TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk Menurut Nursid Sumaatmaja, (1988:52) secara garis besar, Geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu Geografi Fisik (physical Geography), Geogarfi manusia (Human Geography), dan Geografi Regional (Regional Geography). Dalam penelitian ini ruang lingkup yang digunakan yaitu Geografi Penduduk dan Demografi. Geografi penduduk merupakan salah satu cabang dari Geografi Manusia yaitu mencakup aspek keruangan dan gejala-gejala yang terajadi di permukaan bumi, sebagai obyek pokoknya adalah manusia. Geografi Penduduk terdiri dari dua kata yaitu Geografi dan Penduduk.Wringley (1965) dalam Trisnaningsih (1998:3) berpendapat bahwa geografi adalah suatu disiplin yang berorientasikan kepada masalah dalam rangka interaksi dan interdependensi antara manusia dan lingkungannya.penduduk (population), menurut Garnadi Prawirosudirdjo (1971) dalam Trisnaningsih (1998:3-4) adalah suatu kelompok organism yang terdiri dari individu-individu yang sejenis dan mendiami suatu daerah dengan batas-batas tertentu.penduduk yang dimaksud adalah manusia. Selanjutnya pengertian Geografi Penduduk dalam arti garis besar yaitu bahwa :

2 Geografi Penduduk adalah ilmu yang mempelajari sebaran dan dinamika penduduk di muka bumi dalam ruang dan waktu.penduduk atau manusia ini mempunyai tempat tinggal yang tersebar mengikuti kondisi fisiografis dan kondisi sosiogeografi yang ada.di daerah-daerah yang subur dan menguntungkan dilihat dari ketersediaan sumber alamnya konsentarsi penduduk Nampak padat dan daerah-daerah yang kurang menguntungkan manusia tidak banyak dihuni manusia. Jadi dalam hal ini nampak jelas ada keterkaitan antara keadaan geografi dengan pola sebaran penduduk (Bintarto, 1998:5). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Geografi Penduduk adalah salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari tentang persebaran penduduk yang ada di muka bumi berdasarkan unsur geografi, yang kajian utamanya yaitu masalah kependudukan dengan sasaran studi fertilitas, mortalitas, mobilitas, urbanisasi, harapan hidup, beban tanggungan, sebaran penduduk, dan kepadatan penduduk. 2. Migrasi Penduduk a) Pengertian Migrasi Setiap wilayah di muka bumi tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan masing-masing wilayah memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang jumlahnya tak sama. Perbedaan inilah yang menyebabkan sebaran penduduk di muka bumi tidak merata. Migrasi merupakan salah satu dari ketiga faktor dasar yang menyebabkan perubahan atau dinamika jumlah penduduk di suatu wilayah.sedangkan faktor lainnya yaitu kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Apabila semakin banyak jumlah migrasi yang masuk ke suatu wilayah, maka akan semakin brertambah jumlah penduduk di daerah tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin banyak jumlah migrasi keluar dari suatu daerah, akan mengurangi jumlah penduduk di wilayah tersebut.

3 Menurut Kartomo Wirosuhardjo (2007:114) mengemukakan bahwa: migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada dua dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena sulit menentukan beberapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dianggap sebagai migran, tetapi biasanya digunakan definisi yang ditentukan dalam sensus penduduk. Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk geografis, spasial atau teritorial yang melibatkan perubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan (Said Rusli, 1996:136). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik antar negara maupun dalam satu negara dengan tujuan untuk menetap dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan, akan tetapi dapat ditentukan dalam sensus penduduk. Selain itu, migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal dari daerah asal ke daerah tujuan. b) Teori Migrasi Menurut teori migrasi yang dikemukakan oleh Everett S. Lee (1976) dalam tulisannya yang berjudul A Theory of Migration dalam Mantra (2003:180) mengemukakan bahwa :

4 volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan keanekaragaman daerah wilayah tersebut. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor positif (+), negatif (-), dan ada pula faktor-faktor netral (0).Faktor positif adalah faktor yang memberikan keuntungna kalau bertempat tinggal di daerah itu, misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, dan iklim yang baik.faktor negatif adalah faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Perbedaan nilai kumulatif antara kedua tempat tersebut cenderung menimbulkan arus migrasi penduduk Rintangan antara (Intervening obstacles) 1. Daerah asal 4. Individu 3. Daerah tujuan Gambar 1. Gambar teori menurut Lee Keterangan : + = faktor dimana kebutuhan dapat terpenuhi - = faktor dimana kebutuhan tidak dapat terpenuhi 0 = faktor netral Selanjutnya Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya berupa ongkos pindah yang tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-bukit, dan terbatasnya sarana transportasi atau pajak masuk ke daerah tujuan tinggi.faktor yang tidak kalah pentingnya adalah faktor individu karena migran tersebutlah yang menilai positif dan negatifnya suatu daerah ini atau tidak. Kalau pindah, daerah mana yang akan dituju. Menurut Lee proses migrasi itu dipengaruhi oleh empat faktor : 1. Faktor individu 2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 3. Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan 4. Rintangan antara di daerah asal dengan daerah tujuan

5 c) Jenis-jenis Migrasi Adanya peningkatan jumlah penduduk pada suatu tempat tidak hanya disebabkan oleh jumlah kelahiran saja, akan tetapi dapat disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang melakukan migrasi secara umum lebih besar migrasi masuk daripada migrasi keluar. Migrasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah. Oleh karena itu, berikut ini macam-macam migrasi yang diungkapkan oleh R. Bintarto (1998:50), yaitu : (1) Migran Masuk (In Migration) Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (Area Of Destination). (2) Migrasi Keluar (Out Migration) Perpindahasn penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin). (3) Migrasi Neto (Net Migration) migrasi neto ini merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasi yang keluar maka disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi masuk maka disebut migrasi neto negatif. (4) Migrasi Bruto (Gross Migration) Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. (5) Migrasi Total (Total Migration) Migrasi total adalah seluruh kejadian migrasi mencakup migrasi semasa hidup (Life Time Migration) dan migrasi pulang (Return Migration). Migrasi total adalah semua yang pernah pindah. (6) Migrasi International (International Migration) Migrasi international merupakan perpindahan penduiduk dari suau negara ke negara lain. Imigrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi (Imigration), sedangkan sebaliknya jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu negara disebut emigrasi (Emigration). (7) Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration) Migarsi ini adalah berdasarkan tempat kelahiran.migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah kelahirannya. (8) Migrasi Parsial (Parsial Migration) Migrasi yang terjadi antara dua daerah saja. (9) Transmigrasi (Transmigration)

6 Transmigrasi merupakan salah satu bagian dari migrasi. Transmigrasi adalah perpindahan dan/ kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undangundang. Migrasi yang terdapat di dalam penelitian ini adalah jenis migrasi masuk (in migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan, artinya terjadi pergerakan penduduk menuju daerah baru. Maka masuknya migrasisuku Banten ke Kota Bandar Lampung tepatnya di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kelurahan Sukajawa yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jenis migrasi semasa hidup (Life Time Migration) mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah kelahirannya. 3. Faktor-Faktor Penyebab Migrasi Pada dasarnya terjadinya migrasi (perpindahan) penduduk disebabkan karena adanya faktor pendorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan. Adanya proses pembangunan yang terjadi di perkotaan menyebabkan kota menjadi tumbuh berkembang pesat. Sehingga menarik minat seseorang untuk melakukan migrasi, karena kota adalah salah satu daya tarik yang paling utama dalam terjadinya proses migrasi di suatau wilayah. Maka, untuk lebih jelasnya berikut ini faktor-faktor pendorong dan penarik yang dikemukakan oleh para ahli antara lain : Menurut Sans Hutabarat (1985:38) mengemukakan bahwa : Terjadinya migrasi dapat atau dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut : a. Faktor-faktor pribadi atau keluarga di daerah asal, yaitu : 1. Rasa tidak puas, tidak senang, tidak cocok.

7 2. Tekanan-tekanan atau ketidaktenangan. 3. Keinginan merubah cara hidup. 4. Cita-cita dan harapan masa depan yang lebih baik bagi pribadi atau keluarga. 5. Keadaan sehat pribadi atau keluarga. 6. Keinginan mengikuti keluarga yang pindah atau yang sudah berada di tempat tujuan. b. Faktor-faktor di luar pribadi atau keluarga di daerah asal, antar lain : 1. Konflik-konflik sosial. 2. Berkurangnya sumber-sumber usaha dan sempitnya lapangan usaha. 3. Lingkungan alam yang kurang membantu, bahkan dapat membahayakan. 4. Kurangnya kemudahan-kemudahan yang diperoleh. c. Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan, yaitu : 1. Harapan kehidupan pribadi atau keluarga yang lebih tenang. 2. Kesempatan berusaha lebih baik atau sesuai. 3. Kesempatan peningkatan karier maupun pendidikan anak. 4. Daya tarik cara hidup di daerah tujuan 5. Adanya kemudahan yang diperoleh. d. Faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perindahan dan ini meliputi : 1. Kelancaran dalam urusan perpindahan dari daerah asal dan urusan untuk menetap di daerah tujuan. 2. Kemudahan dalam hal transportasi baik alat pengangkutannya maupun biaya angkutannya. 3. Kebijakan-kebijakan pemerintah maupun non pemerintah dalam membantu melancarkan proses perpindahan. Selain dari pendapat di atas menurut Rozy Munir dalam Kartomo Wirosuhardjo (2007:118) adapun faktor-faktor yang menyebabkan penduduk meninggalkan daerah asal dan menetap di daerah tujuan, karena adanya faktor pedorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan yang menyebabkan terjadinya migrasi antara lain : Faktor-faktor pendorong migrasi misalnya : 1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.

8 Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya di pedesaan) akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin (capital intensive). 2. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, Suku di daerah asal. 3. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di tempat asal. 4. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi. 5. Bencana alam baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. Faktor-faktor penarik migrasi antara lain : 1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok. 2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik. 3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. 4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya. 5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung. 6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik dari orang-orang dari desa atau kota kecil. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulannya bahwa tujuan penduduk bermigrasi adalah salah satu bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan taraf hidupnya agar menjadi lebih baik. Menurut Todaro (1976) dalam Aris Ananta (1993:139) berpendapat migrasi terjadi melalui keputusan rasional untuk memaksimumkan penghasilan di masa depan. Dengan demikian dari pendapat tersebut, maksud dari mengadakan perpindahan (migrasi) yaitu agar penduduk memiliki harapan akan peningkatan kualitas hidup terutama pada bidang ekonomi, dengan cara mensejahterakan kehidupan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga pertimbangan untuk melakukan migrasi didasari oleh adanya keinginan agar mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari daerah asalnya.

9 4. Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal Adanya migrasi yang dilakukansuku Banten yaitu kurangnya lapangan usaha menyebabakan sempitnya lapangan pekerjaan di daerah asal merupakan faktor pendorongsuku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rozy Munir (1981) dalam Kartomo Wirosuhardjo (2000:122) mengemukakakn bahwa : Lapangan pekerjaan atau terbatasnya kesempatan kerja pada suatu daerah disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk pada daerah tesebut yang mencari pekerjaan sedangkan lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki terbatas, hal ini mendorong penduduk pada daerah tersebut untuk mencari pekerjaan di daerah lain yang memungkinkan mereka untuk bekerja atau memasuki lapangan pekerjaan. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa kurangnya lapangan usahadi daerah asal, karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga semakin kurangnya lapangan usaha sebagai salah satu faktor pendorong penduduk untuk bermigrasi di daerah yang masih tersedia peluang usaha yang luas. Sehingga mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan untuk memperbaiki perekonomian keluarganya. 5. Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal Migrasi suatu penduduk dapat terjadi sebab memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal artinya secara materiil tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, pendapatan yang rendah merupakan daya dorong yang mempengaruhi penduduk Suku Banten melakukan migrasi (perpindahan) ke daerah lain yang memberikan pendapatan yang lebih baik. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Calvin G (1985:121) menyatakan bahwa penduduk yang berpendapatan rendah akan bersifat mobil atau melakukan perpindahan yang

10 bersifat permanen sehingga terjadi perubahan tempat tinggal. Selanjutnya Revenstein dalam David Lucas MC Donald (1985:109) berpendapat bahwa arusarus migrasi dalam negeri menunjukkan bahwa penduduk pindah dari wilayah yang dirasakan kurang menguntungkan dari keadaan ekonomi merupakan sebab utama terjadinya migrasi dan pada umumnya penduduk bermigrasi dari daerahdaerah miskin ke daerah yang kaya. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diketahui bahwa keadaan ekonomi merupakan penyebab utama bagi penduduk meninggalkan daerah asal ke daerah yang lebih menguntungkan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.hal ini disebabkan karena kurangnya penambahan kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Sehingga akan memungkinkan menjadi alasan bagi penduduk untuk bermigrasi ke luar daerah. Tingkat pendapatan tersebut dapat dilihat berdasarkan penghasilan yang diperoleh kepala keluarga perbulan. 6. Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah di Jangkau Lokasi suatu tempat yang mudah dijangkau merupakan salah satu faktor penarik penduduk Suku Banten migrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat yang letaknya dekat dengan pusat Kota Bandar Lampung.Sebagaimana Nursid Sumaatmadja (1988:118) mengemukakan bahwa: lokasi dalam ruang, dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatip. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan jaringjaring derajat.

11 Selanjutnya Nursid Sumaatmadja (1988:119) mengemukakan bahwa : Lokasi relatip suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau budaya yang ada di sekitarnya. Berdasarkan pendapat di atas, dengan melihat lokasi absolut suatu wilayah dapat diketahui posisi dan iklim wilayah tersebut.lokasi absolut suatu wilayah dapat dilihat pada peta ataupun globe. Maka dapat diketahui bahwa keberadaan lokasi suatu wilayah menunjukkan posisinya dengan tempat-tempat lainnya.sehingga lokasi merupakan salah satu unsur penting yang mempengaruhi penduduk Suku Banten dalam memilih lokasi untuk bermigrasi karena lokasi berkaitan dengan keadaan disekitarnya yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi kehidupannya. Jika suatu wilayah tidak dapat memberikan keuntungan, maka manusia akan berpindah tempat untuk mencari tempat yang dapat memberi keuntungan. Adanya kecenderungan penduduk untuk memilih bermigrasi ke wilayah yang strategis yaitu daerah yang mudah dijangkau dari semua tempat.sehingga keterkaiatan keruangan suatu wilayah menjadi hal utama dalam menentukan lokasi tempat bermukim sebab kawasan pemukiman yang ramai dengan kegiatan perekonomian menjadi pilihan tempat bermukim migran Suku Banten. 7. Harapan Kehidupan Ekonomi yang Lebih Baik di Daerah Tujuan Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan merupakan salah satu faktor penarik yang berasal dari pribadi seseorang dalam mengambil

12 keputusan untuk bermigrasi ke suatu tempat yang menjadi tujuannya.sebagaimana yang dijelaskan dalam Mantra (1985:308) mengemukakan bahwa pertimbangan awal sebelum pindah telah difikirkan secara hati-hati, baru mereka berani memutuskan untuk mengadakan perpindahan atau migrasi, sudah tentu pertimbangan itu ialah untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.seperti Menurut Mantra dalam Aris Ananta (1993:141) mengemukakan bahwa: Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi dan aspirasi-aspirasi yang ingin dicapai. Apabila kebutuhan-kebutuhan atau aspirasi tersebut tidak dapat dipenuhi atau dicapai dengan tetap tinggal di daerahnya yang sekarang, individu tersebut kemungkinan akan melakukan migrasi ke daerah lain untuk dapat memenuhi atau mencapai kebutuhan aspirasinya. Selanjutnya Michael P. Todaro (1987:266) mengemukakan bahwa : Para migran diasumsikan akan tanggap terhadap adanya perbedaan penghasilan yang diharapkan (expected incomes), maka ketidakseimbangan kesempatan ekonomi antara sektor perkotaan dan pedesaan sangat penting untuk dikurangi. Membiarkan tingkat upah di daerah perkotaan meningkat lebih cepat daripada rata-rata pendapatan akan merangsang terus berlanjutnya migrasi. Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan adalah salah satu tujuan seseorang untuk melakukan migrasi. 8. Kemudahan Mendapatkan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja merupakan alasan pekerjaan yang sangat berperan dalam bermigrasinya suatu penduduk. Karena keputusan untuk

13 bermigrasi adalah untuk meningkatkan taraf hidupnya di daerah tujuan yang dapat memberikan kesempatan kerja. Masri Singarimbun (1981:78) mengemukakan bahwa: Tidak diragukan lagi perpindahan penduduk sering merupakan rekasi terhadap faktor-faktor ekonomi, seperti adanya kesempatan pekerjaan yang lebih baik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Rozy Munir (1981) dalam Kartomo Wirosuhardjo (2000:120) yang menyatakan bahwa faktor penarik penduduk bermigrasi antara lain memasuki lapangan pekerjaan yang cocok, kesempatan mendapatkan pekerjan yang lebih tinggi, keadaan hidup yang menyenangkan sebagai daya tarik penduduk untuk bermigrasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa alasan pekerjaan merupakan salah satu faktor penarik yang menyebabkan penduduk bermigrasi ke suatu daerah, yang bertujaun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan meningkatkan taraf hidupnya agar di daerah tujuan. Sehingga daya tarik inilah yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kota Bandar Lampung tepatnya Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat. 9. Adanya Ajakan dari Teman atau Saudara di Daerah Tujuan Adanya ajakan dari teman atau saudara merupakan faktor penarik yang menyebabakan penduduk melakukan migrasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran hidupnya dan memperbaiki kualitas taraf hidupnya. Karena informasi yang diperoleh dari teman atau saudara merupakan sumber informasi yang menarik penduduk Suku Banten bermigrasi.sehingga para migran cenderung

14 memilih daerah tempat teman atau saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan. Menurut Mabogunje dalam Trisnaningsih (1998:87) menyatakan bahwa : Kontribusi migran baru berasal dari desa atau daerah yang sama dengan mereka, terutama pada tahap-tahap awal mekanisme penyesuaian diri terhadap daerah tujuan. Dengan proses migrasi berantai ini, maka makin lama jumlah migran ke wilayah tujuan akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa faktor penarik penduduk melakukanmigrasi karena adanya informasi dari teman atau saudara yang berada di daerah tujuan. Jadi, migrasi penduduk dapat terjadi karena adanya keberhasilan teman atau saudara di daerah tujuan, kemudian mereka mengajak teman atau saudara yang ada di daerah asal agar melakukan migrasi, sehingga timbullaharus migrasi yang menarik terjadinya proses migrasi. B. Kerangka Pikir Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka migrasi dapat diartikan sebagai proses perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain untuk menetap secara permanen maupun tidak permanen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya di masa yang akan datang. Adanya faktorfaktor pendorong dari daerah asal dan penarik dari daerah tujuan merupakan penyebab penduduk untuk bermigrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mengacu pada teori Everett S. Lee bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan untuk melakukan migrasi antara lain: (1). Faktor individu merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan migran terhadap penilaian di daerah asal maupun tujuan yang akan memberikan nilai positif atau negatif bila melakukan migrasi, (2). Faktor-faktor

15 yang terdapat di daerah asal, merupakan faktor yang mendorong migran untuk bermigrasi karena di daerah asal perekonomian keluarga tidak mengalami perkembangan, sehingga kebutuhan hidup tidak dapat terpenuhi, (3). Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan, merupakan faktor penarik menjadi nilai positif bagi migran yang ingin bermigrasi ke suatu daerah baru, yaitu harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, kemudahan mendapatkan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga agar kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan mendapatkan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. (4). Rintangan antara di daerah asal dan di daerah tujuan, merupakan faktor yang ikut mempengaruhi arus migrasi seseorang yaitu dengan pertimbangan aksesbilitas di daerah asal maupun tujuan yang berhubungan dengan keterjangkuan tempat dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Maka dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut: yang mempengaruhi migrasi Faktor pendorong terjadinya migrasi : 1. Kurangnya lapangan usaha di daerah asal. 2. Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal. Faktor penarik terjadinya migrasi : 1. Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau. 2. Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik. 3. Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja. 4. Adanya ajakan dari teman atau saudara yang terpengaruh migrasi Penduduk Suku Banten yang Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

16 C. Hipotesis Menurut Sugiyono, (2010:96) Hipotesis merrupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan kurangnya lapangan usaha di daerah asal sebagai faktor pendorong. 2. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal sebagai faktor pendorong. 3. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik. 4. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan oleh harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan sebagai faktor penarik. 5. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan sebagai faktor penarik. 6. Penduduk Suku Banten ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor penarik.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. Menurut Bintarto (1977: 10) geografi dapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sangat penting guna untuk merancang penelitian yang akan dilakukan peneliti. Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. definisi dan pengertian dari hal-hal yang dijadikan konsep dalam penelitian ini

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. definisi dan pengertian dari hal-hal yang dijadikan konsep dalam penelitian ini II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini penulis akan mengkaji tentang penjelasan berbagai definisi dan pengertian dari hal-hal yang dijadikan konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang dibahas dalam penelitian antara lain mencakup (1) pengertian migrasi;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah negara Indonesia yang terdiri dari ± 18000 pulau besar dan kecil.diantara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.pada

Lebih terperinci

Migrasi. Oleh : Wahyu Eridiana

Migrasi. Oleh : Wahyu Eridiana Migrasi Oleh : Wahyu Eridiana 1. Pengertian migrasi Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melalui batas politik/negara ataupun batas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Migrasi 1. Pengertian Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

TEORI DAN KONSEP MIGRASI TEORI DAN KONSEP MIGRASI TEORI DAN KONSEP MIGRASI Oleh : 1. Agung Stiyawan ( K 5410005 ) 2. Adi Dwi Susanto ( K 5410004 ) 3. Bhian Rangga JR ( K 5410012 ) 4. M.Khanif Mahmudin ( K 5410040 ) 5. Ricky Fitriyana

Lebih terperinci

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami MIGRASI Oleh : CHOTIB Donovan Bustami 1. Konsep dan Definisi Migrasi Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi. Komponen ini bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan

Lebih terperinci

BAB II TEORI MOBILITAS SOSIAL EVERETT S LEE. A. Teori Pendorong dan Penarik (Push and Pull Theory)

BAB II TEORI MOBILITAS SOSIAL EVERETT S LEE. A. Teori Pendorong dan Penarik (Push and Pull Theory) 46 BAB II TEORI MOBILITAS SOSIAL EVERETT S LEE A. Teori Pendorong dan Penarik (Push and Pull Theory) Secara umum mobilitas penduduk itu terjadi apabila terjadi perbedaan kefaedahan antara dua wilayah.

Lebih terperinci

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

TEORI DAN KONSEP MIGRASI TEORI DAN KONSEP MIGRASI Oleh : 1. Agung Stiyawan ( K 5410005 ) 2. Adi Dwi Susanto ( K 5410004 ) 3. Bhian Rangga JR ( K 5410012 ) 4. M.Khanif Mahmudin ( K 5410040 ) 5. Ricky Fitriyana ( K 5410050 ) 6.

Lebih terperinci

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI Drs. CHOTIB, M.Si chotib@ldfeui.org Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Program Pascasarjana Universitas Indonesia . Konsep dan Definisi Migrasi (1)

Lebih terperinci

[Type the document title] ANALISIS (TEORITIS DAN EMPIRIS) PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN LAHAN DAN TERHADAP MIGRASI PENDUDUK

[Type the document title] ANALISIS (TEORITIS DAN EMPIRIS) PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN LAHAN DAN TERHADAP MIGRASI PENDUDUK ANALISIS (TEORITIS DAN EMPIRIS) PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN LAHAN DAN TERHADAP MIGRASI PENDUDUK I. PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN Pertambahan penduduk kota di Indonesia mendorong meningkatnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Dari asal katanya, geografi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja Migrasi kerja merupakan reaksi atas tekanan interaksi faktor-faktor positif, negatif dan netral (Hugo 1981). Suryana (1979) menyatakan tekanan itu berupa tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu: Geo yang berarti

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada 7. MOBILITAS PENDUDUK 7.1. Definisi dan Konsep Mobilitas Perilaku mobilitas penduduk berbeda dengan perilaku kelahiran dan kematian. Mobilitas penduduk tidak ada sifat keajegan seperti angka kelahiran

Lebih terperinci

PENYEBARAN PENDUDUK: MIGRASI, TRANSMIGRASI, URBANISASI

PENYEBARAN PENDUDUK: MIGRASI, TRANSMIGRASI, URBANISASI PENYEBARAN PENDUDUK: MIGRASI, TRANSMIGRASI, URBANISASI PENYEBARAN PENDUDUK: MIGRASI, TRANSMIGRASI, URBANISASI Yunindyawati/SPD/I363100011/S3 A. PENDAHULUAN Diskursus kependudukan menyangkut tiga persoalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa pustaka yang dijadikan dasar teori

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa pustaka yang dijadikan dasar teori 10 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa pustaka yang dijadikan dasar teori dalam penelitian ini. Adapun pustaka tersebut adalah teori migrasi, penyebab migrasi, migrasi sebagai investasi

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk 1.1 Pengertian Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi dan memberikan

Lebih terperinci

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial Dosen Pengampu: Drs. Mudji Hartono, M.Hum. (REVISI) Disusun oleh: Arief Wibowo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi penduduk yang tidak merata di Indonesia telah terjadi jauh sebelum masa penjajahan Belanda, dimana penduduk terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali. Hasil

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial

Lebih terperinci

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan output perkapita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara yang sedang melaksanakan pembangunan selalu dihadapkan pada masalah penduduk dan peningkatan pendapatan penduduk. Kedua permasalahan di atas merupakan suatu hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal

I. PENDAHULUAN. dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaan penduduk pada umunya terjadi karena adanya perbedaan wilayah satu dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian

Lebih terperinci

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Mobilitas Penduduk I Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Mobilitas Ditinjau Secara Sosiologis Mobilitas o Mobilitas Geografis Perpindahan penduduk dari batas geografis yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 1, Januari 2015 Halaman 1-12 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan pemukiman. Pada awalnya lingkungan mungkin hanyalah lahan kosong, rawarawa, atau bahkan hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada 20 tahun terakhir ini fenomena perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain atau bisa disebut juga urbanisasi menjadi salah satu fenomena sosial yang

Lebih terperinci

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja

Lebih terperinci

1. Masalah Jumlah Penduduk

1. Masalah Jumlah Penduduk Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9) BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Kajian tentang Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan, kelingkungan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri: 1984). Usaha untuk melihat situasi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan kependudukan mendasar yang terjadi di Indonesia selain pertumbuhan penduduk yang masih tinggi adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Hasil sensus

Lebih terperinci

POLA DAN ARUS MIGRASI DI INDONESIA EMALISA. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

POLA DAN ARUS MIGRASI DI INDONESIA EMALISA. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara POLA DAN ARUS MIGRASI DI INDONESIA EMALISA Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor yang dasar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Lampung yang selalu bertambah pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan otonomi daerah, serta pertambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS. II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Georgafi dan Keluarga Berencana Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 5 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 5 : PERSEBARAN PENDUDUK Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk lebih terarahnya penelitian ini sebagai landasan teori akan penulis kemukakan tinjauan pustaka sebagai berikut: 1. Geografi Menurut Bintarto

Lebih terperinci

Perbedaan Wilayah Migrasi Bersih (Net Migration) Di Indonesia Tahun 2010

Perbedaan Wilayah Migrasi Bersih (Net Migration) Di Indonesia Tahun 2010 Perbedaan Wilayah Migrasi Bersih (Net Migration) Di Indonesia Tahun 2010 Adhitya Dido Widyanto (Penulis), M. H. Dewi Susilowati (Pembimbing), Dewi Susiloningtyas (Pembimbing) Abstrak Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk dapat diartikan sebagai suatu kesatuan organisme yang terdiri dari individu, individu yang sejenis yang mendiami suatu daerah dengan batasbatas tertentu.

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk A. Pengertian Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah homo homonicus yakni sebagai makhluk sosial untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua, diterima dalam kelompoknya, dan ketiga,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Bintarto dan Hadisumarno (1987:9) menyatakan bahwa geografi adalah suatu ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 1. Pengertian Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988 tentang Antar Kerja Antar Negara yang dimaksud dengan tenaga kerja Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu modal dasar

Lebih terperinci

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut. PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN A. PENYEBAB PERKEMBANGAN PENDUDUK Pernahkah kamu menghitung jumlah orang-orang yang ada di lingkunganmu? Populasi manusia yang menempati areal atau wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Geografi Industri Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan penghuni bumi yang memerlukan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada merupakan wujud

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi sehingga banyak masyarakat menyebutnya sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan gejala dibumi yang menyangkut fisik maupun makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan

Lebih terperinci

MIGRASI SUKU MINANGKABAU (SUMATERA BARAT) KE KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh ANDRIANSYAH

MIGRASI SUKU MINANGKABAU (SUMATERA BARAT) KE KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh ANDRIANSYAH MIGRASI SUKU MINANGKABAU (SUMATERA BARAT) KE KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 (Skripsi) Oleh ANDRIANSYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK)

EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK) EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh: Ni Luh Yunika Valina Ida Bagus Made Astawa dan Made Suryadi *) Jurusan Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB VII KEPENDUDUKAN Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1 1. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh faktor berikut, kecuali... Natalitas Mortalitas Migrasi Moralitas Dinamika kependudukan adalah perubahan jumlah

Lebih terperinci

Dalam penelitain ini digunkan metode deskriptif, karena menggambarkan keadan. yang ada pada masa sekarang, berdasarkan data yang di peroleh dalam

Dalam penelitain ini digunkan metode deskriptif, karena menggambarkan keadan. yang ada pada masa sekarang, berdasarkan data yang di peroleh dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitain ini digunkan metode deskriptif, karena menggambarkan keadan yang ada pada masa sekarang, berdasarkan data yang di peroleh dalam penelitian.lebih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab 11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat

I. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lokasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Lokasi dapat dibedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau

Lebih terperinci

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik.

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik. contoh interaksi keruangan antar wilayah di Indonesia: 1) menempatkan sebuah ruang publik (misalnya: rumah sakit) yang dapat dapat menjangkau wilayah2 sekitarnya dengan mudah, 2) membuka akses transportasi

Lebih terperinci

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan A. Pertumbuhan penduduk, Adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ria Fitriana, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ria Fitriana, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan wilayah pada umumnya selalu dihadapkan pada berbagai tuntutan sekaligus implikasi yang menyertai berkembangnya keragaman dari intensitas kegiatan. Hal

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI

POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI A. FERTILITAS Istilah/Pengertian Fertilitas : Jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita atau sekelompok wanita pada usia reproduktifnya Lahir hidup (live

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara

BAB I PENDAHULUAN. alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan kesuburan alamnya, sehingga sangatlah wajar apabila Indonesia menjadi sebuah Negara agraris. Sebagaimana kita ketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota sebagai salah satu kenampakan di permukaan bumi, menurut sejarahnya kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga timbullah

Lebih terperinci

ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006

ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006 0 ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Oleh : GATOT SUHARDI

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Formal Geografi adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memperhatikan aspek-aspek geografi yang mendukung dalam pembangunan wilayah

Lebih terperinci

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk kependudukan semester 2 2012 pokok bahasan Konsep dasar Migrasi dan pergerakan: jenis mobilitas penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk determinan

Lebih terperinci

BAB I ABSTRAK. Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran. Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau.

BAB I ABSTRAK. Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran. Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. BAB I ABSTRAK Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Perkembangan Kota Branch (1996), mengatakan bahwa perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

Lebih terperinci

Deskripsi Singkat Topik :

Deskripsi Singkat Topik : 1 WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengembangan perkotaan adalah suatu usaha yang dijalankan manusia untuk mengelola proses perubahan yang terjadi di dalam daerah perkotaan dan untuk mencapai suatu keseimbangan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KOTA BONTANG

PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KOTA BONTANG ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (3): 961-970 ISSN 2477-2631, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KOTA BONTANG Erick

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin maraknya kegiatan perekonomian mendorong timbulnya peningkatan kebutuhan lahan pemukiman, Sementara itu, ketersediaan lahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Robert Malthus yang

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 5. PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPLatihan Soal 5.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 5. PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPLatihan Soal 5.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 5. PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPLatihan Soal 5.1 1. Perhitungan Kepadatan penduduk dapat diketahui dari... Perbandingan antara kematian, kelahiran

Lebih terperinci