BAB I PENDAHULUAN. sebagian negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia. sosial dalam masyarakat. Sejak masa kolonialisme, sebagian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sebagian negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia. sosial dalam masyarakat. Sejak masa kolonialisme, sebagian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan merupakan sebuah masalah besar bagi sebagian negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia kemiskinan menjadi masalah yang klasik yang sudah terjadi di setiap rezim kekuasaan sejak dahulu. Kemiskinan sudah ada sejak masa kolonialisme. Masa kolonialisme juga merupakan awal mula adanya kelaskelas sosial dalam masyarakat. Sejak masa kolonialisme, sebagian masyarakat miskin tertindas sudah mengalami perjuangan kelas. Di sini muncul adanya sekelompok masyarakat yang menjadi penguasa atau penindas dan sekelompok lain menjadi masyarakat yang tertindas. Dalam undang-undang (UUD) pasal 34 ayat 1 tahun 1945 dituliskan bahwa kaum miskin dan anak-anak terlantar dipelihara dan dilindungi oleh negara. Hal ini berarti bahwa negara bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial masyarakat yang dalam kondisi fakir, miskin dan terlantar. Pemerintah bertanggung jawab atas pemerataan ekonomi masyarakat sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan bangsa ini. Kemiskinan pada masyarakat hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia Sebagai contoh Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) mencatat jumlah keseluruhan penduduk miskin di Yogyakarta pada Maret 2014 sebesar 15,00%, sedangkan pada Maret 2013 Penduduk miskin di Yogyakarta sebesar 15,03 %. Untuk jumlah

2 penduduk miskin khusus perkotaan tercatat sebesar 13,43%, pada bulan Maret 2013 lalu, dan pada Maret 2014 jumlah penduduk miskin perkotaan mengalami kenaikan menjadi 13,81%. Jika dihitung jumlahnya pada bulan Maret 2013 Jumlah penduduk yang konsumsinya berada di garis kemiskinan di DIY terdapat 553,07 ribu penduduk miskin, dan pada Maret 2014 mengalami penurunan menjadi 544,87 ribu penduduk miskin 1. Pemerintah yang merupakan motor penggerak bangsa ini belum nampak maksimal dalam melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dalam undang-undang dasar negara. Banyaknya program-program pemerintah sebagai bentuk penanggulangan kemiskinan belum bisa mengatasi kemiskinan secara merata. Sebagai misal, adanya program kartu sakti yang dikeluarkan oleh pemerintahan Joko Widodo belum dapat menjadi solusi yang baik. Hal lain seperti korupsi juga menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan dalam masyarakat Indonesia. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam segala aspek juga sering tidak berpihak kepada masyarakat miskin. Hal-hal demikianlah yang menjadikan kemiskinan di Indonesia belum bisa teratasi dengan baik. Jika dilihat dari akar penyebab yang melatar belakanginya, secara teoritis kemiskanan dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul disebabkan oleh sebuah sistem, seperti sistem pemerintahan,sistem ekonomi dalam suatu negara dan lain-lain. Misalnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat, sistem ekonomi yang kapitalis dan lain-lain. Kedua, kemiskinan kultural atau kemiskinan 1 Sumber data : Diakses pada tanggal 22 Februari 2015 pukul Berita Online Kedaulatan Rakyat edisi Rabu 02 Juli WIB

3 alamiah yang memang sudah ada faktor-faktornya sendiri, bukan disebabkan oleh suatu kelompok atau individu-individu lain. Misalnya, sumber daya yang jumlahnya langkah karena tingkat perkembangan teknolgi yang sangat rendah. Kemiskinan juga kerap kali dikaitkan dengan masyarakat perkotaan yang menjadi korban sistem-sistem negara, baik sistem pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, dan lain-lain. Golongan yang menderita kemiskinan di perkotaan adalah, kaum migran yang bekerja di sektor informal dengan hasil yang tidak menentu, sehingga pendapatannya tidak mencukupi untuk memberi makan kepada dirinya dan keluargannya. 2 Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kota adalah sebuah kelompok masyarakat yang modern. Kemiskinan pada masyarakat miskin di kota menjadi suatu fenomena sosial yang kontradiktif. Selain adanya modernisasi yang berkembang secara cepat di kota, kemiskinan juga tumbuh pesat di perkotaan. Banyaknya pembangunan di kota seperti hotel, pusat berbelanjaan dan lain-lain menjadi bukti bahwa kota memang pusat dari adanya modernisasi. Adanya sistem perekonomian kapitalis yang berkembang di Indonesia menjadi penyebab lahan-lahan yang ada di kota kini semakin banyak dikuasai oleh para pemegang modal untuk menguasai sistem perekonomian di Indonesia. Para kapitalis ini tidak mempedulikan nasibnasib para rakyat miskin yang ada di kota. Ironis sekali ketika kita melihat sisi lain dari masyarakat kota seperti itu, para rakyat miskin yang hidup 2 Benny Soembodo, Pandangan Masyarakat Miskin Perkotaan Mengenai Kesejahteraan Sosial. Jurnal, UNAIR, Surabaya

4 serba kekurangan dan serba kesulitan. Tempat tinggal yang seadanya serta penghasilan yang kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan menjadi masalah utama bagi mereka. Sulitnya lapangan pekerjaan di Indonesia khususnya di kota menyebabkan hal ini terjadi. Tan Malaka seorang tokoh bangsa yang turut mempengaruhi kemerdekaan bangsa menilai bahwa memang kapitalisme bisa berkembang pesat di Indonesia. Bagi Tan Malaka Indonesia adalah ladang yang begitu subur untuk menjalankan praktek sadis kapitalisme. 3 Hal ini bisa dilihat dari sebagian besar industriindustri perusahaan di Indonesia yang dikuasai oleh pihak asing. Keadaan yang demikian tidak hanya menjadi tanggung jawab sebagian kelompok masyarakat atau pemerintah saja, melainkan menjadi tanggung jawab kita bersama khususnya umat muslim. Islam yang merupakan agama Rahmatan Lil Alamin mewajibkan umatnya untuk saling membantu dan bekerja sama antar umatnya Islam maupun non- Islam. Islam sangat memeperhatikan nasib para kaum miskin (dhuafa). Hal ini dibuktikan dengan firman Allah dalam Al-Qur an surat Al- Qashass (28) : 5 Dan kami hendak memberi karunia kepada orangorang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dalam buku Tauhid Sosial Prof. Amien Rais menjelaskan bahwa dari ayat tersebut jelas sekali bahwa Islam sangat memperhatikan lapisan kaum lemahnya, bahwa Islam ingin berjaya menghadapi kehidupan di dunia ini. Nabi juga mengatakan, Innama tunsharuna waturzaquna bi 3 Eko Prasetyo. Kaum Miskin Bersatulah. (Yogyakarta : Resist Book, 2009). hlm, 29

5 dhuafa-ikum. 4 Dalam Islam perintah untuk berdakwah dan menyerukan agama Allah merupakan suatu perintah yang bersifat universal, artinya dakwah merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim. Dalam Al- Qur an Surat An-Nahl : 16: 125 Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Di dalam surat An-Nahl tersebut dijelaskan bahwa ada tiga metode dakwah yang bisa dilakukan oleh umat muslim. Yang pertama yaitu metode berupa hikmah, yang kedua yaitu berupa nasihat yang baik dan yang ketiga yaitu perdebatan yang baik. Namun dakwah tidak hanya dipahami sebatas ceramah-ceramah di atas mimbar atau di pengajianpengajian saja. Akan tetapi hal-hal yang berupa aksi nyata turun langsung ikut mengahadapi dan menyelesaikan permasalahan umat juga merupakan dakwah, dalam hal ini disebut dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal merupakan suatu bentuk kritik terhadap dakwahdakwah yang hanya berkutat di mimbar-mimbar saja, yang hanya ada komunikasi satu arah dari sang da i kepada mad u yang pada akhirnya belum sampai pada tahap penyelesaian permasalahan umat. Artinya, dengan dakwah yang hanya sebatas ceramah seperti itu belum bisa melakukan perubahan pada taraf hidup dan kesejahteraan umat. Akan tetapi hal tersebut bukan berarti dakwah bil-lisan, mujadaalah, dan 4 Amien. M. Rais. Tauhid Sosial. (Bandung: Mizan,1998). hlm, 121

6 mauidzah hasanah tidak efektif atau tidak lebih baik dari pada dakwah bil- hal. Metode dan pendekatan dakwah bisa diimplementasikan sesuai dengan ruang waktu atau kondisi yang berbeda-beda. Pendekatan-pendekatan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara agar lebih efektif dalam mencapai tujuan dakwah. Salah satu bentuk pendekatan dakwah yaitu berupa usaha pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat yang dalam keadaan sosial yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Pendekatan dakwah bil-hal dengan berbagai bentuk seperti pembangunan dan pemberdayaan merupakan pendekatan yang sesuai untuk keadaan masyarakat yang membutuhkan perhatian-perhatian sosial. Keadaan sosial masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti faktor ekonomi yang semakin sulit untuk dipenuhi karena adanya sistem pemerintahan yang memang menyulitkan rakyat. Dakwah dengan bentuk pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk usaha penyelesaian masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat. Tidak sedikit para tokoh-tokoh dakwah yang memperhatikan permasalahan kesejahteraan umat yang demikian termasuk Mohammad Natsir. Mohammad Natsir merupakan salah satu negarawan sekaligus pejuang dakwah yang tidak hanya dikenal di dalam negeri melainkan di luar negeri juga. Dibangunnya Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) menjadi bukti bahwa Mohammad Natsir memang menaruh perhatian yang besar pada kepentingan dakwah Islam. Beliau adalah tokoh dakwah yang sangat

7 produktif berfikir, bersikap dan bertindak untuk kepentingan realisasi Islam dalam tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. 5 Bagi Mohammad Natsir dakwah Islam bukan hanya sekedar suatu ajakan yang disampaikan secara lisan saja. Menurutnya dakwah Islam adalah ajakan yang berisi amar ma ruf nahi mungkar yang juga disampaikan dengan bahasa, perbuatan dan kepribadian mulia secara nyata. 6 Hal inilah yang membuat dakwah Mohammad Natsir menarik untuk dikaji secara mendalam khususnya dakwah bil-hal untuk masyarakat miskin khususnya di kota yang dilakukan oleh Mohammad Natsir. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang Masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana metode dakwah bil-hal untuk masyarakat miskin kota yang ada pada saat ini? 2. Bagaimana metode dakwah Mohammad Natsir yang bisa diimplementasikan untuk masyarakat miskin kota? 3. Apakah metode dakwah Mohammad Natsir memiliki relevansi dengan kondisi masyarakat miskin kota saat ini? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian 5 Tulisan Amrullah Ahmad dalam buku 100 tahun Mohammad Natsir Berdamai dengan Sejara. (Jakarta : Republika, 2008). hlm, Thohir Luth. M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya. (Jakarta : Gema Insani Press, 1999). hlm, 80

8 a. Untuk mengetahui bagaimana dakwah sosial untuk masyarakat miskin kota b. Untuk mengetahui bagaimana metode dakwah Mohammad Natsir yang bisa diimplementasikan untuk masyarakat miskin kota c. Untuk mengetahui apakah metode dakwah Mohammad Natsir memiliki relevansi dengan kondisi masyarakat miskin kota saat ini. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga-lembaga dakwah khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat b. Secara teoritis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam pertimbangan teori yang berkaitan dengan metode dakwah sosial untuk masyarakat miskin. D. Tinjauan Pustaka Mohammad Natsir yang merupakan salah satu tokoh Islam sekaligus negarawan muslim yang menaruh perhatian besar terahadap dakwah Islam telah menjadi sorotan bagi banyak penulis. Penelitianpenelitian yang berkaitan dengan Mohammad Natsir yang menggunakan kajian literatur sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti.

9 Diantaranya oleh Sri Wahyuni (2010) 7. Peneliti ini memiliki tujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana pandangan Mohammad Natsir tentang dakwah (2) untuk mengetahui bagaimana pandangan Mohammad Natsir tentang kristenisasi (3) untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah yang digunakan Mohammad Natsir dalam menghadapi Kristenisasi. Adapun hasil peneitiannya yaitu (1) bahwa Mohammad Natsir memandang dakwah sebagai dimensi spritual dan dimensi sosial. (2) Pandangan Mohammad Natsir terhadap kristenisasi menghasilkan konsep modus vivendi, yaitu menciptakan kehidupan berdampingan secara damai. Modus vivendi dapat terjadi karena masyarakat Indonesia yang menginginkan perdamaian diantara masyarakat yang berbeda agama dan menghindari terjadinya peperangan antar agama. (3) Dalam menghadapi upaya misionaris Kristen Mohammad Natsir menggunakan tiga strategi dakwah, pertama adalah memperbanyak pembangunan masjid, kedua adalah pengiriman da i ke daerah terpencil yang berpotensi terpengaruh misionaris Kristen, dan ketiga adalah menerbitkan media cetak. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni, karena penelitian ini fokus pada pengkajian metode dakwah Mohammad Natsir untuk masyarakat miskin kota, dan apakah masih relevan jika diimplementasikan untuk masyarakat miskin kota saat ini. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Hidayatul Muslimah (2008) 8. Penelitian Hidayatul bertujuan untuk: (1) Bagaimana pemikiran 7 Sri Wahyuni, Strategi Dakwah Mohammad Natsir dalam Mengahadapi Misionaris Kristen. Skripsi. Semarang : IAIN Walisongo Hidayatul Muslimah, Mohammad Natsir dan Pemikirannya Tentang Demokrasi. Skripsi. Yogayakarta : UIN Sunan Kalijaga 2008

10 Mohammad Natsir mengenai demokrasi. (2) Apa yang melatar belakangi pemikiran Mohammad Natsir. Hasil penelitian Hidayatuallah adalah (1) Mohammad Natsir memandang demokrasi sebagai pemikirannya yang utama karena dia ingin memasukan unsur agama ke dalam pemerintahan. Pemikiran Mohammad Natisr tersebut merupakan respon dari pernyataan Soekarno yang mengatakan bahwa agama harus dipisahkan dari negara. Oleh karena itu Mohammad Natsir mengehendaki model pemeritahan demokratis yang mengedepankan ketertiban, keadilan dan kesejateraan bagi masyarakat tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa. (2) Faktor yang melatar belakangi pemikiran Mohammad Natsir adalah faktor pendidikan dan keluarga, selain kedua faktor tersebut yang melatar belakangi pemikiran Mohammad Natsir adalah aktivitas politiknya, yaitu memulai aktivitas politiknya dengan masuk ke dalam Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun Penelitian ini berbeda dengan penelitian Hidayatul, karena penelitian ini lebih fokus pada pengkajian metode dakwah yang digunakan oleh Mohammad Natsir untuk masyarakat miskin kota, dan apakah masih relevan jika diimplementasikan untuk masyarakat miskin kota saat ini. Penelitian lain berupa tesis juga dilakukan oleh Al- Juhra (2008). 9 Penelitian Juhra ini bertujuan untuk mengetahui untuk : (1) untuk mengetahui apa landasan konsep pemikiran Mohammad Natsir dalam pendidikan Islam di Indonesia. (2) untuk mengetahui apa konsep Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam di Indonesia. (3) untuk 9 Al-Juhra, Konsep Pendidikan Islam di Indonesia Menurut Mohammad Natsir (Relevansi Pemikiran Mohammad Natsir Terhadap Pendidikan Islam di Indoensia secara Integral), Tesis. Yogyakarta: UII 2008

11 mengetahui bagaimana relevansi pemikiran Mohammad Natsir terhadap pendidikan di Indonesia secara integral. Adapun hasil penelitian tersebut adalah (1) Pemikiran Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam berlandasakan kepada : Pertama, landasan normatif yaitu pemikiran yang berlandaskan pada ajaran Islam yang membedakan yang hak dan yang batil. Kedua, landasan historis yaitu pengalaman yang didapatkan semasa hidup Mohammad Natsir menuntut ilmu, pendidikan yang tidak membedakan status ekonomi, kasta, ras dan lain sebagainya. Ketiga, landasan filosofis yaitu kebeneran yang hakiki adalah kebenaran Tuhan. Yang terdapat dalam Al-qur an dan As-sunnah. (2) Konsep Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam yang universal-integral dan harmonis adalah hasil ijtihad dan renungan yang digali Mohammad Natsir Al-qur an dan As-sunnah. (3) Pemikiran Mohammad Natsir tentang pendidikan Islam memiliki relevansi dengan dunia pendidikan Islam di Indonesia sekarang ini. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Hidayatul, karena penelitian ini lebih fokus pada pengkajian metode dakwah yang digunakan oleh Mohammad Natsir untuk masyarakat miskin kota, dan apakah masih relevan jika diimplementasikan untuk masyarakat miskin kota saat ini. E. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Dakwah a. Pengertian dakwah Dakwah berasal dari kata da a. Yad u, du a-an dan dakwatan yang mengandung arti mengajak, mengundang baik kepada kebajikan

12 maupun kepada kejahatan. Dalam pengertian umum dakwah yaitu segala usaha dan perbuatan baik dengan lisan, tulisan dan perilaku yang dapat mendorong manusia merubah dirinya dari suatu keadaan kepada keadaan yang lebih baik, lebih memuaskan sesuai dengan ajaran Islam. 10 b. Tujuan Dakwah Tujuan dakwah dibedakan menjadi dua macam tujuan, yaitu : 11 1) Tujuan Umum Dakwah Tujuan umum dakwah adalah nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivis dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana tindakan dakwah harus mengarah ke sana. Tujuan dakwah di atas masih bersifat global atau umum, oleh karena itu masih juga memerlukan perumusan-perumusan secara terperinci pada bagian lainnya. 2) Tujuan Khusus Dakwah Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya secara terperinci. 10 M. Jakfar Puteh. Dakwah di Era Globalisasi strategi Menghadapi Perubahan Sosial. (Yogyakarta :AK Group, 2006), hlm Syamsul Munir Amin, Imu Dakwah. op.cit, hlm

13 c. Dakwah Bil-Hal Dakwah bil-hal adalah upaya dakwah yang brsifat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran dan kemampuan jama ah dalam mengatasi masalah mereka dan lebih dari itu, setiap dakwah yang dilakukan harus ada tindakan lanjutnya secara berkesinambungan. 12 Dakwah bil-hal sebagaimana yang dijelaskan lebih khusus oleh M. Jakfar Puteh, yaitu segala perbuatan dan perilaku termasuk di dalamnya keikutsertaan orang Islam dalam sesuatu kegiatan kebijakan atau melakukan sesuatu kebijakan yang dapat mendorong seseorang atau sekelompok orang lain untuk merubah dirinya dari suatu keadaan kepada yang lebih baik, lebih memuaskan dan lebih sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. 13 Bentuk-bentuk pengembangan kegiatan dakwah bil-hal 1) Penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat 2) Kegiatan Kooperasi 3) Pengembangan kegiatan transmigrasi 4) Penyelenggaraan usaha kesehatan masyarakat seperti mendirikan rumah sakit, Poliklinik, BKIA, Balai Pengobatan dan sebagainya 5) Peningkatan Gizi masyarakat 12 Suisyanto. Dakwah Bil-Hal Suatu Upaya Menumbuhkan Kesadaran dan Mengembangkan Kemampuan Jamaah. JURNAL Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama Vol III No : Yogyakarta. UIN Sunan Kali Jaga M. Jakfar Puteh. Dakwah di Era Globalisasi strategi Menghadapi Perubahan Sosial. (Yogyakarta :AK Group, 2006). hlm, 80

14 6) Penyelenggaran panti asuhan 7) Penciptaan lapangan kerja 8) Peningkatan penggunaan media cetak, media informasi dan komunikasi serta seni budaya 14 d. Metode Dakwah Metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk melaksanakan sesuatu atau cara kerja. 15 Menurut Moh.Ali Aziz dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dakwah. ada tiga karakter yang melekat yang melekat dalam metode dakwah 16 : 1) Metode dakwah merupakan cara-cara sistematis yang menjeaskan arah starategi dakwah yang telah ditetapkan. Ia bagian dari strategi dakwah. 2) Karena menjadi bagian dari strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah bersifat konkrit dan praktis. ia harus dilaksanakan dengan mudah 3) Arah metode dakwah tidak meningkatkan efektivitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan dakwah. Setiap strategi memiliki keunggulan dan kelemahan. Metodenya berupaya menggerakan keunggulan tersebut dan memperkecil kelemahan. 14 Suisyanto. Dakwah Bil-Hal Suatu Upaya Menumbuhkan Kesadaran dan Mengembangkan Kemampuan Jamaah. JURNAL Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama Vol III No : Yogyakarta. UIN Sunan Kali Jaga Paus A. Partanto. Kamus Ilmiah Populer. Bandung : 1994). hlm, M. Ali.Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta : KENCANA prenada Media Group, 2012), hlm, 358

15 Menurut Moh.Ali Aziz dalam bukunya Metode Dakwah ada tiga bentuk dakwah dalam Islam, yaitu : Dakwah Lisan (Da wah bi allisan), Dakwah Tulis (da wah bi al-qalam) dan Dakwah tindakan (da wah bi al-hal). Berdasarkan tiga bentuk dakwah tersebut maka metode dan teknik dakwah dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 17 1) Metode Ceramah Metode ceramah atau muhadlarah metode ini telah dipakai oleh semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran Allah dalam menyampaikan ajaran Allah. 2) Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode dakwah dalam bentuk bertukar pikiran tentang suatu masalah keagamaan sebagai pesan dakwah antar beberapa orang dalam tempat tertentu. 3) Metode Konseling Metode konseling merupakan wawancara individual dan tatap muka antara konselor sebagai pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. 4) Metode Karya Tulis Metode karya tulis termasuk dalam katagori dakwah bi-qalam (dakwah dengan karya tulis). Tulisan yang terpublikasikan untuk M. Ali Aziz Ilmu Dakwah. (Jakarta : KENCANA prenada Media Group, 2012), hlm,

16 dakwah bermacam-macam bentuknya, antara lain : tulisan ilmiah, tulisan lepas, tulisan cerita dan tulisan berita. Metode karya tulis merupakan uah dari ketrampilan tangan dalam menyampaikan pesan dakwah. 5) Metode Pemberdayaan Masyarakat Metode Pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk dari metode dakwah bi al-hal (dakwah dengan aksi nyata). Metode pemeberdayaan masyarakat yaitu dakwah dengan upaya membangun daya, dengan cara mendorong memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta upaya untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses kemandirian. 6) Metode Kelembagaan Metode kelembagaan juga merupakan bentuk dari dakwah bi alhal. Metode kelembagaan yaitu pembentukan dan pelestarian norma dalam wadah organisasi sebagai instrumen dakwah. Untuk mengubah perilaku anggota melalui institusi yang melewati proses fungsi-fungsi manajemen. 2. Masyarakat Miskin Kota a. Karakteristik budaya masyarakat kota Sebelum menjelaskan tentang masyarakat miskin kota, peneliti akan menjelasakan bagaimana karakteristik budaya masyarakat kota tersebut. Menurut DR. Acep Aripudin dalam bukunya Sosiologi Dakwah, menjelaskan beberapa karakteristik budaya masyarakat perkotaan sebagai berikut :

17 1) Dalam usaha pencaharian hidup, masyarakat kota hanya menggunakan fasilitas-fasilitas lebih modern. Kendaraan misalnya, menjadi sebuah kebutuhan vital dalam mencari nafkah disamping trend dan status sosial. 2) Sistem kemasyarakatan (Social Order) tertata demikian jelas dan setiap anggota masyarakat memiliki status sesuai profesinya. 3) Dalam berkomunikasi, umumnya masyarakat memakai bahasa yang lebih menasional, yaitu bahasa indonesia. 4) Sistem pengetahuan pada masyarakat kota lebih cenderung pragmatis, setelah selesai sekolah apapun sekolahnya yang penting kerja. 5) Masyarakat kota umunya Heterogen. b. Pengertian Masyarakat Miskin kota Masyarakat miskin kota adalah masyarakat yang cenderung hidup di perkampungan kumuh, dan bahkan sebagian di antaranya hidup di pemukiman liar di zona-zona publik, akibat tidak lagi memiliki aset produksi yang dapat diandalkan untuk menopang kelangsungan kehidupan. Karakteristik masyarakat miskin kota pada umumnya adalah masyarakat yang tidak atau kurang berpendidikan, sebagian bekerja di sektor informal dan secara ekonomi cenderung rentan. Secara administratif status mereka adalah sah dari warga kota, dan bukan migran. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kadar kerentanan

18 dan kondisi ekonomi penduduk miskin kota pada umumnya tidak jauh berbeda dengan migran. 18 c. Faktor faktor penyebab kemiskinan pada masyarakat perkotaan Hilman Latif dalam bukunya Melayani Umat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejateraan Kaum Modernis menjelaskan bahwa beberapa masalah kemiskinan dalam masyarakat perkotaan disebabkan oleh banyak faktor, seperti kompleksitas kehidupan yang akut, urbanisasi yang tidak terkendali dan meningkatnya daya saing tinggi. Hilman juga membagi faktor penyebab kemiskinan dalam masyarakat perkotaan menjadi dua, yaitu faktor struktural dan faktor kultural. 19 1) Faktor Struktual : a) Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). b) Krisis keuangan negara. c) Kebijakan yang timpang. d) Ketergantungan pada pemegang modal 2) Faktor Kultural : a) Pendidikan yang belum memadai. b) Tidak teraturnya perencanaan tingkat kelahiran. 18 Benny Soembodo, Pandangan Masyarakat Miskin Perkotaan Mengenai Kesejahteraan Sosial. Jurnal, UNAIR, Surabaya 19 Hilman Latif. Melayani Umat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis. (Yogyakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 7-8

19 c) Buruknya sistem sanitas di lingkungan sekitar, dan sebagainya. F. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research. Penelaah atau penelitian kepustakaan dimaksud untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Penelitian ini bisa disebut juga sebagai penelitian deskriptif, dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan bukan angka-angkan, akan tetapi berupa kata-kata atau gambar. Data yang dimaksud berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 20 Metode yang digunakan adalah pencarian literatur dan pengkajian objek material berupa karya-karya dari Mohammad Natsir, baik dari perpustakaan dan internet yang berkaitan dengan tema pembahasan. penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan dakwah bil-hal untuk masyarakat miskin kota dengan menelaah metode dakwah Mohammad Natsir. 2002), hlm Lexy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Rosdakarya Offset,

20 Maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni sumber data dan metode analisa data. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sumber data primer Sumber data primer adalah buku-buku yang secara langsung berkaitan dengan objek material penelitian. Penelitian ini mengkaji pemikiran Mohammad Natsir mengenai metode dakwah bil-hal, maka sumber data primer yang digunakan adalah karya Mohammad Natisr yaitu buku Fiqhud Da wah diterbitkan oleh Penerbit CV. Ramadhani, Solo, Sumber data sekunder Sumber data sekunder penelitian ini adalah karya-karya (buku) mengenai Mohammad Natsir, metode dakwahnya dan masyarakat miskin kota yang ditulis oleh tokoh lain. Buku-buku yang dijadikan sebagai data sekunder di antaranya ialah : a. Buku, M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, Thohir Luth, Gema Insani Press : Jakarta, 1999 b. Jurnal, Artikel dan tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan Mohammad Natsir, dakwah Mohammad Natsir, dakwah dalam masyarakat miskin kota dan masyarakat miskin kota yang berasal dari media cetak maupun internet. c. Buku, Melayani Umat Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis. Hilman Latif, PT. Gramedia Pustaka Utama : Yogyakarta, 2010

21 Adapun yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif-analitik. Deskriptif berarti menggambarkan secara tepat sifatsifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menetukan penyebab suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain disekitar masyarakat atau dengan kata lain berarti menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia guna memahami bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan kesamaan dan perbedaan dengan fenomena lain. 21 Sedangkan analitik atau analisis adalah jalan atau cara yang dipakai untuk mendapat ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan pemerincian terhadap objek yang diteliti dengan jalan memilih-milih antara suatu poengertian dengan pengertian yang lain sekedar untuk memperoleh kejelasan mengenai objek tersebut. G. Sistematika Penulisan Skripsi ini ditulis dalam 4 bab yaitu : BAB I: Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II: Terdiri dari biografi Mohammad Natsir, Riwayat hidup, karya-karya Mohammad Natsir dan kontribusi Mohammad Natsir hlm Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010),

22 Bab III: Merupakan pembahasan mengenai Masyarakat miskin kota dan dakwah bil-hal yang ada saat ini BAB 1V: Merupakan pembahasan mengenai pemikiran Mohammad Natsir tentang dakwah bil-hal untuk masyarakat miskin kota dan relevansinya dengan keadaan saat ini. BAB V: Terdiri dari kesimpulan dan saran penelitian berdasarkan hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran

BAB I PENDAHULUAN. urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai inti dalam penyebaran nilai nilai Islam, dakwah memiliki urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran agama pada tiap-tiap umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik. Implikasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah adalah kewajiban setiap muslim yang harus dilakukan secara berkesinambungan, yang bertujuan akhir untuk mengubah perilaku manusia berdasarkan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa dakwah Islam akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan-permasalahan ekonomi pada era globalisasi saat ini sangatlah mempengaruhi status perekonomian masyarakat. Sehingga setiap individu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga keuangan. Lembaga keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep negara yang dianut oleh bangsa Indonesia sebagaimana pernyataan Jimly Ashiddiqie (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi dalam era globalisasi sekarang ini telah membawa perubahan-perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna dan menyeluruh tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tapi juga mengatur hubungan dengan sesama manusia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah. Hal ini di mungkinkaan karena adanya berbagai media (Channel) yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia ini untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini di mungkinkaan karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari realitas kehidupan. masyarakat. Pengaturan tentang Fakir mskin dan anak-anak terlantar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari realitas kehidupan. masyarakat. Pengaturan tentang Fakir mskin dan anak-anak terlantar BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gelandangan merupakan bagian dari fenomena dalam masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari realitas kehidupan masyarakat. Pengaturan tentang Fakir mskin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memiliki orang tua lagi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memiliki orang tua lagi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memiliki orang tua lagi dan keluarga yang memeliharanya. 1 Mereka anak yang menderita, lemah (dluafa ), dan menjadi korban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa hampir bisa dikatakan sebuah kebutuhan premier bagi masyarakat, kebutuhan akan informasi kekinian membuat masyarakat memburu informasi baik melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan proses penyampaian ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur an dan Sunnah secara berkesinambungan. Dakwah seringkali diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia dalam segala ruang lingkup kehidupannya, tidak memandang

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia dalam segala ruang lingkup kehidupannya, tidak memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN. Skripsi. Diajukan Oleh : ANITA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN. Skripsi. Diajukan Oleh : ANITA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN Skripsi Diajukan Oleh : ANITA Mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mencurahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. mencurahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan ABSTRAK Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi dua arah secara timbal balik di antara dua orang atau lebih. Dalam kegiatan dakwah, komunikasi interpersonal sangat tepat dilakukan, karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN 90 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis implementasi bimbingan sosial pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang Bimbingan sosial dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masalah utama yang sedang dihadapi secara nasional adalah sedikitnya peluang kerja, padahal peluang kerja yang besar dalam aneka jenis pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai metode dan media yang besumber pada Al-Qur'an, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai metode dan media yang besumber pada Al-Qur'an, sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama dakwah, mewajibkan umatnya untuk melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisasi syari'at Islam dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam Islam, karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan masyarakat, merupakan efek dari berhasil

Lebih terperinci

BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT

BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT A. Teori Sosial Demokrat Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu POTRET KEMISKINAN MASYARAKAT DESA Studi Kasus Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang sudah bukan waktunya lagi, dakwah dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian yang sangat penting di dalam Islam, karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan masyarakat merupakan aktifitas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau kode dari satu pihak kepada pihak lain dengan efek untuk mengubah sikap, atau tindakan. Proses tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdakwah melalui media cetak di era informasi sekarang ini sudah menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti atau menghadiri jalannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai anak dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai anak dan pada tahun 2012 meningkat menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena anak jalanan di Indonesia adalah isu yang memerlukan perhatian khusus semua elemen masyarakat. Jumlah anak jalanan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Demikianlah seterusnya. Hingga Islam masuk ke indonesia pun juga

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Demikianlah seterusnya. Hingga Islam masuk ke indonesia pun juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia tak lain adalah karena dakwah. Dengan dakwahlah Rasulullah SAW menyampaikan agama Allah SWT kepada para sahabat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas 64 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia dasar filosofis yang dimaksudkan itulah yang biasa disebut sebagai Pancasila yang berati lima sila atau lima prinsip dasar untuk mencapai atau mewujudkan

Lebih terperinci

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ma had Walisongo Semarang merupakan unsur penunjang pendidikan di lingkungan UIN Walisongo yang bersifat komplementer. Ma had tidak memberikan gelar khusus, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka. tepat sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka. tepat sehingga mencapai hasil yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yaitu suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar dilaksanakan dan dievaluasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah memiliki kedudukan yang tinggi dan mempunyai peranan yang sangat penting menurut pandangan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, karena Islam sangat memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Islam merupakan agama yang mengajak manusia untuk menyembah satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam yang dilakukan oleh nabi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang universal. Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena keduanya saling berkaitan. Termasuk dalam kehidupan bernegara. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara,

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan berbagai komunitas agama. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara, yaitu Hindu, Budha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi massa adalah komunikasi yang terdiri dari media cetak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatur sebuah negara, tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatur sebuah negara, tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Dengan berkembangnya berbagai hal diberbagai aspek, selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun nonlitigasi. Sejak dulu keberadaan advokat selalu ada semacam. penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. maupun nonlitigasi. Sejak dulu keberadaan advokat selalu ada semacam. penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Advokat adalah setiap orang yang berprofesi memberi jasa hukum dan bertugas menyelesaikan persoalan hukum kliennya baik secara litigasi maupun nonlitigasi. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sekaligus pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. mereka sekaligus pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Untuk itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama rahmatan lil alamin artinya agama yang membawa kedamaian dan ketentraman di muka bumi.maka Islam harus ditampilkan dengan semenarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (untuk selanjutnya disebut dengan UUD 1945) secara tegas menyebutkan negara Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amr ma ruf nahi munkar, dakwah berarti menyampaikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. amr ma ruf nahi munkar, dakwah berarti menyampaikan ajaran-ajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Dakwah merupakan kegiatan mengajak atau menyeru seseorang, kelompok atau kaum untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan sesuai dengan ajaran Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH Kehidupan manusia modern ditandai dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil alamin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1 Dari definisi tersebut, dapat diketahui adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada Al-Qur an, Seperti dalam firman Allah Swt, yang berbunyi;

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada Al-Qur an, Seperti dalam firman Allah Swt, yang berbunyi; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah. 1 Agama yang mewajibkan umatnya untuk melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisasi syari at Islam dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Organisasi ekstra universitas merupakan organisasi mahasiswa yang aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi ekstra universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya mereka tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaan yang lemah

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN 68 BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi mendatang yang sangat berharga. Bisa dikatakan bahwa baik buruknya generasi sebuah bangsa ditentukan oleh tangan-tangan pengembangnya. Dalam

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Islam dan Globalisasi Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Latar Belakang Reflekasi Islam Terhadap Globalisasi Era globalisasi

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, dengan dakwah agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak orang mengganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk mengislamkan umat Islam dan umat lain yang bersentuhan langsung dengan kehidupan dan tidak terlepas

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan sebagai suatu masalah sosial ekonomi telah merangsang banyak kegiatan penelitian yang dilakukan berbagai pihak seperti para perencana, ilmuwan, dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Sebagai bukti shahihnya, berbagai kasus kejahatahan sosialtindakan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Sebagai bukti shahihnya, berbagai kasus kejahatahan sosialtindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergolakan sosial yang terjadi akhir-akhir ini merupakan karma dari buah perbuatan masyarakat kita saat ini yang kian hari semakin menyimpang. Sebagai bukti shahihnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meity H. Idris, Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak, Cet.2, PT Luxima Metro Media, Jakarta, hlm, 171.

BAB I PENDAHULUAN. Meity H. Idris, Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak, Cet.2, PT Luxima Metro Media, Jakarta, hlm, 171. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan perwujudan diri manusia, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Secara umum tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika mendasar yang saat ini tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ! "#" $ "%&

BAB I PENDAHULUAN ! # $ %& BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup didunia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman sekarang globalisasi menimbulkan berbagai tantangan yang semakin berat. Cepatnya perubahan yang terjadi akibat globalisasi berdampak dalam berbagai bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori tentang kepemimpinan berkembang dengan sangat pesatnya. Diawali dari perdebatan kepemimpinan itu bisa dipelajari atau merupakan sesuatu sifat yang diturunkan lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etos kerja mendeskripsikan segi-segi kualitas akhlak yang baik pada manusia, bersumber dari kualitas diri, diwujudkan berdasarkan tata nilai sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam kepada seluruh umat manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam kepada seluruh umat manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini perhatian pemerintah dan publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan berkembangnya organisasi

Lebih terperinci

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain?

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain? ILMU DAKWAH I. PENDAHULUAN Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara menyampaikan kepada orang atau sekelompok orang mengenai ajaran agama yang benar. Dalam peejalanannya ilmu dakwah juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, bangsa yang. terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, bangsa yang. terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. ANALISA SITUASI PROBLEMATIK Tanah merupakan lambang kekuasaan terpenting dari seorang petani, dari mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan di tanah,

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ilmu dakwah Dosen Pengampu : Ahmad Zaini, Lc.M.Si Disususn Oleh : Riyaningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama saat dia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan salah satu rangkaian dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan salah satu rangkaian dasar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu rangkaian dasar keberhasilan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni mengunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di peperangan,

Lebih terperinci