BAB I PENDAHULUAN. kerakyatan dapat terlihat pada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kerakyatan dapat terlihat pada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor ini"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berbasis pada ekonomi kerakyatan dapat terlihat pada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian nasional maupun daerah. Hal ini dikarenakan keberhasilan dalam membangun ekonomi akan membawa dampak pembangunan di bidang-bidang lainnya, karena keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi akan berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan melakukan wirausaha, karena dengan berwirausaha dapat membuat masyarakat menjadi mandiri dan dengan berwirausaha akan membuka peluang untuk dirinya sendiri dan menarik keuntungan dari peluang yang diciptakan tersebut. Selain itu wirausaha dapat berguna untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain yang berada di sekitar usaha tersebut (Negara, 2008). Berdasarkan UU No.10/1995 tentang usaha kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha Kecil Menengah menjadi sektor andalan yang paling diminati oleh berbagai kalangan, baik daerah, pemerintah, maupun lembagalembaga swadaya masyarakat untuk menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia. 1

2 2 Urata (2000) dalam Ediraras (2010), membagi kedudukan UKM sebagai (1) pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan inovasi. Hal ini dapat tercermin dalam rencana pengembangan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan daya saing usaha kecil di dalam dokumen Program Pembangunan Nasional (Propenas) (Widyaningrum, 2004 : 118). Dalam kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil (UKM) di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi secara maksimal dalam pengelolaan usahanya. Dimana, banyak di antara mereka belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Mereka memandang bahwa, akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan dan menganggap masalah mengenai pemasaran produk, teknologi, kualitas sumber daya manusia dan permodalan yang paling utama. Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan laporan informasi akuntansi dalam kebanyakan pengelolaan usaha kecil, ditentukan oleh persepsi pengusaha kecil atas laporan informasi akuntansi. Persepsi pengusaha kecil atas laporan informasi akuntansi hanya ditentukan oleh pengalaman mereka dalam mengelola usahanya saja. Dampaknya dari diabaikannya pengelolaan keuangan mungkin tidak terlihat secara jelas, namun tanpa metode akuntansi yang efektif, usaha yang memiliki prospek untuk berhasil dapat menjadi bangkrut. Dikarenakan mereka hanya menginginkan penghasilan yang cukup besar tanpa memikirkan tindak lanjut kedepannya. Untuk itu

3 3 diperlukan adanya suatu laporan informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk mengelola berbagai macam transaksi tersebut. Informasi akuntansi memiliki peranan yang sangat penting untuk meraih keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000 dalam Pinasti 2007). Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai sebuah keberhasilan usaha sekaligus merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang digunakan oleh berbagai pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan adanya informasiinformasi tersebut, memungkinkan para pelaku usaha kecil menengah dapat mengidentifikasi dan memprediksi area-area permasalahan yang mungkin akan timbul dikemudian hari, kemudian mengambil tindakan koreksi tepat waktu. Untuk itu, penting sekali bagi pengusaha kecil untuk dapat membaca dan menafsirkan informasi akuntansi. Paling tidak, setiap pengusaha kecil dapat menghitung untung dan rugi suatu usahanya. Hal ini sesuai dengan SAK ETAP yang dikeluarkan oleh IAI tahun Abrory (2010) menyatakan, masih banyak kelemahan yang harus dihadapi oleh pemilik UKM di Indonesia, kelemahan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari manajer pemilik (Benjamin, 1990) dan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM (Muntoro, 1990). Sudarini (1992) juga membuktikan bahwa perusahaan kecil di Indonesia cendrung untuk memilih normal perhitungan (tanpa menyusun laporan keuangan) sebagai dasar

4 4 perhitungan pajak. Karena, biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan keuangan jauh lebih besar dari pada kelebihan pajak yang harus dibayar. Usaha kecil dan menengah dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya, hal ini dikarenakan prospek usaha yang menjajikan. Hal itu lah yang terjadi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Banyaknya bahan baku, ketersediaan tenaga kerja serta jalur distribusi yang sangat strategis mengakibatkan banyak masyarakat sekitar mendirikan usaha tepung tapioka. Di karenakan keuntungan yang didapatkan dari usaha Tepung Tapioka sangat besar. Permasalahan yang terjadi adalah bahwa pelaku bisnis (pemilik) UKM banyak beranggapan bahwa pembukuan (laporan keuangan) dalam usahanya adalah suatu hal yang baru. Padahal dengan adanya penerapan laporan informasi akuntansi akan memungkinkan pemilik memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistematis. Dengan adanya penerapan laporan informasi akuntansi, pemilik dapat memperhitungkan berapa keuntungan yang dapat diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak, kewajiban yang dimiliki dan sebagai pengambil keputusan. Sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi konkret keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada asumsi semata. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan laporan informasi akuntansi pada UKM memunculkan hasil yang beragam, antara lain :

5 5 1. Tingkat Pendidikan Pendidikan manajer akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang pernah diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan formal yang dimaksudkan adalah pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal antara lain sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah umum (SMU), diploma, sarjana dan pascasarjana, Hadiyahfitriyah (2006). Hal ini di dukung dengan penelitian Handayani (2011) yang menunjukkan hasil signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 2. Skala Usaha Besarnya jumlah tenaga kerja di usaha tersebut didasarkan pada jumlah karyawan yang dipekerjakan di perusahaan dengan skala pengukuran rasio. Hal ini di dukung dengan penelitian Nahar (2011) yang menunjukkan hasil positif dan signifikan terhadap informasi akuntansi dan penelitian dari Handayani (2011) yang menunjukkan hasil positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. 3. Pengalaman Usaha Mandala (2012) menyatakan bahwa semakin tinggi pengalaman seorang pengusaha maka makin sedikit pula tingkat kecacatan produksi, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas kerja dan efisiensi kerja yang akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas usaha yang dijalankan. Hal ini ditunjukkan oleh Gunawan (1995) dalam Indrawati dan Richard V.L yang menyatakan bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh positif terhadap

6 6 produktivitas tenaga kerja di industri kecil. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan hasil penelitian Nahar (2011) menyebutkan bahwa pengalaman usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pengalaman usaha tidak menentukan tingkat penggunaan informasi akuntansi. Pada manajer yang memiliki perbedaan banyak dengan manajer yang penglaman usahanya masih sedikit. 4. Masa Jabatan Pemimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut menerima tanggung jawab sebagai manajer atau pemilik perusahaan sampai penelitian ini dilakukan. Menurut penelitian Holmes dan Nicholls (1989) dalam astuti (2007) bahwa masa jabatan pemimpin perusahaan selama sepuluh tahun lebih akan cenderung mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi. Masa memimpin perusahaan merupakan masa pemimpin memperoleh pembelajaran bagaimana ia dapat mengelola perusahaan. Hal ini di dukung dengan penelitian Handayani (2011) menunjukkan hasil signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan latar belakang di atas, hal inilah yang akan menjadi gap research dalam penelitian ini, sehingga sangat menarik dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan gap research tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tingkat pendidikan pemilik, skala usaha, pengalaman usaha, dan masa jabatan berpengaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi

7 7 Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Melihat uraian tersebut di atas, maka penelitian ini akan mengambil judul tingkat pendidikan, skala usaha, pengalaman usaha dan masa jabatan berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi pada usaha kecil menengah (studi kasus pada UKM tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah, sebagai berikut : apakah tingkat pendidikan, skala usaha, pengalaman usaha dan masa jabatan berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan laporan informasi akuntansi, tingkat pendidikan, skala usaha, pengalaman usaha dan masa jabatan terhadap penerapan laporan informasi akuntansi Usaha Kecil Menengah (UKM) Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.

8 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini : 1. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menetapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh dari sumber-sumber lain sehingga bermanfaat bagi pihak yang memerlukan 2. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan bisa memberikan hasil informasi aktual tentang kondisi UKM, sehingga perguruan tinggi bisa sebagai mitra dalam program pendampingan pengelolaan keuangan UKM. 3. Bagi Usha Kecil Menengah (UKM) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan untuk lebih mengetahui besarnya manfaat pencatatan laporan akuntansi sebagai sumber informasi akuntansi yang bisa digunakan sebagai perencanaan biaya, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan bagi UKM. 4. Bagi Pemerintah Dengan penelitian ini diharapkan pemerintah akan lebih peduli lagi dengan UKM, karena dengan mengetahui pentingnya UKM dalam membantu pertumbuhan ekonomi maka pemerintah dapat meningkatkan progam-progam yang mendukung perkembangan UKM salah satunya memberikan pelatihan akuntansi pada pemilik-pemilik UKM.

9 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang paling penting dan mendasar dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan penduduk, karena pada pembangunan sekarang ini sangat diperlukan partisipasi dari penduduk yang terdidik dan terampil agar dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,dinyatakan bahwa pendidikan merupakan proses pengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan cara mendidik. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya pendidikan, tetapi tidak semua manusia dapat mengenyam pendidikan. Hal ini dikarenakan salah satu penyebabnya adalah ekonomi. Masyarakat yang ekonominya tidak mampu maka sulit untuk mendapatkan pendidikan. Apalagi tingkat pendidikan tinggi, karena untuk mencapai tingkat pendidikan tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit Skala Usaha Skala usaha merupakan kemapuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan dan berapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

10 10 akuntansi. Tingkat kompleksitas perusahaan dalam skala usahanya dipengaruhi oleh jumlah pendapatan atau penjualan, perputaran asset atau modal dan jumlah karyawan. Semakin besar skala usaha yang dilakukan, maka semakin besar pula tingkat efisiensinya Pengalaman Usaha Soejono (2010) mengatakan bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh mendua pada nilai perusahaan. Perusahaan yang lebih lama berdiri mempunyai pengalaman pada skala ekonomis, sehingga dapat menikmati kinerja yang superior dibandingkan perusahaan baru. Namun demikian, di sisi lain perusahaan yang lebih tua cenderung inersia dan kaku untuk beradaptasi sehingga menyebabkan kinerjanya lebih rendah. Penelitian Purwidianti (2008) menunjukkan bahwa pengalaman perusahaan yang diukur dari lamanya perusahaan berdiri berpengaruh terhadap kinerja perusahaan Masa Jabatan Pemimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut menerima tanggung jawab sebagai manajer atau pemilik perusahaan sampai penelitian ini dilakukan. Menurut penelitian Holmes dan Nicholls (1989) dalam astuti (2007) bahwa masa jabatan pemimpin perusahaan selama sepuluh tahun lebih akan cenderung mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi. Masa memimpin perusahaan merupakan masa pemimpin memperoleh pembelajaran bagaimana ia dapat mengelola perusahaan.

11 Usaha Kecil Menengah (UKM) Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) : 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini Kriteria Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut UU No 20 Tahun 2008 terbagi dalam dua pengertian, yakni :

12 12 1. Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 2. Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta emiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah) Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) Arifin (2005) Asian Development Bank (2001) mengatakan bahwa peran UKM penting bagi restrukturisasi industri, karena 1. UKM memberikan kontribusi bagi pertumbuhan lapangan kerja dalam kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar, dan dalam jangka panjang UKM dapat menyediakan porsi yang signifikan bagi lapangan kerja secara keseluruhan. 2. UKM dapat menolong dalam restrukturisasi dan perampingan (streamlining) dari perusahaan yang besar milik pemerintah dengan cara

13 13 memungkinkan mereka untuk melepaskan dan atau menjual aktivitas produk yang bukan inti dan dengan menyerap tenaga kerja kerja yang berlebihan. 3. UKM menyediakan perekonomian dengan fleksibilitas yang lebih baik dalam penyediaan jasa dan pembuatan dari variasi barang kebutuhan konsumen. 4. UKM meningkatkan daya saing dari marketplace dan mencegah posisi monopolistik dari berbagai perusahaan besar. 5. UKM dapat bertindak sebagai tempat pengembangan kemampuan wirausaha dan innovasi. UKM memainkan peran penting penyediaan jasa bagi komunitas masyarakat dan UKM memberikan kontribusi penting bagi program pengembangan regional. Demikian dengan di Indonesia, dimana menurut Tambunan (2002), UKM di Indonesia memberikan kontribusi bagi kesempatan kerja untuk masyarakat, dan meningkatkan PDB, d imana Tambunan menyatakan bahwa dengan jumlah penduduk yang besar dan perusahaan besar yang sedikit, maka kesempatan kerja yang ada juga sedikit dimana perusahaan perusahaan besar tidak dapat menampung semua angkatan kerja yang ada, dan angkatan kerja ini terserap oleh UKM. Data statistik yang ada menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil menunjukkan bahwa pada tahun 2000, lebih dari 66 juta orang bekerja di Usaha Kecil, atau sekitar 99,44 % dari jumlah kesempatan

14 14 kerja yang ada di Indonesia. Untuk PDB, UKM menyumbang sekitar 40 % dari total pembentukan PDB di Indonesia (Tambunan, 2002). Demikian pentingnya peranan Usaha Kecil Menengah (UKM), sehingga perlu dicarikan cara agar UKM dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan di dunia usaha. Upaya UKM untuk bertahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, mencari kesempatan untuk mengembangkan teknologi yang ada, dengan menyesuaikan dengan modal yang ada, kemudian juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerjanya di segala bidang Faktor -faktor yang Mempengaruhi Usaha Kecil Menengah (UKM) Dengan ukuran usaha yang kecil, dan tentunya fleksibilitas yang tinggi, Usaha kecil menengah memiliki berbagai kelebihan, terutama dalam segi pembentukan dan operasional. Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang sangat besar bagi bergulirnya roda ekonomi suatu negara, bukan hanya karena ia adalah benih yang memampukan tumbuhnya bisnis besar, melainkan juga karena ia menyediakan layanan tertentu bagi masyarakat yang mempunyai bisnis besar dinilai kurang efisien secara biaya Kelebihan- kelebihan Usaha Kecil Menengah (UKM) Ukuran usaha yang kecil dan tentunya fleksibilitas yang tinggi, usaha kecil menengah memiliki berbagai kelebihan, terutama dalam segi pembentukan dan operasional. UKM memiliki kontribusi yang sangat besar bagi bergulirnya roda ekonomi suatu negara, bukan hanya karena ia adalah

15 15 benih yang memampukan tumbuhnya bisnis besar, melainkan juga karena ia menyediakan layanan tertentu bagi masyarakat yang bagi bisnis besar dinilai kurang efisien secara biaya. Kelebihan- kelebihan Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah : 1. Fleksibilitas Operasional Usaha kecil menengah biasanya dikelola oleh tim kecil yang masing-masing anggotanya memiliki wewenang untuk menentukan keputusan. Hal ini membuat UKM lebih fleksibel dalam operasional kesehariannya. Kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala perubahan (misalnya: pergeseran selera konsumen, trend produk, dll.) cukup tinggi, sehingga bisnis skala kecil ini lebih kompetitif. 2. Kecepatan Inovasi Dengan tidak adanya hirarki pengorganisasian dan kontrol dalam UKM, produk-produk dan ide-ide baru dapat dirancang, digarap, dan diluncurkan dengan segera. Meski ide cemerlang itu berasal dari pemikiran karyawan bukan pemilik kedekatan diantara mereka membuat gagasan tersebut cenderung lebih mudah didengar, diterima, dan dieksekusi. 3. Struktur Biaya Rendah Kebanyakan usaha kecil menengah tidak punya ruang kerja khusus dikompleks-kompleks perkantoran. Sebagian dijalankan di rumah dengan anggota keluarga sendiri sebagai pekerjanya. Hal ini mengurangi biaya ekstra (overhead) dalam operasinya. Lebih jauh lagi, usaha menengah kecil

16 16 juga menerima sokongan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi, maupun hibah. Faktor ini berpengaruh besar bagi pembiayaan dalam pembentukan dan operasional mereka. 4. Kemampuan Fokus di Sektor yang Spesifik UKM tidak wajib untuk memperoleh kuantitas penjualan dalam jumlah besar untuk mencapai titik balik (break even point BEP) modal mereka. Faktor ini memampukan usaha kecil menengah untuk fokus di sektor produk atau pasar yang spesifik. Contohnya: bisnis kerajinan rumahan bisa fokus menggarap satu jenis dan model kerajinan tertentu dan cukup melayani permintaan konsumen tertentu untuk bisa mencapai laba. Berbeda dengan industri kerajinan skala besar yang diharuskan membayar biaya sewa gedung dan gaji sejumlah besar karyawan sehingga harus selalu mampu menjual sekian kontainer kerajinan untuk menutup biaya operasional bulanannya saja Kelemahan-kelemahan Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil Menengah (UKM) selain memiliki kelebihan juga mempunyai kekurangan yang membuat pengelolanya mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam mengelola usaha kecil menengah antara lain :

17 17 1. Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan Sebab sedikitnya jumlah pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, mereka kerap terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya, yakni: produksi, sales, dan marketing. Hal ini bisa mengakibatkan tekanan jadwal yang besar, membuat mereka tidak bisa fokus menyelesaikan permasalahan satu persatu. Tekanan semacam ini bisa muncul tiba-tiba ketika bisnis mereka memperoleh order dalam jumlah yang besar, atau beberapa order yang masuk dalam waktu hampir bersamaan. Lebih dahsyat lagi jika suatu ketika ada lembaga bisnis besar yang merasa terancam dan mulai melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya. 2. Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan Usaha skala kecil umumnya memiliki anggaran yang kecil. Akibatnya, ia kerap kali dipaksakan membagi-bagi dana untuk membiayai berbagai kebutuhan seefisien mungkin. Ketidakmampuan untuk mengumpulkan modal yang lebih besar juga memaksa usaha kecil menengah menjalankan kebijakan penghematan yang ketat, terutama untuk mencegah kekurangan pembiayaan operasional sekecil apapun. Kekurangan pembiayaan operasional yang tidak dicegah bisa mengakibatkan kebangkrutan, sebab kapasitas UKM untuk membayar hutang biasanya hampir tidak ada.

18 18 3. Kurangnya Tenaga Ahli Usaha kecil menengah biasanya tidak mampu membayar jasa tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Hal ini merupakan kelemahan usaha kecil menengah yang sangat serius. Apalagi jika dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu mempekerjakan banyak tenaga ahli. Kualitas produk barang atau jasa yang bisa dihasilkan tanpa tenaga ahli sangat mungkin berada di bawah standar tertentu. Akibatnya, kemampuan persaingan bisnis skala kecil ini di pasar yang luas bisa sangat kecil. Tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh semua jenis Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah: Mewujudkan pertumbuhan modal di tengah berbagai keterbatasan sumber daya, tanpa mengurangi kualitas produk atau layanan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu urutan atau hirarki ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai perlakuan akuntansi yang dapat dijadikan sebagai acuan pencatatan suatu transaksi. Ketentuan-ketentuan tersebut biasanya disusun dari suatu pengaturan yang merupakan ketentuan konseptual yang bersifat filosofis hingga ketentuan yang bersifat praktis dan teknis. Prinsip-prinsip tersebut biasanya digambarkan dalam bentuk bagan yang menyerupai suatu bangun rumah.

19 Pengertian Akuntansi Definisi Akuntansi Menurut Belkaoui (2011) definisi akuntansi seperti yang diberikan oleh Komite Terminologi dari American institute of Certified Public Accountants adalah : Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengiktisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksitransaksi dari kejadian-kejadian yang, paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan, dan selanjutnya menginterpretasikan hasilnya. Dalam pengertian lain menyebutkan bahwa akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan-tindakan alternative yang ada Ruang Lingkup Akuntansi Menurut Belkaoui (2011) ruang lingkup akuntansi adalah Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut Pengertian Informasi Akuntansi Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya.semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin

20 20 baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan.untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca laporan laba rugi Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul 1 Aida Nahar, Anna Widiastuti (2011) ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN JEPARA Metode Analisis Uji Statistik, Analisis Regresi Berganda Hasil Pengetahuan akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi, Skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi, Pengalaman usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi, Jenis usaha satu dengan lainnya memiliki perbedaan signifikan dalam penggunaan informasi akuntansi,ketidakpastian lingkungan tidak secara signifikan memperkuat pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi, Ketidakpastian lingkungan secara signifikan memperlemah pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi.

21 Bestari Handayani (2011) Dwi Ardy Mandala, Edy Raharja Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Usaha Kecil dan Menengah Peran Pendidikan, Pengalaman, dan Inovasi Terhadap Produktivitas Usaha Kecil Menengah Sumber: Dari Berbagai Jurnal Uji Statistik, Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear sederhan a masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi, sedangkan skala usaha dan ketaatan terhadap aturan akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi Pendidikan bepengaruh positif terhadap produktivitas Positif dan Signifikan Pengalaman Berpengaruh positif terhadap produktivitas Positif dan Signifikan Terdapat perbedaaan produktivitas antara UKM yang inovatif dan UKM yang tidak inovatif Terdapat Perbedaan Signifikan 2.2. Kerangka Konseptual Masalah yang masih sering dihadapi oleh para pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah tentang penerapan laporan akuntansi yang belum sepenuhnya maksimal. Di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, kebanyakan dari pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) tersebut

22 22 belum terlalu menyukai penerapan laporan akuntansi yang sesuai standar, karena banyak yang beranggapan bahwa pembukuan (laporan keuangan) dalam usahanya adalah suatu hal yang sulit. Mereka kurang memahami pentingnya menggunakan penerapan laporan akuntansi pada usaha mereka. Padahal dengan adanya penerapan laporan akuntansi akan memungkinkan pemilik memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistematis. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan laporan akuntansi para pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) yaitu : 1) Tingkat Pendidikan, 2) Skala usaha, 3) Pengalaman Usaha, 4) Masa Jabatan. Berdasarkan dari uraian tersebut di atas, maka dapat dibuat suatu kerangka konseptual dari pengaruh Tingkat Pendidikan, Skala usaha, Pengalaman Usaha, dan Masa jabatan terhadap penerapan laporan informasi akuntansi. Kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut: Tingkat Pendidikan (X 1) Skala Usaha (X 2) Pengalaman Usaha (X 3) Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penerapan Laporan Informasi Akuntansi (Y) Masa Jabatan (X 4) Sumber : data primer yang diolah.

23 Hipotesis Penelitian Sekaran (2009) mendefinisikan hipostesis adalah sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk peryataan yang dapat di uji. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan ringakasan hipotesis untuk faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan laporan informasi akuntansi pada UKM. Berikut ini akan diuraikan hipotesis penelitian sesuai dengan paradigma keterkaitan variabel penelitian, yaitu : i. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Penerapan Laporan Informasi Akuntansi Menurut Mandala (2012), seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan mendapatkan pekerjaan atau pendapatan yang semakin tinggi di masa yang akan dating. Hal ini dapat kita amati dari titik singgung antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi yaitu produktivitas tenaga kerja, dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi produktivitas tenaga kerja, semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat sesuai dengan teori human capital yang menerangkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di mana pendidikan berperan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Ace dan Tilaar dalam Desiderius, 2009). Pengukuran pendidikan formal yang dimaksud antara lain: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, Sarjana dan

24 24 Pasca Sarjana. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang sudah ditempuh maka semakin tinggi ilmu yang didapat, sehingga ilmu itu dapat dipraktekkan dengan baik dalam menjalakan usahanya. Dimana, Handayani (2011) dan Mandala (2012), menyatakan tingkat pendidikan pemilik berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. H1 : Diduga tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. ii. Pengaruh Skala usaha Terhadap Penerapan Laporan Informasi Akuntansi Nahar, (2011) menyatakan bahwa, skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah tenaga kerja suatu perusahaan maka semakin tinggi penggunaan informasi akuntansi, jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan dalam mengoprasionalkan usahanya, semakin besar jumlah karyawan semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Nicholls dan Holmes, 1989) dalam Handayani (2011) yang mengemukakan bahwa, skala usaha berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan informasi akuntansi. Dimana, tingkat informasi akuntansi yang disediakan tergantung pada skala usaha yang diukur dengan perputaran dan jumlah karyawan. Sehingga apabila skala usaha meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penyediaan informasi akuntansi statutory, anggaran, informasi tambahan juga meningkat.

25 25 H2 : Diduga skala usaha berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. iii. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Penerapan Laporan Informasi Akuntansi Mandala (2012) berpendapat bahwa, semakin tinggi pengalaman seorang pengusaha maka makin sedikit pula tingkat kecacatan produksi, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas kerja dan efisiensi kerja yang akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas usaha yang dijalankan. Hal ini ditunjukkan oleh Gunawan (1995) dalam Indrawati dan Richard V.L yang menyatakan bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja di industri kecil. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh positif dan signifikan. H3 : Diduga pengalaman usaha berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah. iv. Pengaruh Masa Jabatan Terhadap Penerapan laporan Informasi Akuntansi. Duh (2008) dalam Handayani (2011) mengemukakan bahwa, masa memimpin perusahaan merupakan faktor penting yang memengaruhi informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan. Masa memimpin perusahaan merupakan masa belajar seorang manajer mengelola perusahaan, semakin lama masa kepemimpinan maka semakin baik pula dalam mengelola usaha karena bertambahnya pengalaman bisnis. Dalam menjalankan usahanya pasti dibutuhkan

26 26 kemampuan untuk menggunakan informasi akuntansi agar dapat memprediksikan usahanya. Penelitian Handayani (2011) menghasilkan temuan bahwa masa memimpin berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. H4 : Diduga masa jabatan perusahaan berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah.

27 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Sugiyono (1997) menyajikan, bahwa variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. 1. Variabel dependen ( Y ) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penenlitian ini adalah : Y = Penerapan Laporan Informasi Akuntansi 2. Variabel Independen ( X ) adalah variabel yang mempengaruhi Y. Variabel yang digunakan penelitian yaitu : a. Tingkat Pendidikan (X 1 ) b. Skala usaha (X 2 ) c. Pengalaman usaha (X 3 ) d. Masa jabatan (X 4 ) Definisi operasional Definisi operasional merupakan deskripsi tentang variabel-variabel. Definisi yang diberikan kepada suatu variabel dapat dilakukan dengan memberikan arti atau memberi suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdari dari:

28 28 a. Tingkat Pendidikan (X1) UKM dipimpin langsung oleh pemilik sehingga kemampuan manajerial pemilik tercermin dari tingkat pendidikannya (Arifin, 2005). Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan pimpinan UKM maka kemampuan manajerialnya akan semakin baik. Dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka pimpinan UKM memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, misalnya sumber pendanaan alternatif yang lebih menguntungkan. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya pendidikan. b. Skala usaha (X2) Skala usaha merupakan kemapuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan dan berapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi. c. Pengalaman Usaha (X3) Menurut penelitian Purwidianti (2008) dalam Soejono (2010) menyatakan bahwa pengalaman perusahaan yang diukur dari lamanya perusahaan berdiri beerpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. umur perusahaan mempunyai pengaruh mendua pada nilai perusahaan. Perusahaan yang lebih lama berdiri mempunyai pengalaman pada skala ekonomis, sehingga dapat menikmati kinerja yang superior dibandingkan perusahaan baru. Namun demikian, di sisi lain perusahaan yang lebih tua cenderung inersia dan kaku untuk beradaptasi sehingga menyebabkan

29 29 kinerjanya lebih rendah. Manager dalam bekerja akan memperoleh pengalaman, dan semakin lama pengalaman seorang manajer maka semakin baik pula seorang menajer dalam mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi. d. Masa Jabatan (X4) Masa jabatan dihitung mulai dari awal seorang manajer itu bekerja dalam suatu perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Holmes dan Nicholls (1989), Astuti (2007) dalam Handayani (2011) menyatakan masa jabatan pemimpin perusahaan selama sepuluh tahun lebih akan cenderung mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi.. Variabel Tingkat pendidikan (x 1) Skala Usaha (x 2) Pengalaman Usaha (x 3) Masa Jabatan (x 4) Penerapan Laporan Informasi Akuntansi (Y) Sumber : Data diolah Tabel 3.1. Indikator Penelitian Indikator Pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan Kompetensi di bidang pendidikan IPK atau Ranking Jumlah karyawan Ketrampilan karyawan Peran karyawan Tingkat efektifitas kerja & efisiensi kerja Tingkat kecacatan produksi Lama pengusaha menekuni usaha Lama menjabat sebagai manager (dalam tahun) Pengalaman kerja dalam bidang ekonomi akuntansi Penyajian laporan keuangan secara wajar Penyajian yang sesuai standar Pengguanaan laporan informasi akuntansi Pengungkapan saldo untuk pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Karasteristik penyajian

30 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Disamping itu semua perlu diperhatikan, bahwa batasbatas populasi harus diketahui dan ditentukan dengan jelas dan tegas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pemilik atau manajer UKM Tepung Tapioka yang terdapat di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Sampel Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Tujuan penemuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian saja dari populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode convirience sampling. Dalam hal ini, sampel di ambil dari Usaha Kecil Menengah (UKM) Tepung Tapioka yang terdapat di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Adapun jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, Handayani (2011):

31 31 N n = N(D) Keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi D = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir Skala Pengukuran Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Yang dimaksud sikap menurut Thurstone ialah 1) pengaruh atau penolakan, 2) penilaian, 3) suka atau tidak suka, 4) kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek psikologis. Biasanya sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral, sampai ke yang paling positif dalam bentuk sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, sangat setuju. Untuk melakukan kuantifikasi maka skala tersebut kemudian diberi angka sebagai symbol dengan tujuan agar dapat dilakukan perhitungan. Umumnya pemberian kode angkanya adalah sebagai berikut : sangat tidak setuju diberi angka 1, tidak setuju diberi angka 2, tidak tahu ( netral ) diberi angka 3, setuju diberi angka 4, sangat setuju diberi angka 5. Tentunya nilai

32 32 dari angka angka tersebut relatif karena angka-angka tersebut hanya merupakan symbol dan bukan merupakan angka yang sebenarnya Skala Nominal Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek individual atau kelompok. Sebagai contoh, mengklasifikasikan jenis kelamin, agama, pekerjaan dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai label untuk melakukan identifikasi atau klasifikasi. Apabila menggunakan skala pengukuran nominal maka statistik non-parametik digunakan untuk menganalisis datanya. Hasil analisis dipresentasikan dalam bentuk persentase Skala Ordinal Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relative karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relative tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi buka berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Dengan kata lain skala ordinal merupakan skala yang mengtur objek-objek atau alternatif - alternatif sesuai dengan kekuatan hubungan yang teratur Skala Rasio Skala pengukuran rasio mempunyai semua karakteristik yang dimiliki oleh skala nominal, ordinal, dan interval. Kelebihan skala ini adalah

33 33 mempunyai nilai 0 ( nol ) empiris absolute. Nilai absolute nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadiran suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau objek tertentu dengan lainnya. Dengan kata lain skala ratio ialah skala yang memiliki kuantitas absolute, tidak relative serta nilai nol absolute ketika ada yang tidak hadir Jenis dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara. Dalam hal ini diperoleh data secara langsung dengan membagikan kuesioner atau daftar pertanyaan kepada seluruh manajer atau pemilik UKM Tepung Tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Patidan menggunakan data sekunder dari dinas-dinas yang terkait dengan penelitian dan website Metode Pengumpulan Data Kuesioner Pengajuan kuesioner ini dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini menggunakan sistem tertutup, yaitu berbentuk pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Daftar pertanyaan diberikan kepada manajer atau

34 34 pemilik UKM di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Data yang dikumpulkan meliputi : a. Identitas responden b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Studi Pustaka Merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian Metode Analisis Data Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diintrepresentasikan, dan

35 35 juga digunakan untuk memberikan gambaran mengenai data hasil dari responden, yaitu deskripsi mengenai variable-variabel penelitian yaitu tingkat pendidikan skala usaha, pengalaman usaha, dan masa jabatan Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.ghozali (2011) Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n -2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Ghozali (2009) menyatakan suatu indikator dikatakan valid, apabila n = 96 dan α = 0,05. Maka r tabel = 0,201 dengan ketentuan : Hasil r hitung > r tabel (0,201) = valid Hasil r hitung < r tabel (0,201) = tidak valid Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk variabel dikatakan reliabel, apabila memberikan nilai (Ghozali, 2011) : Cronbach Alpha> 0.70 (Nunnally,1994)

36 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel pengganggu dan residualmemiliki distribusi normal.seperti diketahui bahwa uji t dan ujif mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.kalauasumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlahsampel kecil.(ghozali, 2011). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

37 Uji Multikoloniearitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variable bebas (independen).model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikoloniearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIP). Nilai custoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoloniearitas adalah nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIP < 10 maka model regresi dikatakan bebas multikolinieritas. H0 : tidak ada autokorelasi (r=0), HA : ada autokorelasi (r 0) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glejser, jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Variabel independen yang signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikasinnya diatas tingkat kepercayaan 0.05, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

38 Uji Hipotesis Gujarat (2003) dalam Imam Ghozali (2009) menyatakan secara umum analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan / atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari Goodness of fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2009). Rumus : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan : Y : Penggunaan Laporan Akuntansi (variabel dependen) X 1 : Tingkat Pendidikan (variabel independen) X 2 : Skala Usaha (variabel independen) X 3 : Pengalaman Usaha (variabel independen) X 4 : Masa Jabatan (variabel independen) a : Konstanta. B 1 s.d B 5 : Koefisien regresi yang akan dihitung, dan e : error

39 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Responden Penelitian tentang tingkat pendidikan, skala usaha, pengalaman usaha dan masa jabatan berpengaruh terhadap penerapan laporan informasi akuntansi pada usaha kecil menengah pada UKM tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan metode convirience sampling. Jumlah responden penelitian dan kontribusi responden dari keseluruhan kuesioner yang telah disebar dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner Keterangan Jumlah Kuesioner disebar 75 Kuesioner rusak/tidak lengkap (15) Kuesioner kembali 60 Kuesioner tidak kembali - Kuesioner yang layak 60 Sumber : Data primer yang diolah Dari hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa dari hasil proses penyebaran kuesioner UKM tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Patididapat sebanyak 60 kuesioner yang layak untuk diolah, dengan demikian jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 60 responden. Dari keseluruhan responden maka akan dideskripsikan sesuai dengan kriteria-kriteria berikut :

40 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang telah diselesaikan sebagai seorang manajer pada UKM tepung tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kec. Margoyoso Kab. Pati dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keterangan Jumlah Prosentase SD SMP SMA D3/Diploma 4 7 S1/Sarjana 3 5 Total Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan deskripsi responden menurut tingkat pendidikan, dari 60 responden terlihat bahwa responden penelitian telah menempuh pendidikan terakhir SD sebanyak 16 orang, yang telah menempuh pendidikan terakhir SMP sebanyak 25 orang, telah menempuh pendidikan terakhir SMA sebanyak 12 orang, telah menempuh pendidikan terakhir D3 hanya 4 orang, dan telah menempuh pendidikan terakhir Sarjana sebanyak 3 orang. Tujuan dari pengelompokan ini untuk mengetahui tingkat pendidikan pemilik, karena berdasarkan tingkat pendidikan dimungkinkan untuk pengelolaan usaha dapat menjadi lebih baik / maju / berkembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya di negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. hanya di negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Sebab 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

Irwan Nur Kholis. Program Studi Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Email : inknurcholis@gmail.com ABSTRAK

Irwan Nur Kholis. Program Studi Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Email : inknurcholis@gmail.com ABSTRAK Tingkat Pendidikan, Skala Usaha, Pengalaman Usaha dan Masa Jabatan Berpengaruh Terhadap Penerapan Laporan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Pada UKM Tepung Tapioka di Desa Ngemplak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai dengan bulan Mei 2017, untuk menyebarkan kuisioner kepada responden, dan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah beberapa restoran di Surakarta, sampel yang digunakan yaitu Restoran Goela Klapa, Restoran Boga Bogi, Restoran Adem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan, yaitu dari bulan Desember tahun 2015 sampai dengan bulan Februari tahun 2016 untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada PT Surya Toto Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Tigaraksa Km 21 Cikupa Tangerang 15710

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi menurut Supardi (2005) dalam Amelia (2012) adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden. Penelitian yang dilakukan bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Suatu proses penelitian dapat di lakukan dengan macam-macam desain atau metode tergantung metode mana yang akan digunakan yang di anggap cocok. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penyusunan skripsi adalah pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian 1. Waktu penelitian Proses penelitian ini di awali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan di gunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap penelitian, dibutuhkan data yang akurat untuk mendukung hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap penelitian, dibutuhkan data yang akurat untuk mendukung hasil BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, lokasi, dan waktu penelitian 1. Jenis penelitian Setiap penelitian, dibutuhkan data yang akurat untuk mendukung hasil penelitian. Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen yaitu kinerja manajerial dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen. Variabel

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel,

BAB 4 METODE PENELITIAN. meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel, 33 BAB 4 METODE PENELITIAN Bab IV ini menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah explanative research. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah explanative research. Menurut 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah explanative research. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian explanasi merupakan penelitian untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat di klasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Adapun jenis penelitian yang dilakukan di PT. Harta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini di awali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor. perusahaan akan mendapatkan ketidakpastian akan hasil auditnya. Jika perusahaan mengalami lag cukup lama pada periode sebelumnya maka auditor akan mendapatkan audit fee yang lebih kecil karena auditor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober 2016. Sasaran dari penelitian ini yaitu wajib pajak bumi dan bangunan di Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan Mogot Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2016 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik terbatas maupun tidak terbatas, sedangkan sample adalah bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa proses penelitian, antara lain: pengidentifikasi masalah di lokasi penelitian, perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis penelitian dalam bentuk survey. Penelitian yang dapat menghasilkan sebuah deskripsi tentang apa yang terjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di warung makan Sari Rasa Pak Ndut, Jalan Slamet Riyadi, Nomor 159, Kartasura, Sukoharjo Solo. Pengambilan data dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 3.2 Desain penelitian Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun lokasi perusahaan tempat penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP yang berada di wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas (independent), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research). 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (2002), penelitian explanatory merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung pada awal Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016 dengan tehnik survey terhadap jemaat yang membutuhkan tata kelola keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. OBYEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris yang dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. B. JENIS DATA Umar (2005), menyatakan jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada di PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS) yang beralamat di Jl. Moh. Toha Km.1 Tangerang, Banten. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose (sengaja) yaitu Kabupaten Ngawi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasikan permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Matraman di Jalan Matraman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan

BAB III METODE PENELITIAN. uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor fungsional yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini di awali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Metode dan Jenis Penelitian Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN Metode dan Jenis Penelitian Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel BAB III METODE PENELITIAN Bagian metode penelitian menguraikan jenis penelitian, objek penelitian populasi dan pengambilan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, alat analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Waktu dan tempat penelitian Guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah Penelitian Lapanagan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang bekerja pada perusahaan BUMN yang ada di Bandarlampung. Dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pengujian hipotesis

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI (STUDI PADA UMKM KAIN TENUN IKAT TROSO JEPARA)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI (STUDI PADA UMKM KAIN TENUN IKAT TROSO JEPARA) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI (STUDI PADA UMKM KAIN TENUN IKAT TROSO JEPARA) 1 Nita Andriani dan 2 Zuliyati 1,2 Fakultas Ekonomi Progdi Akuntansi, Universitas Muria Kudus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan perubahan yang begitu cepat. Persaingan yang semakin ketat dan semua perusahaan berusaha bertahan agar mampu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PIRT Insan Mandiri yang berlokasi di desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Suka Fajar yang beralamat jalan Soekarno Hatta Kav. 140 Pekanbaru, dan Objek penelitian adalah konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh atau hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. berlokasi di Jl Jamin Ginting, Km 10 No. 21, Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh atau hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. berlokasi di Jl Jamin Ginting, Km 10 No. 21, Medan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan lokasi, waktu penelitian. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2005), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian 3.1.1 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

Lebih terperinci