BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Manfaat Modul C. Tujuan Pembelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Manfaat Modul C. Tujuan Pembelajaran"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gill net Milenium adalah sejenis jaring insang ialah suatu alat penangkapan ikan yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan bawah (kadang tanpa ris bawah). Besar mata jaring sama pada seluruh tubuh jaring atau disesuaikan dengan sasaran ikan yang ditangkap. Prinsip penangkapannya adalah dengan menghadang arah gerakan ikan yang berenang secara bergerombol maupun satu persatu. Dipasang di bawah permukaan air dengan dihanyutkan maupun dijangkar pada dasar perairan. Ikan yang tertangkap itu karena terjerat (gilled) pada bagian lubang tutup insang (overculum), terbelit atau terlilit atau terpuntal (entangled) pada mata jaring. Sasaran tangkapan adalah jenis ikan pelagis seperti ikan tenggiri, tongkol, layaran, cakalang dan jenis ikan demersal seperti ikan kakap, manyung, talang-talang, bawal putih, bawal hitam, pari, alu-alu dan lain sebagainya. Jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut tinting (piece). Dalam operasi penangkapannya biasanya terdiri dari beberapa tinting yang digabung menjadi satu sehingga menjadi satu perangkat (unit) yang panjangnya ( m), tergantung banyaknya tinting yang akan dioperasikan. Jaring termasuk alat tangkap yang selektf, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Gill net Millenium merupakan hasil modifikasi bahan dari jaring insang (gill net). Pada sekitar tahun 2003 dikenalkan pada masyarakat nelayan khususnya nelayan Pantai Utara Jawa. Hasil pengamatan dan evaluasi di lapangan pada saat ini telah berkembang dan telah digunakan oleh para nelayan Pantai Utara Jawa dan Selatan bahkan nelayan telah digunakan para nelayan pesisir Kalimantan Timur. Bahan jaring dari nylon mono multi filament (mono twist) dengan konstruksi benang terdiri dari beberapa serat yang dipilin lembek (bukan dipintal) sedangkan jaring insang (gill net) pada umumnya terbuat dari bahan nylon multi filament yang dipintal. B. Manfaat Modul Dengan mempelajari modul ini, diharapkan manfaat yang diperoleh antara lain : 1. Dapat mengenal / memahami konstruksi Gill net Milenium 2. Dapat menghitung kebutuhan Gill net Milenium 3. Dapat membuat Gill net Milenium C. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami tentang konstruksi, dan membuat Gill net Milenium 1

2 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diharapkan mampu : a. Memahami tanda dan singkatan/symbol Gill net Milenium b. Memahami ukuran dan jenis bahan c. Menyiapkan daging jaring d. Menyiapkan tali ris e. Menyiapkan pelampung dan pemberat f. Memasang tali ris atas dan pelampung g. Memasang teli ris bawah dan pemberat D. Pokok- pokok Bahasan 1. Membaca Desain Gill net Milenium 2. Menyiapkan bahan Gill net Milenium 3. Merakit Gill net Milenium E. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dialokasikan waktu 4 sesi (18 JP) F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Demonyrasi 4. Latihan G. Media 1. OHP / OHT 2. White board 3. Kertas duplicator LCD 4. Alat peraga lembaran jarring 5. Bendasesungguhnya. 6. Modul 2

3 BAB II RANCANG BANGUN GILL NET MILLENIUM A. Tanda dan Singkatan/Simbol 1. Gill net Milenium Permukaan DESAIN GILL NET MILENIUM PERMUKAAN UKURAN 41 M X 14 M 3 PL L 400 x 150 mm 3 x PE 5 mm PVC Y PE 8 mm (Z+S) 0.50 Salvedge PES 250d/24, 4, 910 E 0.45 PA MONO 0.20 x 10 Ply, 4, CEM 400g PES 250d/30, 4, a PA MONO 0,20 x 10 ply, 4 artinya lembar jaring bahan polyamide monofilament dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah dan ukuran mata jaring 10 cm b Salvedge PES 250d/24, 4, artinya lembar jaring penguat bahan Polyester, dengan nomor benang berat 250 gram setiap yarn untuk panjang 9000 m sebanyak 24 yarn, ukuran mata jarring 10 cm c PES 250d/30, 4 artinya lembar jaring pemberat bahan Polyester (PES) dengan nomor benang berat 250 gram setiap yarn untuk panjang 9000 m sebanyak 30 yarn, ukuran mata jaring 10 cm. d 910 artiya jumlah mata jaring ke samping 910 buah e f g h 125 artinya jumlah mata ke bawah 125 buah 3 artinya jumlah mata ke bawah 3 buah 12 artinya jumlah mata ke bawah 12 buah PE 8/Z/S artinya panjang tali ris atas 41 meter bahan polyethylene garis tengah 8 mm dengan arah pintalan kanan dan kiri i j 0.50 artinya panjang tali ekstra 50 cm 0,10 artinya panjang anyaman mata 10 cm 3

4 k PE 5 mm artinya panjang tali pelampung tambahan 20 meter dari bahan polyethylene garis tengah 5 mm l 3 PL L 400 x 150 mm artinya 3 buah pelampung tambahan dari bahan plastik panjang 400 mm garis tengah 150 mm m 20 PVC Y8 artinya pelampung 20 buah bahan polyvinyl chloride dan daya apung 80gf n 0.20 PE 3 mm tali pemberat 20 cm bahan polyethylene garis tengah 3 mm o 5 CEM 400g artinya pemberat 5 buah bahan semen dengan berat 400 gram p H 0,45 artinya hanging ratio 45 % atau perbandingan pengikatan jaring dengan tali ris adalah 45 % dari panjang jaring direntang tegang. 2. Gill net Milenium Dasar DESAIN JARING MILLENIUM DASAR PL L 400 x 150 mm PE 4 mm 10 cm 65 PVC Y PE 8/Z/S 1450 H PA MONO 0,20 x 10 ply, 4 10 cm PB 11 g PE 5 CEM 400g PE 2 H PA MONO 0,20 x 10 ply, 4 artinya lembar jaring bahan polyamide monofilament dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah dan ukuran mata jarring 10 cm a 1450 artiya jumlah mata jaring ke samping 1450 buah b 72 artinya jumlah mata ke bawah 72 buah c PE Ø 8/Z/S artinya panjang tali ris atas 65,25 meter bahan polyethylene garis tengah 8 mm dengan arah pintalan kanan dan kiri d PE Ø 5 artinya panjang tali ris bawah 72,25 meter bahan Polyethylene garis tengah 5 mm e PE Ø 3 artinya panjang tali ris bawah 72,25 meter bahan Polyethylene garis tengah 3 mm f 0.50 artinya panjang tali ekstra 50 cm g 10 cm artinya panjang anyaman mata 10 cm h PE Ø 5 mm artinya panjang tali pelampung tambahan 20 meter dari bahan polyethylene garis tengah 5 mm i 4 PL L 400 x Ø 150 mm artinya 4 buah pelampung tambahan dari bahan plastik panjang 400 mm garis tengah 150 mm 4

5 j k l m n o 65 PVC Y3 artinya pelampung 65 buah bahan polyvinyl chloride dan daya apung 30g 0.20 PE Ø 3 mm tali pemberat 20 cm bahan polyethylene garis tengah 3 mm 5 CEM 400g artinya pemberat 5 buah bahan semen dengan berat 400 gram 360 Pb 11g artinya pemberat 360 buah bagan timah dengan berat 11 gram H 0,45 artinya hanging ratio 45 % atau perbandingan pengikatan jaring dengan tali ris adalah 45 % dari panjang jaring direntang tegang. H 0,50 artinya hanging ratio 50 % atau perbandingan pengikatan jaring dengan tali ris adalah 50 % dari panjang jaring direntang tegang. B. Ukuran dan Jenis Jaring 1. Ukuran a Panjang satu pis Gill net millennium permukaan (dihanyutkan) meter namun dalam satu unit alat ini dioperasikan antara pis tergantung besar kecilnya kapal. Sedangkan lebar keseluruhannya meter. b Panjang satu pis Gill net millennium dasar (dilabuh) meter, dalam satu unit alat ini bisa pis dan lebarnya 7 meter 2. Jenis Jaring a. Jaring ingsang permukaan b. Jaring insang pertengahan c. Jaring insang dasar d. Jaring insang melingkar e. Trammel net C. Bagian-Bagian Gill net Milenium 1. Gill net Milenium Permukaan a. Jaring Utama b. Jaring Pemberat c. Tali ris atas d. Pelampung e. Pelampung tambahan f. Pemberat 2. Gill net Milenium Dasar a. Jaring Utama b. Tali ris atas c. Tali ris bawah d. Pelampung e. Pelampung tambahan f. Pemberat g. Pemberat tambahan 5

6 D. Rangkuman 1. Pengetahuan tentang konstruksi Gill net Milenium mempunyai peranan penting dalam rangka pebuatan alat penangkap ikan. 2. Peran pengetahuan tersebut sangat mendukung para pembuat alat dalam usa ha penangkapan ikan. 3. Manfaat dari segi teknis tentang pengetahuan menangani konstruksi Gill net Milenium dapat mendukung pembuatan alat penangkap ikan maupun dalam operasi penangkapan ikan. 4. Manfaat dari segi ekonomis tentang pengetahuan menangani konstruksi Gill net Milenium dapat memilih / memesan bahan jarring sesuai spesifikasi yang dikehendaki, disamping itu dalam pembuatan alat penangkap ikan dapat lebih efektif tidak terjadi pemborasan bahan maupun waktu. 5. Apabila pengetahuan dan ketrampilan menangani konstruksi Gill net Milenium ini kurang dipahami maka kualitas pembuatan alat penangkap ikan tidak dapat diharapkan keberhasilannya dalam usaha penangkapan ikan. G. Latihan 1. Jelaskan secara singkat definisi gill net 2. Jelaskan cara pengukuran gill net 3. Jelaskan arti penulisan 40.PE Ø 8 ( Z + S ) dalam desain Gill net Millennium 4. Jelaskan arti Webbing PA, N0.0,20 x 10 ply, 4, 910 ML x 72 MD 6

7 BAB III MENYIAPKAN BAHAN GIIL NET MILLENIUM A. Daging Jaring 1. Jaring utama Gill net Milenium Permukaan Bagian ini merupakan lembaran jaring yang sangat penting karena merupakan bagian tempat tertangkapnya ikan-ikan dengan cara terjerat maupun terpintal. Oleh karena itu lembaran jaring harus memenuhi kriteria baik kelenturan benangnya, warna jaring, bentuk pembukaan mata jaring maupun kekuatannya. Lembaran Jaring gill net millennium permukaan berbentuk persegi panjang dengan jumlah mata jaring kearah panjang (mesh length) 910 mata dan jumlah mata ke arah bawah / lebar / dalam ( mesh depth ) 125 mata Mata jaring berbentuk belah ketupat dengan besar mata 10 cm diukur dari titik tengah simpul arah mesh secara diagonal ditarik / direntang tegang (stretched). Bahan dari PA (nylon) Monofilamen dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah tidak dipintal namun hanya dipilin lembek. 2. Jaring Penguat Jaring penguat merupakan lembaran jaring tambahan yang dirangkai pada bagian atas jaring utama pada Gill net millennium permukaan. Lembaran jaring ini berfungsi sebagai penguat agar pinggir lembaran jaring utama lebih kuat dan tidak berhubungan lansung dengan tali ris atas penggantung jaring. Panjang maupun ukuran matanya sama dengan lembaran jaring utama. Lebar jaring digunakan 3 mata. Bahan jaring yang digunakan adalah jenis Polyester dengan nomor benang 250d/ Jaring Pemberat Jaring pemberat merupakan lembaran jaring tambahan yang dirangkai pada bagian bawah jaring utama pada Gill net millennium permukaan. Lembaran jaring ini berfungsi sebagai pemberat agar lembaran jaring utama dapat terbentang dengan sempurna pada saat Gill net millennium dioperasikan. 7

8 3 Panjang maupun ukuran matanya sama dengan lembaran jaring utama. Lebar jaring digunakan 12 mata, sehingga jumlah mata jaring arah lebar 140 mata. Bahan jaring yang digunakan adalah jenis Polyester dengan nomor benang 250d/30. Salvedge PES 250d/24, 4, 910 E 0.45 PA MONO 0.20 x 10 Ply, 4, PES 250d/30, 4, Lembaran Gill net millennium dasar berbentuk persegi panjang dengan jumlah mata jaring kearah panjang (mesh length) 1450 mata dan jumlah mata ke arah bawah / lebar / dalam ( mesh depth ) 72 mata Mata jaring berbentuk belah ketupat dengan besar mata 10 cm diukur dari titik tengah simpul arah mesh secara diagonal ditarik / direntang tegang (stretched). Jaring millennium dasar tanpa menggunakan jaring pemberat. Bahan dari PA (nylon) Monofilamen dengan nomor benang 0,20 mm sebanyak 10 buah tidak dipintal namun hanya dipilin lembek PA MONO Twist no. 0,20 x 10 ply, 4 Jaring utama B. Tali Ris Sebelum dilaksanakan pembuatan Gill net Millenium sebaiknya mengumpulkan atau menyiapkan bahan maupun peralatan yang diperlukan termasuk : 1. Tali yang masih dalam bentuk gulungan harus dilepas dan diluruskan dengan cara ditegangkan agar tidak tertekuk-tekuk. 2. Menghitung panjang tali ris atas sebagai tempat tergantungnya jaring dengan prosentasi antara % dari panjang jaring keseluruhan dibentang secara tegang. Penggantungan lembaran jaring pada tali ris disebut hanging yang mana panjang jaring lebih poanjang dibanding panjang talinya. 8

9 Sedangkan pemendekan jaring terhadap tali ris disebut shortening. Hanging dan shortening dinyatakan dalam persen. Rumusnya adalah l = H x L Keterangan : l = panjang tali ris (m) H = hanging ratio (%) L = panjang jaring sebelum digantung (ditarik tegang) Contoh : Selembar jaring panjang 100 meter dan lebar 150 mata, ukuran mata jaring 10 cm. Jaring tersebut akan dipasang tali ris dengan hanging ratio 55 %. Panjang tali risnya adalah l = H x L = 0,55 x 100 = 55 meter. 3. Menghitung kedalaman jaring milenium setelah dipasang tali ris. Rumus d = m.nv 1-H Keterangan : d = Dalam/lebar jaring setelah dipasang tali ris (m) m = Ukuran mata jaring (cm) n = jumlah mata jaring ke arah dalam/lebar H = Hanging ratio (%) Pengaruh pembukaan mata jaring setelah digantung berdasarkan hanging 40 % 45 % 50 % 55 % 60 % 4. Tali ris Gill net millennium permukaan Tali ris atas panjang 41 semeter sebanyak 2 buah dari bahan polyethylene garis tengah 8 mm terdiri dari pintalan kanan (Z) dan pintalan kiri (S). Satu buah sebagai tempat menggantung lembaran jaring dan tali lainnya sebagai tempat mengikat pelampung. Panjang tali ris keseluruhan 42 m. sedangkan untuk tali ektra 1 m (masing-masing panjang 0,5 m kiri dan kanan) berfungsi untuk menyambung antara jaring yang satu dengan jaring yang 9

10 lainnya apabila akan dioperasikan dan tidak menggunakan tali ris bawah. Kadang jumlah tali ris atas sampai 3 buhan bahkan 4 buah tergantung lebar jaring yang digunakan dan jumlah pis jaring dalam satu set atau unit meter PE dia 8 mm 0.50 S Z 5. Tali ris Gill Net Milenium dasar a. Tali ris atas panjang sebanyak 2 buah dari bahan polyethylene (PE) garis tengah 8 mm terdiri dari pintalan kanan (Z) dan pintalan kiri (S). Satu buah sebagai tempat menggantung lembaran jaring dan tali lainnya sebagai tempat mengikat pelampung. Panjang tali ris keseluruhan 66,25 m. sedangkan untuk tali ektra 1 m (masing-masing panjang 0,5 m kiri dan kanan) berfungsi untuk menyambung antara jaring yang satu dengan jaring yang lainnya apabila akan dioperasikan. Jumlah tali ris atas sampai 3 buhan bahkan 4 buah tergantung lebar jaring yang digunakan dan jumlah pis jaring dalam satu set atau unit ,25 meter PE dia 8 mm 0.50 S Z b. Tali ris bawah panjang meter sebanyak 2 buah dari bahan polyethylene, satu buah sebagai tempat menggantung lembaran jaring dan tali lainnya sebagai tempat mengikat pemberat. Panjang tali ris bawah keseluruhan 73,50 m. Dengan pembagian 72,50 yang terikat pada jaring dan selebihnya untuk tali ekstra kiri dan kanan Terkecuali Gill net millennium yang pengoperasiannya dihanyutkan maka tidak perlu menggunakan tali ris bawah ,25 meter PE dia 5 & 2 mm 0.50 c. Tali pelampung tambahan panjang 20 meter dari bahan PE garis tengah 5 mm sebanyak 3 buah 20 Meter 10

11 d. Tali pemberat tambahan panjang 20 cm bahan PE garis tengah 3 mm sebanyak 3 buah. 20 cm C. Pelampung Pelampung terletak pada bagian tali ris atas guna menarik / mengangkat jaring ke atas. Pelampung tambahan diikatklan pada tali ris atas berfungsi untuk mengatur letak jaring di dasar air. Pelampung tanda diikatkan pada pemberat jangkar. berfungsi sebagai batas panjang alat tangkap atau sebagai awal,penarikan jaring 1. Menghitung jarak pemasangan pelampung a. Pemasangan pelampung yang dihitung jaraknya antara titik tengah pelampung Rumusnya adalah I = pt ( Jp 1 ) Keterangan : I = Interval ( jarak ) Pt = Panjang tali pelampung Jp = Jumlah pelampung Pp = Panjang pelampung 1 = Pelampung pertama pada pis lainnya. Jarak Jarak 11

12 b. Pemasangan pelampung jaraknya antara pinggir pelampung yang berhadapan I = pt - Pp ( Jp 1 ) Keterangan : I = Interval ( jarak ) Pt = Panjang tali pelampung Jp = Jumlah pelampung Pp = Panjang pelampung 1 = Pelampung pertama pada pis lainnya. Pp = Panjang pelampung 1 = Pelampung pertama pada pis lainnya. Jarak Pelampung Gill net millennium permukaan sebanyak 20 buah dari bahan Polyvinyl Chloride tipe Y8 atau daya apung ± 80 gram forse dengan ukuran panjang 150 mm dan garis tengah 30 mm 2. Pelampung tambahan sebanyak 3 buah dari bahan Plastik daya apung 3 kgf dengan ukuran panjang 400 mm dan garis tengah 150 mm 400 mm 150 mm Pelampung botol bahan plastik 12

13 3. Pelampung Gill net millennium dasar sebanyak 65 buah D. Pemberat Gill net millennium dasar pemberat terpasang pada tali ris bawah untuk menarik jaring turun ke dasar perairan, sehingga tubuh jaring terbuka / terbentang ke bawah secara vertical. Pemberat jangkar diikatkan pada ujung jaring berfungsi agar jaring tidak hanyut. Pemberat tambahan diikatkan pada tali ris pemberat. Kecuali Gill net millennium permukaan tidak menggunakan pemberat timah Pemberat Gill net millennium dasar yang digunakan pada umumnya terbuat dari bahan plumbum (PB) atau timah berbentuk oval dengan lubang ditengah. Ukuran pemberat panjang 10 mm dengan garis tengah 6 mm dan garis tengah lubang 2 mm Berat pemberat sekitar 11 gram sedangkan pembeat tambahan dapat digunakan bahan baku, batu bata, maupun semen dengan berat antara gr. Untuk Gill net Millenium yang di pasang di dasar perairan, maka di butuhkan jangkar atau batu jangkar dengan berat 5 10 kg. 11gram CEM 800g 5-10 kg E. Daftar Bahan satu pis 1. Gill net Millenium Permukaan a. Webbing PA mono No.0,20 x 10 ply, 4", 100 yards x 125 MD = 1 pis b. Webbing PES 250d/24, 4, 100 yards x 3 MD = 1 pis c. Webbing PES, 250d/30, 4", 100 yards x 12 MD = 1 pis d. Tali ris atas PE Ø 8 mm / 43 m = 1 bh e. Tali ris atas PE Ø 8 mm / 43 m = 1 bh f. Tali pelampung tambahan PE Ø 20 m = 3 bh g. Pelampung PVC Y8 = 20 bh 13

14 h. Pelampung PL L400 x Ø 150 mm = 3 bh i. Pemberat tambahan CEM 400 gr = 5 bh j. Twine 210 d/12 = 2 ikat 2. Daftar Bahan satu pis Gill net Millenium Dasar a. Webbing PA mono No.0,20 x 10 ply, 4", 160 yards x 72 MD = 1 pis b. Tali ris atas PE Ø 8 mm / 67 m = 1 bh c. Tali ris atas PE Ø 8 mm / 67 m = 1 bh d. Tali ris bawah PE Ø 5 74 m = 1 bh e. Tali ris bawah PE Ø 2 74 m = 1 bh f. Tali pelampung tambahan PE Ø 5 20 m = 4 bh g. Tali jangkar atau tali pelampung tanda PE Ø m = 2 bh h. Pelampung PVC Y3 = 51 bh i. Pelampung PL L 400 x Ø 150 mm = 4 bh j. Pemberat PB 11 gr = 4 kg k. Pemberat tambahan CEM 400 gr = 5 bh l. Tali pemberat PE Ø 3 20 cm = 5 bh m. Twine PA 210d/12 = 4 ikat F. Rangkuman 1. Pengetahuan tentang menyiapkan lembar jaring mempunyai peranan penting dalam rangka menyiapkan bahan Gill net millennium 2. Peran pengetahuan tersebut sangat mendukung para pembuat alat dalam usaha merakit bagian-bagian jarring. 3. Manfaat dari segi teknis tentang pengetahuan menyiapkan bahan Gill net Milenium dapat mendukung pembuatan alat penangkap ikan 4. Manfaat dari segi ekonomis tentang pengetahuan menyiapkan bahan Jaring Milenium dapat memilih / memesan bahan jaring sesuai spesifikasi yang dikehendaki, disamping itu dalam pembuatan alat penangkap ikan dapat lebih efektif tidak terjadi pemborasan bahan maupun waktu. 5. Apabila pengetahuan dan ketrampilan menyiapkan bahan Gill net Milenium ini kurang dipahami maka kualitas pembuatan alat penangkap ikan tidak dapat diharapkan keberhasilannya dalam usaha penangkapan ikan. 14

15 G. Latihan 1. Jelaskan secara singkat cara menghitung panjang tali ris 2. Jelaskan secara singkat cara menghitung pengaruh kedalaman jaring setelah hanging 3. Jelaskan cara mengitung jumlah pelampung 4. Jelaskan cara menghitung jumlah pemberat 15

16 BAB IV PERAKITAN GILL NET MILLENIUM A. Memasang Tali Ris Atas Dan Pelampung 1. Menghitung jumlah jarak ikatan dan jumlah mata jaring tiap ikatan Contoh : Sebuah jaring panjang tali ris 41 meter mempunyai jumlah mata kesamping 908 ( 91 m ), ukuran mata 10 cm. Hanging ratio 45 % (0,45) Hitung jarak ikatan yang serasi.. a. Panjang tali ris 41 meter = 4100 cm, jumlah mata ke samping 908 buah Jarak ikatan = 4100 / 908 = 4,5 cm setiap mata c. Ukuran mata jaring 10 cm x Hanging ratio = 10 x 0,45 = 4,5 cm Jarak ikatan setiap mata jaring = 4,5 cm Pengikatan yang serasi adalah jarak 4,5 cm setiap mata dikalikan berapa mata yang genap. Sebagai contoh adalah 4,5 cm x 4 mata = 18 cm. Jadi jarak ikatan jaring adalah 18 cm dan jumlah mata jaringnya 4 mata. 18 cm 18 cm 4 mata 4 mata 2. Menggantung jaring Pada tali ris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu system lansung (usus-usus) dan system loop (melengkung). Untuk menggantung dengan cara lansung (usus-usus) maka tali ris dimasukan pada seluruh mata jaring bagian pinggir arah memanjang (mendatar). Sedangkan dengan system loop (melengkung) maka sebagai gantungan dari sisi-sisi mata jaring tadi adalah benang pengikat. Menggantung dengan cara melengkung ini biasanya hanya mempunyai sebuah tali ris, yang juga merupakan tali ris pelampung. Sedangkan untuk system usus-usus pada umumnya menggunakan dua buah tali ris. Tali ris yang satu sebagai tempat menggantung jaring sedangkan yang lainnya adalah untuk tali pelampung. Kedua tali ris tersebut sebaiknya mempunyai arah pintalan 16

17 yang berbeda yaitu pintalan kanan atau kiri agar jaring tidak membelit. Ikatan yang digunakan dalam menggantung jaring pada tali ris adalah simpul pangkal ganda. 3. Pemasangan pelampung Pelampung-pelampung yang akan dipasang pada jaring, sebelumnya tali pelampung dimasukan pada lubang-lubang pelampung. Kemudian tali pelampung dan tali ris penggantung jaring diikat bersama-sama sehingga menjadi satu. Jarak setiap ikatan 18 cm dengan jumlah mata jaring 4 mata. Selanjutnya pengaturan jarak pelampung diatur sesuai dengan perhitungannya yang telah ditentukan. Untuk Gill net millennium permukaan jarak 200 cm. sedangkan untuk Gill net millennium dasar jaraknya cm. Pemasangan pelampung diawali dari salah satu ujung tali ris. Setiap pengikatan pelampung digantung mata jaring sebanyak 2 mata untuk Gill net mulenium permukaan; sedangkan untuk Gill net millennium dasar digantung 1 mata jaring. 18 cm 200 cm 18cm 18cm mata 4 mata 2 2 mata Kiri PE 8 mm Kanan PA MONO twist 0.20 x 10 ply, 4 Cara menggatung jaring pada tali ris dan cara memasang pelampung Milenium Permukaan Pemasangan Pelampung dan Penggantungan mata jaring Milenium Dasar 140 cm 20 cm 4 mata 1 mata 17

18 B. Memasangan Tali Ris Bawah dan Pemberat 1. Menghitung jumlah jarak ikatan dan jumlah mata jaring tiap ikatan Contoh : Sebuah jaring panjang tali ris meter mempunyai jumlah mata kesamping 1450 ukuran mata 10 cm. Hanging ratio 50 % (0,50) Hitung jarak ikatan yang serasi.. a. Panjang tali ris meter = 7250 cm, jumlah mata ke samping 1450 buah Jarak ikatan = 7250 / 1450 = 5 cm setiap mata b. Ukuran mata jaring 10 cm x Hanging ratio = 10 x 0,50 = 5 cm Jarak ikatan setiap mata jaring = 5 cm Pengikatan yang serasi adalah jarak 5 cm setiap mata dikalikan berapa mata yang genap. Sebagai contoh adalah 5 cm x 4 mata = 20 cm. Jadi jarak ikatan jaring adalah 20 cm dan jumlah mata jaringnya 4 mata. 2. Menggantung jaring Pada tali ris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu system lansung (usus-usus) dan system loop (melengkung). Untuk menggantung dengan cara lansung (usus-usus) maka tali ris dimasukan pada seluruh mata jaring bagian pinggir arah memanja ng (mendatar). Sedangkan dengan system loop (melengkung) maka sebagai gantungan dari sisi-sisi mata jaring tadi adalah benang pengikat. Menggantung dengan cara melengkung ini biasanya hanya mempunyai sebuah tali ris, yang juga merupakan tali ris pemberat. Sedangkan untuk system usus-usus pada umumnya menggunakan dua buah tali ris. Tali ris yang satu sebagai tempat menggantung jaring sedangkan yang lainnya adalah untuk tali pemberat dan ukurannya lebih kecil untuk agar masuk pada lubang pemberat. Ikatan yang digunakan dalam menggantung jaring pada tali ris adalah simpul pangkal ganda. 3. Pemasangan pemberat Pemberat-pemberat yang akan dipasang pada jaring, sebelumnya tali pelampung dimasukan pada lubang-lubang pemberat. Kemudian tali pemberat dan tali ris penggantung jaring diikat bersama-sama sehingga menjadi satu. Jarak seriap ikatan 20 cm dengan jumlah mata jaring 4 mata. Selanjutnya pengaturan jarak pemberat diatur sesuai dengan perhitungannya yang telah ditentukan. Pemasangan pemberat diawali dari salah satu ujung tali ris. Setiap pengikatan pemberat digantung mata jaring sebanyak 1 mata. Sedangkan Gill net millennium dasar menggunakan pemberat timah seberat 4 kg atau gram. Dipasang dengan jarak ikatan 20 cm. setiap jarak ikatan ditempatkan 4 mata jaring. Setiap ikatan ditempatkan satu pemberat dan satu mata jaring diikat di bawah ikatan pemberat. Jadi mata jaring diantara pemberat tiga mata 18

19 PA MONO 0,20 x 10 ply, SARAN d/21, PE 4mm 2 CEM 400g Pemasangan pemberat Jaring Milenium Permukaan 4 mata 22 cm Pemasangan Pemberat dan Penggantungan mata jaring mata 1 C. Rangkuman 1. Pengetahuan tentang menghitung panjang tali ris, mengikat tali ris, memasang pelampung dan pemberat mempunyai peranan penting dalam rangka pebuatan Gill net Milenium. 2. Peran pengetahuan tersebut sangat mendukung para pembuat Gill net Milenium dalam usaha penangkapan ikan. 3. Manfaat dari segi teknis tentang pengetahuan menghitung panjang rali ris, mengikat tali ris, memasang pelampumg dan pemberat mempumyai peran penting dalam pembuatan Gill net Milenium maupun dalam operasi penangkapan ikan. 4. Manfaat dari segi ekonomis tentang pengetahuan menghitung panjang tali ris, mengikat tali ris, memasang pelampung dan pemberat dapat membuat Jaring Milenium sesuai desain yang dikehendaki, disamping itu dalam pembuatannya dapat lebih efektif tidak terjadi pemborasan bahan maupun waktu. 5. Apabila pengetahuan dan ketrampilan menghitung panang tali ris, mengikat tali ris, memasang pelampung dan pemberat Gill net Milenium ini kurang dipahami maka kualitas pembuatan alat penangkap tersebut tidak dapat diharapkan keberhasilannya dalam usaha penangkapan ikan. 19

20 D. Latihan 1. Hitunglah panjang tali ris atas Gill net Milenium bila panjang jaring tegang 100 yards dalam 14 meter dengan hanging ratio 50 persen 2. Hitunglah berapa meter dalamnya setelah diikat pada tali ris berdasarkan latihan nomor satu di atas. 3. Jelaskan berapa centi meter jarak setiap ikatan bila antara setiap ikatan terdapat 4 mata jaring pada latihan nomor satu. 4. Pada latihan tersebut di atas dipasang tali ris bawah dengan hanging ratio 55 persen. Hitunglah panjang tali ris bawah. 5. Hitunglah jarak setiap ikatan tali ris bawah bila antara setiap ikatan tedapat 4 mata jaring 20

21 BAB V DAERAH PENANGKAPAN IKAN A. Pengertian Daerah Penangkapan Ikan Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground) adalah merupakan daerah / area dimana pupulasi dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan, yang bahkan apabila memungkinkan diburu oleh para Fishing Master yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan skala industri dengan menggunakan peralatan penangkapan ikan dan teknologi yang dimilikinya semakin cangggih Kondisi lingkungan ternyata dapat mempengaruhi daerah penangkapan ikan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan diantaranya adalah temperatur air, kadar gram (salinitas), ph, kecerahan (transparancy), gerakan air, kedalaman perairan, topographi dasar perairan, bentuk bangunan yang ada di dsar perairan(bottom propertis), kandungan oxygen terlarut serta makanan. Untuk mendapatkan daerah penangkapan ikan ada beberapa hal yang perlu dilacak keberadaaanya yaitu tentang adanya distribusi massa air sebagai akibat adanya derah pertemuan arus laut. Distribusi massa air ini juga membawa dan menyebabkan organisme hidup. Fluktuasi keadaan lingkungan kenyataannya dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya adalah distribusi, migrasi, pertumbuhan dan migrasi dari beberapa organisme air termasuk ikan yang menghuninya. Keadaan lingkungan perlu diamati terutama apabila akan digunakan untuk kegiatan survai perikanan khsusunya untuk mengetahui lokasi yang memiliki keadaan lingkungan yang optimum serta pengaruh lingkungan terhadap lokasi daerah penangkapan ikan. Hewan-hewan laut termasuk ikan suka mendiami lingkungan dan kadang-kadang tinggal disuatu tempat yang permanen, atau kadang-kadang hanya lewat saja, mendiami suatu tempat hanya untuk jangka pendek sebelum meneruskan untuk bergerak lagi aatau bermigrasi. Sewaktu hewan-hewan itu ada atau menetap disuatu tempat, maka hal ini memudahkan mereka untuk ditangkap dengan menggunakan peralatan penangkapan ikan. maka sejak saat itu daerah tersebut sudah disebut sebagai Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground). Beberapa daerah penangkapan ikan yang baik yaitu apabila mempunyai : Karakteristik dari ikan yang menghuninya (seperti sub populasi, umur, ukuran, jangka waktu/lama kehidupan dan tingkat pertumbuhan) Jumlah individu ikan (seperti ukuran sub populasi, jumlah ikan yang datang ke Fishing ground, jumlah gerombolan ikan dan tingkat kepadatan individu untuk setiap gerombolan Karakteristik fishing ground (seperti : letak/posisinya, wilayahnya, dan kedalamannya). Waktu (seperti : musim, lamanya tinggal) Beberapa keadaan yang umumnya disukai oleh ikan dan hewan laut lainnya adalah : 21

22 Daerah yang faktor phisiknya optimum yang menyebabkan spesies ikan dapat beradaptasi karena fluktuasi yang terjadi di daerah tersebut relatif kecil Daerah Upwelling dari perairan yang dalam serta kaya akan nutrient yang bergerak keatas kedaerah Euphotic yang banyak phitoplanktonnya, dimana dari hasil proses photosintesisnya dapat dikonsumsi oleh hewan air lainnya. Daerah merupakan pertemuan dan puncak Upwelling yang merupakan kombinasi thermoclin pada perairan yang dangkal dan kisaran temperatur optimumnya bagi spesies ikan yang merupakan faktor pembatas pada daerah yang sempit Migrasi ikan pada waktu tertentu yang melalui massa air yang mempunyai kisaran temperatur optimum sebagai hasil pertemuan dari 2 massa air yang berbeda (sebagai contoh adalah daerah pertemuan arus Kuroshio dan Oyashio di Jepang ) Daerah yang dekat dengan bangunan-bangunan yang ada didasar laut (seperti terumbu karang, daerah topography yang menghasilkan campuran antra lapisan air atas dan lapisan air bawahnya, dan organisme yang dibawahnya merupakan makanan ikan) Beberap lokasi yang merupakan daerah yang baik untuk fishing ground karena merupakan derah yang spesifik bagi ikan guna menempelkan telur-telurnya (seperti dekat rumput laut, bangunan-bangunan atau kapal karam yang ada didasar laut) B. Syarat-syarat Daerah Penangkapan yang baik Daerah penangkapan yang baik mempunyai persyaratan sebagai berikut : Daerahnya cukup luas sehingga diharapkan suatu kelompok ikan tinggal secara utuh dalam satu kelompok Daerah tersebut banyak terdapat ikan-ikan serta hasil laut lainnya dan dapat dilakukan penangkapan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama Alat tangkap dapat dioperasikan secara baik dan aman Daerah tersebut dapat dicapai dengan kapal tangkap yang secara ekonomis menguntungkan Cukup tersedia makanan bagi anggota kelompok ikan, bik ikan kecil maupun ikan dewasa C. Daerah Pertemuan 2 Buah Arus Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena pertemuan 2 buah arus sebagai akibat perbedaan massa air, misalnya Arus Kuroshio dan arus Oyashio di perairan Jepang. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena mempunyai Temperatur Optimum Peristiwa pertemuan arus karena perbedaan massa air adalah sangat komplek. Ikan-ikan mengikutinya dan bergerak kearah permukaan mengikuti pergerakan organisme yang menjadi makanannya yang terbawa oleh arus. Contohnya adalah daerah pertemuan arus Kuroshio dan arus Oyashio di pantai Sauriku Jepang. Disana merupakan fishing ground dari Bonito, dimana gerakan ke utara dari arus Kuroshio yang panas terhadang oleh arus yang datang dari utara dari arus Kuroshio yang panas terhadang oleh arus yang datang dari utara yang dingin dan terjadi penetrasi, sehingga sekitar isotherm 22ºC merupakan 22

23 derah penangkapan ikan yang baik. Juga yang terjadi di Pantai Sanriku Jepang, arus Oyashio bertemu dengan cabang dari arus Kuroshio, sehingga merupakan fishing ground ikan Saury yang berkerumun pada isotehrm 10ºC sebagai akibat dari bertemunya arus tersebut dengan arus panas yang datang dari selatan. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena Percampuran Air yang mengarah ke atas Pertemuan antara arus panas dan arus dingin juga mengakibatkan terjadinya fluktuasi perubahan arus karena ruangan dan waktu yang menyebabkan massa air beradu, dan hal ini mengakibatkan arah arus kebawah atau sebaliknya malah keatas sebagai Upwelling. Akibat dari adanya perbedaan kecepatan arus dan arah yang saling bersilang sehingga masing-masing bertemu pada suatu daerah, maka yang demikian itu disebut sebagai bentuk/formasi Eddy. Hal ini mengingatkan kita pada mekanisme terjadinya Cyclon dan Typhoon di atmosophere. Gerakan-gerakan bentuk Eddy dengan gerakan air vertikal keatas dn kemudian bergerak menyebar ini sejenis dengan Upwelling, sedangkan gerakan yang lainnya adalah gerakan air vertikal kebawah lalu kemudian menyebar. Daerah yang dekat dengan pertemuan arus yang kemudian berkembang dan menyebabkan gerakan air ke permukaan dan lantas menyebar ini disebut dengan Surface Divergence, sedang sebaliknya yang menyebabkan gerakan air kedasar lantas menyebar ini disebut dengan Surface Convergence. Hal ini tentu menyebabkan tingkat kepadatan pada perairan yang dalam serta kandungan garam-garam mineral yang terbawa keatas ke lapisan permukaan dimana phytoplankton berpotosysntesis, sehingga menarik Zooplankton yang langsung maupun tidak langsung menjadi makanan bagi ikan-ikan. Kenyataannya sekitar daerah Convergence merupakan pertemuan arus. Disini kegiatan dalam rantai makanan bertambah, yaitu dengan adanya hewan-hewan yang memakan plankton, yang kemudian menarik ikan untuk memangsanya. Jadi Convergence yang kuat dapat mengkibatkan ikan-ikan menjadi terkonsentrasi, dan hal ini merupakan daerah penangkapan ikan yang baik. Daerah yang produktifitasnya tinggi yang merupakan daerah penangkapan ikan terbaik di dunia karena bertemunya 2 (dua) arus yaitu : Di Tohuku dan Hokkaido Jepang (pertemuan antara Kuroshio dan Oyashio) Sepanjang pantai Australia dan New Zealand (pertemuan antara arus timur Australia (East Australian Current / WWC) dengan Arus balik Angin Bagian Barat (West Wind Counter Current / WWC) Di afrika Selatan (pertemuan antara arus Agulhas (Agulhas Current / AGC) dengan Arus Balik Angin Barat (West Wind Counter Current/WWC) Di Patagonia yaitu disebelah Barat Daya Laut Atlantik pertemuan antara arus Brazil (Brazil Current/BC) dan arus Falkland (Falkland Current/FC) Di sebelah Barat Laut Samudra Atlantik (pertemuan arus frontal) Disebelah Timur Laut Samodra Atlantik (pertemuan arus frontal dan arus Artic) 23

24 D. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena adanya Arus Upwelling Beberapa bentuk daerah penangkapan ikan dimana beberapa diantaranya adalah sebagai akibat dari Upwelling yang kuat yang datangnya dari perairan laut dalam menuju ke permukaan. Daerah Upwelling diakibatkan oleh berapa hal, yaitu : Bila angin yang bertiup kearah lepas pantai (off shore wind) sangat keras dan air dipermukaan terbawa, maka lapisan permukaan menjadi turun, dan hal tersebutakan dikompensasikan dengan adanya Upwelling dari laut dalam yang dekat pantai. Bila ada terumbu karang atau tepi tebing, maka arus bawah air yang menghantamnya akan naik dan menjadi arus Upwelling Upwelling yang diakibatkan bertemunya 2 arus lalu naik dan kemudian ada dipermukaan arahnya berlawanan Upwelling yang diakibatkan karena adanya arus bawah yang melewati sisi bawah pulau atu berkarang besar yang kemudian arus tersebut naik kearah atas. Upwelling yang diakibatkan naiknya arus seperti yang terjadi pada bentuk/formasi Eddy (Bentuk Daerah Divergence) Daerah Upwelling ada bermacam-macam ukuran dan kekuatannya, tetapi umumnya mempunyai karakteristik sebagai berikut : Didaerah perairan laut dalam yang kaya akan nutrient akan dibawah ke atas lapisan permukaan, bercampur dengan phytoplankton dan menghasilkan konsentrasi makanan Di daerah Divergence dengan Upwelling yang kuat, Upwelling dari perairan laut dalam yang mana temperaturnya rendah dan kaya akan nutrient, bergerak menuju ke lapisan permukaan dan menjadikan daerah sekitarnya menjadi lebih dingin dengan tingkat kecerahan yang semakin berkurang Di daerah yang merupakan puncak dari Upwelling, lapisan thermocline terngkat keatas mendekati permukaan, dimana temperaturnya sangat cocok bagi banyak ikan yang berenang dan berkumpul pada area yang terbatas. Dibawah ini beberapa daerah Upwelling yang merupakan tujuan daerah penangkapan ikan di dunia, yaitu : Di Samodra Pasifik yang merupakan daerah penangkapan ikan teri (Anchovy) yaitu di Peru, Sardin di california dan Madidihang (Thunnus albacares) di Costa Rica. Di Samodra Atlantik yang merupakan daerah penangkapan ikan Sardine dan juga ikan-ikan dasar. Di Samodra Hindia yang merupakan daerah penangkapan ikan yang ada disepanjang pantai Somalia dan di Pantai Cochin di India 24

25 E. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena Topography Dasar atau Bentuk Dari Garis Pantai. Biasanya berpengaruh terhadap kecepatan arus bawah. Pada bentuk/formasi Eddy, ketika massa air panas dan dingin bertemu dan terjadi Upwelling, maka akibatnya arus air dingin dengan densitas yang tinggi berbelok kearah menuju kepermukaan (Surface Divergence). Maka daerah yang demikian ini merupakan daerah penangkapan ikan yang sangat baik. Sebagai contoh adalah massa air yang besar di Enshu Nada karena terjadinya fluktuasi arus Kuroshio sehingga naik keatas/kepermukaan (Surface Divergence). Contoh lain faktor topographi dasar yang ada di selat, arus yang melaluinya dapat memutar dan mencampur lapisan perairan yang ada dipermukaan dengan lapisan perairan yang ada dibawahnya. Hal ini juga dapat meningkatkan produktivitas biologi yang menghasilkan makanan dan menarik bagi ikan-ikan jenis Bonito dan ikan terbang untuk betah tinggal disana. F. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena faktor Kemiringan Benua (Continental shelves) Separoh dari sumber biologis di lautan ada pada daerah kemiringan benua, dan ikanikan sangat menyukai tinggal di daerah tersebut. Banyak sungai yang membawa nutrient dalam jumlah yang besar yang masuk ke perairan Continental shelves. Kenyataanya gelombang dan arus dapat mempengaruhi suhu perairan antara lapisan atas dengan lapisan dibawahnya. Daerah kemiringan benua mulai dari permukaan hingga kedasar kaya akan nutrient, penetrasi sinar matahari berlimpah dan jumlah organik matternya besar, sehingga menghasilkan phitoplankton dan zooplankton. Di Daerah kemiringan benua, banyak ikan dan binatang laut lainnya yang menjadi target dari operasi penangkapan. Di daerah kemiringan benua merupakan tempat yang ideal bagi ikan-ikan yang masih muda untuk tumbuh, karen banyak organisme dasar yang hidup didasar perairan. Didaerah ini proses rantai makanan berlangsung lebih cepat, sehingga produktivitas biologinya tinggi. Di daerah kemiringan benua yang merupakan daerah yang dangkal dengan sudut dasar kesinambungan adalah merupakan daerah operasi penangkapan yang baik bagi jenis-jenis alat yang cara pengoperasiaannya diseret (Drag Net). Perairan pantai di daerah kemiringan benua umumnya berhubungan langsung perairan laut yang terbuka. Contohnya di Timur Laut Cina tidak hanya dijumpai banyak ikan yang berenang, tetapi juga ditemukan pe nambahan ikanikan dasar. Contoh lainnya adalah di Laut Bering merupakan daerah yang spesifik karena masuknya air dingin dari utara. Dibawah ini adalah beberapa contoh daerah penangkapan di dunia yang merupakan daerah kemiringan benua : Di Samodra Pasifik sekitar Alaska yang merupakan daerah penangkapan Cod dan Kepiting (Crab) di laut Bering 25

26 Di Samodra Atlantik yang merupakan daerah penangkapan Turbot, Sole, Cod dan Sardine, di Laut Utara dan Laut Barents, Sea Bream dan Octopus di pantai barat Afrika, serta Cod dan Sardina di Newfoundland. G. Daerah Penangkapan Ikan yang terbentuk karena adanya Terumbu Karang Adanya terumbu karng bisa menjadikan sebagai Upwelling yang asalnya dri arus bawah seperti bentuk/formasi Eddy, sehingga gerakan air tersebut dapat menambah produktivitas biologi dan dalam jangka waktu yang lama dapat menjadikan gerombolan ikan menetap disana. Beberapa jenis ikan dan binatang laut lainnya tinggal dilokasi tersebut sambil melekatkan telur-telurnya. Bentuk karang asli maupun karang buatan sangat penting untuk daerah penangkapan ikan, karena di karang banyak organisme dasar yang merupakan makanan ikan. Dalam jangka waktu yang lama daerah karang akan tetap selalu di huni oleh ikan dan hewan laut lainnya, asal tidak rusak atau tercemar. Ada hubungan antara kedalaman, bentuk, ukuran/luas dan letak dari karang dan kuatnya arus yang melaluinya terhadap jumlah ikan dan binatang laut lain yang menghuninya. Contoh daerah sekitar karang yang produktif adalah : Newfoundland di Kanada dan Georgia di Laut Utara. H. Syarat-syarat Daerah Penangkapan Gill Net Daerah penangkapan untuk alat tangkap jaring Gill Net tergantung type jaringnya, tapi yang jelas faktor kedalaman perairan menjadi perhatian utama. Jaring Gill Net permukaan (Drift Gill Net) dioperasikan dengan dihanyutkan dilapisan perairan dekat dengan permukaan untuk menangkap ikan-ikan pelagis, sedang Jaring Gill Net Dasar (Bottom Gill Net) dioperasikan untuk menangkap ikan-ikan demersal yang ada di lapisan perairan perairan dekat dengan dasar. Prinsipnya jaring Gill Net dioperasikan pada suatu perairan yang arusnya tidak kuat sehingga dihrapkan ikan dapat tertangkap secara terpuntal (engtangled). Pengoperasian jaring Gill Net sangat baik bila dilakukan pada waktu malam hari. Syarat-syarat daerah penangkapan gill net yang baik (Agus Purnomo, 2002) : Arus tidak terlalu kuat (1-4 knots) dan arahnya beraturan. Perairan bukan merupakan daerah alur pelayaran. Khusus untuk gill net dasar, jangan memasang pada dasar perairan yang berbatu karang. Perairan tersebut bebas dari tonggak ataupun bangkai kapal tenggelam. Kalau mau memasang gill net permukaan jangan di perairan yang terlalu dalam. I. RANGKUMAN Daerah penangkapan adalah suatu perairan yang banyak terdapat ikan-ikan sasaran tangkap dapat dimamfaatkan untuk keperluan kebutuhan keluarga maupun untuk kalangan rumah tangga atau skala industri.keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan tidak sematamata tergantung dari kondisi alat tangkap dan manusianya, faktor lain yang juga berpengaruh ialah faktor daerah penangkapan dimana alat akan dioperasikan untuk menangkap ikan. 26

27 Suatu perairan disebut daerah penangkapan yang baik bila memenuhi beberapa kreteria atau persyaratan antara lain : Banyak terdapat kumpulan atau gerombolan ikan sepanjang musim Alat tangkap dioperasikan tidak mengalami kerusakan atau tersangkut Daerah perairan nya cukup luas Tidak terlalu jauh dari pangkalan secara ekonomis menguntungkan Termasuk kemampuan lain yang tidak kalah penting yaitu skill atau ketrampiln manusia nya., klasifikasi daerah penangkapan terdiri dari : 1. Daerah pertemuan 2 buah arus di perairan Jepang (Arus Kuroshio dan arus Ayashio): Daerah Penangkapan ikan yag terbentuk karena mempunyai temperatur yang optimum Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena percampuran air yang mengarah keatas 2. Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena adanya arus up welling 3. Daerah penangkapan yang terbentuk karena adanya topografi dasar atau garis pantai 4. Daerah penangkapan ikan yang terbentuk karena faktor kemiringan benua 5. Daerah penangkapan yang terbentuk karena adanya terumbu karang J. Latihan 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daerah penangkapan (Fishing ground)? 2. Jelaskan syarat-syarat daerah penangkapan (Fishing ground) yang baik? 3. Jelaskan mengapa daerah penangkapan ikan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha penangkapan ikan? 4. Jelaskan jenis-jenis daerah penangkapan ikan sesuai dengan alat tangkap yang digunakan? 5. Jelaskan hubungan antara alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dengan daerah penangkapan? 27

28 BAB VI TEKNIK PENGOPERASIAN GILL NET A. Teknik Pengoperasian Gill Net Operasi penangkapan jaring gill net biasanya dilakukan pada sore hari atau malam hari terutama jika bahan gill net dibuat dengan nilon multifilament. Apabila bahan gill net dari mono filament, gill net dapat dioperasikan siang hari. Cara pengoperasian jaring gill net setelah tiba di suatu fishing ground yang telah ditentukan adalah : 1. Kapal ditempatkan sedemikian rupa sehingga angina datangnya dari arah sampinglambung kapal dimana jaring akan diturunkan atau di naikkan. 2. Kedudukan jaring diusahakan memotong arus dengan sudut Kalau sudut potongnya kecil berarti jaring hamper sejajar dengan arah arus, maka mungkin ikan akan melanggar jaring kecil, sehingga penangkapan kurang berhasil, ini disebabkan karena sebagian besar ikan berenang menentang arus. 4. Jaring dipasang diatas arus sedang gerombolan ikan berada di bawah arus. 5. Waktu penurunan jaring, kapal berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keperluan olah gerak kapal membuang jaring. 6. Urut-urutan pembuangan (setting) jaring gill net : a. Pelampung bendera sebagai tanda b. Tali pelampung c. Jaring d. Diakhiri oleh tali pelampung dan pelampung bendera e. Tali pelampung dan ujungnya di ikatkan pada border atau tiang dikapal bila itu gill net hanyut f. Bila gill net tetap, pada ujungp-ujung jaring tali ris bawah disambung tali untuk jangkar 7. Setelah jaring berada diair kurang lebih 5 jam, kemudian dilakukan penarikan (hauling), di mana urut-urutannya berlawanan dengan waktu pembuangan alat tangkap(setting) 8. Waktu penarikkan jaring kapal berjalan sesuai dengan keperluan olah gerak kapal (1 4 knots) dan haluan kapal sedemikian rupa sehingga angin dating dari arah jaring yang sedang di tarik, dengan demikian angina mendorong kapal dan keadaan seperti ini meringankan dalam penarikan jaring, disamping itu jaring tidak mudah masuk propeller. 9. Hal-hal lain yang menyebabkan gill net menggulung atau kusut adalah arah pintalan tali ris yang sama, dimana seharusnya pintalannya berlawanan, setelah jaring terpasang, kemudian terjadi perubahan arah arus atau angina yang tidak beraturan dan karena diserang oleh kawanan ikan yang cukup besar dan banyak seperti ikan cucut. B. Cara Ikan Tertangkap Jaring Gill Net Ikan menabrak jaring, kemudian tersangkut dimata jaring pada bagian tutup insang, sirip dada, sirip punggung atau ekor, contohnya gill net yang dipasang hanyut baik 28

29 dipermukaan, ditengah, maupun didasar, terutama ikan-ikan seperti ikan tenggiri, tongkol, mackerel dan sebagainya. Ikan tergulung atau terbelit oleh lembaran jaring. Untuk sikan-ikanbesar seperti ikan tuna,cucut dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka gill net diberi warnasesuai dengan warna perairan dimana gill net akan dioperasikan, supaya jaring tidak mudah terlihat oleh gerombolan ikan. C. Pemeliharaan Jaring Gill Net Setelah dipakai operasi penangkapan ikan, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan yang bersifat pemeliharaan, yaitu dengan : 1. Jaring dicuci dengan air laut dan dibersihkan dari sisa ubur-ubur atau kotoran lain yang menempel pada benang. Untuk usaha gill net yang bersifat kecil-kecilan dimana kapal menggunakan kurang dari 10 pcs, disarankan sesampainya didarat dicuci dengan air tawar yang bersih. 2. Bagian yang rusak segera diperbaiki, sedangkan kalau robeknya besar dapat dilakukan perbaikan dengan cara menambal. 3. Hindarkan jaring dari terik matahari langsung, lindungilah dengan terpal. 4. Jauhkan jaring dari sumber api. 5. Penyimpanan di darat, sebaiknya digantung dan direntangkan serta diangin-anginkan ditempat yang terlindung dari terik matahari. D. Rangkuman Gill merupakan alat penangkap ikan yang berbentuk empat persegi panjang, dengan mata jaring yang sama diseluruh tubuh jaring, dilengkapi dengan pelampung, tali ris atas dan bawah. Ikan yang tertangkap karena terjerat, terbelit atau terpuntal pada mata jaring. Dilihat dari cara pengoperasiannya gill net biasanya dihanyutkan (drift gill net), dilabuh (set gill net), dan lingkarkan (encricling gill net). Dan dari tujuan ikan yang akan ditangkap gill net ada beberapa macam, yaitu gill net permukaan, gill net pertengahan, dan gill net dasar perairan. Gill net dioperasikan dengan kapal, disusun pada bagian buritan kapal, samping kiri atau kanan lambung kapal, dengan lama waktu perendaman + 5 jam. Langkah-langkah pembuangan jaring gill net : 1. lampu atau bola pelampung bendera sebagai tanda ujung jaring. 2. tali selambar atau tali antara pelampung bendera dan jaring. 3. tubuh jaring gill net. 4. tali selambar belakang. 5. pelampung bendera atau pelampung tanda terakhir. Setelah operasi alat tangkap gill net perlu dipelihara dengan dicuci air laut atau air tawar yang bersih untuk membersihkan kotoran yang menempel pada benang, dan dianginanginkan kemudian ditutup terpal agar tidak terkena terik matahari langsung. 29

30 E. Latihan 1. Jelaskan pengertian gill net! 2. Sebutkan macam-macam gill net! 3. Jelaskan cara pengoperasian gill net! 4. Jelaskan langkah-langkah pemeliharaan gill net! 30

31 BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN Pengetahuan tentang pembuatan dan cara mengoperasikan Gill net Milenium sangat bermanfaat dalam pengoperasian alat penangkapan ikan Hal ini memungkinkan para pengusaha penangkapan ikan lebih leluasa untuk mengkonstruksi, membuat dan mengoperasikan Gill net Milenium yang lebih sesuai dan efektif dalam operasi penangkapan ikan. Pada umumnya setiap jenis Gill net Milenium sebagai alat penangkapan ikan mempunyai sifat-sifat dan konstruksi yang khas untuk menangkap ikan dengan jenis tertentu. Memilih konstruksi untuk pembuatan dan megoperasikan Gill net Milenium harus disesuaikan dengan sifat-sifat ikan ikan yang akan ditangkap sehingga dengan demikian dalam usaha bidang penangkapan ikan dapat diharapkan keberhasilannya. B. TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN Modul ini kami sadari masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya untuk menyempurnakan modul ini sangat kami harapkan. Demikian, semoga bermanfaat dalam mengidentisikasi dan pembuatan serta operasi penangkapan ikan dengan Gill net Milenium, khususnya bagi peserta Diklat Peningkatan Keterampilan Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap Gill net Milenium dan umumnya bagi pembaca modul yang sederhana ini. Dalam melaksanakan tugas kita sehari hari mungkin menemui kesulitan, hambatan, namun jangan pernah berputus asa, karena setiap kesulitan dan hambatan pasti ada jalan keluarnya. 31

32 DAFTAR PUSTAKA , FAO Cataloque of Small Scale Fishing Gear. Fishing New (Books). Ltd. Surrey, England , Petunjuk Praktis Bagi Nelayan. Terjemahan BPPI, Semarang. Marzuki, Arifin, Teknik Penangkapan Ikan. BKPI, Tegal. Shadori, NS Teknik Penangkapan Ikan. Penerbit Angkasa, Bandung. Pranoto, Metode Penangkapan Ikan (Bagian I). Jurusan PSDP. Fakultas Perikanan Universitas Pancasakti Tegal, Tegal. Subani, W dan H.R. Barus Alat Tangkap Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No.50 (edisi Khusus). Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. Supriyanto, dkk Teknik Penangkapan Ikan dengan Jaring Insang. BKPI, Belawan. 32

33 BAHAN AJAR KENAVIGASIAN KAPAL IKAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BPPP TEGAL 2017 BAB I PENDAHULUAN 33

34 A. Latar Belakang Pada kapal perikanan khususnya dalam kegiatan penangkapan ikan di laut dengan berbagai bentuk dan ukurannya sangat diperlukan pengetahuan dan keterampilan bernavigasi, navigasi merupakan seni membawa kapal dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan aman dan selamat. Dengan demikian Navigasi mempunyai peran yang dominan dalam melayarkan kapal sejak dari pelabuhan pangkalan kemudian berlayar menuju daerah fishing ground, melaksanakan penangkapan hingga kembali ke pelabuhan pangkalan. Navigasi berasal dari bahasa Latin yaitu navis yang berarti kapal dan Agere artinya mengarahkan merupakan suatu proses mengarahkan pergerakan kapal atau pesawat terbang laut dari suatu tempat ke tempat lain. Mempelajari tentang navigasi mempunyai dua tujuan yaitu bagaimana menentukan tempat kedudukan atau posisi kapal di permukaan bumi dan bagaimana melayarkan kapal dari tempat tolak ke tempat tujuan dengan aman dan selamat Ilmu Pelayaran adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana membawa kapal dari tempat tolak ke tempat tiba dengan aman, singkat dan ekonomis. Untuk menentukan posisi kapal di peta laut merupakan suatu kompetensi tersendiri yang merupakan salah satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh calon jurumudi kapal penangkapan ikan. Pengetahuan menentukan posisi kapal di peta laut sangat penting hubungannya dengan penentuan arah haluan kapal dalam pelayaran. Disamping itu kaitannya dengan letak posisi tempat alat penangkapan ikan dioperasikan agar lebih berdaya guna dan berhasi guna. Peta laut adalah peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut lepas pantai maupun diperairan umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu bernavigasi untuk keselamatan pelayaran. Teknologi navigasi termasuk membaca peta laut merupakan salah satu pengetahuan / kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh para calon jurumudi kapal penangkapan ikan. 34

35 Buku ini bertujuan untuk membekali peserta Safari Pelatihan Penangkapan Ikan di TPI Asem Doyong Kabupaten Pemalang Tahun

36 BAB II PENENTUAN TEMPAT DI BUMI A. BENTUK BUMI Bumi merupakan benda berbentuk bulat berongga (didalamnya kosong ) di ruang angkasa yang bergerak bebas dan mempunyai jari-jari lebih kurang 6370 KM, tetapi di kulit bumi terdapat laut, tanah, manusia, flora dan fauna. Bukti bahwa bumi berbentuk bulat ; 1. Kapal berlayar datang mendekati kita, yang mula-mula tampak adalah bagian bangunan atasnya ( tiang ). 2. Penilik di bumi semakin tinggi tempatnya maka batas pandang akan semakin besar. 3. Apabila kita berjalan dengan satu jurusan, maka akhirnya kita akan tiba pada tempat semula. 4. Ada gerhana bulan, maka bayangan bumi di bulan adalah berbentuk suatu bundaran. B. DEFINISI LINGKARAN DI BUMI Bahwa bumi berputar mengelilingi sebuah garis yang disebut poros bumi dengan arah dari barat ke timur dalam satu kali putaran 24 jam. 1. Poros bumi, poros dimana bumi berputar / sebuah garis dimana bumi berputar mengelilinginya. 2. Kutub-kutub bumi; perpotongan poros bumi dengan permukaan bumi. Kutub bumi ada dua, yaitu ; a. Kutub Utara; Kutub bumi yang letaknya disebelah utara. b. Kutub Selatan, Kutub bumi yang letaknya disebelah selatan. 3. Lingkaran-lingkaran di bumi. Di bumi ada dua jenis lingkaran, yaitu ; a. Lingkaran kecil adalah lingkaran yang membagi luas bumi dalam dua bagian yang tidak sama besarnya ( titik pusatnya tidak berimpit dengan titik pusat bumi ) b. Lingkaran besar adalah lingkaran yang membagi luas bumi dalam dua bagian yang sama besar ( titik pusatnya selalu berimpit dengan Titik pusat bumi ). 36

37 Satuan lingkaran tersebut dalam derajat. 1 (satu) lingkaran = 360 derajat ( 360 º ) 1 (satu) derajat = 60 menit ( 60 ) 1 (satu) menit = 60 detik ( 60 ). 4. Katulistiwa ( Equator ) Katulistiwa adalah lingkaran besar di bumi ( perpotongan antara permukaan bumi dengan bidang yang melalui pusat bumi dan tegak lurus pada poros bumi ). Karena bidangnya tegak lurus pada poros bumi, maka semua titik-titik yang berada di katulistiwa jauhnya sama terhadap kutub utara dan kutub selatan. Bumi terbagi dalam dua belahan, yaitu ; a. Belahan bumi utara adalah bagian bumi dari katulistiwa ke sebelah utara hingga sampai kutub utara. b. Belahan bumi selatan adalah bagian bumi mulai dari katulistiwa ke sebelah selatan hingga sampai kutub selatan. Katulistiwa / Equator disebut juga dengan Jajar Lintang Nol. 5. Derajah Derajah adalah setengah lingkaran besar di permukaan bumi yang ditarik dari kutub ke kutub. Derajah dibagi dalam dua belahan, yaitu ; a. Derajah timur ialah derajah pada setengah belahan bumi melalui derajah 0 ke arah timur. b. Derajah barat ialah derajah pada setengah belahan bumi melalui derajah 0 ke arah barat. Derajah disebut juga Meridian atau Garis Bujur. Derajah Nol adalah derajah yang melalui bujur 0 atau yang melalui Kota Greenwich / Kota London ( Inggris ). 6. Jajar Jajar ialah semua lingkaran kecil di bumi yang berjalan atau letaknya Sejajar dengan katulistiwa. 37

38 Jajar disebut juga dengan parallel atau jajar lintang ataupun garis Lintang. Jajar terdapat pada kedua belahan bumi, yaitu ; a. Belahan bumi utara / jajar lintang utara adalah jajar yang letaknya di utara jajar lintang 0º. b. Belahan bumi selatan / jajar lintang selatan adalah jajar yang letak nya di selatan jajar lintang 0º. C. KOORDINAT DI BUMI Koordinat di bumi ialah penentuan tempat di bumi dengan lintang dan bujur. 1. Lintang Lintang suatu tempat di bumi adalah sebagaian busur derajah yang melalui tempat itu, di ukur mulai dari katulistiwa sampai jajar lintang tempat tersebut. Lintang dinyatakan dengan derajah, menit dan detik. Lintang dibedakan dalam lintang utara dan lintang selatan.lintang utara di hitung mulai dari katulistiwa ( 0 º ) ke utara sampai 90 º dan Lintang Selatan di hitung mulai dari katulistiwa ( 0 º ) ke selatan sampai 90 º. Perbedaan Lintang ( Delta Lintang ) Perbedaan Lintang adalah sebagaian busur derajah di hitung dari jajar titik yang satu sampai jajar titik yang lain atau perbedaan lintang antara dua tempat di bumi ini di sebut juga perubahan lintang. a. Lintang senama Adalah kedua titik atau tempat di bumi terletak pada lintang yang sama, Jadi kedua duanya pada lintang utara atau lintang selatan. Apabila dua Tempat di bumi mempunyai lintang yang sama, maka perbedaan lintang diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya satu sama lain yaitu lintang yang besar dikurangi lintang yang kecil. b. Lintang tak senama Adalah satu titik / tempat berada di lintang utara dan lainnya pada lintang selatan. Jadi kedua titik / tempat di bumi berada pada lintang yang berbeda. Sehingga untuk mengetahui perbedaan lintangnya dengan cara menjumlah 38

39 kan kedua lintangnya satu sama lain. 2. Bujur Bujur suatu tempat di bumi ialah sebagaian busur dari katulistiwa, di Ukur / di hitung mulai dari derajah nol (0) sampai derajah yang melalui tempat itu. Bujur dinyatakan dengan derajat, menit dan detik. Bujur dibedakan dua bagian, yaitu ; a. Bujur timur di hitung pada katulistiwa, mulai dari derajah 0º ke arah timur sampai 180º. b. Bujur barat di hitung pada katulistiwa mulai dari derajah 0º ke arah barat sampai 180º. Perbedaan Bujur ( Delta bujur ). Perbedaan adalah sebagaian bujur pada katulistiwa di hitung dari derajah titik yang satu sampai derajah titik yang lain atau perbedaan / selisih bujur antara dua tempat dipermukaan bumi. c. Bujur senama Adalah bujur kedua tempat senama. Jadi kedua-duanya tempat bi bumi berada pada bujur timur atau bujur barat. 39

40 BAB III ARAH MATA ANGIN A. ARAH MATA ANGIN UBL U UTL BL TL BBL B BBD TTL T TTG BD TG SBD S STG Mawar Pedoman 1. Mawar Pedoman a. Bagian-bagian mawar pedoman Terdapat Piringan Pedoman dan ada dipeta laut. Terdiri dari 360 dibaca dari kiri kekanan Terbagi atas 32 surat pedoman, sehingga satu surat pedoman 11 1/4 º. b. Mawar Pedoman terdiri dari 4 arah mata angin pokok, yaitu : Utara / North ( U/N ) = 000 º Timur / East ( T/E ) = 090 º Selatan / South ( S/S ) = 180 º Barat / West ( B/W ) = 270 º. c. Terbagi lagi dalam 4 arah mata angin pokok antara, yaitu : Timur Laut / North East ( TL / NE ) = 045 º Tenggara / South East ( TG / SE ) = 135 º Barat Daya / South West ( BD / SW ) = 225 º Barat Laut / Nort West ( BL / NW ) = 315 º d. Di antara arah mata angin popok dan pokok antara terdapat 8 arah mata angin antara, yaitu : 40

41 Utara Timur Laut / North North East ( UTL / NNE ) = 022 ½ º Timur Timur Laut / East North East ( TTL / ENE ) = 067 ½ º Timur Menenggara / East South East ( TTG / ESE = 112 ½ º Selatan Menenggara / South South East (STG/SSE) = 157 ½º Selatan Barat Daya / South South West (SBD/SSW) = 202 ½º Barat Barat Daya / West South West( BBD / WSW ) = 247 ½º Barat Barat Laut / West North West ( BBL / WNW ) = 292 ½ º Utara Barat Laut / North North West ( UBL / NNB ) = 337 ½º e. Dalam pelayaran pembacaan arah (haluan) kapal ada 2 macam, yaitu : Di baca derajatnya pada mawar pedoman, jadi dari 000 º sampai 360º. Haluan Utara = 000º Haluan Barat = 270º Haluan Timur Menenggara = 112 ½ º Haluan Barat Barat laut = 292 ½ º Pembacaan haluan tidak lebih dari 090 º, jadi dibaca dengan menyebutkan utara selatan sebagai arah mata angin pokok, dan Barat / Timur sebagai kererangan, Haluan 200 º = Selatan 20 ºBarat Haluan 310 º = Utara 50 º Barat Haluan 125 º = Selatan 55 º Timur Haluan 070 º = Utara 70 º Timur dstnya. B. VARIASI, DEVIASI dan SALAH TUNJUK ( SEMBIR ). 1. Variasi Arah Utara yang ditunjukkan oleh pedoman magnet ialah Arah Utara Magnetis bukan Arah Utara Sejati. Karena itu ada sudut selisih antara arah utara sejati dengan arah utara magnet disebut Variasi. Variasi disebut Sudut yang dibentuk antara arah utara sejati (US) dengan arah utara Magnet ( UM ). 41

42 Variasi dapat terjadi 2 kemungkinan, yaitu ; 1. Variasi Positif ( + ) atau Timur (T) Apabila Utara Magnet (UM) berada disebelah kanan Utara Sejati (US). b. Variasi Negatif ( - ) atau Barat (B) Apabila Utara Magnet ( UM ) berada disebelah kiri Utara Sejati ( US ). UM US US UM Var (-) Var (+) Variasi kiri ( Barat ) Variasi kanan ( Timur ) Variasi Positif dan Negatif Besar kecilnya variasi berbeda-beda menurut tempat dimana kita berdiri (bumi). Karena itu pada peta laut terdapat mawar pedoman yang juga menunjukkan berapa besar variasi di tempat tersebut pada waktu peta di buat ( Tahun ). Mawar pedoman yang luar menunjukkan arah utara sejati dan yang dalam menunjukkan arah utara magnet. Selisihnya adalah variasi tahun pembuatan peta tersebut. Mawar Pedoman pada Peta 42

43 Semua magnet mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ; Kutub magnet yang senama akan tolak menolak dan kutub tidak senama (berbeda ) akan tarik menarik. Kutub Magnet Kutub magnet mempunyai gaya tarik terhadap besi dan baja. Karena sifat - sifatnya maka kapal yang terbuat dari besi dan baja akan mempengaruhi dalam penunjukkan arah pedoman magnet. Sehingga bagi kapal besi/baja arah yang ditunjukkan oleh pedoman magnet tidak lagi arah utara magnet melainkan arah utara pedoman. 2. Deviasi Sudut antara utara pedoman (UP) dengan arah utara magnet(um) disebut Deviasi. Deviasi ada 2 kemungkinan, yaitu ; a. Deviasi positif (+) atau Timur (T) yaitu apabila utara pedoman (UP) berada disebelah kanan utara magnet b. Deviasi negatif (-) atau Barat (B) yaitu apabila utara pedoman (UP) berada disebelah kiri utara magnet. UP UM UM UP Dev (-) Dev (+) Deviasi kiri ( Barat ) Deviasi kanan ( Timur ) Deviasi Positif dan Negatif. 43

44 3. Salah Tunjuk / Sembir. Sudut yang di bentuk antara arah utara pedoman (UP) dan arah utara sejati (US) di sebut Salah tunjuk (ST) / sembir atau penjumlahan nilai variasi dan deviasi. Salah Tunjuk / Sembir 44

45 BAB IV HALUAN DAN BARINGAN A. Haluan Kapal Haluan Kapal adalah Sudut yang di bentuk oleh garis utara selatan dengan lunas kapal. Karena arah utara ada 3 yaitu ; 1. Utara Sejati (US), 2. Utara Magnet (UM) dan 3. Utara Pedoman (UP), maka haluan juga 3 macam. Ke 3 macam haluan, yaitu ; a. Haluan Sejati ( HS ) b. Haluan Magnet (HM) c. Haluan Pedoman (HP) Haluan Kapal. Dari pengertian di atas dapat di ambil rumus sebagai berikut ; 1. HS = HM + V 2. HS = HP + ST 3. HM = HP + D Pada kapal kayu dianggap tidak terdapat Deviasi, sehingga untuk mendapatkan 45

46 haluan sejati menggunakan rumus ; HS = HM + V Haluan Kapal HS = HM + V = 258º + ( -4º ) = 254º HS = HP + ST = 261º + ( -4º + -3º ) = 254º HM = HP + D = 261º + ( -3º ) = 258º B. Baringan Kapal Baringan kapal adalah Sudut yang di bentuk antara arah Utara dengan garis baringan. Garis baringan adalah Garis yang di tarik dari kapal ke benda baringan. 46

47 Syarat benda baringan ; a. Harus di kenal Baringan Kapal b. Tidak berpindah tempat ( bergerak ) c. Tertera/ ada di peta. 2. Baringan ada 3 macam, yaitu ; a. Baringan Sejati ( BS ) b. Baringan Magnet ( BM ) c. Baringan Pedoman ( BP ) Dari keterangan di atas dapat di ambil rumus ; BS = BM + V BS = BP + ST Untuk kapal kayu menggunakan rumus ; BS = BM + V Baringan Silang untuk menentukan posisi kapal. Garis baringan seperti dibicarakan di atas sangat penting dalam pelayaran, karena dengan garis baringan kita dapat mengetahui di mana kapal kita berada (posisi kapal). Jadi apabila kita mempunyai dua (2) atau lebih garis baringan dan garis-garis tersebut saling berpotongan maka kita dapat mengetahui kedudukan / posisi kapal. Baringan silang 47

48 3. Peringatan waktu membaring. a. Benda benda yang di baring harus dicari dan dipilih antara lain ; Benda benda yang betul-betul ada terlukis di atas peta Benda benda tetap di darat Benda benda yang dapat berubah tempatnya kurang baik untuk benda baringan tetapi apabila akan di ambil sebagai baringan terakhir Benda benda yang jauh di baring lebih dahulu, kemudian benda yang dekat. b. Besarnya sudut antara dua (2) garis baringan paling kecil 30º dan tidak lebih 90º. c. Waktu membaring harus dikerjakan dengan cepat dan dalam saat yang singkat d. Pada tiap tiap membaring, waktu harus di catat. Pentingnya menentukan posisi kapal. Posisi kapal dalam pelayaran sangat penting untuk diketahui pada setiap saat, hal tersebut karena dapat mencegah pelanggaran bernavigasi dan diketahui waktu tiba secara tepat serta memberi keamanan selama pelayaran. Penentuan posisi kapal dalam pelayaran umumnya dilaksanakan setiap 1 (satu) jam, Tetapi apabila cuaca cerah dilaksanakan setiap kurang dari 15 menit. Contoh baringan silang Haluan kapal HS = 335º, Variasi = + 1º Timur, Deviasi = + 2º Membaring lampu berhala BP ( I ) = 312º Membaring Tanjung Jabung BP ( II ) = 262º Perhitugan : ST = Var + Dev = 1º + 2º = 3º BS ( I ) = BP + ST = 312º + 3º = 315º BS ( II ) = BP + ST = 262º + 3º = 365º 48

49 BAB. V. MENJANGKA PETA A. Pengertian Map atau Peta ialah pemindahan bentuk lengkung bumi yang dipindahkan ke atas sebuah bidang datar. Secara umum map dan peta mempunyai pengertian yang sama, tetapi pada dasarnya mempunyai perbedaan perbedaan yang sangat prinsip. Map yaitu lebih menjurus kepada keadaan umum, keadaan daratan dan batas-batasnya secara geografis maupun politis. Map tidak dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan tidak ada peruman peruman, Sehingga tidak dapat digunakan untuk bernavigasi. Peta Laut yaitu lebih menjurus ke hal-hal dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh Seorang navigator dalam hal menentukan posisi, jarak, haluan serta hal-hal yang menyangkut keselamatan bernavigasi di laut. Dengan sendirinya dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan perumanperuman. Sehubungan dengan definisi dan pemakaiannya tersebut di atas, maka peta perlu dibedakan sesuai dengan sifat pemakaiannya ; a. Peta laut ( Nautical Chart ) b. Peta Penerbangan ( Aeronautical Chart ) c. Peta Cuaca ( Weather Chart ) d. Peta Bintang ( Star Chart ) Peta Laut merupakan gambaran sebagian permukaan bola bumi dalam bidang datar yang dipakai untuk suatu pelayaran baik di laut lepas maupun di peraiaran, seperti ; danau, Sungai, terusan dan lain-lainnya. Dengan kata lain peta laut merupakan peta yang dapat dipergunakan untuk berlalu lintas di atas air. Pembagian Peta Laut menurut Skala 1. Peta Ikhtisar Peta yang menggambarkan daerah yang luas dengan ukuran skala kecil 1 : atau lebih kecil. Dipergunakan terutama menunjukkan variasi, angin, arus, dan lain-lain. 2. Peta Haluan atau Peta Perantau Peta dengan ukuran skala lebih besar yaitu 1 : sampai dengan 1 : Dipergunakan untuk pelayaran pada jarak yang jauh dari pantai atau untuk menarik garis haluan. 3. Peta Pantai Peta dengan ukuran skala makin besar yaitu 1 : sampai dengan 1 : Dipergunakan untuk pelayaran antara pulau- pulau ataupun pelayaran sepanjang pantai. 4. Peta Penjelas Peta dengan ukuran skala 1 : atau lebih besar. Dipergunakan untuk navigasi di selat-selat atau di air pelayaran sulit/sempit. 49

50 5. Peta Rencana Peta dengan ukuran skala 1 : atau lebih besar. Namun menggambarkan bandar-bandar, pelabuhan, tempat berlabuh. Dipergunakan oleh kapal yang akan menyinggahi atau menuju tempat - tempat tersebut. Semakin besar skala suatu peta, semakin banyak detail-detail perairan yang ditunjukkan secara teliti demi keselamatan navigasi. Satuan Jarak di Laut Satuan jarak yang dipergunakan dalam bernavigasi di laut adalah Mil Laut ( International Nautical Mile ). Panjang keliling lingkaran katulistiwa bumi adalah meter, sedangkan panjang lingkaran derajah bumi sepanjang meter. Panjang rata-rata keliling lingkaran lingkaran besar di bola bumi adalah meter. Keliling busur lingkaran besar bola bumi tersebut adalah 360º atau dalam satuan menit menjadi sebesar menit. Ukuran 1 mil laut sama dengan 1 menit busur lingkaran besar rata-rata sehingga panjang 1 mil laut adalah meter dibagi = 1 851,851 meter dibulatkan menjadi meter. Skala Grafik Untuk mengukur atau menjangka jarak dari suatu tempat ke tempat lain di peta laut dipergunakan skala grafik peta. Skala grafik terdapat di garis-garis tepian peta sepanjang derajah yang berada di kiri dan kanan peta dimana sepanjang garis tersebut tertera nilai-nilai busur suatu lintang dari daerah yang dipetakan. Skala grafik merupakan skala yang dipergunakan untuk menyatakan besarnya jarak di peta. Setiap 1 derajat busur lintang menyatakan jarak 60 mil laut, dan 1 menit busur lintang menyatakan jarak 1 mil laut. Mawar Peta Mawar peta selalu tertera disetiap peta laut ini merupakan busur lingkaran yang menyatakan arah dengan pernyataan notasi angka. Mawar peta mempunyai fungsi sebagai petunjuk arah dari suatu tempat ke berbagai tempat lainnya di areal yang dipetakan. Notasi angka adalah nilai-nilai arah yang dinyatakan dengan angka-angka busur derajat yang dihitung mulai dari 0º ( Utara ) ke arah kanan searah putaran jarum jam menuju 90º ( Timur ), 180º ( Selatan ), 270º ( Barat ), menuju 359 º dan kembali ke 0º ( Utara = 360º ). Notasi angka sangat dominan dipakai dalam proses perhitungan-perhitungan untuk menentukan arah haluan kapal maupun arah baringan. Hal utama yang harus ada di dalam peta laut ; a.garis batas kedalaman harus nyata dan merata. Mengenai kedalaman air ini harus diberikan cukup jelas dan terperinci mengenai dalamnya air yang terkecil sampai pada yang terbesar. b. Sifat utama dari penerangan penerangan navigasi yang utama, seperti ; suar, kapal suar, dan lain-lain harus ada. Demikian juga benda-benda darat, garis merkah, tempat-tempat labuh jangkar serta Tanda-tanda lainnya yang diperlukanharus ada. c. Bagian darat tidak hanya menuujukan sifat serta bentuk garis pantai saja, tetapi harus menyatakan pula apakah daratan itu landai, rata, berbukut, curam atau bergunung-gunung. d. Keterangan yang bertautan dengan arus arus tertentu. 50

51 e. Keterangan-keterangan peta pada umumnya harus ada. f. Kerangka- kerangka serta bahaya-bahaya navigasi yang lainnya. Judul peta harus menggambarkan daerah yang dipetakan. Yang terpenting dalam keterangan ini antara lain skala, tahun percetakan, tahun survey, koreksi besar terakhir dan tahun koreksi kecil terakhir. Peta dikatakan baik, artinya : a. Pemetaan harus dilakukan secara modern b. Peruman harus berdekatan dan merata tanpa ada tempat-tempat yang kosong. c. Garis batas kedalaman perairan harus ada dan nyata tidak terputus-putus d. Keterangan-keterangan dan tanda-tanda yang diperlukan seorang navigator harus nyata dan jelas e. Garis pantai harus nyata, jelas, dan tidak terputus-putus f. Warna peta harus jelas, tiap peta diberi judul/title yang sesuai dengan daerah yang dipetakan. g. Kertas yang dipakai harus baik dan ukuran peta normal. B. Keterangan-keterangan umum pada peta laut 1. Keterangan detail yang terdapat pada peta laut, antara lain a. Nomor peta terdapat pada sudut kiri atas atau sudut kanan bawah peta b. Nama peta (title atau judul) biasanya ditempatkan pada tempat yang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu tanda-tanda atau keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pelayaran dalam peta tersebut c. Tahun survey/tahun pemetaan terdapat di bawah nama peta d. Tahun penerbitan terdapat di luar batas peta, tengah-tengah bawah f. Tahun penerbitan baru biasanya terdapat pada sebelah kanan tahun penerbitan lama. Jadi setelah kita mengetahui keterangan-keterangan yang terdapat pada peta laut, Maka apabila kita akan memesan peta laut cukup dengan tulisan ; a. Nomor peta b. Nama peta dan skalanya c. Negara yang menerbitkan dan tahun penerbitan d. Tahun percetakkan terbaru e. Tanggal koreksi besar dan kecil yang terakhir. Membaca tanda-tanda dan singkatan-singkatan di peta laut a. Garis pantai (Sifat pantai) Pantai pasir Batu karang 51

52 Lumpur b. Bentuk pantai Tk Sel Ka/Ma Tg/Ug Pk Teluk Selat Kuala/Muara Tanjung/Ujung Puncak b. Bandar dan Pelabuhan Tempat berlabuh kapal-kapal Perikanan, Sero Kantor Syahbandar d. Bahaya Batu karang tenggelam, berbahaya bagi Navigasi dipermukaan air. Pusaran air 52

53 Ombak pecah e. Berbagai batas Garis penuntun Batas daerah perikanan Daerah terlarang f. Keadaan dasar laut T P L Kri Spo Tanah Pasir Lumpur Kerikil Lumut karang Mata air tawar di dasar laut C. Sistem pelampung dan perambuan Di Indonesia digunakan sistem Lateral, karena sistem ini di pakai dipedalaman. Misalnya ; di tepi pantai, perairan sempit, sungai, dan pelabuhan. a. Fungsi pelampung/rambu Fungsi pelampung/rambu adalah sebagai tanda adanya bahaya, ada hambatan, Perubahan-perubahan, pembatasan dari dasar laut serta merupakan penuntun atau Petunjuk jalan yang aman diperbagai tempat terutama pada perairan yang Sempit agar kapal terhindar dari bahaya navigasi. 53

54 b. Konstruksi pelampung / rambu Di air / laut Di darat / pantai c. Sistem Lateral dibedakan atas ; 1. Pelampung sisi kanan - Bentuk : Runcing - Warna : Hitam, hitam putih berpetak, hitam kuning berpetak. - Tanda puncak : Segitiga hitam atau belah ketupat hitam - Lampu suar(jika ada) : Cerlang putih atau cerlang hijau Pelampungan dan Perambuan 2. Pelampung sisi kiri - Nomor : Ganjil ( 1, 3, 5, 7 dstnya ). - Bentuk : Tumpul atau guntung - Warna : Merah, merah putih berpetak, merah kuning berpetak. - Tanda puncak : Segi empat atau huruf T berwarna merah - Lampu suar(jika ada) : Cerlang putih atau cerlang merah - Nomor : Genap ( 2, 4, 6, 8 dstnya ). 54

55 3. Pelampung pertemuan atau gosong tengah pemisah - Bentuk : Bulat ( baik hilir maupun mudik ) - Warna : Putih merah melajur datar (baik hilir maupun mudik) - Tanda puncak : Bulat untuk hilir dan salib untuk mudik - Lampu suar(jika ada) : Isophase ( periode gelap sama dengan - periode terang ) 4. Pelampung kerangka - Bentuk : Runcing, Guntung, Bulat - Warna : Hijau. - Tanda puncak : Kerucut hijau, Guntung hijau, bola hijau - Lampu suar(jika ada) : Cerlang hijau 3,cerlang hijau 2,cerlang hijau1. 5. Pelampung Suar a. Warna penerangan Warna penerangan yang selalu di pakai ada 3 macam, yaitu : - Warna putih - Warna merah - Warna hijau 55

56 Penerangan merah khusus di pakai untuk pelampung warna merah dan Penerangan hijau untuk pelampung warna hitam sedangkan penerangan putih dapat dipakai untuk semua pelampung menurut kebutuhan. b. Sifat penerangan dan artinya - TM 10 M 18 m artinya Suar tetap merah, jarak tampak 10 Mil, dengan ketinggian menara suar 18 meter. - P 20 M 25 m artinya Suar terputus-putus, jarak tampak 20 Mil, dengan ketinggian menara suar 25 meter. - KC(2)5sec21M40m artinya Suar kelompok cerlang 2 kali dalam 5 detik, jarak tampak 21 Mil, dengan ketinggian menara suar 40 meter. - CH 7sec 10M 15m artinya Suar cerlang hijau setiap 7 detik, jarak tampak 10 Mil, dengan ketinggian menara suar 15 meter. D. Daftar pasang surut Daftar ini memuat untuk setiap bentuk pelabuhan, sungai, selat, teluk, dan alur-alur Pelayaran penting. Untuk kepulauan Indonesia dan Singapore kita memakai buku pasang surut kepulauan Indonesia ( Indonesia Archipelago Tide Table ). Cara menggunakan daftar pasang surut : - Cari tempat yang kita maksud - Bulan apa - Tanggal berapa - Jam berapa 56

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi GILL NET (Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi Pendahuluan Gill net (jaring insang) adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih TINJAUAN PUSTAKA Alat Tangkap Jaring Insang (Gill net) Jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi

Lebih terperinci

MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET)

MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT a n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Buku materi penyuluhan teknologi penangkapan ikan merupakan informasi yang memuat gambaran umum, klasifikasi, rancang bangun, metode pengoperasian, daerah penangkapan, tingkah laku ikan

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

Jaring Angkat

Jaring Angkat a. Jermal Jermal ialah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen, menantang atau berlawanlan dengan arus pasang surut. Beberapa jenis ikan, seperti beronang biasanya

Lebih terperinci

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel.

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel. JARING TRAMMEL Trammel net (Jaring trammel) merupakan salah satu jenis alat tangkap ikan yang banyak digunakan oleh nelayan terutama sejak pukat harimau dilarang penggunaannya. Di kalangan nelayan, trammel

Lebih terperinci

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar 21 3METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada tanggal 15 September 11 Desember 2010 ini bertempat di TPI Palabuhanratu. Sukabumi Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi eksperimen langsung

Lebih terperinci

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER VI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kedalaman laut dan salinitas air laut. 2.

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian penangkapan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dilakukan di perairan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Penelitian

Lebih terperinci

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) PURSE SEINE (PUKAT CINCIN) Guru Pengampu: ADZWAR MUDZTAHID TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN SMK NEGERI 3 TEGAL Hal-1 METODE PENANGKAPAN DAN ALAT TANGKAP PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) PENDAHULUAN P ukat cincin

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN) 2.1 Potensi dan Usaha Perikanan di Indonesia 2.1.1 Perikanan dan Potensi Indonesia Berdasarkan UU. No 31 tahun 2004. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008). TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Perikanan Indonesia terletak di titik puncak ragam jenis ikan laut dari perairan tropis Indo-Pasifik yang merupakan sistem ekologi bumi terbesar yang terbentang dari pantai

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi tiga lapis (trammel net ) induk udang ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Error! Bookmark not defined. Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi; PRAKTEK MENGGAMAR DAN MEMACA DESAIN ALAT TANGKAP IKAN 1. Petunjuk Umum Menggambar Desain Alat tangkap a. Dibuatkan kotak pembatas gambar b. Terdapat Judul, Kode alat, hasil tangkapan, Ukuran Utama kapal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penangkapan Ikan Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha manusia untuk menghasilkan ikan dan organisme lainnya di perairan, keberhasilan usaha penangkapan

Lebih terperinci

KAPAL IKAN PURSE SEINE

KAPAL IKAN PURSE SEINE KAPAL IKAN PURSE SEINE Contoh Kapal Purse Seine, Mini Purse Seine, Pengoperasian alat tangkap. DESAIN KAPAL PURSE SEINE Spesifikasi kapal ikan yang perlu di perhatikan : 1. Spesifikasi teknis : khusus

Lebih terperinci

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

HASAN BASRI PROGRAM STUDI PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP TAMPILAN GILLNET : UJI COBA DI FLUME TANK HASAN BASRI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon (Lampiran 1). Survey dan persiapan penelitian seperti pencarian jaring,

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net) Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon Kota Cirebon merupakan kota yang berada di wilayah timur Jawa Barat dan terletak pada jalur transportasi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon secara

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2013, hlm 32 39 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ALAT TANGKAP JARING KURAU YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS ISNANIAH 1), IRWANDY

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-5 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN SIRKULASI MASSA AIR (Bagian 2) ASEP HAMZAH

PERTEMUAN KE-5 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN SIRKULASI MASSA AIR (Bagian 2) ASEP HAMZAH PERTEMUAN KE-5 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN SIRKULASI MASSA AIR (Bagian 2) ASEP HAMZAH What is a thermocline? A thermocline is the transition layer between warmer mixed water at the ocean's surface and

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Alat tangkap gillnet millenium

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Alat tangkap gillnet millenium aa3 a 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap 2.1.1 Alat tangkap gillnet millenium Jaring insang adalah salah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring monofilamen atau

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo 58 5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo Dalam pengoperasiannya, bagan rambo menggunakan cahaya untuk menarik dan mengumpulkan ikan pada catchable area. Penggunaan cahaya buatan yang berkapasitas

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 33 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Unit penangkapan ikan 1) Kapal Kapal yang digunakan merupakan sarana untuk mengangkut nelayan beserta alat tangkap ke daerah penangkapan ikan. Kapal yang biasa

Lebih terperinci

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Riil Fasilitas Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu Fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu dibagi menjadi dua aspek, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Lokasi Penelitian Cirebon merupakan daerah yang terletak di tepi pantai utara Jawa Barat tepatnya diperbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR ABSTRAK PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR Erfind Nurdin Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristrasi I tanggal: 18 September 2007;

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN JARING INSANG (GILL NET) DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

DAERAH PERAIRAN YANG SUBUR. Riza Rahman Hakim, S.Pi

DAERAH PERAIRAN YANG SUBUR. Riza Rahman Hakim, S.Pi DAERAH PERAIRAN YANG SUBUR Riza Rahman Hakim, S.Pi Ciri-ciri daerah perairan yang subur 1. Daerah konvergensi - Daerah perairan tempat pertemuan dua masa air berupa pertemuan dua arus yang kuat. - Perbedaan

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N Pendahuluan Ekosistem terumbu karang merupakan gantungan hidup bagi masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA Agus Salim Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 29 Mei 2008; Diterima

Lebih terperinci

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN PINTA PURBOWATI 141211133014 MINAT TIHP FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Teluk Mutiara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peta lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar

Lebih terperinci

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK STUDI KOMPARATIF ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (drift gillnet) BAWAL TAHUN 1999 DENGAN TAHUN 2007 DI DESA MESKOM KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROPINSI RIAU Irwandy Syofyan S.Pi. M.Si 1),

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi SPL Dari pengamatan pola sebaran suhu permukaan laut di sepanjang perairan Selat Sunda yang di analisis dari data penginderaan jauh satelit modis terlihat ada pembagian

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4 1. Berdasarkan letaknya laut-laut yang berada di Indonesia merupakan contoh laut jenis... transgresi pedalaman pertengahan regresi

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan Fishing Methods: Gillnetting By. Ledhyane Ika Harlyan Tujuan Instruksional Khusus (Semoga) Mahasiswa dapat: 1. Menyebutkan macam-macam gillnet 2. Teknis tertangkapnya ikan dengan menggunakan gillnet 3.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun Sekotong Lombok Barat, NTB. Pelaksanaan penelitian selama ± 65 hari dari bulan Februari hingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun memiliki hak yang sama untuk mengambil atau mengeksploitasi sumberdaya didalamnya. Nelayan menangkap

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI NELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di bulan Maret hingga bulan April 011. Penelitian ini meliputi pembuatan alat dan pengambilan data di Cisolok. Jaring rampus

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat

Lebih terperinci

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.5 1. Bagi para nelayan yang menggunakan kapal modern, informasi tentang gerakan air laut terutama digunakan untuk... mendeteksi

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan 6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan Daerah penangkapan ikan kakap (Lutjanus sp.) oleh nelayan di Kabupaten Kupang tersebar diberbagai lokasi jalur penangkapan.

Lebih terperinci

UJI COBA DAN PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP JARING IKAN TERUBUK LAPIS DUA DI PERAIRAN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

UJI COBA DAN PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP JARING IKAN TERUBUK LAPIS DUA DI PERAIRAN BENGKALIS, PROVINSI RIAU Uji Coba dan Pengoperasian Alat Tangkap... di Perairan Bengkalis, Provinsi Riau (Salim, Agus & Hufiadi) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan atau binatang air lainnya serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaring Arad Jaring arad (mini trawl) adalah jaring yang berbentuk kerucut yang tertutup ke arah ujung kantong dan melebar ke arah depan dengan adanya sayap. Bagian-bagiannya

Lebih terperinci

DESIGN AND CONSTRUCTION OF GILLNET IN THE VILLAGE NIPAH PANJANG 2 SUBDISTRICT OF NIPAH PANJANG TANJUNG JABUNG TIMUR REGENCY PROVINCE OF JAMBI

DESIGN AND CONSTRUCTION OF GILLNET IN THE VILLAGE NIPAH PANJANG 2 SUBDISTRICT OF NIPAH PANJANG TANJUNG JABUNG TIMUR REGENCY PROVINCE OF JAMBI DESIGN AND CONSTRUCTION OF GILLNET IN THE VILLAGE NIPAH PANJANG 2 SUBDISTRICT OF NIPAH PANJANG TANJUNG JABUNG TIMUR REGENCY PROVINCE OF JAMBI By : ; ; 3) Email : Taufiqurrahman.j@student.unri.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan Fishing Methods: Gillnetting By. Ledhyane Ika Harlyan Tujuan Instruksional Khusus (Semoga) Mahasiswa dapat: 1. Menyebutkan macam-macam gillnet 2. Teknis tertangkapnya ikan dengan menggunakan gillnet 3.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

HASAN BASRI PROGRAM STUDI PENGARUH KECEPATAN ARUS TERHADAP TAMPILAN GILLNET : UJI COBA DI FLUME TANK HASAN BASRI PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net Gillnet Keterangan: 1. Tali pelampung 2. Pelampung 3. Tali ris atas 4. Badan jarring 5. Tali ris bawah 6. Tali pemberat 7. Pemberat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 14 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan tingkah laku ikan pada proses penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya dilakukan di perairan Kabupaten Barru Selat Makassar, Sulawesi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis TINJAUAN PUSTAKA Unit Penangkapan Ikan Jaring insang Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang dibentuk menjadi empat persegi

Lebih terperinci

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi Samudera Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi mendingin, uap air di atmosfer mengembun membentuk air.

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line Standar Nasional Indonesia Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(3): 93-97, Juni 2013 ISSN 2337-4306 Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow The suitability of purse seine and

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 31 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 cahaya Menurut Cayless dan Marsden (1983), iluminasi atau intensitas penerangan adalah nilai pancaran cahaya yang jatuh pada suatu bidang permukaan. cahaya dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan 4.1.1 Purse seine (1) Alat tangkap Pukat cincin (purse seine) di daerah Maluku Tenggara yang menjadi objek penelitian lebih dikenal dengan sebutan

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2. Istilah

Lebih terperinci

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com BULETINTEKNIKLITKAYASA Volume 15 Nomor 2 Desember 2017 e-issn: 2541-2450 BEBERAPA JENIS PANCING

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk mempresentasikan data kecepatan angin dalam bentuk mawar angin sebagai

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR

PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR Pengaruh Penggunaan Mata Pancing.. terhadap Hasil Tangkapan Layur (Anggawangsa, R.F., et al.) PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCNG GANDA PADA RAWA TEGAK TERHADAP HASL TANGKAPAN LAYUR ABSTRAK Regi Fiji Anggawangsa

Lebih terperinci

UJI OPERASIONAL ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN JARING CIKER (JARING TIGA LAPIS ATAU TRAMMEL NET)

UJI OPERASIONAL ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN JARING CIKER (JARING TIGA LAPIS ATAU TRAMMEL NET) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com BULETINTEKNIKLITKAYASA Volume 15 Nomor 1 Juni 2017 p-issn: 1693-7961 e-issn: 2541-2450 UJI OPERASIONAL

Lebih terperinci

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Migrasi ikan adalah adalah pergerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO Teknik Penangkapan Ikan Pelagis Besar... di Kwandang, Kabupaten Gorontalo (Rahmat, E.) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Lebih terperinci

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian Hand line: Pancing ulur merupakan suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari seutas tali dengan mata pancing berbentuk seperti jangkar. Pada mata pancing diikatkan umpan. Berdasarkan klasifikasi DKP tahun

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Tangkap Jaring Insang Dasar di Korong Ujung Labung Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman

Rancang Bangun Alat Tangkap Jaring Insang Dasar di Korong Ujung Labung Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman Rancang Bangun Alat Tangkap Jaring Insang Dasar di Korong Ujung Labung Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman Pie Opra Ramanda 1), Yuspardianto 2), dan Suardi ML 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA 4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain: 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Indonesia adalah negara kepulauan dengan kawasan maritim yang sangat luas sehingga Indonesia memiliki kekayaan perikanan yang sangat kaya.pengetahuan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak pada garis

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 30 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL 5.1.1 Unit penangkapan Pancing rumpon merupakan unit penangkapan yang terdiri dari beberapa alat tangkap pancing yang melakukan pengoperasian dengan alat bantu rumpon.

Lebih terperinci

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti Sebuah lagu berjudul Nenek moyangku seorang pelaut membuat saya teringat akan kekayaan laut Indonesia. Tapi beberapa waktu lalu, beberapa nelayan Kepulauan

Lebih terperinci

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESCRIPTION OF FISHING GEARS IN KECAMATAN BONTOMANAI, KEPULAUAN SELAYAR REGENCY Andi Lisdawati 1), Najamuddin 1), Andi Assir

Lebih terperinci

ALAT PENANGKAPAN IKAN GILL NET

ALAT PENANGKAPAN IKAN GILL NET ALAT PENANGKAPAN IKAN GILL NET 1. A. PENDAHULUAN 1. Definisi Alat Tangkap Gill net sering diterjemahkan dengan jaring insang, jaring rahang, dan lain sebagainya. Istilah gill net didasarkan pada pemikiran

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH Hidup ikan Dipengaruhi lingkungan suhu, salinitas, oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien)

Lebih terperinci

Alat Tangkap Longline

Alat Tangkap Longline Alat Tangkap Longline Longline merupakan suatu alat tangkap yang efektif digunakan untuk menangkap ikan tuna. Selain itu alat tangkap ini selektif terhadap hasil tangkapannya dan pengoperasiannya bersifat

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Iluminasi cahaya Cahaya pada pengoperasian bagan berfungsi sebagai pengumpul ikan. Cahaya yang diperlukan memiliki beberapa karakteristik, yaitu iluminasi yang tinggi, arah pancaran

Lebih terperinci

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Teluk Jakarta Secara geografis Teluk Jakarta (Gambar 9) terletak pada 5 o 55 30-6 o 07 00 Lintang Selatan dan 106 o 42 30-106 o 59 30 Bujur Timur. Batasan di sebelah

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT Sumindar dan Henra Kuslani Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru

Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Penelitian 4... Keadaan umurn perairan Secara geografis Perairan Pulau Mampu berada di sebelah Barat Laut perairan Dumai dan perairan ini terletak pada titik koordinat

Lebih terperinci

Pengumunan terkait revisi Dosen Pengampu dan Materi DPI

Pengumunan terkait revisi Dosen Pengampu dan Materi DPI Pengumunan terkait revisi Dosen Pengampu dan Materi DPI Dosen Pengampu: RIN, ASEP, DIAN, MUTA Revisi pada pertemuan ke 13-15 Sehubungan dgn MK Indraja yg dihapus. Terkait hal tersebut, silakan disesuaikan

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1

Lebih terperinci