Mei 2015 Desember Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia-Uni Eropa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mei 2015 Desember Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia-Uni Eropa"

Transkripsi

1 Indonesia dan Uni Eropa Laporan Tahunan Mei 2015 Desember 2016 Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia-Uni Eropa Upaya bersama untuk menjamin dan mempromosikan perdagangan kayu legal dan tata kelola yang baik di sektor kehutanan

2 China Laos Thailand Vietnam Filipina Kamboja Malaysia Singapura Indonesia Papua Nugini Australia

3 Daftar Isi 1. Latar Belakang Foto: MFP3 2. SVLK: Sistem jaminan legalitas kayu Indonesia Standar legalitas dan keberlanjutan 7 Pengawasan rantai pasokan 7 Verifikasi 7 Penerbitan Lisensi FLEGT 8 Evaluasi Berkala 8 Pemantauan Independen 8 Perbaikan yang terus menerus 8 3. Perdagangan kayu berlisensi FLEGT Peraturan tentang lisensi FLEGT 10 Tren perdagangan kayu berlisensi FLEGT 11 Kesiapan Uni Eropa menerima kayu berlisensi FLEGT 12 Pemantauan Pasar Independen Capaian dalam pelaksanaan dan pengguliran SVLK Auditor 14 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

4 5. Langkah-langkah pasar dalam negeri Peraturan tentang insentif ekonomi 15 Pengadaan publik 15 Pasar kayu legal online Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas Sekretariat Joint Implementation Committee (JIC) 16 Hubungan dengan pejabat Uni Eropa yang berwenang Keterlibatan dan komunikasi pemangku kepentingan Koordinasi antar kementerian 17 Kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat. 17 Sumber daya online 20 Masyarakat sipil 20 Importir dan otoritas yang berwenang 20 Materi kampanye Transparansi Data yang tersedia melalui SILK 22 Rancangan peraturan tentang akses masyarakat terhadap informasi 22 Informasi yang dipublikasikan oleh pemantau independen 22 Ringkasan dan catatan pertemuan-pertemuan terkait VPA 22 Publikasi dokumen tentang SVLK dan lisensi FLEGT Pemantauan VPA Pemantauan Indepeden 23 Pemantauan Dampak 26 Evaluasi Berkala 27 Annex 1: Kerangka acuan untuk evaluasi berkala sistem jaminan legalitas kayu Annex 2: Keputusan Joint Implementation Committee tentang dimulainya perizinan FLEGT Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

5 1 Latar Belakang Foto: MFP3 Kesepakatan Kemitraan Sukarela atau Voluntary Partnership Agreement (VPA) Penegakan Hukum dan Tata Kelola Hutan dan Perdagangan (FLEGT) antara Uni Eropa dan negara-negara pengekspor kayu merupakan komponen kunci dalam Rencana Aksi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) Uni Eropa tahun 2003 untuk mengatasi pembalakan liar. Pada bulan November 2016, Indonesia membuat sejarah dengan menjadi negara mitra VPA pertama di dunia yang memperoleh hak untuk menerbitkan lisensi FLEGT untuk melengkapi ekspor kayu dan produk kayu legal yang telah diverifikasi ke Uni Eropa. Tonggak penting dalam pelaksanaan VPA Indonesia Uni Eropa ini mencerminkan pengakuan global yang terus tumbuh terhadap sistem jaminan legalitas kayu Indonesia yaitu Sistem Verifikasi Legalitas Kayu atau disingkat SVLK. Pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras dan panjang dalam negosiasi antara Indonesia dengan Uni Eropa dan reformasi kebijakan dalam negeri Indonesia tentang pengelolaan hutan lestari dan perdagangan kayu legal. Keberhasilan Indonesia tersebut dimungkinkan berkat koordinasi yang kuat antar kementerian, terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Luar Negeri, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang memberikan dukungan politik yang kuat bagi SVLK dan VPA. Sejak diterbitkannya Laporan Tahunan tentang pelaksanaan VPA untuk periode Mei 2014 April 2015 dan laporan kemajuan untuk periode April 2015 Mei 2016, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan VPA, yaitu dengan tersertifikasinya lebih banyak pelaku industri dan meningkatnya ekspor kayu dan produk kayu legal yang telah diverifikasi. Pada Desember 2016, sebanyak 13.6 juta hektar hutan alam dan perusahaan dan industri yang berbasis hutan telah bersertifikasi SVLK. Penerbitan lisensi FLEGT oleh Indonesia dimulai pada 15 November Sampai 31 Desember 2016, Indonesia telah menerbitkan lisensi FLEGT untuk ekspor produk kayu ke Uni Eropa, atau lebih dari 800 lisensi per minggu. Laporan tahunan ini mencakup periode Mei 2015 sampai dengan Desember 2016 dan fokus pada kemajuan yang telah dicapai dalam pemberlakuan SVLK, perdagangan kayu berlisensi FLEGT, penguatan kelembagaan dan pemantauan VPA. Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

6 2 SVLK: Sistem jaminan legalitas kayu Indonesia VPA Indonesia Uni Eropa menggambarkan sebuah sistem jaminan legalitas kayu yang mampu memverifikasi bahwa kayu dan produk kayu yang diproduksi dan diolah di Indonesia berasal dari sumber-sumber yang legal dan sepenuhnya mematuhi undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sebagaimana telah diverifikasi oleh audit independen dan dipantau oleh masyarakat sipil. Sistem jaminan legalitas kayu yang digambarkan dalam VPA didasarkan pada Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Indonesia yang diadopsi melalui Peraturan Menteri Kehutanan pada tahun Sistem ini telah diperkuat dan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. 1 Indonesia mengembangkan SVLK melalui konsultasi multipihak yang dimulai pada tahun 2001 dan melibatkan masyarakat sipil, sektor swasta dan pemerintah. Tujuannya adalah untuk memberantas pembalakan liar. SVLK memberikan insentif untuk legalitas dan keberlanjutan dengan meningkatkan akses pasar bagi produk legal yang telah diverifikasi dan mencegah akses pasar bagi produk ilegal. Berdasarkan VPA, kayu Indonesia dianggap legal bilamana asal, produksi, pengolahan, pengangkutan dan perdagangannya telah diverifikasi dan memenuhi semua peraturan perundang-undangan Indonesia yang berlaku yang termasuk dalam definisi legalitas VPA. Foto: MFP3 1 Kementerian Kehutanan saat ini berubah menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 6 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

7 Foto: MFP3 Standar legalitas dan keberlanjutan SVLK mencakup skema legalitas dan keberlanjutan (kelestarian) untuk berbagai jenis pengelolaan, pemanfaatan dan industri pengolahan kayu. Sertifikasi legalitas adalah wajib bagi semua unit usaha pengelolaan, pemanfaatan dan pengolahan kayu dari hutan negara. Selain itu, bagi pemegang ijin hak pengelolaan dan pemanfaatan kayu di hutan negara (hutan tanaman atau hutan alam), wajib memperoleh sertifikat pengelolaan hutan lestari sebelum sertifikasi legalitasnya berakhir. Unit-unit usaha yang hanya memanfaatkan kayu rendah risiko dari lahan atau hutan hak (hutan rakyat) dapat menggunakan mekanisme Deklarasi Kesesuaian Pemasok untuk memasukkan rantai pasokan ke dalam SVLK. Industri hilir, dipersyaratkan memiliki izin untuk usaha atau koperasi berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia, termasuk peraturan lingkungan dan perpajakan. Semua unit usaha pengelolaan, pemanfaatan, pengolahan dan perdagangan diwajibkan mematuhi peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan termasuk upah minimum, kesehatan dan keselamatan kerja, dan pengembangan kapasitas. Pengawasan rantai pasokan Pemegang izin (dalam hal ini hak pengelolaan hutan dan ijin pemanfaatan kayu), pemilik lahan/ hutan (hutan rakyat), dan perusahaan (dalam hal ini pedagang, pengolah dan eksportir) harus menunjukkan bahwa setiap simpul rantai pasokan diawasi dan didokumentasikan, sebagaimana diatur dalam Annex V VPA dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/2016. Semua pengiriman dalam rantai pasokan harus disertai dengan dokumen angkutan yang sesuai. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/2016 dan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No. 14/2016, dokumen-dokumen tersebut harus menunjukkan apakah bahan baku tersebut disertai dengan sertifikat SVLK yang masih berlaku, dinyatakan sah berdasarkan Deklarasi Kesesuaian Pemasok, atau disita. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengembangkan sebuah database yang disebut SI-PHPL untuk menelusuri keseluruhan lacak balak, termasuk ekspor (lihat Perbaikan yang terus menerus di bawah). Verifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) mengakreditasi lembaga independen, yang disebut lembaga penilaian kesesuaian (LPK), untuk mengaudit usaha kehutanan dan industri berbasis kayu. LPK memverifikasi kepatuhan dan pemenuhan persyaratan legalitas dan/atau melakukan penilaian kinerja sesuai standar SVLK terhadap pemegang izin yang beroperasi di dalam hutan produksi. LPK juga memeriksa konsistensi data yang disampaikan oleh auditee selama audit awal dan audit penilikan dan dapat melakukan pemeriksaan lapangan sesuai kebutuhan. Pada Desember 2016, Indonesia telah menggunakan SVLK untuk mengaudit lebih dari 23.3 juta hektar hutan produksi, dan industri kayu. Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

8 Penerbitan Lisensi FLEGT Lembaga penerbit sertifikat menerbitkan dokumen V-Legal untuk melengkapi ekspor kayu dan produk kayu legal yang telah diverifikasi. Sejak 15 November 2016, lembaga tersebut telah menerbitkan lisensi FLEGT menggantikan dokumen V-Legal khusus untuk ekspor ke Uni Eropa. Pada 31 Desember 2016, Indonesia telah menerbitkan lisensi FLEGT untuk ekspor produk kayu ke Uni Eropa Evaluasi Berkala Evaluasi berkala (Periodic Evaluation) adalah istilah dalam VPA Indonesia untuk melakukan evaluasi secara sistematik terhadap sistem jaminan legalitas kayu yang dilakukan secara berkala oleh pihak ketiga independen. Tujuan Evaluasi Berkala adalah untuk memberikan kepastian bahwa sistem berfungsi seperti yang dijelaskan dalam VPA, sehingga meningkatkan kredibilitas lisensi FLEGT. Hasil evaluasi berkala dilaporkan kepada Joint Implementation Committee (JIC) Indonesia Uni Eropa yang dapat memutuskan mendukung atau tindakan korektif yang harus diambil. JIC mendukung rancangan evaluasi berkala pada tahun Pasal 5 VPA menyatakan bahwa Indonesia, melalui konsultasi dengan Uni Eropa, harus melibatkan pihak ke tiga untuk melaksanakan evaluasi berkala sesuai dengan yang tercantum dalam Annex VI VPA (Lihat Bab 9, tentang Pemantauan). Indonesia menunjuk PT Sucofindo Layanan Umum Sumberdaya Alam dan Investasi (LSI) untuk melakukan evaluasi berkala yang dimulai pada bulan Maret 2017 dan akan berakhir pada bulan September Kerangka Acuan untuk Evaluasi Berkala dan ruang lingkup tercantum pada Annex 1. Lihat juga Bagian 9 tentang Pemantauan VPA dalam laporan ini. Pemantauan Independen Annex V VPA menjabarkan tentang hak kelompok masyarakat sipil, individu dan masyarakat Indonesia untuk memantau pelaksanaan sistem jaminan legalitas kayu. Hak-hak tersebut meliputi: Memantau kepatuhan operasi terhadap persyaratan definisi legalitas VPA Memantau kesesuaian akreditasi, verifikasi, evaluasi berkala dan proses perizinan dengan persyaratan sistem jaminan legalitas kayu. Mengajukan keluhan kepada lembaga penilaian kesesuaian, otoritas perizinan, Komite Akreditasi Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada tahun 2016, peraturan SVLK direvisi dengan memperkuat pengakuan atas hak dan tanggung jawab pemantau independen. Untuk informasi tentang hasil pemantauan, lihat Bagian 9, tentang Pemantauan VPA. Perbaikan yang terus menerus Regulasi Sejak 2009, Indonesia telah beberapa kali memperkuat peraturan untuk meningkatkan efisiensi, inklusifitas dan aksesibilitas SVLK terhadap usaha kecil dan menengah. Revisi terakhir dilakukan pada tahun 2016 dengan mengadopsi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/2016 dan pedoman yang menyertainya berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No. 14/2016. Ikhtisar revisi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/2016 antara lain: 1. Pasal-pasal tentang pemantauan independen yang: Mendefinisikan pemantau independen untuk memasukkan masyarakat yang tinggal di sekitar auditee. Mengakui hak-hak pemantau independen untuk mengakses data dan situs yang relevan dengan pemantauan. Menjamin perlindungan pemantau terhadap ancaman sebelum, selama dan sesudah melakukan pekerjaan pemantauan. Mengakui hak-hak pemantau independen untuk memperoleh pendanaan yang berkelanjutan melalui sumber-sumber pendanaan negara maupun non-negara. Mengharuskan pemantau independen untuk berafiliasi atau diakreditasi oleh organisasi pemantauan independen yang dibentuk secara legal, dan untuk menjaga kerahasiaan temuan. 2. Perubahan jangka waktu sertifikasi SVLK untuk kategori unit pengelolaan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban biaya sertifikasi SVLK terhadap usaha kecil dan masyarakat serta hutan rakyat dengan memperpanjang masa berlaku sertifikasi dan waktu penilikan. 8 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

9 Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (SIPHPL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang mengembangkan Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (SIPHPL) yang mendokumentasikan informasi tentang keseluruhan lacak balak kayu (Gambar 1). Sistem ini mengintegrasikan beberapa database yang sebelumnya telah mendokumentasikan berbagai aspek produksi dan perdagangan kayu atau produk kayu. Sistem ini juga mencakup data tentang impor dan produk kayu dari hutan rakyat yang sebelumnya telah didokumentasikan. Masyarakat dapat mengakses sistem tersebut untuk memperoleh informasi mengenai rantai pasokan kayu. Tujuan dari sistem tersebut adalah untuk: 1. Memperketat pengawasan terhadap rantai pasokan kayu. 2. Merekonsiliasikan data tentang hasil hutan kayu, impor, pemasaran, dan pengolahan pada unit-unit pengelolaan di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. 3. Menyediakan data industri kehutanan nasional yang komprehensif. 4. Memungkinkan perhitungan penerimaan bukan pajak yang lebih akurat dari industri perkayuan. Gambar1. Gambaran umum Sistem Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Impor Hutan Kemasyarakatan/ Hutan Hak/Pedagang Kayu Olahan TPT-KO Tempat penampungan terdaftar kayu olahan TPT-KB Ekspor Hutan Negara SIPUHH (Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan) Industri primer SIRPBBI Sistem Informasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri Industri lanjutan Industri lanjutan (IUI/TDI) SILK Sistem Informasi Legalitas Kayu Simponi Sistem Informasi PNBP Online Pasar Domestik Dimasukkan dalam sistem informasi yang sudah ada Sistem informasi yang sudah ada di kementerian keuangan Sebagian dimasukkan dalam sistem informasi yang sudah ada Lingkup SIPUHH Sistem informasi yang sudah ada di KLHK Sedang dikembangkan Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

10 3 Perdagangan kayu berlisensi FLEGT Foto: Komisi Uni Eropa Peraturan tentang lisensi FLEGT Pada awal 2016, Indonesia mencapai kemajuan yang signifikan dalam memenuhi persyaratan akhir VPA yang dibutuhkan sebelum perizinan FLEGT dapat dimulai. Pemberlakuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/2016 dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 25/2016, yang mengamanatkan penggunaan dokumen V-Legal untuk ekspor produk kayu yang tercakup dalam VPA, menegaskan kesiapan Indonesia untuk memulai penerbitan lisensi FLEGT. Menyusul adopsi Peraturan Pendelegasian Uni Eropa untuk mengakui penerbitan lisensi FLEGT oleh Indonesia, Joint Implementation Committee (JIC) VPA melakukan pertemuan pada 15 September 2016 di Yogyakarta dan memastikan bahwa Indonesia dapat memulai menerbitkan lisensi FLEGT pada 15 November Keputusan JIC tersebut tercantum dalam Annex 2. Pada April 2016, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, ketika bertemu di Brussels menegaskan komitmen kedua belah pihak terhadap perizinan FLEGT yang dimulai pada akhir tahun Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

11 Tren perdagangan kayu berlisensi FLEGT Pada Desember 2016, Indonesia telah menerbitkan lisensi FLEGT untuk produk kayu yang diekspor ke Uni Eropa, dengan berat total 1.7 juta ton dan senilai juta dolar AS. Secara umum, ekspor produk kayu semakin meningkat sejak Indonesia mulai menerbitkan lisensi FLEGT. Di antara 27 negara anggota Uni Eropa, Inggris, Belanda, Jerman dan Belgia merupakan negara tujuan utama ekspor kayu berlisensi FLEGT (lihat Gambar 3). Gambar 2. Cakupan SVLK dan perizinan FLEGT. Sejak 15 November 2016, Indonesia telah menerbitkan lisensi FLEGT untuk produk kayu yang diekspor ke Uni Eropa perusahaan dan industri berbasis hutan tersertifikasi SVLK 23.3 juta hektar hutan produksi tersertifikasi SVLK Sejak 15 November 2016 Indonesia telah menerbitkan lisensi FLEGT untuk produk kayu yang diekspor ke Uni Eropa Indonesia mengekspor produk kayu berlisensi SVLK ke 166 negara termasuk 27 negara di Uni Eropa 100% kayu yang dipanen dari hak pengelolaan hutan alam dan 100% kayu yang berasal dari hak pengelolaan hutan tanaman bersertifikasi SVLK Hingga Desember 2016, produk kayu yang berlisensi FLEGT telah mencapai 1.7 juta ton senilai USD juta Produk kayu berlisensi dikirim dari 33 pelabuhan di Indonesia ke 176 pelabuhan di Uni Eropa Gambar 3. Bobot jenis produk kayu berlisensi FLEGT (HS code) yang diimpor oleh negara anggota Uni Eropa per 31 Desember ex ex4418 ex4802 Inggris Jerman Belanda Italia Belgia Perancis Irlandia Bulgaria lainnya Sumber: UNEP-WCMC Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

12 Kesiapan Uni Eropa menerima kayu berlisensi FLEGT Pada 15 September 2016, Joint Implementation Committee Indonesia Uni Eropa menetapkan tanggal 15 November 2016 sebagai hari dimulainya penerbitan lisensi FLEGT oleh Indonesia. Pada hari yang sama, perusahaanperusahaan swasta yang berbasis di Uni Eropa, Komisi Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa, yang didukung oleh Fasilitas FLEGT Uni Eropa, meluncurkan inisiatif komunikasi untuk mempersiapkan pasar Uni Eropa bagi kayu berlisensi FLEGT. Inisiatif tersebut mencakup buletin edisi khusus European Timber Trade Federation (ETTF) tentang kayu berlisensi FLEGT, toolkit (alat bantu) tentang bagaimana mengkomunikasikan kayu berlisensi FLEGT, dan peluncuran platform informasi online mengenai kayu berlisensi FLEGT: www. flegtlicence.org. Organisasi swasta termasuk asosiasi perdagangan kayu, penggergajian kayu, industri woodworking, penelitian kayu dan asosiasi mebel berbagi informasi mengenai kayu berlisensi FLEGT dengan jaringannya masing-masing. Selain komunikasi langsung antar pelaku bisnis, media industri Eropa juga mempublikasikan berita dan artikel mengenai kayu berlisensi FLEGT pertama ini. Inisiatif tersebut telah menjangkau lebih dari organisasi dalam bidang perkayuan dan industri terkait Mulai 15 November dan seterusnya, perwakilan sektor swasta, bersama-sama dengan Uni Eropa, Indonesia dan negara-negara anggota Uni Eropa menyelenggarakan kegiatan baik yang dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk menyambut kedatangan perdana kayu berlisensi FLEGT. Hal itu termasuk pertemuan tingkat tinggi yang dipimpin oleh Komisi Eropa di Brussels yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini, dan Komisaris Eropa bidang Lingkungan, Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella. Beberapa acara diselenggarakan di berbagai negara anggota Uni Eropa dengan fokus pada importir utama kayu dari Indonesia. Selain menjangkau langsung ke pasar, Indonesia, Uni Eropa dan mitra lainnya juga melakukan kegiatan yang bertujuan menghasilkan liputan media yang bernilai positif seputar dimulainya penerbitan lisensi FLEGT. Mereka menyampaikan kisah ke wartawan dalam negeri dan manca negara dan menulis beberapa opini editorial. Cara ini menghasilkan 587 pemberitaan media di 50 negara dalam 11 bahasa. Pemberitaan tersebut termasuk laporan oleh BBC, New York Times, Wall Street Journal, The Guardian, Daily Mail, Bangkok Post, China s Global Times, Mongabay com, Ecosystem Marketplace, Thomson Reuters, Germany s IHB and EUWID-Holz, Belgium s Fordaq dan UK s Timber Trades Journal. Sejalan dengan itu, Uni Eropa telah secara aktif mempromosikan pengakuan lisensi FLEGT oleh pasar konsumen utama lainnya sebagai bagian dari dialog bilateralnya, seperti Mekanisme Koordinasi Bilateral Uni Eropa-China tentang Penegakan Hukum dan Tata Kelola Hutan atau Forest Law Enforcement and Governance. Menjelang dimulainya perizinan FLEGT, Komisi Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa berinvestasi dalam pengembangan sistem elektronik untuk menangani lisensi FLEGT, dalam kegiatan pelatihan dan peningkatan kesadaran bagi otoritas yang berwenang terhadap FLEGT dan petugas bea cukai, dan dalam pengembangan dokumen panduan pelaksanaan skema penerbitan lisensi FLEGT. Uni Eropa dan Indonesia melihat adanya kebutuhan untuk terus menginformasikan pasar tentang kayu berlisensi FLEGT dan memberikan lebih banyak wawasan mengenai Sistem Jaminan Legalitas Kayu Indonesia. Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa mendorong negaranegara anggota Uni Eropa mengadopsi kebijakan pengadaan publik untuk mempromosikan kayu legal. Sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan penerapan kebijakan tersebut, Komisi Eropa telah mengembangkan kriteria kebijakan pengadaan hijau Uni Eropa yang bersifat umum dan sukarela, termasuk untuk produk berbasis kayu seperti kertas, kayu bangunan, panel dinding dan furnitur. Asal kayu legal merupakan kriteria utama dan pedoman tersebut secara eksplisit menyebutkan lisensi FLEGT sebagai salah satu cara untuk mematuhi kriteria tersebut. Pada tahun 2016, sebuah evaluasi independen terhadap Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa melaporkan bahwa 22 negara anggota Uni Eropa telah mengembangkan kebijakan pengadaan publik yang berkaitan dengan kayu. Kebijakan ini bervariasi dalam lingkup dan pendekatannya. Namun demikian, secara umum lisensi FLEGT dianggap sebagai bukti legalitas. Beberapa negara (Denmark, Luxemburg dan Inggris) juga menganggap lisensi FLEGT sebagai pendokumentasian sumber kayu berkelanjutan. 12 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

13 Pemantauan Pasar Independen Pemantauan Pasar Independen atau Independent Market Monitoring (IMM) adalah proyek tahunan jangka panjang yang dibiayai oleh Uni Eropa dan dilaksanakan oleh International Tropical Timber Organisation (ITTO) untuk mendukung pelaksanaan Voluntary Partnership Agreements antara Uni Eropa dengan negara-negara pemasok kayu. Hal ini bertujuan untuk memantau perkembangan pasar kayu berlisensi FLEGT dan membangun peluang yang dihadirkan oleh pengembangan sistem jaminan legalitas untuk meningkatkan kualitas statistik perdagangan kayu dan efektivitas program pengembangan pasar bagi kayu berlisensi FLEGT. Pada November 2015, ITTO mempublikasikan laporan IMM yang mencakup kecenderungan arus perdagangan mitra VPA pada dekade 2004 sampai Hal ini menentukan dasar untuk pemantauan jangka panjang dampak perizinan FLEGT terhadap pasar. 2 IMM juga melakukan survei percontohan mengenai kondisi pasar dan kesiapan untuk menerima kayu berlisensi FLEGT di Jerman, Spanyol dan Inggris yang berlangsung dari 1 September 2015 sampai 31 Desember Pada saat yang sama, koresponden IMM untuk Ghana melakukan studi pelingkupan untuk menilai situasi pasar produk kayu Ghana saat ini dan memberikan dasar untuk menilai dampak perizinan FLEGT ke depan. IMM mempresentasikan hasil survei percontohan dan studi pelingkupan di sela-sela pertemuan Dewan Kayu Tropis Internasional atau International Tropical Timber Council pada tahun 2015 di Kuala Lumpur. Hasil proyek IMM tersebut akan diterbitkan sebagai lampiran pada laporan tahunan , yang juga terdapat lampiran yang didedikasikan untuk posisi dan prospek pasar Indonesia. Publikasi laporan tersebut ditunda sampai paruh kedua tahun 2017 karena kegiatan IMM antara April 2016 dan April 2017 dihentikan, berkaitan dengan masalah pendanaan yang dihadapi oleh ITTO. Pada April 2017, ITTO melanjutkan pelaksanaan IMM dan mengontrak konsultan utama dan analis pasar. Kunjungan konsultan utama IMM ke Indonesia dan penempatan perwakilan negara direncanakan. Contoh data IMM di Indonesia Laporan tahunan IMM yang akan datang untuk memberikan wawasan tentang impor hasil hutan Indonesia oleh negara anggota Uni Eropa. Gambar 4 di bawah ini menunjukkan variasi impor produk hutan Indonesia oleh negara-negara anggota Uni Eropa selama tujuh tahun terakhir. Gambar 4. Tren impor hasil hutan Indonesia oleh negara-negara anggota Uni Eropa Jumlah tonase impor kayu dan produk kayu oleh UE dari Indonesia di negara-negara tujuan utama untuk rata-rata perputaran 12 bulanan Januari 2010 hingga Februari tonnes Inggris Perancis Belanda Spanyol Jerman Italia Belgia Lainnya Sumber: ITTO IMM analysis of Eurostat COMEXT 2 Oliver, R 2015 Europe s changing tropical timber trade: Baseline report of the Independent Market Monitoring initiative ITTO Technical Series No 45 International Tropical Timber Organisation, Yokohama, Japan TS%2045%20(web).pdf Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

14 4 Capaian dalam pelaksanaan dan pengguliran SVLK Perbaikan yang terus menerus terhadap peraturan SVLK, dan juga penjangkauan yang efektif dengan bimbingan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan difasilitasi oleh fase ketiga Multistakeholder Forestry Programme (MFP3), telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengguliran SVLK dalam periode pelaporan ini. Pada Desember 2016, Indonesia telah mensertifikasi perusahaan dan industri berbasis kehutanan (lihat Gambar 5). Total hutan produksi yang telah disertifikasi adalah seluas 23.3 juta hektar, terdiri dari 13.6 juta hektar hutan alam dan 9.7 juta hektar hutan tanaman. Auditor Terdapat 396 auditor SVLK yang bekerja pada 24 Lembaga Penilaian Kesesuaian. Untuk memperluas pelatihan bagi para auditor baru, MFP3 telah memfasilitasi pengembangan kursus-kursus terkait SVLK di Universitas Nusa Bangsa, Universitas Sumatera Utara, Politeknik Pertanian Samarinda, dan Universitas Mulawarman Gambar 5. Jumlah perusahaan dan industri berbasis kehutanan dari waktu ke waktu Des 2013 Des 2014 Ags 2015 Des 2015 Des Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

15 5 Langkah-langkah pasar dalam negeri Peraturan tentang insentif ekonomi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun peraturan pemerintah tentang Instrumen Ekonomi bagi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3 Tujuannya adalah untuk mendorong pemerintah pusat dan daerah serta seluruh warga negara agar menerapkan berbagai praktik ramah lingkungan. Peraturan tersebut menetapkan kebijakan ekonomi yang memberikan insentif dan disinsentif kepada para pelaku pasar, termasuk lembaga pemerintah, untuk mendorong terjadinya proses pengadaan barang yang ramah lingkungan dan menghindari barang yang membahayakan. SVLK menjadi bagian dalam peraturan tersebut sebagai salah satu contoh instrumen ekonomi yang menerapkan insentif dan disinsentif ke pelaku usaha di bidang perdagangan dan pengadaan produk kayu. Draf peraturan ini sedang dalam proses pengesahan oleh Kementerian Sekretariat Negara. Pengadaan publik Pada tahun 2014, beberapa pemerintah daerah telah mengadopsi peraturan-peraturan yang mengamanatkan penggunaan kayu dan produk kayu yang bersertifikat SVLK dalam pengadaan barang publik, seperti di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Jombang. Pasar kayu legal online MFP3 sedang mengembangkan pasar online untuk perdagangan dalam negeri produk kayu bersertifikat SVLK. Pasar online ini bertujuan untuk membantu konsumen atau pembeli yang ingin mendapatkan produk kayu legal, dan pemasok yang ingin memasarkan produk bersertifikat SVLK. Pasar online untuk kayu legal ini akan diluncurkan pada akhir Foto: MFP3 3 Di Indonesia, peraturan pemerintah adalah peraturan pelaksanaan undang-undang Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

16 6 Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas Foto: MFP3 Sekretariat Joint Implementation Committee (JIC) Sekretariat Joint Implementation Committee (JIC) telah beroperasi sejak 2014 dan berperan penting dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pelaksanaan VPA. MFP3 mendukung Sekretariat JIC dan akan menyerahkannya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ketika masa tugas MFP3 berakhir pada tahun MFP3 juga memberikan pelatihan kepada generasi baru pejabat kementerian dalam bernegosiasi di tingkat internasional, termasuk melalui pengamatan terhadap sesi negosiasi pada pertemuan JIC dan pertemuan tambahan. Hubungan dengan pejabat Uni Eropa yang berwenang Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah database online yang berfungsi sebagai registrasi sertifikasi SVLK, dokumen V-Legal dan lisensi FLEGT. SILK secara otomatis terhubung dengan sistem informasi yang ada di Kementerian Perdagangan dan Kantor Bea Cukai Kementerian Keuangan. Otoritas yang berwenang di pasar tujuan ekspor dapat mengakses SILK untuk membandingkan dokumen V-Legal atau lisensi FLEGT berbasis kertas dengan informasi yang ada dalam database dan mencari klarifikasi jika diperlukan. Pada Desember 2016, pejabat yang berwenang dari 17 negara Uni Eropa telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memperoleh akses ke SILK. Ke-17 negara tersebut adalah Austria, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Malta, Belanda, Polandia, Spanyol, Swedia, dan Inggris. 16 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

17 7 Keterlibatan dan komunikasi pemangku kepentingan Foto: MFP3 Koordinasi antar kementerian Penerapan SVLK yang efektif memerlukan koordinasi antar kementerian yang kuat, terutama di antara empat kementerian yang memiliki mandat yang saling terkait, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan (Kantor Bea Cukai). Sejak 2015, pertemuan informal dan formal secara berkala diadakan untuk menghindari miskomunikasi terhadap hal-hal yang menyebabkan kemunduran dalam pelaksanaan SVLK pada tahun tersebut. Berbagai pertemuan untuk membahas isu-isu tingkat tinggi atau strategis secara rutin dilakukan oleh Direktorat Jenderal dari empat kementerian tersebut yang juga sering diikuti oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Pertemuan-pertemuan tersebut lebih sering dilakukan di tingkat Direktorat untuk menyempurnakan keterkaitan antar peraturan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga mengundang perwakilan dari kementerian lain untuk berpartisipasi dalam acara-acara publik dan dalam konferensi pers bersama tentang SVLK dan VPA. Kegiatan peningkatan penyadaran masyarakat Serangkaian kegiatan penyadaran masyarakat dilakukan untuk memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan tentang kemajuan penerbitan lisensi FLEGT. Hal ini penting untuk menjamin kalangan industri tetap berkomitmen terhadap SVLK, terutama usaha kecil dan menengah yang merupakan elemen terlemah dalam rantai pasokan kayu. Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

18 Pertemuan Illegal Logging Update di Chatham House Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Dr Putera Parthama, menjadi penelis pada dua panel dalam pertemuan di Chatham House yang bertajuk Illegal Logging Update yang berlangsung pada Juni Panel pertama tentang hasil evaluasi independen terhadap Rencana Aksi FLEGT Uni Eropa. Sedangkan panel kedua adalah update tentang kemajuan VPA Indonesia yang fokus membahas hal-hal yang telah dilakukan Indonesia dalam memenuhi persyaratan VPA yang diperlukan untuk memulai penerbitan lisensi FLEGT. Dr Parthama menanggapi pertanyaan tentang standar SVLK yang terkait dengan pemenuhan prinsip persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan atau free, prior and informed consent (FPIC), peran masyarakat sipil sebagai pemantau independen, dan pembelajaran dari perizinan. Kegiatan penyadaran masyarakat di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan Pada Agustus 2016, dengan tidak berkeberatannya Parlemen Eropa terhadap usulan Komisi Eropa bahwa Indonesia dapat memulai penerbitan lisensi FLEGT, pejabat-pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Perdagangan mengunjungi sentra-sentra industri kayu di Semarang (Jawa Tengah), Yogyakarta, Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali), Medan (Sumatera) dan Samarinda (Kalimantan) untuk menyampaikan berita terbaru kepada para pemangku kepentingan. Secara umum kegiatan tersebut mendapat sambutan yang antusias dari para pemangku kepentingan yang merasa cemas terhadap keputusan Uni Eropa. Beberapa pemantau independen juga ikut menghadiri acara tersebut untuk mendorong pelaku industri mematuhi peraturan tersebut dan melaporkan penyimpangan apapun kepada para pemantau. Pengapalan perdana produk kayu berlisensi FLEGT Indonesia Pada tanggal 15 September 2016, JIC memastikan bahwa penerbitan lisensi FLEGT akan dimulai pada 15 November Untuk menandai peristiwa bersejarah tersebut, pelaku usaha menyelenggarakan dua acara yaitu di Tanjung Priok, Jakarta, yang disponsori oleh Asosiasi Panel Kayu Indonesia, dan di Jawa Tengah yang disponsori oleh Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia. Foto: MFP3 18 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

19 Foto: MFP3 COP22 konferensi perubahan iklim PBB Konferensi para pihak ke-22 untuk UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC COP22) berlangsung di Marrakech, Maroko, pada bulan November Pada hari yang sama Indonesia menerbitkan lisensi FLEGT yang pertama. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Dr Putera Parthama, memberikan presentasi di Paviliun Indonesia pada gelaran COP22 dengan topik lisensi FLEGT Indonesia dan kontribusi SVLK terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Panelis pendamping antara lain yaitu Giuliana Torta, Pejabat Kebijakan Senior Direktorat Jenderal Aksi Iklim Komisi Eropa, dan Budi Hermawan, General Manager PT Kayu Lapis Indonesia (produsen kayu lapis, kayu lantai dan furnitur kebun asal Indonesia). Dr Parthama menyatakan bahwa karena deforestasi adalah penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di Indonesia, maka tata kelola hutan yang baik adalah kunci untuk memerangi perubahan iklim, dan oleh karena itu SVLK memberikan kontribusi terhadap upaya ini. Ia juga berpendapat bahwa SVLK berkontribusi terhadap pencapaian setidaknya tiga dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu Tujuan ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang berkelanjutan; Tujuan ke-13 tentang memerangi perubahan iklim; dan Tujuan ke-15 tentang pengelolaan hutan lestari. Peluncuran resmi lisensi FLEGT Indonesia Lisensi FLEGT Indonesia secara resmi diluncurkan pada tanggal 24 November 2016 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr Darmin Nasution memimpin acara tersebut, yang juga dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan serta para diplomat dari negara-negara Uni Eropa dan Asean. Dr. Darmin mengatakan bahwa capaian Indonesia dalam memulai penerbitan lisensi FLEGT merupakan pendorong penting bagi upaya Indonesia dalam meraih pasar global bagi produk kayu. Ia juga mengatakan SVLK akan menjadi model untuk sertifikasi pengelolaan minyak sawit yang berkelanjutan. Di sisi lain, Uni Eropa menyelenggarakan sebuah pertemuan tingkat tinggi yang dipimpin Komisi Eropa pada tanggal 28 November di Brussels. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini, dan Komisaris Eropa bidang Lingkungan, Kelautan dan Perikanan Karmenu Vella. Perwakilan Tinggi Uni Eropa Federica Mogherini dari Uni Eropa menyerahkan secara simbolik lisensi Perjanjian Kerjasama Sukarela FLEGT dengan Indonesia kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai tanda dimulainya penerbitan lisensi FLEGT. Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

20 Foto: MFP3 Sumber daya online Uni Eropa meluncurkan pusat informasi lisensi FLEGT yang menjelaskan seluk-beluk lisensi FLEGT dan keuntungan apa yang akan didapat oleh bisnis di Uni Eropa dan produsen kayu di negera-negara di luar Uni Eropa.4 Pusat informasi tersebut berisi jawaban atas lusinan pertanyaan yang sering diajukan mengenai segala hal, mulai dari hal-hal mendasar hingga skenario perdagangan yang kompleks dan bagaimana melaporkan permasalahan-permasalahan yang muncul. Pusat informasi ini juga mencakup daftar pejabat-pejabat yang berwenang dalam urusan FLEGT (Competent Authority/CA) di tiap-tiap negara anggota Uni Eropa, serta memberikan informasi kepada para importir dan pedagang produk kayu berlisensi FLEGT lainnya di Uni Eropa. Pusat informasi ini juga memuat bagian khusus tentang Indonesia yang menjelaskan tentang sistem jaminan legalitas kayu di Indonesia. Website tersebut juga menjelaskan tentang definisi, persyaratan penggunaan, dan saran bagi branding dan cara menyampaikan informasi mengenai lisensi FLEGT secara akurat dan menyeluruh. Fasilitas FLEGT Uni Eropa juga mengelola sebuah ruang media dengan latar belakang tentang proses yang dimiliki Indonesia, pertanyaan-pertanyaan umum dan dokumen resmi.5 memperbaiki tata kelola hutan. Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) mempresentasikan pendekatan terstruktur bagi pemantau independen, sedangkan Auriga mempresentasikan sebuah studi tentang kebijakan keamanan bagi pemantau. Peserta seminar meliputi pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, organisasi masyarakat sipil, perwakilan sektor swasta termasuk auditor SVLK, mahasiswa dan akademisi. Isu penting yang dibahas dalam seminar tersebut adalah keberlanjutan sumber daya pemantauan. Greenpeace dan WWF Indonesia mempresentasikan pengalaman mereka dalam menggalang dana untuk membiayai kegiatan mereka. Saat ini, lembaga pembangunan internasional masih menjadi sumber pendanaan utama bagi pemantauan independen. Namun Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/2016 telah memastikan bahwa pemantau hutan independen dapat menerima dana publik dari APBN. Importir dan otoritas yang berwenang Untuk memperkenalkan dan mempromosikan SVLK kepada importir dan otoritas yang berwenang di Uni Eropa sebagai sistem jaminan legalitas kayu yang kredibel, Indonesia Masyarakat sipil mengadakan roadshow di kota-kota besar di Eropa bekerja sama dengan kedutaan besar Indonesia di Tujuh organisasi pemantau hutan independen negara-negara bersangkutan. Roadshow tersebut mengadakan seminar pada tanggal Agustus berlangsung dari pada 9 19 Mei 2016 dengan 2016 untuk memberikan informasi kepada mengunjungi London, Paris, Hamburg, Den Haag masyarakat tentang peran pemantauan hutan dan Brussels. Para peserta meliputi pejabat dari independen dalam menjamin kredibilitas SVLK.6 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pembicara dalam seminar tersebut menjelaskan Kementerian Perindustrian, Kementerian bagaimana pemantau hutan independen, termasuk Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri masyarakat, dapat berkontribusi dalam serta perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Asosiasi Pulp dan Kertas, dan Asosiasi 4 Lihat: Panel Kayu Indonesia. 5 See: 6 Tujuh organisasi tersebut adalah: APIKS, Auriga, Eyes on the Forest, JPIK, LSPP, PPLH Mangkubumi, YCHI (lihat Tabel 2) 20 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

21 Materi kampanye Selama periode pelaporan ini, Indonesia telah menghasilkan berbagai materi kampanye untuk mempromosikan SVLK dan lisensi FLEGT Indonesia (lihat Gambar 6). Gambar 6. Contoh-contoh materi kampanye yang digunakan untuk mempromosikan SVLK dan lisensi FLEGT ACHIEVEMENT 3117 The SVLK issued are SVLK certified V-legal export licences for forest-based enterprises & Industries 15,05 million hectares of natural forest Licensed timber products travelled from ports in Indonesia to 3331 ports 417 PRODUCTS overseas HS Code (10 digit) are SVLK certified 100% Timber harvested in natural forest concessions as well as 100% INDONESIA s TIMBER LEGALITY ASSURANCE SYSTEM (SVLK) Timber coming from plantation forest concessions are SVLK certified Licensed timber products had a net weight of 59,11 million FLEGT License Document issued The Value of Export Using FLEGT License Since 15 November 2016 tons and were worth USD 37,79 billion USD 705,76 million INDONESIA s TIMBER PRODUCT EXPORTS EUROPEAN UNION PROMOTES FOREST GOVERNANCE, CONTRIBUTES TO CLIMATE CHANGE MITIGATION 2017 USD 502,4 M NORTH AMERICA 2017 USD 617,6 M NON-EU EUROPE 2017 USD 15,7 M 2017 USD 3,59 B ASIA 2017 USD 165 M AFRICA OCEANIA 2017 USD 195,4M source: SILK online, 27 July 2017 LISENSI LISENSI FLEGT FLEGT INDONESIA INDONESIA PANDUAN PENERBITAN REKOMENDASI IMPOR PANDUAN EKSPOR LISENSI LISENSI FLEGT FLEGT INDONESIA INDONESIA PRODUK PERKAYUAN DENGAN LISENSI FLEGT KE UNI EROPA Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

22 8 Transparansi Data yang tersedia melalui SILK Pada periode pelaporan ini, database SILK menyajikan dan secara terus-menerus mengupdate data tentang lisensi FLEGT yang telah diterbitkan, dimana SILK hadir terintegrasi berdasarkan dokumen V-Legal. SILK juga menampilkan daftar pejabat Uni Eropa yang berwenang. Rancangan peraturan tentang akses masyarakat terhadap informasi Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap data, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Forest Watch Indonesia dan Indonesia Center for Environmental Law (ICEL) sedang menyusun rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Akses Masyarakat terhadap Informasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berdasarkan peraturan baru tersebut, Kementerian menugaskan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk mendokumentasikan, menyimpan, memasok dan melayani masyarakat dalam memberikan informasi. PPID mengelompokkan informasi publik ke dalam tiga kategori: (a) informasi yang diperbarui secara teratur; (b) informasi yang memerlukan publikasi segera; (c) informasi yang harus selalu tersedia setiap saat. Informasi yang dipublikasikan oleh pemantau independen Organisasi pemantau independen mempublikasikan temuan melalui website milik mereka.7 Ringkasan dan catatan pertemuan-pertemuan terkait VPA Joint Implementation Committee (JIC) Indonesia Uni Eropa membagikan keputusannya melalui friendly ke daftar penerima yang disetujui oleh kedua belah pihak, dan melalui siaran pers dan konferensi pers. Catatan diskusi pertemuan JIC dan Joint Expert Meetings juga tersedia di SILK dan dikirim melalui kepada pemangku kepentingan terkait. Publikasi dokumen tentang SVLK dan lisensi FLEGT Indonesia menggunggah peraturan baru dan dokumen terkait dengan SVLK dan lisensi FLEGT ke dalam SILK. Foto: MFP3 7 Lihat: ; ; 22 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

23 9 Pemantauan VPA Pemantauan Independen Foto: MFP3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 30/2016 mengakui pentingnya pemantauan independen sebagai bagian integral SVLK yang berkontribusi terhadap kredibilitas sistem. Dalam peraturan SVLK yang baru tersebut terdapat tujuh pasal yang mengatur tentang pemantauan independen, penguatan pengakuan hak pemantau independen atas akses ke situs informasi dan pemantauan, dan atas perlindungan terhadapkeamanan dan integritas mereka (lihat Tabel 1). Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

24 Tabel 1. Perbandingan pemantauan independen dalam peraturan SVLK tahun 2014 dan 2016 Definisi pemantau independen Hak-hak pemantau independen Peraturan tahun 2014 (P93/2014) Pemantau independen adalah individu atau organisasi masyarakat sipil yang berstatus warga negara Indonesia yang bertindak sebagai pemantau sektor kehutanan, meliputi proses penerbitan pengelolaan hutan lestari, Deklarasi Kesesuaian Pemasok dan Sertifikat SVLK. Pelaksanaan SVLK dipantau oleh pemantau independen. Peraturan tahun 2016 (P30/2016)) Pemantau independen adalah masyarakat yang tinggal di dalam atau di sekitar hutan konsesi, hutan rakyat atau industri; atau warga negara yang berkepentingan dalam sektor kehutanan; atau lembaga swadaya masyarakat yang aktif di sektor kehutanan dengan status hukum di Indonesia. a. Memperoleh data dan informasi tentang keseluruhan proses sertifikasi SVLK dari pemangku kepentingan terkait yang terlibat langsung dalam proses tersebut. b. Memperoleh jaminan keamanan selama menjalankan tugas pemantauan. c. Memperoleh akses ke situs-situs pemantauan. Tanggung jawab pemantau independen Keamanan Dalam melakukan pekerjaan pemantauan, pemantau independen menerima jaminan bahwa keamanan mereka akan dilindungi. a. Menunjukkan bukti identitas atau afiliasi dengan organisasi pemantau independen saat memasuki lokasi pemantauan tertentu. b. Menjaga dan melindungi kerahasiaan dokumen dan informasi yang diperoleh selama pemantauan. c. Mematuhi aturan APBN dan peraturan-peraturan lainnya jika menerima dana dari APBN. a. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menetapkan mekanisme perlindungan pemantau independen dari ancaman fisik atau verbal sebelum, selama dan setelah melakukan tugas pemantauan. b. Pemantau independen yang melakukan pekerjaan pemantauan sesuai dengan peraturan tidak akan dikenakan tuntutan hukum pidana atau perdata. c. Mekanisme perlindungan bagi pemantau independen akan dijabarkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No. 15/2016. Pendanaan a. Pemantauan SVLK akan didanai secara independen oleh pemantau independen. b. Pemerintah dapat memfasilitasi penggalangan dana atau upaya pembiayaan mandiri untuk tugas pemantauan sesuai dengan peraturan. a. Pendanaan tugas pemantauan independen dapat bersumber dari APBN atau APBD atau sumber pendanaan legal lainnya. b. Pemerintah dapat memfasilitasi upaya untuk memperoleh pendanaan bagi pemantauan pelaksanaan SVLK. 24 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

25 Aspek penting dari peraturan baru ini adalah pengakuan terhadap tantangan yang sudah berlangsung lama yang dihadapi lembaga pemantau independen dalam menjamin pendanaan berkelanjutan untuk membiayai tugas mereka. Lembaga-lembaga tersebut bergantung pada lembaga donor internasional untuk pendanaan mereka. Dengan adanya ketidakpastian pendanaan dari lembaga donor internasional ada kebutuhan mendesak untuk membentuk mekanisme pendanaan berkelanjutan bagi tugas-tugas pemantauan independen terhadap pelaksanaan SVLK. Peraturan baru tersebut mengakui bahwa sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem ini, tugas pemantauan independen dapat memperoleh pendanaan dari APBN. Peraturan sebelumnya tidak mengatur hal ini, dan pemangku kepentingan juga berasumsi bahwa pendanaan melalui APBN akan mengurangi independensi pemantau. Dukungan dari Uni Eropa dan Indonesia terhadap inisiatif untuk membentuk dana perwalian bagi pemantauan independen diperoleh pada saat Joint Implementation Committee melakukan pertemuan pada tanggal 15 September 2016 di Yogyakarta. Dana perwalian tersebut akan dibentuk pada awal 2017 dan diperkirakan akan beroperasi pada pertengahan Tugas utamanya adalah menghimpun dana dan mengelola hibah untuk kepentingan tugas-tugas pemantauan independen. Perwakilan masyarakat sipil, sektor swasta dan pemerintah akan melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dana tersebut. Lembaga Pemantauan Independen Saat ini terdapat tujuh organisasi jaringan pemantauan independen dengan jumlah total anggota 111 organisasi dan individu yang tersebar di seluruh Indonesia (Tabel 2). Tabel 2. Gambaran umum jaringan pemantauan independen di Indonesia Organisasi Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) Eyes on the Forest (EoF) Aliansi Pemantau Independen Kehutanan Sumatera Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Yayasan Cakrawala Hijau Indonesia (YCHI) Lingkar Studi Pembangunan Pedesaan (LSPP) Profil JPIK adalah salah satu jaringan pemantauan independen pertama. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2010 untuk mempromosikan tata kelola hutan yang baik dengan memastikan kredibilitas dan akuntabilitas Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PK-PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK). JPIK memiliki 64 anggota organisasi dan 314 anggota individu. EoF adalah gabungan program Tesso Nilo WWF Indonesia, Jikalahari (Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau) dan Walhi Riau. Mereka melakukan pemantauan terhadap hak pengelolaan hutan di Riau dan Kalimantan Barat. APIKS terdiri dari 22 LSM dan satu organisasi masyarakat. Jaringan ini melakukan pemantauan terhadap hak pengelolaan hutan dan industri kehutanan di Lampung, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. PPLH Mangkubumi adalah sebuah forum LSM, organisasi alam dan kelompok swadaya masyarakat (KSM). Forum ini dibentuk pada tahun 2006 sebagai respon atas kerusakan lingkungan di Jawa Timur. Forum ini memfokuskan pekerjaan pemantauannya pada industri perkayuan di daerah tersebut. YCHI didirikan pada tahun 2007 di Banjarbaru sebagai kelompok studi lingkungan dan berkembang menjadi organisasi advokasi lingkungan. YHCI memantau industri kehutanan untuk mendorong penegakan SVLK di Kalimantan, dan melakukan advokasi untuk mempromosikan SVLK di daerah tersebut LSPP adalah anggota JPIK yang berbasis di Jawa Tengah, didirikan pada tahun 2015 untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Fokus pemantauannya adalah perkebunan kayu milik pemerintah di Jawa Tengah. Auriga Nusantara Auriga Nusantara adalah sebuah LSM yang didirikan pada tahun 2014 dengan tujuan melakukan investigasi terhadap pembalakan liar dan kebakaran hutan. Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

26 Unit Pengelolaan yang dipantau Dari Januari 2015 sampai Desember 2016, lembaga pemantauan independen melakukan pemantauan terhadap total 61 unit pengelolaan (29 hutan konsesi dan 32 industri) yang berada di 13 provinsi (Sumatra empat provinsi, Jawa dan Kalimantan masing-masing tiga provinsi, Sulawesi satu provinsi, dan provinsi Papua dan Papua Barat). 8 Pengaduan yang disampaikan Antara 4 November 2015 dan 23 Desember 2016, JPIK telah mengajukan 56 pengaduan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Komite Akreditasi Nasional atau KAN. Keluhan tersebut tidak terbatas pada isu-isu yang berkaitan dengan kepatuhan unit pengelolaan terhadap peraturan SVLK, namun juga faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap efektivitas pelaksanaan SVLK, seperti kualitas publikasi tentang SILK. Sejauh ini 40 keluhan telah berhasil diselesaikan. Pemantauan Dampak Indonesia telah merancang kerangka kerja pemantauan dampak SVLK (Gambar 7) dan menginisiasi langkah pertama pelaksanaan SVLK, yaitu dengan membuat data baseline mengenai dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang dapat dinilai. Data baseline tersebut terdiri dari data sekunder dari berbagai instansi pemerintah dan swasta seperti kementerian terkait, Biro Pusat Statistik, universitas dan pemerintah daerah. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari No. 20/PHPL/SET/7/201, Indonesia telah membentuk Tim Penilai Pemantauan. Tim ini akan mengembangkan data baseline untuk pemantauan dampak dan akan merekomendasikan pengaturan kelembagaan untuk pemantauan dan landasan hukumnya. Gambar 7. Gambaran umum kerangka kerja pemantauan dampak Analisis konteks Analisis dampak Analisis pelaku Pemerintah (KLHK) Alat-alat pemantauan dampak Standar Prosedur Pelembagaan Pedoman Teknis SVLK Implementasi Dampak yang disengaja Dampak yang tidak disengaja Penilaian Dampak Dampak Hasil Pemantauan SVLK Baseline data Umpan Balik 8 Monitoring reports can be accessed from the following websites: Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

27 Evaluasi Berkala Pertemuan ke-5 Joint Implementation Committee mengesahkan desain untuk evaluasi berkala (Gambar 8) dan jadwal pelaksanaannya yang pertama. Penyedia layanan yang ditunjuk untuk evaluasi berkala, yaitu PT Sucofindo Layanan Publik Sumberdaya Alam dan Investasi, telah menyusun rencana kerja yang diusulkan untuk dimulai pada kuartal pertama tahun 2017 dan berakhir pada bulan September 2017, saat pertemuan ke-6 JIC. Gambar 8. Desain Evaluasi Berkala Evaluasi Berkala Lingkup 1 Operasi tindakan pengawasan dari titik produksi di hutan ke titik ekspor dari Indonesia Lingkup 3 Umpan balik dan rekomendasi Lingkup 2 Sistem pengelolaan data dan pelacakan kayu yang mendukung TLAS, produksi dan penerbitan lisensi FLEGT, termasuk statistik perdagangan b. Efektivitas rantai pasokan dari titik pertama ekspor dari Indonesia Pemerintah pusat Pemerintah daerah Kewenangan perizinan dokumen V-Legal Auditee Catatan: Judul proyek Lingkup Evaluasi Berkala Objek Evaluasi Berkala d. Identifikasi dan registrasi kasus ketidakpatuhan dan kegagalan sistem, disertai dengan rekomendasi tindakan korektif yang diperlukan. e. Penilaian pelaksanaan identifikasi dan rekomendasi tindakan korektif sebelumnya f. Memberitahukan temuan ke Joint Implementation Committee a. Auditee mematuhi semua lembaga yang menjalankan fungsinya dalam ketentuan Sistem Jaminan Legalitas Kayu (TLAS) Pemerintah pusat Pemerintah daerah LPPHPL LVLK Pejabat perizinan dokumen V-Legal Pemantauan independen c. Penilaian kecukupan pengelolaan data dan sistem pelacakan kayu yang mendukung TLAS dan penerbitan lisensi FLEGT. Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

28 Annex 1: Kerangka acuan untuk Evaluasi Berkala sistem jaminan legalitas kayu Foto: MFP3 Latar belakang 1. Berdasarkan Poin (a) Pasal 5 FLEGT VPA Indonesia Uni Eropa, Indonesia, berkonsultasi dengan Uni Eropa harus melibatkan jasa Evaluator Berkala untuk melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan dalam Annex VI VPA. 2. Pada tanggal 24 September 2014 telah dilakukan pertemuan pertama JIC di Jakarta yang diketuai bersama-sama Indonesia dan Uni Eropa yang masing-masing diwakili oleh Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia. Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk mengamanatkan MFP3 untuk menyelenggarakan perekrutan evaluator untuk melaksanakan Evaluasi Berkala. 3. Pada tanggal 13 November 2014, peran dan tanggung jawab Evaluator Berkala dibahas dengan Kementerian Kehutanan termasuk lingkup kerja, kualifikasi, metodologi evaluasi, dan pelaporan. Tujuan Evaluasi Berkala adalah evaluasi independen yang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen, disebut sebagai Evaluator. Tujuan Evaluasi Berkala adalah untuk memberikan kepastian bahwa TLAS berfungsi seperti yang dijelaskan, sehingga meningkatkan kredibilitas lisensi FLEGT yang dikeluarkan berdasarkan VPA. Lingkup tugas Tugas evaluator berkala meliputi: 1. Fungsi pengawasan dari titik produksi di hutan sampai ke titik ekspor produk kayu. 2. Pengelolaan data dan sistem penelusuran kayu yang mendukung TLAS, penerbitan lisensi FLEGT serta statistik produksi, perizinan dan perdagangan sesuai dengan VPA. 28 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

29 Kegiatan Utama Tugas Evaluator diuraikan dalam Annex VI VPA dan mencakup kegiatan utama sebagai berikut: 1. Audit kepatuhan oleh semua badan yang melakukan fungsi pengawasan di dalam ketentuan TLAS; 2. Evaluasi efektivitas pengawasan rantai pasokan dari titik produksi di hutan sampai pada titik ekspor dari Indonesia; 3. Penilaian kecukupan pengelolaan data dan sistem penelusuran kayu yang mendukung TLAS serta penerbitan lisensi FLEGT; 4. Identifikasi dan pencatatan kasus ketidakpatuhan dan kegagalan sistem dan menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan; 5. Penilaian pelaksanaan tindakan perbaikan yang efektif yang telah diidentifikasi dan direkomendasikan sebelumnya; dan 6. Pelaporan temuan ke Joint Implementation Committee. Output Output dari Evaluasi Berkala terdiri dari laporan berkala yang menyajikan temuan dan rekomendasi evaluasi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan dan kelemahan sistem yang diidentifikasi dalam evaluasi. Kualifikasi Evaluator adalah pihak ketiga yang kompeten, independen dan tidak memihak yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Evaluator harus menunjukkan kualifikasi dan kemampuan untuk memenuhi persyaratan ISO/ IEC Guide 65 dan ISO/IEC 17021, atau yang setara, termasuk kualifikasi untuk menawarkan jasa penilaian yang mencakup sektor kehutanan dan rantai pasokan hasil hutan; 2. Evaluator tidak boleh terlibat langsung dalam pengelolaan hutan, pengolahan kayu, perdagangan kayu atau pengendalian sektor kehutanan di Indonesia atau di Uni Eropa; 3.Evaluator harus independen dari semua unsurunsur lain dari TLAS dan otoritas pengaturan hutan Indonesia dan harus memiliki sistem untuk menghindari konflik kepentingan. Evaluator harus menyatakan setiap potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul dan mengambil tindakan efektif untuk mengurangi hal tersebut; 4. Evaluator dan karyawannya yang melaksanakan tugas evaluasi harus membuktikan pengalaman mengaudit pengelolaan hutan tropis, industri pengolahan kayu dan pengawasan rantai pasokan terkait; 5. Evaluator harus memiliki mekanisme untuk menerima dan menangani keluhan yang timbul dari aktivitas dan temuannya. Evaluator lebih disukai merupakan lembaga yang berbasis di Indonesia. Metodologi evaluasi 1. Evaluator harus menggunakan metodologi yang terdokumentasi dan berdasarkan bukti, dan memenuhi persyaratan ISO/IEC 19011, atau yang setara. Metode ini mencakup pemeriksaan yang memadai terhadap dokumentasi, prosedur operasi dan catatan operasi lembaga yang bertanggung jawab untuk melaksanakan TLAS, identifikasi kasus-kasus kegagalan sistem dan ketidakpatuhan, dan penerbitan permintaan untuk tindakan korektif yang sesuai. 2. Evaluator harus, antara lain: (a) Meninjau ulang proses akreditasi Lembaga Penilaian dan Verifikasi Independen (LP dan LV); (b) Meninjau ulang prosedur yang terdokumentasi dari setiap lembaga yang terlibat dalam pengawasan pelaksanaan TLAS untuk kelengkapan dan koherensi; (c) Memeriksa pelaksanaan prosedur dan catatan yang terdokumentasi, termasuk praktik kerja, selama kunjungan ke perkantoran, area pemanenan hutan, tempat penimbunan kayu (log yard/log pond), stasiun pengecekan hutan, lokasi pabrik dan titik ekspor dan impor; (d) Memeriksa informasi yang dikumpulkan oleh otoritas pengatur dan penegakan hukum, LP dan LV dan lembaga lain yang diidentifikasi dalam TLAS untuk memverifikasi kepatuhan; (e) Memeriksa pengumpulan data oleh organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pelaksanaan TLAS; Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

30 (f) Menilai ketersediaan informasi publik yang tercantum dalam Annex IX termasuk keefektifan mekanisme pengungkapan informasi; (g) Memanfaatkan temuan dan rekomendasi Pemantauan Independen dan laporan Evaluasi Komprehensif serta laporan Pemantau Pasar Independen; (h) Mencari tahu pandangan pemangku kepentingan dan menggunakan informasi yang diterima dari para pemangku kepentingan yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan TLAS; dan (i) Menggunakan metode pengambilan sampel dan pemeriksaan di tempat (spot check) yang tepat untuk mengevaluasi pekerjaan lembaga pengatur hutan, LP dan LV, industri, dan pelaku terkait lainnya di semua tingkat kegiatan kehutanan, pengawasan rantai pasokan, pengolahan kayu dan perizinan ekspor, termasuk pemeriksaan silang dengan informasi tentang impor kayu dari Indonesia yang diberikan oleh Uni Eropa. Pelaporan Secara umum, laporan tersebut mencakup temuan evaluasi dan rekomendasi mengenai langkahlangkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan dan kelemahan sistem yang diidentifikasi dalam evaluasi. 1. Laporan tersebut terdiri dari: (i) laporan lengkap berisi semua informasi yang relevan mengenai evaluasi, temuan-temuannya (termasuk kasus ketidakpatuhan dan kegagalan sistem) dan rekomendasi; dan (ii) laporan ringkasan publik berdasarkan laporan lengkap, yang mencakup temuan dan rekomendasi utama; 2. Laporan lengkap dan laporan ringkasan publik harus diserahkan ke JIC untuk diperiksa dan disetujui sebelum menyampaikan laporan tersebut ke masyarakat; 3. Atas permintaan JIC, Evaluator harus memberikan informasi tambahan untuk mendukung atau mengklarifikasi temuannya; 4. Evaluator harus memberitahukan JIC tentang semua keluhan yang diterima dan tindakan yang telah diambil untuk mengatasinya. Kerahasiaan Evaluator harus menjaga kerahasiaan data yang diterimanya saat menjalankan aktivitasnya Pengadaan barang dan jasa Pengadaan barang dan jasa harus dilakukan dengan menggunakan prosedur tender terbuka dimana persyaratannya ditetapkan secara jelas. Pemenangnya adalah pemohon dengan skor gabungan proposal teknis dan finansial yang tertinggi. Pemerintah Indonesia akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Pengadaan Barang dan Jasa ke publik pada bulan April 2015 dan membuka periode penerimaan proposal dari bulan April sampai awal Mei Para pemohon diminta untuk menguraikan prosedur dan metodologi dalam melakukan pekerjaan tersebut, termasuk deskripsi pribadi yang terlibat selama keseluruhan periode kontrak. Kontrak tersebut akan berlaku untuk satu putaran evaluasi dan dapat diperpanjang untuk putaran kedua. Proses penilaian proposal hingga pemberitahuan pemenang dilakukan pada bulan Mei Sebagaimana diuraikan dalam VPA, evaluator akan ditunjuk oleh Indonesia setelah berkonsultasi dengan Uni Eropa. Pemenang harus mengembangkan prosedur dan metodologi evaluasi berkala, sebagaimana diuraikan dalam Annex VI VPA, sampai akhir Juni Hal ini akan dinilai oleh Joint Working Group terhadap Rencana Aksi Indonesia Uni Eropa mengenai Kemajuan pelaksanaan VPA pada awal Juli Pelaksanaan Evaluasi Berkala pertama akan diputuskan oleh JIC. JIC dapat menilai kinerja Evaluator Berkala saat hasil evaluasi pertama sudah tersedia. Pada saat itu JIC dapat menginisiasi penghentian kontrak jika dianggap perlu dan sesuai oleh kedua Pihak pada VPA. Anggaran Biaya evaluasi berkala ditanggung oleh Pemerintah Indonesia melalui konsultasi dengan Uni Eropa. MFP3 akan menanggung biaya terkait dengan kontrak pertama. 30 Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember 2016

31 Annex 2: Keputusan Joint Implementation Committee tentang dimulainya perizinan FLEGT Laporan Tahunan Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia - Uni Eropa: Mei Desember

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H S V L K oleh Agus Justianto Sistem Verifikasi Legalitas Kayu Dibangun sejak 2003 dan melibatkan para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Kota, Negara Tanggal, 2013

Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil Hasil--Hasil Hutan ke negara--negara Uni Eropa negara Eropa,, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Gambaran Umum Acara Hari Ini Perkenalan dan Sambutan

Lebih terperinci

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 & 5 Agustus, 2010 LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kebijakan dan Konvensi Internasional yang berdampak pada Perdagangan

Lebih terperinci

LOWONGAN UNTUK KETUA TIM PENILAI MONITORING DAN ANGGOTA TIM PENILAI MONITORING PENYUSUNAN BASELINE MONITORING DAMPAK IMPLEMENTASI SVLK (SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU) Latar Belakang MFP3 membuka lowongan

Lebih terperinci

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016 Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016 Pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda semakin memperkukuh kemitraan di antara keduanya.

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia¹ TUJUAN & RINGKASAN Kegiatan pemantauan secara independen terhadap sektor

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Regulasi Kayu Uni Eropa (European Union Timber Regulation/EUTR) Regulasi Kayu

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and Agricultural Organization (FAO) menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dari sepuluh negara

Lebih terperinci

Laporan Tahunan. Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia Uni Eropa

Laporan Tahunan. Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia Uni Eropa Indonesia dan Uni Eropa Laporan Tahunan Mei 2014 April 2015 Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia Uni Eropa Upaya bersama untuk menjamin dan mempromosikan perdagangan kayu legal dan

Lebih terperinci

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013 Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Pelatihan untuk Para Pelatih Pengantar Sumber Daya Pelatihan untuk Para Pelatih - Sumber Daya Pelatihan

Lebih terperinci

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC PRESS RELEASE Jakarta, 11 Desember 2014 Pada 1 Oktober 2014, Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari IFCC* secara resmi telah mendapatkan endorsement dari sistem sertifikasi terdepan dan terpercaya

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir)

Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) LEMBAR DATA 2.3 Apabila Anda seorang importir, setelah Anda mengumpulkan informasi (sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan telah mencapai 2 juta ha per tahun pada tahun 1996 (FWI & GWF,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan telah mencapai 2 juta ha per tahun pada tahun 1996 (FWI & GWF, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju deforestasi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 laju deforestasi sekitar 1 juta hektar per tahun, kemudian meningkat menjadi 1.7

Lebih terperinci

Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa

Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa Informasi Ringkas Mei 2011 Upaya bersama untuk memastikan dan meningkatkan perdagangan kayu legal dan tata kelola yang baik pada sektor

Lebih terperinci

dari Indonesia demi Indonesia

dari Indonesia demi Indonesia dari Indonesia demi Indonesia Menjamin Kayu Legal Dari Hutan Kita: Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (Versi Stakeholder) Apakah SVLK itu? Sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) merupakan sistem pelacakan

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai Para Peserta) Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini dibuat oleh Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) dan tidak bisa dianggap sebagai terjemahan resmi. CIFOR tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.15/VI-BPPHH/2014 TENTANG MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA VERIFIKASI

Lebih terperinci

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Panduan untuk pabrik penggergajian dan produsen kayu Paul Wilson Manajer Pengembangan Program Kantor +62 (0)881 463 8608 Ponsel +62 (0)817 0357 7555 paul@certisource.co.uk

Lebih terperinci

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati: SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HIGH LEVEL MARKET DIALOGUE BETWEEN INDONESIA, EU, THE US AND JAPAN: MEETING MARKET DEMAND FOR LEGALLY TIMBER PRODUCT JAKARTA, 10 MARET 2011 Yth. Menteri Koordinator

Lebih terperinci

Perihal: Pengembangan Sistem Data Base dan Informasi MFP3 Referensi:

Perihal: Pengembangan Sistem Data Base dan Informasi MFP3 Referensi: Mekanisme : Purchase Order Tanggal Diterbitkan : 13 Agustus 2015 Tanggal Penutupan : 21 Agustus 2015 (6 hari kerja setelah tanggal diterbitkan) Waktu Penutupan : 17.00 WIB Perihal: Request for Quotation

Lebih terperinci

DRAF REVISI. 21. ISO/IEC 17000:2004 Conformity assessment vocabulary and general prinsiples

DRAF REVISI. 21. ISO/IEC 17000:2004 Conformity assessment vocabulary and general prinsiples Pedoman Pelaksanaan Deklarasi Keses uaian Pemasok Hutan Hak, Tempat Penampungan Terdaftar (TPT), Industri Rumah Tangga/Pengrajin, dan Impor Kayu dan Produk Kayu A. RUANG LINGKUP 1. Pedoman Deklarasi Kesesuaian

Lebih terperinci

PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA

PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA The Business and Investment Forum for Downstream Palm Oil Industry Rotterdam, Belanda, 4 September 2015 Bismillahirrohmanirrahim 1. Yang Terhormat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.90/MENLHK/SETJEN/SET.1/11/2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MASYARAKAT PADA POS-POS FASILITAS PUBLIK DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI Lampiran 3.4 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+ MENTERI KEHUTANAN LETTER OF INTENT (LOI) ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH NORWEGIA TENTANG KERJASAMA PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI KEHUTANAN JAKARTA,

Lebih terperinci

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 21 Maret 2013 Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, 5 Februari 2013 mungkin merupakan hari paling penting dalam sejarah APP. Pada tanggal tersebut kami mengumumkan Kebijakan Konservasi Hutan, dengan

Lebih terperinci

CATATANKEBIJAKAN. Peta Jalan Menuju EITI Sektor Kehutanan. No. 02, Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti.

CATATANKEBIJAKAN. Peta Jalan Menuju EITI Sektor Kehutanan. No. 02, Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti. No. 02, 2013 CATATANKEBIJAKAN Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti Peta Jalan Menuju EITI Sektor Kehutanan (Program: Working Toward Including Forestry Revenues in the Indonesia EITI

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan

Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan Sosialisasi Peraturan Menteri Kehutanan P.38/Menhut-II/2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Direktorat Jenderal Bina Produksi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN Lampiran 3.6. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Verifikasi. Legalitas Kayu. Silk. V-Legal. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 18/Menhut-II/2013 TENTANG INFORMASI

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN. Nomor : 027/EQC-KEP.Cert/Rev/XII/2013. Tentang

SURAT KEPUTUSAN. Nomor : 027/EQC-KEP.Cert/Rev/XII/2013. Tentang SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA Nomor : 027/EQC-KEP.Cert/Rev/XII/2013 Tentang PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA NOMOR 007/EQI-KEP.Cert/Rev/XI/2012

Lebih terperinci

KERANGKA PROGRAM. Lokasi : Kab. Kuningan, Kab. Indramayu, Kab. Ciamis. Periode Waktu :

KERANGKA PROGRAM. Lokasi : Kab. Kuningan, Kab. Indramayu, Kab. Ciamis. Periode Waktu : KERANGKA PROGRAM Peningkatan Hutan Rakyat dan Industri Kayu Kecil dan Menengah yang Terverifikasi Legal dalam Meningkatkan Pasokan Kayu dan Produk Kayu Sesuai Lisensi FLEGT (di Wilayah Provinsi Jawa Barat)

Lebih terperinci

Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS

Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS Materi Website Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS Jaminan legalitas produk kayu harus dibuktikan dengan adanya sistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON THE ASEAN POWER GRID (MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Lebih terperinci

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012 For more information, contact: Leony Aurora l.aurora@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)8111082309 Budhy Kristanty b.kristanty@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)816637353 Sambutan Frances Seymour, Direktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penurunan kualitas dan kuantitas hutan di Indonesia sudah dirasakan sejak dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena tindakan

Lebih terperinci

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015 Ringkasan Eksekutif Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015 Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terluas di dunia, dan sebagian

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC) NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK VPA TERHADAP PERDAGANGAN KAYU INDONESIA

ANALISIS DAMPAK VPA TERHADAP PERDAGANGAN KAYU INDONESIA ANALISIS DAMPAK VPA TERHADAP PERDAGANGAN KAYU INDONESIA Pelaksanaan studi: pertengahan Juni akhir Nov 07 Metodologi: a) Wawancara dengan asosiasi, instansi pemerintah, perorangan, LSM b) Kajian literatur,

Lebih terperinci

TANGGAPAN DAN KLARIFIKASI TERHADAP LAPORAN JPIK DAN EIA

TANGGAPAN DAN KLARIFIKASI TERHADAP LAPORAN JPIK DAN EIA TANGGAPAN DAN KLARIFIKASI TERHADAP LAPORAN JPIK DAN EIA MASIH PERIZINAN BAGI TINDAK KRIMINAL: BAGAIMANA KEKEBALAN HUKUM PERUSAHAAN SAWIT ILEGAL MERUSAK REFORMASI INDUSTRI KAYU DI INDONESIA oleh Jaringan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI CV SAUDARA BANGUN SEJAHTERA, KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI CV SAUDARA BANGUN SEJAHTERA, KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI CV SAUDARA BANGUN SEJAHTERA, KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH Identitas LV-LK : I. Nama LV-LK : PT. EQUALITY INDONESIA Alamat : Jl. Raya Sukaraja

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2013 Tanggal : 2013 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha furniture sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dibeberapa daerah tertentu sudah menjadi budaya turun temurun. Sentra-sentra industri furniture berkembang

Lebih terperinci

Penjelasan Singkat FLEGT

Penjelasan Singkat FLEGT 01 Penjelasan FLEGT FOREST LAW ENFORCEMENT, GOVERNANCE AND TRADE PENEGAKAN HUKUM DIBIDANG KEHUTANAN, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN Apakah FLEGT? 1. Mengapa kita memerlukan FLEGT? FLEGT adalah singkatan untuk

Lebih terperinci

Media Briefing. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengingkari Undangundang Kehutanan dan Keterbukaan Informasi Publik

Media Briefing. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengingkari Undangundang Kehutanan dan Keterbukaan Informasi Publik Media Briefing Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengingkari Undangundang Kehutanan dan Keterbukaan Informasi Publik Sebagai Lembaga Publik, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) wajib

Lebih terperinci

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

2 Mengingat : kembali penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu pada pemegang izin atau pada hutan hak; c. ba

2 Mengingat : kembali penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu pada pemegang izin atau pada hutan hak; c. ba No. 883, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Hutan Produksi Lestari. Legalitas Kayu. Pengelolaan. Penilaian Kinerja. Pemegang Izin. Hutan Hak. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A KEMENTERIAN - 1 - KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A Yth. 1. Para Pemegang IUPHHK-HA/HT/RE dan Hak Pengelolaan; 2. Para Pemegang IUPHHK-HKm/HTR/HD/HTHR, IPK; 3. Para Pemegang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2015 SUMBER DAYA ALAM. Perkebunan. Kelapa Sawit. Dana. Penghimpunan. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Ketua : Marfuatul Latifah, S.H.I, L.LM Wakil Ketua : Sulasi Rongiyati, S.H., M.H. Sekretaris : Trias

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2012, 2014 KEMENDAG. Ekspor. Industri. Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT Lampiran 3.7. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017

Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017 Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017 A. Overview Sektor agribisnis perkebunan Kelapa Sawit Indonesia telah berkembang dari waktu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System (TLAS) atau di dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas

Lebih terperinci

Identitas LV-LK : Identitas Auditee :

Identitas LV-LK : Identitas Auditee : PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PERUM PERHUTANI INDUSTRI KAYU WILAYAH I PGM RANDUBLATUNG, KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH Identitas LV-LK : I. Nama LV-LK : PT. EQUALITY INDONESIA

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 1 TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 I. PENDAHULUAN Pengembangan sektor agribisnis sebagai salah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, KOMPILASI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IZIN ATAU PADA HUTAN HAK Nomor: P.38/Menhut-II/2009

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PERUM PERHUTANI INDUSTRI KAYU WILAYAH I KBM IK CEPU, KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PERUM PERHUTANI INDUSTRI KAYU WILAYAH I KBM IK CEPU, KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR Lampiran Surat No : 196/EQ.S/V/2014, tanggal 13 Mei 2014 PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PERUM PERHUTANI INDUSTRI KAYU WILAYAH I KBM IK CEPU, KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN Lampiran 3.7. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2013 Tanggal : 2013 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia.

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hutan memiliki arti penting bagi negara. Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mencerminkan potensi ekonomi yang besar dan strategis bagi pembangunan nasional. Kekayaan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 TENTANG PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force] Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force] Kelompok Ad-Hoc Keterlibatan GCF-Stakeholder 18 Agustus 2010 Satgas

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum

Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 &5 Agustus, 2010 SARASEHAN PELATIHAN LEGALITAS Kepedulian yang Memadai (Due Care) dan Pedoman Umum Menegakkan Legalitas

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2016 KEMENPAN-RB. Pelayanan Publik. Inovasi. Kompetisi. Tahun 2017. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final Rencana Aksi Kepatuhan Jumlah Rencana Aksi 3 Ketidaksesuaian 7 Peluang untuk Perbaikan 7 Peluang untuk Perbaikan 14 Peluang untuk Perbaikan Status Selesai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Pada dasarnya ekspor adalah mengeluarkan barang dari kawasan pabean pada suatu Negara. Menurut kamus lengkap perdagangan internasional, ekspor merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KERTAS DAN KARTON UNTUK KEMASAN PANGAN SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2017 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6016) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI Lampiran 3.4. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

KONSEP. Revisi Permenhut Nomor P.43/Menhut-II/2014 jo. PermenLHK Nomor P.95/Menhut-II/2014

KONSEP. Revisi Permenhut Nomor P.43/Menhut-II/2014 jo. PermenLHK Nomor P.95/Menhut-II/2014 KONSEP Revisi Permenhut Nomor P.43/Menhut-II/2014 jo. PermenLHK Nomor P.95/Menhut-II/2014 PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P. /MENLHK-II/2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komite Advokasi Nasional & Daerah BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

Perihal: Media Placement Agency Referensi:

Perihal: Media Placement Agency Referensi: Mekanisme : Purchase Order Tanggal Diterbitkan : 10 Agustus 2015 Tanggal Penutupan : 18 Agustus 2015 (6 hari kerja setelah tanggal diterbitkan) Waktu Penutupan : 17.00 WIB Perihal: Request for Quotation

Lebih terperinci