BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014"

Transkripsi

1 BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014

2

3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Sesuai Lampiran I Peraturan Kepala BNNNo.: Per/04/V/2010/BNN Tanggal 12 Mei 2010 DAFTAR PEJABAT STRUKTURAL BNNP DIY 1. Kepala BNNP DIY : Drs. Budiharso,M.Si 2. Kepala Bagian Tata Usaha : Dra. Sri Rahayu 3. Kepala Bidang Pencegahan : Bambang Wiryanto, S.Si. 4. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat : Agus Leksono, S.Sos. 5. Kepala Bidang Pemberantasan : - 6. Kepala Sub Bagian Logistik Bagian Tata Usaha : Indartiningsih,BA Kepala Sub Bagian Perencanaan Bagian Tata Usaha Kepala Sub Bagian Administrasi Bagian Tata Usaha : Drs. Aryanto Hendro S. : Ari Miarsiningsih,BA 9. Kepala Seksi Advokasi Bidang Pencegahan : Aris Subagya,S.Sos Kepala Seksi Desiminasi Informasi Bidang 10. Pencegahan Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat Bidang 11. Pemberdayaan Masyarakat Kepala Seksi Pemberdayaan Alternatif Bidang 12. Pemberdayaan Masyarakat Kepala Seksi Pengawasan Tahanan, Brang Bukti 13. dan Aset Bidang Pemberantasan Kepala Seksi Penindakan dan Pengejaran, 14. Bidang Pemberantasan : Suharyono,SIP : Retno Dwiyanti, A.Md 15. Kepala Seksi Intelijen Bidang Pemberantasan : Siti Alfiah, SH : - : - : - iii

4 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... KATA PENGANTAR... STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA... DAFTAR ISI... EXECUTIVE SUMMARY... i ii iii iv v I. PENDAHULUAN Data Umum Organisasi... A. Gambaran Umum BNNP DIY B. Dasar Hukum C. Tugas BNNP D. Fungsi BNNP Struktur Organisasi Peran Organisasi II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis a. Visi dan Misi BNNP DIY b. Tujuan Strategis BNNP DIY c. Indikator Kinerja Tujuan d. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Penetapan Kinerja Tahun III. AKUNTABELITAS KINERJA Pengukuran Capaian Kinerja Analisa Capaian Kinerja IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Rencana Ke Depan LAMPIRAN

5 Executive Summary Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BNNP DIY) pada tahun 2014, mampu mencapai target kinerja dengan 14 indikator kinerja utama 120,50 %. Capaian yang besar dari indikator berkas perkara kasus kejahatan narkoba yang diselesaikan (P.21) dengan hasil capaian outputnya 250% dari yang ditargetkan 2 berkas perkara kasus dapat dicapai/diselesaikan 5 berkas perkara kasus. Lonjakan ini dikarenakan semakin soulidnya pimpinan kerja bersama jajarannya serta masing-masing instansi saling memberi informasi, untuk mengungkap kasus kejahatan narkoba. Dan untuk capaian target berikutnya 150% pada indikator laporan kasus narkoba hasil pemetaan. Capaian kinerja tahun 2014 dapat terealisir atas kerja sama antara BNNP DIY dengan SKPD Provinsi DIY, Instansi vertikal yang berada di DIY, Badan Narkotika Nasional Kota Yogyakarta dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sleman, para LSM yang menaruh perhatian terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, serta masyarakat pada umumnya. Pada tahun 2014 Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY mendapat alokasi anggaran sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran /DIPA Nomor: SP-DIPA /2014 tanggal 5 Desember 2013 sebesar Rp ,- (Empat Milyar Delapan Ratus Tiga Puluh Dua Juta Tiga Puluh Delapan Ribu Rupiah). Kemudian ada revisi sehingga Anggaran menjadi Rp ,- (Tiga Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Seratus Dua puluh Delapan Ribu Rupiah), Realisasi capaian kinerja BNNP DIY mencapai 120,50% (secara rinci Belanja barang 141,00% dan Belanja modal 100,00%), adapun capaian penggunaan anggaran sesuai dengan Laporan Realisasi Anggaran Belanja BNNP DIY sebesar 91,80%, yaitu Rp ,- (Tiga miliyar lima ratus dua puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh tujuh rupiah) dari anggaran setelah direvisi yang disediakan sebesar Rp ,- (Tiga miliyar delapan ratus empat puluh sembilan juta seratus dua puluh delapan ribu rupiah) sehingga sisanya/pengembaliannya Rp ,- (Tiga ratus dua puluh dua juta seratus tiga puluh empat ribu enam ratus tiga rupiah). Dari segi penyajian dan melihat capaian outputnya sudah sesuai bahkan melebihi target kegiatan / kinerja BNNP DIY serta sudah sesuai dengan Renstra BNNP DIY. Apabila dibandingkan dengan penyerapan anggaran pada tahun-tahun sebelumnya terdapat peningkatan. Pada tahun 2011 dapat memanfaatkan anggaran sejumlah Rp ,00 (54,27%) dari total anggaran APBN Rp ,00 sedangkan pada tahun 2012 telah menunjukkan kinerjanya dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,00 (90,13%) dari total anggaran APBN Rp v

6 Perbandingan capaian kinerja dan Penyerapan Anggaran dari Tahun 2011 s.d 2014 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: No. Tahun Capaian Kinerja Jml Indikator Capaian ( % ) Pagu Anggaran dalam Rupiah Realisasi Rupiah % , , , , , , , ,80 Out come dari capaian output di atas dapat diketahui dan dapat dirasakan oleh masyarakat baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Outcome pada tahun 2014 tidak terlepas dari output tahun 2013, secara kuantitatif diharapkan dapat mendukung turunnya prevalensi penyalahgunaan narkotika di DIY, namun hal ini belum dilakukan penelitian sehingga penurunan prevalensi belum dapat diketahui. Sedangkan advokasi kepada 23 instansi pemerintah dan 14 delapan instansi swasta paling tidak dapat menyelamatkan pegawai yang ada di 37 instansi tersebut dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, dan juga keluarganya. Kader yang telah terbentuk 680 orang paling tidak dapat mempengaruhi teman dekatnya dalam jumlah yang sama, dan di lingkungan keluarganya. Outcome dari pemberdayaan 5 kampus dan 35 SMP, serta 7 lingkungan kerja paling tidak telah dapat mendorong lingkungan tersebut peduli akan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, bahkan terbentuk 23 satgas di SMP, 31 satgas di SLTA ditambah 14 yang dinaungi OSIS, dan di masyarakat terbentuk 21 satgas di desa, Secara kualitatif masyarakat DIY telah merasakan manfaat keberadaan BNNP DIY, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam P4GN bersama BNNP DIY. Selain itu juga semakin bertambah warga masyarakat yang memberanikan diri untuk menyembuhkan keluarganya dari kecanduan narkoba. Dari capaian kinerja tersebut di atas maka Pada tahun 2015, BNNP DIY akan menindaklanjuti capaian tahun Kerjasama dengan instansi terkait, LSM dan masyarakat akan ditingkatkan baik dilakukan secara formal maupun tidak formal. Sesuai dengan budaya masyarakat setempat, ternyata pertemuan dan kerja sama tidak formal lebih berdampak positif dari pada pertemuan formal ataupun dengan dukungan MOU. vi

7

8 BAB I PENDAHULUAN 1. DATA UMUM ORGANISASI A. GAMBARAN UMUM BNNP DIY Pembentukan BNNP Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana juga BNNP lainnya merupakan amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062). Pada pasal 65 ayat 2 disebutkan bahwa BNN mempunyai perwakilan di Daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota. Sedangkan sesuai Pasal 66 BNN Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal. Selanjutnya keberadaan Organisasi BNNP diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia NOMOR 23 TAHUN 2010 tentang Badan Narkotika Nasional, terutama pasal 31 hingga 34 yang mengemukakan secara umum tentang instansi vertikal BNNP, BNNK serta struktur organisasinya. Secara rinci Peraturan Presiden tersebut dijabarkan dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : PER / 04 / V / 2010 / BNN tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota. Pada BAB I Bagian Kesatu Pasal 1 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor: PER/04/V/210/BNN disebutkan bahwa Kedudukan, Tugas dan Fungsi BNNP, sebagai berikut: 1. Badan Narkotika Nasional Provinsi yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini disebut BNNP adalah instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional dalam wilayah Provinsi. 2. BNNP berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Narkotika Nasional B. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

9 3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 4. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 6. Instruksi Presiden No 12 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkokotika Tahun ; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun C. TUGAS BNNP Tugas BNNP disebutkan dalam Pasal 2 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : PER / 04 / V / 2010 / BNN, yaitu melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah Provinsi. Sedangkan Tugas BNN (yang juga merupakan tugas BNNP dalam wilayah Provinsi) disebut dalam Pasal 70 UU 35 tahun 2009 dan Pasal 2 Perpres No. 23 tahun 2010, sbb: 1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat; 5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

10 6. Memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 7. Melakukan kerja sama bilateral dan multilateral, baik regional maupun internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika; 9. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang. D. FUNGSI BNNP Fungsi BNN (yang juga merupakan fungsi BNNP dalam wilayah Provinsi) tertuang dalam Pasal 3 Perpres No. 23 tahun 2010, yaitu: 1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN; penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria, dan prosedur P4GN penyusunan perencanaan, program, dan anggaran BNN; 2. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerja sama di bidang P4GN; 3. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan, Rehabilitasi, Hukum, dan Kerja Sama; 4. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan BNN; 5. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN; 6. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN; 7. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta masyarakat; 8. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

11 9. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alcohol; 10. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masyarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan daerah; 11. Pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat; 12. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alcohol berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji keberhasilannya; 13. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian, dan perumusan peraturan perundangundangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN; 14. Pelaksanaan kerja sama nasional, regional, dan internasional di bidang P4GN; 15. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN; 16. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN; 17. Pelaksanaan penegakkan disiplin, kode etik pegawai BNN, dan kode etik profesi penyidik BNN; 18. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN; 19. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika, dan precursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alcohol; 20. Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alcohol; 21. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

12 2. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi sebagaimana disebut dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor: 04 / PER / V / 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: 1. Kepala BNNP 2. Kepala Bagian Tata Usaha 3. Kepala Bidang Pencegahan 4. Kepala Bidang Pemberdayan Masyarakat 5. Kepala Bidang Pemberantasan 6. Kelompok Jabatan Fungsional BNNP DIY pada Tahun 2014 memiliki 47 orang personil yang terdiri dari 9 orang Anggota POLRI (PGS/Penugasan), 25 orang PNS BNN (ORG/Organik), 2 orang CPNS BNN (ORG/Organik), dan 11 orang PNS Pemda DIY (DPK/Dipekerjakan), dengan rincian sebagai berikut: 1. Kepala BNNP DIY 1 orang; 2. Bidang Tata Usaha terdiri dari 1 orang Kepala Bagian Tata Usaha, 3 orang Kelapa Sub Bagian, dan 10 orang staf; 3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari 1 orang Kepala Bidang, 1 orang Kepala Seksi, dan 7 orang staf. Untuk Jabatan Kasi Pemberdayaan Alternatif kosong dikarenakan BNNP DIY tidak memiliki alokasi anggaran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

13 4. Bidang Pencegahan, terdiri dari 1 orang Kepala Bidang, 2 orang Kepala Seksi, dan 4 orang staf; 5. Bidang Pemberantasan, 1 orang Kepala Seksi, dan 16 orang staf, sedangkan untuk Kasi Pengawasan Tahanan, Barang bukti dan Aset Bidang Pemberantasan pindah di BNNK Kabupaten Sleman, Kasi Penindakan dan Pengejaran pindah di BNNK Kota Yogyakarta pada bulan Mei Jabatan Kepala Bidang Pemberantasan kosong karena Kabid sebelumnya kembali ditugaskan di POLDA DIY. Sedangkan untuk tenaga kontrak sebanyak 16 orang, terdiri dari 10 orang security (tenaga keamanan), 5 orang tenaga kebersihan, dan 1 orang pengemudi. 3. PERAN ORGANISASI a. Fungsi BNNP Fungsi BNNP selain melaksanakan fungsi BNN juga melaksanakan fungsi maupun peran BNNP DIY sebagaimana disebut pada Pasal 3 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : PER / 04 / V / 2010 / BNN menyebutkan bahwa BNNP menyelenggarakan fungsi sbb : 1. Pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, dan rehabilitasi; 2. Pelaksanaan penyiapan bantuan hukum dan kerja sama; 3. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota; 4. Penyusunan rencana program dan anggaran BNNP; 5. Evaluasi dan penyusunan laporan BNNP; dan 6. Pelayanan administrasi BNNP. b. Kewenangan BNNP Kewenangan BNN (yang juga merupakan wewenang BNNP dalam wilayah Provinsi) terlihat secara implisit pada tugas pokoknya, namun kewenangan yang dikhususkan oleh undang-undang adalah tugas dalam melaksanakan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, BNNP DIY berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

14 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 1. RENCANA STRATEGIS Perencanaan strategis merupakan perencanaan yang penting dan berkelanjutan serta dipertegas dalam serangkaian rencana program, tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat oleh Kepala BNN untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya. Dalam rangka pencapaian misi dan tujuannya serta memaksimalkan keunggulan kompetitif (competitive advantages), dan meminimalkan kelemahan kompetitif (competitive disadvantages), yang merupakan kebutuhan nyata untuk mengatasi persoalan yang dihadapi saat ini. Proses perencanaan strategis yang berkelanjutan dimulai sejak dini/diawali dari pengambilan keputusan sampai dengan pencapaian hasil sesuai yang ditargetkan. Proses perencanaan strategis yang berkelanjutan selalu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Hasil perencanaan strategis ini diwujudkan dalam bentuk dokumen rencana strategis (Renstra), Rencana Strategis (Renstra) tahun , disusun untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program/kegiatan. Untuk meningkatkan program dan hasilnya secara efisien dan efektif, maka setiap Satker termasuk BNNP DIY akan selalu melakukan perubahan yang lebih baik dan berpedoman pada rencana strategis. Berbagai tahapan yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan yang mengarah pada peningkatan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil. Adapun tabel rencana strategis BNNP DIY tahun adalah sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

15 RENCANA STRATEGIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN TARGET CAPAIAN PENANGGUNG NO KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR OUTPUT DATA DASAR JAWAB 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas P4GN di Daerah Terlaksananya pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) secara efektif di daerah Provinsi DIY Jumlah wahana desiminasi informasi P4GN Jumlah instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN Jumlah instansi swasta yang diadvokasi bidang P4GN Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk 13 Wahana Desiminasi Informasi 13 Wahana Desiminasi Informasi 13 Wahana Desiminasi Informasi 18 Instansi 20 Instansi 22 Instansi 10 Instansi Swasta 12 Instansi Swasta 14 Instansi Swasta Kader Kader Kader Kabid Pencegahan BNNP DIY Jumlah lembaga pendidikan yang diberdayakan bidang P4GN 20 Lembaga Pendidikan 20 Lembaga Pendidikan 20 Lembaga Pendidikan Kabid Dayamas BNNP DIY Jumlah lingkungan kerja 5 Lingkungan yang diberdayakan Kerja bidang P4GN 6 Lingkungan 7 Lingkungan Kerja Kerja Jumlah lokasi (lingkungan masyarakat) di daerah perkotaan yang diberdayakan alternatif Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang melapor di IPWL BNN di daerah Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang dijangkau layanan terapi dan rehabilitasi 35 Orang 40 Orang 45 Orang Jumlah Laporan Kasus Narkoba (LKN) hasil pemetaan 1 LKN 4 LKN 4 LKN Kabid Pemberantasa n BNNP DIY Jumlah Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba yang diselesaikan (P.21) - 2 Berkas Perkara 2 Berkas Perkara Jumlah berkas penyidikan aset tersangka tindak kejahatan narkoba yang diselesaikan dan diajukan ke tahap penuntutan (P.21) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

16 Jumlah dokumen akuntabilitas kinerja unit kerja 12 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen Bagian Tata Usaha Jumlah bulan layanan dukungan manajemen dan operasional unit kerja 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan a. Visi dan Misi 1. Visi BNNP Daerah Istimewa Yogyakarta Menjadi perwakilan Badan Narkotika Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta yang profesional dan mampu menyatukan dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat, Instansi Pemerintah, dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) 2. Misi BNNP Daerah Istimewa Yogyakarta Bersama Instansi Pemerintah Daerah, Swasta dan komponen masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan: 1. Pencegahan 2. Pemberdayaan Masyarakat; 3. Penjangkauan dan Pendampingan; 4. Pemberantasan Didukung tata kelola pemerintah yang akuntabel dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) b. Tujuan Strategis BNNP DIY 1. Meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat DIY terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (TS1) 2. Meningkatkan peran serta masyarakat DIY dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaaan dan peredaran gelap narkoba (TS2) 3. Meningkatkan angka pemulihan penyalahgunaan dan/atau pecandu narkoba di DIY dan pengurangan angka relapse (TS3) 4. Memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di DIY (TS4) 5. Meningkatkan kualitas kerjasama dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (TS5) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

17 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan di lingkungan Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY (TS6) c. Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah di BNNP DIY 1. Indikator Kinerja Tujuan Indikator Kinerja pada program teknis pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, yang berhubungan dengan : a. Jumlah instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN b. Jumlah instansi swasta yang diadvokasi bidang P4GN c. Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk d. Jumlah lembaga pendidikan yang diberdayakan bidang P4GN e. Jumlah lingkungan kerja yang diberdayakan bidang P4GN f. Jumlah penyalahgunaan dan atau pecandu narkoba yang dijangkau layanan terapi rehabilitasi g. Jumlah laporan kasus narkoba (LKN) hasil pemetaan h. Jumlah berkas perkara kasus kejahatan narkoba yang diselesaikan (P.21) i. Jumlah berkas penyidikan aset tersangka tindak kejahatan narkoba yang diselesaikan dan diajukan ke tahap penuntutan (P.21) j. Jumlah dokumen akuntabilitas kineja unit kerja k. Jumlah bulan layanan dukungan manajemen dan opeasional unit kerja l. Jumlah lingkungan masyarakat yang diberdayakan bidang P4GN Indikator Kinerja pada program dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya berkaitan dengan : a. Nilai laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah b. Opini BPK atas laporan keuangan dan laporan barang milik negara (BMN) BNNP DIY c. Penyusunan dan pengembangan rencana program dan anggaran BNNP DIY d. Pelaksanaan tatalaksana, dan sumber daya manusia e. Tata usaha, rumah tangga, pengadaan dan pengelolaan sarana prasarana f. Pelaksanaan akuntabilitas kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

18 2. Target Jangka Menengah BNNP DIY Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah BNNP DIY adalah a. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Strategi yang dilakukan dengan cara membangun dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. b. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Strategi yang dilakukan dengan cara mendorong peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan bebas narkoba. c. Memfasilitasi penyediaan sarana terapi dan rehabilitasi bagi penyalah guna dan/atau pecandu narkoba. Strateginya yang dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan pelayanan terapi dan rehabilitasi bagi penyalah guna dan/atau pecandu narkoba. d. Memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba baik dari luar maupun dalam negeri. Strategi yang dilakukan dengan cara memetakan dan mengungkap sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba serta menyita aset pelaku tindak kejahatan narkoba. e. Meningkatkan tata kelola pemerintahan di lingkungan BNNP DIY. Strategi yang dilakukan dengan cara membangun budaya organisasi yang menunjung tinggi good governance di lingkungan BNNP DIY. d. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY menetapkan sasaran strategis pada periode waktu yang merupakan implementasi dari masing-masing tujuan diatas. Adapun sasaran-sasaran strategisnya adalah sebagai berikut: 1. Sasaran strategis dalam rangka meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat DIY terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba adalah : a. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran pelajar, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat khususnya yang rentan/beresiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dn peredaran gelap narkoba. b. Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masing-masing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

19 c. Meningkatnya pelajar, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki ketrampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba 2. Sasaran strategis dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakatan DIY dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba adalah: terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara 3. Sasaran strategis dalam rangka meningkatkan angka pemulihan penyalahgunaan dan atau pecandu narkoba di DIY dan pengurangan angka relapse adalah: a. Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial b. Meningkatnya pelaksanaan program pasca rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu narkoba c. Meningkatnya kemampuan lembaga rehabilitasi yang telah sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) d. Meningkatnya wajib lapor pecandu narkoba 4. Sasaran strategis dalam rangka memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di DIY adalah: a. Terungkapnya tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika b. Terungkapnya jaringan sindikat peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika c. Disitanya barang bukti dan aset yang berkaitan dengan tindak kejahatan penyalahgunaaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika 5. Sasaran strategis dalam rangka kualitas kerjasama bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba adalah: meningkatnya pelaksanaan kerjasama Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah 6. Sasaran strategis dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan di lingkungan Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY adalah: a. Meningkatnya perencanaan dan pengangangaran yang terpadu, berbasis kineja, dilingkungan Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

20 b. Ketersediaan dan pengelolaan sarana/praarana layanan c. Meningkatnya kuantitas dan kualitas ketrampilan pegawai d. Terwujudnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan e. Meningkatnya layanan sistem komunikasi informasi kelembagaa, administrasi kelembagaan, penyediaan dan pengelolaan barang milik ngara (SIMAK BMN) f. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) g. Meningkatnya kualitas penelitian dan pengelolaan data informasi 2. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA Penetapan Kinerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 merupakan tekat dan janji (konskuensi) kinerja tahunan yang akan dan telah dicapai/dilaksanakan. Pimpinan Instansi Pemerintah (Unit Kerja) yang menerima tanggung jawab (amanah) (tanggung jawab kinerjannya). dengan pihak yang memberikan amanah Penetapan Kinerja merupakan suatu janji kinerja (dokumen yang disusun oleh pimpinan instansi pemerintah unit kerja) yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat/pmpinan penerima amanah, sekaligus sebagai pimpinan organisasi atau instansi kepada atasan langsungnya. Penetapan Kinerja berisikan sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai melalui program yang ada pada lembaga / instansi yang bersangkutan. Adapun Penetapan kinerja/perjanjian Kinerja BNNP DIY Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Penetapan anggaran Tahun 2014 dalam mendukung program teknis P4GN dan program dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya BNNP DIY telah dianggarkan sesuai Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran TA 2014 (DIPA TA 2014) Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY Nomor: /2014 tanggal 5 Desember 2013 sebesar Rp ,- dan sesuai dengan Surat Edaran Kepala BNN Nomor: SE/05/VI/KA/PR.01/2014/BNN tanggal 16 Juni 2014 tentang Perubahan Penghematan dan Pemotongan Anggaran Belanja dalam rangka Pelaksanaan APBN Tahun 2014 di lingkungan BNN, BNNP DIY anggarannya dipotong sebesar Rp ,- sehingga anggaran BNNP DIY TA 2014 menjadi Rp ,- dengan rincian sebagai berikut: 1. Belanja Barang Rp ,- 2. Belanja Modal Rp ,- Adapun mengenai sasaran strategis (output), indikator output, dan target dalah dilihat pada tabel sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

21 Tabel. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA No Sasaran Strategis (output) Indikator Output Target Jumlah Wahana Desiminasi Informasi P4GN 17 Wahana Desiminasi Jumlah Instansi Pemerintah di daerah yang diadvokasi Bidng P4GN 53 Instansi Jumlah Instansi Swasta yang Diadvokasi Bidang P4GN 19 Instansi Swasta Jumlah Kader Anti Narkoba yang terbentuk Kader 1 Terlaksananya pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) secara efektif di daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah Lembaga Pendidikan yang diberdayakan Bidang P4GN Jumlah Lingkungan Kerja yang Diberdayakan Bidang P4GN Jumlah Lingkungan Masyarakat yang Diberdayakan Bidang P4GN 32 Lembaga Pendidikan 7 Lingungan Kerja 25 Lingkungan Jumlah Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba yang Dijangkau Layanan Terapi dan Rehabilitasi 310 orang Jumlah Laporan Kasus Narkoba Hasil Pemetaan 1 LKN Jumlah Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba yang Diselesaikan (P.21) 2 Berkas Perkara Jumlah Dokumen Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja 28 Dokumen Jumlah Bulan Layanan Dukungan Manajemen dan Operasional Unit Kerja 12 Bulan Layanan Jumlah Anggaran: Kegiatan Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas P4GN di BNN Provinsi D I Yogyakarta Awalnya Rp ,- Kemudian direvisi menjadi Rp ,- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

22 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BNNP DIY Tahun 2014 ini disusun untuk menginformasikan kegiatan/capaian target mulai bulan Januari sampai dengan Desember Capaian target kinerja/hasil kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BNNP DIY) sudah sinergi dengan program dan kegiatan P4GN di DIY yang telah disesuaikan dengan pagu yang ditetapkan dari pusat. Besarnya pagu belanja Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY adalah Rp ,- (Tiga miliar delapan ratus empat puluh sembilan juta seratus dua puluh delapan ribu rupiah) sesuai hasil revisi tanggal 16 Juni 2014 (SE Kepala BNN Nomor: SE/05/VI/KA/PR.01/2014/BNN). Pagu anggaran ini diperuntukkan untuk dua pos pengeluaran yaitu digunakan untuk (1) Belanja Barang; (2) Belanja Modal. Belanja barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja barang terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan. Sedangkan Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akutansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual. 2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA A. Realisasi Capaian Sasaran Realisasi pencapaian sasaran BNNP DIY Tahun 2014 secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

23 No Sasaran Strategis (output) Indikator Output Target Capaian Jumlah % Jumlah Wahana Desiminasi Informasi P4GN 13 Wahana Desiminasi 19 Wahana Desiminasi 146 Jumlah Instansi Pemerintah di daerah yang diadvokasi Bidng P4GN 22 Instansi 23 Instansi 105 Jumlah Instansi Swasta yang Diadvokasi Bidang P4GN 14 Instansi Swasta 19 Instansi swasta Terlaksananya pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) secara efektif di daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah Kader Anti Narkoba yang terbentuk Jumlah Lembaga Pendidikan yang diberdayakan Bidang P4GN Jumlah Lingkungan Kerja yang Diberdayakan Bidang P4GN 680 Kader 680 Kader Lembaga Pendidikan 7 Lingungan Kerja 32 Lembaga Pendidikan 7 Lingkungan kerja Jumlah Lingkungan Masyarakat yang Diberdayakan Bidang P4GN 25 Lingkungan 25 Lingkungan 100 Jumlah Penyalah guna dan/atau Pecandu Narkoba yang Dijangkau Layanan Terapi dan Rehabilitasi 310 orang 310 orang 100 Jumlah Laporan Kasus Narkoba Hasil Pemetaan 4 LKN 6 LKN 150 Jumlah Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba 2 Berkas Perkara 5 Berkas Perkara 250 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

24 yang Diselesaikan (P.21) Jumlah Dokumen Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja 13 Dokumen 13 Dokumen 100 Jumlah Bulan Layanan Dukungan Manajemen dan Operasional Unit Kerja 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100 Layanan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100 Peralatan dan Fasilitas 18 Unit 18 Unit 100 Perkantoran Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua kegiatan tercapai sebagian besar 100% bahkan ada yang diatas 100% di beberapa indikator. Jadi realisasi hasil kerja BNNP DIY pada tahun 2014 jika dirata-rata dari semua kegiatan / indikatornya menjadi 1687 : 14 = 120,50%. Capaian paling tinggi / terbesar pada indikator jumlah berkas kasus kejahatan narkoba yang diselesaikan (P.21) mencapai 250%. Hasil capaian ini merupakan prestasi pimpinan dan seluruh jajarannya. Adapun Indikator lainnya yang diatas seratus persen adalah : indikator jumlah wahana desiminasi informasi P4GN mencapai 19 wahana desiminasi atau 146% diikuti indikator Jumlah Instansi Swasta yang Diadvokasi Bidang P4GN mencapai 19 Instansi swasta atau 136% dan Jumlah Instansi Pemerintah di daerah yang diadvokasi Bidng P4GN mencapai 23 instansi atau 105%. B. Analisa Capaian Kinerja Tahun 2014 Analisa dilakukan dengan menyajikan perkembangan capaian, baik dalam bentuk narasi maupun tabel. Capaian kinerja pada tahun 2014 merupakan capaian BNNP DIY yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan rangkaian kegiatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun Sasaran strategis BNNP DIY adalah Terlaksananya pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) secara efektif di daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah diukur dengan 14 indikator kinerja yang berhasil dicapai 120,50%. Capaian kinerja ini lebih lamban dari tahun 2013 dengan targetnya 15 indikator capaiannya 132,80%. Akan tetapi meningkat dibandingkan tahun 2012 dengan target 10 indikator, hanya mencapai 104,80% dan di tahun 2011 capaian kerjanya dibawah 100% yaitu capaiannya 76,80%. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut: Realisasi Kinerja Tahun 2011 = 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

25 REALISASI KINERJA BNNP DIY TAHUN NO TAHUN JUMLAH INDIKATOR KINERJA REALISASI (%) , , , ,50 Berikut ini diuraikan kinerja BNNP DIY dilihat dari rincian sasaran strategis yang telah ditetapkan, yaitu : Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran pelajar, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat khususnya yang rentan/beresiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk mencapai sasaran dimaksud BNNP DIY menggunakan wahana sosialisasi yang didukung berbagai wahana desiminasi informasi tentang P4GN. Sesuai yang direncanakan untuk 13 wahana dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan target dan realisasi capaian sebagai berikut: a. Sosialisasi P4GN terhadap Pelajar dan Mahasiswa NO Wahana Desiminasi Informasi P4GN TARGET REALISASI Out come Jml % JML % Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

26 1. Sosialisasi P4GN terhadap Pelajar 2. Sosialisasi P4GN terhadap Mahasiswa 1 wahana / 22kali / 660orang 1 wahana / 7 kali / 210 orang Capaian 2 wahana /870 0rang 1 wahana / 22 kali /660 orang 1 wahana / 7 kali / 210 orang orang orang 2 wahana orang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian dari indikator kinerja untuk sasaran menjadikan siswa/pelajar sekolah menengah dan mahasiswa memiliki pola pikir, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui wahana sosialisasi P4GN mencapai hasil out put rata-rata sebesar 100%. Capaian Out come dari dua wahana tersebut adalah 870 orang, yaitu peserta yang menghadiri sosialisasi tersebut yang semula direncanakan sejumlah 870 orang terealisasi 870 orang, (123%). Hal ini terjadi karena sosialisasi dilaksanakan dengan cara mendatangi peserta berada, di sisi lain yang mendorong banyaknya peserta sosialisasi adalah antusiasnya para pimpinan sekolah, untuk melibatkan siswa maupun di dalam sosialisasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) Pada kegiatan sosialisasi P4GN dilaksanakan oleh BNNP DIY menggunakan metode Focus group discussion (FGD) dengan melibatkan nara sumber dari berbagai instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Polda DIY dll., dan juga melibatkan LSM yang peduli terhadap P4GN. Dengan demikian antosiasisme para peserta yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan peserta dapat dijelaskan oleh para nara sumber secara lengkap ditinjau dari berbagai segi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

27 Penerapan Focus group discussion (FGD) dalam jumlah peserta yang cukup banyak dilaksanakan dengan cara membaginya dalam kelompok kecil, dengan proses sebagai berikut: 1) Pertama, seluruh peserta berkumpul di ruang besar diberikan penjelasan materi P4GN yang bersifat umum. 2) Ke dua, Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang jumlahnya antara orang pada setiap kelompoknya. 3) Ke tiga Masing-masing kelompok diberikan permasalahan dan dijelaskan oleh nara sumber. 4) Ke empat Masing-masing kelompok melaksanakan FGD didampingi / dibimbing oleh nara sumber hingga selesai. 5) Ke lima, masing-masing kelompok berkumpul kembali di kelas besar dan memaparkan hasil FGD nya ditanggapi oleh kelompok lainnya. Paparan dilaksanakan secara bergantian hingga semua kelompok mendapat giliran. 6) Ke enam, dilaksanakan pembulatan yang berisi penjelasan-penjelasan terkait dengan materi yang didiskusikan. Dengan demikian seluruh peserta memiliki kesamaan persepsi tentang materi P4GN sesuai dengan topiknya. Kendala Kendala di dalam sosialisasi dengan cara mendatangi peserta di DIY adalah sulitnya mengkoordinasikan tempat sosialisasi terkait dengan kesibukan masing-masing sasaran sosialisasi, kendala di sekolah dan kampus antara lain: 1) Sulitnya mencari tempat untuk berkumpul, yang pada umumnya sekolah tidak memiliki aula. 2) Kesulitan di kampus hampir sama dengan yang dialami di sekolah yaitu sulit mendapatkan tempat pertemuan karena kesibukan kampus sehingga pemanfaatan sarana dan prasarana kampus mengantri. Selain itu, mengumpulkan mahasiswa sangat sulit karena mereka terikat dengan tanggung Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

28 jawab studi / perkuliahan yang masing-masing mahasiswa memiliki jadwal tidak sama. Cara Mengatasi Kendala Cara mengatasi kendala tersebut adalah petugas BNNP DIY dengan sabar dan selalu rajin berkoordinasi dan memberikan penjelasan-penjelasan yang rasional terhadap para pimpinan sekolah, dan juga pimpinan di pendidikan tinggi. Melakukan penjadwalan ulang apabila ternyata pada waktu yang telah disepakati tertunda. b. Sosialisasi P4GN terhadap Pekerja Sasaran pekerja terdiri dari pekerja di lingkungan swasta dan lingkungan pemerintah. Hasil analisa lapangan menunjukkan bahwa tingginya penyalahgunaan narkotika di lingkungan pekerja diawali dari coba-coba ketika mereka berada di sekolah atau pun kuliah. Mereka droop out atau telah berhasil studinya, dan kemudian mereka bekerja pada umumnya di lingkungan swasta atau pun wira swasta. Dari analisa tersebut ternyata sumbernya adalah sekolah dan kampus, oleh karena itu sasaran pekerja dalam hal ini diprioritaskan pada pekerja swata dan negeri yang berada di lingkungan sekolahan. Untuk mencapai sasaran dimaksud BNNP DIY menggunakan wahana sosialisasi yang didukung berbagai wahana desiminasi informasi tentang P4GN. Sosialisasi kepada para pekerja ini materinya berbeda dengan sosialisasi terhadap para pelajar, namun tetap menggunakan metoda focus group discussion (FGD). Materi dititikberatkan pada: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

29 1) Pemahaman peraturan-perundangan yang ada termasuk Perda DIY terkait dengan Narkoba. 2) Apa yang harus dilakukan bila di lingkungannya didapati ada anak / orang yang diduga menyalahgunakan dan mengedarkan gelap narkoba. 3) Materi yang lain adalah bagaimana apabila mereka menemui orang yang sakau di tempat kerjanya, 4) Apa yang harus dilakukan apabila mendapati pengedar di lingkungannya. 5) Semua materi lebih ditekankan pada apa yang harus dilakukan pekerja untuk membebaskan lingkungannya dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Target dan realisasi capaian pada indicator Wahana Desiminasi Informasi P4GN dalam sosialisasi terhadap para pekerja, baik kepada pekerja swasta maupun pegawai negeri yang direncanakan untuk kurun waktu 12 (dua belas) bulan sebagai berikut: N Wahana Desiminasi TARGET O Informasi P4GN 1. Sosialisasi P4GN 1 wahana / terhadap Pekerja 1 kali / 30 swasta orang 2. Sosialisasi P4GN 1 wahana / terhadap Pegawai 1 kali / 30 Negeri orang Capaian 2 wahana / 60 orang REALISASI Out put Out come Jml % JML % 1 wahana / kali / 30 orang orang 1 wahana / kali / 30 orang orang 2 wahana orang Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian out put sebanyak dua wahana sebagaimana yang direncanakan 100 % tercapai. Pada capaian out come hanya dapat mencapai 100 % dari yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

30 direncanakan 60 orang, dan tercapai out put 60 orang. Sasaran pekerja swasta ada tiga kali pertemuan, rata-rata peserta tidak hadir pada setiap pertemuan ada 7 orang. Hal ini disebabkan pada jam yang sama mereka bersamaan kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Begitu juga untuk pekerja di lingkungan pegawai negeri dilaksanakan dua kali pertemuan, rata-rata absen 5 orang pada setiap pertemuan. Kendala Kendala di dalam sosialisasi terhadap pekerja antara lain sebagai berikut: 1) Kesibukan masing-masing pekerja yang menjadi sasaran sosialisasi, 2) Para pimpinan pekerja telah memerintahkan kepada pimpinan dibawahnya namun pimpinan di tingkat bawah kurang segera menanggapi. 3) Mereka merasa sudah pernah mengikuti sosialisasi oleh kepolisian atau pun organisasi lain, selanjutnya mereka menganggap bahwa masalah narkoba memang sejak dulu dilarang dan mereka semua sudah merasa paham. Cara Mengatasi Kendala Cara mengatasi kendala di dalam sosialisasi terhadap pekerja antara lain sebagai berikut: 1) Petugas BNNP DIY dengan sabar dan selalu rajin berkoordinasi dan memberikan penjelasan-penjelasan yang rasional terhadap para pimpinan pekerja, 2) Melakukan penjadwalan ulang apabila ternyata pada waktu yang telah disepakati tertunda. 3) Menyarankan kepada pimpinan pekerja agar yang absen diberikan tugas yang terkait dengan P4GN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

31 c. Wahana Desiminasi Informasi P4GN Sosialisasi P4GN terhadap Kelompok Masyarakat Pelajar, mahasiswa, pekerja instansi pemerintah dan pekerja bukan instansi pemerintah merupakan bagian dari masyarakat yang setiap harinya akan bersosialisasi, saling pengaruh-mempengaruhi. Oleh karena itu, sosialisasi P4GN terhadap masyarakat umum menjadi sasaran yang perlu mendapat perhatian. Hal ini merupakan sasaran tambahan yang sebelumnya belum teranggarkan, dengan harapan dapat mempercepat tercapainya pelajar, mahasiswa, pekerja instansi pemerintah dan pekerja bukan instansi pemerintah memiliki pola pikir, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Capaian kinerja menggunakan wahana Desiminasi Informasi melalui Sosialisasi P4GN terhadap Kelompok Masyarakat sebagai berikut: Wahana Desiminasi Informasi P4GN Sosialisasi P4GN terhadap Kelompok Masyarakat TARGET 1 wahana / 4 kali / 120 orang REALISASI Out put Out come Jml % JML % 1 wahana / kali / 120 orang orang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

32 Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian out put sebanyak satu wahana sebagaimana yang direncanakan 100 % tercapai. Pada capaian out come mencapai 100 % dari yang direncanakan 120 orang. Pelaksanaan Sosialisasi P4GN terhadap Kelompok Masyarakat tidak mengalami kendala yang berarti. Masyarakat umumnya sangat antosias menerima sosialisasi dari BNNP DIY, bahkan mereka mengharapkan agar acara semacam ini ditingkatkan kwantitasnya. Oleh karena itu pada tahun 2015 BNNP akan menindak lanjutinya dengan kegiatan P4GN yang melibatkan masyarakat banyak. d. Desiminasi Informasi P4GN melalui media elektronik Televisi Desiminasi Informasi P4GN melalui media elektronik Televisi dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Reksa Birama TV (RB TV) pada setiap hari Jum at. BNNP DIY menargetkan 4 (empat) paket tayangan disesuaikan dengan anggarannya, namun Reksa Birama TV (RB TV) ikut berpartisipasi untuk terus menyediakan alokasi jam tayangnya untuk kegiatan P4GN sehingga kegiatan P4GN ditayangkan dua kali setiap bulannya. Pada tahun 2014 telah berhasil menayangkan siaran P4GN 24 kali berupa dialog interaktif dalam program I Love Yogyakarta. Target out put desiminasi P4GN melalui Media Elektronik yang semula ditargetkan 4 kali tayang, menjadi 24 kali tayang atau mencapai 600%, sebagaimana dalam table berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

33 NO Wahana Desiminasi Informasi P4GN TARGET Out put REALISASI Out come Jml % JML % Desiminasi Informasi P4GN melalui media elektronik Televisi 1 Wahana / 4 kali tayang / orang 1 wahana / 8 paket tayang / 120 kali tayang running teks / 120 kali tayang spot iklan orang 600 Selain tayangan dialog interaktif melalui program I Love Yogyakarta, RB TV dan Jogja TV juga menyiarkan spot iklan P4GN sebanyak 120 kali, dan running teks P4GN lebih dari 120 kali. Out come yang dihasilkan dari tayangan dialog interaktif melalui I Love Yogyakarta media elektronik Reksa Birama TV (RB TV) pada tanggal 5 Juni 2014, 19 Juni 2014, 3 Juli 2014, 7 Agustus 2014, 22 Agustus 2014, 18 September 2014 dan di Jogja TV pada tanggal 17 Juni 2014 terlihat dari rating pemirsanya yang dihitung dari survey yang diadakan oleh RB TV. Rating program I Love Yogyakarta adalah 0,1 % (1:1000) di yogyakarta diperkirakan setiap tayangan ada 1 pemirsa setiap seribu orang yang ada. Kalau penduduk Yogyakarta yang telah suka menonton TV diperkirakan maka penonton program I Love Yogya sama dengan orang setiap tayang. Dengan demikian pada tahun 2014 outcome dari desiminasi P4GN melalui Media Elektronik apabila disaksikan orang yang saling bergantian, paling tidak mencapai orang. Selain itu siaran RB TV tersebut jangkauannya meliputi seluruh wilayah Yogyakarta yaitu kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, KulonProgo, Gunung Kidul, dan Jawa Tengah khususnya Muntilan,Magelang, Boyolali, Klaten dan Purworejo. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

34 e. Desiminasi Informasi P4GN melalui internet Desiminasi Informasi P4GN melalui internet dengan cara menyediakan website / situs. Pada tahun ini BNNP DIY telah memiliki situs internet dengan alamat Capaian kinerja melalui situs BNNP DIY hingga 31 Desember 2014 sejumlah pengunjung sebagaimana terlihat dalam table berikut: N O Wahana Desiminasi Informasi P4GN Desiminasi Informasi P4GN melalui Internet TARGET 1 Wahana / pengunjung Out put REALISASI Out come Jml % JML % 1 Wahana pengun jung 1) Facebook - 1 Wahana 173 2) Twiiter - 1 Wahana Jumlah pengunjung melebihi apa yang telah diperkirakan sebelumnya. Situs yang diperkirakan hanya akan dikunjungi oleh orang-orang yang telah mengikuti sosialisasi, advokasi, maupun kader sebanyak pengunjung, namun kenyataannya dapat menarik pengunjung sebanyak pengunjung yang sekaligus merupakan outcome dari wahana tersebut. Sedangkan banyaknya yang membuka muatan P4GN terdapat hits. Melalui internet BNNP DIY juga membuka layanan media sosial melalui facebook dan twitter, jumlah pengikut facebook 173 orang, dan jumlah followers twitter 175 orang. f. Desiminasi Informasi P4GN Melalui Media Luar Ruang Desiminasi Informasi P4GN melalui media luar ruang dilaksanakan dalam bentuk pembuatan dan pemasangan spanduk / standing banner / umbul-umbul, melalui pameran, dan penyebaran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

35 sticker. Tabel tersebut di bawah ini menunjukkan bahwa target out put tercapai tiga wahana atau 100%. Wahana Desiminasi Informasi P4GN Media Luar Ruang TARGET REALISASI Out put Out come Jml % JML % Desiminasi Informasi P4GN melalui media luar ruang (spanduk / standing banner / umbul-umbul). 1 wahana / 150 paket 1 wahana orang 100 Desiminasi Informasi P4GN melalui media luar ruang (melalui pameran) 1 wahana / 500 orang 1 Wahana orang 200 Desiminasi Informasi P4GN melalui media luar ruang (sticker). 1 wahana / lembar 1 Wahana orang 100 Outcome dari ke tiga wahana tersebut mencapai 118,5 %. Desiminasi melalui pemasangan spanduk/banner/standing banner/umbul-umbul dilakukan bersamaan dengan kegiatan lainnya, misalnya pada saat pameran, pementasan seni budaya, pada saat peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) dan event-event penting di DIY, sehingga outcome dari kegiatan ini paling tidak dihitung mengikuti kegiatan yang dilekatinya. Pemasangan spanduk/banner/ standing banner/umbul-umbul pada saat pementasan seni budaya diperkirakan dilihat lebih dari orang. Sedangkan sticker paling tidak dilihat orang yang menerimanya, yaitu orang dari lembar yang telah dicetak. Dalam kegiatan desiminasi lain melalui pameran. Pameran dilaksanakan di Taman Pintar pada tanggal 22 sampai dengan 26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

36 Agustus Pameran bertujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Pada arena ini juga diberikan layanan konsultasi terhadap masyarakat tentang penyembuhan dan permasalahan pecandu. Pada kegiatan ini juga didistribusikan produk leaflet, brosur, poster maupun produk cetak lainnya. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan Pelaksanaan Pameran Pembangunan yang diikuti oleh beberapa SKPD di DIY. Pelaksanaan selama 5 hari berjalan lancar, pengunjung yang berasal dari beberapa lapisan masyarakat sangat antusias dengan informasi yang diberikan. Beberapa yang mengunjungi stand diantaranya adalah : pelajar dari berbagai sekolah, mahasiswa, masyarakat dari kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan kota Yogyakarta. Kendala dan cara mengatasinya Penyelenggaraan desiminasi informasi P4GN melalui media luar ruang tidak banyak mengalami kendala yang berarti. Kendala yang muncul hanyalah hal-hal teknis penyelenggaraan sehingga dapat diatasi dengan cara berkoordinasi dengan pihak terkait. Pada saat pameran kendala yang ada yaitu keterbatasan sumber daya dan juga keterbatasan tempat ruang tempat pameran, hal ini dapat diatasi dengan cara memanfaatkan sumber daya dan ruang semaksimal. g. Wahana Desiminasi Informasi P4GN Melalui Seni Budaya Desiminasi Informasi P4GN melalui Karya Seni Budaya/Pementasan Seni Budaya dilaksanakan 1 kali / orang. Pementasan Seni Budaya merupakan salah satu wahana desiminasi informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, pekerja, hingga masyarakat umum. Capaian kinerja Desiminasi Informasi melalui Pagelaran Seni Budaya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

37 Wahana Desiminasi Informasi P4GN Pagelaran Seni Budaya TARGET 1 wahana / orang Out put REALISASI Out come Jml % JML % 1 wahana / orang orang 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian out put sudah sesuai atau sama dengan yang ditergetkan/direncanakan yaitu tercapai 100 %, capaian out comenya juga mencapai 100 % yaitu orang. Pementasan Seni Budaya merupakan salah satu wahana diseminasi informasi P4GN yang dilaksanakan untuk memberikan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, pekerja, hingga masyarakat umum. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2014 di lapangan Paseban Bantul, dan dihadiri oleh orang peserta yang berasal dari perwakilan sekolah, universitas, LSM, lembaga rehabilitasi, perusahaan, dan masyarakat umum di DIY. Banyak pesan anti Narkoba yang disampaikan melalui wahana pementasan seni budaya ini yang dikemas dengan menarik melalui melalui tarian modern dan klasik, musik dan lagu, pemutaran film dokumenter, dan testimonial dengan menghadirkan orang tua yang putranya terlibat penyalahgunaan Narkoba. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

38 Testimonial dari keluarga pecandu merupakan pelajaran berharga agar keluarga terutama orang tua dapat menjaga anak-anaknya dengan baik, dan jika anaknya terjerumus di lubang hitam Narkoba diharapkan orang tua tidak meninggalkan mereka. Selain testimonial, mereka juga memberikan tips apa saja yang perlu diwaspadai oleh orang tua agar mampu melakukan deteksi dini adanya penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan oleh anggota keluarga, terutama anak. Di acara ini juga dipasang umbul-umbul dan spanduk anti narkoba yang mengelilingi lapangan tempat terlaksananya kegiatan. Tema Kegiatan Pementasan Seni Budaya Tahun 2014 adalah Tahun 2014 Sebagai Tahun Penyelamatan Pecandu Narkotika. Masyarakat diajak untuk berperan aktif dan berani melapor kepada IPWL apabila mendapati ada keluarga yang mengalami kecanduan atau menjadi penyalahguna Narkoba, untuk selanjutnya mendapatkan pertolongan/rehabilitasi. Masyarakat juga dihimbau untuk berani melapor kepada petugas penegak hukum (kepolisian, BNN, dll) apabila mengetahui di wilayahnya ditengarai ada penyalahgunan dan peredaran gelap narkotika. Kendala dan cara mengatasinya Penyelenggaraan desiminasi informasi P4GN melalui pagelaran seni budaya tidak banyak mengalami kendala yang berarti. Kendala yang muncul hanyalah hal-hal teknis penyelenggaraan sehingga dapat diatasi dengan cara berkoordinasi dengan pihak terkait. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

39 Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masing-masing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Setelah dilakukan diseminasi informasi P4GN melalui penyuluhan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan, maka diharapkan adanya peningkatan peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masing-masing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk itu BNP DIY melakukan upaya advokasi pada instansi pemerintah dan masyarakat indikator kinerja yang dicapai adalah sebagai berikut: a. jumlah instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN ditargetkan 23 instansi b. jumlah instansi swasta yang diadvokasi P4GN ditargetkan 14 organisasi swasta. Untuk mencapai sasaran ini dilakukan koordinasi secara intens terhadap para pekerja, baik di lingkungan instansi pemerintah, maupun di lingkungan swasta. Dalam pelaksanaannya kedua indikator kinerja tersebut dapat terlaksana semua, dan kalau dipersentase capaian kinerjanya masing-masing 100%. Selanjutnya secara rinci akan diuraikan capaian kinerja pada masingmasing indikator capaian kinerja sebagaimana terlihat dalam tabel berikut: NO Indikator Kinerja TARGET Out put REALISASI Out come 1. Jumlah Instansi Pemerintah yang diadvokasi bidang P4GN 2. Jumlah instansi Swasta yang diadvokasi bidang P4GN 23 instansi / 70 orang 14 Organisasi Swasta /1 kali/ 30 orang Jml % JML % 23 instansi / orang 19 organisasi/ lembaga, 15 instansi swasta + 4 kelompok masyarakat 136 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

40 a. Jumlah instansi Pemerintah yang diadvokasi bidang P4GN Advokasi tentang P4GN merupakan bentuk komunikasi yang dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan program pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Instansi pemerintah yang diadvokasi pada tahun 2014 diprioritaskan bagi para pendidik atau guru, akademisi hukum dan praktisi hukum. Hal ini diharapkan agar para guru dapat menyebarluaskan informasi sekaligus dapat membuat program P4GN di sekolah atau kampus sesuai dengan semangat penyelamatan korban penyalahgunaan narkotika dan pecandu yang rata-rata berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan dosen dan praktisi hukum diharapkan dapat memberikan masukan terhadap program dekriminalisasi dan depenalisasi bagi para korban atau pecandu narotika. Jumlah instansi pemerintah yang diadvokasi dalam bidang P4GN sebagaimana data berikut: NO TANGGAL PELAKSANAAN SASARAN TARGET REALISASI JML % April 2014 Guru PNS 22 / 40 orang 22 / 40 orang Oktober 2014 Praktisi dan Dosen Hukum 1 / 30 orang 1 / 30 orang 100 Kegiatan Advokasi tentang P4GN ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014 bertempat di Ruang Rapat Bawah Komplek Balai Kota Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan untuk memberikan pencerahan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

41 pemberdayaan kepada stakeholder di lingkungan kerja dalam mengimplementasikan kegiatan pencegahan narkotika di lingkungan kerja masing-masing. Beberapa ide terkait penerapan program pencegahan sesuai standar UNODC, yaitu: Kegiatan jabat tangan setiap pagi untuk mendekatkan interaksi antara guru dan murid; Adanya yel-yel salam pagi untuk memompa semangat siswa agar menjauhi Narkoba; Menyediakan wahana kreativitas untuk anak dengan tema narkoba yang ditempatkan di area strategis. Advokasi bagi instansi pemerintah juga dilaksanakan dengan melaksanakan FGD tentang Dekriminalisasi dan Depenalisasi Bagi Pengguna dilaksanakan 1 kali/30 orang. FGD tentang Dekriminalisasi dan Depenalisasi Bagi Pengguna dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan perspektif dari bidang hukum mengenai kebijakan dekriminalisasi dan depenalisasi bagi pecandu/penyalahguna narkotika. Materi lebih terfokus pada implementasi prioritas kebijakan P4GN yaitu dengan semangat penyelematan korban penyalahgunaan narkoba atau pecandu dengan upaya rehabilitasi. Peserta juga diajak mendiskusikan tema dekriminalisasi dan depenalisasi bagi korban penyalahgunaan narkotika dan pecandu narkotika. Disamping itu juga tetap mendiskusikan pelaksanaan UU No 35 tahun 2009, Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2011 serta peraturan menteri kesehatan, Inpres No. 12 tahun 2012 dan permendagri no 21 tahun 2013, selain itu BNNP DIY juga merujuk pada Perda DIY No. 13 tahun Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2014 bertempat di Debating Room Gedung III Fak. Hukum UGM Yogyakarta, dan dihadiri oleh Dosen pengajar dan Mahasiswa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

42 Sarjana dan Pasca Sarjana Fak. Hukum UGM. Adapun Narasumber kegiatan, yaitu DR. Drs. Anang Iskandar, MH., Dr. Mudzakkir, S.H., M.H. dari fakultas hukum UII Yogyakarta, dan Prof. Dr. Eddy. O. S. Hiariej. S.H., M.Hum. dari fakultas hukum UGM. Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan FGD tentang Dekriminalisasi dan Depenalisasi Bagi Pengguna adalah BNN mendapatkan masukan dari akademisi maupun civitas akademia dari Fakultas Hukum UGM dan UII terkait dengan kebijakan yang diterapkan Badan Narkotika Nasional terkait dekriminalisasi dan depenalisasi bagi penyalahguna Narkoba. b. Jumlah instansi Swasta yang diadvokasi bidang P4GN Advokasi Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Lingkungan Instansi Swasta dilaksanakan 1 kali dengan jumlah peserta 30 orang. Advokasi Tentang P4GN di Lingkungan Instansi Swasta dilaksanakan untuk memberikan pencerahan dan pemberdayaan pada stakeholder di lingkungan kerja dalam mengimplementasikan kegiatan pencegahan narkotika di lingkungan kerja masing-masing dan mendukung program P4GN. Kegiatan ini membahas tentang kebijakan yang tercantum dalam Undang- Undang maupun Peraturan Daerah dan standar program pencegahan sesuai standar United Nation of Drug and Crime yang mengedepankan peran dan fungsi setiap jangkauan umur dalam mengimplementasikan program pencegahan Narkoba yang tepat, serta langkah kongkret dalam penyusunan kebijakan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

43 penerapan program pencegahan Narkoba di institusi pendidikan swasta untuk menekankan pentingnya life skills training yang diberikan pada pelajar untuk menumbuhkan kesadaran untuk selalu menghindari penyalahgunaaan Narkoba. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2014 bertempat di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, dan dihadiri oleh Guru dan Komite Sekolah Tingkat SMA di Wilayah DI Y. Hasil pelaksanakaan kegiatan Advokasi Tentang P4GN di Lingkungan Instansi Swasta, antara lain : Program pencegahan di sekolah: adanya kegiatan peer education dan peer counselor; kegiatan bimbingan kelompok atau mentoring; memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler sehingga anak memiliki penyaluran kegiatan yang positif; mengadakan ESQ; sosialisasi anti narkoba di sekolah setiap beberapa periode sekali. Program pencegahan dari lingkungan keluarga: manajemen waktu yang diterapkan seluruh anggota keluarga; menumbuhkan jati diri anak dengan motivasi; pengamatan orang tua terhadap perubahan yang terjadi pada anak; proteksi terhadap informasi maupun teknologi yang memberi dampak negatif pada anak; kontrol rutin media sosial anak. Kendala: 1) Payung Hukum atau petunjuk teknis pelaksanaan program pencegahan sesuai standar UNODC secara resmi belum tersusun sehingga belum dapat dijadikan patokan oleh guru dalam menerapkan di lingkungan institusi pendidikan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

44 2) Belum adanya dukungan fasilitas dan anggaran yang tertuang dalam RAPBS terkait kegiatan P4GN, sehingga pelaksanaan program ini seringkali terhambat oleh masalah biaya. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara BNNP DIY dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY. Kerjasama tersebut dapat menjadi penguat untuk melaksanakan pendampingan/advokasi program P4GN yang diterapkan di institusi pendidikan 3) Walaupun sudah ada kesadaran dari perusahaan akan bahaya penyalahgnaan narkoba tetapi untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba masih terkendala waktu dan biaya. Perusahaan masih sering mengambil langkah jangka pendek yaitu mengeluarkan karyawan apabila diketahui sebagai pengguna narkoba. Cara Mengatasi Kendala: 1) Instansi pemerintah diajak untuk memahami tugas, fungsi dan perannya sesuai dengan aturan yang ada, tugas dan kewenangan Sesuai amanat UU No. 35 tahun 2009, Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2011 serta peraturan menteri kesehatan, Inpres No. 12 tahun 2012 dan permendagri no 21 tahun 2013, dan Perda DIY No. 13 tahun ) Instansi swasta termasuk lingkungan kerja di perusahaan diberikan penguatan dalam bentuk pertemuan dan/atau diadakan control bersama dengan BNNP DIY maupun pihak kepolisian. Meningkatnya pelajar, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk mencapai sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas BNNP DIY melalui indicator kinerja, Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk di lingkungan pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, maupun swsta. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

45 Selain itu juga melaui pemanfaatan wahana desiminasi informasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, sebagaimana telah tercapai pada sasaran 1 di atas dengan indikator 15 wahana. a. Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk di lingkungan Pelajar. Kader dibentuk di lingkungan pelajar adalah dari mereka yang telah mengikuti sosialisasi dan secara sukarela bersedia serta terpilih untuk dijadikan kader penyuluh. Mereka yang terpilih kemudian diberikan pembekalan selama dua hari termasuk dilatih untuk melakukan tes urine. Pembekalan cara melakukan tes urin dimaksudkan agar para kader dapat melakukan tes urin manakala diperlukan di lingkungannya, andaikata ada yang ketahuan positif diharapkan kader tersebut dapat berkoordinasi dengan orang tua korban / keluarga korban agar diobati atau dibawa ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Jumlah kader yang dibentuk di kalangan pelajar ditargetkan sejumlah 240 orang berasal dari 6 sekolah, namun dalam pelaksanaannya tercapai 680 orang sebagaimana terlihat dalam tabel. NO 1. Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk Kader Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar REALISASI TARGET Jml % 240 orang 680 orang 100 1) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN terhadap pelajar dilaksanakan 22 kali/660 orang pelajar. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN kepada Pelajar dilaksanaakan dengan metode Focus Group Discussion di 22 sekolah se wilayah DIY, khususnya Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Kegiatan lebih difokuskan di tiga Kabupaten Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

46 tersebut dikarenakan di DIY sudah memiliki 2 BNNK yaitu BNNK Sleman dan BNNK Yogyakarta, sehingga Sosialisasi P4GN di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta dilaksanakan oleh BNNK Sleman dan BNNK Yogyakarta, seperti tabel berikut: NO TANGGAL PELAKSANAAN SASARAN PELAJAR TARGET REALISASI JML % JANUARI 14 SMKN 5 YOGYA 40 org 42 org JANUARI 14 SMP MATARAM BANTUL 40 org 42 org JANUARI 14 SMKN I DEPOK SLEMAN 40 org 42 org FEBRUARI 14 SMP PEMBANGUNAN PIYUNGAN 40 org 42 org FEBRUARI 14 SMK MUH.I BANTUL 40 org 42 org FEBRUARI 14 SMK MUH.I PIYUNGAN 40 org 42 org FEBRUARI 14 SMPN 3 3 PAJANGAN BANTUL 40 org 40 org MARET 14 SMA 2 WATES, KP 40 org 40 org MARET MARET 14 SMK MA ARIF PIYUNGAN BANTUL SMA DOMINIKUS WONOSARI 40 org 42 org org 40 org MARET 14 SMAN I TEMON, KP 40 org 40 org MARET MARET 14 SMK DOMINIKUS WONOSARI SMA STELLA DUCE BANTUL 40 org 42 org org 40 org APRIL 14 SMK 45 WONOSARI 40 org 40 org APRIL 14 SMA I GIRIMULYO KP 40 org 42 org APRIL MEI MEI 14 SMKN 12 PENGASIH BANTUL SMP MUH. I PUNDONG BANTUL SMK MA ARIF I WATES KP 40 org 42 org org 40 org org 42 org MEI 14 SMAN I WATES KP 40 org 40 org 100 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

47 MEI JULI 14 SMK TAMANSISWA NANGGULAN KP SMKN I SAPTOSARI GUNUNG KIDUL 40 org 40 org org 42 org OKTOBER 14 SMK MUH. LENDAH KP 40 org 42 org 105 JUMLAH 880 orang 906 orang 102,5 Semua sekolah yang disosialisasi menunjukkan apresiasi yang baik dan aktif mendukung. Setelah disosisalisasi, beberapa sekolah tergerak untuk membentuk Satgas Anti Narkoba di lingkungan sekolahnya baik secara mandiri maupun dukungan dari BNNP DIY, seperti SMP Mataram Kasihan Bantul dan SMKN 1 Saptosari Gunungkidul. 2. FGD dalam rangka sosialisasi P4GN terhadap mahasiswa dilaksanakan 7 kali/210 orang Seperti halnya pelajar, pelaksanaan FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Mahasiswa juga berjalan lancar. Sedikit hambatan yang dihadapi, yaitu mencari waktu yang sesuai diantara jadwal kuliah mahasiswa yang sangat padat. Tetapi, dengan dukungan penuh dari pihak kampus yang berkomitmen untuk menempatkan kegiatan ini menjadi prioritas utama, kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Beberapa kampus bahkan berinisiatif untuk membentuk Satgas Anti Narkoba Mahasiswa Kampus baik secara mandiri maupun dukungan dari BNNP DIY. Satgas yang terbentuk sangat aktif melaksanakan program-program P4GN baik di lingkungan kampus, maupun di luar lingkungan kampus. Beberapa kampus yang membentuk Satgas, antara lain Stikes Guna Bangsa Yogyakarta, Stikes Surya Global Yogyakarta, dan ASMI Santa Maria Yogyakarta, dan IKIP PGRI Wates. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

48 Jumlah kader yang dibentuk di kalangan mahasiswa sejumlah 210 orang berasal dari berbagai perguruan tinggi. Data jumlah kader kalangan mahasiswa di berbagai Perguruan Tinggi sbb: NO 1. Wahana desiminasi informasi P4GN FGD dalam sosialisasi P4GN mahasiswa REALISASI TARGET Jml % 210 orang 210 orang 100 Tempat pembekalan kader di perguruan tinggi sebagaimana berikut: NO TANGGAL PELAKSANAAN 17 FEBRUARI 14 8 APRIL MEI 14 2 OKT OKT OKT NOV 14 JUMLAH SASARAN PELAJAR AKADEMI KOM. RADYA BINATAMA YOGYAKARTA ASMI DESANTA YOGYAKARTA STIKES GUNA BANGSA YK STIT MUH. WATES KULON PROGO STIKES SURYA GLOBAL YK STIE WIDYA WIWAHA YK ASMI SANTA MARIA YK TARGET REALISASI JML % 30 Orang 30 Orang Orang 30 Orang Orang 30 Orang Orang 30 Orang Orang 30 Orang Orang 30 Orang Orang 30 Orang Orang 210 Orang FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah dilaksanakan 2 kali/60 orang. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 22 April 2014 dan tanggal 3 Desember Pertama, Kegiatan FGD pada tanggal 22 April 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

49 dilaksanakan dalam rangka memberikan pembekalan mengenai bahaya Narkoba yang telah mulai merambah ke anak usia dini, dengan sasaran Guru SD Negeri di wilayah DIY. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Erlangga Yogyakarta. Para guru diberikan bekal ketrampilan mengenai teknik menyampaikan pesan dengan metode story telling atau bercerita/ mendongeng. Dengan Narasumber seorang pendongeng dari DIY, peserta diajak belajar langsung teknik bercerita yang menyenangkan, sehingga pesan dapat sampai kepada anak didik dengan cara yang menyenangkan juga. Saat pelaksanaan FGD peserta diajak berdiskusi dan praktek langsung bagaimana menyampaikan pesan anti narkoba kepada anak usia dini. Pesan anti narkoba disampaikan dengan pendekatan Perilau Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu peserta juga diajak membuat yel-yel dan salam pagi yang akan diajarkan kepada anak didik dan diucapkan setiap hari. Peserta juga membuat beberapa game edukatif yang menarik untuk anak usia dini, dimana game ini juga sebagai alat menyampaikan pesan anti narkoba/phbs. Kedua, FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah pada tanggal 3 Desember 2014 bertempat di RM Pringsewu Yogyakarta, dilaksanakan dalam rangka Evaluasi Pelaksanaan Pilot Project Penanganan Pecandu. Peserta berasal dari Instasi terkait seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pelaksana Rehabilitasi, Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai yang ditunjuk IPWL, dan BNNP/BNNK di DIY. Adapun topik ysng mrnjadi pembahasan adalah kendala petugas di lapangan dalam melaksanakan penanganan pecandu. 4. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Swasta dilaksanakan 1 kali/30 orang. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Swasta dilaksanakan sebanyak 1 kali pada tanggal 15 April 2014 bertempat di Gedung Erlangga Yogyakarta. Sasaran kegiatan FGD ini adalah 30 orang guru TK dan Paud dari sekolah swasta yang ada di DIY. Kegiatan ini mendapat apresiasi yang tinggi dikarenaka peserta yang merupakan guru swasta sering melakukan aktivitas mengajar dengan mendongeng. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

50 Saat mendapatkan materi teknik bercerita, para guru sangat antusias. Beberapa guru terlihat sangat trampil dalam bercerita dengan menggunakan beberapa alat peraga. Materi yang dipilih untuk pendekatan kepada anak-anak adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat. 5. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Kelompok Masyarakat dilaksanakan 4 kali/120 orang. a. FGD dalam rangka sosialisasi P4GN FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Kelompok Masyarakat dilaksanakan dalam rangka memberikan informasi kepada masyarakat umum, terutama masyarakat di wilayah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di DIY Kegiatan FGD ini dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan sasaran 120 orang dari kelompok masyarakat perwakilan daerahnya, pada : Tanggal 12 Maret 2014 terhadap kelompok masyarakat Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY), bertempat di Ruang Studio Produksi MMTC Yogyakarta; Tanggal 20 Agustus 2014 terhadap kelompok masyarakat Kecamatan Saptosari, bertempat di Kantor Kecamatan Saptosari, Gunungkidul; Tanggal 10 September 2014 terhadap kelompok masyarakat Kelurahan Semaki, bertempat di Balai RW 04 Semaki Umbulharjo, Yogyakarta; Tanggal 13 November 2014 terhadap kelompok masyarakat Tagana dan Pemuda Pelopor Perdamaian, bertempat di Ruang Aula Timur Kantor Dinas Sosial DIY. Selama kegiatan peserta mendapatkan materi mengenai bahaya Narkoba, gambaran kerawanan penyalahgunaan dan peredaran gelap di DIY secara umum dan wilayah tempat tinggal mereka secara khususnya, serta informasi terbaru mengenai penyalahgunaan Narkoba di DIY Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

51 Jumlah kader yang dibentuk di kalangan kelompok masyarakat sebanyak 4 kali 120 orang sebagaimana berikut: N O TANGGAL PELAKSANAAN SASARAN KELOMPOK MASYARAKAT MARET 14 JARINGAN RADIO KOMUNITAS YOGYAKARTA AGUSTUS 14 KECAMATAN SAPTOSARI SEPTEMBER 14 KELURAHAN SEMAKI JUMLAH TARGET REALISASI 30 Orang 30 Orang 30 Orang 30 Orang 30 Orang 30 Orang NOVEMBER 14 TAGANA DAN 30 Orang 30 Orang PEMUDA PELOPOR PERDAMAIAN JUMLAH 120 Orang 120 ang b. Jumlah Kader Anti Narkoba Yang Terbentuk Di Lingkungan Pegawai Instansi pemerintah Pembentukan kader penyuluh P4GN di lingkungan pekerja instansi pemerintah diberikan pembekalan selama 2 kali / 60 termasuk dilatih untuk melakukan tes urine. Pembekalan cara melakukan teknik melakukan/bekal ketrampilan mengenai teknik menyampaikan pesan. sebagaimana berikut: N O TANGGAL PELAKSANAAN SASARAN PEKERJA INSTANSI PEMERINTAH APRIL 14 GURU SD NEGERI WIL. DIY JUMLAH TARGET REALISASI 30 Orang 30 Orang 2. 3 DESEMBER 14 GURU SD NEGERI WIL. DIY 30 Orang 30 Orang JUMLAH 60 Orang 60 Orang Kader di Lingkungan Pegawai swasta dilaksanakan 1 kali / 30 orang yang telah mengikuti sosialisasi P4GN, yang secara suka rela Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

52 telah memiliki pola pikir, sikap dan ketrampilan menolak narkoba. Mereka berasal dari pegawai swasta sebagaimana berikut: N O TANGGAL PELAKSANAAN SASARAN PEKERJA SWASTA TARGET JUMLAH REALISASI APRIL 14 GURU TK DAN PAUD 30 Orang 30 Orang JUMLAH 30 Orang 30 Orang Untuk mencapai sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas BNNP DIY melalui indikator kinerja, Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk di lingkungan pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, maupun swsta. Selain itu juga melaui pemanfaatan wahana desiminasi informasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, sebagaimana telah tercapai pada sasaran 1 di atas dengan indikator 13 wahana. Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara. Sasaran strategis keempat ini dicapai dengan melakukan upaya sebagai berikut : a. Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar dalam rangka Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba dilaksanakan 1 kali yang melibatkan 7 sekolah tingkat SMA/SMP. Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar merupakan tindaklanjut kegiatan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Tingkat Pelajar yang dilaksanakan oleh Bidang Pencegahan. Selain itu juga merupakan monitoring dan evaluasi kegiatan Lomba Sekolah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

53 Bebas Narkoba Tahun Sekolah yang mengikuti pemberdayaan tahun 2014 merupakan sekolah yang belum mendapatkan bantuan fasilitasi operasional bidang P4GN, yang akan digunakan untuk melaksanakan program P4GN yang telah disusun oleh sekolah. Pemberdayaan Satgas/ Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar dalam rangka Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba tahun 2014 diikuti oleh 7 sekolah tingkat SMP/SMA. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2014 di Aula Plaza Informasi Dishubkominfo Yogyakarta, dan dihadiri oleh 30 orang perwakilan yang terdiri dari Guru dan Satgas Anti Narkoba dari 7 sekolah, yaitu SMP Negeri 2 Sleman, SMP Mataram Kasihan Bantul, SMP Negeri 1 Mlati Sleman, SMA Negeri 1 Bantul, SMA Negeri 1 Prambanan, SMA Negeri 1 Piyungan, dan SMA Negeri 1 Kalasan. Kegiatan P4GN yang dilaksanakan oleh 7 sekolah peserta pemberdayaan sekolah tahun 2014, sebagai berikut : a) SMP Mataram Kasihan Bantul Sudah dilaksanakan : sosialisasi saat MOS, rekrutmen, sosialisasi ke SD, kampanye simpatik, lomba poster, mading tiap dua bulan sekali, pengadaan handycam, baju mekanik, pengadaan banner, stiker. Rencana : pengadaan poster, sarana prasarana untuk sosialisasi. b) SMA Negeri 1 Bantul Sudah dilaksanakan : seminar anti narkoba, lomba poster, daur ulang barang bekas untuk aksi simpatik, penyuluhan saat MOS, pembuatan banner dan poster, pengadaan kamera. Rencana : membuat forum tentang NAPZA/peer counselor, sosialisasi ke sekolah sekitar, pembuatan web, pengadaan kamera. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

54 c) SMA Negeri 1 Kalasan Sudah dilaksanakan : penyuluhan saat MOS, pengadaan stiker, lomba poster, pengadaan rompi, pembuatan sticker dan pin, Rencana: membuat mading sekolah, web. d) SMP Negeri 1 Mlati Sleman Sudah dilaksanakan : sosialisasi di internal sekolah, pengadaan seragam, dan pada tanggal 28 Oktober 2014 melaksanakan Sosialisasi dan Aksi Bersama "Grands Spetuti Kami Peduli". Rencana : pelatihan pengurus satgas, aksi sosialisasi ke luar sekolah, pengadaan mading, pembuatan seragam. e) SMA Negeri 1 Prambanan Sudah dilaksanakan : pesantren kilat, pengadaan poster, pengadaan seragam dan kamera, pada tanggal 1 November 2014 melaksanakan Penyuluhan Anti Narkoba. Rencana : pengadaan kamera, penyuluhan berbentuk film, pengkaderan/ sosialisasi. f) SMP Negeri 2 Sleman Sudah dilaksanakan : sosialisasi internal, lomba poster antarkelas, pengadaan kamera, pada tanggal 27 September 2014 melaksanakan lomba menggambar dan pembuatan poster anti Narkoba,, dan pada tanggal 18 Oktober 2014 melaksanakan Sosialisasi Anti Narkoba, LCC, dan presentasi siswa. Rencana : penyuluhan di SD, pembelian laptop, lomba membuat grafiti, lomba mading, pengadaan film anti narkoba g) SMA Negeri 1 Piyungan Sudah dilaksanakan : pamflet, sidak, madding, pengadaan seragam, pembelian stempel, tanggal 27 Oktober 2014 melaksanakan aosialisasi anti Narkoba, tanggal 22 November 2014 melaksanakan kunjungan ke tempat rehabilitasi Narkoba, dan tanggal 26 November 2014 melaksanakan lomba poster tentang Narkoba. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

55 b. Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan kampus /perguruan tinggi. Pemberdayaan Satuan Tugas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dalam rangka Menciptakan Lingkungan Kampus Bebas Narkoba sebanyak 10 kali/400 orang. Pemberdayaan Satuan Tugas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dalam rangka Menciptakan Lingkungan Kampus Bebas Narkoba merupakan tindak lanjut kegiatan Jambore dalam Penguatan Kerja Sama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Youth Center, Sleman. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendorong peran serta mahasiswa agar dapat mandiri mengatasi permasalahan Narkoba di lingkungan kampus masingmasing dengan dukungan dari BNNP DIY berupa fasilitasi bantuan operasional satgas P4GN dari BNNP DIY. Pemberdayaan Satgas Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dilaksanakan di 10 Kampus yang memiliki Satgas Anti Narkoba aktif dalam kegiatan P4GN, pada : 1) Tanggal 20 Agustus 2014 di Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta; 2) Tanggal 4 September 2014 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; 3) Tanggal 18 September 2014 di STMIK AMIKOM Yogyakarta; 4) Tanggal 20 September 2014 di Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta; 5) Tanggal 17 Oktober 2014 di Universitas Negeri Yogyakarta; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

56 6) Tanggal 21 Oktober 2014 di IKIP PGRI Wates; 7) Tanggal 29 Oktober 2014 di Universitas Janabadra; 8) Tanggal 3 November 2014 di Universitas Mercubuana Yogyakarta; 9) Tanggal 5 dan 6 Desember 2014 di Universitas Teknologi Yogyakarta. Kegiatan Pemberdayaan Satgas Anti Narkoba dilaksanakan dengan pemberian materi oleh Narasumber dan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD), dengan materi sebagai berikut : 1) Kebijakan dan Strategi Optimalisasi P4GN di Perguruan Tinggi. 2) Optimalisasi Satgas P4GN di Universitas Janabadra. 3) Koordinasi Lintas Sektor dalam Pelaksanaan P4GN di Lingkungan Perguruan Tinggi. 4) FGD tentang program kerja satgas anti Narkoba yang akan dilaksanakan. FGD yang dilaksanakan untuk memberikan arahan tentang focus kegiatan yang akan dilaksakan oleh masing-masing satgas. Sesuai dengan kesepakatan satgas yang terbentuk akan memfokuskan pada kegiatan-kegiatan tertentu yang akan diampu oleh divisi-divisi. Sebagai penanggungjawab akan ditunjuk alah satu kampus untuk mengampu atau menjadi koordinator. Setiap devisi diberikan falitasi anggaran masing masing sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut digunakan oleh melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah disepakati. Adapun kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut : Pelaksaaan kegiatan fasilitasi bantuan operasional satgas P4GN dilaksanakan untuk 10 divisi yang terbentuk dari hasil Jambore, yaitu : 1. Satgas P4GN STAIYO dan UGK (divisi penyuluhan bagian selatan) melaksanakan penyuluhan pada masyarakat pada : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

57 - Tanggal 13 September 2014, Penyuluhan di Dusun Ngrancang, Playen. Narasumber : BNK Gunungkidul dan Satgas P4GN, Peserta : 50 orang. - Tanggal 22 September 2014, Penyuluhan di Dusun Sunggingan, Ponjong Narasumber : BNK Gunungkidul dan Satgas P4GN, Peserta : 60 orang. - Tanggal 11 Oktober 2014, Penyuluhan di Dusun Natah, Nglipar Narasumber : BNK Gunungkidul dan Satgas P4GN, Peserta : 60 orang 2. Satgas P4GN UIN Sunan Kalijaga ditunjuk sebagi coordinator divisi jurnalistik dan telah kegiatan : o pelatihan jurnalistik obekerjasama dengan harian Bernas o melaksakan liputan berita dan penulisan artikel yang dimuat di Harian bernas dan Kedaulatan rakyat; o melakukukan media visit ke redaksi media cetak Bernas, KR, Harian Jogya; o melakanakan kegiatan lainnya berkaitan dengan program P4GN 3. Satgas GANA STIMIK AMIKOM (divisi website) melaksanakan pembuatan website dengan nama : virusbiru.id, Web ini dimaksudkan untuk menjadi media komunikasi bagi seluruh Satgas Kampus yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Satgas P4GN SATMABHARA IST AKPRIND (divisi kaderisasi) melaksanakan Kaderisasi terhadap 60 pelajar Satgas Anti Narkoba Tingkat Pelajar dari 5 SMA. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk kader-kader yang nantinya akan menggantikan kepengurusan Satgas ketika memasuki dunia perkuliahan. Kegiatan ini melibatkan berbagi instansi seperti : GRANAT DIY, Polda DIY. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

58 5. Satgas P4GN UNY (divisi rehabilitasi berbasis kampus) pada tanggal November 2014 melaksanakan Workshop Rehabilitasi Berbasis Kampus. Workshop ini melahirkan ide-ide dan gagasan untuk merintis peran serta kampus dalam upaya rehabilitasi bagi mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan dengan metode FGD dengan Narasumber dari instansi Panti Sosial Pamardi Putra, IACH, Rumah Ghrasia dan dari lingkungan Kampus. 6. Satgas SAGTA IKIP PGRI Wates (divisi penyuluhan bagian barat) melaksanakan Penyuluhan melalui Festival Band Anti Narkoba pada tanggal 16 November Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi kawula muda sehingga diseminasi P4GN dapat dilakukan dengan cara-cara yang interaktif 7. Satgas P4GN UJB, UPY, ASMI Santa Maria (divisi penyuluhan) secara koordnatif melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat pada : - Tanggal 16 November 2014, Penyuluhan di Kecamatan Mantrijeron, Yogyakartayang dihadiri oleh peserta 50 orang. - Tanggal 21 November 2014, Penyuluhan P4GN di ASMI Santa Maria Yogyakarta. Narasumber : BNNP DIY, Agus Leksono, S.Sos. dan Rektor ASMI Santa Maria. Peserta 65 orang. - Tanggal 28 November 2014, Penyuluhan P4GN di Pendowoharjo, Sleman. Narasumber : BNNK Sleman, GRANAT DIY, dan Polres Sleman. Peserta 90 orang. Satgas Umbrella UMBY (divisi Event Organizer) melaksanakan Flashmob P4GN pada kirab budaya nasional dan pembagian leaflet/stiker pada tanggal 7 Desember 2014 bertempat di Jl. Mangkubumi Yogyakarta. Satgas P4GN UMY (divisi kerjasama) melaksanakan Jambore Satgas Mahasiswa dari 13 Perguruan Tinggi se DIY pada tanggal November 2014 di Badan Diklat DIY, dengan peserta sebanyak 60 orang. Narasumber : IACH Yogyakarta, Adi Winarso, dan BNNP DIY, Drs. Budiharso, M.Si. dan Drs. Aryanto Hendro Suprantoro Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

59 Satgas P4GN UTY (divisi rehabilitasi berbasis kampus) melaksanakan Workshop rehabilitasi pada tanggal 5 dan 6 Desember 2014 bertempat di UTY dan dihadiri oleh 40 orang mahasiswa. Narasumber berasal dari BNNP DIY, UTY, GRANAT DIY, dan IACH Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini adalah pengukuhan Satgas dan optimalisasi counseling center. c. Jambore dalam Penguatan Kerjasama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa dilaksanakan 1 kali peserta 100 orang mahasiswa dari 20 kampus di DIY. Jambore dalam Penguatan Kerjasama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa merupakan wadah bagi Satgas Anti Narkoba untuk dapat menjalin kerjasama; sebagai tempat saling berbagi informasi terutama tentang program kerja Satgas dalam P4GN di DIY. Peserta juga mendapatkan materi tentang pengayaan kapasitas kader. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 bertempat di Youth Center, Sleman, dan diikuti oleh 100 orang anggota Satgas Anti Narkoba Mahasiswa perwakilan dari 20 kampus di DIY, yaitu UGM, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

60 UNY, UIN, IST AKPRIND, STAIYO, UGK, STMIK AMIKOM, IKIP PGRI Wates, Universitas Janabadra, UPN, UTY, Poltekkes Kemenkes, UAJY, Poltekkes BSI, UAD, UMY, UMBY, UII, UNRIYO, dan UPY. Banyak pesan dan ilmu yang diberikan kepada peserta, terutama tentang teknologi. Materi yang diberikan tentang membangun sinergisitas satgas anti narkoba dan mengembangkan P4GN berbasis Teknologi Informasi. Narasumber adalah Drs. Muhammad Idris P. dari STMIK Amikom Yogyakarta, M.M., Y. B. Margantoro dari Redaksi Harian Pagi Bernas Jogja, Teguh Ariffianto seorang Pakar Media Sosial. Mereka juga melaksanakan FGD dalam rangka membangun Sinergisitas Satgas Anti Narkoba dan Mengembangkan P4GN Berbasis Teknologi Informasi. Selain tentang membangun dengan teknologi, mereka juga diberikan ilmu tentang merintis pusat rehabilitasi berbasis kampus, dengan Narasumber adalah Anyoko Priyatno, S.H., M.M. seorang Praktisi, Gatot Sugiharto, S.H., M.H. dari Universitas Ahmad Dahlan, Pujiwiyana, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta), Tunggul Priyono, S.H., M.Hum. dari Kopertis Wilayah V Yogyakarta, dan Apolonaris Setara dari Lembaga Rehabilitasi KUNCI. Setelah dilaksanakan kegiatan Jambore, BNNP DIY terus mengevaluasi keberlanjutan program. Hasil evaluas kegiatan Jambore dalam Penguatan Kerja Sama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa, sebagai berikut : Mahasiswa peserta Jambore dan pihak kampus antusias dan menyambut baik Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

61 pelaksanaan kegiatan Jambore Mahasiswa Satgas Anti Narkoba. Untuk kegiatan yang baru pertama kali diadakan kegiatan telah berjalan dengan cukup lancar. Diharapkan kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali tahun depan atau menjadi agenda rutin di BNNP DIY dengan waktu pelaksanaan yang lebih panjang. Ada rencana tindak lanjut oleh BNNP DIY tentang hasil pelaksanaan Jambore sehingga apa yang telah digagas oleh mahasiswa anggota satgas dapat terealisasi dalam menciptakan gerakan P4GN di kalangan muda. Pemilihan panelis yang tepat dan sesuai dengan materi, serta pengaturan alokasi waktu pemaparan oleh panelis agar peserta tidak jenuh dalam sesi materi. Untuk pelaksanaan kegiatan Jambore selanjutnya agar lebih memperhatikan sarana prasarana yang mendukung kegiatan. Durasi pelaksanaan outbound diperpanjang dengan pemilihan permainan yang lebih memacu adrenalin dan semangat kebersamaan peserta. Outcomes dari Kegiatan pemberdayaan ini mendapatkan respon yang sangat positif dari peserta dan pihak kampus antara lain : Pihak kampus sangat mendukung penuh kegiatan pemberdayaan satgas anti Narkoba di lingkungan mahasiswa sehingga dukungan fasilitas dan angaran kampus bagi satgas meningkat. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Jambore satgas P4GN, Universitas Janabadra sebagai pelaksana divisi penyuluhan dengan fasilitasi operasional untuk satgas P4GN mahasiswa sebesar Rp ,- melalui program kerja penyuluhan di lingkungan masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

62 Tersusun program kerja dan susunan organisasi dari divisi penyuluhan yang secara katif melakukan penyuluhan kepada masyarakat atau di lingkungan kampus.. BNNP DIY terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak kampus dalam pelaksanaan program P4GN. Diharapkan tercipta sinergitas antara pihak mahasiswa, kampus, BNNP DIY dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan bebas Narkoba. Satgas P4GN mahasiswa diharapkan segera membuat proposal dan merealisasikan program kerja yang telah dibuat. Waktu pelaksanaan kegiatan yang difasilitasi BNNP DIY sampai dengan bulan Desember d. Jumlah instansi yang diberdayakan dalam P4GN Instansi yang diberdayakan meliputi instansi pemerintah dan swasta. Instansi pemerintah selama ini telah melaksanakan upaya-upaya prevetif untuk mencegah personel dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Pelaksanaannya dilakukan secara parsial dan belum dikoordinir dengan baik. Peraturan menteri dalam negeri No 21 tahun 2013 di DIY telah mendorong kepada segenap lembaga pemerintah daerah dan juga DPRD untuk berpartisipasi dalam P4GN, sehingga pemerintah daerah melalui masing-masing SKPD siap menganggarkan program P4GN untuk tahun anggaran Pelaksanaannya P4GN dikoordinir oleh Badan Kesbanglinmas. Selanjutnya pemberdayaan P4GN di lingkungan Instansi Pemerintah juga akan dicapai melalui pemberdayaan di lingkungan pendidikan yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

63 melibatkan sekolah milik pemerintah atau sekolah negeri, yang secara spesifik telah dilaporkan di atas. Kemudian dalam mengikut sertakan pekerja, juga melibatkan Peran Serta Pekerja dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba. Peran Serta Pekerja dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba dilaksanakan pada 7 Perusahaan yang dilaksanakan 1 kali dengan peserta 35 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang P4GN dan memberikan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan perusahaan, khususnya antar pekerja. Serta, dengan dilaksanakan kegiatan pemberdayaan pekerja ini diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan P4GN dengan mandiri, dengan didampingi oleh BNNP DIY. Kegiatan pemberdayaan pekerja dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2014 bertempat di Chumplung Adji, Santan Guwosari Pajangan, Bantul, diikuti oleh 35 orang perwakilan dari 7 perusahaan swasta yang ada di DIY, yaitu PT AMEYA Living Style Indonesia, PT Dong Young Tress Indonesia, PT Madu Baru Yogyakarta, PT Busana Remaja Agracipta, Asosiasi Komoditi Kerajinan Perak Indonesia, Kampung Wisata Santan, dan Paguyuban Madukacatmo. Kegiatan dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion. Sebelum FGD, peserta mendapatkan materi dari Narasumber dari BNNP DIY dan instansi terkait. FGD dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja menhasilkan beberapa kesepatan penting sebagai berikut : a) Para pekerja menyadari bahaya penyalahgunaan Narkoba dan berkomitmen dalam pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

64 Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di lingkungan kerja masing-masing. b) Para pekerja khususnya yang berada di DIY, baik secara langsung maupun tidak langsung menerima manfaat pelaksanaan program P4GN, yaitu lingkungan kerja bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. c) Perusahaan mendapatkan manfaat program pemberdayaan lingkungan kerja dan mendapatkan informasi tentang P4GN agar para pekerja baik melalui perusahaan ataupun pribadi dapat melakukan secara mandiri, sehingga secara tidak langsung membantu tugas BNN. d) Lingkungan kerja dan masyarakat memahami kesehatannya, sehingga dapat bekerja secara optimal dan hidup produktif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa melakukan penyalahgunaan Narkoba. e) Perusahaan mengharapkan adanya kegiatan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dilakukan oleh BNNP secara rutin/periodik dan ada tindaklanjutnya, khususnya bagi perusahaan. Selanjutnya, BNNP DIY melaksanakan evaluasi dan test urine pada 50 orang sample di 7 perusahaan yang diberdayakan bidang P4GN. Kegiatan test urinee dilllaksanakan, pada : Tanggal 22 April 2014 di PT Dong Young Tress. 1 Orang positif Morfin, tetapi atas indikasi medis; Tanggal 23 April 2014 di PT AMEYA Living Style Indonesia; Tanggal 24 April 2014 di PT Busana Remaja Agracipta; Tanggal 25 April 2014 di Kampung Wisata Santan; Tanggal 28 April 2014 di Asosiasi Komoditi Kerajinan Perak Indonesia; Tanggal 30 April 2014 di Paguyuban Madukacatmo; Tanggal 5 Mei 2014 di PT Madu Baru. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

65 Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial. Untuk mencapai sasaran ini BNNP tidak mungkin dapat mencapai secara sendirian tanpa melibatkan pihak lain. Hal ini disebabkan BNNP bukan merupakan lembaga yang menanganai langsung guna memberikan terapi dan rehabilitasi pecandu maupun korban penyalahgunaan narkoba. Sesuai dengan peraturan dan perundangan yang ada, terapi dan rehabilitasi diamanatkan kepada kementerian kesehatan dan sosial, dan di tingkat kabupaten dan kota ditangani dinas kesehatan maupun sosial. Peran BNNP DIY adalah sebagai lembaga yang berkepentinga dalam upaya P4GN akan memberikan dorongan, penguatan, masukan-masukan, serta mengkoordinasikan dalam rangka penyembuhan korban. Pada tahun 2014 ini sasaran ini pencapainnya dilakukan dengan cara melaksanakan Penjangkauan Pecandu Narkoba untuk dirawat di IPWL dan diberikan pelayanan pascarehab. Disamping itu perlu juga adanya peningkatan kapasitas tempat rehabilitasi dan IPWL yang ada. Untuk itu BNNP DIY menyelenggarakan FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IPWL di Daerah yang membahas tentang pembentukan Tim Assesment dan rencana pendirian klinik di BNNP DIY yang dilaksanakan 1 kali dengan peserta 40 orang. FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IPWL di Daerah dilaksanakan sebagai tindaklanjut optimalisasi peran dan fungsi BNNP/BNNK di bidang rehabilitasi penyalahguna dan korban penyalahguna. Untuk mendukung Peraturan Bersama Mahkumjakpol- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

66 Kemensos-Kemenkes-BNN, BNNP DIY melaksanakan FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IWPL di Daerah pada hari tanggal 28 Mei 2014 bertempat di Kelapa Gading Resto, Jln. Magelang km 6,3 A-4 Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. Kegiatan dihadiri oleh 40 orang yang terdiri dari anggota Tim Asesmen Terpadu, IPWL di Yogyakarta, SKPD, BNN Kota/Kab dan BNK se DIY. Kegiatan ini membahas beberapa hal, antara lain Implementasi Peraturan Bersama Mahkumjakpol, Kemensos, Kemenkes dan Peran Dinas Kesehatan dalam Pengendalian penyalahgunaan Narkoba di DIY. Beberapa point penting dari hasil diskusi, sebagai berikut : BNNP DIY dalam upaya meningkatkan jangkauan layanan terapi rehabilitasi bagi penyalahgunaan korban narkotika melalui Institusi Penerima Wajib Lapor dalam bentuk klinik pratama. Pendirian klinik pratama agar mengacu pada Permenkes No. 9 Tahun Peraturan Bersama Mahkumjakpol Kemenkes Kemensos dan BNN mengamanatkan pembentukan Tim Asesmen Terpadu terdiri dari tim medis dan tim hukum untuk melaksanakan asesmen terhadap pengguna narkoba yang ditangkap/tertangkap tangan. Peraturan Bersama bertujuan untuk mewujudkan koordinasi dan kerjasama optimal, menjadi pedoman teknis dalam penanganan pecandu sebagai tersangka, terdakwa, atau narapidana untuk menjalani rehabilitasi medis/sosial. Terkait pembiayaan untuk rehabilitasi bagi korban penyalahguna narkoba mengacu pada dalam Peraturan Bersama pasal 14. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

67 Selain kegiatan tersebut, BNNP juga menyelenggarakan Pertemuan Pembinaan bagi eks. Pecandu dilaksanakan 4 kali dengan peserta 40 orang. Pertemuan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pecandu dan mantan penyalahguna Narkoba untuk dapat bersosialisasi dan dapat diterima kembali di lingkungannya, serta tidak relaps. Dengan dilaksanakannya pertemuan ini, komunikasi antar pecandu/korban dan BNNP DIY dapat terjalin dengan baik, sehingga permasalahan yang mereka hadapi terkait pelaksanaan rehabilitasi dapat diketahui oleh BNNP DIY dan mendapatkan solusinya. Sebagai Instansi Pemerintah, BNNP DIY akan membuat kebijakan terkait peningkatan kualitas hidup mantan dan/atau korban penyalahguna Narkoba. Kegiatan Pertemuan dengan eks. Pecandu dilaksanakan 3 kali dengan sasaran 120 orang mantan penyalahguna Narkoba, pada : Tanggal 28 Januari 2014 di Kelapa Gading Resto Yogyakarta, dengan peserta 40 orang eks pecandu yang berasal dari 5 Yayasan/Lembaga Rehabilitasi, yaitu Siloam, Kunci, Charis, Contrast Jogja, Al-Islamy, Tetirah Dzikir, dan KPA; Tanggal 17 April 2014 di Jogja Paradise Yogyakarta; dengan peserta 40 orang eks pecandu yang berasal dari 6 Yayasan/Lembaga Rehabilitasi, yaitu Ponpes Al-Islamy, Victory Plus, Bapas Kelas I, Ponpes Nurul Haromain, dan Galilea Elkana. Tanggal 26 November 2014 di Kelapa Gading Resto Yogyakarta, dengan peserta 40 orang eks pecandu yang berasal dari 10 Yayasan/Lembaga Rehabilitasi/LSM, yaitu Yayasan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

68 Ponpes Al Islamy, Victory Plus, Bapas Kelas I, Ponpes Nurul Haromain, Galilea Elkana, Girlan Nusantara, Siloam, Charis, Kunci, dan Ponpes Tetirah Dzikir. Hasil Kegiatan Pertemuan dengan eks. Pecandu Tahun 2014, sebagai berikut : Pembahasan tentang persiapan pelaksanaan Rumah Kreatif Tahun 2015 : - Belum ada gambaran yang jelas tentang Rumah Kreatif dari para Eks Pecandu; - Beberapa Eks Pecandu tidak bersedia untuk ikut dalam Rumah Kreatif dikarenakan ada yang sudah bekerja, dan kembali ke tempat asal; - Bagi yang belum bekerja, mereka bersedia ikut jika sudah disediakan oleh BNNP DIY. Pembahasan tentang kegiatan Pembekalan Keterampilan bagi eks Pecandu Tahun 2014 di BLKPP DIY : - Para peserta bersedia untuk mengikuti Pembekalan Ketrampilan di BLKPP. - Para peserta sudah menginformasikan kepada BNNP DIY tentang peminatan kejuruan ketrampilan. - Pembekalan ketrampilan di BLKPP rencananya akan diadakan pada minggu kedua bulan Mei. - Kendala yang terjadi untuk mengikuti kegiatan pembekalan ketrampilan di BLKPP bagi para peserta adalah jauhnya lokasi dikarenakan ada peserta yang berasal dari lembaga rehabilitasi Galilea Elkana di Gunungkidul. - Dikarenakan jurusan yang dipilih oleh peserta ada yang salah satu jurusannya hanya diminati oleh beberapa orang saja dan ada yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

69 terlalu banyak, akan diadakan koordinasi kembali oleh BNNP DIY dengan BLKPP tentang teknis pelaksanaannya. Pembahasan tentang persiapan pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Penguatan Lembaga IPWL/Lembaga Rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Bogor : - BNNP DIY melaksanakan Kunjungan/study banding ke lembaga rehabilitasi BNN Pusat untuk lebih mengoptimalkan kinerja lembaga rehabilitasi NAPZA di DIY. - Para mantan pecandu diberi modal usaha yang dapat mengalihkan perhatiannya pada Narkoba dan mampu hidup produktif di masyarakat, misalnya peternakan ikan dan bisnis online. - Dibentuk forum atau kelompok bersama agar bisa sharing satu sama lain dan diadakan pertemuan. Mendorong Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba agar Mendapatkan Layanan Rehabilitasi Medis dan / atau Sosial. Dalam rangka mewujudkan sasaran strategis tersebut, BNNP DIY mendorong / memberikan motifasi terhadap pecandu / keluarganya, dan bagi yang pecandu yang belum cukup umur adalah orang tua atau walinya agar bersedia melapor ke institusi penerima wajib lapor (IPWL) untuk diberikan layanan medis / sosial. Selain dari pada itu BNNP juga mengkoordinasikan agar IPWL yang ada di DIY dapat berjalan dengan baik, dan juga kepada aparat penegak hukum agar mereka yang telah melapor diri / dilaporkan oleh keluarga, orang tua atau walinya tidak diproses pidana. Atas kerja sama dengan berbagai pihak maka pecandu yang sudah mengikuti wajib lapor pada tahun 2014 sebanyak 145 orang yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Lebih baik mencegah daripada mengobati, kata-kata tersebut sangat tepat untuk menggambarkan Narkotika. Ya, narkoba adalah musuh kita Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

70 bersama bukan hanya Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY. Tetapi sudah menjadi masalah bangsa. Oleh sebab itu kita semua dari berbagai lapisan masyarakat wajib ikut membantu menciptakan Indonesia Bebas Narkoba. Pencegahan sejak dini harus dilakukan agar narkoba tak disalahgunakan. Namun yang menjadi kendala tak semua masyarakat mengenal norkoba dengan mendalam. Sebatas tahu narkoba bahaya dan dapat menyebabkan kematian tetapi kurang perduli atau karena kurangnya wawasan akan bahaya penggunaan narkoba membuat kita kadang tak bisa mekomunikasikan apa itu narkoba dan bahayanya. Kenapa tetap banyak yang mengkonsumsi? Bagamana cara menghindari dan mengatasi ketika sudah terlanjur memakai. Dan apa kiat kiat yang harus dilakukan jika salah satu keluarga kita sebagai pecandu atau jika kita mengetahui ada teman atau tetangga kita ternyata terjerat kasus narkoba. Kebanyakan masyarakat kadang kurang perduli dan tanggap mengenai masalah itu. Mungkin karena yang menjadi korban bukan salah satu keluarga kita. Atau karena tak mau dibilang turut campur urusan orang. Namun mendiamkan acuh bukan sikap yang bijak. Apalagi samapai dikucilkan. memang semua itu bentuk hukuman sosial bagi pencandu narkoba Kita bisa merangkul mereka pelan-pelan. Kita bisa menyarankan mereka menyerahkan diri untuk minta kesembuhan ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). IPWL (Instansi Penerima Wajib Lapor) merupakan langkah yang bukan hanya sekedar pemberantasan, tapi juga proses rehabilitasi pecandu yang bersinergi dengan instanti terkait seperti Kepolisian dan Kementerian Kesehatan, IPWL dibentuk berdasarkan Keputusan Menkes RI No.18/Menkes/SK/VII/2012, dengan tujuan merangkul pengguna atau pecandu narkoba, sebagai proses rehabilitasi. Dengan melapor ke IPWL, maka pecandu narkoba bisa terhindar dari jeratan hukum. Misalnya, dalam razia salah seorang pecandu kedapatan sedang menggunakan narkoba, maka ketika belum pernah melapor ke IPWL, pecandu akan terancam hukuman penjara maksimal 6 bulan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

71 Meningkatnya Pelaksanaan Program Pasca Rehabilitasi Penyalahguna dan/atau Pecandu Narkotika. Pada tahun 2014 BNNP DIY melakukan pemberian ketrampilan sebagai bekal hidup (life skill ) bagi pecandu sebanyak 40 orang. Pelatihan ketrampilan tersebut dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja DIY, meliputi ketrampilan bengkel motor sederhana, bengkel HP, sablon. Peserta yang mengikutinya bertambah 6 orang, namun demikian tidak menambah anggaran yang telah dialokasikan. Pasca pelatihan mereka diberikan peralatan yang dapat digunakan untuk berkarya sesuai dengan ketrampilannya. Penyelenggaraan Pelatihan Keterampilan Bagi eks. Pecandu Narkoba dilaksanakan untuk mengoptimalisasi waktu bagi mantan penyalahguna Narkoba dengan harapan dapat menghilangkan relaps trigger, memberikan bekal keterampilan untuk bekerja dan/atau berswasta, dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat dengan program pendampingan yang dilaksanakan di luar panti dalam bentuk vocational training serta upaya untuk pemulihan mantan penyalahguna Narkoba agar mereka dapat berkembang dan mandiri secara sosial dan ekonomi.penyelenggaraan Pelatihan dan Ketrampilan bagi eks Pecandu Narkoba merupakan upaya implementasi program pasca rehabilitasi. Kegiatan dilaksanakan selama 30 hari kerja pada tanggal 16 September-27 Oktober 2014 bertempat di BLKPP DIY jalan Kyai Mojo No. 5, Pingit, Yogyakarta. Peserta pelathan keterampilan sebanyak 40 orang yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

72 berasal dari 5 lembaga rehabilitasi di DIY, yaitu Bapas Kelas I DIY, Lembaga Rehabilitasi Al-Islamy, Girlan, Victory plus, dan Pondok Pesantren Nurul Haromain. Jam praktek dibagi menjadi 2, yaitu kelas otomotif/perbengkelan motor dengan peserta sebanyak 23 orang dan kelas sablon sebanyak 17 peserta. Materi yang diberikan untuk kelas otomotif/perbengkelan motor, yaitu pengenalan komponen sepeda motor, pengenalan pergerakan mesin pada sepeda motor yang meliputi cara kerja tiap komponen mesin, pengetahuan tentang power transmission atau pemindahan tenaga yang meliputi prinsip kerja mesin dan pemindahan tenaga, pengenalan sistem bahan bakar dan bongkar pasang bagian mesin, praktek pemasangan dan perbaikannya, dasar-dasar Injeksi, dan praktek media langsung. Sedangkan untuk kelas sablon, yaitu pengetahuan tentang peralatan sablon yang meliputi peralatan pokok dan peralatan bantu, pengetahuan tentang bahan-bahan yang digunakan, teknik mencetak dua warna dengan menggunakan alat bantu lembaran mika, dan praktek media langsung. Sebagai bekal di kemudian hari, peserta mendapatkan sertifikat dan bantun modal kerja berupa peralatan sabon dan dasar perbengkelan. Setelah kegiatan Pelatihan Keterampilan Bagi Eks Pecandu selesai, BNNP DIY terus melaksanakan monitoring dan evaluasi. Adapun hasil evaluasi, sebagai berikut : Lembaga Rehabilitasi dan IPWL terus melakukan koordinasi dengan BNNP DIY sehingga segala kegiatannya dapat terkontrol oleh BNNP DIY dan terus ditingkatkan pelayanannya. Sebagai tindak lanjut program pelatihan eks pecandu, BNNP DIY akan mendirikan rumah kreatif yang diharapkan dapat digunakan sebagai tempat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

73 untuk mengenalkan dan menyalurkan hasil karya mereka kepada masyararakat. Untuk selanjutnya, lembaga rehabilitasi agar lebih menyeleksi peserta yang akan mengikuti pelatihan keterampilan. Hal ini dikarenakan pada kegiatan pelatihan keterampilan ini ada beberapa peserta yang tidak disiplin, mereka sering membolos jam pelajaran. Terungkapnya Tindak Kejahatan Penyalah gunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang kian marak membutuhkan keseriusan dari berbagai pihak dalam penanganannya. Untuk itu BNNP DIY senantiasa bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya P4GN. Salah satu upaya yang dilakukan BNNP DIY dalam mengatasi permasalahan narkotika adalah dengan mengurangi suplai narkotika dengan cara memutus jaringan peredaran gelap narkotika. Dalam upaya memutus jaringan peredaran gelap narkotika pada tahun 2014 BNNP DIY menargetkan 2 (dua) dua indikator kinerja utama, yaitu : NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 1. Jumlah Laporan Kasus Narkotika (LKN) Hasil Pemetaan 4 LKN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

74 Dengan pencapaian 2 indikator kinerja utama di atas diharapkan peredaran gelap narkotika di masyarakat menjadi berkurang sehingga angka penyalahgunaan narkotika menjadi menurun. Tahun 2014, BNNP DIY menargetkan 4 Laporan Kasus Narkotika (LKN). Untuk mencapai target tersebut Bidang Pemberantasan senatiasa melakukan penyelidikan-penyelidikan untuk mengungkap jaringan peredaran gelap narkotika baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan instansi lain antara lain Polda DIY, Bea Cukai maupun Satpol PP DIY. Dari 4 LKN yang ditargetkan tersebut BNNP DIY mampu mendapatkan 6 LKN dengan 4 LKN dapat diselesaikan pada tahun Adapun upaya-upaya yang dilakukan BNNP DIY untuk mengungkap kasus Narkotika, sebagai berikut : a. Operasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) di wilayah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba Operasi P4GN dilakukan untuk menjaring secara langsung pihak-pihak yang terindikasi melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tempat-tempat yang rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba seperti di tempat hiburan malam, diskotik, tempat kos, instasi pemerintah maupun swaasta serta di terminal dan bandara pada saat arus mudik dan arus balik lebaran. Operasi P4GN tersebut dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urine dan pemeriksaan terhadap barang bawaan serta ruangan dari target operasi yang dicurigai. Dalam operasi P4GN tersebut jika ditemukan pihak yang terindikasi positif (peyalah guna narkotika) maka BNNP DIY mengarahkannya untuk dilakukan rehabilitasi dengan mengirimnya ke lembaga rehabilitasi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

75 Namun apabila ditemukan pelaku dengan barang bukti yang melebihi batas tertentu maka akan dilanjutkan ke proses penyidikan dengan tetap memberikan layanan rehabilitasi jika yang bersangkutan juga merupakan penyalah guna narkotika. Selama tahun 2014 BNNP DIY melaksanakan operasi P4GN sebanyak 12 kali, sebagai berikut : NO TANGGAL Januari , 12, 13, dan 17 Februari 2014 LOKASI 4 tempat hiburan malam dan discotique : 1) Boshe VVIP Club, beralamat Jl Magelang Km. 6.5, Sleman, Yogyakarta 2) Liquid Karaoke, beralamat Jl. Magelang, Sleman Yogyakarta 3) Executive Club, beralamat di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta 4) Republik Positiva Cafe & Lounge, beralamat di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta 4 lokasi yaitu : 1) Kantor Wilayah Kemeterian Hukum dan HAM D.I. Yogyakarta (tgl 11 Februari 2014) 2) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Yogyakarta (tgl 12 Februari 2014) 3) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta (tgl 13 Februari 2014) 4) Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Yogyakarta (tgl 17 TUJUAN OPERASI PEMBERANTASAN Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di tempat hiburan malam dan discotique di wilayah hukum DIY Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DIY. HASIL KEGIATAN Dari pemeriksaan urine diperiksa sebanyak 201 orang terdiri dari LC, pengunjung dan karyawan, dengan hasil 199 orang negatif (-) dan 2 orang positif (+) Benzodiazepin (tidak ditindak lebih lanjut) Diperiksa 273 pegawai, 270 orang 1 orang positif (+) Opiat dan 2 orang positif (+) Methamphetami ne (dari obat yang dikonsumsi, ada resep dokter) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

76 3. 20 Februari April Mei Juli 2014 Februari 2014) Kodim 0730/ Gunung Kidul 3 lokasi tempat kos : 1) Rumah Kos D Paragon I dengan alamat Jl. Cempaka Putih No. 8B, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 2) Rumah Kos D Paragon II dengan alamat Jl. Pelem Kecut No.37, Gejayan, Yogyakarta (samping Jogja Chicken). 3) Rumah Kos di Jl. Sendok No. 135A, Karanggayam, CT8, Depok, Sleman, Yogyakarta 2 lokasi tempat kos : 1) Rumah Kost Sutan Raja dengan alamat Jl. Pringgolayan Dsn Dabag, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. 2) Rumah Kost Roemah Djogja dengan alamat Jl. Jodipati No. 18 RT 07/ RW 26 Pringgolayan, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Teminal Giwangan Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di Kodim 0730/Gunung Kidul. Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan Melakukan tes urine di tempat kos/ pondokan di wilayah hukum DIY Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan Melakukan tes urine di tempat kos/ pondokan di wilayah hukum DIY Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urine terhadap sopir AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) maupun sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Diperiksa 21 orang hasil 21 orang negatif (-) Pemeriksaan urine terhadap 47 penghuni kos, hasil 46 orang negatif (-) dan 1 orang positif (+) Benzodiazepine (ada resep dokter) Pemeriksaan urine terhadap 32 orang dengan hasil 29 orang negatif (-), 2 orang positif Benzodiazepin (ada resep dokter) dan 1 orang positif (+) Methamphetami ne (a.n ATW) Pemeriksaan urine terhadap 28 orang, hasil 28 orang negatif (-) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

77 7. 24 dan 25 Juli dan 4 Agustus Agustus Novembe r Desember 2014 Teminal Giwangan dan Terminal Wates Teminal Giwangan dan Terminal Wates Bandara Adisutjipto Yogyakarta Teminal Giwangan 5 (lima) lokasi tempat kos di wilayah DIY: 1) Rumah Kos di Perumahan Metro Terminal Giwangan Yogyakarta. Memetakan/mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urin terhadap sopir sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giwangan dan Terminal Wates Yogyakarta pada waktu arus mudik Lebaran Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urin terhadap sopir sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giwangan dan Terminal Wates Yogyakarta pada waktu arus balik Lebaran Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan Melakukan tes urin terhadap Pilot, Co pilot dari maskapai penerbangan domestic dan internasional di Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta pada waktu arus balik lebaran. Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urine terhadap sopir AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) maupun sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giwangan Yogyakarta. Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika Pemeriksaan urine terhadap 99 sopir, hasil 99 sopir negatif (-) Pemeriksaan urine terhadap 94 sopir, hasil 93 sopir negatif (-) dan 1 sopir positif (+) Benzodiazepin (diminta tidak mengemudi sementara waktu) Pemeriksaan urine terhadap 27 orang, hasil 26 orang negatif (-) dan 1 orang positif (+) Benzodiazepin (ada resep dokter, diminta tidak menerbangkan pesawat sementara waktu) Pemeriksaan urine secara sampling terhadap 33 sopir dan kondektur bus, hasil 33 orang negatf narkoba Pemeriksaan urine terhdap 71 orang penghuni kos dengan hasil Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

78 Desember 2014 Harmoni I No. A1, dengan alamat Jl. Tino Sidin, Kadipiro Yogyakarta. 2) Kos Putri Abadi yang beralamat di Jl. Selokan Mataram No. 98 Mundu RT. 07/RW. 02 Depok Sleman Yogyakarta. 3) Rumah Kos Macan Tutul yang beralamat di Jl. Selokan Mataram No.94 Seturan Yogyakarta (Selatan Pemancar RRI Selokan Mataram Seturan). 4) Rumah Kos Sunrise yang beralamat di Dusun Puluhdadi RT. 05 RW. 02 Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 5) Kost Ijo yang beralamat di Jl. Grha Amarta No. 94, Puluhdadi, Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta. 2 tempat hiburan malam: 1) Palms Karaoke, beralamat di Jl. Batikan No. 9, Yogyakarta. 2) Terrace cafe and karaoke, beralamat di Jln. Raya Seturan No. 04 CT Depok Sleman Yogyakarta. dengan Melakukan tes urine di tempat kos/ pondokan di wilayah hukum DIY Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di tempat hiburan malam di wilayah hukum DIY 71 orang negatif (-) narkoba Pemeriksaan urine diperiksa sebanyak 50 orang terdiri dari LC, pengunjung dan karyawan, dengan hasil 49 (empat puluh sembilan) orang negatif (-) narkoba dan 1 orang positif (+) Benzodiazepin (tidak ditindak lebih lanjut, ada resep dokter) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

79 Selain operasi P4GN yang dilaksanakan secara mandiri oleh BNNP DIY, BNNP DIY juga turut berperan dalam operasi P4GN yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja DIY. Operasi tersebut dalam rangka sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 Tahun 2010 tentang P4GN. Selama tahun 2014 sebanyak 11 kali BNNP DIY diminta bantuan personil oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan operasi P4GN dengan sasaran tempat usaha, satuan pendidikan, pemondokan atau asrama, hotel, penginapan dan tempat hiburan. Adapun operasi P4GN yang diselenggarakan bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamogan Praja DIY adalah sebagai berikut : NO TANGGAL SASARAN 1. 6, 7, 8, 12 dan 13 Mei , 16, 17, 18, dan 21 Juli 2014 Tempat usaha di wilayah DIY 20 lokasi hotel, penginapan dan tempat hiburan TEMA KEGIATAN Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN, Pemeriksaan urine HASIL KEGIATAN Ada beberapa perusahaan yang belum memenuhi ketentuan ketentuan pada pasal 18 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010, terhadap penanggung jawab perusahaan tersebut diperikan Surat Teguran dan diminta memenuhinya dalam waktu 7 hari Pemeriksaan urine terhadap 50 orang, hasil 50 orang negatif (-) 3. 10, 11, 12, 16 dan Tempat usaha/ Sosialisasi dan Sebanyak 5 perusahaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

80 17 Juni 2014 perusahaan di wilayah DIY sebanyak 22 lokasi 4. 11, 12, 13, 14, dan 15 Agustus ,19, 20, 21, dan 22 Agustus , 9, dan 10 September 2014 Satuan pendidikan di wilayah DIY sebanyak 20 sekolah Satuan pendidikan di wilayah DIY sebanyak 16 sekolah Hotel, penginapan dan tempat hiburan sebanyak 17 lokasi 7. 7, 9 Oktober 2014 Kos-kosan/ pemondokan di wilayah DIY penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN belum memenuhi ketentuan pasal 18 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN, terhadap penanggung jawab perusahaan tersebut diperikan Surat Teguran dan dipenuhi dalam waktu 7 hari Sebanyak 16 sekolah masih belum memenuhi ketentuan pada pasal 9 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010, terhadap penanggung jawab sekolah tersebut diminta untuk segera memenuhinya 13 sekolah masih belum memenuhi ketentuan pada pasal 9 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010, terhadap penanggung jawab sekolah tersebut diminta untuk segera memenuhinya Beberapa Hotel, penginapan dan tempat hiburan masih belum memenuhi ketentuan pada pasal 19 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010, terhadap penanggung jawab Hotel, penginapan dan tempat hiburan tersebut diminta untuk segera memenuhinya a) Pemeriksaan urine terhadap 74 orang hasil semuannya negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY No. 13 tahun 2010 terhadap pengelola tempat kos-kosan sebanyal 15 lokasi dan 14 Oktober 2014 Kos-kosan/ pemondokan di wilayah DIY Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY a) Pemeriksaan urine terhadap 79 orang hasil semuannya negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

81 9. 20 Oktober 2014 Kos-kosan/ pemondokan di wilayah Kota Yogyakarta Oktober tempat hiburan di Kota Yogyakarta: 1) Executive Club, beralamat di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta. 2) Republik Positiva Cafe & Lounge, beralamat di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta , 26, dan 27 November 2014 Kos-kosan/ pemondokan di wilayah Kabupaten Sleman Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN No. 13 tahun 2010 terhadap pengelola tempat kos-kosan sebanyak 16 lokasi a) Pemeriksaan urine terhadap 39 (tiga puluh sembilan) orang dari 2 (dua) lokasi kos-kosan, hasil 39 (tiga puluh sembilan) orang negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY No. 13 tahun 2010 terhadap 8 (delapan) pengelola tempat koskosan Pemeriksaan urine secara sampling terhadap 45 LC dan pengunjung tempat hiburan, hasil 43 orang negatf narkoba dan 2 orang positif Methampetamine dan Amphetamine atas nama KNA dan KNI. a) Pemeriksaan urine terhadap 93 (sembilan puluh tiga) orang dari 10 lokasi kos-kosan, hasil 93 orang negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY No. 13 tahun 2010 terhadap 17 pengelola tempat kos-kosan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

82 Dari hasil operasi P4GN baik yang secara mandiri maupun bekerja sama dengan Satpol PP DIY di atas BNNP DIY mendapatkan 3 orang yang ditindak lebih lanjut karena terindikasi positif Narkotika yaitu: 1) ATW, terindikasi positif Methamphetamine, terhadap yang bersangkutan dilakukan penggeledahan terhadap kamar tempat tinggalnya dan ditemukan barang bukti sehingga dilanjutkan ke proses penyidikan dengan nomor LKN/03/V/2014/BNNP DIY tanggal 13 Mei 2014; 2) KNA, terindikasi positif Methamphetamine, terhadap yang bersangkutan dilakukan proses rehabilitasi di RS Grhasia Pakem Sleman; 3) KNI, terindikasi positif Methamphetamine, terhadap yang bersangkutan dilakukan proses rehabilitasi di RS Grhasia Pakem Sleman. b. Interdiksi di Bandara Adisucipto Dalam rangka mencegah terjadinya penyelundupan narkotika dari luar negeri melalui penerbangan internasional BNNP DIY melaksanakan kegiatan interdiksi di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan bekerja sama dengan Petugas dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Pabean B Yogyakarta. Setiap hari ada 2 (dua) personil bidang Pemberantasan BNNP DIY yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan terhadap barang dan orang yang datang dari luar negeri di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Hasil kegiatan interdiksi di tahun 2014 adalah terungkapnya upaya penyelundupan narkotika jenis Shabu (Methamphetamine) dengan berat brutto 4085,0 (empat ribu delapan puluh lima koma nol ) gram dari dua orang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BNNP DIY Tahun

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau adalah lembaga pemerintah non kementrian yang professional yang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR PER / 4 / V / 2010 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

Lebih terperinci

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014

KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat dan hidayah-nya, penyusunan Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2014 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan

Lebih terperinci

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional BEBAN KINERJA POK AHLI memberikan saran dan masukan kepada Ka BNN. ITTAMA melaksanakan pengawasan BNN. intern KEPALA a. memimpin BNN dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG PROPINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN 2011-2015 Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 Jakarta, 8 Mei

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BERITA NEGARA. No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan

Lebih terperinci

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013 1 KATA PENGANTAR tas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2013. Azas akuntabilitas seperti yang tertuang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL 2 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Instansi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM

RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM NO KEGIATAN TARGET / SASARAN OUTPUT OUTCOME ANGGARAN KET PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKT 1 Lembaga pendidikan negeri dan swasta (SD, SLTP,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun BAB I PENDAHULUAN Kedudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian. No.371, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat dan karunia-nya Badan Narkotika Nasional (BNN) dapat menyelesaikan Laporan Kinerja BNN Tahun 2015

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT (Biro Kesra) Tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan Rencana Strategis Biro Kesra Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Satuan Kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.706, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN LEMBAGA REHABILITASI SOSIAL BAGI PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BNNP DIY LAPORAN TAHUNAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014

BNNP DIY LAPORAN TAHUNAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 BNNP DIY LAPORAN TAHUNAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 YOGYAKARTA, JANUARI 2015 . DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/217 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2 No.1438, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Lembaga Rehabilitasi Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2 No.219, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Lembaga Rehabilitasi Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/ PEMERINTAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Berpedoman pada peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

Revisi ke : 08 Tanggal : 19 Nopember 2014

Revisi ke : 08 Tanggal : 19 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. No.135, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA REHABILITASI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 2 Juni 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 2 Juni 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke No.912, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Instansi Vertikal. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2011 TUPOKSI, RENCANA STRATEGIS, KINERJA, PENGUKURAN, EVALUASI, ANALISIS AKUNTABULITAS KINERJA, ASPEK KEUANGAN SERTA KEBERHASILAN, HAMBATAN / MASALAH DAN

Lebih terperinci