GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JANUARI-JUNI 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JANUARI-JUNI 2012"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JANUARI-JUNI 2012 Agus Wisudawan A.W (1), Prasojo Pribadi (2), Puspita Septi D (3) Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Tidar Kota Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari 120 resep yang mengandung antihipertensi periode Januari-Juni Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34,2% penderita hipertensi adalah usia tahun. Penderita hipertensi lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan persentase 61,7%. Captopril merupakan item obat yang paling banyak digunakan dengan persentase 36,9%. 43,6% dari obat antihipertensi yang digunakan merupakan golongan ACE inhibitor. Kombinasi antara ACE inhibitor dengan diuretik merupakan kombinasi antihipertensi yang paling sering digunakan. 87,2% obat antihipertensi yang digunakan merupakan obat generik. Kata Kunci: Gambaran penggunaan, Antihipertensi. Abstract The Overview of Antihypertensive Use on Outpatient in Internist Polyclinic of Tidar Public Hospital Magelang in The Period Of January-June This study was aimed to know the overview of antihypertensive use on outpatient in internist polyclinic of Tidar public hospital in Magelang. This was a descriptive study with data taken retrospectively from 120 prescriptions containing antihypertensive drugs in the period of January-June The results showed that 34,2% of hypertension sufferers were aged years. The number of female hypertension sufferers is bigger than male sufferers, with the percentage of 61,7%. Captopril was the most widely used drug with the percentage of 36,9%. 43,6% of antihypertensive drugs used were the ACE inhibitor. The combination of ACE inhibitor and a diuretic is the most frequently used combination of antihypertensive with the percentage of 37%. 87,2% of antihypertensive drugs used were generic drugs. Keywords: Usage overview, Antihypertensive. 1

2 PENDAHULUAN Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the sillent killer 1. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah diastolik lebih besar dari 90 mmhg dan tekanan darah sistolik 140 mmhg 2. Hipertensi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup dan peningkatan resiko stroke, penyakit jantung koroner, dan penyakit organ target lainnya seperti retinopati dan gagal ginjal 3. Menurut World Health Organization (WHO) dan the Internal Society of Hypertension (ISH), saat ini di seluruh dunia terdapat 600 juta penderita hipertensi dan setiap tahunnya 3 juta diantaranya meninggal 1. Prevalensi hipertensi hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju 4. Di Indonesia, menurut laporan nasional riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007, prevalensi nasional hipertensi pada penduduk usia >18 tahun adalah sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi 5. Prevalensi kasus hipertensi esensial di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 1,96%. Terdapat tiga kota dengan prevalensi sangat tinggi diatas 10%, yaitu Kota Magelang (22,41%), Kota Salatiga (10,18%), dan Kota Tegal (10,36%) 6. Berdasarkan angka kesakitan rawat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Tidar Kota Magelang tahun 2011, angka kesakitan terbanyak adalah hipertensi dengan jumlah pasien sebanyak 3648 orang 7. Hipertensi bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit, dan atau penggunaan obat jangka panjang 8. Penanganan dasar dari hipertensi terdiri dari penanggulangan overweight (bila ada) dengan diet, pembatasan konsumsi garam serta peningkatan aktivitas fisik. Selain tindakan secara umum tersebut, pada hipertensi yang lebih berat perlu ditambahkan obatobat antihipertensi untuk menormalkan tekanan darah. Untuk penanganan hipertensi, WHO merekomendasikan lima jenis obat dengan daya hipotensif dan efektivitas kurang lebih sama, yaitu diuretika tiazid, beta-blockers, antagonis-ca, ACE-inhibitors dan Angiotensin-II receptorblockers 9. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pengambilan data dilakukan dengan metode retrospektif terhadap data sekunder yang berupa resep di poliklinik penyakit dalam RSUD Tidar Kota Magelang periode Januari-Juni Sampel dalam penelitian ini adalah semua resep yang mengandung obat antihipertensi di poliklinik penyakit dalam RSUD Tidar Kota Magelang periode Januari-Juni 2012 sebanyak 120 sampel. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Tidar Kota Magelang. Pengambilan data 2

3 dilaksanakan pada bulan Januari Data yang diperlukan dicatat, yaitu meliputi usia pasien, jenis kelamin, dan obat-obat antihipertensi yang digunakan. Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengolahan untuk analisis. Data yang sudah dianalisis kemudian dilakukan pembahasan karakteristik pasien yang meliputi umur dan jenis kelamin serta gambaran penggunaan obat yang meliputi item obat, penggolongan obat, obat generik dan non-generik, serta kombinasi obat. Selanjutnya diambil kesimpulan tentang bagaimana gambaran penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Tidar Kota Magelang periode Januari-Juni HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Pasien Berdasarkan data yang diperoleh, jenis kelamin dan usia pasien penderita hipertensi disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Usia pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Tidar Kota Magelang Januari-Juni 2012 Usia Pasien Jumlah Persentase tahun 12 10% tahun 30 25% tahun 41 34,2% 60 tahun 37 30,8% Total % Tabel 2. Distribusi pasien penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-Laki 46 38,3% Perempuan 74 61,7% Total % Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa kelompok usia tahun mempunyai jumlah terbesar sebagai penderita hipertensi dengan persentase 34,2%, kemudian diikuti oleh kelompok usia 60 tahun dengan persentase 30,8%, kelompok usia tahun dengan persentase 25%, dan kelompok usia tahun dengan persentase 10%. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya, tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya usia. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi 55 tahun yang tadinya mempunyai tekanan darah normal adalah 90% 10. Tekanan darah juga meningkat sesuai usia akibat dari bertambahnya pengapuran atau pengerasan pembuluh darah. Pembuluh darah yang dindingnya sudah mengeras mengakibatkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dinding yang lebih elastis 9. Sebagian besar pasien mempunyai tekanan darah prehipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada usia diantara dekade ketiga dan dekade kelima 8. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa pasien penderita hipertensi 3

4 yang lebih besar jumlahnya adalah pasien perempuan dengan jumlah pasien 74 orang dan persentase 61,7% sedangkan pasien laki-laki berjumlah 46 orang dengan persentase 38,3%. Sampai dengan usia 55 tahun, lakilaki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding lakilaki yang menderita hipertensi 8. Wanita premenopause memiliki risiko dan kejadian hipertensi yang lebih rendah dibandingkan laki-laki dengan usia sama tetapi keuntungan ini untuk wanita secara bertahap menghilang setelah menopause 11. Perubahan hormonal setelah menopause dapat meningkatkan resiko penyakit degeneratif seperti hipertensi. Hasil penelitian tentang pengaruh menopause terhadap tekanan darah menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause tekanan sistolik lebih tinggi 4-5 mmhg dari pada wanita premenopause 10. Alasan untuk perbedaan gender dalam tingkat tekanan darah adalah multifaktorial dan belum sepenuhnya dipahami. Ada beberapa hipotesis termasuk peran potensial dari hormon seks, sistem reninangiotensin, stres oksidatif, endotelin, berat badan dan aktivasi simpatik. Fungsi protektif estrogen dapat menunda munculnya penyakit kardiovaskuler tahun pada wanita dibandingkan dengan lakilaki. Estrogen meningkatkan kadar angiotensinogen, dan menurunkan kadar renin, aktivitas angiotensinconverting enzyme (ACE), densitas reseptor angiotensin AT-1 dan produksi aldosteron. Kadar endotelin dan stres oksidatif meningkat setelah menopause, dan dapat mempengaruhi tekanan darah melalui peningkatan reabsorpsi natrium dan vasokonstriksi. Obesitas dan kelebihan berat badan meningkat lebih banyak pada wanita postmenopause dibandingkan pria, dan ini berkaitan dengan risiko hipertensi dan kematian yang lebih besar daripada laki-laki pada usia yang sama Gambaran Penggunaan Obat a. Berdasarkan item obat Dalam penelitian terdapat 12 macam item obat antihipertensi yang digunakan di RSUD Tidar Kota Magelang selama periode Januari- Juni Item obat antihipertensi yang digunakan disajikan dalam gambar berikut ini. Tabel 3. Penggunaan antihipertensi berdasarkan item obat Item Obat Jumlah Persentase Hidroklorotiazid 24 12,3% Furosemide 14 7,2% Captopril 72 36,9% Lisinopril 11 5,6% Ramipril 2 1% Amlodipin 29 14,9% Nifedipin 11 5,6% Valsartan 12 6,2% Irbesartan 6 3,1% Bisoprolol 11 5,6% Klonidin 2 1% Metildopa 1 0,5% Total % Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 12 macam item obat yang 4

5 digunakan dengan total item yang digunakan berjumlah 195, antihipertensi yang paling sering digunakan adalah captopril dengan jumlah pemakaian 72 dan persentase 36,9%. Sedangkan metildopa merupakan antihipertensi yang paling sedikit digunakan dengan jumlah pemakaian 1 dan persentase 0,5%. Captopril merupakan salah satu antihipertensi dari golongan ACEinhibitor yang pertama ditemukan 12. Captopril dapat digunakan pada hipertensi ringan sampai sedang, baik secara tunggal maupun kombinasi dan hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain, gagal jantung kongestif, setelah infark miokard, serta nefropati diabetik (mikroalbuminuria lebih dari 30 mg/hari) pada diabetes tergantung insulin 13. Captopril bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin-i menjadi angiotensin-ii sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya sekresi aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium 12. Metildopa adalah antihipertensi dari golongan agonis alfa-2 adrenergik. Metildopa jarang digunakan dalam terapi hipertensi karena obat ini merupakan antihipertensi lini kedua. Pemakaiannya yang terbatas dikarenakan oleh sering timbulnya efek samping. Selain itu, metildopa lebih sering digunakan pada pengobatan hipertensi pada kehamilan 12. b. Berdasarkan golongan obat Secara umum terdapat 8 golongan obat yang digunakan untuk terapi hipertensi. Dalam penelitian terdapat 6 golongan obat antihipertensi yang digunakan. Tabel berikut ini menunjukkan penggunaan antihipertensi berdasarkan golongan obatnya. Tabel 4. Penggunaan antihipertensi berdasarkan golongan obat Golongan Obat Jumlah Persentase Diuretik 38 19,5% ACE-Inhibitor (ACEI) 85 43,6% Calcium-Channel Blockers (CCB) 40 20,5% Angiotensin-II Receptor Blockers 18 9,2% (ARB) Beta-Blockers (BB) 11 5,6% Agonis Alfa-2 Adrenergik (AA2A) 3 1,5% Total % Berdasarkan Tabel 4, dari 195 obat yang digunakan, 38 obat merupakan golongan diuretik, 85 obat termasuk golongan ACE-inhibitor, 40 obat termasuk golongan CCB, 18 obat termasuk golongan ARB, 11 obat merupakan golongan beta-blockers, dan 3 obat termasuk golongan agonis alfa-2 adrenergik. Dari data tersebut, antihipertensi golongan ACEI merupakan golongan obat yang paling sering digunakan dengan persentase 43,6%. 5

6 ACEI bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin-i menjadi angiotensin II, dimana angiotensin-ii adalah vasokonstriktor poten yang juga merangsang sekresi aldosteron 8. Selain itu, ACEI menurunkan resistensi perifer tanpa diikuti refleks takikardia. Obat golongan ini tidak hanya efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang tinggi, tetapi juga pada hipertensi dengan renin normal maupun rendah. Hal ini karena ACEI menghambat degradasi bradikinin yang mempunyai efek vasodilatasi. ACEI juga diduga berperan menghambat pembentukan angiotensin-ii secara lokal di endotel pembuluh darah 12. ACEI terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Obat ini juga menunjukkan efek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga sangat baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia dan obesitas. Obat ini juga sering digunakan untuk mengurangi proteinuria pada sindrom nefrotik dan nefropati diabetik. Selain itu, ACEI juga sangat baik untuk hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit jantung koroner 12. ACEI tidak mempunyai banyak efek samping seperti pada diuretik dan beta-blocker 3. Pengobatan dengan ACEI memberikan hasil pengurangan yang signifikan pada semua penyebab kematian. Karena tingginya prevalensi hipertensi, penggunaan ACEI dapat memberikan keuntungan penting dalam menyelamatkan nyawa 14. Antihipertensi lain yang sering digunakan adalah antihipertensi golongan CCB dengan persentase 20,5%. CCB bekerja dengan menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan otot jantung sehingga terjadi relaksasi 12. Hal ini akan menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah 3. Efek antihipertensi dari CCB berhubungan dengan dosis, bila dosis ditambah maka efek antihipertensi semakin besar dan tidak menimbulkan efek toleransi. CCB tidak dipengaruhi asupan garam sehingga berguna bagi orang yang tidak mematuhi diet garam. Menurut beberapa studi penggunaan CCB dalam hipertensi secara umum tidak berbeda dalam efektivitas, efek samping, atau kualitas hidup dibandingkan dengan obat antihipertensi lain. Ditinjau dari mortalitas, tidak ada perbedaan bermakna antara CCB, diuretik, dan ACEI dalam pengobatan hipertensi. CCB mempunyai efek tambahan yang menguntungkan pasien. CCB dan ACEI lebih baik dari diuretik dan beta-blocker dalam mengurangi kejadian hipertrofi ventrikel kiri yang merupakan risiko independen pada hipertensi, selain itu CCB juga mempunyai efek proteksi vaskular 15. Obat-obat golongan CCB berguna untuk pengobatan pasien hipertensi yang juga menderita asma, diabetes, angina dan/atau penyakit vaskular perifer 2. c. Berdasarkan penggunaan obat Dalam penggunaannya, antihipertensi dapat digunakan sebagai obat tunggal ataupun dapat dikombinasikan dengan antihipertensi lain. Persentase cara penggunaan antihipertensi tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini. 6

7 Tabel 5. Cara penggunaan antihipertensi Penggunaan Obat Jumlah Persentase Tunggal 35 29,2% Kombinasi 2 Antihipertensi 54 45% Kombinasi 3 Antihipertensi 7 5,8% Kombinasi 4 antihipertensi 1 0,8% Kombinasi Antihipertensi ,2% obat lain Total % Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa cara penggunaan dengan kombinasi 2 antihipertensi sebesar 45%, untuk penggunaan antihipertensi secara tunggal sebesar 29,2%, penggunaan kombinasi antihipertensi dengan obat lain sebesar 19,2%, penggunaan dengan kombinasi 3 antihipertensi sebesar 5,8%, dan penggunaan dengan kombinasi 4 antihipertensi sebesar 0,8%. Dari data tersebut, penggunaan dengan kombinasi 2 antihipertensi adalah cara penggunaan yang paling banyak digunakan. Terapi kombinasi diperlukan pada sekitar 75% pasien dengan hipertensi. Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Dalam the Antyhipertensive and Lipid-lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial (ALLHAT) yang melakukan penelitian terhadap pasien hipertensi, diketahui hanya 26% pasien yang memiliki tekanan darah yang terkontrol dengan penggunaan obat tunggal 16. Terapi kombinasi dapat efektif pada pasien yang tidak memberikan respon terhadap monoterapi 17. Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi 20/10 mmhg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat 10. Terapi kombinasi rasional dimulai dengan pemilihan kombinasi dua obat yang menunjukkan penurunan tekanan darah yang aditif dan memiliki tolerabilitas yang baik 16. Dalam penelitian, diporeleh data penggunaan kombinasi antara 2 antihipertensi yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 6. Kombinasi 2 antihipertensi Kombinasi Obat Jumlah Persentase ACEI-Diuretik 20 37% ACEI-CCB 11 20,4% ACEI-BB 5 9,3% Diuretik-CCB 6 11,1% Diuretik-ARB 1 1,9% Diuretik-BB 1 1,9% CCB-ARB 7 13% CCB-AA2A 2 3,7% CCB-CCB 1 1,9% Total % Berdasarkan Tabel 6 diketahui penggunaan kombinasi antara ACEI dengan diuretik sebesar 36,9%, kombinasi ACEI dengan CCB sebesar 20,4%, kombinasi CCB dengan ARB sebesar 13%, kombinasi diuretik dengan CCB sebesar 11,1%, kombinasi ACEI 7

8 dengan beta-blocker sebesar 9,3%, kombinasi CCB dengan agonis alfa2- adrenergik sebesar 3,7%, kombinasi diuretik dengan ARB sebesar 1,9%, kombinasi diuretik dengan betablocker sebesar 1,9%, dan kombinasi CCB dengan CCB sebesar 1,9%. Baru-baru ini, the American Society of Hypertension (ASH) mengeluarkan hasil studi pada terapi kombinasi yang membagi kombinasi 2 obat ke dalam 3 kategori, yaitu kategori 'pilihan', 'diterima' dan kategori 'kurang efektif'. Klasifikasi ini didasarkan pada efikasi dalam menurunkan tekanan darah dan tolerabilitas 18. Berikut ini adalah tabel rekomendasi kombinasi obat antihipertensi. Tabel 7. Rekomendasi kombinasi obat dalam hipertensi Kategori Kombinasi Obat Pilihan Diterima Kurang Efektif ACE inhibitor Diuretik ARB Diuretik ACE inhibitor CCB ARB CCB Beta-blocker Diuretik CCB (dihidropiridin) Betablocker CCB Diuretik Renin inhibitor Diuretik Renin inhibitor ARB Diuretik Tiazid Diuretik Hemat Kalium ACE inhibitor ARB ACE inhibitor Beta-Blocker ARB Beta-blocker CCB (nondihidropiridin) Beta-blocker Kombinasi antara ACEI dengan diuretik adalah kombinasi antihipertensi yang paling banyak digunakan. Berdasarkan Tabel 7 kombinasi ACEI dengan diuretik merupakan kombinasi kategori pilihan. Kombinasi ACEI dengan diuretik memberikan efek sinergistik dan sekitar 85% pasien tekanan darahnya dapat terkendali dengan kombinasi ini 12. Kombinasi antara ACEI dengan diuretik tiazid dosis rendah dapat menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif. Diuretik akan mengurangi volume intravaskular sehingga mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Dengan adanya ACEI akan terjadi kontraregulasi yang meghambat pengaktifan sistem tersebut sehingga menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif. Berdasarkan pada keamanan, efikasi, dan kinerja yang menguntungkan dalam uji jangka panjang tersebut maka kombinasi ACEI dengan diuretik dosis rendah dikategorikan sebagai kombinasi pilihan 18. Kombinasi lain yang banyak digunakan adalah kombinasi antara ACEI dengan CCB. Kombinasi ini juga termasuk dalam kombinasi kategori pilihan. Dalam Aziza (2008) disebutkan bahwa CCB paling baik dikombinasikan dengan ACEI. Kombinasi ACEI dengan CCB menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif. ACEI dapat meningkatkan tolerabilitas dari CCB. ACEI juga dapat menetralkan efek samping edema perifer pada penggunaan CCB sebagai monoterapi 19. Dalam the Avoiding Cardiovascular events through Combination in Patients Living with Systolic Hypertension yang melakukan penelitian terhadap pasien hipertensi dengan risiko tinggi, kombinasi ACEI dengan CCB dapat menurunkan risiko infark myocard, kejadian stroke, dan 8

9 kematian akibat penyakit kardiovaskular 18. Dalam penggunaannya, antihipertensi juga seringkali dikombinasikan dengan obat lain untuk penyakit penyerta hipertensi. Kombinasi tersebut disajikan dalam tabel dan gambar berikut. Tabel 8. Kombinasi antihipertensi dengan obat lain Kombinasi Obat Jumlah Persentase Antihipertensi + Antidiabetik 20 87% Antihipertensi + Antilipemik 1 4,3% Antihipertensi + Obat Penyakit 1 4,3% Jantung Koroner Antihipertensi + Obat Post 1 4,3% Stroke Total % Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa obat antihipertensi paling banyak dikombinasikan dengan obat antidiabetik dengan persentase 87%. Kombinasi lain, yaitu antihipertensi dengan obat antilipemik, antihipertensi dengan obat penyakit jantung koroner dan antihipertensi dengan obat post stroke dengan persentase masing-masing 4,3%. d. Berdasarkan jenis obat generik dan non-generik Dalam penelitian, antihipertensi yang digunakan dalam terapi terdapat dalam 2 jenis obat, yaitu antihipertensi generik dan antihipertensi non-generik. Penggunaan kedua jenis antihipertensi tersebut disajikan dalam tabel dan gambar berikut. Tabel 9. Penggunaan antihipertensi generik dan non-generik Penggolongan Jumlah Persentase Generik ,2% Non-generik 25 12,8% Total % Berdasarkan Tabel 9, dari 195 item obat yang digunakan diketahui bahwa 170 obat merupakan antihipertensi generik dan 25 obat merupakan antihipertensi nongenerik. Hal ini menunjukkan antihipertensi generik lebih banyak digunakan dengan persentase 87,2% daripada antihipertensi non-generik dengan persentase 12,8%. Penggunaan obat generik dengan persentase yang lebih besar ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tahun 2010, Menteri Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK /Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Dalam pasal 4 peraturan tersebut menyebutkan adanya kewajiban dokter yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas, dan Rumah Sakit Umum Daerah untuk selalu menuliskan resep obat generik dalam memberi resep kepada pasien baik untuk diambil di apotek atau di luar fasilitas pelayanan 9

10 kesehatan. Namun dalam kondisi tertentu terdapat pengecualian yaitu apabila sediaan obat generik belum tersedia. Di dalam pasal 8 disebutkan apabila obat generik belum tersedia maka dokter di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dapat mengganti resep obat generik dengan dengan obat generik bermerek 20. KESIMPULAN Dari penelitian tentang gambaran penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Tidar Kota Magelang periode Januari-Juni 2012 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan usia, penderita hipertensi paling banyak ditemui pada usia tahun. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lebih banyak diderita oleh pasien perempuan. Berdasarkan item obat, captopril adalah antihipertensi yang paling banyak digunakan. Golongan ACE-Inhibitor merupakan antihipertensi yang paling banyak digunakan. Kombinasi 2 antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antara ACE-Inhibitor dengan diuretik. Berdasarkan kombinasi dengan obat lain, antihipertensi paling banyak dikombinasikan dengan antidiabetik. Berdasarkan jenis obat generik dan non-generik menunjukkan bahwa obat generik paling banyak digunakan. DAFTAR ACUAN 1. Rahajeng, E., Tuminah, S., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia, Artikel Penelitian, Majalah Kedokteran Indonesia, 59(12): Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2, Widya Medika, Jakarta, Neal, M.J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, WHO, 2003, World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertension (ISH) Statement on Management of Hypertension, Journal of Hypertension, 21: Anonim, 2008, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 6. Anonim, 2011a, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang. 7. Anonim, 2011b, Profil Pelayanan RSUD Tidar Kota Magelang 2011, Sub Bagian Program dan Evaluasi RSUD Tidar Kota Magelang, Magelang, 1-5, Anonim, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 10

11 9. Tjay, T.H., Rahardja, K., 2008, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, PT. Elex Media Computindo, Jakarta, Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black, H.R., Chusman, W.C., Green, L.A., and Joseph L.I., 2003, The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, National Institute of Health, U.S. Department of Health and Human Services, USA. 11. Gudmundsdottir, H., Høieggen, A., Stenehjem, A., Waldum, B., Os, I., 2012, Hypertension in Women: Latest Findings and Clinical Implications, Ther Adv Chronic Dis, 3(3): Nafrialdi, 2007, Antihipertensi dalam Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 13. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 14. Van Vark, L.C., Bertrand, M., Akkerhuis, K.M., Brugts, J.J., Fox, K., Mourad, J.J, Boersma, E., 2012, Angiotensin- Converting Enzyme Inhibitors Reduce Mortality in Hypertension: a Meta-analysis of Randomized Clinical Trials of Renin-Angiotensin-Aldosterone System Inhibitors Involving Patients, Eur Heart J. 15. Aziza, L., 2008, Peran Antagonis Kalsium dalam Penatalaksanaan Hipertensi, Majalah Kedokteran Indonesia, 57(8): Gradman, A.H., 2012, Strategies for Combination Therapy in Hypertension, Curr Opin Nephrol Hypertens, 20(5): Taddei, S., Bruno, R.M., Ghiadoni, L., 2011, The Correct Administration of Antihypertensive Drugs According to the Principles of Clinical Pharmacology, Am J Cardiovasc Drugs, 11(1): Gradman, A.H., Basile, J.N., Carter, B.L., Bakris, G.L., 2010, Combination Therapy in Hypertension, J Am Soc Hypertens, 4(2): Sever, P.S., Messerli, F.H., 2011, Hypertension Management 2011: Optimal Combination Therapy, Eur Heart J. 20. Anonim, 2010b, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK /Menkes/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 11

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG Heni Lutfiyati*, Fitriana Yuliastuti, Arrum Khotimah Prodi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi telah menjadi penyebab kematian yang utama dari 57,356 penduduk Amerika, atau lebih dari 300,000 dari 2.4 milyar total penduduk dunia pada tahun 2005. Selebihnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling umum melanda dunia. Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat, karena dapat mempengaruhi resiko penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Pasien Hipertensi di Puskesmas Kraton dan Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antihipertensi yang dapat mempengaruhi penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. 1 Tekanan darah secara fisiologis dapat naik dan turun mengikuti siklus

Lebih terperinci

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi atau lebih dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmhg dan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh

Lebih terperinci

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang, secara khusus bagi masyarakat Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VII, 2003). Diagnosis hipertensi seharusnya didasarkan pada minimal tiga kali pengukuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VII, 2003). Diagnosis hipertensi seharusnya didasarkan pada minimal tiga kali pengukuran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih dan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih ( The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita penyakit diabetes mellitus di seluruh dunia meningkat dengan cepat. International Diabetes Federation (2012) menyatakan lebih dari 371 juta jiwa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan faktor resiko yang telah diketahui untuk Cardiovascular Disease (CVD) dan progresi penyakit ginjal. Proteinuria umumnya terjadi pada pasien

Lebih terperinci

Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013

Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013 65 Artikel Penelitian Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013 Bagus Sedayu 1, Syaiful Azmi 2, Rahmatini 3 Abstrak Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan menyimpulkan bahwa faktor diurnal dan nokturnal (siang dan malam) mempengaruhi ritme sirkadian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PERIODE JANUARI-MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Winni Aditiya 1 ;Amaliyah Wahyuni 2 ; Rony 3 Menurut WHO (2011) Hipertensi

Lebih terperinci

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : ISSN : March 2017

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : ISSN : March 2017 GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : 49-56 ISSN : 2442-8744 March 2017 PROFIL PENGGUNAAN OBAT PASIEN HIPERTENSI ESENSIALDI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH I LAGALIGO KABUPATEN LUWU TIMUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritik A.1. Hipertensi a. Definisi : Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah 140 mmhg (tekanan sistolik) dan atau 90 mmhg (tekanan darah

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DEVI AMBARRINI WAHYUNINGTIYAS K100110011 FAKULTAS

Lebih terperinci

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2 INTISARI PROFIL PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DI PUSKESMAS NOPEMBER BANJARMASIN Tria Shinta 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Dreiyani Abdi M 3 Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien Penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien stoke akut di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda

Lebih terperinci

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan

Lebih terperinci

GAMBARAN DESKRIPTIF POLA PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2013

GAMBARAN DESKRIPTIF POLA PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2013 GAMBARAN DESKRIPTIF POLA PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2013 Putu Yunita Primasari 1, I Gusti Ayu Artini 2 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas 1 Kesehatan Rawat Jalan pada Tahun 2015 dengan Metode ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin F 1, Syahrul N 2,3

Lebih terperinci

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh MONITORING EFEKTIVITAS TERAPI DAN EFEK-EFEK TIDAK DIINGINKAN DARI PENGGUNAAN DIURETIK DAN KOMBINASINYA PADA PASIEN HIPERTENSI POLIKLINIK KHUSUS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh YUANITA

Lebih terperinci

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19 Volume 14 Nomor 2 19 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI FASILITAS KESEHATAN RAWAT JALAN PADA TAHUN 2015 DENGAN METODE ATC/DDD Dika P. Destiani 1, Rina S 1., Eli H 1, Ellin

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO Widarika Santi Hapsari *, Herma Fanani Agusta Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan sangat serius saat ini. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003 mengklasifikasikan

Lebih terperinci

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE 2015 Norlia Hidayati 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Erveni Aulia 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg (JNC7, 2003). Peningkatan tekanan darah yang

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SARIO

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SARIO STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SARIO Benedicta I. Rumagit, Jody A. Pojoh, Vanessa N. Manampiring Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Abstrak : Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung seperti infark miokard, stroke, gagal jantung dan kematian. Menurut JNC-VII, hampir satu milyar orang

Lebih terperinci

OBAT ANTI HIPERTENSI

OBAT ANTI HIPERTENSI OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah

Lebih terperinci

Diajukan oleh RA Oetari

Diajukan oleh RA Oetari ANALISIS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP HIPERTENSI DENGAN DIABETES DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DENGAN METODE ATC/DDD Tesis Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi. INTISARI GAMBARAN PELAYANAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI OBAT ANTIHIPERTENSI DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Halimatus Sa diah 2 ; Ratih

Lebih terperinci

The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure

The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure Pembimbing : dr. Dasril Nizam, Sp. PD Disusun oleh : Isnan Wahyudi 1102009145 Judul asli : The Prevalence and Prognosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tersering tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah dengan membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Transisi

Lebih terperinci

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg (Kabo,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN DAN OBAT SALAH PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah Beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain usia, riwayat hipertensi, dan aktivitas atau pekerjaan. Menurut tabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Hipertensi a. Definisi Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di antara penyakit-penyakit neurologi yang terjadi pada orang dewasa, stroke menduduki rangking pertama baik pada frekuensinya maupun pada pentingnya (emergensi) penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi baik pada negara maju maupun negara berkembang. Menurut klasifikasi JNC VII

Lebih terperinci

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 00 DAN 0 NASKAH PUBLIKASI Oleh: PUPUT DYAH ANDRIANI K 0807 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 Yetti O. K, Sri Handayani INTISARI Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum di jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis pada sistem sirkulasi dan

Lebih terperinci

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia saat ini adalah penyakit gagal jantung (Goodman and Gilman, 2011). Menurut data WHO 2013 pada tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014 EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : AYU ANGGRAENY K 100110010 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Obat Antihipertensi di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit PMI Bogor: Perbandingan Cost Effectiveness dan Kualitas Hidup Pasien

Analisis Penggunaan Obat Antihipertensi di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit PMI Bogor: Perbandingan Cost Effectiveness dan Kualitas Hidup Pasien JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 214, hlm. 29-215 ISSN 1693-1831 Vol. 12, No. 2 Analisis Penggunaan Obat Antihipertensi di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit PMI Bogor: Perbandingan Cost Effectiveness

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERSETUJUAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... ABSTRAK... ABSTRACT... RINGKASAN... SUMMARY...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan penyakit yang berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup dan sering diderita manusia di belahan dunia yang dapat menyebabkan komplikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : YULI ERNAWATI K100080045 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan

Lebih terperinci

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) PENDAHULUAN Mengenai pencegahan ini ada sedikit perbedaan mengenai definisi pencegahan yang tidak terlalu mengganggu. Dalam konsensus yang mengacu ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Proporsi kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk

Lebih terperinci

An Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung

An Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung An Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung Disampaikan pada acara Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. 1 Dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD ABSTRAK IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Alfisah Fatrianoor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi menjangkiti kira-kira 50 juta penduduk United State dan kirakira 1 milyar penduduk belahan dunia lain. Data terakhir dari Framingham Heart Study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran

Lebih terperinci