BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. KAWASAN TUJUAN WISATA. Dalam rangka pengembangan Pariwisata Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun (RIPPARNAS). Dalam RIPPARNAS ditetapkan 50 DPN (Destinasi Pariwisata Nasional), yang didalamnya tercakup 88 KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Selanjutnya, untuk keperluan pengembangan Pariwisata Indonesia, ditetapkan pula 223 KPPN (Kawasan Pembangunan Pariwisata Nasional) yang tersebar dari Pulau Weh sampai ke Merauke. Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan dalam mendukung Pariwisata, menetapkan 5 Propinsi sebagai sampel penelitian, yaitu : 1. Propinsi Sumatera Utara. 2. Propinsi Bali 3. Propinsi Sulawesi Tenggara 4. Propinsi Nusa Tenggara Timur 5. Propinsi Papua Barat. Mengingat perwilayahan pengembangan Pariwisata tidak mengikuti perwilayahan Administrasi Pemerintahan, keberadaan DPN Nias Simeulue dan sekitarnya yang berada dalam 2 Propinsi, maka Pulau Simeulue yang berada di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tetap diteliti. Demikian juga halnya dengan Pulau Lombok yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat, karena berkaitan erat dengan Pulau Bali, terutama yang menyangkut wilayah, budaya, dan sistem transportasi, maka Pulau Lombok ikut menjadi objek penelitian. Dengan demikian, sampel penelitian ini meliputi 12 DPN (24%) dari total 50 DPN, seperti yang terlihat pada tabel 5.1. V-1

2 Tabel Destinasi Pariwisata Nasional Objek Penelitian Nomor Destinasi Pariwisata Nasional Propinsi Nias Simeleu Medan Toba Bali Nusa Lembongan Lombok Gili Tramena Komodo Ruteng Kalimutu Maumere Sumba Waikabubak Alor Lembata Kupang Rotendao Kendari Wakatobi Sorong Raja Ampat Manokwari Fakfak Sumber: Data Diolah Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Udara Sumatera Udara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tenggara Papua Barat Papua Barat Di dalam 12 DPN ini terdapat 25 KSPN (28,4% dari 88 KSPN) dan 49 KPPN (22% dari 223 KPPN) yang menjadi objek penelitian, seperti yang terlihat pada tabel 5.2. Tabel KPPN Yang Diteliti No. Destinasi Pariwisata Nasional No. Destinasi Pariwisata Nasional Simeulue Nias Barat Teluk Dalam Medan Kota Tangkahan Leuser Bukit Lawang Toba Sibolga Bali Utara / Singaraja Menjangan Pemuteran Taman Nasional Bali Barat Bedugul Kuta Sanur Nusa Dua Nusa Penida Komodo Labuhan Bajo Ruteng Bajawa Ende Kelimutu Meumere Sikka Waingapu Laiwangi Wanggameti Waikabubak Manupeh Tanah Daru Larantuka Lamalera Lembata Alor Kalabahi Nemberala Rotendao Kupang Soe Bau Bau V-2

3 15. Ubud 40. Kendari 16. Kintamani Danau Batur 41. Rawa Aopa Watumohai 17. Besakih Gunung Agung 42. Wakatobi 18. Tulamben Amed 43. Sorong 19. Karang Asem - Amuk 44. Raja Ampat 20. Rinjani 45. Waigeo 21. Gili Tramena 46. Teluk Bintuni 22. Mataram Kota 47. Manokwari 23. Pantai Selatan Lombok 48. Pergunungan Fak Fak dan 24. Praya - Sade Pergunungan Kumafa. 25. Sumbawa Barat 49. Teluk Cendrawasih Sumber: Data Diolah Berdasarkan analisis yang dilakukan, tidak semua KPPN mendapat manfaat atas keberadaan jaringan pelayanan ASDP (7 KPPN), dengan alasan : 1. Kawasan tersebut berada jauh dipedalaman dan jauh dari perairan yang dapat dilayani. 2. Kawasan tersebut jauh dari wilayah pelayanan ASDP, serta tidak layak untuk dijangkau pelayanan ASDP. 3. Walaupun kawasan tersebut berada di pinggir pantai, akses perairan tidak layak untuk dipertimbangkan dan akses jalan raya lebih dominan dan lebih cocok. 25 KPPN (51%) memperoleh manfaat, dan setidaknya 17 KPPN (35%) beropotensi untuk mendapat manfaat keberadaan pelayanan jaringan ASDP, karena : 1. Kawasan tersebut telah ada jaringan pelayanan ASDP, hanya perlu peningkatan dengan koordinasi diantara para pelaksana. 2. Disekitar kawasan tersebut sudah ada jaringan pelayanan ASDP, hanya belum sampai lokasi tujuan wisata, dapat diusulkan untuk perpanjangan trayek/lintasan sampai ke tujuan wisata. 3. Kawasan tersebut sudah masuk perencanaan (Master Plan ASDP), hanya saatnya belum tiba. Hal ini dapat diusulkan untuk percepatan pelaksanaannya. V-3

4 4. Kawasan tujuan wisata tersebut sangat potensial untuk dilayani, hanya belum masuk Master Plan ASDP. Hal ini dapat di koordinasikan oleh pihak terkait. 5. Beberapa kawasan tujuan wisata potensial untuk dilayani secara khusus dan simultan oleh ASDP dengan suatu sistem pelayanan yang baru, inipun potensinya dapat dibicarakan misalnya : Package Tour, Special Cruisses. Terjadinya kondisi keberadaan jaringan ASDP yang tidak termanfaatkan oleh Sektor Pariwisata adalah akibat lemahnya koordinasi antar Sektoral dan lemahnya perpaduan program yang disetujui oleh Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Komisi Anggaran DPR-RI. Setelah butir klasifikasi kondisi pelayanan jaringan ASDP di kawasan pengembangan Pariwisata dianalisis dan diketahui serta dipahami, sinergi belum akan diperoleh kalau belum ada upaya pertemuan koordinasi kedua sektor tekait, baik ditingkat pusat, daerah, maupun ditingkat pelaksana. Hal tersebut diatas disimpulkan dari hasil diskusi Tim dengan para pelaksana di lapangan. B. Kemampuan Jaringan Pelayanan ASDP. Jaringan pelayanan ASDP yang ada dan yang direncanakan (Master Plan ) dihadapkan dengan 12 DPN (RIPPARNAS ), akan menggambarkan seberapa jauh potensi ASDP dapat melayani kawasan pariwisata tersebut. Dari potensi jaringan ASDP tersebut, langkah-langkah strategis dapat disusun bersama-sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam suatu sinergi yang optimal. Berikut akan diperlihatkan kondisi jaringan pelayanan ASDP (Sarana dan Prasarana) dikawasan 49 KPPN: 1. DPN Nias Simeulue ( Peta Jaringan ASDP Wisata pada Gambar 5.1) terdapat 3 KPPN yaitu : a. KPPN Simeulue dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1.) Pelabuhan Penyeberangan : Sinabang 2.) Lintas Penyeberangan : - Sinabang Labuhan Haji - Sinabang Singkil - Sinabang Pulau Banyak - Sinabang Meulaboh. V-4

5 3.) Kapal : - KMP Tanjung Burang. - KMP Belanak. - KMP Teluk Sinabang. - KMP Teluk Singkil. b. KPPN Nias Barat dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1.) Pelabuhan Penyeberangan : Gunung Sitoli 2.) Lintas Penyeberangan : - Sibolga G. Sitoli - G. Sitoli Singkil 3.) Kapal : - KMP Teluk Singkil - KMP Belanak. c. KPPN Teluk Dalam dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1.) Pelabuhan Penyeberangan : Rencana dalam Master Plan ) Lintas Penyeberangan : Sibolga Teluk Dalam 3.) Kapal : KMP Raja Enggano. V-5

6 V-6

7 2. DPN Medan Toba (Peta Jaringan ASDP Wisata pada Gambar 5.2) terdapat 5 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Medan Kota. Lintas penyeberangan Belawan- Penang berpotensi dihidupkan lagi. b. KPPN Tangkahan Leuser Belum diperlukan Jaringan ASDP, namun pelabuhan Tapak Tuan dapat dijadikan akses masuk dari pantai Barat Sumatera. c. KPPN Bukit Lawang Belum diperlukan Jaringan ASDP. d. KPPN Toba dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan penyeberangan : - Ajibata - Tomok - Nainggolan - Muara 2) Lintas Penyeberangan : - Ajibata Tomok - Nainggolan Muara 3) Kapal : - KMP Tao Toba I dan II - KMP Sumut I dan II e. KPPN Sibolga dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut: 1) Pelabuhan Penyeberangan : Sibolga (belum beroperasi) 2) Lintas Penyeberangan : - Sibolga G. Sitoli - Teluk Dalam Sibolga 3). Kapal : - KMP Belanak - KMP Tanjung Buram - KMP Raja Enggano - KPM Tello V-7

8 3 V-8

9 3. DPN Bali Nusa Lembongan (Peta Jaringan ASDP Wisata pada Gambar 5.3) terdapat 11 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Bali Utara Belum ada fasilitas ASDP, tetapi sudah ada rencana lintas penyeberangan Singaraja- Kangean. b. KPPN Menjangan- Pemuteran Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi untuk menghubungkan dengan Pulau Menjangan dan Pelabuhan Gilimanuk. c. KPPN Taman Nasional Bali Barat Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi berupa akses dari pelabuhan penyeberangan Gilimanuk atau Pelabuhan Penyeberangan Ketapang. d. KPPN Bedugul. Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi angkutan perairan daratan. e. KPPN Kuta- Sanur- Nusa Dua. Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi berupa akses ke pulau Nusa Penida. f. KPPN Nusa Penida dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut: 1) Pelabuhan Penyeberangan : Nusa Penida 2) Lintas Penyeberangan : Gunaksa Nusa Panida 3) Kapal : - KMP Inerie g. KPPN Ubud Tidak diperlukan fasilitas ASDP h. KPPN Kintamani Danau Batur - KMP Nusa Jaya Abadi Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi Angkutan Perairan Daratan. i. KPPN Besakih Gunung Agung Tidak diperlukan fasilitas ASDP. j. KPPN Tulamben Amed Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP. k. KPPN Karang Asem- Amuk Pelabuhan penyeberangan Padangbai ada dikawasan ini yang menyeberangkan 23 KMP setiap hari. V-9

10 39 37 V-10

11 4. DPN Lombok Gili Tramena ( Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.4) terdapat 6 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Rinjani Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP di danau Segara Anakan. b. KPPN Gili Tramena Belum ada fasilitas ASDP, baru ada rencana pelabuhan penyeberangan di Bangsal. c. KPPN Mataram Kota dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut: 1) Pelabuhan Penyeberangan : Lembar 2) Lintas Penyeberangan : Lembar Padangbai 3) Kapal : 23 buah KMP d. KPPN Pantai Selatan Lombok Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP ke pelabuhan penyeberangan Sekotong dan lintas penyeberangan ke Sumbawa Barat. e. KPPN Praya Sade Belum ada fasilitas ASDP f. KPPN Sumbawa Barat Belum ada fasilitas, ada potensi ASDP V-11

12 35 V-12

13 5. DPN Komodo Ruteng (Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.5) terdapat 3 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Labuhan Bajo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut: 1) Pelabuhan Penyeberangan : Labuhan Bajo 2) Litas Penyeberangan : - Labuhan Bajo Sape - Jampea Labuhan Bajo 3) Kapal : - KMP Cengkih Apo - KMP Dewana Dharma - KMP Mandala Nusantara - KMP Cakalang - KMP Sangka Pelangga b. KPPN Komodo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut: 1) Pelabuhan penyeberangan belum ada, namun bisa anker dilaut. 2) Lintas penyeberangan: - Komodo-Labuan Bajo. - Sape-Komodo 3) Kapal : - KMP Cengkeh Apo - KMP Dewana Dharma - KMP Mandala Nusantara - KMP Cakalang c. KPPN Ruteng Tidak diperlukan fasilitas ASDP. V-13

14 3 V-14

15 6. DPN Kelimutu- Meumere (Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.6 ) terdapat 3 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Bajawa Tidak diperlukan fasilitas ASDP. b. KPPN Ende Kalimutu dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut: 1) Pelabuhan Penyeberangan : Nangakeo (Ende) 2) Lintas Penyeberangan : - Kupang Ende - Ende - Waingapu 3) Kapal : KMP Ile Ape c. KPPN Meumere Sikka Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP V-15

16 31 V-16

17 7. DPN Sumba- Waikabubak ( Peta Jaringan ASDP, Wisata Gambar 5.7) terdapat 2 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Waingapu-Laiwangi Wanggameti dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Waingapu 2) Lintas Penyeberangan : - Waingapu Sabu - Waingapu Aimere - Waingapu Ende - Waingapu Sape 3) Kapal : - KMP Rokatenda - KMP Ile Ape b. KPPN Waikabubak Manupeh Tanah Daru dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Waikelo 2) Lintas Penyeberangan : - Waikelo Sape - Waikelo Aimere 3) Kapal : - KMP Cakalang. V-17

18 V-18

19 8. DPN Alor- Lembata ( Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.8) terdapat 3 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Larantuka dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Larantuka 2) Lintas Penyeberangan : - Larantuka Kupang - Larantuka Wewerang 3) Kapal : - KMP Uma Kalada - KMP Namparnos b. KPPN Lamalera Lembata dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Lewoleba 2) Lintas Penyeberangan : - Lewoleba Waiwerang - Lewoleba Baranusa 3) Kapal : KMP Namparnos. c. KPPN Alor- Kalabahi dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Lintas Penyeberangan : - Kalabahi Baranusa - Kalabahi Teluk Gurita 2) Pelabuhan Penyeberangan : Kalabahi 3) Kapal : KMP Namparnos V-19

20 V-20

21 9. DPN Kupang Rotendao (Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.9) terdapat 2 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Nemberala Rotendao dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Rote 2) Lintas Penyeberangan : Kupang Rote 3) Kapal : KMP Ile Mandiri b. KPPN Kupang Soe dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : - Balok - Hansisi 2) Lintas Penyeberangan : - Kupang Rote - Kupang Seba - Kupang Larantuka - Kupang Kalabahi - Kupang Aimere - Kupang Ende - Kupang Hansisi 3) Kapal : - KMP ILE Mandiri - KMP Cucut - KMP Ile Ape. V-21

22 V-22

23 10. DPN Kendari- Wakatobi (Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.10) terdapat 4 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Baubau dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : - Baubau - Kamaru - Labuan (sedang dibangun) 2) Lintas Penyeberangan : - Baubau - Dongkala - Kamaru - Wanci 3) Kapal : - KMP Madidihang - KMP Bahtera Mas b. KPPN Kendari dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Kendari 2) Lintas Penyeberangan : Kendari- Lenggara 3) Kapal : KMP Ariwangan c. KPPN Rawa Aopa Watumohai Belum ada fasilitas ASDP d. KPPN Wakatobi dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Wanci 2) Lintas Penyeberangan : Wanci Kawaru 3) Kapal : KMP Bahtera Mas V-23

24 3 V-24

25 11. DPN Sorong- Raja Ampat (Peta jaringan ASDP Wisata Gambar 5.11) terdapat 3 KKPN sebagai berikut : a. KPPN Raja Ampat dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Waigama (sedang dibangun) 2) LintasPenyeberangan : - Waigama Limalas - Folley Harapan Jaya - Sorong Folley - Sorong Limalas - Sorong Weejin - Weejin Kofiau 3) Kapal : - KMP Komodo - KMP Kurisi b. KPPN Sorong dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : - Sorong - Arar 2) Lintas Penyeberangan : - Sorong Waisai - Waisai - Sorong 3) Kapal : - KMP Arar - KMP Komodo - KMP Kurisi c. KPPN Waigeo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Waisai 2) Lintas Penyeberangan : - Kabare Sorong - Waisai Sorong 3) Kapal : - KMP Kurisi - KMP Arar V-25

26 V-26

27 12. DPN Manokwari- Fakfak (Peta Jaringan ASDP Wisata Gambar 5.12) terdapat 4 KPPN sebagai berikut : a. KPPN Teluk Bintuni dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Arranday ( Rencana ) 2) Lintas Penyeberangan : Arranday Fakfak 3) Kapal : Rencana b. KPPN Manokwari dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Manokwari 2) Lintas Penyeberangan : - Manokwari Biak - Manokwari Numfor - Manokwari Wasior - Wasior - Nabire 3) Kapal : - KMP Kasuari Pasifik IV. c. KPPN Fakfak Kumafa dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Fakfak (sedang dibangun) 2) LIntas Penyeberangan : - Fakfak Arranday - Fakfak Wahai 3) Kapal : Direncanakan d. KPPN Teluk Cendrawasih dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut : 1) Pelabuhan Penyeberangan : Wasior 2) Lintas Penyeberangan : - Wasior Manokwari - Wasior Nabire 3) Kapal : KMP Napan Wainami V-27

28 V-28

29 Mempelajari kemampuan pelayanan jaringan ASDP tersebut diatas dan posisi jaringan ASDP di 12 DPN (Tabel 5.3), jaringan pelayanan ASDP yang ada secara prinsip sudah dapat melayani kawasan pariwisata dengan melakukan koordinasi diantara para pelaksana dilapangan sebanyak 29 KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) atau 59%. Siapakah yang akan memulai pendekatan tersebut? Karena Kementerian Perhubungan yang pertama kali menyadarinya melalui suatu penelitian, maka seyogyanya Kementerian Perhubungan lah yang mengambil inisiatif mengambil pendekatan. Peningkatan jaringan pelayanan ASDP dilakukan bersama-sama antara pihak sektor pariwisata dan sektor perhubungan, karena akan menyangkut aspek-aspek perencanaan, penganggaran, pengawasan serta teknis perkapalan dan teknis pariwisata. Berikut ini evaluasi terhadap 49 KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) : 1. Simeulue dan sekitarnya. Pulau Simeulue sebagai kawasan pengembang pariwisata nasional belum tergarap dengan baik. Banyak potensi pariwisata belum terangkat, yang sudah siap di jual adalah wisata bahari dan wisata pantai, salah satunya yang unik adalah pantai dengan pasir warna merah yang tidak ditemukan di tempat lain. Terumbu karang dan aneka jenis ikan juga ditawarkan dari daerah ini. Promosi wisata yang belum terlihat digarap sebagaimana mestinya, sehingga potensi belum terlihat dengan baik. Namun akses menuju pulau Simeulue cukup baik, terutama moda ASDP, telah ada jaringan tetap kapal ASDP menuju pulau Simeulue yaitu : a. Labuhan Haji Sinabang dengan kapal KMP Teluk Sinabang. b. Singkal Simatang dengan KMP Teluk Singkil. Jaringan pelayanan ASDP siap mendukung akses ke pulau Simeulue, Labuhan Haji, dan Singkel dari Gunung Sitoli dan Sibolga, berpotensial untuk dibuka, faktor koordinasi perlu ditingkatkan. 2. Nias Barat dan sekitarnya. Promosi pariwisata dari Nias Barat kurang memadai, sedangkan akses jaringan pelayanan ASDP sudah bagus. Telah dibangun pelabuhan penyeberangan di Gunung Sitoli yang melayani KMP Belanak dan KMP Tanjung Burang menuju Sibolga dan KMP Singkel ke V-29

30 Pulau Banyak. Peningkatan tentu perlu dilakukan, namun koordinasi lembaga terkait tidak bisa di tawar lagi. 3. Teluk Dalam dan sekitarnya. Teluk Dalam adalah bagian timur pulau Nias, merupakan kawasan strategis pariwisata nasional, memiliki obyek wisata : 1. Ombak bergulung untuk surfing 2. Tradisi lompat batu yang unik 3. Wisata pantai dan bahari 4. Waterfall dan lain lain. Promosi Teluk Dalam sudah lebih baik dan jaringan ASDP juga sudah baik. Lintas Penyeberangan Teluk Dalam - Sibolga dilayani oleh KMP Raja Enggano dan KMP Pulau Telo. Pelabuhan Penyeberangan Teluk Dalam sedang dibangun dan banyak lintas penyeberangan ke pulau-pulau kecil yang potensial dibagian timur seperti : 5. Pulau Telo 6. Pulau Pini 7. Pulau Sigata 8. Pulau Tanah Masa 9. Pulau Tanah Bela. Peningkatan pelayanan ASDP melalui koordinasi dan komunikasi aktif Sektor Pariwisata dan Sektor Transportasi. 4. Medan - Kota dan sekitarnya. Kota Medan adalah pintu masuk utama ke Provinsi Sumatera Utara dan bahkan juga untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pernah ada lintas Penyeberangan Belawan - Penang, tapi tidak berkembang, namun ada potensi untuk di kembangkan kembali. 5. Tangkahan-Leuser dan sekitarnya Ekowisata Tangkahan berdekatan dengan taman nasional Leuser memiliki fauna dan flora yang unik sangat digemari oleh wisatawan. Akses langsung pelayaran jaringan ASDP tidak di perlukan, kecuali akses melalui Tapak Tuan dibuka. V-30

31 6. Bukit Lawang dan sekitarnya. Bukit Lawang juga merupakan ekowisata potensial sesudah Tangkahan, namun tidak memerlukan prioritas jaringan ASDP. 7. Toba dan sekitarnya. Danau Toba adalah jualan wisata andalan dan telah didukung oleh angkutan danau ASDP telah menyediakan pula 2 lintas penyeberangan danau: 10. Lintas Ajibata-Tomok dengan KMP Teo Toba I dan II 11. Lintas Nainggolan- Muara dengan KMP Sumut I dan II Peningkatan yang diperlukan sektor pariwisata, cukup dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan sektor perkembangan. 8. Sibolga dan sekitarnya Kota Sibolga adalah pintu keluar menuju ke gugusan pulau-pulau indah eksotis Nias, melalui lintas Sibolga-Gunung Sitoli dan Sibolga-Teluk Dalam dengan kapal kapal : KMP Belanak, KMP Tanjung Burang, KMP Raja Enggano dan KMP Telo. 9. Taman Nasional Bali Barat Taman Nasional Bali Barat merupakan kawasan strategis pariwisata berdekatan dengan pelabuhan Gilimanuk yang sudah berkembang pesat menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Bali. Lintas Penyeberangan yang beroperasi 24 jam dan dilayani oleh 37 kapal penyeberangan. Namun, apabila perlu fasilitas khusus untuk pariwisata, dapat di koordinasikan dengan sektor perhubungan. 10. Menjangan- Pemuteran dan sekitarnya. Kawasan strategis pulau Menjangan dan kawasan wisata alam Pemuteran, merupakan wisata pantai dan bahari yang mungkin dapat memanfaatkan akses pelabuhan penyebarangan Gilimanuk. Untuk kelancaran arus wisatawan ke pulau Menjangan, dapat dibangun lintas penyeberangan, walaupun tidak besar akan tetapi cukup fungsional. Komunikasi dan koordinasi kedua sektor diperlukan untuk menjalin sinergi selanjutnya. 11. Bedugul dan sekitarnya. Bedugul adalah kawasan strategis Taman Tirta Danau Bedugul dan Danau Buyan. Di kedua danau ini dapat dikembangkan angkutan danau maupun lintas penyeberangan danau. Koordinasi dan komunikasi antara kedua sektor perlu ditingkatkan. V-31

32 12. Kintamani Danau Batur dan sekitarnya. Kawasan strategis Kintamani yang dibelakangnya ada Pura Batur, Gunung Batur dan Danau Batur terdapat juga wisata budaya, air panas, taman air dan desa wisata yang sudah banyak di kunjungi wisatawan dan sudah berkembang. Disekeliling Danau Batur sudah ada jalan raya, namun ada potensi untuk mengembangkan angkutan danau untuk memperpendek jarak (Short cut). 13. Besakih Gunung Agung dan sekitarnya Kawasan Besakih dan Gungun Agung tidak membutuhkan fasilitas ASDP. 14. Tulamben - Amed dan sekitarnya Kawasan strategis pantai Tulambun dan Pantai Amed adalah wisata pantai dan bahari, namun fasilitas ASDP tidak diperlukan. 15. Karang Asem Amuk dan sekitarnya Kawasan strategis Karang Asem dan Amuk memiliki pelabuhan Padang Bai yang menyeberangkan 23 buah kapal motor Penyeberangan menuju pelabuhan Lembar (Lombok). Peningkatan pelayanan ASDP tentunya diupayakan setelah ada komunikasi dan koordinasi. 16. Nusa Penida dan sekitarnya Pulau Nusa Penida yang banyak obyek wisata budaya alam dan taman laut sedang berkembang pesat telah memiliki pelabuhan penyeberangan Nusa Pemida sebagai tunjulan pelabuhan Gunaksa yang sedang dibangun dan di layani KMP INERIE dan KMP Nusa Jaya Abadi. 17. Kuta Sanur Nusa Dua dan sekitarnya. Kawasan strategis Kuta, Sanur dan Nusa Dua adalah kawasan elit yang dapat di akses melalui Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Genoa. 18. UBUD dan sekitarnya. Kawasan strategis ubud tidak membutuhkan fasilitas ASDP. V-32

33 19. Bali Utara/Singaraja dan sekitarnya Kawasan strategis Singaraja sudah ada rencana jaringan lintas penyeberangan Singaraja Kangean. Namun animo lintas penyeberangan ini belum memperlihatkan dorongan untuk percepatan pembangunannya. 20. Gili Tramena. Taman Gili Tramena yang di dampingi oleh Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan merupakan obkek wisata bahari yang menakjubkan. Gugusan kepulauan ini akan mendapat akses dari pelabuhan Penyeberangan Bangsal. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana ASDP di kawasan ini akan sejalan dengan rencana pembangunan kawasan strategis Gili Tramena. Termasuk hubungan dengan pelabuhan Penyeberangan Padang Bai. 21. Rinjani dan sekitarnya. Kawasan Gunung Rinjani dan Danau Segara Anakan tidak memerlukan fasilitas ASDP, kecuali pengembangan angkutan danau di Danau Segara Anakan. 22. Pantai Selatan Lombok dan sekitarnya. Kawasan strategis Pantai Lombok Selatan adalah duplikai kawasan Pantai Bali dan memiliki potensi hubungan dengan Sumbawa Barat melalui lintas Penyeberangan. Namun di sebelah barat tidak ada akses ke Sekotong, yang telah memiliki rencana lintas penyeberangan ke pulau Nusa Pemida. 23. Mataram Kota dan sekitarnya. Kota Mataram adalah pintu masuk utama ke pulau Lombok melalui moda angkutan udara dan pelabuhan penyeberangan Lembar. Kawasan Mataram memiliki kawasan wisata budaya seperti Cakra Negara dan taman Suranade. Pelabuhan Penyeberangan Lembar adalah timpalan pelabuhan penyeberangan Padang Bai yang mengoperasikan 23 buah kapal motor penyeberangan. Peningkatan pelayanan dilakukan sesuai dengan permintaan sektor pariwisata. 24. Praya - Sade Kawasan Praya - Sade tidak membutuhkan fasilitas ASDP. V-33

34 25. Sumbawa Barat dan sekitarnya. Kawasan Sumbawa Barat merupakan wilayah baru untuk menampung ekspansi pariwisata dari pulau Lombok. Kawasan Sumbawa Barat memiliki pertambangan yang dikelola oleh New Mont. Akses lintasan Sumbawa Barat ke pantai Tenggara pulau Lombok potensial untuk dikembangkan oleh ASDP. 26. Komodo dan sekitarnya. Binatang Komodo sangat sensitif terhadap lingkungannya, terutama kebisingan, oleh karena itu kapal tidak bisa mendekati pantai dan buang jangkar di tengah laut dan mendaratkan wisatawan dengan sekoci. Namun lintasan penyeberangan dari Sape dan dari Labuan Bajo sudah sejak lama beroperasi. Bahkan dibangun kapal motor penyeberangan dengan nama KMP Komodo. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata dan Sektor Kehutanan. 27. Labuhan Bajo dan sekitarnya. Labuhan Bajo adalah pelabuhan penyeberangan yang merupakan pintu masuk utama ke pulau Flores dari arah barat. Pelabuhan penyeberangan ini melanyani KMP Cengkih Apo, KMP Duwana Dharma, KMP Mandala Nusantara, dan KMP Cakalang. 28. Ruteng dan sekitarnya Kawasan Ruteng tidak membutuhkan fasilitas ASDP. 29. Bajawa dan sekitarnya Kawasan Bajawa tidak memerlukan fasilitas ASDP. 30. Ende Kelimutu dan sekitarnya. Ende adalah pintu masuk pulau Flores bagian selatan, akses utama menuju Danau Kalimutu yang unik memiliki tiga warna. Ende memiliki pelabuhan laut dan pelabuhan Penyeberangan dengan mengoperasikan KMP Ile Ape ke Kupang dan Waingapu. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 31. Maumere Sikka dan sekitarnya Kawasan ini belum memanfaatkan fasilitas ASDP namun apabila diperlukan dapat perpanjangan trayek dari Larantuka. V-34

35 32. Larantuka dan sekitarnya. Kawasan Larantuka dilayani oleh lintas ASDP Kupang Larantuka dengan KMP Uma Kalada dan Larantuka Waeiwerang dengan KMP Namparnos. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata 33. Lamarela Lembata dan sekitarnya. Kawasan ini dilayani oleh lintas Weiwerang Lewoleba Baranusa - Kalabahi. Dengan KMP Namparnos dan Kupang Lawoleba dengan KMP Ile Boleng. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata 34. Alor Kalabahi dan sekitarnya. Kawasan pulau Alor dilayani melalui lintas Penyeberangan Baranusa Kalabahi dan Teluk Gurita- Kalabahi dengan KMP Namparnos dan Kupang- Kalabahi dengan KMP Cucut. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 35. Numberala Rotendao dan sekitarnya. Kawasan pulau Rotendao dengan pelabuhan Rote dilayani oleh KMP Ile Mandiri dari Kupang. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 36. Kupang Soe dan sekitarnya. Pelabuhan Penyeberangan Balok melayani lintas Penyeberangan : 12. Kupang - Luwokba dengan KMP Ile Boleng 13. Kupang - Rote dengan KMP Ile Mandiri 14. Kupang Ende dengan KMP Ile APE 15. Kupang - Sabu dengan KMP Uma Kalada 16. Kupang Larontuka dengan KMP Uma Kalada 17. Kupang Kalabaki dengan KMP Cucut 18. Kupang Aimere dengan KMP Cucut. Sedang kawasan Soe dilayani melalui pelabuhan Penyeberangan Bolok. V-35

36 37. Waikabubak Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya. Waikabubak dan taman nasional Manupeh Tanah Daru di akses melalui pelabuhan Penyeberangan Waikelo. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata 38. Waingapu Lawangi Wanggameti dan sekitarnya. Kawasan ini diakses melalui pelabuhan Waingapu yang melayani trayek dari : 19. Sabu dengan KMP Rokatenda 20. Aimere dengan KMP Rokatenda. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata 39. Rawa Aopa Watumohai dan sekitarnya Rawa Aopa Watumohai adalah kawasan lindung berada di sebelah barat daya Kendari, yang kaya dengan Flora dan Fauna serta deposit batu kapur dan batu alam. Akses ke kawasan ini melalui pantai memungkinkan adanya akses ASDP. 40. Kendari dan sekitarnya. Kendari adalah pintu utama memasuki wilayah Sulawesi Tenggara, yang memiliki Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pelabuhan Penyeberangan lintas Penyeberangan Kendari - Lenggara (Pulau Wowoni) dilayani oleh KMP Ariwangan. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata 41. Bau Bau dan sekitarnya. Kawasan Bau Bau di pulau Buton memiliki pelabuhan laut disamping pelabuhan penyeberangan kepulauan Muna (pelabuhan penyeberangan Dongkala) dengan KMP Madidikang.Sedangkan lintasan Kamaru Wanci (pulau Wangi Wangi) dilayani oleh KMP Bahtera Mas. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 42. Wakatobi dan sekitarnya. Taman Nasional Wakatobi berada di gugusan kepulaun Tukang Besi, yang terdiri dari Pulau Wangiwangi, Pulau Lengkesi, Pulau Kaledupa, Pulau Tongea, dan Pulau Binangko. Taman Bahari yang kaya dengan aneka binatang laut dan trumbu karang serta medan ikan paus dan ikan pari. Lintas Penyeberangan utama ke kawasan Wakatobi adalah kawasan V-36

37 Wanci dengan KMP Bahtera Mas untuk mendukung akses menuju Wakatobi, telah dibangun banyak pelabuhan Penyeberangan diantaranya : 1. Pulau Buton : - Bau Bau - Kamaru - Labauan 2. Pulau Muna : - Mawasangka - Tolandona - Wara - Tampo - Tondasi Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 3. Raja Ampat dan sekitarnya. Raja Ampat adalah kabupaten Kepulauan Raja Ampat, yang sering juga disebut kawasan Raja Ampat. Hampir seluruh pulau di kepulauan Raja Ampat disebut sebagai kawasan wisata Raja Ampat, sedangkan kawasan strategis pariwisata nasional Raja Ampat adalah Taman laut kepulauan Raja Ampat, Pulau Kofiao dan Kepulauan Raja Ampat. Jaringan pelayanan kapal motor penyeberangan menjangkau hampir semua kawasan wisata di kabupaten Raja Ampat. Ada 3 Kapal Motor Penyeberangan yaitu KMP Arar, KMP Kurisi dan KMP Komodo melayani 14 trayek dengan hanya 2 pelabuhan penyeberangan, yaitu Sorong dan Waisai di pulau Waigeo. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 4. Sorong dan sekitarnya. Sorong adalah pintu masuk utama ke wilayah Papua Barat sebelah barat, memiliki bandar udara, pelabuhan laut dan pelabuhan penyebarangan. KMP Aras, KMP Komodo dan KMP Kurisi melayani penyeberangan di wilayah Papua Barat yang berangkat dari Sorong menuju ke kawasan strategis pariwisata nasional Raja Ampat, kawasan Pulau Waigeo dan kawasan pulau Gam sampai pelabuhan Penyeberangan Petani dan Weda di pulau Halmahera. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. V-37

38 5. Waigeo dan sekitarnya Kawasan pulau Waigeo memiliki wisata bahari yang tidak kalah dari taman laut Raja Ampat. Kawasan ini relatif lebih gampang dijangkau oleh turis lokal maupun mancanegara dengan menggunakan kapal cepat, sedangkan kawasan strategis Raja Ampat jaraknya lebih jauh. Waisai adalah pelabuhan penyeberangan yang baru selesai dan sudah dioperasikan. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 6. Manokwari dan sekitarnya Kota Manokwari adalah ibukota Provinsi Papua Barat, merupakan pintu masuk utama provinsi Papua Barat bagian Timur, Manokwari memiliki bandar udara, pelabuhan laut dan pelabuhan Penyeberangan, ASDP Manokwari di kelola oleh cabang ASDP Biak. Kantong wisata Teluk Bintuni, Teluk Cendrawasih, pegunungan Fakfak dan Kumafa dikendalikan dari Manokwari, pada hal Teluk Bintuni, pegunungan Fakfak dan pegunungan Kumafa juga dapat diakses dari sebelah barat melalui kota Sorong. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 7. Teluk Cendrawasih dan sekitarnya Teluk Cendrawasih yang dijadikan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional, memiliki : cagar alam pulau Rumberpon, cagar alam pulau Moiswaar, cagar alam laut teluk Cendrawasih dan pulau Room. Jaringan pelayanan ASDP sedang dibangun, sedangkan kapasitas yang ada baru menjangkau pulau Nunfor dan Biak. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata. 8. Teluk Bintuni dan sekitarnya. Kawasan wisata bahari ini belum terjangkau jaringan pelayanan ASDP, namun pembangunan pelabuhan Penyeberangan telah dilaksanakan. 9. Fakfak Kumafa dan sekitarnya. Wisata pegunungan ini akan mendapat akses melalui pelabuhan Penyeberangan yang dibangun di Fakfak. V-38

39 Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, posisi jaringan pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di 12 DPN yang disigi seperti tercantum pada table 5.3 dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pada 25 KPPN, pelaksana lapangan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sudah dapat melakukan koordinasi lansung dengan pelaksana lapangan Sektor Pariwisata. 2. Pada 4 KPPN dapat diusulkan percepatan pembangunan fasilitas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan. 3. Pada 13 KPPN dapat diadakan studi untuk memperoleh kepastian atas potensi pelayanan yang ada. 4. Sedangkan 7 KPPN tidak punya potensi untuk dikembangkan jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan. No. KPPN Peningkatan ASDP Tabel 5.3 Matrik Posisi Jaringan ASDP di 12 DPN Ada Rencana di Masterplan Ada Potensi Jaringan ASDP ASDP Tidak Diperluka n 1. Simeulue V 2. Nias Barat V 3. Teluk Dalam V 4. Medan Kota V 5. Tangkahan-Leuser V 6. Bakit Lawang V 7. Toba V 8. Sibolga V 9. Bali Utara/ Singaraja V 10. Menjangan-Pemuteran V 11. Taman Nasional Bali Barat V 12. Bedugul V 13. Kuta-Sanus-Nusa Dua V 14. Nusa Penida V 15. Ubud V 16. Kintamani-Danau Batur V 17. Besakih-Gunung Agung V 18. Tulamben-Amed V 19. Karang Asem-Amuk V 20. Rinjani V 21. Gili Tramena V 22. Mataram Kota V V-39

40 23. Pantai Selatan Lombok V 24. Praya-Sade V 25. Sumbawa Barat V 26. Komodo V 27. Labuan Bajo V 28. Ruteng V 29. Bajawa V 30. Ende-Kelimutu V 31. Meumere-Sikka V 32. Waingapu-Laiwangi V Wanggameti 33. Waikabubak-Manupeh V Tanah Daru 34. Larantuka V 35. Lamalera-Lembata V 36. Alor-Kalabahi V 37. Nemberala-Rotendao V 38. Kupang-Soe V 39. Bau bau V 40. Kendari V 41. Rawa Aopa-Watumohai V 42. Wakatobi V 43. Sorong V 44. Raja Ampat V 45. Waigeo V 46. Teluk Bintuni V 47. Manokwari V 48. Pegunungan Fak fak- Pegunungan Kumafa 49. Teluk Cendrawasih V Total Sumber : Data diolah. V V-40

Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata. 281 Halaman, 61 Gambar, 54 Tabel, 5 Diagram.

Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata. 281 Halaman, 61 Gambar, 54 Tabel, 5 Diagram. EXECUTIVE SUMMARY (A) (B) Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata. 281 Halaman, 61 Gambar, 54 Tabel, 5 Diagram. (C) Kata Kunci: Pelayanan,, DPN, KPPN, KSPN.

Lebih terperinci

Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis

Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata i Nasional Oleh : Ir. Henky Hermantoro, MURP/MPA Sekditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL

INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL

PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL

Lebih terperinci

PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL

PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI

Lebih terperinci

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI. 1. Kapal Motor Penyeberangan Temi, hasil Pekerjaan Satuan Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP, Ambon, Maluku.

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI. 1. Kapal Motor Penyeberangan Temi, hasil Pekerjaan Satuan Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP, Ambon, Maluku. LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA

Lebih terperinci

PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada Acara Forum Bisnis Kadin Indonesia Kupang, 26 Juni 2013 MARI ELKA PANGESTU

Lebih terperinci

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah 12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah http://tempatwisatadaerah.blogspot.com/2015/01/12-tempat-wisata-terindah-di-lombok.html 12 Tempat Wisata Terindah di Lombok Nusa Tenggara Barat - Lombok merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP Ir. Sudirman Lambali, S.Sos, M.Si Direktur LLASDP DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA FERRY DENGAN

Lebih terperinci

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI

APBN TAHUN ANGGARAN NILAI LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA FERRY

Lebih terperinci

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Doc. No 1 Revised Date Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi Nusa Tenggara Timur 1 KONDISI WILAYAH DAFTAR ISI 2 3 KONDISI TRANSPORTASI

Lebih terperinci

B. Batas Wilayah : Propinsi Nusa Tenggara Barat

B. Batas Wilayah : Propinsi Nusa Tenggara Barat KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang Garis Bujur B. Batas Wilayah Batas Barat Batas Timur Batas Utara Batas Selatan : 8 120 LS : 1180 1250 BT : Propinsi Nusa Tenggara Barat : Selat Sape : Laut Jawa

Lebih terperinci

2012, No.12 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Ung-Ung Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ung-Ung Nomor 19 Tahun 2003 tentang Ba Usaha Mili

2012, No.12 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Ung-Ung Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ung-Ung Nomor 19 Tahun 2003 tentang Ba Usaha Mili No.12, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BUMN. PERSERO. Modal Negara. Penyertaan. ASDP Indonesia Ferry. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ASDP INDONESIA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D 605 199 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di

Lebih terperinci

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT DUKUNGAN KEBIJAKAN DALAM MENGOPTIMALKAN KAPASITAS, KUALITAS DAN DAYA SAING INDUSTRI PELAYARAN NIAGA DAN PELAYARAN RAKYAT SERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA DALAM MEWUJUDKAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN NORMALISASI

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 09 Juni 2016 s/d 13 Juni 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 09 Juni 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 09 Juni 2016 s/d 13 Juni 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 09 Juni 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 09 Juni 2016 s/d 13 Juni 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 09 Juni 2016 Kamis, 9 Juni 2016 Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK

PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK SIDa F.18 PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK I Wayan Paster Susenapathy, Novi Irawati, M. Achiruddin, Cahya Witriyatna, Toto Purbiyanto, Anda Suhanda, dan Suhanda BADAN PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006-2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 Juli 2016 s/d 15 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 11 Juli 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 Juli 2016 s/d 15 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 11 Juli 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 Juli 2016 s/d 15 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 11 Juli 2016 Senin, 11 Juli 2016 Selat Malaka Bagian Selatan, Perairan

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016 Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan

Lebih terperinci

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan

Lebih terperinci

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA PULAU BALI 1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8 3'40" - 8 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" -

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 03 Juli 2016 s/d 07 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 03 Juli 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 03 Juli 2016 s/d 07 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 03 Juli 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 03 Juli 2016 s/d 07 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 03 Juli 2016 Minggu, 3 Juli 2016 Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 21 Mei 2016 s/d 25 Mei 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 21 Mei 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 21 Mei 2016 s/d 25 Mei 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 21 Mei 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 21 Mei 2016 s/d 25 Mei 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 21 Mei 2016 Sabtu, 21 Mei 2016 Selat Malaka Bagian Selatan, Laut Cina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka kesempatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Januari 2016 s/d 12 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Januari 2016 s/d 12 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 07 Januari 2016 s/d 12 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 07 Januari 2016 Kamis, 7 Januari 2016 Berhala, Perairan Utara

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 April 2016 s/d 15 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 11 April 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 April 2016 s/d 15 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 11 April 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 April 2016 s/d 15 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 11 April 2016 Senin, 11 April 2016 Samudera Hindia Selatan Banten

Lebih terperinci

Oleh : Pakomius Darnosata Hamon

Oleh : Pakomius Darnosata Hamon Oleh : Pakomius Darnosata Hamon Indonesia di mata dunia dikenal sebagai negara kepulauan dengan memiliki sekitar tujuh belas ribu pulau yang tersebar di bumi nusantara. Keindahan dan eksotis dari pulau-pulau

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 November 2016 s/d 15 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 November 2016 s/d 15 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 11 November 2016 s/d 15 November 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 11 November 2016 Jumat, 11 November 2016 Laut Cina Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Gili Trawangan Gili Trawangan merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di pinggir pulau Lombok. Dahulunya pulau ini merupakan pulau yang pernah dijadikan

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 17 APRIL 2017) NO 1 Provinsi Maluku Utara 2 Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 30 MARET 2017) NO 1 Provinsi Kalimantan Utara 2 Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi (Data Kemendagri.go.id, 2012). Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang saat ini. Perkembangan tersebut merata keseluruh penjuru daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Seperti yang dituangkan dalam konsep Masterplan Percepatan

Lebih terperinci

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam RATAS Presiden RI, 21 Februari 2017 bappeda.ntbprov.go.id NUSA TENGGARA BARAT Kemajuan Nyata,Tantangan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Desember 2015 s/d 27 Desember 2015 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Desember 2015 s/d 27 Desember 2015 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Desember 2015 s/d 27 Desember 2015 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 22 Desember 2015 Selasa, 22 Desember 2015 Laut Andaman, Selat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan pariwisata dalam pembangunan Negara pada garis besarnya berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi sosial (penciptaan lapangan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata diposisikan sebagai sektor yang strategis dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi salah satu sumber devisa. Sektor ini perlu dikembangkan karena

Lebih terperinci

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN 1101 Simeulue 62,52 62,70 62,75 62,84 62,91 62,98 63,05 63,12 63,21 63,29 63,38 63,46 63,55 63,63 63,72 1102 Aceh Singkil 63,16 64,00 64,27 64,46 64,69 64,92 65,10 65,28 65,58 65,89 66,19 66,49 66,79 67,10

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 24 Oktober 2016 s/d 28 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 24 Oktober 2016 s/d 28 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 24 Oktober 2016 s/d 28 Oktober 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 24 Oktober 2016 Senin, 24 Oktober 2016 0.5-1.25 m (Slight) : Laut

Lebih terperinci

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT Sekilas Kondisi Geografis NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 05 Desember 2016 s/d 09 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 05 Desember 2016 s/d 09 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 05 Desember 2016 s/d 09 Desember 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 05 Desember 2016 Senin, 5 Desember 2016 Laut Cina Selatan, Teluk

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 Januari 2017 s/d 21 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 Januari 2017 s/d 21 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 Januari 2017 s/d 21 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 17 Januari 2017 Selasa, 17 Januari 2017 PERAIRAN SABANG - ACEH,

Lebih terperinci

Denpasar, Juli 2012

Denpasar, Juli 2012 Denpasar, 12-14 Juli 2012 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Sasaran 3. Perkembangan Kegiatan 4. Hasil Yang Diharapkan LATAR BELAKANG MP3EI antara lain menetapkan bahwa koridor ekonomi Bali Nusa Tenggara

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013

Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013 Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK SAIL KOMODO 2013 DI LABUAN BAJO, MANGGARAI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERBAGITA. Kawasan Perkotaan. Tata Ruang. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Juli 2016 s/d 26 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 22 Juli 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Juli 2016 s/d 26 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 22 Juli 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Juli 2016 s/d 26 Juli 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 22 Juli 2016 Jumat, 22 Juli 2016 LAUT ANDAMAN BAGIAN TIMUR, PERAIRAN

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Tanggal : 20 Desember 2012 RINCIAN LOKASI DAN ALOKASI DAERAH PENERIMA BANTUAN SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG Jakarta, 1 April 2015 KAMIS, 2 APRIL 2015 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : SAMUDERA HINDIA SELATAN NTB, LAUT SULAWESI BAGIAN TIMUR, PERAIRAN BITUNG-MANADO, PERAIRAN KEP. SANGIHE, PERAIRAN SELATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 19 April 2016 s/d 23 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 19 April 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 19 April 2016 s/d 23 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 19 April 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 19 April 2016 s/d 23 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 19 April 2016 Selasa, 19 April 2016 Laut Andaman, Samudera Hindia

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 26 Januari 2017 Kamis, 26 Januari 2017 Laut Andaman, Selat Malaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah suatu fenomena yang kompleks karena banyak faktor yang berinteraksi, didukung berbagai fasilitas serta layanan yang melibatkan seluruh lapisan

Lebih terperinci

MILIK UKDW PENDAHULUAN BAB 1

MILIK UKDW PENDAHULUAN BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi alam yang dimiliki Indonesia, seperti tanah, air hutan dan segala kekayaan alam yang ada di dalamnya, misalnya: di darat berupa pegunungan ataupun daratan.

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG MATARAM DAN TAMAN NASIONAL WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA LOMBOK, JUNI 2011

SEKILAS TENTANG MATARAM DAN TAMAN NASIONAL WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA LOMBOK, JUNI 2011 SEKILAS TENTANG MATARAM DAN TAMAN NASIONAL WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA LOMBOK, JUNI 2011 Kota Mataram Kota Mataram merupakan ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat, sekaligus ibukota Pemerintah Kota

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERTH, FEBRUARI 2013 GAMBARAN UMUM LUAS SULAWESI TENGGARA TERDIRI DARI LUAS WILAYAH DARATAN 38.140

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: / 40/600. 2/2006 TENTANG

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: / 40/600. 2/2006 TENTANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 482-12 / 40/600. 2/2006 TENTANG PENETAPAN KONDISI KRISIS PENYEDIAAN TENAGA LlSTRIK MENTERI ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 06 Juni 2016 s/d 10 Juni 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 06 Juni 2016

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 06 Juni 2016 s/d 10 Juni 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 06 Juni 2016 PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 06 Juni 2016 s/d 10 Juni 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 06 Juni 2016 Senin, 6 Juni 2016 Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat

Lebih terperinci

(Persero), perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan

(Persero), perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan MENTERI ENERGI SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1772 K/20/MEM/2018 TENTANG BESARAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN PEMBANGKITAN PT

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7 HARI KEDEPAN BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta 10720 Telp. 021-6546318 Fax. 021-6546314 / 6546315 Email : kontak.maritim@bmkg.go.id PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 7

Lebih terperinci

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 Januari 2017 s/d 18 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 Januari 2017 s/d 18 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 Januari 2017 s/d 18 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 14 Januari 2017 Sabtu, 14 Januari 2017 0.5-1.25 m (Slight) : Laut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL KOMODO TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Kepulauan Nusantara dengan sebutan untaian zamrud di khatulistiwa, penuh dengan keindahan alam beserta flora dan faunanya, kaya dengan aneka ragam budaya,

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA ALAM perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Namun, potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar,

POTENSI SUMBERDAYA ALAM perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Namun, potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar, POTENSI SUMBERDAYA ALAM perikanan dan kelautan yang dimiliki Indonesia sangat besar. Namun, potensi ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara benar, bertanggung jawab dan berkelanjutan demi kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sub ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sub ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah

Lebih terperinci

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG

PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG Jakarta, 12 Januari 2015 SELASA, 13 JANUARI 2015 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : PERAIRAN BENGKULU DAN PULAU ENGGANO; PERAIRAN BAGIAN BARAT LAMPUNG, PERAIRAN KALIMANTAN BAGIAN BARAT, SELAT

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 08 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata dapat diartikan sebagai seluruh kejadian dan hubungan yang timbul dari atraksi para wisatawan, penyalur jasa, pemerintah setempat, dan komunitas setempat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem

Lebih terperinci