BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG

Transkripsi

1 BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Pasal 22 ayat (5) Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 30 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Gampong, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Umum Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Repubilk Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Repubilk Indonesia Nomor 3893); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Repubilk Indonesia Nomor 4633);

2 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); 15. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pemerintahan Gampong (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011 Nomor 11);

3 16. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Gampong (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 44); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Timur. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur yang terdiri atas Bupati dan perangkat daerah Kabupaten Aceh Timur. 3. Bupati adalah Bupati Aceh Timur. 4. Gampong adalah kesatuan masyarakat hukum yang berada di bawah mukim dan dipimpin oleh Keuchik yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri. 5. Pemerintahan gampong adalah Keuchik dan Tuha Peut yang memiliki tugas dalam penyelenggaraan pemerintahan gampong. 6. Pemerintah gampong adalah Keuchik, Sekretaris Desa beserta perangkat gampong lainnya yang memiliki tugas dalam penyelenggaraan pemerintah gampong. 7. Tuha Peut Gampong yang selanjutnya disingkat TPG adalah unsur pemerintahan gampong yang berfungsi sebagai badan permusyawaratan gampong. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong yang selanjutnya disingkat APBG adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Gampong yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah gampong dan Tuha Peut Gampong, dan ditetapkan dengan Qanun Gampong. 9. Alokasi Dana Gampong yang selanjutnya disingkat ADG adalah bagian dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk gampong, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Provinsi Aceh yang diterima oleh kabupaten setelah dikurangi dana alokasi khusus. 10. Rencana Kerja Pemerintah Gampong yang selanjutnya disingkat RKPG adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJMG yang memuat rancangan kerangka ekonomi gampong, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pemerintah gampong, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah gampong maupun yang ditempuh

4 dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada rencana kerja pemerintah kabupaten dan RPJMG. 11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong yang selanjutnya disingkat APBG adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Gampong yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah gampong dan Tuha Peut Gampong, dan ditetapkan dengan Qanun Gampong. 12. Dana Gampong adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi gampong yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. 13. Pendapatan Asli Gampong adalah adalah semua hak dan kewajiban gampong yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban gampong 14. Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat Bagi Hasil PDRD adalah bagian dana transfer dari Pemerintah Kabupaten yang bersumber dari penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. 15. Keuchik adalah pimpinan suatu gampong yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri. 16. Sekretaris Desa adalah koordinator yang melaksanakan pengelolaan keuangan gampong. 17. Kepala Seksi adalah unsur dari pelaksana teknis kegiatan sesuai dengan bidangnya. 18. Kepala Urusan adalah unsur staf sekretariat yang bertugas dalam bidang administrasi. 19. Kepala Dusun atau sebutan lainnya adalah adalah orang yang mengetuai sebuah dusun dalam satu wilayah dibawah gampong. 20. Bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan gampong. 21. Dana transfer adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten. 22. Surplus Anggaran Gampong adalah selisih lebih antara pendapatan gampong dengan belanja gampong. 23. Defisit Anggaran Gampong adalah selisih kurang antara pendapatan gampong dengan belanja gampong. 24. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SILPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. 25. Qanun Gampong adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Keuchik setelah dibahas dan disepakati bersama tuha peut gampong.

5 26. Penghasilan Tetap adalah penerimaan penghasilan Keuchik dan Perangkat Gampong yang diberikan kepada Keuchik dan Perangkat Gampong yang bersumber dari ADG. BAB II PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN APBG Pasal 2 (1) Pedoman Umum Penyusunan APBG, meliputi: a. prinsip penyusunan APBG; b. kebijakan penyusunan APBG; c. teknis penyusunan APBG; dan d. hal-hal khusus lainnya. (2) Uraian pedoman umum penyusunan APBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Kabupaten Aceh Timur Ditetapkan di Idi pada tanggal 14 September 2015 M 30 Dzulqa dah 1436 H BUPATI ACEH TIMUR, ttd Diundangkan di Idi pada tanggal 14 September 2015 M 30 Dzulqa dah 1436 H HASBALLAH BIN M. THAIB SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR, ttd M. IKHSAN AHYAT BERITA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2015 NOMOR 31

6 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG A. URAIAN PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG I. Prinsip Penyusunan APBG. Penyusunan APBG didasarkan pada prinsip sebagai berikut: 1. sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan gampong; 2. tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat; 3. tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 4. transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBG; 5. partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan 6. tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan qanun lainnya. II. Kebijakan Penyusunan APBG. Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Gampong dalam penyusunan APBG terkait dengan pendapatan gampong, belanja gampong dan pembiayaan gampong adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Gampong. Pendapatan gampong yang dianggarkan dalam APBG merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. a. Pendapatan Asli Gampong (PAG). Penganggaran pendapatan gampong yang bersumber dari PAG memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) penganggaran hasil usaha gampong harus didasarkan pada data potensi bagi hasil keuntungan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan hasil pengelolaan tanah milik gampong dan memperhatikan realisasi penerimaan hasil usaha gampong tahun sebelumnya; 2) penganggaran hasil aset memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai aset gampong dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu; 3) penganggaran pendapatan dari swadaya, partisipasi dan gotong royong harus didasarkan pada potensi yang ada; dan 4) penganggaran lain-lain pendapatan asli gampong: a) penganggaran lain-lain pendapatan asli gampong yang berasal dari pungutan gampong harus berdasarkan qanun gampong yang telah melalui proses klarifikasi guna mendapat persetujuan tertulis Bupati; dan

7 b) penetapan qanun gampong yang mengatur tentang pungutan gampong harus melibatkan seluruh komponen masyarakat gampong dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat gampong. b. Dana Transfer. 1) Dana Gampong. Penganggaran dana gampong dalam APBG berdasarkan Peraturan Bupati yang mengatur tentang rincian dana gampong tahun berjalan, dalam hal Peraturan Bupati tentang rincian dana gampong tahun berjalan belum terbit, maka penganggaran dana gampong mengacu pada pagu dana gampong tahun anggaran sebelumnya. 2) Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Penganggaran pendapatan dari bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah berdasarkan Peraturan Bupati yang mengatur tentang rincian bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah tahun berjalan, dalam hal Peraturan Bupati tentang rincian dana bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah belum terbit, maka penganggaran bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah mengacu pada pagu bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah tahun anggaran sebelumnya. 3) Alokasi Dana Gampong. Penganggaran pendapatan Alokasi Dana Gampong berdasarkan Peraturan Bupati tentang rincian alokasi dana gampong tahun berjalan, dalam hal Peraturan Bupati tentang rincian alokasi dana gampong tahun berjalan belum terbit, maka penganggaran alokasi dana gampong mengacu pada pagu alokasi dana gampong tahun anggaran sebelumnya. 4) Bantuan Keuangan dari APBA. Penganggaran pendapatan dari bantuan keuangan dari APBA berdasarkan Peraturan Gubernur yang mengatur tentang rincian alokasi bantuan keuangan kepada pemerintah gampong bersangkutan tahun berjalan atau telah tercantum dalam APBA. Pendapatan yang berasal dari bantuan keuangan dari APBA yang bersifat khusus digunakan sesuai dengan peruntukan penggunaannya atau tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dan paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) sesuai dengan ketentuan Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun ) Bantuan Keuangan dari APBK. Penganggaran pendapatan dari bantuan keuangan dari APBK berdasarkan Peraturan Bupati yang mengatur tentang rincian alokasi bantuan keuangan kepada pemerintah gampong tahun berjalan atau telah tercantum dalam APBK. Pendapatan yang berasal dari bantuan keuangan dari APBK yang bersifat khusus digunakan sesuai dengan peruntukan penggunaannya atau tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dan paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) sesuai dengan ketentuan Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014.

8 c. Pendapatan Lain-lain. 1) Penganggaran pendapatan lain-lain yang bersumber dari hibah, sumbangan dari pihak ketiga dan zakat berupa uang berdasarkan potensi tahun berjalan dengan memperhatikan kemungkinan realisasinya atau realisasi hibah, sumbangan pihak ketiga dan zakat tahun anggaran sebelumnya. Pendapatan lain-lain yang bersumber dari hibah, sumbangan pihak ketiga dan zakat digunakan sesuai peruntukan pemberi hibah, sumbangan pihak ketiga dan ketentuan penyaluran zakat. 2) Penganggaran lain-lain pendapatan gampong yang sah bersumber dari hasil kerjasama dengan pihak ketiga berdasarkan kontrak/kesepakatan kerjasama yang akan disusun atau telah disusun antara pemerintah gampong dengan pihak ketiga dengan menerapkan prinsip kehatihatian guna menjamin kemungkinan realisasinya. 3) Penganggaran lain-lain pendapatan gampong yang sah bersumber dari bantuan perusahaan berdasarkan komitmen perusahaan telah diatur atau berdasarkan realisasi penerimaan tahun sebelumnya. 2. Belanja Gampong. Berdasarkan ketentuan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014, Dana Gampong dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan. Belanja gampong yang bersumber dari dana gampong diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat guna mencapai tujuan pembangunan gampong yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat gampong dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui: a. Pembangunan Gampong. 1) pemenuhan kebutuhan dasar, meliputi: a) kegiatan pengembangan pos kesehatan desa dan polindes; b) kegiatan pengelolaan dan pembinaan posyandu; dan c) kegiatan pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini. 2) pembangunan sarana dan prasarana gampong, meliputi: a) pembangunan dan pemeliharaan jalan gampong; b) pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; c) pembangunan dan pemeliharaan embung gampong; d) pembangunan energi baru dan terbarukan; e) pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; f) pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala gampong; g) pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier; h) pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; dan i) pengembangan sarana dan prasarana produksi di gampong. 3) pengembangan potensi ekonomi local, meliputi: a) pendirian dan pengembangan BUMG; b) pembangunan dan pengelolaan pasar gampong dan kios gampong;

9 c) pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik gampong; d) pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan; e) pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan gampong; f) pembuatan pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan; g) pengembangan benih lokal; h) pengembangan ternak secara kolektif; i) pembangunan dan pengelolaan energi mandiri; j) pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu; k) pengelolaan padang gembala; l) pengembangan gampong wisata; dan m) pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan. 4) pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan, meliputi: a) pemanfataan komoditas tambang mineral bukan logam, antara lain zirkon, kaolin, zeolit, bentonit, silika (pasir kuarsa), kalsit (batu kapur/gamping), felspar dan intan; b) pemanfaatan komoditas tambang batuan, antara lain onik, opal, giok, agat, topas, perlit, toseki, batu sabak, marmer, granit, kalsedon, rijang (chert), jasper, krisopras, garnet dan potensi komoditas tambang batuan lainnya; c) budidaya rumput laut; d) pengelolaan hutan milik gampong; dan e) pengelolaan sampah. b. Pemberdayaan Masyarakat. Penggunaan dana gampong yang bersumber dari APBN untuk Pemberdayaan Masyarakat Gampong terutama untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan dengan pencapaian target RPJMG dan RKPG setiap tahunnya, diantaranya dapat mencakup: 1) peningkatan kualitas proses perencanaan gampong; 2) mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUMG maupun oleh kelompok usaha masyarakat gampong lainnya; 3) pembentukan dan peningkatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat gampong; 4) pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat gampong; 5) penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat; 6) dukungan terhadap kegiatan gampong dan masyarakat pengelolaan hutan gampong dan hutan Kemasyarakatan; dan 7) peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui: a) kelompok usaha ekonomi produktif; b) kelompok perempuan; c) kelompok tani; d) kelompok masyarakat miskin; e) kelompok nelayan;

10 f) kelompok pengrajin; g) kelompok pemerhati dan perlindungan anak; h) kelompok pemuda; dan i) kelompok lain sesuai kondisi gampong. Belanja gampong untuk membiayai kegiatan prioritas tersebut, minimal dianggarkan 80% (delapan puluh perseratus) dari sumber dana gampong. Pemerintah gampong menetapkan target capaian kinerja setiap belanja program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung, sehingga hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolak ukur dan target kinerjanya. A. Kelompok Belanja Penyelenggaraan Pemerintahan. a. Belanja Pegawai. 1) Penganggaran penghasilan tetap keuchik dan perangkat gampong dianggarkan pada pos belanja pegawai dengan mengacu pada Peraturan Bupati tentang penghasilan tetap keuchik dan perangkat gampong tahun anggaran berjalan. Dalam hal peraturan bupati tentang penghasilan tetap tahun berjalan belum terbit, maka penganggaran penghasilan tetap keuchik, perangkat gampong mengacu pada pagu anggaran tahun sebelumnya. Penganggaran penghasilan keuchik dan perangkat gampong bersumber dari Alokasi Dana Gampong. 2) penganggaran pendapatan tunjangan tuha peut gampong dianggarkan pada pos belanja pegawai mengacu pada Peraturan Bupati tentang tunjangan tuha peut gampong tahun berjalan, Dalam hal Peraturan Bupati tentang tunjangan tuha peut gampong belum terbit, penganggaran tunjangan tuha peut gampong mengacu pada pagu anggaran tahun sebelumnya. b. Insentif Unsur Pelaksana Gampong. 1) penganggaran pendapatan lainnya keuchik dan perangkat gampong dianggarkan pada pos belanja insentif unsur pelaksana gampong. 2) insentif unsur pelaksana gampong didasarkan pada analisis basis kinerja yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati, dengan memperhatikan kemampuan keuangan gampong bersangkutan. c. Operasional Perkantoran. 1) belanja peralatan dan mesin yang dibutuhkan untuk menunjang operasional pemerintahan gampong seperti alat tulis kantor, biaya penggandaan, biaya makanan dan minuman, biaya perjalanan dinas dan lain sebagainya dianggarkan dalam kelompok operasional perkantoran pos belanja barang dan jasa, dengan ketentuan memenuhi azas kepatutan dan kelayakan.

11 2) belanja peralatan dan mesin dikelompokkan dalam belanja barang dan jasa, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu nilai manfaat kurang dari 12 (dua belas) bulan atau nilainya kurang dari Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) per satuan atau belanja yang direncanakan untuk dihibahkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat. 3) dalam hal belanja peralatan dan mesin yang nilai manfaatnya melebihi 12 (dua belas) bulan atau nilai satuannya lebih dari Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) dianggarkan pada kelompok belanja modal. d. Operasional Tuha Peut Gampong. 1) belanja peralatan dan mesin yang dibutuhkan untuk menunjang operasional tuha peut gampong seperti alat tulis kantor, biaya penggandaan, biaya makanan dan minuman, biaya perjalanan dinas dan lain sebagainya dianggarkan dalam kelompok operasional tuha peut gampong pos belanja barang dan jasa, dengan ketentuan memenuhi azas kepatutan dan kelayakan. 2) belanja peralatan dan mesin dikelompokkan dalam belanja barang dan jasa, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu nilai manfaat kurang dari 12 (dua belas) bulan atau nilainya kurang dari Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) per satuan atau belanja yang direncanakan untuk dihibahkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat. 3) dalam hal belanja peralatan dan mesin yang nilai manfaatnya melebihi 12 (dua belas) bulan atau nilai satuannya lebih dari Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) dianggarkan pada kelompok belanja modal. e. Operasional Dusun. 1) belanja peralatan dan mesin yang dibutuhkan untuk menunjang operasional dusun seperti alat tulis kantor, biaya penggandaan, biaya makanan dan minuman, biaya perjalanan dinas dan lain sebagainya dianggarkan dalam kelompok operasional tuha peut gampong pos belanja barang dan jasa, dengan ketentuan memenuhi azas kepatutan dan kelayakan. 2) belanja peralatan dan mesin dikelompokkan dalam belanja barang dan jasa, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu nilai manfaat kurang dari 12 (dua belas) bulan atau nilainya kurang dari Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) per satuan atau belanja yang direncanakan untuk dihibahkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat. 3) dalam hal belanja peralatan dan mesin yang nilai manfaatnya melebihi 12 (dua belas) bulan atau nilai satuannya lebih dari Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) dianggarkan pada kelompok belanja modal.

12 Besarnya penganggaran belanja penyelenggaraan pemerintahan gampong untuk membiayai kegiatan belanja pegawai, insentif unsur pelaksana gampong, operasional perkantoran dan operasional dusun tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 dan didanai dari sumber PAG, ADG dan Bagi Hasil PDRD. f. belanja penyelenggaraan pemerintahan gampong lainnya. 1) belanja penyelenggaraan pemerintahan gampong lainnya dapat dianggarkan dalam struktur APBG sebagaimana tercantum pada lampiran Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 30 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Gampong. 2) belanja penyelenggaraan pemerintahan gampong lainnya bersumber dari PAG, ADG dan Bagi Hasil PDRD dan Dana Gampong. 3) dana gampong untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan gampong lainnya dengan ketentuan tidak melebihi 20% (dua puluh perseratus) dari total pagu dana gampong berkenaan. B. Kelompok Belanja Pembangunan Gampong. Seluruh belanja gampong dalam rangka pembangunan gampong dianggarkan dalam kelompok belanja pembangunan gampong seperti yang telah diuraikan diatas dan kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi gampong. a. Belanja Barang dan Jasa. 1) Belanja pembangunan yang dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan dan memenuhi kriteria belanja barang dan jasa dikelompokkan dalam belanja barang dan jasa seperti upah pekerja, honorarium pelaksana/pengelola, alat tulis kantor, dokumentasi, penggandaan dokumen dan lainnya. 2) Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan gampong, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat dilakukan secara swakelola, penganggaran belanja pengelolaan kegiatan maksimum 6% (enam perseratus) dari nilai belanja modal, sementara apabila melalui penunjukan langsung, pemilihan langsung atau pelelangan umum, maksimal dianggarkan 2,5% (dua koma lima perseratus) dari nilai pekerjaan/belanja modal. Belanja pengelolaan kegiatan terdiri dari: a) honorarium pelaksana/pengelola; dan/atau b) belanja perencanaan; c) pengawasan; dan/atau d) pelaporan. b. Belanja Modal. 1) Belanja pembangunan yang dialokasikan untuk bahan dan material pembangunan dan memenuhi kriteria belanja modal untuk kebutuhan pembangunan dikelompokkan dalam belanja modal seperti semen, besi, kerikil dan lain sebagainya.

13 2) Pajak dan biaya lainnya dalam rangka perolehan belanja modal diakumulasikan dalam belanja modal bersangkutan. C. Kelompok Belanja Pembinaan Kemasyarakatan. a. Seluruh belanja gampong dalam rangka pembinaan kemasyarakatan gampong dianggarkan dalam kelompok belanja pembinaan kemasyarakatan gampong pos belanja barang dan jasa seperti pelatihan dan pendidikan dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, penyuluhan hukum, penerapan keistimewaan Aceh dan syariat Islam. b. Belanja pembangunan yang dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembinaan kemasyarakatan gampong dan memenuhi kriteria belanja barang dan jasa dikelompokkan dalam belanja barang dan jasa seperti upah pekerja, honorarium pelaksana/pengelola, alat tulis kantor, dokumentasi, penggandaan dokumen dan lainnya. c. Penganggaran honorarium pelaksana/pengelola kegiatan maksimum 5% (lima perseratus) dari pagu anggaran/nilai kegiatan. D. Kelompok Belanja Pemberdayaan Masyarakat. Seluruh belanja gampong dalam rangka pemberdayaan masyarakat gampong dianggarkan dalam kelompok belanja pemberdayaan masyarakat pos belanja barang dan jasa seperti yang telah diuraikan diatas dan kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi gampong. Belanja gampong yang dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan memenuhi kriteria belanja barang dan jasa dikelompokkan dalam belanja barang dan jasa seperti upah pekerja, honorarium pelaksana/pengelola, alat tulis kantor, dokumentasi, penggandaan dokumen dan lainnya. Penganggaran honorarium pelaksana/pengelola maksimum 5% (lima perseratus) dari pagu anggaran/nilai pekerjaan/kegiatan. E. Kelompok Belanja Tak Terduga. Penganggaran belanja tak terduga dimaksudkan untuk mengantisipasi keadaan darurat dan atau keadaan luar biasa, seperti dikarenakan bencana alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana, wabah dan lain sebagainya. Pagu anggaran belanja tak terduga mengacu pada potensi ancaman munculnya keadaan darurat dan atau keadaan luar biasa atau berdasarkan pagu anggaran tahun sebelumnya, dengan memperhatikan azas kepatutan dan kewajaran. 3. Surplus/Defisit APBG. a. Surplus atau defisit APBG adalah selisih antara anggaran pendapatan gampong dengan anggaran belanja gampong. b. Dalam hal APBG diperkirakan surplus, dapat digunakan untuk pembiayaan pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo, penyertaan modal (investasi) daerah, pembentukan dana cadangan.

14 c. Dalam hal APBG diperkirakan defisit, pemerintah gampong menetapkan penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut, yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan gampong. d. Pemerintah gampong sedapat mungkin menghindari belanja yang melampui batas defisit APBG, maksimum batas defisit sebesar 1% (satu perseratus) dari APBG. 4. Pembiayaan Gampong. a. Penerimaan Pembiayaan. 1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran tahun anggaran sebelumnya dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada tahun anggaran berjalan yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. 2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai qanun gampong tentang pembentukan dana cadangan. b. Pengeluaran Pembiayaan. 1) Penyertaan modal pemerintah gampong pada BUMG dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan Qanun tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam Qanun tentang penyertaan modal. 2) Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha mikro kecil, pemerintah gampong dapat melakukan penyertaan modal dan/atau penambahan modal kepada koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam milik gampong sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3) Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah kabupaten harus menetapkan terlebih dahulu qanun kabupaten tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran. c. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan. 1) Pemerintah gampong menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) tahun anggaran bersaldo nol. 2) Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan APBG menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah gampong harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.

15 3) Dalam hal perhitungan SILPA tahun berjalan negatif, pemerintah gampong melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya. III. Teknis Penyusunan APBG. Dalam menyusun APBG, pemerintah gampong dan tuha peut gampong harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Keuchik dan TPG wajib menyetujui bersama rancangan Qanun Gampong tentang APBG paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran. Keuchik dan TPG yang tidak menyetujui bersama rancangan Qanun Gampong tentang APBG tahun anggaran berjalan sebelum dimulainya tahun anggaran berjalan, dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan. Dalam membahas rancangan Qanun tentang APBG antara Keuchik dengan TPG wajib mempedomani RKPG dan Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK) untuk mendapat persetujuan bersama. 2. Substansi DURK mencerminkan prioritas pembangunan gampong yang dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai. 3. Rancangan Qanun APBG yang telah disetujui bersama disampaikan kepada Bupati melalui tim pembina kecamatan untuk dievaluasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam hal rancangan Qanun APBG tidak sesuai dengan ketentuan perundangundangan, maka tim pembina kecamatan berkewajiban mengembalikan kepada pemerintah gampong dan TPG untuk diperbaiki sebagaimanamestinya. 4. Dalam hal rancangan Qanun APBG dianggap telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tim pembina kecamatan meneruskan rancangan qanun APBG kepada Bupati melalui tim pembina kabupaten untuk memperoleh persetujuan Bupati. 5. Dalam hal tim pembina kabupaten menyiapkan Peraturan Bupati tentang evaluasi rancangan qanun APBG. 6. Berdasarkan Peraturan Bupati tentang evaluasi qanun APBG, pemerintah gampong wajib memberikan klarifikasi dan memperbaiki berdasarkan rekomendasi yang tertuang dalam Peraturan Bupati yang bersangkutan sebelum ditetapkan qanun APBG. 7. Qanun APBG yang telah ditetapkan, wajib disampaikan kepada Bupati. 8. Pemerintah Gampong dapat membuat penjabaran APBG dengan Peraturan Keuchik untuk memudahkan di dalam pelaksanaannya. 9. Format Peraturan Keuchik tentang Penjabaran APBG sama dengan Qanun APBG, namun dicantumkan lebih rinci mengenai lokasi, volume dan harga satuan biaya/belanja. IV. Ketentuan Lain-lain 1. Dalam hal terjadi surplus/defisit dalam anggaran tahun berkenaan dapat dilakukan dengan perubahan APBG sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 30 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Gampong.

16 2. Dalam hal terjadi surplus/defisit dalam anggaran tahun berkenaan sebelum diterbitkannya Qanun Qampong tentang Perubahan APBG, dapat dilakukan melalui mekanisme pergeseran anggaran dengan ketentuan telah mendapat persetujuan bersama dengan Tuha Peut Gampong. 3. Perubahan APBG dilaksanakan dengan memperhatikan kemungkinan terealisasinya pelaksanaan program-program kegiatan yang direncanakan dalam Perubahan APBG.

17 B. FORMAT PERATURAN KEUCHIK TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG KEUCHIK GAMPONG... KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN KEUCHIK GAMPONG... NOMOR... TAHUN TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG... KECAMATAN... KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEUCHIK GAMPONG..., Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 4 Qanun Gampong... Kecamatan... Kabupaten Aceh Timur Nomor... Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong... Kecamatan... Kabupaten Aceh Timur Tahun Anggaran 20..., perlu menetapkan Peraturan Keuchik Gampong... tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong... Kecamatan... Kabupaten Aceh Timur Tahun Anggaran ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggarakan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

18 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Peyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558); 12. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pemerintahan Gampong (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011 Nomor 11);

19 13. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor... Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur Tahun Anggaran (Lembaran Kabupaten Aceh Timur Tahun 20...Nomor...); 14. Qanun Gampong... Nomor... Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong... Tahun Anggaran (Lembaran Kabupaten Aceh Timur Tahun 20...Nomor...); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEUCHIK TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG... KECAMATAN... KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN ANGGARAN Pasal 1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong... Tahun Anggaran 2015, sebagai berikut: 1. Pendapatan a. Pendapatan Asli Gampong Rp. b. Bagi Hasil Pajak Rp. c. Bagi Hasil Retribusi Rp. d. Bagian Dana Perimbangan Keuangan Kabupaten Rp. e. Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota dan Gampong Lainnya Rp. f. Hibah Rp. g. Sumbangan Pihak Ketiga Rp. 2. Belanja a. Belanja Langsung 1) Belanja Pegawai Rp. 2) Belanja Barang dan Jasa Rp. 3) Belanja Modal Rp. Jumlah Belanja Langsung Rp. b. Belanja Tidak Langsung 1) Belanja Pegawai/ Penghasilan Tetap Rp. 2) Belanja Hibah Rp. 3) Belanja Bantuan Sosial Rp. 4) Belanja Bantuan Keuangan Rp. 5) Belanja Tidak Terduga Rp. Jumlah Belanja Tidak Langsung Rp. 3. Pembiayaan a. Penerimaan Rp. b. Pengeluaran Jumlah Pembiayaan Netto Rp. Rp. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp.

20 Pasal 2 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong... Tahun Anggaran 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, dirinci lebih lanjut dalam lampiran Peraturan ini dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 3 Peraturan Keuchik ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Keuchik ini dengan penempatannya dalam Berita Gampong. Ditetapkan di... pada tanggal M H KEUCHIK GAMPONG..., Diundangkan di... pada tanggal M H... SEKRETARIS DESA GAMPONG...,... BERITA GAMPONG... TAHUN NOMOR...

21 LAMPIRAN PERATURAN KEUCHIK GAMPONG... NOMOR : TAHUN : TENTANG : PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG... KECAMATAN... KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN ANGGARAN PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA GAMPONG... KECAMATAN... KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN ANGGARAN KODE REKENING URAIAN ANGGARAN (Rp.) KETERANGAN PENDAPATAN 1 1 Pendapatan Asli Gampong Hasil Usaha Sewa Lahan Tambak Sewa Kios Gampong Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong Lain-lain Pendapatan Asli Gampong yang sah 1 2 Pendapatan Transfer Dana Gampong Bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah Kabupaten/Kota Alokasi Dana Gampong Bantuan Keuangan Bantuan Provinsi Bantuan Kabupaten/Kota 1 3 Pendapatan Lain lain Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat Hibah dari Badan Usaha Swasta Hibah dari Masyarakat Lain-lain Pendapatan Gampong yang sah JUMLAH PENDAPATAN 2 BELANJA 2 1 belanja Penyelenggaraan Pemerintahan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Belanja Pegawai: - Penghasilan Tetap Keuchik dan Perangkat Keuchik, 1 org x 12 bln Sekretaris Desa, 1 org x 12 bln Kepala Urusan, 3 org x 12 bln Kepala Dusun, 3 org x 12 bln Kepala Seksi, 3 org - Tunjangan Keuchik dan Perangkat Keuchik, 1 org x 12 bln Sekretaris Desa, 1 org x 12 bln Kepala Urusan, 3 org x 12 bln Kepala Dusun, 3 org x 12 bln Kepala Seksi, 3 org

22 Tunjangan TPG Ketua, 1 org x 12 bln Wakil Ketua, 1 org x 12 bln Sekretaris, 1 org x 12 bln Anggota, 8 org x 12 bln Insentif unsur pelaksana gampong Keuchik dan perangkat gampong Khatib Masjid, 1 org x 12 bln Imeum Gampong, 1 org x 12 bln Imeum Masjid, 1 org x 12 bln Bilal Masjid, 1 org x 12 bln Operasional Perkantoran Belanja Barang dan Jasa - Alat Tulis Kantor - Benda POS/Materai, dsb - Pakaian Dinas dan Atribut - Pakaian Dinas - Alat dan Bahan Kebersihan - Perjalanan Dinas - Pemeliharaan gedung/kantor dan peralatan lainnya - Air, Listrik, dan Telepon - Honor Honorarium Bendahara, 1 org x 12 bln Insentif Bendahara, 1 org x 12 bln - Belanja Makanan dan Minuman Rapat, 1 tahun Belanja Modal - Komputer + Printer, 1 Rp ,- - Meja dan Kursi - Mesin TIK - Laptop, 1 Rp , Operasional TPG Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggandaan - Konsumsi Rapat - dst Operasional Dusun - dst. 2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Gampong Pembangunan Parit Dusun Pendidikan, 600 m Belanja Barang dan Jasa: - Upah Kerja, 600 Rp ,- - Belanja Pengelolaan Kegiatan: a. Honor Tim Pelaksana Kegiatan b. belanja perencanaan dan/atau c. belanja pengawasan dan d. belanja pelaporan - Bahan dan Peralatan : Papan Mal, 30 Rp ,- Kayu uk 1x2, 25 Rp ,- Paku, dst Belanja Modal: - Semen, 600 Rp ,- - Pasir, 120 Rp ,- - Kerikil, 120 Rp ,-

23 Pengadaan Tarup/Teratak, 1 unit Belanja Barang dan Jasa: - Upah Kerja, 1 Rp ,- - Belanja Pengelolaan Kegiatan: a. Honor Tim Pelaksana Kegiatan b. belanja perencanaan dan/atau c. belanja pengawasan dan d. belanja pelaporan - Bahan dan Peralatan: bahan dan peralatan yang mendukung kegiatan Belanja Modal: - Besi Pendirian Usaha Warung Serba Ada Belanja Modal: - Berbagai jenis barang dagangan Pembangunan Doorsmeer, 1 unit Belanja Barang dan Jasa: - Upah Kerja, 1 Rp ,- - Belanja Pengelolaan Kegiatan: a. Honor Tim Pelaksana Kegiatan b. belanja perencanaan dan/atau c. belanja pengawasan dan d. belanja pelaporan - Bahan dan Peralatan: bahan dan peralatan yang mendukung kegiatan Belanja Modal: - Semen, 30 Rp ,- - Pasir, 4 Rp ,- - Kerikil, 3 Rp , Perluasan Kantor Keuchik, 1 unit Belanja Barang dan Jasa: - Upah Kerja, 1 Rp ,- - Belanja Pengelolaan Kegiatan: a. Honor Tim Pelaksana Kegiatan b. belanja perencanaan dan/atau c. belanja pengawasan dan d. belanja pelaporan - Bahan dan Peralatan : Papan Mal, 10 Rp ,- Lain-lain kebutuhan penunjang Belanja Modal: - Semen, 100 Rp ,- - Pasir, 20 Rp ,- - Kerikil, 8 Rp ,- - Besi 9mm, 52 Rp ,- - Besi 5 mm, 64 Rp ,- - Kawat Ikat, 5 Rp ,- - Batu Bata, Rp. 510,- - Kayu 2x3, 42 Rp ,- - Kayu 2x2, 65 Rp ,- - Kusen Pintu, 5 Rp ,- - Pintu Panel, 5 Rp ,- - Seng 7 kk, 4 Rp ,- - Rabong Seng, 6 Rp ,- - Kalsibot, 28 Rp ,-

24 Keramik, 60 Rp ,- - Kunci Pintu, 5 Rp ,- - Paku Seng, 6 Rp ,- - Paku, 10 Rp ,- - Kloset WC, 1 Rp ,- - Cat Tembok, 50 Rp ,- - Cat Minyak, 10 Rp ,- - Papan Lesplang, 8 Rp ,- - Paku Plafon, 1 Rp ,- - Tanah Timbun, 30 Rp , Pembangunan Plat Beton 1,5 m x 5 m, 1 unit Belanja Barang dan Jasa: - Upah Kerja, 1 Rp ,- - Belanja Pengelolaan Kegiatan: a. Honor Tim Pelaksana Kegiatan b. belanja perencanaan dan/atau c. belanja pengawasan dan d. belanja pelaporan - Bahan dan Peralatan : Papan Mal, 3 Rp ,- Paku, 2 Rp ,- Tripleks 6mm, , Belanja Modal: - Semen, 15 Rp ,- - Pasir, 4 Rp ,- - Kerikil, 3 Rp ,- - Besi 12 mm, 20 Rp ,- - Besi 8 mm, 10 Rp ,- - Kawat Ikat, 2 Rp ,- 2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Pembangunan Pos Keamanan Lingkungan Belanja Barang dan Jasa: - Upah Kerja, 1 Rp ,- - Belanja Pengelolaan Kegiatan: a. Honor Tim Pelaksana Kegiatan b. belanja perencanaan dan/atau c. belanja pengawasan dan d. belanja pelaporan - Bahan dan Peralatan : bahan dan peralatan yang mendukung kegiatan Belanja Modal: - Kayu 2x3, 30 Rp ,- - Papan, 30 Rp ,- - Paku, 5 Rp ,- - Seng 7 kaki, 1 Rp ,- - Rabung Seng, 2 Rp ,- - Cat Tembok, 5 Rp ,- - Cat Minyak, 2 Rp ,- 2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Pelatihan Keuchik Gampong dan Perangkat Belanja Barang dan Jasa: - Honor pelatih - Konsumsi - Bahan pelatihan - dst

25 Kegiatan Pemberian Santunan Sosial bagi Kaum Dhuafa Belanja Barang dan Jasa: - Bantuan Rehabilitasi Rumah Dhuafa, 6 Rp ,- - Bantuan Beasiswa Anak Tak Mampu, 54 Rp , Kegiatan Pengajian Gampong, 6 kali Belanja Barang dan Jasa: - Honor Narasumber, 6 org x 11 bln Rp ,- - Belanja Makanan dan Minuman, 6 kali x 11 Rp , Kegiatan Pemberdayaan Tim Penggerak PKK Belanja Barang dan Jasa: - Honor Narasumber, - dst. 2 5 Bidang Tak Terduga Kegiatan Kejadian Luar Biasa Belanja Barang dan Jasa: - - Honor tim - - Konsumsi - - Obat-obatan - - dst Kegiatan JUMLAH BELANJA SURPLUS/DEFISIT 3 PEMBIAYAAN 3 1 Penerimaan Pembiayaan SILPA Pencairan Dana Cadangan Hasil Kekayaan Gampong Yang dipisahkan JUMLAH (RP) 3 2 Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Gampong JUMLAH (RP)

26 C. FORMAT BERITA ACARA PERSETUJUAN BERSAMA PERGESERAN ANTAR RINCIAN OBJEK BELANJA BERITA ACARA PERSETUJUAN BERSAMA PERGESERAN ANGGARAN BELANJA APARATUR GAMPONG. KECAMATAN TAHUN ANGGARAN 2015 Nomor.. Kami yang bertanda tangan dibawah ini, telah setuju melakukan penyesuaian/ pergeseran APBG Gampong Kecamatan.. Tahun Anggaran 20..., atas kegiatan belanja aparatur gampong, sebagaimana terlampir. Demikian berita acara ini diperbuat, untuk dipergunakan seperlunya. Yang Bertanda Tangan,..,.. Ketua Tuha Peut, Keuchik, Nama Jelas Nama Jelas Turut Menyetujui: 1... Anggota Tuha Peut Gampong Anggota Tuha Peut Gampong Anggota Tuha Peut Gampong Anggota Tuha Peut Gampong 4.

27 Contoh Lampiran Berita Acara Persetujuan Bersama Pergeseran Antar Rincian Objek Belanja LAMPIRAN PERSETUJUAN BERSAMA PERGESERAN ANGGARAN BELANJA APARATUR GAMPONG BLANG NISAM TAHUN ANGGARAN 2015 KODE REKENING URAIAN SEBELUM (Rp.) SESUDAH (Rp.) SELISIH LEBIH/ KURANG (Rp) KETERANGAN BELANJA 2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong Penghasilan Tetap dan Tunjangan , , Belanja Pegawai: , , Penghasilan Tetap Keuchik Gampong dan , ,00 ( ,00) Perangkat Keuchik, 1 org x 12 Rp , , ,00 - Khatib Masjid, 3 org x 12 Rp , , ,00 ( ,00) Imeum Gampong, 1 org x 12 Rp , , ,00 ( ,00) Imeum Masjid, 3 org x 12 Rp , , ,00 ( ,00) Bilal Masjid, 4 org x 12 Rp , , ,00 ( ,00) Kepala Urusan, 3 org x 12 Rp , , ,00 - Kepala Dusun, 5 org x 12 Rp , , , Tunjangan Keuchik Gampong dan Perangkat , ,00 - Keuchik, 1 org x 12 Rp , , ,00 - Sekretaris Desa, 1 org x 12 Rp , Kepala Urusan, 3 org x 12 Rp , , ,00 - Kepala Dusun, 5 org x 12 Rp , , , Tunjangan TPG , , ,00 Ketua, 1 org x 12 Rp , ,00 - ( ,00) Ketua, 1 org x 6 Rp , , ,00 Ketua, 1 org x 6 Rp , , ,00 Wakil Ketua, 1 org x 12 Rp , ,00 - ( ,00) Wakil Ketua, 1 org x 6 Rp , , ,00 Wakil Ketua, 1 org x 6 Rp , , ,00 Sekretaris, 1 org x 12 Rp , ,00 - ( ,00) Sekretaris, 1 org x 6 Rp , , ,00 Sekretaris, 1 org x 6 Rp , , ,00 Anggota, 8 org x 12 Rp , ,00 - ( ,00) Anggota, 8 org x 6 Rp , , ,00 Anggota, 8 org x 6 Rp , , ,00 - Insentif unsur pelaksana gampong , , ,00 Khatib Masjid, 3 org x 6 Rp , , ,00 Imeum Gampong, 1 org x 6 Rp , , ,00 Imeum Masjid, 3 org x 6 Rp , , ,00 Bilal Masjid, 4 org x 6 Rp , , ,00 Ketua TPG, 1 org x 12 Rp , ,00 - ( ,00) Ketua TPG, 1 org x 6 Rp , , ,00 Ketua TPG, 1 org x 6 Rp , , ,00 Wakil Ketua TPG, 1 org x 12 Rp , ,00 - ( ,00) Wakil Ketua TPG, 1 org x 6 Rp , , ,00 Wakil Ketua TPG, 1 org x 6 Rp , , ,00