BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah sangat penting

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah sangat penting"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah sangat penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, komunikasi matematika dan lain-lain dapat dikembangkan lebih baik.suatu pertanyaan atau tugas akan mnadi masalah hanya jika pertanyaan atau tugas itu menunjukan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh penjawab pertanyaan. Suatu masalah bagi seseorang dapat menjadi bukan masalah bagi orang lain karena ia sudah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya. Menurut Polya (Shadiq,F :2009) ada 4 langkah di dalam memecahkan masalah yaitu 1) memahami masalah, 2) merencanakan pemecahan masalah, 3) melaksanakan rencana pemecahan masalah dan yang 4) menafsirkan hasilnya. Adapun penjabaran dari keempat langkah yang diajukan Polya yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan suatu masalah, dapat diuraikan sebagai berikut : xix

2 a. Memahami Masalah 7 Pada langkah ini siswa harus memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. Pada langkah memahami masalah meliputi : 1) Siswa mampu menganalisis soal, hal ini dapat terlihat apakah siswa tersebut paham dan mengerti terhadap apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. 2) Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam bentuk rumus, simbol atau kata-kata sederhana. b. Merencanakan Pemecahan Masalah Pada tahap ini siswa harus dapat merencanakan langkah-langkah apa saja yang paling penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, diantaranya adalah siswa dapat mencari konsep-konsep atau teoriteori yang saling menunjang dan siswa dapat mencari rumus-rumus yang diperlukan. c. Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah Pada tahap ini siswa dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus yang digunakan sudah merupakan rumus yang siap untuk digunakan dalam soal, kemudian siswa memulai memasukan data-data hingga menjurus ke rencana pemecahan masalah, setelah itu siswa baru melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga diharapkan soal dapat dibuktikan atau diselesaikan. xx

3 d. Menafsirkan Hasilnya Pada langkah ini siswa harus dapat menjelaskan hasil dari penyelesaian masalah yang sudah dilaksanakan. Misalkan ada sebuah contoh soal, Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan AB= 6 cm dan BC = 8 cm. Hitunglah panjang AC? 1) Memahami masalahnya Membuat sketsa 2) Membuat rencana penyelesaian langkah penyelesaian adalah : AC adalah sisi miring segitiga siku-siku ABC AC dapat diketahui dengan menggunakan rumus Pythagoras, yaitu AC 2 = BC 2 + AB 2 3) Melaksanakan rencana penyelesaian kemudian dari rumus tersebut kita masukan nilai BC dan AB untuk mencari nilai AC 2 = BC 2 + AB 2 AC 2 = AC 2 = AC 2 = 100 xxi

4 AC = 100 AC = 10 cm 4) Menafsirkan hasilnya Jadi panjang sisi AC adalah 10 cm Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk memahami masalah, dapat merencanakan dan melaksanakan rencana pemecahan masalah serta dapat menafsirkan solusi dari masalah tersebut. B. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan di mana guru memberikan tantangan kepada siswa melalui penugasan agar siswa merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian membimbing siswa siswanya untuk sampai pada pemecahan masalah, kegiatan pembelajaran berbasis masalah dapat dilakukan untuk melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah individu maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri maupun secara bersama-sama. (Tim PPPG Matematika, 2005:93). Di dalam menyelesaikan masalah, siswa diharapkan memahami proses menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil dalam memilih, mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasi ketrampilan yang dimiliki. Sementara itu langkah-langkah dan peran guru-siswa pada pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut : xxii

5 Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah Fase Langkah-langkah Peran Guru 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peralatan yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,video, modul dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 5 Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk xxiii

6 mengevaluasi proses pemecahan masalah melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. ( Tim PPPG Matematika, 2004:9) Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis masalah (PPPG Matematika, 2004:11-12) adalah sebagai berikut : Kelebihan Pembelajaran berbasis masalah antara lain : a. Siswa lebih terlatih dalam kemampuan pemecahan masalah b. Mendorong siswa untuk berpikir alternatife atau kreatif c. Melatih keruntunan berpikir logis siswa Kekurangan Pembelajaran berbasis masalah antara lain : a. Kadang siswa belum menyadari akan adanya masalah b. Siswa sering mengalami kebingungan strategi yang akan digunakan C. Materi Pelajaran Teorema Pythagoras Sesuai KTSP pada mata pelajaran matematika SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto kelas VIII C dengan materi Teorema Pythagoras, meliputi : A. Teorema Pythagoras Luas Persegi dan Luas Segitiga Siku-siku Menemukan Teorema Pythagoras Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menghitung panjang satu sisi Segitiga Siku-Siku jika kedua sisi lain diketahui B. Penggunaan Teorema Pythagoras Kebalikan Teorema Pythagoras untuk menentukan jenis suatu Segitiga xxiv

7 Triple Pythagoras Perbandingan sisi-sisi pada Segitiga Siku-Siku dengan sudut khusus Penggunaan Teorema Pythagoras pada bangun datar dan bangun ruang D. Kerangka Berpikir Keadaan awal siswa : 1. Masih kurang dalam memahami masalah. 2. Masih kurang dalam merancang suatu penyelesaian masalah. 3. Masih kurang dalam melaksanakan penyelesaian masalah. 4. Masih kurang dalam membuat kesimpulan. Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah: 1. Orientasi siswa terhadap masalah. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa diharapkan : 1. Siswa dapat menjabarkan mana yang diketahui dan mana yang ditanyakan. 2. Siswa dapat menyusun rencana untuk menyelesaikan soal. 3. Siswa dapat menentukan rumus mana yang harus dipakai. 4. Siswa dapat melaksanakan rencana yang sudah disusun atau rumus yang sudah dipilih untuk menyelesaikan soal. 5. Siswa dapat menyimpulkan penyelesaian yang dikerjakan Pemecahan masalah matematika siswa dapat meningkat melalui pembelajaran berbasis masalah. xxv

8 Pada pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan di mana guru memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan (pertanyaan), agar siswa merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian membimbing siswa untuk sampai pada pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini, guru menggunakan tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah untuk mengubah keadaan awal siswa menjadi keadaan yang diinginkan yaitu melalui tahap-tahap sebagai berikut yaitu: (1) Orentasi siswa kepada masalah, pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peralatan yang digunakan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah tentang memahami masalah dengan harapan siswa dapat menjabarkan mana yang diketahui dan mana yang ditanyakan.(2) Mengorganisasikan siwa untuk belajar, pada tahap ini guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah dalam merancang suatu pemecahan masalah dengan harapan siswa dapat menyusun rencana untuk menyelesaikan soal. (3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah dalam melaksanakan pemecahan masalah dengan harapan siswa dapat melaksanakan rencana yang sudah disusun atau rumus yang sudah dipilih untuk menyelesaikan soal. xxvi

9 (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dengan laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Tahap ini mengembangkan indikator pemecahan masalah dalam membuat kesimpulan dengan harapan siswa dapat menyimpulkan penyelesaian yang dikerjakan. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah sampai selesai dan benar. Untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini. Dengan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakannya yaitu melalui pembelajaran berbasis masalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dapat meningkat. xxvii

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Nasution (2010), memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikerjakan untuk menyelesaikannya. Menurut Shadiq (2004) Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikerjakan untuk menyelesaikannya. Menurut Shadiq (2004) Suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong siswa untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di samping itu matematika juga merupakan faktor pendukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Masalah merupakan hal yang harus diselesaikan atau direspon. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing. Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil tes, wawancara, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual a. Kemampuan Representasi Matematis Janvier (dalam Kartini, 2009) mengungkapkan bahwa konsep tentang representasi merupakan salah satu konsep psikologi yang

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI PELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS

KISI KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI PELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS LAMPIRAN 141 Lampiran 1. Kisi-kisi Tes Diagnostik KISI KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI PELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS Sekolah : SMP Negeri 1 Sleman Kelas : VIII A Tahun ajaran : 2015/2016 Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

MakALAH TEOREMA PYTHAGORAS

MakALAH TEOREMA PYTHAGORAS MakALAH TEOREMA PYTHAGORAS Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Matematika Disusun oleh: SITI ZENAB KELAS : VIII-C MTS AL-ROHMAH TAHUN AJARAN 2016-2017 KATA PENGANTAR Alhamdulillah,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 44 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 44 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU RAYON 44 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KE-1 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA NAMA : GUNAWAN SUSILO NOMOR PESERTA : 11-0515-180-1-170

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, 7 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematika Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terapan maupun aspek penalarannya mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. terapan maupun aspek penalarannya mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan cara berpikir logis, sistematis dan kritis. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Penalaran adalah suatu proses atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah upaya sadar untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi individu yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Salah satu lembaga

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - MATEMATIKA BAB 20. PYTHAGORASLatihan Soal km. 225 km. 250 km. 280 km

SMP kelas 9 - MATEMATIKA BAB 20. PYTHAGORASLatihan Soal km. 225 km. 250 km. 280 km SMP kelas 9 - MATEMATIKA BAB 20. PYTHAGORASLatihan Soal 20.1 1. Sebuah kapal berangkat dari pelabuhan ke arah utara sejauh 120 km, kemudian berbelok ke arah barat sejauh 160 km. Jarak terdekat kapal dari

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : Matematika Semester : I (satu) ALJABAR Standar : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi,, dan persamaan garis lurus Indikator Kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut memiliki daya nalar kreatif dan keterampilan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut memiliki daya nalar kreatif dan keterampilan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang sangat pesat terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah mengantar

Lebih terperinci

PENGERTIAN PHYTAGORAS

PENGERTIAN PHYTAGORAS Pythagoras adalah seorang ahli filsafat. Ia tidak hanya mempelajari matematika, tetapi juga music dan ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani, tetapi pergi belajar ke Mesir dan Babilonia. Ia terkenal karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Menurut Mulyasa (2004) pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perbedaan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra an Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan studi pendahuluan di lokasi penelitian yaitu di MTs Negeri Bandung yang beralamatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 5, Nomor 1, April 2017, hlm 38 46 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya adalah matematika selain sebagai fondasi bagi ilmu pengetahuan lain juga sebagai pembantu bagi ilmu

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Lembar Observasi Proses Pemecahan Masalah Oleh Siswa

Lembar Observasi Proses Pemecahan Masalah Oleh Siswa 154 Lembar Observasi Proses Pemecahan Masalah Oleh Siswa Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Pacitan Kelas : VIII A Nama Guru : Triyanto, S.Pd Pokok Bahasan : Garis Singgung Lingkaran Hari/Tanggal : Selasa/3 Mei

Lebih terperinci

TEOREMA PYTHAGORAS. Contoh Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut

TEOREMA PYTHAGORAS. Contoh Hitunglah nilai kuadrat bilangan-bilangan berikut Teorema pythagoras berasal dari seorang matematikawan dari Yunani yang bernama Pythagoras, tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa teorema pythagoras berasal dari Cina karena ada sebuah buku yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Penguasaan Matematika Menurut Mazhab (dalam Uno, 2011 : 126) matematika adalah sebagai sistem lambang yang formal, sebab matematika bersangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasratuddin : 2006) menyatakan bahwa: matematika merupaka ide-ide abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Hasratuddin : 2006) menyatakan bahwa: matematika merupaka ide-ide abstrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan berfikir, logis, kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Sedangkan Hudojo (dalam Hasratuddin : 2006)

Lebih terperinci

BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA

BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA Soal-soal matematika yang muncul dalam IMO dan OMN umumnya merupakan soal yang memberikan tantangan untuk dikerjakan, tetapi tidak atau belum jelas benar

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Keyakinan Keyakinan merupakan suatu bentuk kepercayaan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya. Goldin (2002) mengungkapkan bahwa keyakinan matematika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Matematika sebagai ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salahsatu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Penalaran Matematis Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan

Lebih terperinci

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. 2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan andil yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pernyataan ini juga didukung oleh Kline (Suherman,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Matematika 1. Pengertian Matematika Menurut Depdiknas (2001), matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH DALAM MATEMATIKA

PEMECAHAN MASALAH DALAM MATEMATIKA PEMECAHAN MASALAH DALAM MATEMATIKA KARTIKA YULIANTI, S.PD., M.SI. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA - UPI Masalah Jabat Tangan Di ruangan ini terdapat orang. Untuk menjalin keakraban, setiap orang melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. Sekolah Menengah Pertama Terbuka atau disingkat SMP Terbuka adalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. Sekolah Menengah Pertama Terbuka atau disingkat SMP Terbuka adalah BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Sekolah Menengah Pertama Terbuka Sekolah Menengah Pertama Terbuka atau disingkat SMP Terbuka adalah pendidikan alternatif pada jalur pendidikan formal

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual Menurut Meier (2002) pembelajaran SAVI merupakan pembelajaran

Lebih terperinci

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika dijenjang SMP adalah: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Pembelajaran Matematika. 1. Pengertian belajar. Menurut Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar dan Menengah, Dirjen Dikdasmen, Depdikbud, Jakarta (1997-1998)

Lebih terperinci

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP Gianlucy Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: gianlucy245@gmail.com

Lebih terperinci

SOLUSI OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI TAHUN 2004

SOLUSI OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI TAHUN 2004 SOLUSI OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI TAHUN 004 A. ISIAN SINGKAT. Setiap muka sebuah kubus diberi bilangan seperti pada gambar. Kemudian setiap titik sudut diberi bilangan yang merupakan hasil penjumlahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah 9 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Pemecahan masalah menurut Turmadi (008) adalah proses melibatkan suatu tugas yang metode pemecahannya belum diketahui lebih

Lebih terperinci

ARTIKEL. Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras. Markaban Januari 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARTIKEL. Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras. Markaban Januari 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ARTIKEL Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras Markaban 19611151988031005 Januari 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (In am, 2012).

Lebih terperinci

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian segitiga, hubungan sisi-sisi segitiga, jenis-jenis segitiga ditinjau

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 2005 Nomor Soal: 21-30

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 2005 Nomor Soal: 21-30 Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 005 Nomor Soal: -30. Garis 5y 60 memotong sumbu X dan sumbu Y masing-masing di titik A dan B, sehingga OAB membentuk segitiga siku-siku. Sebuah lingkaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, kreativitas, serta memberikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 PEKALONGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 PEKALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 PEKALONGAN Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran Topik Waktu : Matematika-Wajib : Geometri : 1 2 Jam A. Tujuan Pembelajaran Melalui

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas VIII SMP dan MTs Semester 1 2A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGAKTIFKANSISWA SLTP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGAKTIFKANSISWA SLTP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGAKTIFKANSISWA SLTP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Pengertian Semua pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF POKOK BAHASAN PROGRAM LINEAR (PTK Kelas X MOA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF POKOK BAHASAN PROGRAM LINEAR (PTK Kelas X MOA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF POKOK BAHASAN PROGRAM LINEAR (PTK Kelas X MOA SMK Negeri Kartoharjo Magetan Tahun Ajaran 2007/2008)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar diperlukan metode, pendekatan, tekhnik atau model pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

TABEL ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL

TABEL ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL Lampiran B.2 TABEL ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL No Situasi Didaktis Prediksi Respon Siswa Respon yang Muncul Analisis 1 Siswa diberikan persoalan 1. Gambar 1 : 1. Siswa kebingungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: 0 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Kudus) SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok.

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas pembelajaran Efetivitas pembelajaran dapat dicapai apabila siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif mendengarkan

Lebih terperinci

SILABUS (HASIL REVISI)

SILABUS (HASIL REVISI) Sekolah : SMP... Kelas : VIII Mata Pelajaran : Matematika Semester : I(satu) SILABUS (HASIL REVISI) Standar Kompetensi : ALJABAR 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi secara cepat dan mudah dari berbagai sumber. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia. Wahyuni (2006:25) berpendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2016 di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2016 di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2016 di empat kelas reguler yang terdiri atas kelas VIII A, VIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya

BAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Percaya Diri Menurut Rini (2002) percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun

Lebih terperinci

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika 171 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N Kubung Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII Semester : II (Dua) Jumlah Pertemuan : x Pertemuan A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

SETYONINGRUM. N. Untuk Kelas VIII SMP dan MTS

SETYONINGRUM. N. Untuk Kelas VIII SMP dan MTS SETYONINGRUM. N Untuk Kelas VIII SMP dan MTS MATEMATIKA Dalil Phytagoras Untuk Kelas VIII SMP dan MTS SETYONINGRUM. N YANTI HERDIYAWATI KATA PENGANTAR Buku Matematika Dalil Phytagoras ini membantumu belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, dan kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam. penyelesaian suatu masalah (Mulyana 2008).

BAB I PENDAHULUAN. masalah, dan kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam. penyelesaian suatu masalah (Mulyana 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan, kemampuan merumuskan pokok- pokok

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - MATEMATIKA BAB 9. GARIS SINGGUNG LINGKARANLATIHAN SOAL BAB 9. 4 cm. 8 cm. 12 cm. 16 cm

SMP kelas 8 - MATEMATIKA BAB 9. GARIS SINGGUNG LINGKARANLATIHAN SOAL BAB 9. 4 cm. 8 cm. 12 cm. 16 cm SMP kelas 8 - MATEMATIKA BAB 9. GARIS SINGGUNG LINGKARANLATIHAN SOAL BAB 9 1. Dua lingkaran masing-masing berjari-jari 10 cm dan 6 cm. Jika jarak kedua titik pusat lingkaran 20 cm, panjang garis singgung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi kemajuan IPTEK dan persaingan global maka peningkatan mutu pendidikan matematika di semua jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gg.V Baru Waru Sidoarjo. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gg.V Baru Waru Sidoarjo. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MINU WARU 2 Jl. Jend. S.Parman Gg.V Baru Waru Sidoarjo. Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG) PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 0 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI MALANG) PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP A. ISIAN SINGKAT SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 0 BIDANG STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang sangat pesat terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah mengantar

Lebih terperinci

SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2

SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2 1. Perhatikan gambar berikut ini! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/6.2%201.png SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2 Jajaran genjang

Lebih terperinci

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan perkenan-nya kami dapat menghadirkan bahan ajar yang disusun berdasarkan pada Standar Isi tahun 2006

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PTK Di SD Negeri 3 Mojopuro, Wuryantoro Kelas III Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning Teori yang melandasi Problem Based Learning adalah teori Vygotsky, Bruner dan Dewey. Teori Vgostky menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik. Dalam kurikulum tingkat satuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berpikir Kritis Menurut Ennis (Kuswana, 2012) berpikir kritis adalah berfikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang harus diyakini

Lebih terperinci

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA OLIMPIADE SAINS SMP/MTs TINGKAT KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 07 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMP/MTs MATA PELAJARAN PETUNJUK UMUM () Kerjakan soal ini dengan JUJUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika membutuhkan sejumlah kemampuan. Seperti dinyatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) bahwa untuk menguasai

Lebih terperinci

Pembahasan Soal OSN Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota 2014 Mohammad Tohir: Guru SMP Islam Sabilillah Malang

Pembahasan Soal OSN Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota 2014 Mohammad Tohir: Guru SMP Islam Sabilillah Malang Pembahasan Soal OSN Matematika SMP Tingkat Kabupaten/Kota 04 OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN / KOTA TAHUN 04 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDID KAN DASAR

Lebih terperinci

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Bidang Matematika Oleh Tutur Widodo Soal 1. Jika diketahui himpunan H = {(x, y) (x y) 2 + x 2 15x + 50 = 0, dengan x dan y bilangan asli}, tentukan banyak

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018. memahami

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018. memahami LAMPIRAN 2 KISI-KISI USBN SMP KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMP/MTs Kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 1: RPP Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP Kristen 2 Salatiga : Matematika :

Lebih terperinci