PENGAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENDAPATAN PADA PT WIDYACIPTA FORTUNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENDAPATAN PADA PT WIDYACIPTA FORTUNA"

Transkripsi

1 PENGAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENDAPATAN PADA PT WIDYACIPTA FORTUNA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: JHON PARULIAN DAMANIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK BATAM 2008

2

3 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENDAPATAN PADA PT WIDYACIPTA FORTUNA Batam, Juli 2008 Dosen Pembimbing Hendra Gunawan, SE NIK

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan perlindungan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik, bukan karena semata dan kepintaran penulis tetapi karena Kasih Setia yang dari pada Bapa menuntun dan membimbing penulis disaat mengerjakan Tugas Akhir ini. Penyelesaian Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Diploma III pada Akademik Politeknik Batam, untuk itu sesuai dengan kemampuan yang penulis pelajari selama ini maka, penelitian yang penulis pilih dengan judul PENGAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENDAPATAN PADA PT WIDYACIPTA FORTUNA. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, dan biarlah Kasih yang dari Bapa yang membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis antara lain: 1. Keluarga tercinta yang menjadi inspirasi dan telah banyak memberikan dorongan dan do a restu kepada penulis. 2. Bpk. DR. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Batam, kiranya Politeknik Batam semakin maju dan dapat melahirkan insan-insan yang berkualitas dan handal. 3. Bapak Jasarmen Purba. MBA, selaku Komisaris PT Widyacipta Fortuna Batam. iii

5 4. Ibu Sinarti, SE., Akt, selaku Kepala Program Studi Akuntansi. 5. Bapak Hendra Gunawan. SE, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Kepada seluruh Dosen Akuntansi Politeknik Batam yang telah memberikan kesempatan, bimbingan serta pengarahan kepada penulis. 7. Kepada semua teman-teman akuntansi angkatan 2005 tempat berbagi suka dan duka. Terimakasih atas semangat dan kerjasamanya selama kuliah. 8. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak menghadapi berbagai macam rintangan namun, tahap demi tahap akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaiannya. Dan pada kesempatan ini pula penulis ingin memohon maaf kepada semua pihak atas kesalahan yang penulis lakukan selama proses penyelesaian Tugas Akhir ini baik dalam tingkah laku maupun dalam perbuatan. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Batam, Juli 2008 Penulis iv

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii ABSTRAK... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan...4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pendapatan Pengakuan Pendapatan Kriteria Pengakuan Pendapatan Pengukuran Pendapatan Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Rumah Pengakuan Laba bila Metode Akrual Penuh Tidak Tepenuhi Penjualan Kavling Tanah tanpa Bangunan Penjualan Angsuran Pengakuan Laba Kotor Dalam Penjualan Angsuran Laba Kotor Diakui Periode Terjadinya Transaksi Penjualan Pengakuan Laba Kotor dihubungkan dengan Periode Kas Penjualan Angsuran untuk Barang-barang Tak Bergerak...25 v

7 BAB III METODOLOGI PERUSAHAAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Metodologi Penelitian Objek Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya Perusahaan Visi dan Misi Moto Proyek-proyek yang Dikembangkan Struktur Organisasi Perusahaan Kebijakan Terhadap Pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna Deskripsi Kerja...37 BAB IV PEMBAHASAN Pengakuan Pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna Bagian-bagian yang Terkait Dokumen-dokumen yang Terkait Analisa Pengakuan Pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna...45 BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran...51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan...30 vii

9 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna dan untuk mengetahui apakah pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Untuk melakukan penelitian atas pengakuan akuntansi terhadap pendapatan, maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data yang diperlukan seperti wawancara dan studi lapangan. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisa dengan menggunakan alat analisa deskriptif. Penulis melakukan kajian dan perbandingan atas pengakuan akuntansi terhadap pendapatan yang terjadi pada PT Widyacipta Fortuna dan kemudian membandingkannya dengan teori-teori yang berkaitan dengan pendapatan. Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa PT Widyacipta Fortuna tidak menggunakan metode akrual penuh atas dasar pencatatan akuntansi sehingga tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. viii

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang berkepentingan dengan pendapatan yang dimiliki. Begitu juga, perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan, pendapatan merupakan hal yang terpenting. Seperti halnya pada PT Widyacipta Fortuna melaksanakan aktivitas perusahaan dalam bidang jasa developer rumah sederhana di Batam. Pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna sangat penting karena akan menunjang aktivitas operasional perusahaan sehingga pengakuan pendapatan perusahaan harus diakui secara tepat. Oleh karena itu, penting adanya sistem pengakuan akuntansi terhadap pendapatan yang berbasis pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam laporan laba-rugi perusahaan, pendapatan adalah kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban/kombinasi keduanya sebagai akibat penyerahan produk yang dihasilkan perusahaan kepada para pelanggan. Dengan demikian sangat diperlukan bagaimana cara pengakuan akuntansi terhadap pendapatan yang mengacu pada SAK. SAK merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang berperan untuk membantu perusahaan dalam menetapkan kebijakan manajemen perusahaan. Pendapatan sangat berpengaruh dalam laporan laba-rugi perusahaan yang sangat bermanfaat bagi pihak perusahaan. Dengan adanya laporan laba-rugi akan

11 mengetahui seberapa besar laba usaha yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan biaya-biaya usaha yang menunjang kegiatan operasional perusahaan. PT Widyacipta Fortuna merupakan badan usaha jasa yang bergerak dalam penyedia rumah sederhana di Batam. Sumber terbesar pendapatan perusahaan adalah angsuran uang muka rumah. Dalam hal ini diakui sebagai pendapatan perusahaan setelah adanya kesepakatan jual-beli antara developer dengan konsumen. Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis paparkan, maka penulis mengambil judul PENGAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENDAPATAN PADA PT WIDYACIPTA FORTUNA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna. 2. Apakah pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna telah sesuai dengan SAK. 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 2

12 1. Batasan Lapangan Penelitian ini harus mempertimbangkan beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada bagian accounting PT Widyacipta Fortuna. 2. Batasan Data Dalam penelitian ini penulis akan menganalisa pengakuan pencatatan terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna. Dengan menggunakan data transaksi perusahaan tahun Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna. 2. Untuk mengetahui apakah pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna telah sesuai dengan SAK. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi perusahaan dalam hal menetapkan kebijakan pengakuan pendapatan. 3

13 2. Bagi Penulis Untuk mengetahui pengakuan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna. 3. Bagi Pembaca Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi tambahan di masa yang akan datang. 1.6 Sistematika Penulisan Penulis menjelaskan penelitian yang merupakan tugas akhir ini dalam lima bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendasari penelitian yang berfungsi sebagai tata cara dalam menganalisa pengakuan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna. Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Pada bab ini menguraikan tentang objek penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta gambaran umum perusahaan. 4

14 Bab IV Pembahasan Pada bab ini menguraikan tanggapan atas pertanyaan pengakuan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna dan bagaimana penerapan pengakuan pendapatan yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Bab V Penutup Pada bab ini membahas kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pembahasan dan mengemukakan saran-saran yang berguna bagi perusahaan serta perusahaan lain yang sejenis. 5

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan (revenue) adalah kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban atau kombinasi keduanya sebagai akibat penyerahan produk perusahaan kepada pelanggan (Slamet, 2001). Misalnya, PT Widyacipta Fortuna menerima uang tunai (kas) dari pelanggan yang berminat untuk membeli satu unit rumah. Kenaikan kas yang diperoleh dari penyerahan jasa kepada pelanggan ini disebut sebagai pendapatan. Dalam hal ini developer sudah menerima uang tetapi belum menyerahkan jasanya sepenuhnya. Jadi, developer masih mempunyai kewajiban untuk menyerahkan jasanya secara penuh kepada pelanggan. Pendapatan bagi perusahaan harus memperhatikan dasar akrual (accrual basis) dan bukan dasar tunai (cash basis). Pendapatan misalnya, diakui pada saat terjadi transaksi penjualan produk bukan pada saat diterimanya uang tunai. Jika saat developer telah selesai membangun dan menyerahkan rumah, maka pendapatan sebenarnya telah diperoleh developer tanpa melihat apakah pelanggan membayar pembelian rumah secara tunai maupun secara kredit. Pengakuan akuntansi terhadap pendapatan perusahaan yang mengacu pada SAK merupakan suatu sistem yang terstruktur dan yang dirancang dengan baik untuk dapat mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Selain itu, juga untuk mengetahui seberapa besar laba usaha perusahaan, sehingga terciptanya 6

16 efisiensi kegiatan operasional perusahaan dan data laporan keuangan yang tepat dan bisa dipercaya. Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, di mana informasi ini yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan, maka dapat dibandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan datang. Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Oleh karena itu sangat penting adanya pengakuan pendapatan yang konsisten dan sesuai dengan SAK agar tidak terjadi kesalahan dalam membuat laporan laba rugi perusahaan. 7

17 Menurut Rustam (1992) secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi yaitu: 1. Menurut ilmu ekonomi Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang. 2. Menurut ilmu akuntansi Banyak konsep pendapatan didefinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang yaitu: a. Pendapatan dalam arti luas Menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang dan dapat merubah 8

18 modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama. b. Pendapatan dalam arti sempit Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut. Dilihat dalam arti sempit, untuk kenaikan ekuitas yang berasal dari transaksi insidental pada suatu entitas dan semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang mempekerjakan entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik disebut keuntungan. Menurut Theodorus (1984) pendapatan adalah sebagai inflow of asset ke dalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Tuonakotta (1984) pendapatan adalah pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu tertentu. Suwardjono (1984) mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan aspek moneter. Dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba, sedangkan dari aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) pengertian pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal 9

19 perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2.2 Pengakuan Pendapatan Pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi pada umumnya didasarkan pada konsep objektivitas yaitu bahwa jumlah rupiah tersebut dapat diukur secara cukup pasti dan ada keterlibatan pihak independen dalam pengukurannya. Dengan kata lain harus ada bukti yang cukup objektif untuk dapat mengakui. Bila kondisi atau kejadian tertentu menjadikan kriteria tersebut dipenuhi maka kondisi atau kejadian tersebut akan memicu pengakuan pendapatan. Menurut Sofyan Safri (1993) ada dua kriteria pengakuan pendapatan yaitu: 1. Pendapatan baru dapat diakui bilamana jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi atau cukup pasti akan segera terealisasi. Pendapatan dapat dikatakan telah terealisasi bilamana telah terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan segera terealisasi bilamana barang penukar yang diterima dapat dengan mudah dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti. 2. Pendapatan baru dapat diakui bilamana pendapatan tersebut sudah terhimpun atau terbentuk. Pendapatan dapat dikatakan telah terhimpun bilamana kegiatan menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara substansial telah 10

20 selesai sehingga suatu unit usaha berhak untuk menguasai manfaat yang terkandung dalam pendapatan. Menurut Paton dan Littleton dalam Suwardjono (1984) mengemukakan bahwa pendapatan pada saat penjualan merupakan suatu standar yang utama sehingga pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya (sah), sebaiknya berupa kas atau piutang. Maka dapat disimpulkan dari pengertian pendapatan di atas bahwa saat penjualan merupakan titik yang menentukan untuk dapat menimbulkan pendapatan yang memenuhi pengertian atau persyaratan. Penjualan baru dapat dikatakan terjadi bilamana telah terjadi peralihan hak milik atas barang, akan tetapi peralihan hak milik merupakan masalah yang sangat teknis dan untuk dasar penentuan saat pengakuan dalam prosedur pembukuan pendapatan disarankan untuk tidak terlalu menekankan pada aspek yuridis formal karena kegiatan penjualan sendiri terdiri atas rangkaian kegiatan yaitu berupa penjualan barang maupun jasa. 2.3 Kriteria Pengakuan Pendapatan Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, di mana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. 11

21 Menurut Niswonger (1999) ada empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah: 1. Definisi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. 2. Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. 3. Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan. 4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji, dan netral. Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan keuangan. Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketika klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, di mana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang tealah diketahui. Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait. Secara umum pendapatan diakui ketika proses menghasilkan laba diselesaikan 12

22 atau sebenarnya belum diselesaikan selama biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat diestimasi secara tepat. Menurut PSAK No. 23 penjualan jasa dapat diakui dengan metode persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut: a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya tidak menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah perusahaan tersebut dapat dipisah dengan kekuatan umum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak-pihak tersebut, antara lain: a. Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan kekuatan hukum yang berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak-pihak tersebut. b. Imbalan yang harus dipertukarkan c. Cara dan persyaratan penyelesaian Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode, tergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi: a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. 13

23 b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal c. Pendapatan atas bunga, royalti, dan dividen ini diakui dengan menggunakan dasar tersebut. d. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut. e. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan. f. Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran diterapkan. 2.4 Pengukuran Pendapatan Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atu setara kas. Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. 14

24 2.5 Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Rumah Untuk dapat mengetahui adanya pendapatan atas penjualan rumah terlebih dahulu harus diketahui pengakuan akuntansi sebagaimana yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 tentang pendapatan. Dalam PSAK ini, dijelaskan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan akuntansi. Kriteria pengakuan pendapatan dalam PSAK No. 23 biasanya diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal, agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Misalnya, bila harga penjualan dari suatu produk termasuk jumlah yang dapat diidentifikasi untuk jasa purna jual, jumlah tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama periode di mana jasa tersebut dilakukan. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat pada rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan. Misalnya, suatu perusahaan dapat menjual barang dan pada saat yang sama menyetujui perjanjian yang terpisah untuk membeli kembali barang tersebut di kemudian hari sehingga meniadakan pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi tersebut dalam hal ini, kedua transaksi tersebut diberlakukan secara bersamaan. Adapun pendapatan penjualan barang harus diakui bila suluruh kondisi berikut dipenuhi perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli, perusahaan tidak lagi mengelola atau 15

25 melakukan pengendalian efektif dan barang yang dijual pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Untuk tujuan praktis, bila jasa dihasilkan oleh sejumlah kegiatan yang tidak dapat ditentukan selama suatu periode, pendapatan diakui atas dasar garis lurus selama periode tertentu, kecuali jika ada bukti bahwa terdapat metode lain yang lebih baik yang dapat mencerminkan tingkat penyelesaian. Bila kegiatan tertentu jauh lebih signifikan daripada kegiatan yang lain, pengakuan pendapatan ditunda sampai kegiatan yang signifikan tersebut dilakukan. Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan tersebut. Namun, bila ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas sejumlah yang termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah yang pemulihannya tidak lagi besar kemungkinannya, diakui sebagai beban, daripada penyesuaian jumlah pendapatan yang diakui semula. Pendapatan atas penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (Full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi proses penjualan telah selesai, harga jual akan tertagih, tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa depan terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli dan penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak 16

26 lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh dilakukan atas seluruh nilai jual dengan cara piutang bersih didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat bunga yang sesuai, yang tidak boleh lebih rendah dari tingkat bunga yang diperjanjikan di pengikatan atau perjanjian jual beli. Diskonto tidak dilakukan bila umur sisa tagihan kurang dari dua belas bulan, dibuat penyisihan untuk piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih, apabila penjual merencanakan untuk memberikan potongan harga jual atau memperjanjikan hal demikian dalam pengikatan atau perjanjian jual beli sebagai insentif bagi pembeli untuk melunasi utangnya lebih awal, jumlah potongan harga yang diperkirakan akan diambil pembeli harus ditaksir dan dibukukan pada saat ada penjualan. Potongan harga yang diberikan secara seketika atau tanpa rencana dibebankan ke laba rugi pada periode pemberiannya. Proses penjualan dianggap telah selesai apabila pengikatan jual beli atau perjanjian jual beli telah berlaku, yaitu apabila pengikatan atau perjanjian tersebut telah ditandatangani oleh kedua belah pihak telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pengikatan atau perjanjian jual beli agar pengikatan atau perjanjian tersebut berlaku. 2.6 Pengakuan Laba bila Metode Akrual Penuh Tidak Terpenuhi Apabila suatu transaksi real estate tidak memenuhi kriteria pengakuan laba dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi. Adapun penerapan metode 17

27 deposit adalah sebagai berikut penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estate, penerimaan pembayaran oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka, piutang dari transaksi penjualan unit real estate tidak diakui, unit real estate tersebut tetap dicatat sebagai aset penjual, demikian juga dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estate tersebut, walaupun kewajiban tersebut telah dialihkan ke pembeli, dan khusus untuk unit real estate penyusutan atas unit real estate tersebut tetap diakui oleh penjual. Dalam hal penjualan telah mengalihkan utang yang terikat pada unit real estate yang dijual, sedangkan transaksi tersebut belum memenuhi persyaratan pengakuan pendapatan, utang tersebut tidak boleh dikurangkan dari nilai tercatat unit real estate yang bersangkutan. Pencicilan atau pelunasan oleh pembeli atas utang unit real estate yang telah dialihkan kepada pembeli dibukukan sebagai uang muka dengan mengurangi saldo utang yang bersangkutan. Penjual harus melakukan pengungkapan bahwa unit tersebut telah terikat pada pengikatan atau perjanjian jual beli. Apabila perjanjian jual beli dibatalkan tanpa adanya keharusan pembayaran kembali uang muka yang telah diterima oleh penjual, maka uang muka tersebut diakui sebagai pendapatan pada saat pembatalan. Pada saat uang muka atas penjualan unit real estate diakui sebagai penjualan, komponen bunga dari uang muka tersebut harus diakui sebagai pendapatan bunga. Penyelesaian suatu aktivitas pengembang real estate mungkin mencakup lebih dari satu periode akuntansi. Dalam kondisi tersebut, metode akuntansi yang digunakan untuk aktivitas pengembangan real estate adalah metode persentase penyelesaian (percentage of completion method). Dengan metode persentase penyelesaian, 18

28 jumlah pendapatan, beban, dan pendapatan yang diakui pada setiap periode akuntansi ditentukan sesuai dengan tingkat persentase penyelesaian dari unit bangunan. Pengakuan pendapatan dengan dasar persentase penyelesaian memberikan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan karena jumlah pendapatan diakui secara proporsional dengan jumlah beban untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Atau dengan kata lain, penggunaan metode persentase penyelesaian menyebabkan perusahaan dapat menandingkan dengan lebih akurat pendapatan dengan beban untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Pendapatan penjualan atas unit bangunan apartemen, perkantoran, pusat belanja, dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara time sharing, diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi sebagai berikut proses konstruksi tealah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi, jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli dan jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. 2.7 Penjualan Kavling Tanah tanpa Bangunan Pendapatan penjualan kavling tanah tanpa bangunan, diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut 19

29 tidak dapat diminta kembali oleh pembeli, harga jual akan tertagih, tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa depan dan proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundangundangan dan hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut. 2.8 Penjualan Angsuran Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1981) penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayarannya dilaksanakan secara bertahap yaitu: 1. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (diberikan down payment). 2. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran. Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian (kontrak) penjualan angsuran sebagai berikut: 1. Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barangbarang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruhnya pembayaran sudah lunas. 20

30 2. Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual. 3. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan trust (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barangbarang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akte kepercayaan (trust deed atau trust indenture). 4. Beli sewa (lease-purchase), di mana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli. Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas biasanya dilaksanakan untuk barang-barang tidak bergerak (seperti gedung, tanah, dan aktiva-aktiva tahan lama lainnya). Untuk perdagangan barang-barang bergerak biasanya penjualan angsuran dilaksanakan dengan perjanjian-perjanjian tertentu yang diadakan di antara penjual dan pembeli dengan syarat-syarat dan jaminan yang saling menguntungkan. Khususnya dari pihak penjual tidak akan dirugikan terlalu besar apabila terjadi tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli. Meskipun dalam hal tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli, penjual mempunyai hak memiliki kembali barang-barang yang telah diserahkannya, tetapi nilai sisa barang yang dimiliki kembali itu mungkin akan 21

31 menjadi lebih rendah dari nilai berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan perjanjian yang ada. Dengan demikian pemilikan kembali tersebut dapat menimbulkan kerugian. Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut: 1. Besarnya pembayaran pertama (down payment) harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas. 2. Jangka waktu pembayaran di antara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan. 3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya. 2.9 Pengakuan Laba Kotor Dalam Penjualan Angsuran Pada umumnya pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran ada dua cara yaitu: 1. Laba kotor diakui untuk periode di mana penjualan dilakukan atau 2. Laba kotor dapat dihubungkan dengan periode di mana realisasi pembayaran telah terjadi sesuai dengan perjanjian. 22

32 2.10 Laba Kotor Diakui untuk Periode Terjadinya Transaksi Penjualan Pada cara ini transaksi penjualan angsuran diperlakukan seperti halnya transaksi penjualan kredit. Laba kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada langganan. Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dan dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan. Beban biaya untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biayabiaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu rekening cadangan kerugian piutang Pengakuan Laba Kotor dihubungkan dengan Periode-Periode Terjadinya Realisasi Penerimaan Kas Pada cara ini laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumalah uang kas dari penjualan angsuran yang direalisasikan dalam periode-periode yang bersangkutan. Prosedur ini biasanya dipergunakan untuk kontrak-kontrak penjualan yang jangka waktunya melampaui satu periode akuntansi. Dalam hal ini ada beberapa alternatif prosedur yang dapat dilaksanakan. Prosedur mana yang akan dipakai harus benar-benar dipertimbangkan sesuai dengan rencana penjualan 23

33 angsuran yang ada, sehingga akan benar-benar cocok dengan kehendak dalam mengukur laba (rugi) yang akan terjadi. Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga pokok (cost) dari barang-barang yang dijual yang diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (cost) kembali, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan. 2. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang akan diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali/pengembalian harga pokok (cost). 3. Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok (cost) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan akan selalu sejalan dengan tingkat pembayaran angsuran selama jangka perjanjian. Metode ini memberikan kemungkinan untuk mengakui, keuntungan proporsional dengan tingkat penerimaan pembayaran angsuran. Di dalam akuntansi prosedur demikian dikenal dengan metode angsuran atau dasar angsuran (installment method or installment basis). 24

34 2.12 Penjualan Angsuran untuk Barang-Barang Tak Bergerak Di dalam metode angsuran (installment method) seperti tersebut dalam nomor tiga di atas, perbedaan antara harga penjualan (di dalam kontrak) dengan harga pokoknya (cost) dicatat sebagai laba kotor yang belum direalisasi (unrealized gross profit). Pada akhir periode diperhitungkan jumlah keuntungan yang telah direalisasikan, yaitu sebesar persentase laba kotor dikalikan dengan jumlah angsuran yang telah diterima dalam periode yang bersangkutan. Jumlah laba kotor yang direalisasikan ini diakui dengan memindahkan sebagian saldo rekening laba kotor yang belum direalisasi (unrealized gross profit). Berikut jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan real estate sebagai berikut: Jurnal saat menjual rumah (Hadori Yunus dan Harnanto, 1981) Piutang xxx Rumah Laba penjualan rumah xxx xxx Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1981) saat menjual rumah, prinsip akuntansi yaitu piutang bertambah di debet karena perusahaan masih bertanggung jawab dalam menyelesaikan rumah sedangkan rumah di kredit persediaan rumah berkurang dan laba penjualan rumah akan bertambah. Adapun pendapatan yang diterima dilaporkan pada laporan laba rugi. 25

35 Jurnal penerimaan pembayaran pertama (down payment) Kas Hipotik-U/K xxx xxx Piutang dagang xxx Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1981) saat menerima pembayaran pertama (down payment) kas bertambah di debet karena menambah pendapatan perusahaan dan hipotik bertambah di debet sedangkan piutang berkurang di kredit. Adapun pendapatan yang diterima dilaporkan pada laporan laba rugi. Jurnal untuk mencatat pembayaran biaya-biaya komisi dan pengurusan akte hipotik Ongkos penjualan xxx Kas xxx Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1981) saat membayar biaya komisi dan pengurusan akte hipotik ongkos penjualan bertambah di debet dan kas perusahaan berkurang di kredit. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan dilaporkan pada laporan laba rugi. Jurnal pencatatan pendapatan angsuran uang muka (Zaki Baridwan, 2004) Kas xxx Angsuran uang muka xxx 26

36 Menurut Zaki Baridwan (2004) dalam pendapatan angsuran uang muka, prinsip akuntansi yaitu kas bertambah di debet karena perusahaan mendapatkan harta berupa pendapatan angsuran uang muka sedangkan untuk angsuran uang muka berkurang di kredit karena konsumen telah melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan periode yang telah ditentukan. Adapun pendapatan yang diterima dilaporkan pada laporan laba rugi. Jurnal pencatatan penerimaan administrasi pendaftaran (Zaki Baridwan, 2000) Kas xxx Pendapatan administrasi pendaftaran xxx Menurut Zaki Baridwan (2000) pada saat menerima biaya administrasi pendaftaran kas bertambah di debet karena perusahaan memperoleh harta sedangkan pendapatan administrasi pendaftaran di kredit. Adapun pendapatan yang diterima dilaporkan pada laporan laba rugi. Jurnal menerima uang booking fee (Zaki Baridwan, 2000) Kas xxx Pendapatan booking fee xxx Menurut Zaki Baridwan (2000) pada saat konsumen membeli rumah untuk setiap aplikasi permohonan pembelian rumah dikenakan booking fee sebagai tanda jadi, oleh karena itu akan menambah arus kas masuk perusahaan yang diakui sebagai pendapatan dan akan dilaporkan pada laporan laba rugi. 27

37 Jurnal saat penyerahan bangunan kepada konsumen (Zaki Baridwan, 2004) Uang muka konsumen xxx Bangunan dalam pelaksanaan xxx Menurut Zaki Baridwan (2004) pencatatan transaksi dalam hubungannya dengan proses penagihan uang muka pesanan dapat juga dilakukan dengan memakai rekening piutang dagang dan tagihan kontrak jangka panjang. Apabila digunakan cara ini maka rekening uang muka pesanan tidak ada, tetapi diganti dengan rekening tagihan kontrak jangka panjang. Rekening ini digunakan untuk mencatat jumlah yang ditagih kepada konsumen sebesar kemajuan dalam pembangunan dan didebitkan ke rekening piutang dagang. Uang yang diterima dari konsumen akan dikreditkan ke rekening piutang dagang. Pada akhir masa pembangunan (saat selesainya pekerjaan) rekening tagihan kontrak jangka panjang ditutup bersama dengan rekening bangunan dalam pelaksanaan. Di dalam neraca, rekening tagihan kontrak jangka panjang dilaporkan mengurangi rekening bangunan dalam pelaksanaan. Rekening-rekening ini disajikan dalam kelompok aktiva lancar dan bersifat seperti persediaan barang. 28

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan single case study yaitu penelitian yang berdasarkan pada studi kasus yang objek penelitiannya hanya dibatasi pada satu tempat (Umar, 2000) yaitu pengakuan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna Batam. Penulis melakukan penelitian mengenai pengakuan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna berdasarkan studi kasus dengan objek penelitian di perusahaan tersebut yang telah diuraikan sebelumnya. Penulis memilih PT Widyacipta Fortuna sebagai objek penelitian karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang properti yang membutuhkan pengakuan pendapatan yang sesuai dengan SAK Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Widyacipta Fortuna yang terletak di Jalan Lubuk Baja Nagoya Gateway Blok A No. 10. Adapun penelitian ini dimulai dari 03 Maret 2008 sampai dengan 31 Mei

39 3.1.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam menganalisis pengakuan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna adalah sebagai berikut: a. Observasi Melakukan pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dengan melihat, mendengarkan dan kemudian dicatat seobjektif mungkin. Adapun mengamati pengakuan pencatatan akuntansi terhadap pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna. b. Wawancara Melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan yang berkompeten pada bagian accounting PT Widyacipta Fortuna dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas Metode Analisis Data Dalam menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode Deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasi, industri atau prospek yang lain, yang bertujuan untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu menjelaskan karakteristik subjek yang diteliti, dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya (Umar, 2000). 30

40 3.2 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya Perusahaan Perseroan didirikan di Pulau Batam dengan nama PT Widyacipta Fortuna pada tanggal 8 Maret 1995, yang beralamat di Ruko Jln. Raja Ali Haji Komplek Inti Sakti Blok H No. 07 Batam. Berdirinya PT Widyacipta Fortuna ini adalah dengan melihat perkembangan pulau Batam dalam tahun 1990 yang cukup pesat diiringi dengan cepatnya pertumbuhan penduduk serta masih kurangnya kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat pulau Batam. Bertepatan dengan program Otorita Batam untuk mengembangkan dan memajukan pulau Batam ini, maka pihak Otorita Batam membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada para pengusaha-pengusaha untuk bersama mengembangkan pulau Batam supaya lebih maju. Sejalan dengan adanya pemikiran dan perencanaan Otorita Batam selaku pihak pengembang pulau Batam. Maka berdasarkan dengan surat keputusan No. C HT tahun 1998 dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Hukum dan Perundang-Undangan melalui keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia menunujuk PT Widyacipta Fortuna yang dipimpin oleh Bapak Jasarmen Purba berdiri sebagai perseroan yang menjalankan usahanya dalam bidang pengembang real estate di pulau Batam. Untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada konsumen, maka pada tahun 1998 PT Widyacipta Fortuna pindah alamat ke Jln. Raden Patah Blok A No.10 Komplek Nagoya Gateway Batam. 31

41 PT Widyacipta Fortuna adalah sebagai pelaku aktif dalam usaha perkembangan real estate di Batam. Dengan lebih mengenal potensi Batam untuk kemudian menumbuh kembangkan potensi tersebut agar lebih berdaya guna serta lebih bermanfaat untuk kesejahteraan bersama Visi dan Misi Adapun visi PT Widyacipta Fortuna adalah Membangun usaha & sumber daya secara optimal, menuju sukses berkesinambungan. Sedangkan misi PT Widyacipta Fortuna adalah Memberdayakan sumber daya manusia dalam pembangunan & menjadi berkat bagi lingkungan Moto PT Widyacipta Fortuna senantiasa berbuat bijak dalam segala hal & berpengharapan hanya kepada Tuhan selalu Proyek-proyek yang Dikembangkan Adapun proyek yang dikembangkan oleh PT Widyacipta Fortuna adalah sebagai berikut: 1. Proyek Perumahan Alam Raya 2. Proyek Perumahan Tiban Raya 3. Proyek Perumahan Taman Raya Tahap IV 4. Proyek Perumahan Medio Raya 5. Proyek Ruko Tiban Raya 32

42 6. Proyek Ruko dan Kios Taman Raya Tahap III Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi dalam pengertian statis adalah tempat kerjasama untuk melaksanakan tugas sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Sedangkan dalam pengertian dinamis organisasi adalah suatu proses kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam suatu organisasi terdapat suatu struktur yang menggambarkan hubungan dan batasanbatasan yang jelas dalam wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada dalam suatu organisasi. Dengan adanya suatu struktur organisasi, akan memudahkan dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi yang baik digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam rangka pencapaian suatu tujuan menurut perencanaan sebelumnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diwadahi dalam suatu susunan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Organisasi yang baik selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip organisasi yang meliputi perumusan tujuan, pembagian tugas, pendelegasian wewenang, koordinasi, efisiensi dan adanya pengawasan. Struktur organisasi tergantung pada kondisi organisasi atau lembaga yang bersangkutan serta tujuan pendirian suatu organisasi, seperti struktur organisasi PT Widyacipta Fortuna yang terlihat pada gambar

43 3.2.6 Kebijakan Terhadap Pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna Sumber pendapatan pada PT Widyacipta Fortuna bersumber dari setoran modal awal, pendapatan angsuran uang muka rumah, uang kelebihan tanah dan realisasi KPR. Untuk merealisasikan pendapatan, maka perusahaan menyusun beberapa strategi penjualan yang akan dilaksanakan sebagai berikut: a. Direct Selling Penawaran secara langsung kepada calon konsumen yang potensial untuk membeli baik perorangan maupun kolektif. b. Collective Selling Penawaran kepada perusahaan, pegawai negeri, rumah sakit, koperasi dll. Penawaran ini diharapkan dapat menembus level middle Management sebagai mediator. c. Marketing Selalu memberikan informasi terbaru (promo) kepada calon konsumen yang lama untuk dilakukan prospek ulang, membagikan selebaran brosur mini (panflet) penawaran di daerah pemukiman. 34

44 DIREKTUR ASISTEN DIREKSI KOMISARIS GENERAL MANAGER MANAGER MARKETING MANAGER KEUANGAN MANAGER PROYEK MANAGER ADMINISTRASI MANAGER UMUM & LEGAL ASISTEN UMUM & LEGAL SUPERVISOR KASIR SUPERVISOR SUPERVISOR SURVEYOR MARKETING FREELANCE MARKETING EXECUTIVE PENGAWAS PENGAWAS PENGAWAS CUSTOMER SERVICE STAFF ADMINISTRASI STAFF KPR ASISTEN PENGAWAS SECURITY PROYEK OPERATOR SECURITY KANTOR DRIVER ASISTEN PENGAWAS Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Widyacipta Fortuna 35

45 d. Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen yang ada sehingga dari konsumen tersebut dapat dijadikan mitra kerja marketing. e. Pameran Untuk menunjang dalam penjualan setiap periode dan pengenalan produk properti yang akan baru launching, salah satunya ikut serta dalam pameran dan buka counter di luar pameran. f. Iklan Media Massa Di samping melakukan media promosi lewat pameran, juga penerbitan iklan produk melalui media massa yang dianggap memiliki pembaca terbanyak di semua kalangan. g. Spanduk dan Umbul-umbul Untuk memberikan informasi kepada masyarakat setiap produk yang akan dipasarkan ke konsumen, maka perusahaan membuat spanduk mengenai promo yang akan ditawarkan pada saat itu. Adapun sistem pencatatan pendapatan yang digunakan oleh PT Widyacipta Fortuna adalah cash basis. cash basis adalah menitikberatkan pada teknik pencatatan ketika terjadi transaksi-transaksi di mana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Sedangkan dalam sudut pandang akrual, pendapatan baru diakui ketika dua kriteria utama dipenuhi yaitu ketika pendapatan: 1. Realize maksudnya ketika barang dan jasa ditukarkan dengan kas, atau ketika ada klaim atas kas atau piutang. Contoh penjualan produk diakui pada tanggal 36

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA ABSTRAK ENDANG 080420103079 ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA Skripsi. Ekonomi 2013 Kata kunci : ISAK No. 21, PSAK No.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR RUSDIAH HASANUDDIN STIE YPUP Makassar ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

03 Pernyataan ini berlaku bagi setiap laporan keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat.

03 Pernyataan ini berlaku bagi setiap laporan keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat. 0 0 PENDAHULUAN Tujuan 0 Pernyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi yang secara khusus, berkaitan dengan aktivitas pengembangan real estat (real estat development activities).

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga Penerimaan kerjasama produksi dan penyiaran dengan pihak ketiga merupakan penerimaan yang diperoleh dari jasa penayangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pernyataan PSAK No.34 2.1.1. Tujuan Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengakuan pendapatan dan pengungkapan pada laporan keuangan ketika ISAK 21 diterapkan di PT Alam Sutera Realty Tbk yang menajdi objek

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN Oleh: 1. Yogi Afrianto ( 21207194 ) 2. Dini Tri Wardani ( 20207343 ) SARMAG AKUNTANSI 1 UNIVERSITAS GUNADARMA 2010 PENDAPATAN Pengertian Menurut PSAK No. 23 paragraf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PENJUALAN CICILAN MOTOR PADA CV.CEMPAKA MANDIRI UKUI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Komprehensif Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR. Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL. atau logam), cek yang dapat dicairkan setiap saat dan setara kas. b. Pendapatan di luar operasi perusahaan

BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL. atau logam), cek yang dapat dicairkan setiap saat dan setara kas. b. Pendapatan di luar operasi perusahaan BAB II KAS, PENDAPATAN DAN MODAL 2. Kas 2.1. Pengertian Kas Kas adalah alat pembayaran yang sah yang dimiliki perusahaan, diperoleh dalam operasi perusahaan. Wujud kas dapat berupa uang tunai (kertas atau

Lebih terperinci

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADACV PURIYASA CONTRACO SEKAYU

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADACV PURIYASA CONTRACO SEKAYU ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA PADACV PURIYASA CONTRACO SEKAYU Mardiana Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu Email : diana5339@ymail.com Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & KAS

LAPORAN KEUANGAN & KAS PERTEMUAN PERTAMA LAPORAN KEUANGAN & KAS Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA CV. ABADI MOTOR

ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA CV. ABADI MOTOR ANALISIS PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN PADA CV. ABADI MOTOR Rino Rinaldo 1), Eliya Isfaatun 2) Abstract This study aims to determine the installment sale interest calculation method that can provide profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat untuk tetap bertahan dan berkembang di dalam kemajuan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat untuk tetap bertahan dan berkembang di dalam kemajuan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perubahan perekonomian global yang terjadi ini, menuntut para pelaku usaha dalam dunia ekonomi untuk semakin pandai dan jeli dalam melihat peluang

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli : 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sistem Penerimaan Kas Sebelum membahas definisi sistem penerimaan kas, ada baiknya kita menelaah beberapa pengertian dibawah ini : a. Definisi Sistem dan Prosedur

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENDAHULUAN 01. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan Bank. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34 Oleh Nama : Yosiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang mengandung pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA Mutiara Wahyuni Choirul Anwar ABSTRAK. Karya Ilmiah ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 Khotrunnada Patria Septianti 2013.35.2316 Mulyati 2013.35.2319 K. Hasanal Burhansyah 2013.35.2321

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Pembangunan sektor perumahan di kota Gresik khususnya dan Jawa timur pada umumnya sedang ramai-ramainya

Lebih terperinci

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1)

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1) TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1) Dari segi fungsinya, akuntansi merupakan : a. Aktivitas penyediaan jasa b. Sistem Informasi c. Kegiatan deskriptif analisis Aktivitas Penyediaan Jasa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA. Inna Sindhu Beach Sanur Kamis, 20 September 2012 Pembukuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian analisis adalah sebagai berikut : Penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab-musababnya,

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan PT KPBKaltim.Membandingkan

Lebih terperinci