di desa-desa maupun di kota-kota. Keberadaan burung sebagai hewan piaraan juga membuka banyak peluang usaha
Lebih terperinciII. KERANGKA PEMIKIRAN
II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Usaha Peternakan dalam Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Usaha Peternakan a. Pengertian Usaha peternakan Usaha Peternakan dalam Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967, tentang ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri-industri dan bertumbuhnya (growth) industri-industri dan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia akan mendorong tumbuhnya industri-industri dan bertumbuhnya (growth) industri-industri dan perusahaan. Dalam rangka menggerakkkan
Lebih terperinciTernak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong
Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU
1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU 2010 2012 Analysis Of Liquidity Ratio And Profitability
Lebih terperinciHOBY KENARI BISA JADI USAHA RINGAN, MURAH DAN MENGUNTUNGKAN
Abdur Ribatur Rizal 10.12.4462/S1-SI-2B HOBY KENARI BISA JADI USAHA RINGAN, MURAH DAN MENGUNTUNGKAN Burung kenari banyak digandrungi orang karena sangat mempesona. Bukan karena poster tubuhnya lencir bak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan
Lebih terperinciFotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa
Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa Merintis sebuah usaha memang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Termasuk juga ketika kita masih duduk di bangku kuliah dan menekuni sebuah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beternak burung kicauan seperti lovebird (Agapornis) saat ini semakin dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah. Meroketnya harga jual lovebird juga
Lebih terperinciFINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG
FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG Amam 1), Zaenal Fanani 2) and Umi Wisaptiningsih 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Mega Bird and Orchid farm, Bogor, Jawa Barat pada bulan Juni hingga Juli 2011. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciHisrich,Peter, 1995:113, yang mengemukakan bahwa bisnis plan adalah:... The business plan is a written
RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS (BUSSINESS PLAN) TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN (TTP) CIGOMBONG BOGOR 2016-2019 1. Latar Belakang Pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) Bogor diharapkan akan tumbuh sebagai
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)
Lebih terperinciPENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN
PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR
ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciPENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN
PENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2007-2011 Muhammad Miftahul Anbiya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian pada PT HM Sampoerna,
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1
FORMULASI STRATEGI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Sunyoto 1 Abstrak: Strategi pemasaran sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas, jenis ternak yang dipelihara oleh masyarakat pun semakin beragam. Beternak
Lebih terperinciBISNIS PETERNAKAN BEBEK
BISNIS PETERNAKAN BEBEK DI SUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS OLEH : AGUNG NUR ROHMAN 11.01.2897 PROGRAM STUUDI TEKNIK INFORMATIKA (D3) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA A. Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan sektor yang berpeluang sangat besar untuk dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Kebutuhan
Lebih terperinciKarya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online
Nama : Rizal Alan Yahya Kelas : S1-SI-09 NIM : 11.12.6004 Tugas : Lingkungan Bisnis Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online 1 A. Abstrak Tujuan dari pembuatan toko online ini adalah untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB IV PROFIL KOMUNITAS KICAU MANIA SALATIGA
BAB IV PROFIL KOMUNITAS KICAU MANIA SALATIGA 4.1. Sejarah Komunitas Kicau Mania Salatiga Kicau Mania adalah komunitas para pecinta burung berkicau indonesia yang memiliki hobby memelihara dan mengembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciVII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG
78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok
Lebih terperinciRENCANA BISNIS Business Plan
RENCANA BISNIS Business Plan Pengertian Rencana usaha? Tujuan Penyusunan Rencana Usaha? Kegunaan Rencana Usaha? Yang Menggagalkan Rencana Usaha? PENGERTIAN RENCANA USAHA Dokumen tertulis yang disiapkan
Lebih terperinciPROPOSAL USAHA KECIL MENENGAH (KRIPIK IKAN MUJAIR)
PROPOSAL USAHA KECIL MENENGAH (KRIPIK IKAN MUJAIR) Disusun Oleh: Nama : Eko Prastia NPM : 32412436 Kelas : 4ID08 Mata Kuliah : Etika Profesi Dosen : Erian Sutantio. ST JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY ANALYSIS OF BUDGETING OF DEVELOPMENT PLANNING AGENCY
Lebih terperinciPERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)
PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PROFIT PLANNING WITH BREAK EVEN POINT METHOD (CASE STUDY ON POULTRY HUSBANDRY
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) Erwin Sutomo 1, *), Teguh Bharata Adji 2) dan Sujoko Sumaryono
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciEVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN Oleh : Taufik Dwi Laksono
EVALUASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN Oleh : Taufik Dwi Laksono Abstraksi Developer before executing housing development shall conduct the matured evaluation so that housing developed can be enthused and saleable
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa
Lebih terperinciANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²
ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA I Ketut Patra¹ Agus Salim² No. HP 081355106244¹ ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: capital budgeting, investment, expansion, payback period, net present value, internal rate of return UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
vi ABSTRACT Companies are often faced with opportunities to make investments in assetss.the investment consists of two: long term investments and short term investments. One of the long term investment
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyak digelarnya even otomotif dari mulai pameran, lomba modifikasi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan
36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK Uray Ari Yadi, F.Y. Khosmas, dan Okianna Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi FKIP Untan Email : uray.ariyadi@yahoo.co.id
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala
50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan
Lebih terperinciPengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis
Modul 1 Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A. M PENDAHULUAN odul ini dimaksudkan untuk memberi pengertian dasar studi kelayakan perusahaan kepada Anda. Hal-hal
Lebih terperinciEnceng Sobari. Trik Jitu menangkarkan Lovebird. Sang Burung Primadona
Enceng Sobari Trik Jitu menangkarkan Lovebird Sang Burung Primadona i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB II BURUNG LOVEBIRD.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT
Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan 1(1):56-62,2013 ISSN. 2355-0732 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) Wahyudir Kadir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah gender yang jarang terangkat keberadaannya, namun dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup menjanjikan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K Diusulkan oleh: Sagita Tearisha Ikawati Sukarna Rizki Amalia Isnawati (C0213060) (C0213032) (C0213058)
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sektor usaha, dimana masing-masing sektor memberikan kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan
Lebih terperinciINTI DAN SYARAT LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Oleh : Risman suryatman
INTI DAN SYARAT LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Oleh : Risman suryatman 033031111009 A. Pengantar Studi kelayakan dilaksanakan dengan maksud untuk lebih meyakinkan bahwa gagasan yang telah disaring benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia kini melaju semakin cepat. Hal ini tentunya didasari oleh keinginan yang kuat dari masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik.
Lebih terperinciAnalisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang
Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah
Lebih terperinciANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN
ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN Kasus pada Agroindustri Obat Tradisional Tradimun Kabupaten Gresik SKRIPSI diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
70 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian Menurut Arikunto, Suharsimi ( 2003,p.10 ) penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG Nama : Dwi Julianti Npm : 1221676 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Dra Peni Sawitri, MM LATAR BELAKANG MASALAH 1. Sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI BUDI RAHAYU TANAMA PUTRI Laboratorium Ekonomi, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Abstrak Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat
Lebih terperinciRANGRANG DALAM TOPLES KELOMPOK BUDIDAYA KROTO
PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI BUDIDAYA KROTO RANGRANG RANGRANG DALAM TOPLES KELOMPOK BUDIDAYA KROTO ELIK HARI MUKTAFIN 081270324006 D40DF0F9 RDT RANGRANG DALAM TOPLES Srimulyo, RT.09/RW.03, Duyungan, Sidoharjo,
Lebih terperinciKarya Ilmiah Peluang Bisnis
Karya Ilmiah Peluang Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Kampus terpadu : Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta DI SUSUN OLEH : Nama : M.Ghufron.Wiliantoro NIM : 10.12.4963 Jurusan :
Lebih terperinciProfil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan
Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan Safaruddin 1 1 Jurusan Adminstrasi Niagaˏ Politeknik Negeri Medanˏ Medan 20155 E-mail: safaruddin_60@yahoo.com ABSTRAK Peran penting keberadaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Definisi dari pendekatan penelitian ini adalah
Lebih terperinciProsiding Manajemen Komunikasi ISSN:
Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi Mi 5 The Influence of Product Attributes Againts The Buying Decision of Smartphone
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis
Lebih terperinciBUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA
BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BURUNG PARKIT (Melopsittacus undulatus)
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BURUNG PARKIT (Melopsittacus undulatus) Oleh: Rizki Kurnia Tohir Rizki Amalia Adinda Putri Priyatna Windya Giri E34120028 E34120047 E34120074 DEPARTEMEN KONSERVASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi negara menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan. Perkembangan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi negara menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan. Perkembangan ekonomi negara erat hubungannya dengan kondisi pasar modal. Peran
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciMelestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik
Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperincidwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :
PERANAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DALAM MENUNJANG KREDIT PERTANIAN DI DESA ADAT BAHA BADUNG I Wayan Caka Pratama, S.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Ir. A.A. Gde
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.
BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten
Lebih terperinci