BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori
|
|
- Sonny Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Hakikat Belajar A. Kajian Teori Menurut kaum konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif siswa mengkonstruksi pengertian teks, dialog maupun pengalaman fisik mereka. Belajar juga merupakan proses mengasilmilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertianya dikembangkan (Paul Suparno, 1997:61). Sehubungan dengan itu, masih menurut Paul Suparno ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar yang diuraikan seperti berikut. a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari sesuatu yang mereka lihat, dengar, rasakan dan juga mereka alami. b. Mengkonstruksi makna adalah proses berkelanjutan. c. Belajar bukan merupakan kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi belajar merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukan juga hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri yang disebut belajar. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa saat belajar dengan dunia fisik dan lingkunganya. e. Hasil belajar seseorang tergantung pada yang telah diketahui, siswa saat belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang siswa pelajari. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Yager, et al (2012). Taylor et al. have pointed out that constructivism stresses individual knowledge construction, while also recognizing the processes of negotiation with others as a way of assessing the viability of knowledge. Critical theory is founded on the ideas that knowledge is legitimized through socio-cultural means. It encourages individual 3
2 9 freedom from the repressive conditions which frequently exist within the social context found in typical school science. Negotiation takes place in classrooms among students as well as students and teachers. Constructivist theory indicates the processes by which individual learners construct understan-ding in science. This learning is in conjunction with the prior knowledge of students. Maksud kutipan tersebut yaitu konstruktivisme menekankan konstruksi pengetahuan individu, sementara juga mengakui proses negosiasi dengan orang lain sebagai cara untuk menilai kelayakan pengetahuan. Serta teori konstruktivis menunjukkan proses peserta didik membangun pemahaman dalam ilmu pengetahuan. Pembelajaran ini dalam hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sebelumnya. Dari definisi tersebut belajar dapat diartikan sebagai proses aktif yang dilakukan oleh siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan dari apa yang dipelajari melalui pengalaman dengan dunia fisik dan interaksi dengan lingkungan belajarnya. 2. Hakikat Matematika Menurut Sri Wardhani(2008:9) tujuan utama matematika diajarkan di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan: a. Memahami konsep matematia, menjelaskna keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep ata algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan penyelesaian yang diperoleh.
3 10 d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Menurut James dalam Erman Suherman, dkk. (2003:16), matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurahman (2003:252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan dalam berpikir. Suparni dan Ibrahim (2008:2) memaparkan beberapa penjelasan tentang hakekat matematika. Adapun hakekat tersebut dinyatakan seperti berikut. a. Matematika sebagai ilmu deduktif Matematika disebut sebagai ilmu deduktif karena dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, eksperimen, induktif seperti ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan lainya. b. Matematika sebagai ilmu pola dan hubungan Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan karena dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya dibuktikan kebenaranya secara deduktif. c. Matematika sebagai bahasa Matematika adalah bahasa karena matematika merupakan sekumpulan simbol yang memiliki makna atau dikatakan sebagai bahasa simbol.
4 11 d. Matematika sebagai ilmu tentang struktur Matematika merupakan ilmu terstruktur karena berkembang mulai dari unsur yang tidak didefinisikan pada aksioma maupun teorema. e. Matematika sebagai seni Matematika adalah seni karena matematika terlihat adanya unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten. f. Matematika sebagai aktivitas manusia. Pengertian matematika dalam penelitian ini adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan dalam berpikir yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. 3. Penalaran Matematis Menurut Fadjar Shadiq dalam Sri Wardhani (2008:11) penalaran adalah suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Menurut Ball dan Bass dalam Elly Susanti (2012) dua proses penting dalam penalaran pada saat mengintegrasikan sejumlah ide menjadi satu kesatuan yang koheren adalah pertama membuat langkah-langkah berbeda yang bergerak dibaris penalaran yang terhubung satu sama lain (tidak harus analitik atau deduktif); dan kedua membuat hubungan antara alasan-alasan mengapa satu gerakan mengikuti gerakan yang lain dan bagaimana sejumlah gerakan datang bersama-sama untuk membentuk suatu alasan dalam memecahkan masalah. Selanjutnya Douek dalam Elly Susanti (2012) menyatakan hasil dari proses penalaran adalah teks, baik lisan maupun tulisan, menyajikan
5 12 kesimpulan yang alasannya dapat diterima oleh masyarakat. Komunikasi merupakan bagian integral terpenting proses penalaran. Steen dalam Elly Susanti (2012) penalaran matematika adalah penalaran tentang objek matematika, namun hubungan antara penalaran matematika dan matematika tidak jelas, sehingga diperlukan beberapa proses elaborasi. Penalaran matematis menurut Ball dan Bass dalam Elly Susanti (2012) adalah ketrampilan dasar dari matematika yang diperlukan untuk beberapa tujuan, untuk memahami konsep matematika, menggunakan ide-ide matematika dan prosedur fleksibel, dan untuk merekontruksi pemahaman matematika. Sedangkan kilpatrick dalam Elly Susanti (2012) mengatakan bahwa penalaran matematis memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman konseptual dan disposisi produktif. Siswa dapat memanfaatkan konsep-konsep matematika dalam situasi lain dan mengalami matematika sebagai sesuatu yang bermakna. English (2004:13) menjelaskan bahwa penalaran matematis adalah suatu kegiatan perhitungan, mengumpulkan fakta-fakta, menganalisis data, memperkirakan, menjelaskan, membuat suatu kesimpulan. Pengertian penalaran matematis juga disampaikan oleh Houssart dan Sams (2006) sebagai berikut. Mason, Burton and Stacey attach particular importance to generalising, describing it as the essence of mathematical thinking. iscussing the place of reasoning and proof in schools, Mason (2002) argues that even young importance of generalisation has long been highlighted by mathematicians such as Polya, and this tradition also underlines the significance of the process of conjecturing and the importance of open to revision. Lampert builds on this work to suggest that it is possible to establish a classroom in which children are encouraged to offer and modify conjectures.
6 13 Maksud kutipan tersebut yaitu generalisasi menggambarkan sebagai inti dari pemikiran matematis. Mereka berpendapat bahwa generalisasi dimulai ketika merasakan pola yang mendasari, bahkan jika anda tidak bisa membuat kesimpulan. Dalam membahas tentang penalaran, pentingnya proses conjecturing dan pentingnya bersedia untuk memodifikasi dugaan seseorang. Mendefinisikan dugaan sebagai 'menebak sadar', menekankan bahwa dugaan harus terbuka untuk perbaikan. Indikator yang menunjukkan penalaran matematis menurut Fadjar Shadiq (2009:14) dinyatakan seperti berikut. a. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram b. Mengajukan dugaan (conjectures) c. Melakukan manipulasi matematika d. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa penyelesaian e. Menarik kesimpulan dari pernyataan f. Memeriksa kesahihan suatu argumen g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Pengertian penalaran matematis dalam penelitian ini adalah suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk melakukan perhitungan, dugaan (conjectures), manipulasi matematika, dan menarik kesimpulan. 4. Pemecahan Masalah Ruseffendi (1991:169) mengemukakan bahwa suatu persoalan merupakan masalah bagi siswa bila (1) siswa belum mempunyai prosedur atau logaritma tertentu untuk menyelesaikannya; (2) siswa harus mampu menyelesaikannya; (3) ada niat menyelesaikanya. Sedangkan, Sumardyono
7 14 (2007: 2) mengemukakan bahwa terdapat lima tipe masalah dalam matematika, yaitu sebagai berikut. a. Masalah yang menguji ingatan (memory). b. Masalah yang menguji ketrampilan (skills). c. Masalah yang membutuhkan penerapan ketrampilan pada situasi yang biasa (familliar). d. Masalah yang membutuhkan penerapan ketrampilan pada situasi yang tidak biasa (unfamiliar). e. Masalah yang membutuhkan ekstensi (perluasan) ketrampilan atau teori yang kita kenal sebelum diterapkan pada situasi yang tidak biasa (unfamiliar). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pertanyaan atau soal merupakan masalah bagi siswa, apabila siswa tersebut belum mempunyai cara tertentu yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah tetapi siswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam menyelesaikannya. Sedangkan, masalah dalam penelitian ini adalah soal cerita pada materi faktorisasi suku aljabar. Soal bentuk cerita adalah soal mengenai penerapan dari konsep matematika dalam masalah kehidupan sehari-hari dan disajikan dalam bentuk cerita pendek. Menurut Sri Wardhani (2008:18) pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui penjawab. Selanjutnya indikator siswa memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah adalah mampu.
8 15 a. Menunjukkan pemahaman masalah, b. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah, c. Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk, d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat, e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah, f. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah dan g. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Menurut Muhtadi dalam Dwi Priyo Utomo (2012:148) mengungkapkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses dimana seorang siswa atau kelompok siswa menerima tantangan yang berhubungan dengan persoalan matematika dimana penyelesaiannya dan cara adanya tindakan langsung bisa ditentukan dengan mudah dan penyelesaiannya memerlukan ide matematika. Pengertian pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini adalah proses atau langkah yang digunakan siswa sebagai subjek penelitian dalam memecahkan soal matematika yang diberikan. 5. Penalaran Matematis dalam Pemecahan Masalah Penalaran merupakan bagian penting dari pemecahan masalah. Siswa memperdalam pengetahuan dan pemahaman ketika mereka mengembangkan, memperbaiki, dan menggunakan proses-proses dalam melakukan matematika. Penalaran merupakan komponen utama dalam matematika, terutama dalam pemecahan masalah matematika dan yang harus ditekankan sebagai pondasi dalam matematika adalah penalaran, jika kemampuan penalaran tidak dikembangkan pada siswa, maka matematika hanya menjadi masalah bagi siswa saat mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh tanpa berpikir tentang mengapa matematika masuk akal.
9 16 Lithner dalam Elly Susanti (2012) mengemukakan bahwa dalam situasi bermasalah siswa cenderung bergantung pada pengalaman yang berasal dari situasi yang dibentuk disekolah, sehingga membuat kemampuan matematika mereka menjadi dangkal. Mereka jarang menggunakan strategi yang didasarkan pada konsep-konsep matematika yang relevan. Beberapa kasus, dimana siswa menggunakan penalaran matematika yang konsisten masih didominasi memori individu tentang gambar dan rutinitas sehari-hari. Ketika siswa menghadapi kesulitan semacam ini, seharusnya siswa dapat memilih strategi apa yang harus dilakukan dalam rangka memecahkan masalah matematika. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara objek-objek baik nyata maupun abstrak dan merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan setiap aspek kehidupan (NCTM, 2000). Salah satu bagian penting dari belajar matematika, adalah bagaimana siswa mampu membuat alasan matematis dalam setiap pemecahan masalah matematika. Dalam belajar matematika, siswa harus bisa mengkonstruksi pengetahuan matematika, dan mengembangkan kebiasaan berpikir tentang pemecahan masalah matematika. Kebiasaan berpikir matematis mencakup ketrampilan dalam memberikan alasan secara matematis, bisa mengkomunikasikan matematika kepada orang lain, dan kemampuan membuat hubungan antar untaian konsep dalam matematika dan matematika dengan disiplin ilmu lain. NCTM (2000) menerbitkan prinsip siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Pengertian penalaran matematis dalam pemecahan masalah matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses atau langkah yang digunakan siswa sebagai subjek penelitian dalam memecahkan soal matematika yang diberikan, dimulai dengan bagaimana siswa memahami
10 17 masalah, melakukan perhitungan, dugaan (conjectures), manipulasi matematika, dan menarik kesimpulan. Dari beberapa pendapat tentang penalaran matematis, peneliti mengambil indikator penalaran matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memahami masalah Memahami masalah dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau langkah yang digunakan siswa sebagai subyek penelitian dalam memecahkan soal matematika yang diberikan yaitu dengan menuliskan informasi yang diketahui maupun yang ditanyakan dalam permasalahan. b. Menyajikan pernyataan matematika dan melakukan perhitungan Menyajikan pernyataan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau langkah yang digunakan siswa sebagai subyek penelitian dalam memecahkan soal matematika yang diberikan dengan menuliskan persamaan matematika dari permasalahan dan melakukan perhitungan dengan operasi penjumlahan, pengurangan maupun perkalian dalam aljabar. c. Mengajukan dugaan dan melakukan manipulasi matematika Mengajukan dugaan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau langkah yang digunakan siswa sebagai subyek penelitian dalam memecahkan soal matematika yang diberikan dengan menuliskan dugaan jawaban untuk menyelesaikan pertanyaan berikutnya dan langkah-langkah penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan permasalahan. d. Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan diartikan sebagai proses atau langkah yang digunakan siswa sebagai subyek penelitian dalam memecahkan soal matematika yang diberikan dengan menuliskan kesimpulan dari beberapa penyelesaian permasalahan yang diberikan.
11 18 B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran matematika yang diharapkan adalah siswa membangun sendiri konsep matematika yang sedang mereka pelajari dengan begitu pengetahuan yang diharapkan akan mudah dipahami oleh siswa. Guru memfasilitasi proses pembelajaran agar terjadi konstruksi konsep matematika dengan benar agar pengetahuan yang akan dipelajari dapat diserap dengan baik oleh siswa. Siswa akan mudah memahami konsep matematika yang mereka akan pelajari dengan pola-pola yang terstruktur karena siswa akan mengetahui bagaimana konsep tersebut mereka bangun. Penalaran matematis sangat penting dalam pembelajaran matematika pada materi aljabar. Penalaran merupakan proses berpikir yang abstrak dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Penalaran matematis yang diharapkan adalah penalaran dalam perhitungan atau numerik dalam menyelesaikan permasalahan. Penelitian ini melihat proses penalaran matematis siswa dalam memecahkan masalah pada setiap tingkatan kemampuan diperoleh dari wawancara dengan teknik think aloud method. Dari wawancara didapat data sementara tentang proses penalaran matematis. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subjek lain untuk memperoleh hasil data yang lain, dan dikumpulkan dengan data wawancara sebelumnya. Dari wawancara akan diperoleh data berupa percakapan. Data tersebut direduksi dengan cara mengambil percakapan yang terkait dengan penalaran matematis siswa, reduksi ini menghasilkan data yang mewakili setiap kemampuan.
PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURAKARTA
PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURAKARTA Siti Suprihatiningsih STKIP Pamane Talino rahmaningsih171888@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah upaya sadar untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi individu yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Salah satu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Penelitian Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang bersifat formal. Pelaksanaan pendidikan formal pada dasarnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan adalah upaya sadar untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi individu yang dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang dipelajari sejak zaman dahulu hingga kini. Mata pelajaran wajib di sekolah dalam tingkatan apapun. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan Indonesia, bidang studi yang dipelajari secara implisit dan eksplisit mulai dari taman kanakkanak hingga perguruan tinggi adalah matematika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taufik Rahman, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pada saat di sekolah dasar, materi matematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk
Lebih terperinci, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan zaman, bidang pendidikan terus diperbaiki dengan berbagai inovasi didalamnya. Hal ini dilakukan supaya negara dapat mencetak Sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat. Dampak dari perkembangan ini menuntut adanya individu-individu yang berkualitas, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Sains (IPTEKS) sangat pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kemampuan seseorang mengkomunikasikan ide, pikiran, ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat gelar master dan doktor sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Matematika mempunyai andil dalam mengembangkan bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju dan berkembangnya suatu Negara dipengaruhi oleh pendidikan. Bagaimana jika pendidikan di suatu Negara itu makin terpuruk? Maka Negara tersebut akan makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir
Lebih terperinci2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah suatu alat untuk mengemban salah satu penunjang yang sangat penting dalam kehidupan. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya informasi yang disampaikan dalam bahasa matematika seperti tabel, grafik, diagram dan persamaan semakin menjadikan pembelajaran matematika sebagai suatu kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sangat membantu mempermudah kegiatan dan keperluan kehidupan manusia. Namun manusia tidak bisa menipu diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dapat dirasakan melalui inovasi-inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi pembangunan pendidikan nasional kini telah tertuang dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola pikir dan pola sikap siswa. Kilpatrick dan Findell (2001) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
Lebih terperinci2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang berperan penting dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga perkembangan matematika menjadi sesuatu yang
Lebih terperinciPengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika
Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Ali Mahmudi Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY) Email: ali_uny73@yahoo.com & alimahmudi@uny.ac.id Pendahuluan Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini menyebabkan kita harus selalu tanggap menghadapi hal tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dipandang sebagai ratu ilmu dan di dalamnya terdapat beragam pendekatan, metode yang bersifat logis dan valid. Matematika memuat masalah yang berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di sekolah. Proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar apabila dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang cenderung bersifat terbuka memberi kemungkinan munculnya berbagai pilihan bagi seseorang dalam menata dan merancang kehidupan masa
Lebih terperinciContoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan
Contoh Penalaran Induktif dan Deduktif Menggunakan Kegiatan Bermain-main dengan Bilangan Pengantar Fadjar Shadiq (fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com) Perhatikan tujuh perintah berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, pendidikan senantiasa berkenaan dengan manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hilman Nuha Ramadhan, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Sisdiknas, 2003). Pembelajaran pada hakekatnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi proses pembangunan. Siswa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi secara cepat dan mudah dari berbagai sumber. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang mendasari perkembangan
Lebih terperinciUNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2
IMPLEMENTASI PENDEKATAN OPEN-ENDED PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa. Penduduk yang banyak tidak akan menjadi beban suatu negara apabila berkualitas, terlebih
Lebih terperinci2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bappenas (2006) mengemukakan bahwa majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia sepanjang hayat. Sejak lahir manusia memerlukan pendidikan sebagai bekal hidupnya. Pendidikan sangat penting sebab tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa dari siswa tingkat sekolah dasar, menengah hingga mahasiswa perguruan tinggi. Pada tiap tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang peranan penting. Suatu Negara dapat mencapai sebuah kemajuan jika pendidikan dalam Negara itu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Terbukti bahwa hampir di setiap negara, pendidikan menjadi prioritas utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, manusia dituntut untuk bisa bersaing dalam berbagai bidang sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika, telah banyak upaya dilakukan untuk memperbaiki aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun
Lebih terperinciPENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURAKARTA
PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SURAKARTA Siti Suprihatiningsih 1, Imam Sujadi 2, Dewi Retno Sari S 3 1,2,3 Prodi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada kurikulum berbasis kompetensi yang tertuang dalam lampiran Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah:
Lebih terperinciKomunikasi dalam Pembelajaran Matematika
Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika Makalah Termuat pada Jurnal MIPMIPA UNHALU Volume 8, Nomor 1, Februari 2009, ISSN 1412-2318) Oleh Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang didorong untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir manusia pun dituntut untuk semakin berkembang. Hal ini mewajibkan setiap individu
Lebih terperinciP 31 MENINGKATKAN PENALARAN SISWA MELALUI KONEKSI MATEMATIKA
P 31 MENINGKATKAN PENALARAN SISWA MELALUI KONEKSI MATEMATIKA Elly Susanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Cellycantiq89@yahoo.co.id Abstrak The Third International Mathematic and Science Study (TIMSS
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR II (TEORI GELANGGANG)
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR II (TEORI GELANGGANG) Guntur Maulana Muhammad Universitas Suryakancana guntur@unsur.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa memiliki kemampuan, 1) memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang turut memberikan sumbangan signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu pelajaran yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara tentang matematika tidak lepas dari bagaimana kesan siswa terhadap matematika itu sendiri, banyak yang menyukainya tapi tidak sedikit pula yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu elemen yang harus dimiliki oleh suatu negara. Karena dengan adanya pendidikan suatu negara tersebut akan mengalami suatu kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat membuat setiap orang dapat mengakses segala bentuk informasi yang positif maupun negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu dasar dalam kehidupan manusia memiliki peranan yang penting dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan mata pelajaran pokok mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, baik di sekolah yang berbasis agama maupun berbasis umum. Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan, di mana pendidikan dapat menyongsong kehidupan yang cerah di masa depan, baik bagi diri sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika pada jenjang sekolah disajikan menggunakan simbol-simbol, istilah-istilah, rumus, diagram, tabel sehingga mata pelajaran matematika
Lebih terperinci2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang timbul akibat adanya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Sains (IPTEKS) dimana semakin pesat yaitu bagaimana kita bisa memunculkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era perkembangan zaman dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan, peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu, pengetahuan dan teknologi saat ini telah banyak aspek kehidupan manusia. Salah satunya yang mendasari hal tersebut adalah pendidikan. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya penting untuk mencerdaskan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya itu adalah dengan adanya pendidikan formal maupun informal yang di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia saat ini tidak bisa terlepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi kemajuan suatu bangsa sehingga menjadi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang selalu menemani perjalanan kehidupan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensinya. Seperti yang dijelaskan
Lebih terperinci2016 PENERAPAN MODEL CONNECTED MATHEMATICS PROJECT (CMP) DENGAN METODE HYPNOTEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIS SISWA
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya membangun sumber daya manusia agar lebih maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini senada dengan definisi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun yang menjadi penyebab yaitu pembelajaran terpusat kepada guru dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemahaman konsep terhadap pembelajaran matematika sangatlah memprihatinkan, dapat dilihat dari permasalahan yang sering muncul dalam menyelesaikan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut memiliki daya nalar kreatif dan keterampilan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang sangat pesat terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini telah mengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan
Lebih terperinciSenada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas dari peranan matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, kreativitas, serta memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mendidik seseorang agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan kini mengalami banyak perkembangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas
Lebih terperinci48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang
48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran matematika di sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pelajaran yang penting, banyak aktivitas yang dilakukan manusia berhubungan dengan matematika, sebagaimana pendapat Niss (dalam Risna,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. logis. Sedangkan penalaran yaitu cara menggunakan nalar atau proses mental
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penalaran Imitatif 1. Definisi penalaran Penalaran berasal dari kata nalar yang mempunyai arti pertimbangan tentang baik buruk, kekuatan pikir atau aktivitas yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman.
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang wajib dipelajari oleh setiap siswa pada jenjang pendidikan manapun, baik dari tingkat Sekolah
Lebih terperinci