MAKALAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA"

Transkripsi

1 MAKALAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA PENULIS : FRANSISKA DEWI SETIOWATI SUNARYO PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI. 2 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH 4 BAB II. MUNCULNYA PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA KOLONIALISME DI INDONESIA PEMBANGUNAN KOTA-KOTA...6 BAB III. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA MODERNISASI MASYARAKAT INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN PARA TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL PEMIKIRAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI.13 BAB IV KESIMPULAN..16 DAFTAR PUSTAKA

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari sisi historis di awal abad ke-20, masyarakat modern di Indonesia yang terjajah, terpisah dalam dua frame peradaban yang berbeda, yang pertama, masyarakat Belanda yang tumbuh menjadi modern sejalan dengan proses moderenisasi yang terjadi di Eropa. Lalu yang kedua, masyarakat modern yang tumbuh dari kalangan pribumi dan terjadi secara terbatas setelah memperoleh kesempatan melalui pendidikan.baru setelah era Kemerdekaan, terdapat dua frame peradaban baru, yaitu masyarakat modern hasil pendidikan pemerintahan masa kolonial dan masyarakat yang masih tradisional. Proses moderenisasi berjalan beriringan dengan tumbuhnya pemikiran modern dalam suatu bangsa, yang secara bertahap berkembang kearah terbentuknya masyarakat modern yang lebih besar. Di wilayah Nusantara yang mengalami proses kolonialisasi, kegiatan pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh pemerintahan kolonial di Indonesia merupakan landasan terbentuknya tatanan kebudayaan modern di era pasca kemerdekaan. Fenomena tersebut di perkuat oleh adanya pendapat dari Kuntowidjoyo yang menilai bahwa dalam kajian historis, kita perlu mendudukkan sejarah secara paralel dengan kegiatan pembangunan secara luas. Pendapat lain tentang tumbuhnya masyarakat modern, seperti yang dikemukakan oleh Eisenstadt, adalah bahwa proses modernisasi merupakan proses perubahan menuju tipe sistem sosial, ekonomi, dan politik yang sebelumnya telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-19 dan 20. Berdasarkan teori tersebut, Negara modern terbangun ketika masyarakatnya telah memiliki pola pemikiran modern dalam sistem sosial, ekonomi dan politik. Pendapat di atas dapat diterapkan pada bangsa Indonesia semasa kolonial Belanda, yang kemudian mengalami pertumbuhan pola pikir rasional dan kesadaran kebangsaan. Pemikiran dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Inference, yang berarti mengeluarkan suatu hasil berupa kesimpulan.ditinjau dari segi terminologi pemikiran adalah kegiatan manusia mencermati suatu pengetahuan yang telah ada dengan menggunakan akalnya untuk mendapatkan 3

4 atau mengeluarkan pengetahuan yang baru atau yang lain. Sedangkan arti dari istilah atau kata modern berasal dari kata latin yang berarti sekarang ini. Dalam pemakaiannya kata modern mengalami perkembangan, sehingga berubah menjadi sebuah istilah. Kalau sebuah kata hanya mengandung makna yang relatif sempit, sedangkan sebuah istilah akan mengandung makna yang relatif lebih luas. Modern sebagai sebuah istilah dalam masyarakat kita sudah mulai familiar, walaupun masih banyak yang verbalisme.istilah modern ini terutama ditujukan untuk perubahan sistem kehidupan ( dalam kontek lebih luas : peradaban ), yakni dari peradaban yang bersifat telah lama menjadi peradaban yang bersifat baru. Moderenisasi dalam arti arafiah adalah proses menjadi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Ini berarti proses perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Modernisasi adalah suatu gejala sosial yang dapat kita amati tandatandanya dalam kehidupan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan definisi dari pemikiran modern di Indonesia adalah suatu aksi paradigma berfikir tentang mencermati perubahan masyarakat Indonesia sesuai dengan perkembangan zaman yang sarat dengan perubahan di bidang ilmu, teknologi, seni, politik, budaya, dan sebagainya. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana munculnya Pemikiran Indonesia Modern? 2. Bagaimana perkembangan pemikiran modern di Indonesia? 4

5 BAB II MUNCULNYA PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA 2.1 Kolonialisme Di Indonesia Pada tahun 1595 Belanda mengirim armada perdagangannya ke wilayah Indonesia, saat itulah kolonialisasi mulai berkembang di Nusantara, tahun demi tahun, armada demi armada mulai bermunculan ke Indonesia.Lalu adanya perang Napoleon yang membuat negeri Belanda mengalami kehancuran ekonomi dan isolasi ekonomi, dan berharap pada negeri jajahannya untuk dapat memperbaiki kehancuran ekonomi kerajaan Belanda. Pada tahun 1830, Belanda menjalankan politik kolonial yang dinamakan Cultuursteltsel (Tanam Paksa). Kebijakan politik ini lebih menekankan pada kewajiban penduduk pribumi untuk menyediakan sejumlah hasil bumi yang nilainya sama dengan pajak tanah. Sejalan dengan itu, pada tahun 1850 di negeri Belanda terjadi masa transisi menuju kearah masyarakat industri.pada masa itu, di wilayah kerajaan Belanda segera dibangun pabrik-pabrik, rel kereta api, dan pengembangan pelayaran. Itu semua berkat hasil dukungan finansial dari pelaksanaan Cultuursteltsel.(Sartono Kartodirdjo, 1977) Setelah beberapa dekade mendapat perlawanan dari kaum pribumi karena melakukan kolonialisme, di tempuhlah jalan lain yaitu menggunakan siasat diplomatis terutama sejak perang Diponegoro dan perang Sumatera Barat. Hal itu sejalan dengan meluasnya kritik dari masyarakat Belanda sendiri terhadap kekejaman pemerintahan kolonial saat itu.semakin kuatnya adanya golongan sosialis di Belanda, dan sadarnya para pengusaha swasta Belanda yang melihat rakyat pribumi yang makin miskin.mereka berpendapat tujuan akhir kolonialisme Belanda adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan moral penduduk negara terjajah, menyebabkan terjadinya perubahan dalam kebijakan politik kerajaan Belanda terhadap wilayah jajahannya.( J.S.Furnivall,1983) Pada tahun 1901, Ratu Wilhelmina mengumumkan kebijakan baru dalam menjalankan politik kolonial, yaitu agar lebih memperhatikan kesejahteraan kaum pribumi, yang dikenal 5

6 dengan sebutan Politik Etis.Semenjak saat itu pemerintah Belanda mulai giat dengan pembangunan fisik masyarakat pribumi.(sartono Kartodirdjo,1977) 2.2 Pembangunan Kota- Kota Dalam pola pembangunan fisik, pemerintah kolonial melakukan pola moderenisasi kota kota sejalan dengan kebutuhan dan pemantapan kekuasaan kolonial. Pada tahun 1914, kota lama yang telah terbangun di abad ke pada masa keemasan kerajaan Mataram, seperti Cirebon, Demak, dan lainnya, kemudian di tata ulang. Dibuatnya alun alun yang menjadi ciri kota jaman kerajaan, bangunan huni untuk orang Eropa, benteng benteng tentara dan penjara, itu semua modeltata kota untuk mengupayakan moderenisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah kolonial. Sejalan dengan pembangunan infrastruktur, berkembangnya pola pikir modern di kalangan bangsa Indonesia asli, khususnya bagi kaum ningrat dan masyarakat keturunan Belanda pribumi adalah kesempatan emas untuk mengenyam pendidikan model Eropa, terutama bagi mereka yang dikirim ke negeri Belanda.( M.C.Ricklefs.1994) a. Pembangunan Fisik Pembangunan fisik sebenarnya telah lama dirintis semenjak kekuasaan Daendels pada tahun 1801, memerintahkan para bupati untuk membangun sekolah-sekolah.pada tahun 1816 dimantapkanlah Undang-Undang Pengajaran, yang menjadi landasan hukum penyelenggaraan pendidikan untuk rakyat pribumi.tetapi baru pemerintahan dari Van de Bosch tahun lah baru didirikan 20 sekolah modern di Hindia Belanda.(J.S.Furnivall,1983) Sesuai dengan konsekwensi Politik Etis, sekolah sekolah dengan sistem modern tersebut di perluas ke daerah desa-desa. Pada tahun awal abad ke-20, para pemuda pribumi menghadapi permasalahn baru, yaitu tumbuhnya upaya untuk membentuk jati diri bangsa. b. Timbulnya Masyarakat Terpelajar Sejumlah pemuda pribumi terpelajar mulai membangun jati dirinya, dengan cara mendorong kebanggaan sebagai bangsa, memperbesar loyalitas masyarakat terhadap bangsa, serta melakukan pengorbanan demi kepentingan perjuangan dan menuju pembaharuan dengan 6

7 perubahan yang revolusioner. Rasa nasionalisme ini mulai berkembang di kalangan warga pribumi yang kemudian menumbuhkan kesadaran untuk membawa negara kearah kemerdekaan. Kelompok terpelajar pada umumnya sadar betul akan pentingnya kemerdekaan, pandangan mereka bahwa status bangsa yang merdeka akan mempercepat proses mobilitas politik, berkembangnya infrastuktur dan terjadinya perubahan sosial dalam semua jenjang kehidupan bermasyarakat. Tumbuhnya jiwa kebangsaan tersebut diikuti oleh didirikannya organisasi pemuda Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 1908, Dr. Sutomo bersama rekan-rekan lulusan STOVIA mendirikan Budi Utomo, organisasi yang membuat Indonesia menghadapi suatu zaman, yakni pergerakan nasional. Dari organisasi inilah mulai bermunculan organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya.(suhartono,1994) Selanjutnya ada organisasi pemuda Tri Koro Dharmo pada tahun 1915 yang bercita cita untuk membentuk masyarakat Jawa Raya, meliputi orang Jawa timur, Jawa tengah juga orang Sunda, Madura, dan Bali. Pada tahun 1918 organisasi ini mulai berubah namanya menjadi Jong Java yang anggotanya hanya pemuda Jawa saja. Ideologi organisasi ini dikenal dengan Nasionalisme Jawa, dan pada tahun 1919 terbentuklah Panitia Nasionalisme Jawa. Demi kepentingan perjuangan menuju pembaharuan dengan perubahan yang revolusioner, Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi soerjadiningrat memilih bergabung dengan Indische Partij pimpinan Douwes Dekker, yang secara tegas memiliki ideology untuk berjuang melawan pemerintahan kolonial Belanda.(Susanto Tirtoprodjo,1984) Setiap rumpun masyarakat pribumi di wilayah Hindia Belanda kemudian mengembangkan ideologi politiknya sendiri.kemudian diadakan Kongres Pemuda pada tanggal 20 April sampai 2 Mei 1926 untuk memantapkan ideologi bersama yang dihadiri oleh wakil wakil organisasi pemuda nasionalis.kongres ini berhasil menyatukan cita-cita para pemuda Nasionalis yang kemudian diwadahi menjadi satu organisasi saja, yaitu Jong Indonesia, dengan tujuan menanamkan semangat kebangsaan secara lebih luas serta untuk mewujudkan Indonesia Raya. 7

8 Pola pikir modern di kalangan masyarakat pribumi semakin meluas hingga menjelang kemerdekaan. Kondisi itu dicirikan dengan timbulnya masyarakat terpelajar yang memperoleh pendidikan tinggi dan kesadaran akan demokratisasi dalam berpolitik, yang tercermin pada pemikiran-pemikiran modern para tokoh politik dan budayawan nasional. Pola pikir modern tersebut diantaranya berupa kehendak untuk menjalankan demokrasi dan pembangunan, sejalan dengan negara negara maju. 8

9 BAB III PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DI INDONESIA 3.1 Moderenisasi Masyarakat Indonesia Pasca Kemerdekaan Mengikuti pengertian modernisasi kita dapat mengamati modernisasi di Indonesia dalam bayak aspek kehidupan. Berikut ini kita akan membahas berbagai aspek modernisasi tersebut di Indonesia satu persatu. 1. Modernisasi di Bidang Teknologi dan Ekonomi Modernisasi terhnologi di Indonesia dapat kita lihat dalam perkembangan pemakaian ternologi, dari semua bersifat sederhana menjadi bersifat komplek ternologi dalam setiap sektor kegiatan ekonomi produksi masyarakat Indonesia. Hal ini berkaitan pula dengan terjadinya proses industrialisasi disetiap sektor ekonomi di Indonesia. Di sektor pertanian kita dapat menyaksikan gejala modernisasi pada penggunaan tekhnologi baru di dalam kegiatan produuksi pertanian. Penggumnaan tekhnologi itu kemudian menggubah cara produksi, tekhnik produksi dan hubungan-hubungan sosial di pedesaan. 2. Modernisasi di Bidang Sosial Modernisasi di bidang sosial mencakup perubahan cara berfikir dan berperilaku, yang lebih rasional, efisien, individu dan pragmatis untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara sistematis. Banyak sekali faktor penyebab terjadinya modernisasi sosial. Akan tetapi faktor yang paling menonjol di Negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah faktor tekhnologi dan perubahan teknik produksi ekonomi.(sartono Kartodirdjo,1984) 3. Modernisasi di Bidang Politik Gejala modernisasi di bidang poitik di Indonesia dapat dari munculnya birokrasi dan administrasi pemerintahan yang baru dan pembentukan lembaga-lembaga politik modern. Modernisasi sistem politik merupakan suatu sistem yang dijadikan kernakga untuk mentapkan dan melaksanakan kebijaksanaan tujuan-tujuan yang oleh masyarakat dianggap merupakan kepentingan umum.dalam pengetian ini proses modernisasi politik di Indonesia dapat dilihat pada gejala sebagai berikut: 9

10 - Diferensiasi Struktur Politik Timbulnya struktur yang khas untuk keperluan fungsi-fungsi politik tertentu disebut diferensiasi struktur politik. Hal itu dapat dilihat dasar tumbuhnya organsasi-organisasi untuk tujuan politik, antara lain lembaga perwakilan, pembuatan undang-undang, pelaksanaan keputusan, pemeliharaan sistem politik.(henk Schulte Nordholt dan Gery van Klinken,2007) - Rasionalisasi Kebudayaan Politik Rasionalisasi kebudayaan politik adalah perubahan pandang tetang fungsi dan cara kerja lembaga politik, khususnya tentnag shah tidaknya kekuasaan, yang semakin lama semakin bersifat rasional dan fungsional. Rasionalisasi ini menggantikan sistem kekuasan berdasarkan kharisma dan atas dasar keturunan bangsawan yang berlaku di zaman kerajaan.contoh, dahulu di zaman raja dipandang sah atas dasar keturunan dan pemilikan benda keramat warisan nenek moyang pendiri kerjaan yang memberi kekuatan kharisma tertentu.(henk Schulte Nordholt dan Gery van Klinken,2007) 4. Modernisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan Modernisasi di bidang agama dan kepercayaan merupakan bagian dari modernisasi masyarakat tehadap hidup dan kepercayaan mereka. Modernisasi kebudayaan masyarakat dapat kita lihat dalam perubahan-perubahan, baik materiil maupun idiil. Dalam pengertian umum, modernisasi budaya materiil adalah gejala kemajuan atau produk benda seni budaya dari tradisi menjadi lebih modern. Pmebuatan benda seni secara tradisional, seperti patung primitive, arsitektur tradisional, mengalami perubahan menjadi lebih modern, seperti bentuk patung kontemporer, arsitektur modern dan produk modern yang lain. Modernisasi budaya idiil merupakan perubahan-perubahan cara berfikir manusia dari berfikir mistik dan religius menjadi berfikir rasional dan sekuler Dalam proses ini di dalamnya termasuk memudaarkan tradisi sosial yang semula diterima apa adanya dan dijadikan acuan perilaku sehari-hari tanpa ada keraguan, berganti dengan kebebasan setiap orang untuk untuk 10

11 berfikir madiri, rasional dan mengambil inisiatif untuk meraih suatu kepentingan tertentu dengan cara-cara yang baku berdasarkan suatu pertimbangan ilmiah. Cara berfikir magis dan mistik yang mengikuti tradisi tertentu disebut cara berfikit tradisional. Adapun cara berfikir berdasarkan rasionalitas dan kebebasan orang disebut cara berfikir modern. Proses perubahan dari cara berfikir tradisional menuju cara berfikir modern merupakan salah satu bentuk gejala modernisasi budaya masyarakat.(j.w.schoorl,1980) 3.2 Para Tokoh Kebangkitan Nasional 1. Dr. Soetomo Beliaulah pendiri Budi Utomo yang manakala hari didirikannya diperingatkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 20 Mei 1908, beliau bersama rekan-rekan lulusan STOVIA mendirikan Budi Utomo, organisasi yang membuat Indonesia menghadapi suatu zaman, yakni pergerakan nasional. Dari organisasi inilah mulai bermunculan organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya. Budi Utomo merangsang rakyat Indonesia agar lepas dari kehidupan terjajah dan menuju kemerdekaan. Setelah mengetahui kekalahan Rusia ditangan Jepang dan penderitaan yang semakin meradang, akhirnya pergerakan nasional pun berkobar di Indonesia.(Suhartono,1994) 2. Ki Hajar Dewantara Nama aslinya adalah RM Soewardi Soerjaningrat. Ki Hajar Dewantara di kenal sebagai Bapak Pendidikan karena beliau adalah pendiri dari Taman Siswa, yaitu sekolah pertama pada saat abad 20 di Indonesia yang sistemnya tidak seperti pendidikan model Eropa seperti yang didirikan oleh pemerintah kolonial pada jaman itu. Landasan dari filsafat pendidikan dari Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung Tulodho, Seseorang Pemimpin apabila didepan harus bisa memberi contoh atau menjadi panutan bagi yang dpimpin atau warganya atau peserta didiknya. Ing madyo mangun karso, Seorang Pemimpin apabila berada ditengah tengah masyarakat harus bisa membangkitkan semangat atau memberi motivasi supaya lebih maju, atau lebih baik. Tut Wuri Handayani, Seorang Pemimpin apabila berada dibelakang harus bisa 11

12 mendorong masyarakat/yang dipimpin supaya senantiasa lebih maju.( A.K Pringgodigdo.1984) 3. Ernest François Eugène Douwes Dekker Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912, Nationale Indische Partij merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.( Susanto Tirtoprodjo,1984) 4. Soekarno Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi tidak dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia pun tidak dapat dilupakan. Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa demokrasi terpimpin ia bertindak bagaikan diktator, semua jasanya tak dapat dilupakan. Pada saat agresi militer I ketika Indonesia terdesak, beliau memerintahkan Syafrudin Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. (Cindy Adams,2007) 5. Mohammad Hatta Beliau turut aktif dalam beberapa organisasi pergerakan. Beberapa kali ditangkap oleh Belanda tidak memupuskan semangat perjuangannya. Beberapa organisasi seperti Indische Vereeniging dan Club Pendidikan Nasional Indonesia pernah ia geluti. Perannya sebagai Bapak Proklamator menjadi faktor utama yang membuat dirinya dikenal oleh khalayak ramai. Pada sidang BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 12

13 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia, beliau diangkat menjadi wakil presiden Republik Indonesia dan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia. 6. Raden Ajeng Kartini RA. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. RA. Kartini dikenal sebagai wanita yang mempelopori kesetaraan derajat antara wanita dan pria di Indonesia. Hal ini dimulai ketika Kartini merasakan banyaknya diskriminasi yang terjadi antara pria dan wanita pada masa itu, dimana beberapa perempuan sama sekali tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan. Kartini sendiri mengalami kejadian ini ketika ia tidak diperbolehkan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Kartini sering berkorespondensi dengan teman-temannya di luar negeri, dan akhirnya surat-surat tersebut dikumpulkan oleh Abendanon dan diterbitkan sebagai buku dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.( A.K Pringgodigdo.1984) Itulah beberapa tokoh saat kebangkitan nasional dan masih banyak lainnya para tokoh lainnya yang membantu proses kemerdekaan Indonesia. 3.3 Pemikiran Dasar Negara dan Konstitusi Perkembangan Nasionalisme di Indonesia mencapai titik puncak setelah Perang Dunia II yaitu setelah diproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus Ini artinya pembentukan Nation Indonesia melalui proses yang panjang. Indonesia dan Negara-negara di Asia mengalami penjajahan dan secara bersama-sama membangkitkan nasionalismenya sendirisendiri hingga merdeka. Menurut Soekarno untuk mencapai persatuan harus diusahakan adanya persatuan antara golongan nasionalis, marxis dan Islam.Ketiga golongan besar ini harus diusakan agar kemerdekaan dapat terwujud 1. Janji Kemerdekaan Perdana Menteri Jepang Jendral Koiso Kokiaki didepan sidang istimewa parlemen Jepang pada 7 September 1944 mengumumkan di wilayah Kemaharajaan Jepang di Hindia Timur diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari hal ini disebabkan karena situasi peperangan semakin memburuk, kekalahan Jepang dalam berbagai pertempuran 13

14 semakin meluas. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Jumbi Cosakai. Sidang pertama BPUPKI pada 28 Mei 1945.Badan Penyelidik terdiri dari seorang Ketua, dua orang wakil Ketua dan 60 anggota terdiri atas tokoh-tokoh Pergerakan Nasional, birokrat, Intelektual,polisi, tentara peta,wartawan, pengusaha dan empat warga keturunan asing. 2. Pemikiran Tentang Dasar Negara Salah satu anggota BPUPKI, Muh.Yamin mengatakan bahwa prinsip pertama yang menggarisbawahi dasar filsafat suatu Indonesia merdeka adalah nasionalisme. Nasionalisme yang mengikat kita dalam satu kehidupan bersama dalam satu keluarga dan sekuturunan. Pandangan Yamin tersebut menjadi dasar bagi pengembangan peri kebangsaan dan ketuhanan yang merupakan dasar pembentukan dasar Negara Indonesia.(Restu Gunawan, 2005) Dalam hal ini Yamin memberi peringatan bahwa dalam menyusun Negara haruslah disusun menurut watak dan peradaban bangsa Indonesia dan tidak meniru konstitusi Negara lain. Kehendak untuk merdeka dan berdaulat dan bebas dalam berhubungan dengan Negara lain didunia menjadi dasar Yamin dalam menuangkan pemikirannya tentang peri kemanusiaan. Dasar ketiga yang ditawarkan oleh Yamin adalah peri Ketuhanan Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang berperdaban luhur dan peradabannya itu mempunyai Tuhan yang Maha Esa. Dasar keempat adalah Peri Kerakyatan yang meliputi musyawarah, perwakilan dan kebijaksanaan. Dasar kelima adalah Kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Kesejahteraan yang menjadi dasar dan tujuan Negara Indonesia merdeka ialah keadilan masyarakat atau keadilan sosial. Itulah pandangan Yamin tentang dasar Negara Indonesia.(Muhammad Yamin,1960). Jika dibandingkan dengan pidato Sukarno, tidaklah terdapat perbedaan yang fundamental antara lima asas Yamin dan lima sila Sukarno. Dalam pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 tentang dasar Negara, Sukarno menekankan bahwa Negara yang didirikan adalah semua untuk semua, bukan untuk golongan tertentu saja. Prinsip kedua yang diusulkan oleh Sukarno adalah internasionalisme, ketiga tentang mufakat, keempat mengusulkan prinsip kesejateraan dan kelima prinsip ketuhanan. Setelah mengusulkan lima prinsip Negara Indonesia, Sukarno juga 14

15 mengusulkan nama dari lima prinsip tersebut yang diberi nama Pancasila. 15

16 BAB IV KESIMPULAN Munculnya pola pikir modern di Indonesia secara garis besar terjadi karena adanya perubahan pada sistem pemerintahan, dari masa pemerintahan kerajaan pribumi menjadi pemerintahan kolonial oleh Belanda, lalu diterapkannya sistem ekonomi kapitalis, dibangunnya industri dan pembaharuan kota- kota, serta adanya Politik Etis yang membuat semakin meluasnya pembangunan fisik melalui pendidikan moderen yang dilakukan secara merata, itu menimbulkan adanya tokoh tokoh terpelajar yang mempelopori adanya perubahan revolusioner di Indonesia. Dengan tersusunya rumusan Pacasila. Pembukaan UUD dan UUD 1945 maka lengkaplah sudah Indonesia sebagai Negara beserta aturannya. Meneliti perkembangan idea tau ideologi nasionalisme di Indonesia sangatlah menarik. Nasionalisme di Indonesia dan di dunia ketiga pada umumnya tidak terlepas dari perkembangan kolonialisme di daerah jajahan dengan eksploitasi kolonialisme, diskriminasi ras, dominasi politik dengan otorinisme. Pertumbuhan nasionalisme sebagai ideologi di Indonesia secara tegas menunjukkan betapa pentingnya peranan ide dan kesadaran sebagai pangkal transformasi masyrakat, menuju masyarakat Indonesia yang cerdas dan sejahtera. Perkembangan sejarah pemikiran di Indonesia memang bermula dari peghadapan diri pada realitas keterbelakangan dan berkembang pesat sesuai dengan Pembukaan UUD, diraih dengan pergulatan antar ideologi yang diperjuangkan oleh partai-partai politik. Sampai saat inipun bangsa Indonesia sedang berjalan untuk menemukan kembali pemikiran yang jernih dan kreatif. 16

17 DAFTAR PUSTAKA Adams,Cindy Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,edisi revisi (terj).jakarta :Yayasan Bung Karno dan Media Pressindo. Furnivall.J.S Hindia Belanda Satu Pengkajian Ekonomi Majmuk. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka. Gunawan, Restu Muhammad Yamin dan Cita-Cita Persatuan Indonesia.Yogyakarta :Obak Community. Kartodirdjo, Sartono Sejarah Nasional Indonesia Jilid V. Jakarta : Balai Pustaka. Kartodirdjo, Sartono Modern Indonesia Tradition & Transformation. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Pringgodigdo.A.K Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia,Jakarta: Dian Rakyat. Suhartono,1994.Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo sampai Proklamasi , Yogyakarta : Pustaka Belajar. Sukarno,1964. Dibawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi. Schoolrl,J.W Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara Sedang Berkembang. Jakarta : PT Gramedia M.C.Ricklefs Sejarah Indonesia Modern,(terj).Dharmono Hardjowijono.Yogyakarta :Gadjah Mada University Press. Nordhot. Henk Schulte dan Gerry van Klinten Politik Lokal di Indonesia. Jakarta : KITLV Tirtoprodjo, Susanto.1984.Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia.Jakarta :PT.Pembangunan. Yamin, Muhammad.1960.Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 Jilid I.Jakarta : Tanpa Penerbit. 17

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh : Richi Ardianto 11.11.5468 Kelompok F S1 TI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa, PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA Budi Utomo Tanda-tanda lahirnya gerakan nasional yang teratur mulai tampak saat Budi Utomo mucul pada tahun 20 Mei 1908. Perkumpulan ini beranggotakan kaum intelektual

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oby rohyadi Nomer mahasiswa : 11.11.5471 Kelompok : F Program studi : STRATA 1 Jurusan Nama Dosen : Teknik Informatika : Dr.abidarin rosidi,m.ma Implementasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Nama : Dini Fathnin Suroyo NIM :11.02.8137 Kelompok A Dosen : Drs. Khalis Purwanto,MM DIII MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASILA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL Faktor ekstern dan intern lahirnya nasionalisme Indonesia. Faktor ekstern: Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. PANCASILA LANJUT Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Modul ke: Pancasila Kajian sejarah perjuangan bangsa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Lahirnya Pancasila Pancasila yang

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : FELIX PRASTYO NIM : 11.12.6219 KELOMPOK : J PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

Pancasila dan Implementasinya

Pancasila dan Implementasinya Modul ke: Pancasila dan Implementasinya Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Sejarah Lahirnya Pancasila Kata Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA Modul ke: PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id DR. Rais Hidayat, M.Pd Kompetensi Mahasiswa dapat mengetahui sejarah Pancasila Mahasiswa

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Zaka nurhadi Nim : 11.11.5663 Kelompok : F Program studi : S1-Teknik informatika Dosen : Dr.

Lebih terperinci

Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan

Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi di Indonesia ketika masih dalam masa penjajahan Kolonial Belanda. Mengenai profil Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah Di Susun Oleh : Nama :Fredy Sipta Hartanto NPM : 11.12.5791 Kelompok : H Nama Dosen : Mohammad Idris P.Drs. MM Kelompok : HAK ASAZI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Disusun oleh : NAMA : ANDHIKA WAHYU PRATAMA NIM : 11.11.4962 KELOMPOK : D Untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Modul ke: Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia Asal

Lebih terperinci

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN & ERA KEMERDEKAAN Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MUHAMAD AZIS MUSLIM (D3MI) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A DOSEN : Drs. KALIS PURWANTO, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Pancasila

Lebih terperinci

Sejarah Penjajahan Indonesia

Sejarah Penjajahan Indonesia Sejarah Penjajahan Indonesia Masa penjajahan Indonesia tidak langsung dimulai ketika orang-orang Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara pada akhir abad ke-16. Sebaliknya, proses penjajahan

Lebih terperinci

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20 Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20 Anggota kelompok 3: 1. Ananda Thalia 2. Budiman Akbar 3. Farrel Affieto 4. Hidayati Nur Trianti Strategi Perlawanan

Lebih terperinci

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Modul ke: PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Fakultas Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kompetensi dalam

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI DI SUSUN NAMA : LEVYNA ISTA NIM : 11.01.2856 PROGRAM STUDY JURUSAN DOSEN : DIPLOMA TIGA : TEKNIK INFORMATIKA : IRTON SE, M.Si SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

BERPERILAKU PANCASILA

BERPERILAKU PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MAKALAH PANCASILA BERPERILAKU PANCASILA DISUSUN OLEH : NAMA : EKO RAHMANTO NPM : 11.01.2979 KELOMPOK PRODI : B : PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN : D3 - TEKHIK INFORMATIKA 03 NAMA DOSEN

Lebih terperinci

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL Oleh: Yustina Hastrini Nurwanti (Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta) I.Pendahuluan Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

Gagasan Indonesia. Pembukaan UUD 45. Kuliah Umum Kerjasama Institut Leimena dan Universitas Ciputra Surabaya, y, 28 April 2012

Gagasan Indonesia. Pembukaan UUD 45. Kuliah Umum Kerjasama Institut Leimena dan Universitas Ciputra Surabaya, y, 28 April 2012 Gagasan Indonesia Dalam Pembukaan UUD 45 Kuliah Umum Kerjasama Institut Leimena dan Universitas Ciputra Surabaya, y, 28 April 2012 Indonesia sudah berubah Demokrasi terbesar ke 3 di dunia 1. India

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Zaman Kuno Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat,

Lebih terperinci

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tabel 2.3 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No Unsur Manfaat Akibat apabila tidak ada UUD 1 Warga Negara 2 Bangsa dan Negara Kesimpulan : C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit ) LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit ) 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas a. anggota Mahkamah Konstitusi dan anggota anggota Dewan Perwakilan Rakyat b. anggota Mahkamah Konstitusi dan anggota

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah ABSTRAKSI Mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral seluruh warga negara Indonesia. Pancasila yang

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA Indonesia Dahulu Kala Sebagai sebuah bangsa, embrio bangsa Indonesia dapat dilacak dari abad ke-7m Ditandai munculnya kerajaan Kutai, Mataram Kuno, Sriwijaya,

Lebih terperinci

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS www.lembagakeris.net Sebagai Bangsa yang dihuni oleh berbagai suku bangsa, etnis,

Lebih terperinci

PANCASILA UNTUK INDONESIA

PANCASILA UNTUK INDONESIA PANCASILA UNTUK INDONESIA Disusun Oleh : Aulia Gradita S.P NIM : 11.11.5052 Kelompok Jurusan Dosen : D : S1 Teknik Informatika : Tahajudin S, Drs Untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) 1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di

Lebih terperinci

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. A. Abstraksi Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi kehidupan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai ideologi memiliki kedudukan

Lebih terperinci

Kembali Ke Jalan Bung Karno!

Kembali Ke Jalan Bung Karno! Kembali Ke Jalan Bung Karno! http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2109-kembali-ke-jalan-bung-karno.html Rabu, 17 Juni 2015 M. Ikhyar Velayati Harahap (Ist) Ditengah Penjajahan Kolonialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu demos dan cratein yang masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu bentuk tentang cara- cara penyelenggaraan kekuasaan pemerintah berdasarkan asas kedaulatan rakyat. Istilah demokrasi berasal dari dua

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA Di susun oleh : Nama : Adam Putra Bakti NIM : 11.02.8089 Kelompok : A P. Studi : Pendidikan Pancasila Jurusan : D3-MI Dosen : Drs. M. Khalis Purwanto, MM

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA Disusun oleh: Nama : Gigih Fajar Kurniawan Nim : 11.11.5519 Kelompok Jurusan Nama Dosen : F : S1-TI :Abidarin

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (Pra Kemerdekaan) Fakultas MKCU Drs. AMIRUDDIN, S.P.d. MM Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan

Lebih terperinci

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS 2.1. Menganalisis Kolonialisme dan Imperialisme Perkembangan Pengaruh Barat di Barat dan Perubahan Merkantilisme dan Ekonomi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di pada masa Kolonial Demografi, Kapitalisme

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI Nama : yatno subagyo NIM : 11.12.5804 Kelompok : Hak Asasi Program Studi : Pancasila Jurusan : S1-SI Dosen : Drs.

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 05 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Sebagai Dasar Negara Modul ini membahas mengenai Pancasila Sebagai Dasar Negara Yang Merupakan Ideologi Terbuka, Batasan keterbukaan Pancasila sebagai

Lebih terperinci

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila I Nilai Juang Proses Per erum umusan usan Pancasila Seba bagai ai Dasar Negar ara Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA DisusunOleh: MahendraWahyuAngkasa[11.11.5241] JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI Nama : Devit Surtianingsih NIM : 11.01.2851 Kelompok : B Program Studi : Pancasila Jurusan : D3-TI Dosen : Irton. SE., M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil 117 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa Kowani sebagai federasi merupakan persatuan dari beberapa organisasi perempuan yang

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 5 OLEH: TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Kemudian dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Iinkai)

Lebih terperinci

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara 2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara Ketua BPUPKI dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama BPUPKI, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka maka diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN KEBANGSAAN Politik DRAINAGE Belanda mengeruk kekayaan dari negara Indonesia untuk kepentingan dan kesejahteraan negara

Lebih terperinci

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar Wawasan Kebangsaan Dewi Fortuna Anwar Munculnya konsep Westphalian State Perjanjian Westphalia 1648 yang mengakhiri perang 30 tahun antar agama Katholik Roma dan Protestan di Eropa melahirkan konsep Westphalian

Lebih terperinci

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam A. Pancasila sebagai Dasar Negara Nilai-nilai Perjuangan dalam Perumusan Pancasila Bangunan akan berdiri kokoh dan kuat bila fondasinya kuat. Seperti halnya bangunan, negara juga membutuhkan fondasi. Fondasi

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA ACARA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2014 Hari/tgl : Minggu, 17 Agustus 2014 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Lapangan

Lebih terperinci

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Di susun oleh NAMA : Aji Guruh Prasetyo NIM : 11.11.4619 PROGRAM JURUSAN : TI : Teknik Informatika

Lebih terperinci

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA MENGAPA KAJIAN ILMIAH? TUNTUTAN KEILMUAN (DUNIA AKADEMIK) MENGIKUTI KAIDAH KEILMUAN. PANCASILA

Lebih terperinci

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.  Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Dasar Negara www.mercubuana.ac.id Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen Dasar Negara Indonesia dalam pengertian historisnya merupakan

Lebih terperinci

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA Nama : Chikita Putri M. Kelas : 8A Panitia Sembilan Panitia Sembilan dibentuk pada 1 Juni 1945. Panitia Sembilan ini adalah panitia yang beranggotakan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA POSISI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : DARMAN NIM : 11.11.5570 KELOMPOK : F PROGRAM STUDI : S1 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA NAMA DOSEN :ABIDARIN ROSIDI. Dr,M,MA BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Bung Karno Dan Lima Kebenaran Ilahiyah

Bung Karno Dan Lima Kebenaran Ilahiyah Bung Karno Dan Lima Kebenaran Ilahiyah http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2097-bung-karno-dan-lima-kebenaran-ilahiyah.html Minggu, 14 Juni 2015 Laksamana TNI (Pur) Slamet Soebijanto (Ist)Ditengah

Lebih terperinci

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Identitas Nasional Istilah Identitas nasional secara terminologis Adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL www.bimbinganalumniui.com 1. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904 1905 membuktikan bahwa Jepang sanggup menyamai bahkan melebihi salah satu negara Barat. Kemenangan Jepang tahun 1905 menyadarkan

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Nama : Ika Nur Lathifah NIM : 11.11.5445 Kelompok Jurusan Dosen : E : S1-TI : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara Condong Catur,

Lebih terperinci

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Nama : Rizqon Sadida NIM : 11.11.5381 Kelompok : E Program Studi : Strata 1 (S1) Jurusan Dosen : Teknologi Informatika : Abidarin Rosidi, Dr, M.M.A ABSTRAKSI.

Lebih terperinci

Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta. ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta )

Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta. ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta ) Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta ) A. Latar Belakang 1. Identifikasi Permasalahan Sukarno dan Hatta adalah dua

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012 SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SELAKU KETUA UMUM PERINGATAN HARKITNAS TAHUN 2012 Assalamu alaikum Warakhmatullahi Wabarokhatuh. Selamat Pagi, dan Salam Sejahtera bagi kita semua. Saudara-saudara

Lebih terperinci