BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan yang dapat menjadi mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Oleh sebab itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi yang dimiliki, memperkirakan apa yang ingin dicapai dan bagaimana caranya memperoleh teknologi yang diperlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi budaya kita. Sebagian dari kita beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru, padahal kalau membaca sejarahnya teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer dan setiap zaman memiliki teknologinya sendiri. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya 1

2 2 Machine Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical (Philips, Machine technology, 2000:182). Teknologi merupakan perkembangan suatu media/alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah. Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah. Dalam konteks seni, penggunaan media baru sering dipahami sebagai tawaran kemungkinan dalam menciptakan atau mengalami proses berkesenian. Saat ini terkadang dalam prakteknya di lapangan, persinggungan seni dan teknologi ini ternyata masih mengalami pesimisnya para seniman kita dalam mengikuti derasnya arus perkembangan seni rupa. Hal ini berkaitan dengan karya-karya yang bersinggungan dengan teknologi. Di zaman Kontemporer ini bentuk kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan, kajian estetiknya, bahkan sampai ke landasan logikanya. Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Zaman dahulu karya seni itu setidaknya masih mempertimbangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang lain, namun sekarang aturan itu sudah diabaikan. Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah pada lingkungannya atau

3 3 pada sesuatu yang telah ada atau para seniman marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalisme yang menurutnya terlalu radikal terhadap karya seni. Menurut Peter Zorn dalam 27 Desember 2010 tentang Seni Rupa Media di Jerman Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan karya seni kontemporer belakangan ini, bersinggungan dengan perkembangan teknologi yang ada, khususnya teknologi informasi dan media rekam. Hal ini terbukti dengan munculnya genre-genre dalam seni rupa kontemporer Indonesia dan dunia yang akhirnya menjadi mainstream sendiri yaitu Seni Media (Media Art) dan Seni Media Baru (New Media Art), seperti film eksperimental, expanded cinema (termasuk di dalamnya instalasi film, multiprojection, film performances), video tapes, instalasi video, dan lain-lain. Video Art/video instalasi tidak berbeda dengan seni instalasi karena dalam aktualisasinya si seniman memanfatkan teknologi televisi yang terkoneksi dengan video, atau komputer, jadi pesan yang ingin disampaikan si kreator itu diserahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, sehingga mirip seni pertunjukan. Namun ini bukan seni pertunjukan, karena masih ada unsur rupanya, dan dalam video seni ini unsur gerak, bunyi, dan sastra juga dipakai. Video seni mulai mendekati wilayah seni rupa di Indonesia pada akhir dekade 1980-an. Namun saat itu, belum terjadi respon besar-besaran seperti yang terjadi dalam dua dekade terakhir.

4 4 Di Indonesia, terutama di beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Jogjakarta, perkembangan video seni ditandai dengan mulai bermunculannya seniman baik secara individual ataupun kolektif yang mengekspresikan ide-idenya dalam bentuk video pada perhelatan pameran seni rupa. Selain itu, berbagai festival bahkan pameran yang mengangkat video sebagai tema dan media yang digunakan acapkali dilaksanakan secara berkala. Oleh karena itu dapat dikatakan video seni sudah menjadi sebuah media berkarya seni yang harus diperhitungkan, baik dari sisi kesenirupaannya maupun dari perkembangan teknologi yang digunakan. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengaplikasikan ide berkaryanya melalui karya video art, dengan mengangkat tema dan judul: AKSELERASI INDUSTRI DI KOTA KARAWANG SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI VIDEO. B. MASALAH PENCIPTAAN Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akselerasi adalah percepatan atau perubahan kecepatan setiap waktu, yang diberi simbol a. Pada kenyataannya, kecepatan benda bergerak tidak mungkin selalu tetap. Artinya kecepatan selalu berubah. Perubahan kecepatan inilah yang disebut percepatan. Akselerasi dapat pula terjadi pada industri di kota, misalnya akselerasi

5 5 industri di Kota Karawang yang akan memberikan pengaruh terhadap situasi dan kondisi kota tersebut. Pengaruh positif atau negatif dalam pembangunan industri di Kota Karawang yang mulai berkembang akan memberikan dampak terhadap lingkungan yang ada di dalamnya. Percepatan peristiwa tersebut tanpa disadari telah menjadi fenomena budaya, khususnya Karawang yang secara tidak sadar telah menggeser citra lingkungan masyarakatnya yang tersohor akan luasnya lahan pertanian padi. Permasalahan tersebut penulis jadikan landasan pemikiran yang akan diangkat dan menjadi karya skripsi. Akselerasi industri di Kota Karawang yang merupakan faktor terjadinya pertumbuhan kota menjadi sebuah ide bagi penulis untuk membuat karya, maka dari itu penulis bermaksud untuk membuat karya menggunakan media video, dengan mengaplikasikan teknik mural pada dinding yang dijadikan slide dalam teknik animasi stop motion. Berdasarkan latar belakang penciptaan maka dapat dirumuskan masalah penciptaan sebagai berikut: 1. Bagaimana memvisualisasikan fenomena akselerasi industri di Kota Karawang dalam karya seni video. 2. Bagaimana mengekspresikan fenomena tentang akselerasi industri di Kota Karawang dalam karya seni video.

6 6 C. TUJUAN PENCIPTAAN Fenomena akselerasi industri di Kota Karawang yang membawa dampak pengaruh positif atau negatif inilah yang menarik untuk divisualkan sebagai objek kajian, renungan, dan kesadaran atas realitas yang terjadi di Kota Karawang, khususnya untuk diri penulis sebagai bagian dari masyarakatnya Karawang. Adapun tujuan dari skripsi penciptaan ini, di antaranya sebagai berikut: 1. Mengetahui fenomena akselerasi industri yang sedang terjadi di Kota Karawang 2. Mengekspresikan fenomena tentang akselerasi industri di Kota Karawang ke dalam bentuk karya seni video. D. MANFAAT PENCIPTAAN Dari karya seni video dengan teknik mural ini penulis paparkan beberapa manfaat dari pembuatan karya seni video ini, yakni: 1. Manfaat bagi penulis: a. Untuk menambah wawasan berpikir dan pengetahuan bagi penulis dan meningkatkan eksplorasi dalam berkarya seni kontemporer. b. Untuk menjaga dan meningkatkan semangat berkarya seni. c. Untuk lebih mengingatkan penulis atas realitas yang terjadi. 2. Manfaat bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa :

7 7 a. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk mata kuliah yang berhubungan dengan seni murni khususnya seni lukis/mural (lukis dinding) b. Dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk pengkajian lebih lanjut mengenai perkembangan seni media baru (new media art). 3. Manfaat bagi masyarakat: a. Sebagai media pendidikan seni rupa. b. Sebagai ruang apresiasi seni rupa. c. Sebagai bahan kajian, renungan, dan kesadaran atas realitas yang terjadi. E. KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN 1. Kajian Pustaka a. Seni Rupa Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata SANI yang kurang lebih artinya Jiwa yang luhur/ketulusan jiwa. Istilah seni secara etimologis merupakan padanan dari kata art (Inggris) dan ars (Latin) atau techne (Yunani). Istilah techne kerap dipadankan dengan kemahiran atau keterampilan yang tinggi dalam menciptakan benda-benda kebutuhan seharihari. Sedangkan istilah seni rupa merupakan padanan dari kata visual art (seni rupa

8 8 yang dapat dilihat), fine art (seni indah), dan ada pula yang menyebutnya pure art (seni murni) (Agus Sachari, 2004:2). b. Video Seni (Video Art) Jenis karya seni yang sering kita dengar dengan sebutan video art, merupakan salah satu perkembangan karya seni pada masa seni rupa kontemporer. Pada awalnya jenis karya seni ini dipopulerkan oleh beberapa seniman, seperti Wolf Vostell ( ) yang membuat karya dengan media televisi di tahun 1959 pada perkumpulan Deutscher Ausblick, dan sekarang menjadi koleksi dari museum Berlinische Galerie. Gambar 1.1 Nam June Paik (Sumber: Wikipedia) Namun pionir atau pelopor dari karya seni ini adalah seorang musisi yang merupakan seorang performer (Performance Art) dan juga pematung asal Korea, Nam June Paik ( ). Pada tahun 1965, dengan menggunakan perekam video Sony yang pertama, Nam June Paik membuat karya videonya Magnet TV (1965).

9 9 Video seni pada awalnya memiliki dua tipe hasil karya, yaitu Single Channel dan Installation. Dalam single channel proyek yang dikerjakan merupakan karya yang berupa seri pertunjukan gambar tunggal yang diambil menggunakan media perekam, sedangkan dalam installation merupakan penggabungan dari karya video dengan karya seni lainnya, atau dengan kata lain video di sini merupakan media pendokumentasi karya seni seperti karya instalasi, performance art. Namun pada perkembangannya karya video seni sekarang menjadi lebih beragam, dengan teknologi komputer yang sekarang lebih canggih, hal-hal menarik seperti animasi dapat menjadi pendukung proses pembuatan karya video seni. 2. Kajian Empirik Karya video seni yang akan dibuat mengangkat tema akselerasi industri di Kota Karawang, secara garis besar penulis mencoba untuk menterjemahkan berbagai kemungkinan yang terjadi ketika industri yang cepat pada kota yang ditinggalinya mengalami perubahan drastis yang menimbulkan dampak positif atau negatif yang secara langsung atau tidak langsung akan dirasakan oleh manusia dan lingkungan itu sendiri. a. Akselerasi Definisi akselerasi adalah percepatan atau perubahan kecepatan setiap waktu, diberi simbol a. Pada kenyataannya, kecepatan benda bergerak tidak mungkin selalu

10 10 tetap. Artinya kecepatan selalu berubah. Perubahan kecepatan inilah yang disebut percepatan. Sedangkan pengertian akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomik agar mempunyai energi yang sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Alat pengukurnya disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hukum kedua Newton (F = m. a) termasuk akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de Graff, dan sinkrotron. b. Industri Istilah industri dalam Wikipedia berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan. Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri biasanya berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak

11 11 pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien dan akan membawa pengaruh terhadap lingkungan tersebut. c. Kota Karawang Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat. Daerah ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Subang di sebelah Timur, Kabupaten Purwakarta di sebelah Tenggara, Kabupaten Bogor dan Cianjur di sebelah Selatan dan Kabupaten Bekasi di sebelah Barat. Sejak zaman dulu masyarakat mengenal Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi Jabar. Tingkat produksi padi Karawang tidak lepas dari dukungan sistem pengairan yang memadai, saluran irigasi di Karawang terdiri dari saluran induk Tarum Utara yang berasal dari Bendungan Walahar, saluran induk Tarum Barat dan saluran induk Tarum Timur yang berasal dari bendungan Curug. Sistem irigasi serta sarana dan prasarana lain mendukung kegiatan pertanian di Karawang. Kini industri pengolahan menempati posisi sebagai penyumbang utama, perdagangan, hotel, dan restoran tetap di urutan kedua sedangkan pertanian di bawahnya. Kegiatan industri di Karawang berlokasi di bagian selatan, yakni di Kecamatan Klari, Telukjambe, Karawang, Jatisari, Pangkalan, dan Cikampek. Berdasarkan sarana dan prasarana kegiatan industri, lokasi industri Karawang dibedakan dalam tiga kategori yakni kawasan industri, zona industri, dan kota

12 12 industri. Industri mesin dan logam dasar merupakan jenis industri yang menyerap investasi terbesar. Selain hasil industri dan padi, Karawang memiliki produk lain yang berpotensi dikembangkan, Jamur Merang, misalnya. Dengan luas lahan separuh dari luas wilayah, tentunya Karawang kaya akan jerami, hasil limbah padi ini dapat dimanfaatkan untuk bahan baku Jamur Merang. Sumber protein nabati yang dapat dikonsumsi sehari-hari itu saat ini dibudidayakan di 8 Kecamatan, antara lain Cilamaya, Cikampek, dan Rengasdengklok. Karawang akan tetap mempertahankan predikat lumbung padi. Selain meningkatkan produktivitas padi dan sistem penanaman palawija, kesejahteraan petani juga ditingkatkan dengan mendirikan pasar beras induk yang dijadikan pusat perdagangan beras. F. METODE PENCIPTAAN Penulis memulai dengan pengamatan terhadap objek-objek yang berada di Kota Karawang, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Metode selanjutnya dengan pengumpulan data-data yang akan dijadikan sebagai konsep berkarya dan kontemplasi yaitu renungan dengan perhatian penuh terhadap ide berkarya seni video ini dengan menggabungkan hasil pengamatan dan pengumpulan data. Proses pembuatan skripsi ini memadukan jenis animasi 2 dimensi dan slide show foto teknik frame to frame (bingkai ke bingkai) atau lebih dikenal dengan istilah Stop Motion yaitu sebuah animasi teknik untuk membuat objek dimanipulasi secara

13 13 fisik muncul untuk bergerak sendiri. Tujuannya adalah bergerak sedikit demi sedikit antara bingkai foto secara individual, menciptakan ilusi gerakan ketika serangkaian frame dimainkan sebagai urutan kontinyu. Sedangkan medium bentuk gambar 2 dimensi dasar dari karya ini yaitu goresan dan sapuan akrilik di atas tembok. Movie Maker dan Pinnacle Studio Ultimate Collection merupakan perangkat lunak yang dijadikan sarana multimedia yang dapat menggabungkan animasi, suara, dan tampilan video. Selain itu ada beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan karya video art ini, yaitu Adobe Photoshop CS3 dan Adobe Photoshop Lightroom CS3 yang digunakan sebagai pelengkap perangkat lunak utama. G. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah dalam penulisan serta pembacaan laporan penciptaan karya video art ini yang berjudul AKSELERASI INDUSTRI DI KOTA KARAWANG SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI VIDEO, maka karya tulis ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang Latar Belakang Penciptaan, Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Kajian Sumber Penciptaan, Metode Penciptaan, serta Sistematika Penulisan. 2. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN, berisi tentang a. Kajian Pustaka, yang menjelaskan tentang Seni Rupa, Historiografi, Seni Video(video art), Teknologi. b. Kajian Empiris, menjelaskan tentang akselerasi industri di Kota Karawang c. Konsep Penciptaan.

14 14 3. BAB III METODE PENCIPTAAN, menjelaskan tentang metode dan langkah-langkah yang penulis gunakan dalam membuat karya ini: a. Ide Berkarya b. Kontemplasi c. Stimulasi Berkarya d. Pengolahan Ide e. Proses Berkarya 1) Persiapan Alat dan Bahan 2) Tahap Proses Pembabakan Cerita 3) Tahap Pengambilan Gambar 4) Tahap Editing 4. BAB IV ANALISIS VISUALISASI KARYA, berisi analisis dan pembahasan karya seni video atau video art yang diciptakan dengan membahas: a. Narasi dan Storyline b. Audio dan Visual Materi c. Materi Audio 5. BAB V PENUTUP, bagian terakhir ini berisi kesimpulan hasil penciptaan karya dan saran atau rekomendasi berkenaan dengan karya seni yang diciptakan.