PEDOMAN PENULISAN TESIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENULISAN TESIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENULISAN TESIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Naskah Pedoman Penulisan Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Edisi 2016 Diterbitkan oleh Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha PEDOMAN PENULISAN TESIS No Dokumen: 692/UN48.14/KM/2016 Tanggal Terbit, 31 Oktober 2016 Revisi 8

2 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat karunia dan izin Beliau serta kerja keras dan kerja sama yang baik dari tim penyusun, akhirnya Buku Pedoman Penulisan Tesis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Pedoman ini merupakan revisi edisi ke-7 setelah mengalami beberapa kali penyempurnaan sesuai kebutuhan dan dinamika akademis dalam konteks penyelenggaraan pendidikan tinggi. Secara skematik, buku pedoman ini terdiri atas lima bab dengan rincian sebagai berikut. a. BAB I PENDAHULUAN b. BAB II TIM PEMBIMBING c. BAB III PROSEDUR PENYUSUNAN TESIS d. BAB IV FORMAT TESIS e. BAB V TEKNIK PENULISAN Disadari sepenuhnya bahwa pedoman ini bukanlah sesuatu yang bersifat final. Karena itu, masukan yang bersifat kontruktif akan sangat berguna bagi penyempurnaan (revisi) edisi berikutnya. Semoga buku pedoman ini dapat digunakan dengan baik. Singaraja, 31 Oktober 2016 Direktur Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha i

3 DAFTAR ISI PRAKATA... ii DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Batasan dan Pengertian Tujuan Topik Tesis Jenis Penelitian... 2 BAB II TIM PEMBIMBING 2.1. Kriteria Pembimbing Tugas Pembimbing Pengangkatan dan Penggantian Pembimbing... 4 BAB III PROSEDUR PENYUSUNAN TESIS 3.1 Pemenuhan Prasyarat Praproposal Tesis Seminar Proposal Tesis Revisi Proposal Tesis Validasi Instrumen Penelitian Pelaksanaan Penelitian Penyusunan Naskah Tesis Praujian Tesis dan Ujian Tesis Pelaksanaan Ujian Pascaujian BAB IV FORMAT TESIS 4.1 Bagian Awal Bagian Inti ( Penelitian Kuantitatif) Bagian Inti (Penelitian Kualitatif) Bagian Akhir Daftar Rujukan ii

4 BAB V TEKNIK PENULISAN 5.1 Bahan Pengetikan Penyajian Tabel Penyajian Gambar Cara Merujuk Kutipan Cara Menulis Daftar Rujukan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Rentang Nilai Tabel 5.1 Warna Sampul Tesis iv

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1a. Sampul Luar Tesis Lampiran1b. Sampul Dalam Tesis Lampiran 2. Logo UNDIKSHA Lampiran 3. Sampul Persyaratan Gelar Magister Lampiran 4. Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing Lampiran 5. Lembar Persetujuan Tim Penguji Lampiran 6. Contoh Lembar Pernyataan Lampiran 7. Contoh Prakata Lampiran 8. Contoh Format Abstrak untuk Tesis Lampiran 9. Contoh Format Daftar Isi Lampiran10. Contoh Format Daftar Tabel Lampiran11. Contoh Format Daftar Gambar Lampiran 12. Contoh Format Daftar Lampiran Lampiran 13. Contoh Format Daftar Pustaka Lampiran 14. Contoh Riwayat Hidup Lampiran 15a Contoh Sampul Luar Tesis (Berbahasa Inggris) Lampiran 15b Contoh Sampul Dalam (Berbahasa Inggris) Lampiran 16 Contoh Sampul Persyaratan Gelar Magister (Berbahasa Inggris) 83 Lampiran 17a Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing (sebelum proses ujian selesai ) dalam bahasa inggris Lampiran 17b Contoh Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing ( setelah di yuidisum/ setelah ujian) dalam bahasa Inggis Lampiran 18 Contoh Lembar Persetujuan Penguji (Berbahasa Inggris) Lampiran 19 Contoh Surat Pernyataan (Berbahasa Inggris) Lampiran 20 Contoh Prakata (Berbahasa Inggris) Lampiran 21 Contoh Abstrak (Berbahasa Inggris) Lampiran 22 Contoh Daftar Isi (Berbahasa Inggris) Lampiran 23 Contoh Format Daftar Tabel (Berbahasa Inggris) Lampiran 24 Contoh Format Daftar Gambar (Berbahasa Inggris) Lampiran 25 Contoh Format Daftar Lampiran (Berbahasa Inggris) v

7 Lampiran 26 Contoh Daftar Pustaka (Berbahasa Inggris) Lampiran 27 Contoh Riwayat Hidup (Berbahasa Inggris) vi

8 BAB I PENDAHULUAN Pedoman Penulisan Tesis 2016 Sesuai dengan kebijakan akademik yang telah ditetapkan oleh Universitas Pendidikan Ganesha dan tradisi akademik di perguruan tinggi, maka mahasiswa Program Magister (S2) UNDIKSHA wajib menyusun karya tulis ilmiah dalam bentuk tesis. Tesis merupakan salah satu syarat yang harus disusun dan diselesaikan oleh seorang mahasiswa Program Pascasarjana pada akhir studinya untuk memperoleh gelar magister (S2) pendidikan. 1.1 Batasan dan Pengertian Tesis adalah karya tulis ilmiah dalam bidang kajian tertentu, yang bersifat mandiri, merupakan laporan hasil penelitian, yang disusun dengan prosedur dan bentuk yang telah ditetapkan, dan dengan menggunakan bahasa yang baku. Karya tulis yang demikian dimaksudkan untuk melahirkan pemikiran, konsep, generalisasi, dan atau uji teori bagi pengembangan disiplin keilmuan di bawah bimbingan dan pengawasan tim pembimbing yang keanggotaannya memiliki kualifikasi dan kewenangan akademis untuk itu. Bidang kajian yang dimaksud adalah bidang kajian akademik yang dikembangkan oleh program-program studi yang ada di lingkungan Program Pascasarjana UNDIKSHA. Kemandirian dalam menyusun tesis ditunjukkan melalui kemampuan mahasiswa untuk melakukan penelitian mandiri dan orisinal, bukan plagiat. Hasil temuannya dalam bentuk laporan karya tulis ilmiah yang berupa tesis kemudian dilaporkan. Dalam hal penelitian maupun dalam hal penulisan laporan, mahasiswa harus mengikuti prosedur dan struktur penulisan tesis yang ditetapkan dalam buku pedoman ini. Laporan dalam bentuk tesis itu harus disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris (bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris). Bahasa tersebut haruslah tergolong bahasa tulis yang bersifat standar/baku secara akademis. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan penyusunan tesis tersebut, mahasiswa memperoleh layanan bimbingan dari tim pembimbing yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Pascasarjana dan atau Rektor UNDIKSHA. 1.2 Tujuan Tujuan penyusunan tesis bagi mahasiswa Program Pascasarjana UNDIKSHA adalah untuk membina, mengembangkan, dan membiasakan mahasiswa untuk 1) menghayati konstruk dan asas keilmuan sebuah disiplin sehingga dapat bernalar, bersikap, dan berperilaku sebagai seorang ilmuan yang mandiri; Revisi 8 1

9 2) menerapkan teori bidang kajian yang digelutinya secara metodis penelitian dalam bidang keahliannya sehingga dapat mengorganisasikan dan melaksanakan penelitian ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan; 3) memperluas dan memperdalam pengetahuan bidang kajian disiplin keilmuan yang digeluti, materi penelitian, dan meningkatkan keterampilan melakukan penelitian ilmiah; serta 4) mengomunikasikan gagasan dan temuan ilmiah secara lisan dalam forum ilmiah dan secara tertulis dalam bentuk karya tulis ilmiah sesuai dengan kaidah dan standar mutu yang berlaku. 1.3 Topik Tesis Universitas Pendidikan Ganesha merupakan universitas yang diberi mandat diperluas (wider mandate) yaitu mendalami, mengembangkan, dan mengkaji keilmuan di bidang kependidikan dan di bidang keilmuan nonkependidikan. Dengan mengacu pada kewenangan akademis dan pembinaan serta pengembangan disiplin keilmuan tersebut, maka topik dan pokok permasalahan tesis mahasiswa program magister UNDIKSHA, dapat mengacu pada bidang kajian kependidikan dan dapat juga mengacu pada bidang nonkependidikan sesuai dengan ontologi keilmuan dari masing-masing program studi. 1.4 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tesis berbasis pada ontologi kajian bidang studi yang diampu oleh masing-masing program studi dengan perangkat metodologisnya. Dengan demikian, pilihan jenis penelitian dapat expost facto dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif, penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, penelitian pengembangan, penelitian kebijakan: dan jenis penelitian experiment (yang bersifat preexperiment, quasi experiment dan true experiment) serta jenis penelitian lainnya yang sesuai dengan standar dan kaidahkaidah akademis. Tesis tidak dibolehkan dalam bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maupun PTS (Penelitian Tindakan Sekolah). Revisi 8 2

10 BAB II TIM PEMBIMBING Pedoman Penulisan Tesis 2016 Penyusunan tesis oleh mahasiswa Program Pascasarjana UNDIKSHA dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa di bawah arahan, bimbingan, pengawasan, dan penilaian dari tim pembimbing yang khusus diadakan untuk kepentingan tersebut, mulai dari seminar proposal sampai dengan tesis tersebut dinyatakan selesai menurut peraturan akademik UNDIKSHA. Tim pembimbing tesis mahasiswa terdiri atas dua orang, yaitu: pembimbing I dan pembimbing II. 2.1 Kriteria Pembimbing Tim pembimbing tesis mahasiswa Pascasarjana UNDIKSHA minimal memenuhi kriteria sebagai berikut. 1) Tim pembimbing terdiri atas pembina mata kuliah pada program studi yang bersangkutan yang ada di lingkungan Program Pascasarjana UNDIKSHA. Jika diperlukan, salah satunya bisa berasal dari prodi lain atau perguruan tinggi lain yang relevan untuk bidang kajian tertentu. 2) Pembimbing I harus telah menduduki posisi jabatan guru besar dengan kualifikasi akademik doktor (S3) dan atau doktor dengan jabatan fungsional sekurang-kurangnya lektor kepala dan kualifikasi akademisnya secara materia (konten) dan atau metodologis relevan dengan bidang kajian tesis yang dibimbingnya. 3) Pembimbing II telah berkualifikasi akademis doktor dengan jabatan fungsional sekurang-kurangnya lektor dan kualifikasi akademisnya secara materia (konten) dan atau metodologis relevan dengan bidang kajian tesis yang dibimbingnya. 4) Pembimbing yang bersangkutan harus menyatakan kesediaan untuk bertindak dan berfungsi sebagai pembimbing tesis mahasiswa yang bersangkutan, yang dinyatakan melalui keluarnya surat keputusan Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA dan atau Rektor UNDIKSHA. 2.2 Tugas Pembimbing Sesuai dengan kaidah akademis, secara umum tugas tim pembimbing dapat dirinci sebagai berikut. 1) mengarahkan dan memfasilitasi mahasiswa dalam menetapkan topik dan pokok masalah yang hendak dikaji dalam penulisan tesis; 2) membimbing mahasiswa dalam menyusun praproposal tesis; 3) memfasilitasi dan mengantarkan mahasiswa untuk menyajikan praproposal tesisnya dalam seminar; Revisi 8 3

11 4) mempertimbangkan masukan dan saran penyempurnaan yang diperoleh dalam seminar praproposal tesis; 5) menetapkan praproposal tesis mahasiswa menjadi usulan penelitian tesis, yang dinyatakan dengan lembar persetujuan pada lembar pengesahan proposal tesis mahasiswa; 6) membimbing dan mengarahkan penyusunan instrumen penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa; 7) membimbing dan mengawasi pelaksanaan penelitian; 8) membimbing dan mengawasi penyusunan naskah tesis; 9) membimbing dan mengawasi penyusunan artikel untuk dimuat di e- jurnal/jurnal terakriditasi. Penulisan artikel mengikuti panduan e-jurnal Pascasarjana UNDIKSHA; 10) mengantarkan mahasiswa pada praujian tesis dan ujian tesis; serta 11) bertindak sebagai salah seorang anggota tim penguji dalam praujian tesis dan ujian tesis mahasiswa bimbingannya. Catatan: Dari segi kurun waktu pelaksanaannya, tugas pembimbing seperti diuraikan di atas hendaknya dilakukan secara paralel atau simultan antara pembimbing 1 dan pembimbing Pengangkatan dan Penggantian Pembimbing Mekanisme pengangkatan dan penggantian pembimbing tesis mahasiswa pada Program Pascasarjana UNDIKSHA dilakukan dengan mengacu pada ketentuan sebagai berikut. 1) Tim pembimbing tesis mahasiswa diusulkan oleh ketua program studi dalam bentuk format calon tim pembimbing tesis mahasiswa (bilamana diperlukan, disertai dengan persetujuan tertulis calon pembimbing yang diusulkan) yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris program studi kepada Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA. Pengusulan nama-nama tim pembimbing oleh ketua program studi kepada Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA, dapat juga salah satu didasarkan pada pertimbangan pilihan mahasiswa. 2) Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA mengangkat dan menetapkan tim pembimbing dalam sebuah surat keputusan yang dikeluarkan khusus untuk itu. 3) Jika karena suatu sebab, seorang pembimbing berhalangan menjalankan tugasnya sehingga dipandang perlu untuk menggantinya, atas usul ketua program studi dan persetujuan Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA, akan dilakukan penggantian pembimbing melalui sebuah surat keputusan yang dibuat khusus untuk hal tersebut. Revisi 8 4

12 4) Jika ada masalah dalam proses bimbingan minimal 6 bulan, mahasiswa dapat mengajukan permohonan penggantian pembimbing kepada direktur. 5) Tugas sebagai pembimbing tesis mahasiswa akan berakhir pada saat yang bersangkutan telah menandatangani tesis yang telah dipertahankan dalam ujian tesis dan dinyatakan lulus, serta telah disempurnakan oleh mahasiswa bimbingannya. Revisi 8 5

13 BAB III PROSEDUR PENYUSUNAN TESIS Pedoman Penulisan Tesis 2016 Tesis disusun melalui prosedur tertentu setelah mahasiswa memenuhi syarat-syarat akademis dan administratif yang ditetapkan oleh Program Pascasarjana UNDIKSHA. Pada awal semester III, mahasiswa telah diperbolehkan mengajukan judul praproposal tesisnya kepada ketua program studi untuk ditetapkan calon pembimbingnya sesuai dengan topik/pokok masalah yang akan dikaji oleh masing-masing mahasiswa. Prosedur penyusunan tesis meliputi beberapa tahapan, yaitu: (1) pemenuhan prasyarat, (2) praproposal tesis, (3) seminar proposal tesis, (4) revisi proposal tesis, (5) validasi intrumen, (6) pelaksanaan penelitian, (7) penyusunan naskah tesis, (8) praujian tesis dan ujian tesis, serta (9) pascaujian tesis. 3.1 Pemenuhan Prasyarat Mahasiswa pada setiap program studi yang ada di lingkungan Program Pascasarjana UNDIKSHA berhak memulai kegiatan penyusunan tesis bilamana telah memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1) Telah lulus semua mata kuliah semester I dan II dengan nilai minimal B (2,75), yang dibuktikan dengan transkrip nilai yang ditandatangani oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Program Pascasarjana UNDIKSHA. 2) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang sedang berjalan. 3) Telah memenuhi semua kewajiban administrasi dan keuangan yang ditetapkan oleh Program Pascasarjana UNDIKSHA. 3.2 Praproposal Tesis Setelah penetapan tim pembimbing, mahasiswa diperkenankan menemui para pembimbingnya untuk melakukan kegiatan sebagai berikut. 1) Secara tertulis, mahasiswa mengemukakan bidang kajian, topik, fokus masalah, dan cakupan masalah yang hendak digarap dalam penelitian bagi penyusunan tesisnya. 2) Mendiskusikan berbagai hal yang bertalian dengan kepentingan penyusunan praproposal tesis, sampai memperoleh kepastian secara tentatif mengenai (1) judul penelitian, (2) pokok masalah yang akan dikaji, (3) ruang lingkup penelitian, (4) kajian pustaka, dan (5) metode penelitian. 3) Melakukan konsultasi dengan pembimbing sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, untuk melaporkan kemajuan dan hambatan penulisan, sampai usulan praproposal tesisnya dinyatakan siap untuk diseminarkan dengan pembuktian berupa persetujuan kedua pembimbing pada kartu bimbingan tesis. Revisi 8 6

14 4) Praproposal tesis merupakan kesatuan utuh sebuah rencana karya ilmiah, yang di dalamnya dimuat tentang (1) latar belakang penelitian, (2) identifikasi masalah penelitian, (3) pemba-tasan masalah penelitian, (4) rumusan masalah penelitian, (5) tujuan penelitian, (6) manfaat penelitian, (7) kajian pustaka, (8) hipotesis penelitian (jika ada), (9) metode penelitian, (10) instrument penelitian, dan (11) daftar pustaka. Secara rinci, sistematika penulisan praproposal tesis adalah sebagai berikut. Untuk jenis penelitian kuantitatif, sistematikanya sebagai berikut. A. Judul B. Pendahuluan 1. Latar Belakang Penelitian 2. Identifikasi Masalah 3. Pembatasan Masalah 4. Rumusan Masalah 5. Tujuan Penelitian 6. Manfaat Penelitian C. Landasan Teori dan Perumusan Hipotesis 1. Deskripsi/Kajian Teori 2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan 3. Kerangka Berpikir 4. Perumusan Hipotesis D. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Populasi dan Sampel Penelitian 3. Variabel Penelitian 4. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 5. Metode Analisis Data E. Daftar Pustaka F. Lampiran (Instrumen Penelitian) Untuk jenis penelitian kualitatif, sistematikanya sebagai berikut. A. Judul B. Pendahuluan 1. Latar Belakang Penelitian 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian C. Landasan Teori, Kajian Pustaka, dan Kerangka Konsep 1. Landasan Teori 2. Kajian Pustaka 3. Kerangka Konsep D. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Subjek Penelitian 3. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 4. Metode Analisis Data E. Daftar Pustaka F. Lampiran (Instrumen Penelitian) Revisi 8 7

15 3.3 Seminar Praproposal Tesis Seminar praproposal tesis diselenggarakan oleh masing-masing program studi dengan melibatkan semua calon pembimbing yang telah diusulkan kepada Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA, untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa menyajikan praproposal tesisnya, serta memperoleh masukan bagi penyempurnaan praproposalnya sehingga dapat ditetapkan sebagai proposal tesis. Seminar praproposal tesis dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa aspek dan komponen, yaitu: 1) Hari, tanggal, dan waktu seminar ditentukan dan dijadwalkan secara resmi oleh masing-masing program studi. 2) Peserta seminar usulan proposal tesis minimal terdiri atas (a) ketua dan atau sekretaris program studi, (b) tim pembimbing, dan (c) mahasiswa program studi tersebut. 3) Seminar dipandu oleh ketua atau sekretaris program studi, atau salah satu pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program studi atas persetujuan direktur program pascasarjana u.b. asisten direktur bidang akademik. 4) Seminar praproposal tesis bertujuan untuk memperoleh masukan secara luas terkait dengan praproposal tesis yang diseminarkan, di samping menentukan kelulusan seorang mahasiswa untuk mata kuliah seminar 5) Penilaian atas praproposal tesis ditentukan oleh ketua program studi, dan tim pembimbing, dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang tertera pada lembar penilaian ujian seminar praproposal tesis (yang secara umum menyangkut in statika dan in dinamika). 6) Hasil seminar adalah penyempurnaan praproposal tesis mahasiswa berdasarkan semua masukan dari peserta seminar. 3.4 Revisi Proposal Tesis Setelah seminar praproposal tesis, mahasiswa berkewajiban melakukan perbaikan atau revisi terhadap praproposal tesisnya sesuai dengan masukan saat seminar, di bawah bimbingan tim pembimbing. Tahapan revisi praproposal menjadi proposal tesis oleh mahasiswa harus mengarah kepada kepastian mengenai pokok masalah yang hendak dikaji, teori dasar yang dipakai sebagai landasan kajiannya, metode (pendekatan, metode, dan teknik), serta berbagai instrumen penelitian, seperti: lembar observasi, kuesioner, pedoman wawancara, perangkat tes dan kelengkapannya, perangkat dan kelengkapan eksperimen, dan hal-hal lain yang diperlukan untuk kepentingan penelitiannya. Bertalian dengan kaidah-kaidah akademik, rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar penelitian memperoleh data yang sahih (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Pada penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang dipilih adalah rancangan yang memungkinkan peneliti untuk mengendalikan Revisi 8 8

16 (mengontrol) variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimen biasanya mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Sementara pada penelitian noneksperimen (ex-post facto), bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya. Di samping itu, dijelaskan pula mengenai variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Tahap ini selesai dengan disetujuinya rancangan penelitian mahasiswa oleh tim pembimbing, yang ditandai dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh tim pembimbing dan diketahui oleh ketua program studi. 3.5 Validasi Instrumen Penelitian Setelah dasar teori/konsep disetujui oleh tim Pembimbing, ( bila diperlukan) langkah selanjutnya adalah penilaian instrumen oleh judges (tim ahli) di luar tim pembimbing. Penentuan judges dilakukan oleh ketua program studi, dengan mempertimbangkan kesesuaian keahlian pakar yang ditunjuk dengan fokus masalah penelitian mahasiswa. 3.6 Pelaksanaan Penelitian Setelah dasar teori/konsep dan instrumen judges disetujui oleh kedua pembimbing, maka mahasiswa dapat melaksanakan penelitian untuk kepentingan penyusunan tesisnya, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. 1) Pelaksanaan penelitian diupayakan sesuai dengan rancangan penelitian yang sudah disetujui pembimbing. 2) Mahasiswa wajib berkonsultasi dengan pembimbingnya secara intensif, berkesinambungan, terjadwal, dan terdokumentasikan dalam kartu bimbingan. 3) Jangka waktu penelitian diupayakan tidak lebih dari enam bulan, dan kemajuannya dilaporkan minimal sekali dalam setiap bulan kepada tim pembimbing. 4) Bilamana dalam rentang waktu tiga bulan, mahasiswa tidak pernah melaporkan kemajuan penelitiannya kepada tim pembimbing, maka kepada yang bersangkutan akan dilakukan konfirmasi baik secara tertulis maupun lisan oleh program studi, berdasarkan laporan dan data bimbingan yang ada pada tim pembimbing. 3.7 Penyusunan Naskah Tesis Setelah proses penelitian selesai, mahasiswa harus menyusun laporan hasil penelitiannya itu dalam bentuk tesis dengan memperhatikan hal-hal berikut. Revisi 8 9

17 1) Laporan hasil penelitian, yang berupa tesis, mengandung bagian inti yang sekurang-kurangnya terdiri atas pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian (temuan, pembahasan, dan implikasi penelitian), dan penutup (rangkuman, simpulan, saran/rekomendasi). 2) Penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan di bawah pembimbingan tim pembimbing secara penuh, yang terdokumentasikan dalam kartu bimbingan. 3) Proses bimbingan pada tahap ini berakhir dengan terwujudnya naskah tesis yang layak dan siap uji, yang ditandai dengan persetujuan tertulis oleh tim pembimbing dalam lembaran persetujuan mengikuti praujian tesis. 3.8 Praujian Tesis dan Ujian Tesis Praujian tesis merupakan ujian pendahuluan yang bertujuan untuk menemutunjukkan kelengkapan tesis yang diuji, sedangkan ujian tesis adalah evaluasi akhir studi mahasiswa untuk memperoleh gelar magister dan diikuti dengan sebutan bidang keilmuannya seperti, M.Pd, M.Si, M.Ikom, M.Hum dan sebagainya. Seorang mahasiswa dinyatakan berhak mengikuti praujian tesis dan ujian tesis bilamana telah memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1) Mahasiswa telah dinyatakan lulus untuk semua mata kuliah dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3,00, yang dinyatakan dalam bentuk kutipan nilai yang diketahui oleh ketua program studi. 2) Telah lulus tes bahasa Inggris, yang dinyatakan dengan lampiran foto kopi sertifikat bahasa Inggris (rangkap 1). 3) Telah melunasi seluruh kewajiban administrasi keuangan sebagaimana ditentukan oleh Program Pascasarjana UNDIKSHA. 4) Mendaftarkan diri untuk mengikuti praujian tesis atau ujian tesis kepada sekretaris program studi (bukti pendaftaran diserahkan pada saat penyerahan naskah kepada bagian akademik). 5) Menyerahkan 5 (lima) eksemplar naskah tesis yang terjilid secara rapi, dengan warna sesuai dengan karakteristik program studinya masingmasing kepada bagian akademik Program Pascasarjana UNDIKSHA, minimal satu minggu sebelum hari dan tanggal ujian dilaksanakan. Panitia praujian tesis atau ujian tesis dibentuk berdasarkan surat keputusan Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA atas usulan dari ketua program studi. Tim penguji terdiri atas ketua program studi selaku ketua ujian, tim pembimbing, dan dua orang anggota staf pengajar program studi di luar tim pembimbing atau dosen luar staf pengajar yang dihadirkan khusus untuk kepentingan itu. Revisi 8 10

18 3.9 Pelaksanaan Ujian Pelaksanaan praujian tesis atau ujian tesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Praujian tesis atau ujian tesis dipimpin oleh ketua program studi sebagai ketua ujian. 2) Ujian tesis dapat ditempuh oleh mahasiswa apabila yang bersangkutan telah dinyatakan lulus dalam praujian tesis. 3) Praujian tesis atau ujian tesis dilangsungkan secara lisan dan bersifat tertutup (hanya dihadiri oleh tim penguji dan mahasiswa yang ujian) 4) Praujian tesis atau ujian tesis dapat dilangsungkan bilamana telah dihadiri oleh ketua penguji dan anggota penguji, yang terdiri atas minimal satu orang dari tim pembimbing dan satu orang penguji lain. 5) Pendokumentasian nilaipra ujian tesis atau ujian tesis dilakukan dalam bentuk lembar penilaian ujian dengan skor pembobotan tertentu, yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UNDIKSHA. 6) Penilaian dilakukan terhadap komponen-komponen (1) in statika (yang terkait dengan tampilan dan kualitas naskah) yang menyangkut (a) perumusan masalah dan tujuan penelitian, (b) kerangka teori, (c) metode penelitian (d) laporan hasil penelitian dan pembahasan, dan (2) in dinamika yang menyangkut (a) penyajian/pertanggungjawaban isi naskah tesis oleh mahasiswa, (b) penguasaan mahasiswa terhadap isi naskah, (c) kemampuan mempertahankan isi naskah, dan (d) etika akademis selama mengikuti ujian. 7) Skor penilaian praujian tesis atau ujian tesis menggunakan skala dalam format resmi yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UNDIKSHA. 8) Nilai akhir dari tiap penguji berbentuk skor rerata dari seluruh aspek/komponen yang diujikan sesuai dengan format penilaian. 9) Ketua panitia ujian mengumpulkan skor rerata dari semua penguji menentukan skor rerata akhir, dan mengkonversikannya menjadi nilai huruf dengan kriteria A,B,C,D, dan E dengan tanda (+) dan (-) sebagaimana tampak dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 Rentang Nilai Rentangan Nilai Angka Nilai Huruf 96 % % 4.00 A 91 % - 95 % 3.70 A- 86 % - 90 % 3.30 B+ 81 % - 85 % 3.00 B 76 % - 80 % 2.75 B- Revisi 8 11

19 65 % - 75 % 2.00 C 40 % - 64 % 1.00 D 0 % - 39 % 0.00 E Pedoman Penulisan Tesis ) Mahasiswa dinyatakan lulus bilamana telah memperoleh nilai sekurangkurangnya B (3.00) Pascaujian 1) Pengumuman kelulusan (yudisium) dilakukan oleh ketua dewan penguji (kaprodi) pada hari yang sama secara bersamaan 2) Pengumuman kelulusan peserta ujian dapat disertai dengan pemberian kewajiban kepada mahasiswa untuk memperbaiki naskah tesisnya di bawah bimbingan dan fasilitasi tim pembimbing, dalam rentang waktu maksimal tiga bulan sejak tanggal pelaksanaan ujian. Bilamana pada rentang waktu tersebut, mahasiswa belum bisa memenuhi kewajibannya, maka kepada yang bersangkutan diwajibkan mengikuti ujian ulangan. 3) Mahasiswa yang tidak lulus praujian tesis atau ujian tesis (bila masa studi yang bersangkutan masih memungkinkan) diberi kesempatan untuk menempuh ujian ulang sebanyak-banyaknya dua kali dalam jangka waktu selama-lamanya enam bulan setelah ujian. 4) Tesis yang telah diperbaiki dan disetujui serta ditandatangani oleh tim penguji dijilid hard cover dengan warna sesuai dengan karakteristik program studinya (Bab V), dan disahkan oleh Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA. 5) Mahasiswa wajib menyerahkan hard copy dan soft copy tesis dan artikel ilmiahnya masing-masing sebanyak 3 eksemplar kepada bagian akademik PPs UNDIKSHA dalam bentuk compack disk (CD), dan menyerahkan juga secara langsung hard copy tesisnya masing-masing 1 eksemplar kepada pembimbing pertama dan pembimbing kedua. Revisi 8 12

20 BAB IV FORMAT TESIS Pedoman Penulisan Tesis 2016 Format tesis yang dimaksud tdak saja menyangkut ihwal ukuran (luas, berat, dan jenis kertas), tetapi juga menyangkut susunan, tata letak, tata urutan, dan tata cara penulisan termasuk ejaan, ukuran, dan jenis huruf. Kertas yang digunakan untuk penulisan tesis (jilid akhir) adalah kertas putih jenis HVS 80 gram, ukuran A4, sampul hard cover (berlapis karton atau sejenisnya) dengan dilapisi plastik. Tesis diketik dengan komputer dalam format huruf Times New Roman (TNR) ukuran font 12, dan spasi ganda (2 spasi). Tesis merupakan suatu kesatuan utuh, tetapi dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: (1) bagian awal, (2) bagian inti, dan (3) bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagian bawahan sebagaimana diatur dalam ketentuan berikut. 4.1 Bagian Awal Bagian ini terdiri atas halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan (pembimbing dan penguji), surat pernyataan keaslian karya, prakata, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran, dan daftar-daftar lain (jika ada). Ciri khas bagian awal ini ialah penggunaan angka romawi kecil (i, ii, iii, dst.) untuk menandai halamannya mulai dari lembar pernyataan keaslian karya sampai akhir bagian awal ini (daftar lampiran). Sementara itu, halaman depan (sampul) sampai dengan halaman persetujuan dianggap sebagai halaman berurutan, tetapi tidak diberi nomor urut Halaman Sampul Halaman sampul berisi judul tesis secara lengkap, nama, Nomor Induk Mahasiswa (NIM), lambang UNDIKSHA, dan diikuti oleh nama lengkap program studi, program pascasarjana, nama universitas, dan waktu (bulan dan tahun) lulus ujian tesis atau bulan dan tahun yudisium. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Judul tesis disusun mengikuti bentuk piramida terbalik. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur simetris, rapi, dan serasi (contoh dapat dilihat pada Lampiran 1a-1b) Halaman Logo Lembar logo ini hanya berisi lambang UNDIKSHA dengan ukuran tertentu. Format logo Undiksha dapat diperoleh pada bagian akademik program pascasarjana Undiksha (lihat contoh pada Lampiran 2). Revisi 8 13

21 4.1.3 Lembar Halaman Judul Lembar halaman judul terdiri atas dua halaman. Format dan isi halaman pertama sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar kedua memuat (1) judul tesis secara lengkap yang dicetak dengan huruf kapital, (2) teks Tesis Diajukan kepada Universitas Pendidikan Ganesha untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan, (3) nama dicetak dengan huruf kecil kecuali huruf pertama nama sedangkan NIM dicetak dengan huruf kapital semua, (4) nama program studi, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, diketik dengan huruf kapital, (5) bulan dan tahun lulus ujian tesis (contoh dapat dilihat pada Lampiran 3) Halaman Persetujuan Ada dua halaman untuk lembar persetujuan. Halaman yang pertama memuat persetujuan dari tim pembimbing tesis. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah (1) teks Tesis oleh... ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji...praujian tesis atau ujian tesis, (2) nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) pembimbing I dan pembimbing II. Contoh format lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 4. Halaman kedua dari lembar persetujuan berisi pengesahan tesis oleh para penguji dan direktur program pascasarjana. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan naskah tesis oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh tim penguji pada saat berlangsungnya ujian tesis. Di dalam lembar persetujuan dosen penguji ini, terdapat tanggal-bulantahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap, dan NIP masing-masing anggota tim penguji serta program studi. Contoh format lembar persetujuan dosen penguji ini dapat dilihat dalam Lampiran Pernyataan Keaslian Karya Untuk menghindari terjadinya praktik akademis yang melanggar kaidah dan academic yurisdiction, pada saat penyusunan tesis oleh mahasiswa, setiap mahasiswa sebelum mendaftarkan diri mengikuti ujian pratesis harus melampirkan surat pernyataan keaslian karya yang telah ditandatangani oleh mahasiswa bersangkutan dengan materai Rp 6.000,00 (contoh format dapat dilihat pada Lampiran 6) Prakata Di dalam halaman prakata, dicantumkan ucapan terima kasih penulis tesis yang ditujukan kepada berbagai pihak. Pihak tersebut dapat berupa individu, pejabat, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pihak lain yang telah berkontribusi dalam menyiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan tesis. Revisi 8 14

22 Semua huruf tulisan prakata diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks prakata diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran A4. Kemudian, pada akhir teks dicantumkan kata Penulis yang menyebut nama terang, dan ditempatkan di pojok kanan bawah Abstrak Abstrak diawali dengan nama penulis tesis yang diketik dengan urutan nama akhir diikuti nama awal, nama tengah (jika ada). Tahun lulus diketik setelah nama penulis (dalam kurung) dan diakhiri dengan titik. Tahun lulus diikuti oleh judul tesis yang dicetak dengan huruf miring atau tebal dan diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata. Kata Tesis ditulis setelah judul yang diakhiri dengan tanda titik, diikuti dengan nama program studi (tidak boleh disingkat), nama program pascasarjana, dan nama universitas dan diakhiri dengan tanda titik. Kemudian, dicantumkan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya. Dalam abstrak, dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci ini sekitar lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci, kita bisa menemukan judul-judul tesis beserta abstraknya dengan mudah. Pada teks abstrak disajikan intisari tesis secara padat yang mencakup tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan simpulan penelitian, serta (jika ada) saran/rekomendasi yang diajukan. Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak boleh lebih dari satu halaman kertas ukuran A4 (maksimum 350 kata) (lihat Lampiran 8). Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris baku Daftar Isi Di dalam halaman daftar isi, dimuat judul lembar pengesahan, surat pernyataan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar-daftar lain (jika ada), judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis organisasi keseluruhan isi tesis (lihat Lampiran 9) Daftar Tabel Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara tabel yang satu dan tabel yang lainnya diberi jarak dua spasi (lihat Lampiran 10). Revisi 8 15

23 Daftar Gambar Pada daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar dan judul gambar lainnya diberi jarak dua spasi (lihat Lampiran 11) Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dan judul lampiran yang lainnya diberi jarak dua spasi (lihat Lampiran 12) Daftar (sesuai dengan keperluan) Jika dalam suatu tesis banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna esensial, seperti singkatan atau lambang-lambang dalam matematika, ilmu eksakta, dan teknik, diperlukan adanya daftar mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda lain yang digunakan dalam tesis tersebut, dengan mengacu format sebagaimana halnya penulisan daftar tabel atau daftar gambar. 4.2 Bagian Inti Penelitian yang Memakai Pendekatan Kuantitatif Bagian inti tesis terdiri atas sekurang-kurangnya lima bab, yakni pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup. Bagian inti ditandai dengan penggunaan nomor/angka Romawi besar (I, II, dst.) untuk menomori urutan bab, nomor digit untuk menandai urutan subjudul dan sub-subnya (paling banyak 4 digit), nomor/angka Arab (1, 2, 3, dst.) untuk menandai halaman. Nomor digit tidak boleh digunakan untuk pengganti nomor urut seperi 1), 2), dst. atau huruf a), b), dst. Jika dirumuskan secara urut, maka susunan bagian inti adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Rumusan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Manfaat Penelitian 1.7 Implikasi Kebijakan (bila penelitian kebijakan) 1.8 Asumsi (bila ada) BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan 2.3 Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Penelitian Revisi 8 16

24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3 Variabel Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5 Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.2 Pembahasan 4.3 Implikasi Penelitian BAB V PENUTUP 5.1 Rangkuman 5.2 Simpulan 5.3 Saran 5.4 Rekomendasi Kebijakan (jika ada) Pendahuluan Bagian ini terbagi menjadi beberapa bagian bawahan, yakni latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian. Bagian ini di dalam tesis menjadi BAB I dengan judul yang sama dengan judul Latar Belakang Penelitian Latar belakang yang digunakan dalam usulan sebuah penelitian diperlukan agar orang dapat memahami konteks atau lingkungan, faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Jadi, segala informasi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dikemukakan dengan maksud agar orang lebih mudah menghayati situasi dan kondisi di mana masalah-masalah tersebut timbul atau terjadi. Informasi mengenai latar belakang tidak perlu panjang lebar, tetapi singkat dan jelas agar tidak membosankan. Peneliti perlu memberikan uraian kronologis dan logis dalam bentuk urutan paragraf yang teratur. Urutan informasi ini memerlukan organisasi pemikiran yang cermat yang harus dituangkan dalam kalimat yang efektif dan menarik. Uraian harus secara eksplisit dapat mengungkapkan adanya kesenjangan antara das sollen dan das sein, sehingga muncul suatu keinginan meneliti untuk dapat menutupi atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan tersebut. Pemilihan masalah yang diteliti biasanya menggunakan dua pertimbangan. Pertama pertimbangan dari arah masalah atau dari sudut objektif, dalam arti, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut memberikan sumbangan, baik kepada perkembangan teori maupun pemecahan masalah-masalah praktis. Kedua pertimbangan dari arah peneliti, seperti biaya dan alat-alat yang tersedia, waktu, bekal kemampuan, serta penguasaan metode yang diperlukan. Revisi 8 17

25 Pada bagian latar belakang, hendaknya dikemukakan secara jelas dan objektif rasional akademis mengapa masalah atau pokok persoalan tersebut penting dikaji dalam penelitian. Pernyataan urgenitas tersebut harus didukung oleh argumen-argumen akademis terkait, yang melatarbelakangi pentingnya kajian dilakukan. Pada bagian ini, juga penting dikemukakan logika konseptual dan praktis atas pokok persoalan, termasuk penggambaran terjadinya kesenjangan antara das sollen dan das sein (harapan dan kenyataan), baik secara teoretis maupun secara praksis. Pernyataan kesenjangan yang dimaksud hendaknya didukung oleh fakta, data, dokumen, dan bukti-bukti ilmiah lainnya yang bertalian dengan pokok permasalahan, sehingga siapapun yang membaca menjadi mengerti mengapa hal tersebut perlu dikaji atau diteliti secara ilmiah. Hal-hal yang menjadi fokus kajian baik berbasis teori maupun empirik mengenai kesenjangan antara das sollen dengan das sein, biasanya bertolak dari keberadaan variabel terikat (dependent variable) yang diteliti, Identifikasi Masalah Pada bagian ini penting dikedepankan secara ringkas berbagai fokus permasalahan yang terkait dengan kesenjangan yang terjadi yang telah diungkap pada latar belakang. Berbagai fokus permasalahan tersebut dapat dirumuskan dengan pernyataan atau pertanyaan, yang nantinya perlu dikaji secara teoretik (teori-teori pokok yang menunjang), hasil penelitian terkait, dan logika-logika empiris yang mengiringi permasalahan yang dikaji, yang selanjutnya dijadikan pijakan secara akademis. Dengan demikian, akan tergambar secara jelas keterkaitan permasalahan penelitian dan posisi permasalahan yang akan diteliti Pembatasan Masalah Pada bagian ini, peneliti harus mampu mengemukakan secara jelas dan operasional ruang lingkup kajiannya, sehingga tidak terjadi bias penafsiran terhadap pokok persoalan atau permasalahan. Untuk itu, peneliti harus mampu mengemukakan rasional dan alasan yang mendasari kenapa penelitian tersebut hanya sampai atau hanya mengkaji sesuatu di antara banyak permasalahan yang telah dikemukakan pada identifikasi permasalahan. Keterbatasan ini mengacu kepada keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian, seperti: karena alasanalasan prosedural, teknik penelitian, atau faktor logistik. Keterbatasan ini bisa pula disebabkan oleh kondisi emosional masyarakat, seperti: adat istiadat, tradisi, keyakinan, kondisi daerah, dan yang lainnya, yang secara akademis dapat menghambat pelaksanaan penelitian. Revisi 8 18

26 4.2.5 Rumusan Masalah Masalah penelitian sebaiknya menanyakan keterkaitan antara variabelvariabel yang akan diteliti, baik untuk penelitian yang bersifat deskriptif /ex post facto maupun yang bersifat eksperimen. Dengan perkataan lain, masalah penelitian merupakan pertanyaan peneliti yang mendorongnya untuk mengadakan penelitian. Karena itu, masalah penelitian (research question) harus dirumuskan secara spesifik agar dapat menjadi penuntun bagi peneliti di lapangan. Masalah penelitian yang secara sepintas telah tersirat dalam latar belakang penelitian, penting untuk dinyatakan secara lebih jelas, operasional, dan terukur dalam rumusan kalimat tanya atau kalimat pernyataan yang terinci yang akan dicari jawabannya dalam penelitian. Rumusan masalah hendaknya dituangkan ke dalam kalimat tanya atau kalimat pernyataan yang singkat, padat, jelas, dan operasional. Rumusan yang baik akan menampakkan secara jelas variabel yang diteliti, jenis dan sifat hubungan antarvariabel, keterkaitan antargeneralisasi dan bangunan teori sebuah disiplin, serta subjek penelitiannya. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti, memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Tujuan Penelitian Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah menemukan informasi empiris, objektif, logis mengenai sesuatu atau menentukan keterkaitan di antara variabel-variabel yang dipermasalahkan. Dengan demikian, maka tujuan penelitian yang dirumuskan harus mencerminkan dan konsisten dengan masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya. Jelaslah bahwa penelitian yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang telah dinyatakan dalam masalah penelitian. Tujuan penelitian menyatakan secara jelas sasaran yang ingin dicapai setelah pelaksanaan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, yang bersifat ringkas, jelas, padat, dan terukur. Tujuan penelitian biasanya diformulasikan (dirumuskan) dalam bentuk kalimat pernyataan, dan bisa juga (bagi penelitian kualitatif dan etnografi) dirumuskan dalam bentuk uraian deskriptif bertujuan Manfaat Penelitian Pada bagian ini, ditunjukkan pentingnya (keutamaan) penelitian terutama yang bertalian dengan pengembangan disiplin keilmuan, pembangunan dalam arti luas, dan kepentingan praksis sebuah bidang kajian. Dengan kata lain, uraian dalam subbab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan akademis dan praksis atas masalah yang diteliti. Perumusan manfaat penelitian akan memperkuat dan meningkatkan kelayakan sebuah pokok persoalan atau masalah untuk dikaji Revisi 8 19

27 berdasarkan langkah-langkah akademis sehingga akan melahirkan adagium tentatif pada kalangan komunitas tertentu (sesuai dengan bidang ilmunya). Kebermanfaatan penelitian harus dinyatakan dengan mengacu bagi siapa, dalam hal apa, dan untuk apa nilai manfaat tersebut Asumsi Penelitian (jika ada) Asumsi merupakan anggapan-anggapan dasar tentang sesuatu hal yang terkait dengan fokus masalah penelitian, yang nantinya digunakan sebagai pijakan berpikir dan bertindak dalam pelaksanaan penelitian. Asumsi dapat bersifat substantif dan metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan masalah penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian. Peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap, misalnya. Dalam hal ini, peneliti tidak perlu melakukan pembuktian tentang kebenaran hal yang diasumsikannya tersebut, tetapi peneliti dapat secara langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya Landasan Teori dan Perumusan Hipotesis Di dalam tesis, bagian ini menjadi pengisi BAB II dengan judul yang sama dengan judul pada butir 9 ini. Bagian ini terdiri atas landasan teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian Dekripsi Teori Deskripsi atau kajian teori membahas secara deduktif dan atau antitesis sejumlah teori yang pernah ada, yang pernah digunakan oleh orang untuk menjawab atau menjelaskan masalah-masalah tertentu. Pemilihan dan penetapan kajian teori dilakukan dengan pertimbangan asas relevansi dan kemutakhiran. Bagian ini tidak boleh hanya merupakan rangkaian teori-teori atau kumpulan teori tanpa pemaknaan yang sistematis oleh peneliti. Penetapan dan penggunaan teoriteori ini seyogianya mengarah kepada teori yang hendak digunakan dalam mengkaji masalah yang dirumuskan dan secara eksplisit harus mampu dirumuskan dan ditetapkan suatu teori dasar (grounded theory) yang nantinya digunakan untuk menakar, membedah, dan memformulasikan pengujian dan atau penelaahan variabel penelitian. Jenis teori, batasan teori, prosedur penggunaan, mekanisme pengujian, dan yang lainnya harus mampu dirumuskan dan dinyatakan secara jelas pada bagian ini. Penting dipahami dan dilakukan pada bagian ini bahwa dalam mengutip, memaknai, menyenerai sumber-sumber kepustakaan pada bagian ini hendaknya menggunakan kata-kata sendiri, dengan menjauhkan kesan menjiplak aslinya. Sesekali memang diperkenankan untuk mengutip secara utuh sebuah teori, prinsip, generalisasi, konsep, dan fakta dari sumber aslinya, dengan cara Revisi 8 20

28 menuliskannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan secara akademis. Pengutipan sebuah sumber atau kepustakaan wajib hukumnya untuk mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan sumber kepustakaan tersebut. Bilamana kutipan langsung lebih dari 4 baris, penulisannya harus diketik satu spasi dengan mencantumkan nama penulis, tahun penerbitan, dan halaman tempat kutipan di buku atau sumber aslinya. Pengkajian dan penelusuran berbagai teori adalah dalam rangka menentukan teori dasar yang akan digunakan oleh peneliti untuk meneliti variabel yang dikonstruksikan. Setiap variabel yang akan diteliti seyogianya memiliki konstruksi dasar teori. Hal ini sangat penting karena untuk selanjutnya (dalam penelitian kuantitatif) teori yang digunakan akan menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan verifikasinya. Setelah peneliti mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan variabel yang diteliti (masalahnya), peneliti dapat mendeduksikan konsepkonsep yang terdapat di dalamnya. Setiap teori berisi konsep. Konsep tersebut harus dijelaskan di dalam bagian ini agar orang mengetahui dasar atau inti teori tersebut. Dalam bagian ini sering juga digunakan diagram-diagram untuk menjelaskan konsep, sehingga dapat memperjelas gagasan, konsep, pemikiran, teori, prinsip yang dikemukakan Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Dalam berbagai penelitian, pola berpikir deduktif dan induktif acapkali dikombinasi untuk memperkuat konsep tertentu. Pada bagian ini, diberikan peluang untuk pengkajian induktif, dengan cara memaparkan dan mengkaji berbagai temuan penelitian terdahulu yang bertautan secara langsung maupun tidak langsung dengan fokus masalah yang akan diteliti. Peneliti dapat memulai dengan mengemukakan penelitian-penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti secara kronologis, atau disistematisasikan menurut masalahnya. Berdasarkan kajian dan telaah terhadap berbagai temuan penelitain tersebut, peneliti dapat memetik hal-hal yang bertalian dengan masalah, teori yang akan digunakan, metode yang digunakan, dan temuan-temuannya dengan memberikan penguatan, atau komentar, kritik, evaluasi, dan sebagainya sehingga tidak memunculkan atau menyiratkan kesan bahwa bagian ini adalah kumpulan atau penumpukan rangkaian penelitian-penelitian semata. Peneliti dituntut untuk mampu membahasakan setiap bagian dari temuan penelitian yang relevan untuk mendukung gagasan utama atau pokok permasalahan penelitiannya, sehingga jelas posisi peneliti di antara teori atau temuan penelitian yang telah dihasilkan oleh orang lain pada kajian yang sejenis. Berdasarkan pola seperti di atas, peneliti dengan tegas dapat mengemukakan bagian-bagian atau aspek-aspek mana yang berhubungan dan Revisi 8 21

29 yang tidak berhubungan dengan bagian-bagian atau aspek-aspek yang akan dikaji sekarang, masalah-masalah mana yang sudah diteliti orang dan masalah-masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa menempatkan di mana posisi masalah yang akan ditelitinya. Bisa saja terjadi, bahwa fokus masalah yang akan dikajinya sama atau telah dikaji oleh peneliti lain lebih dahulu, tetapi bilamana metode, pelibatan dan jumlah variabel, objek atau subjek penelitian, serta lokasi atau latar penelitiannya berbeda, maka penelitian tersebut layak untuk dilanjutkan. Pada konteks inilah, kejujuran akademis, kedirian akademis mahasiswa, dan gradasi karya yang akan dihasilkannya dipertaruhkan (dinilai dan ditempatkan pada level tertentu). Kajian teori dan kepustakaan setiap variabel wajib ditunjang minimal tiga sumber primer, khusus untuk kepustakaan ditunjang minimal 3 artikel jurnal, lima tahun terakhir. yang bersumber dari jurnal dengan menunjukkan bukti fisik (hard copy) Kerangka Berpikir Setelah dipastikan teori dan konsep yang hendak dipakai dalam penelitian, peneliti mengemukakan kerangka berpikirnya mengenai teori atau konsep tersebut. Dalam khazanah metodologi, antara kajian teori dan kajian empirik tersebut adalah koheren. Kajian-kajian tersebut (baik teori maupun empirik) merupakan modal argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat di antara berbagai faktor yang saling berkaitan dan membentuk konstelasi yang dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir, yang disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan. Kerangka berpikir menguraikan secara jelas dan koheren pertautan antarvariabel atau konsep dan atau generalisasi yang akan diteliti dengan dukungan teori atau temuan penelitian terdahulu sehingga terbangun sebuah konstruk keilmuan yang menjelaskan tali-temali variabel yang dilibatkan dalam penelitian Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah praduga yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh melalui penelitian. Dengan demikian, hipotesis merupakan penuntun bagi peneliti dalam menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian, perlu diingat, bahwa peneliti harus senantiasa memegang teguh prinsip objektif agar jangan timbul bias dalam pencarian data. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, yang pada hakikatnya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Secara konseptual, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh Revisi 8 22

30 dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Hipotesis biasanya juga mengandung prediksi, dan ketepatan prediksinya akan sangat bergantung pada tingkat kebenaran dan ketepatan kajian teori yang mendasarinya. Secara umum, hipotesis sebenarnya menyangkut dua hal yaitu tentang hubungan dan perbedaan, tetapi perumusannya dapat beraneka ragam. Dalam penelitian kuantitatif, yang paling perlu diperhatikan adalah jenis rumusan hipotesis tersebut, apakah suatu hipotesis dirumuskan secara direksional atau nondireksional. Hal ini penting diperhatikan karena menyangkut uji signifikansi yang akan diterapkan, yaitu: uji satu arah (one tail) untuk hipotesis direksional, atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis nondireksional, di samping kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut arah kajian teori yang berbeda. Menurut fungsinya, hipotesis terdiri atas hipotesis teoretik dan hipotesis penelitian. Perlu disadari bahwa penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji teori yang sudah ada. Teori tersebut kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis untuk diuji dengan sampel yang ditentukan oleh peneliti. Hipotetsis yang diuji dalam penelitian adalah hipotesis nol. Hipotesis nol pada hakikatnya adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan (hypotesis of no relation, hypotesis of no difference). Peneliti dalam hubungan ini mempunyai praduga atau asumsi bahwa data yang diperolehnya akan menunjukkan sebaliknya. Karena itu, hipotesis penelitian akan menyatakan gagasan sebaliknya, yaitu: ada hubungan atau ada perbedaan. Berdasarkan pengertian di atas, muncul tiga macam pendapat di antara para peneliti, yaitu: (1) karena hipotesis nol bunyinya selalu sama untuk semua penelitian, maka hipotesis nol tidak perlu disebutkan dalam usaha penelitian, (2) karena hipotesis penelitian dapat diketahui dari hipotesis nol dan karena hipotesis nol adalah hipotesis yang diuji, hipotesis penelitian tidak perlu dicantumkan dan hanya hipotesis nol yang dicantumkan, dan (3) mencantumkan kedua jenis hipotesis tersebut baik dalam rumusan narasi maupun dalam rumusan statistiknya. Dalam praktiknya, ketiga pendapat tersebut digunakan tanpa masalah. Dengan demikian, peneliti boleh memilih salah satu dari ketiga pendekatan tersebut dan menggunakannya secara konsisten. Menurut sifatnya, hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis yang mengarah (directional) dan dapat juga berupa hipotesis yang tidak mengarah (nondirectional). Hipotesis yang mengarah menunjukkan arah asumsi penelitian, misalnya: semakin tinggi IQ peserta didik, semakin tinggi prestasi belajarnya. Sebaliknya, hipotesis yang tidak mengarah menunjukkan tidak adanya arah asumsi peneliti, misalnya: terdapat perbedaan antara kelompok X dan kelompok Y, tanpa menyebutkan kelompok mana yang lebih tinggi. Revisi 8 23

31 Menurut bentuknya, hipotesis dapat berupa pernyataan simbolik dan pernyataan verbal. Dalam usulan penelitian, kedua bentuk hipotesis ini harus dicantumkan Metode Penelitian Butir 14 ini akan menjadi BAB III dengan judul seperti judul pada butir 14. Kandungannya mencakupi antara lain rancangan penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Perlu dicatat, bahwa di dalam bagian ini, peneliti tidak perlu mengemukakan teori-teori atau batasan-batasan tentang istilah-istilah dalam metodologi. Misalnya, katika mengumumkan tentang subjek penelitian, populasi, dan sampel penelitian, tidak perlu didefinisikan apa itu subjek penelitian, populasi, sampel, dan berbagai hal tentang penyampelan Rancangan Penelitian Rancangan (desain) pada hakikatnya mencakup abstraksi isi dan ruang lingkup (the design is content and scope of the study). Rancangan penelitian bergantung pula pada pendekatan yang digunakan pada subjek penelitian dalam kaitan dengan eksistensi variabel yang diteliti. Eksistensi variabel yang dimaksud apakah variabel yang akan diteliti dimunculkan secara sengaja (dimanipulasi) oleh peneliti dalam suatu eksperimen, atau variabel yang diteliti adalah variabel yang telah ada secara wajar pada subjek yang diteliti (ex-post facto), atau variabel yang diteliti adalah sesuatu yang harus diurai lebih lanjut berdasarkan realitas kekinian temuan di lapangan (etnografi). Di sisi lain, penggambaran konstelasi rancangan penelitian akan dipengaruhi pula oleh jumlah (banyaknya) dan status variabel yang dilibatkan dalam penelitian sehingga akan terkait dengan identifikasi variabel penelitian dan sudah tentunya juga terkait dengan hipotesis yang dirumuskan. Berdasarkan rasional tersebut, maka pada bagian ini, mahasiswa hendaknya mampu dengan tegas menyatakan desain penelitian yang digunakan, sesuai dengan karakteristik fokus masalah yang hendak dikaji atau diteliti. Pada rancangan penelitian, secara empiris telah dinyatakan rancang bangun penelitian yang akan dilakukan, sehingga akan memudahkan peneliti dalam melakukan tahapan penelitian selanjutnya Populasi dan Sampel Penelitian Sejak awal, peneliti harus dengan tegas menentukan populasi penelitiannya. Karena itu, ia harus mendefinisikan populasi agar orang mengetahui ke mana hasil penelitian tersebut dapat digeneralisasikan. Populasi terdiri atas populasi teoretis dan populasi terjangkau. Populasi teoretis adalah semua subjek, baik yang secara langsung maupun tidak langsung akan diteliti dan ke mana hasil penelitian dapat Revisi 8 24

32 digeneralisasikan. Populasi terjangkau adalah semua subjek yang (bila perlu) dapat dijangkau secara langsung. Bilamana populasi biasanya terlalu banyak untuk diteliti, maka peneliti dapat menggunakan sebagian saja dari populasi. Sudah barang tentu sampel tersebut harus dapat mewakili populasi. Peneliti dapat menggunakan teknik statistik untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan representatif atau tidak. Dalam kaitan dengan itu, penentuan sampel dari suatu studi sampling pada hakikatnya selalu mengandung risiko kesalahan (sampling error), karena generalisasi dari sampel ke populasi selalu mengandung resiko bahwa terdapat kekeliruan atau ketidak tepatan, karena sampel tidak mungkin mencerminkan secara persis keadaan populasi. Secara konseptual, dapat ditegaskan bahwa semakin besar ketidaksamaan sampel dengan populasi, semakin besar pula kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi. Maka dari itu, masalah representatifnya sampel sangat perlu dicermati. Bertalian dengan hal tersebut terdapat beberapa teknik penentuan sampel, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua gugus yaitu: (1) penyampelan probabilitas (probability sampling) dan (2) penyampelan nonprobabilitas (nonprobability sampling). Dari masing-masing gugus tersebut, telah diciptakan berbagai teknik lagi, yang sangat memungkinkan peneliti memilih sesuai dengan keperluan. Untuk mendukung penggunaan dari berbagai teknik di atas, dalam rangka mempertinggi tingkat kerepresentatipan sampel, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu: variabilitas populasi, besarnya sampel, teknik penentuan sampel, dan kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi. Mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka dapat saja terjadi ketidaksempurnaan pemenuhan keempat hal di atas sehingga kesalahan sampling hampir selalu ada. Berangkat dari logika konseptual di atas, maka muncul kebutuhan untuk memperhitungan besar-kecilnya kekeliruan tersebut, yang biasa disebut dengan analisis kekeliruan atau simpangan baku estimasi atas distribusi penyampelan. Distribusi penyampelan statistik akan normal manakala distribusi skor dalam populasinya merupakan distribusi normal dan sampel diambil secara rambang (random). Akan tetapi, distribusi suatu statistik akan mendekati distribusi normal, tidak peduli bentuk distribusi populasinya normal atau tidak asal sampel penelitiannya cukup besar. Mengenai gugus penyampelan, seorang peneliti harus mampu memilih teknik penentuan sampel yang tepat sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan data penelitiannya. Secara umum, teknik tersebut ada yang didasarkan atas probabilitas, ada pula yang didasarkan atas nonprobabilitas. Probabilitas penyampelan terdiri atas (1) rambang sederhana (simple random sampling); (2) rambang strata (stratified random sampling); (3) kluster (cluster sampling). Revisi 8 25

33 Penyampelan nonprobabilitas terdiri atas (1) penyampelan purposif (purposive sampling); (2) penyampelan kuota (quota sampling); (3) penyampelan eksidental (accidental sampling). Berdasarkan argumentasi di atas, maka bilamana subjek penelitian telah ditetapkan, maka peneliti secara tegas telah dapat menyatakan populasi subjek penelitian itu. Jika dalam penelitian diperlukan adanya sampel, harus dipilih secara tepat teknik dan pendekatan penyampelannya, sehingga tidak terjadi bias keterwakilan populasi dalam sampel penelitian, yang pada akhirnya akan berdampak pada validitas temuan penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel dapat diartikan sebagai suatu totalitas gejala atau objek pengamatan yang akan diteliti. Maka dari itu, dilihat dari fungsinya, variabel dapat diklasifikasikan menjadi variabel bebas (prediktor), variabel kontrol, variabel moderator, variabel penyela, dan variabel tergantung (kriterium). Bila variabel ini digambarkan dalam suatu model (konstelasi) penelitian nantinya, penempatan (klasifikasi) variabel sangat ditentukan oleh paradigma teori yang melandasinya, dan untuk itulah sangat diperlukan wawasan, pengalaman, ketelitian, serta keterampilan peneliti. Perumusan definisi variabel menyangkut perumusan definisi konsep variabel dan perumusan definisi operasional variabel tersebut. Perumusan definisi konsep variabel harus konsisten dengan teori pokok (grand theory) yang mendasari penelitian variabel bersangkutan. Hal tersebut secara konseptual akan menyangkut konsep teoretis variabel yang diteliti, dimensi, dan indikator yang melingkupi variabel tersebut. Sementara itu, definisi operasional variabel, menyangkut pengukuran variabel, dan pernyataan peringkat/skala data yang dikumpulkan (nominal, ordinal, interval, atau rasio). Definisi operasional variabel ini akan sangat menentukan bagaimana suatu instrumen variabel itu dirancang, dan bagaimana rancangan data tersebut dikumpulkan, dan hal tersebut akan memberikan arah bagaimana formula analisis yang akan digunakan. Bila ditelusuri lebih jauh, bermacam-macam cara dapat digunakan untuk menyusun definisi operasional, antara lain: (a) pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operasi) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh : pembelajaran model jigsaw adalah pembelajaran yang dikelola dengan langkah-langkah umum sebagai berikut... Hasil pembelajaran tersebut dilihat pada prestasi belajar peserta didik, yang diukur melalui tes, dan data yang dikumpulkan dalam skala interval; (b) pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh: inteligensi adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh peserta didik yang berpengaruh terhadap cara pemecahan masalah yang dihadapi secara cepat, tepat, dan adequat. Inteligensi peserta didik diukur melalui tes inteligensi standard Revisi 8 26

34 progresive matriks dan data yang dikumpulkan dalam skala interval; dan (c) pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu tampak. Contoh : kecemasan terhadap sekolah adalah penolakan untuk pergi belajar di sekolah. Kecemasan terhadap sekolah diukur dengan observasi atau wawancara, dan data yang dikumpulkan dalam skala nominal (sangat cemas, cemas, dan kurang cemas). Mengacu pada konsep berpikir di atas, maka hal-hal yang dikemukakan pada bagian ini ialah identifikasi variabel penelitian, definisi variabel (definisi konsep dan definisi operasional) serta konstelasi variabel. Uraian mengenai ketiga hal ini dilakukan secara amat singkat karena maksud utamanya adalah untuk memberikan gambaran utuh dalam bentuknya yang ringkas mengenai fokus penelitian. Definisi istilah diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya batasan itu tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi batasan ialah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat dalam tesis. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Bagi penelitian-penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif definisi variabel agar disesuaikan Metode Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian Pada bagian ini, yang perlu dirumuskan lebih dahulu adalah data apa yang hendak dikumpulkan dengan mengacu pada fokus masalah dan rumusan masalah yang telah diformulasikan sebelumnya. Setelah kepastian yang bertalian dengan jenis data yang diperlukan ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan cara atau metode yang akan digunakan untuk menjaring atau mengumpulkan data. Ketepatan pemilihan metode dan alat pengumpul data sangat menentukan kualitas data yang didapatkan dan pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil suatu penelitian. Oleh karena itu, instrumentasi ini harus mendapatkan penggarapan yang cermat sehingga memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik. Untuk itu biasa dituntut validasi instrumen (yang menyangkut validitas content, concurrent, predictive dan construct, serta menyangkut tingkat reliabilitas baik dengan KR 20, 21, Hoyts, Koefisien Alpha, Split-half, test-retest, dan sebagainya) atas alat pengumpul data yang akan digunakan. Peneliti harus cermat memilih dan menggunakan prosedur itu sesuai dengan karakteristik alat ukurnya. Contoh, masalah penelitian yang akan diteliti adalah mengenai hasil belajar siswa, maka data yang diperlukan ialah skor siswa dalam tes atau ujian, sehingga metode pengumpul data yang relevan adalah dengan melaksanakan tes hasil belajar. Contoh lainnya, peneliti hendak mengumpulkan data tentang sikap siswa, maka jenis data yang diperlukan Revisi 8 27

35 adalah pernyataan atau perilaku siswa, sehingga metode pengumpul data yang relevan untuk ini adalah dengan wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner. Metode pengumpulan data semacam itu tentu memerlukan instrumen atau alat pengumpul data penelitian, yang bisa berupa perangkat tes, pedoman wawancara, lembar observasi, catatan lapangan terstruktur, dan kuesioner. Masing-masing instrumen itu harus sudah dilampirkan ketika mengajukan usulan penelitian. Di dalam tesis, harus dijelaskan, siapa dan berapa jumlah subjek yang dites, kapan dan di mana, apa yang diteskan, dan sebagainya. Tentang wawancara dijelaskan siapa yang akan diwawancarai, cara mewawancarai, kapan, dan di mana. Dijelaskan isi kuesioner, siapa yang diberi kuesioner, berapa jumlah yang disebarkan dan berapa jumlah yang dikembalikan, dan sebagainya. Data yang sudah dikumpulkan itu kemudian ditata dan diorganisasi agar mudah diolah dan dianalisis. Wawancara yang direkam harus ditranskripsikan dahulu melalui bahasa tulis. Data tersebut, misalnya, diklasifikasikan, ditabelkan, diurutkan, dan sebagainya. Jika peneliti tinggal memakai alat pengumpul data yang sudah diakui validitas dan reliabilitasnya, masih juga merupakan keharusan baginya untuk melaporkan dan memberikan informasi mengenai tingkat validitas dan reliabilitas penelitian terdahulu atau mungkin berdasarkan kesepakatan-kesepakatan tertentu Metode Analisis Data Setelah data dikumpulkan dan ditata, langkah selanjutnya adalah menganalisis atau mengolah data tersebut sesuai dengan sifat dan jenis data yang terkumpul. Karena jenis data dalam penelitian itu mungkin lebih dari satu, maka harus secara cermat dan teliti dikemukakan bagaimana masing-masing data itu dianalisis sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, misalnya: Masalah Data Dikumpulkan Dianalisis hasil belajar siswa skor hasil belajar dengan tes sikap siswa pernyataan dengan kuesioner dengan statistik diklasifikasikan Untuk analisis statistik perlu dideskripsikan formula yang digunakan maupun asumsi analisis yang harus dipenuhi. Dengan cara tersebut, peneliti dapat merumuskan dengan paparan yang mudah dan sistematis karena metode-metode analisis tampak jelas. Dari sini peneliti masuk ke bagian sajian hasil penelitian. Apabila akan mengadakan penelitian kuantitatif, peneliti harus dapat memahami dan menggunakan rumus-rumus tertentu yang sering diperlukan untuk pengolahan data (untuk itu memang dapat digunakan kalkulator ataupun Revisi 8 28

36 komputer untuk menghitung), tetapi peneliti yang harus menentukan macam data yang mana dan rumus yang mana yang dipilih untuk mengolah data, agar informasi yang diinginkan dapat diperoleh. Biasanya kesulitan terletak dalam penentuan macam data yang cocok dengan rumus yang diperlukan dan memilih rumus yang akan dapat mengolah informasi agar dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan. Di samping itu, peneliti juga harus menggunakan instrumen yang cocok dengan macam data yang dicari. Perlu diketahui, data dapat diklasifikasikan menjadi 1) data nominal, yaitu data yang menunjukkan frekuensi dari suatu atribut. Contohnya, 80 orang menyatakan setuju sedangkan 20 orang menyatakan tidak setuju; 2) data ordinal, yaitu data yang menunjukkan urutan atau ranking, misalnya nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan seterusnya; 3) data interval, yaitu data yang menunjukkan jarak (distance) yang pasti, contohnya: Hari mempunyai IQ 60, Ali mempunyai IQ 80, Tuti 100, sedangkan Susi 120. Perbedaan jarak IQ Hari, Ali, Tuti, dan Susi adalah sama yaitu 20, tetapi ini tidak berarti bahwa Susi 2 kali lebih pandai daripada Hari. Contoh lain, Dadang memperoleh nilai 40 dalam suatu tes matematika, sedangkan Memet memperoleh 80. Ini tidak berarti, bahwa Memet 2 kali lebih pintar daripada Dadang dalam matematika. Hal ini disebabkan oleh dasar penentuan angka-angka tersebut bukan angka mutlak (hanya arbitrary). 4) data rasio, yaitu data yang mirip dengan data interval, tetapi dasar penentuannya mutlak (tidak arbitrary). Jadi, sebungkus gula yang berbobot 4 kilo adalah dua kali lebih berat daripada bungkusan gula seberat 2 kilo. Atau, dua kilo adalah separuh dari empat kilogram. Data rasio kebanyakan terdapat dalam bidang sains (science), sedangkan data sosial biasanya hanya sampai pada data interval. Rumus-rumus yang sering digunakan dalam penelitian deskriptif meliputi : r atau ρ untuk korelasi, χ 2 (Chi kuadrat), regresi, dan sebagainya. Di pihak lain, rumus-rumus yang sering diperlukan untuk penelitian eksperimental meliputi: t, F dan sebagainya. Dengan demikian, dalam kaitan dengan jenis data di atas, dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif analisis data didominasi (bahkan sering dianggap merupakan ciri utama) oleh penggunaan rumus-rumus statistik di dalamnya. Akan tetapi, perlu diingat, bahwa penggunaan statistik dalam hal ini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian. Sudah tentunya rumus mana yang akan dipilih/digunakan oleh peneliti sangat bergantung pada tujuan penelitiannya, karakteristik data, dan variabel yang akan dianalisis. Di samping itu, kemampuan (pengetahuan) peneliti mengenai hal tersebut haruslah memadai. Revisi 8 29

37 Sangat penting diketahui bahwa penggunaan statistik menuntut adanya data kuantitatif, dan untuk tidak terjadinya kerancuan terhadap data kuantitatif itu perlu disepakati beberapa hal yang prinsip, yaitu data didapatkan dari suatu proses pengukuran. Dalam bidang pengukuran dikenal adanya skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan dalam pengertiannya mengandung data itu sendiri dan variabel yang dicerminkan oleh data tersebut, sehingga dalam konteks itu sering skala pengukuran disebut dengan variabel pengukuran. Skala pengukuran yang dimaksud telah disebutkan di atas yaitu, berupa skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Karena dalam skala pengukuran itu secara langsung telah terkandung data (kuantitatif atau yang dikuantifikasi) dan variabel yang dicerminkan oleh data itu, maka akan sering pula dijumpai istilah variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Dalam hubungan dengan klasifikasi data kuantitatif di atas, maka analisis statistiknya dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu : statistik parametrik (untuk menganalisis data dalam skala interval dan rasio), dan statistik nonparametrik (untuk menganalisis data dalam skala nominal dan ordinal). Bahkan untuk mempermudah pemilihan jenis rumus statistiknya disediakan tabel untuk itu. Selanjutnya, dalam analisis data pada penelitian kuantitatif, sering pengujian hipotesis muncul sebagai bagian tersendiri. Secara statistik, pengujian hipotesis pada umumnya menggunakan serangkaian keputusan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Aturan keputusan ini didasarkan pada distribusi penyampelan statistik yang akan diuji, dengan pengandaian sekiranya semua kombinasi sampel dari populasi telah diselidiki dan dicari statistiknya. Distribusi penyampelan yang demikian tentu lebih merupakan distribusi teoretik daripada distribusi empirik. Hal ini terjadi karena penelitian dilakukan hanya pada beberapa sampel dan keadaan yang demikian membatasi peneliti untuk mengonstruksi distribusi penyampelan secara empirik. Logika yang mendasari pengujian hipotesis adalah sebagai berikut. Peneliti menganggap hipotesisnya benar, kemudian dia menggambarkan distribusi penyampelan hipotesisnya itu. Jika dari distribusi penyampelan itu data yang dikumpulkan mempunyai kemungkinan terjadi yang tinggi, data itu dinyatakan tidak berkontradiksi dengan hipotesisnya. Sebaliknya, jika serangkaian data yang dikumpulkan mempunyai kemungkinan terjadi yang rendah, data itu dinyatakan cenderung berkontradiksi (berlawanan) dengan hipotesisnya. Tinggi rendahnya kemungkinan tersebut terjadi, ditentukan oleh aturan keputusan uji hipotesis, yang dikenal dengan nama taraf signifikansi. Taraf signifikansi umumnya dinyatakan dalam persen. Persentase ini menunjukkan besarnya kemungkinan kesalahan dalam simpulan yang menolak hipotesis nol di bawah pengandaian hipotesis nol itu benar. Taraf kesalahan itu sering disebut taraf kesalahan tipe I atau taraf kesalahan alpha. Jadi, bila peneliti menentukan taraf signifikansi 5 %, itu Revisi 8 30

38 berarti ia bersedia/berani menerima kemungkinan kesalahan menolak hipotesis nol yang benar sebanyak-banyaknya 5 %. Komplemen atas taraf signifikansi adalah taraf kepercayaan (confidential). Kemungkinan sebaliknya dari menolak hipotesis nol yang benar adalah menerima hipotesis nol yang salah. Kemungkinan kesalahan yang timbul dari kesediaan menerima hipotesis nol yang salah ini, disebut dengan kesediaan menerima risiko kesalahan tipe II, atau kesalahan beta. Kedua tipe kesalahan ini sebenarnya dapat digambarkan dalam dua kurva yang berimpitan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang terbalik antara besarnya kesalahan alpha dan besarnya kesalahan beta. Implikasinya, jika taraf signifikansi diturunkan, kesalahan betanya bertambah besar, dan jika taraf signifikansinya dinaikkan, kesalahan betanya bertambah kecil. Satu hal lagi yang perlu dipahami oleh peneliti dalam kaitan dengan analisis data adalah besarnya koefisien yang didapatkan dari suatu analisis. Hasil analisis selalu harus dipulangkan lagi kepada kerangka teori yang telah dirumuskan karena hasil analisis hanya membuktikan apakah teori yang dirumuskan itu didukung oleh data secara empirik atau tidak. Umpama, dalam suatu penelitian korelasional, peneliti jangan buru-buru menyatakan apalagi menyimpulkan bahwa koefisien korelasi yang signifikan adalah menunjukkan kausalitas. Tidak setiap sesuatu yang menunjukkan adanya hubungan (apalagi hanya melihat hasil analisis) bersifat kausal, tetapi peneliti harus mengembalikan hasil itu pada kerangka teori yang dirumuskan. Demikian pula halnya pada penelitian-penelitian korelasional yang dikembangkan pada tingkat multivariat Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada tesis, bagian ini menjadi BAB IV dengan judul yang sama dengan judul pada butir 20 ini. Bagian ini merupakan laporan hasil penelitian dengan menyajikan data, fakta, dan temuan berikut pembahasan atau pengembangan dari temuan penelitian. Layaknya sebuah laporan, hasil penelitian disajikan dalam ragam bahasa tulis yang baku, didukung oleh tabel, grafik, gambar, foto, atau bentuk lain yang mampu mempertegas atau mempertajam makna hasil penelitian. Jika ada hipotesis, bagian ini merupakan medium pengujian hipotesis. Untuk itu, pada bagian ini perlu dikemukakan lagi rumusan hipotesis nol dan hasil pengujiannya beserta penjelasannya yang dikemukakan secara ringkas dan jelas. Temuan-temuan penelitian, dengan dukungan data dan fakta juga dikemukakan secara ringkas, padat, dan jelas. Temuan-temuan ini kemudian dibahas satu demi satu, dengan tujuan: (1) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagian tujuan penelitian ini dicapai, tercapai atau tidak tercapai, (2) menafsirkan temuantemuan penelitian; (3) memadukan atau menggolongkan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada (misalnya, apakah temuan ini sesuai, sejajar, tidak sesuai atau bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang Revisi 8 31

39 tersebut dalam Bab II; dan (4) memodifikasi (memperkuat, mengubah, merevisi) teori yang sudah ada dan menyusun teori baru. Bentuk dan luasnya pembahasan dapat disesuaikan dengan tujuan tersebut. Secara singkat, pembahasan merupakan uji kecocokan dan atau kesejajaran temuan penelitian, baik dengan teori maupun temuan penelitian terdahulu (relevan) yang telah dikaji pada Bab II. Dengan demikian, secara akademis dapat dikatakan, bahwa pembahasan temuan penelitian merupakan penegasan dan pemaknaan kembali fokus masalah penelitian, sehingga jelas posisinya dalam konstruk teori, baik yang telah ada maupun bagi bangunan teori yang akan dilakukan berdasarkan hasil penelitian itu sendiri Penutup Bab Penutup terdiri atas rangkuman, simpulan, saran dan atau rekomendasi. Banyak peneliti memberikan subjudul simpulan, tetapi isinya adalah semua temuan yang sudah disebut dalam Bab IV. Karena itu, sebaiknya dalam bab ini dikemukakan dahulu rangkuman dari keseluruhan langkah penelitian, mirip abstrak tetapi lebih terinci (summary). Rangkuman ini mengemukakan, misalnya, dengan latar belakang ini dan dengan demikian, serta berdasarkan teori ini dan itu, penelitian yang menggunakan metode begini dan begitu, menemukan hal-hal berikut. Setelah menyebutkan temuan-temuan tersebut, barulah ditarik simpulan, yang mungkin lebih dari satu, lalu diikuti kemungkinan implikasi-implikasi yang akan terjadi atau diharapkan terjadi, dan saran bagi individu, kelompok, ataupun institusi tertentu. Contohnya sebuah penelitian perilaku agresif di kalangan remaja perkotaan menghasilkan temuan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua dan tingkat agresivitas kaum remaja perkotaan. Berdasarkan temuan tersebut, implikasinya adalah bahwa diperlukan upaya yang sinergis antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam pengembangan pola asuh untuk menekan tingkat agresivitas kaum remaja. Kemudian dimunculkan saran agar orang tua lebih memperhatikan dan mengembangkan pola asuh yang mampu menekan tingkat agresivitas kalangan remaja. Atau contoh lain, penelitian tentang hasil belajar murid SD menghasilkan temuan bahwa anak-anak yang tiap pagi minum susu sapi segar sebelum berangkat sekolah ternyata hasil belajarnya lebih baik daripada anak-anak yang tidak minum susu apapun. Dari temuan itu ditarik simpulan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara minum susu dan hasil belajar, dan ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Implikasinya, misalnya siswa SD patut didorong untuk mau minum susu sapi segar tiap pagi. Lalu dimunculkan saran atau rekomendasi agar pemerintah daerah setempat memperluas jaringan produksi susu sapi. Ketiga subbagian itu dapat dipisahkan menjadi subjudul dengan nomor tersendiri. Revisi 8 32

40 4.3 Bagian Inti Penelitian yang Memakai Pendekatan Kualitatif Bagian inti tesis yang menggunakan pendekatan kualitatif sekurangkurangnya terdiri atas lima bab, yakni pendahuluan, ladasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup. Bagian inti ditandai dengan penggunaan nomor/angka Romawi besar (I, II, dan seterusnya) untuk menomori urutan bab, nomor digit untuk menandai urutan subjudul dan subsubnya (paling banyak 4 digit), nomor/angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya) untuk menandai halaman. Nomor digit tidak boleh digunakan untuk pengganti nomor urut seperi 1), 2), dan seterusnya. atau huruf a), b), dan seterusnya. Jika dirumuskan secara urut, maka susunan bagian inti adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN KERANGKA KONSEP 2.1 Landasan Teori 2.2 Kajian Pustaka 2.3 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penentuan Informan 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.4 Instrumen Penelitian 3.5 Metode Pengujian Kesahihan Data 3.6 Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat (Lokasi) Penelitian 4.2 Memuat narasi mendalam, luas, dan holistik secara berkemaknaan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah nomor 1 (Judul subbab menyesuaikan dengan masalah). 4.3 Memuat narasi mendalam, luas, dan holistik secara berkemaknaan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah nomor 2 (Judul subbab menyesuaikan dengan masalah) 4.4 Memuat narasi mendalam, luas, dan holistik secara berkemaknaan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah nomor 3, dan seterusnya (Judul subbab menyesuaikan dengan masalah). BAB V P E N U T U P 5.1 Rangkuman 5.2 Simpulan 5.3 Saran Revisi 8 33

41 4.3.1 Pendahuluan Bagian ini terbagi menjadi beberapa bagian bawahan, yakni latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bagian ini di dalam tesis menjadi BAB I dengan judul yang sama dengan judul Latar Belakang Penelitian Pada bagian latar belakang penelitian hendaknya dikemukakan secara jelas dan objektif rasional akademis, mengapa masalah atau pokok persoalan tersebut penting dikaji dalam penelitian. Pernyataan urgenitas tersebut tidak semata-mata karena permasalahannya yang menarik, tetapi yang lebih penting adalah harus didukung oleh argumen-argumen akademis yang kokoh. Argumentasi-argumentasi akademis memaparkan adanya aspek-aspek, yakni: pertama, gejala sosial budaya kependidikan yang dikaji menunjukkan adanya kesenjangan antara das sollen dan das sein (harapan dan kenyataan). Kedua, gejala sosial budaya kependidikan yang dikaji menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. Ketiga, gejala sosial budaya kependidikan yang dikaji menunjukkan adanya kesenjangan antara teks ideal (tata kelakuan yang mencakup nilai dan norma) dan teks sosial (tindakan nyata dalam sistem sosial) secara meruang dan mewaktu. Keempat, gejala sosial budaya kependidikan yang dikaji menunjukkan adanya kesenjangan antara pengalaman masa lalu (aspek historikal) dan pengalaman masa kini. Kelima, berdasarkan pengalaman, studi pendahuluan dan atau penguasaan teori, secara imajinatif masalah yang dikaji memiliki multijawaban, bukan monojawaban. Dalam rangka memperkuat argumentasi akademis bahwa masalah yang dkaji memang masalah, maka seseorang tidak hanya menggunakan perdebatan teori dan asas-asas normatif guna menunjukkan kesenjangan yang menyelimuti suatu gejala sosial budaya kependidikan, tetapi bisa pula menggunkan data kuantitatif. Beberapa di antara kelima aspek di atas harus ada pada latar belakang masalah. Jika sama sekali tidak ada, maka secara otomatis tesis tidak ada, sebab tesis bermula dari masalah dan berakhir pada pencarian jawaban atas masalah tersebut dengan mengikuti prinsip-prinsip metodologi penelitian. Latar belakang masalah menjadi kuat jika seseorang bisa mengemukakan lebih dari satu aspek sebagaimana dikemukakan di atas disertai dengan bukti-bukti empirik yang kuat, bisa berbentuk angka, hasil wawancara penjajagan, dan foto-foto. Apa pun bentuk masalah yang dikemukakan pada rumusan masalah harus ada sandaran agumentasinya pada latar belakang penelitian. Dengan cara ini masalah yang dikaji menjadi empirik, tidak dibuat-buat atau tidak turun dari langit, tetapi memang merupakan masalah yang membumi. Kemembumiannya memiliki sandaran argumentatif yang kuat sebagaimana tecermin pada latar belakang penelitian. Gagasan ini sejalan dengan makna yang terkandung pada latar belakang penelitian, yakni memberikan sandaran mengapa suatu gejala sosial budaya kependidikan dipertanyakan pada rumusan masalah. Revisi 8 34

42 Pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya dalam memilih suatu masalah, tidak perlu dieksplisitkan tetapi cukup dipegang secara implisit, antara lain sebagai berikut. Pertama, pertimbangan dari arah masalah atau dari sudut objektif, dalam arti, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut memberikan sumbangan, baik kepada perkembangan teori maupun pemecahan masalah-masalah praktis. Kedua pertimbangan dari arah peneliti, seperti biaya dan alat-alat yang tersedia, waktu, bekal kemampuan, serta penguasaan metode yang diperlukan. Ketiga, kesesuaian dengan jurusan/program studi di mana seseorang sedang menumbuhkembangan identitas keakademikannya Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif secara substansial menanyakan tentang, pertama, motif (pendekatan psikologis), yakni dorongan internal secara individual yang melahirkan perilaku manusia dalam sistem sosial. Motif sebagai pendorong tindakan manusia tentu tidak bersifat naluriah, tetapi memiliki dimensi kultural. Artinya ada sistem budaya, yakni nilai dan norma yang mengatur, memprogram atau bahkan membatasinya. Dengan demikian, pengkajian terhadap motif secara ideal tidak bisa dilepaskan dari dimensi kultural yang berlaku dalam masyarakat. Kedua, menanyakan makna (paradigma interpretatif yang mencakup teori fenomenologi, interaksionisme simbolik, etnometodologi, teori kebudayaan, dan etnografi) yang mengacu kepada pengungkapan dunia ide, gagasan ideasional atau sistem budaya (nilai, norma, dan pengetahuan) yang memedomani dan atau yang digunakan manusia dalam menafsirkan suatu realitas pada saat berinteraksi sosial dengan orang lain sebagaimana tercermin pada tindakan sosial secara meruang dan mewaktu. Berkenaan dengan itu, maka tujuan penelitian kualitatif adalah membangun narasi yang disertai dengan usaha memberikan makna naratif dengan menggunakan metode naratif. Makna naratif tidak saja dibangun lewat penggalian dunia ide di balik suatu tindakan sosial, tetapi dilakukan pula dengan cara mempertimbangkan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan dan bahwa sesuatu adalah penyebab dari sesuatu yang lain. Gagasan ini menimbulkan implikasi bahwa metode naratif secara kontekstual berupaya mencari hubungan tertentu di antara kejadian-kejadian. Hubungan-hubungan di antara kejadiankejadian inilah yang disebut makna. Ketiga, menanyakan fungsi, kegunaan, sumbangan atau kontribusi tidak saja yang bersifat manifes-disadari oleh pelaku budaya, tetapi juga yang bersifat laten tidak disadari oleh pelaku budaya (paradigma fakta sosial terutama teori fungsionalisme struktural modern) tentang suatu tindakan sosial dan atau artefak yang mereka gunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan sistem organisme biologis-psikologis dan sistem oraganisme sosial, yakni pencapaian kehidupan yang harmonis atau integratif. Tindakan manusia dalam mewujudkan sasaran ini Revisi 8 35

43 tidak bersifat acak, manusia tidak bertindak semaunya sendiri, tetapi berpola karena dipedomani oleh sistem budaya, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan adanya gagasan ini, maka penggalian fungsi tidak bisa dilepaskan dari sistem budaya yang ada di baliknya. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa esensi penelitian kualitatif adalah motif, makna, dan fungsi suatu tindakan sosial beserta artefak yang digunakan oleh manusia dalam mewujudkan suatu tujuan. Pencarian ini tidak berhenti hanya pada penampakannya, apa yang diucapkan, apa yang dilakukan, alat apa yang digunakan secara meruang dan mewaktu, tetapi harus pula berlanjut pada sistem budaya yang ada di baliknya sebab sistem budaya yang memedomani, mengarahkan, membatasi atau bahkan memaksa manusia agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang. Nilai-nilai yang dijabarkan dalam bentuk norma dan dispesifikkan dalam bentuk pranata yang kesemuanya tercakup dalam sistem budaya berkaitan satu sama lainnya. Gagasan ini menimbulkan implikasi bahwa kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena dalam masyarakat sebagai pencerminan dari adanya motif, fungsi, dan pemaknaan manusia atas suatu realitas yang dipedomani oleh sistem budaya, juga berkaitan satu sama lainnya. Bertolak dari pemikiran ini, maka sasaran penelitian kualitatif adalah menyusun suatu narasi yang mendalam, luas, holistik, dan kaya akan pemaknaan secara meruang dan mewaktu. Hal ini tidak hanya terkait dengan suatu penampakan, tetapi harus menukik ke arah apa yang ada di baliknya, yakni sistem budaya atau dunia ide. Narasi maknawiah yang dibangun diarahkan kepada usaha untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pencapaian sasaran ini menimbulkan implikasi terhadap rumusan masalah penelitian kualitatif, yakni memakai kata tanya mengapa dan bagaimana. Kata tanya mengapa menggali motif, makna, dan fungsi. Pencarian makna tidak saja makna orang awam (makna emik) dan makna yang ditafsirkan oleh peneliti (makna tingkat kedua atau makna emik), tetapi juga kaitan antara kejadian yang satu dan yang lain sebagai representasinya. Begitu pula pencarian tentang fungsi mencakup fungsi manifes (fungsi yang disadari) dan fungsi laten (fungsi yang tidak disadari) atas suatu tindakan sosial beserta artefak yang dipakai secara meruang dan mewaktu guna mewujudkan keharmonisan pada tataran individu dan atau sistem sosial. Sementara itu, kata tanya bagaimana dipakai untuk menggali proses dan implikasi atas suatu tindakan sosial yang di dalamnya menunjukkan keterkaitan antarkomponen, misalnya agen (pelaku budaya), alat, cara, tujuan, motif, kejadian, dll. Hal ini terjalin secara sistemik lengkap dengan dinamikanya. Kemengapaan dan kebagaimanaan hanyalah merupakan grand question yang kelak dijawab dalam pelaksanaan penelitian yang dalam atau elaboratif. Pencapaian sasaran tentang pemahaman yang holistik, baik yang menyangkut jawaban atas pertanyaan kemengapaan maupun kebagaimanaan membutuhkan interpretasi secara kritis yang dilakukan oleh peneliti terhadap Revisi 8 36

44 konsep emik atau data yang diberikan oleh informan. Interpretasi tidak boleh ngawur (asal membuat tafsir), melainkan harus mendasarkan diri pada teori-teori yang dipakai dalam penelitian. Dengan demikian, interpretasi dalam konteks penggalian makna tingkat kedua atau pencarian fungsi laten atas suatu tindakan sosial dan atau artefak yang digunakan tidak terlepas dari teori yang membingkai dan mengarahkan pikiran peneliti. Berkenaan dengan itu, maka penelitian kualitatif tidak lagi mebutuhkan pembatasan masalah atau fokus penelitian, sebab melalui rumusan masalah yang dikemukakan dalam bentuk pertanyaan (mengapa dan bagaimana) secara tersirat sudah dapat diketahui apa yang menjadi fokus dalam penelitian tersebut. Masalah sosial budaya yang terkait dengan kependidikan, apa pun bentuk masalah sosial budaya secara substansial bersifat komplleks, baik dilihat dari segi latar belakang, dinamika maupun implikasinya sesuai dengan hakikat manusia sebagai homo complexus. Dengan adanya kenyataan ini, maka sebelum merumuskan masalah penelitian atau fokus penelitian, ada baiknya peneliti melakukan studi pendahuluan (grand tour) ke dalam kancah dengan cara melakukan wawancara, observasi atau studi dokumen secara terbatas. Grand tour sangat berguna tidak saja untuk memastikan bahwa apa yang hendak diteliti memang betul-betul masalah yang membumi, tetapi juga untuk memahami aspek mana yang manjadi fokus penelitian tanpa mengabaikan kejadian-kejadian yang terkait guna mendapatkan deskripsi yang mendalam, luas, holistik, dan berkemaknaan. Bertolak dari sasaran ini, maka tidak mengherankan jika penelitian kualitatif lebih banyak bersifat studi kasus. Artinya masalah yang dikaji tidak saja secara eksplisit dijelaskan fokusnya, tecermin pada pertanyaan peneltian, tetapi juga dibatasi arena sosialnya, misalnya sekolah, perkantoran, desa, keluarga, dan lain-lain. Pembatasan seperti ini tidak bisa dilepaskan dari karakteristik penelitian kualitatif, yakni menuntut narasi yang luas, dalam, dan holistik. Sasaran ini akan sulit diwujudkan jika arena sosialnya terlalu luas sebab setiap arena sosial akan memiliki kultur dan struktur yang beragam selain ada kesamaannya sehingga tidak mudah untuk menarasikannya secara luas, mendalam, dan holistik. Pemilihan studi kasus berkaitan pula dengan karakteristik penelitian kualitatif lainnya, yakni bukan mencari generalisasi, melainkan lebih menekankan pada pembentukan narasi luas, mendalam, dan holistik tentang suatu gejala sosial budaya yang unik Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah menemukan informasi empiris, objektif, logis, mendalam, dan holistik yang berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan penelitian. Dengan adanya kenyataan ini, maka rumusan tujuan penelitian harus mencerminkan dan konsisten dengan rumusan masalah (pertanyaan penelitian) yang tercantum dalam masalah penelitian. Walaupun demikian, ada hal yang harus Revisi 8 37

45 diperhatikan, yakni, jika rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, maka rumusan tujuan penelitian dirwujudkan dalam kalimat pernyataan atau dirumuskan dalam bentuk uraian deskriptif bertujuan Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan pentingnya (keutamaan) penelitian terutama yang bertalian dengan pengembangan disiplin keilmuan, pembangunan dalam arti luas, dan kepentingan praksis sebuah bidang kajian. Gagasan ini melahirkan apa yang lazim disebut manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis berkaitan dengan sumbangan penelitian bagi pembendaharaan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat praktis berkaitan dengan sumbangan penelitian bagi suatu lembaga dalam konteks penanganan suatu masalah. Perumusan manfaat praktis, terutama tentang lembaga yang diperkirakan bisa memanfaatkan hasil penelitian kita, ada baiknya dibuat secara rinci agar memudahkan kita untuk megemukakan saran pada bab penutup. Apa yang disarankan, berdasarkan temuan penelitian tidak boleh mengambang, tetapi harus jelas sasaran lembagannya, sesuai dengan substansinya, yakni manfaat praktis yang berarti ada lembaga yang diperkirakan bisa menggunakan temuan kita untuk melakukan perbaikan Landasan Teori, Kajian Pustaka, dan Kerangka Konsep Di dalam tesis, bagian ini menjadi pengisi BAB II dengan judul yang sama dengan judul pada butir 4.3. Bagian ini terdiri atas landasan teori, kajian pustaka (kajian terhadap penelitian yang relevan), dan kerangka berpikir Landasan Teori Landasan teori atau bisa pula disebut kerangka kerja teoretik (theoretical pramework) memuat dan sekaligus mengkaji teori secara deduktif dan atau antitesis sejumlah teori yang pernah digunakan oleh orang untuk menjawab atau menjelaskan maupun mendapatkan pemahaman atas suatu masalah sosial budaya. Pemilihan dan penetapan kajian teori guna membentuk landasan teori dilakukan dengan pertimbangan asas relevansi dan kemutakhiran. Landasan teori dianggap mampu menjelaskan fenomena yang sedang dikaji. Berkenaan dengan itu, maka bagian ini tidak boleh hanya merupakan rangkaian teori-teori atau kumpulan teori tanpa pemaknaan yang sistematis oleh peneliti. Idealnya, landasan teori tidak hanya susunan teori yang lepas-lepas, tetapi merupakan suatu konstruksi yang memberikan jawaban atas pentingnya masalah penelitian dipelajari dan mengapa pendekatan tersebut layak digunakan. Peneliti harus mampu menunjukkan kaitan antara satu teori dan teori lainnya, kelebihan dan kelemahan setiap teori, dan bagaimana semua teori yang dipakai cocok dan tepat dalam mempelajari fenomena yang dikaji. Revisi 8 38

46 Penyusunan landasan teori seperti ini berkaitan dengan beberapa kenyataan berikiut. Pertama, masalah sosial budaya berdimensi kompleks baik dilihat dari latar belakang, dinamika maupun implikasnya. Kedua, sasaran ideal penelitian kualitatif adalah menghasilkan suatu narasi yang mendalam, luas, dan holistik. Ketiga, suatu teori biasanya lebih terfokus pada usaha menjelaskan secara mendalam mengenai aspek tertentu dari suatu gejala sosial budaya yang dikaitkan dengan substansi manusia sebagai makhluk individu atau makhluk sosial. Ada kecenderungan suatu teori lebih menekankan pada kedalaman dan mengabaikan keluasan mengenai gejala yang diteoretikkan sehingga suatu teori selalu ada kelebihan dan pula kekurangannya. Berkenaan dengan itu, tidak mengherankan jika dalam penelitian kualitatif sangat dianjurkan agar peneliti menggunakan pendekatan eklektik, yakni menyinergikan berbagai teori atau menggunakan pendekatan multiperspektif, yakni melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang teori. Dengan cara ini, peluang untuk mendapatkan narasi yang mendalam, holistik dan kaya makna menjadi lebih terbuka adanya. Walaupun demikian, bisa terjadi bahwa bangunan landasan teori dirumuskan dalam bentuk teori dasar, lalu dilengkapi dengan teori-teori lain sehingga konstruksinya menjadi lebih kokoh yang sekaligus berarti keandalannya dalam mengkaji suatu fenomena menjadi lebih kokoh pula. Kedudukan landasan teori dalam penelitian kualitatif bukan untuk diverifikasi, melainkan digunakan sebagai kerangka berpikir, landasan atau semacam paradigma dalam mengkaji masalah penelitian. Gagasan ini menimbulkan implikasi bahwa informasi apa yang dibutuhkan, bagaimana menganalisis data dan menafsirkan serta merekonstruksinya guna menghasilkan suatu narasi yang kaya akan pemaknaan guna menjawab masalah penelitian diarahkan oleh landasan teori. Gagasan ini menimbulkan implikasi bahwa setiap pertanyaan penelitian yang terdapat pada rumusan masalah secara ideal harus ada batang teorinya. Batang teori inilah yang memedomani peneliti dalam mencari tahu jawaban atas pertanyaan peneitian tersebut. Walaupun demikian, bukan berarti bahwa batang teori yang terkait dengan suatu masalah (misalnya masalah 1) tidak bisa dipakai pedoman dalam mencari tahu jawaban atas masalah lainnya (misalnya masalah nomor 2), tetapi bisa saling berkomplementer, mengingat bahwa mencari makna sebagai tuntutan esensial dalam penelitian kualitatif tidak bisa dilepaskan dari usaha mencari hubungan antara kejadian yang satu dan yang lainnya secara kontekstual. Dengan adanya kenyataan ini, maka bagaimana wujud hasil suatu penelitian kualitatif guna menjawab pertanyaan penelitian dalam bentuk narasi yang berkemaknaan secara mendalam, luas, dan holistik secara substansial tergambar pada kerangka teori yang digunakan. Penting dipahami dan dilakukan pada bagian ini, bahwa dalam mengutip, memaknai, menyenerai, sumber-sumber kepustakaan pada bagian ini hendaknya menggunakan kata-kata sendiri, dengan menjauhkan kesan menjiplak aslinya. Revisi 8 39

47 Sesekali memang diperkenankan untuk mengutip secara utuh sebuah teori, makna suatu konsep, dan fakta dari sumber aslinya, dengan cara menuliskannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan secara akademis. Pengutipan sebuah sumber atau kepustakaan wajib hukumnya untuk mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan sumber kepustakaan tersebut. Bilamana kutipan langsung lebih dari 4 baris, maka penulisannya harus diketik satu spasi dengan mencantumkan nama penulis, tahun penerbitan, dan halaman tempat kutipan di buku atau sumber aslinya Kajian Pustaka Pada bagian ini, secara jelas dan objektif harus dipaparkan tentang gagasan, konsep, pemikiran, teori, dan temuan dalam penelitian terdahulu yang bertautan secara langsung maupun tidak langsung dengan fokus masalah yang akan diteliti. Peneliti dapat memulai dengan mengemukakan penelitian-penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti secara kronologis, atau disistematisasikan menurut masalahnya. Berdasarkan kajian dan telaah terhadap berbagai temuan penelitain tersebut, maka peneliti dapat memetik hal-hal yang bertalian dengan masalah, teori yang akan digunakan, metode yang digunakan, dan temuan-temuannya dengan memberikan penguatan, atau komentar, kritik, evaluasi, dan sebagainya. Dengan cara ini tidak memunculkan kesan bahwa kajian pustaka hanya sebagai kumpulan atau penumpukan rangkaian teori semata, tetapi betul-betul merupakan suatu kajian. Peneliti dituntut untuk mampu membahasakan bagian setiap bagian dari temuan penelitian yang relevan untuk mendukung gagasan utama atau pokok permasalahan penelitiannya sehingga jelas posisi peneliti di antara teori atau temuan penelitian yang telah dihasilkan oleh orang lain pada kajian yang sejenis. Berdasarkan pola seperti ini, maka peneliti dengan tegas dapat mengemukakan bagian-bagian atau aspek-aspek mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan bagian-bagian atau aspek-aspek yang akan dikaji sekarang, masalah-masalah mana yang sudah diteliti orang dan masalah-masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa menempatkan di mana posisi masalah yang akan ditelitinya. Bisa saja terjadi, bahwa fokus masalah yang akan dikajinya sama atau telah dikaji oleh peneliti lain lebih dahulu. Walaupun demikian, peneliti harus mampu memberikan penjelasan secara akademik mengapa terjadi pengulangan. Alasannnya bisa karena pendekatan teori (paradigma) yang digunakan berbeda, lokasi yang berbeda, latar belakang sosial budaya yang berbeda, jarak waktu penelitian yang akan dilakukan sangat panjang jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, informannya dibuat lebih spesifik misalnya atas dasar gender, kelas sosial, dan lain-lain. Kajian pustaka harus dilakukan dengan mengikuti asas kejujuran akademis. Hal ini tidak semata-mata untuk menunjukkan di mana letak sumbangan penelitian kita pada bangunan ilmu Revisi 8 40

48 pengetahuan yang sudah ada, karakteristik ilmu antara lain adalah historis dan komulatif, tetapi yang lebih penting adalah mencegah adanya plagiasi merupakan tindakan yang diharamkan pada dunia akademik. Kajian teori dan kepustakaan setiap variabel wajib ditunjang minimal tiga artkel lima tahun terakhir yang bersumber dari jurnal dengan menunjukkan bukti fisik (hard copy) Kerangka Konsep Setelah dipastikan teori dan konsep yang hendak dipakai sebagai paradigma dalam melakukan penelitian sebagaimana dipaparkan pada landasan teori, maka langkah berikutnya adalah menyusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir merupakan suatu abstraksi yang dibuat dalam bentuk bagan yang menguraikan secara jelas dan koheren pertautan antara berbagai konsep yang terkait dengan fenomena yang dikaji, baik yang menyangkut latar belakang (kemengapaan) maupun proses dan implikasinya (kebagaimanaan). Kerangka berpikir tidak boleh lepas dari landasan teori, sebab kerangka berpikir secara substansial merupakan baganisasi dari landasan teori. Dengan adanya kerangka berpikir, maka arah penelitian tampak secara ekplisit sehingga peneliti bisa lebih terfokus dalam mengumpulkan informasi dan mengonstruksinya dalam bentuk narasi yang kaya akan pemaknaan. Bahkan yang tidak kalah pentingnya, pembimbing bisa lebih mudah mengontrol jalannya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Metode Penelitian Perlu dicatat bahwa di dalam bagian ini, peneliti tidak perlu mengemukakan teori-teori atau batasan-batasan tentang istilah-istilah dalam metodologi sebab yang diminta adalah metode penelitian bukan metodologi penelitian. Misalnya, ketika mengemukakan metode wawancara tidak perlu dijelaskan secara panjang lebar tentang apa yang dimaksud dengan wawancara. Aspek yang memerlukan penjelasan adalah tentang cara-cara yang bersifat teknikal operasional guna mencari tahu jawaban atas masalah penelitian. Aspekaspek yang tercakup pada metode penelitian adalah sebagai berikut Tempat Penelitian Pada bagian ini tidak saja disebutkan tentang lokasi atau tempat penelitian, tetapi yang lebih penting adalah alasan argumentatif tentang mengapa tempat itu ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Berkenaan dengan itu, maka keunikan yang ada pada lokasi yang diplih, yakni mengacu kepada ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan bisa bersifat negatif atau positif yang membedakannya dengan lokasi lainnya seperti: sekolah, desa atau lembaga lainnya perlu dipaparkan secara argumentatif. Revisi 8 41

49 Metode Penentuan Informan Paradigma interpretatif yang bertumpu pada filsafat fenomenologi menggariskan bahwa esensi penelitian kualitatif adalah menggali dunia ide atau pengetahuan dalam pikiran manusia sebagai aktor sosial. Sasarannya, bukan untuk mengukur atau membuat generalisasi, melainkan mencari pemahaman atas suatu tindakan sosial. Pencarian dunia ide sangat penting, karena ide merupakan resep bertindak bagi manusia. Ide atau pengetahuan tersimpan dalam pikiran manusia tidak sama bagi setiap manusia, sebab ide atau pengetahuan manusia bersifat fungsional. Dengan adanya kenyataan ini, maka penelitian kualitatif acap kali menunjuk informan secara puposive yang diawali dengan pencarian key informan, lalu dikembangkan melalui teknik snow-ball sampling. Jumlah informan tidak dibatasi sejak awal, karena bergantung pada tingkat kejenuhan dan kevariatifan informasi guna menjawab pertanyaan penelitian. Berkenaan dengan itu, maka ada baiknya variasi informan juga diperhatikan, misalnya atas dasar status sosial, umur, jenis kelamin, dan lain-lain berdasarkan pertimbangan bahwa variasi terkait dengan perbedaan ide yang ada dalam pikirannya Metode Pengumpulan Data Data atau informasi yang dibutuhkan guna membangun narasi maknawiah tidak saja menyangkut tindakan sosial, yakni ujaran dan perilaku beserta artefak yang menyetainya, tetapi menyangkut pula dunia ide atau pengetahuan sebagai konstruktor tindakan sosial. Dengan adanya kenyataan ini, maka metode pengumpulan data yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif adalah, pertama, observasi (terutama observasi partisipan). Observasi ditujukan terhadap tindakan sosial para aktor yang menyangkut apa yang diucapkan dan dilakukan, bagaimana ekspresi dan proses kegiatan yang mereka lakukan, artefak atau atribut apa yang digunakan, ruang dan waktu arena sosial bagi berlangsungnya tindakan sosial. Kedua, wawancara (terutama wawancara mendalam). Wawancara ditujukan untuk menggali dunia ide yang ada di balik tindakan sosial motif, fungsi, dan alasan maknawiah yang berbingkaikan sistem budaya. Ketiga, metode dokumen. Dunia ide tidak selamanya disimpan dalam pikiran, tetapi bisa dituangkan dalam dokumen, misalnya notulen rapat, peraturan sekolah, rapot, perundang-undangan, dan lain lain. Keempat, Focus Group Discussion (FGD). FGD merupakan bentuk khusus dari wawancara. Dalam konteks ini sejumlah informan (sekitar 6-10 orang) dikumpulkan secara berkelompok, lalu diberikan pertanyaan guna menggali ide, pengetahuan atau persepsi mereka terkait dengan masalah penelitian. FGD diharapkan memberikan peluang bagi para informan untuk berdiskusi secara bebas sehingga peluang untuk mendapatkan informasi yang variatif dan kaya makna menjadi lebih terbuka adanya. Revisi 8 42

50 Instrumen Penelitian Penelitian kualitatif memiliki karakteristik, yakni peneliti merupakan instrumen penelitian yanhg paling utama. Walaupun demikian, pada bagian ini perlu dutambahkan tentang instrumen penelitian apa yang bisa diposisikan sebagai alat bantu bagi peneliti guna memperlancar kegiatannya. Misalnya, pedoman wawancara, panduan observasi, alat perekam, tustel, dan lain-lain Metode Pengujian Kesahihan Data Pada bagian ini, dipaparkan berbagai metode pengujian kesahihan data. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan berbagai cara, yakni: pertama, triangulasi teknik (metode) pengumpulan data. Misalnya, teknik wawancara dipadukan dengan observasi dan teknik dokumen. Kedua, triangulasi sumber, yakni peneliti mendapatkan informasi dari berbagai sumber data. misalnya, nara sumber yang diwawancarai tidak saja satu orang, tetapi lebih dari satu orang mengenai masalah yang sama. Begitu pula informasi dari nara sumber ditriangulasi dengan dokomen. Ketiga, memakai bahan referensi berwujud pengutipan hasil wawancara secara utuh pada hasil penelitian. Jika hal ini dilakukan, maka secara teknis harus mengikuti tata cara pengutipan pada sumber kepustakaan, yakni mencantumkan nama informan, umur dan kapan wawancara dilakukan. Hal ini dicantumkan pada akhir kutipan hasil wawancara dalam tanda kurung (Hasil wawancara dengan Anom, 45 tahun, Rabu, 3 Juli 2013). Bilamana kutipan hasil wawancara lebih dari empat baris, maka penulisannya harus diketik satu spasi. Bahan-bahan referensi lainnya adalah menampilkan foto atau gambar pada teks. Keempat, mengadakan member ckeck, yakni melibatkan pemberi data untuk membaca laporan penelitian. Kelima, memperkuat temuan dengan merujuk pada suatu teori atau temuan peneliti yang lain pada suatu lokasi tertentu Metode Analisis Data Pada bagian ini, dipaparkan tentang metode yang digunakan dalam menganalisis data. Ada beberapa metode analisis data yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif antara lain analisis data model Miles dan Huberman (1990) dan Mukhtar (2013) yang dikenal dengan nama model interaktif. Mode interaksi terdiri atas beberapa langkah yang dapat digambarkan dalam suatu bagan sebagai berikut. Revisi 8 43

51 Bagan 1 Analisis Data Model Interaktif Pedoman Penulisan Tesis 2016 Pengumpul an Data Display Data Reduksi Data Menarik Simpulan / Verifikasi Sumber: Miles dan Huberman (1990). Bagan di atas menunjukkan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri atas beberapa langkah, yakni pertama, pengumpulan data. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data baik secara terpisah maupun terpadu dalam konteks triangulatif. Pada saat mengumpulkan data, disadari maupun tidak disadari peneliti sudah melakukan analisis data lewat penyeleksian data apa yang harus dikumpulkan dan pada bagian mana data tersebut memerlukan pendalaman dan perluasan antara lain dengan cara melacak keterkaitan antara kejadian yang satu dan yang lainnya secara berkemaknaan agar narasi yang hendak dibangun dalam penyajian dan pembahasan hasil penelitian terbentuk secara mendalam, luas, holistik, dan berkemaknaan secara meruang dan mewaktu. Kedua, reduksi data menunjukkan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasi data mentah yang muncul dalam penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis. Reduksi data adalah bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi simpulan akhir. Ketiga, display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya menggambarkan simpulan dan mengambil tindakan. Biasanya bentuk display (penampilan) data kualitatif menggunakan teks narasi. Sebagaimana reduksi data, kreasi dan penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis, tetapi merupakan bagian dari analisis. Keempat, verifikasi dan menarik kesimpulan merupakan aktivitas analisis, yang pada awal pengumpulan data, seorang analis mulai memutuskan apakah Revisi 8 44

52 sesuatu bermakna, atau tidak mempunyai keteraturan, pola, pemaknaan, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proposisi. Bertolak dari sasaran penelitian kualitatif, yakni mencari motif, fungsi (manifes dan laten), dan makna suatu tindakan sosial dan artefak yang digunakan oleh aktor sosial dalam bingkai sistem budaya, maka meminjam gagasan Berger (dalam Samuel, 2012), penerapan empat langkah ini, tidak bisa dilepaskan dari pencapaian sasaran tersebut, lewat kegiatan konseptualisasi, hasil, konseptualisasi, pengujian, dan objektivasi. Pada saat melakukan reduksi data bahkan pada saat pengumpulan data pun, konseptualisasi sangat penting. Konseptualisasi berasal dari informan sehingga menghasilkan konsep orang awam, konsep emik atau konsep tingkat pertama. Berdasarkan konsep emik dibentuk konsep tingkat kedua, yakni konsep etik, konsep yang dibuat oleh peneliti yang memuat pemaknaan maupun pemfungsian suatu tindakan sosial dan atau artefak melalui penafsiran dengan berpedoman pada landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Landasan teori adalah rekan terselubung yang menemani peneliti dalam melakukan penelitian. Konsep emik dan konsep etik yang mengandung pemaknaan dan atau pemfungsian dipakai dasar untuk menyusun suatu penyajian data atau display. Display tidak secara serta merta diterima sebagai kebenaran, tetapi semula hanya diposisikan sebagai hipotesis, karena masih membutuhkan pengujian atau verifikasi lewat pengumpulan data. Jika konsep-konsep beserta pemaknaan dan pemfungsian yang terkandung di dalamnya sudah terverifikasi lewat triangulasi sehingga terjadi objektivasi, maka penyajian data dalam bentuk narasi beserta penarikan simpulan yang terkait dengannya secara otomatis dianggap sudah memadai dalam konteks menjawab masalah penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada tesis, bagian ini menjadi BAB IV dengan judul yang sama dengan judul pada butir ini. Bagian ini merupakan laporan hasil penelitian dengan menyajikan yang memuat penyajian dan sekaligus pembahasannya. Adapun sub-bab yang ada pada BAB IV adalah sebagai berikut Gambaran Umum Lokasi (Tempat) Penelitian Pada bagian ini, dimuat tentang lokasi penelitian yang di dalamnya tidak saja tentang letak, tetapi juga aspek-aspek lain, misalnya aspek sosial, budaya, ekonomi, populasi, organisasi, dan lain-lain. Aspek-aspek ini harus memberikan latar bagi paparan pada sub-sub bab berikutnya. Artinya konsep-konsep pada bagian ini harus bersifat fungsional dalam konteks memberikan kejelasan terhadap konsep-konsep yang dipakai pada narasi di di dalam bab-bab berikutnya. Revisi 8 45

53 Judul pada bagian ini disesuaikan dengan permasalahan, yang memuat narasi mendalam, luas, dan holistik secara kebermaknaan sebagai jawaban atas rumusan masalah nomor Judul pada bagian ini disesuaikan dengan permasalahan, yang memuat narasi mendalam, luas, dan holistik secara kebermaknaan sebagai jawaban atas rumusan masalah nomor Judul pada bagian ini disesuaikan dengan permasalahan, yang memuat narasi mendalam, luas, dan holistik secara kebermaknaan sebagai jawaban atas rumusan masalah nomor 3, dan seterusnya. Pendek kata, berapa pun jumlah bab selain bab tentang gambaram umum lokasi penelitian, harus terkait dengan pertanyaan penelitian yang tercantum pada rumusan masalah. Isi bab-bab ini tidak hanya menjawab pertanyaan penelitian, tetapi narasinya harus mendalam, luas, dan holistik. Untuk mendapatkan jawaban seperti ini maka peneliti harus memiliki kepekaan sosial dalam menggali informasi pada saat mengumpulkan data, melakukan reduksi, membuat penyajian data dan melakukan verifikasi maupun penarikan simpulan secara ulang-alik. Langkahlangkah ini tidak sekadar untuk membuat narasi tetang suatu fenomena sebagaimana adanya, tetapi yang lebih penting harus pula menukik ke aspek yang transendental, yakni dunia ide dalam konteks pemaknaan dan pemungsian suatu tindakan sosial dan atau artefak. Berkenaan dengan itu, maka pelacakan informasi lewat pengajuan pertanyaan 5 W (Who, What, When, Where, Why) + H (How) sangat penting atau bahkan mutlak adanya. Idealnya setiap alinea yang terdapat dalam suatu narasi yang terkait dengan penyajian dan pembahasan hasil penelitian agar menampilkan suatu paparan yang mendalam, luas, dan holistik, harus dikontrol dengan dalil 5 W+1 H. Begitu pula agar paparannya lebih menarik dan sekaligus bermanfaat untuk memperkuat kesahihan data maka penampilan gambar, foto, tabel, grafik, bagan, dan lain-lain sangat bermanfaat. Namun, apa pun bentuk ilustrasi yang terdapat pada teks narasi, tidak sekadar hiasan yang memperkuat narasi, melainkan yang paling penting harus bermakna secara kualitatif Penutup Bab Penutup terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan tidak sama dengan ringkasan hasil penelitian atau pengulangan terhadap jawaban pertanyaan penelitian yang tercantum pada rumusan masalah, melainkan merupakan suatu abstraksi atas jawaban pertanyaan penelitian yang dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini, posisi temuan dalam penelitian yang dilakukan akan tampak jelas, yakni apakah sesuai dan atau memperkuat teori yang Revisi 8 46

54 sudah ada, memperluas dan atau menambah konsep baru yang tercakup dalam suatu teori, atau sebaliknya, yakni membantah teori yang sudah ada sehingga terjadi falsifikasi teori yang serkaligus berarti berpeluang bagi adanya teori baru dalam pembendaharaan ilmu pengetahuan. Simpulan harus nyambung dengan rumusan masalah penelitian. Jika masalah penelitian ada tiga butir, maka simpulan juga dibuat sebanyak tiga butir. Saran berkaitan dengan gagasan yang bersifat praktis, dalam arti, bisa diterapkan guna memecahkan masalah yang dihadapi oleh pihak-pihak tertentu, misalnya individu, kelompok atau suatu lembaga yang terkait dengan fokus penelitian yang dilakukan. Para pihak yang dikemukakan dalam saran harus berkaitan dengan pihak-pihak yang disebutkan dalam kegunaan penelitian yang bersifat praktis sebagaimana tercantum pada subbab manfaat penelitan yang tercakup pada Bab Pendahuluan. Saran sebaiknya tidak bersifat muluk-muluk, melainkan bersifat fungsional, logis, dan aplikatif. 4.4 Bagian Akhir Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran. Dianjurkan juga peneliti memuat indeks, yaitu daftar istilah yang dipakai dalam tesis, di belakang daftar pustaka. Daftar pustaka dan indeks disusun secara alfabetis dan diberi nomor halaman sebagaimana bagian inti, sedangkan lampiran yang terdiri atas surat izin penelitian, instrumen penelitian (pedoman wawancara, kuesioner, dan sebagainya), peta, gambar, dsb, tidak perlu diberi nomor halaman. 4.5 Daftar Rujukan Daftar rujukan memuat rujukan (buku, jurnal, koran, makalah, situs internet, dan sebagainya) yang menjadi sumber acuan yang betul-betul dirujuk. Semua sumber acuan harus ditulis di dalam daftar rujukan. Daftar rujukan ditulis dengan urutan alfabetis (menurut abjad) nama keluarga (family name) penulis (tanpa gelar), bukan hanya alfabetis pada huruf pertama melainkan juga untuk huruf kedua, ketiga, dan seterusnya. Karena dalam hal ini kita mengikuti kaidah penulisan secara internasional, nama keluarga itu ialah nama akhir dari sederet nama yang dimiliki oleh penulis. Pada prinsipnya, teknis menulis sebuah sumber pustaka adalah sebagai berikut. Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun penerbitan. judul buku. Kota penerbitan: Penerbit Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun Terbit. Judul artikel (dalam buku), dalam Nama Penulis Buku (ed. = editor), Judul Buku, Kota Penerbit: Penerbit Revisi 8 47

55 Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun Penerbitian. Judul Artikel (dalam jurnal, majalah, Koran), Nama jurnal/majalah/ bulletin/koran, Nomor, Volume, Halaman. Nama akhir, Nama(-nama) depan. Tahun penerbitan. Judul Makalah (dalam seminar, ceramah, konvensi, temu ilmiah, diskusi,dsb.), (Makalah). Kota, tanggal/bulan.tahun. Nama akhir, Nama (-nama) depan. Tahun Penulisan. Judul tesis/ disertasi/orasi). (tesis/disertasi/orasi). Kota: nama institusi/ lembaga yang menerbitkan tesis/disertasi/orasi. Nama akhir, Nama (-nama). Tahun penulisan. Judul tulisan/artikel/ buku. Nama web. Tanggal, bulan, tahun akses. Revisi 8 48

56 BAB V TEKNIK PENULISAN Pedoman Penulisan Tesis 2016 Bagian ini memuat ketentuan tentang jenis, warna, ukuran, berat kertas, tata cara pengetikan, penggunaan nomor urut, penyajian tabel dan gambar; cara merujuk kutipan, cara menulis daftar pustaka, bahasa karya tulis ilmiah, dan beberapa catatan penting dalam penulisan tesis. 5.1 Bahan Sampul Sampul dibuat dari karton dilapisi kertas buffalo atau yang sejenis, dan plastik transparan (hard cover). Warna sampul mengacu pada karakteristik program studi masing-masing, dengan ketentuan sesuai dengan Tabel 5.1. Tabel 5.1 Warna Sampul Tesis WARNA SAMPUL PROGRAM STUDI Biru Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Krem Pendidikan Bahasa Kuning Pendidikan Bahasa Inggris Hijau Tua Administrasi Pendidikan Putih Pendidikan Dasar Merah Pendidikan Matematika Oranye Pendidikan Sains Biru Muda Pendidikan Teknologi Pembelajaran Abu-abu Pendidikan IPS Pink Ilmu Komputer Coklat Tua Bimbingan dan Konseling (Warna disesuaikan dengan spektrum warna cat standar) Kertas Jenis kertas yang digunakan adalah kerta HVS, warna putih, ukuran A4 (21 x 29,7 cm), dengan berat 80 gram. 5.2 Pengetikan Teknik Pengetikan Pengetikan menggunakan komputer, dengan paket aplikasi Word, jenis huruf Times New Roman (TNR), ukuran font 12, dengan tinta hitam. Pada bagian Revisi 8 49

57 sampul dan halaman judul boleh digunakan ukuran font yang lebih besar sepanjang tidak merusak tatanan pemenggalan kata atau kelompok kata. Huruf miring (italic) digunakan untuk kata kata serapan dari bahasa asing, istilah asing, dan hal-hal lain yang dianggap penting. Huruf tebal (bold) digunakan untuk menuliskan judul bab, subjudul, dan istilah. Judul bab diketik dengan huruf kapital-bold. Lambang atau huruf non-latin (Jawa, Bali, Arab, Sansekerta, dan lain-lain.) yang tidak dapat dikerjakan oleh komputer boleh ditulis tangan dengan tinta hitam Jarak Spasi 1) Jarak 4 spasi, digunakan pada jarak antara: a tepi kertas bagian atas dan judul bab dan b judul bab dengan teks di bawahnya. 2) Jarak 3 spasi, digunakan pada jarak antara judul subbab atau sub-subbab dan baris di atasnya. 3) Jarak 2 spasi, digunakan untuk jarak antarbaris dalam naskah, jarak antara awal paragraf dan baris di atasnya, dan antara subjudul atau subjudulsubjudul dengan baris berikutnya. 4) Jarak 1,5 spasi, digunakan dalam daftar pustaka untuk jarak antara sumber bacaan satu dan sumber yang lain. 5) Jarak 1 spasi, digunakan untuk (a) jarak antarbaris pada Abstrak, (b) jarak antarbaris dalam satu sumber bacaan dalam daftar pustaka, dan (c) jarak antarbaris pada judul tabel atau judul gambar (jika judul di situ lebih dari satu baris) Margin Margin atau batas tepi pengetikan diatur dengan jarak sebagai berikut (1) atas: 4 cm, (2) bawah: 3 cm, (3) kiri: 4 cm, dan (4) kanan: 3 cm Letak Nomor Halaman Nomor halaman dengan angka Arab bisa diletakkan di empat tempat, yaitu tengah-atas, tengah-bawah, kanan-atas, atau kanan-bawah. Adapun jarak antara baris teks dan nomor halaman tersebut adalah 2 cm, dengan catatan bahwa nomor halaman harus terletak di bawah bagian halaman BAB (halaman awal setiap bab) Penggunaan Nomor Urut Karena tesis itu bersistem, maka penulis tidak mungkin menghindari adanya urutan. Paling tidak, di dalam tesis ada lima bab berturut-turut yang memerlukan nomor urut. Di dalam sebuah bab, juga terdapat beberapa bagian dan ini pun memerlukan nomor urut. Mungkin juga di dalam paparan diperlukan urutan itu. Menurut tradisi akademis, untuk menunjukkan urutan tadi kita dapat Revisi 8 50

58 menggunakan lambang angka, baik angka Arab (1, 2, 3 dan seterusnya.), maupun angka Romawi, baik Romawi besar (I, II, III dan seterusnya.), maupun Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya), atau lambang huruf Latin, baik huruf biasa (a, b, c, dan seterusnya) maupun yang kapital (A, B, C, dan seterusnya). 1) Angka Romawi: a) Angka Romawi besar digunakan untuk urutan bab. b) Angka Romawi kecil digunakan untuk halaman-halaman bagian awal tesis (sebelum Bab I). 2) Angka Arab digunakan untuk: a) menomori halaman-halaman pada Bagian Inti tesis, dari Bab I sampai dengan Daftar Pustaka dan (jika ada) Indeks. b) penomoran sistem digit urutan subjudul (dalam bab) atau sub-subjudul dalam sub-subjudul, atau bawahannya lagi. Contoh: Lihat penomoran pada 5.2 dan nomor-nomor di bawahnya dan kemungkinan tambahannya, Contoh: 5.2 Subjudul Sub subjudul Sub subjudul Sub-sub-subjudul Subjudul bawahan Dengan catatan, bahwa 4 angka digit tersebut adalah batas angka yang diizinkan. Perhatikan pula cara penulisan digit: tidak ada titik di belakang angka terakhir. c) Sistem digit itu dapat diganti dengan angka biasa atau gabungan antara angka dan huruf. Contoh : I. Judul Bab A. Subjudul Bab 1. Subjudul subjudul a. Sub-sub judul bawahan Jika urutan ke bawah cukup panjang dan bercabang-cabang, maka penggunaan angka dan huruf bisa dilanjutkan menjadi: 1), 2), 3), dst. ; (a), (b), (c), dst. ; (1), (2), (3), dst. 5.3 Penyajian Tabel Tabel digunakan untuk menyajikan data secara lebih atraktif dibandingkan dengan paparan panjang lebar dengan kata-kata. Tabel yang baik bisa menyampaikan gagasan dan hubungan-hubungannya dengan tulisan secara efektif. Menurut tradisi Amerika, tabel itu tanpa garis-garis tegak dan mendatar, tetapi tradisi Eropa dengan garis-garis yang membentuk kotak-kotak itu tampaknya Revisi 8 51

59 berpengaruh juga ke Indonesia. Di samping itu, tabel yang rumit tampaknya memang memerlukan garis-garis tersebut. Contoh tabel sederhana tanpa garis tegak: Tabel 5.2: Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa dari Empat Fakultas Undiksha Tahun 2010 No. Tingkat Motivasi FBS FIP FMIPA FIS Jumlah 1 Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sedang Catatan : Program Diploma tidak dilibatkan dalam kajian ini. Perhatikan unsur-unsur tabel di atas! 1) Nomor urut tabel ditulis dengan angka Arab; angka 5 berarti tabel dalam BAB V, angka 1 mengacu pada urutan tabel dalam bab itu. 2) Judul atau tajuk tabel: seluruh tajuk dicetak tegak; tiap kata berawal dengan kapital (kecuali kata tugas seperti dan, sebagai, dalam, di, tanpa, dan sebagainya); baris kedua diawali dari titik di bawah huruf pertama baris pertama pada tajuk. 3) Jarak antarbaris dalam tajuk tabel hanya 1 spasi. 4) Jarak antara judul tabel dan garis di bawahnya ialah 3 spasi, begitu pula jarak antara garis terakhir atau catatan (jika ada) dan baris berikutnya. 5) Singkatan diizinkan: No (nomor), f (frekuensi), N (number = jumlah), % (persen), dan sebagainya. 6) Garis digunakan untuk mempermudah membaca tabel. 7) Catatan kaki untuk tabel diletakkan langsung di bawah tabel, bukan di bagian akhir halaman. 5.4 Penyajian Gambar Penyajian gambar diatur sama dengan penyajian foto, lukisan, bagan, grafik, konfigurasi dan langkah-langkah, reaksi kimia, dan sebagainya. Sepanjang tidak bisa dicapai dengan komputer, maka gambar dapat dibuat dengan tangan, dengan tinta hitam. Judul gambar ditulis dua spasi di bawah gambar, diawali dengan tulisan Gambar... (nomor gambar dengan angka Arab tanpa titik). Selanjutnya, judul gambar ditulis seperti judul tabel. Gambar yang dikutip dari sumber lain harus disebutkan sumbernya. Revisi 8 52

60 /12 9/12 10/12 11/12 12/12 Gambar 5.4: Kurs Rupiah terhadap Dolar AS (IDR) selama Minggu Kedua Bulan Desember 2010 (Sumber: BaliPost, 17 Desember 2010) 5.5 Cara Merujuk Kutipan Ada dua cara mengutip sumber bacaan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah cara seorang penulis mengutip secara utuh isi sebuah pendapat ataupun teori yang termuat dalam buku, jurnal, koran, majalah, dan sumber lainnya. Kutipan tidak langsung adalah cara seorang penulis memaknai kembali sebuah pendapat, teori, atau generalisasi menurut bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna awal yang terdapat dalam tulisan itu sendiri. Untuk kutipan langsung, maka penulis harus mencantumkan nama penulis dan atau buku, kemudian tahun penerbitan, dan halaman di mana kutipan tersebut berada pada sumber yang dikutip. Untuk penulisan tesis, sangat dianjurkan untuk melakukan kutipan tidak langsung, karena akan menjadi penanda seberapa paham penulis terhadap apa yang dibaca atau ditelaah dari sebuah sumber. Disisi lain, kutipan tidak langsung akan memberikan warna ketokohan akademis penulis, karena mampu merekonstruksi kembali struktur kalimat sebuah kutipan dengan bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna dasar atas apa yang dikutipnya. Untuk kutipan tidak langsung, nama penulis sumber bisa disebut di depan, di tengah, ataupun di belakang gagasan yang dikutip, seperti contoh berikut. 1) Dantes (2012: ) menyatakan bahwa.... 2) Bertalian dengan konsepsi assesmen, Koyan (2011: 21) menyatakan.... 3)... sebagaimana dikatakan oleh Bawa (2009: 37). Realitasnya, dalam penulisan sebuah karya akademis, termasuk di dalamnya penulisan tesis, pengutipan secara langsung tidak bisa dihindari. Kutipan langsung, bisa saja pendek ataupun kutipan panjang. Kutipan pendek langsung ialah kutipan yang sebanyak-banyaknya berisi 4 baris, atau 40 kata. Kutipan ini ditulis di antara dua tanda petik rangkap (... ), tetap masuk ke dalam baris-baris teks karena masih dianggap sebagai bagian terpadu dari teks. Nama penulis yang diikuti bisa di depan ataupun dibelakang kutipan, seperti contoh berikut. Revisi 8 53

61 1) Mengacu pada beberapa generalisasi dan temuan penelitian tentang pendidikan multikultur tersebut, Dantes (2009: 29) menegaskan bahwa konsep multikultur merupakan sebuah lukisan sosial yang senantiasa melekat pada kedirian sebuah komunitas yang harus dikelola sebagai modalitas sosial menuju kehidupan yang lebih harmoni. 2) Simpulan dari kajian empiris di atas adalah terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pemahaman hukum negara terhadap perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh masyarakat di daerah perkotaan (Lasmawan, 2007: 212). Jika kutipannya panjang-panjang, lebih dari 4 baris, maka kutipan itu ditulis terpisah dari teks, ditulis agak menjorok ke dalam (5 ketukan), jarak satu spasi, tanpa tanda petik rangkap. Contoh: Sebagaimana dikatakan Goleman (1999:46) bahwa IQ hanya menyajikan sedikit penjelasan tentang perbedaan nasib orang-orang yang bakat, pendidikan, dan peluangnya kurang lebih sama. Ketika 95 mahasiswa Harvard dari angkatan 1940-an... dilacak sampai mereka berusia setengah baya, maka mereka yang perolehan tesnya paling tinggi di perguruan tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan rekan-rekannya yang IQ-nya lebih rendah bila diukur menurut gaji, produktivitas, atau status di bidang pekerjaan mereka. Nama penulis, berikut tahun penerbitan dan halaman buku, dapat juga ditempatkan di belakang kutipan langsung panjang tersebut, seperti contoh: Sebagaimana kita ketahui, IQ merupakan... hanya pekerjaan mereka (Goleman, 2010 : 46) Jika penulis tesis tidak memperoleh buku aslinya, atau tidak membacanya sendiri, tetapi mengutipnya dari buku atau karya orang lain, misalnya mengutip tentang konsepsi pendidikan multikultur dari Prof. Dr. Nyoman Dantes, yang dimuat dalam buku karangan Lasmawan, maka penyebutan nama penulis asli menjadi sebagai berikut. Sebagaimana dikatakan oleh Dantes (dalam Lasmawan, 2010: 175). Jika mengenai gagasan tertentu, pengutip mendapatkannya dari beberapa sumber, maka semua sumber itu dapat disebutkan dengan cara seperti contoh di bawah ini. Pendidikan multikultur sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa yang menyatakan dirinya sebagai bangsa yang berbhineka. Oleh sebab itu, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran logikanya mengedepankan pada elaborasi kemultikulturan, sehingga apa yang diperoleh oleh siswa di sekolah dengan apa yang dialaminya dalam kehidupan sehari- Revisi 8 54

62 hari tidak stagnan (Dantes, 2009: 221; Marhaeni, 2009: 93; Lasmawan, 2008:121). 5.6 Cara Menulis Daftar Rujukan Mengenai Daftar Pustaka sudah disinggung sepintas pada bagian C. Bagian ini merupakan paparan yang lebih terinci tentang bagaimana menulis daftar pustaka. Daftar Pustaka merupakan daftar buku, makalah, artikel, bulletin, jurnal, atau sumber lain yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung (Semua sumber yang dicantumkan di dalam tulisan atau batang tubuh tesis, wajib ditulis di daftar pustaka). Bahan yang dibaca, tetapi tidak dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar. Bahan yang tidak dibaca sendiri, tetapi dipetik dari sumber bacaan yang dibaca, juga tidak perlu ditulis dalam daftar pustaka. Pada hakikatnya, ada lima unsur yang harus dituliskan dalam daftar pustaka. Urutan kelima unsur yang dibakukan oleh Pusat Bahasa, sebagaimana tampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ke-3, 2001), dan buku-buku lain terbitan lembaga tersebut, adalah sebagai berikut: 1) Nama pengarang tanpa gelar akademik dengan urutan: nama akhir (diakhiri dengan titik), dan (kalau ada) nama depan dan nama tengah (diakhiri dengan titik): Hasan, Said Mahid. Hilgard, Ernest R. dan Gordon H. Bower Hamalik, Oemar. Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. Budisantosa Sukamto, Katharina Endriati (ed.) 2) Tahun penerbitan, menggunakan angka arab, diakhiri dengan titik: a. 2010b. 3) Judul sumber berupa buku, semua dicetak miring (italic), tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas (kata sambung, dsb), diakhiri dengan titik. Contoh: Educational Psychology in the Classroom. Untuk sumber yang Sumber berupa artikel, makalah, dan sebagainya, judul diletakkan di antara tanda petik rangkap (... ), huruf dicetak biasa, tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas, diakhiri dengan titik. Contoh: Identifikasi Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Sikap Progresif Siswa di Daerah Perkotaan. 4) Kota penerbitan, diakhiri dengan titik dua. Contoh: Bandung: 5) Penerbit, bisa nama penerbit atau nama lembaga, diakhiri dengan titik. Contoh: Gramedia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Universitas Pendidikan Ganesha. Revisi 8 55

63 Kalau penulisan kelima unsur itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan seterusnya diawali pada ketukan ke-5 dari tepi kiri, dan jarak antarbaris adalah satu spasi. Jarak antara sumber yang satu dan sumber yang lain adalah 1.5 spasi Sumber Berupa Buku Buku atau sumber lain bisa ditulis oleh satu orang atau lebih. Orang atau orang-orang tersebut bisa betul-betul merupakan penulis, bisa pula sekadar editor dari sekian banyak artikel dalam sebuah buku. Semua itu menyebabkan perbedaan cara penulisan sumber bacaan sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut. 1) Seorang penulis hanya menulis satu buku atau artikel: Dantes, Nyoman Statistik Multivariat. Singaraja: Unit Penerbitan Undiksha. 2) Seorang penulis menulis lebih dari satu buku dalam satu tahun yang sama: Tilaar, H.R. 2009a. Reformasi Sistim Pendidikan Nasional di Era Otonomi Daerah. Bandung: Rosdakarya. Tilaar, H.R. 2009b. Menggagas Pembaharuan Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya. Jika dua buku tersebut terbit dalam tahun yang berbeda, maka huruf di belakang tahun (a, b) dihilangkan. 3) Jika penulis dua orang, nama orang kedua ditulis menurut urutan biasa, tidak ada pembalikan nama. Contoh: Mulyasa, E. dan Encep Supriadi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya. 4) Jika penulis tiga orang atau lebih, yang ditulis hanya nama orang pertama. Nama-nama penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk. (dengan kawankawan). Contoh: Shaver, Robert et.al The New Paradigm of Learning. Washington DC, Singapore, Helsinki: McMonash and Sons. 5) Jika penulis buku adalah editor dan editornya satu orang, di belakang namanya ditambah dengan (ed.), jika dua orang atau lebih, tambahannya ialah (eds.). Contoh: Al Muktar, Suwarma (ed.) Inovasi Pemikiran Pendidikan IPS dan Konstelasi Keilmuan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: UPI Press. Pederson, James and Mika Milkiapple (eds.) Handbook of Social Studies. NY: McMilland. Revisi 8 56

64 Sumber Berupa Artikel Sebuah artikel bisa terdapat dalam buku kumpulan karangan, atau bisa juga ada dalam jurnal, majalah, bulletin, atau koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan di antara tanda petik rangkap (... ), hurufnya dicetak biasa. Contoh : Dantes, Nyoman Pengembangan Materi dan Model Pendidikan Multikultur dalam Pembelajaran IPS SMP (halaman 21-26). Jurnal Penelitian Pendidikan dan Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian Undiksha. Lasmawan, Wayan dkk Vonis Mati terhadap Mayat: Rekonstruksi Pemaknaan Adat Istiadat pada Masyarakat Hindu Bali. Media Komunikasi Ilmu Sosial, Volume 3, Tahun ke XVII (halaman 75-79). Wibisono, Encep Meretas Nilai-nilai Demokrasi dalam Praktek Pendidikan di Era Otonomi. Pikiran Rakyat, 21 Januari 2009, halaman 5, kolom 2-6. Bentuk sumber yang ditulis mirip dengan artikel ialah makalah. Dalam hal makalah, yang perlu ditambahkan adalah nama temu ilmiah di mana makalah itu disajikan, kota, dan tanggal penyelenggaraan. Contoh: Dantes, Nyoman Penelitian Kuantitatif (Makalah). Disajikan pada Workshop Penelitian bagi Dosen UNHI Bali, tanggal Oktober Sumber Lain-lain Sumber lain yang dimaksud, bisa saja berupa dokumen resmi, seperti: Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Awig-awig Desa Adat, Bisama, Patwa, Anggaran Dasar, dan dokumen lain yang dibukukan. Dalam hal ini kadang-kadang penerbitnya tidak disebutkan, atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu, cara penulisannya dapat dilakukan sebagaimana contoh berikut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengelolaan Keuangan Negara Jakarta: Kementerian Keuangan RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional RI. Revisi 8 57

65 Sumber lain yang khas adalah karya tulis terjemahan. Dalam hal terjemahan, nama pengarang yang disebut ialah nama pengarang asli, tahun penerbitannya adalah tahun penerbitan naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kota penerbitan dan penerbit terjemahan. Polumin, Ivant et.al Kehidupan di dalam Air; Khasanah Pengetahuan bagi Anak-anak. Terjemahan Waluto Subani. Underwriter Life Jakarta: Tira Pustaka. Untuk materi atau sumber yang diambil dari internet, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Cairns, Len Capability Going Beyond Competence. journal/2-2/3-5.htm. Diunduh tanggal 21 Februari Lasmawan, Wayan Spektrum Pendidikan IPS. google.ac.id.lasmawanblogs/2-6/3-6.htm. Diunduh Tanggal 10 September Untuk materi atau sumber yang diambil dari jurnal, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Clark, Cathy Bishop Cognitive Style and it s Effect on the Stages of Programming. Journal of Research on Computing in Education, Volume 27, Number 4, Summer Natajaya, I Nyoman, Faktor Biaya sebagai Masukan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 Tahun XXXVI Januari 2003 Untuk materi atau sumber yang diambil dari makalah, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Candiasa, I Made, Policy Analysis on the Improvement of Educational Quality, Paper, Disajikan pada Seminar Internasional Succeeding in a Globalizing World Tanggal 6-8 November 2007 Di Jakarta Sadia, Wayan Inovasi Pembelajaran dan Pembelajaran Bermakna. Makalah. Disajikan pada Seminar Sehari Dies Natalis Universitas Mahasaraswati Bali, Tanggal 23 Oktober 2009 di Denpasar. Untuk materi atau sumber yang diambil dari tesis dan atau disertasi, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Revisi 8 58

66 Atmadja, Bawa I Nengah Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi. (tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pasacasarjana Universitas Indonesia. Cara menulis sumber dari internet perlu ada penjelasan. Diusulkan sumber yang bisa digunakan adalah e-journal, e-book, e-paper, atau artikel, buku, paper terbitan hardcopy yang diunggah lagi ke internet. Contoh penulisan daftar pustaka dari internet. e-jurnal: Berlanga, at al., Language Technologies to Support Formative Feedback, Educational Technology & Society, 14 (4), (diakses tanggal 14 Maret 2013) e-book: Blazhenkova, Olesya and Maria Kozhevnikov, The New Object-Spatial-Verbal Cognitive Style Model:Theory and Measurement, Published online in Wiley InterScience DOI: /acp.1473, 2008 e-paper: Denny, J. Peter, A general Theory of Cross-cultural Variation in Cognitive Style, ssc.uwo.ca/psychology/cognitive/denny/1996-theory.html, 1996 (diakses 5 Januari 2000) NAACP, Legal Affairs, NAACP Online, (diakses 5 Mei 2012) e-proceeding: Doudin, Pierre-Andre & Nicolas Meilan, Does teachers training have an impact on metacognitive conceptionsand practice of teachers?, Cantoia M., et al. (ed), Metacognition 2012, Proceedings of the 5th Biennial Meeting of the EARLI Special Interest Group 16 Metacognition, September 5-8, 2012, (Diakses 18 Maret 2013) Sistem Paragraf Untuk penyusunan karya tulis ilmiah, sebenarnya ada beberapa model atau sistem penulisan paragraf, tetapi yang digunakan dalam pedoman ini ialah sistem Eropa, sebagaimana yang diterapkan dalam penulisan pedoman ini. Intinya awal paragraf atau alinea ditulis agak menjorok ke dalam setelah ketukan ke-5 dan jarak antarparagraf sama dengan jarak antarbaris. Jika dibagankan menjadi seperti berikut. Revisi 8 59

67 Bahasa Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah, termasuk tesis, harus ditulis dalam ragam bahasa baku, termasuk jika tesis ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak peduli apa pun latar belakang akademis penulisnya. Dalam hal bahasa Indonesia baku, ada tiga pedoman yang wajib digunakan yakni (1) Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD); (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBB), dan (3) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Buku EYD mencakupi lima hal pokok, yaitu (1) Pemakaian Huruf; (2) Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring; (3) Penulisan Kata; (4) Penulisan Unsur Serapan; (5) Pemakaian Tanda Baca. Berdasarkan pengalaman, tiga hal yang terakhir amat sering tidak diketahui atau tidak dipatuhi secara benar. Dalam hal penulisan kata, masih banyak dikacaukan antara awalan di- dan ke- dengan kata depan di dan ke. Bandingkan penulisan klitika (sejenis awalan tetapi bermakna seperti kata, dan harus dituliskan seperti awalan, yang jumlahnya banyak, seperti: antar-, inter, intra-, ko-, bi-, dwi-, sub-, pra-non-, anti-, mono-, dll.) berikut ini: Salah diatas, disamping, di bawah, dimana, keatas, kebawah, ke- mana, tindaklanjut, menindak lanjuti, olahraga, keolah ragaan, kerjasama, antar bacaan, antar daerah. Benar di atas, di samping, di bawah, di mana, ke atas, ke bawah, ke mana, tindak lanjut, menindaklanjuti, olah raga, keolahragaan, kerja sama, antarbacaan, antardaerah. Tentang unsur serapan (kata pinjaman) ada kaidah berikut. 1) Kata atau istilah asing yang diserap hakikatnya berorientasi pada tulisan dan bukan pada ucapannya. Karena itu perhatikan cara penulisan yang benar berikut ini. Revisi 8 60

68 Kata Serapan Penulisan yang Penulisan yang Salah Benar design Disain desain homogene Homogin homogen theoretic Teoritis teoretis methodology Metodelogi metodologi 2) Unsur serapan yang ejaannya serupa dengan ejaan bahasa Indonesia, dipandang sebagai kata Indonesia, misalnya: oral, aural, fatwa, fatom. 3) Unsur serapan yang ejaannya berbeda dari ejaan bahasa Indonesia bisa disesuaikan dengan pengucapannya (meskipun hanya mirip), misalnya: pick up à pikap, make up à mikap, boom à bum, capsule à kapsul, dan feature à fitur 4) Jika unsur serapan itu masih terasa asingnya (dan ini mungkin agak subjektif), atau penulis ragu-ragu, sebaiknya istilah asingnya ditulis di belakang kata serapan, diletakkan di dalam kurung dan dicetak miring, seperti: skim (scheme) dan diskursus (discourse) 5) Kaidah pada no. 4) juga berlaku bagi kata-kata yang diterjemahkan dari ungkapan asing, seperti: rancangan pembelajaran (instructional design), manajemen mutu berbasis sekolah (school-based quality management). Dalam pemakaian tanda baca, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut ini. 1. Karya ilmiah seperti tesis, sebaiknya menghindari singkatan-singkatan seperti dsb, dll, dst. Akan tetapi, jika tidak dapat dihindarkan, tiap singkatan harus diakhiri dengan titik, kecuali jika memang berada di bagian akhir kalimat. Contoh: 1)... ayam, burung, bebek, dsb, bisa dianggap sebagai unggas, 2) Perhatikan nomor 4 s.d 8 di atas. 3) Wakil kepala sekolah menandatangani surat atas nama kepala sekolah dengan menuliskan a.n. 2. Urutan atau rincian yang ditulis secara horizontal tidak perlu memakai tanda titik koma (;), melainkan dengan (,) saja. 3. Urutan yang ditulis secara vertikal (dari atas ke bawah) hakikatnya merupakan pengganti urutan horizontal (sesuai dengan baris kalimat). Karena itu hakikatnya, urutan vertikal itu tidak terlalu menyimpang dari logika penulisan horizontal, dan diatur sebagai berikut : 1) Nomor urut (dengan angka atau huruf) tidak diakhiri dengan titik. 2) Urutan berupa kata tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun, dan yang dideretkan diawali dengan huruf kecil, misalnya: i) niat Revisi 8 61

69 ii) motivasi iii) aktivitas 3) Urutan berupa frase atau kalimat yang masih terkait dengan pernyataan sebelumnya diakhiri dengan koma, kecuali bagian akhir dari urutan tersebut. 4) Tanda hubung (-) boleh dipakai untuk kata ulang, seperti: rumahrumah, terus-menerus, berubah-ubah, tetapi tidak untuk penulisan antara klitika dan kata berikutnya, seperti: nonkooperatif, antarbacaan, subpokok bahasan Lampiran Lampiran memuat hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi paparan yang telah disajikan pada bagian inti tesis. Lampiran yang jumlahnya lebih dari satu diberi nomor urut. Revisi 8 62

70 DAFTAR PUSTAKA Pedoman Penulisan Tesis 2016 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Buku Pedoman Studi Program Pascasarjana IKIP Singaraja. Singaraja: Undiksha Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Pedoman Penulisan Tesis Fakultas Pascasarjana IKIP Malang. Malang: IKIP Malang Fakultas Pascasarjana. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. 1993, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Artikel, dan Makalah. Malang: IKIP Malang. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singraja Pedoman Penulisan Skripsi/Tugas Akhir. Singaraja: STKIP Singaraja. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Depdiknas. Universitas Pendidikan Ganesha Buku Pedoman Penulisan Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana Undiksha Universitas Pendidikan Indonesia Pedoman Penulisan Tesis/Disertasi Program Pascasarjana. Bandung: Program Pascasarjana UPI. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka. Revisi 8 63

71 Lampiran 1a. Sampul Luar Tesis CONTOH HALAMAN JUDUL (TNR Bold 16, Sampul Luar) (...JUDUL TESIS...) (upayakan penulisannya simetris dan sedapat mungkin mengikuti bentuk piramida terbalik) TESIS oleh... NIM... (tanpa tanda titik di belakang singkatan NIM) (PROGRAM STUDI) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (Bulan) (Tahun) Revisi 8 64

72 Lampiran 1b. Sampul dalam Tesis CONTOH HALAMAN JUDUL (Sampul Dalam) (DITULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA) (...JUDUL TESIS...) TESIS oleh... NIM... (tanpa tanda titik di belakang singkatan NIM)) (PROGRAM STUDI) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (Bulan) (Tahun) Revisi 8 65

73 Lampiran 2. Logo UNDIKSHA Revisi 8 66

74 Lampiran 3 Sampul Persyaratan Gelar Magister Pedoman Penulisan Tesis 2016 CONTOH HALAMAN JUDUL (Sampul Dalam) (DITULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA) (...JUDUL TESIS...) TESIS Diajukan kepada Universitas Pendidikan Ganesha untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi... oleh... NIM... (tanpa tanda titik di belakang singkatan NIM) (PROGRAM STUDI) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (Bulan) (Tahun) Revisi 8 67

75 Lampiran 4 Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing Pedoman Penulisan Tesis 2016 Tesis oleh... ini telah diperiksa dan disetujui untuk Mengikuti Praujian Tesis/Ujian Tesis *). Singaraja,... Pembimbing I... NIP Pembimbing II... NIP *) Sesuaikan Revisi 8 68

76 Lampiran 5 Lembar Persetujuan Tim Penguji Tesis oleh... ini telah berhasil dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan diterima sebagai sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Studi..., Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha. Disetujui pada tanggal:... oleh Tim Penguji..., Ketua (nama Ketua Prodi/Anggota*) NIP..., Anggota (nama Penguji I) NIP..., Anggota (nama Penguji II) NIP..., Anggota (nama Pembimbing II) NIP..., Anggota (nama Pembimbing I) NIP Mengetahui Direktur Program Pascasarjana UNDIKSHA,... NIP.. *KPS sebagai anggota penguji Revisi 8 69

77 Lampiran 6 Contoh Lembar Pernyataan LEMBAR PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan dari Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika akademis. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Singaraja, (tanggal, bulan, tahun) Yang memberi pernyataan, Materai Rp.6.000,- (Nama Mahasiswa) Revisi 8 70

78 Lampiran 7 Contoh Prakata PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-nya, sehingga tesis yang berjudul Pengaruh Model Belajar Resolusi Konflik dan Keterampilan Berpikir Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Denpasar dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Kerja keras bukan satu-satu jaminan terselesaikannya tesis ini, tetapi uluran tangan dari berbagai pihak, baik secara material maupun nonmaterial, telah menjadi energi tersendiri, sehingga tesis ini dapat terwujud, walaupun belum sempurna. Oleh sebab itu, pada lembarlembar awal tesis ini, izinkan penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada 1) Prof. Dr. Nyoman Dantes, sebagai pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi yang demikian bermakna, sehingga penulis mampu melewati berbagai kerikil dalam perjalanan studi dan penyelesaian tesis ini; 2) Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, M.Pd., sebagai pembimbing II, yang dengan gaya dan pola komunikasi yang khas, telah melecut semangat, motivasi, dan harapan penulis selama penelitian dan penulisan naskah, sehingga tesis ini dapat terwujud dengan baik sesuai harapan; 3) Bapak Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, yang telah memberikan bantuan secara moral dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi, selama penulis menempuh perkuliahan di Program Pascasarjana Undiksha; 4) Bapak Direktur Program Pascasarjana Undiksha dan staf, yang telah banyak membantu selama penulis mengikuti studi dan menyelesaikan penulisan tesis ini; Revisi 8 71

79 5) Bapak Ketua Program Studi..dan staf dosen pengajar yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis selama perjalanan studi dan penyusunan tesis ini; 6) Bapak Kepala (Instansi tempat bekerja penulis ) yang telah memberikan izin dan bantuan administratif sehingga penulis mampu melanjutkan dan menjalani studi di Program Studi..; 7) Rekan-rekan seangkatan di Program Studi..yang dengan karakternya maisng-maisng telah banyak berkontribusi membentuk kedirian penulis selama menjalani studi dan penyelesaian tesis ini; 8) Bapak. dan Ibu.selaku orang tua penulis, yang telah banyak membantu secara material dan moral selama perjalanan studi yang penulis lakoni di Program Studi Semoga semua bantuan yang telah mereka taburkan dalam perjalanan studi penulis, terhargakan dengan sepantasnya oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga mereka diberi jalan, rejeki, dan keharmonian dalam menjalani setiap langkah kehidupan. Penulis menyadari bahwa tesis ini belum dapat dikategorikan sempurna. Namun, terlepas dari semua predikat tersebut, yang jelas, kehadirannya dalam konstelasi masyarakat akademis akan ikut serta memberikan warna bagi pembangunan dunia pendidikan walau hanya setitik. Mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi masyarakat akademis, terutama mereka yang menyatakan diri bernaung di bawah kebesaran panji-panji pendidikan. Singaraja,... Penulis Revisi 8 72

80 Lampiran 8 Contoh Format Abstrak untuk Tesis ABSTRAK Pedoman Penulisan Tesis 2016 Wenten, I Nyoman (2010), Determinasi Komponen Konteks Profesi Guru, Input Pembelajaran, dan Proses Pengelolaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pengelolaan Pembelajaran (Studi pada Para Guru SD yang Tersertifikasi di Kabupaten Jemberana). Tesis, Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha. Tesis ini sudah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing I : Prof. Dr. Nyoman Dantes dan Pembimbing II: Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. Kata-kata kunci: profesi guru, pembelajaran, pengelolaan pendidikan, tersertifikasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya determinasi beberapa variabel, yaitu: (1) komponen konteks profesi guru, (2) input pembelajaran, (3) proses pengelolaan pendidikan, dan (4) komponen konteks profesi guru, input pembelajaran, proses pengelolaan pendidikan secara bersama-sama terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran pada guru SD yang tersertifikasi di Kabupaten Jembrana. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD Negeri di Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana yang mengikuti program sertifikasi guru dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 yang berjumlah 50 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yang mengambil sampel guru SD yang tersertifikasi di Kabupaten Jembrana. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian ex-post facto. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner komponen konteks profesi guru, input pembelajaran, proses pengelolaan pendidikan, dan kualitas pengelolaan pembelajaran. Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi sederhana dan uji regresi jamak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat determinasi yang signifikan komponen konteks profesi guru terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran dengan koefisien determinasi sebesar 91,7 % dan sumbangan efektif sebesar 25,29%. (2) terdapat determinasi yang signifikan komponen input pembelajaran terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran dengan koefisien determinasi sebesar 95,3% dan sumbangan efektif sebesar 53,39%. (3) terdapat determinasi yang signifikan komponen proses pengelolaan pendidikan terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran dengan koefisien determinasi sebesar 95,7% dan sumbangan efektif sebesar 17,40%. (4) terdapat determinasi yang signifikan secara bersama-sama antara komponen konteks profesi guru, input pembelajaran, proses pengelolaan pendidikan terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran dengan koefisien determinasi sebesar 96,1%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa terdapat determinasi yang signifikan komponen konteks profesi guru, input pembelajaran, dan proses pengelolaan pendidikan terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran pada guru SD yang tersertifikasi di Kabupaten Jembrana, baik secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kencenderungan kualitas pengelolaan pembelajaran guru SD yang tersertifikasi di Kabupaten Jembrana. Revisi 8 73

81 Lampiran 9 Contoh Format Daftar Isi DAFTAR ISI (halaman) PRAKATA ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Implikasi Kebijakan (bila penelitian kebijakan) Asumsi (bila ada) BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Kajian Teori Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Variabel Penelitian/Prosedur Tindakan Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Metode Analisis Data Indikator Keberhasilan Penelitian (jika ada) BAB IV HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Hasil Penelitian Pembahasan Implikasi Penelitian Revisi 8 74

82 BAB V P E N U T U P Rangkuman Simpulan Saran Rekomendasi Kebijakan (jika ada) DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Revisi 8 75

83 Lampiran 10 Contoh Format Daftar Tabel DAFTAR TABEL (halaman) Tabel 1.1 Sebaran Sampel Lulusan Tabel 1.2 Gelar Akademik dan Jabatan Responden Tabel 3.2 Sebaran Sampel Penelitian Tabel 4.1 Ringkasan Uji Anava Dua Jalur Tabel 4.2 Besaran Kontribusi Masyarakat Setiap Tahun Revisi 8 76

84 Lampiran 11 Contoh Format Daftar Gambar DAFTAR GAMBAR (halaman) Gambar 2.1 Ragam Bentuk Skematis Tubuh Hewan Kelas Polycheata Gambar 3.1 Skema Bagian-bagian Utama Tubuh Hewan Kelas Polycheata Gambar 4.1 Gambar Skematis Hewan Suku Serpulidae Gambar 4.2 Setae Sederhana x Revisi 8 77

85 Lampiran 12 Contoh Format Daftar Lampiran DAFTAR LAMPIRAN (halaman) Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Sampel Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Lampiran 5. Data Lengkap Hasil Penelitian Revisi 8 78

86 Lampiran 13 Contoh Format Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA American Psychological Assosiation, 1984, Publication Manual (3 rd Ed). Washington D.C.: APA. Fakultas Pascasarjana, Pedoman Penulisan Tesis Fakultas Pascasarjana. Malang: FPS IKIP Malang. Ganjar, I., Somadikarta, S., dan B.S. Oemarjati Petunjuk Teknis Penyusunan Tesis Sarjana Biologi FPMIPA UI. Jakarta: Jurusan Biologi FPMIPA UI. Rofi uddin, Ahmad Panduan Penyusunan Makalah. Malang: OPF IKIP Malang Revisi 8 79

87 Lampiran 14: Contoh Riwayat Hidup RIWAYAT HIDUP FOTO TERBARU I Nyoman Wenten: lahir di Banjar Wanasara Desa Bongan Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, tepatnya tanggal 20 September Ia merupakan putra ketujuh dari delapan bersaudara pasangan I Ketut Sedeng (Almarhum) dengan Ni Ketut Keranyah (Almarhum). Revisi 8 80

88 Lampiran 15a. Contoh Sampul Luar Tesis Berbahasa Inggris Pedoman Penulisan Tesis 2016 THE EFFECT OF RECIPROCAL TEACHING AND SELF-CONCEPT UPON THE READING COMPREHENSION OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 1 GIANYAR THESIS by ANAK AGUNG PUTRI MAHARINI NIM LANGUAGE EDUCATION POSTGRADUATE PROGRAM GANESHA UNIVERSITY OF EDUCATION August 2012 Revisi 8 81

89 Lampiran 15b. Contoh Sampul Dalam Tesis Berbahasa Inggris THE EFFECT OF RECIPROCAL TEACHING AND SELF-CONCEPT UPON THE READING COMPREHENSION OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 1 GIANYAR THESIS by ANAK AGUNG PUTRI MAHARINI NIM LANGUAGE EDUCATION POSTGRADUATE PROGRAM GANESHA UNIVERSITY OF EDUCATION August 2012 Revisi 8 82

90 Lampiran 16 Contoh Sampul Persyaratan Gelar Magister Berbahasa Inggris THE EFFECT OF RECIPROCAL TEACHING AND SELF-CONCEPT UPON THE READING COMPREHENSION OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 1 GIANYAR THESIS Presented to Ganesha University of Education in Partial Fulfillment of the Requirements for Master Degree in Education English Education Study Program by ANAK AGUNG PUTRI MAHARINI NIM ENGLISH LANGUAGE EDUCATION POSTGRADUATE PROGRAM GANESHA UNIVERSITY OF EDUCATION August, 2012 Revisi 8 83

91 Lampiran 17a Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing (sebelum proses ujian selesai) dalam Bahasa Inggris This thesis by Anak Agung Putri Maharani, has been revised and approved for Prethesis/Thesis* Examinations Singaraja, 14 July 2013 Supervisor I, Prof. Dr. Ketut Seken, M.A. NIP Supervisor II, Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. NIP *) Sesuaikan Revisi 8 84

92 Lampiran 17b Contoh Isi dan Format Lembar Persetujuan Pembimbing (setelah Diyudisium/setelah Ujian) dalam Bahasa Inggris This thesis by Anak Agung Putri Maharani has been successfully defended in front of the Board of Examiners and accepted as partial fulfillment of the requirements for the degree of Master in Education in English Education, Post Graduate Study Program, Ganesha University of Education. Singaraja, 14 July 2013 Supervisor I, Prof. Dr. Ketut Seken, M.A. NIP Supervisor II, Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. NIP Revisi 8 85

93 Lampiran 18 Contoh Lembar Persetujuan Tim Penguji dalam Bahasa Inggris Master Thesis in Education: Language Education Study Program Approved on: July 14 th, 2013 by Board of Examiners..., Chairman (Name of Head of Study Program) NIP..., Member (Name of Examiner I) NIP..., Member (Name of Examiner II) NIP..., Member (Name of Supervisor II) NIP..., Member (Name of Supervisor I) NIP Acknowledged by Director of Post-Graduate Program Ganesha University of Education, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. NIP Revisi 8 86

94 Lampiran 19 Contoh Surat Pernyataan dalam Bahasa Inggris STATEMENT LETTER I hereby honestly state that this Post Graduate Thesis in Education that is written as partial requirement for the degree of Master in Education is my own work. All the information contained in this thesis which is derived from the work of others had been given an award by citing the name of the source authors correctly according to the academic norms, rules and ethics. If it is discovered in the future that a portion or the whole thesis is not my original work or that there is a case of plagiarism, I willingly accept the consequence of my academic title withdrawal and other sanctions as postulated by Indonesian National Law. Singaraja,... Statement by Materai (Rp ) Student s Name Revisi 8 87

95 Lampiran 20 Contoh Prakata dalam Bahasa Inggris ACKNOWLEDGEMENT The completion of this post-graduate thesis will not be possible without the support of others. Because of this, I would like to address my gratitudes. First of all, to God the Almighty, who guided, directed my path up to this point and made all things possible. My deep appreciation should go to 1. My principal supervisor.. (Nama Pembimbing I) and my second supervisor.. (Nama Pembimbing II), whose patience, expertise, encouragement and gentle guidance have kept me focused on the task at hand. I could not thank them enough for their dedication, consistency and commitment. 2. The Rector of the Ganesha University of Education for the moral supports and facilities, prior to and during the completion of my study in the university 3. The Director of the Post Graduate Study program, Ganesha University of Education for his support, motivation and encouragement so that I could keep going and finalize this thesis 4. Etc. My special appreciation should also go to a long list of friends, who can not possibly be mentioned one by one. Their friendship, supports, motivation, and encouragement have been invaluable and helped support me through the end of this academic journey. Revisi 8 88

96 Lampiran 21 Contoh Format Abstrak untuk Tesis dalam Bahasa Inggris ABSTRACT Anak Agung Putri Maharani (2012), The Effect of Reciprocal Teaching and Self- Concept upon the Reading Comprehension of the Tenth Grade Students of SMA Negeri 1 Singaraja. Thesis, English Education, Post Graduate Study Program, Ganesha University of Education This thesis has been supervised and approved by Supervisor I:. and Supervisor II: Key words: teachers competency, craft model, reflective model This study aimed at: a) investigating the significant difference in reading comprehension between the students who are taught by using reciprocal and those who are taught by using conventional teaching; b) investigating the interactional effect of teaching methods and self-concept upon students reading comprehension; c) investigating the significant difference in reading comprehension between the students with high sel-concept who are taught using reciprocal and those by using conventional teaching; d) investigating the significant difference in reading comprehension between the students with low self-concept who are taught by using reciprocal and those by using conventional teaching. The study employed posttest-only control group with 2 x 2 factorial design. The population of the study was 240 tenth grade students of SMA N 1 Gianyar in the academic year 2011/2012 wherein 80 of them were selected as the sample of the study through Cluster Random Sampling technique. The data were collected my means of self-concept questionaire and reading comprehension test, and were analysed by using 2-way ANOVA and Tukey Test. The results indicated that, first, the students who were treated by using reciprocal teaching achieved better in reading comprehension test; second, there was an interactional effect between teaching methods and self-concept upon the students reading comprehension; third, students with high self concept had higher reading comprehension scores when they were treated using reciprocal teaching than when treated with conventional teaching; and fourth, low-self-concept students were more in favor with conventional teaching as proven from their reading comprehension scores which were higher than those treated using reciprocal method. These findings have important contribution to EFL pedagogy in general or the teaching of Reading skills in particular. Revisi 8 89

97 Lampiran 22 Contoh Format Daftar Isi dalam Bahasa Inggris TABLE OF CONTENT (page) PREFACE ABSTRACT TABLE OF CONTENT LIST OF TABLES LIST OF GRAPHS LIST OF APPENDICES CHAPTER 1 INTRODUCTION Background of the Study Problems Identification Limitation of Problems Research Questions Purposes of the Study Significances of the Study Implication (especially when the study is related to policy making) Assumption(if any) CHAPTER II THEORETICAL BASES AND WORKING HYPOTHESES Theoretical Review Relevant empirical evidences Research Framework Hypotheses of the study CHAPTER III RESEARCH METHODS Reseach Design Population and Sample (Quantitative)/ Subject of the Study (Qualitative) Research Variables/Research Procedures Data Collection Methods and Research Instruments Data Analysis Methods Research Success Indicators (If any) CHAPTER IV RESEARCH FINDINGS Data Description Findings Discussion Revisi 8 90

98 4.4 Implication of the Study CHAPTER V CLOSURE Summary Conclusion Suggestion Recommendation to Policy Maker (if any) REFERENCES APPENDICES CURRICULUM VITAE Revisi 8 91

99 Lampiran 23 Contoh Format Daftar Tabel dalam Bahasa Inggris LIST OF TABLES (page) Table Table Table Table Table Revisi 8 92

100 Lampiran 24 Contoh Format Daftar Gambar dalam Bahasa Inggris LIST OF PICTURES (page) Picture Picture Picture Picture Revisi 8 93

101 Lampiran 25 Contoh Format Daftar Lampiran dalam Bahasa Inggris LIST OF APPENDICES (halaman) Appendix Appendix Appendix Appendix Appendix Revisi 8 94

102 Lampiran 26 Contoh Format Daftar Pustaka dalam Bahasa Inggris REFERENCES American Psychological Assosiation, 2013, Publication Manual (8 rd Ed). Washington D.C.: APA. Choo, T.O.L,. Eng, T.K., & Ahmad, N Effects of Reciprocal Teaching Strategies on Reading Comprehension. The Reading Matrix, 11 (2), Available at matrix, downloaded on August 5 th, Utami, I.G.A. Lokita.P. Approaches and Classroom Ideas to Teaching Reading for Young EFL Learners, in Bambang Yudi Cahyono (Ed.). The Teaching of English Language Skills and English Language Components (pp ). Malang: State University of Malang Press. Revisi 8 95

103 Lampiran 27 Contoh Riwayat Hidup dalam Bahasa Inggris Pedoman Penulisan Tesis 2016 CURRICULUM VITAE FOTO TERBARU Anak Agung Putri: born in the district of Denpasar on 20 September She finished her first degree (S1 Program) in English Education Department, The Faculty of Language and Arts, Ganesha University of Education in She is now an English teacher in SMA Negeri 1 Singaraja. Revisi 8 96

104 ALUR PENYELESAIAN STUDI PROGRAM PASCASARJANA (S2)UNDIKSHA S1 Kependidikan dan Non Kependidikan Tes Lulus Daftar Ulang Bayar SPP Orientasi Studi Kuliah Perdana Usulan Topik Penelitian & Penetapan Pembimbing Kuliah 2 Semester Proposal Penelitian Tidak Lulus Penelitian Proposal Lulus Seminar Proposal - KPs - Pembimbing I - Pembimbing II - Pembahas/Penguji I - Pembahas/Penguji II Tidak Lulus Ujian Pra Tesis Lulus Ujian Tesis Lulus Wisuda Tidak Lulus - Peryaratan Adminitrasi - SPP - Transkrip Nilai IPK 2,75 di tandatangan Wadir I / KPs - Jurnal Ilmiah Keterangan: = pengulangan 1 X Revisi 8 97

EDISI II (REVISI) PANDUAN PENULISAN SKRIPSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CITRA BAKTI.

EDISI II (REVISI) PANDUAN PENULISAN SKRIPSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CITRA BAKTI. PANDUAN PENULISAN SKRIPSI EDISI II (REVISI) 2015 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CITRA BAKTI www.stkipcitrabaktingada.com PRAKATA Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Sang Pencipta, Tuhan

Lebih terperinci

PRAKARTA. Singaraja, Mei TIM penyusun

PRAKARTA. Singaraja, Mei TIM penyusun PRAKARTA Puji syukur kami panjarkan kehadiran sang pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat karunia dan ijin Beliau akhirnya buku pedoman penulisan tesis ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN DISERTASI

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN DISERTASI BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN DISERTASI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenannya Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI Proses penulisan skripsi dilalui dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: pengajuan judul, pengajuan proposal seminar proposal, penelitian dan bimbingan,

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi

PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 3 1.1 Deskripsi Kerja Praktek 3

Lebih terperinci

Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM

Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM A. Pengertian 1. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PANDUAN PENULISAN PROPOSAL A. BAGIAN AWAL 1. Halaman Sampul Luar Pada halaman sampul luar berisi komponen : a. Judul Penelitian/Proposal dan mengandung didalamnya tempat penelitian dilaksanakan. b. Tulisan

Lebih terperinci

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR Pasal 1 Persyaratan Administrasi dan Akademik Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa adalah: 1) Lulusan pendidikan

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 BAB I PENDAHULUAN Skripsi adalah tugas akhir yang harus ditulis oleh mahasiswa dalam Program

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN. Pengertian Praktek Kerja Lapangan / PKL / Magang. Tujuan Praktik Kerja Lapangan / PKL / Magang

Bab 1. PENDAHULUAN. Pengertian Praktek Kerja Lapangan / PKL / Magang. Tujuan Praktik Kerja Lapangan / PKL / Magang 1 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Bab 1. PENDAHULUAN... 3 Pengertian Praktek Kerja Lapangan / PKL / Magang... 3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan / PKL / Magang... 3 Prosedur Pengambilan Mata Kuliah Praktik Kerja

Lebih terperinci

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR Proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir terdiri atas komponen yang sama. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kadar

Lebih terperinci

MATERI KULIAH E-LEARNING. PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si

MATERI KULIAH E-LEARNING. PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MATERI KULIAH E-LEARNING PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si TATA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN BAHAN DAN UKURAN Judul skripsi Sampul luar skripsi berisi

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN BAB II PERSYARATAN DAN PROSEDUR

BAB I PENGERTIAN BAB II PERSYARATAN DAN PROSEDUR BAB I PENGERTIAN 1) Tesis merupakan karya ilmiah jenjang pendidikan tinggi berdasarkan atas hasil penelitian pribadi di lapangan atau riset kepustakaan yang disusun oleh mahasiswa sesuai prosedur yang

Lebih terperinci

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PANDUAN MAGANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH (LPPM UNWAHA) TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 Kata Pengantar Assalamulaiakum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. b. Tatacara Pengajuan Usulan Penelitian dan Pembimbing Mengisi formulir Pengajuan Usulan Penelitian dan Dosen Pembimbing.

BAB I PENDAHULUAN. b. Tatacara Pengajuan Usulan Penelitian dan Pembimbing Mengisi formulir Pengajuan Usulan Penelitian dan Dosen Pembimbing. BAB I PENDAHULUAN BUKU PEDOMAN SKRIPSI 2014 Pendidikan sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana dijalankan sesuai dengan visi Universitas Udayana yaitu menghasilkan lulusan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH

BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH 1 BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

Lebih terperinci

III. TESIS. c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 5. Simpulan dan Saran/Implikasi

III. TESIS. c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 5. Simpulan dan Saran/Implikasi 7 8 III. TESIS Tesis secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir tesis. Bagian awal tesis terdiri atas komponen berikut. 1. Halaman sampul 2. Halaman

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG PANDUAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG Kode Dokumen : D41.001.012 Revisi : 3 Tanggal : 01 Pebruari 2011 Dikaji ulang oleh : Sekretaris Prodi Sistem Informasi

Lebih terperinci

PEDOMAN LAPORAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi

PEDOMAN LAPORAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA. Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi PEDOMAN LAPORAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA Tim Penyusun : Prodi Sistem Informasi SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2018 1 PROSEDUR KERJA PRAKTEK Start Prasyarat : Min. SKS lulus

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA 3 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (EDISI REVISI)

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA 3 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (EDISI REVISI) A. ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]] PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA 3 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (EDISI REVISI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN PEMULA TAHUN 2017/2018

PANDUAN PENELITIAN PEMULA TAHUN 2017/2018 1 I. PENDAHULUAN PANDUAN PENELITIAN PEMULA TAHUN 2017/2018 Program Penelitian Pemula merupakan kegiatan pembinaan penelitian bagi Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang memiliki jabatan fungsional

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN ARTIKEL ILMIAH

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN ARTIKEL ILMIAH PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB 1 RUANG LINGKUP DAN KODE ETIK PENULISAN SKRIPSI & ARTIKEL... 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom). Dimana mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer untuk Program Strata I (S1) diwajibkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI 1. Ujian Kualifikasi a. Ujian kualifikasi terdiri atas ujian lisan dan tulis yang pelaksanaannya merupakan satu kesatuan. b.

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah A. Pendahuluan Sejalan dengan Surat Edaran Ditjen Dikti Nomor 15/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012 perihal publikasi karya ilmiah yang menyebutkan bahwa untuk lulus program sarjana harus menghasilkan makalah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR TAHUN AKADEMIK 2012/2013

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR TAHUN AKADEMIK 2012/2013 PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR TAHUN AKADEMIK 2012/2013 PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER INTeL COM GLOBAL INDO KISARAN 2013 KATA PENGANTAR Setiap lulusan

Lebih terperinci

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017 PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017 PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jalan Srikana 65 Surabaya 60286 Telp:

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK PANDUAN PENULISAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK A. DASAR HUKUM a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Lebih terperinci

SUPLEMEN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

SUPLEMEN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN SUPLEMEN PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN A. Definisi Skripsi merupakan salah satu matakuliah wajib yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Surabaya 2013 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini disusun untuk memberikan

Lebih terperinci

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 2017

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 2017 PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 2017 PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jalan Srikana 65 Surabaya 60286 Telp:

Lebih terperinci

BAB II PROPOSAL PENELITIAN

BAB II PROPOSAL PENELITIAN BAB II PROPOSAL PENELITIAN A. Ketentuan Umum Setiap dosen perguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dirinya untuk menjamin kualitas metode dan materi pembelajarannya sehingga

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) STIBA SARASWATI DENPASAR HALAMAN SAMPUL DEPAN Halaman Sampul Depan memuat judul, tempat, logo STIBA Saraswati Denpasar, nama mahasiswa dan nomor pokok

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN KETENTUAN PENULISAN LKTI NASIONAL BIOEXPO 2017

PERSYARATAN DAN KETENTUAN PENULISAN LKTI NASIONAL BIOEXPO 2017 PERSYARATAN DAN KETENTUAN PENULISAN LKTI NASIONAL BIOEXPO 2017 A. Persyaratan Administratif 1. Peserta adalah mahasiswa aktif jenjang S1 atau Diploma perguruan tinggi di Indonesia 2. Karya tulis Ilmiah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kolaka, Oktober Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi USN

Kata Pengantar. Kolaka, Oktober Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi USN Kata Pengantar Sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komputer (S.Kom), mahasiswa Program Studi Sistem Informasi FTI USN diwajibkan untuk menyususn skripsi yang merupakan laporan tertulis dari penelitian

Lebih terperinci

PANDUAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI PROGRAM SARJANA TINGKAT FAKULTAS PERTANIAN TAHUN 2015

PANDUAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI PROGRAM SARJANA TINGKAT FAKULTAS PERTANIAN TAHUN 2015 PANDUAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI PROGRAM SARJANA TINGKAT FAKULTAS PERTANIAN TAHUN 2015 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2015 A. Persyaratan Umum I. PERSYARATAN Persyaratan umum adalah

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...

Lebih terperinci

PEDOMAN SKRIPSI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PEDOMAN SKRIPSI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEDOMAN SKRIPSI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelesaian studi adalah suatu aktifitas akademis di akhir masa studi yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Ketentuan Umum Laporan Praktek Kerja Lapangan diketik menggunakan kertas HVS ukuran A4 70 gram, jenis

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013 PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013 I. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari 11 III. PENULISAN TESIS 3.1. Bagian Awal Dari Tesis 3.1.1. Sampul Pada sampul dicetak: Judul tesis, tulisan kata tesis (huruf capital), tulisan kalimat: Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN REGULER UNISNU JEPARA

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN REGULER UNISNU JEPARA 2017 PANDUAN PROGRAM PENELITIAN REGULER UNISNU JEPARA TAHUN ANGGARAN 2016-2017 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara DAFTAR ISI Sampul...

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN LKTI FASILKOM UNSRI 2016

PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN LKTI FASILKOM UNSRI 2016 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN LKTI FASILKOM UNSRI 2016 Lomba Karya Tulis Ilmiah Fasilkom Unsri Tahun 2016dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Peserta merupakan usulan dari masing-masing jurusan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SUMEDANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SUMEDANG SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK SUMEDANG Nomor : 09/SK-STMIK/X/2013 Tentang Pedoman Teknis Penulisan Skripsi/Tugas Akhir Mahasiswa STMIK Sumedang KETUA STMIK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1 KATA PENGANTAR Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan pimpinan Fakultas Kedokteran Unand dan Ketua Prodi Psikologi Universitas Andalas, telah membantu memberikan masukan sehingga Tim dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DRAFT PANDUAN PENELITIAN DOSEN STIKES WIDYA HUSADA TAHUN 2014

DRAFT PANDUAN PENELITIAN DOSEN STIKES WIDYA HUSADA TAHUN 2014 DRAFT PANDUAN PENELITIAN DOSEN STIKES WIDYA HUSADA TAHUN 2014 I. Pendahuluan Program ini dimaksudkan sebagai kegiatan meningkatkan kemampuan dan kepekaan meneliti. Cakupan program ialah penelitian-penelitian

Lebih terperinci

GUIDELINES LOMBA KARYA TULIS ILMIAH SCIENCE FESTIVAL 2012

GUIDELINES LOMBA KARYA TULIS ILMIAH SCIENCE FESTIVAL 2012 GUIDELINES LOMBA KARYA TULIS ILMIAH SCIENCE FESTIVAL 2012 CP: Ahdinar Rosdiana Dewi (08523688939) A. KETENTUAN UMUM Peserta SCIENCE FESTIVAL 2012 adalah sebagai berikut: a. Peserta adalah mahasiswa S1

Lebih terperinci

Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2016 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2016 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2016 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang A. Persyaratan Umum I. PERSYARATAN Persyaratan umum adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta sebagai

Lebih terperinci

Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi PPs Unimed 0

Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi PPs Unimed 0 Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi PPs Unimed 0 TAHAPAN PROSES PENETAPAN KOMISI PEMBIMBING, PEMBIMBINGAN, SEMINAR, DAN UJIAN TESIS Tahapan Pengajuan Calon Pembimbing Penetapan SK Pembimbing

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS

BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Juni 2016 ii KATA PENGANTAR Tesis merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN TUGAS AKHIR DAN UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA IV/ SARJANA TERAPAN

BUKU PANDUAN TUGAS AKHIR DAN UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA IV/ SARJANA TERAPAN Revisi Desember 2016 BUKU PANDUAN TUGAS AKHIR DAN UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA IV/ SARJANA TERAPAN Disusun Oleh : Tim Jurusan Teknik Sipil POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2013 1 i PRAKATA Puji dan

Lebih terperinci

Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2014 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2014 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang Penjelasan tentang Pemilihan Mawapres Tahun 2014 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang A. Persyaratan Umum I. PERSYARATAN Persyaratan umum adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta sebagai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengajuan Proposal Ringkas Penelitian

Lampiran 1 Pengajuan Proposal Ringkas Penelitian Lampiran 1 Pengajuan Proposal Ringkas Penelitian Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :... NIM :... Program Studi/Jurusan:... Fakultas :... Perolehan SKS :..., mengajukan Mengetahui (1) Judul Penelitian

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MUSABAQAH TILAWATIL QURAN SISWA NASIONAL IV TAHUN 2018 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MUSABAQAH TILAWATIL QURAN SISWA NASIONAL IV TAHUN 2018 UNIVERSITAS NEGERI MALANG PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MUSABAQAH TILAWATIL QURAN SISWA NASIONAL IV TAHUN 2018 UNIVERSITAS NEGERI MALANG TEMA: MEMBANGUN NEGERI BERBASIS NILAI-NILAI QURANI SUB TEMA: 1. Al Qur an dan Ilmu

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PRAKTEK DAN PENULISAN LAPORAN PROGRAM STRATA I PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

PANDUAN KERJA PRAKTEK DAN PENULISAN LAPORAN PROGRAM STRATA I PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA PANDUAN KERJA PRAKTEK DAN PENULISAN LAPORAN PROGRAM STRATA I PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA PERENCANAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI dapat didownload di website Fakultas Ekonomi: http://fe.unnes.ac.id/ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 1 Kata Pengantar Pedoman penulisan proposal skripsi

Lebih terperinci

PANDUAN LOMBA KONSELING MAHASISWA NASIONAL (LKMN)

PANDUAN LOMBA KONSELING MAHASISWA NASIONAL (LKMN) Lampiran Surat Nomor: : 010/PP-H.K/IMABKIN/X/2011 PANDUAN LOMBA KONSELING MAHASISWA NASIONAL (LKMN) A. PENDAHULUAN Dalam rangka memperingati Hari Lahir IMABKIN yang ke- IV, IMABKIN sebagai lembaga nasional

Lebih terperinci

PEMILIHAN MAHASISWA MAHASISWA BERPRESTASI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016

PEMILIHAN MAHASISWA MAHASISWA BERPRESTASI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016 PEMILIHAN MAHASISWA MAHASISWA BERPRESTASI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016 1. Persyaratan Umum Persyaratan umum adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ATAU MAGANG INDUSTRI. Disusun oleh : TIM JURUSAN TEKNIK MESIN

PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ATAU MAGANG INDUSTRI. Disusun oleh : TIM JURUSAN TEKNIK MESIN PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ATAU MAGANG INDUSTRI Disusun oleh : TIM JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allha SWT, Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PERATURAN TUGAS AKHIR

PERATURAN TUGAS AKHIR PERATURAN TUGAS AKHIR 1. Pengertian Tugas Akhir ( TA ) Tugas Akhir adalah salah satu mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas, memiliki bobot 5 Satuan Kredit Semester ( SKS

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PEDOMAN TEKNIS PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA Disusun Oleh : Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan (P4MP) POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN BALIKPAPAN 2012 DAFTAR ISI Halaman BAB I

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

Bab 1 Panduan Umum Kerja Praktek

Bab 1 Panduan Umum Kerja Praktek Bab 1 Panduan Umum Kerja Praktek I. Pengertian Kerja Praktek (KP) adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di suatu perusahaan atau instansi dan merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bukit Jimbaran, 17 Agustus Fakultas Teknik Universitas Udayana Dekan, NGAKAN PUTU GEDE SUARDANA NIP

KATA PENGANTAR. Bukit Jimbaran, 17 Agustus Fakultas Teknik Universitas Udayana Dekan, NGAKAN PUTU GEDE SUARDANA NIP BUKU PEDOMAN PENULI SAN TESI S PROGRAMMAGI S T E R FAKULTASTEKNI K UNI VE RS I T ASUDAY ANA 2017 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis pada Fakultas Teknik Universitas Udayana

Lebih terperinci

Buku Pedoman Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan 2011 / 2012

Buku Pedoman Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan 2011 / 2012 0 PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN BAGIAN I PENDAHULUAN A. Pengertian dan Tujuan 1. Pengertian Praktek Kerja Lapangan merupakan tugas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH TUGAS AKHIR, SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH TUGAS AKHIR, SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH TUGAS AKHIR, SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I: PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I: PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 iii S Kata Pengantar ebagai syarat penyelesaian studi, mahasiswa Program Pascasarjana UT pada semester empat diwajibkan menyusun Tugas Akhir Program Magister (TAPM) setara Tesis, berupa laporan penelitian

Lebih terperinci

BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI

BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI Langkah 8 : Mahasiswa mendaftar Ujian Skripsi ke Panitia di Jurusan setelah skripsi disetujui oleh TPS W I S U D A Langkah 10 A : Mahasiswa mendapatkan YUDISIUM (nilai

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN MUSABAQAH KARYA TULIS ILMIAH ALQURAN MTQ REGIONAL JAWA TIMUR TINGKAT SLTA 2014 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PEDOMAN PENULISAN MUSABAQAH KARYA TULIS ILMIAH ALQURAN MTQ REGIONAL JAWA TIMUR TINGKAT SLTA 2014 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PEDOMAN PENULISAN MUSABAQAH KARYA TULIS ILMIAH ALQURAN MTQ REGIONAL JAWA TIMUR TINGKAT SLTA 2014 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG A. Tema Karya Tulis Ilmiah Alquran - Al-Qur an, Ilmu Pengetahuan,

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR JUDUL PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR JUDUL PROPOSAL TUGAS AKHIR 1. Halaman Sampul PROPOSAL TUGAS AKHIR Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang PROPOSAL TUGAS AKHIR JUDUL PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : Nama :...

Lebih terperinci

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Universitas Maritim Raja Ali Haji A. Persyaratan Umum Persyaratan umum adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta sebagai kelengkapan pemilihan mahasiswa beprestasi, yaitu: 1. Terdaftar di PD-Dikti dan aktif sebagai mahasiswa

Lebih terperinci

HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant)

HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant) TERM OF REFERENCE (TOR) HIBAH PENGAJARAN (Teaching Grant) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018 A.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN PENULISAN DISERTASI

PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN PENULISAN DISERTASI PEDOMAN PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN PENULISAN DISERTASI PENGANTAR Rancangan usulan penelitian disertasi, usulan penelitian disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk pada satu hal yang sama, yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

PEDOMAN TUGAS AKHIR I. Latar Belakang II. Tujuan Pedoman Tugas Akhir III. Definisi Tugas Akhir IV. Tujuan Tugas Akhir adalah :

PEDOMAN TUGAS AKHIR I. Latar Belakang II. Tujuan Pedoman Tugas Akhir III. Definisi Tugas Akhir IV. Tujuan Tugas Akhir adalah : PEDOMAN TUGAS AKHIR I. Latar Belakang Perguruan tinggi mempunyai peranan yang sangat besar dalam menghasilkan sarjana berkualitas. Usaha untuk meningkatkan kualitas sarjana yang dihasilkan, salah satu

Lebih terperinci

Seminar Psikologi Pendidikan & Perkembangan

Seminar Psikologi Pendidikan & Perkembangan Seminar Psikologi Pendidikan & Perkembangan NUR FACHMI BUDI SETYAWAN, M.PSI Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2013 1 Seminar = Tahap awal dari Skripsi 2 Skripsi Bentuk pengalaman belajar

Lebih terperinci

Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis ini digunakan sebagai pedoman bagi ;

Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis ini digunakan sebagai pedoman bagi ; BAB 1 DASAR PEMIKIRAN A. Pendahuluan Program pascasarjana adalah program pendidikan yang diarahkan untuk mendidik ilmuwan yang mampu meningkatkan skala peranannya dalam pengembangan keilmuan dan pembangunan.

Lebih terperinci

KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi: Struktur Organisasi: Tugas dan Wewenang: Tata Tertib Rapat KSA:

KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi: Struktur Organisasi: Tugas dan Wewenang: Tata Tertib Rapat KSA: Lampiran Surat Keputusan Dekan Fakultas Biologi tentang Prosedur Baku Pelaksanaan Studi Akhir Program Studi S1 Biologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN PELAKSANAAN SEMINAR PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA S1

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN PELAKSANAAN SEMINAR PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA S1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN PELAKSANAAN SEMINAR PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA S1 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2017 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab Dr. H. Mursalim, M.Hum. Pengarah

Lebih terperinci

PANDUAN TUGAS AKHIR MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN TIM PENYUSUN

PANDUAN TUGAS AKHIR MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN TIM PENYUSUN PANDUAN TUGAS AKHIR MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN TIM PENYUSUN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA JURUSAN TEKNIK MESIN TAHUN 2013 1 PRAKATA Tugas Akhir merupakan bentuk karya ilmiah yang menjadi salah satu syarat

Lebih terperinci

REVIEW METODOLOGI PENELITIAN PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN

REVIEW METODOLOGI PENELITIAN PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN REVIEW METODOLOGI PENELITIAN PROPOSAL & LAPORAN PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN Proposal penelitian: Rencana kegiatan penelitian yang dituangkan dalam bentuk dokumen berupa tulisan Kegunaan: sebagai pedoman

Lebih terperinci

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1 TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR Fakultas Teknik Elektro 1 Kertas Jenis kertas : HVS A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM), khusus untuk gambar yang tdk memungkinkan dicetak di kertas A4 dapat

Lebih terperinci

Materi Sosialisasi TUGAS AKHIR. Semester Genap 2016/2017

Materi Sosialisasi TUGAS AKHIR. Semester Genap 2016/2017 Materi Sosialisasi TUGAS AKHIR Semester Genap 2016/2017 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur Jakarta, 19 Januari 2017 Pengertian Tugas Akhir Tugas akhir adalah karya tulis

Lebih terperinci

JURUSAN/PRODI TEKNIK SIPIL

JURUSAN/PRODI TEKNIK SIPIL Halaman : Halaman i dari 40 HALAMAN JUDUL BUKU Oleh : TIM PENYUSUN JURUSAN/PRODI TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI/JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN TAHUN 2015 i Halaman : Halaman ii dari 40

Lebih terperinci

I. LATAR BELAKANG. III. WAKTU/TEMPAT Hari/tanggal : Rabu/7 November 2012 Waktu : selesai Tempat : Ruang Rapat Pimpinan FKp Unair

I. LATAR BELAKANG. III. WAKTU/TEMPAT Hari/tanggal : Rabu/7 November 2012 Waktu : selesai Tempat : Ruang Rapat Pimpinan FKp Unair PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI (MAWAPRES) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ========================================================== I. LATAR BELAKANG Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH A. Peserta 1. Peserta lomba karya tulis ilmiah adalah 2 orang perwakilan dari regu. 2. Peserta lomba karya tulis ilmiah wajib mengenakan Pakaian Seragram Harian (PSH) masing-masing

Lebih terperinci

3. Peserta dalam satu kelompok boleh dari lintas prodi, jurusan dan fakultas yang berbeda (S1 dan atau D3) namun dalam satu

3. Peserta dalam satu kelompok boleh dari lintas prodi, jurusan dan fakultas yang berbeda (S1 dan atau D3) namun dalam satu A. Persyaratan Umum 1. Peserta merupakan mahasiswa aktif DIII atau S1 perguruan tinggi di Indonesia dan masih berstatus mahasiswa aktif (dibuktikan dengan KTM) 2. Peserta bisa berupa perorangan atau kelompok

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN TESIS/DISERTASI

PEDOMAN PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN TESIS/DISERTASI PEDOMAN PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN TESIS/DISERTASI PROGRAM STUDI PASCA SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017 1 KATA PENGANTAR Program Studi Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN MATAKULIAH KERJA PRAKTEK

BUKU PANDUAN MATAKULIAH KERJA PRAKTEK BUKU PANDUAN MATAKULIAH KERJA PRAKTEK PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK GRAFIS DAN MULTIMEDIA FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF UNIVERSITAS MERCU BUANA 2014 1 DESKRIPSI MATA KULIAH KERJA PRAKTEK 1. DESKRIPSI

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN

SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT KESENIAN JAKARTA SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN NO BAGIAN KETERANGAN TEKNIS 1 Cover - Hard Cover warna Jingga (orange). - Tulisan dan Logo IKJ di Cover depan dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA PANDUAN MAGANG PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA 2017 Kata Pengantar Mulai Semester Ganjil 2017/2018 magang menjadi mata kuliah wajib di Prodi

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SKRIPSI

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SKRIPSI SKRIPSI Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126 Phone/Fax (0271)669017 http://fisika.mipa.uns.ac.id e-mai: fisika@mipa.uns.ac.id

Lebih terperinci