UPAYAMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KURSUS TATA BOGA DI DESA CILALAWI KECAMATAN SUKATANI KABUPATEN PURWAKARTA
|
|
- Farida Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UPAYAMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KURSUS TATA BOGA DI DESA CILALAWI KECAMATAN SUKATANI KABUPATEN PURWAKARTA Oleh Ecin Kuraesin Program Studi PLS ABSTRAK Penelitian ini dilakukan karena terdapat fenomena rendahnya produktivitas para ibu Desa Cilalawi dalam memberdayakan potensi dan waktu luang. Oleh karena itu, diselenggarakan kursus tata boga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, terutama para ibu. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga mencakup tujuan, program, pelaksanaan, dan faktor pendukung dan penghambat. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel sebagai sumber datanya berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Adapun prosedur pengumpulan datanya menempuh langkah reduksi data, tabulasi data, penafsiran, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh deskripsi bahwa sebagian besar peserta bertujuan mengikuti kursus adalah membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (70%), hampir setengah peserta mendapatkan informasi dari pengumuman di majelis ta lim (40%), sosialisasi pihak pengelola (30%), dan teman (30%). Hampir seluruh peserta mengikuti kursus atas dasar motivasi pribadi (80%), dan sebagian besar peserta berstatus ibu rumah tangga (70%). Program life skill dan kewirausahaan ketatabogaan diberikan di kursus tata boga Desa Cilalawi (masing-masing 100%). Kursus dilaksanakan secara rutin (100%), satu kali dalam seminggu (100%), dibimbing oleh tutor yang ahli (100%). Sebagian besar peserta mampu menyerap, mempraktekkan, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (70%), hampir seluruh peserta sangat senang mengikuti kursus (80%), dan sangat bermanfaat bagi kehidupan (80%), serta sebagian besar peserta kursus membuka usaha setelah mengikuti kursus (60%). Tersedianya sumber daya lokal bahan makanan yang melimpah merupakan faktor pendukung kursus tata boga (100%), selain adanya pengelola, tutor, dan motivasi peserta. Adapun faktor penghambat untuk membuka wirausaha mandiri adalah belum adanya jaringan usaha terutama pemasaran yang baik (60%) dan kurangnya modal usaha (40%). Hambatan di atas merupakan masalah yang ditemukan dalam penelitian. Padahal dukungan dari suami serta terbukanya pemasaran produk yang luas berpotensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Pemecahannya adalah bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk mengadakan sosialisasi secara intensif untuk meningkatkan kesadaran warga laki-laki dan bekerjasama dengan pemerintah yang membidangi Usaha Rakyat dalam rangka memasarkan produk hasil olahan warga. Kata kunci : Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga melalui Tata Boga PENDAHULUAN Tantangan globalisasi di dalam kompleksitas kehidupan menuntut adanya kesadaran dan upaya yang sungguh-sungguh untuk memberdayakan manusia Indonesia dalam mewujudan tujuan nasional. Pembangunan nasional merupakan proses perubahan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat. Philip Roupp (1953:16) mengemukakan bahwa pembangunan ialah proses menuju kehidupan lebih baik. Keberhasilan dalam pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas pelaku pembangunan itu sendiri. Sumber alam yang berlimpah yang dimiliki bangsa ini, ditambah dengan letak geografis yang menguntungkan serta kesuburan tanah yang maha dahsyat akan dapat diberdayakan dengan baik apabila pelaku pembangunan memiliki kompetensi yang tinggi. Manusia adalah fakor utama dalam pembangunan. Garis-garis besar haluan Negara (GBHN) menempatkan manusia Indonesia sebagai titik pusat segenap pergerakan pembangunan dalam PJPT II tahun Pembangunan harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, baik sebagi insan individu maupun sebagai sumber daya pembangunan. Kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh meliputi tingkat kesehatan, ilmu pengetahuan,
2 keterampilan, pemanfatan teknologi, dan sikap mentalnya dalam pembangunan akan menentukkan pembangunan itu sendiri. Pengembangan sumber daya Indonesia (SDM) erat kaitannya dengan program pengentasan kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang mendasar bagi suatu bangsa termasuk Indonesia. Data Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah yang dikatagorikan miskin di Indonesia mencapai 34,7 juta jiwa (Republika, 5 Nopember 2004:9). Kemiskinan di Jawa Barat, berjumlah 9,5 Juta jiwa (Harian Umum Pikiran Rakyat, 29 Januari 2005:3). Masyarakat miskin ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan sehingga berpengaruh pada tingkat pendapatan, disertai rapuhnya kondisi kesehatan dan gizi. Rendahnya pendapatan menyebabkan rendahnya daya jangkau terhadap pelayanan pendidikan, sehingga penduduk miskin sulit untuk memperoleh pendidikan yang memadai. Rendahnya pendidikan pada gilirannya akan mengakibatkan pada terbatasnya lapangan kerja yang dapat dimasuki untuk memperoleh nafkah yang wajar. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara menggambarkan dan menganalisis pokok permasalahan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan mengambil lokasi di Desa Cilalawi Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. Adapun pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan ini digunakan penulis agar memperoleh data akurat tentang pokok permasalahan penelitian. Oleh karena itu, dalam prakteknya penulis betulbetul menentukan sumber data yang tahu persis permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian. Dengan demikian metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud untuk mengungkap dan menganalisis peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui kursus tata boga. 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Observasi digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena yang terjadi di lapangan untuk kemudian diangkat sebagai pokok permasalahan penelitian. Dalam tekniknya, Dengan teknik observasi ini diharapkan dapat memperoleh fenomena atau fakta secara nyata di lokasi, sehingga kemudian diangkat dalam pokok permasalahan dalam penelitian ini. b. Angket Teknik angket digunakan dalam penelitian ini bertujuan mengungkap dan menganalisis peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui kursus tata boga. c. Wawancara Dalam penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif, wawancara penting dilakukan guna mendukung data perolehan dari angket. Dalam prakteknya penulis menggunakan teknik wawancara semistruktur. Alasannya, selain penulis telah membuat pedoman untuk wawancara, juga pada saatnya lebih memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada responden untuk menyatakan dan menangkap pertanyaan secara mendetil. d. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang Undangundang, teori-teori, dalil, kebijakan, atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, teknik dokumentasi penting dilakukan untuk menganalisis data hasil penelitian. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Cilalawi Desa Cialawi Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta memiliki luas lebih kurang 135 ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut: TABEL 1 BATAS WILAYAH DESA CILALAWI Sebelah Utara Sebelah Selatan Desa Sukamaju Desa Cianting Utara
3 Sebelah Timur Desa Sukatani Sebelah Barat Desa Liung Gunung Plered 2010 Adapun jarak dari Desa Cilalawi ke Pusat Administratif adalah: a. Jarak Desa Cilalawi ke Kota Kecamatan adalah 1 km b. Jarak Desa Cialawi ke Kota Kabupaten adalah 10 km c. Jarak ke Kota Provinsi lebih kurang 34 km. Sedangkan luas Desa Cilalawi terbagi pada: a. Luas tanah sawah 48 ha, b. luas tanah darat 54 ha, dan c. Luas tanah hutan 33 ha. Topografi Desa Cilalawi berbentuk dataran dan perbukitan. Keadaan topografi itu juga akan mempengaruhi mata pencaharian warga Desa Cilalawi. Untuk menjalankan roda pemerintahan, Desa Cilalawi memiliki aparatur pemerintahan berikut: kepala desa 1 orang, sekretaris desa 1 orang, kaur pemerintahan 1 orang, kaur trantib 1 orang, kaur keuangan dan ekonomi 1 orang, dan kaur litbang 1 orang. Adapun lembaga-lembaga kemasyarakatan yang adalah adalah: a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) b. Karang Taruna c. DKM d. Kelompok Tani e. Majelis Ulama Desa f. Tim Penggerak PKK g. Pengurus Kesehatan Desa. 2. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk Desa Cilalawi dapat dilihat dari tabel berikut: TABEL 2 KEADAAN PENDUDUK DESA CILALAWI Penduduk Jumlah Persentase (%) Laki-laki ,87% Perempuan ,13%. Total Dari deskripsi di atas, diperoleh jumlah penduduk laki-laki di Desa Cilalawi lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Namun demikian rasionya tidak terlalu jauh atau hampir seimbang. 3. Tingkat Pendidikan dan Sarana Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk Desa Cilalawi dapat dilihat dari tabel berikut: TINGKAT PENDIDIKAN DESA CILALAWI Pendidikan Jumlah (orang) Belum Sekolah 1847 Tamatan SD 912 Tamatan SMP 1072 Tamatan SMA 113 D-2 24 Sarjana 13 Tingkat pendidikan penduduk Desa Cialawi didominasi tingkat pendidikan SLTP. Selanjutnya disusul jumlah tamat SD, SMA. Sedangkan porsi penduduk sedang kuliah atau lulusan Diploma dan Sarjana sangat kecil. Adapun sarana pendidikan terdiri atas sarana pendidikan umum yaitu: SARANA PENDIDIKAN DESA CILALAWI Jenjang Jumlah PAUD 2 Unit TK/RA 3 Unit SLTP/MTs 1 Unit MA 1 Unit Selain itu ada pula sarana pendidikan keagamaan yang terdiri atas: SARANA KEAGAMAAN DESA CILALAWI Nama Sarana Jumlah Masjid Jami 5 buah Mushala/Langgar 4 buah Pondok Pesantren 2 buah Madrasah Diniyah 2 buah Dari deskripsi di atas, terlihat di Desa Cilalawi dalam bidang pendidikan memiliki upaya yang kuat dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Secara khusus Desa Cilalawi memiliki keinginan yang kuat dalam mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki mental spiritual tinggi. Hal tersebut
4 terbukti dengan banyaknya sarana keagamaan, temasuk di dalamnya memiliki dua pesantren yang sampai saat ini dianggap sebagai basis pembentukkan sumber daya manusia dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan Islam. 4. Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Desa Cilalawi sangatlah beragam. Berikut adalah deskripsi penduduk Cilalawi dilihat dari mata pencahariannya: TABEL 6 KEADAAN MATA PENCAHARIAN DESA CILALAWI Jenis Jumlah (orang) PNS 26 Petani 160 Pedagang 196 Buruh 120 Bidang Jasa 12 Wiarswasta 14 TNI 5 Karyawan atau 380 Pegawai Swasta Pensiunan 20 Pengrajin 28 Peternak 30 Montir 11 B. Hasil Analisis Data 1. Tujuan dan Sasaran Kursus Tata Boga di Desa Cilalawi Untuk memperoleh data pada indikator tujuan dan sasaran kursus tata boga di Desa Cilalawi, penulis ajukan empat (4) pertanyaan pada angket penelitian. Angket nomor 1, penulis tanyakan: Apa tujuan anda mengikuti kursus tata boga di Desa Cilalawi ini? Data yang diperoleh adalah: TABEL 7 TUJUAN MENGIKUTI KURSUS TATA BOGA a. Membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga b. Meningkatkan keterampilan hidup c. Memanfaatkan waktu luang Sumber: Angket Nomor 1 tafsirkan bahwa sebagian besar peserta bertujuan mengikuti kursus adalah Membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (70%), sebagian kecil meningkatkan keterampilan hidup dan memanfaatkan waktu luang (masing-masing 20% dan 10%). Pada angket nomor 2, penulis tanyakan: Darimana anda mengetahui adanya kursus tata boga ini? Data yang diperoleh adalah: TABEL 8 INFORMASI KURSUS TATA BOGA a. Dari pengumuman di majelas ta lim b. Sosialisasi dari pihak pengelola kursus c. Dari teman yang lain Sumber: Angket Nomor 2 tafsirkan bahwa hampir setengah peserta kursus meendapatkan informasi tentang kursus dari pengumuman di majelis ta lim (40%), disusul di bawahnya dari sosialisasi pihak pengelola (30%), dan disusul di bawahnya dari teman (30%). Pada angket nomor 3 penulis tanyakan: Atas motivasi dari siapa anda mengikuti kursus tata boga ini? data yang diperoleh adalah: TABEL 9 MOTIVASI MENGIKUTI KURSUS TATA BOGA a. Motivasi diri 8 80 b. Perintah dari suami 1 10 c. Ajakan teman 1 10 Sumber: Angket Nomor 3 tafsirkan bahwa hampir seluruh peserta mengikuti kursus atas dasar motivasi pribadi (80%), sebagian kecil motivasi dari suami dan teman (masing-masing 10%). Pada angket nomor 4 penulis tanyakan: Anda termasuk pada peserta dengan status? Data yang diperoleh adalah: STATUS PESERTA a. Ibu rumah tangga 7 70 b. Perempuan yang belum berumah tangga 3 30 Sumber: Angket Nomor 4
5 tafsirkan bahwa sebagian besar peserta kursus berstatus ibu rumah tangga (70%), serta sisanya hampir setengahnya berstatus perempuan belum berumah tangga (30%). Dari keseluruhan angket nomor 1 sampai 4 pada indikator tujuan dan sasaran kursus tata boga di Desa Cilalawi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta bertujuan mengikuti kursus adalah Membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (70%). Hampir setengah peserta kursus meendapatkan informasi tentang kursus dari pengumuman di majelis ta lim (40%), disusul di bawahnya dari sosialisasi pihak pengelola (30%), dan disusul di bawahnya dari teman (30%). Hampir seluruh peserta mengikuti kursus atas dasar motivasi pribadi (80%). Sebagian besar peserta kursus berstatus ibu rumah tangga (70%). Hasil angket di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Samsudin (Pengelola Kursus Tata Boga Desa Cilalawi) bahwa tujuan didirikannya kursus tata boga di Desa Cilalawi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Pertimbangan utama dari pendirian kursus tata boga ini adalah: a. Banyaknya potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk membuat makanan, seperti: umbi-umbian, singkong, pisang, dan lain sebagainya. Serta diperoleh mudahnya bahan-bahan pembuatan makanan lainnya, seperti gula merah, putih, terigu, tepung, dan lain-lain. Dengan bahan yang cukup mudah itu, diharapkan warga mampu memanfaatkan sebaik-baiknya bagi meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. b. Banyaknya jumlah kaum perempuan, baik para ibu maupun remaja putri yang kurang produktif memberdayakan waktu luang. c. Adanya komponen lain yang mendukung penyelenggaraan, seperti tutor dan fasilitas. Faktor-faktor di atas merupakan modal dasar dan besar bagi pemberdayaan kaum perempuan dalam upaya membantu para suami dan keluarganya dalam mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, faktor-faktor tersebut merupakan bekal awal untuk pengembangan kursus tata boga Desa Cilalawi. 2. Program-program Kursus Tata Boga di Desa Cilalawi Untuk menggali data pada indikator program kursus tata boga, penulis mengajukan dua (2) angket. Pada angket nomor 5 penulis tanyakan: Apakah program life skill membuat makanan tradisional dan modern diajarkan di kursus Desa Cilalawi ini? Data yang diperoleh adalah: TABEL 11 PEMBERIAN PROGRAM LIFE SKILL KETATABOGAAN a. Ya b. Tidak 0 0 Sumber: Angket Nomor 5 tafsirkan bahwa seluruh peserta menjawab materi life skill ketatabogaan diberikan di kursus tata boga Desa Cilalawi (100%). Sedangkan pilihan jawaban tidak, tidak ada yang memilih (0%). Pada angket nomor 6 penulis tanyakan: Untuk membina kemandirian peserta setelah menempuh kursus, apakah dibekali dengan program kewirausahaan? Data yang diperoleh adalah: TABEL 12 PEMBERIAN PROGRAM KEWIRAUSAHAAN a. Ya b. Tidak 0 0 Sumber: Angket Nomor 6 tafsirkan bahwa seluruh peserta menjawab program kewirausahaan ketatabogaan diberikan di kursus tata boga Desa Cilalawi (100%). Sedangkan pilihan jawaban tidak, tidak ada yang memilih (0%). Dari keseluruhan angket nomor 5 dan 6 pada indikator program yang diberikan di kursus tata boga Desa Cilalawi dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta menjawab program life skill dan kewirausahaan ketatabogaan diberikan di kursus tata boga Desa Cilalawi (masing-masing 100%). Hasil angket di atas, diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Samsudin (Pengelola kursus tata boga Desa Cilalawi) bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dengan menyelenggarakan kursus tata boga di Desa Cilalawi, maka program-program yang digulirkan
6 adalah program peningkatan pengetahuan dan keterampilan membuat berbagai makanan tradisional dan kue-kue modern dan program meningkatkan kemampuan melakukan usaha ekonomi mandiri. a. Program life skill Program life skill merupakan program yang digulirkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para ibu dalam membuat berbagai makanan baik tradisional maupun modern. Program ini berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para ibu dalam hal: 1) Alat-alat pembuatan makanan baik tradisional maupun modern. 2) Bahan-bahan pembuatan makanan baik tradisional maupun modern. 3) Cara-cara pembuatan makanan baik tradisional maupun modern; 4) Membuat kreasi bentuk dan warna makanan baik tradisonal maupun modern; 5) Mengemas hasil baik makanan tradisional maupun modern; 6) Pemeliharaan alat-alat tata boga. Adapun jenis makanan yang diajarkan di kursus tata boga Desa Cilalawi dibagi pada dua kategori, yaitu: a) Makanan tradisional seperti: (1) membuat simping (2) membuat keripik pisang (3) membuat keripik singkong (4) membuat keripik ubi (5) membuat comring (6) membuat rempeyek, baik kacang maupun ikan teri (7) membuat kremes ubi, dan lain-lain b) Membuat kue-kue modern, yakni membuat berbagai macam bolu seperti: (1) brownies (2) sponge cake (3) cup cake (4) bolu kukus Kemudian menjelaskan bahan-bahan pembuatan makanan baik tradisional maupun modern, seperti: 1) bahan membuat makanan tradisional, seperti: (a) pisang (b) singkong (c) ubi (d) kacang tanah (e) terigu, dan lain-lain 2) bahan membuat makanan modern, seperti: (a) tepung terigu (b) telur (c) gula (d) mentega (e) coklat (f) keju, dan lainlain. Selanjutnya mengenalkan alat-alat pembuatan makanan baik tradisional maupun modern seperti: 1) kompor dengan pengaturan perapiannya; 2) mixer 3) Loyang 4) oven 5) dan alat-alat pembentuk lainnya. Dari deskripsi di atas diperoleh bahwa program life skill diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan para ibu dalam dua jenis makanan, yaitu tradisional dan modern, dengan pembekalan bahan, alat, dan cara pengemasannya. b. Program Kewirausahaan Program kewirausahaan ini diberikan agar peserta kursus tata boga mampu membuka usaha di bidang tata boga secara mandiri. Oleh kerena itu, materi yang diberikan lebih menekankan pada pembangunan mental kewirausahaan, yaitu bahwa wirausaha tata boga yang dikelola secara profesional akan menghasilkan keuntungan yang besar. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan makanan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa makanan. Dengan demikian, peserta mampu meningkatkan penghasilan keluarga dan menjadi sejahtera. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kursus Tata Boga di Desa Cilalawi Untuk memperoleh data tentang faktor pendukung dan penghambat kursus tata boga di Desa Cilalawi, penulis mengajukan dua (2) pertanyaan dalam angket. Pada angket nomor 14 penulis tanyakan: Selain adanya tutor, apakah sumber daya lokal untuk bahan makanan tersedia melimpah di daerah anda? Data yang diperoleh adalah: KETERSEDIAAN SUMBER DAYA LOKA BAHAN MAKANAN SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG PILIHAN JAWABAN F % a. Ya b. Tidak 0 0 Sumber: Angket Nomor 14
7 tafsirkan bahwa seluruh peserta menjawab sumber daya lokal bahan makanan tersedia melimpah dan sekaligus menjadi faktor pendukung kursus tata boga (100%). Adapun pilihan jawaban tidak, tidak diperoleh jawaban (0%). Pada angket nomor 15 penulis tanyakan: Tujuan diadakah kursus ini adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, yang diwujudkan melalui usaha mandiri. Untuk dapat berwirausaha mandiri, apa kendala yang anda alami? Data yang diperoleh adalah: TABEL 21 FAKTOR PENGHAMBAT UNTUK BERWIRAUSAHA MANDIRI PILIHAN JAWABAN F % a. Belum adanya jaringan 6 60 usaha terutama pemasaran yang baik 4 40 b. Kurangnya modal Sumber: Angket Nomor 15 Dari tabel di atas penulis dapat menafsirkan bahwa sebagian besar hambatan yang dialami dalam upaya membuka wirausaha mandiri ketatabogaan adalah belum adanya jaringan usaha terutama pemasaran yang baik (60%) dan hampir setengahnya menjawab hambatannya adalah kurangnya modal usaha (40%). Dari keseluruhan angket nomor 14 dan nomor 15 tentang indikator faktor pendukung dan penghambat adalah tersedianya sumber daya lokal bahan makanan yang melimpah merupakan faktor pendukung kursus tata boga (100%), selain adanya pengelola dan tutor. Adapun faktor penghambat untuk membuka wirausaha mandiri adalah belum adanya jaringan usaha terutama pemasaran yang baik (60%) dan kurangnya modal usaha (40%). KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Kursus Tata Boga di Desa Cilalawi Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar peserta bertujuan mengikuti kursus adalah Membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (70%). Hampir setengah peserta kursus meendapatkan informasi tentang kursus dari pengumuman di majelis ta lim (40%), disusul di bawahnya dari sosialisasi pihak pengelola (30%), dan disusul di bawahnya dari teman (30%). Hampir seluruh peserta mengikuti kursus atas dasar motivasi pribadi (80%). Sebagian besar peserta kursus berstatus ibu rumah tangga (70%). 2. Program life skill dan kewirausahaan ketatabogaan diberikan di kursus tata boga Desa Cilalawi (masing-masing 100%). 3. Kursus tata boga Desa Cilalawi dilaksanakan secara rutin (100%), satu kali dalam seminggu (100%), dibimbing oleh tutor yang ahli (100%). Sebagian besar peserta mampu menyerap, mempraktekkan, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi yang telah diberikan di kursus tata boga (70%), hampir seluruh peserta sangat senang mengikuti kursus tata boga (80%), dan sangat bermanfaat bagi kehidupan (80%), serta sebagian besar peserta kursus membuka usaha setelah mengikuti kursus (60%). 4. Faktor pendukung kursus adalah tersedianya sumber daya lokal bahan makanan yang melimpah (100%), adanya pengelola dan tutor, serta antusias peserta. Adapun faktor penghambat untuk membuka wirausaha mandiri adalah belum adanya jaringan usaha terutama pemasaran yang baik (60%) dan kurangnya modal usaha (40%). DAFTAR PUSTAKA - Asri Budiningsih. (2005) Belajar dan pembelajaran, Renika Cipta, Jakarta. - Achmad Habib, (2004), Konflik di pedesaan LKiS. Yogyakarta - Ali, Muhammad. (2004). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset. - Ali, Muhammad. (1992) Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung Aksara - Alo Liliweri, (2005), LKiS. Yogyakarta
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan
47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan tantangan dan persaingan
Lebih terperinciPETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN
35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas
BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK
25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM WILAYAH. singkatan dari produktif, profesional, ijo rojo-royo, tertib, aman, sehat, dan asri.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Bantul memiliki moto adalah projotamansari yaitu singkatan dari produktif, profesional,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman
50 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Gunung Batin Udik Luas wilayah Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA
27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110
Lebih terperinciBAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan
50 BAB II PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan 1. Keadaan Geografis Karang Kembang merupakan salah satu desa dari 23 desa yang berada
Lebih terperinciBatas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Data Geografis Desa Kenteng yang berada sekitar 43 Km arah selatan dari ibukota Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Trimurti memiliki luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode LXI Divisi XIV Kelompok B Unit 1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016/2017, berlokasi di Dusun Dukuh, Kelurahan Seloharjo,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode LXI Divisi XIV Kelompok C Unit 3 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016/2017, berlokasi di Dusun, Seloharjo, Pundong,
Lebih terperinciA. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengamalan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dimana mahasiswa akan langsung berinteraksi dengan masyarakat guna menerapkan ilmu yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.
BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari termasuk wilayah Kecamatan Medan Selayang Provinsi Sumatera Utara. Luas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki
65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan
Lebih terperinciBUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015 1. Nama Kecamatan : Bukit Intan 2. Tahun Pembentukan : 1984 3. Dasar Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kembang dari Desa Nglegi. Hasil surveinya adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan : Desa Bandung, Kecamatan Playen
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survei dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Kembang Desa Nglegi, baik melalui wawancara, curah pendapat,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar
Lebih terperinciBAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER
BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas
Lebih terperinciBUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN... TAHUN...
2012, No.115 8 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..... TAHUN... 1. Nama
Lebih terperinciLAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1
LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN SEPTEMBER TAHUN 2012 1. Nama Desa :
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang
BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN
BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah
Lebih terperinciINVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR
INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang
79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia secara utuh. Dalam
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG
BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kelurahan Tugusari Kelurahan Tugusari adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat.
Lebih terperinciBUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN..
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN MONOGRAFI DESA Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN.. 1. Nama Desa : 2. Tahun Pembentukan :
Lebih terperinciLAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1
1 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..... TAHUN... 1. Nama Desa :... 2.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Kondisi Geografis Desa Sedayulawas memiliki luas
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBYEKTIF DESA MARGAGIRI
BAB II KONDISI OBYEKTIF DESA MARGAGIRI A. Letak Geografis Margagiri Desa Margagiri merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang Provinsi Banten. Desa Margagiri terletak di
Lebih terperinciGambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara
Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2) Sebelah selatan dusun gunung rawas. 3) Sebelah timur dusun siwalan.
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Deskripsi Wilayah Desa a. Luas Wilayah Luas wilayah Desa Sentolo kurang lebih sekitar 604,7695 Ha. Terbagi menjadi 13 RW dan 58 RT. b. Batas Wilayah Desa Sentolo
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Pituruh 4.1.1 Letak Geografis Secara administratif Kecamatan Pituruh terbagi menjadi 49 desa. Batasbatas wilayah kecamatan adalah sebagai
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non
IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat
28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai
Lebih terperinciPROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k
13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil
BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survei dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Ploso, Desa Baguncipto, baik melalui
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan
77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah
Lebih terperinciLAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1
1 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1 BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULA JANUARI TAHUN 2014 1. Nama Desa :
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri suatu negara dapat dijadikan salah satu indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah berlangsung di negara maju menunjukkan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan masyarakat saat ini sangat perlu di perhatikan, terlebih pembangunan di pedesaan. Desa adalah bagian dari perekonomian yang menyuplai kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar
Lebih terperinciBAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis di Sekincau Kecamatan Sekincau merupakan salah satu kecamatan dari 26 kecamatan yang ada dikabupaten Lampung Barat.
Lebih terperinciBAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1
BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung
Lebih terperinciNO KATALOG :
NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA BANJARWARU
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban
55 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Sukajawa Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban yang mulai diresmikan pada tahun 1951. Pada awalnya merupakan bagian
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah) Oleh: Rina Kartina Program Studi PLS ABSTRAK Penelitian ini berawal dari adanya fenomena
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN
BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang
Lebih terperinciBAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten
BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI
23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO
IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH
DESA : CIMANDE HILIR KECAMATAN : CARINGIN KABUPATEN : BOGOR PERIODE : II / 2008 Kondisi Fisik Geografi KONDISI UMUM WILAYAH Desa Cimande Hilir merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Citapen 4.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Desa Citapen merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ciawi.Secara geografis
Lebih terperinci