Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992
|
|
- Lanny Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992 Rosyid Kholilur R 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Gandong bridge located in Magetan regency. This bridge class changed from BM 70 to BM 100. Structural bridge evaluation must be done to know the strength. This research focused to evaluation of beam strength based on BMS Field observation result show quality of conrete K350 and steel BJ 37. Analysis result indicated that plate structure was strong enough, shear stress of beam enough but bending stress not enough. Deflection of beam more than allowance deflection. Structural evaluation result indicated that structure must be strengthened. Keyword : evaluation, stress, deflection Pendahuluan Jembatan sebagai bagian dari jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang berfungsi untuk menghubungkan suatu ruas jalan yang terputus / terhalang oleh sungai, rawa, jurang, lembah, selat dan lain sebagainya, sehingga dalam hal ini jembatan mempunyai peranan yang sangat penting untuk turut menentukan kelancaran transportasi. Jembatan Gandong berada di pusat kota Magetan yang menghubungkan antara pusat pemerintahan, pendidikan dan perdagangan merupakan jalur vital dan padat. Sebelah selatan sungai atau jembatan merupakan pusat pemerintahan dan pendidikan, sedangkan sebelah utara jembatan merupakan pusat perbelanjaan berupa pasar, pertokoan dan Bank. Jembatan tersebut dibangun pada jaman penjajahan Belanda kurang lebih tahun 1895, bangunan bawah menggunakan pondasi langsung pasangan batu merah dengan tinggi pilar 20 m, dan bangunan atas bentang 11, ,8m, lebar 3m,.menggunakan gelagar baja INP dengan lantai kayu Pada tahun 1975 Pemerintah Kabupaten Magetan melakukan Rehabilitasi berupa Pelebaran dan penggantian gelagar dan lantai kayu menjadi Komposit gelagar baja INP dan lantai beton bertulang, panjang jembatan tetap sedangkan lebar menjadi 2+8+2m. Beban standar yang digunakan mengacu kepada peraturan yang berlaku pada saat itu, yaitu BM 70. Seiring berjalannya waktu, terjadi laju pertumbuhan pembangunan dan ekonomi yang mengakibatkan aktivitas masyarakat meningkat dan peningkatan pergerakan arus lalu lintas. Jumlah LHR pada ruas jalan jembatan Gandong adalah SMP. Peningkatan jalan dengan overlay juga menambah beban mati yang dipikul oleh gelagar dan bangunan bawah sehingga saat ini bangunan atas (gelagar baja) jembatan tersebut mengalami lendutan sebesar 5 cm lebih besar dari lendutan yang diijinkan 1/300 L = 4 cm. Kondisi demikian mendasari Pemerintah Kabupaten Magetan untuk meningkatkan kelas Jalan dan Jembatan sesuai peraturan yang berlaku saat ini yaitu dengan beban standar BM 100. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kapasitas existing struktur atas jembatan. Tujuan a. Mengetahui seberapa besar kapasitas struktur atas Jembatan Gandong terhadap rencana peningkatan kelas jalan dan jembatan. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 1
2 b. Memberikan rekomendasi jenis perkuatan bangunan atas. Metodologi Metode yang dilakukan untuk pembahasan studi ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data yang diperlukan antara lain : a. Data primer Data primer diperoleh melalui pengamatan dan survey di lapangan, data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Panjang bentang, lebar jembatan, dimensi, dan jarak besi gelagar Baja Pengukuran lendutan dan elevasi dengan pesawat waterpas Pengujian mutu beton lantai jembatan dengan Hammer Test Dokumentasi (foto) b. Data sekunder Data sekunder ini merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan. Data-data yang diperlukan antara lain sebagai berikut : Peta ruas jalan kabupaten Gambar pelaksanaan 2. Mengadakan konsultasi dengan instansi terkait (Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan) 3. Studi literatur 4. Melakukan analisis 5. Memberikan kesimpulan studi dari hasil analisis. Perkembangan Peraturan Perencanaan Pada awal tahun 1970, peraturan untuk perencanaan teknik jembatan dirasa sangat kurang karena hanya ada Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970) yang tidak secara khusus diperuntukkan dalam perencanaan jembatan. Dan oleh karena itu para perencana jembatan menggunakan peraturan dari negeri asing seperti AASHTO, British standart, Japan Road association. Pada tahun 1971 dikeluarkan Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971) untuk perencanaan gedung dan pada saat itu secara terbatas dipakai juga untuk merencanakan konstruksi jembatan. Pada dekade 80-an kelas beban rencana jembatan hanya dikenal satu kelas yaitu BM 100% untuk jembatan permanen dan BM 70% untuk jembatan semi permanen. Upaya pembuatan peraturan perencanaan jembatan secara lengkap baru terlaksana pada tahun 1989 melalui kerjasama dengan pemerintah Australia selama kurun waktu 3 tahun tidak kurang dari 17 modul yang dihasilkan. Keseluruhan modul tersebut diperuntukkan untuk mencakup semua kegiatan penanganan jembatan mulai dari kegiatan manajemen dan operasional jembatan termasuk juga peraturan perencanaan jembatan. Peraturan perencanaan jembatan ini dikenal dengan Bridge Manajemen System, BMS 1992 menggunakan pendekatan analisa kekuatan batas (limit state) Lebar Jembatan Sesuai Peraturan Muatan Bina Marga No. 12/1970 ( Bina Marga Loading Spec.) lebar jembatan ditentukan sebagai berikut : a.) Untuk 1 jalur lebar jembatan Minimum : 2,75 m. Maximum : 3,75 m. b.) Untuk 1 jalur lebar jembatan Minimum : 5,50 m. Maximum : 7,50 m. c.) Lebar trotoar umumnya berkisar antara 1,00 m 1,5 m d.) Lebar kerb : ± 0,50 m. e.) Lebar jalan untuk lalu lintas lambat : ± 2,5 m. Kelas Jembatan Jembatan yang di desain dengan mempergunakan pembebanan Bina Marga : Sebesar 100 % Kelas standard Sebesar 70 % Kelas di bawah standard Sebesar 50 % Kelas standard rendah Pembagian kelas jembatan sementara waktu ini ditetapkan sebagai berikut ; Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 2
3 Tabel 1. Kelas Jembatan Kelas Lebar ( m ) % Pembebanan A B C 1,00 + 7,00 + 1,00 0,50 + 6,00 + 0,50 0,50 + 3,50 + 0, % pembebanan BM 70 % pembebanan BM 70 % pembebanan BM Pembebanan Beban yang di perhitungkan pada analisa pembebanan dilakukan sesuai dengan kondisi jembatan. misalnya jembatan yang berada pada alinemen lurus tidak perlu memperhitungkan gaya sentrifugal, Beban - beban yang di perhitungkan tersebut di kombinasikan sesuai kombinasi beban. 1). Beban Permanen. a. Berat sendiri b. Beban mati tambahan c. Tekanan tanah 2). Beban Lalu Lintas a. Beban kendaraan rencana b. Beban lajur D c. Beban Truk T d. Faktor beban dinamis e. Gaya rem f. Beban pejalan kaki 3). Beban Lingkungan a. Gaya angin b. Pengaruh gempa 4). Aksi Aksi Lainya a. Gesekan pada perletakan Penerapan beban untuk analisis bangunan atas terdiri dari : 1. Beban permanen Berat plat lantai kendaraan Berat lapisan aspal Berat air hujan dengan asumsi genangan 5 cm 2. Beban Lalu - Lintas A. Beban Lajur D ( T TD ) Beban lajur D terdiri dari Uniformly Distributed Load (UDL) atau beban tersebar merata dan Knife Edge Load ( KEL ) atau beban garis. Beban UDL mempunyai intensitas q kpa dimana besarnya q tergantung pada panjang total yang dibebani (L) sebagai berikut: L 30 m : q = 8 KPa L > 30 m : q = 8 ( / L ) KPa dimana L = panjang total UDL yang bekerja pada jembatan. 1 0 UDL (kpa) P an ja n g B e n tan g ( M ) Gambar 1. Beban D UDL vs Panjang yang dibebani Pada konstruksi jembatan menerus, UDL mungkin harus dipecah pecah menjadi panjang panjang tertentu untuk mendapatkan pengaruh maximum seperti gambar 1. Dalam beban garis KEL dengan intensitas P ton harus ditempatkan tegak lurus dari arah lalu - lintas pada jembatan, dan besarnya intensitas P adalah 44 KN/M. Gabungan beban UDL dan KEL seperti terlihat pada gambar 2. Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 3
4 Intensitas Beban KEL (P) KN/m Arah Lalu - Lintas 90 Intensitas Beban UDL (q) kpa Gambar 2. Beban Lajur D Penyebaran Beban D Untuk mendapatkan momen dan gaya lintang yang maximum maka beban D yang terdiri dari UDL dan KEL harus disusun sedemikian rupa. Pada arah melintang, bila lebar jalur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m, maka beban D harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan intensitas 100 %. Tetapi bila lebar jalur kendaraan jembatan lebih besar 5,5 m, beban D harus ditempatkan pada dua lajur lalu - lintas rencana yang berdekatan dengan intensitas 100 %. Sehingga hasilnya adalah 5,5 m x q kpa untuk beban UDL dan 5,5 m x P KN/M untuk beban KEL. Tambahan harus ditempatkan pada seluruh beban sisa dari jalur dengan intensitas sebesar 50%. Gambar 3. Penyebaran pembebanan D pada arah Melintang ( dua dimensi) Gambar 4. Penyebaran pembebanan D pada arah Melintang B. Beban hidup, Beban T ( T TT ) Beban T adalah beban yang merupakan kendaraan truk semi trailer seperti pada Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 4
5 gambar 5 yang mempunyai beban pada roda sebesar 100 KN, jarak antar as dapat diubah ubah antara 5m 9m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada arah memanjang jembatan. 50 K N 4m 200 K N 5m - 9m 200 K N 0,5 1,75 0,5 2,75m 125m m 25 K N 125m m 25 K N 500m m 100 K N 500m m 100 K N 500m m 100 K N 2,75 500m m 100 K N Gambar 5. Beban Truk T Pada arah melintang, Terlepas dari panjang dan susunan bentang, hanya ada satu kendaraan truk T yang bisa ditempatkan pada satu lajur lalu lintas rencana dan ditempatkan ditengah tengah lajur lalu lintas rencana. Lajur lalu lintas rencana bisa ditempatkan dimana saja pada lajur jembatan untuk mendapatkan pengaruh yang maksimum. A. Data Primer Untuk mendapatkan data yang lebih teliti, dilakukan pengukuran langsung ke lapangan. Jarak gelagar, dimensi gelagar, bentang dan lebar jembatan. Lendutan dan tebal overlay diukur menggunakan pesawat waterpas, dan mutu beton diuji dengan hammer test. Sedangkan untuk mengetahui LHR dilakukan survey lalu lintas. Data dan Pembahasan a) survey lalin b) pengukuran lendutan c) HamMer test b) pengukuran elevasi Gambar 6 Pengambilan data primer Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 5
6 B. Data Skunder Data sekunder diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan berupa gambar pelaksanaan yang dibuat pada tahun 1975, mutu besi diasumsikan berdasarkan informasi dari Dinas terkait. Konfigurasi bentang Lebar bangunan atas Gelagar Baja Lantai Tebal aspal + overlay Lendutan yang terjadi Tinggi pilar Data dan Spesifikasi Bangunan Atas Dari hasil pengumpulan data Primer dan skunder diperoleh informasi data bahwa Konstruksi bangunan atas Jembatan Gandong adalah komposit gelagar baja dan lantai beton dengan spesifikasi sebagai berikut : : 11, ,8 meter : meter : INP 45 jarak 1 metetr jumlah 11 buah : beton bertulang K 350 tebal 20 cm : 15 cm : 5,1 cm : 20 meter Analisa Kapasitas Existing Bangunan Atas (Komposit Baja dan Beton) Menentukan Lebar Flens Efektif ( b ef ) BMS pasal halaman Lebar efektif dari sayap adalah harga terkecil dari : 1/5 panjang bentang jembalan ( L ) = 2,4 m Jarak gelagar ( S ) = 1,0 m 12 x tebal plat ( t s ) = 2,4 m Lebar efektif diambil 1,0 m Hasil perhitungan Momen Momen akibat beban mati = 17,9 tm Momen akibat beban UDL dan KEL = 65,76 tm Momen akibat beban roda kendaraan = 11,627 tm (menentukan) Momen total = 129,54 tm Gaya Lintang Gaya lintang akibat beban mati Gaya lintang akibat beban UDL dan KEL Gaya lintang akibat beban roda kendaraan Gaya lintang total = 5,97 tm = 15,76 tm = 24,21 tm (menentukan) = 30,18 tm Konrol Tegangan ht X Y t d r Y b X r1 h bef / n bef Lantai beton tlb Gambar 7 Penampang gelagar Komposit h dc ds b Cg Y1 Y2 Ya Yb H Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 6
7 Tegangan lentur Teg.Pd. Btn = M U"D". Y a = 94,0 < 157,5 kg/cm2 n. I t Teg.Pd Baja = M U"T". Y b = 5014,7 > 1600 kg/cm2 I t Tegangan Geser D U "D" = D D "T". S x = 469,24 kg/cm2 < 928 kg/cm2 d. I t Dari hasil analisis tersebut, hanya tegangan geser yang memenuhi syarat, sedangkan tegangan lentur tidak memenuhi syarat karena lebih besar dari tegangan ijin. Lendutan Dari pengamatan di lapangan, lendutan yang terjadi 5 cm > Lendutan ijin 4 cm (L/300) Lendutan yang terjadi tidak memenuhi syarat keamanan, sehingga diperlukan perkuatan bangunan atas. Kesimpulan Dari hasil evaluasi dan analisis kapasitas existing struktur atas Jembatan Gandong, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Meningkatnya arus lalu lintas dan Overlay jalan mengakibatkan bertambahnya beban mati dan hidup dari yang direncanakan, sehingga mengakibatkan gelagar mengalami lendutan sebesar 5 cm melebihi lendutan ijin 4 cm. Hal tersebut mendasari perlunya Rehabilitasi/pemeliharaan dan peningkatan kelas jalan dan Jembatan Gandong. 2. Kombinasi beban mati ( P MS ) dan beban Truk ( T TT ) memberikan dampak yang lebih besar dari pada kombinasi beban mati ( P MS ) dan beban lalu lintas ( T TD ) pada bangunan atas. Tegangan lentur sebesar 5.014,7 kg/cm2 > tegangan lentur ijin 1.066,67 kg/cm2 Tegangan geser 469,24 kg/cm2 < geser ijin 928,00 kg/cm2 Lendutan berdasarkan analisis = 14,21 cm > lendutan ijin 4 cm Dari hasil analisis tersebut, hanya tegangan geser yang memenuhi syarat, sedangkan tegangan lentur dan lendutan tidak memenuhi keamanan, sehingga diperlukan perkuatan bangunan atas. Saran Untuk menjaga keamanan pemakai Jalan dan Jembatan Gandong, terhadap rencana peningkatan kelas jalan dan Jembatan Gandong, disarankan sebagai berikut : Perlu pemeliharaan secara lebih intensif terutama pengecatan gelagar baja untuk menghindari korosi. Diperlukan perkuatan metode prategang external untuk mengembalikan camber jembatan akibat lendutan yang terjadi dan untuk memikul kelebihan beban bangunan atas. Untuk menjaga kelestarian nilai-nilai sejarah, sebaiknya jembatan tidak dibongkar, tetapi cukup dengan Rehabilitasi dengan perkuatan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum - Dirjen Bina Marga Direktorat Bina Program Jalan, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Bagian 2 Beban jembatan, Bridge Management System, Departemen Pekerjaan Umum - Dirjen Bina Marga Direktorat Bina Program Jalan, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Penjelasan Bagian 2 - Beban jembatan, Bridge Management System, Manu Iqbal Agus, Dasar Dasar Perencanaan Jembatan Beton Bertulang, PT Mediatama Saptakarya, Jakarta, Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 7
8 Manu Iqbal Agus, Perencanaan Teknis Bangunan Atas Jembatan ( Kayu, Baja, Beton, Beton Pratekan ), PT Mediatama Saptakarya, Jakarta, Roosseno, Jembatan Komposit sistim Pra Kompresi, Departemen Pekerjaan Umum - Direktorat Jendral Bina Marga, Sunggono V., Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung, Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 EVALUASI KEKUATAN. 8
PERKUATAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KOMPOSIT DENGAN METODE PRATEGANG EKSTERNAL. Muhtar Wakid 1)
PERKUATAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KOMPOSIT DENGAN METODE PRATEGANG EKSTERNAL Muhtar Wakid 1) 1) Mahasiswa Pascasarjana, Magister Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126;
Lebih terperinciPERKUATAN STRUKTUR ATASJEMBATAN KOMPOSITDENGAN METODE PRATEGANG EKSTERNAL
ISSN : 23390271 PERKUATAN STRUKTUR ATASJEMBATAN KOMPOSITDENGAN METODE PRATEGANG EKSTERNAL Muhtar Wakid 1), SA Kristiawan 2), Agus Parwito Rahmadi 3), 1 ) Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas
Lebih terperinciBEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI
BEBAN JEMBATAN AKSI TETAP AKSI LALU LINTAS AKSI LINGKUNGAN AKSI LAINNYA AKSI KOMBINASI FAKTOR BEBAN SEMUA BEBAN HARUS DIKALIKAN DENGAN FAKTOR BEBAN YANG TERDIRI DARI : -FAKTOR BEBAN KERJA -FAKTOR BEBAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan t s = 0.35 m Tebal trotoar t t = 0.25 m Tebal lapisan aspal + overlay
Lebih terperinciOPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)
OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK) Christhy Amalia Sapulete Servie O. Dapas, Oscar H. Kaseke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DESAIN
BAB III METODOLOGI DESAIN Metodologi suatu perencanaan adalah tata cara atau urutan kerja suatu perhitungan perencanaan untuk mendapatkan hasil perencanaan ulang bangunan atas jembatan. Adapun uraian dan
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT
A. DATA BOX CULVERT h1 ta c ts d H h2 h3 L DIMENSI BOX CULVERT 1. Lebar Box L = 5,00 M 2. Tinggi Box H = 3,00 M 3. Tebal Plat Lantai h1 = 0,40 M 4. Tebal Plat Dinding h2 = 0,35 M 5. Tebal Plat Pondasi
Lebih terperinciANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur
A ANAAN TR Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur lengkung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pada bentang
Lebih terperinciOLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS
SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciRico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Kajian Kapasitas Gelagar Beton Bertulang Berdasarkan Sistem Pembebanan BMS 199 dan SNI 005 Rico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Geometrik Lalu Lintas Perencanan geometrik lalu lintas merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan geometrik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode numerik dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAP 2000. Metode numerik
Lebih terperinciPERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS
PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA STRUKTUR ATAS URAIAN DIMENSI NOTASI DIMENSI SATUAN Lebar jembatan b 10.50 m Lebar jalan (jalur lalu-lintas) b 1 7.00 m Lebar
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC
A. DATA VOIDED SLAB PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B 1 = 7.00 m Lebar trotoar B 2 = 0.75 m Lebar total
Lebih terperinciCONTOH CARA PERHITUNGAN JEMBATAN RANGKA BATANG
CONTOH CARA PERHITUNGAN JEMBATAN RANGKA BATANG PERHITUNGAN PELAT LANTAI MODEL GAMBAR PERHITUNGAN d 4 (Aspal) d 3 (Beton) S = b 1 -b f b 1 Pelat Beton dihitung per meter pajang 1 m PERHITUNGAN PELAT LANTAI
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) OLEH : ABDUL AZIZ SYAIFUDDIN 3107 100 525 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I GUSTI
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT
PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG Febri, Bahrul Anif, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : febri.firzalova@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
Lebih terperincidisusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT
disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN (3111040607) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciOPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation
OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation Eva Wahyu Indriyati Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN
JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciKajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang YUNO YULIANTONO, ASWANDY
Lebih terperinciMencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm
B. Perhitungan Sifat Penampang Balok T Interior Menentukan lebar efektif balok T B ef = ¼. bentang balok = ¼ x 19,81 = 4,95 m B ef = 1.tebal pelat + b w = 1 x 200 + 400 = 00 mm =, m B ef = bentang bersih
Lebih terperinciAnalisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)
Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2) Abstract Indonesia is an archipelago and has an important role connecting bridges
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK OLEH : FIRENDRA HARI WIARTA 3111 040 507 DOSEN PEMBIMBING : Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO, MS JURUSAN
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA
SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA OLEH : AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH 3107100523 DOSEN PEMBIMBING : Ir.
Lebih terperinciJURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN PADA METODE KUAT BATAS (STUDI KASUS : JEMBATAN SUNGAI TINGANG RT.10 DESA UJOH BILANG KABUPATEN MAHAKAM ULU) Arqowi Pribadi 2 Abstrak: Jembatan adalah
Lebih terperinciKONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA
KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan
MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi
Lebih terperinciAnalisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)
JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3, No. 1, Hal:81 90 (ISSN:2303-0011) Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3) Abstract Indonesia
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA
LAMPIRAN 1 DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA LAMPIRAN 2 PERINCIAN PERHITUNGAN PEMBEBANAN PADA JEMBATAN 4.2 Menghitung Pembebanan pada Balok Prategang 4.2.1 Penentuan Lebar Efektif
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS
PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS Panjang bentang jembatan L = 15.00 m Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 7.00 m Lebar trotoar B2 = 1.00 m Lebar total jembatan B1 + 2 * B2 =
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciTUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.
MODIFIKASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN CISUDAJAYA KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT DENGAN SISTEM RANGKA BATANG MENGGUNAKAN MATERIAL FIBER REINFORCED POLYMER (FRP) TUBAGUS KAMALUDIN 3110100076 DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Flow Perencanaan III - 1 Gambar III-1 Diagram Alir Perencanaan III - 2 3.2 Studi Literatur Segmental Bridge & Incremental Launch Studi literatur
Lebih terperinci5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m
5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang pancang poer tunggal 5.5 Perencanaan Plat untuk Bentang 8m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang
Lebih terperinciBAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN
BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN A. Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang permukaannya lebih rendah. Rintangan ini biasanya
Lebih terperinciANALISIS BEBAN JEMBATAN
DATA JEMBATAN ANALISIS BEBAN JEMBATAN JEMBATAN SARJITO II YOGYAKARTA A. SISTEM STRUKTUR PARAMETER KETERANGAN Klasifikasi Jembatan Klas I Bina Marga Tipe Jembatan Rangka beton portal lengkung Jumlah bentang
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :
PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM : 07 02 12789 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh GRACE HELGA MONALISA BAKARA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumpuan Menurut Timoshenko ( 1986 ) ada 5 jenis batang yang dapat digunakan pada jenis tumpuan yaitu : 1. Batang kantilever Merupakan batang yang ditumpu secara kaku pada salah
Lebih terperinciBAB V PERHITUNGAN STRUKTUR
PERHITUNGAN STRUKTUR V-1 BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR Berdasarkan Manual For Assembly And Erection of Permanent Standart Truss Spans Volume /A Bridges, Direktorat Jenderal Bina Marga, tebal pelat lantai
Lebih terperinciSTANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN
STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN 1 BAB I JEMBATAN PERKEMBANGAN JEMBATAN Pada saat ini jumlah jembatan yang telah terbangun di Indonesia
Lebih terperinciANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)
ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG) Nawir Rasidi, Diana Ningrum, Lalu Gusman S.W Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II PERATURAN PERENCANAAN
BAB II PERATURAN PERENCANAAN 2.1 Klasifikasi Jembatan Rangka Baja Jembatan rangka (Truss Bridge) adalah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv INTISARI...xvi ABSTRACT...
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :
PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan air / lalu lintas
Lebih terperinciBAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.
BAB III DASAR PERENCANAAN 3.1 Data-data Fisik dan Pembebanan Untuk data-data pembebanan pada struktur atas jembatan layang Jl. RE Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Rencana awal dalam perancangan jembatan beton yang melintasi jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200 meter. Fokus pada perancangan
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 10 eter PERHITUNGAN STRUKTUR JEBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUPUAN BENTANG 10 ETER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto ). Yusuf ) Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pengetahuan tentang perencanaan suatu bangunan berkembang semakin luas, termasuk salah satunya pada perencanaan pembangunan sebuah jembatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan
Lebih terperinciJEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan
JEMBATAN RANGKA BAJA 7.2. Langkah-Langkah Perancangan Struktur Jembatan Rangka Baja Langkah perancangan bagian-bagian jembatan rangka baja adalah sbb: a. Penetapan data teknis jembatan b. Perancangan pelat
Lebih terperinciStandar Pembebanan Pada Jembatan Menurut SNI The Loading Standards on Bridges According to SNI
Standar Pembebanan Pada Jembatan Menurut SNI 1725 2016 The Loading Standards on Bridges According to SNI 1725 2016 Y. Djoko Setiyarto 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia Email
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT
ABSTRAK PERENCANAAN ULANG JEMBATAN KALI MARMOYO STA 41 + 300 SAMPAI DENGAN STA 41 + 500 DENGAN METODE RANGKA BAJA DI KABUPATEN MOJOKERTO DAN PEHITUNGAN RAB Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi
Lebih terperinciDESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG
DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota Semarang dalam rangka meningkatkan aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arus Lalu lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk mendefenisikan arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama,
Lebih terperinciDESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG
DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG Antonius 1) dan Aref Widhianto 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan
Lebih terperinciDESAIN FLY OVER PADA PERLINTASAN SEBIDANG JALAN KERETA API DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 275-281 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 275 7 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB
STUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB Oleh : Ferindra Irawan 3105 100 041 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, MS LATAR BELAKANG Banyak
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR
TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR DISUSUN OLEH : HILMY GUGO SEPTIAWAN 3110.106.020 DOSEN KONSULTASI: DJOKO IRAWAN, Ir. MS. PROGRAM STUDI S-1 LINTAS
Lebih terperinciAda dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan
JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI EKSISTING STRUKTUR ATAS JEMBATAN BAILEY MOLINTOGUPO, KABUPATEN BONE BOLANGO, GORONTALO
EVALUASI KONDISI EKSISTING STRUKTUR ATAS JEMBATAN BAILEY MOLINTOGUPO, KABUPATEN BONE BOLANGO, GORONTALO Alifyanti Purnamasari 1, M.W. Tjaronge 2, Rita Irmawaty 21 ABSTRAK : Jembatan Molintogupo merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia saat ini sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai
Lebih terperinciMACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK
MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK 1. JEMBATAN GELAGAR BAJA JALAN RAYA - UNTUK BENTANG SAMPAI DENGAN 25 m - KONSTRUKSI PEMIKUL UTAMA BERUPA BALOK MEMANJANG YANG DIPASANG SEJARAK 45 cm 100 cm. - LANTAI
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN GIRDER AKIBAT KEMIRINGAN MEMANJANG JEMBATAN. Suyadi 1)
ANALISIS KEKUATAN GIRDER AKIBAT KEMIRINGAN MEMANJANG JEMBATAN Suyadi 1) Abstract At standards, the maximum slope of the bridge is 5%. Longitudinal slope of the bridge will determine the length of the bridge,
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Perencanaan Bangunan Atas Jembatan Kali Jangkok Dengan Menggunakan Precast Segmental Box Girder Upper structure design of kali Jangkok Bridge using segmental box girder Sus Mardiana 1, I Nyoman Merdana
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI JEMBATAN. Lokasi Jembatan Genit ini berada di jalan Tubagus Angke jalan Peternakan
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI JEMBATAN 3.1. LOKASI DAN DENAH JEMBATAN Lokasi Jembatan Genit ini berada di jalan Tubagus Angke jalan Peternakan Wilayah Kotamadya Jakarta Barat yang melintasi kali Angke.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jembatan Menurut Struyck dan Van Der Veen (1984) dalam Perencanaan jembatan Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER Oleh : Fajar Titiono 3105.100.047 PENDAHULUAN PERATURAN STRUKTUR KRITERIA DESAIN
Lebih terperinciMODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution
STRUKTUR BAJA II MODUL 4 S E S I 1 & S E S I Perencanaan Lantai Kenderaan Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : CONTOH SOAL PERENCANAAN LANTAI JEMBATAN Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mengetahui dan memahami
Lebih terperinciPERBANDINGAN DESAIN GELAGAR BAJA KONVENSIOMAL DAN CASTELLA
PERBANDINGAN DESAIN GELAGAR BAJA KONVENSIOMAL DAN CASTELLA PADA PERENCANAAN JEMBATAN KOMPOSIT Agus Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Teknologi
Lebih terperinciPEMBANDINGAN DISAIN JEMBATAN RANGKA BAJA MENGGUNAKAN PERATURAN AASHTO DAN RSNI
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 1 JANUARI 2015 Abstract PEMBANDINGAN DISAIN JEMBATAN RANGKA BAJA MENGGUNAKAN PERATURAN AASHTO DAN RSNI Anis Rosyidah 1 dan Dhimas Surya Negara Jurusan Teknik Sipil, Politeknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinci4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN
4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN 4.1.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu bangunan yang menghubungkan ruas jalan karena melintasi ngarai, bukit, sungai dan saluran air,atau
Lebih terperinciMODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution
STRUKTUR BAJA II MODUL 4 S E S I 1 & S E S I Perencanaan Lantai Kenderaan Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : CONTOH SOAL PERENCANAAN LANTAI JEMBATAN Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mengetahui dan memahami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK
PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK DATA PERENCANAAN : Panjang jembatan = 20 m Lebar jembatan = 7,5 m Tebal plat lantai = 20 cm (BMS 1992 K6 57) Tebal lapisan aspal = 5 cm (BMS 1992 K2 13) Berat isi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN. ii LEMBAR PERSEMBAHAN.. iii KATA PENGANTAR. iv ABSTRAKSI vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xv DAFTAR NOTASI.. xx DAFTAR LAMPIRAN xxiv BAB I
Lebih terperinciEVALUASI JEMBATAN BAILEY MOLINTOGUPO PASCA PENGGANTIAN GIRDER DAN LANTAI KENDARAAN
EVALUASI JEMBATAN BAILEY MOLINTOGUPO PASCA PENGGANTIAN GIRDER DAN LANTAI KENDARAAN Sabrina Harahap 1, Muh. Wihardi Tjaronge 2, Rita Irmawaty 2, ABSTRAK Jembatan bailey merupakan jembatan rangka baja yang
Lebih terperinciPERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciANALISA PERENCANAN JEMBATAN KALI WULAN DESA BUNGO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK UNTUK BANGUNAN ATAS
ANALISA PERENCANAN JEMBATAN KALI WULAN DESA BUNGO KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK UNTUK BANGUNAN ATAS Fatchur Roehman Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain
DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Tabel... xii Daftar Gambar... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciEVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN
EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN Bataruddin (1). Ir.Sanci Barus, MT (2) Struktur, Departemen Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciMODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution
STRUKTUR BAJA II MODUL 5 Perencanaan Lantai Kenderaan Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : WORKSHOP/PELATIHAN PERENCANAAN LANTAI JEMBATAN Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat melakukan perencanaan lantai
Lebih terperinciData data perencanaan: 1. Bentang jambatan : 2. Lebar jembatan : 3. Lebar trotoar : 4. Jarak gelegar memanjang : 5. Jenis lantai :
Data data perencanaan: 1. Bentang jambatan : 2. Lebar jembatan : 3. Lebar trotoar : 4. Jarak gelegar memanjang : 5. Jenis lantai : 6. Mutu beton k-2275(fc') : 7. Mutu baja fe-510(fy) : 8. Tebal pelat lantai
Lebih terperinci