KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN. Suwarmi, S.Si, Apt
|
|
- Shinta Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN Suwarmi, S.Si, Apt
2 PENDAHULUAN Kosmetika = Sediaan Rias Ilmu Kosmetika bukan suatu disiplin ilmu melainkan bersifat multidisiplin ilmu Permenkes RI No. 220/Men Kes/Per/IX/76 tentang Produksi dan Peredaran Kosmetika dan Alat Kesehatan Definisi Kosmetika adalah : Bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia,dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa dan tidak termasuk obat. Yang penting bahan atau campuran bahan tersebut tidak boleh mengganggu faal atau tubuh manusia secara keseluruhan.
3 Permenkes RI No. 140/Men Kes/Per/III/1991 tentang Wajib Daftar Alat Kesehatan, Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Definisi Kosmetika : Sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
4 Latar belakang dari pengujian sediaan rias adalah Farmakope Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan RI, Keputusan Dir Jend POM, Pustaka dan berdasarkan pada segi keamanan sediaan itu sendiri. Pengujian sediaan rias ditekankan pada keamanan penggunaannya. Selain itu wajib diuji terhadap cemaran mikroorganisme yang tidak diingini sesuai petunjuk Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan tentang Persyaratan Sementara Cemaran Mikroba dalam Sediaan Rias (Kosmetika ).
5 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka ruang lingkup pengujian kosmetika meliputi : -Organoleptis/pemerian : bentuk, warna dan bau -Parameter kimia/fisika : batas-batas zat utama -Parameter mikrobiologis : Angka lempeng total (ALT), identifikasi Staphylococcus aureus, Pseudomonas auregenosa, Candida albicans, Clostridium tetani, Clostridium welchii, Bacillus antrachis dan Salmonella -Parameter biologis Uji iritasi kulit, uji iritasi mata, uji fotosensitisasi
6 Katagori dan Sub katagori Kosmetika berdasarkan Keputusan Dir Jend POM DepKes RI No. 1477/C/SK/IV/91 tentang Petunjuk Pelaksanaan Wajib Daftar Alkes, Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga adalah : Sediaan bayi Sabun mandi bayi atau pembersih bayi lainnya Sampo bayi Bedak bayi Baby oil, baby lotion, baby cream Sediaan untuk bayi lainnya Sediaan mandi Sabun mandi, sabun mandi cair, sabun mandi antiseptika Busa mandi ( foam bath, buble bath ) Bath oil, bath salt, bath powder Sediaan mandi lainnya
7 Sediaan kebersihan badan Deodorant, antiperspirant Feminine hygiene Bedak badan Perawatan kaki Sediaan kebersihan badan lainnya Sediaan cukur Sediaan pracukur Sediaan cukur Sediaan pasca cukur Sediaan wangi-wangian Eau de toilette, Eau de parfum, Eau de cologne Pewangi badan Parfum Sediaan wangi-wangian lainnya
8 Sediaan rambut Sampo, sampo ketombe Hair conditioner, hair rinse Hair creambath Hair tonic Hair styling Hair dressing Dan lain lain Sediaan pewarna rambut Pewarna rambut Tata rias rambut fantasi
9 Sediaan rias mata Pensil alis Bayangan mata Eye liner Mascara Eye foundation Eye make up remover Sediaan rias mata lainnya Sediaan rias wajah -Make-up base / vanishing cream -Foundation -Face powder, liquid powder, compact powder
10 Blush on Lip gloss, lip liner, lip color Sediaan rias lainnya Sediaan perawatan kulit Pembersih kulit muka Massage cream Anti Jerawat Nutritive cream, night cream, cold cream Sediaan perawatan kulit lainnya
11 Sediaan mandi surya dan tabir surya Sediaan tabir surya Sediaan mandi surya Sediaan kuku Base coat, top coat, nail drier Nail color Nail polish remover Sediaan kuku lainnya
12 Sediaan hygiene mulut: Dentrificia (pasta, powder, liquid) Mouth washes Mouth freshener Sediaan hygiene mulut lainnya Secara Teknis Kosmetika dibagi 2 kelompok: Kelompok Kosmetika Rias (Dekoratif ) Kelompok Kosmetika Perawatan ( Skin care ) Kosmediks :penggabungan obat (bahan aktif yang dapat memperbaiki fisiologi kulit) dan kosmetika
13 Permenkes RI No. 236/ Men Kes/Per/X/1977 tentang Perijinan Produksi Kosmetika dan Alat kesehatan, ijin produksi Kosmetika dan Alkes diberikan oleh menteri. Ketentuan ini tidak berlaku bagi : Apotik yang meracik atau membuat di tempatnya dan menjual langsung kepada pemakai. Salon kecantikan, dokter, rumah sakit, poliklinik atau instalasi kesehatan yang memproduksi untuk keperluan sendiri. Badan pemerintah dan atau swasta yang memproduksi untuk keperluan ilmu pengetahuan (riset), pendidikan atau analisa kimia. Ijin produksi berlaku selama 4 (empat) tahun.
14 ALAT KESEHATAN Permenkes RI No. 220/MenKes/Per/IX/76 Definisi Alat Kesehatan adalah : Barang, instrumen, aparat atau alat, termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam : Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringanan atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.
15 Pemulihan, perbaikan atau perubahan suatu fungsi badan atau struktur badan manusia. Diagnosa kehamilan pada manusia atau pemeliharaan selama hamil dan setelah melahirkan, termasuk pemeliharaan bayi Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk golongan obat
16 Permenkes RI No. 140/MenKes/Per/III/1991 Alat Kesehatan adalah : Bahan, instrumen, aparatus, mesin, alat untuk ditanamkan, reagen/produk diagnostik in vitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait, termasuk komponen, bagian dan perlengkapannya yang : disebut dalam FI, EFI dan Formularium Nasional atau suplemennya dan / atau digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan, merawat, memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada manusia dan / atau dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh manusia dan / atau dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit dan yang dalam mencapai tujuan utamanya ; tidak melalui reaksi kimia pada / dalam tubuh manusia dan / atau tidak tergantung dari metabolisme tubuh.
17 Katagori dan Sub Katagori Alat Kesehatan sesuai Kep Dir Jen POM Depkes RI No. 1477/C/SK/IV/91 adalah : Peralatan kimia klinik dan toksikologi klinik a.tes kimia klinik b.peralatan laboratorium klinik c.tes toksikologi klinik Peralatan hematologi dan patologi Peralatan imunologi dan mikrobiologi Peralatan anestesi Peralatan kardiologi
18 Peralatan gigi Peralatan telinga, hidung dan tenggorokan ( THT ) Peralatan Gastroenterologi, Urologi ( GU ) Peralatan RSU dan Perorangan Peralatan Neurologi Peralatan Obstetrik dan Ginekologi ( OG ) Peralatan mata Peralatan Ortopedi Peralatan Kesehatan Fisik Perlalatan Radiologi
19 Permenkes RI No. 140/MenKes/Per/III/1991 Perbekalan kesehatan rumah tangga adalah alat, bahan atau campuran untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan, rumah tangga dan tempat-tempat umum. Katagori dan Sub Katagori PKRT sesuai Kep Dir Jen POM Depkes RI No. 1477/C/SK/IV/91 adalah : 1.Tissue dan kapas a. Kapas kecantikan d. Refresing tissue b. Facial tissue e. Tissue dan kapas lainnya c. Toilet tissue 2.Sediaan untuk mencuci a. Sabun cuci d. Pemutih b. Detergen e. Enzim pencuci c. Pelembut cucian f. Sediaan untuk mencuci lainnya
20 3.Pembersih a. Pembersih peralatan dapur b. Pembersih kaca c. Pembersih lantai d. Pembersih porselen, pembersih kloset e. Pembersih mebel f. Pembersih karpet g. Pembersih lainnya 4.Alat Perawatan Bayi a. Dot dan sejenisnya b. Teething ring c. Popok bayi d. Alat perawatan bayi lainnya
21 5.Antiseptika dan Desinfektan a. Antiseptika b. Desinfektan c. Antiseptika dan desinfektan lainnya 6.Pewangi a. Pewangi ruangan b. Pewangi telepon c. Pewangi lainnya 7.Pestisida Rumah Tangga a. Pembasmi serangga d. Pembasmi kutu binatang b. Pencegah serangga e. Pembasmi tikus rumah c. Pembasmi kutu rambut f. Pestisida rumah tangga lainnya
22 Pedoman pengujian alat kesehatan meliputi : Organoleptis/pemerian : bentuk, warna dan bau Parameter sediaan : Penandaan : Volume, bobot, ukuran dan keadaan kemasan Parameter kimia/kimia-fisika/fisika Identifikasi, penetapan kadar, daya serap, daya tenggelam, daya regang, sifat mengeras Parameter biologis : farmakologis, toksikologis Parameter mikrobiologis : sterilitas, koefisien fenol dll
23 Permenkes : 220/MenKes/Per/IX/76 Tentang Produksi dan Peredaran Kosmetika dan Alat Kesehatan Pasal 2 : Untuk memproduksi Kosalkes harus mendapat ijin dari Menkes Kosalkes harus memenuhi syarat keselamatan, kesehatan dan mutu harus didaftarkan di departemen Kesehatan Pasal 17 : Perusahaan harus mempunyai tenaga ahli sebagai penanggung jawab mutu Permenkes : 236/MenKes/Per/X/77 Tentang Perijinan Produksi Kosmetika dan Alat Kesehatan Pasal 2 : Perusahaan yang memproduksi Kosalkes harus mendapat ijin dari Menteri Pasal 12 : Perusahaan harus melaporkan hasil produksinya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
24 Permenkes : 140/MenKes/Per/III/91 Tentang Wajib Daftar Alat Kesehatan, Kosmetika dan PKRT Pasal 2 : Alkes, Kosmetika dan PKRT yang diedarkan/dijual di wilayah Indonesia harus didaftarkan pada Depkes RI cq Dirjen POM Depkes RI Pasal 3 : Pendaftaran produk DN dilakukan oleh perusahaan DN yang telah Berijin. Pendaftaran produk LN dilakukan oleh importir /penyalur yang diberi kuasa oleh perusahaannya di LN
25 Permasalahan di Bidang Kosmetika : Kosmetika yang beredar TMS (Tidak Memenuhi Syarat) antara lain : Produk belum terdaftar contoh plasenta Produk dari luar negeri tidak perlu didaftarkan juga tidak diperjualbelikan, jadi dipakai/untuk dikonsumsi sendiri Mengandung bahan yang dilarang, contoh pewarna pada lipstik, blush on, tidak boleh mengandung Rhodamin B Penandaan (label) TMS Hygiene dan Sanitasi TMS, contoh ruang produksi TMS Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kosmetika yang memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan.
26 Permenkes : 220/MenKes/Per/IX/76 Tentang Produksi dan Peredaran Kosmetika dan Alat Kesehatan Ijin Edar Produk KOSALKES CD... (10) digit Produk Kosmetika dalam negeri CL... (10) digit Produk Kosmetika luar negeri PD... (10) digit Produk PKRT dalam negeri PL... (10) digit Produk PKRT luar negeri KD... (10) digit Produk Alkes dalam negeri KL... (10) digit Produk Alkes luar negeri Kosmetika yang diijinkan beredar : Mempunyai Nomor Registrasi : Depkes RI CD... (10 digit) Kosmetika dalam negeri Depkes RI CL... (10 digit) Kosmetika luar negeri (impor)
27 Tidak mengandung bahan-bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetika a.l : Asam retinoat Pewarna tertentu / bahan berbahaya Merkuri/Raksa/Hg Nomor Registrasi Kosmetika Depkes RI/POM CD/CL 10 digit Digit : 1,2 Katagori Digit : 3,4,5 Sub katagori Digit : 6,7 Tahun Pendaftaran Digit : 8,9,10 No urut pendaftaran
28 Pengawasan Kosalkes Tujuan utama adalah melaksanakan pengamanan teknis dalam rangka pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang telah ditetapkan oleh Dirjen POM yang berdasarkan peraturan per-uu-an yang berlaku. Dalam rangka pengawasan Kosalkes maka tindakan pemerintah dalam hal ini Dirjen POM adalah melaksanakan : I. Pendaftaran Kosalkes Pelaksanaan pendaftaran produk bukan hanya sekedar mendaftar, mencetak/memberikan no registrasi kepada produk yang diminta untuk didaftarkan tapi sebagai bagian untuk memenuhi peraturan Per-UU-an yang berlaku.
29 Melalui sistem registrasi kita sekurang-kurangnya dapat mengikuti, meneliti dan menilai sejak awal dari segala aspek yang diperlukan terhadap produk-produk yang diajukan pendaftarannya dan dimaksudkan untuk diedarkan. Pengawasan produk untuk sistem registrasi memenuhi sasaran dengan ruang lingkup yang jelas. Bagi produk-produk yang akan didaftarkan diadakan penilaian terhadap formula, komposisi, khasiat, kegunaan, mutu, penandaan, keamanan dan lain-lain ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila informasi ini dapat memenuhi persyaratan penilaian maka pendaftaran produk tersebut disetujui dan diberikan no. Registrasi.
30 II. Perijinan Produk Kosmetika dan Alat Kesehatan Ijin produksi penting bagi perusahaan yang memproduksi Kosalkes. Melalui ijin produksi ini maka produsen Kosalkes dapat dibina dan diarahkan. Dalam pengajuan ijin prosuksi, pemohon diharuskan melampirkan : Peta lokasi, denah bangunan, salinan ijin yang dimiliki dari instansi lainnya, jenis yang diproduksi, penanggung jawab produksi, alat-alat produksi, buku-buku pustaka yang dipakai dan dimiliki, dsb.
31 III.Pedagang Besar Kosmetika dan Alat Kesehatan Melalui pengajuan ijin pedagang besar Kosalkes maka produk yang diedarkan dapat dipertanggung jawabkan karena adanya penyalur bagi produk kosmetika maupun alat kesehatan. Dalam pengajuan ijinnya maka pemohon diharuskan mengisi formulir yang mencantumkan : penanggung jawab pedagang besar lokasi dan denah bangunan produk Kosalkes yang diedarkan No. Registrasi produk yang diedarkan Surat keterangan sebagai penyalur dari produsen yang bersangkutan, dan lain-lain.
32 IV.Sampling Kosmetika dan Alat Kesehatan Terhadap produk yang disampling dilakukan pemeriksaaan mutu baik pada lab BPOM/PPOM/lab lainnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan mutu ini maka dapat diketahui apakah Kosmetika / Alkes mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya : Untuk krim pemutih tidak boleh mengandung senyawa raksa / Hg, bedak bayi tidak boleh mengandung asam borat karena toksik terhadap kulit. V.Pengawasan dan Penilaian terhadap Periklanan Kosmetika dan Alkes Iklan merupakan media menyebarluaskan Kosalkes. Produk yang belum terdaftar dan berlebih-lebihan hingga menyesatkan konsumen tidak diberi ijin dan diberi teguran oleh Dirjen POM. VI.Monitoring Efek samping Kosmetika Dilaksanakan di RS di beberapa propinsi
33
PENDAHULUAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN. Suwarmi, S.Si, Apt
KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN Suwarmi, S.Si, Apt PENDAHULUAN Kosmetika = Sediaan Rias Ilmu Kosmetika bukan suatu disiplin ilmu melainkan bersifat multidisiplin ilmu Permenkes RI No. 220/Men Kes/Per/IX/76
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.06.4.02894 TENTANG PERSYARATAN CEMARAN MIKROBA PADA KOSMETIKA DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN
Lebih terperinciLampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1190/MENKES/PER/VIII/2010 Tanggal : 23 Agustus 2010 I. KLASIFIKASI KELAS ALAT KESEHATAN DAN PKRT
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1190/MENKES/PER/VIII/2010 Tanggal : 23 Agustus 2010 I. KLASIFIKASI KELAS ALAT KESEHATAN DAN PKRT A. ALAT KESEHATAN 1. Kelas I Alat kesehatan yang kegagalan
Lebih terperinciMAKALAH ALAT KESEHATAN & PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA. Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata pelajaran. Manajemen farmasi.
MAKALAH ALAT KESEHATAN & PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata pelajaran Manajemen farmasi Guru pembimbing: Rita Rosita, S.Pd., M.Si Disusun oleh: Nama : Khalidah Nur Mahdi
Lebih terperinciKOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias
MATA KULIAH KOSMETOLOGI (PENANGGUNG JAWAB: DRA, JUANITA T, APT) KOSMETOLOGI KOSMETIKA LOGOS = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias = Ilmu Menurut PERMENKES N0.220 THN 1976 : KOSMETIKA adalah: Bahan/campuran
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Kosmetik Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh
Lebih terperinciTipe Produk Kategori Sub Kategori
11 Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 Tentang Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika JENIS SEDIAAN KOSMETIKA
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.10.11983 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10689 TAHUN 2011 TENTANG BENTUK DAN JENIS SEDIAAN KOSMETIKA TERTENTU YANG DAPAT DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI KOSMETIKA YANG MEMILIKI IZIN PRODUKSI GOLONGAN B DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLaboratorium Farmasetika
KOSMETIKA OSMETIKA: PENDAHULUAN ANATOMI K KULIT & RAMBUT 10/4 4/2012 1 Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed @Dhadhang_WK PENGERTIAN KOSMETIKA KOSMETIKA = Berasal dari bahasa yunani
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.12.10.11983 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENGAJUAN NOTIFIKASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciMenimbang : Mengingat :
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 220/Men.Kes/Per/IX/76 tentang PRODUKSI DAN PEREDARAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak lebih menarik. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, beragam kosmetika muncul di pasaran.
Lebih terperinci1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi Pengamanan Alat Kes dan PKRT 5. Sertifikat Produksi 6. Ijin Edar 7.
Dra Nasirah Bahaudin Apt MM Dra Nasirah Bahaudin Apt MM Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Bogor, 1 Maret 2011 1. Dasar Hukum 2. Tugas Pokok dan Fungsi 3. Restruktur Organisasi 4. Strategi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Alat Kesehatan. Rumah Tangga. Izin Edar.
No.400, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Alat Kesehatan. Rumah Tangga. Izin Edar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciPASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007
TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA PASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007 Oleh Caroline 1106027655 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPADA LIMA MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL
ANALISIS KESESUAIAN IKLAN PRODUK KOSMETIK DENGAN Kep.Men.Kes RI No: 386/Men.Kes/SK/IV/1994 PADA LIMA MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009 SKRIPSI Oleh : ANDI PURWANTO
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR : HK.00.05.21.2216 TENTANG KEBIJAKAN PRIORITAS SAMPLING TAHUN ANGGARAN 2007 BADAN PENGAWAS OBAT
Lebih terperincimerupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau
Lebih terperinci1. Agne Cream 2. Agne Lotion 3. Air Kecantikan Untuk Menghilangkan Kerut Pada Wajah 4. Air Mawar 5. Anti Kerut Wajah 6. Antis 7. Aroma Therapi Padat 8. Aroma Therapy Cair (Minyak Aroma Therapy) 9. Astringent
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabaenan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.475, 2016 KEMENKES. Impor. Barang Komplementer. Rekomendasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG REKOMENDASI UNTUK MENDAPATKAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika adalah panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, rongga mulut antara lain untuk membersihkan,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email subdit_standarkosmetik@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat 2 minggu sejak
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG REKOMENDASI UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN IMPOR BARANG KOMPLEMENTER, BARANG UNTUK KEPERLUAN TES PASAR, DAN PELAYANAN PURNA JUAL
Lebih terperinciPP 72/1998, PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN. Tentang: PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
PP 72/1998, PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 72 TAHUN 1998 (72/1998) Tanggal: 16 SEPTEMBER 1998 (JAKARTA) Tentang: PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan secara luas baik untuk
Lebih terperinciREGULASI KOSMETIKA DAN KOSMETIKA OBAT. Dra Endang Pudjiwati Apt MM Kepala Balai Besar POM di Semarang
REGULASI KOSMETIKA DAN KOSMETIKA OBAT Dra Endang Pudjiwati Apt MM Kepala Balai Besar POM di Semarang PROGRAM PRIORITAS PEMERINTAH 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10051 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME MONITORING EFEK SAMPING KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.07.11.6662 TAHUN 2011 TENTANG PERSYARATAN CEMARAN MIKROBA DAN LOGAM BERAT DALAM KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosmetik 1. Pengertian Kosmetik Menurut Wall dan Jellinenk, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,
Lebih terperinciMENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN
MENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 786/XVI Ria (31), seorang karyawati, termangu menyaksikan kertas catatannya. Iseng-iseng ia baru menghitung jumlah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman Globalisasi saat ini, banyak produk-produk buatan dari China yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Berbagai macam industri-industri dari China
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga bagi setiap wanita. Tata rias wajah atau make-up sehari - hari merupakan suatu seni yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciPERSYARATAN IKLAN ALAT KESEHATAN DAN
2014, No.192 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG IKLAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA PERSYARATAN IKLAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN
Lebih terperinciPENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM
PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM Peredaran bahan kimia semakin hari semakin pesat, hal ini disamping memberikan manfaat yang besar juga dapat menimbulkan masalah yang tak kalah besar terhadap manusia terutama
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Da
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1563, 2014 KEMENKES. Alat Kesehatan. Perbekalan Kesehatan. Rumah Tangga. Perusahaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN RUMAH TANGGA ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciPUBLIC WARNING / PERINGATAN. No : KH Tanggal : 7 September 2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG
PUBLIC WARNING / PERINGATAN No : KH.00.01.3352 Tanggal : 7 September 2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG 1. Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM RI pada tahun 2005
Lebih terperinciPENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG DWI SUKRISTIANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.05.4.1745 TENTANG KOSMETIK Menimbang : a. bahwa penggunaan kosmetik pada saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat; b. bahwa
Lebih terperinci,Jurnal Karya Tulis Ilmiah
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH PENGETAHUAN, PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP PENGGUNAAN KOSMETIK PADA IBU HAMIL DI DESA KEUTAPANG KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2013 Mawaddah Mahasiswi
Lebih terperinciPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 96/Men.Kes/Per/V/1977 tentang WADAH, PEMBUNGKUS, PENANDAAN SERTA PERIKLANAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 239/Men.Kes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG DINYATAKAN SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciGAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA
GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA Danang Yulianto Akademi Analisa Farmasi dan Makanan Al-Islam, Yogyakarta ABSTRAK Bahan Pewarna adalah
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA,
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10052 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PRODUKSI DAN PEREDARAN KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.192, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Alat. Perbekalan. Rumah Tangga. Iklan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG IKLAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN
Lebih terperinci2011, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemer
No.923, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Efek Samping Kosmetika. Pengawasan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.12.11.10051
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg
No.870, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Kosmetika. Penarikan dan Pemusnahan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KRITERIA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN KOSMETIKA
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.
Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Make up sehari-hari Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan aplikasi make up dasar d. Melakukan aplikasi make up
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email subdit_standarkosmetik@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat 2 minggu sejak
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor HK. 00.06.42.0255 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN ALPHA HYDROXY ACID (AHA) DALAM KOSMETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.12.10.12459 TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.10.12459 TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang
Lebih terperinciHidrokinon dalam Kosmetik
Hidrokinon dalam Kosmetik Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi
Lebih terperinciSenyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia
Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi oleh senyawa kimia. Baik makromolekul maupun mikromolekul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya kosmetik wanita memberikan suatu peluang bisnis. Kulit wajah dan tubuh yang menawan sangat penting
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 3 TAHUN 2011 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERIJINAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciKata Pengantar. Tim Penyusun. Kelompok 6 Kelas C
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayah Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan panduan belajar dalam bentuk lembarkerja
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne
No.2076, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Persetujuan Impor. Obat. Obat Tradisonal. Suplemen Kesehatan. Kosmetika. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, artinya, upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan, mulai dari rambut, mata,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.
Hal 1 dari 6 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan Mahasiswa dapat : Melakukan diagnosa wajah a. Melakukan aplikasi make up dasar b. Melakukan aplikasi make up decorative c. Melakukan pembuatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama
I. PENDAHULUAN Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama pada wanita, tidak sedikit dana yang dialokasikan untuk pembelian produk kosmetik maupun perawatan kulit. Alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keinginan manusia untuk tampil cantik dan sempurna khususnya wanita merupakan suatu hal yang wajar. Untuk mencapai tujuannya, banyak wanita yang menghabiskan uangnya
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN KOSMETIKA
Draft 17 November 2016 RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Acara Serta Kendala Implementasinya. Cet.1(Jakarta: Kencana 2008). Hal.1.
2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan pembangunan nasional diiringi dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat memicu meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk barang
Lebih terperinci1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :
1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri Mahasiswa dapat : a. Melakukan diagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up decorative d. Melakukan pembuatan sanggul f.
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.05.1.23.3516 TENTANG IZIN EDAR PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, SUPLEMEN MAKANAN DAN MAKANAN YANG BERSUMBER, MENGANDUNG, DARI BAHAN
Lebih terperinciUnder Makeup Moisture Lotion
1. Base Make-up Setelah membersihkan wajah, gunakan base make-up agar pori-pori wajah lebih kecil. Base make-up dari ULTIMA bernama Tint Aquafleur (Rp 150 ribu) bisa menjadi rekomendasi. Base make-up tersebut
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PEMBERIAN REKOMENDASI UNTUK MENDAPATKAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. FABINDO SEJAHTERA KAMPUNG WARU RT 09/04 DESA PASIR JAYA, KECAMATAN CIKUPA, TANGERANG PERIODE 18 FEBRUARI 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari zaman dahulu sampai sekarang, kosmetik dibutuhkan oleh semua orang untuk menunjang penampilan, terutama oleh kaum wanita. Tetapi kosmetik pada zaman sekarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya
Lebih terperinciJurnal Kefarmasian Indonesia. Vol : 20-27
20 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol 2.1.2012 : 20-27 Kajian Peraturan...(Sudibyo Supardi, e t.al) sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung
Lebih terperinciINTISARI ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR RANTAU KABUPATEN TAPIN
INTISARI ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR RANTAU KABUPATEN TAPIN Lihayati Agustina¹; NoorAisyah, S. Farm., Apt. ²; RatihPratiwi Sari, M. Sc., Apt.³ Merkuri (Hg)
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMUSNAHAN KOSMETIKA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.12.11.10719 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMUSNAHAN KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi manusia dan diminati berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja,
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor HK. 00.06.42.0255 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN ALPHA HYDROXY ACID (AHA) DALAM KOSMETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PERIZINAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK
UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK TUGAS KHUSUSS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER TRI SETIAWAN, S. Farm. 1006754075 ANGKATAN LXXIII
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KOSMETIK
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR : HK.00.05.42.1018 TENTANG BAHAN KOSMETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa masyarakat
Lebih terperinci1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat
KUESIONER TENTANG PEMAKAIAN PRODUK 1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat Shampoo yang digunakan, Conditioner Perawatan rambut,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
Lebih terperinciShampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :
Kosmetika saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar bagi semua orang, baik pria maupun wanita. Kosmetika sebagai kebutuhan dasar karena selalu dipakai berulang kali setiap hari. Berdasarkan kebutuhannya tersebut,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.
No.396, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
Lebih terperinciBPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Tata Laksana. Pencabutan.
No.1038, 2014 BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Tata Laksana. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA LAKSANA PERSETUJUAN UJI KLINIK
Lebih terperinciNomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN
DOKUMEN NEGARA Paket 3 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SOAL UJIAN PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian : Kecantikan kulit Kode : 4445 Alokasi Waktu
Lebih terperinciSILABUS NON MODUL FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN KOSMETIKA
SILABUS NON MODUL FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN KOSMETIKA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015 PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Fakultas : Kedokteran 2. Program
Lebih terperinciKeamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Berdasarkan PP no.28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pangan dapat di kategorikan : PANGAN SEGAR Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mewujudkan
Lebih terperinci