Pajak Badan Usaha. Oleh Iwan Sidharta, SE., MM.
|
|
- Djaja Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pajak Badan Usaha Oleh Iwan Sidharta, SE., MM.
2 Badan Subjek Pajak Badan Sekumpulan orang/ modal yang merupakan kesatuan yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroaan terbatas. Perbedaan badan hukum dan bukan badan hukum terletak pada pemisahan harta kekayaan; Perubahan harta berwujud
3 Penghasilan Definisi Penghasilan UU PPh, pasal 4 (1) UU No. 17/2000 Penghasilan Subjek Pajak Penghasilan Stelsel Pengakuan Penghasilan Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri Stelsel Akrual Stelsel Kas Objek Pajak Penghasilan Penghasilan Yang Bukan Objek Pajak Penghasilan Yang Sudah Terkena PPh Final Penghasilan Yang merupakan Objek Pajak
4 BIAYA BIAYA YANG BUKAN PENGURANG PKP BIAYA YANG MERUPAKAN PENGURANG PKP BIAYA BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN YANG TERKENA PPH FINAL
5 Pengertian Penghasilan Berdasarkan pasal 4 (1) UU No. 17/2000 Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun
6 Penghasilan Yang Merupakan Objek Pajak 1) Penghasilan dari kegiatan usaha 2) Penghasilan dari karyawan 3) Penghasilan dari pemberi jasa 4) Penghasilan dari modal harta bergerak 5) Penghasilan dari modal harta tak bergerak 6) Penghasilan dari pembebasan hutang
7 Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan. Dalam akuntansi pajak tidak semua penghasilan merupakan objek pajak penghasilan. Adapn bentuk penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan adalah sebagi berikut; Bantuan sumbangan Zakat Harta hibah Warisan Harta Natura dan biaya kenikmatan Klaim asuransi Deviden tertentu Iuran dana pensiun Pembagian laba komanditer yang tidak terbagi atas saham. Bunga obligasi perusahaan reksadana. Penghasilan modal ventura Pembebasan hutang tertentu
8 PPh Final
9 Stelse Pengakuan Penghasilan Ada beberapa stelsel dalam akuntansi pajak mengenai pengakuan penghasilan yaitu; Stelsel Akrual Stelsel Kas
10 Stelsel Akrual Stelsel akrual merupakan suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang. Sehingga tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dilunasi
11 Stelsel Kas Stelsel kas merupakan suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada waktu diterima secara tunai dan biaya yang dibayar secara tunai. Metode ini biasa digunakan oleh perusahaan kecil, orang pribadi, bidang jasa transportasi, hiburan, restoran dan sejenisnya.
12 Accrual versus Cash-Basis Accounting Accrual accounting records the effect of each transaction as it occurs. Cash-basis accounting records only cash receipts and cash payments. It ignores receivables, payables, and depreciation. Suppose It s Just Lunch purchased $2,000 of office supplies. On the accrual basis, It s Just Lunch records Office Supplies and Accounts Payable as follows:
13 Cash-basis accounting ignores this transaction because It s Just Lunch paid no cash. The cash basis records only cash receipts and cash payments. In the cash basis, Cash receipts are treated as revenues. Cash payments are treated as expenses. Under the cash basis, It s Just Lunch would record each cash payment as an expense and not as an asset.
14 Accrual versus Cash-Basis Accounting count` Differently the accrual basis and the cash basis for a revenue. Suppose It s Just Lunch performed service and earned the revenue but collected no cash. Under the accrual basis, It s Just Lunch records $10,000 of revenue on account as follows: Under the cash basis, It s Just Lunch never record any revenue earned because there is no cash receipt. Instead, it would wait until receives the cash. Then record the cash receipt as revenue. As a result, cash-basis accounting never reports accounts receivable from customers.
15 Example Suppose It s Just Lunch collects $3,000 from customers on Jan 1. The company will earn the $3,000 of revenue evenly during Jan, Feb, and March. How much service revenue under (a) accrual and (b) cash-basis? Answer: Now suppose It s Just Lunch prepays $6,000 for TV advertising. The ads will run during Oct, Nov, and Dec. How much advertising expense report each month? Answer:
16 Biaya Berkaitan dengan Penyusutan Penyusutan Merupakan pembebanan biaya atas harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Penyusutan atas biaya pengeluaran; Pembelian Pendirian Penambahan Perbaikan Perubahan harta berwujud
17 Biaya Berkaitan dengan Penyusutan Penyusutan Penyusutan dengan metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (declining balance method). Penyusutan untuk bangunan hanya menggunakan metode garis lurus (straight line method). Biaya pengeluaran digunakan untuk; Mendapatkan Menagih Memelihara penghasilan
18 Ketentuan dalam Penyusutan Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran. Penyusutan untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan dilakukan pada bulan selesainnya proses tersebut.
19 Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan
20 Tarif Penyusutan Contoh Sebuah mesin dibeli PT YAIYA pada bulan Juni 2013 dengan harga perolehan Rp ,- dengan masa manfaat sesuai dengan ketentuan perpajakan selama 4 tahun (termasuk dalam kelompok 1). Tentukan penyusutan per tahun dengan metode garis lurus dan saldo menurun?
21 Jawaban Tarif Penyusutan Besarnya penyusutan PT YAIYA? Tahun Garis Lurus Saldo Menurun Harga Perolehan Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku /2x25% /2x50% % % % % % % /2x25% /2x50%
22 Tarif Penyusutan Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 138/KMK.03/2002 tanggal 8 April 2003 da Peraturan Kementerian N0 96/PMK.03/2009, penentuan kelompok jenis harta diatur menjadi; Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan
23 Kelompok 1 Kelompok 1
24 Kelompok 2 Kelompok 2
25 Kelompok 2 Kelompok 2.lanjutan
26 Kelompok 3 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan
27 Kelompok 3 lanjutan Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan
28 Kelompok 4 Kelompok 4 Kelompok bangunan
29 Kelompok Bangunan Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 138/KMK.03/2002 tanggal 8 April 2003, penentuan kelompok jenis harta diatur menjadi; Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok bangunan
30 Biaya Berkaitan dengan Amortisasi Amortisasi Merupakan pembebanan biaya atas harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Amortisasi dapat digolongkan; Hak guna bangunan Hak guna usaha Hak pakai Biaya pendirian Biaya pelunasan modal
31 Biaya Berkaitan dengan Amortisasi Amortisasi Amortisasi dengan metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun (declining balance method). Penentuan masa manfaat berdasarkan pada masa manfaat yang sesungguhnya menurut Wajib Pajak. Apabila masa manfaat yang sesungguhnya dari harta tidak berwujud tidak terdapat pada masa manfaat sesuai dengan ketentuan maka Wajib Pajak bisa menentukan masa manfaat yang paling dekat.
32 Tarif Amortisasi Tarif Amortisasi
33 Amortisasi atas Biaya Pendirian atau perluasan Usaha Pengeluaran untuk biaya pendirian atau biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai ketentuan. Contoh PT YAIYA baru berdiri tahun 2014 telah menghabiskan biaya sebesar Rp ,- untuk mendapatkan berbagai izin pengurusan pendirian perusahaan. Biaya tersebut diperlakukan sebagai aktiva lain dan masa manfaat diperkirakan 4 tahun.
34 Wasalam Terima Kasih
35 Pajak Badan Usaha Oleh Iwan Sidharta, SE., MM.
36 BIAYA BIAYA YANG BUKAN PENGURANG PKP BIAYA YANG MERUPAKAN PENGURANG PKP BIAYA BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN YANG TERKENA PPH FINAL
37 Biaya Yang Bukan Merupakan Pembagian Laba Pengurang PKP Biaya Pribadi pemegang saham. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan. Premi asuransi Penggantian dalam bentuk natura. Jumlah yang melenihi kewajaran.
38 Biaya Yang Bukan Merupakan Pengurang PKP.lanjutan Harta yang dihinahkan. Pajak penghasilan. Biaya pribadi. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan. Sanksi administrasi
39 Pembagian Laba Ada beberapa pembagian laba yang bukan merupakan pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu; 1. Deviden 2. Pembagian SHU Koperasi 3. Tantiem, merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada direksi dan komisaris oleh pemegang saham dari laba perusahaan setelah dikurangi pajak.
40 Biaya Merupakan Pengurang PKP Biaya yang merupakan PKP adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan ddengan pekerjaan atau jasa, yang diperkenankan sesuai dengan peraturan perpajakan. Biaya tersebut harus mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak
41 Biaya Merupakan Pengurang PKP lanjutan Biaya berkaitan dengan karyawan Biaya berkaitan dengan HPP Biaya berkaitan dengan biaya bunga Biaya berkaitan dengan biaya sewa Biaya berkaitan dengan biaya royalti Biaya berkaitan dengan biaya perjalanan Biaya berkaitan administrasi perusahaan Biaya berkaitan dengan asuransi
42 Biaya Merupakan Pengurang PKP lanjutan Biaya berkaitan dengan biaya perjalanan Biaya berkaitan administrasi perusahaan Biaya berkaitan dengan asuransi Biaya berkaitan dengan pajak daerah Biaya berkaitan dengan penyusutan dan amortisasi Biaya berkaitan dengan dana pensiun Biaya berkaitan dengan kerugian
43 Biaya Merupakan Pengurang PKP lanjutan Biaya berkaitan dengan produk Biaya berkaitan dengan piutang tak tertagih Biaya berkaitan dengan entertainment Biaya berkaitan dengan pajak keluaran dan pajak masukan Biaya berkaitan dengan penjualan Biaya berkaitan dengan pemberian natura Biaya berkaitan dengan kepemilikan aktiva tertentu
44 Biaya Berkaitan dengan karyawan Berbagai macam biaya yang berkaitan dengan kebutuhan karyawan antara lain; Pembayaran gaji dan sejenisnya Pembayaran dalam rangka peningkatan SDM
45 Pembayaran gaji dan sejenisnya Berbagai bentuk pembayaran gaji dan sejenisnya yang dibayarkan kepada pegawai, baik pegawai tetap, tidak tetap, pegawai lepas, calon pegawai dan sebagainya, dapat dirinci sebagai berikut; Gaji Upah Honor Bonus, gratifikasi dan jasa produksi Tunjangan
46 Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya kerugian atau pada tahun berjalan. Kerugian atas penjualan atau pengalihan harta Kerugian atas selisih kurs mata uang asing
47 Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian atas selisih kurs mata uang asing Akibat fluktuasi mata uang asing Atau akibat kebijakan pemerintah Sistem pembukuan dalam pencataan mata uang asing dibedakan atas; Berdasarkan kurs tetap Pembebanan kerugian dilakukan pada saat terjadinya realisasi Berdasarkan kurs tengah BI Pembebanan kerugian dilakukan pada akhir tahun.
48 Biaya Berkaitan dengan Kerugian Mekanisme pembebanan laba/rugi selisih kurs dilakukan dengan cara; Selisih kurs yang tercatat dalam pembukuan di tampung dalam perkiraan sementara dan tersendiri dalam neraca. Pada saat realisasi penerimaan atau pembayaran mata uang asing, perkiraan sementara di pindahkan ke perkiraan rugi laba sebesar selisih kurs. Keuntungan atau kerugian atas selisih kurs harus terlebih dahulu dikompensasikan dan selisihnya diperhitungkan lebih lanjut dengan rugi laba
49 Biaya Berkaitan dengan Piutang tak tertagih Piutang yang nyata-nyata tidak tertagih dapat dibebankan dengan syarat; Telah dibebankan sebagai biaya dalam laba rugi komersial. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negri atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang antara kreditur dan debitur. Telah dipublikasikan. Wajib Pajak menyerahkan daftar piutang ke Dirjen Pajak.
50 Biaya Berkaitan dengan Dana Cadangan Dana cadangan diperbolehkan untuk kegiatan usaha; Perbankan. Perusahaan sewa guna usaha dengan hak opsi. Perusahaan asuransi. Perusahaan pertambangan.
51 Biaya Berkaitan dengan Dana Cadangan Perbankan Besarnya cadangan piutang tak tertagih dibedakan; Kredit lancar. Kredit dalam perhatian khusus. Kredit kurang lancar. Kredit diragukan Kredit macet.
52 Biaya Berkaitan dengan Dana Cadangan Perbankan Tata cara pembebanan biaya atas piutang tak tertagih; Pembentukan dana cadangan dihitung berdasarkan persentase per periode. Jumlah kredit yang digunakan berasal dari pokok pinjaman dari bank. Pembentukan dan perhitungan dana cadangan harus sama dengan laporan komersil. Cadangan piutang tak tertagih tidak dipakai untuk menutup kerugian.
53 Biaya Berkaitan dengan Kepemilikan Aktiva Tertentu Kepemilikan aktiva tertentu; Telpon seluler» Termasuk kelompok 1 dan penyusutan yang diakui hanyalah 50% dari seharusnya.» Biaya langganan/pulsa diperbolehkan 50% dari biaya. Bus dan minibus» Penyusutan termasuk aktiva kelompok 2» Biaya pemeliharaan dapat dibebankan pada saat dilakukannya perbaikan.
54 Biaya Berkaitan dengan Kepemilikan Aktiva Tertentu Kepemilikan aktiva tertentu; Kendaraan sedan» Termasuk aktiva kelompok 2 dan penyusutan sebesar 50% dari tarif penyusutan kelompok 2» Biaya pemeliharaan, bahan bakar hanya dapat dibebankan 50% dari biaya pemeliharaan
55 Biaya Berkaitan dengan Kepemilikan Aktiva Tertentu Kepemilikan aktiva tertentu; Sofware komputer» Terdapat dua aplikasi yaitu aplikasi umum dan khusus.» Aplikasi umum diperlakukan sebagai pengeluaran operasional rutin» Aplikasi khusus pembebanan biaya melalui amortisasi harta tak berwujud kelompok 1
56 Biaya Berkaitan dengan Aktiva yang didapat dari Sewa guna usaha Aktiva dari sewa guna usaha; Pembebanan biaya atas aktiva dari sewa guna usaha dilakukan atas angsuran pembayaran leasing termasuk bunga dan penyusutan tidak boleh dibebankan sampai aktiva tersebut lunas.
57 Biaya Berkaitan dengan Aktiva yang didapat dari Sewa guna usaha Persyaratan yang harus dipenuhi;» Jumlah pembayaran sewa guna selama usaha pertama ditambah dengan nilai sewa barang modal menutup harga perolehan.» Masa guna sewa usaha minimal; 2 thn untuk golongan 1 3 thn untuk golongan 2 & 3 7 thn untuk golongan bangunan» Terdapat perjanjian sewa guna usaha
58 Tarif Pajak Badan Usaha Tarif dikali dengan penghasilan neto setelah dikurangi dengan kompensasi kerugian. Tarif Pasal 17 (1b) (tarif sebesar 25% x PKP) Tarif Pasal 17 (2b) (tarif sebesar 20% x PKP) Tarif pasal 31E (1) (tarif 12.5% x PKP) Tarif final UKM Th (tarif 1% x omset tiap bln)
59 Tarif Pajak Badan Usaha
60 Koreksi Fiskal Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut menghasilakn koreksi fiskal, baik koreksi positif (bertambahnya laba fiskal dari laba komersial) maupun koreksi negatif (turunnya laba fiskal dari laba Komersial).
61 Koreksi Fiskal Akuntansi Komersial. Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Perpajakan. Peraturan undang-undang perpajakan
62 Koreksi Fiskal Metode penyusutan aktiva tetap Dalam neraca fiskal, tidak semua metoda dapat diakui tergantung pada jenis aktiva tetap (ps 11 UU No 36 th 2008), nilai residu tidak diperhatikan dan masa manfaat ditentukan oleh undang-undang berdasarkan penggolongan aktiva tetap berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan
63 Koreksi Fiskal Pengakuan piutang tidak tertagih: Akutansi perpajakan hanya mengakui kerugian piutang tak tertagih yang nyata-nyata tidak dapat ditagih Penilaian persediaan; Dalam Akutansi perpajakan hanya mengakui penilaian persediaan dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO) dan Rata-rata.
64 Beda Tetap dan Waktu Beda tetap terjadi pada transaksi yang diakui sebagai penghasilan/biaya tidak diakui dalam perpajakan. (penghasilan/ yang telah dipotong pph final) Beda waktu merupakan perbedaan metode perhitungan pendapatan dan/atau biaya tiap tahun atau tahun buku yang digunakan antara komersial dengan fiskal. (penyusutan dan amortisasi)
65 Koreksi Fiskal Penyesuaian koreksi positif. Apabila laba fiskal menjadi lebih besar dibandingkan laba komersial. (Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan, misalnya biaya untuk kepentingan pemegang saham, dana cadangan, imbalan natura dan kenikmatan). Penyesuaian koreksi negatif. Apabila laba fiskal menjadi lebih kecil dibandingkan laba komersial. (penyusutan, amortisasi dan penghasilan yang ditangguhkan)
66 Koreksi Fiskal Positif Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemilik perusahaan Pembentukan atau pemupukan dana cadangan Penggantian atau imbalan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk natura dan kenikmatan Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham/pihak yang mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan Sanksi administrasi Biaya yang ditangguhkan pengakuannya
67 Koreksi Fiskal Positif Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan Pajak penghasilan Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham/pihak yang mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan Selisih penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal Selisih amortisasi komersil di atas amortisasi fiskal
68 Koreksi Fiskal Negatif Selisih penyusutan komersil di bawah penyusutan fiskal Selisih amortisasi komersil di bawah amortisasi fiskal Penghasilan yang ditangguhkan Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak Penghasilan yang dikenakan pajak final Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
69 Koreksi Fiskal Berikut ini perusahaan tour dan travel pada tahun 2014 diketahui beberapa hal atas laporan keuangan komersil uang perlu dilakukan rekonsiliasi pajak. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut; 1. Beban Konsumsi tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, karena beban konsumsi hanya diberikan pada level manajer saja. 2. Beban berobat hanya diperuntukkan bagi pemilik perusahaan bukan fasilitas seluruh karyawan. 3. Beban penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan, dimana perlu dilakukan koreksi positif sebesar Rp ,-. 4. Pajak usaha sebesar 10% Buatlah Laporan rekonsiliasi pajaknya?
70 Koreksi Fiskal
71 Koreksi Fiskal Berikut ini perusahaan tour dan travel pada tahun 2014 diketahui beberapa hal atas laporan keuangan komersil uang perlu dilakukan rekonsiliasi pajak. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut; 1. Biaya penyisihan hutang tak tertagih merupakan biaya pemupukan cadangan. 2. Terdapat biaya pembantu rumah tangga direktur perusahaan yang dibebankan pada gaji sebesar Rp ,-. 3. Terdapat biaya yang perlu dikoreksi sehubungan dengan peraturan perpajakan; biaya tunjangan PPh Karyawan, biaya pengobatan karyawan, Biaya entertainment, biaya sumbangan, dan biaya langganan koran/majalah. 4. Pajak usaha sebesar 28% Buatlah Laporan rekonsiliasi pajaknya?
72 Koreksi Fiskal
73 Koreksi Fiskal
74 Wasalam Terima Kasih
Oleh Iwan Sidharta, MM.
KOREKSI FISKAL Oleh Iwan Sidharta, MM. Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut
Lebih terperinciOleh Iwan Sidharta, MM.
BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya
Lebih terperinciOleh Iwan Sidharta, MM.
BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. BIAYA BIAYA YANG BUKAN PENGURANG PKP BIAYA YANG MERUPAKAN PENGURANG PKP BIAYA BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK BIAYA YANG BERKAITAN
Lebih terperinciRUGI LABA BIAYA FISKAL
RUGI LABA BIAYA FISKAL BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN (PASAL 9) Pengeluaran untuk pemegang saham atau pihak yang memillki hubungan istimewa beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya.
Lebih terperinciBIAYA. Oleh Iwan Sidharta, MM.
BIAYA Oleh Iwan Sidharta, MM. BIAYA BIAYA YANG BUKAN PENGURANG PKP BIAYA YANG MERUPAKAN PENGURANG PKP BIAYA BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN BUKAN OBJEK PAJAK BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PENGHASILAN
Lebih terperincibambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan
bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan 5.1 Pengertian PPh Badan PPh Badan yaitu pajak atas penghasilan yang diperoleh atau diterima badan usaha
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan
Lebih terperinciRekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal
Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal Penghitungan PPh diakhir tahun bagi WP Badan didasarkan atas LK Fiskal (Laba Rugi Fiskal) Laba rugi fiskal disusun berdasarkan Laba Rugi Komersial yang telah disesuaikan
Lebih terperinci1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17/2000 adalah setiap
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Pajak II.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Soemitro. R yang dikutip oleh Mardiasmo (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang KUP No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan penerimaan negara yang paling utama, untuk itu pajak merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak dalam pasal 1 ayat 1 UU KUP No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pajak Penghasilan 2.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 Pasal 1 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan dan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pajak Penghasilan II.1.1 Pengertian Umum Pajak Definisi pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH. dalam Resmi (2007) adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si
PAJAK PENGHASILAN UMUM 1 Yang menjadi Subjek Pajak: 1. Orang Pribadi dan Warisan yang belum terbagi 2. Badan, terdiri dari PT,CV,perseroan lainnya,bumn/bumd 3. BUT (bentuk Usaha Tetap) 2 Subjek Pajak dapat
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
1771 PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN)
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pajak Pajak merupakan salah satu pungutan negara terhadap rakyatnya. Pada hakekatnya, pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta Wajib
Lebih terperinciIII/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.
1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN
Lebih terperincilebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan 2. sahamnya tidak diperdagangkan
Lebih terperinciBIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9
BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9 a. PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN SEPERTI DIVIDEN, TERMASUK DIVIDEN YANG DIBAYARKAN OLEH PERUSAHAAN
Lebih terperinciSPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA
1771/$ PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pajak Penghasilan 2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Di Indonesia, pajak atas penghasilan sudah dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu. Dimulai dari dikenalkannya Paten Recht
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari dalam negeri yaitu dari sektor pajak.
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Umum Tentang Pajak II.1.1 Definisi Pajak Salah satu sumber penerimaan negara yang paling potensial untuk membiayai pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pajak Penghasilan II.1.1 Dasar Pengenaan Pajak dan cara menghitung Penghasilan Kena Pajak Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk Wajib Pajak dalam negeri,dan Badan Usaha Tetap (BUT)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kriteria untuk menentukan apakah suatu pengeluaran, biaya atau kerugian dapat dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Beberapa konsep dasar atau prinsip biaya fiskal sudah dirumuskan sebagai kriteria untuk menentukan apakah suatu pengeluaran, biaya atau kerugian dapat dapat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT TGS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris dengan No Akte 145 tanggal 23 April 1996. Akta pendirian tersebut
Lebih terperinciMATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO
MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO Oleh: I s r o a h, M.Si. isroah@uny.ac.id PRODI/JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PAJAK PENGHASILAN UMUM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Definisi Pajak Pengertian pajak menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Lebih terperinciKLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si
KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN Aris Munandar, SE., M.Si Tujuan Pembelajaran Jenis biaya yang diperkenankan bagi WP DN dan BUT untuk dibebankan sebagai biaya Jenis yang tidak diperkenankan bagi
Lebih terperinciBy Afifudin PSP FE Unisma 2
Pengertian Beban dan Kompensasi Kerugian sesuai SAK dan UU Pajak Rekonsiliasi Laporan Keuangan. Beda Tetap dan Beda Waktu Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi Fiskal Negatif By Afifudin PSP FE Unisma 2 MEKANISME/SIKLUS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus disajikan pada akhir periode untuk disampaikan kepada pihak manajemen. Laporan yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS
BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil
Lebih terperinci4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.
77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN
Lebih terperinciPENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.
PENGHASILAN Oleh Iwan Sidharta, MM. Penghasilan Penghasilan Dari Kegiatan Usaha Penghasilan Sebagai Karyawan Gaji Upah Tunjangan Honor Komisi, bonus Hadiah Penghasilan Yang Merupakan Objek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue) Maupun keuntungan ( gain ). Definisi penghasilan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat
BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan Menurut Mardiasmo ( 2006 ) mendefinisikan, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang ( yang dapat dipaksakan )dengan
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara
BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Dasar Perpajakan Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada
Lebih terperinciAPLIKASI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 2000 DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Oleh : Evi Ekawati. Abstrak
APLIKASI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 2000 DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Oleh : Evi Ekawati Abstrak Perbedaan antara laba menurut akuntansi dengan laba menurut pajak, untuk mengatasi perbedaan
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771
SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciHAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.
HAKIKAT REKONSILIASI Pelaksanaan pembukuan berdasar kebijakan akuntansi perusahaan menyimpang dari ketentuan perpajakan. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi. Penyesuaian
Lebih terperinciBAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL
BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL A. Adanya Pengeluaran atau Beban yang Tidak Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto akan Dilakukan KOREKSI FISKAL POSITIF. 1. Pembagian laba dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Pajak Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat memahami mengapa kita harus membayar pajak. Dari pemahaman inilah diharapkan muncul kesadaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian dan Jenis Pajak Ada berbagai pengertian pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli perpajakan, antara lain: Soemitro, seperti dikutip Waluyo dan Ilyas (2002) mendefinisikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2012:46.2) pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan atas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan
Lebih terperinciEVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk
BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 Tanggal 9 Nopember 1994 DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Tinjauan Penelitian Terdahulu Alkasari dkk. (2015), menyatakan bahwa perhitungan pajak di Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur masih belum optimal. Hal ini
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1993 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Laba Rugi Komersial Dalam Penentuan PPh Terhutang Pada PT. Mutiara Intrareksa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pajak Penghasilan 2.1.1. Pengertian Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak baik orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendapatan dan Beban Menurut Akuntansi 1. Pendapatan Menurut Akuntansi Suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk
BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dasar Perpajakan II.1.1. Definisi dan Fungsi Pajak Definisi atau pengertian pajak yang mengacu pada pendapat Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata
BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI
BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro (2009:1) Definisi pajak menurut Djajadiningrat (2009:1)
BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak 1. Pengertian Pajak Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro (2009:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
Lebih terperinciAmir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan
Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan Yang termasuk subjek pajak Orang pribadi Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan
Lebih terperinciTujuan Akuntansi Pajak a. Dasar menghitung PKP b. Menghitung harga perolehan c. Menghitung penyerahan barang kena pajak d. Menghitung besarnya pajak y
PENGERTIAN AKUNTANSI PAJAK Akuntansi Pajak adalah - sekumpulan prinsip, - standar, - perlakuan akuntansi lengkap yang digunakan oleh Wajib Pajak sebagai landasan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya
Lebih terperinciNOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :
D. PPh KURANG/LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771/$ SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri PT Cipta Sukma Mandiri merupakan wajib pajak badan sesuai yang tertuang di dalam Undang-Undang No. 36 Pasal 2 ayat 1
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat dalam memahami
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Pertemuan 1 PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN Pertemuan 1 6 P1.1 Teori Pajak Penghasilan Umum Dan Norma Perhitungan Pajak Penghasilan A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciA. Pengertian Laporan Keuangan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah kesimpulan dari hasil pencatatan yang disusun secara sistematis berdasarkan standar akuntansi yang di terima umum dan menggambarkan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)
BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Definisi Pajak, Wajib Pajak, dan Badan Pajak merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciKONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK
KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG Pajak Terutang = Tarif PPh X Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak ====> Penghasilan Netto Penghasilan Netto = Penghasilan - Biaya Perhitungan
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciBAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk
BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur
Lebih terperinciModul ke: Manajemen Perpajakan
Modul ke: Manajemen Perpajakan Konsep manajemen & perencanaan stratejik, tujuan perusahaan, risiko & pengaruh pajak atas perusahaan, konsep manajemen pajak & motivasi mgt pajak. Fakultas FEB Suri Mahrani,
Lebih terperinciDAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE
1. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan - Prinsip Realisasi Pasal 28 UU KUP - Konservatis/Penyisihan Pasal 28 UU KUP 2. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal a. Definisi Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal Laporan keuangan komersial adalah
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN KOMERSIL DAN FISKAL. ARIS MUNANDAR, SE., M.Si
LAPORAN KEUANGAN KOMERSIL DAN FISKAL ARIS MUNANDAR, SE., M.Si PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan produk yg dihasilkan dari akuntansi yang disajikan pada akhir periode untuk disampaikan kepada pihak
Lebih terperinci