TUGAS UTS SEJARAH AL-QUR AN MULAI TURUN-NYA SAMPAI MENJADI MUSHAF SEKARANG. Mata Kuliah Pengantar Al-Qur an. Dosen Pengampu : Achmad Lutfi M.

Transkripsi

1 TUGAS UTS SEJARAH AL-QUR AN MULAI TURUN-NYA SAMPAI MENJADI MUSHAF SEKARANG Mata Kuliah Pengantar Al-Qur an Dosen Pengampu : Achmad Lutfi M.SI Nama Jurusan Fakultas Mk : Esa gung Gumelar : Tafsir Hadits/ B : Ushuluddin : Pengantar Al-Qur an FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI KOTA CIREBON

2 Turunnya Qur an Allah menurunkan qur an kepada Rasul kita Muhammad untuk memberikan petunjuk kepada manusia. Turunnya qur an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Turunnya Qur an yang pertama kali pada malam lailatul qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunya Qur an yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengagetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada di balik itu. Raslullah tidak menerima risalah agung ini sekaligus, dan kaumnya pun tidak pula puas dengan risalah tersebut karena kesombongan dan permusuha mereka. Oleh karena itu wahyu pun turun berangsur-angsur untuk menguatkan hati Rasul dan menghiburnya serta mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian samapai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-nya. Turunnya Qur an sekaligus Allah berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia : ش ھ ر ر م ض ان ال ذ ي أ ن ز ل ف یھ ال ق ر آن ھ د ى ل لن اس و ب ی ن ات م ن ال ھ د ى و ال ف ر ق ان Waktu yang ditetapkan Allah sebagai hari wajib puasa itu adalah bulan Ramadan yang sangat tinggi kedudukannya dalam pandangan Allah. Di bulan itu Allah menurunkan al-qur'ân sebagai petunjuk bagi semua manusia menuju jalan kebenaran melalui keterangan-keterangan yang jelas sebagai pengantar menuju kebajikan dan pembatas antara yang benar (haqq) dan yang palsu (bâthil). (Al-Baqarah :2:185) إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ی ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkan al- Qur'ân pada malam kemuliaan (lailatulkadar, laylat al-qadr) dan kehormatan. (Q.s ad-dukhan 44:3). ketiga ayat diatas itu tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi adalah malam lailatul qadar dengan bulan ramdhan. Tetapi ayat tersebut beretentangan dengan kejadian nyata yang terjadi pada zaman rasulullah saw, yang dimana Qur an turun kepadanya selama 23 tahun. Dalam

3 hal ini para ulama memiliki 2 madzhab pokok yaiutu ; 1. Pendapat Ibn Abbas dan sejumlah ulama serta yang diadikan pegangan oleh umumnya ulama yang dimaksud dengan turuunnya Al-Qur an dalam 3 ayat diatas adalah turunnya Al-Qur an langsung ke Baitul Izzah dilangit dunia agar para malaikat menghormati kebesaranya. Kemudian sesudah Al-Qur an diturunkan kepada Rasulullah Saw secara bertahap selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak ia diutus samapai wafat. 2. Pendapat yang diriwayatkan oleh asy-sya bi bahwa yang dimaksud dengan turunnya Qur an dalam ke 3 ayat tersebut adalah permulaan turunnya Al-Qur an kepada Rasulullah Saw. Sejak mulai malam Lailatul Qadar dibulan ramadhan yang merupakan bulan yang diberkahi.kemudian sesudah Al-Qur an diturunkan kepada Rasulullah Saw secara bertahap selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sebab yang demikian dinyatakan oleh Al-Qur an : و ق ر آن ا ف ر ق ن اه ل ت ق ر أ ه ع ل ى الن اس ع ل ى م ك ث و ن ز ل ن اه ت ن ز یلا Artinya : Al-Qur'ân ini telah Kami turunkan secara berangsur-angsur dalam waktu yang cukup lama agar kamu membacakannya secara perlahan-lahan kepada umat manusia, supaya mereka dapat memahaminya. Kami telah menurunkannya sebagian demi sebagian secara pasti, tanpa ada suatu keraguan sedikit pun di dalamnya. (Q.S.Al-Isra :17:106). Permulaan turunnya al-qur an pada malam qadar, tanggal 17 ramadhan tahun ke 40 dari kelahiran Nabi Muhammad saw. Bertepatan tanggal 06 Agustur 610 M, sewaktu sedang berkhilwat di dalam Gua Hira di atas jabal Nur sebelah utara kota Mekah. Masa turunnya Al-Qur an dari permulaan hingga akhir menurut para ulama selama 22 tahun 2 bulan 22 hari ada pula yang berpendapat selama 23 tahun. Disini juga ada perbedaan pendapat tentang lama waktu Nabi Muhammad saw tinggal dimekah setelah diangkat menjadi Rasul, apakah selama 10 tahun atau 13 tahun atau15 tahun. Menurut hasil penelitian sejarah menyebutkan, bahwa lama Nabi tinggal dimekah adalah 12 tahun 5 bulan dan 13 hari, mulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun 40 kelahiran Nabi samapai awal bulan Rabiulawal 54. Sedang mengenai lama Nabi tinggal di madinah, menurut Imam As-Syuthi adalah selama 10 tahun atau 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari Rabiul awal tahun 45 samapi tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 atau 10H. Jadi Nabi Muhammad menerima wahyu selama kurang lebih 23 tahun yaitu 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah.

4 A. Periodesasi turunnya Al-Qur an Periodesasi Al-Qur an terbagi dalam dua periode yaitu : 1. Periode Mekkah, yaitu periode dimana Nabi Muhammad saw, masih tinggal dimekah yang menurut para ulama ahli tahkiq selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung mulai turun pertama tanggal 17 Ramadhan tahun 41 kelahiran Nabi saw. Periode ini kurang lebih 19/30 dari jumlah seluruh isi Al-Qur an, yang terdiri dari 90 surat yang mencangkup ayat 2. Periode Madinah, yaitu periode dimana Nabi saw, tinggal di Madinah yang menurut para ulama selama 9 bulan lebih 9 hari, terhitung dari awal Rabiul awal tahun 54 kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Periode ini turunlah kurang lebih 11/30 dari semua isi Al-Qur an yang terdiri dari 24 surah yang meliputi ayat. Cara turunnya wahyu kepada Nabi secara rahasia, sangat cepat dan bervariasi. Dari variasai itu terbagi menjadi 2 baik dari malaikat jibril atau tanpa perantara. 1. Melalui perantara Malaikat Jibril Wahyu yang diturunkan dengan cara ini dikenal ada dua cara yaitu : A. Malaikat jibril menapakan wajahnya atau bentuk aslinya B. Malaikat jibril menyamar sebagai seorang laki-laki yang berjubah putih. 2. Tanpa perantara (langsung) A. Melalui mimpi yang benar B. Allah berbicara langsung C. Gemericikan lonceng Tahapan turunnya Al-Qur an itu : Al-Qur an diturunkan di Lauhul Mahfudh terus dari Lauhul Mahfudh ke Baitul izzah dari Baitul izzah langsung kepada Nabi Muhammad saw. Dalam penurunnya secara berangsur-angsur atau bertahap hal ini memiliki banyak manfaat baik bagi Nabi Muhammad saw sendiria,sahabat,dan masyarakat pada masa Al-Qur an diturunkan maupun setelah diturunkan. Hikmah Turunnya Al-Qur an Secara Bertahap 1. Menguatkan atau meneguhkan hari Rasulullah s.a.w 2. Tantangan dan Mukjizat 3. Mempermudah Hafalan dan Pemahaman

5 4. Kesesuaian dengan Peristiwa-Peristiwa dan Pertahapan dalam Penetapan Hukum 5. Bukti yang pasti bahwa Al-Qur an karim diturunkan dari sisi yang maha bijaksana dan Maha Terpuji. 1. Pada masa periode di Mekah Kendati diwahyukan secara lisan, Al-Qur an sendiri secara konsisten menyebutnya sebagai kitab tertulis. Ini memberi petunjuk bahwa wahyu tersebut tercatat dalam tulisan. Pada dasarnya ayat-ayat Al-Qur an tertulis sejak awal perkembangan islam, meski yang baru lahir itu masih menderita berbagai permasalahan akibat kekejaman yang dilancarkan oleh pihak kafir Quraisy. Sahabat-sahabat yang menulis Al-Qur an pada masa periode Mekah Abdullah bin Sa d bin Abi As-Sarh Khalid bin Sa id bin al-as 2. Pada masa periode di Madinah I. Penulis Wahyu Nabi Muhammad s.a.w Pada Masa ini sudah cukup banyak informasi termasuk sejumlah nama, kurang lebih 65 sahabat yang ditugaskan Nabi s.a.w untuk bertindak sebagai penulis wahyu. Mereka adalah : Abban bin Sa id,umama,abu Ayyub Al-Ansari,Abu Bakar Ash-Shidiq,Abu Hudaifa,Abu Sufyan,Abu Salama,Abu Abbas,Ubay bin Ka ab,al-arqam,usaid bin Al-Hudaifa,Aus,Buraida,Bashir,Thabit bin Qais,Ja far bin Abi Thalib,Jahm bin Sa d,suhaim,hatib,hudaifa,husain,hanzala,huaitib,khalid bin Sa id,khalid bin Al-Walid,Az-Zubair bin Al-Awwam,Zubair bin Arqam,Zaid bin Tsabit,Sa id bin Ar-Rabi,Sa d bin Ubada,Sa id bin Sa id,shurahbil bin Hasna,Talha,Amir bin Fuhaira,Abbas,Abdullah Al-Arqam,Abdullah bin Abi Bakr,Abdullah bin Rawaha,Abdullah bin Zaid,Abdullah bin Sa d,abdullah bin Abdullah,Abdullah bin Amr,Uthman bin Affan,Uqba,Al-A la bin uqba,ali bin Abi Thalib,Umar bin Khatab Amr bin Al-as,Muhammad bin Muslama,Mu ad bin Jabal,Mu awiyah,ma n bin Adi Mu aqib bin Mughira,Mundhir,Muhajir,Yazid bin Abi Sufyan.

6 II. Nabi Mendiktekan Al-Qur an Saat wahyu turun, Nabi saw secara rutin memanggil para penulis yang ditugaskan untuk menulis ayat tersebut yaitu zaid bin tsabit. III. Tradisi penulisan Al-Qur an dikalangan sahabat Praktik penulisan Al-Qur an pada masa sahabat menyebabkan siapa yang menulis sesuatu dariku selain Al-Qur an maka ia harus menghapusnya. Beliau ingin agar Al-Qur an dan Hadits tidak ditulis. Namun para sahabat inisiatip menulis agar bisa menjaga nya seperti yang kita rasakan sekarang kalau seandainya para sahabat tidak menulisnya maka kita pasti tidak akan mengetahui kebenaran yang sebenarnya. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa pada masa beliau Al-Qur an sudah tersedia dalam bentuk tulisan. Penyusunan Al-Qur an pada zaman Nabi hanya bisa dilihat pada sejarah penyusunan Al-Qur an itu sendiri yang dimana Al-Qur an disusun oleh para sahabat contohnya Abu Bakar Ash-Sidiq beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengemban tugas yang berat tersebut yaitu menulis Al-Qur an. Abu Bakar Ash-Shidiq memilih Zaid bin Tsabit mengemban tugas yang berat tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan diantara lain : 1. Masa Muda Zaid Menunjukan Vitalitas yang tinggi 2. Beliau memiliki akhlak yang terpuji 3. Beliau memiliki kecerdasan yang tinggi 4. Belai memiliki pengalaman yang luas dan wawasan yang luas 5. Beliau adalah seorang yang bernasib mujur diantara beberapa orang sahabat yang sempat mendengar bacaan Al-Qur an malaikat Jibril bersama Nabi Muhammad SAW dibulan ramadhan. Pada zaman Abu Bakar penelitian pada mushaf begitu sangat berhati-hati dan detail,cermat,sempurna,mutawatir,dan menurut qira ah sab ah Hukum disini memiliki peranan yang sangat penting dalam penyusunan Al-Qur an dan merupakan bagian penting dar intruksi Abu Bakar pada Zaid bin Tsabit. Menurut Ibn Hajar Abu Bakar menyuruh Umar dan Ziad untuk duduk diantara pintu gerbang masjid nabawi. Jika ada orang membawa sepotong surat dari kitab Allah dengan 2 orang saksi maka tulislah. Umar sangat berperan dalam pengenalan Al-Qur an dengan melakukan pengiriman 10 sahabat ke basarah untuk mengajarkan Al-Qur an dan 3 orang ke kuffah. Selain Abu Bakar yang sangat berjasa terhadap Al-Qur an adalah Utsman bin Affan beliau adalah khalifah ke 3 yang dimana pada masa beliau penyebaran islam bertambah luas dan para qura

7 pun tersebar diberbagai wilayah. Penduduk disetiap wilayah itu mempelajari qira at pada qura yang dikirim ke wilayah mereka. Sehingga cara pembacaan diantara mereka berbeda-beda sehingga timbul berbagai permasalahan. 1. Perselisihan terhadap bacaan Sikaf Utsman bin Affan terhadap hal tersebut yaitu meminta membuat naskah mushaf hal ini karena Hudhaifa bin Al-Yaman dari perbatasan Azebaijan dan Armenia yang telah menyatukan kekuatan untuk perang. Sehingga untuk menjaga Al-Qur an Utsman meminta membuat naskah mushaf yang semata-mata berdasarkan kepada suhuf. 2. Utsman menyiapkan mushaf langsung dari suhuf Hal ini berdasarkan pada riwayat pertama Utsman memutuskan upaya dengan sungguh-sungguh untuk melacak keberadaan suhuf-suhuf dari hafsa guna mempercepat penyusunan penulisan dan memperbanyak mushaf. Sehingga dalam hal ini memerlukan alat pembantu bacaan dalam mushaf agar mudah dibaca oleh para pembaca. Oleh karena itu diadakannya pesiah surat dan pemisah ayat yang dimana kedua alat ini sangat membantu dalam pembacaan dan mengetahui jumlah ayat yang turun kepada Nabi serta Jumlah surat yang tueun kepada Nabi. Sehingga menimbulkan sikaf kepedulian yang tinggi pada diri Al-Halaj dalam pencarian letak satu persatu,1/4,1/7 dalam Al-Qur an. Tidak lama.(منا زل) kemudian sekitar abad 1 H. Mushaf dikelompokan ke dalam 7 bagian yang disebut manzil Pengelompokan ini sengaja dibuat untuk mempermudah orang yang hendak menghatamkan mushaf dalam waktu 1 minggu. Sedangkan pada abad ke 3 H muncul kesimpulan lain yang mengelompokan dalam 30 bagian (جوء) bagi mereka yang mau menghatamkan dalam waktu 1 bulan. Pembagian ini merupakan kajian yang dilahirkan oleh Al-Halaj dan telah berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk semua orang yang mau memakainya. Bermacam-macam batasan ini, diberi batasan seperti dengan menggunakan tinta emas dan perkembangan yang lainnya sudah digunakan menurut selera kemampuan setiap penulis. Tapi ini semuanya hanya seni, tidak seperti pemisah surat dan ayat yang tidak akan dibedakan disini. Banyak lagi alat bantu lainnya seperti titik dan sebagainya. Selain batasan diatas timbul juga gaya tulisan hal ini menunjukan bahwa Al-Qur an memang sangat istimewa dan indah karena selain isinya yang indah penulisanya pun juga menggnakan berbagai seni yang sengat istimewa. Mushaf yang awalnya tidak memiliki titik dan syakal, karena semata-mata didasarkan pada watak pembawaan orang-orang arab yang murni sehingga mereka tidak memerlukan syakal dalam pembacaannya. Ketika bahasa arab mulai mengalami kerusakan

8 karena banyak nya percampuran, maka para penguasa merasa penting mengadakan perbaikan pada penulisan mushaf dengan syakal,titik dan lain-lain. Yang dapat membantu pembaca untuk bisa membaca dengan benar. Para ulama berpendapat bahwa yang pertama melakukan perbaikan adalah Abul Aswad ad-du ali, peletak pertama dasar-dasar kaidah bahasa arab, atas permintaan khalifah Ali bin Abi Thalib. Diriwayatkan, konon Abul Aswad pernah mendengar seorang qari membaca firman allah hal ini ر سولھ pembacaan itu salah dalam hal kasrah pada kata ان الله بري ء من المشر كین ور سولھ mengejutkan Abul Aswad dan katanya : Maha tinggi Allah untuk meninggalkan Rasulnya. kemudian ia pergi menghadap Ziyad, Gubernur Basrah, dan katanya : Kini aku akan memenuhi permintaanmu yang pernah anda minta kepadaku. Ziyad pernah meminta untuk embuatkan tanda-tanda baca supaya orang dapat lebih mamahami Al-Qur an dengan mudah. Tetapi Abul Aswad tidak segera menyetujui permintaan tersebut, namun setelah dikejutkan dengan peristiwa tersebut beliau menyetujui. Disini ia mulai bekerja keras, dan hasilnya sampai pembuatan tanda fatah berupa satu titik diatas huruf,tanda kasrah berupa satu titik dibawah huruf, tanda dhamah berupa satu titik disela-sela huruf dan tanda sukun berupa dua titik. Sehingga sampai sekarang Mushaf yang kita baca dengan mudah. Ini merupakan usaha keras dari para ulama yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Al-Qur an.