RENCANA STRATEGIS (Revisi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (Revisi)"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS (Revisi) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Jl. Jaksa Agung R. Soeprapto No. 80 Telp. / Fax. (0334) bpbd@lumajang.go.id

2 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jl. JAKSA AGUNG R. SOEPRAPTO No. 80 L U M AJ AN G KEPUTUSAN KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Nomor : 188/757/427.76/2017 Tentang PERUBAHAN KEPUTUSAN KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Nomor : 188/ 371 /427.67/2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Menimbang : a. bahwa terdapat perubahan atas substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah ditetapkan dengan Perda No. 01 Tahun 2014, untuk memberikan arah dan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan stakeholders dalam pembangunan daerah Tahun ; b. bahwa substansi RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka dipandang perlu menetapkan Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun dengan Keputusan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang. Rencana Strategis BPBD Tahun

3 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Rencana Strategis BPBD Tahun

4 7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Bencana; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang Tahun Rencana Strategis BPBD Tahun

5 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN Pasal 1 Dengan Keputusan ini ditetapkan Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun Pasal 2 Rencana Strategis (RENS TRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun merupakan pedoman, arah kebijakan dan strategi dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang penanggulangan bencana, sebagai tolok ukur penilaian kinerja yang disampaikan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun Pasal 3 Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun , disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. BAB II : Gambaran Pelayanan SKPD. BAB III : Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi. BAB IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan. BAB V : Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif. BAB VI : Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Rencana Strategis BPBD Tahun

6 Pasal 4 Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun , sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, tertuang dalam Buku Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun , dan merupakan Lampiran yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini. Pasal 5 Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Pasal 6 Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, maka akan disempurnakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ditetapkan di : Lumajang Pada tanggal : 12 Juni 2017 KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Ir. TEGUH WIDJAYONO, MM Pembina NIP Rencana Strategis BPBD Tahun

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan limpahan rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap Pemerintah Daerah harus membuat RPJM Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun , maka dengan ini Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang telah disusun. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras membantu tugas-tugas kami sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan bimbingan dan kekuatan kepada kita dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penanggulangan bencana dan mudah-mudahan dapat terwujudnya masyarakat Lumajang yang sejahtera dan bermartabat. KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Ir. TEGUH WIDJAYONO, MM Pembina NIP Rencana Strategis BPBD Tahun i

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... KEPUTUSAN KEPALA PELAKSANA BPBD KABUPATEN LUMAJANG... DAFTAR ISI... BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Pengertian Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Sumber Daya SKPD Kinerja Pelayanan SKPD Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III : ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi / Kabupaten / Kota Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu Isu Strategis BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi SKPD Tujuan dan Sasaran SKPD Strategi dan Kebijakan BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII : PENUTUP i ii iii Rencana Strategis BPBD Tahun ii

9 Rencana Strategis BPBD Tahun

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan keleluasaan dan sebagian besar kewenangan kepada daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Seiring dengan estafet kepemimpinan Bupati di Kabupaten Lumajang dan telah terpilih dan dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati pada tanggal 24 Agustus 2013, maka Bupati dan Wakil Bupati berkewajiban untuk menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Rencana Strategis BPBD Tahun

11 Perencanaan pembangunan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta memperhatikan perkembangan global. Untuk maksud perencanaan tersebut sudah tentu diperlukan upaya yang tepat dalam mencapai hasil melalui pemahaman persoalan yang benar-benar nyata dan pada akhirnya mampu untuk diatasi dengan baik dan tepat sasaran setelah memandang melalui pendekatan menyeluruh. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang sebagai salah satu instansi pemerintah daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang Penanggulangan Bencana, berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan demikian diharapkan agar dapat menentukan arah perkembangan dalam meningkatkan kinerjanya, yang mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik lokal regional, nasional, maupun global. Rencana strategis yang disusun merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat tersebut di atas, yang dalam penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal dan merupakan langkah yang Rencana Strategis BPBD Tahun

12 penting dengan memperhitungan kekuatan ( strenghts), kelemahan (weakness), peluang ( opportunities), dan tantangan ( threats) yang ada. Rencana ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun kedepan, dengan tetap memperhatikan potensi yang ada baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi. Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang Tahun , maka secara sinergi pula Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lumajang berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis SKPD (Renstra-SKPD) Sebagaimana tersebut dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 7 ayat (1) Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif LANDASAN HUKUM Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis (Renstra - SKPD) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang adalah: Rencana Strategis BPBD Tahun

13 Landasan Idiil : Pancasila Landasan Konstitusional : UUD Landasan Operasional : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Rencana Strategis BPBD Tahun

14 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; Rencana Strategis BPBD Tahun

15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang Tahun ; Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang PENGERTIAN Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, istilah-istilah yang perlu dipahami dalam bidang kebencanaan, supaya tidak menimbulkan persepsi yang bias, antara lain : 1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor Rencana Strategis BPBD Tahun

16 non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 2 Bencana alam adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang di sebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. 3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidepi, dan wabah penyakit. 4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang miliputi konflik sosial antar kolompok atau antar komunitas masyarakat dan teror. 5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. 6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang di lakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan / atau mengurangi ancaman bencana. Rencana Strategis BPBD Tahun

17 7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana malalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. 8. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin pada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. 9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyandaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 10. Tanggap darurat bencana dalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segara pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang di timbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. 11. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Rencana Strategis BPBD Tahun

18 12. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembangaan pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegitan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana. 13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. 14. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hirologis,, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. 15 Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan. Prasana dan sarana dengan melakukan rehabilitasi. 16. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakuakan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. Rencana Strategis BPBD Tahun

19 17. Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa teramcam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. 18. Bantuan darurat bencana adalah upaya pemberian bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat. 19. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang di tetapkan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rokomendasi Badan yang di beri tugas untuk menanggulangi bencana. 20. Pengungsi adalah orang atau kolompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk cuaca. 21. Setiap orang adalah orang perorangan, kolompok orang, dan/atau badan hukum. 22. Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang adalah : 1. Memberikan arah dan pedoman bagi semua jajaran dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di Bidang Penanggulangan Bencana, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu dapat tercapai. Rencana Strategis BPBD Tahun

20 2. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal. 3. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholders) tentang rencana pembangunan tahunan. 4. Menjadi kerangka dasar dalam upaya penanggulangan bencana alam. Tujuan penyusunan dari Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang adalah : 1. Merencanakan cara pengendalian Penanggulangan Bencana di Kabupaten Lumajang; 2. Mengelola keberhasilan organisasi secara sistemik; 3. Memanfaatkan perangkat manajerial dalam pengelolaan Penanggulangan Bencana; 4. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi Penanggulangan Bencana pada masa depan; 5. Memudahkan para pemangku kepentingan ( stakeholders) untuk menghadapi masa depan; 6. Meningkatkan hubungan yang harmonis antar instansi pada saat terjadi Bencana SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun disusun menurut sistematika sebagai berikut : Rencana Strategis BPBD Tahun

21 BAB I : Pendahuluan. BAB II : Gambaran Pelayanan SKPD. BAB III : Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi. BAB IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan. BAB V : Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif. BAB VI : Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. Rencana Strategis BPBD Tahun

22 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD TUGAS Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang nomor 2 Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang mempunyai tugas: a) Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara; b) Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundangundangan; c) Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; d) Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e) Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; f) Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; Rencana Strategis BPBD Tahun

23 g) Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; h) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan FUNGSI Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyelenggarakan fungsi : a) Perumusan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien. b) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 02 Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Kepala Badan ; b. Unsur Pengarah ; c. Unsur Pelaksana, yang membawahi : 1. Sekretariat, terdiri dari : a). Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian ; b). Sub. Bagian Keuangan ; 2. Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik, terdiri dari : Rencana Strategis BPBD Tahun

24 a). Sub. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ; b). Sub. Bidang Logistik 3. Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi, membawahi : a). Sub. Bidang Kedaruratan ; b). Sub. Bidang Rehabilitasi dan Rekosntruksi. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada gambar berikut : GAMBAR 1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG KEPALA BADAN UNSUR PENGARAH KEPALA PELAKSANA SEKRETARIS SUB BAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PENCEGAHAN, KESIAPSIAGAAN DAN LOGISTIK BIDANG KEDARURATAN, REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SUB BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN SUB BIDANG KEDARURATAN SUB BIDANG LOGISTIK SUB BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Rencana Strategis BPBD Tahun

25 2.2. SUMBER DAYA SKPD 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Jumlah 1 Strata 2 (S 2) 2 orang 2 Strata 1 (S 1) 8 orang 3 D-3 1 orang 4 D-2-5 SLTA/SMK 15 orang 6 SLTP 2 orang 7 SD 3 orang Jumlah 31 orang 2. Jumlah Pegawai yang Telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan Tabel 2 Jumlah Pegawai yang Telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan No. Nama Pelatihan Penjenjangan Jumlah 1 ADUM/ADUMLA/DIKLATPIM TK. IV 5 orang 2 SPAMA/ DIKLATPIM TK. III 2 orang 3 SPAMEN/DIKLATPIM TK. II 1 orang Jumlah 8 orang 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Tabel 3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan No. Golongan Jumlah 1 IV 3 orang 2 III 10 orang 3 II 2 orang 4 I 2 orang 5 PTT 14 orang Jumlah 31 orang Rencana Strategis BPBD Tahun

26 4. Jumlah Pegawai yang Menduduki Eselon dan Staf Tabel 4 Jumlah Pegawai Yang Menduduki Eselon dan Staf No. Jabatan Jumlah 1 Eselon II 1 orang 2 Eselon III 3 orang 3 Eselon IV 6 orang 4 Fungsional - 5 Staf 21 orang Jumlah 31 orang 5. Relawan Bencana Tabel 5 Jumlah Relawan Bencana No. Uraian Jumlah 1 Tim SAR 31 orang 2 TRC PB 15 orang 3 Relawan Bencana (RB) 30 orang Jumlah 76 orang 5. Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana Tabel 6 Kendaraan Operasional No. Uraian Jumlah 1 Kendaraan Dinas Pimpinan 1 unit 2 Kendaraan Dinas Truk Tangki Air 3 unit 3 Kendaraan Dinas Rangger 2 unit 4. Sepeda Trail 4 unit 5. Sepeda dinas operasional 2 unit Jumlah 12 unit Rencana Strategis BPBD Tahun

27 Tabel 7 Peralatan Kebencanaan No. Uraian Jumlah 1. Tenda Posko 2 unit 2. Tenda Pleton 8 unit 3. Tenda Regu 3 unit 4. Tenda Keluarga 15 unit 5. Genset 11 unit 6. Velbed 18 unit 7. Pompa air 2 unit 8. Pompa air apung 2 unit 9. Water treatment Portable 1 unit 10. Perahu karet 2 unit 11. Chain saw 5 unit 12. Ponton 1 unit 13. Senter belor 1 unit 14. HT 87 unit 15. RIG 9 unit 16. Komputer deteksi Gempa 1 unit 17. Komputer deteksi tanah longsor 2 unit 18. EWS G. Semeru 1 unit 19. EWS Tsunami 3 unit 20. Handycam 1 unit 21. Camera digital 3 unit 22. GPS 3 unit Tabel 8 Persediaan Logistik No. Uraian Jumlah 1. Glangsing 5000 lembar 2. Makanan siap saji 10 dos 3. Paket sembako 400 paket 4. Tikar 100 buah 5. Bed / matras 100 buah 6. Terpal 300 buah 7. Masker 350 buah 8. Selimut 2000 buah Rencana Strategis BPBD Tahun

28 9. Kids ware 50 buah 10. Pakaian / sandang 100 buah 2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang merupakan Satuan Kerja Perangkat yang menyelenggarakan sistem pelayanan publik. Adapun pelayanan publik yang ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang antara lain : 1. Standar Penanganan Pemberian Bantuan akibat dari Bencana Alam dengan waktu pelayanan 3 (tiga) hari kerja. Syarat-syarat yang harus dipenuhi : a. Surat pemberitahuan bencana dari Kepala Desa atau Camat; b. Survey ke lokasi bencana oleh Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) BPBD; c. Koordinasi dengan instansi terkait apabila diperlukan; d. Pembuatan Telaahan Staf kepada Bupati; e. Pemberian bantuan dengan dasar dari Telaahan Staf yang sudah di ACC Bupati. Rencana Strategis BPBD Tahun

29 Gambar 2 Alur Pelayanan : Surat dari Desa/Camat Survey ke Lokasi Bencana Laporan ke Bupati Koordinasi dengan Instansi terkait Telaahan Staf Telaahan Staf ACC DPKAD Pemberian Bantuan 2. Pelayanan Pengaduan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang juga melayani pengaduan masyarakat. Setiap pengaduan harus dilengkapi dengan identitas pelapor yang jelas guna klarifikasi pengambilan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai langkah penanganan pengaduan. Hasil klarifikasi dan analisa Rencana Strategis BPBD Tahun

30 lapangan akan disampaikan secara tertulis kepada pelapor sebagai bukti pertanggungjawaban dan kepedulian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang atas pengaduan yang disampaikan oleh pelapor. Bila terjadi keterlambatan penyelesaian pelayanan yang diakibatkan oleh kelalaian petugas, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang akan memberi pelayanan ulang. Gambar 3 Alur Pelayanan : KEPALA PELAKSANA KABID-KABID SEKRETARIAT PENGADUAN MASYARAKAT 2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD TANTANGAN Tingkat risiko bencana Kabupaten Lumajang didapat dengan menggabungkan indeks ancaman, kerentanan serta kapasitas suatu daerah terhadap suatu bencana tertentu. Hasil pemetaan risiko tersebut tersaji pada bagian di bawah ini. Rencana Strategis BPBD Tahun

31 1. Gempa Bumi Tingkat risiko bencana gempa bumi kabupaten Lumajang cukup bervariasi. dimana daerah dengan tingkat risiko rendah, sedang dan tinggi tersebar di seluruh wilayah kabupaten Lumajang. Untuk daratan kabupaten Lumajang tingkat risiko tinggi terkonsentrasi di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Tempeh, Pasrujambe. Sementara tingkat sedang umumnya berada di Kecamatan Pasirian, Klakah, Ranuyoso, Randuagung, Jatiroto. Tingkat rendah berada hampir semua Kecamatan di Kabupaten Lumajang selain yang berisiko sedang dan tinggi. BPBD 2. Tsunami Gambar 4 : Peta Risiko Gempa Bumi Kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) Risiko bencana tsunami di kabupaten Lumajang terbagi atas 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Daerah dengan tingkat risiko tinggi ada di Kecamatan Yosowilangun, Tempeh, Tempursari, Pasirian. Daerah dengan tingkat risiko sedang ada di Kecamatan Kunir, Candipuro. Sementara daerah yang lain memiliki tingkat risiko rendah, temasuk sebagian Kecamatan Rowokangkung. Rencana Strategis BPBD Tahun

32 BPBD 3. Letusan Gunung Api Gambar 5 : Peta Risiko Tsunami kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) Risiko bencana gunung api di kabupaten Lumajang terbagi atas 2 tingkatan yaitu sedang dan tinggi. Daerah dengan tingkat risiko sedang ada di Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Tempeh dan Pasirian; sementara daerah dengan tingkat risiko Tinggi Kecamatan Pronojiwo, Tempursari dan Candipuro. B P B D Gambar 6 : Peta Risiko Letusan Gunung Api kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) Rencana Strategis BPBD Tahun

33 4. Banjir Risiko bencana longsor di Kabupaten Lumajang terbagi atas 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat risiko tinggi ada di wilayah Kecamatan Rowokangkung, Jatiroto, Tempursari, Pronojiwo, Candipuro, Pasrujambe dan Pasirian. Sementara daerah dengan tingkat risiko sedang ada di area Kecamatan Kunir, Yosowilangun, Tempeh, Lumajang dan Sukodono dan yang ada di area rendah ada di Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung, Kedungjajang, Tekung. B P B D Gambar 7 : Peta Risiko Banjir kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) 5. Banjir Bandang Kapasitas bencana banjir bandang di Kabupaten Lumajang terbagi atas 2 tingkatan yaitu tinggi dan sedang. Tingkat Kapasitas tinggi ada di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, dan Pasirian. Sementara untuak daerah dengan tingkat kapasitas sedang ada di wilayah kecamatan Pasrujambe. Rencana Strategis BPBD Tahun

34 B P B D Gambar 8 : Peta Risiko Banjir Bandang kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) 6. Longsor Risiko bencana longsor di kabupaten Lumajang terbagi atas 2 tingkatan yaitu, sedang dan tinggi. Tingkat risiko sedang ada di Kecamatan Pasirian, Pasrujambe, Gucialit, Ranuyoso dan Randuagung. Sementara area dengan tingkat risiko tinggi berada di Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Candipuro dan Senduro. B P B D Gambar 9 : Peta Risiko Longsor kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) Rencana Strategis BPBD Tahun

35 7. Kekeringan Risiko bencana kekeringan di Kabupaten Lumajang terbagi atas 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat risiko tinggi ada di wilayah Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah, Kecamatan Kedungjajang, Kecamatan Padang, Kecamatan Gucialit dan Kecamatan Randuagung. Tingkat risiko sedang terkonsentrasi di Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Candipuro. Sedangkan Kecamatan lain termasuk resiko rendah. B P B D Gambar 10 : Peta Risiko Kekeringan kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) 8. Puting Beliung Untuk bencana puting beliung, tingkat risiko bencana di wilayah kabupaten Lumajang secara umum dikategorikan ke dalam tingkat sedang. Namun masih terdapat beberapa daerah yang memiliki tingkat risiko tinggi antara lain Kecamatan Candipuro, Kecamatan Padang, Kecamatan Gucialit, Kecamatan Senduro dan Kecamatan Pasrujambe. Rencana Strategis BPBD Tahun

36 B P B D Gambar 11 : Peta Risiko Puting Beliung kabupaten Lumajang (Sumber: Hasil Pemetaan, 2013) 9. Biologi (Epidemi dan Wabah Penyakit) Tingkat risiko untuk bencana epidemi dan wabah penyakit di Kabupaten Lumajang digolongkan ke dalam 2 tingkatan, yaitu sedang dan rendah. 10. Kegagalan Teknologi Tingkat risiko untuk bencana kegagalan teknologi di kabupaten Lumajang digolongkan ke dalam 2 tingkatan, yaitu sedang dan rendah; dimana secara umum tingkat risiko bencana yang mendominasi adalah tingkat risiko sedang. Rencana Strategis BPBD Tahun

37 11. Konflik Sosial Data historis menunjukkan konflik sosial yang pernah terjadi di Kabupaten Lumajang masih tergolong tinggi, mengingat semua kecamatan melakukan demontrasi, bahkan kecamatan Tempeh dan Pasirian ada 9 (sembilan) kali demo. Adapun kecamatan Lumajang dan Kedungjajang merupakan kecamatan yang paling sering di demo mengingat kedua wilayah itu merupakan pusat pemerintahan (Kantor Bupati dan Kantor DPRD). Sedangkan yang paling rendah ada di wilayah kecamatan Tekung, Rowokangkung, Candipuro, Pasrujambe dan Padang. 12. Kebakaran a. Kebakaran Hutan. Risiko bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Lumajang terbagi atas 1 tingkatan yaitu rendah, namun secara umum risiko bencana ini di wilayah Kabupaten Lumajang adalah terdapat di wilayah selatan dan utara. Dan yang pernah terjadi kebakaran hutan rakyat seluas 2 Ha pada 11 Oktober 2011 di wilayah selatan Lumajang yaitu; di Desa Tegalrejo Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang yang diakibatkan oleh kelalaian manusia (pembakaran rumput kering). b. Kebakaran Gedung. Risiko bencana kebakaran gedung dan permukiman di Kabupaten Lumajang terbagi atas 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi; namun secara umum risiko bencana ini di wilayah kabupaten Lumajang adalah tinggi. Tingkat risiko rendah terdapat di Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari; sementara tingkat risiko sedang terdapat di Kecamatan Tempeh, Gucialit, Pasrujambe, Sukodono, Yosowilangun, Senduro, Tekung, Ranuyoso, Candipuro, Rencana Strategis BPBD Tahun

38 Padang, Jatiroto, Rowokangkung, dan Randuagung. Untuk risiko tinggi berada diwilayah Kecamatan Pasirian, Lumajang dan Sumbersuko. Hasil pemetaan risiko kebakaran gedung dan permukiman di Kabupaten Lumajang PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, peluang pengembangan pelayanan yang dapat dilakukan antara lain : 1. Pembentukan dan pengembangan desa tangguh dalam rangka pengurangan risiko bencana. 2. Pemasangan Early Warrning System (EWS) di kawasan rawan bencana. 3. Optimalisasi peran Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Lumajang. 4. Pembuatan dokumen rencana mitigasi bencana. 5. Penanganan keadaan darurat yang responsif. 6. Perencanaan pemulihan pasca bencana. 7. Mengadakan kerja sama dengan Kabupaten / wilayah perbatasan terkait dengan pengurangan risiko bencana. Rencana Strategis BPBD Tahun

39 BAB III ANALISA ISU - ISU STRATEGI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah ke depan dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif ( participatory planning). Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact). Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap Perangkat Daerah berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja, Perangkat Daerah mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masingmasing jangka waktu sebuah rencana. Rencana Strategis BPBD Tahun

40 A. Kondisi Umum Saat Ini A. Letak Geografis Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di propinsi jawa timur. Kabupaten ini terletak pada posisi 7 o 52-8 o 23 Lintang Selatan dan 112 o o 22 Bujur Timur. Dengan Luas wilayah 1.790,90 km 2 atau 3,74% dari luas Propinsi Jawa Timur, batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Probolinggo : Kabupaten Jember : Samudera Indonesia : Kabupaten Malang PETA ADMINISTRASI KECAMATAN KABUPATEN LUMAJANG JAWA TIMUR Rencana Strategis BPBD Tahun

41 B. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km 2 atau 3,74% dari luas Propinsi Jawa Timur. Luas tersebut terbagi dalam 21 Kecamatan yang meliputi 198 desa dan 7 kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Luas Wilayah Kabupaten Lumajang Per Kecamatan No. Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Desa 1 Tempursari 101, Pronojiwo 38, Candipuro 144, Pasirian 183, Tempeh 88, Kunir 50, Yosowilangun 81, Rowokangkung 77, Tekung 30, Lumajang 30, Pasrujambe 97, Senduro 228, Gucialit 72, Padang 52, Sukodono 30, Kedungjajang 92, Jatiroto 77, Randuagung 103, Klakah 83, Ranuyoso 98, Sumbersuko 26,54 8 Jumlah 1.790, C. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Lumajang pada tahun 2013 adalah jiwa, terdiri dari pria dan wanita Rencana Strategis BPBD Tahun

42 (sumber : BPS Kabupaten Lumajang) dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 565 jiwa/km². Penduduk Kabupaten Lumajang terdiri dari beberapa suku, yang terbesar adalah Suku Jawa dan Suku Madura. Disamping itu, ada kelompok masyarakat yang mempunyai sifat sosial budaya khas, yaitu masyarakat Tengger yang hidup di Ranupane, Argosari dan sekitarnya. JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2012 No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio Tempursari Pronojiwo Candipuro Pasirian Tempeh Kunir Yosowilangun Rowokangkung Tekung Lumajang Pasrujambe Senduro Gucialit Padang Sukodono Rencana Strategis BPBD Tahun

43 Kedungjajang Jatiroto Randuagung Klakah Ranuyoso Sumbersuko J u m l a h Sumber : BPS Kabupaten Lumajang Tahun 2012 D. Topografi Secara topografi Kabupaten Lumajang terbagi kedalam 4 daerah yaitu: a. Daerah gunung b. Pegunungan ; c. Dataran fluvial ; d. Dataran alluvial. Untuk kategori yang pertama dan kedua yaitu Ranuyoso, Tempursari, sekitar Gunung Semeru, sekitar Gunung Tengger dan Lamongan. Kecamatan yang termasuk kedalam kategori yang ketiga adalah Lumajang, Sumbersuko, dan Sukodono. Untuk kategori yang terakhir yaitu kecamatan Rowokangkung, Jatiroto, Yosowilangun, dan sepanjang pantai mulai dari Yosowilangun sampai dengan Tempursari. Rencana Strategis BPBD Tahun

44 Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Bromo (3.292 m) dan Gunung Lamongan. Untuk kawasan selatan daerahnya sangat subur karena mendapat endapan sedimen dari sungai-sungai yang mengalirnya di kawasan tersebut yaitu Kali Glidik, Kali Rawan, Kali Gede, Kali Regoyo, Rejali, Besuk Sat, Kali Mujur dan Bondoyudo. Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0 sampai dengan diatas 2000 m diatas permukaan laut, dengan daerah yang terluas adalah ada ketinggian m dari permukaan laut ,15 Ha (35,24 %) dan yang tersempit adalah pada ketinggian 2000m dari permukaan laut yaitu 6.889,4 ha atau 3,85% dari luas wilayah Kabupaten Lumajang. E. Geologi Formasi geologi terdiri dari beberapa macam yaitu kuarter (Q), Mesozoikum (Mz), batuan beku dalam ultra basa (Pdt), Miosen bawah (L Mi), Sekis hablur (Pr), Mio Pliosen (Mi Pl), batuan beku dalam basa (Gb), Paleogen (Pg), batuan beku dalam asam kapur (K Gr). Ditinjau dari segi batuan pembentuk struktur geologi wilayah, kawasan perencanaan terdiri dari jenis batuan Old Kwarter Vulkanik, Young Kwarter Vulkanik dan Alluvium. Pada umumnya Kabupaten Lumajang disusun oleh formasi batuan Alluvium (68.005,87 Ha) yang mencapai 38% dan terkecil Miosen Sedimentary 8% dari luas wilayah. Rencana Strategis BPBD Tahun

45 F. Jenis Tanah Pembentukan jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk dan keadaan topografi. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau yang dikeluarkan Lembaga Penelitian Bogor tahun 1966, jenis tanah di Kabupaten Lumajang terdiri dari aluvial, regosol, andosol, mediteran dan latosol G. Hidrologi Keadaan hidrologi dan pengairan merupakan keadaan yang menggambarkan fisik tanah yang berhubungan dengan adanya genangan air, saluran irigasi, sungai dan danau. Dengan mengetahui keadaan tersebut akan dapat diketahui pemanfaatan tanah dan bagaimana cara pemanfaatannya, yakni pada daerah yang banyak terdapat aliran sungai, penduduk banyak memanfaatkan sungai sebagai sarana kehidupan rumah tangga sehari-hari. Pada daerah yang banyak terdapat saluran irigasi berarti daerah tersebut telah memanfaatkan tanahnya untuk budidaya pertanian lahan basah. Pada daerah yang banyak terdapat alur sungai berarti daerah tersebut telah memanfaatkan air tersebut sebagai bahan baku air bersih. H. Kemampuan Lahan Kemampuan lahan adalah salah satu aspek fisik yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana fisik karena menyangkut kemampuan efektif tanah dan kondisi hidrologi wilayah. Kemampuan jenis tanah adalah daya dukung tanah pada suatu wilayah apabila dilakukan pembudidayaan pada wilayah tersebut. Ada enam indikator kemampuan tanah yakni lereng/kemiringan tanah, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, drainase, tingkat erosi dan faktor pembatas yang dijelaskan sebagai berikut : Rencana Strategis BPBD Tahun

46 a) Kemiringan Tanah (Lereng) Kemiringan tanah (lereng) merupakan sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horisontal. Kabupaten Lumajang seluas ,00 Ha, berdasarkan klasifikasi lereng (kemiringan) adalah : Datar (0-2%) seluas ,59 Ha (45,9%) ; Landai-agak miring (2-15%) seluas 1.459,57 Ha (17,57%) ; Miring-agak curam (15-40% seluas ,89 (16,10%) ; Curam-sangat curam (lebih dari 90%) seluas ,65 Ha. b) Drainase Drainase adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami atau cepat atau lambatnya air hilang dari permukaan tanah setelah hujan secara alami dan bukan karena perlakuan manusia. Berdasarkan pengertian tersebut, maka drainase diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas yakni tidak pernah tergenang, tergenang periodik dan tergenang terus-menerus. Secara umum keadaan drainase di Kabupaten Lumajang cukup baik mengingat keadaan topografi yang bervariasi kemiringannya. Keadaan topografi di Kabupaten Lumajang yang bervariasi mulai datar sampai curam menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang baik dan berfungsinya saluran pengairan, menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi bencana alam. Rencana Strategis BPBD Tahun

47 c) Iklim dan Curah Hujan Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu tempat pada periode yang panjang. Iklim merupakan unsur yang mempengaruhi manusia dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Unsurunsur yang sifatnya tertentu seperti temperatur, hujan, angin dan tekanan udara diamati sifatnya selama selang waktu yang panjang (30 tahun). Di Kabupaten Lumajang penentuan iklim didasarkan sistem Shcmidt dan Ferguson. Sistem ini hanya membandingkan jumlah bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Furgosen terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Lumajang. Tipe pertama adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah. Jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan bulan-bulan lainnya adalah bulan basah dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm. Bulan-bulan kering tersebut rata-rata terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September dan bulan-bulan lainnya adalah bulan basah. Lokasi Kabupaten Lumajang berada di sekitar garis katulistiwa menyebabkan daerah ini mempunyai perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau, musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan oktober hingga April. Rencana Strategis BPBD Tahun

48 Daerah Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak kering. Untuk tipe basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan Gunung Semeru. Untuk daerah dengan kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto, dan Rowokangkung dengan rata-rata bulan kering 3-4 bulan per tahunnya. Sedang daerah dengan iklim agak kering meliputi Tekung, Kunir, dan Yosowilangun. Pemantauan yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Bondoyudo Mayang di Lumajang dalam kurun waktu setahun ini rata-rata hari hujan berkisar antara 1 sampai dengan 19 hari tiap bulannya. Sedangkan rata-rata intensitas curah hujan pada tahun 2012 berkisar antara mm3 d) Vulkanologi Kabupaten Lumajang dikelilingi tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Dari ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, Gunung Semeru mendapat prioritas pemantauan lebih dibanding yang lainnya karena seringnya terjadi aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat sekitarnya. Rencana Strategis BPBD Tahun

49 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Untuk mewujudkan Visi tersebut dirumuskan Misi Prioritas Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Secara garis besar Misi Prioritas Pembangunan Kabupaten Lumajang Tahun adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan; b. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya; Rencana Strategis BPBD Tahun

50 c. Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat. Pada dasarnya visi dan misi pembangunan tersebut di atas, merupakan kerangka strategis pembangunan yang ditetapkan sebagai acuan dalam mengejar ketertinggalan Kabupaten Lumajang sekaligus merupakan tujuan yang ingin dicapai selama masa waktu lima tahun yang akan datang. Substansi Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Lumajang Tahun adalah peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, pemerataan pembangunan, khususnya pada wilayah terpencil, dan pemberdayaan kegiatan ekonomi kerakyatan yang nyata dan berpihak pada rakyat, serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lumajang ditempatkan sebagai tujuan yang utama dari seluruh program pembangunan daerah, sehingga harus mendapatkan perhatian yang optimal, termasuk akses pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan aktualisasi kemandiriannya Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi / Kabupaten / Kota Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya adalah cara dipilih secara hati-hati, dengan melakukan analisis yang mendalam terhadap isu strategis, permasalahan dan sebab suatu Rencana Strategis BPBD Tahun

51 permasalahan, serta potensi yang dapat dikembangkan agar diperoleh cara yang tepat dan menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta menjadi payung atau acuan dalam proses perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk kurun waktu , Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang harus menetapkan strategi dan arah kebijakan yang akan dikembangkan sebagai langkah taktis dan efektif untuk menjamin hasil yang maksimal dari pelaksanaan berbagai strategi pembangunan yang telah dirumuskan dan akan dilaksanakan di lapangan adalah bersifat terpadu. Artinya strategi yang akan dikembangkan bukanlah strategi tunggal yang sifatnya parsial, malainkan strategi terpadu yang melibatkan dukungan dan komitmen seluruh stakeholder dan SKPD yang ada Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Lumajang merupakan wilayah yang memiliki ancaman bencana yang cukup banyak dan sewaktu-waktu dapat terjadi, antara lain : A. GUNUNG MELETUS a. GUNUNG SEMERU Gunung Semeru terletak di sebelah barat daya dari Kabupaten Lumajang, sekitar 30 km dari Kota Lumajang. Secara geografis, gunung api ini terletak pada posisi Lintang 08 o 06,5' LS dan 112 o 55 Bujur Timur dengan ketinggian meter di atas permukaan laut (Kusumadinata, 1979). Gunung Api Semeru merupakan salah satu objek pariwisata andalan di Kabupaten Lumajang. Menurut catatan sejarah, 5 Mei 1963 mulai jam terjadi awan panas dan aliran lava melanda Curah Lengkong, Kali Pancing dan Besuk Semut, awan panas Rencana Strategis BPBD Tahun

52 mencapai 8 km dari kawah, letusan ini berlangsung hingga akhir Juli. Tahun 1967 letusan yang terjadi pada bulan September dan pembentukan kubah lava dititik letusan 1963 pinggir kawah selatan (hulu Kali Glidik, Besuk Bang dan Besuk Kobokan) mencapai ketinggian m (54 m di atas puncak Mahameru). Lahar terjadi di lembah Kali Glidik, Besuk Kobokan dan Kali Rejali. Pada tahun 1968, pertumbuhan kubah lava terus berlangsung. Banjir lahar membawa korban tiga orang penduduk Desa Sumber Wungkil. PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG SEMERU b. GUNUNG LAMONGAN Gunung Lamongan terletak di sebelah Utara dari Kabupaten Lumajang, sekitar 20 km dari Kota Lumajang. Secara geografis, gunung api ini terletak pada posisi Lintang : 7 59 Rencana Strategis BPBD Tahun

53 LS dan ,5 Bujur Timur dengan ketinggian meter di atas permukaan lautgunung Lamongan terletak di sebelah Utara dari Kabupaten Lumajang, sekitar 20 km dari Kota Lumajang. Secara geografis, gunung api ini terletak pada posisi Lintang : 7 59 LS dan ,5 Bujur Timur dengan ketinggian meter di atas permukaan laut. Pemantauan Gunung Lamongan dilakukan di Pos PGA, Kec. Klakah-Lumajang dengan menggunakan seismograf satu komponen bersistem RTS, sedangkan seismometernya ditempatkan di G. Anyar pada daerah aliran lava termuda dari letusan samping G. Lamongan Peralatan yang ada Dapat merekam gempa tektonik jauh dan tektonik lokal disamping merekam gempa vulkanik Pengamatan lainnya secara visual dilakukan pengukuran suhu puncak/fumarola/solftara dan pengukuran sifat keasaman secara berkala (1 bulan sekali atau 3 bulan sekali) Aliran lava yang berpengaruh kuat, dari puncak lamongan diperkirakan akan terhenti di daerah G. Anyar dan Ranu Kambang (sebelah baratdaya puncak Lamongan), oleh karena itu kawasan sekitar Alun-alun, Papringan, Ranulading, Kali Banter, Puncak Lamongan (Pengaruh kuat dan sedang) kemungkinan terkena Material ; aliran lava, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat dan kemungkinan dapat terkena aliran lahar Aliran lava yang berpengaruh sedang, menyebar di sekitar perkampungan ; Alun-alun, Guntoran, Papringan, G. Rencana Strategis BPBD Tahun

54 Kinik, Ranulading, Kalibanter, sebagian lagi menyebar disekitar puncak Lamongan. Aliran lahar yang berpengaruh rendah, menyebar di sekitar perkampungan ; Alun-alun sumber petung, Ranu Pakis, Sumber Wringin, Salak Tengah, Laroyan, Pakisan, Tegalsari, Tiris, Ranu Gedang, Bedian dan Jambuan Lontaran / jatuhan piroklastika yang berpengaruh kuat, menyebar di bagian TImur puncak Lamongan Lontaran / jatuhan piroklastika yang berpengaruh sedang dan rendah, pada umumnya berada di kaki dan lereng G. Lamongan. Aspek-aspek kemungkinan terkena dampak letusan Gunung Lamongan : Aspek Kependudukan Yang terpengaruh saat terjadi erupsi Gunung Lamongan dimulai oleh status siaga sampai dengan kembali pada status waspada selama 1 bulan yang diperkirakan mencapai Jiwa terdiri dari Laki-laki Jiwa dan Perempuan Jiwa dan Evakuasi prioritas pada pengungsi Rentan terdiri dari lansia, wanita, anak-anak dengan jumlah Jiwa, sedangkan laki-laki dewasa tetap melakukan aktifitas mencari nafkah dan melakukan pengamanan kampung. JUMLAH PENDUDUK TERANCAM PADA ERUPSI GUNUNG LAMONGAN No Kecamatan / Desa Jumlah Terimbas (Jiwa) L P JML 1 Klakah a Ds. Tegal Randu b Ds. Sumber wringin Rencana Strategis BPBD Tahun

55 c Ds. Duren d Ds. Papringan e Ds. Ranupakis Ranuyoso a Ds. Ranubedali b Ds. Alun-alun c Ds. Sumberpetung d Ds. Tegal Bangsri Randuagung a Ds. Kalipenggung b Ds. Ranulogong c Ds. Ranuwurung Jumlah Total B. Gempa dan Gelombang Pasang / Tsunami Kabupaten Lumajang yang berbatasan dengan Samudera Hindia ini tergolong rawan terhadap gempa bumi yang menimbulkan tsunami. Hal ini disebabkan karena disepanjang Selatan Lumajang terdapat benturan lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang berada kira-kira 150 km dari pantai di Samudera Hindia. Apabila terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar (lebih dari 6,3 SR) dengan pusat gempa di laut dengan kedalaman 30 km, maka diperkirakan gempa tersebut akan dapat menimbulkan tsunami di pantai Lumajang. Tsunami yang ditimbulkan dapat mencapai kecepatan 900 km / jam dengan ketinggian diperkirakan antara 4 m hingga 12 m di pantai. Apabila terjadi gempa bumi di lepas pantai Pesisir Selatan diperkirakan akan menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian 4 m (ringan), 8 m (sedang) dan 12 m (bera t). Namun menurut penilaian para ahli yang paling mungkin terjadi adalah Rencana Strategis BPBD Tahun

56 4 m (ringan). Sebagai dampak dari gempa bumi dan gelombang tsunami tersebut, maka bentuk kerusakan yang ditimbulkan adalah runtuhnya beberapa bangunan dan prasarana akan roboh, dan kemudian gelombang tsunami akan menyapu pemukiman di tepi pantai. Diperkirakan tsunami akan mengancam semua wilayah yang berada di tepi pantai. Ada 5 Kecamatan dan 21 Desa di Kabupaten Lumajang berbatasan dengan laut. Diperkirakan sebanyak 81 Dusun yang berada 5 kecamatan terancam bencana gempa bumi dan tsunami, dengan perincian sebagai berikut. WILAYAH YANG TERANCAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI No Kecamatan Desa Dusun Jumlah PDDK Tempursari Pundungsari Dsn. Krajan Dsn. Sukorejo 826 Dsn. Sukosari Jumlah Tempursari Krajan Tempursari Ngrawan Langkapan Jumlah Tempurejo Dsn. Sumoroto Dsn. Sumoroto Timur Jumlah Purorejo Dsn. Umbulrejo Dsn. Krajan Dsn. Sukosari Dsn. Pasirejo Jumlah Bulurejo Dsn. Umbulsari Dsn. Bulurejo 875 Dsn. Karangmenjangan Jumlah Tegalrejo Dsn. Tegalrejo Dsn. Tegalsari Dsn. Tegalbanteng Rencana Strategis BPBD Tahun

57 No Kecamatan Desa Dusun Jumlah PDDK Jumlah Pasirian Gundoruso Dsn. Glendang Pet Dsn. Sumberrejo Dsn. Danurojo Dsn. Liwek 533 Dsn. Kaliwelang 723 Jumlah Bades Dsn. Krajan Dsn. Parut Dsn. Tabon Dsn. Siluman Dsn. Kajaran 865 Dsn. Dampar 885 Jumlah Bagu Dsn. Krajan I Dsn. Krajan II Dsn. Rekesan Dsn. Timur Curah Jumlah Selok Anyar Dsn. Krajan Dsn. Kali Kembar 958 Dsn. Tempuran 872 Dsn. Jugil 876 Dsn. Timur Persil 867 Jumlah Tempeh Lempeni Krajan I 988 Krajan II 950 Mujur I 975 Mujur II 826 Kebonan 974 Kalipanjing 981 Jumlah Pandanwangi Krajan I 808 Krajan II Krajan III Timur Sawah Tunjungan 976 Pemukiman 645 Jumlah Pandanarum Karang Jati Karang Tengah 891 Sumber Gentong Paras Gowang Rekesan Jumlah Kunir Jatigono Pandean Rencana Strategis BPBD Tahun

58 No Kecamatan Desa Dusun Jumlah PDDK Sukorame Wunutsari Kebonbayur Jumlah Jatirejo Jatiwangi 896 Jatiarum 763 Jatisari Jatiagung Jumlah Jatimulyo Pandansari 979 Sumberwongso 811 Ampelgading 746 Tunjungsari Jumlah Yosowilangun Yoso Kidul Krajan Kebonsari Kebonan Jumlah Tunjungrejo Tunjungrejo Lor Tunjungrejo Kidul Jumlah Darungan Rekesan Krajan Igir-igir 473 Jumlah Kraton Sidomulyo Sidodadi Jumlah Wotgalih Krajan Maleman Talsewu Jumlah Jumlah Keseluruhan Rencana Strategis BPBD Tahun

59 C. Banjir dan Tanah Longsor Proses perusakan morfologi akibat tenaga asal luar bumi (eksternal) misalnya tanah longsor,banjir, pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan dinamika di atmosfir bumi. Akibat perubahan lingkungan serta gejala meteorologi dan geofisika ini dapat menimbulkan kondisi anomali cuaca yang terkadang ekstrim (badai, banjir atau kekeringan). Secara umum Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak kering. Untuk tipe agak basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan Gunung Semeru, oleh karena itu wilayah wilayah ini rawan terhadap musibah banjir. Untuk daerah dengan kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso, Klalah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto, dan Rowokangkung dengan rata-rata bulan kering 3-4 bulan per tahunnya. Sedang daerah dengan iklim agak kering meliputi Tekung, Kunir, dan Yosowilangun. D. KEBAKARAN HUTAN Ketidak pahaman dalam pengelolaan lahan hutan dapat menyebabkan kebakaran hutan, hal ini terjadi karena generasi yang lebih tua tidak lagi menurunkan keterampilan dan pengetahuan mereka kepada generasi yang lebih muda, sehingga menyebabkan terjadinya kesenjangan pengetahuan. faktor lain adalah erupsi gunung dimana lava pijar yang dikeluarkan oleh Rencana Strategis BPBD Tahun

60 Gunung berapi mengalir kearah kawasan hutan yang gundul dimana pada musim kemarau dapat memicu terjadinya kebakaran hutan. E. KEKERINGAN Faktor Penyebabnya adalah Kurangnya Area Resapan, dan kurangnya vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang dapat menyimpan cadangan air yg diperlukan bagi tanah. Kekeringan datang dengan tanda-tanda, berkurangnya air sumur dan Dam, mendangkalnya aliran sungai dan semakin minimnya saluran irigasi Dengan semakin banyaknya rekahan tanah yang mempercepat terjadinya penguapan maka akan terjadi bencana kekeringan yang terjadi secara bertahap melambat dan terjadi sewaktu-waktu di musim kemarau pada tiap tahun Penentuan Isu Isu Strategis Sejak awal, semua pihak sepakat bahwa mewujudkan visi pembangunan daerah, yakni Terwujudnya Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan Bermartabat sungguh bukanlah hal yang mudah. Mengingat di tingkat nasional faktor yang mempengaruhi efektivitas program pembangunan di Kabupaten Lumajang, bukan saja berasal dari implementasi dan arah kebijakan pembangunan yang dikembangkan pemerintah pusat, tetapi juga dinamika perekonomian nasional secara keseluruhan. Kebijakan pemerintah tentang harga BBM, tarif dasar listrik, Rencana Strategis BPBD Tahun

61 Kebijakan Investasi, tentu akan sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian dan kondisi masyarakat di Kabupaten Lumajang. Isu strategis lain yang kemungkinan akan ikut mempengaruhi dinamika pembangunan dan perkembangan masyarakat di Kabupaten Lumajang menyangkut cara pandang dan pemahaman para perencana pembangunan terhadap akar masalah dan problema di tingkat lokal. Pengalaman selama ini telah banyak mengajarkan bahwa persoalan kesejahteraan sosial masyarakat sesungguhnya adalah masalah sosial yang jauh lebih kompleks dari sekadar persoalan kekurangan pendapatan atau tidak dimilikinya asset produksi untuk mengembangkan sebuah usaha. Kemiskinan yang masih membelenggu sebagian masyarakat Kabupaten Lumajang, dan proses pendalaman kemiskinan yang terjadi di sebagian masyarakat, selain berkaitan dengan ketidakmampuan sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, juga menyangkut kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian dan kelemahan jasmani. Dewasa ini, ada kecenderungan kesejahteraan sosial masyarakat makin sulit diwujudkan dengan segera, selain karena keterbatasan dana pembangunan yang ada, juga karena seringkali dipersulit oleh adanya kesenjangan sosial yang terlampau lebar dan bahkan dalam sejumlah kasus diperparah karena adanya perubahan di tingkat nasional dan bahkan di tingkat internasional yang kontra-produktif. Banyak kajian telah membuktikan, bahwa kelemahan dari berbagai program pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat adalah bermula dari Rencana Strategis BPBD Tahun

62 kebijakan pembangunan nasional yang lebih banyak berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro, cenderung sentralistik atau terpusat, sehingga tidak peka pada kebutuhan lokal. Di sisi lain, berbagai program peningkatan kesejahteraan yang digulirkan juga acapkali bersifat populiskaritatif, dan cenderung hanya memposisikan masyarakat sebagai objek, sehingga cepat atau lambat justru hanya mematikan potensi swakarsa dan kemampuan self-help masyarakat untuk menolong dirinya sendiri. Dengan memandang persoalan kesejahteraan sosial hanya dari aspek ekonomi saja, maka yang terjadi kemudian permasalahan kemiskinan di berbagai komunitas seringkali dianggap serba sama ( uniform) dan diyakini akan dapat dipecahkan semata-mata hanya dengan mengandalkan pemberian bantuan hibah dan bantuan modal usaha. Dengan berkaca pada pengalaman dan didukung tekad serta komitmen Kepala Daerah terpilih sebagaimana dinyatakan dalam visi-misi pembangunan daerah Kabupaten Lumajang, dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar program-program pembangunan yang dirancang dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di lapangan dapat memberikan hasil yang nyata, tak pelak yang perlu dilakukan adalah bagaimana menggempur akar-akar kemiskinan hingga tuntas ( attacking the roots of poverty), dan sekaligus memastikan semua program benarbenar dilaksanakan dengan transparan dan berkeadilan. Di Kabupaten Lumajang, agar perkembangan jumlah penduduk miskin bisa dikurangi dan upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dapat dipercepat, Rencana Strategis BPBD Tahun

63 maka yang dibutuhkan ke depan adalah model dan upaya-upaya baru yang terfokus pada proses pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pengakuan pada potensi lokal, pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya alam untuk kepentingan rakyat, manajemen program yang benar-benar solid dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang transparan, serta keberpihakan yang nyata kepada masyarakat di daerah yang tertinggal. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki, Badan Penanggulangan Bencana Daerah diharapkan responsif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan alam dan mewujudkan Kabupaten Lumajang yang aman dari bencana dengan mengedepankan pendekatan preventif terhadap bencana. Untuk mewujudkan harapan di atas, beberapa kondisi yang harus disiapkan antara lain : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mengantisipasi Penanggulangan Bencana; Meningkatnya SDM aparatur SKPD; Tersedianya sarana dan prasarana Penanggulangan Bencana yang memadai; Kecermatan dalam penetapan skala prioritas Penanggulangan Bencana. Rencana Strategis BPBD Tahun

64 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang dirumuskan dengan memperhatikan visi Kepala Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang Tahun yaitu Terwujudnya Masyarakat Lumajang Yang Sejahtera Dan Bermartabat. Sebagai salah satu komponen dari Perencanaan Strategis, Visi yang dirumuskan merupakan gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi juga merupakan cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang masuk dalam Misi ke-3 yaitu : Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Rencana Strategis BPBD Tahun

65 Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat TUJUAN DAN SASARAN SKPD Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Untuk itu tujuan disusun guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin diraih. Tabel 8 MISI TUJUAN M I S I Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat URAIAN Meningkatnya penanganan penanggulangan bencana TUJUAN INDIKATOR Indeks Risiko Bencana Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Rencana Strategis BPBD Tahun

66 Tabel 9 TUJUAN SASARAN No. TUJUAN 1 Meningkatnya penanganan penanggulangan bencana URAIAN 1. Menurunnya risiko bencana di Kabupaten Lumajang 2. Meningkatnya Responsivitas penanggulangan bencana dan percepatan pemulihan pasca bencana di Kabupaten Lumajang SASARAN INDIKATOR 1. Persentase Desa Tangguh Bencana di kawasan rawan bencana 2. Persentase EWS (Early Warning System) di daerah rawan bencana 3. Persentase ketersediaan dokumen rencana mitigasi bencana 1. Persentase Kejadian Bencana yang ditangani sesuai waktu tanggap 2. Persentase Penanganan Bencana Kondisi Tanggap Darurat 3. Persentase Rencana Pemulihan Pasca Bencana yang direalisasikan 4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan SKPD pada dasarnya adalah cara dipilih secara hati-hati, dengan melakukan analisis yang mendalam terhadap isu strategis, permasalahan dan sebab suatu Rencana Strategis BPBD Tahun

67 permasalahan, serta potensi yang dapat dikembangkan agar diperoleh cara yang tepat dan menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta menjadi payung atau acuan dalam proses perumusan program dan kegiatan SKPD di dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk kurun waktu , Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang telah menetapkan strategi dan arah kebijakan yang akan dikembangkan sebagai langkah taktis dan efektif untuk menjamin hasil yang maksimal dari pelaksanaan penanggulangan bencana yang telah dirumuskan dan akan dilaksanakan di lapangan adalah bersifat terpadu. Artinya strategi yang akan dikembangkan bukanlah strategi tunggal yang sifatnya parsial, malainkan strategi terpadu yang melibatkan dukungan dan komitmen seluruh stakeholder mulai dari unsur intern BPBD, SKPD terkait Dunia usaha maupun unsur masyarakat umum. Kebijakan penanggulangan bencanadi Kabupaten Lumajang menjadi dasar pilihan tindakan yang dapat diambil oleh pemangku kepentingan untuk mengurangi risiko bencana yang terjadi di Kabupaten Lumajang.Dengan berdasarkan kepada kajian risiko dan tingkat ketahanan di Kabupaten Lumajang. Selain harus disinkronkan dengan rencana pembangunan daerah, penyusunan rencana startegis BPBD Kabupaten Lumajang Rencana Strategis BPBD Tahun

68 juga harus disinergiskan dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Hal ini bermanfaat dalam melihat ketercapaian program nasional serta mempermudah Kabupaten Lumajang dalam mendapatkan akses bantuan untuk pelaksanaan program yang telah menjadi kebijakan nasional. Sinergisasi perencanaan kabupaten dengan propinsi dan pusat dalam penanggulangan bencana diperoleh melalui 4 strategi utama penanggulangan bencana, yaitu: a. Penguatan regulasi dan kapasitas kelembagaan b. Perencanaan Penanggulangan Bencana terpadu c. Penelitian, pendidikan dan pelatihan d. Peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat Strategi tersebut menjadi kerangka dasar dalam penyusunan program penanggulangan bencana yang diterjemahkan sebagai fokus penanggulangan bencana di Kabupaten Lumajang. Strategi tersebut akan dijabarkan menjadi program dan kegiatan sebagaimana terlampir. Rencana Strategis BPBD Tahun

69 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan ke dalam program dan kegiatan indikatif yang mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang merupakan konstribusi bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. Sedangkan rincian kegiatan-kegiatan yang merupakan implementasi program baik program SKPD maupun program lintas SKPD dapat diuraikan melalui hubungan antara program dan kegiatan secara terinci berdasarkan kelompok sasaran adalah sebagai berikut : A. Program SKPD 1. Program pelayanan administrasi perkantoran 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3. Program Peningkatan disiplin aparatur 4. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Rencana Strategis BPBD Tahun

70 B. Program Lintas SKPD 1. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam 2. Program pengendalian banjir 3. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran 4. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana 5. Program pengendalian kebakaran hutan 6. Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut 7. Program tanggap darurat jalan dan jembatan 8. Program pengendalian banjir 9. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial Sebagai bagian dari upaya mewujudkan transpararansi dan akuntabilitas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang akan membuat laporan kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran berupa keluaran kegiatan dan indikator kinerja masingmasing kegiatan. Indikator kinerja dapat diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif dan atau ukuran kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan. Indikator kinerja dapat juga berfungsi : Rencana Strategis BPBD Tahun

71 1. Sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja dalam tahap perencanaan (ex- ante), tahap pelaksanaan (on - going) atau setelah tahap kegiatan selesai dan berfungsi (ex - post). 2. Sebagai ukuran yang digunakan untuk menunjukkan kemajuan yang dicapai dalam perwujudan dari tujuan sasaran yang ditentukan. Secara operasional, umumnya pada sektor publik, evaluasi dapat dilakukan terhadap kegiatan, program, dan kebijakan. Terkait dengan program ada beberapa indikator kinerja yang sering dipakai, yaitu: 1. Indikator masukan (inputs) adalah suatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran, baik berupa dana, sumberdaya alam, sumber daya manusia, teknologi, dan informasi. 2. Indikator keluaran (outputs) adalah suatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan baik berupa fisik dan non fisik. 3. Indikator hasil (outcomes) adalah suatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran pada jangka menengah. 4. Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. 5. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik potisif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. Rencana Strategis BPBD Tahun

72 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang secara khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi, baik kinerja input, process, outputs, outcomes mapupun impacts sesuai dengan sasaran rencana program dan kegiatan. Hubungan antara program dan kegiatan secara terinci berdasarkan kelompok sasaran adalah sebagai berikut : I. Sasaran Strategis : Menurunnya resiko bencana di Kabupaten Lumajang antara lain: A. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan kegiatan antara lain : 1. Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam. 2. Sosialisasi Kader Tanggap Bencana 3. Jambore Kader Tanggap Bencana 4. Pembinan desa tangguh. 5. Gladi lapang bencana alam. Rencana Strategis BPBD Tahun

73 B. Program pengendalian banjir, dengan kegiatan antara lain : 1. Pengembangan pengelolaan daerah rawan dalam rangka pengendalian banjir. C. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran, dengan kegiatan antara lain : 1. Kegiatan rekruitmen tenagan sukarela pertolongan bencana kebakaran. 2. Kegiatan penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran. D. Program Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana, dengan kegiatan antara lain : 1. Koordinasi penyusunan profil daerah rawan bencana. 2. Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana. E. Program pengendalian kebakaran hutan, dengan kegiatan: 1. Koordinasi pengendalian kebakaran hutan. F. Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut, dengan kegiatan antara lain : 1. Kajian mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut. 2. Pengembangan sarana dan prasarana mitigasi bencana dan prakiraan iklim laut. G. Program pelayanan administrasi perkantoran, dengan kegiatan antara lain : 1. Pelayanan administrasi dan operasional perkantoran. Rencana Strategis BPBD Tahun

74 H. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan kegiatan antara lain : 1. Pengadaan perlengkapan dan peralatan gedung kantor. 2. Pengadaan perlengkapan dan peralatan kantor 3. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. 4. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan kantor. I. Program peningkatan disiplin aparatur, dengan kegiatan antara lain : 1. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu J. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan kegiatan antara lain : 1. Pengiriman Aparatur dalam rangka Diklat / Sosialisasi / Bintek / dan sejenisnya. II. Sasaran Strategis : Meningkatnya Responsivitas penanggulangan bencana dan mendorong percepatan pemulihan pasca bencana di Kabupaten Lumajang, antara lain: A. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam, dengan kegiatan antara lain : 1. Pengadaan tempat penampungan sementara dan evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam. B. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam, dengan kegiatan antara lain : Rencana Strategis BPBD Tahun

75 1. Penyediaan logistik dan obat-obatan bagi korban bencana alam. 2. Penanganan kedaruratan bencana alam. C. Program pengendalian banjir, dengan kegiatan antara lain : 1. Pembangunan reservoir pengendali banjir. 2. Rehabilitasi dan pemeliharaan reservoir pengendali banjir. D. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial, dengan kegiatan antara lain : 1. Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana alam. 2. Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana sosial. E. Program Penanganan Pasca Bencana Alam, dengan kegiatan : 1. Rehabilitasi / Rekonstruksi Pasca bencana Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pembangunan khususnya bagi masyarakat. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, dalam lima tahun kedepan diharapkan tercapainya sasaran program dan arah kebijakan umum Pemerintah Kabupaten Lumajang. Rencana Strategis BPBD Tahun

76 BAB VII P E N U T U P Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Tahun berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan. Rencana Strategis ini merupakan penjabaran dari visi dan misi yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang Tahun Dengan melaksanakan Rencana Strategis ini sangat diperlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari seluruh aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, karena akan menentukan keberhasilan program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian Rencana Strategis ini nantinya bukan hanya sebagai dokumen administrasi saja, karena secara substansial merupakan manifestasi tuntutan pembangunan yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan misi daerah yang ingin dicapai. Rencana Strategis BPBD Tahun

77 Akhir kata semoga Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang ini dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka mendukung terwujudnya good governance. Selanjutnya Rencana Strategis (Renstra) ini dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Renja (Rencana Kerja) Tahunan dengan memperhatikan Target Kinerja yang telah ditetapkan. KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Ir. TEGUH WIDJAYONO, MM Pembina NIP Rencana Strategis BPBD Tahun

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 19/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DAN NONSTRUKTURAL PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.22,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Perubahan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul, Penanggulangan, bencana. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011 BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Menimbang Mengingat QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 Direncanakan oleh : Kasubbag Kelembagaan, IBRAHIM, S. Sos NIP. 520 010 396 Disetujui oleh : Kepala Bagian Organisasi, TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang:

Lebih terperinci

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIGI PEMERINTAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2012 1 BUPATI SIGI PERATURAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2008 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan. BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH SALINAN NOMOR 44, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PERATURAN WALIKOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembentukan,

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2012 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 195 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI BUPATI PATI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI ESA HILANG DUA TERBILANG PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI PERATURAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEBING TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK, PERALATAN DAN KEMUDAHAN AKSES PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 31 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SERI E STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAP DARURAT BENCANA DI KABUPATEN TANAH DATAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI LOGISTIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 11 2014 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, V BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 010 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PENUKAL

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci