ANALISIS PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA

Transkripsi

1 ANALISIS PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA 20 Herry Darwanto Bappenas 7 Oktober 20

2

3 IKHTISAR 1. Konsep Daya Saing 2. Pengukuran Daya Saing 3. Daya Saing Internasional dan Regional 4. Unsur2 Pembentuk Daya Saing Indonesia 5. Kendala Daya Saing

4 KONSEP DAYA SAING Competitiveness is a set of institutions, policies, and factors that determine the level of productivity of a country The level of productivity, in turn, sets the level of prosperity that can be earned by an economy (XAVIER SALA-I-MARTIN, et. al, 20)

5 PENGUKURAN DAYA SAING (WEF) Index Daya Saing Sub-Index (3) 1. Persyaratan Dasar 2. Faktor Efisiensi 3. Faktor Inovasi Pilar (12) Indikator (3) 1 Institusi 2 Infrastruktur 3 Makroekonomi PENGUKUR AN DAYA 4 Kesehatan dan pendidikan dasar 5 Pendidikan tinggi 6 Efisiensi pasar barang SAING 7 Efisiensi pasar tenaga kerja 8 Pasar keuangan 9 Kesiapan teknologi 10 Besaran pasar Kecanggihan bisnis 12 Inovasi

6 Terbit pertama: 1979 Jumlah negara: 142 (20) DATA: 1. Statistik (1/3): WEO (IMF) 2. Survei Opini (2/3) Setiap Sub-Index mempunyai bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat kemajuan ekonomi Setiap pilar dalam Sub- Index mempunyai bobot yang berbeda Indonesia termasuk ke dalam Kelompok Negara Tahap 2: Efficiency Driven Economy

7 10 NEGARA PALING GCR KOMPETITIF 20 NEGARA PERINGKAT 10 Didominasi negara2 Eropa Perubahan cukup dinamis Singapura: naik Jepang: naik walau ada tsunami Inggris: naik setelah krisis AS: bukan tertinggi Besar ekonomi tidak berpengaruh Besar penduduk tidak berpengaruh BESAR Swiss 1 Singapura 2 Swedia 3 Finlandia 4 AS 5 Jerman 6 Belanda 7 Denmark 8 Jepang 9 Inggris 10

8 ASEAN NEGARA PERINGKAT PERU- BAHAN Filipina Malaysia Singapura Thailand Naik: Turun: Filipina, Malaysia Vietnam, Indonesia, Thailand Indonesia Vietnam

9 BRICS NEGARA PERINGKAT PERU- BAHAN Naik Meksiko Brazil Afrika Selatan Turki China Korea Selatan Turun Indonesia Rusia India

10 Rata Jumlah negara > <0 59 GCR negara Negara Rata2 Sri Lanka Vietnam Indonesia Malaysia Piipina Singapura Thailand Peringkat Negara 20 Rata Estonia Kuwait Czech Republic Bahrain Thailand Poland Cyprus Spain Indonesia Slovenia 40-4

11 INDONESIA: Perubahan Daya Saing 20 Sub-Indeks Peringkat keseluruhan Kelompok persyaratan dasar Kelompok penopang efisiensi Kelompok inovasi dan kecanggihan bisnis

12 INDONESIA: PERINGKAT PILAR (1) Kelompok Indikator INDEKS DAYA SAING KELOMPOK PERSYARATAN DASAR Makroekonomi Kesehatan dan pendidikan dasar Infrastruktur Institusi KELOMPOK PENOPANG EFISIENSI Pendidikan tinggi Besaran pasar Kesiapan teknologi Pasar keuangan Efisiensi pasar barang Efisiensi pasar tenaga kerja KELOMPOK INOVASI DAN KECANGGIHAN BISNIS Inovasi Kecanggihan bisnis

13 INDONESIA: PERINGKAT PILAR (2) Kelompok Indikator 1 Makroekonomi Kesehatan dan pendidikan dasar Inovasi Infrastruktur Pendidikan tinggi Besaran pasar Institusi Kesiapan teknologi Kecanggihan bisnis Pasar keuangan Efisiensi pasar barang Efisiensi pasar tenaga kerja

14 ANALISIS PER PILAR Institusi No INSTITUSI Efisiensi hukum dlm penyelesaian 1 sengketa Perlindungan HAKI Hak cipta Beban regulasi pemerintah Pilar INSTITUSI Efiensi hukum dlm penegakan peraturan Kebocoran anggaran Kolusi pejabat Kepercayaan thd politisi Penyimpangan dana pemerintah Kekuatan perlindungan investor na na -3-3 Ongkos bisnis dari kejahatan dan kekerasan Kriminalitas terorganisasi Kehandalan polisi Perlindungan kepentingan pemegang 14 saham minoritas na na Penyuapan Kemampuan dewan direksi na Transparansi pemerintah Kebebasan peradilan Ongkos bisnis dari terorisme Kekuatan standar akuntansi dan 20 pelaporan Perilaku etis perusahaan

15 Pilar INFRASTRUKTUR Infrastruktur No INFRASTRUKTUR Kualitas infrastruktur 1 transportasi udara Kualitas jalan Pelanggan telpon gerak na na Kualitas infrastruktur kereta 4 api Kualitas infrastruktur umum Tempat duduk pesawat Sambungan telpon tetap Kualitas infrastruktur 8 pelabuhan Kualitas pasokan listrik

16 Pilar MAKROEKONOMI Makroekonomi No MAKROEKONOMI Neraca anggaran dan belanja 1 pemerintah Hutang pemerintah Tingkat tabungan nasional Peringkat kredit negara na na Sebaran suku bunga Inflasi

17 Pilar KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DASAR No 1 Kesehatan dan pendidikan dasar KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DASAR Tingkat partisipasi pendidikan dasar Kejadian TBC Harapan hidup Kualitas pendidikan dasar Persebaran HIV Kematian bayi Kejadian malaria Dampak bisnis malaria Dampak bisnis TBC Dampak bisnis HIV/AIDS

18 Pilar PENDIDIKAN TINGGI No PENDIDIKAN TINGGI Tingkat partisipasi pendidikan 1 menengah Akses internet sekolah Tingkat partisipasi pendidikan 3 tinggi Kualitas sistem pendidikan Pendidikan tinggi Kualitas pendidikan matematika dan keilmuan Keberadaan pendidikan dan riset khusus Kualitas sekolah manajemen Cakupan pelatihan staf

19 No EFISIENSI PASAR BARANG Beban prosedur kepabeanan Jumlah prosedur utk memulai bisnis Tarif perdagangan Waktu untuk memulai bisnis Keluasan dan efek perpajakan Impor/PDB Tingkat pajak total Efektivitas kebijakan anti monopoli Keluasan dominasi pasar Ongkos kebijakan pertanian Kepuasan/kecanggihan pembeli Tingkat orientasi konsumen Dampak bisnis peraturan PMA Pilar EFISIENSI PASAR BARANG Efisiensi pasar barang Keberadaan hambatan perdagangan Intensitas kompetisi lokal Kepemilikan investor asing

20 No 1 EFISIENSI PASAR TENAGA KERJA Partisipasi perempuan dalam ketenagakerjaan Pembayaran dan produktivitas Biaya redundansi Kekakuan lapangan kerja Perpindahan keluar negeri tenaga terdidik Kebergantungan pada manajemen profesional Praktek penerimaan dan pemutusan kerja Fleksibilitas penentuan upah Pilar EFISIENSI PASAR TENAGA KERJA Efisiensi pasar tenaga kerja Kerjasama hubungan karyawan-pengusaha

21 No PASAR KEUANGAN Kemudahan akses pinjaman Keberadaan modal ventura Keberadaan jasa keuangan Kesehatan bank Kemampuan membayar jasa 6 Pilar PASAR KEUANGAN Pasar keuangan keuangan na na 5 5 Pembiayaan melalui pasar saham lokal Peraturan perdagangan saham Indeks hak hukum

22 Pilar KESIAPAN TEKNOLOGI Kesiapan teknologi No KESIAPAN TEKNOLOGI Penyerapan teknologi 1 perusahaan Pelanggan internet pita lebar Pita lebar internet na na Pengguna internet Keberadaan teknologi terbaru PMA dan transfer teknologi

23 Pilar BESARAN PASAR Besaran pasar No BESARAN PASAR Indeks besaran pasar domestik Indeks besaran pasar luar negeri PDB (PPP) Ekspor/PDB

24 Pilar KECANGGIHAN BISNIS Kecanggihan bisnis No KECANGGIHAN BISNIS Kecanggihan proses produksi Kepanjangan rantai nilai Sifat keunggulan daya saing Keluasan pemasaran Kuantitas pemasok lokal Pengendalian distribusi internasional Kualitas pemasok lokal Perkembangan klaster Kesediaan mendelegasikan kewenangan

25 Pilar INOVASI Inovasi No INOVASI Lelang pemerintah utk produk 1 teknologi maju Kapasitas inovasi Kerjasama universitas-industri 3 dalam riset Belanja riset perusahaan Paten per sejuta penduduk Keberadaan ilmuwan dan insinyur Kualitas lembaga riset keilmuan

26 INDIKATOR TERBAIK (30 besar dunia) KODE INDIKATOR PERINGKAT GDP (PPP) Ease of access to loans Domestic market size index Venture capital availability Available airline seat kilometers Gross national savings Extent and effect of taxation Foreign market size index Financing through local equity market Pay and productivity Value chain breadth Government budget balance Capacity for innovation 30

27 10 INDIKATOR TERBURUK 20 KODE INDIKATOR PERINGKAT Business impact of malaria Business impact of HIV/AIDS Soundness of banks Flexibility of wage determination Business costs of terrorism Business impact of tuberculosis Internet users Time required to start a business Imports as a percentage of GDP Redundancy costs 131

28 1. Korupsi THE MOST PROBLEMATIC FACTORS FOR DOING BUSINESS Birokrasi pemerintah yang tidak efisien 3. Infrastruktur yang tidak memadai 4. Ketidakstabilan politik 5. Akses pada pembiayaan 6. Tenaga kerja terdidik yang tidak memadai 7. Etika kerja yang buruk 8. Ketidakstabilan pemerintah 9. Inflasi 10. Peraturan pajak. Tingkat pajak 12. Peraturan buruh yang membatasi 13. Kriminalitas dan pencurian 14. Kesehatan umum yang buruk 15. Peraturan mata uang asing

29 LIMA MASALAH UTAMA PENGHAMBAT BISNIS Birokrasi pemerintah Birokrasi Birokrasi Korupsi pemerintah pemerintah Infrastruktur Infrastruktur Korupsi Korupsi Peraturan buruh Inflasi Ketidakstabilan politik Korupsi Akses pembiayaan Inflasi Infrastruktur Akses pembiayaan Birokrasi pemerintah Infrastruktur Ketidakstabilan politik Akses pembiayaan

30 KESIMPULAN GCI: Bermanfaat sbg benchmarking dengan negara lain Banyak dipakai oleh dunia usaha Bukan satu2nya ukuran Mengandung kelemahan Fokus pada daya saing, aspek lain perlu diukur Bappenas: mencermati indikator yg rendah/turun, menyusun program peningkatan mempertahankan indikator yang naik/tinggi belajar dari negara lain melengkapi dengan indikator baru yang lebih tajam, dll

31 TERIMA KASIH