PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS CERPEN UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Arif Wijayati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS CERPEN UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Arif Wijayati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN BAHAN AJA TEKS CEPEN UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PETAMA (SMP) Arif Wijayati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan bahan ajar teks cerpen untuk siswa kelas VII berdasarkan Kurikulum 201. Secara khusus, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah dihasilkannya bahan ajar teks cerpen untuk siswa kelas VII yang memiliki kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa. Penelitian ini menggunakan model pengembangan esearch and Development (&D) yang dilakukan dengan langkah (1) melakukan penelitian dan pengumpulan informasi yang didahului dengan penelitian awal, (2) perencanaan, () mengembangkan bentuk awal produk, () melakukan uji coba awal, (5) Melakukan revisi produk, (6) melakukan uji lapangan terhadap produk, dan (7) melakukan revisi produk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, angket, dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh tiga simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, isi materi dalam bahan ajar sudah cukup baik, tetapi akan lebih baik jika dilengkapi dengan ilustrasi materi yang membelajarkan teks cerpen secara langsung. Kedua, penyajian (grafika) juga sudah cukup baik, yang terutama dilihat dari ukuran buku, desain kulit buku, dan desain isi buku. Selain itu, bahan ajar ini sudah relevan dengan daya tingkat intelektual dan emosional siswa kelas VII SMP. Ketiga, bahan ajar ini mudah dipahami oleh siswa kelas VII SMP karena bahasa yang digunakan sederhana dan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa dalam memahami bahasa. Kata kunci: pengembangan, bahan ajar, teks cerpen Proses pembelajaran dalam Kurikulum 201 menyentuh tiga dimensi, yaitu sikap, penge-tahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,dan afektif melalui penguat-an sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dimensi sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu mengapa. Dimensi keterampilanmenggamit transformasi sub-stansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Sedangkan dimensi pengetahuan menggamit transformasi sub-stansi atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik ( soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak ( hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 1

2 Upaya penyelenggaraan pengem-bangan di bidang pendidikan sangat dianjurkan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Pengembangan atau pembaharuan ini me-nyentuh sarana nonfisik; seperti pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia, serta memiliki cara kerja yang inovatif. Pembaharuan di bidang pendidikan pada dasarnya juga menyentuh sarana fisik/fasilitas pendidikan: seperti silabus, PP, buku guru, buku siswa, lembar kegiatan siswa (LKS),bahan ajar, media pembelajaran, lembar penilaian (LP), dan alat evaluasi. Di dalam pembelajaran di sekolah diperlukan bahan ajar yang menarik agar siswa lebih semangat dan termotivasi, karena bahan ajar yang tidak bervariasi, pembelajaran akan membosankan bagi siswa. Keberhasilan pencapaian tujuan belajar terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar dan pengembangan bahan ajar yang digunakan oleh guru. Siswa akan mengalami perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap, dengan digunakannya bahan ajar yang sesuai dengan materi pembelajaran, maka akan tercipta keefektifan dalam proses belajar mengajar. Menurut Pannen dan Purwanto (2001:6) bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar yang baik disusun dengan struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksioanal yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi peserta didik dan memberikan rangkuman. Materi bahasa Indonesia kelas VII dalam kurikulum 201 merupakan materi berbasis teks, yang terdiri atas teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerpen. Tiap teks mengandung empat kompetensi inti yang terdiri atas kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi penge-tahuan dan kompetensi keterampilan.kompetensi pengetahuan terdiri atas empat kompetensi dasar dan kompetensi keterampilan terdiri atas empat kompetensi dasar. Sedangkan kompetensi sikap spiritual dan sosial terintegrasi dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan. Penelitian ini menekankan pada pengembangan bahan ajar teks cerpen dalam kurikulum 201 berbasis teks yang meliputi memahami dan menangkap makna teks cerpen; membedakan dan menyusun teks cerpen; mengklasifikasi dan menelaah merevisi teks cerpen; serta mengidentifikasi kekurangan dan meringkas teks cerpen. Sehubungan dengan hal di atas, penelitian ini berupaya mengembangkan bahan ajar teks cerpen untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian pengembangan pada dasarnya NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 2

3 merupakan penelitian proses atau langkah-langkah yang menghasilkan produk-produk tertentu atau untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk yang sudah ada sebelumnya. Bahan ajar yang nantinya dikembangkan adalah bahan ajar teks cerpen berbasis teks dengan pendekatan saintifik, yang terdiri atas pengetahuan dan keterampilan memahami dan menangkap makna teks cerpen; membedakan dan menyusun teks cerpen; mengklasifikasi dan menelaah merevisi teks cerpen; serta mengidentifikasi kekurangan dan meringkas teks cerpen. Sedangkan kompetensi sikap spiritual dan sosial terintegrasi dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan. Pengembangan bahan ajar teks cerpen ini diharapkan dapat menarik minat siswa, memperkuat daya kreasi siswa,mengembangkan gagasan dalan teks cerpen, melatih kepekaan dan apresiasi siswa terhadap karya budaya, melatih dan membentuk siswa untuk berani dan mau mengamati, menanya, menalar, mencoba serta mempublikasikan hasil melalui media cetak atau media elektronika. Bahan ajar teks cerpen nantinya diharapkan bisa memancing pola pikir untuk bisa kritis dalam berpikir dan menanggapi suatu hal, serta menciptakan daya imajinasi siswa yang kreatif untuk menciptakan hal baru. Berdasarkan beberapa latar belakang di atas, maka penelitian dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Teks Cerpen untuk Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama ini perlu dilakukan dan penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian baru.produk yang dihasilkan adalah bahan ajar teks cerpen untuk siswa Sekolah Menengah Pertama dengan menggunakan pendekatan scientific kurikulum 201. Kompetensi dasar yang dijadikan acuan dalam penulisan bahan ajar adalah (1) memahami teks cerpen baik melalui lisan maupun tulisan, (2) membedakan teks cerpen baik melalui lisan maupun tulisan,() mengklasifikasi teks cerpen baik melalui lisan maupun tulisan,() mengidentifikasi kekurangan teks cerpen berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan,(5) menangkap makna teks cerpen baik secara lisan maupun tulisan,(6) menyusun teks cerpen sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan, (7) menelaah dan merevisi teks cerpen sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan, dan (8) meringkas teks cerpen baik secara lisan maupun tulisan. Bahan ajar teks cerpen terdiri dari tujuh komponen utama, yang berupa tahapan pembelajaran. Komponen-komponen terse-but adalah (1) tahap pembangunan konteks berisi penggugahan skemata untuk masuk materi dan gambaran umum KD, (2) tahap pemodelan teks yang berisi teks cerpen sebagai model, () tahap pembahasan berisi pembahasan materi pembelajaran secara teoritis berdasarkan teks model, () latihan pemahaman yang berisi soal-soal yang mengacu pada indikator KD, (5) penilaian berisi cara menilai dan mengomunikasikan pembelajaran (6) evaluasi berupa uji kompetensi yang berisi soal objektif, dan (7) refleksi yang berisi kesan-kesan NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman

4 siswa setelah melaksanakan pembelajaran teks cerpen. Jenis cerpen yang dipilih dalam bahan ajar disesuaikan dengan jenjang pendidikan subjek penelitian yang dipilih, yaitu siswa SMP kelas VII dalam kisaran usia 12-1 tahun. Cerpencerpen yang dipilih adalah cerpencerpen diambil dari buku kumpulan cerpen 15 Naskah terbaik Lomba menulis Cerita emaja (LMC) 2011 dan 15 Naskah Terbaik Lomba menulis Cerita emaja (LMC) 2012, yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidilan dasar. Menurut teori perkembangan kognitif, siswa pada kisaran usia tersebut termasuk dalam tahap operasional konkret. Tahap operasioanal konkret merupakan tahap siswa mulai mengembangkan kemampuan berpikir sistematis yang mengacu kepada objek atau aktivitas konkret. Teori tahap operasional dijadikan dasar untuk memilih jenis teks cerpen yang dipelajari dalam bahan ajar. Pemilihan teks cerpen didasarkan pada kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan kompetensi inti 1 dan kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan kompetensi inti 2. Kompetensi sikap spiritual yang dimaksud adalah menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulisan. Sedangkan kompetensi sikap sosial adalah memiliki perilaku jujur, tanggungjawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi dan memiliki perilaku percaya diri dan tanggungjawab dalam membuat tanggapan pribadi atas karya budaya masyarakat. Kompetensi sikap spiritual dan sosial tersebut sebagai proses pengembangan moral dan perilaku. METODE Penelitian ini menggunakan model pengembangan esearch and Development (&D) yaitu (1) melakukan penelitian dan pengumpulan informasi yang didahului dengan penelitian awal,(2) perencanaan, () mengembangkan bentuk awal produk, () melakukan uji coba awal, (5) Melakukan revisi produk, (6) melakukan uji lapangan terhadap produk, dan (7) melakukan revisi produk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik obsevasi, angket dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji kelayakan bahan ajar teks cerpen dilakukan melalui empat tahap uji, yaitu (1) uji ahli materi teks cerpen, (2) uji ahli desain produk, () uji coba guru, dan () uji coba kelompok kecil siswa. Uji ahli dan uji coba bahan ajar dilakukan dengan dua tim ahli, satu orang guru, dan satu kelompok kecil siswa yang terdiri atas 16 siswa. Uji ahli materi teks cerpen dilakukan oleh dosen prodi bahasa Indonesia, yaitu Dr. Hasan Busri, M.Pd.dan uji ahli desain produk dilakukan oleh dosen Prodi bahasa Indonesia, yaitu Dr. Sri wahyuni, M.Pd. uji coba lapangan dilakukan oleh guru kelas VII SMP Negeri 2 Gresik, yaitu Mahmudiono, M.Pd. dan kelompok kecil siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gresik yang berjumlah 16 orang. NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman

5 Komponan penilaian meliputi (1) kelayakan isi, (2) ke layakan penyajian, () kelayakan bahasa, dan () tampilan bahan ajar. Data yang diperoleh pada tahap uji ahli menghasilkan data nonverbal dan data verbal. Data nonverbal diperoleh dari pengisian angket yang berupa skor penilaian terhadap aspek tertentu, sedangkan data verbal berupa komentar dan saran yang ditulis oleh ahli pada kolom yang disediakan. Komponen penilaian yang pertama adalah kelayakan isi. Berikut disajikan data hasil uji ahli komponen isi/ materi dan ahli desain produk. Analisis data uji coba bahan ajar terhadap ahli bahan ajar teks cerpen bahasa Indonesia meliputi (1) kelengkapan materi, 2) kedalaman materi, () keakuratan dalam pemilihan wacana, () keakuratan dalam konsep dan teori, (5) keakuratan dalam pemilihan contoh, (6) keakuratan dalam pelatihan, (7) kesesuaian dengan perkembangan ilmu, (8) kesesuaian fitur/ contoh/ latihan/ rujukan, (9) pengembangan wawasan kebinekaan, (10) pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa. Tabel 1 Hasil Validasi Ahli Materi Bahan Ajar No Kriteria penilaian Validasi ahli materi Catatan dan saran 1. Kelengkapan Secara umum materi bahan ajar 2. Kedalaman sudah bagus materi layak untuk. Keakuratan dipublikasikan dalam pemilihan dengan revisi wacana dulu. Keakuratan dalam konsep Materi harus dan teori ada ranah 5. Keakuratan kognitif, dalam pemilihan afektif, contoh psikomotor 6. Keakuratan dalam pelatihan Ilustrasi 7. Kesesuaian gambar dengan kurang perkembangan ilmu Tingkat 8. Kesesuaian fitur/ keterbacaan contoh/ latihan/ perlu diukur rujukan 9. Pengembangan wawasan kebinekaan 10. Pengembangan wawasan kebangsaan / Validasi Guru Catatan dan Saran Secara keseluruhan bahan ajar sudah bagus, dapat membantu guru dan siswa untuk menambah kesadaran belajar dan memahami ilmu pengetahua n Diberi contoh teks cerpen lain sebagai pembanding Perlu kejelasan /konsistensi tentang struktur teks cerpen pada pelajaran 1. / NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 5

6 Pencapaian 87,5% 85% Keterangan: = penilaian sangat baik 2 = penilaian cukup = penilaian baik 1 = penilaian kurang = Tidak evisi = evisi Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa kriteria (1) yakni kelengkapan materi, (2) kedalaman materi, (5) keakuratan dalam memilih contoh, (6) keakuratan dalam pelatihan, dan (7) kesesuaian dengan perkembangan ilmu mendapat penilaian dengan kategori sangat baik. Kelima kriteria di atas mendapat nilai maksimal. Sedangkan kriteria () keakuratan dalam pemilihan wacana, () keakuratan dalam konsep dan teori, (8) kesesuaian dengan perkembanga ilmu, (9) pengembangan wawasan kebinekaan, dan (10) pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi mendapat penilaian dengan kategori baik. Komentar validator untuk bahan ajar ini adalah materi harus ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi penilaian dan komentar dari ahli menunjukkan bahwa dalam kriteria ini skor yang diperoleh kurang maksimal dan harus melalui tahap revisi. Berdasrkan data yang dikumpulkan dari hasil uji coba terhadap 16 siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Gresik tentang 1) pengembangan isi teks cerpen bahasa indonesia lengkap, 2) bahan ajar teks cerpen menyajikan materi yang cukup, ) pemilihan wacana bahan ajar teks cerpen sudah tepat atau sesuai, ) konsep dan teori bahan ajar teks cerpen sudah benar, 5) latihanlatihan pada bahan ajar teks cerpen sudah sesuai, dan 6) materi bahan ajarteks cerpen meningkatkan pengembangan wawasan kebangsaan indonesia, menunjukkan bahwa semua siswa sepakat menjawab ya. Dengan kata lain, 100 % siswa sepakat dengan aspek ini, sehingga aspek ini tidak memerlukan revisi. Pada pernyataan yang menyatakan bahwa materi bahan ajar teks cerpen sesuai dengan perkembangan ilmu seusia siswa adalah 1 siswa menyatakan tidak sepakat dengan menjawab tidak dan 15 siswa lainnya menjawab ya, dengan kata lain, 92,75 % siswa sepakat dengan pernyataan pada aspek tersebut dan 6.25% lainnya tidak sepakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 6,25 % bagian dari aspek iniyang memerlukan revisi. Selain itu terdapat siswa atau 25% siswa menyatakan bahwa materi bahan ajar teks cerpen tidak menunjukkan pengembangan wawasan terhadap kebinekaan dan terdapat beberapa bagian dari bahan ajar pada aspek ini harus direvisi. Sedangkan siswa yang menyatakan setuju pada aspek ini adalah 75%. Hasil analisis data dari segi isi mengenai (1) pemilihan contoh -contoh dalam bahan teks cerpen sudah tepat dan (2) ragam materi yang disajikan dalam bahan ajar sesuai denga KD adalah 2 sisswa menyatakan tidak sepakat dengan menjawab tidak dan 1 siswa lainnya menjawab ya. Dengan kata lain, 87,5% dari siswa sepakat dengan pernyataan pada aspek tersebut dan 2,5 NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 6

7 % tidak sepakat. Hal tesebut menunjukkan bahwa terdapat 2,5% bagian dari aspek ini yang memerlukan revisi. ata-rata jawaban ya yang diperoleh dari seluruj siswa adalah 9, %. Oleh sebab itu, bahan ajar ini layak untuk diimplementasikan. Data temuan dari hasil uji coba siswa ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Validasi Ahli Materi Bahan Ajar No. Pernyataan Ya (Ʃ) Ya (%) Tidak (Ʃ) Tidak (%) a) Apakah materi teks cerpen bahasa Indonesia % - - lengkap? b) Apakah bahan ajar teks cerpen yang kamu % - - pelajari menyajikan materi yang cukup? c) Apakah pemilihan wacana bahan ajar teks cerpen % - - sudah sesuai/ tepat? d) Apakah konsep dan teori dalam bahan ajar teks % - - cerpen sudah benar? e) Apakah pemilhan contoh-contoh dalam bahan 1 87,5% 2 2,5% ajar teks cerpen tepat? f) Apakah latihan-latihan yang ada pada bahan ajar % - - sesuai dengan KD? g) Apakah materi bahan ajar sesuai dengan 15 9,75% 1 6,25% perkembangan ilmu pengetahuan seusiamu/ h) Apakah ragam materi yang disajikan dalam 1 87,5% 2 2,5% bahan ajar sesuai KD? i) Apakah materi yang disajikan dalam bahan ajar 12 75% 25% menunjukkan pengembangan wawasan terhadap kebinekaan? j) Apakah materi yang disuguhkan dalam bahan % - - ajar menunjukkan pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa? ata-rata Total 9,% Selain penilaian berupa angka, yang dikembangkan dalam bahan ajar para ahli dan siswa juga memberikan teks cerpen ada yang harus direvisi. catatan berupa saran, komentar, evisi dilakukan agar dalam bahan ajar masukan, dan alasan berupa data verbal. ada perbaikan. Adapun lampiran uji Catatan berupa saran, komentar, coba kepada siswa terlampir. masukan tersebut menjadi dasar Analisis data berdasarkan perbaikan atas produk yang telah validasi kepada ahli mengenai (1) dikembangkan. Dari keseluruhan data kesesuaian dengan tingkat yang diperoleh, dibuktikan bahwa perkembangan peserta didik, (2) pengembangan bahan ajar teks cerpen kekomunikatifan, dan () keruntutan dan dari segi isi terdapat kekurangan. kesatuan gagasan mendapatkan nilai Berdasarkan analisis data sangat baik dan baik. Indikator (1) pengem-bangan dari segi isi bahan ajar kelayakan bahasa mendapat nilai ratarata teks crpen menunjukkan bahwa materi dengan kategori sangat baik. NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 7

8 Indikator (2) kekomunikatifan mendapatkan nilai rata-rata,5 dengan kategori baik. Melihat perolehan kedua indikator (1) dan (2) maka kedua kriteria tersebut tidak memerlukan memerlukan revisi. Pada indikator () keruntutan dan kesatuan gagasan mendapatkan nilai rata-rata dengan kategori baik sehingga pada bagian indikator () tidak memerlukan revisi. ata-rata keseluruhan penilaian yang diperoleh untuk pengembangan bahan ajar teks cerpen dari segi kelayakan bahasa adalah 87%. Dari data tersebut menu jukkan bahwa bahan ajar teks cerpen ini layak untuk dimplemen-tasikan karena rata-rata berkategori sangat baik. Data tersebut dapat dilihat pada tabel. Tabel Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar No. Indikator Kriteria Penilaian Validasi Ahli Bahasa 1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik 1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik 2. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial emosional peserta didik 2. Kekomunikatifan. Keterbacaan teks. Ketepatan bahasa. Keruntutan dan 5. Keruntutan dan keterpaduan gagasan keterpaduan bab 6. Keruntutan dan keterpaduan paragraf Catatan dan Saran Pencapaian 87,5 % Keterangan: = penilaian sangat baik 2= penilaian cukup = penilaian baik 1= penilaian kuran = Tidak revisi =evisi / Berdasarkan data yang dihimpun dari hasil uji coba terhadap 16 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gresik tentang pengembangan bahan ajar dari segi kelayakan bahasa mengenai (1) pemahaman siswa terhadap kata dalam bahan ajar (2) ketepatan pemilihan bahasa dalam bahan ajar, ditunjukkan bahwa terdapat 2 siswa yang tidak sepakat dengan menjawab tidak dan 1 siswa menjawab ya. Dengan kata lain ada 87,5 % siswa yang setuju dengan aspek pemahaman siswa terhadap kata dalam bahan ajar, sedangkan2,5 % siswa yang lain tidak memahami kata dalam bahan ajar ini. data lain juga menunjukkan bahwa terdapat 2,5% siswa yang lain mengatakan pemilihan bahasa dalam bahan ajar tidak tepat. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa aspek tersebut tidak perlu direvisi. Hasil analisis data mengenai (1) keruntutan dan kepaduan gagasan/ide NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 8

9 teks bahan ajar dan (2) kepaduan gagasan/ide antar paragraf menunjukkan bahwa terdapat siswa yang menyatakan tidak sepakat dengan menjawab tidak dan 12 siswa lainnya menjawab ya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kata sepakat untuk teks ini hanya mencapai 75%. Oleh karena itu, dapat disimpulan bahwa bahan ajar dari aspek keruntutan dan kepaduan gagasan/ ide dan paragraf dapat diterima siswa tetapi masihperlu disempurnakan. Pada aspek kalimat-kalimat dalam bahan ajar mudah dipahami dan teks-teks dalam bahan ajar dapat dipahami, hanya terdapat 1 siswa yang tidak sepakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar ini layak untuk diimplementasikan. Data hasil uji coba siswa tersebut ditunjukkan pada tabel. Tabel Hasil uji coba Siswa dari Segi Bahasa No. Pernyataan Ya Ʃ Ya % Tidak Ʃ Tidak % a) Apakah kamu mengerti setiap kata yang 1 87,5% 2 2.5% terdapat dalam bahan ajar ini? Apakah kamu memahami? b) Apakah kalimat-kalimat dalam bahan ajar 15 9,75% 1 6,25% ini mudah kamu pahami? c) Apakah teks dalam bahan ajar dapat 15 9,75% 1 6,25% kamu pahami maksudnya? d) Apakah pemilihan bahasa dalam bahan 1 87,5% 2 2.5% ajar tepat? e) Apakah gagasan/ ide teks dalam bahan % 25% ajar runtut dan padu? f) Apakah gagasan / ide antar paragraf teks % 25% bahan ajar padu? ata-rata Total 1,67 85,% 2, 11,25 Catatan,komentar, saran, dan masukan disampaikan secara tertulis maupun langsung oleh ahli. Catatan tertulis yang diberikan oleh ahli adalah agar diperbaiki atau direvisi lagi dalam penulisan/ penataan kata, misalnya dalam alinea. Selain itu, terdapat kesalahan penulisan pada kata depan yang tidak dispasi. Para siswa yang menjadi subjek uji coba lapangan juga memberikan komentar bahwa masih ditemukan penulisan huruf kapital yang salah. Selain itu, ada beberapa ketikan huruf yang salah. Dari keseluruhan data yang diperoleh membuktikan bahwa pengembangan bahan ajar dari segi kelayakan bahasa terdapat beberapa kekurangan ( 1) terdapat penataan kata dalam alinea yang salah,(2) terdapat penulisan kata depan yang salah, () terdapat beberapa bahasa dalam bahan ajar kurang dapat dipahami oleh siswa, dan () terdapat kesalahan penulisan NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 9

10 petikan langsung. Hasil analisis bahan ajar dari segi kelayakan bahasa menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan perlu direvisi. evisi dilaku-kan agar bahan ajar mengalami peningkatan atau perbaikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil validasi/telaah ahli dan guru mengenai penyajian bahan ajar, ditunjukkan bahwa ahli dan guru menilai sangat baik dan baik. Beriikut data temuan dari hasil validasi oleh ahli dan guru ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Validasi Ahli Penyajian bahan Ajar NO. Kriteria Penilaian Validasi Ahli Catatan dan / Desain Saran 1. Ukuran Bahan ajar a. Ukuran 2. Desain kulit bahan ajar b, Tata letak kulit c. Tipografi kulit d, Ilustrasi kulit,75,25. Desain isi bahan ajar e. Tata letak f. Unsur tata letak harmonis g. Penempatan dan penampilan unsur tata letak h. Tata letak mempercepat pemahaman i. Tipografi sederhana j. Tipografi mudah dibaca k. Tipografi memudahkan pemahaman l. Ilustrasi isi m. Ilustrasi menimbulkan daya tarik,5,5,,5 Tidak banyak kesalahan sehingga bisa direvisi Pencapaian ata-rata, 81,1% Keterangan: = Penilaian sangat baik 2= Penilaian cukup= Penilaian baik1= Penilaian kurang = Tidak evisi = evisi Berdasarkan tabel.5, diketahui bahwa (,25), dengan nilai rata-rata,67. kriteria (1) ukuran buku, (2) desain kulit Penilaian kriterian tersebut berkategori buku, dan () desain isi buku sangat baik. Sedangkan kriteria desain mendapatkan penilaian rata-rata, isi buku mendapatkan penilaian (), dengan kategori baik, dan mendapatkan (,), dan (,5) dengan nilai rata -rata komentar kesalahan tidak banyak,2 dengan kategori baik. Dari data sehingga bahan ajar bisa direvisi. Jika tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari perolehan penilaian, kriteria kriteria 1 dan 2 tidak memerlukan revisi, yang mendapatkan penilaian terbesar sedangkan kriteria memerlukan revisi. dengan kategori sangat baik adalah Data yang dihimpun dari hasil kriteria ukuran buku. Kriteria desain uji coba terhadap 16 siswa kela VII kulit buku komponen-komponen SMP Negeri 1 Gresik tentang aspek mendapat penilaian (), (,75), dan penyajian bahan ajar mengenai (1) NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 10

11 ukuran bahan ajar, siswa yang menjawan ya adalah 16 siswa dengan nilai prosentae 100%. Hal itu dapat diartikan bahwa semua siswa sepakat dan mendapat prosentase 100%. Kategori (2) desain kulit bahan ajar menunjukkan bahwa terdapat 12 siswa yang mengatakan ya dan hanya siswa yang menyatakan tidak. Tabel 6 hasil Uji Coba Siswa dari Segi Penyajian Sedangkan kategori () desain isi bahan ajar, siswa yang menyatakan ya ada 1 dengan nilai prosentase 87,5% dan 2 anak menjawab tidak. Dari paparan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari aspek sajian bahan ajar ini cukup menarik dan membuat siswa memahami isi buku. Data temuan dari hasil uji coba siswa ditunjukkan pada tabel 6. No. Pernyataan Ya Ʃ Ya % Tidak Ʃ Tidak % a) Apakah ukuran bahan ajar memudahkan kamu % - - membawa kemana-mana? b) Apakah tata letak, tipografi kulit, ilustrasi kulit 1 81,25% 18,75% pada bahan ajar menarik? c) Apakah tata letak, tipografi sederhana, dan 15 9,75% 1 12,5% ilustrasi isi pada desain bahan ajar benar dan menarik? Pencapaian 91, 67% 10,% Berdasarkan Tabel,6, analisis me-ngenai (1) ukuran bahan ajar memudahkan dibawa kemana-mana menunjukkan bahwa terdapat 100% siswa menjawab ya dan tidak ada siswa yang menjawab tidak. Dengan kata lain tidak ada siswa yang menjawab tidak, sehingga aspek ini tidak memrlikan revisi. Analisis mengenai (2) tata letak, tipografi kulit, ilustrasi kulit pada bahan ajar menarik menunjukkan bahwa terdapat 81,25% siswa yang menjawab ya dan 18,75% siswa lainnya menjawab tidak. Dengan kata lain, terdapat 18,75% siswa tidak sepakat dengan aspek ini. walau begitu aspek ini perlu direvisi. Analisis mengenai () tata letak, tipografi sederhana, dan ilustrasi isi pada desain bahan ajar, menunjukkan bahwa terdapat 87,5% siswa menjawab ya dan hanya 12% siswa menyatakan tidak. Hal ini menunjukkan bahwa aspek ini sudah baik dan layak untuk diimplementasikan. Catatan, masukan, komentar, dan saran secara tertulis maupun langsung terhadap bahan ajar dari segi penyajian dari ahli adalah hendaknya margin antar dua halaman tidak terlalu padat. Untuk aspek ilustrasi dan keterangan gambar, ahli memberi masukan agar ilustrasi atau gambar ditambah agar bahan ajar menarik.masukan yang lain dari ahli adalah jenis huruf hias/ dekoratif hendaknya divariasikan. Dari hasil analisis data pengembang-an penyajian bahan ajar menunjukkan bahwa penyajian yang dikembankan dalam bahan ajar teks cerpen memiliki kekurangan dalam penyajian. Dari hasil analisis data NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 11

12 menun-jukkan bahwa penyajian gambar, variasi huruf, dan peletakan margin harus direvisi agar penyajian materi dalam bahan ajar ini dapat menarik siswa dalam belajar SIMPULAN DAN SAAN Produk pengembangan penyajian pada bahan ajar meliputi (1) ukuran buku, (2) desain kulit buku (tata letak kulit, tipografi kulit, ilustrasi kulit), () desain isi buku (tata letak konsisten, unsur tata letak harmonis, penempatan dan penampilan umsur tata letak, tata letak mempercepat pemahaman, tipografi sederhana, tipografi mudah dibaca, tipografi memudahkan pemahaman, ilustrasi isi memperjelas dan mempermudah pema-haman, ilustrasi isi menimbulkan daya tarik). Bahan ajar teks cerpen ini dikembangkan dengan memperhatikan kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO. Bahan ajar disusun dengan tujuan melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan membantu siswa dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar. Pembelajaran teks cerpen tidak dapat dilatihkan jika tidak dibantu dengan bahan ajar pendudkun. Oleh sebab itu diperlukan materi pendamping berupa contoh untuk mengenal bentuk-bentuk pembelajaran teks cerpen. Tuntutan dalam bahan ajar yang diberikan kepada siswa disajikan bervariasi agar siswa dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat dan tidak monoton. Hal tersebut dapat dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan yang terdapat dalam bahan ajar. DAFTA UJUKAN Aminuddin Stilistika, Pengantar Memahami Bahasa Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Pers. Depdiknas. 200.Kemampuan Menulis Sastra.Materi. Pelatihan Terintegrasi. Jakarta: Depdiknas. Kemendikbud Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 201. Jakarta: Kemendikbud. Dirjen Manajemen Dikdasmen Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar: Jakarta. NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 201 Halaman 12

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI...

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... v ABSTRACT... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh

Lebih terperinci

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 203 Lampiran B5 ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MEDIA Yang terhormat, Nama :... Asal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Materi yang diajarkan terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Berdasarkan Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I Lilik Suhartatik Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Fenomena mengenai rendahnya tingkat kemampuan siswa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan pembentukan kepribadian, dan juga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan 42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi, konsistensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pembentukan kepribadian, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Dalam mendesain LKS ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS Elvas Sugianto Efendhi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Kelengkapan Materi Butir 1 Butir 2 Kelengkapan kompetensi Materi yang disajikan mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi kehidupan sosial, budaya, dan masyarakat. Tirtarahardja (2005:226) mengatakan bahwa sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs Nanik Susilowati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Seorang pendidik dituntut kreativitasnya untuk mampu menyusun

Lebih terperinci

LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP 93 LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP Lampiran 1: Angket Observasi untuk Siswa PENGALAMAN MEMBACA DAN MENULIS PUISI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA SMK KELAS X Eva Dewi Purwitasari Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK:. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk komik yang diberi nama KOMIKA (Komik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH MIFTA SURYANI NPM 11080150 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI 30 LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI Judul Program : Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP/MTs pada Materi Aritmatika Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan

Lebih terperinci

Pengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika

Pengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika Pengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika Lindrie Piranti 1,a), Dewi Muliyati 2,b) 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis Dicetak pada tanggal 2018-0-29 Id Doc: 589c95819dce119ed2 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis pendekatan

Lebih terperinci

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK. TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 1, Januari 2017 Halaman: 10-15

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK

ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK (1) Nilamsari Damayanti Fajrin, (2) Sa dun Akbar, dan (3) Sutarno.

Lebih terperinci

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A)

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. KOMPONEN DAN BUTIR Penilaian Kualitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DESAIN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI DAN IMPLEMENTASINYA PADA SISWA KELAS X SMA/SMK

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DESAIN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI DAN IMPLEMENTASINYA PADA SISWA KELAS X SMA/SMK DESAIN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI DAN IMPLEMENTASINYA PADA SISWA Abdul Rozak 1) Juwanda 2) Taris Lesmana 3) 1)2) Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unswagati Cirebon 3) Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi para siswa. Kemampuan berkomunikasi siswa yang dimaksud adalah menggunakan

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH I. KELAYAKAN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Kekonsistenan sistematika Sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum BAB V BAHAN AJAR TEKS SASTRA DI SMP A. Dasar Pemikiran Hasil kajian struktur dan nilai-nilai moralpada cerpen-cerpensurat kabar Suara Merdeka yang telah dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan menawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah keterampilan

Lebih terperinci

III. BAHASA INDONESIA

III. BAHASA INDONESIA III. BAHASA INDONESIA Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang tidak terlepas dari teks dalam bentuk lisan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di dalamnya terdapat berbagai komponen pembangun di antaranya guru, siswa, kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa yang meliputi empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK PPT 2.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Saintifik Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku

Lebih terperinci

JURNAL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA BERBASIS KONTEKSTUAL SISWA KELAS VIII MTSN NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK

JURNAL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA BERBASIS KONTEKSTUAL SISWA KELAS VIII MTSN NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK JURNAL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA BERBASIS KONTEKSTUAL SISWA KELAS VIII MTSN NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK Deveoloping A Creative Writing Teaching Materials Plays Based Contekstual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Reasearch and Development).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Teks Eksposisi Tema : Ekonomi Pasar Bebas (Teks Eksposisi) Subtema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTS. Nanik Herawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTS. Nanik Herawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTS Nanik Herawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Upaya penyelenggaraan pengembangan di bidang pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikanlah suatu bangsa menjadi maju. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang. warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi perubahan di segala bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan yaitu bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA Konradus Silvester Jenahut Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma silvesterjenahut@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC Norma Dewi Shalikhah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi,

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH A. TEKNIK PENYAJIAN I. KELAYAKAN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang secara luas dikenal di masyarakat adalah pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikannya

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Oleh: Eni Fatma Wulandari 1, Irfani Basri 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dilihat dari perspektif filsafat ilmu, paradigma Pendidikan Bahasa Indonesia berakar pada pendidikan nasional yang mengedepankan nilai-nilai persatuan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 mengalami perubahan mendasar. Perubahan dimaksud terjadi pada paradigma penetapan satuan kebahasaan yang menjadi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS NASKAH DRAMA TERINTEGRASI SISWA SMP/MTs KELAS VIII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS NASKAH DRAMA TERINTEGRASI SISWA SMP/MTs KELAS VIII PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS NASKAH DRAMA TERINTEGRASI SISWA SMP/MTs KELAS VIII Ratna Mega Sari 1 Nurhadi 2 Kusubakti Andajani 2 Email: nana.hehe@rocketmail.com Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci